Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer Vol. 1, No. 12, Desember 2017, hlm. 1632-1641
e-ISSN: 2548-964X http://j-ptiik.ub.ac.id
Implementasi Metode Dempster Shafer dalam Mendiagnosa Penyakit Tanaman Jeruk Salam Maulana1, Nurul Hidayat2, Edy Santoso3 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Tanaman Jeruk merupakan salah satu komoditas unggulan nasional yang mempunyai peran penting dalam peningkatan devisa negara. Berdasarkan data dari Badan Litbang Pertanian Indonesia (2015) Pertumbuham impor jeruk sebesar 11% tiap tahun dalam sepuluh tahun ini membuat Indonesia menjadi pangsa pasar yang menjanjikan bagi negara lain dalam memasarkan produknya. Hal ini seharusnya mendorong para petani khususnya petani tanaman jeruk harus berinovasi agar tidak kalah bersaing dengan hasil produk impor. Banyak masyarakat yang mencoba untuk membudidayakan tanaman jeruk. Tetapi semakin banyaknya petani yang mencoba membudidayakan tanaman jeruk tidak diimbangi dengan pengetahuan mengenai cara menangani tanaman jeruk apabila terserang penyakit. Banyak kendala–kendala para petani dalam menanam atau membudidayakan tanaman jeruk. Salah satu kendalanya yaitu penyakit yang menyerang tanaman jeruk. Hama penyakit tanaman jeruk merupakan OPT (Organisme Pangganggu Tanaman) yang harus diperhatikan, karena dapat mempengaruhi kondisi maupun produktifitas tanaman jeruk. Organisme Pangganggu Tanaman tersebut selain sebagai hama juga sebagai vektor pembawa penyakit. Dalam penelitian kali ini, sistem dikembangkan menggunakan metode Dempster-Shafer sebagai media diagnosis penyakit tanaman jeruk. Tujuan dari penelitian ini untuk membantu pengguna sistem khususnya para petani tanaman jeruk agar dapat mengetahui atau mengidentifikasi penyakit ketika tanaman jeruk terkena penyakit serta cara menanggulanginya. Dari kasus uji coba yang telah dilakukan dari 30 data uji, didapatkan hasil pengujian akurasi sebesar 90% menunjukkan bahwa aplikasi berfungsi dengan baik sesuai dengan metode Dempster-shafer Dempstershafer. Kata kunci: Penyakit tanaman jeruk, Dempster Shafer. Abstract Citrus Plants is one of the national commodities that has an imporant role in increasing the country's foreign exchange. According to the data from Badan Litbang Pertanian Indonesia (2015), the increase imports of citrus by 11% anually in a span of a decade, makes Indonesia become a promising International markets. It should encourage farmers, especially citrus farmers to innovate in order to compete with imported goods. Many people are trying to cultivate citrus crops. However, it is not balanced with the knowledge of how to deal with crops diseasaes. There are many problems regarding citrus plants faced by farmers, one of which is pest problem that needs special attention, for it affects the production and cause diseases. In this research, the system was developed using Dempster-Shafer method as disease detector. The data were collected using interview related to theory. The results of this research is a plant disease-diagnostic system utilizing Demspter-Shafer method that detect simptom, cause, and solution; and it is based on theory of the experts. Based on the tests that had been done, it was found that the acuracy reached 90% that indicates the system was functioning properly using Dempster-shafer. Keywords: The Citrus plant disease, Dempster-Shafer mempunyai peran penting dalam peningkatan devisa negara. Tanaman Jeruk dapat tumbuh dan dibudidayakan oleh petani di dataran rendah hingga dataran tinggi dengan varietas atau spesies komersial yang
1. PENDAHULUAN Tanaman Jeruk merupakan salah satu komoditas unggulan nasional yang Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya
1632
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
berbeda dan dapat dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat baik masyarakat dengan pendapatan rendah hingga yang berpenghasilan tinggi. Badan Litbang Pertanian Indonesia (2015) mengungkapkan bahwa produktivitas usaha tani jeruk nasional cukup tinggi, yaitu berkisar 17-25 ton/ha dari potensi 25-40 ton per ha. Pada tahun 2004, luas panen jeruk mencapai 70.000 ha dengan total produksi sebesar 1,600,000 ton, sekaligus menempatkan posisi Indonesia sebagai negara penghasil utama jeruk dunia ke 13 setelah Vietnam. Dengan telah diberlakukannya pasar perdagangan bebas di Asia Tenggara membuat serbuan produk impor dari negara–negara tetangga semakin besar, salah satunya komoditi tanaman jeruk. Pertumbuham impor jeruk sebesar 11% tiap tahun dalam sepuluh tahun ini membuat Indonesia menjadi pangsa pasar yang menjanjikan bagi negara lain dalam memasarkan produknya. Hal ini seharusnya mendorong para petani khususnya petani tanaman jeruk untuk berinovasi agar tidak kalah bersaing dengan hasil produk impor. Banyak masyarakat yang mencoba untuk membudidayakan tanaman jeruk. Tetapi semakin banyaknya petani yang mencoba membudidayakan tanaman jeruk tidak diimbangi dengan pengetahuan mengenai cara menangani tanaman jeruk apabila terserang oleh penyakit. Banyak kendala– kendala para petani dalam menanam atau membudidayakan tanaman jeruk, salah satu kendalanya yaitu penyakit yang menyerang tanaman jeruk. Hama penyakit tanaman jeruk merupakan OPT (Organisme Pangganggu Tanaman) yang harus diperhatikan, karena dapat mempengaruhi kondisi maupun produktifitas tanaman jeruk, lebih – lebih Organisme Pangganggu Tanaman tersebut selain sebagai hama juga sebagai vektor pembawa penyakit. Masalah yang paling menonjol adalah serangan penyakit CVPD, yang salah satunya ditularkan oleh serangga hama. Badan Litbang Pertanian Indonesia (2015) dan Pegawai Penyuluh Lapangan dari Badan Pertanian menyatakan bahwa masih terdapat petani atau masyarakat yang dalam membudidayakan tanaman jeruk tidak dibekali ilmu atau pengetahuan dalam menangani hama penyakit tanaman jeruk. Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
1633
Dikarenakan ketidaktahuan atau kurang pahamnya petani jeruk tentang penyakit yang menyerang tanaman jeruk menyebabkan petani seringkali terlambat dalam mengetahui bahwa tanaman jeruknya telah terjangkit penyakit tanaman, bahkan tidak jarang petani juga tidak tahu cara mengatasi dan penanganan pertama ketika tanaman jeruk terserang penyakit. Meskipun sudah banyak pakar spesialis penyakit jeruk tetapi pakarpun mempunyai keterbatasan seperti terbatasnya jam kerja dan banyaknya kunjungan kerja sehingga menyulitkan petani untuk melakukan konsultasi langsung. Keterbatassan tersebut dapat disiasati dengan suatu teknologi informasi yang dapat membantu meringankan pakar dengan cara mengembangkan aplikasi sistem pakar diagnosis penyakit pada tanaman jeruk berbasis web. Tujuan penelitian ini untuk memberikan informasi mengenai penyakit tanaman jeruk dan dapat mendiagnosis penyakit tanaman jeruk beserta pencegahan awalnya Penelitian mengenai penyakit tanaman jeruk sebelumnya pernah dilakukan. Penelitian yang dilakukan oleh Jaenal Arifin (2011) dengan judul Sistem Pakar untuk mengidentifikasi jenis penyakit pada tanaman Jeruk berbasis WAP (Web Acces Protocol). Sistem tersebut akan memberikan informasi dan diagnosis kepada pengguna mengenai berbagai macam jenis penyakit pada tanaman jeruk. Tetapi Aplikasi ini akan tidak efektif apabila jumlah gejala pada satu jenis penyakit terlalu banyak, misal 50 gejala, karena waktu yang dibutuhkan akan relatif panjang karena harus menjawab 50 pertanyaan untuk mendapatkan suatu kesimpulan. Pada penelitian lain Yuangga Dwi Purwita (2016) dengan judul “Pemodelan Sistem Pakar untuk mengdiagnosis Penyakit Paru pada anak dengan metode Dempster Shafer”. Dari hasil pengujian penelitian tersebut didapatkan kesimpulan bahwa sistem pakar untuk mendiagnosis penyakit paru pada anak dengan menggunakan metode Dempster Shafer memiliki tingkat keberhasilan dengan persentase sebesar 86,66%. Akurasi ini didapatkan dari keberhasilan sistem dalam mendiagnosis 13 kasus uji dengan benar dari 15 data kasus uji yang ada. Data yang digunakan merupakan
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
data yang didapatkan dari pakar dan saat ujicoba dilakukan didampingi oleh pakar langsung. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa metode Dempster-Shafer berfungsi dengan baik sesuai diagnosis pakar. Pada penelitian ini penulis mencoba mengimplementasikan metode Dempster Shafer untuk mendiagnosis penyakit tanaman jeruk dengan judul “ Implementasi Metode Dempster Shafer dalam Diagnosis Penyakit Tanaman Jeruk” dengan tujuan membantu para petani dapat mendiagnosis penyakit yang menyerang tanaman jeruk sehingga kuantitas dan produktifitas tanaman jeruk meningkat. 2. LANDASAN KEPUSTAKAAN 2.1 Metode Dempster Shafer Ada berbagai macam penalaran dengan model yang lengkap dan sangat konsisten, tetapi pada kenyataannya banyak permasalahan yang tidak dapat terselesaikan secara lengkap dan konsisten. Ketidakkonsistenan tersebut adalah akibat adanya penambahan fakta baru. Penalaran yang seperti itu disebut dengan penalaran nonmonotonis. Untuk mengatasi ketidakkonsistenan tersebut maka dapat menggunakan penalaran dengan teori Dempster-Shafer. Menurut (Sulistyohati, 2008) secara umum teori Dempster-Shafer ditulis dalam suatu interval [Belief, Plausability] Belief (Bel) adalah ukuran kekuatan evidence dalam mendukung suatu himpunan proposisi. Jika bernilai 0 maka mengindikasikan bahwa tidak ada evidence, dan jika bernilai 1 menunjukkan adanya kepastian. Plausibility (Pl) ditulis dalam persamaan 2.1. Pl(X) = 1 – Bel .............................................(2.1) Plausability juga bernilai 0 sampai 1. Jika yakin X, maka dapat dikatakan bahwa Bel (⌐x) = 1, dan Pl (x) = 0. Pada teori Dempster-Shafer dikenal adanya Frame of Discrement yang dinotasikan sebagai ϴ. Frame ini merupakan semesta pembicaraan dari sekumpulan hipotesis. Misalkan:
ϴ = {P01, P02, P03}
Dengan
P01 = Inatentif P02 = Impulsif P03 = Hiperaktif
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
1634
Tujuannya adalah mengaitkan ukuran kepercayaan elemen-elemen ϴ. Tidak semua evidence secara langsung mendukung tiap-tiap elemen. Sebagai contoh, gejala Banyak merasa khawatir hanya mendukung {P01}. Untuk itu perlu adanya probabilitas fungsi densitas (m). nilai m tidak hanya mengidentifikasikan elemen-elemen ϴ saja, namun juga semua subsetnya. Kita harus menunjukkan bahwa jumlah semua m dapat subset ϴ sama dengan 1. Apabila tidak ada informasi apapun untuk memilih keempat hipotesis tersebut, maka nilai: m{ϴ} = 1,0 Jika kemudian diketahui bahwa Banyak merasa khawatir merupakan gejala dari Inatentif dan Y juga merupakan subset dari ϴ dengan m = 0,7 maka: m{P01, P02, P03} = 0,3 = 1 – 0,3 = 0,7
m{ϴ}
Apabila diketahui X adalah subset dari ϴ, dengan m1 sebagai fungsi densitasnya dan Y juga merupakan subset dari ϴ dengan m2 sebagai fungsi densitasnya, maka dapat dibentuk fungsi kombinasi m1 dan m2 sebagai m3 sehingga didapatkan Persamaan 2.2, yaitu: ∑𝑥∩y=𝑍 𝑚1 (𝑥).𝑚2(𝑦)
mi(Z) = 1−∑𝑥∩𝑦=Øm1(x).m2(y) Keterangan: m
= Nilai Densitas (kepercayaan)
XYZ = Himpunan Evidence Ø
= Himpunan Kosong
2.2 Penyakit Tanaman Jeruk Ada beberapa penyakit tanaman yang umumnya menyerang tanaman jeruk, antara lain : a. CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration). Penyakit ini disebabkan oleh organisme, tepatnya jenis kutu loncat yang mempunyai nama ilmiah Diaphorina Citri. Penyakit ini menyerang bagian batang pohon jeruk yang ditanam. Gejala yang dialami apabila tanaman jeruk terserang CVPD antara lain rasa buah yang sangat masam, ukuran buah yang kecil dan daun berguguran. b. Tristeza Penyakit ini disebabkan oleh virus Tristeza. Gejala yang dialami antara lain pertumbuhan tanaman menjadi terhambat,
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
daun kaku dan berukuran lebih kecil dengan tepinya melengkung keatas, terjadi pemucatan tulang daun (vein clearing) berupa garis-garis putus atau memanjang pada tulang daun yang tembus cahaya 2 minggu sampai 2 bulan setelah tertular. c. Blendok Penyakit Blendok atau Diplodia merupakan salah satu penyakit utama pada jeruk. Penyakit ini disebabkan oleh jamur yang mempunyai nama ilmiah Diplodia Natalensis. Bagian yang diserang adalah batang atau cabang pohon.Gejala umum yang ditimbulkan berupa warna batang yang menjadi keabu - abuan dan juga kulit batang kering dan mengelupas d. Embun Tepung Penyakit ini umum terjadi pada waktu musim pertunasan, ditandai dengan adanya lapisan tepung putih pada bagian atas daun, yang dapat menyebabkan daun malformasi (mengering akan tetapi tidak gugur). Kumpulan tepung putih pada daun, tunas dan buah muda merupakan masa konidia jamur Oidium tingitanium yang menyerang bagian daun jeruk. e. Busuk Buah Penyakit busuk buah disebabkan oleh mikroorganisme Penicillium spp. , Phytophtora citriphora, Botryodiplodia theobromae. Bagian yg diserang adalah buah. Gejala yang dialami antara lain permukaan daun muncul bintik – bintik hitam dan pada daun timbul warna coklat. f. Busuk akar dan Pangkal Batang Penyakit ini menyerang bagian akar dan batang dari pohon jeruk. Penyakit ini umumnya menyerang pada bagian pangkal batang dekat permukaan tanah atau pada bagian sambungan antara batang atas dan bawah bibit jeruk okulasi. Gejala umum yang terlihat kulit akar membusuk, daun layu dan menyebabkan daun berguguran. g. Kanker Jeruk Penyakit kanker yang disebabkan oleh patogen Xanthomonas axonopodis pv. citri. Gejala awal berupa bercak putih pada sisi bawah daun yang lama kelamaan akan menjadi warna coklat, kadang-kadang berwarna kuning di sepanjang tepinya. Warna buah menjadi pucat, menggelembung dan buah menjadi busuk.
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
1635
3. PERANCANGAN Ada beberapa tahapan dalam pembuatan pemodelan sistem untuk diagnosa penyakit pada tanaman jeruk dengan metode Dempster-Shafer. Tahapan tersebut antara lain studi literatur, pengumpulan data, analisis kebutuhan, perancangan sistem, implementasi sistem, pengujian sistem, dan pengambilan kesimpulan. Perancangan dilakukan meliputi tiga tahap, yaitu proses analisa kebutuhan perangkat, perancangan sistem pakar dan perancangan perangkat lunak. Pada tahap analisa kebutuhan perangkat terdiri atas diagnosa aktor, analisa kebutuhan masukan, analisa kebutuhan proses, dan analisa kebutuhan keluaran. Perancangan pada sistem pakar sendiri terdiri dari perancangan akuisisi, pengetahuan, basis pengetahuan, representasi pengetahuan, basis pengetahuan, mesin inferensi, blackboard, fasilitas penjelas, dan interface user. Model Tree dari perancangan sistem pakar dapat dilihat lebih jelasnya pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Pohon Perancangan 3.1 Perancangan Perangkat Lunak Perancangan perangkat lunak ini diawali dengan diagnosa aktor-aktor yang terlibat dalam sistem pakar, penjabaran kebutuhan masukan, proses, dan keluaran. Tabel 3.1 Diagnosa Aktor Aktor
Deskripsi proses
User
Melakukan diagnosis gejala penyakit tanaman jeruk
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer Pakar
Tambah, hapus, edit data Rule Tambah, hapus, edit data gejala Tambah, hapus, edit data penyakit Tambah, hapus, edit data informasi user.
Diagnosa aktor bertujuan untuk mengetahui aktor yang terlibat dalam penggunaan sistem pakar diagnosa penyakit tanaman jeruk. Aktor yang berinteraksi dengan sistem pakar tersebut 3.2 Daftar Kebutuhan Fungsional Tabel kebutuhan fungsional memiliki penj.elasan kebutuhan yang harus disediakan oleh sistem, aktor yang berperan pada kebutuhan tersebut, serta nama proses yang menunjukkan fungsionalitasnya Tabel 3.2 Daftar Kebutuhan Fungsional ID
Requirements
Actor
FO_ 01
Pakar admin
/
Pakar admin User
/
FO_ 9
Sistem bisa menampilkan informasi jenis-jenis penyakit pada tanaman jeruk Sistem bisa melakukan login (pakar) Sistem bisa menerima data gejala yang diinputkan oleh user untuk melakukan proses diagnosa Sistem bisa menampilkan hasil diagnosa penyakit tanaman jeruk yang berdasarkan gejala yang diinputkan oleh seorang user. Sistem bisa melakukan uji diagnosa penyakit Sistem bisa menampilkan seluruh data hasil diagnosa penyakit yang diinput user maupun hasil uji diagnosa. Sistem dapat menampilkan data informasi user. Sistem bisa menyediakan antarmuka untuk memasukkan data gejala oleh seorang pakar. Sistem bisa melakukan perubahan data gejala.
FO_ 10
Sistem mampu menghapus data gejala
Pakar Admin
FO_ 02 FO_ 03
FO_ 04
FO_ 05 FO_ 06
FO_ 07 FO_ 08
Keterang an Lihat informasi
Login Proses Diagnosa
User
Lihat Hasil Diagnosa
Pakar Admin Pakar Admn
/
Pakar Admin
/
/
Pakar/Ad min
Pakar/Ad min /
Proses Diagnosa Lihat Hasil Diagnosa
Lihat Informasi user Input Data Gejala
Update Data Gejala Delete Data Gejala
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
FO_ 11
FO_ 12
FO_ 13
FO_ 14 FO_ 15
1636 Sistem bisa menyediakan antarmuka untuk memasukkan nilai Bobot. Sistem bisa menyediakan antarmuka untuk mengubah nilai Bobot. Sistem mampu menambahkan data tentang penyakit tanaman jeruk Sistem mampu melakukan perubahan data penyakit tanaman jeruk Sistem mampu menghapus data Penyakit Sistem menyediakan antarmuka logout
Pakar/Ad min
Pakar Admin
Input Nilai Bobot
/
Update Nilai Bobot
Pakar/Ad min
Input Data penyakit
Pakar/Ad min
Update Data penyakit
Pakar/Ad min
Delete Data penyakit Logout
Pakar/Ad min
3.3 Perancangan Sistem Pakar Sistem pakar pada penelitian ini digunakan untuk mendiagnosa penyakit tanaman jeruk. Metode yang diterapkan yaitu Dempster shafer. Metode Dempster-Shafer digunakan untuk proses pengambilan kesimpulan, sedangkan penulusuran jawaban untuk mencari nilai kepercayaan terbesar dari hasil perhitungan metode Dempster-Shafer menggunakan metode Forward Chaining. 3.3.1 Akuisisi Pengetahuan Akuisisi pengetahuan merupakan akumulasi, transfer, dan transformasi keahlian dalam menyelesaikan masalah dari sumber pengetahuan kedalam komputer dan meletakkannya dalam basis pengetahuan dengan format tertentu. Bahan pengetahuan dapat diperoleh dengan beberapa cara, seperti dari buku internet, maupun pengetahuan yang berasal dari pakar. Pada penelitian ini proses akuisisi pengetahuan diperoleh dari buku , jurnal dan wawancara dengan pakar. Hasilnya diperoleh Macam-macam penyakit tanaman jeruk, terdapat 7 jenis penyakit yang ditunjukkan pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Jenis Penyakit Pada Tanaman Jeruk Kode
Nama Penyakit
P01 P02 P03 P04 P05 P06 P07
Penyakit Tristeza Penyakit embun tepung (Powdery Mildew) Penyakit kanker (Botryosphaeria Sp.) Busuk buah (Gloeosporium Sp.) Busuk akar (Armilliaria Melea) Penyakit CVPD Penyakit Blendok
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
Gejala-gejala dari penyakit tanaman jeruk terdapat 20 gejala dari 7 penyakit tanaman jeruk. Gejala-gejala yang ditentukan oleh pakar disebutkan pada Tabel 3.4.
1637 Tabel 3.5 Tujuh aturan atau rule Aturan (Rule)
No R1
Tabel 3.4 Gejala Penyakit Pada Tanaman Jeruk
IF Pemucatan tulang daun ELSE Sisi daun melengkung keatas
Kode
Gejala
ELSE Pertumbuhan daun tidak teratur
G01
Permukaan daun tumbuh bintik hitam
THEN Penyakit Tristeza
G02
Daun timbul warna coklat
G03
Pemucatan tulang daun berupa garis-garis putus atau memanjang
G04
Sisi daun melengkung ke atas
G05
Pertumbuhan daun tidak teratur
G06
Pada daun atas tampak putih
G07 G08
Tunas tidak normal Berkutil coklat
G09
Daun berguguran
G10
Buah membusuk
G11
ELSE Warna Buah Pucat
Bintik warna coklat dibuah
G12
Batang Mengelupas
THEN Penyakit Kanker (Botryosphaeria Sp.)
G13
Kulit batang mongering
R2
IF Pada Daun Atas Tampak Putih ELSE Tunas Tidak Normal ELSE Berkutil Coklat THEN Penyakit Embun Tepung (Powdery Mildew) IF Buah Membusuk
R3
ELSE Daun Timbul Warna Coklat ELSE Bintik warna coklat dibuah ELSE Mengelembung
R4
IF Daun Timbul Warna Coklat
G14
Warna batang menjadi keabu – abuan.
G15
Rasa buah yang sangat masam
G16
Buah mempunyai ukuran kecil
G17
Kulit akar membusuk
G18
Daun layu
G19
Warna buah pucat
ELSE Daun Berguguran
G20
Buah Menggelembung
ELSE Kulit Akar Membusuk
ELSE Permukaan Daun Tumbuh Bintik Hitam THEN Busuk Buah (Gloeosporium Sp.) R5
IF Daun Layu
THEN Busuk Akar
3.3.2 Basis Pengetahuan Basis pengetahuan berisi tentang pengetahuan yang relevan yang diperlukan untuk memahami, merumuskan dan memecahkan persoalan Basis pengetahuan merupakan inti program dari sistem dimana basis pengetahuan merupakan representasi pengetahuan dari seorang pakar.
R6
ELSE Rasa Buah Yang Sangat Masam ELSE Daun berguguran THEN Penyakit CVPD IF Batang mengelupas R7
3.3.3 Representasi Pengetahuan Untuk memprediksi jenis penyakit yang dialami oleh tanaman jeruk maka setiap gejala yang ada perlu dianalisis dan setelah diketahui gejala yang mempengaruhi jenis penyakitnya kemudian dibuatlah aturan (rule). Dari kombinasi data gejala yang menjadi penyebab penyakit pada tanaman jeruk, maka dapat disimpulkan ada 7 (tujuh) aturan atau rule yang bisa dijelaskan dengan Tabel 3.5.
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
IF Buah Mempunyai Ukuran Yang Kecil
ELSE Daun berguguran ELSE Warna Batang Yang Menjadi Keabu - abuan THEN Penyakit Blendok
4. IMPLEMENTASI Bab ini membahas mengenai implementasi perangkat lunak berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari analisis kebutuhan dan proses perancangan perangkat lunak yang telah dibuat. Implementasi yang dibahas menggunakan bahasa pemrograman PHP dan menggunakan database PHPMyAdmin. Bahasa pemrograman PHP digunakan untuk membangun aplikasi. Database
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
PHPMyAdmin digunakan untuk menyimpan data.
6
Pada bab ini membahas mengenai proses pengujian sistem pakar diagnosa Penyakit Tanaman Jeruk yang telah dibangun. Proses pengujian yang dilakukan ialah pengujian akurasi. Pengujian akurasi digunakan untuk menguji tingkat akurasi antara perhitungan tes secara manual dengan perhitungan tes yang telah diimplementasikan menjadi sistem pakar.
7
Tabel 5.1 Hasil Pengujian Akurasi
1
2
3
4
5
Permukaan daun tumbuh bintik hitam Daun timbul warna coklat Pemucatan tulang daun berupa garisgaris putus / memanjang
5.1 Pengujian Akurasi
Gejala
5. PENGUJIAN DAN ANALISIS
No .
1638
Hasil Diagnos a Sistem
Hasil Diagnosa Pakar
8. Aku rasi
Busuk Buah
Busuk Buah
9 1
Pemucatan tulang daun berupa garisgaris putus / memanjang Pertumbuhan Daun tidak teratur Daun timbul warna coklat Sisi daun melengkung ke atas Pertumbuhan daun tidak teratur Tunas Tidak normal Berkutil coklat Pada daun atas tampak putih Berkutil coklat Bintik warna coklat Daun berguguran Batang mengelupas
10
Tristeza
Tristeza
1 11
12
Embun Tepung
Embun Tepung
1
Embun tepung
Embun Tepung
13
14
1
15 Blendok
Blendok
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
1
Daun berguguran Buah membusuk Bintik warna coklat Buah mempunyai ukuran kecil Buah Membusuk Batang Mengelupas Kulit batang mongering Kulit akar membusuk Daun layu Buah membusuk Buah mempunyai ukuran kecil Rasa Buah sangat masam Rasa buah yang sangat masam Buah mempunyai ukuran kecil Warna Buah pucat Pada daun atas tampak putih Daun berguguran Buah membusuk Daun berguguran Batang mengelupas Kulit batang mengering Tunas Tidak Normal Berkutil Coklat Tunas tidak beraturan Daun berguguran Kulit akar membusuk Daun layu Daun timbul warna coklat Tunas tidak normal Buah membusuk
Kanker Jeruk
CPVD
0
Busuk akar & Pangkal Batang
Busuk akar & Pangkal Batang
1
CVPD
CVPD
1
CVPD
CVPD
1
Embun Tepung
Embun Tepung
1
Kanker Jeruk
Kanker Jeruk
1
Embun Tepung
Blendok
0
Embun Tepung
Embun Tepung
1
Busuk akar & Pangkal Batang
Busuk akar & Pangkal Batang
1
Kanker Jeruk
Kanker Jeruk
1
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 16
17
18
19
20
21
22
Pemucatan tulang daun berupa garisgaris putus / memanjang Sisi daun melengkung keatas Bintik warna coklat dibuah Buah membusuk Batang mengelupas Kulit batang mengering Warna batang menjadi keabu – abuan Rasa buah yang sangat masam Buah mempunyai ukuran kecil Sisi daun menggulung ke atas Pertumbuha n daun tidak teratur Pemucatan tulang daun berupa garis-garis putus / memanjang Permukaan daun tumbuh bintik hitam Sisi daun melengkukn g keatas Pertumbuha n daun tidak teratur Tunas tidak normal Pemucatan tulang daun berupa garisgaris putus / memanjang Kulit batang mengering Pada daun atas tampak putih Sisi daun melengkung keatas
1639
Tristeza
Tristeza
1 23
Kanker Jeruk
Kanker Jeruk
1
24 Blendok
Blendok
1 25
CVPD
CVPD
1
26
Tristeza
Tristeza
1
27
Tristeza
Tristeza
1 28
29
Tristeza
Embun Tepung
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
0
30
Pertumbuhan daun tidak teratur Buah membusuk Daun berguguran Rasa buah sangat masam Warna buah pucat Buah menggelemb ung Bintik warna coklat pada buah Buah membusuk Pada daun atas tampak putih Tunas tidak normal Sisi daun melengkung keatas Tunas tidak normal Daun berguguran Bintik warna coklat pada buah Kulit batang mengering Permukaan daun tumbuh bintik hitam Daun timhul warna coklat Pertumbuhan daun tidak teratur Buah membusuk Daun berguguran Batang mengering Warna buah pucat Buah menggelemb ung Buah berukuran kecil Warna buah pucat Buah menggelemb ung
CVPD
CVPD
1
Kanker jeruk
Kanker jeruk
1
Embun tepung
Embun Tepung
1
Embun Tepung
Embun Tepung
1
Busuk Buah
Busuk buah
1
Kanker Jeruk
Kanker Jeruk
1
Kanker Jeruk
Kanker Jeruk
1
Busuk akar dan pangkal batang
Busuk akar dan pangkal batang
1
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
5.2 Hasil Pengujian Akurasi Proses analisa dari pengujian akurasi sistem diagnosa penyakit tanaman jeruk menggunakan metode Dempster Shafer dilakukan berdasarkan percocokan hasil diagnosa pakar dengan hasil diagnosa sistem pada Tabel 5.2 berdasarkan 30 data yang diuji adalah 90%. Nilai persentase tersebut diperoleh dari pembagian data yang benar sebanyak 27 dari 30 data kasus sebenarnya. Hasil perbedaan antara data sebenarnya dengan perhitungan karenaada beberapa hal yaitu: 1. Pada kasus no. 6 hasil diagnosa sistem saat pencocokan menemukan gejala–gejala terdiagnosa pada 2 jenis penyakit. Lalu dilakukan perhitungan bobot dari masingmasing penyakit tersebut, sistem menghasilkan output berupa penyakit kanker jeruk. Sedangkan menurut diagnosa pakar, gejala yang diinputkan user lebih menjurus pada penyakit CVPD. 2. Pada kasus no. 12 hasil diagnosa sistem saat pencocokan menemukan 4 gejala pada diagnosa penyakit. Lalu dilakukan perhitungan bobot dari masing-masing penyakit tersebut, sistem menghasilkan output berupa penyakit Embun Tepung. Sedangkan menurut diagnosa pakar, gejala yang diinputkan user lebih menjurus pada penyakit Blendok. Karena menurut pakar gejala batang mengelupas dan batang mengering merupakan ciri khas penyakit blendok yang menyerang tanaman jeruk pada bagian batangnya. 3. Pada kasus no. 22 hasil diagnosa sistem saat pencocokan menemukan 6 gejala pada diagnosa penyakit. Lalu dilakukan perhitungan bobot dari masing-masing penyakit tersebut, sistem menghasilkan output berupa penyakit Tristeza, sedangkan menurut diagnosa pakar, gejala yang diinputkan user lebih menjurus pada penyakit Embun. Menurut pakar ketika tanaman jeruk terserang penyakit dan mengalami gejala sisi daun atas tampak putih maka bisa dipastikan jeruk tersebut terserang penyakit Embun Tepung. 6. KESIMPULAN Berdasarkan hasil perancangan dan pengujian yang dilakukan pada Pemodelan Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Tanaman Jeruk dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
1640
Sistem diagnosa penyakit tanaman jeruk dilakukan sebagai salah satu cara untuk melakukan diagnosa terhadap penyakit tanamam jeruk. Sistem ini telah menggunakan metode Dempster shafer dengan cara menghitung nilai bobot setiap penyakit berdasarkan jurnal dan interpretasi pakar. Kemudian sistem akan memilih penyakit dengan nilai bobot terbesar, Sehingga menghasilkan persentase hasil akhir keluaran sistem. Berdasarkan hasil pengujian akurasi bahwa keakurasian hasil keluaran sistem dengan diagnosa pakar adalah 90%. Ketidakakurasian sistem pakar ini sebesar 10% yang dapat disebabkan oleh beberapa kemungkinan, yaitu subyektifitas pakar dalam pemberian nilai kepercayaan gejala penyakit dikarenakan keyakinan tiap pakar berbeda dan masukan data gejala fakta yang komplikasi dengan penyakit yang belum terdapat pada sistem.
7. DAFTAR PUSTAKA Arifin, Jaenal. 2011.. “Sistem Pakar Untuk Mengdiagnosa Jenis Penyakit Pada Tanaman Jeruk Berbasis WAP”. Sekolah Tinggi Teknik Surabaya. Surabaya. Arief, M.Rudianto. 2011. “Pemrograman Web Dinamis Menggunakan Php dan Mysql”. Andi Offset. Yogyakarta Badan penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. 2005. “Prospek Dan Arah Pengembangan Agribisnis Jeruk”. Jakarta. Connolly, T., Begg, C. 2010. “Database Systems: a practical approach to design, implementation, and management. 5th Edition”. Pearson Education. United State of America. Kanisius, Aksi Agraris. 1994. “Budidaya Tanaman Jeruk” Kusumadewi Sri. 2003. “Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya)”. Graha Ilmu. Yogyakarta. Muhammad, Arhami. 2006. “Konsep Dasar Sistem Pakar”. Andi Offset. Purwita, Yuangga Dwi. 2016. “Pemodelan Sistem Pakar untuk mengdiagnosis Penyakit Paru pada anak dengan metode Dempster Shafer”. Univerista Brawijaya
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
Malang. Sulistyohati, A., 2008. “Aplikasi Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Ginjal dengan Metode Dempster-Shafer”. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta. Wijaya, Rani Anugrah. 2016. “Sistem Pakar Pendeteksi dan Penanganan dini Penyakit Kulit pada anak dengan metode Dempster Shafer”. Univerista Brawijaya Malang.
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
1641