9
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.Tinjauan Pustaka Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian, dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep atau generalisasi yang akan dijadikan landasan teoritis bagi penelitian yang akan dilakukan. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian ini adalah : 1.1 Konsep Perjuangan C.S.T Kansil dan Julianto, 1996:182 mengartikan “perjuangan sebagai perintis yang mengantarkan bangsa ke depan suatu gerbang kemerdekaan dengan segala pengorbanan-pengorbanan”. “Kata Perjuangan berasal dari kata juang yang berarti berlaga; berlawanan; memperebutkan sesuatu dengan
mengadu
tenaga; berperang;
berkelahi;
berlanggaran” (Hoetoma M.A .2005 : 224). Dari kedua pendapat ahli di atas, perjuangan dapat diartikan sebagai usaha yang dilakukan seseorang untuk meraih suatu tujuan yang diinginkan baik itu bersifat perlawanan, berperang, kedaerahan maupun bersifat nasional. 1.2 Konsep Perjuangan Rakyat
10
Menurut Tri Wahyono, Perjuangan rakyat adalah perjuangan yang dilakukan oleh seluruh rakyat dengan frontal dan secara bergerilya tidak terbatas. Perjuangan ini adalah perjuangan rakyat, yaitu lebih mendalam dan meluas menyertakan seluruh komponen rakyat, karena menunggalnya rakyat dan tentara (ditambah keyakinan tinggi) adalah kekuatan yang dahsyat. Persenjataan lengkap dan modern (milik Belanda) tidak dapat mengalahkan (Tri Wahyono Dkk, 2011:150). Menurut Yahya.A.Muhaimin yang dimaksud dengan perjuangan rakyat adalah perjuangan atau perlawanan yang dilakukan oleh rakyat secara menyeluruh, karena disamping tentara resmi, diperbolehkan juga rakyat sipil berjuang bersama-sama dengan TNI, sebab hak dan kewajiban mempertahankan negara bukanlah monopoli tentara saja (Yahya.A.Muhaimin, 1982:25). Menurut A.H Nasution, bahwasanya perjuangan gerilya dalam revolusi kita itu jauh dari pada hanya perjuangan ketentaraan semata-mata, semuanya adalah perjuangan rakyat. Ikatan dan uniform ketentaraan adalah sekedar hanya memenuhi suatu syarat bagi perjuangannya, pejuang patriot yang sejati mengabdi di lapangan mana saja karena ia yakin berguna bagi nusa bangsa. Perjuangan itu adalah perjuangan rakyat yang tiada terbatas pada TNI dan Lasykar saja, melainkan Pak Lurah, Pak Camat, pegawai noncooperator, duta perjuangan, tukang becak penyelidik, buruh penyabot, Pak Tani pemberi pemondokan dan sebagainya semua adalah pejuang gerilya pula (A.H Nasution 1978 : XX).
Dari kedua konsep ahli di atas dapat disimpulkan bahwa perjuangan rakyat adalah perjuangan yang dilakukan seluruh rakyat dari berbagai lapisan atau komponen misalnya warga sipil, petani, camat, wedana, lasykar maupun pihak TNI, dan Polisi yang berjuang bersama-sama untuk membela bangsa dan negaranya serta mempertahankan kemerdekaan dari orang yang ingin menguasai negara Indonesia kembali. 1.3 Konsep Bentuk Perjuangan Rakyat “Bentuk perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan yaitu dikalangan militer beserta semua rakyat memakai strategi-diplomasi (Non Fisik)
11
dan menggunakan strategi kekerasan-bersenjata (fisik)” (Yahya A.Muhaimin, 1982 : 28). Dari penjelasan ahli di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk perjuangan seluruh rakyat dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia adalah ditempuh dengan dua bentuk perjuangan yaitu perjuangan secara fisik dan perjuangan non fisik. Berdasarkan pendapat Moedjanto bahwa perjuangan atau reaksi rakyat terhadap kolonialisme dan imperialisme di nusantara sebelum tahun 1900 mempunyai ciri : 1. perjuangan bersifat kedaerahan atau lokal 2. menggantungkan pada tokoh kharismatik 3. belum ada tujuan yang jelas sementara itu perjuangan setelah 1900 (setelah berdirinya Budi Utomo) sampai dengan agresi militer II mempunyai ciri : 1. Perjuangan bersifat nasional 2. Perlawanan yang positif dengan senjata dan taktik yang modern berupa diplomasi. 3. Perjuangan dengan organisasi modern (Moedjanto 1988 : 25) Menurut Sagimun MD 1989 : 331, membedakan bentuk perjuangan non fisik dan perjuangan fisik adalah sebagai berikut : Perjuangan Non Fisik : 1. Mengadakan perundingan-perundingan 2. Menarik simpati dari dunia internasional 3. Membentuk organisasi 4. Melakukan propaganda 5. Menghasilkan sebuah kesepakatan Perjuangan Fisik : 1. Perjuangan yang mengandalkan kekuatan militer atau senjata 2. Dilakukan dengan pertempuran 3. Menimbulkan banyak korban Sumber : Sagimun MD 1989 : 331 Sudiyo memberikan alasan mengapa para pejuang dalam menegakkan dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia melakukan dua cara perjuangan yaitu dengan cara Non Fisik dan dengan cara Fisik (bersenjata).
12
Alasan mengapa para pejuang melakukan perjuangan secara Non Fisik adalah : 1. Dalam pembukaan UUD 1945 pada alenia 4 terdapat kata-kata yang berbunyi :... “ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan... 2. Jepang walaupun sudah kalah perang dengan Sekutu, namun masih bersenjata lengkap. Oleh karena itu, berjuang dengan senjata akan menimbulkan korban cukup besar. 3. Belanda yang termasuk dipihak sekutu, akan mendapat bantuan dan dukungan cukup besar dari kelompok sekutu, karena sekutu dipihak yang menang dalam PD II. Sebaliknya, alasan yang dikemukakan oleh para pejuang yang memilih perjuangan Fisik ( bersenjata) adalah : 1. Bagi tenaga-tenaga pejuang yang pernah dipersiapkan dengan latihan kemiliteran, tentu sangat senang mempertahankan kemerdekaan dengan kekuatan bersenjata. Hal ini merupakan tanggung jawab mereka terhadap negara dan bangsa, sehingga berani berjuang dengan semboyan Merdeka atau Mati. 2. Ingin menunjukan kepada dunia internasional bahwa mereka sanggup menjaga dan mempertahankan negara merdeka, apabila ada pihak penjajah ( Belanda ) ingin kembali ke Indonesia. 3. Rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang telah terkait dari berbagai organisasi politik dan kemasyarakatan yang selama penjajahan selalu ditekan oleh pihak penjajah, maka telah menunjukan tekad untuk bangkit melawan secara Fisik ( bersenjata ) demi tegaknya Indonesia Sudiyo ( 2004 :112 )
1.4 Konsep Agresi Militer Belanda II “Agresi Militer Belanda II merupakan operasi militer yang dilakukan oleh Belanda tanggal 19 Desember 1948 antara pukul 05.30-06.00 pagi kapal-kapal terbang Belanda mulai menyerang Yogya dikarenakan semua upaya dan usaha pemerintah untuk mengadakan penyelesaian secara damai di Indonesia sudah gagal” (K.M.L Tobing, 1986:171). Menurut pendapat C.S.T Kansil dan Julianto “Agresi Militer II adalah serangan tiba-tiba yang dilancarkan oleh Belanda pada tanggal 19 Desember 1948 pagi-
13
pagi angkatan perang Belanda menyerbu Yogyakarta ibukota RI Jatuh di tangan mereka” (C.S.T Kansil dan Julianto, 1996:52). Jadi dapat disimpulkan bahwa Agresi Militer Belanda II adalah serangan militer yang kedua dilakukan oleh Belanda terhadap Indonesia akibat tidak dapat terlaksananya hasil dari persetujuan Renville yang diawali dengan menyerang kota Yogyakarta sebagai Ibukota RI. 1.5 Konsep Kawedanan Kalianda “Kawedanan (“ke-wedana-an”) bentuk Bahasa Jawa adalah wilayah administrasi kepemerintahan yang berada di bawah kabupaten dan di atas kecamatan yang berlaku pada masa Hindia-Belanda. Pemimpinnya di sebut Wedana”. (Wikipedia Bahasa Indonesia, Minggu 16/03/2014, 10:19). Pada masa pemerintahan pendudukan Militer Jepang, Lampung segera dijadikan Karesidenan (Syu). Syu merupakan pemerintahan yang tertinggi dan berotonomi, kedudukannya sama dengan seorang gubernur jendral. Di bawah karesidenan, diadakan kabupaten yang dikepalai oleh seorang Ken, di bawah kabupaten diadakan kawedanan yang dikepalai oleh seorang Gunco atau Wedana, di bawah kawedanan diadakan kecamatan yang dikepalai oleh Son dan desa dikepalai oleh seorang Fuku Gunco (Iskandarsyah, 2008:3).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Kawedanan Kalianda adalah suatu daerah administrasi di dalam Kabupaten Lampung Selatan yang dikepalai oleh seorang Wedana. Wedana Daerah Kalianda pada tahun 1949 adalah Abdul Kadir Kusuma Ratu, sedangkan di bawah kawedanan diadakan kecamatan yang dipimpin oleh seorang camat/son.
14
1.6 Konsep Proses Perjuangan Rakyat Proses menurut Koentjaraningrat (1984:24) adalah berlangsungnya peristiwa dalam ruang waktu atau perkembangan yang mengandung serangkaian perubahan. Menurut Mohammad Ali (1985:24) yang dimaksud dengan proses adalah serangkaian tahapan yang harus dilalui dengan harapan agar semua tujuan dapat terwujud. Wikipedia Bahasa Indonesia mendefinisikan proses sebagai serangkaian kegiatan yang berawal dari mempersiapkan hal-hal yang diperlukan kemudian hal-hal yang saling terkait atau berinteraksi, serangkaian langkah yang sistematis atau tahapan yang jelas yang mempunyai Akibat yang ditimbulkan dan jika setiap tahapan itu ditempuh secara konsisten maka akan mengarah kepada hasil yang diinginkan (Wikipedia Bahasa Indonesia, Minggu 4 Mei 2014, pukul 19:22). Dari pendapat di atas yang dimaksud proses adalah suatu runtutan peristiwa yang di dalamnya terdapat tahapan-tahapan tertentu yang saling berhubungan dan menimbulkan suatu perubahan yaitu mulai dari tahapan persiapan, pelaksanaan, akibat yang ditimbulkan serta hasil yang ingin didapatkan. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa proses perjuangan rakyat adalah suatu kegiatan yang terdiri dari tahapan-tahapan yang dimulai dengan persiapan,pelaksanaan dan ada akibat yang ditimbulkan serta hasil atau tujuan yang didapatkan dari suatu perjuangan yang dilakukan oleh seluruh rtakyat yang meliputi semua komponen rakyat termasuk anggota TNI berada di dalamnya. Dalam proses perjuangan rakyat ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana proses perjuangan yang dilakukan oleh rakyat di Daerah pertahanan Kalianda mulai dari tahapan persiapan, pelaksanaan, serta akibat yang ditimbulkan dan hasil yang didapatkan dari perjuangan seluruh rakyat dalam menghadapi Agresi Militer Belanda II Tahun 1949 di Kawedanan
15
Kalianda. Tahapan - tahapan ini dilakukan untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia dari Bangsa Asing yang ingin menguasai Indonesia kembali. B. Kerangka Pikir Dalam menghadapi Agresi Militer Belanda II di pertahanan sektor Kalianda di Karesidenan Lampung tahun 1949, terdapat tiga tahapan yang dilakukan rakyat Kalianda yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan akibat yang ditimbulkan. Pada tahap persiapan ini berisi hal-hal yang dilakukan untuk mempersiapkan perjuangan. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti hal-hal yang dipersiapkan untuk melakukan perjuangan di daerah pertahanan Kalianda adalah membentuk badan perjuangan Gerakan 1 Januari dan melakukan perubahan badan perjuangan di bidang pertahanan dan pemerintahan. Pada tahap pelaksanaan berisi kapan terjadinya perjuangan, kapan waktu pelaksanaan, dimana terjadi perjuangan serta bagaimana bentuk perjuangan.
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti
pelaksanaan perjuangan terjadi di Daerah Sukatinggi tanggal 6 Januari 1949, di Daerah Way Urang tanggal 21 Maret 1949 dan di Daerah Pematang tanggal 10 Agustus 1949 perjuangan yang terjadi berbentuk pertempuran fisik. Akibat yang ditimbulkan dari adanya persiapan dan pelaksanaan perjuangan di Kalianda ini adalah timbul cara-cara yang dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan menghadapi Agresi Militer Belanda II, yaitu dengan cara diadakan gencatan senjata dan melakukan perundingan antara rakyat yang diwakili pihak RI dan Belanda. Hasil dari ketiga tahapan ini bertujuan untuk mempertahankan kemerdekaan RI dari
Bangsa Asing
yang ingin
menduduki
kembali
Indonesia.Perjuangan terus menerus dilakukan rakyat yang pantang menyerah dan penuh tekad juang yang tinggi membuat pihak Belanda mengalami banyak
16
kerugian dan tanggal 18 Desember 1949 Belanda resmi menyerahkan Kedaulatan Kalianda dan Daerah Kalianda tetap menjadi bagian dari wilayah Karesidenan Lampung RI yang merdeka. C. Paradigma
Proses Perjuangan Rakyat Dalam Menghadapi Agresi Militer Belanda II Tahun 1949 di Kawedanan Kalianda
A.Persiapan
B. Pelaksanaan
Hal-hal yang dilakukan rakyat untuk mempersiapkan perjuangan dalam menghadapi serangan Belanda
1. Waktu pelaksanaan 2. Bentuk perjuangan 3. Tempat terjadinya perjuangan
Hasil
Keterangan :
Berakhirnya Agresi Militer Belanda II dan kemerdekaan Republik Indonesia dapat dipertahankan
a.
Garis Kegiatan
b.
Garis Tujuan
C. Akibat yang ditimbulkan Adanya usahausaha yang dilakukan untuk menyelesaikan permasalahn