II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Kegiatan Ekstrakurikuler Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nomor: 0461/U/1964 dan SK Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) Nomor: 226/C/Kep/O/1992, kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu jalur pembinaan kesiswaan disamping jalur Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), latihan kepemimpinan dan wawasan wiyata mandala. Berdasarkan kedua Surat Keputusan tersebut ditegaskan pula bahwa ekstrakurikuler sebagai bagian dari kebijaksanaan pendidikan secara menyeluruh mempunyai tugas pokok: a. memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa b. mengenal hubungan antara berbagai mata pelajaran c. menyalurkan bakat dan minat d. melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya.
Untuk mendukung terlaksananya program ekstrakurikuler diperlukan
15
adanya berbagai petunjuk dan pedoman, baik menyangkut materi maupun kegiatannya, dengan harapan agar program ekstrakurikuler dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang digariskan. Agar pelaksanaan program ekstrakurikuler mencapai hasil baik dalam mendukung program kurikuler maupun dalam upaya menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai kepribadian, maka perlu diusahakan adanya informasi yang jelas mengenai arti, tujuan dan hasil yang diharapkan, peranan dan hambatan-hambatan yang ada selama ini dengan informasi yang jelas diharapkan para pembina, pendidik, kepala sekolah, guru, siswa, serta pihakpihak yang terkait dapat membantu, dan melaksanakan ekstrakurikuler sesuai dengan tujuan. Menurut Rusli Lutan (2001: 75) rikuler adalah bagian integral dari program belajar yang menekankan pada pemenuhan kebutuhan anak didik. Antar kegiatan intrakulikuler dan ekstrakulikuler kedua-duanya tidak dapat dipisahkan. Bahkan kegiatan ekstrakurikuler merupakn perpanjangan, pelengkap atau penguat kegiatan intrakulikuler untuk menyalurkan bakat atau mendorong potensi anak didik hingga mencapai tarap Kegitan ekstrakurikuler bertujuan agar siswa dapat memperdalam dan memperluas pengetahuan, mengenal hubungan antar berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya dalam arti: 1. beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2. berbudi pekerti luhur. 3. memiliki pengetahuan dan keterampilan. 4. sehat jasmani dan rohani. 5. berkepribadian yang mantap dan mandiri. 6. memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan Selain itu tujuan ekstrakurikuler juga untuk lebih memantapkan pendidikan
16
kepribadian dan untuk lebih mengaitkan antara pengetahuan yang di peroleh dalam program kurikulum dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan. a. Tujuan dan Ruang Lingkup Ekstrakurikuler 1. Pengertian Ada dua macam sumber yang memberikan rumusan tentang ekstrakurikuler, yaitu: 1) Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (SK Dirjen Dikdasmen) Nomor : 226/C/Kep/O/1992. Berdasarkan SK tersebut dirumuskan bahwa, ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran biasa dan pada waktu libur sekolah, yang dilakukan, baik di sekolah ataupun diluar sekolah, dengan tujuan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan antara berbagai pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya.
2) Lampiran Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (SK Mendikbud) Nomor: 060/U/1993, Nomor 061/U/1993 dan Nomor 080/U/1993. Berdasarkan ketiga lampiran SK Mendikbud tersebut dikemukakan, bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan diluar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler berupa kegiatan pengayaan dan kegiatan perbaikan yang berkaitan dengan program kurikuler.
17
Memperhatikan kedua sumber tersebut, ada perbedaan rumusan dalam kalimat, tetapi, makna yang terkandung didalamnya adalah sama. Kedua-duanya menekankan bahwa kegiatan ekstrakurikuler mengacu pada mata pelajaran dalam rangka pengayaan dan perbaikan, serta dalam usaha pembinaan manusia atau upaya pemantapan pembentukan kepribadian para siswa. 2. Peranan Dari kedua rumusan tentang ekstrakurikuler tersebut diatas, eksrakurikuler sebagai salah satu jalur pembinaan kesiswaan mempunyai peranan utama sebagai berikut: 1) untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan para siswa,dalam arti memperkaya, mempertajam, serta memperbaiki pengetahuan para siswa yang berkaitan dengan mata pelajaran sesuai dengan program kurikulum yang ada. 2) untuk melengkapi upaya pembinaan, pemantapan, dan pembentukan nilai-nilai kepribadian para siswa. 3) diarahkan untuk membina serta meningkatkan bakat, minat dan keterampilan, dan hasil yang diharapkan ialah untuk memacu anak ke arah kemampuan mandiri, percaya diri dan kretaif. b. Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler 1) Kegiatan pembinaan ketaqwaan terhadap TuhanYang Maha Esa Jenis kegiatannya adalah:
18
(1) melaksanakan peribadatan sesuai dengan agamanya masingmasing, (2) memperingati hari-hari besar agama, (3) membina kegiatan toleransi antar umat beragama, (4) mengadakan lomba yang bersifat keagamaan, (5) menyelenggarakan kegiatan seni yang bernafaskan keagamaan. 2) Kegiatan pembinaan kehidupan berbangsa dan bernegara Jenis kegiatanya adalah: (1) melaksanakan upacara bendera pada hari Senin, serta hari-hari besar nasional, (2) melaksanakan bakti sosial, (3) melaksanakan lomba karya tulis, (4) melaksanakan pertukaran pelajar antar propinsi, (5) menghayati dan mampu menyanyikan lagu-lagu Nasional.
3) Kegiatan pembinaan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara Jenis kegiatannya adalah: (1) melaksanakan tata tertib sekolah, (2) melaksanakan baris-berbaris, (3) mempelajari dan menghayati sejarah pejuangan bangsa, (4) melaksanakan wisata siswa dan kelestarian lingkungan alam, (5) mempelajari dan menghayati semangat perjuangan pahlawan. 4) Kegiatan pembinaan kepribadian dan budi pekerti luhur Jenis kegiatannya adalah:
19
(1) melaksanakan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila, (2) melaksanakan tata krama pergaulan, (3) menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran rela berkorbandengan perbuatan amal, (4) meningkatkan sikap hormat siswa terhadap orangtua, guru, dan sesama teman. 5) Kegiatan pembinaan berorganisasi, pendidikan politik dan kepemimpinan Jenis kegiatannya adalah: (1) mengembangkan peran siswa dalam Organisasi Siswa Intra Sekolah (2) melaksanakan latihan kepemimpinan siswa, (3) mengadakan forum diskusi ilmiah, (4) mengadakan media komunikasi OSIS, (5) mengorganisir suatu pementasan atau bazar.
6) Kegiatan pembinaan keterampilan dan kewiraswastaan Jenis kegiatannya adalah: (1) meningkatkan keterampilan dalam menciptakan sesuatu lebih berguna, (2) meningkatkan keterampilan di bidang teknik, elektronik, pertanian dan peternakan, (3) meningkatkan usaha-usaha keterampilan tangan, (4) meningkatkan usaha koperasi sekolah, (5) meningkatkan penyelenggaraan perpustakaan sekolah 7) Kegiatan pembinaan kesegaran jasmani dan daya kreasi.
20
Jenis kegiatannya adalah: (1) meningkatkan usaha kesehatan sekolah, (2) meningkatkan kesehatan mental, (3) menyelenggarakan kantin sehat, (4) menyelenggarakan lomba berbagai macam olahraga. 8) Kegiatan pembinaan persepsi, apersepsi dan kreasi seni Jenis kegiatanya adalah: (1) meningkatkan wawasan danketerampilan siswa di bidang seni, (2) menyelenggarakan sanggarbelajar semacam seni, (3) meningkatkan daya cipta seni.
2. Praja Muda Karana (Pramuka) Gerakan pramuka adalah singkatan dari kepanduan prajamuda karana gerakan pramuka didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan dan ditetapkan dengan keputusan Presiden Republik Indonesia No. 238 Tahun 1961 tanggal 20 Mei 1961 sebagai kelanjutan dan pembaharuan gerakan kepanduan Nasional
21
Indonesia. Gerakan Pramuka berasaskan Pancasila. Hari pramuka diperingati setiap tanggal 14 Agustus. Moto dari gerakan Pramuka
Satya
pendidikan bagi kaum muda melalui kepramukaan, dengan sasaran meningkatkan sumberdaya kaum muda melalui kepramukaan, dengan sasaran meningkatkan sumber daya kaum muda, mewujudkan masyarakat madani, dan melestarikan keutuhan : -Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ber-Bhinika Tunggal Ika -Idiologi Pancasila -Kehidupan rakyat yang rukun dan damai -Lingkungan hidup dibumi nusantara Bahwa dalam upaya meningkatkan dan melestarikan hal-hal tersebut, Gerakan Pramuka menyelenggarakan pendidikan Non-formal, melalui kepramukaan, sebagai bagian pendidikan nasional dilandasi sistem among dengan prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan.
3. Palang Merah Remaja (PMR) Berdasarakan pedoman organisasi PMR yang diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga organisasi PMR adalah: a. Pedoman PMR Adalah bagi pengurus dan pegawai PMR disemua tingkat yang menangani OMR, pembinaan PT serta instansi terkait. Pembinaan PMR mencakup:
22
Perekrutan, pelatihan, pengembangan individu organisasi, Tri bakti PMR, Pelaporan, monitoring, dan evaluasi. b. Anggota PMR 1) Anggota PMR terdiri dari anggota remaja, biasa, luar bias, dan kehormatan 2) Anggota PMR tingkat Remja adalah anggota yang berusia 10-17 tahun atau sesuai sekolah lanjutan tingkat atas dan belum menikah (ART bab VI, Pasal 11, Ayat 1 ) 3) Hak dan kewajiban anggota remaja dilaksanakan melalui wadah palng merah remaja, 4) PMR adalah wadah pembinaan anggota remaja PMI 5)Tingkatan dalam PMR terdiri dari : (1) klompok PMR berbasis sekolah, disebut klompok PMR sekolah. (2) klompok PMR berbasis masyarakat, disebut disebut klompok PMR luar sekolah. Penjenjangan anggota PMR terdiri dari. a. Anggota remaja PMI berusia 10-12 tahun/setingkat SD/MI/sederajat disebut anggota PMR mula b. Anggot Remaja PMI berusia 12-17 tahun /setingkat smp/ mts/disebut anggota pmr madya c. Anggota Remaja PMI berusia 15-17 tahun/setingkat SMU/SMK/MA/sederajat disebut anggota PMR wira
1. Penanggung jawab PMR
23
a. penanggung jawab PMR sekolah adalah Kepala Sekolah, yang mengatur, memonitor dan mengevaluasi tugas pembina PMR, dan pelatih PMI di klompok PMR tersebut b. Penanggung jawab klompok PMR luar sekolah adalah seseorang yang ditunjuk oleh PMI cabang yang bertugas mengatur, memonitor, dan mengevaluasi tugas pembina PMR, dan pelatih PMI c. Penanggung jawab PMR, secara fungsional adalah anggota Tenaga sukarela (TSR) PMI cabang 2. Pembinaan PMR Upaya untuk mengembangkan PMR, mencakup : Perekrutan, pelatihan, pengembangan organisasi, Tri Bakti PMR, pelaporan, monitoring dan Evaluasi. Pembinaan PMR diarahkan pada pengenalan karaktert kepalang merahanan, pengenalan karakter kepalang merahan yaitu mengarahkan anggota PMR agar mengetahui, berprilaku sesuai prinsip dasar gerakan palang merah dan bulan sabit merah. Pengembangan Karakter dilaksanakan dengan pendekatan keterampilan yang imterakif yang bertujuan memaksimalkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap sehingga terjadi perubahan yang positif. Kemudian anggota PMR dapat berperan h sebaya, yang dapat berbagi terhadap teman sebaya seingga dapat mendorong prilaku positif pada remaja. Dengan demikian anggota PMR tidak hanya sebagai obyek, tetapi terlibat aktif dalam siklus pembinaan PMR.
4. Pengertian Prestasi Belajar
24
Prestasi belajar terdiri dari dua kata yaitu : prestasi dan belajar. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan atau dikerjakan (Poerwadarminta, 2002:768). Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar, baik aktual maupun potensial (Nasution,2000:2). Pengertian belajar banyak didefinisikan oleh para ahli dengan berbagai dimensi yang berbeda-beda antara lain pengertian belajar yang dikemukakan oleh Whiterington yaitu belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman, perubahan tingkah laku tersebut meliputi perubahan keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan, pemahaman, dan apresiasi. Tingkah laku sebagai hasil dari proses belajar dipengaruhi oleh banyak faktor yang ada dalam diri individu (faktor internal) maupun faktor eksternal. Faktor internal adalah kemampuan yang dimiliki, minat dan perhatian, kebiasaan dan motivasi serta faktor-faktor lainnya. Sedangkan faktor eksternal adalah lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Diantara ketiga lingkungan tersebut yang paling berperan terhadap proses belajar mengajar adalah dalam lingkungan sekolah seperti guru, sarana belajar, kurikulum, teman-teman sekelas, disiplin, peraturan sekolah dan lain-lainnya. Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidup (Slameto, 2003:2), sedangkan menurut ahli belajar modern, belajar adalah suatu bentukpertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang
25
yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan (Hamalik,2003:28). Menurut W.S.Winkel, belajar adalah suatu aktifitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan-pengetahuan, keterampilan dan nilai sikap (Darsono, 2000:41). Menurut Robert M. Gagne belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman (Gagne, 1984; Dahar, 1988:12-13). Dari definisi-definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku yang menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis yang dihasilkan oleh pengalaman atau latihan, sedangkan prestasi belajar dapat disimpulkan sebagai hasil yang telah dicapai dari aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu, baik aktual maupun potensial a. Prinsip-Prinsip Belajar Belajar secara umum dapat diartikan sebagai satu proses perubahan tingkah laku akibat interaksi individu dengan lingkungannya. Belajar juga dapat diartikan sebagai suatu interaksi antara siswa dengan sumber belajar dalam hal ini guru, buku-buku maupun lingkungan. Untuk mencapai suatu tujuan pengajaran yang baik perlu didukung oleh prinsip-prinsip belajar yang mendasarinya. Yang dimaksud prinsip belajar disini adalah aturan-aturan
26
tentang belajar. Prinsip-prinsip umum belajar dibedakan menjadi dua yaitu prinsip-prinsip umum yang memandang belajar sebagai suatu proses dan prinsip umumnya memandang belajar sebagai suatu hasil atau produk. Adapun prinsip-prinsip umum belajar sebagai proses memandang bahwa : a. Proses belajar adalah mengalami, berbuat, mengadakan reaksi, tujuan memperoleh pola yang dipelajari, dituntut partisipasi aktif para siswa. b. Respon individu diubah selama belajar. c. Situasi belajar ditentukan oleh tujuan belajar oleh siswa. d. Proses belajar diawali oleh suatu kebutuhan dan tujuan. e. Proses belajar akan berlangsung efektif bila materi dan hasil yang diperoleh disesuaikan dengan pengalaman siswa. f. Proses belajar akan baik dan efektif bila siswa dapat melihat hasil yang dicapainya dan memahami makna belajar proses belajar dan hasilnya dipergunakan untuk tingkat aspirasi siswa. h. Siswa akan mengalami kesukaran, hamba tan dan situasi yang tidak menyenangkan dalam mencapai tujuan belajar. i. Proses belajar akan berlangsung baik jika disertai bimbingan pengajaran j. Proses belajar dan hasil individu ada kaitannya dengan perbedaan individu kemampuan dan latar belakang siswa. Sedangkan prinsip umum mengenai belajar sebagaimana hasil atau produk disebutkan bahwa hasil belajar berupa sikap dan tingkah laku dan perubahan langsung bagi diri siswa.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar 1. Faktor-faktor eksternal, faktor ini adalah faktor yang ada diluar diri pelajar diantaranya : a. Media Pendidikan, yaitu alat-alat belajar atau mengajar. b. Metode mengajar, yaitu suatu cara yang digunakan oleh guru dalam mengorganisasikan kelas pada umumnya atau menyajikan bahan pelajaran pada khususnya. c. Bahan pelajaran, fakor ini mempengaruhi karena sukar dan mudah. d. Situasi lingkungan, bagi lingkungan dalam kelas sendiri, maupun lingkungan diluar kelas. 2. Faktor-faktor internal, yaitu semua faktor yang ada dalam diri anak, yang meliputi faktor fisik dan faktor psikis.
27
a. Faktor fisik, yaitu faktor yang bersumber pada keadaan jasmani seperti : 1) kesehatan badan, dalam badan yang sehat dan segar akan berpengaruh dalam tercapainya proses belajar. 2) kesempurnaan badan, cacat tubuh adalah yang menyebabkan kurang baik dalam mempengaruhi belajar, maka kesempurnaan badan sangat berpengaruh dalam suksesnya belajar. b. Faktor Psikis, yang meliputi : 1) motivasi, motivasi adalah tingkah laku yang terjadi karena didorong oleh adanya kebutuhan yang disadari dan terarah pada tujuan yang relevan dengan kebutuhan. 2) berpikir, dalam berpikir terkandung aspek kemampuan mengetahui hubungan-hubungan secara bermakna antara aspek-aspek dalam obyek berpikir itu. 3) intelegensi, merupakan faktor yang mempengaruhi sukses belajar yang erat kaitannya dengan berpikir. 4) sikap, yaitu kecenderungan mental kearah obyek penilayan tertentu. 5) perasan dan emosi, perasaan yang positif akan memacu dalam belajar, dan emosi lebih memegang peranan penting. 3. Cara belajar yang efektif Sofchah Sulistyowati mengemukakan ada beberapa cara belajar yang dapat dilakukan oleh seseorang, yang meliputi : a. Mengikuti pelajaran di sekolah
28
Belajar dibangku sekolah merupakan bagian penting dalam proses belajar seorang anak. Oleh karena itu bahan-bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru di kelas, hendaknya bisa diterima dengan sebaik-baiknya. Diantaranya dengan. 1) Mengikuti pelajaran di sekolah 2) Bahan pelajaran yang telah diberikan oleh guru di kelas hendaknya dibaca dan lebih dipahami lagi dirumah 3) Sebelum berangkat ke sekolah periksalah alat tulis dan perlengkapan yang dibutuhkan dan datang ke sekolah tepat waktu 4) Usahakan konsentrasi bisa terpusat pada penjelasan guru secara penuh dan penjelasan yang penting agar di catat garis besarnya 5) Apabila ada tugas dari guru, dan belum jelas mintalah penjelasan terlebih dahulu. 6) Setelah guru meninggalkan kelas hendaknya catatan di cocokan dengan catatan teman. 7) Apabila ada waktu luang berkunjunglah ke perpustakaan untuk Membaca buku- buku. b. Belajar sendiri Belajar sendiri di rumah termasuk tugas pokok bagi seorang pelajar, yang tentunya harus
dilakukan secara rutin, teratur dan terjadwal, dengan
melakukan hal-hal sebagai berikut. 1) Hendaknya bahan-bahan yang telah diterima dari guru di pelajari dan dikembangkan lagi dengan uraian bahasa sendiri.
29
2) Berusahalah menjawab pertanyaan yang telah disusun sendiri. 3) Belajarlah pada saat-saat yang dianggap paling cocok dan pilihlah waktu yang disukai. 4) Apabila mengalami keheningan atau kepenatan ditengah-tengah belajar, jangan memforsir diri. 5) Beberapa metode praktis hendaknya dilakukan secara rutin, lama-lama menjadi suatu kebiasaan untuk belajar secara teratur dan disiplin. c. Belajar kelompok Untuk mengatasi kejenuhan belajar sendirian, seorang pelajar bisa mencari variasi dengan cara belajar berkelompok. Ada beberapa petunjuk yang bisa dipraktikan untuk belajar kelompok antara lain : 1) usahakan kelompok belajar yang diadakan terdiri dari 3 sampai 5 orang, dan pilihlah yang kira-kira bisa diajak untuk betukar pikiran dan senang berdiskusi. 2) setelah sepakat bergabung menjadi satu kelompok belajar, tentukan kapan akan belajar bersama dan topik apa yang akan dibahas. 3) sebelum memulai diskusi rumuskan dulu persoalan yang akan dibahas 4) Apabila kelompok belajar itu menjumpai kesulitan dalam memecahkan persoalan, maka ditanyakan kepada guru. 5) setelah kesimpulan ditulis oleh penulis, hasilnya di gandakan dan dibagikan kepada semua anggota kelompok. Membaca buku adalah kegiatan utama dan suatu keharusan
30
bagi setiap pelajar, karena buku adalah sumber ilmu, sumber pengetahuan dan sumber
informasi, yang tentunya sangat berperan dalam proses belajar.
Kebiasaan membaca harus dibudayakan dalam kehidupan setiap pelajar terutama membaca buku pengetahuan, buku studi atau buku-buku ilmiah. Oleh karena itu seorang pelajar hendaknya memiliki rasa cinta pada buku. d. Sikap menghadapi ujian Ujian pada dasarnya adalah memahami kembali materi pelajaran yang telah dipelajari, karena itu bagi pelajar yang memilki catatan teratur, belajar dengan teratur, dan sudah berlatih menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dibuat sendiri sewaktu belajar, maka momentum ujian merupakan kesempatan untuk menuangkan apa yang sudah dipelajari dan dikuasai
5. Prestasi Belajar IPS a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmuilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabangcabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya). IPS atau studi sosial itu merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial: sosiologi, sejarah,
31
geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial. Geografi, sejarah, dan antropologi merupakan disiplin ilmu yang memiliki keterpaduan yang tinggi. Pembelajaran geografi memberikan kebulatan wawasan yang berkenaan dengan wilayah-wilayah, sedangkan sejarah memberikan wawasan berkenaan dengan peristiwa-peristiwa dari berbagai periode. Antropologi meliputi studi-studi komparatif yang berkenaan dengan nilai-nilai, kepercayaan, struktur sosial, aktivitas-aktivitas ekonomi, organisasi politik, ekspresi-ekspresi dan spiritual, teknologi, dan benda-benda budaya dari budaya-budaya terpilih. Ilmu politik dan ekonomi tergolong ke dalam ilmu-ilmu tentang kebijakan pada aktivitas-aktivitas yang berkenaan dengan pembuatan keputusan. Sosiologi dan psikologi sosial merupakan ilmu-ilmu tentang perilaku seperti konsep peran, kelompok, institusi, proses interaksi dan kontrol sosial. Secara intensif konsep-konsep seperti ini digunakan ilmu-ilmu sosial dan studi-studi sosial. b. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-program pelajaran IPS di sekolah diorganisasikan secara baik. Dari rumusan tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut (Awan Mutakin, 2001).
32
1. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat. 2. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial. 3. Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat. 4. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat. 5. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat. c. Ruang Lingkup Ruang lingkup pembelajaran IPS antara lain mencakup hal-hal berikut : 1. Pemetaan kompetensi yang dapat dipadukan dari masing-masing Kompetensi Dasar yang sudah ditetapkan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk IPS tingkat SMP/MTs. 2. Pengembangan strategi model pembelajaran IPS Terpadu pada tingkat SMP/MTs. 3. Pengembangan penilaian model pembelajaran IPS Terpadu pada tingkat SMP/MTs. 4. Pengembangan contoh model rencana pembelajaran IPS Terpadu pada tingkat SMP/MTs untuk kelas VII, VIII, dan IX. d. Sistematika
33
Model Pembelajaran IPS memuat beberapa keterpaduan antar-Kompetensi Dasar. Model ini juga menyangkut apa dan bagaimana seorang guru di SMP/MTs mengembangkan dan melaksanakan model tersebut. Sistematika Panduan Pengembangan Pembelajaran IPS Terpadu SMP/MTs terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya). IPS atau studi sosial itu merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial. Geografi, sejarah, dan antropologi merupakan disiplin ilmu yang memiliki keterpaduan yang tinggi. Pembelajaran geografi memberikan kebulatan wawasan yang berkenaan dengan wilayah-wilayah, sedangkan sejarah memberikan wawasan berkenaan dengan peristiwa-peristiwa dari berbagai periode. Antropologi meliputi studi-studi komparatif yang berkenaan dengan nilainilai, kepercayaan, struktur sosial, aktivitas-aktivitas ekonomi, organisasi politik, ekspresi-ekspresi dan spiritual, teknologi, dan benda-benda budaya dari budayabudaya terpilih. Ilmu politik dan ekonomi tergolong ke dalam ilmu-ilmu tentang kebijakan pada aktivitas-aktivitas yang berkenaan dengan pembuatan keputusan. Sosiologi dan psikologi sosial merupakan ilmu-ilmu tentang perilaku seperti konsep peran, kelompok, institusi, proses interaksi dan kontrol sosial. Secara
34
intensif konsep-konsep seperti ini digunakan ilmu-ilmu sosial dan studi-studi sosial. e. Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Karateristik mata pelajaran IPS SMP/MTs antara lain sebagai berikut : 1) Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama (Numan Soemantri, 2001). 2) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema) tertentu. 3) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner. 4) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan (Daldjoeni, 1981) 5) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan. Ketiga dimensi tersebut terlihat pada tabel berikut. B. Penelitian yang Relevan
35
Penelitian yang pernah mengambil pokok masalah yang hampir sama dengan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.
Hubungan antara kegiatan ekstrakulikuler pramuka dan disiplin belajar dengan peningkatan prestasi belajar siswa kelas II semester Ganjil di SMP Negri 16 Bandar
2. Skripsi Zuryana (2006) dengan judul
menunjukkan adanya hubungan antara keadaan sosial ekonomi orang tua dengan prestasi belajar ekonomi/akuntansi 3. dasar mengajar guru dengan prestasi belajar Ekonomi siswa kelas XI IPS Semester ganji
a. Kerangka Pikir Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan memperbaiki proses belajar mengajar dan didukung oleh kegiatan ekstrakulikuler diluar jam sekolah dan kedisiplinan siswa dalam belajar. Tujuan akhir dari kegiatan belajar mengajar adalah tercapainya prestasi yang optimal, karena prestasi belajar merupakan tolak ukur kebehasilan bagi siswa dan guru. Pencapain keberhasilan tujuan proses belajar mengajar diukur dari pencapain dari prestasi belajar siswa.
36
Kegiatan ekstrakulikuler merupakan kegiatan pendorong guna mengembangkan bakat dan minat siswa dalam melakukan aktivitas dan inisiatif belajar. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, faktor-faktor tersebut timbul dari dalam dan luar diri siswa itu sendiri. Faktor-faktor tersebut bila difungsikan sebagaimana mestinya maka akan terjadi faktor-faktor yang dapat meningkatkan prestasi belajar. Faktor yang mendorong pencapaian prestasi belajar adalah salah- satunya, kegiatan ekstrakulikuler akan dapat meningkatkan prestasi belajar apabila siswa siswa mengikuti dengan sungguh-sungguh maka siswa akan mendapatkan prestasi yang tinggi. Dari kegiatan ekstrakulikuler siswa akan dapat menerapkan teori-teori penalaran dalam hidup. Berdasarkan krangka di atas, maka hubungan antar kegiatan ekstrakulikuler dengan prestasi belajar ips semester ganjil dapat digambarkan sebagai berikut:
Kegiatan Ekstraulikuler Pramuka ( X1 ) Prestasi Belajar IPS ( Y ) Kegiatan Ekstrakurikuler PMR (X2) Gambar 1. Paradigma Kegiatan Ekstrakulikuler Dengan Prestasi Belajar IPS Semester Ganjil.
37
D. Hipotesis Berdasarkan krangka pikir yang diuraikan diatas maka penelitian dirumuskan sebagai berikut 1. Ada hubungan antara intensitas kegiatan ekstrakurikuler Pramuka pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Gunung Labahan Way Kanan dengan prestasi belajar IPS semester ganjil tahun pelajaran 2009/2010. 2. Ada hubungan antara intensitas kegiatan ekstrakurikuler PMR pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Gunung Labahan Way Kanan dengan prestasi belajar IPS semester ganjil tahun pelajaran 2009/2010. 3. Ada hubungan antara intensitas kegiatan ekstrakurikuler Pramuka, dan PMR pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Gunung Labahan Way Kanan dengan prestasi belajar IPS semester ganjil tahun pelajaran 2009/2010.