Implementasi Authentic Assessment pada Model…
IMPLEMENTASI AUTHENTIC ASSESSMENT PADA MODEL BELAJAR GALERY WALK SEBAGAI SARANA PENINGKATAN PENGETAHUAN METAKOGNITIF STRATEGIS SISWA KELAS X MIPA3 SMAN 2 SEMARANG Andri Witheastutie SMA Negeri 2 Semarang
[email protected] ABSTRAK Performasi siswa dalam pembelajaran yang pasif, tidak pernah bertanya dan sulit untuk mengeluarkan pendapatnya saat ditanya, memotivasi guru untuk melakukan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini merupakan jalan keluar yang dianggap dapat mengatasi masalah ketidakaktifan siswa, serta mengatasi kesulitan guru dalam mengimplementasikan penilaian otentik dan juga meningkatkan kompetensi metakognitif siswa. Penelitian berlangsung dalam 3 tahap yang terdiri dari : tahap para siklus 1, siklus 1 dan siklus 2. Pada pra siklus 1 guru membelajarkan strategi membaca efektif SQ3R, siswa mempraktekkan metode ini dan menyusun peta berpikir (mind mapping). Mind mapping digunakan untuk presentasi pada pembelajaran siklus 1 dan 2. Model Pembelajaran Gallery Walk: siswa dibagi dalam 6 kelompok, yang terdiri dari 3 kelompok seller dan 3 kelompok customer. Kelompok seller mempresentasikan hasil pemahamannya dan kelompok customer mendengarkan penjelasan. pada akhir presentasi customer mengerjakan 5 pertanyaan yang diajukan oleh seller. Customer berpidah ke stand yang lain untuk melengkapi pengetahuan, pada siklus berikutnya peran bertukar. Evaluasi akhir dilakukan dengan model problem possing, dimana setiap siswa wajib menyusun soal evaluasi dalam bentuk 40 soal pilihan ganda dan 5 uraian, soal diacak dan dikerjakan oleh orang lain. Penilaian berlangsung selama proses pembelajaran dengan melibatkan siswa. Customer melakukan penilaian ketrampilan presentasi dan seller melakukan penilaian sikap. Dalam penelitian ini terbukti guru terbantu dalam melakukan tugasnya, karena dapat memperoleh 3 macam nilai sekaligus yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Gallery Walk terbukti dapat meningkatkan keberanian siswa dalam berbicara dan mengemukakan pendapat dan mengaktifkan semua siswa tanpa kecuali. Proses Pembelajaran yang meliputi meringkas, menyusun peta pikiran, menjelaskan secara oral, menyusun soal, hingga mengerjakan tes evaluasi, berhasil mengasah siswa bukan saja kemampuan menguasai konsep tetapi juga belajar bagaimana belajar. Kemampuan menguasai tehnik belajar bagaimana belajar ini akan sangat bermanfaat bagi masa depan setiap orang karena pada dasarnya belajar berlangsung sepanjang hayat. Kata kunci: autentic assesment, gallery walk, pengetahuan metakognitif
PENDAHULUAN Kembalinya sekolah-sekolah tertentu pada kurikulum lama (KTSP 2006), tidak berarti kurikulum 2013 habis riwayatnya sampai di sini. Kurikulum 2013 yang saat ini sedang dalam tahap revisi, akan segera diimplemementasikan pada semua sekolah pada tahun ajaran 2016. Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Semarang sebagai salah satu sekolah piloting kurikulum 2013, tetap melaksanakan kurikulum ini dengan segala konsekuensinya. Banyak sekali keluhan yang Kami temui dalam mengimplementasikan kurikulum 2013. Salah satu keluhan yang banyak membuat guru menjadi frustrasi adalah penerapan penilaian otentik (Authentic Assessment), yang meliputi 3 ranah kognitif, psikomotor dan afektif dengan semua indikator yang rinci dan jlimet. Kalaupun Guru dapat menyusun instrumen secara kolektif dalam kegiatan MGMP, namun implementasinya
Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9
dalam kegiatan pengambilan data menemui banyak hambatan. Authentic Assessement menuntut guru untuk terus membuka mata lebar-lebar, mencatat semua aktifitas siswa, dan mengenali satu persatu siswa dengan segala karakteristiknya. Padahal Guru juga harus mentransfer ilmu pengetahuan secara utuh dan lengkap dengan target yang telah ditentukan oleh kurikulum. Tentu saja ini adalah tugas berat yang harus disiasati dan dicarikan jalan keluar yang tepat agar kesulitan ini tidak menjadi beban yang akhirnya membuat Guru menjadi frustasi. Pada kurikulum 2013 Standar Kompetensi Kelulusan yang hendak dicapai adalah keseimbangan kemampuan softskill dan hardskill yang seimbang yang meliputi aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Permendikbud nomor 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Kelulusan Pendidikan Dasar dan Menengah untuk dimensi pengetahuan disebutkan, bahwa peserta 461
Implementasi Authentic Assessment pada Model…
didik dituntut “Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban, terkait dengan penyebab serta dampak fenomena dan kejadian”. (http://www.pendis.kemenag.go.id/pai/file/ dokumen/05.B.SalinanLampiranPermendikbudNo.54tahu n2013ttgSKL.pdf) diakses tanggal 4 Oktober 2015. Tuntutan kurikulum 2013 adalah pengembangan kemampuan metakognitif yang mencangkup kemampuan siswa untuk berpikir tentang cara berpikir, belajar tentang belajar atau belajar tentang bagaimana cara belajar. Sedangkan belum banyak guru yang menyadari betapa pentingnya membelajarkan cara belajar kepada siswa. Jika siswa dapat menguasai cara belajar yang benar maka siswa akan lebih efektif dalam menggunakan waktu belajarnya dengan hasil yang lebih optimal. Dengan demikian siswa akan belajar dengan senang dan menjadikan belajar sebagai kegiatan yang menyenangkan. Sebagai sekolah yang pernah menjadi Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI), SMAN 2 Semarang merupakan sekolah favorit pilihan masyarakat, sehingga siswa yang masuk ke sekolah ini memiliki nilai Ujian Nasional SMP yang cukup tinggi. Pada tahun ajaran 2015-2016 nilai NEM terendah yang lolos seleksi masuk SMAN 2 Semarang adalah 8.5. Namun dari hasil observasi terhadap siswa kelas 10 MIPA3 sampai dengan kelas 10 MIPA 8 selama 3 bulan awal pembelajaran, diidentifikasi bahwa tidak semua siswa menunjukkan performasi yang baik dalam pembelajaran. Dari enam kelas tersebut kelas 10 MIPA 3 adalah kelas yang paling rendah performasinya, berdasarkan nilai ulangan harian 1 dan 2, keaktifas siswa yang ditunjukkan oleh : rata-rata jumlah siswa yang bertanya per hari, menjawab pertanyaan, serta kualitas pertanyaan yang diajukan. Sebagai guru, muncul rasa tidak puas dengan performasi yang demikian. Secara umum kondisi siswa kelas 10 MIPA 3 tidak berbeda dengan kelas yang lain, namun mereka lebih pasif, kurang responsif dan cenderung memilih zona aman dengan berdiam diri, menjadi anak yang manis selama diajar. Dengan metode mengajar yang sama di lima kelas yang lain, interaksi guru dan siswa dapat berlangsung dengan harmonis, diskusi dan transfer informasi dapat berjalan dua arah, namun di kelas 10 MIPA 3 tidak dapat berlangsung demikian. Masalah ini penting, dan membutuhkan solusi tepat dengan segera. Alangkah sayangnya siswa yang memiliki potensi sangat besar, tapi tidak dapat berkembang secara optimal karena kurangnya dukungan dan fasilitasi dari guru. Sebagai Guru kita punya kemampuan untuk menciptakan kondisi belajar yang Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9
merangsang siswa untuk dapat secara optimal mengembangkan potensinya. Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi guru selama proses pembelajaran. Diharapkan penelitian ini dapat: 1) menemukan teknik penilaian otentik yang tepat, sehingga pekerjaan guru menjadi lebih mudah. 2) menciptakan suasana belajar kondusif yang membuat siswa dapat berinteraksi optimal satu sama lain. 3) membangun suasana belajar aktif yang melibatkan semua siswa tanpa kecuali. 4) membangun kemampuan metakognitif strategi yang akan membentuk siswa menjadi pembelajar mandiri yang sejati. METODE PENELITIAN 1. Setting Peneliian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, yang dilaksanakan oleh guru untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam pembelajaran. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 2 Semarang, karena Peneliti adalah guru di SMA negeri 2 Semarang. Mengampu kelas pararel dari kelas 10 MIPA 3 sampai dengan 10 MIPA 8. Diantara 6 kelas yang diampu oleh peneliti kelas 10 MIPA 3 adalah kelas yang perlu mendapat perlakuan khusus agar menjadi lebih baik. Kelas 10 MIPA 3 adalah kelas yang memiliki karakteristik pasif, kurang responsif pada kegiatan pembelajaran, jika diberi tugas hasilnya paling rendah dibandingkan dengan kelas lain. Dead line pengumpulan tugas mundur dan tugas dikerjakan seadanya, tidak terlihat usaha untuk memberikan hasil yang terbaik. 2. Prosedur Penelitian Secara keseluruhan penelitian berlangsung selam 4 bulan mulai dari observasi awal, penyusunan proposal, pelaksanaan, pengambilan data, hingga penyusunan laporan penelitian. Penelitian dilakukan dalam 3 tahap, setiap siklus berlangsung kurang lebih 1 minggu. Tiga tahap tersebut terdiri dari: 1. Tahap Pra Siklus 1 Perencanaan Perencaan dilakukan dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, menyusun instrumen penilaian dan tehnik pengambilan data. Pelaksanaan Pembelajaran dilakukan di dalam kelas dan di perpustakaan dengan dibantu teman sejawat yang bertindak sebagai observer. Alokasi waktu 3 x 45 menit terbagi dalam 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama dengan durasi 1 x 45 menit membelajarkan bagaimana belajar, baik secara kelompok maupun secara individu. Dalam kegiatan ini siswa diajar bagaimana tehnik 462
Implementasi Authentic Assessment pada Model…
membaca efektif, teknik meringkas dan tehnik membuat mind mapping. Pertemuan ke 2 dengan durasi 2 x 45 menit, pembelajaran dilakukan diperpustakaan, siswa diminta untuk membuat ringkasan materi kingdom protista dalam bentuk mind mapping. Refleksi Hasil observasi dan hasil kerja siswa dievaluasi, segala masukan dan kritikan dari teman sejawat digunakan untuk memperbaiki aktifitas pembelajaran pada siklus 1. 2. Tahap Siklus 1 Perencanaan Perencanaan dilakukan dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, menyusun instrumen penilaian dan tehnik pengambilan data. Selanjutnya menghubungi teman sejawat yang bersedia bertindak sebagai observer. Tehnik penilaian didiskusikan dengan observer untuk mendapatkan data yang valid. Pelaksanaan/Observasi Siklus 1 dengan alokasi waktu 3 x 45 menit terbagi dalam 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama Guru mengorganisasikan siswa dalam kelompok heterogen berdasarkan hasil belajar sebelumnya. Siswa dibagi menurut kategori leader, middle dan lower, kemudian disebar menjadi 6 kelompok yang memiliki kekuatan yang sama. Dari enam kelompok dibagi lagi menjadi 2 yang terdiri dari kelompok 1,2, 3 dan kelompok A,B,C. Semua kelompok menyiapkan mind mapping dia tas kertas manila untuk persiapan presentasi. Kelompok 1,2,3 pada pertemuan pertama berperan sebagai seller dan kelompok A, B, C menjadi customer, dan pada pertemuan berikutnya peranan bertukar. Kemudian guru menjelaskan tugas untuk masing masing kelompok, dan menjelaskan alur kerja gallery walk. Tugas seller adalah: 1. Menyusun materi presentasi dalam bentuk mind mapping di atas kertas manila. 2. Menjelaskan pada customer yang datang dan menjawab setiap pertanyaan customer. 3. Menyiapkan lembar evaluasi/soal. 4. Mengoreksi hasil evaluasi. 5. Menilai sikap customer saat menerima penjelasan. Tugas customer adalah: 1. Menyimak, mencatat dan mendengarkan presentasi dengan seksama 2. Bertanya apabila membutuhkan penjelasan. 3. Menjawab soal evaluasi Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9
4. Menilai penampilan/presentasi seller. Pertemuan kedua (2x45 menit) Pada pertemuan kedua kelompok 1,2 dan 3 bersiap untuk menyajikan presentasi dalam kelompok kecil dengan durasi 1 x 45 menit, waktu dibagi menjadi 1. Penjelasan dari penjual 15 menit (6 orang secara bergantian) 2. Tanya-jawab 10 menit (pertanyaan dari 6 orang pembeli) 3. Melakukan evaluasi terhadap pembeli 15 menit 4. Mengoreksi jawaban pembeli 5 menit. Alur kerja Gallery Walk: Jam pelajaran 1
Jam pelajaran ke 2
Refleksi Refleksi dilakukan guru sebagai peneliti bersamasama dengan teman sejawat yang bertindak sebagai observer. Semua masukan dan saran perbaikan dievaluasi dan digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran pada siklus berikutnya. 3. Tahap siklus 2 Perencanaan Perencanaan dilakukan dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, menyusun instrumen penilaian dan tehnik pengambilan data.
463
Implementasi Authentic Assessment pada Model…
Selanjutnya menghubungi teman sejawat yang bersedia bertindak sebagai observer. Tehnik penilaian didiskusikan dengan observer untuk mendapatkan data yang valid. Pelaksanaan/Observasi Siklus 2 dengan alokasi waktu 3 x 45 menit terbagi dalam 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama (1 x 45 menit). kelompok yang pada siklus pertama bertindak sebagai pembeli berganti peran menjadi penjual dan menyiapkan segala keperluan untuk presentasi. Kelompok penjual dan Pembeli berdiskusi untuk memperbaiki penampilan. Pertemuan kedua (2 x 45 menit) Penjual melakukan presentasi dalam kelompok kecil dengan pembagian tugas sbb: Pada jam pelajaran 1
Jam pelajaran ke 2
Refleksi Refleksi dilakukan guru sebagai peneliti bersamasama dengan teman sejawat yang bertindak sebagai observer. Semua masukan dan saran perbaikan dievaluasi. Semua data dikumpulkan dan dianalisis untuk disajikan dalam laporan penelitian. 3. Instrumen Penilaian Instrumen penilaian yang digunakan terdiri dari lembar penilaian tugas (mind map), lembar penilaian media presentasi, lembar penilaian kemampuan presentasi, lembar penilaian sikap, dan lembar evaluasi diri.
Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9
HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Kodisi Awal Berdasarkan data yang kami peroleh dari kegiatan Penerimaan Peserta Didik (PPD) tahun 2015, Nilai Ujian Nasional terendah siswa yang diterima di SMA Negeri 2 adalah 33 keatas. Ini berarti nilai rata-rata 4 mata pelajaran UN peserta didik SMA Negeri 2 Semarang di atas 8,0. Dalam beberapa bulan mengajar guru (sebagai peneliti) menemukan adanya kelas yang membutuhkan perlakuan khusus. Kelas 10 Mipa 3 adalah kelas yang terdeteksi paling pasif diantara kelas yang lain. Dalam pembelajaran sehari-hari keadaan siswa kelas 10 Mipa 3 cenderung tenang, pasif, kurang responsif. Peneliti mengalami kesulitan untuk membuat mereka bersedia mengungkapkan pemahamannya secara lisan, walaupun hasil ulangan harian tertulis mereka cukup baik. Berdasarkan tugas presentasi dalam bentuk rekaman video yang diberikan guru, diperoleh kesimpulan bahwa kelas 10 Mipa 3 didominasi oleh siswa pemalu. Sikap ini terlihat dari aksi mereka di depan kamera, volume suara rendah, tidak berani menatap kamera dan bahasa terpatah-patah. Deskripsi Pra Siklus 1 Pembelajaran Pra Siklus 1 berlangsung pada tanggal 5 Oktober 2015. Dalam pembelajaran guru memberikan buku teks kepada siswa yang dipinjam dari perpustakaan sekolah. Siswa bekerja secara mandiri, membaca dan membuat ringkasan dengan tehnik SQ3R (Survey, Quetion, Read, Recite, Review). Kegiatan berlangsung selama 1 x 45 menit. Siswa bekerja dengan baik, kegiatan yang belum terselesaikan dilanjutkan di rumah dan hasil kegiatan dikumpulkan sehari kemudian. Beberapa siswa masih kebingungan dan datang kepada guru untuk meminta penjelasan, dan meminta pengunduran waktu pengumpulan, dan dapat mengerjakan tugas dengan baik. Sebagai lanjutan Pra siklus 1, pada pertemuan selanjutnya tanggal 7 Oktober 2016 guru membagi siswa dalam kelompok, setiap kelompok terdiri dari 6 orang. Siswa diminta untuk membuat mind mapping di atas kertas manila yang akan digunakan dalam presentasi pada kegiatan siklus 1 dan 2. Pembahasan Pra Siklus 1 Pada fase Pra siklus 1 siswa aktif membaca, dan membuat ringkasan. Target yang ditetapkan adalah laporan/ringkasan materi Protista yang merupakan tugas perorangan. Mereka wajib membaca tiap alenia dan membuat catatan pinggir pada setiap alenia, dilanjutkan dengan mengerjakan sol evaluasi yang ada pada akhir
464
Implementasi Authentic Assessment pada Model…
bacaan. Siswa juga diminta untuk mengevaluasi diri, berapa persen soal yang bisa dijawab dan berapa persen yang tidak bisa dijawab. Jika capaian belum sampai 80% mereka wajib untuk membaca ulang, sedangkan yang telah mencapai 80% diminta untuk mencari bagian mana yang belum dikuasai dan mengerjakan ulang. Pada bagian kedua sesi Pra siklus 1 siswa diminta untuk menyusun mind mapping secara berkelompok. Kelompok secara heterogen, dengan memperhatikan keseimbangan jumlah laki-laki dan perempuan, serta menyebar siswa peringkat atas pada setiap kelompok. Hasilnya mereka berhasil membuat mind mapping dalam bentuk gambar di atas kertas manila dengan bentuk yang menarik dan penuh warna. Dalam kegiatan ini penggunaan media elektronik seperti laptop dan internet justru dihindari karena dengan media ini ada kecendurungan siswa melakukan mengambil karya yang telah ada, yang pada akhirnya tidak memfasilitasi pengembangan kreatifitas mereka. Deskripsi Siklus 1 Pelajaran berlangsung dengan sangat bersemangat, kursi diatur seolah-olah sebuah stan yang menjual barang. Siswa duduk berhadapan. Mind mapping berwarna-warni ditempelkan di dinding, kelas kelihatan meriah. Pada 15 menit pertama dilakukan presentasi hasil pemahaman dari “seller”, Tiga stan yang terdiri dari 6 penjual dan 6 pembeli beraktifitas. Kelompok 1 , Materi Protista mirip hewan. Sesi pertama presentasi dilakukan oleh Hana, Ananda dan Rahmatullah. Materi disampaikan dengan baik dan menarik, media presentasi menarik, penguasaan materi baik. Motor dari kelompok ini adalah M. Rahmatullah, yang memimpin dan menguasai materi dengan baik. Koreksi untuk kelompok 1 adalah media presentasi perlu dilengkapi dengan siklus hidup nyamuk malaria. kelompok 2, materi Protista mirip tumbuhan. Presenter pertama adalah Eric, Rafi dan Libran, materi ditulis lengkap pada media. Penguasaan materi belum teruji karena lebih banyak membaca teks yang telah disiapkan. Walaupun presentasi kurang menarik, namun kegiatan ini dapat memaksa mereka untuk bersuara, mengingat mereka bertiga adalah siswa yang pendiam. Media presentasi perlu dilengkapi dengan cara perkembangbiakan seksual dan aseksual tiap klas. Kelompok 3, materi Protista mirip jamur. Presenter pertama adalah Ferdi, Kansa Fatin dan Agustin. Presentasi dilakukan dengan baik, penguasaam materi baik, walaupun masih menggunakan catatan panduan. Tulisan pada media presentasi terlalu kecil, materi ditulis lengkap, namun tidak menampilkan siklus hidup Oomycota/Myxomycota. Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9
Pada sesi berikutnya terjadi pergantian posisi, customer berpindah ke stan lain, dan seller mendapat pengunjung baru. Giliran presentasi dilakukan oleh anggota kelompok yang semula bertindak sebagai pengamat. Kelompok 1, materi protista mirip hewan. Presenter sesi kedua adalah Fikri Bogi, Lulu Akbar dan Safitri Puji A. Penampilan sesi kedua tidak seatraktif penampilan pertama. Materi disampaikan dengan cukup baik, tetapi kesan kurang percaya diri muncul dari Fikri Bogi dan Lulu Akbar, suara kurang keras dan presentasi dengan membaca catatan. Lulu tampak percaya diri karena cukup menguasai materi, hanya suaranya cenderung pelan. Kelompok 2, Materi Protista mirip tumbuhan. Presenter sesi kedua adalah Aina Zahra, Dian Nirmala dan Rinda Wahyuni. Untuk penampil sesi kedua kelompok dua lebih bersemangat. Dian Nirmala Wening bertindak sebagai motor, menyampaikan materi dengan suara yang jelas dan lancar, Aina Zahra dan Rinda Wahyuni yang cenderung pendiam terbawa suasana dan dapat tampil percaya diri untuk mengimbangi Aina Zahra. Beberapa pertanyaan yang dilontarkan oleh customer yang tidak dapat dijawab langsung diambil alih oleh Dian Nirmala. Presentasi berlangsung dengan sangat atraktif karena munculnya banyak pertanyaan dari customer. Kelompok 3, Materi Protista mirip jamur. Persenter sesi kedua adalah Elgi maulana, Handayani rosita, dan Nur Laila Rizkiana. Presentasi berlangsung dengan baik, walaupun beberapa kali masih dipandu oleh catatan. Nur Laila Rizkia adalah motor dari kelompok ini, penguasaan materi dan percaya diri membuat presentasi menjadi lebih hidup. Ada kemauan dari para presenter untuk berusaha menjawab setiap pertanyaan customer, mereka melakukan dengan konfirmasi kepada guru dan membuka buku teks. Sebelumnya mereka meminta ijin kepada guru untuk browsing menggunakan alat komunikasi yang mereka bawa, tetapi guru menyarankan untuk mencari jawaban di buku teks yang ada. Pembahasan Siklus 1 Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru sebagai observer, pada silkus 1 ini belum semua siswa dapat diaktifkan. Masih tampak kesan ada kelompok di dalam kelompok. Misalnya pada kelompok 2, presentasi pertama yang tampil semua laki-laki yang semuanya pendiam. Sedangkan pada sesi kedua semua perempuan yang semuanya aktif, hingga terlihat perbedaan jelas antara penampilan pertama dan kedua. Pada tiap sesi, presentasi dilakukan oleh 3 orang siswa sedangakan 3 anggota kelompok yang lain 465
Implementasi Authentic Assessment pada Model…
melakukan pengamatan, melakukan penilaian sikap terhadap customer saat mendengarkan presentasi. Pada fase ini, 3 orang pengamat sering tidak fokus pada kegiatan, mereka ngobrol, atau bermain handpone secara sembunyi-sembunyi. Sebagai perbaikan di siklus ke 2 maka mereka diberi tugas untuk menjadi notulen, mencatat semua pertanyaan dan jawaban selama diskusi, sekaligus mengulas dan menarik kesimpulan dari keseluruhan kegiatan. Hampir semua customer aktif dalam diskusi dan banyak bertanya selama proses presentasi, namun saat mengerjakan tes evaluasi mereka kelihatan berusaha mencari jawaban dalam buku teks. Ketika ditanya mengapa mencari jawaban di buku teks, mereka menjawab bahwa apa yang ditanyakan dalam evaluasi tidak dijelaskan dalam presentasi. Untuk sesi selanjutnya dilakukan perbaikan dengan penetapan indikator soal. Guru memberikan 5 standar kompetensi yang harus dicapai oleh siswa, yang dapat dikembangkan menjadi soal. Yaitu soal harus mengukur pengetahuan tentang karakteristik/ciri-ciri, klasifikasi, cara reproduksi, contoh dan peranan dalam kehidupan manusia. Deskripsi Siklus 2 Siklus kedua berlangsung lebih lancar dan atraktif, kelas telah ditata sebelum guru masuk ke dalam ruangan, gambar-gambar yang mendukung presentasi telang dipasang. Siswa sudah lebih siap dibanding dengan presentasi pada sesi pertama. Kelompok 4 Presenter pertama pada sesi 3 adalah Devi Anisya, Dimas Mega, Maulana Rafi. Materinya adalah Protista mirip hewan. Media presentasi berupa gambar di dinding tampil penuh warna, tidak hanya satu lembar tetapi mencapai 4 lembar. Setiap anggota kelompok terlibat dalam proses pembuatan media, terlihat ada kerjasama yang baik antara anggota kelompok. Presentasi dilaksanakan dengan lancar, 3 orang presenter terlihat percaya diri dan menguasai materi. Pertanyaan dari customor dapat dijawab dengan baik, jika ada yang tidak terjawab anggota yang tidak sedang presentasi dengan sigap mencari jawabannya melalui alat komunikasi. Beberapa hal yang tidak mereka temukan jawabannya segera dikonfirmasikan dengan guru. Walaupun waktu agak panjang namun proses belajar berlangsung dengan meriah. kelompok 5 Presenter pertama pada sesi ke 3 adalah Fauzan Alaudin, Khansa Faadillah, Radix Anggoro dengan materi Protista mirip tumbuhan. Media presentasi bagus, penuh warna dan lengkap. Kerjasama baik, Radix Aggoro adalah anggota yang paling lemah, namun kedus temannya berusaha untuk mengambil alih tugasnya, namun demikian Radix tetap ikut aktif terlibat Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9
dalam diskusi. Fauzan dan Khansa Faadilah melakukan presentasi dengan lancar, suara keras dan percaya diri hingga kekurangan Radix tertutup. Kelompok 6 presenter pertama pada sesi ke 3 adalah Malihah, Maulana Naufal, , Riska Dwiansi dengan materi Protista mirip jamur. Media presentasi bagus dan penuh warna. Malihah dan Riska sangat lancar dan percaya diri. Maulana Naufal juga tampil dengan percaya diri. secara keseluruhan penampilan kelompok ini bagus dan diskusi berlangsung dengan sangat meriah. Kelompok 4 Presenter Kedua sesi 4 adalah Dody Wahyu Aji, Ji’azah, Diah Zulfa dengan materi Protista mirip hewan. Presentasi berlangsung dengan lancar, Jiazah dan Diah Zulfa tampil dengan percaya diri dan menguasai materi, sementara Dody tampil dengan membawa catatan. Rasa percaya diri Dody juga bagus. Kelompok 5 Presenter kedua pada sesi 4 adalah Nadhira Milenia, Shafira Luthfia, Yuliana Ika dengan materi Protista mirip tumbuhan. Nadia, Shafira, dan Yuliana, tampil dengan baik, sangat menguasai materi dan percaya diri. Suara lantang dan jelas. Pertanyaan yang diajukan oleh customer sangat variatif dan dapat dijawab dengan baik oleh presenter dibantu oleh anggota kelompok yang lain. Kelompok 6 Presenter kedua pada sesi 4 adalah Niken Amelia, Khansa Irbah, Muhammad Irfan dengan materi Protista mirip jamur. Dalam kelompok ini ada pembagian tugas yang jelas. Muhammad Irfan bertugas sebagai moderator dan juga sigap mencari jawaban pertanyaan bersama anggota kelompok lain, sedangkan yang aktif menjelaskan adalah Niken Amelia dan Khansa Irbah. Diskusi berlangsung dengan sangat ceria, namun tetap terkendali dalam kerangka proses pembelajaran. Pembahasan Siklus 2 Setelah mengalami kegiatan pada siklus 1 semua siswa pada siklus ke dua menunjukkan semangat yang lebih tinggi, dan berkeinginan untuk menunjukkan penampilan yang terbaik. Tampilan mind mapping di dinding lebih berwarna dan lengkap dengan daur hidup dan siklus perkembangbiakan. Penguasaan materi juga lebih baik karena waktu yang digunakan untuk belajar lebih panjang dibanding dengan penampil pertama. Diskusi berlangsung lebih hidup, karena customer terlibat aktif dengan pertanyaan yang kreatif menggelitik. Kegiatan presentasi diakhiri dengan tes evaluasi dengan model problem possing. Siswa diminta untuk menyusun soal eveluasi dalam bentuk pilihan ganda 40 soal dan uraian 5 soal. Soal kemudian ditukar dengan teman secara acak, setelah itu dikembalikan kepada pembuat soal untuk dinilai dan dilaporkan nilainya kepada guru. Hasilnya sangat memuaskan dengan nilai rata-rata 92. 466
Implementasi Authentic Assessment pada Model…
SIMPULAN Kegiatan berlangsung dengan sangat dinamis, banyak catatan menarik yang menginspirasi guru untuk membuat kegiatan baru yang lebih menyenangkan dan menantang. Implementasi pembelajaran model Gallery Walk sangat efektif membantu guru dalam melakukan tugas penilaian. Dalam pembelajaran ini guru dapat menilai kognitif, afektif dan psikomotor sekaligus dengan bantuan siswa. Kegiatan ini berhasil mengaktifkan semua siswa tanpa kecuali. Siswa dapat menerapkan ketrampilan belajar yang baru yaitu belajar bagaimana cara belajar dengan meringkas, menyusun mind mapping, presentasi, menyusun soal dan mengerjakan soal. Proses belajar dapat mengaktifkan semua panca indra siswa, pendengaran, penglihatan dan menggambar, dilakukan berulang-ulang, yang pada akhirnya berhasil meningkatkan penguasaan materi protista. Nilai rata-rata evaluasi meteri protista adalah 94. Proses ini juga berhasil mengubah suasana kelas yang semula kaku dan terkotak-kotak. Siswa-siswi dalam satu kelas menjadi lebih akrab dan lebih mudah dikondisikan untuk pembelajaran selanjutnya. SARAN Model Pembelajaran Gallery Walk merupakan model yang efektif dalam membantu guru melaksanakan tugas penilaian, minimal dapat dilakukan satu kali dalam setiap semester. Waktu yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan ini harus diperhitungkan dengan seksama sehingga target kurikulum dapat tercapai dan tidak merugikan siswa. Walaupun instrumen penilaian sudah disediakan, namun kemungkinan subyektifitas dan kongkalikong antar siswa tetap dapat terjadi, sehingga guru juga tetap harus memiliki cacatan pribadi untuk melengkapi hasil penilaian.
Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9
Evaluasi model problem possing membuat kualitas soal yang dikerjakan oleh siswa tidak sama, hal ini bisa dilakukan campurtangan Guru untuk menyusun indikator capaian, dengan catatan tidak semakin memperberat tugas siswa. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi Guru, Siswa dan praktisi pendidikan. DAFTAR PUSTAKA I Nengah Surata, https://www.academia.edu/9326852/ Pengetahuan_Metakognitif_dan_Kurikulum_2013 diakses tanggal 3 Oktober 2015. Anonim, http://gurupembaharu.com/home/15494/, diakses tanggal 3 Oktober 2015 Anonim, http://www.benchmarkeducation.com/bestpractices-library/metacognitive-strategies.html#sthash.x YDifRGS.dpuf , diakses tanggal 4 Oktober 2015.
Anonim, http://www.benchmarkeducation.com/bestpractices-library/metacognitivestrategies.html#sthash.x YDifRGS.dpuf , diakses tanggal 4 Oktober 2015. Anonim, http://www.benchmarkeducation.com/bestpractices-library/metacognitivestrategies.html#sthash.xYDifRGS.dpuf, diakses tanggal 3 Oktober 2015 Nuryani Y. Rustaman, Penilaian Otentik (Authentic Assessment) Dan Penerapannya Dalam Pendidikan Sains, Pascasarjana UPI, dalam http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDI KAN_IPA/195012311979032_NURYANI_RUST AMAN/PENILAIAN_OTENTIK_Sgr'06.pdf, diakses tanggal 4 Oktober 2015. Anonim, Authentic Assessment Toolbox, http://jfmueller.faculty.noctrl.edu/toolbox/whatisit .htm, diakses tangal 4 Oktober 2015
467