42
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang akan menggunakan metode rancangan acak terkontrol dengan pola post test only controlled group design. Sebanyak 10 ekor tikus putih (Rattus norvegicus) jantan dewasa galur Sprague dawley berumur 3-4 bulan yang masing masing tikus diberi 3 perlakuan yang terdiridari : 1. Sampel kontrol yaitu tikus yang diberi luka bakar derajat II dengan diameter 2 cm yang akan dibiarkan sembuh secara normal tanpa pemberian zat aktif. 2. Diberi luka bakar derajat II dengan diameter 2 cm, selama proses kesembuhan akan dilakukan dressing menggunakan madu nektar kopi dengan nama dagang Madu Asli yang dipasarkan oleh Kedai Pramuka Kwarda Lampung dengan izin DEPKES RI. SP. No.: 074/08.01/92 diberikan secara topikal 2 kali sehari dan ditutup dengan kassa steril. 3. Diberi luka bakar derajat II dengan diameter 2 cm dan dilakukan dressing dengan MEBO 2 kali sehari selama proses kesembuhan berlangsung.
43
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Perlakuan hewan coba dilakukan di dua tempat yaitu Laboratorium Farmakologi
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Lampung,
sedangkan
pembuatan preparat dan pengamatannya dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi dan Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Penelitian ini dilakukan kurang lebih selama 2 bulan (Oktober−November 2012).
C. AlatdanBahan
1. Alat penelitian Kandang tikus, botol minum, kawat, pisau cukur, gunting, plester, handscoon, jas lab, masker, neraca analitik Metler Toledo dengan tingkat ketelitian 0,01g untuk menimbang berat mencit, kipas angin, arloji, penggaris, solder listrik (electro cauter) yang ujungnya dimodifikasi dengan logam aluminium berdiameter 2cm, kassa steril, mikroskop cahaya, object glas, cover glass, deck glass, oven, histoplast dan parafin dispenser, bengkok, pinset anatomis, spuit dan jarum.
2. Bahan Penelitian Bahan yang digunakan untuk penelitian terdiri dari: madu murni nektar kopi, salep MEBO, tikus putih jantan dewasa galur Sprague dawley, kamera digital, lidokain, alkohol, etanol, xylol, plester, kassa steril, pakan dan minum tikus, aquades, larutan formalin 10% untuk fiksasi preparat histopatologis, pewarna Hematoksilin dan Eosin.
45
D. SubyekPenelitian
1. Populasi Tikus putih (Rattus norvegicus) dewasa jantan galur Sprague dawley berumur 3−4 bulan yang diperoleh dari Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.
2. Sampel Dalam menentukan besar sampel, rumus yang digunakan dalam penelitian eksperimental yaitu menurutDahlan (2009): ( *
Keterangan:
)
α
= 5 % (zα = 1,96),
β
= 20 % (zβ = 0,84),
S
= simpanganbaku
(
)
+
= perbedaan selisih rerata skor histopatologi yang diharapkan.
Jumlah minimal sampel yang diharapkan sesuai dengan perhitungan dibawah ini: ( *
) [
]
+
46
Jadi sampel yang dibutuhkan untuk seluruh kelompok berjumlah 18 ekor dan jumlah kelompok yang akan digunakan adalah 3 kelompok sehingga dibutuhkan minimal 6 ekor tikus putih dari populasi yang ada, saat ini tikus yang dijadikan sampel sebanyak 10 ekor untuk masing-masing kelompok dan pada penelitian ini dilakukan penggabungan masing-masing kelompok dimana pemberian 3 luka bakar pada satu ekor tikus.
3.
Kriteria Inklusi dan Eksklusi Inklusi : a) Sehat (tidak tampak penampakan rambut kusam, rontok, atau botak dan aktif). b) Memiliki berat badan sekitar 150-250 gram. c) Berjenis kelamin jantan. d) Berusia sekitar 3−4 bulan.
Eksklusi : a) Terdapat penurunan berat badan lebih dari 10% setelah masa adaptasi di laboratorium. b) Sakit (penampakan rambut kusam, rontok dan aktivitas kurang atau tidak aktif, keluarnya eksudat yang tidak normal dari mata, mulut, anus dan genital).
47
E. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas (Independent variable) a) Madu b) MEBO
2.
Variabel Terikat (Dependent variable) Tingkat kesembuhan kulit tikus dengan luka bakar derajat II yaitu : a) Gambaran histopatologi kulit tikus b) Gambaran klinis kulit tikus
3. Definisi Operasional
Tabel 1. Definisi Operasional Variabel Lama pemberian madu
Definisi Madu dioleskan sebanyak 2 kali sehari dengan ketebalan 2 mm, selama 14hari
SkalaUkur
Lama pemberian MEBO
Mebo dioleskan sebanyak 2 kali sehari dengan ketebalan 2 mm, selama 14hari
Numerik
Gambaran klinis kulit tikus
Gambaran klinis didapat dengan menghitung rata-rata diameter penyembuhan luka yang dihitung pada hari pertama dan hari terakhir dan kemudian dihitung persentase dengan rumus
Numerik
(
Gambaran histopatologi kulit tikus
Numerik
)
Sediaan histopatologi dilihat dengan menggunakan mikroskop dengan perbesaran 40x dalam 5 lapang pandang dan diamati reepitelisasi, sel radang, pus dan scap pada daerah luka dengan menggunakan scoring Nagaoka dkk. (2000).
Numerik
48
F. Prosedur Penelitian
Sebelum dilakukan perlakuan kepada semua tikus laboratorium, 10 ekor tikus putih (Rattus norvegicus) galur Sprague dawley dilakukan adaptasi di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung selama 2 minggu. Sesudah masa adaptasi, tikus dipisahkan menjadi satu kandang berisi satu ekor tikus. Setelah itu diberikan luka bakar pada kulit tikus dengan cara:
Mencuci tangan
Menggunakan handscoon
Identifikasi daerah yang akan diberi luka bakar
Cukur rambut tikus pada daerah yang akan diberi luka bakar
Pasang kain dibawah sebagai alas pemberian luka bakar
Mencuci tangan kembali
Menggunakan handscoon baru
Memberikan anestesi local pada kulit dengan dosis 0,2 cc lidokain dalam 2 cc aquades.
Panaskan solder listrik (electro cauter) yang ujungnya dimodifikasi dengan logam aluminium berdiameter 2 cm yang telah disiapkan selama 30 menit.
Tempelkan solder listrik (electro cauter) yang ujungnya dimodifikasi dengan logam aluminium berdiameter 2 cm pada kulit tikus yang telah disiapkan selama 2 detik (HandiandanFeriana, 2006).
49
1. Prosedur penanganan Luka Bakar Derajat II
Penanganan luka bakar haruslah berhati-hati untuk mencegah terjadinya infeksi dan komplikasi lainnya maka dari itu harus dilakukan pembersihan dahulu dengan menggunakan aquades sebelum diberikan salep MEBO ataupun madu. Pada pengolesan obat luka bakar bias diberikan sebanyak 2−3 kali sehari (Dewidkk., 2008). Step penanganan luka bakar yaitu:
Cuci tangan.
Pasang kain dibawah sebagai alas.
Menggunakan handscoon.
Siapkan kasa.
Atur posisi tikus untuk mempermudah tindakan.
Olesi bagian luka dengan kasa yang telah dibasahi dengan Madu Nektar Kopi setebal 2 mm hingga menutup seluruh permukaan luka.
Olesi bagian luka dengan menggunakan MEBO untuk kelompok perlakuan dengan MEBO setebal 2 mm hingga menutup seluruh permukaan luka.
Tutup lukadengan kasa steril
Untuk kelompok kontrol tanpa balutan dan tidak diberikan obat apapun
50
2. Prosedur operasional pembuatan slide Metode pembuatan preparat histopatologi Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Prosedur pembuatan slide :
Kulit
telah
dipotong
secara
melintang
dan
telah
difiksasi
menggunakan formalin 10% selama 3 jam.
Bilas dengan air mengalir sebanyak 3−5 kali.
Dehidrasi dengan : a) Alkohol 70% selama 0,5 jam b) Alkohol 96% selama 0,5 jam c)
Alkohol 96% selama 0,5 jam
d) Alkohol 96% selama 0,5 jam e)
Alkohol absolut selama 1 jam
f) Alkohol absolut selama 1 jam g) Alkohol absolut selama 1 jam h) Alkohol xylol 1:1 selama 0,5 jam
Clearing Untuk membersihkan sisa alkohol, dilakukan clearing dengan xilol I dan II masing-masing selama 1 jam.
Impregnansi dengan parafin selama 1 jam dalam oven suhu 65oC.
Pembuatan blok parafin: Sebelum dilakukan pemotongan blok parafin, parafin didinginkan dalam lemari es. Pemotongan menggunakan rotary microtome dengan menggunakan disposable knife. Pita parafin dimekarkan pada water
51
bath dengan suhu 60oC. Dilanjutkan dengan pewarnaan hematoksilin eosin.
Prosedur pulasan HE : Setelah jaringan melekat sempurna pada slide, memilih slide yang terbaik selanjutnya secara berurutan memasukkan ke dalam zat kimia di bawah ini dengan waktu sebagai berikut.
Larutan xylol I selama 5 menit
Larutan xylol II selama 5 menit
Ethanol absolut selama 1 jam 1)
Hydrasi dalam: a) Alkohol 96% selama 2 menit b) Alkohol 70% selama 2 menit c) Air selama 10 menit
2)
Pulasan inti dibuat dengan menggunakan : a) Haris hematoksilin selama 15 menit b) Air mengalir c) Eosin selama maksimal 1 menit
3) Lanjutkan dehidrasi dengan menggunakan a) Alkohol 70% selama 2 menit b) Alkohol 96% selama 2 menit c) Alkohol absolut 2 menit 4) Penjernihan: a) Xylol I selama 2 menit b) Xylol II selama 2 menit
52
5) Mounting dengan entelan lalu tutup dengan deck glass. Penjelasan prosedur penelitian bias dilihat di gambar 12.
Gambar 12. Diagram alur penelitian
53
G. Cara Pengumpulan Data
1. Klinis Gambaran klinis dinilai dengan cara mengamati setiap 2 hari sekali selama14 hari. Melihat perbandingan antara yang diolesi MEBO dengan madu. Diameter akan semakin mengecil seiring dengan proses penyembuhan luka (Suratmandkk., 1996), untuk mengetahui cara menghitung diameter luka bakar yaitu dengan cara melihat gambar dibawah:
dx(3) dx (4)
dx (2) dx (1)
dx (1)
dx (4) dx (2)
Gambar13.Diameter Luka Bakar.
( )
Keterangan:
( )
( )
( )
= Diameter luka harike x
Setelah mengetahui diameter masing- masing luka, maka dapat ditentukan persentasenya yaitu dengan menggunakan rumus:
54
(
)
Keterangan : = Persentase penyembuhan hari ke = diameter luka hari pertama = diameter luka hari ke
2. Histopatologi Gambaran histopatologi merupakan salah satu indicator untuk melihat perkembangan kesembuhan secara mikroskopis, penilaian ini dilakukan dengan menggunakan mikroskop pembesaran 40 kali pada lapang pandang acak disetiap spesimen hasil pemeriksaan patologi anatomi dari biopsi insisi luka. Sampel biopsi diambil satu kali dan dilakukan bersamaan pada hari ke-14 (Manjas dkk., 2010), yang mencakup tingkat pembentukan
kolagen,
tingkat
pembentukan
pembuluh
darah
(Nagaokadkk., 2000).
pembentukan baru
dan
epitelisasi,
jumlah
sel
jumlah inflamasi
55
Tabel 2 . Tabel penilaian mikroskopis. Parameter dan Deskripsi
Skor
Derajat pembentukan kolagen
Kepadatan kolagen lebih dari jaringan normal/lapang
3
pandang kecil mikroskop
Kepadatan kolagen sama dengan jaringan normal/lapang
2
pandang kecil mikroskop
Kepadatan kolagen kurang dari jaringan normal/lapang
1
pandang kecil mikroskop Derajat terjadinya epitelisasi
Epitelisasi normal/lapang pandang kecil mikroskop
3
Epitelisasi sedikit/lapang pandang kecil mikroskop
2
Tidak ada epitelisasi/lapang pandang kecil mikroskop
1
Jumlah pembentukan pembuluh darah baru
Lebih 2 pembuluh darah baru/lapang pandang kecil
3
mikroskop
1-2 pembuluh darah baru/lapang pandang kecil
2
mikroskop
1
Tidak ada pembuluh darah baru/lapang pandang kecil mikroskop
Jumlah sel inflamasi /lapang pandang
Sel berjumlah 1−5
3
Sel berjumlah 6−10
2
Sel berjumlah 11−15
1
56
H. Pengolahan dan Analisis Data
Hasil penelitian lalu dianalisis apakah memiliki distribusi normal (p>0,05) atau tidak secara statistik dengan uji normalitas Shapiro-Wilk karena jumlah sampel ≤50. Kemudian dilakukan uji Levene untuk mengetahui apakah dua atau lebih kelompok data memiliki varians yang sama (p>0,05) atau tidak. Jika varians data berdistribusi normal dan homogen, akan dilanjutkan dengan metode uji parametrik repeated ANOVA. Apabila tidak memenuhi syarat uji parametrik, akan dilakukan transformasi.
Jika pada uji ANOVA
menghasilkan nilai p<0,05 maka akan dilanjutkan dengan melakukan analisis post hoc LSD untuk melihat perbedaan antar kelompok perlakuan. Apabila hasil transformasi tidak memenuhi syarat digunakan uji Friedman dan dilanjutkan dengan uji Wilcoxon.