24
III. METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII (delapan) semester ganjil di SMP Xaverius 4 Bandar Lampung tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 111 siswa terdiri dari 3 (tiga) kelas, dengan rinciannya kelas VIII A 37 siswa, kelas VIII B 37 siswa, dan kelas VIII C 37 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara memilih secara acak 2 kelas dari tiga kelas tersebut. Diperoleh kelas VIII-B yang berjumlah 37 siswa sebagai kelas ekperimen yang menerima perlakuan yaitu penggunaan media Microsoft PowerPoint dalam pembelajaran dan kelas VIII-A yang berjumlah 37 siswa sebagai kelas kontrol yang tidak menerima perlakuan yaitu tanpa menggunakan media Microsoft PowerPoint. B. Desain Penelitian Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian eksperimen semu menggunakan desain pretest - posttest control design. Penelitian ini melibatkan dua kelas yaitu kelas ekperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen dan kelas kontrol mendapat perlakuan pembelajaran yang sama dari segi tujuan, isi, bahan pembelajaran dan waktu belajar. Perbedaan hanya terletak pada dimanfaatkan atau tidak dimanfaatkannya media Microsoft PowerPoint. Desain penelitian pretest-posttest control design menurut Furchan (1982: 356) dapat dilihat dalam Tabel 3.1. Tabel 3.1 Pretest-Posttest Control Design
25 Kelas Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Pretest Y1 Y1
Perlakuan X -
Posttes Y2 Y2
Keterangan : Y1 : Pretes untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol Y2 : Postes untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol X : Perlakuan berupa penggunaan media Microsoft PowerPoint Perlakuan dalam penelitian ini meliputi kegiatan sebagai berikut: pertama, observasi terbatas untuk memperoleh data tentang kondisi dalam pembelajaran matematika, jumlah siswa yang terlibat dalam penelitian ini, jadwal pelajaran, dan guru yang terlibat dalam penelitian ini. Selanjutnya menentukan subyek penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji coba Instrumen dilakukan pada kelas lain, selain kelas eksperimen dan kelas kontrol yang sudah mempelajari materi yaitu kelas VIII-C. Kedua, melakukan eksperimen dengan cara memberikan perlakuan pada kelas eksperimen berupa penggunaan media Microsoft PowerPoint (kelas VIII-B) sedangkan kelas kontrol tanpa menggunakan media Microsoft PowerPoint (kelas VIII-A). Sebelum pelaksanaan eksperimen pada masing-masing kelas dilakukan pretes untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Setiap tahapan dilaksanakan dengan langkah-langkah penelitian sebagai berikut: 1. Tahap Perencanaan a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) . b. Menyiapkan materi yang akan disampaikan menggunakan media Microsoft Powerpoint. c. Menyusun instrumen test pemahaman konsep.
26 2. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Kelas eksperimen mendapat perlakuan dengan menggunakan media Microsoft PowerPoint dan pada kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional tanpa menggunakan media Microsoft PowerPoint. Ketiga, melakukan tes akhir (postes) pada masing-masing kelas, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. C. Data Penelitian Data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu berupa data kemampuan awal matematika siswa dan data kemampuan pemahaman konsep matematis siswa berupa skor yang diperoleh melalui pretest sebelum memulai pembelajaran dan melalui posttest yang dilakukan di akhir pembelajaran. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes. Tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi yang diberikan. Tes diberikan sebelum pembelajaran (pretest) dan sesudah pembelajaran (posttest) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Langkah-langkah yang ditempuh untuk memperoleh data yang diperlukan adalah sebagai berikut: 1. Sebelum perlakuan dimulai, dilakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. 2. Penggunaan media Microsoft Powerpoint pada pembelajaran matematika, perlakuan ini dikenakan pada kelas ekperimen.
27 3. Pembelajaran langsung dikenakan pada kelas kontrol 4. Setelah pemberian perlakuan selesai maka dilakukan posttest untuk mengukur pemahaman konsep matematis siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. E. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes pemahaman konsep matematis. Perangkat tes terdiri dari 10 soal esai. Setiap soal memiliki satu atau lebih indikator pemahaman konsep matematis. Penyusunan perangkat tes dilakukan dengan langkah sebagai berikut: 1. Melakukan pembatasan materi yang diujikan, yaitu pokok bahasan lingkaran kompetensi dasar 4.1, menentukan unsur dan bagian-bagian lingkaran, kompetensi dasar 4.2, menghitung keliling dan luas lingkaran, dan kompetensi dasar 4.3, menggunakan hubungan sudut pusat, panjang busur, luas juring dalam pemecahan masalah. 2. Menentukan tipe soal, yaitu soal esai. 3. Menentukan jumlah soal, yaitu 10 soal. 4. Menentukan waktu mengerjakan soal, yaitu 80 menit. 5. Membuat kisi-kisi soal berdasarkan indikator pembelajaran yang ingin dicapai. 6. Menuliskan petunjuk mengerjakan soal, kunci jawaban, dan penentuan skor. 7. Menulis butir soal. 8. Mengujicobakan instrumen. 9. Menganalisis validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran. 10. Memilih item soal yang sudah teruji berdasarkan analisis yang sudah dilakukan.
28 Indikator pemahaman konsep matematis yang digunakan adalah: (1) menyatakan ulang suatu konsep; (2) mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu; (3) memberi contoh dan non contoh dari konsep; (4) menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika; (5) mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep; (6) menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu; dan (7) mengaplikasikan konsep. Adapun pedoman penskoran tes pemahaman konsep disajikan pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Tes Pemahaman Konsep No
Indikator
Keterangan
1.
Menyatakan ulang suatu konsep
2.
Mengklasifikasi objek menurut sifat tertentu sesuai dengan konsepnya
a. b. c. a. b.
3.
Memberi contoh dan non contoh
4.
Menyatakan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika
5.
Mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep
c. a. b. c. a. b. c. a. b. c.
Skor
Tidak menjawab Menyatakan ulang suatu konsep tetapi salah Menyatakan ulang suatu konsep dengan benar Tidak menjawab Mengklasifikasi objek menurut sifat tertentu tetapi tidak sesuai dengan konsepnya Mengklasifikasi objek menurut sifat tertentu sesuai dengan konsepnya Tidak menjawab Memberi contoh dan non contoh tetapi salah Memberi contoh dan non contoh dengan benar Tidak menjawab Menyajikan konsep dalam bentuk representasi matematika tetapi salah Menyajikan konsep dalam bentuk representasi matematika dengan benar Tidak menjawab Mengembangkan syarat perlu atau cukup dari suatu konsep tetapi salah Mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup dari suatu konsep dengan benar
0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2
Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Tes Pemahaman Konsep (Lanjutan) 6.
7.
Menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu Mengaplikasikan konsep
a. Tidak menjawab b. Menggunakan, memanfatkan, dan memilih prosedur tetapi salah c. Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur dengan benar a. Tidak menjawab b. Mengaplikasikan konsep tetapi tidak tepat c. Mengaplikasikan konsep dengan tepat
0 1 2 0 1 2
Sumber: Sartika (2011: 22)
29 Setelah perangkat tes tersusun, diujicobakan pada kelas di luar sampel penelitian, yaitu kelas VIII-C SMP Xaverius 4 Bandar Lampung. Uji coba dilakukan untuk menguji apakah soal-soal tersebut memenuhi kriteria soal yang layak digunakan, yaitu meliputi validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan taraf kesukaran. Dalam penelitian ini, validitas yang digunakan adalah validitas isi. Validitas isi dari tes pemahaman konsep matematis ini dapat diketahui dengan cara membandingkan isi yang terkandung dalam tes pemahaman konsep matematis dengan indikator pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan asumsi bahwa guru mata pelajaran matematika kelas VIII SMP Xaverius 4 Bandar Lampung mengetahui dengan benar kurikulum SMP, maka validitas instrumen tes ini didasarkan pada penilaian guru mata pelajaran matematika. Tes yang dikategorikan valid adalah yang telah dinyatakan sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator yang diukur berdasarkan penilaian guru mitra. Penilaian terhadap kesesuaian isi tes dengan isi kisi-kisi tes yang diukur dan kesesuaian bahasa yang digunakan dalam tes dengan kemampuan bahasa siswa dilakukan dengan menggunakan daftar cek lis oleh guru. Hasil penilaian terhadap tes menunjukkan bahwa tes yang akan digunakan untuk mengambil data telah memenuhi validitas isi (Lampiran B.4). Setelah diadakan uji coba soal, langkah selanjutnya adalah menganalisis hasil uji coba untuk diteliti kualitasnya. 1. Uji Reliabilitas Instrumen Dalam penelitian ini, pengujian reliabilitas instrumen dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach (Sudijono 2003: 208-209) sebagai berikut.
30 n
r11
n 1
1
S2 i S 2t
Keterangan : r11 = Koeffisien reliabilitas n = Banyaknya butir soal 2 S i = Jumlah varians butir S t2
= Varians total
Harga r11 yang diperoleh diimplementasikan dengan indeks reliabilitas. Arikunto (2006: 195) mengatakan bahwa kriteria indeks reliabilitas adalah sebagai berikut. Antara 0,800 sampai dengan 1,000: b.Antara 0,600 sampai dengan 0,800: c.Antara 0,400 sampai dengan 0,600: d.Antara 0,200 sampai dengan 0,400: e.Antara 0,000 sampai dengan 0,
sangat tinggi tinggi cukup rendah
Setelah menghitung reliabilitas instrumen tes, diperoleh nilai r11 = 0,79 (Lampiran C.1). Berdasarkan pendapat Arikunto tersebut, harga r11 memenuhi kriteria tinggi karena koefisien reliabilitasnya lebih dari 0,6. Oleh karena itu, instrumen tes pemahaman konsep matematis tersebut layak digunakan untuk mengumpulkan data.
2. Tingkat Kesukaran (TK) Sudijono (2008: 372) mengungkapkan untuk menghitung tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan rumus berikut.
=
Keterangan: TK
: tingkat kesukaran suatu butir soal
JT
: jumlah skor yang diperoleh siswa pada butir soal yang diperoleh
31 IT
: jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh siswa pada suatu butir soal.
Untuk menginterpretasi tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan kriteria indeks kesukaran menurut Sudijono (2008: 372) sebagai berikut :
Tabel 3.3. Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran Nilai 0.00 ≤ ≤ 0.15 0.16 ≤ ≤ 0.30 0.31 ≤ ≤ 0.70 0.71 ≤ ≤ 0.85 0.86 ≤ ≤ 1.00
Interpretasi Sangat Sukar Sukar Sedang Mudah Sangat Mudah
Dalam penelitian ini, butir soal yang dipilih adalah soal dengan nilai tingkat kesukaran 0,31≤ TK ≤0,70 dengan interpretasi sedang. Setelah menghitung tingkat kesukaran soal diperoleh hasil bahwa soal nomor 1 memiliki nilai tingkat kesukaran 0,24 sehingga termasuk kategori soal yang sukar, soal nomor 2 memiliki nilai tingkat kesukaran 0,55 sehingga termasuk soal dengan tingkat kesukaran sedang, soal nomor 3 memiliki nilai tingkat kesukaran 0,32 sehingga termasuk soal dengan kategori sedang, soal nomor 4 memiliki nilai tingkat kesukaran 0,53 sehingga termasuk soal dengan tingkat kesukaran sedang, soal nomor 5 memiliki nilai tingkat kesukaran 0,67 sehingga termasuk soal dengan tingkat kesukaran sedang, soal nomor 6 memiliki nilai tingkat kesukaran 0,54 sehingga termasuk soal dengan tingkat kesukaran sedang, soal nomor 7 memiliki nilai tingkat kesukaran 0,56 sehingga termasuk soal dengan tingkat kesukaran sedang, soal nomor 8 memiliki nilai tingkat kesukaran 0,27 sehingga termasuk soal dengan tingkat kesukaran sukar, soal nomor 9 memiliki nilai tingkat kesukaran 0,31 sehingga termasuk soal dengan tingkat kesukaran sedang, dan soal nomor 10 memiliki nilai tingkat kesukaran 0,60 sehingga termasuk soal dengan
32 tingkat kesukaran sedang (Lampiran C.3). Dari 10 soal tersebut, terdapat 8 soal termasuk kategori sedang dan 2 soal termasuk kategori sukar, yaitu soal nomor 1 dan 8. Soal dengan kategori sukar tidak digunakan. 3. Daya Pembeda (DP)
Untuk menghitung daya pembeda, terlebih dahulu diurutkan dari siswa yang memperoleh nilai tertinggi sampai siswa yang memperoleh nilai terendah. Kemudian diambil 27% siswa yang memperoleh nilai tertinggi (disebut kelompok atas) dan 27% siswa yang memperoleh nilai terendah (disebut kelompok bawah). Karno To (dalam Noer, 2010) mengungkapkan menghitung daya pembeda ditentukan dengan rumus : DP =
Keterangan : DP : indeks daya pembeda satu butri soal tertentu JA : jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah JB : jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah IA : jumlah skor ideal kelompok (atas/bawah).
Hasil perhitungan daya pembeda diinterpretasi berdasarkan klasifikasi menurut To (dalam Noer, 2010), yang tertera dalam Tabel 3.3. Tabel 3.4. Interpretasi Nilai Daya Pembeda
Nilai Negatif DP 0 . 10 DP 0 . 20 DP 0 . 30 DP DP 0 . 50
0.10 0 . 19 0 . 29 0 . 49
Interpretasi Sangat Buruk Buruk Agak baik, perlu revisi Baik Sangat Baik
33 Dalam penelitian ini digunakan butir soal dengan nilai daya pembeda lebih dari atau sama dengan 0,3. Setelah menghitung daya pembeda soal, diperoleh hasil bahwa soal nomor 1 memiliki nilai daya pembeda 0,15 sehingga termasuk soal dengan kategori buruk, soal nomor 2 memiliki nilai daya pembeda 0,46 sehingga termasuk soal dengan kategori baik, soal nomor 3 memiliki nilai daya pembeda 0,40 sehingga termasuk soal dengan kategori baik, soal nomor 4 memiliki nilai daya pembeda 0,58 sehingga termasuk soal dengan kategori sangat baik, soal nomor 5 memiliki nilai daya pembeda 0,35 sehingga termasuk soal dengan kategori baik, soal nomor 6 memiliki nilai daya pembeda 0,53 sehingga termasuk soal dengan kategori baik, soal nomor 7 memiliki nilai daya pembeda 0,44 sehingga termasuk soal dengan kategori baik, soal nomor 8 memiliki nilai daya pembeda 0,15 sehingga termasuk soal dengan kategori buruk, soal nomor 9 memiliki nilai daya pembeda 0,48 sehingga termasuk soal dengan kategori baik, dan soal nomor 10 memiliki nilai daya pembeda 0,5 sehingga termasuk soal dengan kategori baik (Lampiran C.3). Tabel 3.5. Rekapitulasi Hasil Tes Uji Coba No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Validitas Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Reliabilitas
Daya Pembeda
Tingkat Kesukaran
0,79 (Reliabilitas Tinggi)
0,15 (lemah) 0,46 (baik) 0,40 (baik) 0,58 (baik) 0,35 (baik) 0,53 (baik) 0,44 (baik) 0,15 (lemah) 0,48 (baik) 0,5 (baik)
0,24 (sukar) 0,55 (mudah) 0,32 (sedang) 0,53 (sedang) 0,67 (sedang) 0,54 (sedang) 0,56 (sedang) 0,27 (sukar) 0,31 (sedang) 0,60 (sedang)
34 Dari tabel rekapitulasi hasil tes uji coba di atas, terlihat bahwa terdapat dua soal, yaitu soal nomor satu dan delapan tidak memenuhi kriteria daya pembeda dan tingkat kesukaran yang telah ditentukan. Untuk pengambilan data, soal tersebut tidak digunakan sehingga dalam penelitian ini instrumen pemahaman konsep yang digunakan terdiri dari delapan soal dan reliabilitas instrumen menjadi 0,78 dengan kriteria indeks reliabilitas tinggi (Lampiran C.2). F. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis Data skor kemampuan awal matematika siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dianalisis menggunakan uji-t, hal tersebut dilakukan untuk membuktikan jika terdapat perbedaan nilai rata-rata setelah dilakukan pembelajaran, perbedaan tersebut disebabkan karena perbedaan perlakuan bukan karena kemampuan awal yang berbeda. Oleh karena itu, dalam penelitian digunakan kelas eksperimen dan kelas kontrol yang memiliki kemampuan awal matematika yang sama. Data skor pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol dianalisis menggunakan uji-t untuk mengetahui bahwa kedua kelas tersebut mempunyai kesamaan rata-rata pada pretest. Setelah diketahui bahwa kedua kelas mempunyai data pretest yang sama, kedua sampel diberi perlakuan yang berbeda, kemudian dilakukan tes akhir (posttest) pada kedua kelas. Sebelum melakukan analisis kesamaan dua rata-rata perlu dilakukan uji prasyarat, yaitu uji normalitas dan homogenitas data. 1.
Uji Normalitas
Uji Normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Chi-Kuadrat. Uji Chi Kuadrat menurut Sudjana (2005: 273) adalah sebagai berikut.
35 a.
Hipotesis H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
b. c.
Statistik uji =
( −
)
Keterangan: = frekuensi harapan = frekuensi yang diharapkan d.
Keputusan uji Terima H0 jika
2.
≤
, dengan
(
∝)(
)
Uji Kesamaan Dua Varians (Homogenitas)
Untuk menguji homogenitas varians digunakan uji Bartlett. Uji Bartlett menurut Sudjana (2005: 261-264) adalah sebagai berikut. a.
Hipotesis H0 : H1 :
b. c.
= ≠
Satitistik Uji
(kedua populasi memiliki varians yang sama) (kedua populasi memiliki varians yang tidak sama)
36 Menghitung S2 dari masing-masing kelas. si
2
xi
x
2
n 1
Menghitung semua varians gabungan dari semua kelas dengan rumus: s
2
ni 1 s i
2
ni 1
Menghitung Harga Satuan B dengan rumus:
B
(log s 2 )
ni 1
Uji Barlet dengan menggunakan statistik chi kuadrat dengan rumus: = (ln 10)
d.
−
Kriteria Uji : terima H0 jika
(
− 1) log <
dengan
(
∝)(
)
Setelah melakukan uji normalitas dan uji kesamaan dua varians, analisis berikutnya adalah menganalisis data menggunakan uji kesamaan dua rata-rata.
3. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Uji kesamaan dua rata-rata data pretest digunakan uji kesamaan dua rata-rata satu pihak, yaitu pihak kanan. Hipotesis uji tersebut menurut Sudjana (2005: 239) adalah: ∶
=
(rata-rata skor pretest kelas eksperimen sama dengan nilai rata-rata
∶
≠
(rata-rata skor pretest kelas eksperimen tidak sama dengan nilai
kelas kontrol)
rata-rata kelas kontrol)
37 Statistik yang digunakan untuk uji ini adalah:
=
̅ − ̅ 1
dengan
+
1
2
s
2
n1 1 s1 n2 1 s2 n1 n 2 2
2
keterangan: ̅ = rata-rata skor pretest kelas eksperimen ̅ = rata-rata skor pretest kelas kontrol
n1 = banyaknya subyek kelas eksperimen n2 = banyaknya subyek kelas kontrol = varians kelompok eksperimen = varians kelompok kontrol = varians gabungan Dengan kriteria pengujian: terima H0 jika − derajat kebebasan dk = (n1+ n2
<
<
dengan
2) dan peluang (1 − ) dengan taraf signifikan
= 0,05. Untuk harga t lainnya H0 ditolak.
Analisis berikutnya adalah menguji hipotesis, yaitu uji perbedaan dua rata-rata skor pemahaman konsep (skor posttest) kedua kelompok. Dalam penelitian ini digunakan uji perbedaan dua rata-rata satu pihak, yaitu uji pihak kanan. Hipotesis untuk uji kesamaan dua rata-rata, uji pihak kanan menurut Sudjana (2005: 243) adalah:
38 ∶
=
( rata-rata skor pemahaman konsep kelas eksperimen sama dengan
∶
>
( rata-rata skor pemahaman konsep kelas eksperimen lebih baik
nilai rata-rata kelas kontrol)
daripada nilai rata-rata kelas kontrol)
Statistik yang digunakan untuk uji ini adalah:
=
̅ − ̅ 1
+
1
dengan 2
s2
n1 1 s1 n2 1 s2 n1 n 2 2
2
keterangan: ̅ = rata-rata skor posttest kelas eksperimen ̅ = rata-rata skor posttest kelas kontrol
n1 = banyaknya subyek kelas eksperimen n2 = banyaknya subyek kelas kontrol = varians kelompok eksperimen = varians kelompok kontrol = varians gabungan
Dengan kriteria pengujian: terima H0 jika kebebasan dk = (n1 + n2
<
dengan derajat
2) dan peluang (1 − ) dengan taraf signifikan = 5%.
Untuk harga t lainnya H0 ditolak.