PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
IMPLEMENTASI DAN PERBANDINGAN UNJUK KERJA ACCESS POINT DENGAN MENGGUNAKAN FIRMWARE OPEN SOURCE SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Program Studi Teknik Informatika
Disusun oleh Paulus Agung Wahyu Nugroho 105314041
PRODI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
IMPLEMENTATION AND COMPARISON OF ACCESS POINT WITH OPEN SOURCE FIRMWARE PERFOMANCE THESIS Presented as Partial Fulfillment of the Requirements To Obtain the Sarjana Komputer Degree In Informatics Engineering
By: Paulus Agung Wahyu Nugroho 105314041
INFORMATIC ENGINEERING STUDY PROGRAM DEPARTMENT OF INFORMATICS ENGINEERING FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSETUJUAN
TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI DAN PERBANDINGAN UNJUK KERJA ACCESS POINT DENGAN MENGGUNAKAN FIRMWARE OPEN SOURCE
Oleh: Paulus Agung Wahyu Nugroho 105314041
Telah disetujui oleh : Pembimbing,
B. Herry Suharto, S.T., M.Kom.
Tanggal : __________________
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKRIPSI IMPLEMENTASI DAN PERBANDINGAN UNJUK KERJA ACCESS POINT DENGAN MENGGUNAKAN FIRMWARE OPEN SOURCE
Dipersiapkan dan ditulis oleh: Paulus Agung Wahyu Nugroho NIM: 105314076
Telah dipertahankan di depan panitia penguji pada tanggal 18 Maret 2015 dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji Nama Lengkap
Tanda Tangan
Ketua
Puspaningtyas Sanjoyo Adi, S.T., M.T.
…………………
Sekretaris
Stephanus Yudianto Asmoro, S.T., M.kom.
..……………….
Anggota
B. Herry Suharto, S.T., M.Kom.
…………………
Yogyakarta, ………………….. Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Dekan,
Paulina Heruningsih Prima Rosa S.Si., M.Sc.
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan kepada:
Tuhan Yesus Kristus, menyelesaikan semuanya.
terimakasih
sudah
dipercayakan
untuk
Keluarga tercinta, bapak, ibuk, dan kakak-kakak ku. Terimakasih atas dukungan moral dan doanya.
Teman-teman Teknik Informatika 2010 yang tidak dapat disebut satu per satu. Terimakasih untuk semua dukungan dan semangatnya.
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa di dalam skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 18 Maret 2015 Penulis
Paulus Agung Wahyu Nugroho
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Paulus Agung Wahyu Nugroho NIM
: 105314041
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:
IMPLEMENTASI DAN PERBANDINGAN UNJUK KERJA ACCESS POINT DENGAN MENGGUNAKAN FIRMWARE OPEN SOURCE
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencamtumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta, Pada tanggal: 18 Maret 2015 Yang menyatakan,
(Paulus Agung Wahyu Nugroho)
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK
Akses Point (AP) adalah sebuah node yang telah dikonfigurasi secara khusus pada sebuah Wireless Local Area Network (WLAN). AP bertindak sebagai pusat pemancar dan penerima untuk sinyal-sinyal radio WLAN. Kinerja dari sebuah AP tidak hanya ditentukan oleh spesifikasi perangkat keras yang ada didalam AP tersebut, tetapi sebuah firmware dalam AP juga ikut mempengaruhi kinerja AP tersebut. Firmware standar dalam sebuah AP masih memiliki banyak kekurangan seperti, kompatibilitas terhadap modem yang terbatas, koneksi yang kurang stabil, panas yang berlebih pada perangkat AP, keamanan yang kurang, fitur yang dibatasi seperti antar muka dan kontrol yang dibatasi. Dari latar belakang masalah tersebut penulis mengganti firmware standar dari AP dengan firmware open source dengan harapan mampu untuk menutupi atau mengurangi kekurangan yang ada di dalam firmware standar AP. Hasil akhir yang diperoleh dalam penelitian adalah AP dengan firmware open source mampu memberikan peningkatan stabilitas dan keamanan yang lebih baik jika dibandingkan dengan firmware standar, selain itu firmware open source memberikan fitur-fitur yang lebih banyak jika dibandingkan dengan firmware standar, serta tampilan antar muka yang lebih informative dibandingkan dengan firmware standar.
Kata kunci : AP, Wireless, Firmware, DD-WRT
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT Access Point (AP) is a node has been configured specifically to a Wireless Local Area Network (WLAN). AP acts as a central transmitter and receiver of WLAN radio signals. AP performance is not only determined by the hardware specifications, but a firmware in the AP also influence the performance of the AP. AP with firmware standar has many shortcomings, such as the limited compatibility of the modem, which is less stable connection, excessive heat on the AP device, security is lacking, limitation features such as interface and controls are limited. Depend on that reason writer replace the standar firmware on AP with open source firmware with the hope of being able to cover or reduce the existing deficiencies in the standard firmware AP. The final results from research, AP with open source firmware is able to provide increased stability and better security when compared with standard firmware, in addition open source firmware provides features more when compared with standard firmware, and display interface more informative than the standard firmware.
Keyword : AP, Wireless, Firmware, DD-WRT
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji sukur kepada Tuhan Yesus Kristus, atas segala berkat anugerah yang telah diberikan, sehingga penulis dapat peneyelsaikan Tugas Akhir “Implementasi Dan Perbandingan Unjuk Kerja Access Point Dengan Menggunakan Firmware Open Source” ini dengan baik dan lancar. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis baik selama penelitian maupun saat pengerjaan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan di antaranya kepada: 1. Tuhan Yesus Kristus, yang telah menjawab semua doa-doa penulis dan mencurahkan berkat sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. 2. Bapak B. Herry Suharto, S.T., M.Kom., selaku dosen pembimbing tugas akhir penulis. 3. Orang tua, FX Sumdahi P, dan Fransiska Romana P, atas dukungan doa dan semangatnya. 4. Para kakak kandungku, terutama mba Novensia Utami Ningsih dan mas Lorensius Edi Purwantoro atas dukungan dana, semangat dan moralnya. 5. Mas adit untuk pinjaman alat mikrotiknya dan dukungan doa dan semangatnya. 6. Natalia Handayani untuk semangat, doa, dan bantuannya dalam bergbagai hal.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7. Teman-teman @_HMPS 2010 dan teman-teman seleuruh angkatan 2010 atas dukungan moralnya. 8. Lingkungan Santo Antonius malangan untuk doa dan semangat yang diberikannya. 9. Dan Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu penulis dalam pengerjaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberi inspirasi bagi pembaca. Penulis,
Paulus Agung Wahyu Nugroho
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. i HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. iv LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................ v ABSTRACT ......................................................................................................... vii DAFTAR ISI.......................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii BAB I ...................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 1.1 Latar belakang ............................................................................................... 1 1.2 Rumusan masalah .......................................................................................... 2 1.3 Tujuan............................................................................................................ 2 1.4 Batasan Masalah ............................................................................................ 3 1.5 Metode Penelitian .......................................................................................... 3 BAB II ..................................................................................................................... 5 LANDASAN TEORI .............................................................................................. 5 2.1 Wireless Local Area Network ....................................................................... 5 2.2 Standar IEEE ................................................................................................. 6 2.3 Firmware ....................................................................................................... 9 2.4 DD-WRT Firmware .................................................................................... 12 2.5 Paramater Performa Jaringan ...................................................................... 12 2.6 MTU (Maximum Transfer Unit) ................................................................. 15 2.7 DHCP .......................................................................................................... 17 2.8 ARP ............................................................................................................. 21 2.9 FTP .............................................................................................................. 24 2.10 WEP, WPA, WPA-PSK ............................................................................ 25 2.11 PORT FORWARDING............................................................................. 29 2.12 HPING3 ..................................................................................................... 29 2.13 TCP dan UDP ............................................................................................ 31
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.14 WDS .......................................................................................................... 35 2.15 DMZ .......................................................................................................... 37 2.16 VPN ........................................................................................................... 39 2.16.1 PPTP ................................................................................................... 40 2.16.2 PPPOE ................................................................................................ 41 2.16.3 L2TP ................................................................................................... 42 2.17 Access Point (AP) ..................................................................................... 43 2.17.1 Mode Root .......................................................................................... 43 2.17.2 Mode Repeater .................................................................................... 44 2.17.3 Mode Bridge ....................................................................................... 44 2.18 IPERF ........................................................................................................ 44 2.19 DDoS ......................................................................................................... 45 2.20 UPnP.......................................................................................................... 48 BAB III ................................................................................................................. 51 PERANCANGAN ................................................................................................ 51 3.1
Spesifikasi Alat ...................................................................................... 51
3.1.2 Spesifikasi Hardware ............................................................................ 51 3.1.2.1 AP TP-LINK MR3020 ................................................................... 51 3.1.2.2 Modem TL-WN721N .................................................................... 54 3.1.2.3 Modem ATHEROS AR9285 ......................................................... 55 3.2
Diagram Alir Desain Pengujian ............................................................. 56
3.3
Skenario Penelitian ................................................................................. 58
3.3.1 Pengujian Transfer Data (Menggunakan iPerf) .................................... 58 3.3.1.1 Menguji Kecepatan Ethernet Card dan Compabilitas Ethernet Card. .................................................................................................................... 58 3.3.1.2 Menguji Kecapatan AP Pada Konfigugurasi IEEE 802.11n, IEEE 802.11g, IEEE 802.11b .............................................................................. 59 3.3.1.3 Menguji Kecepatan Fitur Wireless Modes Pada Mode 3G Router Dengan Koneksi Automatic DHCP dan Static IP ...................................... 60 3.3.1.4 Menguji Kecepatan Fitur Wireless Modes Pada Mode 3G Router Dengan Koneksi PPTP, PPPOE dan L2TP ................................................ 60 3.3.1.5 Menguji Fitur WISP (Wireless Internet Service Provider) ............ 61 3.3.1.6 Menguji Kecepatan Fitur AP Mode (Access Point Mode) ............ 62 3.3.1.7 Menguji Kecepatan Wireless Dalam Mode Authentication WEP, WPA-PSK/WPA2-PSK ............................................................................. 63
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.3.1.8 Menguji Kecepetan Transfer Data Advance Routing .................... 64 3.3.1.9 Bandwidth Control ......................................................................... 65 3.3.1.10 Pengujian Kecepatan Dalam Mode WDS .................................... 66 3.3.2 Pengujian Fitur Kemanan (Menggunakan Hping3) .............................. 67 3.3.2.1 Forbid Ping From Wan atau Black anynomous WAN Request (ping) .......................................................................................................... 67 3.3.2.2 Forbid Ping From LAN Port to Router .......................................... 68 3.3.2.3 Remote Management ..................................................................... 68 3.3.2.4 Local Management......................................................................... 69 3.3.2.5 DDoS (Distributed Denial of Service) ........................................... 70 3.3.2.5.1 DDoS Dari Dalam AP ............................................................. 70 3.3.2.5.2 DDoS Dari Luar AP ................................................................ 71 3.3.3 Pengujian Fitur Berdasarkan Fungsionalitas ........................................ 72 3.3.3.1 DHCP Server ................................................................................. 72 3.3.3.2 DHCP Client List ........................................................................... 73 3.3.3.3 Address Reservation ...................................................................... 73 33.3.4 Virtual Server (Port Forwarding) .................................................... 74 3.3.3.5 DMZ ............................................................................................... 75 3.3.3.6 UPnP .............................................................................................. 76 3.3.3.7 Pengujian Terhadap Fitur Parental Control, Host List, Target, Access Schedule, Rule Management ......................................................... 77 3.3.3.8 IP dan MAC Binding ..................................................................... 79 3.3.3.9 WPS ............................................................................................... 80 3.3.3.10 AP Isolated ................................................................................... 81 3.3.3.11 Wireless Mac Filtering ................................................................. 82 3.3.4 Pengujian Kompabilitas Terhadap Modem .......................................... 82 BAB IV ................................................................................................................. 84 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN ................................................................ 84 4.1 Menguji Fitur Transfer Data (Menggunakan iPerf) .................................... 84 4.1.1 Menguji Fitur Ethernet Card AP .......................................................... 84 4.1.1.1 Pengujian Ethernet Card 100 Mbps Full Duplex .......................... 84 4.1.1.2 Pengujian Ethernet Card 100 Mbps Half Duplex .......................... 84 4.1.1.3 Pengujian Ethernet Card 10 Mbps Full Duplex ............................. 85 4.1.1.4 Pengujian Ethernet Card 10 Mbps Half Duplex ............................ 85
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.1.2 Pengujian Fitur WLAN (Wireless LAN) ................................................ 86 4.1.2.1 Pengujian WLAN 11b ..................................................................... 86 4.1.2.1.2 Pengujian WLAN 11b ch6 ....................................................... 87 4.1.2.1.3 Pengujian WLAN 11b ch11 ..................................................... 89 4.1.2.2 Pengujian WLAN 11g ..................................................................... 90 4.1.2.2.1 Pengujian WLAN 11g ch1 ....................................................... 90 4.1.2.2.2 Pengujian WLAN 11g ch6 ....................................................... 91 4.1.2.2.3 Pengujian WLAN 11g ch11 ..................................................... 93 4.1.2.3 Pengujian WLAN 11n.................................................................... 94 4.1.2.3.1 Pengujial WLAN 11n ch4 ....................................................... 94 4.1.2.3.2 Pengujial WLAN 11n ch11 ..................................................... 96 4.1.3 Pengujian Kecepatan Fitur Wireless Modes Pada Mode 3G Router Dengan Koneksi Automatic DHCP, Static IP, PPTP, PPoE, L2TP .............. 97 4.1.3.1 Pengujian Kecepatan Dengan Koneksi Automatic DHCP ............ 97 4.1.3.2 Pengujian Kecepatan Dengan Koneksi Static ................................ 98 4.1.3.3 Pengujian Kecepatan Pada Fitur PPTP .......................................... 99 4.1.3.4 Pengujian Kecepatan Pada Fitur PPoE ........................................ 101 4.1.3.5 Pengujian Kecepatan Pada Fitur L2TP ........................................ 102 4.1.4 Pengujian Fitur WISP ......................................................................... 103 4.1.5 Pengujian Kecepatan Fitur AP Mode ................................................. 104 4.1.6 Pengujian Kecepatan WLAN Menggunakan Authentication WEP, WPA-PSK/WPA2-PSK ............................................................................... 105 4.1.6.1 Pengujian Menggunakan Authentication WEP Open System 64 bit .................................................................................................................. 105 4.1.6.2 Pengujian Menggunakan Authentication WEP Open System 128 bit .................................................................................................................. 106 4.1.6.3 Pengujian Menggunakan Authentication WEP Shared Key 64 bit .................................................................................................................. 108 4.1.6.4 Pengujian Menggunakan Authentication WEP Shared Key 128 bit .................................................................................................................. 109 4.1.6.5 Pengujian Menggunakan Authentication WPA TKIP ................. 110 4.1.6.6 Pengujian Menggunakan Authentication WPA AES................... 111 4.1.6.7 Pengujian Menggunakan Authentication WPA2 TKIP ............... 113 4.1.6.8 Pengujian Menggunakan Authentication WPA2 AES................. 114 4.1.7 Pengujian Kecepatan Pada Fitur Advance Routing ............................ 115
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.1.8 Pengujian Kecepatan Pada Fitur Bandwidth Control ......................... 116 4.1.9 Pengujian Kecepatan Pada Fitur WDS (Wireless Distributed System) 120 4.2 Pengujian Fitur Keamanan ........................................................................ 121 4.2.1 Pengujian Forbid Ping From Wan atau Black anynomous WAN Request ........................................................................................................ 121 4.2.2 Pengujian Forbid Ping From LAN Port to Router .............................. 121 4.2.3 Pengujian Remote Management ......................................................... 122 4.2.4 Pengujian Local Management ............................................................ 122 4.2.5 Pengujian DDoS (Distributed Denial of Service) ............................... 123 4.2.5.1 Pengujian Serangan DDoS dari Dalam AP .................................. 123 4.2.5.2 DDoS Dari Luar AP ..................................................................... 125 4.3 Pengujian Fitur Berdasarkan Fungsionalitas ............................................. 127 4.4 Pengujian Kompabilitas Terhadap Modem ............................................... 129 4.5 Tabel Perbandingan Data dan Fitur Firmware Standar Dan Firmware DDWRT ................................................................................................................ 130 BAB V ................................................................................................................ 139 KESIMPULAN DAN PENUTUP ...................................................................... 139 5.1 Kesimpulan................................................................................................ 139 5.2 Saran .......................................................................................................... 141 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 142 LAMPIRAN ........................................................................................................ 145
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Osi Layer...............................................................................................6 Gambar 2.2 802.11 Network Standar (Source Wikipedia).......................................9 Gambar 2.3 Diagram Datagram IP..........................................................................15 Gambar 2.4 ARP.....................................................................................................23 Gambar 2.5 ARP Proses.........................................................................................24
Gambar 3.1 Bentuk fisik AP TP-LINK MR3020...................................................53 Gambar 3.2 Bentuk dari Modem TL-WN721.........................................................54 Gambar 3.3 Spesifikasi modem TL-WN721..........................................................54 Gambar 3.4 Bentuk chipset qualcom beserta spesifikasinya..................................55 Gambar 3.5 Alur Desain Pengujian........................................................................57 Gambar 3.6 Menguji Kecepatan dan kompabilitas ethernet...................................58 Gambar 3.7 Skenario Menguji kecepatan AP pada mode b, g, n............................59 Gambar 3.8 Pengujian Pada Mode Automatic DHCP dan Static IP.......................60 Gambar 3.9 Pengujian Dengan Menggunakan Koneksi PPTP, PPOE, L2TP........61 Gambar 3.10 Pengujian WISP................................................................................62 Gambar 3.11 Pengujian AP Mode..........................................................................63 Gambar 3.12 Pengujian WPE, WPA/WPA2-PSK..................................................64 Gambar 3.13 Advance Routing..............................................................................65 Gambar 3.14 Bandwidth Control............................................................................66 Gambar 3.15 Pengujian WDS.................................................................................66 Gambar 3.16 Forbid Ping From Wan Request........................................................67 Gambar 3.17 Forbid Ping From Lan Port................................................................68 Gambar 3.18 Remorte Management.......................................................................68 Gambar 3.19 Local Management............................................................................69 Gambar 3.20 DDoS Dari Dalam AP.......................................................................70 Gambar 3.21 DDoS Dari Luar AP..........................................................................71 Gambar 3.22 Pengujian DHCP Server....................................................................72 Gambar 3.23 Pengujian Address Reservation.........................................................74 Gambar 3.24 Pengujian Port forwading..................................................................75 xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 3.25 Pengujian DMZ.................................................................................76 Gambar 3.26 Pengujian UPnP................................................................................77 Gambar 3.27 Parental Control, Host List, Access Schedule...................................79 Gambar 3.28 IP dan MAC Binding.........................................................................80 Gambar 3.29 Pengujian WPS.................................................................................80 Gambar 3.30 Pengujian AP Isolated.......................................................................81 Gambar 3.31 Wireless MAC Filtering....................................................................82 Gambar 3.32 Pengujian Menggunakan Modem Dial up.........................................83
Gambar 4.1 Pengujian WLAN 11b ch 1.................................................................86 Gambar 4.2 Pengujian WLAN 11b ch 6.................................................................87 Gambar 4.3 Pengujian WLAN 11b ch 11...............................................................89 Gambar 4.4 Pengujian WLAN 11g ch 1.................................................................90 Gambar 4.5 Pengujian WLAN 11g ch 6.................................................................91 Gambar 4.6 Pengujian WLAN 11g ch 11...............................................................93 Gambar 4.7 Pengujian WLAN 11n ch 4.................................................................94 Gambar 4.8 Pengujian WLAN 11n ch 11...............................................................96 Gambar 4.9 Pengujian Menggunakan Automatic DHCP.......................................97 Gambar 4.10 Pengujian Menggunakan IP Static.....................................................98 Gambar 4.11 Pengujian Menggunakan PPTP.........................................................99 Gambar 4.12 Pengujian Menggunakan PPPoE.....................................................101 Gambar 4.13 Pengujian Menggunakan L2TP.......................................................102 Gambar 4.14 Pengujian WISP (Wireless Internet Service Provider)...................103 Gambar 4.15 Pengujian AP mode/ DHCP Forwader............................................104 Gambar 4.16 Pengujian WEP Open System 64 bit...............................................105 Gambar 4.17 Pengujian WEP open system 128 bit..............................................106 Gambar 4.18 Pengujian WEP 64 bit Shared Key Hexadecimal...........................108 Gambar 4.19 Pengujian WEP 128 bit Shared Key Hexadecimal.........................109 Gambar 4.20 Pengujian WPA TKIP.....................................................................110 Gambar 4.21 Pengujian WPA AES......................................................................111 Gambar 4.22 Pengujian Fitur WPA2 TKIP..........................................................113
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 4.23 Pengujian Fitur WPA2 AES............................................................114 Gambar 4.24 Grafik Pengujian Advance Routing.................................................115 Gambar 4.25 Pengujian Download Bandwidth Control........................................116 Gambar 4.26 Pengujian Upload Bandwidth Control.............................................118 Gambar 4.27 Grafik Pengujian WDS....................................................................120 Gambar 4.28 IP WAN AP Diping Oleh Client.....................................................121 Gambar 4.29 Hasil Pengujian Remote Management Firmware Standar..............122 Gambar 4.30 Hasil Pengujian Remote Management Firmware DD-WRT...........122
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 MTU Tabel.............................................................................................16
Tabel 3.1 Fitur dan Spesifikasi TP-LINK MR3020...............................................53 Tabel 3.2 Spesifikasi Atheros AR9285..................................................................56
Tabel 4.1 Pengujian Ethernet Card 100 Mbps full duplex.....................................84 Tabel 4.2 Pengujian Ethernet Card 100 Mbps half duplex....................................84 Tabel 4.3 Pengujian Ethernet Card 10 Mbps full duplex.......................................85 Tabel 4.4 Pengujian Ethernet Card 10 Mbps half duplex......................................85 Tabel 4.5 Pengujian WLAN 11b ch 1....................................................................86 Tabel 4.6 Pengujian WLAN 11b ch 6....................................................................88 Tabel 4.7 Pengujian WLAN 11b ch 11..................................................................89 Tabel 4.8 Pengujian WLAN 11g ch 1....................................................................90 Tabel 4.9 Pengujian WLAN 11g ch 6....................................................................92 Tabel 4.10 Pengujian WLAN 11g ch 11................................................................93 Tabel 4.11 WLAN 11n ch 4...................................................................................94 Tabel 4.12 Pengujian WLAN 11n ch 11................................................................96
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 4.13 Pengujian Menggunakan Automatic DHCP........................................97 Tabel 4.14 Pengujian Menggunakan IP Static.......................................................98 Tabel 4.15 Pengujian Menggunakan PPTP..........................................................100 Tabel 4.16 Pengujian Menggunakan PPPoE........................................................101 Tabel 4.17 Pengujian Menggunakan L2TP..........................................................102 Tabel 4.18 Pengujian WISP (Wireless Internet Service Provider)......................103 Tabel 4.19 Pengujian AP mode/ DHCP Forwader...............................................104 Tabel 4.20 Pengujian WEP Open System 64 bit..................................................105 Tabel 4.21 Pengujian WEP open system 128 bit.................................................107 Tabel 4.22 Pengujian WEP 64 bit Shared Key Hexadecimal..............................108 Tabel 4.23 Pengujian WEP 128 bit Shared Key Hexadecimal............................109 Tabel 4.24 Pengujian WPA TKIP........................................................................110 Tabel 4.25 Pengujian WPA AES.........................................................................112 Tabel 4.26 Pengujian Fitur WPA2 TKIP.............................................................113 Tabel 4.26 Pengujian Fitur WPA2 AES..............................................................114 Tabel 4.27 Pengujian Advance Routing...............................................................115 Tabel 4.28 Download Bandwidth Control...........................................................117 Tabel 4.29 Upload Bandwidth Control................................................................118 Tabel 4.30 Pengujian WDS..................................................................................120 Tabel 4.31 rata-rata pengakses waktu sebelum serangan dilakukan....................124 Tabel 4.32 rata-rata pengakses waktu sebelum serangan dilakukan....................125 Tabel 4.33 rata-rata pengakses waktu pada serangan TCP FLOOD....................126 Tabel 4.34 Perbandingan Fitur Berdasarkan Fungsionalitas................................127 Tabel 4.35 Fitur Yang Ada Dalam Firmware DD-WRT.....................................128 Tabel 4.36 Perbandingan Connection Time.........................................................129 Tabel 4.37 Perbandingan Kinerja dan Fitur.........................................................133
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Akses Point (AP) adalah sebuah node yang telah dikonfigurasi secara khusus pada sebuah Wireless Local Area Network (WLAN). AP bertindak sebagai pusat pemancar dan penerima untuk sinyal-sinyal radio WLAN. AP sering disebut juga base station. Sehingga client yang terhubung dengan perangkat tersebut bisa berkomunikasi satu sama lainnya dengan subnet mask yang sama. Kinerja dari sebuah AP tidak hanya ditentukan oleh spesifikasi perangkat keras yang ada didalam AP tersebut, tetapi sebuah firmware dalam AP juga ikut mempengaruhi kinerja AP tersebut. Firmware adalah sebuah perangkat lunak yang berisi program atau data, yang tersimpan pada ROM (Read Only Memory) dalam suatu perangkat keras. Firmware standar dalam sebuah AP masih memiliki banyak kekurangan seperti, kompatibilitas terhadap modem yang terbatas, koneksi yang kurang stabil, panas yang berlebih pada perangkat AP, keamanan yang kurang [1], fitur yang dibatasi seperti antar muka dan kontrol yang dibatasi [4]. Selain permasalahan tersebut, firmware standar juga jarang mendapat dukungan pengembangan dari pihak vendor, sehingga bugs yang ada dapat mengganggu kinerja dari sebuah AP.
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Penelitian akan membandingkan kinerja AP dengan firmware standar dan dengan firmware pihak ke tiga atau firmware open source. Disini penulis menggunakan firmware pihak ketiga yang bernama firmware DD-WRT alasannya karena firmware ini stabil dan sudah mendukung berbagai macam perangkat AP [4]. DD-WRT adalah sebuah firmware pihak ketiga yang dirilis dibawah pengawasan GPL untuk jenis router ieee802.11/a/b/g/h/n yang didesain berdasarkan chipset Atheros dan Broadcom. Dalam penelitian ini akan dilakukan beberapa scenario penelitian yaitu mengukur performa jaringan, keamanan, stabilitas dengan menggunakan firmware standar dan kemudian menggantinya dengan firmware DD-WRT. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu menyajikan data-data yang menunjukan kemampuan dari firmware standar dan firmware dd-wrt.
1.2 Rumusan masalah
Dari latar belakang yang dijabarkan diatas dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana kinerja AP dengan firmware standar? 2. Bagaimana kinerja AP dengan firmware dd-wrt? 3. Bagaimana performa perbandingan antara kedua firmware tersebut? 1.3 Tujuan
1. Mengetahui kinerja performa AP dengan menggunakan firmware standar dan membandingkannya dengan firmware dd-wrt.
2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Merekomendasi firmware yang digunakan pada AP berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan. 3. Mengetahui perbandingan fitur yang terdapat dalam firmware standar dan firmware dd-wrt.
1.4 Batasan Masalah
1. Pengujian dilakukan dengan menggunakan AP tp-link TL-MR3020. 2. Pengujian dilakukan dengan firmware standar dan firmware DD-WRT. 3. Pengujian dilakukan dengan cara black box. 4. Parameter yang akan diuji adalah kinerja fitur AP tp-link TL-MR3020 dengan firmware standar dan dengan firmware DD-WRT (membandingkan fitur yang sama dengan firmware standar). 5. Pengujian menggunakan versi firmware TL-MR3020_V1_130929 untuk firmware standar dan versi 12/12/13 std. 6. Pengujian dilakukan di kawasan bebas interfrensi sinyal wifi. 1.5 Metode Penelitian
Metodologi yang digunakan untuk menyelesaikan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Studi literature : a. Teori jaringan komputer dan wireless lan b. Teori keamanan jaringan wireless c. Teori performa jaringan
3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
d. Unix CLI 2. Perencanaan scenario pengujian dan alat pengujian 3. Pengumpulan dan analisisis data 4. Kesimpulan
4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Wireless Local Area Network
Wireless Local Area Network (WLAN) adalah sebuah jaringan komputer yang menggunakan media transmisi berupa gelombang radio. WLAN
menggunakan
spesifikasi
versi
802.11
yang
merupakan
standrasisasi ditetapkan oleh IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers). Penggunaan versi 802.11 memberikan kecepatan transfer data 1 Mbps dan 2Mbps yang berfokus pada OSI model level physical dan datalink layer.
5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 2.1 OSI Layer WLAN memberikan kuntungan jika dibandingkan dengan Local Area Network (LAN). Keuntungan yang diberikan oleh WLAN adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan mobilitas komputer 2. Biaya instalasi yang lebih murah 3. Efektif diterapkan pada lingkungan yang dinamis (Setiawan, 2006).
2.2 Standar IEEE
Standarisasi IEEE 802.11a Standard IEEE 802.11a bekerja pada frekuensi 5GHz mengikuti standard dari UNII (Unlicensed National Information Infrastructure). 6
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Teknologi IEEE 802.11a tidak menggunakan teknologi spread-spectrum melainkan menggunakan standar frequency division multiplexing (FDM). Mampu mentransfer data hingga 54 Mbps Standarisasi IEEE 802.11b Standar 802.11b saat ini yang paling banyak digunakan satu. Menawarkan thoroughput maksimum dari 11 Mbps (6 Mbps dalam praktek) dan jangkauan hingga 300 meter di lingkungan terbuka. Ia menggunakan rentang frekuensi 2,4 GHz, dengan 3 saluran radio yang tersedia. Transmisi data 5,4 hingga 11 Mbps Standarisasi IEEE 802.11c Standar 802.11c (disebut WiFi), yang menjembatani standar 802.11c tidak menarik bagi masyarakat umum. Hanya merupakan versi diubah 802.1d standar yang memungkinkan 802.1d jembatan dengan 802.11-perangkat yang kompatibel (pada tingkat data link).
Standarisasi IEEE 802.11d Standar 802.11d adalah suplemen untuk standar 802.11 yang dimaksudkan untuk memungkinkan penggunaan internasional 802.11 lokal jaringan.
Ini
memungkinkan
perangkat
yang
berbeda
informasi
perdagangan pada rentang frekuensi tergantung pada apa yang diperbolehkan di negara di mana perangkat dari. Standarisasi IEEE 802.11e
7
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Standar 802.11e yang dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas layanan pada tingkat data link layer. Tujuan standar ini adalah untuk menentukan persyaratan paket yang berbeda dalam hal bandwidth dan keterlambatan transmisi sehingga memungkinkan transmisi yang lebih baik suara dan video. Standarisasi IEEE 802.11f Standar 802.11f adalah rekomendasi untuk jalur akses vendor produk yang memungkinkan untuk menjadi lebih kompatibel. Ia menggunakan Inter-Access Point Protocol Roaming, yang memungkinkan pengguna roaming transparan akses beralih dari satu titik ke titik lain sambil bergerak, tidak peduli apa merek jalur akses yang digunakan pada infrastruktur jaringan. Kemampuan ini juga hanya disebut roaming. Standarisasi IEEE 802.11g Standar 802.11g menawarkan bandwidth yang tinggi (54 Mbps throughput maksimum, 30 Mbps dalam praktek) pada rentang frekuensi 2,4 GHz. Standar 802.11g mundur-kompatibel dengan standar 802.11b, yang berarti bahwa perangkat yang mendukung standar 802.11g juga dapat bekerja dengan 802.11b.
8
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 2.2 802.11 Network Standar (Source Wikipedia)
2.3 Firmware
Firmware adalah sebuah perangkat lunak yang tertanam di dalam flash memory pada suatu perangkat keras. Fungsi dari firmware adalah mengendalikan kinerja perangkat keras tersebut. Jadi bisa dikatakan firmware sebagai sistem operasi dari perangkat keras tersebut. Sistem operasi ini berbeda dengan yang tertanam pada komputer seperti Windows, Linux, Mac OS X yang memerlukan media penyimpanan besar. Firmware pada umumnya dibuat oleh vendor penyedia perangkat keras yang kemudian disimpan di dalam RAM untuk mengendalikan kinerja dari perangkat keras tersebut. Akan tetapi seiring dengan perkembangan teknologi, pada saat ini terdapat firmware yang dibuat oleh pihak ketiga (thirdparty). Firmware yang dibuat oleh pihak ketiga disebut sebagai
9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
thirdparty firmware. Tujuan adanya thirdparty firmware adalah untuk memberikan fitur lebih yang tidak bisa diberikan oleh firmware bawaan vendor yang sudah tertanam di flash memory pada perangkat keras. Ada beberapa lavel dari firmware diantaranya adalah: 1. Low Level Firmware, firmware ini ditemukan di struktur ROM, OTP/PROM dan PLA. Low lavel Firmware sering hanya bisa dibaca saja dan tidak dapat diganti ataupun diupdate. Kadang ini disebut sebagai perangkat keras. 2. High Level Firmware, ini digunakan dalam memori flash untuk update yang sering dianggap sebagai perangkat lunak. 3. Subsystems, ini memiliki microcode sendiri tetap tertanam dalam chip flash, CPU dan unit LCD. Subsistem A biasanya dianggap sebagai bagian dari perangkat keras serta tingkat tinggi firmware. Contoh dari penggunaan firmware:
Dalam produk konsumsi -
Pengatur waktu otomatis pada mesin cuci.
-
Pengontrol suara dan video pada tv modern.
-
EPROM chipset yang digunakan pada digital music proesesor.
Dalam computer -
BIOS yang digunakan pada computer-komputer IBM
10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
-
UEFI yang ada didalam system titanium, yang berbasiskan intel dengan apple.
-
Open firmware, digunakan pada SPARC dari Sun Microsystem dan ORACLE
-
ARCS, digunakan pada computer dari Silicon Grapich
-
Kickstart, digunakan dalam line post computer
-
RTAS, yang digunakan oleh IBM
-
The Common Firmware Enviroment
Pada router dan firewall -
OpenWrt, open source router/firewall berbasiskan linux
-
m0n0wall, firewall dari FreeBSD
-
IPfire, linux router dan firewall gratis
-
Fli4l, linux router dan firewall gratis
Contoh dari firmware hacking atau firmware yang dimodifikasi:
Rockbox untuk audio player digital
CHDK dan Magic lantern untuk Canon digital camera
Nikon Hacker proyek untuk Nikon EXPEED DSLRs
OpenWRT, dan yang serupa seperti DD-WRT digunakan untuk Wireless Router.
Firmware untuk dvd yang bisa dimainkan dinegara lain
SamyGO, firmware yang digunakan untuk televise samsung
11
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.4 DD-WRT Firmware
DD-WRT firmware adalah firmware buatan pihak ketiga (third party firmware). Firmware ini merupakan opensource firmware dengan berbasis Linux. Pada awalnya DD-WRT Firmware ini dikembangkan untuk Linksys akses poin tetapi dengan dengan pengembangan lebih lanjut Firmware ini dapat mendukung akses poin yang menggunakan chipset Atheros dan Broadcom.
2.5 Paramater Performa Jaringan
1. Throughput yaitu kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur
dengan satuan
bps (bit pers second). Throughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sampai tujuan selama interval tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut. Ada juga yang disebut dengan goodput. Goodput merupakan kecepatan transfer yang berada antara aplikasi di pengiriman ke aplikasi penerima 2. Packet Loss Paramater yang menunjukan jumlah total paket yang hilang pada saat transmisi. Packet Loss diukur dalam persen (%). Paket dapat hilang karena disebabkan oleh collision dang congestion pada jaringan. Hal ini berpengaruh pada semua aplikasi, karena retransmisi akan mengurangi efesiensi jaringan secara keseluruhan, meskipun bandwidth yang disediakan mencukupi. Bandwidth adalah lebar jalur yang dipakai untuk transmisi data
12
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
atau kecepatan jaringan. Aplikasi yang berbeda membutuhkan bandwidth yang berbeda juga. Secara umum perangkat jaringan memiliki buffer (tampungan sementara) untuk menampung data yang diterima. Jika terjadi congestion yang cukup lama, maka buffer akan penuh dan tidak bisa menampung data baru yang akan diterima, sehingga mengakibatkan paket selanjutnya hilang. Berdasarkan standart ITU-T X.642 (rekomendasi X.642 International Telecomunication Union) ditentukan persentase paket loss untuk jaringan adalah -
Good (0-1%)
-
Acceptable (1-5%)
-
Poor (5-10%)
Secara sistenatis paket los dapat dihitung dengan cara :
Packet los =
𝒑𝒅 𝒑𝒔
𝐱𝟏𝟎𝟎%
Dimana, Pd = jumlah paket yang mengalami drop Ps = Jumlah paket yang dikirim 3. Packet Drop Packet drop berkaitan dengan antrian pada link. Jika ada paket dating pada suatu antrian yang sudah penuh, maka paket akan didrop/dibuat sesuai dengan jenis antrian yang dapat. 4. Delay (Latency) Delay adalah waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari asal sampai ke tujuan. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik,
13
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
congestion atau juga waktu proses yang lama. Selain itu adanya antrian atau mengambil delay, oleh karena itu mekanisme antrian dengan routing juga berperan. 5. Jitter Jitter didefinisikan sebagai variasi delay dari sebuah paket yang berasal dari aliran data yang sama. Jitter yang tinggi artinya perbedaan waktu delay-nya besar, sedangkan jitter yang rendah artinya perbedaan waktu delay-nya kecil. Jitter dapat diakibatkan oleh variasi-variasi panjang antrian, waktu pengolahan data, dan juga dalam waktu penghimpunan ulang (reassembly) paket-paket di akhir perjalanan. 6. Reliability Adalah karakteristik kehandalan sebuah aliran data dalam jaringan internet. Masing-masing program aplikasi memiliki kebutuhan realibility yang berbeda. Untuk proses pengiriman data, e-mail, dan pengaksesan internet, jaringan internet harus dapat diandalkan dibandingkan dengan konfrensi audio atau saluran telepon. 7. Bandwidth Bandwidth adalah lebar jalur yang dipakai untuk transmisi data atau kecepatan jaringan. Aplikasi yang berbeda membutuhkan bandwidth yang berbeda.
14
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.6 MTU (Maximum Transfer Unit)
Setiap lapisan protocol data link memiliki format framenya sendiri. Salah stu field frame tersebut didefinisikan dalam bentuk atau format ukuran maksimum field data. Ketika datagram dibungkus dalam sebuah frame, total ukuran datagram harus kurang dari ukuran maksimumnya. Hal ini disebabkan oleh pesyaratan perangkat keras dan lunak yang digunakan didalam jaringan. Pembatasan itu diatur oleh MTU (maximum Transfer Unit). Ip datagram yang membawa paket melenihi MTU akan difragmentasi/dipecah menjadi bebrapa bagian, sehingga dapat memenuhi MTU.
Datagram IP
MTU
Header
Trailer
Panjang data maximum di-enkapsulasi dalam satu frame
Gambar 2.3 Diagram Datagram IP pa
Tabel dibawah ini menunjukan ukuran MTU yang berbeda-beda pada setiap jenis protocol lapisan fisik. Protokol Hyperchanel
MTU 65.535
15
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Token ring (16 Mbps)
17.914
Token ring (4 Mbps)
4.464
FDDI
4.352
Ethernet
1.500
x.25
576
PPP
296
Tabel 2.1 MTU Tabel Setiap sebuah datagram yang difragmentasi akan memiliki header sendiri. Semakin banyak fregmentasi yang dilakukan terhadap datagram maka akan berpengaruh terhadap kinerja jaringan atau performa jaringan khususnya throughput. Throughput akan kecil karena banyak paket-paket yang ditransmisikan yang menyebabkan delay bertambah lama. Namun disisi lain hal ini memiliki keunggulan bila terjadi packet loss maka tidak seluruhnya data hilang karena masih ada data-data yang lain. Dalam beberapa aplikasi, packet loss yang kecil masih bias ditolelir, tetapi ada juga aplikasi yang tidak mentolelir adnya packet loss. Sebuah datagram dapat difragmentasi beberapa kali sebelum mencapai tujuan akhirnya jika melewati banyak jenis jaringan fisik. Fragment-fragment ini dapat saja menempuh perjalanan atau rute yang berbeda-beda, jadi perakitan/reassembly terjadi dialamat tujuan akhir.
16
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.7 DHCP
Protokol Konfigurasi Hos Dinamik (PKHD) (bahasa Inggris: Dynamic Host Configuration Protocol adalah protokol yang berbasis arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan pengalokasian alamat IP dalam satu jaringan. Sebuah jaringan lokal yang tidak menggunakan DHCP harus memberikan alamat IP kepada semua komputer secara manual. Jika DHCP dipasang di jaringan lokal, maka semua komputer yang tersambung di jaringan akan mendapatkan alamat IP secara otomatis dari server DHCP. Selain alamat IP, banyak parameter jaringan yang dapat diberikan oleh DHCP, seperti default gateway dan DNS server. DHCP didefinisikan dalam RFC 2131 dan RFC 2132 yang dipublikasikan oleh Internet Engineering Task Force. DHCP merupakan ekstensi dari protokol Bootstrap Protocol (BOOTP). Karena DHCP merupakan sebuah protokol yang menggunakan arsitektur client/server, maka dalam DHCP terdapat dua pihak yang terlibat, yakni DHCP Server dan DHCP Client. DHCP server merupakan sebuah mesin yang menjalankan layanan yang dapat "menyewakan" alamat IP dan informasi TCP/IP lainnya kepada semua klien yang memintanya. Beberapa sistem operasi jaringan seperti Windows NT Server, Windows 2000 Server, Windows Server 2003, atau GNU/Linux memiliki layanan seperti ini.
17
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DHCP client merupakan mesin klien yang menjalankan perangkat lunak klien DHCP yang memungkinkan mereka untuk dapat berkomunikasi dengan DHCP Server. Sebagian besar sistem operasi klien jaringan (Windows NT Workstation, Windows 2000 Professional, Windows XP, Windows Vista, atau GNU/Linux) memiliki perangkat lunak seperti ini. DHCP server umumnya memiliki sekumpulan alamat yang diizinkan untuk didistribusikan kepada klien, yang disebut sebagai DHCP Pool. Setiap klien kemudian akan menyewa alamat IP dari DHCP Pool ini untuk waktu yang ditentukan oleh DHCP, biasanya hingga beberapa hari. Manakala waktu penyewaan alamat IP tersebut habis masanya, klien akan meminta kepada server untuk memberikan alamat IP yang baru atau memperpanjangnya. DHCP Client akan mencoba untuk mendapatkan "penyewaan" alamat IP dari sebuah DHCP server dalam proses empat langkah berikut: DHCPDISCOVER: DHCP client akan menyebarkan request secara broadcast untuk mencari DHCP Server yang aktif. DHCPOFFER: Setelah DHCP Server mendengar broadcast dari DHCP Client, DHCP server kemudian menawarkan sebuah alamat kepada DHCP client.
18
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DHCPREQUEST: Client meminta DCHP server untuk menyewakan alamat IP dari salah satu alamat yang tersedia dalam DHCP Pool pada DHCP Server yang bersangkutan. DHCPACK: DHCP server akan merespons permintaan dari klien
dengan
mengirimkan
paket
acknowledgment.
Kemudian, DHCP Server akan menetapkan sebuah alamat (dan konfigurasi TCP/IP lainnya) kepada klien, dan memperbarui
basis
data
database
miliknya.
Klien
selanjutnya akan memulai proses binding dengan tumpukan protokol TCP/IP dan karena telah memiliki alamat IP, klien pun dapat memulai komunikasi jaringan. Empat tahap di atas hanya berlaku bagi klien yang belum memiliki alamat. Untuk klien yang sebelumnya pernah meminta alamat kepada DHCP server yang sama, hanya tahap 3 dan tahap 4 yang dilakukan, yakni tahap pembaruan alamat (address renewal), yang jelas lebih cepat prosesnya. Berbeda dengan sistem DNS yang terdistribusi, DHCP bersifat stand-alone, sehingga jika dalam sebuah jaringan terdapat beberapa DHCP server, basis data alamat IP dalam sebuah DHCP Server tidak akan direplikasi ke DHCP server lainnya. Hal ini dapat menjadi masalah jika konfigurasi antara dua DHCP server tersebut berbenturan, karena protokol IP tidak mengizinkan dua host memiliki alamat yang sama.
19
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Selain dapat menyediakan alamat dinamis kepada klien, DHCP Server juga dapat menetapkan sebuah alamat statik kepada klien, sehingga alamat klien akan tetap dari waktu ke waktu. DHCP Scope adalah alamat-alamat IP yang dapat disewakan kepada DHCP client. Ini juga dapat dikonfigurasikan oleh seorang administrator dengan menggunakan peralatan konfigurasi DHCP server. Biasanya, sebuah alamat IP disewakan dalam jangka waktu tertentu, yang disebut sebagai DHCP Lease, yang umumnya bernilai tiga hari. Informasi mengenai DHCP Scope dan alamat IP yang telah disewakan kemudian disimpan di dalam basis data DHCP dalam DHCP server. Nilai alamat-alamat IP yang dapat disewakan harus diambil dari DHCP Pool yang tersedia yang dialokasikan dalam jaringan. Kesalahan yang sering terjadi dalam konfigurasi DHCP Server adalah kesalahan dalam konfigurasi DHCP Scope. DHCP Lease adalah batas waktu penyewaan alamat IP yang diberikan kepada DHCP client oleh DHCP Server. Umumnya, hal ini dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa oleh seorang administrator dengan menggunakan beberapa peralatan konfigurasi (dalam Windows NT Server dapat menggunakan DHCP Manager atau dalam Windows 2000 ke atas dapat menggunakan Microsoft Management Console
20
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
[MMC]). DHCP Lease juga sering disebut sebagai Reservation. DHCP Options adalah tambahan pengaturan alamat IP yang diberikan oleh DHCP ke DHCP client. Ketika sebuah klien meminta alamat IP kepada server, server akan memberikan paling tidak sebuah alamat IP dan alamat subnet jaringan. DHCP server juga dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa agar memberikan tambahan informasi kepada klien, yang tentunya dapat dilakukan oleh seorang administrator. DHCP Options ini dapat diaplikasikan kepada semua klien, DHCP Scope tertentu, atau kepada sebuah host tertentu dalam jaringan. 2.8 ARP
Address Resolution Protocol (ARP) dan Reverse Address Resolution Protocol (RARP) menggunakan alamat fisik unicast dan broadcast. Sebagai contoh Ethernet akan menggunakan alamat FFFFFFFFFFFF16 sebagai alamat broadcast. Sesungguhnya ARP dan RARP adalah proses pemetaan alamat fisik (Physical Address) seperti alamat NIC yang berasosiasi kepada logical address (alamat IP) atau sebaliknya. ARP berasosiasi antara alamat fisik dan alamat IP. Pada LAN, setiap device, host, station dll diidentifikasi dalam bentuk alamat fisik yang didapat dari NIC.
21
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Setiap host atau router yang ingin mengetahui alamat fisik daripada host atau router yang terletak dalam jaringan lokal yang sama akan mengirim paket query ARP secara broadcast, sehingga seluruh host atau router yang berada pada jaringan lokal akan menerima paket query tersebut. Kemudain setiap router atau host yang menerima paket query dari salah satu host atau router yang mengirim maka akan diproses hanya oleh host atau router yang memiliki IP yang terdapat dalam paket query ARP. Host yang menerima respons akan mengirm balik kepada pengirim query yang berisi paket berupa informasi alamat IP dan alamat fisik. Paket ini balik (reply ini sifatnya unicast. Lihat Gambar berikut). Format Paket Pada gambar dibawah memperlihatkan format paket ARP. Hardware Type : adalah tipe hardware/perangkat keras. Banyak bit dalam field ini adlah 16 bit. Sebagai contoh untuk Ethernet mempunyai tipe 1. Protocol Type : adalah tipe protokol di mana banyaknya bit dalam field ini 16 bit. Contohnya, untuk protokol IPv4 adalah 080016. Hardware Length : field berisi 8 bit yang mendefinisikan panjang alamat fisik. Contohnya, untuk Ethernet, panjang alamat fisik adalah 6 byte. Protocol Length : field berisi 8 bit yang mendefinisikan panjang alamat logika dalam satuan byte. Contoh : untuk protokol IPv4 panjangnya adalah 4 byte.
22
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Operation Request & Reply: field berisi 16 bit ini mendefinisikan jenis paket untuk ARP apakah itu berjenis ARP request atau ARP reply. Sender Hardware Address : banyaknya field adalah variabel yang mendefinisikan alamat fisik dari pengirim. Untuk Ethernet panjang nya 6 byte. Sender Protocol Address: field ini panjangnya juga variabel dan untuk mendefiniskan alamat logika (alamat IP) dari pengirim. Target Hardware Address: field ini panjangnya juga variabel yang mendefiniskan alamat fisik daripada target. Pada paket ARP request, field ini isinya 0 semua. Target Protocol Address: field ini panjangnya juga variabel dan mendefinisikan alamat logika (IP) dari target.
Gambar 2.4 ARP
23
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Sebuah paket ARP dienkapsulasi langsung ke frame data link.
Gambar 2.5 ARP Proses 2.9 FTP
File Transfer Protocol (FTP) adalah suatu protokol yang berfungsi untuk tukar-menukar file dalam suatu network yang menggunakan koneksi TCP dengan port 21. Dua hal yang penting dalam FTP adalah FTP Server dan FTP Client. FTP server adalah suatu server yang menjalankan software yang berfungsi untuk memberikan layanan tukar menukar file dimana server tersebut selalu siap memberikan layanan FTP apabila mendapat permintaan (request) dari FTP client. FTP client adalah computer yang merequest koneksi ke FTP server untuk tujuan tukar menukar file. Setelah terhubung dengan FTP server, maka client dapat men-download, mengupload, me-rename, men-delete, dll sesuai dengan permission yang diberikan oleh FTP server.
24
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tujuan dari FTP server adalah sebagai berikut: Sharing data Menyediakan indirect atau implicit remote computer Menyediakan tempat penyimpanan bagi user Menyediakan transfer data yang reliable dan efisien
2.10 WEP, WPA, WPA-PSK
Shared Key atau WEP (Wired Equivalent Privacy) adalah suatu metode pengamanan jaringan nirkabel, disebut juga dengan Shared Key Authentication. Shared Key Authentication adalah metode Otentikasi yang membutuhkan penggunaan WEP. Enkripsi WEP menggunakan kunci yang dimasukkan (oleh administrator) ke client maupun access point. Kunci ini harus cocok dari yang diberikan akses point ke client, dengan yang dimasukkan client untuk autentikasi menuju access point. Proses Shared Key Authentication: Client meminta asosiasi ke access point, langkah ini sama seperti Open System Authentication. Access point mengirimkan text challenge ke client secara transparan. Client akan memberikan respon dengan mengenkripsi text challenge dengan menggunakan kunci WEP dan mengirimkan kembali ke access point.
25
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Access point memberi respon atas tanggapan client, akses point akan melakukan decrypt terhadap respon enkripsi dari client untuk melakukan verifikasi bahwa text challenge dienkripsi dengan menggunakan WEP key yang sesuai. Pada proses ini, access point akan menentukan apakah client sudah memberikan kunci WEP yang sesuai. Bila kunci WEP yang diberikan oleh client sudah benar, maka access point akan merespon positif dan langsung meng-authentikasi client. Namun bila kunci WEP yang dimasukkan client salah, access point akan merespon negatif dan client tidak akan diberi authentikasi. Dengan demikian, client tidak akan terauthentikasi dan tidak terasosiasi. WPA (bahasa Inggris: Wi-Fi Protected Access) adalah suatu sistem yang juga dapat diterapkan untuk mengamankan jaringan nirkabel. Metoda pengamanan dengan WPA ini diciptakan untuk melengkapi dari sistem yamg sebelumnya, yaitu WEP. Para peneliti menemukan banyak celah dan kelemahan pada infrastruktur nirkabel yang menggunakan metoda pengamanan WEP. Sebagai pengganti dari sistem WEP, WPA mengimplementasikan layer dari IEEE, yaitu layer 802.11i. Nantinya WPA akan lebih banyak digunakan pada implementasi keamanan jaringan nirkabel. WPA didesain dan digunakan dengan alat tambahan lainnya, yaitu sebuah komputer pribadi (PC).
26
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Fungsi dari komputer pribadi ini kemudian dikenal dengan istilah authentication server, yang memberikan key yang berbeda kepada masing– masing pengguna/client dari suatu jaringan nirkabel yang menggunakan akses point sebagai media sentral komunikasi. Seperti dengan jaringan WEP, metoda enkripsi dari WPA ini juga menggunakan algoritma RC4. Pengamanan jaringan nirkabel dengan metoda WPA ini, dapat ditandai dengan minimal ada tiga pilihan yang harus diisi administrator jaringan agar jaringan dapat beroperasi pada mode WPA ini. Ketiga menu yang harus diisi tersebut adalah: Server Komputer server yang dituju oleh akses point yang akan memberi otontikasi kepada client. beberapa perangkat lunak yang
biasa
digunakan
antara
lain
freeRADIUS,
openRADIUS dan lain-lain. Port Nomor port yang digunakan adalah 1812. Nomor port yang digunakan adalah 1812. Shared Screet adalah kunci yang akan dibagikan ke komputer dan juga kepada client secara transparant. Setelah komputer diinstall perangkat lunak otontikasi seperti freeRADIUS, maka sertifikat yang dari server akan dibagikan kepada client.
27
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Untuk menggunakan Radius server bisa juga dengan tanpa menginstall perangkat lunak di sisi komputer client. Cara yang digunakan adalah Web Authentication dimana User akan diarahkan ke halaman Login terlebih dahulu sebelum bisa menggunakan Jaringan Wireless. Dan Server yang menangani autentikasi adalah Radius server. WPA-PSK (Wi-Fi Protected Access – Pre Shared Key) adalah pengamanan jaringan nirkabel dengan menggunakan metoda WPA-PSK jika tidak ada authentikasi server yang digunakan. Dengan demikian access point dapat dijalankan dengan mode WPA tanpa menggunakan bantuan komputer lain sebagai server. Cara mengkonfigurasikannya juga cukup sederhana. Perlu diketahui bahwa tidak semua access point akan mempunyai fasilitas yang sama dan tidak semua access point menggunakan cara yang sama dalam mendapatkan Shared-Key yang akan dibagikan ke client. WPA2 adalah sertifikasi produk yang tersedia melalui Wi-Fi Alliance. WPA2 Sertifikasi hanya menyatakan bahwa peralatan nirkabel yang kompatibel dengan standar IEEE 802.11i. WPA2 sertifikasi produk yang secara resmi menggantikan wired equivalent privacy (WEP) dan fitur keamanan lain yang asli standar IEEE 802.11. WPA2 tujuan dari sertifikasi adalah untuk mendukung wajib tambahan fitur keamanan standar IEEE 802.11i yang tidak sudah termasuk untuk produk-produk yang mendukung WPA.
28
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.11 PORT FORWARDING
Port forwarding atau pemetaan port adalah nama yang diberikan untuk teknik gabungan. Tujuannya memungkinkan port jaringan yang telah ditetapkan (asumsi protokol seperti TCP dan UDP, meskipun proses ini tidak terbatas) pada host dalam penyamaran NAT, biasanya jaringan pribadi, berdasarkan nomor port di mana ia diterima di gateway dari host asal. Port forwarding memungkinkan pengendalian komputer, misalnya dari Internet untuk menghubungkan ke komputer tertentu atau kamera ip dalam jaringan area lokal (LAN).
2.12 HPING3
Hping adalah sebuah TCP/IP assembler dan juga merupakan command-line yang berorientasi pada pemrosesan paket TCP/IP. Hping dapat digunakan untuk membuat paket IP yang berisi TCP, UDP atau ICMP payloads. Semua field header dapat dimodifikasi dan dikontrol dengan menggunakan baris perintah (command line). Pemahaman yang cukup baik tentang IP, TCP atau UDP wajib diketahui untuk menggunakan dan memahami tool ini. Ketika user membutuhkan alat untuk penetration testing dan audit keamanan jaringan, Hping merupakan salah pilihan tool terbaik. Saat ini Hping telah menjadi cara untuk menghasilkan paket IP dan biasanya digunakan untuk pengujian firewall dan intrusion de-protection system.
29
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
User dapat menggunakan Hping untuk manipulasi semua field, flags, dan jenis protokol dari protokol TCP/ IP. Dengan memanipulasi paket, user dapat memindai (scanning) sistem jaringan dan dapat membuat lalu lintas jaringan tersebut menjadi padat, dan akhirnya membuat paket yang isinya dapat disesuaikan dengan keinginan user. Oleh karena itu, beberapa user menyebutnya sebagai aplikasi packet-crafting. Hping3 merupakan versi terbaru dari Hping, dan Hping2 adalah aplikasi pendahulunya yang paling signifikan. Hping3 merupakan aplikasi yang berdiri sendiri (standalone), sedangkan Hping2 dalam beberapa kasus masih memerlukan aplikasi dari pihak ketiga, seperti scapy (tools memanipulasi paket) dan idswakeup (sebuah aplikasi untuk sistem pendeteksian intrutions / penyusup). Hping3 hadir dengan mesin baru TCL scripting, sehingga lebih kuat pada perintah command line yang sederhana. Hping3 memungkinkan user membuat script yang cukup rumit dan akan membantu user untuk mensimulasikan lalu lintas jaringan pada firewall dan pendeteksian penyusup pada sistem user Fungsi dari Hping3 adalah Firewall testing Port scanning dan host scanning Network testing, dengan menggunakan protokol yang berbeda-beda Remote uptime guessing TCP/IP stacks auditing
30
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Traceroute
2.13 TCP dan UDP
Transmission Control Protocol (TCP) adalah suatu protokol yang berada di lapisan transport (baik itu dalam tujuh lapis model referensi OSI atau model DARPA) yang berorientasi sambungan (connection-oriented) dan dapat diandalkan (reliable). Karakteristik TCP adalah : Berorientasi sambungan (connection-oriented): Sebelum data dapat ditransmisikan antara dua host, dua proses yang berjalan pada lapisan aplikasi harus melakukan negosiasi untuk membuat sesi koneksi terlebih dahulu. Koneksi TCP ditutup dengan menggunakan proses terminasi koneksi TCP (TCP connection termination). Full-duplex: Untuk setiap host TCP, koneksi yang terjadi antara dua host terdiri atas dua buah jalur, yakni jalur keluar dan jalur masuk. Dengan menggunakan teknologi lapisan yang lebih rendah yang mendukung full-duplex, maka data pun dapat secara simultan diterima dan dikirim. Header TCP berisi nomor urut (TCP sequence number) dari data yang ditransmisikan dan sebuah acknowledgment dari data yang masuk.
31
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Dapat diandalkan (reliable): Data yang dikirimkan ke sebuah koneksi TCP akan diurutkan dengan sebuah nomor urut paket
dan
akan
mengharapkan
paket
positive
acknowledgment dari penerima. Jika tidak ada paket Acknowledgment dari penerima, maka segmen TCP (protocol data unit dalam protokol TCP) akan ditransmisikan ulang. Pada pihak penerima, segmen-segmen duplikat akan diabaikan dan segmen-segmen yang datang tidak sesuai dengan urutannya akan diletakkan di belakang untuk mengurutkan segmen-segmen TCP. Untuk menjamin integritas setiap segmen TCP, TCP mengimplementasikan penghitungan TCP Checksum. Byte stream: TCP melihat data yang dikirimkan dan diterima melalui dua jalur masuk dan jalur keluar TCP sebagai sebuah byte stream yang berdekatan (kontigu). Nomor urut TCP dan nomor
acknowlegment
dalam
setiap
header
TCP
didefinisikan juga dalam bentuk byte. Meski demikian, TCP tidak mengetahui batasan pesan-pesan di dalam byte stream TCP tersebut. Untuk melakukannya, hal ini diserahkan kepada protokol lapisan aplikasi (dalam DARPA Reference Model), yang harus menerjemahkan byte stream TCP ke dalam "bahasa" yang ia pahami. Memiliki layanan flow control: Untuk mencegah data terlalu banyak dikirimkan pada satu waktu, yang akhirnya membuat
32
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
"macet"
jaringan
internetwork
IP,
TCP
mengimplementasikan layanan flow control yang dimiliki oleh pihak pengirim yang secara terus menerus memantau dan membatasi jumlah data yang dikirimkan pada satu waktu. Untuk mencegah pihak penerima untuk memperoleh data yang tidak dapat disangganya (buffer), TCP juga mengimplementasikan flow control dalam pihak penerima, yang mengindikasikan jumlah buffer yang masih tersedia dalam pihak penerima. Melakukan segmentasi terhadap data yang datang dari lapisan aplikasi (dalam DARPA Reference Model) Mengirimkan paket secara "one-to-one": hal ini karena memang TCP harus membuat sebuah sirkuit logis antara dua buah
protokol
lapisan
aplikasi
agar
saling
dapat
berkomunikasi. TCP tidak menyediakan layanan pengiriman data secara one-to-many. TCP umumnya digunakan ketika protokol lapisan aplikasi membutuhkan layanan transfer data yang bersifat andal, yang layanan tersebut tidak dimiliki oleh protokol lapisan aplikasi tersebut. Contoh dari protokol yang menggunakan TCP adalah HTTP dan FTP. UDP, singkatan dari User Datagram Protocol, adalah salah satu protokol lapisan transpor TCP/IP yang mendukung komunikasi yang tidak andal (unreliable), tanpa koneksi (connectionless) antara host-host dalam jaringan yang menggunakan TCP/IP. Protokol ini didefinisikan dalam
33
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Karakteristik UDP adalah : Connectionless (tanpa koneksi): Pesan-pesan UDP akan dikirimkan tanpa harus dilakukan proses negosiasi koneksi antara dua host yang hendak bertukar informasi. Unreliable
(tidak
andal):
Pesan-pesan
UDP
akan
dikirimkan sebagai datagram tanpa adanya nomor urut atau pesan acknowledgment. Protokol lapisan aplikasi yang berjalan di atas UDP harus melakukan pemulihan terhadap pesan-pesan yang hilang selama transmisi. Umumnya, protokol lapisan aplikasi yang berjalan di atas UDP mengimplementasikan layanan keandalan mereka masingmasing, atau mengirim pesan secara periodik atau dengan menggunakan waktu yang telah didefinisikan. UDP menyediakan mekanisme untuk mengirim pesanpesan ke sebuah protokol lapisan aplikasi atau proses tertentu di dalam sebuah host dalam jaringan yang menggunakan TCP/IP. Header UDP berisi field Source Process
Identification
dan
Destination
Process
Identification. UDP menyediakan penghitungan checksum berukuran 16bit terhadap keseluruhan pesan UDP. UDP tidak menyediakan layanan-layanan antar-host berikut:
34
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
UDP
tidak
menyediakan
mekanisme
penyanggaan
(buffering) dari data yang masuk ataupun data yang keluar. Tugas
buffering
merupakan
tugas
yang
harus
diimplementasikan oleh protokol lapisan aplikasi yang berjalan di atas UDP. UDP tidak menyediakan mekanisme segmentasi data yang besar ke dalam segmen-segmen data, seperti yang terjadi dalam protokol TCP. Karena itulah, protokol lapisan aplikasi yang berjalan di atas UDP harus mengirimkan data yang berukuran kecil (tidak lebih besar dari nilai Maximum Transfer Unit/MTU) yang dimiliki oleh sebuah antarmuka di mana data tersebut dikirim. Karena, jika ukuran paket data yang dikirim lebih besar dibandingkan nilai MTU, paket data yang dikirimkan bisa saja terpecah menjadi beberapa fragmen yang akhirnya tidak jadi terkirim dengan benar. UDP tidak menyediakan mekanisme flow-control, seperti yang dimiliki oleh TCP 2.14 WDS
Wireless Distribution System (WDS) adalah sebuah sistem untuk memperluas jangkauan jaringan wireless dengan menggunakan dua atau lebih Access Point. Dengan teknik WDS ini, penggunaan kabel sebagai backbone jaringan tidak dibutuhkan, sehingga lebih mudah, murah, dan
35
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
efisien untuk instalasinya. Access Point tersebut bisa berupa main, relay, atau remote base station. Syarat untuk membangun Wireless Distribution System (WDS) : 1. Access Point utama maupun Access Point Repeater harus mendukung fitur WDS 2. Masing-masing IP Address Access Point tidak boleh sama. 3. Sebagian besar Authentication access point yang didukung dalam WDS adalah WEP 64/128 bit. Dan semua Access Point yang terlibat dalam 1 koneksi harus menggunakan Methoda Inkripsi / Authentication yang sama. 4. Channel Radio yang digunakan harus sama. Misal Channel 10. 5. Matikan layanan DHCP Server pada Access Point Repeater, karena DHCP akan diambil alih Access Point utama yang sebagai default gateway. 6. Ada kemungkinan WDS tidak berfungsi jika Access Point utama danAccess Point Repeater berbeda merk. Macam-Macam Mode Pada Wireless Distribution System (WDS)oA bisa dibagi menjadi dua mode konektifitas wireless, yaitu : 1. Wireless bridge, dimana Access Point WDS hanya berkomunikasi satu sama lain (sesama Access Point , dan tidak mengizinkan station (STA) untuk mengaksesnya.
36
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Wireless repeater, dimana Access Point-Access Point saling berkomunikasi satu sama lain dan mengizinkan station (STA) untuk mengakses mereka.
2.15 DMZ
De-Militarised
Zone
(DMZ) merupakan
mekanisme
untuk
melindungi sistem internal dari serangan hacker atau pihak-pihak lain yang ingin memasuki sistem tanpa mempunyai hak akses. Sehingga karena DMZ dapat diakses oleh pengguna yang tidak mempunyai hak, maka DMZ tidak mengandung rule. .Secara esensial, DMZ melakukan perpindahan semua layanan suatu jaringan ke jaringan lain yang berbeda. DMZ terdiri dari semua port terbuka, yang dapat dilihat oleh pihak luar. Sehingga jika hacker menyerang dan melakukan cracking pada server yang mempunyai DMZ, maka hacker tersebut hanya dapat mengakses host yang berada pada DMZ, tidak pada jaringan internal. Misalnya jika seorang pengguna bekerja di atas server FTP pada jaringan terbuka untuk melakukan akses publik seperti akses internet, maka hacker dapat melakukan cracking pada server FTP dengan memanfaatkan layanan Network Interconnection System (NIS), dan Network File System (NFS). Sehingga hacker tersebut dapat mengakses seluruh sumber daya jaringan, atau jika tidak, akses jaringan dapat dilakukan dengan sedikit upaya, yaitu dengan menangkap paket yang beredar di jaringan, atau dengan metoda yang lain. Namun dengan menggunakan lokasi server FTP yang berbeda, maka hacker hanya dapat
37
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
mengakses DMZ tanpa mempengaruhi sumber daya jaringan yang lain. Selain itu dengan melakukan pemotongan jalur komunikasi pada jaringan internal, trojan dan sejenisnya tidak dapat lagi memasuki jaringan.Makalah ini akan membahas bagaimana memberi hak pada pengguna baik internal maupun eksternal, pada semua layanan jaringan yang diperlukan. DMZ adalah suatu area
bagi hackers yang digunakan untuk
melindungi system internal yang berhubungan dengan serangan hacker (hack attack). DMZ bekerja pada seluruh dasar pelayanan jaringan yang membutuhkan akses terhadap jaringan “ Internet atau dunia luar” ke bagian jaringan yang lainnya. Dengan begitu, seluruh “open port” yang berhubungan dengan dunia luar akan berada pada jaringan, sehingga jika seorang hacker melakukan serangan dan melakukan crack pada server yang menggunakan sistem DMZ, hacker tersebut hanya akan dapat mengakses hostnya saja, tidak pada jaringan internal. Secara umum DMZ dibangun berdasarkan tiga buah konsep, yaitu: NAT (Network Address Translation), PAT (Port Addressable Translation), dan Access List. NAT berfungsi untuk menunjukkan kembali paket-paket yang datang dari “real address” ke alamat internal. Misal : jika kita memiliki “real address” 202.8.90.100, kita dapat membentuk suatu NAT langsung secara otomatis pada data-data yang datang ke 192.168.100.4 (sebuah alamat jaringan internal). Kemudian PAT berfungsi untuk menunjukan data yang datang pada particular port, atau range sebuah port dan protocol (TCP/UDP atau lainnya) dan alamat IP ke sebuah particular port atau range sebuah port ke sebuah alamat internal IP. Sedangkan access list berfungsi untuk mengontrol secara tepat apa yang
38
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
datang dan keluar dari jaringan dalam suatu pertanyaan. Misal : kita dapat menolak atau memperbolehkan semua ICMP yang datang ke seluruh alamat IP kecuali untuk sebuah ICMP yang tidak diinginkan. Network Address Translation (NAT) berfungsi untuk mengarahkan alamat riil, seperti alamat internet, ke bentuk alamat internal. Misalnya alamat riil 202.8.90.100 dapat diarahkan ke bentuk alamat jaringan internal 192.168.0.1 secara otomatis dengan menggunakan NAT. Namun jika semua informasi secara otomatis ditranslasi ke bentuk alamat internal, maka tidak ada lagi kendali terhadap informasi yang masuk. Oleh karena itu maka muncullah PAT. Port Address Translation(PAT) berfungsi untuk mengarahkan data yang masuk melalui port, sekumpulan port dan protokol, serta alamat IP pada port atau sekumpulan post. Sehingga dapat dilakukan kendali ketat pada setiap data yang mengalir dari dan ke jaringan. Daftar Akses melakukan layanan pada pengguna agar dapat mengendalikan data jaringan. Daftar Akses dapat menolak atau menerima akses dengan berdasar pada alamat IP, alamat IP tujuan, dan tipe protokol.
2.16 VPN
Untuk bisa saling berhubungan antar user pada komunikasi VPN diperlukan protokol untuk menghubungkan komunikasi tersebut. Terdapat tiga protokol yang paling populer pada jaringan Virtual Private Network,
39
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
yaitu Point to Point Protocol (PPTP), Layer Two Tunneling Protocols (L2TP) dan Internet Protocol Security (IPSec).
2.16.1 PPTP Point-to-Point Tunneling Protocol (PPTP) adalah suatu protokol jaringan yang memungkinkan pengiriman data secara aman dari remote client kepada server perusahaan swasta dengan membuat suatu virtual private network (VPN) melalui jaringan data berbasis TCP/IP. Teknologi jaringan PPTP merupakan perluasan dari remote access Point-to-Point protocol yang telah dijelaskan dalam RFC 1171 yang berjudul “The Point-to-Point Protocol for the Transmission of Multi-Protocol Datagrams over Point-to-Point Links” . PPTP adalah suatu protokol jaringan yang membungkus paket PPP ke dalam IP datagram untuk transmisi yang dilakukan melalui internet atau jaringan publik berbasis TCP/IP. PPTP dapat juga digunakan pada jaringan LAN-to-LAN. Fitur penting dalam penggunaan PPTP adalah dukungan terhadap VPN dengan menggunakan Public-Switched Telephone Networks (PSTNs). PPTP menyederhanakan dan mengurangi biaya dalam penggunaan pada perusahaan besar dan sebagai solusi untuk remote atau mobile users karena PPTP memberikan komunikasi yang aman dan terenkripsi melalui line public telephone dan internet.
40
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.16.2 PPPOE Kerja standar untuk protokol PPPoE diterbitkan oleh IETF pada tahun 1999. IETF spesifikasi untuk PPPoE adalah RFC 2516. PPPoE memperluas kemampuan asli PPP dengan memungkinkan koneksi point to point virtual atas arsitektur jaringan multipoint Ethernet. PPPoE adalah protokol yang banyak digunakan oleh ISP untuk menyediakan digital subscriber line (DSL) kecepatan tinggi layanan Internet, yang layanan yang paling populer adalah ADSL. Kesamaan antara PPP dan PPPoE telah menyebabkan adopsi luas dari PPPoE sebagai pilihan protokol untuk menerapkan kecepatan tinggi akses Internet. Penyedia layanan dapat menggunakan server otentikasi yang sama untuk sesi PPP dan PPPoE, menghasilkan penghematan biaya. PPPoE menggunakan metode standar enkripsi, otentikasi, dan kompresi yang ditentukan oleh PPP (http://whatismyipaddress.com). PPPoE dikonfigurasi sebagai titik ke titik sambungan antara dua Port Ethernet. Sebagai sebuah protokol tunneling, PPPoE digunakan sebagai landasan yang efektif untuk transportasi paket IP pada layer jaringan. IP disalut melalui sambungan PPP dan menggunakan PPP sebagai virtual dial up hubungan antara poin pada jaringan. Dari perspektif pengguna, PPPoE sesi dimulai dengan menggunakan koneksi perangkat lunak pada mesin klien atau router. Inisiasi sesi PPPoE melibatkan identifikasi alamat perangkat remote kontrol akses Media (MAC). Berikut adalah keuntungan yang akan diperoleh jika metode PPPoE diterapkan :
41
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
a. Terdapat user authentication. b. Interface PPPoE server yang terhubun dengan PPPoE client tidak memiliki IP karena PPPoE bekerja pada layer 2 OSI dengan tujuan menghindari terjadinya serangan Denial of Service (DoS) dan IP detection kepada server utama. c. Fasilitas cut-off oleh PPPoE untuk user yang mengunakan program tambahan peningkat bandwidth (seperti download accelerator). Penggunaan internet setiap usernya dipantau secar oleh administrator sistem. Secara default PPPoE akan melakukan cut-off (memutuskan) Koneksi user yang lebih tinggi (burst mode) dari koneksi yang ditetapkan untuk menjaga kestabilan jaringan.
2.16.3 L2TP Dikembangkan oleh sebuah konsorsium yang terdiri dari Ascend Communications, 3Com, ECI Telematics, U.S Robotics dan Microsoft, bertujuan untuk membuat data tunneling pada jaringan internet. Protokol ini beroperasi pada layer 2 pada model OSI. Pada proses enkapsulasi, PPTP mengenkapsulasi PPP frames pada IP datagrams
untuk
ditransmisikan
pada
jaringan.
PPTP
juga
menggunakan koneksi TCP untuk mengelola tunnel dan GRE (Generic Routing Encapsulation). Proses tunneling pada PPTP terjadi dengan cara membungkus paket informasi untuk kemudian
42
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ditransmisikan melalui jaringan internet. Pada proses ini PPTP menggunakan koneksi TCP yang dikenal sebagai PPTP control connection untuk menciptakan, merawat dan mengakhiri tunnel serta Generic Routing Encapsulation (GRE).Dalam hal enkripsi, PPTP menggunakan mekanisme otentikasi yang sama dengan PPP seperti Extensible Authentication Protocol (EAP), Challange Handshake Protokol (CHAP), Shiva Password Authentication Protocol (SPAP) dan Password Authentication Protocol (PAP).
2.17 Access Point (AP)
Sesuai namanya, access point bertindak sebagai penghubung agar client dapat bergabung ke dalam sistem jaringan. Access point dapat menghubungkan client-client wireless dengan jaringan kabel dan aceess point lainnya. Dalam implementasinya, kita dapat membentuk access point ke dalam 3 mode, yakni : 2.17.1 Mode Root Mode digunakan ketika access point dihubungkan ke jaringan kabel melalui interface Ethernet. Kebanyakan access point yang mendukung mode root menjadikannya sebagai mode default. Selain dengan client wireless, access point bermode root dapat pula berkomunikasi dengan access point, bermode root lainnya. Kemudian, aceess point dapat saling berkoordinasi dalam melakukan fungsi
43
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
roaming. Dengan demikian, wireless client masih dapat berkomunikasi melalui cell berbeda.
2.17.2 Mode Repeater Di dalam mode repeater, access point mempunyai kemampuan menyediakan sebuah jalur upstream wireless ke jaringan kabel. Penggunaan access point dengan mode repeater tidak disarankan. Mode demikian hanya digunakan jika benar-benar diperlukan karena antarcell harus saling membentuk irisan minimum 50%. Akibatnya, konfigurasi demikian mengurangi jangkauan access point terhadap client wireless.
2.17.3 Mode Bridge Pada mode bridge, access point bertindak seperti bridge wireless. Device bridge wireless berfungsi menghubungkan dua atau beberapa jaringan kabel secara wireless.
2.18 IPERF
Iperf adalah salah satu tool untuk mengukur troughput bandwidth dalam sebuah link network, agar bisa dilakukan pengukuran diperlukan
44
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Iperf yang terinstall point to point, baik disisi server maupun client. Iperf sendiri bisa digunakan untuk mengukur performance link dari sisi TCP maupun UDP.
2.19 DDoS
Serangan DoS (bahasa Inggris: denial-of-service attacks') adalah jenis serangan terhadap sebuah komputer atau server di dalam jaringan internet dengan cara menghabiskan sumber (resource) yang dimiliki oleh komputer tersebut sampai komputer tersebut tidak dapat menjalankan fungsinya dengan benar sehingga secara tidak langsung mencegah pengguna lain untuk memperoleh akses layanan dari komputer yang diserang Țersebut. Dalam sebuah serangan Denial of Service, si penyerang akan mencoba untuk mencegah akses seorang pengguna terhadap sistem atau jaringan dengan menggunakan beberapa cara, yakni sebagai berikut: Membanjiri lalu lintas jaringan dengan banyak data sehingga lalu lintas jaringan yang datang dari pengguna yang terdaftar menjadi tidak dapat masuk ke dalam sistem jaringan. Teknik ini disebut sebagai traffic flooding. Membanjiri jaringan dengan banyak request terhadap sebuah layanan jaringan yang disedakan oleh sebuah host sehingga request yang
45
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
datang dari pengguna terdaftar tidak dapat dilayani oleh layanan tersebut. Teknik ini disebut sebagai request flooding. Mengganggu komunikasi antara sebuah host dan kliennya yang terdaftar dengan menggunakan banyak cara, termasuk dengan mengubah informasi konfigurasi sistem atau bahkan perusakan fisik terhadap komponen dan server. Bentuk serangan Denial of Service awal adalah serangan SYN Flooding Attack, yang pertama kali muncul pada tahun 1996 dan mengeksploitasi terhadap kelemahan yang terdapat di dalam protokol Transmission Control Protocol (TCP). Serangan-serangan lainnya akhirnya dikembangkan untuk mengeksploitasi kelemahan yang terdapat di dalam sistem operasi, layanan jaringan atau aplikasi untuk menjadikan sistem, layanan jaringan, atau aplikasi tersebut tidak dapat melayani pengguna, atau bahkan mengalami crash. Beberapa tool yang digunakan untuk melakukan serangan DoS pun banyak dikembangkan setelah itu (bahkan beberapa tool dapat diperoleh secara bebas), termasuk di antaranya Bonk, LAND, Smurf, Snork, WinNuke, dan Teardrop. Meskipun demikian, serangan terhadap TCP merupakan serangan DoS yang sering dilakukan. Hal ini disebabkan karena jenis serangan lainnya (seperti halnya memenuhi ruangan hard disk dalam sistem, mengunci salah seorang akun pengguna yang valid, atau memodifikasi tabel routing dalam sebuah router) membutuhkan penetrasi jaringan terlebih
46
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dahulu, yang kemungkinan penetrasinya kecil, apalagi jika sistem jaringan tersebut telah diperkuat. Penolakan
Layanan
secara
Terdistribusi
(bahasa
Inggris:
Distributed Denial of Service (DDos)) adalah salah satu jenis serangan Denial of Service yang menggunakan banyak host penyerang (baik itu menggunakan komputer yang didedikasikan untuk melakukan penyerangan atau komputer yang "dipaksa" menjadi zombie) untuk menyerang satu buah host target dalam sebuah jaringan. Serangan Denial of Service klasik bersifat "satu lawan satu", sehingga dibutuhkan sebuah host yang kuat (baik itu dari kekuatan pemrosesan atau sistem operasinya) demi membanjiri lalu lintas host target sehingga mencegah klien yang valid untuk mengakses layanan jaringan pada server yang dijadikan target serangan. Serangan DDoS ini menggunakan teknik yang lebih canggih dibandingkan dengan serangan Denial of Service yang klasik, yakni dengan meningkatkan serangan beberapa kali dengan menggunakan beberapa buah komputer sekaligus, sehingga dapat mengakibatkan server atau keseluruhan segmen jaringan dapat menjadi "tidak berguna sama sekali" bagi klien. Contoh serangan DDoS:
Serangan Buffer Overflow, mengirimkan data yang melebihi kapasitas sistem, misalnya paket ICMP yang berukuran sangat besar.
Serangan SYN, mengirimkan data TCP SYN dengan alamat palsu.
47
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Serangan Teardrop, mengirimkan paket IP dengan nilai offsetyang membingungkan.
Serangan Smurf, mengirimkan paket ICMP bervolume besar dengan alamat host lain.
ICMP Flooding
2.20 UPnP
Arsitektur UPnP merupakan arsitektur yang dibangun atas dasar protocol TCP/IP dengan memanfaatkan protocol HTTP yang di-extended dengan protocol lain pada Layer Application-nya. Arsitektur ini dirintis oleh sebuah forum bernama UPnP Working Forum Committee untuk melakukan standarisasi. Pengembang aplikasi yang menggunakan standar UPnP dikatakan sebagai UPnP Vendor. Dengan menggunakan kemampuan yang ada pada UPnP maka sebuah device dapat dideteksi keberadaannya dalam jaringan oleh sebuah control point, kemudian melalui control point tersebut bisa dimanfaatkan fasilitas pada device tersebut tanpa harus melakukan konfigurasi atau dikenal dengan istilah Zero Configuration. Susunan paling dasar dari sebuah jaringan UPnP adalah terdiri dari devices, control points dan services. Skenario umum UPnP dapat dibagi menjadi enam bagian yaitu: • Addressing
48
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pada tahap ini device UPnP mendapatkan alamat IP atau nama host. Alamat tersebut bisa didapatkan secara dinamis melalui DHCP ataupun melalui konfigurasi IP statis. • Discovery Ketika sebuah device dihubungkan ke dalam sebuah jaringan, device tersebut akan melakukan multicast sejumlah discovery message(advetise), memberitahukan device dan service yang terdapat di dalamnya. Setiap control point yang ada, dapat mendengarkan
pada
alamat
multicast
standar
(239.255.255.250:1900). Begitu juga sebaliknya ketika sebuah control point terhubung pada jaringan (search). • Description Pada tahap discovery, control point masih sedikit mengetahui tentang informasi sebuah device. Supaya control point mengetahui lebih detail tentang sebuah device maka control point harus menerima deskripsi dari device tersebut dan service yang disediakan device tersebut dengan melakukan request XML Device dan service description. • Control Untuk mengontrol sebuah device, control point melakukan invoke action kepada service device. Untuk melakukan itu, sebuah control messagedikirimkan menuju control URL dari sebuah device. Sebagai responnya, service mengembalikan hasil action yang sesuai 49
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
atau error messages apabila terjadi bad request. Efek dari invoke action tersebut adalah memicu device untuk melakukan sesuatu sehingga terjadi perubahan nilai pada state variable. Ketika state variable tersebut berubah, event akan dipublikasikan kepada semua control point yang terdaftar pada device. • Eventing Melalui eventing control point memantau perubahan nilai state variable pada device. • Presentation Apabila device memiliki URL (elemen presentationURL pada device description) untuk presentation maka user akan mampu memonitor atau mengontrol device yang berada pada jaringan melalui web. Permintaan halaman presentasi (presentation page) kepada device merupakan proses HTTP GET request.
50
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III PERANCANGAN
3.1
Spesifikasi Alat
Pada penelitian ini akan dilakukakan bebrapa scenario untuk mengetahui perbandingan kinerja AP. Penelitian dilakukan dengan menggunakan perangkat sebagai berikut: 3.1.2 Spesifikasi Hardware 3.1.2.1 AP TP-LINK MR3020 AP ini dibuat oleh TP-LINK yang merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang jaringan. Adapun spesifikasinya adalah sebagai berikut:
HARDWARE FEATURES 1 10/100Mbps WAN/LAN Port, USB 2.0 Port for 3G/4G Interface
modem, a mini USB Port for power supply.
Button
Quick Setup Security Button, Reset Button, Mode Switch
External Power Supply
5VDC/1.0A
51
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Dimensions ( W x D x H )
2.9 x 2.6 x 0.9 in. (74 x 67 x22 mm)
Antenna Type
Internal Antenna WIRELESS FEATURES
Wireless Standards
IEEE 802.11n, IEEE 802.11g, IEEE 802.11b
Frequency
2.4-2.4835GHz
Transmit Power
<20dBm
Wireless Modes
3G Router, Travel Router (AP), WISP Client Router Support 64/128 bit WEP, WPA-PSK/WPA2-PSK, Wireless
Wireless Security
MAC Filtering SOFTWARE FEATURES
DHCP
Server, DHCP Client List, Address Reservation
Port Forwarding
Virtual Server, Port Triggering, DMZ, UPnP Parental Control, Host List, Access Schedule, Rule
Access Control
Management
Security
Firewall, MAC filtering, Denial of Service (DoS) OTHERS
Certification
CE, FCC, RoHS TL-MR3020 router, QIG, Power Adapter, USB Cable,
Package Contents
Resource CD, Ethernet Cable Microsoft® Windows® 98SE, NT, 2000, XP, Vista™ or
System Requirements
Windows 7, MAC® OS, NetWare®, UNIX® or Linux.
Environment
Operating temperature:-10℃~60℃
52
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Storage Temperature: 40℃~80℃ Operating Humidity: 10%~90% noncondensing Storage Humidity: 5%~90% non-condensing Tabel 3.1 Fitur dan Spesifikasi TP-LINK MR3020
Gambar 3.1 Bentuk fisik AP TP-LINK MR3020
53
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.1.2.2 Modem TL-WN721N Modem wifi ini untuk dipasangkan pada desktop computer karena pada umumnya, desktop computer belum memiliki module wifi didalamnya. Berikut gambar beserta spesifikasinya:
Gambar 3.2 Bentuk dari Modem TL-WN721
Gambar 3.3 Spesifikasi modem TL-WN721
54
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.1.2.3 Modem ATHEROS AR9285 Modem (module) ini merupakan wifi card yang ada didalam laptop Lenovo G470 yamh digunakan sebagai alat pengujian, berikut gambar beserta spesifikasinya :
Gambar 3.4 Bentuk chipset qualcom beserta spesifikasinya AR9285 Specifications Frequency Band
2.4 GHz
Network Standard
802.11b, 802.11g, 802.11n OFDM with BPSK, QPSK, 16 QAM, 64 QAM; DBPSK,
Modulation Technology
DQPSK, CCK
FEC Coding
1/2, 2/3, 3/4, 5/6
Hardware Encryption
AES, TKIP, WEP
Quality of Service
Quality of Service 802.11e
Media Access Technique
CSMA/CA
Communications Interface
PCI Express
Peripheral Interface
GPIOs, LEDs
Supported Data Rates
11b: 1 - 11 Mbps 11g: 6 - 54 Mbps 11n: 6.5 to 150 Mbps
55
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Operating Voltage
1.2V +/-5%
Package Dimensions
8 mm x 8 mm
Package
68-pin LPCC
3.3V +/-10%
Tabel 3.2 Spesifikasi Atheros AR9285 3.2
Diagram Alir Desain Pengujian
Pada penelitian ini dibutuhkan suatu perencanaan yang tepat agar hasil yang didapat sesuai dengan yang diharapkan. Berikut ini adalah diagram aliran dalam penelitian:
56
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Mulai
Menentukan desain jaringan
Konfigurasi Alat dan Sistem
tidak
Berfungsi ?
ya
Pengujian
Analisa data
Selesai
Gambar 3.5 Alur Desain Pengujian
57
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.3
Skenario Penelitian
Pada pengujian ini akan dilakukan pengujian sebanyak 30 kali untuk setiap scenario yang akan dijalankan. Pengumpulan data akan menggunakan program iperf untuk pengujian kecepatan troughput UDP dan TCP. 3.3.1 Pengujian Transfer Data (Menggunakan iPerf)
3.3.1.1 Menguji Kecepatan Ethernet Card dan Compabilitas Ethernet Card.
Pada pengujian ini, akan di uji kecepatan Ethernet pada AP. Cara menguji adalah dengan mengganti konfigurasi Ethernet card pada AP dengan konfigurasi 100 Mbps half dan full duplex, 10 Mbps half dan full duplex. Lalu nanti AP akan dikirimi atau dibanjiri paket data UDP sebesar 100 MB.
Gambar 3.6 Menguji Kecepatan dan kompabilitas ethernet Pada konfigurasi gambar 3.6 PC1 akan mengirimi paket data UDP sebesar 100 MB ke AP TP-LINK MR3020.
58
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.3.1.2 Menguji Kecapatan AP Pada Konfigugurasi IEEE 802.11n, IEEE 802.11g, IEEE 802.11b Pada pengujian ini AP dikonfigurasi kedalam IEEE 802.11n, IEEE 802.11g, IEEE 802.11b. Dimana setiap standarnya memiliki kecepatan yang berbeda. Untuk kecepatan IEEE 802.11n adalah 100 Mbps, standar IEEE 802.11g adalah 54 Mbps, dan standar IEEE 802.11b adalah 11 Mbps. Pengujian akan dilakukan dengan cara transfer data menggunakan iPerf.
Gambar 3.7 Skenario Menguji kecepatan AP pada mode b, g, n Dalam gambar 3.7 client akan membanjiri server dangan peket data TCP dan UDP sebanyak 100 MB untuk UDP. Untuk pengujian IEEE 802.11g, IEEE 802.11b akan dilakukan pada
kanal 1, 6, dan 11 karena pada kanal tersebut merupakan kanal non overlapping. Sedangkan untunk IEEE 802.11n akan diuji pada kanal 4 dan 11.
59
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.3.1.3 Menguji Kecepatan Fitur Wireless Modes Pada Mode 3G Router Dengan Koneksi Automatic DHCP dan Static IP Dan selanjutnya penulis akan menguji koneksi dengan menggunakan WAN port dengan cara automatic DHCP dan Static IP. Konfigurasi pada pengujian ini dapat dilihat pada gambar 3.8. Lalu di uji performa UDP dan TCPnya.
MR3020
client
MR3420
server
Gambar 3.8 Pengujian Pada Mode Automatic DHCP dan Static IP 3.3.1.4 Menguji Kecepatan Fitur Wireless Modes Pada Mode 3G Router Dengan Koneksi PPTP, PPPOE dan L2TP Selanjutnya adalah pengujian AP menggunakan mode koneksi PPTP, PPPOE dan L2TP.
60
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MR3020
RB750
Client A
Client B
Gambar 3.9 Pengujian Dengan Menggunakan Koneksi PPTP, PPOE, L2TP Pada gambar 3.9 router mikrotik RB750 akan dijadikan PPP server lalu akan di sambungkan dengan AP MR3020, lalu akan di uji apakah AP akan mendapatkan IP dari RB750 dengan konfigurasi PPP (Point to Point Protocol). Selanjutnya akan di uji performa UDP dan TCPnya.
3.3.1.5 Menguji Fitur WISP (Wireless Internet Service Provider) Pada pengujian selanjutnya, AP akan disetting pada mode WISP (Wireless Internet Service Provider), WISP adalah sebuah fiture yang dimiliki oleh tp-link mr3020. Cara kerja mode WISP ini adalah menangkap sinyal wifi yang ada dan dan menyebarkan kembali sinyal wifi tersebut dengan SSID yang berbeda dan network yang berbeda. Pada pengujian ini akan menggunakan 2 AP, dimana AP 1 adalah AP yang sudah terhubung dengan internet, selanjutnya sinyal wireless dari AP 1 tadi akan di teruskan oleh AP 2 (tp-link
61
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
mr3020) dengan network yang berbeda dari AP 1. Selanjutnya menghubungkan beberapa perangkat wireless ke AP 2, lalu menguji performa UDP dan TCPnya.
server
MR3420
MR3020
client
client
client
Gambar 3.10 Pengujian WISP
3.3.1.6 Menguji Kecepatan Fitur AP Mode (Access Point Mode) Pada pengujian selanjutnya AP akan di konfigurasi dalam mode AP, dimana nanti AP ini akan terhubung dengan sebuah ISP (TP-LINK MR3420). Selanjutnya AP ini akan di koneksikan kebeberapa client untuk di uji coba uji performa UDP dan TCPnya.
62
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Server
MR3420
client
MR3020
client
client
Gambar 3.11 Pengujian AP Mode
3.3.1.7 Menguji Kecepatan Wireless Dalam Mode Authentication WEP, WPA-PSK/WPA2-PSK
Pengujian selanjutnya adalah menjalankan fitur keamanan wireless yang menggunakan autetifikasi WEP. Shared Key atau WEP (Wired Equivalent Privacy) adalah suatu metoda pengamanan jaringan nirkabel, disebut juga dengan Shared Key Authentication. Shared Key Authentication adalah metoda otentikasi yang membutuhkan penggunaan WEP. Enkripsi WEP menggunakan kunci yang dimasukkan (oleh administrator) ke client maupun AP. Dalam pengujian akan diuji coba autentifikasi menggunakan WEP, dimana key WEPnya sudah di setting sebelumnya didalam AP, lalu
63
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
sebuag
komputer
client
mencoba
terhubung
dengan
AP
menggunakan autentifikasi WEP. Skenario pengujian ini juga akan dilakukan untuk menguji fitur autentifikasi WPA-PSK/WPA2-PSKpersonal.
MR3020
Client
Server
Gambar 3.12 Pengujian WPE, WPA/WPA2-PSK Kegunaan computer server untuk pengujian ini adalah digunakan untuk mengukur kecepatan throughput (UDP/TCP) disaat client terhubung dengan AP MR3020 dengan autotenfikasi WEP, WPA-PSK/WPA-PSK-Personal.
3.3.1.8 Menguji Kecepetan Transfer Data Advance Routing
Pengujian fitur selanjutnya adalah pengujian advance routing, dalam pengujian ini akan dijalankan skenario yaitu terdapat 2 buah AP dan 1 router mikrotik, lalu dikonfigurasi agar kedua AP dan router mikrotik tersebut dapat terkoneksi dengan network yang
64
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
berbeda. Setelah kedua AP dan router saling terkoneksi dengan perintah ping, selanjutnya mengukur throughput UDP dan TCPnya, PC1 akan mentransfer data menggunakan iperf ke PC server.
TP-LINK MR3420 MIKROTIK RB750 TP-LINK MR3020 Server PC2 PC1 Gambar 3.13 Advance Routing
3.3.1.9 Bandwidth Control
Fitur ini berguna untuk mengatur besarnya bandwidth yang keluar masuk melalui AP. AP akan di konfigurasi untuk untuk pembatasan bandwidth sebesar 128 kbps, 256 kbps, 512 kbps. Pengukuran bandwidth akan menggunakan alat speedtest dari www.speedtest.cbn.net.id. Untuk skenario pertama semua client yang terhubung dengan AP MR3020 akan dibatasi bandwidthnya sebanyak 128 kbps, 256 kbps dan 512 kbps. Selanjutnya pada 65
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
skenario kedua pembatasan bandwidth dilakukan untuk client tertentu saja sebanyak 128 kbps, 256 kbps dan 512 kbps.
MR3020
PC1
Gambar 3.14 Bandwidth Control
3.3.1.10 Pengujian Kecepatan Dalam Mode WDS
Pada pengujian ini akan di uji fitur WDS pada AP MR3020
MR3020
MR3420
PC1
Server Gambar 3.15 Pengujian WDS
66
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pada pengujian ini AP MR3420 akan dijadikan AP root yang sinyal wifinya akan diteruskan oleh AP MR3020. Selanjutnya akan diukur throughput UDP dan TCP yang dihasilkan oleh konfigurasi ini.
3.3.2 Pengujian Fitur Kemanan (Menggunakan Hping3)
3.3.2.1 Forbid Ping From Wan atau Black anynomous WAN Request (ping)
Pada pengujian ini akan diuji fitur Forbid Ping From Wan atau Black anynomous WAN Request (ping) dengan skenario sebagai berikut:
MR3020
MR3420
PC1
PC2 Gambar 3.16 Forbid Ping From Wan Request AP MR3020 akan mendapatkan IP WAN dari AP MR3420
secara dinamis, selanjutnya PC2 sebagai client dari AP MR3420
67
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
akan melakukan perintah ping ke alamat IP WAN dari AP MR3020 apakah bisa atau tidak. 3.3.2.2 Forbid Ping From LAN Port to Router
MR3020
PC1
PC2
Gambar 3.17 Forbid Ping From Lan Port Pada skenario ini PC2 atau PC1 akan melakukan perintah ping ke alamat IP dari AP MR3020, apakah bisa atau tidak.
3.3.2.3 Remote Management
MR3020
MR3420
PC1
PC2 Gambar 3.18 Remorte Management
Pada pengujian ini AP MR3020 mendapatkan WAN IP dari AP MR3420, selanjutnya client yang berada pada MR3420 atau PC2
68
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
akan melakukan konfigurasi ke AP MR3020 dengan cara mengakses alamat WAN AP MR3020 diikuti dengan port 80. Penulis akan menggunakan port 80 untuk meremotenya.
3.3.2.4 Local Management
MR3020
PC1
PC2 Gambar 3.19 Local Management
Pada ini, PC1 mac addressnya akan dimasukan kedalam pengaturan local management sedangkan untuk PC2 sendiri mac addressnya tidak dimasukan kedalam pengaturan local management. Selanjutnya PC1 mengakses web interface dari AP MR3020 dan PC2 juga mengakses web interface dari AP MR3020 dan keduanya akan dibandingkan.
69
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.3.2.5 DDoS (Distributed Denial of Service)
Pada pengujian ini penulis akan menggunakan metode icmp flood, udp flood dan tcp-syn flood dengan tools hping3. 3.3.2.5.1 DDoS Dari Dalam AP
MR3020
PC1 (Penyerang)
PC2 (Penyerang)
PC3 (Client)
Gambar 3.20 DDoS Dari Dalam AP
Sebelum
melakukan
penyerangan,
penulis
melakukan akses internet terhadap detik.com dan web interface pada AP MR3020 untuk mengetahui rata-rata waktu yang dibutuhkan unutk mengakses alamat-alamat tersebut. Pada pengujian ini, AP MR3020 akan di serang oleh PC1 dan PC2. Untuk PC1 akan menyerang AP melalui jalur kabel
dan PC2 menyerang melalui
koneksi
wlan.
Penyerangan ini akan dilakukan bersamaan oleh PC1 dan 70
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PC2. Dan tugas dari PC3 adalah sebegai client yang hendak mengakses internet pada saat penyerangan berlangsung.
3.3.2.5.2 DDoS Dari Luar AP
MR3020
PC1 (client)
MR3420
PC2 (penyerang)
PC3 (penyerang)
Gambar 3.21 DDoS Dari Luar AP
Sebelum
melakukan
penyerangan,
penulis
melakukan akses internet terhadap detik.com dan web interface pada AP MR3020 untuk mengetahui rata-rata waktu yang dibutuhkan unutk mengakses alamat-alamat tersebut. Pada pengujian ini AP MR3020 akan mendapatkan alamat IP dari MR3420, selanjutnya PC2 dan PC3 akan menyerang AP MR3020 dengan memasukan alamat IP
71
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
WAN MR3020 sebagai target. Dan PC1 bertugas sebagai client yang akan mengakses internet. 3.3.3 Pengujian Fitur Berdasarkan Fungsionalitas
Pada pengujian ini, semua fitur yang akan diuji berupa fungsionalitasnya saja, yaitu fitur dapat bekerja dengan baik atau tidak.
3.3.3.1 DHCP Server
Fungsi dari DHCP(Dynamic Configuration Protocol) sendiri adalah memberikan nomor IP kepada client yang terhubung dengan AP. Didalam skenario ini akan diuji 2-3 client yang terhubung dengan AP. Lalu dilihat apa client tersebut dapat nomor IP yang sudah dituliskan/daftar dalam DHCP server.
MR3020
Client 1
Client 2
Client 3
Gambar 3.22 Pengujian DHCP Server
72
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.3.3.2 DHCP Client List
DHCP Client List, dalam pengujian fiture ini akan dilihat apa fiture DHCP Client List dapat mencatat dan mencatumkan detaildetail user yang terhubung dengan AP, dan dilihat apa IP yang diberikan kepada client sesuai dengan IP yang ada di DHCP server. 3.3.3.3 Address Reservation
Address Reservation, kegunaan dari fitur ini adalah untuk menseeting IP client secara permanen ketika client tersebut terhubung dengan AP. Untuk pengujian fitur ini akan di coba untuk memasukan mac address dari 2 komputer client, selanjutnya setelah mac address dicatat dan sudah di beri nomor IP tetap, kedua komputer client tersebut akan di putus sambungannya terhadap AP, lalu ada sebuah device ketiga yang akan dihubungkan dengan AP, setelah device ketiga terhubung makan hubung maka hubungkan kembali kedua komputer tadi yang telah di konfigurasi sebelumnya. Lalu dilihat hasilnya.
73
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PC A
PC B
PC C
PC A
PC B
PC C
Gambar 3.23 Pengujian Address Reservation
33.3.4 Virtual Server (Port Forwarding)
Fitur ini dimaksudkan untuk dapat digunakan untuk menyiapkan pelayanan publik pada LAN, Sebuah server virtual didefinisikan sebagai port layanan, dan semua permintaan dari Internet ke port layanan ini akan diarahkan ke komputer yang ditentukan oleh IP server. Pada pengujian ini akan dibuat skenario seperti pada gambar 3.24.
74
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MR3020
PC1 (FTP Server)
MR3420
PC2 (Client)
Gambar 3.24 Pengujian Port forwading PC1 adalah PC yang telah berisi FTP server. Pada pengujian ini AP MR3020 mendapatkan IP WAN dari AP MR3420. Selanjutnya PC2 sebagai client mengakses server FTP dengan cara mengetikan alamat IP WAN dari MR3020.
3.3.3.5 DMZ
Sekenario pada pengujian ini hampir sama dengan pengujian virtual server (port forwading). Perbedaan mendasar antara portforwading dengan DMZ adalah portforwading hanya membuka port yang dibutuhkan saja, sedangkan DMZ membuka semua port host yang dimasikan kedalam jaringan DMZ.
75
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MR3020
MR3420
IP Camera dan FTP server
PC2 (client)
Gambar 3.25 Pengujian DMZ Pada pengujian ini IP camera dan FTP server mendapatkan IP tetap dari AP MR3020 dan IP WAN dari MR3020 didapatkan dari AP MR3420. Selanjutnya PC2 sebagai client mengakses IP server dengan cara memasukan nomor IP WAN MR3020 beserta nomor portnya.
3.3.3.6 UPnP
Pengujian akan dilakukan dengan cara menghubungkan client dengan internet dan menjalankan aplikasi sharing berbasiskan torrent, lalu dilihat dalam web interface AP MR3020 apa fitur UPnP telah berjalan atau tidak.
76
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MR3020
PC1
Server
torrent
Gambar 3.26 Pengujian UPnP 3.3.3.7 Pengujian Terhadap Fitur Parental Control, Host List, Target, Access Schedule, Rule Management
-
Parental Control, fungsi dari fitur ini sebenarnya adalah untuk mengontrol akses internet untuk anak-anak, orang tua dapat memasukan alamat situs yang dianggap kurang pantas di akses oleh anak-anak. Pada pengujian ini, penguji akan memasukan domain detik, kaskus dan kompas, lalu akan di uji lewat komputer client yang terhubung dengan AP yang telah dikonfigurasi.
-
Host List, fitur ini berguna untuk memasukan data host client kedalam pengaturan AP berupa nomor IP atau mac address untuk lebih spesifiknya, dimana pengaturan di dalam fitur ini digunakan untuk konfigurasi fitur selanjutnya, seperti Target, Access Schedule. Pengujian akan dilakukan dengan menggunakan satu komputer client dimana komputer client
77
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
tersebut akan dimasukan mac addressnya kedalam AP untuk dilakukan pengujian lebih lanjut. -
Target, fitur ini merupakan lanjutan dari fitur host list dimana didalam fitur ini terdapat pengaturan untuk membatasi akses internet komputer client yang terhubung dengan AP. Pengujian akan dilakukan dengan menggunakan satu komputer client yang terhubung dengan AP dan yang sudah tersetting di dalam fitur host list, selanjutnya dalam fitur ini akan dimasukan beberapa domain seperti kaskus, faceboook, twitter.
-
Access Schedule, fungsi dari fitur ini adalah untuk penjadwalan akses kesitus-situs tertentu contohnya hari minggu pada pukul 23.00 – 23.30 WIB situs yang dimasukan adalah www.google.com, yang memiliki arti bahwa situs www.google.com hanya dapat di buka pada hari minggu pukul 23.00 – 23.30, dilain waktu tersebut www.google.com tidak bisa dibuka.
-
Rule Management, dalam fitur ini merupakan sebuah akses cepat untuk mengakses fitur seperti Parental Control, Host List, Access Schedule.
78
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
AP-MR3020
PC 1
PC2
Gambar 3.27 Parental Control, Host List, Access Schedule
3.3.3.8 IP dan MAC Binding
Skenario pengujian pada fitur ini adalah terdapat 2 buah komputer client yang terhubung AP. PC A dan PC B memiliki IP tetap melalui fitur dhcp address reservation katakanlah PC A memiliki IP 192.168.1.111 dengan mac address 54-E6-FC-82-B8ED dan PC B memiliki IP 192.168.101.100 dengan mac address 446D-57-89-C7-45. Selanjutnya mac address dari PC B dimasukan kedalam fitur IP dan mac binding dan liat apa yang akan terjadi.
79
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PC A
PC B
Gambar 3.28 IP dan MAC Binding 3.3.3.9 WPS
Pengujian akan dilakukan dengan cara mengoneksikan wifi dengan mode WPS. Pengujian pertama akan dilakukan dengan cara memasukan key yang ada di client ke dalam AP, pada pengujian kedua dengan cara menekan tombol fisik WPS yang ada di AP dan menekan tombol fisik yang ada di client.
Client A
Client B
Client C
Gambar 3.29 Pengujian WPS
80
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.3.3.10 AP Isolated
Pengujian selanjutanya adalah pengujian pada fitur AP isolated, fungsi dari fitur ini adalah untuk membatasi client yang terhubung dengan AP agar client-client yang terhubung dengan AP tidak bisa mengkases client yang lain yang sedang terhubung dengan AP yang sama.
MR3020
PC1
PC2
PC3
Gambar 3.30 Pengujian AP Isolated Sekenario yang digunakan nanti, akan ada tiga client yang terhubung dengan AP yang sama, lalu masing-masing clinet mencoba terhubung dengan client lain yang dengan perintah ”ping”. Lalu dilihat hasil yang ditunjukan oleh masing-masing client jika fitur ini aktif dan tidak aktif.
81
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.3.3.11 Wireless Mac Filtering
Fungsi dari fitur ini adalah untuk memfilter dan memberikan ijin akses diijinkan atau tidaknya client yang akan dengan AP secara wireless.
MR3020
PC1
PC2
Gambar 3.31 Wireless MAC Filtering Koneksikan terlebih dahulu PC2 ke AP MR3020 untuk dimasukan nomor mac addressnya kedalam fitur wireless mac filtering. Setelah mac addressnya dimasukan kedalam pengaturan, putuskan sambungan wifi PC2 ke AP MR3020. Lalu PC1 bertugas mengaktifkan fitur wireless mac filtering, setelah fitur aktif hubungkan PC2 ke AP dan akan dicatat apa yang terjadi.
3.3.4 Pengujian Kompabilitas Terhadap Modem
Pada pengujian ini AP akan di konfigurasi sebegai sebuah router yang dapat terkoneksi langsung dengan internet melalui WAN port yang
82
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
telah disediakan. Untuk konfigurasi mengunakan modem usb dial up bisa dilihat pada gambar 3.33. Penulis akan mencoba 5 modem usb baik CDMA maupun GSM secara acak, apakah firmware standar dan dd-wrt mampu mengenali modem dan melakukan koneksi ke internet. Setiap modem diberi waktu 3 menit untuk pengenelan modem oleh AP dan di ulang sebanyak 30 kali untuk tiap modem.
Client
client
client
Gambar 3.32 Pengujian Menggunakan Modem Dial up Seluruh pengujian diatas akan diujikan pada firmware standar dan firmware DD-WRT dan akan diuji sejauh mana perbedaannya. Selanjutnya setelah firmware dalam AP diganti menggunakan DD-WRT akan dicari fitur tambahan apa saja yang ada didalam firmware DD-WRT tersebut.
83
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
4.1 Menguji Fitur Transfer Data (Menggunakan iPerf)
4.1.1 Menguji Fitur Ethernet Card AP
4.1.1.1 Pengujian Ethernet Card 100 Mbps Full Duplex
Pengujian ethernet card 100 Mbps full duplex UDP DD-WRT Firmware Standar Throughput tertinggi 96.5 96.5 Throughput terendah 95.4 95.4 Rata-rata 95.713 95.733 Tabel 4.1 Pengujian Ethernet Card 100 Mbps full duplex
Pada pengujian Ethernet card 100 Mbps full duplex kemampuan firmware
standar
dan
firmware
dd-wrt
dalam
transfer
data
menggunakan UDP memiliki kemampuan yang sama. 4.1.1.2 Pengujian Ethernet Card 100 Mbps Half Duplex
Pengujian ethernet card 100 Mbps half duplex UDP DD-wrt firmware standar Throghput tertinggi 96.5 96.6 Throughput terendah 95.4 95.4 Rata-Rata 95.696 95.733
Tabel 4.2 Pengujian Ethernet Card 100 Mbps half duplex
84
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pada pengujian Ethernet card 100 Mbps hull duplex kemampuan firmware
standar
dan
firmware
dd-wrt
dalam
transfer
data
menggunakan UDP memiliki kemampuan yang sama. 4.1.1.3 Pengujian Ethernet Card 10 Mbps Full Duplex
Pengujian ethernet card 10 Mbps fullduplex UDP DD-WRT Firmware Standar Througput tertinggi 10.7 10.7 Througput terendah 9.43 9.4 Rata-rata 9.587 9.602
Tabel 4.3 Pengujian Ethernet Card 10 Mbps full duplex Pada pengujian Ethernet card 10 Mbps full duplex kemampuan firmware
standar
dan
firmware
dd-wrt
dalam
transfer
data
menggunakan UDP memiliki kemampuan yang sama.
4.1.1.4 Pengujian Ethernet Card 10 Mbps Half Duplex Pengujian ethernet card 10 Mbps half duplex DD-WRT Firmware Standar Througput tertinggi 10.6 10.6 Througput terendah 9.26 9.17 Rata-rata 9.577 9.59
Tabel 4.4 Pengujian Ethernet Card 10 Mbps half duplex Pada pengujian Ethernet card 10 Mbps half duplex kemampuan firmware
standar
dan
firmware
dd-wrt
dalam
transfer
data
menggunakan UDP memiliki kemampuan yang sama.
85
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.1.2 Pengujian Fitur WLAN (Wireless LAN)
4.1.2.1 Pengujian WLAN 11b
41.2.1.1 Pengujian WLAN 11b ch1
Pengujian wifi 11b ch1 UDP dan TCP Throughput(Mbps)
8 7 6 5
DD-WRT UDP
4
DD-WRT TCP
3 2
Firmware standar UDP
1
Firmware standar TCP
0 1
3
5
7
9
11
13
15
17
19
21
23
25
27
29
Pengujian
Gambar 4.1 Pengujian WLAN 11b ch1
Pengujian wifi 11b ch1 UDP dan TCP DD-WRT Firmware standar UDP TCP UDP TCP Througput tertinggi 7.23 6.29 7.29 7.34 Througput terendah 6.08 3.15 6.06 3.15 Rata-rata 6.477 6.704 5.205 6.151
Tabel 4.5 Pengujian WLAN 11b ch1 Pada pengujian WLAN 11b ch1, jika dilihat dari rata-rata kecepatan transfer data pada table 4.5 firmware standar lebih cepat daripada firmware dd-wrt. Dan jika melihat grafik gambar 4.1 Untuk koneksi menggunakan TCP dd-wrt lebih stabil dari pada firmware standar, grafik transfer data menggunakan TCP pada dd-wrt cenderung flat, berbeda dengan menggunakan firmware standar yang naik turun disetiap pengujian. Untuk transfer data UDP firmware standar memilki
86
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kestabilan yang baik jika di lihat dalam grafik dimana firmware standar cenderung datar dan stabil dan untuk dd-wrt sedikit naik turun. Dan untuk throughput tertinggi dalam hal transfer data menggunakan UDP kedua firmware ini memiliki kemampuan setara, untuk transferdata menggunakan TCP firmware standar memiliki troughput tertinggi. Sedangkan untuk untuk troughput terendah kudua firmware ini sama baik untuk UDP dan TCPnya
4.1.2.1.2 Pengujian WLAN 11b ch6
Pengujian wifi 11b ch6 UDP dan TCP 8
Throughput(Mbps)
7 6 5
DD-WRT UDP
4
DD-WRT TCP
3
Firmware standar UDP
2
Firmware standar TCP
1 0 1
3
5
7
9
11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Pengujian
Gambar 4.2 Pengujian WLAN 11b ch 6
87
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pengujian wifi 11b ch6 UDP dan TCP DD-WRT Firmware standar UDP TCP UDP TCP Througput tertinggi 6.67 6.29 7.28 7.34 Througput terendah 5.53 3.15 6.03 3.15 Rata-rata 6.126 4.576 6.663 6.080
Tabel 4.6 Pengujian WLAN 11b ch 6 Pada pengujian WLAN 11b ch6 jika dilihat dari tabel 4.6 hasil rata-rata transfer data firmware standar lebih cepat dari pada firmware dd-wrt. Untuk stabilitas koneksi UDP dapat dilihat dalam gambar 4.2 bahwa firmware dd-wrt memiliki kestabilan lebih baik dari pada firmware standar. Dan untuk transfer data menggunakan TCP keduanya memiliki kestabilan yang hampir sama dimana keduanya sama-sama naik turun dalam pengujian, untuk transfer data TCP firmware standar lebih cepat dari pada firmwar dd-wrt. Dan untuk nilai throughput tertinggi untuk transfer data menggunakan UDP dan TCP firmware standar unggul dengan nilai angka yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan firmware dd-wrt, sedangkan untuk throughput terendah menggunakan UDP dan TCP ditempati oleh firmware dd-wrt.
88
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.1.2.1.3 Pengujian WLAN 11b ch11
Pengujian wifi 11b ch11 UDP dan TCP 8
Throughput(Mbps)
7 6 5
DD-WRT UDP
4
DD-WRT TCP
3
Firmware standar UDP
2
Firmware standar TCP
1 0
1
3
5
7
9
11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Pengujian
Gambar 4.3 Pengujian WLAN 11b ch 11
Pengujian wifi 11b ch11 UDP dan TCP DD-WRT Firmware standar UDP TCP UDP TCP Througput tertinggi 6.66 6.29 7.47 7.34 Througput terendah 4.19 6.07 4.19 5.54 Rata-rata 6.251 5.31 6.67 6.216
Tabel4.7 Pengujian WLAN 11b ch 11 Pada pengujian WLAN 11b ch11 jika dilihat dari tabel 4.7 hasil rata-rata transfer data firmware standar lebih cepat dari pada firmware dd-wrt. Untuk transfer data menggunakan TCP jika dilihat dalam gambar 4.3 dd-wrt memiliki ke unggulan dalam hal stabilitas dibandingkan dengan firmware standar walaupun dalam hal throughput dd-wrt belum bisa mengungguli firmware standar. Untuk transfer data menggunakan UDP keduanya memiliki
89
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
stabilitas yang sama jika dilihat dalam grafik, hanya saja firmware standar unggul dalam hal throughput dibandingkan dengan firmware dd-wrt. Dan untuk nilai troughput tertinggi UDP dan TCP firmware standar lebih tinggi dibandingkan dengan sedangkan untuk throughput terendah menggunakan UDP dan TCP ditempati oleh firmware dd-wrt.
4.1.2.2 Pengujian WLAN 11g
4.1.2.2.1 Pengujian WLAN 11g ch1
Pengujian wifi 11g ch1 UDP dan TCP Througput (Mbps)
35 30 25 20
DD-WRT UDP
15
DD-WRT TCP
10
Firmware standar UDP
5
Firmware standar TCP
0 1
3
5
7
9
11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Pengujian
Gambar 4.4 Pengujian WLAN 11g ch 1 Pengujian wifi 11g ch1 UDP dan TCP DD-WRT Firmware standar UDP TCP UDP TCP Througput tertinggi 26.6 21 28.8 24.1 Througput terendah 19.7 18.9 17.8 15.4 Rata-rata 25.28 19.64 26.18 22.17
Tabel 4.8 Pengujian WLAN 11g ch 1
90
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pada pengujian WLAN 11g ch1 jika dilihat dari tabel 4.8 hasil rata-rata transfer data baik TCP dan UDP firmware standar lebih cepat dari pada firmware dd-wrt. Untuk transfer data TCP kedua firmware ini memiliki kestabilan yang sama jika dilihat dalam gambar 4.4 akan tetapi firmware standar memiliki kecepatan yang lebih baik daripada firmware dd-wrt. Untuk transfer data menggunakan UDP firmware dd-wrt memiliki kestabilan yang sedikit lebih baik dari pada firmware standar, dimana bisa dilihat dalam gambar 4.4. Untuk throughput tertinggi dalam transferdata menggunakan UDP dan TCP firmware standar lebih unggul dibandingkan dengan firmware dd-wrt, sedangkan untuk throughput terendah dalam transferdata UDP diperoleh pada firmware standar dan untuk TCP diperoleh oleh firmware dd-wrt.
4.1.2.2.2 Pengujian WLAN 11g ch6
Pengujian wifi 11g ch6 UDP dan TCP Througput (Mbps)
35 30 25 20
DD-WRT UDP
15
DD-WRT TCP
10
Firmware standar UDP
5
Firmware standar TCP
0 1
3
5
7
9
11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Pengujian
Gambar 4.5 Pengujian WLAN 11g ch 6
91
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pengujian wifi 11g ch6 UDP dan TCP DD-WRT Firmware standar UDP TCP UDP TCP Througput tertinggi 25.8 16.8 28.8 26.2 Througput terendah 18.3 22 9.39 16.9 Rata-rata 23.586 13.124 26.453 22.903
Tabel 4.9 Pengujian WLAN 11g ch 6 Pada pengujian WLAN 11g ch1 jika dilihat dari tabel 4.9 hasil rata-rata transfer data baik TCP dan UDP firmware standar lebih cepat dari pada firmware dd-wrt. Untuk transfer data menggunakan TCP dapat dilihat stabilitas firmware standar lebih baik dari pada dd-wrt dan throughput firmware standar pun lebih tinggi dari pada firmware dd-wrt. Dan untuk koneksi menggunakan UDP keduanya memiliki stabiltas yang hampir sama, hanya saja kecepatan firmware standar lebih baik dari pada firmware dd-wrt. Untuk throughput tertinggi dalam transferdata menggunakan UDP dan TCP firmware standar lebih unggul dari pada firmware dd-wrt karena firmware standar memiliki nilai yang lebih tinggi, dan untuk throughput terendah dalam transfer data UDP diperoleh pada firmware standar dan untuk TCP diperoleh oleh firmware dd-wrt.
92
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.1.2.2.3 Pengujian WLAN 11g ch11
Pengujian wifi 11g ch11 UDP dan TCP 35
Througput (Mbps)
30
25 20
DD-WRT UDP
15
DD-WRT TCP
10
Firmware standar UDP Firmware standar TCP
5 0
1
3
5
7
9
11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Pengujian
Gambar 4.6 Pengujian WLAN 11g ch 11
Pengujian wifi 11g ch11 UDP dan TCP DD-WRT Firmware standar UDP TCP UDP TCP Througput tertinggi 26.4 19.9 29 24.1 Througput terendah 24 22 17.8 16.3 Rata-rata 25.206 19.43 26.48 22.796
Tabel 4.10 Pengujian WLAN 11g ch 11 Pada pengujian WLAN 11g ch1 jika dilihat dari tabel 4.10 hasil rata-rata transfer data baik TCP dan UDP firmware standar lebih cepat dari pada firmware dd-wrt. Berdasarkan gambar 4.6 untuk transferdata menggunakan TCP kedua firmware ini memiliki kestabilan yang sama, hanya saja firmware dd-wrt sedikit lebih lambat dari pada firmware standar. Dan untuk transferdata menggunakan UDP firmware dd-wrt sedikit lebih unggul dalam hal stabilitas dari pada firmware standar, meskipun dalam hal kecepatan data firmware standar sedikit 93
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
lebih cepat dari firmware dd-wrt. Untuk throughput tertinggi dalam transferdata UDP dan TCP firmware standar memiliki nilai yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan firmware ddwrt, sedangkan untuk throughput terendah dalam transferdata UDP diperoleh pada firmware standar dan untuk TCP diperoleh oleh firmware dd-wrt.
4.1.2.3 Pengujian WLAN 11n
4.1.2.3.1 Pengujial WLAN 11n ch4
Pengujian wifi 11n ch4 UDP dan TCP Througput (Mbps)
120 100 80 DD-WRT UDP
60
DD-WRT TCP
40
Firmware standar UDP
20
Firmware standar TCP
0 1
3
5
7
9
11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Pengujian
Gambar 4.7 Pengujian WLAN 11n ch 4 Pengujian wifi 11n ch4 UDP dan TCP DD-WRT Firmware standar UDP TCP UDP TCP Througput tertinggi 101 75.5 101 96.5 Througput terendah 97.5 70.3 65 66.7 Rata-rata 71.276 96.96 100.883 92.736
Tabel 4.11 WLAN 11n ch 4
94
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pada tabel 4.11 bisa dilihat bahwa untuk kecepatan rata-rata UDP firmware dd-wrt mengungguli firmware standar, akan tetapi hal ini berbanding terbalik ketika membandingkan dengan TCP, dimana kecepatan rata-rata TCP firmware standar lebih cepat jika di bandingkan dengan firmware dd-wrt. Untuk stabilitas transferdata menggunakan UDP dapat dilihat dalam gambar 4.7 bahwa firmware dd-wrt memiliki stabilitas yang lebih baik dari pada firmware standar dan firmware ddwrt pun unggul dalam hall kecepatan. Untuk transfer data menggunakan TCP keduanya memiliki stabilitas yang hampir sama, hanya saja firmware dd-wrt kalah dalam hal kecepatan dibandingkan dengan firmware standar. Untuk throughput tertinggi dalam transfer data menggunakan UDP kedua firmware ini memiliki angka yang sama, sedangkan untuk TCP firmware standar lebih unggul dari pada firmware dd-wrt. Dan untuk throughput terendah dalam transfer data UDP diperoleh pada firmware standar dan untuk TCP diperoleh oleh firmware dd-wrt.
95
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.1.2.3.2 Pengujial WLAN 11n ch11
Pengujian wifi 11n ch11 UDP dan TCP 120
Througput (Mbps)
100 80 DD-WRT UDP
60
DD-WRT TCP
40
Firmware standar UDP
20
Firmware standar TCP
0 1
3
5
7
9
11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Pengujian
Gambar 4.8 Pengujian WLAN 11n ch 11 Pengujian wifi 11n ch11 UDP dan TCP DD-WRT Firmware standar UDP TCP UDP TCP Througput tertinggi 101 76.5 101 97.5 Througput terendah 100 72.4 97.9 66.1 Rata-rata 100.863 72.15 100.5 93.613
Tabel 4.12 Pengujian WLAN 11n ch 11 Pada tabel 4.12 dapat dilihat bahwa untuk kecepatan transfer data dengan UDP firmware dd-wrt unggul sangat tipis dari firmware standar. Untuk transfer data menggunakan TCP firmware standar lebih cepat dari pada firmware dd-wrt. Untuk stabilitas koneksi dengan UDP dapat dilihat pada gambar 4.8 bahwa kedua firmware memiliki stabilitas yang sama. Untuk koneksi dengan menggunakan TCP kedua firmware ini memiliki stabilitas yang sama juga, hanya saja untuk urusan kecepatan transfer data firmware standar lebih cepat dari pada firmware dd-wrt. Throughput tertinggi untuk transfer data menggunakan UDP 96
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kedua firmware ini memiliki angka yang sama, sedangkan untuk TCP firmware standar memiliki angka yang lebih tinggi. Dan untuk throughput terendah diperoleh firmware dd-wrt baik UDP maupun TCP.
4.1.3 Pengujian Kecepatan Fitur Wireless Modes Pada Mode 3G Router Dengan Koneksi Automatic DHCP, Static IP, PPTP, PPoE, L2TP
4.1.3.1 Pengujian Kecepatan Dengan Koneksi Automatic DHCP
Automatic DHCP
Througput (Mbps)
30 25 20 UDP DD-WRT
15
UDP Firmware standar
10
TCP DD-WRT TCP Firmware standar
5 0 1
3
5
7
9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Pengujian
Gambar 4.9 Pengujian Menggunakan Automatic DHCP
Auotmatic DHCP Througput
Througput tertinggi Througput terendah Rata-rata
UDP TCP DD-WRT Firmware standar DD-WRT Firmware standar 25.3 19 28.4 22.7 24.1 21.2 23.5 17.8 24.563 18.51 27.26 22.13
Tabel 4.13 Pengujian Menggunakan Automatic DHCP
97
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pada pengujian ini menurut table 4.13 rata-rata throughput yang dihasilkan baik UDP maupun TCP firmware standar lebih unggul dari pada firmware dd-wrt. Untuk nilai throughput tertinggi untuk UDP dan TCP firmware standar lebih unggul, dan untuk throughput terendah baik UDP dan TCP didapatkan dari firmware dd-wrt. Sedangkan untuk stabilitas jika dilihat dari grafik gambar 4.9 firmware dd-wrt memiliki stabilitas yang lebih unggul jika dibandingkan dengan firmware standar.
4.1.3.2 Pengujian Kecepatan Dengan Koneksi Static
IP STATIS Throughput (Mbps)
30 25 20 UDP DD-WRT
15
UDP Firmware standar
10
TCP DD-WRT TCP Firmware standar
5 0 1
3
5
7
9
11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Pengujian
Gambar 4.10 Pengujian Menggunakan IP Static
IP STATIS Througput
Througput tertinggi Througput terendah Rata-rata
UDP TCP DD-WRT Firmware standar DD-WRT Firmware standar 26.8 19.1 28.3 22.5 26.4 19.9 23.1 17.2 24.713 18.523 27.436 21.98
Tabel 4.14 Pengujian Menggunakan IP Static
98
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pada pengujian ini menurut table 4.14 rata-rata throughput yang dihasilkan baik UDP maupun TCP firmware standar lebih unggul dari pada firmware dd-wrt. Untuk nilai throughput tertinggi untuk UDP dan TCP firmware standar lebih unggul, dan untuk throughput terendah baik UDP dan TCP didapatkan dari firmware dd-wrt. Dan untuk stabilitas berdasarkan grafik gambar 4.10 untuk transferdata menggunakan UDP firmware standar sedikit lebih unggul dibandingkan dengan firmware dd-wrt, sedangkan untuk transfer data menggunakan TCP firmware ddwrt sedikit lebih unggul dibandingkan dengan firmware standar.
4.1.3.3 Pengujian Kecepatan Pada Fitur PPTP
PPTP 35
Throughput (Mbps)
30 25 20
UDP DD-WRT
15
UDP Firmware standar TCP DD-WRT
10
TCP Firmware standar 5 0 1
3
5
7
9
11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Pengujian
Gambar 4.11 Pengujian Menggunakan PPTP
99
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PPTP Througput
Througput tertinggi Througput terendah Rata-rata
UDP TCP DD-WRT Firmware standar DD-WRT Firmware standar 26.7 19.3 28.9 22.9 25.6 20.9 24.5 17.3 25.873 18.833 27.4 22.11
Tabel 4.15 Pengujian Menggunakan PPTP Pada pengujian ini menurut pada tabel 4.15 menunjukan bahwa rata-rata kecepatan throughput baik UDP maupun TCP firmware standar unggul karena memiliki nilai yang lebih tinggi dari firmware ddwrt. Throughput tertinggi untuk transfer data menggunakan UDP dan TCP firmware standar lebih unggul dari pada firmware dd-wrt, dan untuk throughput terendah baik UDP dan TCP didapatkan dari firmware dd-wrt. Sedangkan untuk stabilitas menurut gambar 4.11 terlihat bahwa firmware dd-wrt lebih stabil dibandingkan dengan firmware standar dimana grafik firmware dd-wrt hampir datar.
100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.1.3.4 Pengujian Kecepatan Pada Fitur PPoE
PPPoE Throughput (Mbps)
30 25 20 UDP DD-WRT
15
UDP Firmware standar
10
TCP DD-WRT TCP Firmware standar
5 0 1
3
5
7
9
11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Pengujian
Gambar 4.12 Pengujian Menggunakan PPPoE PPPoE Througput
Througput tertinggi Througput terendah Rata-rata
UDP TCP DD-WRT Firmware standar DD-WRT Firmware standar 18.9 16.9 26.1 19.3 25 17.1 17.4 14 18.336 15.163 25.423 18.606
Tabel 4.16 Pengujian Menggunakan PPPoE Pada pengujian PPPoE ini terlihat bahwa rata-rata throughput yang dihasilkan baik UDP dan TCP firmware dd-wrt mengungguli firmware standar. Untuk throughput tertinggi baik transfer data menggunakan UDP dan TCP firmware dd-wrt mengungguli firmware standar dengan angka yang lebih tinggi, dan untuk throughput terendah baik UDP dan TCP didapatkan dari firmware standar. Untuk stabilitas firmware dd-wrt lebih unggul dibandingkan dengan firmware standar.
101
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.1.3.5 Pengujian Kecepatan Pada Fitur L2TP
L2TP
Throughput (Mbps)
30 25 20 UDP DD-WRT
15
UDP Firmware standar
10
TCP DD-WRT TCP Firmware standar
5 0 1
3
5
7
9
11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Pengujian
Gambar 4.13 Pengujian Menggunakan L2TP
L2TP Througput
Througput tertinggi Througput terendah Rata-rata
UDP TCP DD-WRT Firmware standar DD-WRT Firmware standar 27.9 19.5 28.5 22.5 26.3 21.1 25.6 18.3 27.246 18.91 27.26 21.846
Tabel 4.17 Pengujian Menggunakan L2TP Pada pengujian L2TP kecepata rata-rata yang dihasilkan untuk transfer data menggunakan UDP firmware dd-wrt unggul tipis dibandingkan dengan firmware standar, sedangkan firmware standar unggul dalam transfer data TCP. Untuk throughput tertinggi baik menggunakan UDP dan TCP firmware standar lebih unggul dengan nilai yang lebih tinggi, dan untuk throughput terendah baik UDP dan
102
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
TCP didapatkan dari firmware dd-wrt. Untuk stabilitas kedua firmware ini memiliki stabiltas yang sama dilihat dalam grafik gambar 4.13.
4.1.4 Pengujian Fitur WISP
WISP
Throughput (Mbps)
25 20 15
UDP DD-WRT UDP Firmware standar
10
TCP DD-WRT 5
TCP Firmware standar
0 1
3
5
7
9
11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Pengujian
Gambar 4.14 Pengujian WISP (Wireless Internet Service Provider)
WISP Througput
Througput tertinggi Througput terendah Rata-rata
UDP TCP DD-WRT Firmware standar DD-WRT Firmware standar 21.8 18.8 23.8 22.6 22.3 19.4 20 17 20.953 17.993 23.086 20.466
Tabel 4.18 Pengujian WISP (Wireless Internet Service Provider) Pada pengujian ini throughput rata-rata yang dihasilkan firmware standar baik menggunakan UDP maupun TCP lebih tinggi dibandingkan dengan firmware dd-wrt. Throughput tertinggi UDP dan TCP firmware standar lebih unggul dibandingkan dengan firmware ddwrt, dan untuk throughput terendah baik UDP dan TCP didapatkan dari
103
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
firmware dd-wrt. Untuk stabilitas kedua firmware ini memiliki stabilitas yang mirip, hanya saja firmware standar unggul sedikit dalam koneksi TCP.
4.1.5 Pengujian Kecepatan Fitur AP Mode
AP MODE/ DHCP FORWADER 35
Throughput (Mbps)
30 25 20
UDP DD-WRT
15
UDP Firmware standar TCP DD-WRT
10
TCP Firmware standar 5 0 1
3
5
7
9
11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Pengujian
Gambar 4.15 Pengujian AP mode/ DHCP Forwader AP MODE Througput
Througput tertinggi Througput terendah Rata-rata
UDP TCP DD-WRT Firmware standar DD-WRT Firmware standar 27.5 19 28.6 22.5 26.1 19 24.6 16.2 26.433 18.103 27.246 21.483
Tabel 4.19 Pengujian AP mode/ DHCP Forwader Pada pengujian AP mode (dalam dd-wrt disebut dengan dhcp forwarder) dapat dilihat bahwa kecepatan rata-rata yang dihasilkan dalam pengujian UDP dan TCP menunjukan bahwa kecepatan rata-rata
104
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
firmware standar lebih unggul dibandingkan dengan firmware dd-wrt. Untuk throughput tertinggi dalam pengujian transfer data menggunakan UDP dan TCP firmware standar kembali lebih unggul, dan untuk throughput terendah baik UDP dan TCP didapatkan dari firmware ddwrt. Untuk satabilitas kedua firmware ini memiliki stabilitas yang hampir sama.
4.1.6 Pengujian Kecepatan WLAN Menggunakan Authentication WEP, WPA-PSK/WPA2-PSK
4.1.6.1 Pengujian Menggunakan Authentication WEP Open System 64 bit
WEP hexa 64 bit WIFI (OPEN SYSTEM) Troughput (Mbps)
35 30 25 20
DD-WRT UDP
15
DD-WRT TCP
10
Firmware standar UDP
5
Firmware standar TCP
0 1
3
5
7
9
11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Pengujian
Gambar 4.16 Pengujian WEP Open System 64 bit
Througput tertinggi Througput terendah Rata-rata
WEP hexa 64 bit DD-WRT Firmware standar UDP TCP UDP TCP 23.1 31.2 31.5 24.1 29 21 15.7 25.9 18.876 29.72 30.266 22.933
Tabel 4.20 Pengujian WEP Open System 64 bit
105
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Dalam pengujian ini, firmware dd-wrt unggul dalam transfer data UDP sedangkan untuk firmware standar unggul dalam transfer data TCP. Throughput tertinggi untuk transfer data menggunakan UDP firmware dd-wrt lebih unggul dibandingkan dengan firmware standar, sedangkan untuk transfer data TCP firmware standar lebih ungul dibandingkan dengan dd-wrt. Dan untuk throughput terendah dalam transfer data menggunakan UDP diperoleh dari firmware standar, sedangkan untuk TCP diperoleh dari firmware dd-wrt. Untuk stabilitasnya firmware dd-wrt sedikit unggul daripada firmware standar dalam hal transfer data UDP, sedangkan untuk transfer data TCP keduanya memilki stabilitas yang hampir sama.
4.1.6.2 Pengujian Menggunakan Authentication WEP Open System 128 bit
WEP hexa 128 bit WIFI (OPEN SYSTEM) Troughput (Mbps)
35 30 25 20
DD-WRT UDP
15
DD-WRT TCP
10
Firmware standar UDP
5
Firmware standar TCP
0 1
3
5
7
9
11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Pengujian
Gambar 4.17 Pengujian WEP open system 128 bit
106
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Througput tertinggi Througput terendah Rata-rata
WEP hexa 128 bit DD-WRT Firmware standar UDP TCP UDP TCP 31.5 21 31.9 25.2 28.5 22 13.6 26.5 29.92 18.243 30.81 23.626
Tabel 4.21 Pengujian WEP open system 128 bit Dalam pengujian ini firmware standar unggul tipis di bandingkan dengan firmware dd-wrt untuk transfer data yang menggunakan UDP, sedangkan untuk transfer data mengunakan TCP firmware standar unggul banyak dibandingkan dengan dd-wrt firmware. Untuk stabilitas firmware dd-wrt memiliki stabilitas yang sedikit lebih baik di transfer data UDP, sedangkan firmware standar unggul di transfer data TCP. Untuk throughput tertinggi dalam transfer data UDP dan TCP firmware standar lebih unggul, sedangkan untuk throughput terendah dalam transfer data menggunakan UDP diperoleh dari firmware standar, sedangkan untuk TCP diperoleh dari firmware dd-wrt.
107
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.1.6.3 Pengujian Menggunakan Authentication WEP Shared Key 64 bit
WEP hexa 64 bit WIFI (Shared key) 35
Throughput (Mbps)
30 25 20
DD-WRT UDP
15
DD-WRT TCP Firmware standar UDP
10
Firmware standar TCP
5 0 1
3
5
7
9
11
13
15
17
19
21
23
25
27
29
Pengujian
Gambar 4.18 Pengujian WEP 64 bit Shared Key Hexadecimal
Througput tertinggi Througput terendah Rata-rata
wep hexa 64 bit WIFI (Shared key) DD-WRT Firmware standar UDP TCP UDP TCP 30.9 23.1 31.7 27.3 27 22 28 16.8 29.66 18.91 30.786 23.566
Tabel 4.22 Pengujian WEP 64 bit Shared Key Hexadecimal Untuk pengujian ini rata-rata throughput yang dihasilkan dalam transfer data menggunakan UDP dan TCP firmware standar lebih unggul dibandingkan dengan firmware dd-wrt. Untuk throughput tertinggi dalam pengujian menggunakan UDP dan TCP dapat dilhat dalam tabel 4.24 bahwa firmware standar lebih unggul dibandingkan dengan firmware dd-wrt, dan untuk throughput terendah baik UDP dan TCP didapatkan dari firmware dd-wrt.
108
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.1.6.4 Pengujian Menggunakan Authentication WEP Shared Key 128 bit
wep hexa 128 bit WIFI (Shared key) Troughput (Mbps)
35 30 25 20
DD-WRT UDP
15
DD-WRT TCP
10
Firmware standar UDP
5
Firmware standar TCP
0
1
3
5
7
9
11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Pengujian
Gambar 4.19 Pengujian WEP 128 bit Shared Key Hexadecimal
Througput tertinggi Througput terendah Rata-rata
WEP hexa 128 bit WIFI (Shared key) DD-WRT Firmware standar UDP TCP UDP TCP 31.3 23.1 31.5 27.3 28.6 22 16.8 26.5 29.686 18.37 30.79 23.566
Tabel 4.23 Pengujian WEP 128 bit Shared Key Hexadecimal Pada pengujian ini untuk transferdata menggunakan UDP firmware standar sedikit unggul dari pada firmware dd-wrt selisihnya pun tidak terpaut jauh. Untuk koneksi menggunakan TCP firmware standar unggul lebih cepat dari pada firmware dd-wrt. Throughput tertinggi dalam transfer data menggunakan UDP maupun TCP firmware standar lebih unggul dibandingkan dengan firmware dd-wrt, sedangkan untuk throughput terendah dalam transfer data menggunakan UDP diperoleh dari firmware standar, sedangkan untuk TCP diperoleh dari 109
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
firmware dd-wrt. Untuk masalah stabilitas keduanya hampir sama baik di UDP maupun di TCP.
4.1.6.5 Pengujian Menggunakan Authentication WPA TKIP
WPA (TKIP) 35
Troughput (Mbps)
30 25 20
DD-WRT UDP
15
DD-WRT TCP Firmware standar UDP
10
Firmware standar TCP
5 0 1
3
5
7
9
11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Pengujian
Gambar 4.20 Pengujian WPA TKIP WPA (TKIP)
Througput tertinggi Througput terendah Rata-rata
DD-WRT Firmware standar UDP TCP UDP TCP 31.6 22 30.7 24.1 27 22 16.8 21.9 30.653 19.51 29.07 23.156
Tabel 4.24 Pengujian WPA TKIP Pada pengujian ini untuk transfer data menggunakan UDP firmware dd-wrt unggul tipis jika dibandingkan dengan firmware standar, sedangkan firmware standar unggul dalam transfer data menggunakan TCP. Throughput tertinggi dalam transfer data menggunakan UDP firmware dd-wrt lebih unggul dibandingkan dengan
110
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
firmware standar, sedangkan untuk transfer data menggunakan TCP firmware standar lebih unggul dibandingkan dengan firmware dd-wrt. Sedangkan
untuk
throughput
terendah
dalam
transfer
data
menggunakan UDP diperoleh dari firmware standar, sedangkan untuk TCP diperoleh dari firmware dd-wrt. Untuk stabilitas transferdata menggunakan UDP dd-wrt sedikit lebih unggul dari firmware standar, sedangkan untuk transferdata TCP firmware standar unggul dari pada firmware dd-wrt.
4.1.6.6 Pengujian Menggunakan Authentication WPA AES
WPA (AES) Troughput (Mbps)
35 30 25 20
DD-WRT UDP
15
DD-WRT TCP
10
Firmware standar UDP
5
Firmware standar TCP
0 1
3
5
7
9
11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Pengujian
Gambar 4.21 Pengujian WPA AES
111
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
WPA (AES)
Througput tertinggi Througput terendah Rata-rata
DD-WRT Firmware standar UDP TCP UDP TCP 22 30.7 31.2 27.3 26.5 26.5 19.9 16.8 19.413 29.866 30.11 23.183
Tabel 4.25 Pengujian WPA AES Pada pengujian ini untuk transfer data menggunakan UDP firmware dd-wrt unggul tipis jika dibandingkan dengan firmware standar, sedangkan firmware standar unggul dalam transfer data menggunakan TCP. Untuk throughput tertinggi dalam transfer data menggunakan UDP firmware dd-wrt lebih unggul dibandingkan dengan firmware standar, firmware standar unggul dalam transfer data menggunakan TCP. Sedangkan untuk throughput terendah dalam transfer data menggunakan UDP kedua firmware memiliki angka yang sama, sedangkan untuk throughput menggunakan TCP firmware dd-wrt memiliki angka paling rendah. Untuk stabilitas baik firmware standar dan firmware dd-wrt memiliki stablitas yang hampir sama baik TCP ataupun UDP.
112
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.1.6.7 Pengujian Menggunakan Authentication WPA2 TKIP
WPA2 (TKIP) 35
Troughput (Mbps)
30 25 20
DD-WRT UDP
15
DD-WRT TCP Firmware standar UDP
10
Firmware standar TCP
5 0 1
3
5
7
9
11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Pengujian
Gambar 4.22 Pengujian Fitur WPA2 TKIP
WPA2 (TKIP)
Througput tertinggi Througput terendah Rata-rata
DD-WRT Firmware standar UDP TCP UDP TCP 31.6 22 30.7 24.1 27 22 16.8 21.9 30.653 19.51 29.07 23.156
Tabel 4.26 Pengujian Fitur WPA2 TKIP Pada pengujian ini untuk rata-rata transfer data menggunakan UDP firmware dd-wrt unggul tipis jika dibandingkan dengan firmware standar, sedangkan firmware standar unggul dalam transfer data menggunakan TCP. Untuk throughput tertinggi dalam transfer data menggunakan UDP dan TCP diperoleh pada firmware standar, dan untuk throughput terendah dalam transfer data menggunakan UDP diperoleh dari firmware standar, sedangkan untuk TCP diperoleh dari
113
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
firmware dd-wrt. Sedangkan untuk stabiltas firmware dd-wrt unggul dalam transferdata menggunakan UDP sedangkan firmware standar unggul dalam TCP.
4.1.6.8 Pengujian Menggunakan Authentication WPA2 AES
WPA2 (AES)
Troughput (Mbps)
35 30 25 20
DD-WRT UDP
15
DD-WRT TCP
10
Firmware standar UDP
5
Firmware standar TCP
0 1
3
5
7
9
11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Pengujian
Gambar 4.23 Pengujian Fitur WPA2 AES WPA2 (AES)
Througput tertinggi Througput terendah Rata-rata
DD-WRT Firmware standar UDP TCP UDP TCP 30.9 23.1 31.5 27.3 29.8 21 16.8 26.5 30.26 19.586 30.436 23.39
Tabel 4.26 Pengujian Fitur WPA2 AES Pada pengujian ini untuk rata-rata transfer data menggunakan UDP dan TCP firmware standar lebih unggul dibandingkan dengan firmware dd-wrt. Untuk throughput tertinggi dalam transfer data menggunakan UDP dan TCP firmware standar lebih unggul, dan untuk
114
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
throughput terendah dalam transfer data menggunakan UDP diperoleh dari firmware standar, sedangkan untuk TCP diperoleh dari firmware dd-wrt. Sedangkan untuk stabiltas firmware dd-wrt unggul dalam transferdata menggunakan UDP sedangkan firmware standar unggul dalam TCP.
4.1.7 Pengujian Kecepatan Pada Fitur Advance Routing
Advance Routing
Troughput (Mbps)
30 25 20
Firmware Standar UDP
15
Firmware Standar TCP
10
DD-WRT UDP
5
DD-WRT TCP
0
1
3
5
7
9
11
13
15
17
19
21
23
25
27
29
Pengujian
Gambar 4.24 Grafik Pengujian Advance Routing
Througput tertinggi Througput terendah Rata-rata
Advance Routing Firmware Standar DD-WRT UDP TCP UDP TCP 18.8 17 27.8 22.5 26.4 21 17.6 14.5 18.3 15.973 27.18 21.903
Tabel 4.27 Pengujian Advance Routing Pada pengujian fitur advance routing ini berdasarkan table 4.27 rata-rata throughput transfer data menggunakan UDP dan TCP
115
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
frimware standar lebih unggul dibandingkan dengan firmware ddwrt. Untuk throughput tertinggi baik UDP dan TCP firmware standar lebih unggul dibandingkan dengan firmware dd-wrt, dengan begini otomatis firmware dd-wrt menjadi yang terendah dalam transfer data menggunakan UDP dan TCP. Untuk stabilitas dilhat pada gambar 4.24 kedua firmware ini memiliki stabilitas yang hampir sama.
4.1.8 Pengujian Kecepatan Pada Fitur Bandwidth Control
Pada pengujian fitur ini, semua client yang terhubung dengan AP akan dibatasi WAN bandwidthnya. Pengujian besaran pembatasan bandwidth adalah 128 kbps, 256 kbps, dan 512 kbps baik untuk download maupun upload.
Download 600
Bandwidth (Kbps)
500 DD-WRT 128 Kbps
400
DD-WRT 256 Kbps
300
DD-WRT 512 Kbps Firmware standar 128 Kbps
200
Firmware standar 256 Kbps
100
Firmware standar 512 Kbps
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415161718192021222324252627282930
Pengujian
Gambar 4.25 Pengujian Download Bandwidth Control
116
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DOWNLOAD
Bandwidth tertinggi Bandwidth terendah Rata-rata
DD-WRT Firmware stndar 128 Kbps 256 Kbps 512 Kbps 128 Kbps 256 Kbps 512 Kbps 121 241 475 152 288 496 114 219 457 216 446 63 116.966 229.666 459.466 123.066 246.566 487.766
Tabel 4.28 Download Bandwidth Control Pada gambar 4.25 Untuk pengujian download dengan bandwidth 128 kbps terlihat firmware dd-wrt memiliki stbilitas yang bagus dibandingkan dengan firmware standar. Grafik yang ditampilkan dd-wrt dalam gambar 4.25 Terlihat lebih rata dibandingkan dengan firmware standar. Untuk rata-rata bandwidth yang dikeluarkan dalam pengujian 128 kbps terlihat firmware standar memiliki rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan firmware dd-wrt. Dengan lonjakan troughput pada firmware standar yang melebihi batas yang ditentukan yaitu 128 kbps bisa di katakan bahwa kemampuan firmware standar buruk dalam menangani limitasi bandwidth yang telah ditentukan. Untuk pengujian download dengan bandwidth 256 kbps terlihat bahwa firmware dd-wrt memiliki stabilitas yang yang bagus dibandingkan dengan firmware standar. Grafik yang ditampilkan dd-wrt dalam gambar 4.25 Terlihat begitu rata dibandingkan dengan firmware standar, hal ini sama dengan pada pengujian 128 kbps. Untuk rata-rata bandwidth dalam pengujian ini kembali firmware standar lebih unggul dari pada firmware dd-wrt. Dengan lonjakan troughput pada firmware standar yang melebihi batas yang ditentukan yaitu 256 kbps bisa di
117
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
katakan bahwa kemampuan firmware standar buruk dalam menangani limitasi bandwidth yang telah ditentukan. Untuk pengujian download dengan bandwidth 512 kbps kedua firmware ini memiliki stabilitas yang sama. Sedangkan untuk rata-rata bandwidth yang dikeluarkan firmware standar memiliki rata-rata bandwidth yang lebih besar dari pada firmware dd-wrt.
Upload 600
Bandwidth (Kbps)
500 DD-WRT 128 Kbps
400
DD-WRT 256 Kbps
300
DD-WRT 512 Kbps
200
Firmware stndar 128 Kbps
100
Firmware stndar 256 Kbps Firmware stndar 512 Kbps
0 1
3
5
7
9
11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Pengujian
Gambar 4.26 Pengujian Upload Bandwidth Control
UPLOAD
Bandwidth tertinggi Bandwidth terendah Rata-rata
DD-WRT Firmware stndar 128 Kbps 256 Kbps 512 Kbps 128 Kbps 256 Kbps 512 Kbps 125 247 475 126 248 489 102 240 337 105 235 364 123.5 244.133 440.633 122.9 243.866 456.766
Tabel 4.29 Upload Bandwidth Control Pada pengujian upload dengan bandwidth 128 kbps baik firmware standar dan firmware dd-wrt memiliki stabiltas dilihat dalam gambar 4.26, dimana kedua grafik firmware tersebut sama-sama rata. Untuk rata-rata bandwidth yang dikelurakan terlihat pada tabel 4.29 118
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Firmware dd-wrt memiliki rata-rata upload yang lebih besar dalam pengujian upload 128 kbps. Pada pengujian upload dengan bandwidth 256 kbps baik firmware standar dan firmware dd-wrt memiliki stabiltas dilihat dalam gambar 4.26, dimana kedua grafik firmware tersebut sama-sama rata. Untuk rata-rata bandwidth yang dikelurakan terlihat pada tabel 4.29 firmware dd-wrt memiliki rata-rata upload yang lebih besar walaupun selisihnya sangat tipis dalam pengujian upload dengan bandwidth 256 kbps. Pada pengujian upload dengan bandwidth 512 kbps bisa dilihat dalam gambar 4.26 bahwa firmware standar memiliki stabilitas yang kurang baik, dimana grafik yang ditampilkan naik turun jika dibandingkan dengan firmware standar. Untuk rata-rata bandwidth upload firmware standar memiliki rata-rata upload yang lebih tinggi dibandingkan dengan firmware dd-wrt.
119
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.1.9 Pengujian Kecepatan Pada Fitur WDS (Wireless Distributed System)
WDS
Troughput (Mbps)
25 20 15
Firmware Standar UDP Firmware Standar TCP
10
DD-WRT UDP DD-WRT TCP
5
0 1
3
5
7
9
11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Pengujian
Gambar 4.27 Grafik Pengujian WDS WDS
Throughput ertinggi Througput terendah Rata-rata
Firmware Standar DD-WRT UDP TCP UDP TCP 22.1 18.9 22.2 19.9 16.3 14.3 17.3 14 19.49 16.313 17.156 19.566
Tabel 4.30 Pengujian WDS Pada pengujian WDS ini kedua firmware memiliki stabilitas yang hampir mirip, dilihat dari gambar 4.27 terlihat bahwa kedua grafik pengujian pada kedua firmware ini memiliki hasil yang hampir mirip. Untuk rata-rata throughput tertinggi dalam transfer data menggunakan UDP firmware dd-wrt lebih unggul dibandingkan dengan firmware standar, firmware standar unggul dalam rata-rata transfer data menggunakan TCP. Throughput tertinggi untuk transfer data menggunakan UDP dan TCP firmware standar lebih unggul dibandingkan dengan firmware standar, dan untuk throughput terendah
120
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dalam koneksi transfer data UDP dan TCP terdapat pada firmware ddwrt. 4.2 Pengujian Fitur Keamanan
4.2.1 Pengujian Forbid Ping From Wan atau Black anynomous WAN Request
Gambar 4.28 IP WAN AP Diping Oleh Client Pada pengujian fitur forbid ping from wan atau block anynomous wan request baik firmware standar maupun firmware dd-wrt berjalan dengan baik. Request ping yang dikirimkan dalam pengujian mampu ditolak atau diblock oleh fitur ini. Selama 30 kali pengujian menggunakan perintah ping, semua perintah ping ke IP wan akan selalu request time out.
4.2.2 Pengujian Forbid Ping From LAN Port to Router
Fitur Forbid Ping From LAN Port to Router hanya terdapat dalam firmware standar. Didalam firmware dd-wrt belum terdapat fitur
121
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ini. Dengan demikian hasil pengujian dalam fitur Forbid Ping From LAN Port to Router tidak bisa dibandingkan.
4.2.3 Pengujian Remote Management
Gambar 4.29 Hasil Pengujian Remote Management Firmware Standar
Gambar 4.30 Hasil Pengujian Remote Management Firmware DD-WRT Pada gambar 4.29 dan gambar 4.30 merupakan hasil pengujian fitur remote management pada firmware standar dan firmware dd-wrt, kedua fitur ini mampu berjalan dengan baik selama proses pengujian yang dilakukan sebanyak 30 kali.
4.2.4 Pengujian Local Management
Fitur Local Management hanya terdapat dalam firmware standar. Didalam firmware dd-wrt belum terdapat fitur ini. Dengan
122
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
demikian hasil pengujian dalam fitur Local Management tidak bisa dibandingkan.
4.2.5 Pengujian DDoS (Distributed Denial of Service)
Pada pengujian serangan DDoS ini penulis menggunakan perintah dalam program hping3 sebagai berikut: 1. Untuk serangan ICMP Flood akan menggunakan perintah “sudo hping3 --flood --rand-source --icmp -p 80 192.168.0.254” 2. Untuk serangan UDP Flood akan menggunakan perintah “sudo hping3 --flood-source --udp -p 80 192.168.0.254” 3. Untuk serangan TCP Flood akan menggunakan perintah “sudo hping3 -i u1 -S -p 80 192.168.0.254”
4.2.5.1 Pengujian Serangan DDoS dari Dalam AP
Sebelum melakukan DDoS peneliti akan melakukan browsing ke situs detik.com sebanyak 30 kali untuk mendapatkan rata-rata waktu yang diperlukan untuk mengkases situs detik.com, dan melakukan browsing ke halaman web interface dari ap sebanyak 30 kali. Sebelum melakukan browsing penulis akan melakukan clear browsing data dan menonaktifkan history pada browser.
123
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk mengakses www.detik.com Web Interface AP 1 35.1 detik
3.3 detik Tabel 4.31 rata-rata pengakses waktu sebelum serangan dilakukan Setelah data pengaksesan didapat barulah AP diserang DDoS dari dalam. Berikut hasil yang diperoleh:
Firmware Standar Untuk serangan baik icmp flood, udp flood, dan tcp flood AP dengan konfigurasi firmware standar mengalami kegagalan, dengan artian client yang terhubung dengan AP ketika ingin melakukan browsing ke situs detik.com dan web interface dari AP tidak bisa dilakukan. Selain itu AP menjadi sangat panas ketika serangan DDoS dilakukan.
Firmware DD-WRT Untuk serangan baik icmp flood, udp flood, dan tcp flood AP dengan konfigurasi firmware dd-wrt mengalami kegagalan, kegagalan yang diperoleh pada pengujian ini adalah AP selalu restart selama pengujian dilangsungkan, AP akan terus restart dan tidak mau booting selama serangan dilakukan. AP akan kembali mau booting ketika serangan di hentikan.
124
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.2.5.2 DDoS Dari Luar AP
Sebelum melakukan DDoS peneliti akan melakukan browsing ke situs detik.com sebanyak 30 kali untuk mendapatkan rata-rata waktu yang diperlukan untuk mengkases situs detik.com, dan melakukan browsing ke halaman web interface dari ap sebanyak 30 kali. Sebelum melakukan browsing penulis akan melakukan clear browsing data dan menonaktifkan history pada browser.
No
Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk mengakses www.detik.com Web Interface AP 1 22.3 detik
3.2 detik Tabel 4.32 rata-rata pengakses waktu sebelum serangan dilakukan Setelah data pengaksesan didapat barulah AP diserang DDoS dari dalam. Berikut hasil yang diperoleh:
Firmware Standar Hasilnya sama seperti pada pengujian DDoS dengan konfigurasi serangan dari dalam, untuk serangan baik icmp flood, udp flood, dan tcp flood AP dengan konfigurasi firmware standar mengalami kegagalan, dengan artian client yang terhubung dengan AP ketika ingin melakukan browsing ke situs detik.com dan web interface dari AP tidak bisa dilakukan. Selain itu AP menjadi sangat panas ketika serangan DDoS dilakukan.
125
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Firmware DD-WRT Dalam serangan icmp flood dan udp flood AP dengan
konfigurasi
firmware
dd-wrt
mengalami
kegagalan, client tidak bisa mengakses situ detik.com dan web interface dari AP. Untuk serangan tcp flood firmware dd-wrt mampu mengatasinya walaupun dengan penurun kecepatan dalam akses situs detik.com dan web interface dari AP. Berikut ini perbandingannya pada tabel 4.33.
No
Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk mengakses (DDoS TCP FLOOD) www.detik.com Web Interface AP 1 41.8 detik
10.9 detik
Tabel 4.33 rata-rata pengakses waktu pada serangan TCP FLOOD
126
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.3 Pengujian Fitur Berdasarkan Fungsionalitas
No 1 2 3
4 5 6
7 8
Fitur DHCP Server DHCP Client List Address Reservation Virtual Server (Port Forwarding) DMZ UPnP Parental Control, Host List, Target, Access Schedule, Rule Management IP dan MAC Binding
9 WPS 10 AP Isolated Wireless MAC 11 Filtering
Firmware Standar
Firmware DDWRT
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada Ada Ada
Ada Ada Ada
Ada
Ada
Ada
Tidak
Ada Ada
Tidak Ada
Ada
Ada
Keterangan
Firmware DD-WRT tidak mendukung fitur parental control
Security issue di dd-wrt firmware
Tabel 4.34 Perbandingan Fitur Berdasarkan Fungsionalitas Pada tabel 4.34 merupakan hasil pengujian fitur berdasarkan fungsionalitas, semua fitur yang dimasukan kedalam tabel dan sudah dicoba oleh peneliti dengan ketentuan yang telah dituliskan dalam scenario pengujian pada BAB 3 sebelumnya. Bisa dilihat ada beberapa fitur yang tidak di support oleh firmware DD-WRT seperti fitur parental control, IP dan Mac Binding, dan WPS. Dengan dihilangkannya fitur tersebut firmware dd-wrt mengganti dengan fitur yang bisa dilihat dalam tabel selanjutnya.
127
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Fitur VLAN Tagging, Bridging, Multiple 1 DHCP Server Etherner Over IP 2 Tuneling (EoIP) Virtual Interface 3 Wireless
Firmware Standar
Firmware DDWRT
Keterangan Hanya ada di firmware dd-wrt Hanya ada di firmware dd-wrt Hanya ada di firmware dd-wrt Hanya ada di firmware dd-wrt
-
Ada
-
Ada
-
Ada
4 Super Channel Virtual Interface Wireless Security dan 5 Mac Filter
-
Ada
-
Ada
6 Telnet
-
Ada
7 VPN(PPP) Server USB Support (Core USB Support, USB Printer Support, USB 8 Storage Support) Hotspot (Chillispot dan 9 Hotspot System) Keep Al4e (Proxy/Connection WatchDog, Schedule Reboot, WDS 10 WatchDog)
-
Ada
-
Ada
-
Ada
-
Ada
11 Commands Shell
-
Ada
12 Wake On Line Status (Router, WAN, LAN, Wireless, Bandwidth, System 13 Info)
-
Ada
Hanya ada di firmware dd-wrt Hanya ada di firmware dd-wrt Hanya ada di firmware dd-wrt
-
Ada
Hanya ada di firmware dd-wrt
Hanya ada di firmware dd-wrt Hanya ada di firmware dd-wrt Hanya ada di firmware dd-wrt
Hanya ada di firmware dd-wrt Hanya ada di firmware dd-wrt
Tabel 4.35 Fitur Yang Ada Dalam Firmware DD-WRT Dengan pengurangan fitur yang tertera pada tabel 4.34 firmware dd-wrt menggantinya dengan penambahan fitur yang tertera pada tabel 4.35. Dan fitur-fitur yang tertera pada tabel 4.35 merupakan fitur exclus4e yang ada di firmware dd-wrt.
128
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.4 Pengujian Kompabilitas Terhadap Modem Pada pengujian kompabilitas terhadap modem penelitian akan menggunakan modem ZTE MF190 (Gsm), Prolink PHS300 (Gsm), ZTE MF190s (Gsm), Air Flash AH007 (Cdma), Haier CE682 (Cdma). Berikut ini hasil pengujian untuk setiap modemnya dalam firmware standar dan firmware dd-wrt.
No Modem
Tabel Perbandingkan Rata-rata Waktu Untuk Terhubung Internet Firmware Standar Firmware DD-WRT Keterangan
1 ZTE MF190
Prolink 2 PHS300
1 menit 25.8 detik 1 menit 58.8 detik
1 menit 15.1 -
AIRFLASH 3 007
-
1 menit 10.1 detik
Modem Tidak terdeteksi oleh firmware dd-wrt Hanya bisa terkoneksi dengan internet pada pengujian ke 5, 9, 11, 17, 21 dan 23
1 menit 48.8 detik 1 menit 15.4 detik 1 menit 30.1 detik 1 menit 20.7 5 ZTE MF190s Tabel 4.36 Perbandingan Connection Time 4 Haier CE682
Dalam tabel 4.36 bisa dilihat bahwa firmware dd-wrt memiliki waktu tercepat untuk terhubung ke internet menggunakan modem dial up, hanya saja firmware dd-wrt tidak mendukung untuk modem prolink phs300. Untuk firmware standar mengalami kendala jika dipasangkan dengan modem airflash 007 dimana modem sulit untuk dikenali walaupun pada beberapa pengujian modem berhasil dikenali dan terkoneksi.
129
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.5 Tabel Perbandingan Data dan Fitur Firmware Standar Dan Firmware DD-WRT Tabel dibawah ini merupakan perbandingan data dan fitur dari kedua firmware yang sebelumnya telah diuji. No 1
2
Fitur Ethernet Card 1. 100 Mbps Full Duplek 2. 100 Mbps Half Duplek 3. 10 Mbps Full Duplek 4. 10 Mbps Half Duplek
Frimware Standar Ada UDP 95.733 Mbps
Firmware DD-WRT Ada UDP 95.713 Mbps
UDP 95.733 Mbps UDP 9.602 Mbps UDP 9.59 Mbps
UDP 95.696 Mbps UDP 9.587 Mbps UDP 9.577 MBps
WLAN 1. WLAN 11b 1.1 WLAN 11b CH1
Ada
Ada
UDP 6.704 Mbps TCP 6.151 Mbps UDP 6.663 Mbps TCP 6.080 Mbps UDP 6.67 Mbps TCP 6.216 Mbps
UDP 6.477 Mbps TCP 5.205 Mbps UDP 6.126 Mbps TCP 4.576 Mbps UDP 6.251 Mbps TCP 5.31 Mbps
UDP 26.18 Mbps TCP 22.17 Mbps UDP 26.453 Mbps TCP 22.903 Mbps UDP 26.48 Mbps TCP 22.796 Mbps
UDP 25.28 Mbps TCP 19.64 Mbps UDP 23.586 Mbps TCP 13.124 Mbps UDP 25.206 Mbps TCP 19.43 Mbps
UDP 96.96 Mbps TCP 92.736 Mbps UDP 100.5 Mbps TCP 93.613 Mbps
UDP 100.883 Mbps TCP 71.276 Mbps UDP 100.863 Mbps TCP 72.15 Mbps
Ada
Ada
1.2 WLAN 11b CH6 1.3 WLAN 11b CH11 2. WLAN 11g 2.1 WLAN 11g CH1 2.2 WLAN 11g CH6 2.3 WLAN 11g CH11 3. WLAN 11n 3.1 WLAN 11n CH 6 3.2 WLAN 11n CH 11
3
Wireless Mode
1. Mode 3G router 2. Automatic DHCP 3. IP Statis
ZTE MF190, Prolink PHS300, ZTE MF190s, Air Flash AH007, Haier CE682 UDP 27.26 Mbps TCP 22.13 Mbps UDP 27.436 Mbps
ZTE MF190, Prolink PHS300, ZTE MF190s, Air Flash AH007, Haier CE682 UDP 24.563 Mbps TCP 18.51 Mbps UDP 24.713 Mbps
Keterangan
Warna tulisan biru pada kolom Firmware standar menunjukan ketidak cocokan modem, dan warna tulisan berwarna merah pada kolom fimrware dd-wrt menunjukan ketidak cocokan modem juga
130
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4. PPTP 5. PPPoE 6. L2TP 7. WISP 8. AP mode
4
Keamanan Wirless Mode 1. WEP 1.1 WEP Open System 64 bit 1.2 WEP Open System 128 bit
1.3 WEP 64 bit Open System ASCII
1.4 WEP 128 bit Open System ASCII 1.5 WEP 64 bit Shared Key Hexadecimal 1.6 WEP 128 bit Shared Key Hexadecimal
1.7 WEP 64 bit Shared Key ASCII
1.8 WEP 128 bit Shared Key ASCII 2. WPA 2.1 WPA TKIP 2.2 WPA AES 2.3 WPA2 TKIP 2.4 WPA2 AES
TCP 21.98 Mbps UDP 27.4 Mbps TCP 22.11 Mbps UDP 18.336 Mbps TCP 15.163 Mbps UDP 27.246 Mbps TCP 21.846 Mbps UDP 23.086 Mbps TCP 20.466 Mbps UDP 27.246 Mbps TCP 21.483 Mbps
TCP 18.523 Mbps UDP 25.873 Mbps TCP 18.833 Mbps UDP 25.423 Mbps TCP 18.606 Mbps UDP 27.26 Mbps TCP 18.91 Mbps UDP 20.953 Mbps TCP 17.993 Mbps UDP 26.433 Mbps TCP 18.103 Mbps
Ada
Ada
UDP 29.72 Mbps TCP 22.933 Mbps
UDP 30.266 Mbps TCP 18.876 Mbps
UDP 30.81 Mbps TCP 23.626 Mbps
UDP 29.92 Mbps TCP 18.243 Mbps
UDP 30.9633 Mbps TCP 23.356 Mbps
Tidak Tidak
UDP 30.803 Mbps TCP 23.526 Mbps
Tidak Tidak
UDP 30.786 Mbps TCP 23.566 Mbps
UDP 29.66 Mbps TCP 18.91 Mbps
UDP 30.79 Mbps TCP 23.566 Mbps
UDP 29.686 Mbps TCP 18.37 Mbps
UDP 30.823 Mbps TCP 23.596 Mbps
Tidak Tidak
UDP 30.753 Mbps TCP 23.36 Mbps
Tidak Tidak
UDP 29.07 Mbps TCP 23.156 Mbps UDP 29.866 Mbps TCP 23.183 UDP 29.07 Mbps TCP 23.156 Mbps UDP 30.436 Mbps
UDP 30.653 Mbps TCP 19.61 Mbps UDP 30.11 Mbps TCP 19.413 Mbps UDP 30.653 Mbps TCP 19.51 Mbps UDP 30.26 Mbps
Firmware DD-wrt tidak mendukung fitur WEP 64 bit Open System ASCII Firmware DD-wrt tidak mendukung fitur WEP 128 bit Open System ASCII
Firmware DD-WRT tidak mendukung fitur WEP Shared key ASCII 64 bit Firmware DD-WRT tidak mendukung fitur WEP Shared key ASCII 128 bit
131
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
TCP 23.39 Mbps
TCP 19.586 Mbps
5
DHCP Server, DHCP Client List, Address Reservation
Ada
Ada
Firmware DD-WRT terdapat fitur DHCP Forwader, DNSMasq
6
Virtual Server, UPnP, DMZ
Ada
Ada
Firmware dd-wrt terdapat fitur Port Range Forwading
7
Parental Control, Host List, Target, Access Schedule, Rule Management
Ada
Firmware DD-WRT tidak mendukung fitur Parental Control.
8
DDoS, Forbid Ping From LAN Port to Router, Remote Management, Local Management, Forbid Ping From WAN Port,
Ada
Firmware dd-wrt tidak mendukung Local Management dan Forbid Ping From LAN. Firmware DD-WRT memiliki fitur remote akses lewat ssh dan telnet
9
Advance Routing (Routing Static)
10
11
IP dan MAC Binding
Bandwidth Control 1. Pembatasan Download Kesemua Client 1.1 download 128 Kbps 1.2 download 256 kbps 1.3 download 512 Kbps 2. Pembatasan Upload Kesemua Client 2.1 upload 128 kbps 2.2 upload 256 Kbps 2.3 Upload 512 Kbps 3. Pembatasan Download Client Spesifik 3.1 download 128 kbps 3.2 download 256 Kbps 3.3 download 512 Kbps 4. Pembatasan Upload Client Spesifik 4.1 upload 128 Kbps
Ada
Ada
Ada UDP 27.8 Mbps TCP 21.903 Mbps
Ada UDP 18.3 Mbps TCP 15.973 Mbps
Ada
Tidak
Ada
Ada
123.066 Kbps 246.566 Kbps 487.766 Kbps
116.966 Kbps 229.666 Kbps 459.466 Kbps
122.9 Kbps 243.866 Kbps 456.766 Kbps
123.5 Kbps 244.133 Kbps 440.633 Kbps
119.633 Kbps 242.633 Kbps 478.5 Kbps
116.7 Kbps 234.166 Kbps 459.5 Kbps
122.633 Kbps
124.233 Kbps
Firmware dd-wrt terdapat fitur routing: Gateway, BGP, RIP2 Router dan Router.
Dalam firmware DD-WRT terdapat fitur QOS dan LAN Bandwidth Limit
132
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.2 upload 256 Kbps 4.3 upload 512 Kbps
244.4 Kbps 433.133 Kbps
245 Kbps 434.333 Kbps
12
WPS
Ada
Tidak
13
WDS
Ada UDP 19.49 Mbps TCP 17.156 Mbps
Ada UDP 19.566 Mbps TCP 16.313 Mbps
14
AP Isolated
Ada
Ada
15 16
Wireless MAC Filtering DDNS
Ada Ada
Ada Ada
17 18 19 20
VLAN Tagging, Bridging, Multiple DHCP Server Etherner Over IP Tuneling (EoIP) Virtual Interface Wireless
Ada Ada Ada
Hanya Ada Di DD-WRT Firmware Hanya Ada Di DD-WRT Firmware Hanya Ada Di DD-WRT Firmware Hanya Ada Di DD-WRT Firmware
Ada
21
Super Channel Virtual Interface Wireless Security dan Mac Filter
22
Telnet
Ada
23
Ada
26
VPN (PPTP) USB Support (Core USB Support, USB Printer Support, USB Storage Support) Hotspot (Chillispot dan Hotspot System) Keep Al4e (Proxy/Connection WatchDog, Schedule Reboot, WDS WatchDog)
27
Commands Shell
Ada
28
Wake On Line Status (Router, WAN, LAN, Wireless, Bandwidth, System Info)
Ada
Hanya Ada Di DD-WRT Firmware Hanya Ada Di DD-WRT Firmware Hanya Ada Di DD-WRT Firmware
Ada
Hanya Ada Di DD-WRT Firmware
24 25
29
Ada
Ada Ada
Ada
Hanya Ada Di DD-WRT Firmware Hanya Ada Di DD-WRT Firmware Hanya Ada Di DD-WRT Firmware
Hanya Ada Di DD-WRT Firmware Hanya Ada Di DD-WRT Firmware
Tabel 4.37 Perbandingan Kinerja dan Fitur
133
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Selanjutnya adalah persamaan, kelebihan, dan kekurangan fitur utama dalam AP ketika menggunakan firmware standar dan firmware dd-wrt adalah sebagai berikut: 1. Fitur Kompabilitas Ethernet Card Dalam fitur ini kedua firmware memiliki kemampuan yang sama. Tidak ada perbedaan dan kekurangan dalam pengujian ini. 2. Fitur WLAN (Wireless Local Area Network) Dalam pengujian fitur ini firmware standar memiliki rata-rata troughput yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan firmware dd-wrt (lihat tabel 4.37), tetapi firmware dd-wrt lebih unggul dalam rata-rata stabilitas yang dihasilkannya (lihat gambar 4.1 – 4.8). Kedua firmware ini sama-sama mendukung wifi channel 13. 3. Fitur Wireless Mode Dalam pengujian fitur wireless mode firmware standar memiliki rata-rata troughput yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan firmware dd-wrt (lihat tabel 4.37), firmware dd-wrt unggul dalam rata-rata stabilitas yang dihasilkannya (lihat gambar 4.9 – 4.15). Untuk pengujian kompabilitas modem firmware dd-wrt memiliki kecepatan yang lebih baik dalam pengenalan modem dibandingkan dengan firmware standar. Kedua firmware ini sama-sama mendukung fitur, automatic dhcp, static ip, pptp, pppoe, l2tp, wisp mode, AP mode, dan 3G router mode. 4. Fitur Keamanan Wireless Mode Dalam pengujian fitur wireless mode firmware standar memiliki rata-rata troughput yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan firmware
134
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dd-wrt (lihat tabel 4.37), firmware dd-wrt unggul dalam rata-rata stabilitas yang dihasilkannya (lihat gambar 4.16 – 4.26). Firmware standar juga lebih unggul dalam banyaknya variasi enkrispsi yang ditawarkan (lihat tabel 4.37). Kedua firmware ini sama-sama mendukung fitur enkripsi wep 64 bit open system, wep 128 bit open system, wep 64 bit shared key, wep 128 bit shared key, wpa tkip, wpa2 tkip, wpa aes, wpa2 aes. 5. Fitur DHCP Server, DHCP Client List, Address Reservation Dalam pengujian fitur ini semua fitur yang ada didalam firmware standar dan firmware dd-wrt dapat bekerja dengan baik. Letak perbedaan terjadi pada penomoran pada fitur dhcp server, dimana penomoran IP client pada firmware standar adalah berurutan, sedangkan untuk firmware dd-wrt penomoran IP client ditentukan secara acak. Terdapat fitur tambahan dalam firmware dd-wrt seperti DHCP Forwader, DNSMasq. 6. Fitur Virtual Server, UPnP, DMZ Dalam pengujian ini semua fitur pada kedua firmware bisa berjalan dengan baik. Terdapat perbedaan nama pada fitur virtual server, didalam firmware dd-wrt fitur virtual server bernama port forwading. Terdapat fitur tambahan dalam firmware dd-wrt seperti port range forwading. 7. Fitur Parental Control, Host List, Target, Access Schedule, Rule Management
135
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Dalam pengujian fitur Parental Control, Host List, Target, Access Schedule, Rule Management terdapat beberapa kekurangan ada di dalam firmware dd-wrt. Firmware dd-wrt tidak bisa memblokir situs dengan protocol HTTPS, sebagai contoh dalam pengujian peneliti memasukan situs facebook.com dan twitter.com, kedua situs tersebut masih bisa dibuka secara leluasa oleh client walaupun kedua situs tersebut sudah dimasukan kedalam pengaturan situs yang di blokir oleh AP. Dan firmware dd-wrt tidak mendukung fitur parental control. 8. Fitur DDoS, Forbid Ping From LAN Port to Router, Remote Management, Local Management, Forbid Ping From WAN Port Pada pengujian fitur DDoS, Forbid Ping From LAN Port to Router, Remote Management, Local Management, Forbid Ping From WAN Port, firmware dd-wrt tidak mendukung fitur forbid ping from lan port dengan demikian firmware dd-wrt untuk masalah security terhadap serangan dari dalam sangat rentan. Walaupun pada praktek serangan DDoS menggunakan perintah ping (ICMP FLOOD) kedua firmware ini menjadi tidak berfungsi sama sekali. Dan pada serangan DDoS dari luar AP atau serangan melalui wan port AP firmware dd-wrt sedikit lebih baik jika dibandingkan dengan firmware standar, dalam serangan menggunakan tcp-syn-flood AP dengan firmware dd-wrt masih bisa berfungsi untuk mengakses internet, sedangkan AP dengan firmware standar gagal berfungsi. Dalam fitur security ini firmware standar menambahkan remote access melalui ssh dan telnet.
136
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9. Fitur Advance Routing (Routing Static) Dalam pengujian fitur advance routing firmware standar memiliki rata-rata troughput yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan firmware dd-wrt (lihat tabel 4.37), untuk stabilitas yang dihasilkan kedua firmware ini memiliki stabilitas yang sama (lihat gambar 4.24). Dalam firmware dd-wrt terdapat penambahan fitur dalam advance routing seperti fitur Gateway, BGP, RIP2 Router dan Router. 10. Fitur IP dan MAC Binding Fitur IP dan MAC Binding hanya ada di dalam firmware standar saja, firmware dd-wrt tidak mendukung fitur ini. 11. Fitur Bandwidth Control Pada pengujian bandwidth control walaupun firmware standar memiliki rata-rata troughput yang besar akan tetapi dalam proses pengujian berlangsung terdapat lonjakan trougput yang melebihi limitasi yang ditentukan (lihat tabel 4.28), hal itu menandakan kurang mampunya firmware standar melimitasi bandwidth sesuai dengan ketentuan. Untuk stabilitas download firmware dd-wrt lebih unggul (gambar 4.25), dan untuk aktifitas upload kedua firmware ini memiliki stabilitas yang sama. Dalam firmware dd-wrt juga terdapat fitur LAN bandwidth control yang tidak terdapat dalam firmware standar. 12. Fitur WPS (Wi-Fi Protected Setup) Fitur WPS (Wi-Fi Protected Setup) hanya ada di dalam firmware standar saja, firmware dd-wrt tidak mendukung fitur ini. 13. Fitur WDS (Wireless Distribution System)
137
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pada pengujian fitur wds kedua firmware ini memiliki performa stabilitas yang sama. Sedangkan untuk troughput firmware standar lebih unggul dari pada firmware dd-wrt untuk transfer data menggunakan TCP. Pada pengaturan fitur wds ini firmware standar menawarkan kemudahan untuk mengkonfigurasinya, berbeda dengan firmware ddwrt yang sangat rumit dan kompleks untuk konfigurasi fitur wdsnya. 14. Fitur AP Isolated Fitur AP Isolated pada kedua firmware ini berjalan dengan baik. Selama pengujian dilakukan tidak ditemukannya masalah dalam pengujian. 15. Fitur Wireless MAC Filtering Fitur Wireless MAC Filtering pada kedua firmware ini berjalan dengan baik. Selama pengujian dilakukan tidak ditemukannya masalah dalam pengujian.
138
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, didapat beberapa kesimpulan yang dapat diambil yaitu: 1. Kelebihan Firmware Standar Firmware standar menawarkan hasil trougput yang lebih besar dibandingkan dengan firmware dd-wrt baik troughput UDP dan TCP. Dalam hal pembatasan akses halaman konfigurasi AP untuk Firmware Standar lebih baik jika dibanindgkan dengan firmware dd-wrt, karena firmware standar memiliki fitur untuk memfilter atau menyaring user mana saja yang diijinkan untuk mengakses halaman web gui dari AP. Dan untuk setiap menu konfigurasi firmware standar menawarkan user interface yang ringkas sehingga mudah dalam mengkonfigurasi AP. Firmware DD-WRT Firmware dd-wrt memiliki kestabilan yang lebih baik jika dibandingkan dengan firmware standar. Untuk keamanan serangan dari luar firmware dd-wrt mampu mengatasi
139
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
serangan DDoS tcp-syn-flood, ketika serangan berlangsung clinet masih bisa melakukan aktifitas browsing. Firmware ddwrt menawarkan fitur yang lebih banyak jika dibandingkan dengan firmware standar. User interface dari firmware dd-wrt juga lebih komplit, dimana di dalam user interface tersebut terdapat status penggunaan cpu, memory ram, memory, sinyal wifi, bandwidth monitor dan masih banyak lagi. Dan firmware dd-wrt selalu mendapat update setiap 1 bulan.
2. Kelemahan Firmware Standar Firmware standar masih memiliki kekurangan pada stabilitas dalam transfer data. Pada serangan DDoS icmpflood, udp-flood, tcp-syn-flood baik dari dalam maupun luar AP, AP akan mengalami kegagalan atau tidak berfungsi. Tidak adanya informasi menditai seperti status penggunaan cpu, penggunaan ram, penggunaan memori, dan juga firmware standar mendapatkan waktu update yang lebih lama jika di bandingkan dengan firmware dd-wrt. Firmware DD-WRT Firmware dd-wrt masih memiliki kekurangan pada troughput yang dihasilkannya, troughput firmware dd-wrt lebih kecil dibandingkan dengan troughput firmware standar. Pada serangan DDoS dari dalam baik icmp-flood, udp-flood,
140
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
tcp-syn-flood firmware dd-wrt mengalami kegagalan atau tidak berfungsi, sedangkan untuk serangan dari luar firmware dd-wrt juga mengalami kegagalan atau tidak berfungsi ketika diserang DDoS dengan metode icmp-flood dan udp-flood.
3. Persamaan Kedua firmware ini memiliki beberapa kesamaan yaitu:
Serangan DDoS belum mampu ditangani secara baik.
Kompabilitas terhadap modem yang masih kurang baik.
Dalam pengujian berlangsung kedua web interface firmware standar dan firmware dd-wrt terkadang tidak bisa meload sempurna pada web browser.
5.2 Saran
1. Pengujian terhadap fitur-fitur pada firmware dd-wrt yang tidak terdapat dalam firmware standar perlu dilakukan agar dapat diketahui sejauh mana fitur tersebut bekerja 2. Penggunaan firmware dd-wrt direkomendasikan jika pengguna AP ingin menjalankan fitur yang tidak ada di firmware standar, seperti 5irtual WLAN. Dan ingin meningkatkan stabilitas AP yang dimilikinya.
141
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Hidayat, Rochmad Nurul “Implementasi Tomato Firmware Pada Linksys Wireless Router Dengan Proses Authentification , Authorization, Accouting Menggunakan Radius Ser5er” Seminar Nasional Teknologi Informasi 2010 (SNATI 2010) 19 Juni 2010, Yogyakarta.
[2]
Sulistyo, Wiwin “Implementasi dan Analysis Penggunaan DD-WRT Firmware Untuk Membangun Jaringan Wireless Distribution System Pada Jaringan Hotspot (Studi Kasus : FTO UKSW)” Seminar Nasional Teknologi Informasi 2012 (SNATI 2012) 15-16 Juni 2012, Yogyakarta
[3]
Kurniawan, Thomas Dhani Eka “Analisis unjuk kerja wireless LAN” Tugas Akhir (Un4eritas Sanata Dharma) 2007, Yogyakarta.
[4]
"Introduction
to
DD-WRT
-
What
is
DD-WRT
Firmware",
http://www.flashrouters.com/ddwrt-router-information. 11 Desember 2013 [5]
Gunawan, Yufianto “Melakukan Pengaturan Dasar pada DD-WRT”, http://www.jagatre5iew.com/2011/01/tutorial-melakukan-pengaturandasar-pada-dd-wrt/. 11 Desember 2013.
[6]
Gunawan, Yufianto “Mendapatkan Kemampuan Lebih dari Router Anda dengan DD-WRT”, http://www.jagatre5iew.com/2010/11/mendapatkankemampuan-lebih-dari-router-anda-dengan-dd-wrt/. 10 Desember 2013.
142
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
[7]
Dachis, Adam “How to Supercharge Your Router with DD-WRT”, http://lifehacker.com/how-to-supercharge-your-router-with-dd-wrt508138224. 11 Desember 2013.
[8]
“DD-WRT or Tomato or OpenWRT”, http://securerouter.org/tech-tips/ddwrt-or-tomato-or-openwrt-or/. 11 Desember 2013.
[9]
“What is DMZ”, http://www.tp-link.us/article/?faqid=28. 11 Desember 2013
[10]
“Membangun Keamanan Jaringan Komputer Dengan Sistem DeMilitarised Zone (DMZ)”, http://www.esaunggul.ac.id/article/membangunkeamanan-jaringan-komputer-dengan-sistem-de-militarised-zone-dmz/. 20 Desember 2014
[11]
Zainal Arifin, 2006, Mengenal Wireless LAN (WLAN), Andi, Yogyakarta.
[12] “Performance E5aluation of Laboratory Wi-Fi ieee 802.11g wpa Point-toPoint Links Using tcp, udp and ftp”. Conference on ENTERprise Information Systems / HCIST 2012 – International, Portugal.
[13]
Pacheco de Car5alho, José A. R., 5eiga, H., Marques, Nuno, Ribeiro Pacheco, Cláudia F. F. P., Reis, A. D., 2010b. ”Comparat4e Studies of Equipment Performance in Laboratory Wi-Fi IEEE 802.11a WEP Pointto-Point Links”, Proc. CENTERIS 2010 - Conference on Enterprise Information Systems, 5iana do Castelo, Portugal, 20-22 October, p.33.
143
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
[14]
Pacheco de Car5alho, J. A. R., 5eiga, H., Marques, N., Ribeiro Pacheco, C. F., Reis, A. D., 2011b. “Wi-Fi WEP Point-to-Point Links- Performance Studies of IEEE 802.11 a,b,g Laboratory Links”, in Electronic Engineering and Computing Technology, Series: Lecture Notes in Electrical Engineering, Sio-Iong Ao, Len Gelman, Eds. Netherlands: Springer, 5ol. 90, pp. 105-114.
144
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 1. Pengujian WLAN 1.1 Pengujian WLAN 11b ch 1 Pengujian wifi 11b ch1 UDP dan TCP DD-WRT Firmware standar No UDP TCP UDP TCP 7.23 6.29 1 7.29 6.29 6.64 5.24 2 7.14 6.29 6.09 5.24 3 6.66 6.29 6.63 5.24 4 6.66 5.24 6.66 5.24 5 6.67 6.29 6.08 5.24 6 6.66 5.24 6.64 5.24 7 6.71 7.34 6.09 5.24 8 6.66 5.24 6.63 5.24 9 6.69 6.29 6.64 6.29 10 6.71 6.29 6.1 5.24 11 6.64 6.29 6.63 4.19 12 6.64 6.29 6.08 6.29 13 6.06 6.29 6.66 5.24 14 7.2 6.29 6.63 5.24 15 6.68 5.24 6.1 5.24 16 6.63 6.29 6.63 3.15 17 6.66 6.29 6.63 4.19 18 6.69 7.34 6.66 4.19 19 6.64 5.24 6.08 5.24 20 6.61 7.34 6.63 5.24 21 6.69 6.29 6.66 5.24 22 6.68 5.24 6.09 5.24 23 6.69 6.29 6.63 5.24 24 6.76 6.29 6.1 5.24 25 6.61 7.34 6.66 6.29 26 6.67 3.15 6.63 5.24 27 6.66 7.34 6.08 5.24 28 6.74 7.34 6.67 5.24 29 6.66 4.19 6.63 5.24 30 6.68 7.34 Bandwidth tertinggi 7.23 6.29 7.29 7.34 Bandwidth terendah 6.08 3.15 6.06 3.15 Rata-rata 6.477 5.205333 6.704667 6.150333
145
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.2 Pengujian WLAN 11b ch 6
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Bandwidth tertinggi Bandwidth terendah Rata-rata
Pengujian wifi 11b ch6 UDP dan TCP DD-WRT Firmware standar UDP TCP UDP TCP 6.67 3.15 7.28 6.29 6.08 5.24 6.59 6.29 6.08 5.24 7.21 6.29 6.1 3.15 6.68 5.24 6.12 5.24 6.67 6.29 6.08 5.24 6.64 6.29 6.08 4.19 6.68 5.24 6.08 3.15 6.63 6.29 6.08 5.24 6.03 6.29 6.1 4.19 6.61 6.29 6.08 4.19 6.24 7.34 6.1 6.29 7.22 5.24 6.08 3.15 6.63 5.24 6.64 4.19 6.46 7.34 6.1 5.24 6.3 7.34 5.53 4.19 7.21 5.24 6.66 4.19 6.12 6.29 6.08 5.24 7.03 5.24 6.09 5.24 6.26 7.34 6.08 3.15 7.15 5.24 6.08 5.24 6.67 5.24 6.08 5.24 6.64 6.29 5.55 4.19 6.66 5.24 6.08 4.19 6.67 6.29 6.1 5.24 6.07 7.34 6.08 5.24 6.91 7.34 6.09 4.19 6.15 7.34 6.08 5.24 7.13 3.15 6.63 5.24 6.67 7.34 6.12 4.19 6.68 4.19 6.67
6.29
5.53
3.15
6.126667
4.576667
7.28
7.34
6.03 6.663
3.15 6.080333
146
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.3 Pengujian WLAN 11b ch 11
Pengujian wifi 11b ch11 UDP dan TCP DD-WRT Firmware standar No UDP TCP UDP TCP 5.54 6.29 1 7.47 6.29 6.63 5.24 2 6.5 6.29 6.08 5.24 3 7.16 6.29 6.63 5.24 4 6.66 5.24 6.63 4.19 5 6.09 6.29 5.55 6.29 6 7.17 6.29 6.63 5.24 7 6.68 5.24 6.08 5.24 8 6.68 6.29 6.63 5.24 9 6.07 7.34 6.08 5.24 10 6.67 6.29 6.08 5.24 11 6.6 5.24 6.63 5.24 12 6.23 6.29 6.08 5.24 13 7.2 6.29 6.09 5.24 14 6.7 7.34 6.63 5.24 15 6.64 7.24 6.12 5.24 16 6.67 5.24 6.09 6.29 17 6.09 6.29 6.08 4.19 18 6.68 7.34 6.63 5.24 19 7.14 5.24 6.08 6.29 20 6.71 7.34 6.1 4.19 21 6.66 6.29 6.64 6.29 22 6.63 5.24 6.08 4.19 23 6.7 6.29 6.09 5.24 24 6.64 6.29 6.08 5.24 25 6.66 7.34 6.66 5.24 26 6.1 6.29 6.09 5.24 27 6.93 4.19 6.08 5.24 28 6.68 7.34 6.64 6.29 29 6.47 4.19 6.1 5.24 30 6.84 7.34 Bandwidth tertinggi 6.66 6.29 7.47 7.34 Bandwidth 5.54 4.19 terendah 6.07 4.19 Rata-rata 6.251667 5.31 6.670667 6.216667
147
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.4 Pengujian WLAN 11g ch 1
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Bandwidth tertinggi Bandwidth terendah Rata-rata
Pengujian wifi 11g ch1 UDP dan TCP DD-WRT Firmware standar UDP TCP UDP TCP 19.7 19.9 28.8 23.1 25.8 19.9 28 23.1 25.1 18.9 27.8 22 26.6 19.9 27.5 23.1 24.6 18.9 28.4 21 26 19.9 28.1 21 25 19.9 28 23.1 25.9 19.9 27.8 23.1 25.1 18.9 27.4 22 25.8 19.9 27.8 23.1 25.3 19.9 27.8 24.1 25.4 18.9 28.2 21 26 21 27.9 21 24.4 18.9 27.3 22 26 19.9 27.8 22 25.5 18.9 28.3 22 25.6 19.9 27.7 23.1 25.1 19.9 27.1 18.9 25.4 19.9 26.5 22 26.1 19.9 27.9 23.1 24.8 18.9 27.9 22 26.3 21 25.2 22 24.3 17.8 16.3 23.1 26.2 21 16.2 22 24.9 18.9 15.4 23.1 25.8 18.9 18.6 22 25 19.9 25.7 23.1 26 19.9 28 22 25.3 19.9 27.6 18.9 25.4 19.9 28.4 23.1 26.6
21
19.7
17.8
25.28
19.64
28.8
24.1
15.4 26.18
18.9 22.17
148
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.5 Pengujian WLAN 11g ch 6
No
Bandwidth tertinggi Bandwidth terendah Rata-rata
Pengujian wifi 11g ch6 UDP dan TCP DD-WRT Firmware standar UDP TCP UDP TCP 20 15.7 1 28.8 24.1 25 14.7 2 28.1 22 23.1 16.8 3 28 23.1 25.2 9.44 4 28.2 23.1 24.2 9.44 5 27.9 23.1 25.2 10.29 6 28.3 23.1 23.8 9.39 7 28.3 22 25.1 11.4 8 27.5 23.1 25 11.29 9 28.1 23.1 23.9 10.5 10 28.2 23.1 24.9 13.15 11 27.8 23.1 23.2 11.5 12 28.4 23.1 25.5 12.6 13 27.7 24.1 24.1 13.6 14 28 26.2 25 14.7 15 28.1 22 24.5 13.6 16 27.7 23.1 24.5 13.6 17 27.9 22 24.4 14.7 18 27.9 23.1 24.2 15.7 19 28 22 25.2 14.7 20 28.1 23.1 23.9 12.1 21 28 22 25.1 14.7 22 28.4 23.1 23.8 14.7 23 28.1 22 25.8 13.15 24 27.4 22 22.2 16.8 25 18.4 23.1 18.5 11.44 26 18.7 22 20.1 13.15 27 17.6 23.1 18.3 14.7 28 16.9 23.1 19.8 11.5 29 21.1 22 24.1 14.7 30 28 23.1
25.8
16.8
18.3
9.39
28.8
26.2
16.9 22 23.58667 13.12467 26.45333 22.90333
149
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.6 Pengujian WLAN 11g ch 11
Pengujian wifi 11g ch11 UDP dan TCP DD-WRT Firmware standar No UDP TCP UDP TCP 24.7 19.9 1 29 23.1 25.7 19.9 28.1 2 23.1 24.7 19.9 3 28.1 23.1 26.4 18.9 4 28.3 22 24.5 18.9 5 27.4 23.1 26.2 19.9 6 28 23.1 24.2 18.9 7 28.1 22 26.3 19.9 8 27.9 23.1 24.9 18.9 9 28.5 22 25.4 19.9 10 27.8 23.1 25.4 18.9 11 28.3 22 25.2 19.9 12 28 23.1 26.1 19.9 27.6 13 22 24.7 17.8 27.9 14 23.1 25.5 19.9 28.1 15 22 24.5 19.9 28.2 16 23.1 25.7 19.9 28.3 17 23.1 24.5 18.9 18 28 23.1 25.8 19.9 28.1 19 24.1 25.4 19.9 27.4 20 22 24.4 18.9 21 28 24.1 25.2 19.9 28.5 22 24.1 24.7 18.9 27.7 23 22 26 19.9 27.5 24 23.1 24.3 18.9 25 22 22 25.6 18.9 16.3 26 23.1 25.5 19.9 17.2 27 22 24.5 18.9 19.1 28 23.1 26.2 19.9 18.8 29 22 24 18.9 28.2 30 23.1 Bandwidth 26.4 19.9 tertinggi 29 24.1 Bandwidth 24 17.8 16.3 terendah 22 Rata-rata 25.20667 19.43 26.48 22.79667
150
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.7 Pengujian WLAN 11n ch 6
No
Bandwidth tertinggi Bandwidth terendah Rata-rata
Pengujian wifi 11n ch4 UDP dan TCP Firmware DD-WRT standar UDP TCP UDP TCP 97.5 70.3 1 100 70.3 101 72.4 2 100 92.3 101 71.3 3 100 94.4 101 70.3 4 101 96.5 101 71.3 76.2 5 94.4 101 74.4 6 101 94.4 101 73.4 99.3 7 96.5 101 69.2 66.7 8 96.5 101 73.4 99.7 9 93.3 101 75.5 92.9 10 95.4 101 72.4 96.2 11 90.2 101 65 12 100 94.4 101 67.1 13 101 95.4 101 70.3 99.7 14 90.2 101 72.4 97.2 15 94.4 101 74.4 98.6 16 91.2 101 73.4 94.4 17 91.2 101 69.2 18 100 93.3 101 72.4 94.9 19 89.1 101 71.3 97.3 20 92.3 101 74.4 21 101 96.5 101 74.4 22 100 93.3 101 69.2 23 100 93.3 101 67.1 24 100 92.3 101 70.3 25 101 91.2 101 71.3 99.6 26 91.2 101 70.3 27 101 96.5 101 70.3 28 100 91.2 101 69.2 97.5 29 96.5 101 72.4 92.6 30 94.4 101
75.5
97.5
65
100.8833
71.27667
101
96.5
66.7 96.96
70.3 92.73667
151
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.8 Pengujian WLAN 11n ch11 Pengujian wifi 11n ch11 UDP dan TCP Firmware DD-WRT standar No UDP TCP UDP TCP 101 66.1 1 100 72.4 101 71.3 2 101 91.2 101 73.4 3 101 95.4 101 73.4 4 101 94.4 101 68.2 5 101 96.5 101 71.3 6 100 93.3 101 69.2 7 100 97.5 101 71.3 8 100 94.4 101 70.3 9 100 92.3 101 72.4 10 101 97.5 101 74.4 11 101 93.3 101 72.4 12 100 92.3 101 70.3 13 101 94.4 97.9 71.3 14 100 96.5 101 74.4 15 101 92.3 101 71.3 16 101 96.5 100 71.3 17 101 92.3 101 75.5 18 100 96.5 101 74.4 19 100 92.3 101 70.3 20 100 90.2 101 70.3 21 100 97.5 101 74.4 22 100 90.2 101 72.4 23 101 97.5 101 76.5 24 101 92.3 101 72.4 25 100 93.3 101 75.5 26 101 96.5 101 70.3 27 101 95.4 101 72.4 28 101 92.3 101 73.4 29 100 95.4 101 74.4 30 100 96.5 Bandwidth tertinggi 101 76.5 101 97.5 Bandwidth 97.9 66.1 terendah 100 72.4 Rata-rata 100.8633 72.15 100.5 93.61333
152
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Pengujian Bandwidth Control 2.1 Pengujian Download DOWNLOAD 128 Kbps
no 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Bandwidth tertinggi Bandwidth terendah Rata-rata
121 120 115 114 119 119 117 117 115 118 117 117 117 114 117 119 118 115 115 117 116 117 117 116 116 118 120 115 117 116 121
DD-WRT Firmware stndar 256 512 128 256 512 Kbps Kbps Kbps Kbps Kbps 240 475 101 246 489 236 473 125 256 491 241 461 124 247 491 240 451 126 244 491 236 467 101 247 493 236 456 132 246 492 238 451 116 248 487 237 459 121 256 457 239 451 130 232 484 222 462 133 245 492 225 463 63 247 492 228 469 125 242 492 224 452 123 248 491 229 450 127 269 494 216 451 130 275 496 219 452 109 228 496 226 455 107 244 482 224 464 114 239 492 221 456 134 288 494 222 461 126 246 466 220 461 136 248 486 218 459 121 246 492 232 461 124 242 491 224 453 125 240 492 236 460 152 219 495 227 471 128 241 491 220 446 131 230 479 238 460 151 246 491 240 470 118 247 483 236 464 139 245 471 241
475
152
288
496
114 216 446 63 219 457 116.967 229.667 459.467 123.067 246.567 487.767
153
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.2 Pengujian Upload UPLOAD
no 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Bandwidth tertinggi Bandwidth terendah Rata-rata
DD-WRT Firmware stndar 128 256 512 128 256 512 Kbps Kbps Kbps Kbps Kbps Kbps 102 247 421 124 238 485 123 246 467 124 244 489 123 245 467 123 238 488 125 244 365 117 235 488 125 240 389 125 243 487 125 245 356 124 245 479 125 245 466 123 244 487 123 245 475 122 242 477 124 245 472 121 247 458 121 244 468 123 244 467 125 241 458 105 242 472 124 243 364 123 244 471 124 244 455 125 242 463 125 245 459 122 244 467 124 244 447 123 248 364 125 245 448 126 243 457 124 246 376 120 246 462 125 245 337 125 244 461 124 244 463 123 242 468 124 245 460 124 246 468 124 244 452 125 245 422 125 244 470 124 246 428 124 243 470 125 246 409 124 242 436 126 244 440 124 244 473 125 245 445 125 242 472 125 246 394 125 241 466 125 244 471 124 245 444 125 247 446 125 246 462 123 246 437 125 245 461 122 246 453 125
247
475
102 240 337 123.5 244.133 440.633
126
248
489
105 235 364 122.9 243.867 456.767
154
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.3 Pengujian Client Spesifik DD-WRT Bandwidth per user by mac addrss
no 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Ratarata
128 kbps 256 kbps 512 kbps download upload download upload download upload 118 124 230 242 454 478 119 124 221 245 462 438 114 125 230 246 460 472 116 124 222 244 469 474 117 124 217 246 460 365 119 123 237 245 454 363 118 124 238 244 458 441 117 124 234 245 458 441 118 124 240 245 458 363 117 124 235 245 464 372 117 125 234 245 449 352 114 125 242 245 459 479 119 125 237 245 456 475 118 124 235 241 445 362 119 124 241 245 450 483 118 124 239 246 451 364 118 125 238 245 462 442 115 123 241 245 458 481 116 125 240 244 463 475 116 125 239 244 473 479 116 124 237 246 463 479 114 124 235 246 463 355 114 124 216 244 453 480 117 124 241 246 462 480 117 124 234 245 463 476 117 125 235 246 463 369 117 124 229 246 463 479 113 124 235 246 469 473 117 125 239 247 455 361 116 124 234 246 468 479 116.7 124.2333 234.16667
245
459.5 434.3333
155
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
no 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Ratarata
Firmware standar pengujian bandwidth managemen spesific 192.168.0.100 Download Upload 128 kbps 256kbps 512 kbs 128 kbps 256 kbps 512 kbps 128 256 512 128 256 512 118 288 473 124 244 365 115 246 463 125 248 363 116 248 463 125 243 441 116 246 453 125 246 441 116 242 462 124 244 363 114 240 463 124 242 372 114 219 463 124 246 352 117 241 463 125 245 467 117 230 469 123 246 364 117 239 455 125 245 457 117 238 468 125 245 462 113 241 462 122 245 461 117 240 496 121 245 468 116 239 482 123 241 468 119 237 492 105 245 422 126 235 494 123 246 428 101 216 466 125 245 409 132 241 486 122 245 440 116 234 492 123 244 445 121 235 491 126 244 471 130 248 492 120 246 446 133 256 495 125 246 437 136 232 457 123 246 453 121 245 484 125 247 451 124 247 492 120 235 475 125 242 492 119 243 479 119 248 492 121 245 479 118 269 491 122 244 355 117 241 492 121 242 480 118 247 448 124 244 480 119.5806 242.7741935 477.516129 122.8064516 244.7742 435.67742
156