III. MESIN PENGOLAH TANAH 3.1.
Maksud dan Tujuan Pengolahan Tanah Pengolahan tanah dapat dipandang sebagai suatu usaha manusia untuk merubah sifat-sifat yang dimiliki oleh tanah sesuai dengan kesulitan yang dikehendaki oleh manusia. Di dalam usaha pertanian, pengolahan tanah dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan kondisi fisik khemis dan biologis tanah yang lebih baik sampai kedalaan tertentu agar sesuai untuk pertumbuhan tanaman. Disamping itu pengolahan. tanah bertujuan pula untuk : membunuh gulma dan tanaman yang tidak diingini; Menempatkan seresah atau sisa-sisa tanaman pada tempat yang sesuai agar dekomposisi dapat berjalan dengan baik; Menurunkan laju erosi;
meratakan
tanah
untuk
rnemudahkan
pekerjaan
di
lapangan;
mempersatukan pupuk dengan tanah; Serta menpersiapkan tanah untuk mernpermudahkan pengaturan air irigasi. 3.2.
Macam dan Cara Pengolahan Tanah Berdasarkan atas tahapan kegiatan, hasil kerja dan dalamnya tanah yang menerima perlakuan pengolahan tanah, kegiatan pengolahan tanah dibedakan menjadi dua macam, yaitu pengolahan tanah pertama atau awal (primary tillage) dan pengolahan. tanah kedua (secondary tillage). Dalam pengolahan tanah pertarna, tanah dipotong kemudian diangkat terus dibalik agar sisa-sisa tanarnan yang ada di permukaan tanah dapat terbenam di dalam tanah. Kedalaman pemotongan dan pembalikan umumnya di atas 15 cm. Pada umumnya hasil pengolahan tanah masih berupa bongkahbongkah tanah yang cukup besar, karena pada tahap pengolahan tanah ini penggernburan tanah belum dapat dilakukan dengan efektif. Dalam pengolahan tanah kedua, bongka-bongkah tanah dan sisa-sisa tanaman yang telah terpotongi pada pengolahan tanah pertama akan dihancurkan menjadi lebih halus dan sekaligus mencampurnya dengan tanah. Kedalaman pengolahan tanah kedua pada umumnya kurang dari 15 cm. Jadi penggemburan tanah secara intensif hanya dilakukan pada lapisan tanah atas. Dalam pelaksanaannya cara pengolahan tanah dapat dilakukan dengan cara kering maupun cara basah. Pengolahan tanah kering adalah cara pengolahan tanah yang pada saat tanah dalam keadaan kering. Sedang
pengolahan tanah basah adalah pengolahan tanah yang dilakukan pada saat tanah dalam keadaan jenuh air. Dalam pelaksanaannya dimungkinkan penggabungan dari dua cara di atas. 3.3.
macam Alat dan Mesin Pengolah Tanah Macam-macam Sesuai suai dengan macam dan cara pengolahan tanah yang telah diterangkan terangkan di atas, secara garis besar alat dan rnesin pengolahan juga dibedakan merijadi dua macam pula, yaitu : 1. Alat dan mesin pengolahan tanah pertaina (primary (primary tillage equipment equipment), yang digunakan untuk melakukan kegiatan pengolahan tanah pertama. Peralatan pengolahan tanah ini biasanya berupa bajak (plow), plow), dengan segala jenisnya. 2. Alat dan mesin esin pengolahan tanah tana kedua (Secondary tillage equipment), equipm yang digunakan unakan untuk melakukan mel pengolohan tanah kedua. Peralatan pengolah tanah ini biasanya berupa garu (harrow), dengan segala jjenisnya. Penggolongan peralatan pengolah tanah dan macamnya menurut tahapan kegiatan pengolahan tanah dapat dilihat pada bagan dibawa dibawah ini.
3.3.1. Bajak (plow) Bajak rnerupakan alat pertanian yang paling tua, telah dipergunakan sejak 6000 th. SM. di Egypt. Pada awal mulanya bajak sepenuhnya ditarik oleh tenaga manusia, dengan bentuk yang sangat sederhana. Kemudian Thomas Jefferson merancang secara istimewa dengan prinsip perhitungan matematika. Untuk pertama kalinya alat pengolah tanah ini dibuat dari kayu kemudian dari besi. Penggunaan sebagai bahan utamanya, selanjutnya dibuat dari baja. Penggunaan sistem dua mata bajak (bottcxn) dimulai sejak tahun 1865, kemudian diikuti dengan pemakaian tiga mata-bajak dan seterusnya, tergantung pada besarnya daya penanik yang digunakan. Banyak dijumpai berbagai bentuk rancangan bajak, hal ini pada dirnaksudkan untuk dapat memperoleh penyesuaian antara tujuan pengolahan tanah dengan peralatan yang di pergunakan. Berdasarkan bentuk dan kegunaannya, secara garis besar bajak dibedakan atas beberapa jenis, yaitu 1. Bajak singkal (moldboard plow). 2. Bajak piringan(disk plow) 3. Bajak rotari atau bajak putar (rotary-plow) 4. Bajak pahat (chisel-plow). 5. Bajak tanah bawah (subsoil plow). 1. Bajak singkal (moldboard plow) Bajak singkal terrnasuk jenis baja yang paling tua. Di Indonesia jenis bajak singkal inilah yang paling umum digunakan oleh petani untuk melakukan pengolahan tanah mereka, dengan rnenggunakan tenaga ternak hela sapi atau kerbau, sebagai sumber daya penariknya. Sering dijumpai berbagai bentuk rancangan bajak singkal, hal ini dimaksudkan untuk dapat rnemperoleh penyesuaian antara kondisi tanah dengan tujuan pembajakan. Aneka ragam rancangan yang dijumpai selain pda bentuk mata-bajak, juga di bagian perlengkapannya. Mata-bajak adalah bagian dari bajak yang berfungsi aktif untuk rnengolah tanah. Bajak singkal secara umum dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu : a. Bajak singkal satu arah (one-way moldboard plow), adalah jenis bajak singkal dimana pada waktu mengerjakan pengolahan tanah akan melempar
dan membalik tanah hanya dalam satu arah. Lemparan atau pembalikan tanahnya biasanya dilakukan kearah kanan. b. Bajak singkal dua arah (two-way/reversible moldboard-plow), adalah jenis bajak singkal dimana pada waktu mengerjakan pengolahan tariah, arah pelemparan atau pembalikan tarahnya dapat diatur dua arah, yaitu kearah kiri maupun kearah kanan. Jenis bajak ini mernpunyai mata-bajak yang kedudukannya dirancang untuk dapat diputar kekanan taupun kekiri dengan cepat, sesuai dengan arah pelernparan ataupun pembalikan tanah yang dikehendaki. Di dalarn bebarapa hal, penggunaan bajak singkal dua arah mempunyai beberapa kelebihan antara lain : Akan menghasilkan pembalikan tanah yang seragarn untuk seluruh petak tanah yang diolah, praktis untuk pengolahan tanah sistern kontur, dan hasil kerjanya tidak akan berbentuk alur mati (dead-furrow) ataupun alur punggung (back furrow), sehingga pembajakan dapat teratur rata. Nartu kelemahannya adalah: Konstruksinya lebih berat dan lebih rumit, untuk ukuran bajak yang besar perlu dilengkapi sistim hidrolis untuk pemutaran mata bajaknya, perlu ketrarnpilan yang lebih baik dari pengemudinya. Bagian-bagian bajak sinqkal. Bagian bajak singkal yang aktif untuk rrengolah tanah terdiri atas : a. Pisau bajak (share) berfungsi untuk memotong tanah secara horizontal. Oleh karenanya biasanya bajak ini terbuat dari logam yang berbentuk tajarn. b. Singkal (moldboard), berfungsi untuk mengangkat menghancurkan dan membalik tanah yang telah dipotong oleh pisau bajak. Karena bentuknya yang melengkung, pada waktu bajak bergerak maju, tanah yang telah terpotong akan terangkat keatas kemudian akan dibalik dan dilempar sesuai dengan arah pembalikan bajak. c. Penstabil bajak (land side), berfungsi untuk mempertahankan gerakan maju bajak tetap lurus. Dengan jalan nnahan atau mengimbangi gaya kesamping yang diterima oleh bajak singkal, pada waktu bajak tersebut digunakan untuk memotong dan membalik tanah. Bagian penstabil bajak ini akan selalu bergerak sejajar dan menempel pada dinding alur pembajakan.
Untuk penyempurnaan hasil kerjanya, disamping bagian-bagian utama diatas, bajak singkal sering dilengkapi dengan perlengkapan tambahan, antara lain adalah.: a. Roth alur penstabil (furrow wheel), berfungsi sebagai pernbantu alas penstabil bajak dalam menjaga kestabilan pembajakan. b. Roda
dukung
(land-wheel),
berfungsi
untuk
mengatur
kedalam
pembajakan. Dengan alat ini dharapkan pengolahan tanah dapat dilakukan dengan kedalaman yang relatif konstan. c. Kolter, berfungsi untuk rnetong seresah dan menotong tanah kearah vertikal. Dengan alat ini diharapkan kerja pernbalikan tanah akan lebih ringan. Kolter biasanya dipasang didepan bajak dan terletak sedikit diatas mata bajak. d. Jointer, berfungsi untuk rnemungkinkan penutupan seresah lebih sempurna dalam pembajakan. Alat ini bentuknya rnenyerupai bajak singkal namun dengan ukuran yang lebih kecil. Dalam pemasangan umumnya berada diatas pisau bajak, kearah tanah yang belum dibajak dengan kedalaman kerja lebih kurang 5 cm. Dengan alat ini rumputrumput atau seresah sebelum dibalik, struktur akar sudah dirusak /dipotong, sehingga pada waktu tertirnbun tanah tidak ada kemungkinan untuk menembus tanah dan tumbuh kembali. e. Kerangka
(beam)
seluruh
bagian-bagian
bajak
diatas
pada
penggunaannya dipasang pada kerangka yang kuat. Pada kerangka ini pula
terpasang
titik
penggandengan
bajak.
Pada
titik-titik
penggandengan ini bajak dapat dirangkaikan dengan sumber daya penariknya.
2. Bajak piringan (disk plow) Adanya kelemahan-kelemahan bajak singkal orang menciptakan bajak piringan. Bajak piringan cocok untuk bekerja pada : Tanah yang lengket, tidak mengikis dan kering dimana bajak singkal tidak dapat masuk Tanah-tanah berbatu, atau banyak sisa-sisa akar ; Tanah gambut ; serta Untuk pembajakan tanah yang berat. Namun penggunaan bajak piringan ini untuk pengolahan tanah ada juga kelemahannya antara lain : Tidak dapat menutup seresah dengan baik ; Bekas pembajakan tidak dapat bétul-betul rata ; Dan hasil
pengolahan tanahnya
rnasih berbongkah-bongkah, tetapi untuk lahan yang erosinya besar hal ini justru dianggap rnenguntungkan. Jenis bajak pirinqan (Disk plow) Berdasarkan tempat kedudukan dan susunan piringannya bajak piringan secara garis besar dibedakan rnenjadi dua, yaitu : a. Bajak piringan standard Pada jenis bajak ini masing-masing piringan mempunyai poros tersendiri terpisah antara piringan satu dengan piringan yang lain. b. Bajak jaringan vertikal Untuk jenis bajak piringan ini rnasing-crasing piringan dirangkai dalarn satu poros. Namun di samping cara penggolongan di atas, seperti pada bajak singkal, berdasarkan atas arah pembalikan pengolahan tanahnya, bajak piringan juga dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu : a. Bajak piringan satu arah (One way disk plow) b. Bajak piringan dua arah (Two way/reversible disk plow) Selanjutnya berdasarkan bentuk piringannya, piringan dan bajak piringan dibedakan menjadi dua, yaitu : a. Piringan standard, yaitu yang tepinya rata (standard disk), biasa digunakan untuk mengolah tanah yang sudah lama diusahakan untuk tanaman semusim, sehingga tidak dijumpai sisa-sisa tanarnan atau perakaran yang cukup besar.
b. Piringan yang tepinya tidak rata atau berlekuk (cutaway disk), biasanya digunakan untuk tanah yang baru diusahakan atau biasa ditamani dengan tanaman keras. Jenis piringan ini sesuai untuk mengolah tanah yang banyak sisa tanamannya dan sesuai untuk rnrecah tanah yang berbongkahbongkah.
Bagian – bagian bajak piringan. a.
Piringan
(disk),
berfungsi
untuk
menghancurkan dan membalik
tanah
memotong, yang
mengangkat,
dibajak.
Piringan
berbentuk cekung dengan tepi yang tajam. Bagian tepi yang tajam akan berfungsi sebagai alat pemotong tanah, sedang bagian piringan yang cekung akan berfungsi untuk mengangkat, menghancurkan dan membalik tanah. b.
Poros atau pusat piringan, berfungsi sebagai tempat bertumpu dan berputarnya piringan, sehingga memungkinkan piringan dapat berputar dengan baik pada waktu digunkan untuk melakukan pengolahan tanah.
c.
Penggerak piringan (scraper), berfungsi untuk menjaga piringan tetap bersih, bebas dari gumpalan tanah. Tanah yang menggumpal pada piringan akan menyebabkan kemacetan dan ketidaknormalan kerja dari bajak piringan. Di samping itu penggarak piringan ini juga berfungsi untuk membantu pembalikan dan penghancuran tanah pada waktu jenis bajak ini digunkan untuk membajak tanah.
d.
Roda alur penstabil (furrow wheel)
e.
Roda dukung (land wheel)
f.
Kerangka (beam)
Dimana fungsi roda alur penstabil, roda dukung, dan kerangka, sama fungsinya seperti pada bajak singkal. Hasil kerja dan besarnya kebutuhan daya dalam penggunaan bajak piringan ini akan sangat dipengaruhi oleh : bentuk, ukuran dan jenis piringan ; cara pemasangan piringan yang akan berpengaruh terhadap besarnya sudut penarikan atau sudut piringan (disk angel), dan sudut kemiringan piringan (tilt angle) ; cara penyetelan bajak dan system penggandengan ; jenis dan kondisi tanah dan faktor lainnya. 3. Bajak putar (rotary plow) Pengolahan tanah dengan menggunakan bajak, akan diperoleh bongkah – bongkah yang masih cukup besar, biasanya masih diperlukan tambahan pengerjaan untuk mendapatkan keadaan tanah yang lebih halus lagi. Dengan menggunakan bajak putar maka pengerjaan tanah dapat dilakukan
sekali tempuh. Bajak putar/bajak rotary dapat digunakan untuk pengolahan tanah kering ataupun tanah sawah. Kadang-kadang bajak putar ini digunakan untuk mengerjakan tanah kedua dan juga dapat digunakan untuk melakukan penyiangan ataupun pendangiran. Penggunaan bajak putar untuk pengolahan tanah dapat diharapkan hasilnya baik, bila tanah dalarn keadaan cukup kering atau basah sama sekali. Untuk mengatasi lengketnya tanah pada pisau dapat dilakukan dengan mengurangi
jumlah
pisau
dan
mempercepat
putaran
dari
rotor
dan
memperlambat gerakan maju. Makin cepat perputaran rotor akan lebih banyak daya yang digunakan tetapi diperoleh hasil penggemburan yang lebih halus. Dalam penggunaan dipilih kebutuhan daya yang terkecil tapi memenuhi persyaratan ukuran partikel tanah yang dituntut oleh tanaman. Salah satu masalah dari penggunaan bajak putar ialah kalau dalam tanah terdapat benda-benda keras : untuk itu biasanya diadakan penanganan (dilengkapi perper pada pisaunya, adanya pengaman slip pada musimnya). Berdasarkan atas sistim pengarnbilan daya untuk rnenggerakkan rotor dan pisau dari bajak putar, jenis bajak putar ini secara garis besar dibedakan menjadi dua, yaitu : a.
Bajak putar dengan tenaga pemutar pisau dari mesin tersendiri terpisah dari tenaga traktor sebagai sumber daya penariknya (Self propelled unit).
b.
Bajak putar dengan tenaga pemutar pisau dari pto traktor, yang sekaligus traktor tersebut sebagai sumber daya penariknya (pto drives tractor)
Prinsip kerja bajak putar. Pisau-pisau dipasang pada rotor secara melingkar hingga beban terhadap wesin merata dan dapat memotong tanah secara bertahap. Pada waktu rotor berputar dan alat bergerak maju pisau akan memotong tanah. Luas tanah yang terpotong dalam sekali pemotongan tergantung pada kedalaman dan kecepatan bergerak maju. Gerakan putaran rotor yang memutar pisau-pisau diakibatkan daya dari motor yang diteruskan melalui sistim penerusan daya khusus, sampai ke rotor tersebut. Sistim penerusan daya untuk ukuran bajak putar kecil yang digerakkan dengan traktor tangan biasanya menggunakan sistim hubungan
roda cakra dengan rantai. Untuk bajak putar ukuran besar yang biasanya digerakkan dengan traktor besar biasanya rnenggunakan universal-joint. Bagian - bagian bajak putar a. Pisau, berfungsi untuk mencacah tanah pada waktu pengolahan tanah dengan bajak putar dilakukan. Pisau ini juga cukup baik untuk mencacah gulma maupun seresah, namun tidak dapat menutupnya dengan tanah secara baik seperti bila menggunakan bajak singkal, maupun bajak piringan. Besar dan jumlah pisau disesuaikan dengan daya penggerak dan keperluannya. Cara pemasangan pisau dalam hubungannya dengan bentuk permukaan dan hasil pengolahan tanah dapat dilihat pada garnbar. b. Poros putar, berfungsi untuk rnetiutar rotor-rotor bajak putar. c. Rotor, berfungsi sebagai tempat pemasangan pisau-pisau dan bajak putar. d. Penutup belakang (rear shield), berfungsi membantu penghancuran tanah. e. Rosa dukung (land wheel), berfungsi untuk mengatur kedalarnan pengolahari tanah. Faktor yang mempengaruhi hasil kerja dalam penggunaan bajak putar. a. Sistem pemasangan dari pisau. Pasangan pisau dengan jumlah yang lebih sedikit akan hambatan karena adanya seresah dan dapat masuk lebih dalarn dan seresah dapat bercampur dengan sempurna. Mengurangi kemungkinan rnacetnya alat pada waktu kerja di tanah yang basah dan lengket. Namun hasil pengolahan diperoleh bongkah yang lebih besar. b. Tipe dan tanah Pada tanah berat kandungan lempung lebih banyak, hingga kohesi partikel tanah cukup besar hingga kernungkinan basil pengerjaan tanah dapat bervariasi dari halus - kasar. c. Kecepatan perputaran dari pisau Pada kecepatan maju tetap. Makin cepat perputaran pisau akan diperoleh pemotongan yang makin halus ; makin lambat hasil pemotongan akan besar – besar. Pada kecepatan rendah kemungkinan penyumbatan oleh tanah adan seresah makin besar tetapi kecepatannya yang besar akan dapat merusak struktur tanah dan mengurangi umur pemakaian pisau.
d. Posisi dan penutup (rear shield) Adanya penutup akan memungkinkan tanah lebih hancur karena tanah yang terlempar dari pisau terbentur pada penutup. Posisi dari penutup akan rnempengaruhi benturan tanah terhadap penutup. Posisi yang memungkinkan adanya benturan yang lebih keras akan rmenghasilkan penghancuran yang lebih besar. e. Kandungan air tanah Kandungan air akan menentukan ikatan partikel tanah, bila tanah dikerjakan pada kandungan air dimana ikatan partikel kecil maka hasil pengerjaan – pengerjaan tanah akan lebih halus.
4. Bajak pahat (chisel plow) Dalam pengerjaan tanah bajak pahat dipergunakan untuk merobek dan menembus tanah, dengan menggunakan alat yang menyerupai pahat atau ujung skop sempit yang disebut mata pahat atau chisel point. Mata pahat ini terletak pada ujung dari tangkai atau batang yang biasa disebut bar. Bar ini secara garis besarnya dapat dibagi rnenjadi dua macam, yaitu : a. Yang kaku, adalah konstruksi yang berat. Jenis batang ini terbuat dari baja dengan kadar karbon tingi. Batang ini mungkin berbentuk lurus mungkin juga berbentuk lengkung. b. Yang lentur (flexible), ukurannya biasanya labih panjang dan lebih ramping. Terbuat dari baja yang dicampur dengan nikel. Bekerja seperti aksi dari pada per. Bar ini dipasang pada kerangka, yang mana jarak bar yang satu dengan yang lain masing-masing + 30 cm, dapat juga antara (30-60) cm untuk ukuran bajak pahat yang besar. Bajak pahat ini dapat dipergunakan untuk pembajakan dangkal maupun dipergunakan untuk pembajakan dalam, sampai kedalaman 45 cm atau lebih, tergantung pada keperluan dan jenis mata pahatnya. Berdasarkan jenisnya pula, lebar kerja alat sangat bervariasi tergantung dari sumber daya penarik dan keperluannya. Fungsi dan bajak pahat berlainan pula dengan fungsi bajak singkal maupun bajak piringan. Fungsi bajak pahat adalah : a.
Untuk memecah tanah yang keras dan kering, ini biasa dilakukan sebelum pembajakan untuk tanah yang tertentu.
b.
Dipergunakan untuk pengerjakan praktis pada tanah bawah.
c.
Dipergunakan pada tanah yang berjerami, dan dipergunakan untuk memutus sisa – sisa perakaran yang berada dalam tanah.
d.
Dipergunakan untuk memecah lapisan keras (hardpan) atau plow sole.
e.
Untuk memperbaiki infiltrasi air pada tanah, sehingga dapat mengurangi erosi.
Bajak Pahat (chisel – plow)
Bajak pahat batang kaku
Bajak pahat untuk pengolahan tanah
5. Bajak pahat (chisel plow) Bajak tanah bawah termasuk di dalam jenis bajak pahat tetapi dengan konstruksi yang lebih berat. Fungsi bajak ini tidak tidak banyak berbeda dengan bajak pahat, namun dipergunakan untuk pengerjaan tanah dengan kedalaman yang lebih dalam, yaitu mencapai kedalaman sekitar (50-90) cm. Untuk jenis standard tunggal biasanya dipergunakan untuk mengerjakan tanah dengan kedalaman sampai 90 cm, sedang penarikannya menggunakan traktor dengan daya 60-85 hp. Kemudian untuk bajak tanah bawah jenis
standard dua atau lebih, biasanya dipergunakan untuk pekerjaan yang lebih dangkal. Kadang kala pada bajak tanah bawah ini dibelakangnya dilengkapi alat lain misalnya : Perlengkapan mole (mole – attachment) Alat ini digandengkan di belakang dari bajak tanah bawah. Alat berbentuk oval berdiameter (7,5 – 20) cm. Hasilnya akan meninggalkan bekas seperti terowongan. Terowongan ini dimaksudkan untuk pipa drainase. Hal ini dilakukan biasanya pada tanah lempung. Dimaksudkan untuk perbaikan drainase, kalau keadaan ideal akan tahan sampai 7 tahun. Perlengkapan pemupukan (fertilizer attachment) Penggandengan alat ini pada bajak tanah bawah dimaksudkan untuk sekaligus mengadakan pemupukan dengan kedalaman tertentu. Dalam kenyataannya cara pemupukan dengan sistem ini mendapatkan hasil yang menggembirakan. Jarak alur biasanya diambil 120 cm. Tapi jarak ini dapat divariasi pula menurut keadaan dan keperluannya.
Bajak Suboil (Subsoil – plow)
Bajak Subsoil standard 3
3 lapis tanah dalam pengerjaan bajak subsoil
Bajak subsoil dengan perlengkapan tambahan
3.3.1. Garu (harrow) Tanah setelah dibajak pada pengolahan tanah pertama, pada umumnya masih merupakan bongkah-bongkah tanah yang cukup besar, rnaka untuk lebih rnenghancurkan dan rneratakan permukaan tanah yang terolah dilakukan pengolahan tanah kedua. Alat dan mesin pertanian yang digunakan untuk melakukan pengolahan tanah kedua adalah alat pengolah tanah jenis garu (harrow). Penggunaan garu sebagai
perolahan
pengolah
tanah
kedua,
selain
bertujuan
lebih
rnenghancurkan dan meratakan permukaan tanah hingga lebih baik untuk pertumbuhan benih maupun tanaman, juga bertujuan untuk mengawetkan lengas tanah dan meningkatkan kandungan unsur hara pada tanah dengan jalan lebih menghancurkan sisa – sisa tanaman dan mencampurnya dengan tanah. Macam – macam garu yang digunakan untuk pengolahan tanah kedua adalah : Garu piringan (disk harrow) ; garu bergigi paku (spikes tooth harrow) ; garu bergigi per (springs tooth harrow) ; dan garu – garu untuk pekerjaan khusus (special harrow). 1. Garu piringan (disk-harror) Pada prinsipnya peralatan pengolah tanah ini hampir menyerupai bajak piringan, khususnya bajak piringan vertikal. Perbedaannya hanya terletak pada ukuran, kecekungan dan jumlah piringannya. Garu piringan mempunyai ukuran dan kecekungan piringan yang lebih kecil dibandingkan dengan bajak, hal ini disebabkan pengolahan tanah kedua dilakukan lebih dangkal dan tidak diperlukan pernbalikan tanah yang efektif seperti pengolahan tanah pertama. Selanjutnya karena draft penggaruan lebih kecil dari draft partibajakan, maka dengan besar daya penarikan yang sama lebar kerja garu akan lebih besar dibandingkan dengan lebar kerja bajak, dengan demikian jumlah piringan garu piringan dengan sendirinya akan lebih banyak dibandingkan dengan bajak piringan.
Garu piringan (disk – harrow) ]
Garu piringan, 2 rangkaian, 1 aksi
Garu piringan, 2 rangkaian 2 aksi
Garu piringan, 4 rangkaian 2 aksi (tandem)
Seperti bajak piringan, bagian bagian-bagian utarna dan garu piringan terdiri atas : piringan ; poros piringan ; penggarak piringan ; kerangka. Kadang kala dilengkapi pula dengan roda dukung, apabila sistim penggandengan dengan daya penariknya menggunakan sistem hela trailing.Garu piringan biasanya tidak dilengkapi dengan roda alur penstabil. Beberapa piringan dan garu piringan dirangkai menjadi satu rangkaian dengan menggunakan satu poros, rangkaian-rangkaian ini biasa disebut sebagai rangkaian piringan (disk gang). Konstruksi garu piringan umumnya terdiri atas dua rangkaian piringan atau empat rangkaian piringan. Ditinjau dan proses penghancuran tanah, langkah penggaruan dapat dibedakan atas : penngaruan satu aksi (single action) dan penggaruan dua aksi (double action). Didasarkan atas uraian di atas, garu piringan dibedakan atas garu piringan dua rangkaian satu aksi (single action two gang-dlisk barrow) garu piringan dua rangkaian dua aksi (double ion two anq disk harrow) garu piringan empat rangkaian dua aksi atau biasanya disebut tandem (tandem disk-harrow). Untuk jelasnya konstruksi dan bermacarn-macam garu piringan dapat dilihat pada gambar. 2. Garu bergigi paku (spikes tooth harrow) Garu bergigi paku atau biasa disebut sebagai garu sisir, adalah jenis garu yang sudah umum digunakan petani di Indonesia. Garu sisir yang ditarik hewan, umumnya giginya terbuat dan kayu dan biasa digunakan untuk pengolahan tanah sawah dalarn keadaan basah, sebagai pekerjaan lanjutan setelah tanah diolah dengan bajak singkal. Garu begigi paku yang ditarik dengan tenaga traktor gigi - giginya terbuat dari bahan logam, dipasang pada batang penempatan (tooth bar) dengan diklem atau dilas. Konstruksi garu bergigi paku yang ditarik dengan tenaga traktor biasanya terdiri lebih dari satu batang penempatan. Pemasangan gigi pada batang penempatan disusun berselang - seling antara batang penempatan yang satu dengan lainnya. Bentuk gigi paku sangat bervariasi ada yang lurus runcing ada yang pipih ada pula yang berbentuk blimbingan (diamond shape) Kadang kala batang penempatan posisinya dapat diatur atau diputar sehingga memungkinkan untuk merubah sudut gigi pakunya, guna mengatur masuknya
gigi di dalam alam tanah. Batang - batang penempatan selanjutnya dipasangka dipasangkan pada kerangka penguat dan garu tersebut. Dengan demikian bagian – bagian utama garu bergigi paku atau garu sisir adalah terdiri atas : gigi paku, batang penempatan dan kerangka penguat. Garu bergigi paku terutama digunakan untuk meratakan dan menghaluskan tanah sesudah pembajakan, lebih cocok digunakan digunakan untuk tanah yang mudah hancur. Alat ini cukup efektif untuk memberantas tanaman pengganggu khususnya yang masih kecil – kecil, atau baru tumbuh. 3. Garu bergigi per (springs tooth harrow) Gani bergigi per ini secara secara keseluruhan konstruksinya hampir menyerupai enyerupai garu bergigi paku, hanya gigi-giginya gigi giginya terbuat dan per atau pegas. Juga digunakan igunakan untuk rneratakan dan menghaluskan m tanah nah sesudah pernbajakan. Alat ini juga lebih sesuai digunakan untuk tanah yang mudah dihancurkan. Cocok untuk rnemberantas gulma yang rnempunyai perakaran yang ang cukup kuat dan dalam. Hal ini dikarenakan garu bergigi per mempunyai penetrasi kedalaman yang lebih besar dibandingkan diba dengan garu bergigi paku. Dari sifatnya yang lentur dan bentuknya yang lengkung akan dapat rnengangkat. Atau mencabut akar - akar tanaman sehingga terlempar ar keluar ke permukaan tanah. Garu bergigi paku / sisir (spikes tooth harrow)
Garu bergigi paku dengan 5 batang penempatan
Garu bergigi per (springs tooth harrow)
Garu bergigi per dengan 4 batang penempatan
4. Garu – garu khusus (special harrow) harrow Jenis garu-garu garu khusus, biasanya digunakan untuk unt mengerjakan pengolahan tanah ah dengan tujuan yang lebih khusus. khu Sebagai misal isal pengolahan tanah dengan tujuan khusus untuk rnemusnahkan tanaman tana an pengganggu menghancurkan seresah, seresah atau untuk rnenggemburkan kan tanah secar secara intensif, atau mungkin bertujuan uan untuk membuat me bedengan engan (seedted) yang lebih layak. Penggunaan garu-garu garu garu khusus biasanya dilakukan setelah pengolahan tanah pertama a dan pengolahan tanah t kedua. Maam-macam macam garu khusus antara lain adalah: pencacah gulma gulma/seresah (weeder-mulcher); garu potorkg putar (rotary cross harrow); penggernbiran tanah (soil surgeon). Konstruksi ksi dan garu-garu garu khusus sus di atas dapat dilihat pada ga gambar.
Weeder & mulcher (pencacah gulma & seresah)
Rotary cross harrow (garu potong putar)
Soil surgeon (Penggembur tanah) 3.3.3. Alat Penyiang Mekanis (cultivator) Alat penyiang mekanis sebetulnya sebetul bukan termasuk asuk alat pengolah tanah dalam artian untuk persiapan tanam, tanam, tetapi lebih mengarah ke alat pemeliharaan tanaman an karena pada pa umumnya peralatan ini digunakan setelah kegiatan penanaman an dilakukan. Namun Na un karena arah pemeliharaan ta tanaman dengan peralatan inii adalah dengan perlakuan pengolahan tanah, ah, dan dalam arti yang luas penyiangan dapat dilakukan sebelum sebelu dan sesudah tanam. Maka tidak ada salahnya alat penyiang pe mekanis ini dibicarakan secara ra singkat pa pada pembicaraan icaraan alat dan mesin pengolah tanah. Penggunaan alat penyiang mekanis ini juga tidak banyak yak berbeda dengan an peralatan pengolah tanah lainnya. Penyiangan Pe yiangan dengan peralatan mekanis bertujuan : memberantas mem tananan pengganggu; memperbaiki perbaiki aerasi tanah mempertahankan empertahankan kadar lengas tanah; memacu kerja mikro organisme lebih
aktif;
mengembangkan engembangkan
penyediaan penye
unsur
hara
dalam am
menggemburkan enggemburkan tanah agar penetrasi akar tanaman pokok lebih mudah mudah.
tanah;
Ada bermacam m-macam alat penyiang mekanis ekanis yang digerakkan di lapangan pertanian mulai yang kecil yang digunakan dengan tenaga manusia sampai pai dengan yang besar yang digerakkan dengan dengan traktor besar dengan kapasitas kerja sampai pai (30-35) (30 ha/hari.. Alat penyiang mekanis yang berukuran besar biasanya terdiri atas tiga bagian, dua bagian dipasang di samping, masing-masing asing sisi satu bagian dan satu bagian lagi dipasang di belakang traktor. Bagian-bagian bagian utama utam alat penyiang mekanis, terdiri atas: a. Mata pendangir angir (sh (shovel/sweeper, er, merupakan bagian yang aktif untuk penyiangan. Yang berbentuk sekop (shovel), lebih berfungsi untuk menggemburkan burkan tanah, tanah sedang yang berbentuk kaki bebek, bek, penyapu (sweeper), er), lebih berfungsi untuk mematikan gulma. b. Tangkai pendangir (shank), tempat te pemasangan mata ata pendangir. c. Batang penempatan, berfungsi sebagai tempat pemasangan tangkai pendangir, jumlahnya tergantung dari jenis dan ukuran dari peralatan penyiang mekanisnya. mekanisn d. Kerangka Konstruksi dari alat penyiang mekanis di atas dapat dilihat pada gambar. Alat/mesin penyiang (cultivator)
Alat/mesin penyiang dengan alat penyapu (sweeper)
Alat/mesin penyiang dengan alat pendangir/sekop (shovel