III. BAHAN DAN METODE
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dari bulan Oktober 2013 sampai bulan Januari 2014.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih sorgum varietas Numbu (dipanen pada tanggal 14 September 2013 dari Kebun Percobaan Natar), kertas merang (substrat pengecambahan).
Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari kemasan simpan (plastik yang berukuran ½ kg transparan kedap udara, toples plastik transparan, kantong kain terigu, dan kaleng), label, karet, sprayer, pinset, germinator, conductivity meter, kulkas, timbangan digital, moisture tester, oven, gunting, dan alat tulis.
3.3 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor perlakuan. Faktor pertama adalah jenis kemasan (K) yaitu kemasan toples plastik (K1), kantong kain terigu (K2), plastik kedap udara (K3),
18 kaleng (K4). Faktor kedua adalah kondisi ruang simpan (T) yaitu kondisi simpan kamar (32°C) (T1), kondisi simpan AC (22°C) (T2), kondisi simpan kulkas (4°C) (T3). Dengan demikian terdapat 12 kombinasi perlakuan dan masing-masing perlakuan terdiri dari 4 ulangan, sehingga diperoleh 48 satuan percobaan. Tiap satuan percobaan berisi 100 gr benih sorgum.
Susunan perlakuan yang diterapkan pada penelitian ini adalah : 1) K1T1 : Kemasan Toples Plastik + Kondisi Simpan Kamar 2) K1T2 : Kemasan Toples Plastik + Kondisi Simpan AC 3) K1T3 : Kemasan Toples Plastik + Kondisi Simpan Kulkas 4) K2T1 : Kemasan Kain Terigu
+ Kondisi Simpan Kamar
5) K2T2 : Kemasan Kain Terigu
+ Kondisi Simpan AC
6) K2T3 : Kemasan Kain Terigu
+ Kondisi Simpan Kulkas
7) K3T1 : Kemasan Plastik
+ Kondisi Simpan Kamar
8) K3T2 : Kemasan Plastik
+ Kondisi Simpan AC
9) K3T3 : Kemasan Plastik
+ Kondisi Simpan Kulkas
10) K4T1 : Kemasan Kaleng
+ Kondisi Simpan Kamar
11) K4T2 : Kemasan Kaleng
+ Kondisi Simpan AC
12) K4T3 : Kemasan Kaleng
+ Kondisi Simpan Kulkas
Homogenitas ragam antar perlakuan diuji dengan uji Bartlett. Bila kedua asumsi ini terpenuhi, maka pemisahan nilai tengah dilakukan dengan menggunakan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf α 5%.
19 3.4 Pelaksanaan Penelitian
3.4.1 Persiapan Benih Benih sorgum didapat dari Kebun Percobaan Natar yang sebelumnya telah diberi perlakuan bahan organik. Benih diambil dari lot benih yang sama. Lalu diukur kadar air awal benih sebelum pengeringan yaitu rata-rata sebesar 20,2%. Benih yang didapat dikeringkan dengan cara penjemuran di bawah sinar matahari selama 36 jam, lalu dirontokkan, kemudian diukur kembali kadar air benih tersebut yaitu rata-rata sebesar 12,9% .
3.4.2 Pengemasan Benih yang telah didapat, dikemas dalam 4 jenis kemasan simpan, yaitu toples plastik, kain terigu, plastik, dan kaleng. Setiap kemasan berisi 100 gr benih sorgum.
3.4.3 Penyimpanan Penyimpanan benih sorgum yang telah dikemas, disimpan di ruang penyimpanan yang berbeda yaitu suhu ruang simpan kamar, suhu ruang simpan AC, dan suhu ruang simpan kulkas. Penyimpanan benih dilakukan selama 4 bulan.
3.5 Pengamatan
Pengamatan dilakukan setiap dua minggu sekali, variabel yang diamati adalah sebagai berikut : 1. Persentase Daya Berkecambah (DB) Benih yang disimpan diuji viabilitas benihnya dengan uji perkecambahan. Uji perkecambahan dilakukan dengan cara mengambil secara acak 50 butir benih dari
20 tiap kemasan dan ruang simpan untuk diuji daya berkecambahnya dan diamati pada hari ke-4 dan ke-10 (ISTA, 2010). Pengujian daya berkecambah diukur dengan menggunakan Uji Kertas Digulung didirikan dalam Plastik (UKDdP). Pengecambahan benih dilakukan pada alat pengecambahan (germinator) tipe IPB 73-2A/B. Kertas merang dilembabkan sebanyak 2 lembar untuk lapisan atas dan 2 lembar untuk lapisan bawah. Dua lembar kertas merang yang sudah lembab lapisan bawah ditanami benih sebanyak 50 butir, lalu ditutup dua lembar kertas merang yang dilembabkan. Gulung kertas merang menggunakan selembar plastik, lalu diberi label sesuai dengan perlakuannya dan diletakkan dalam keadaan berdiri di dalam alat pengecambah benih. Persentase daya berkecambah dihitung dengan menggunakan rumus :
2. Kecepatan Tumbuh Benih (KCT) Kecepatan tumbuh harian adalah persentase kecambah yang tumbuh normal setiap hari (%/hari). Kecepatan tumbuh dihitung dengan rumus berikut : ∑ 3. Bobot Kering Kecambah Normal (BKKN) BKKN = Σ kecambah normal pada hari ke- 10 dihitung dengan cara menimbang kecambah normal yang telah dibuang endosperma-nya dan telah dikeringkan dalam oven suhu 70°C selama 3×24 jam.
21 4. Daya Hantar Listrik (DHL) Uji DHL dilakukan dengan mengukur elektrolit yang bocor dari jaringan pada benih yang terlarut ke dalam air rendaman benih sebanyak 15 ml air aquadest selama 24 jam dengan menggunakan alat conductivity meter dengan benih sebanyak 5 g dan setiap perlakuan diuji dengan 3 ulangan. Perbedaan nilai daya hantar listrik antar ulangan memiliki 5 µS.cm-1 g-1 lebih tinggi atau rendah, maka pengukuran harus diulangi (Widajati et.a.l, 2013). Perhitungan daya hantar listrik per gram benih menggunakan rumus sebagai berikut : Daya Hantar Listrik (µS.cm-1 g-1)
5. Potensi Tumbuh Maksimum (PTM) Potensi tumbuh maksimum adalah persentase semua benih yang hidup atau menunjukkan gejala hidup, baik menghasilkan kecambah normal maupun abnormal.
6. Kadar Air Kadar air benih diukur secara tidak langsung yaitu dengan menggunakan moisture meter. Pengukuran menggunakan benih sebanyak 20 butir benih sorgum. Pada moisture meter akan langsung menunjukkan persen kadar air pada benih tersebut.
7. Indeks Vigor Indeks vigor atau first count merupakan salah satu tolok ukur viabilitas benih yang berdasarkan pada ISTA. × 100%