II KAJIAN KEPUSTAKAAN
2.1 Klasifikasi Itik Itik adalah jenis unggas air yang tergolong dalam ordo Anseriformes, family Anatidae, genus Anas dan termasuk spesies Anas javanica. Proses domestikasi membentuk beberapa variasi dalam besar tubuh, konformasi, dan warna bulu. Perubahan ini diperkirakan akibat campur tangan manusia untuk mengembangkan ternak itik dengan tujuan khusus dan juga karena jauhnya jarak waktu domestikasi dengan waktu pengembangan (Chaves dan Lasmini, 1978). Itik asli Indonesia termasuk jenis Indian Runner (Anas plathyryncos). Secara morfologis Indonesia memiliki beberapa jenis itik lokal berdasarkan tempat berkembangnya (Simanjuntak, 2002). Bangsa itik domestikasi dibedakan menjadi tiga yaitu: pedaging, petelur dan hiasan. Itik-itik yang ada sekarang merupakan keturunan dari Mallard berkepala hijau (Anas plathyrhynchos), berikut adalah taksonomi itik menurut Srigandono (1997): Kingdom
: Animalia
Phylum
: Chordata
Class
: Aves
Ordo
: Anseriformes
Family
: Anatidae
Subfamily
: Anatinae
Genus
: Anas
Spesies
: Anas plathyrynchos
9 Itik Pajajaran merupakan yang berasal dari persilangan itik Cihateup dan itik Magelang. Itik Pajajaran mewarisi sifat-sifat kuantitatif dan kualitatif dari itik Cihateup dan itik Magelang. Ciri khas yang terlihat jelas pada leher terdapat corak putih seperti kalung, badannya tegak dan sifatnya yang jinak (Nugraha, 2011).
2.2 Telur Itik Telur merupakan kumpulan makanan yang disediakan induk unggas untuk perkembangan embrio menjadi anak ayam didalam suatu wadah. Isi dari telur akan semakin habis begitu telur telah menetas. Telur tersusun oleh tiga bagian utama: yaitu kulit telur, bagian cairan bening (albumen), & bagian cairan yang bewarna kuning (yolk) (Rasyaf, 1993). Telur sangat tahan terhadap kehilangan isi karena ketahanan kerabang terhadap penyusup zat cair atau perbanyak jasad renik. Telur utuh terdiri atas beberapa komponen yaitu air 66% dan bahan kering 34% yang tersusun atas protein 12%, lemak 10%, karbohidrat 1% dan abu 11%. Kuning telur adalah salah satu komponen yang mengandung nutrisi terbanyak dalam telur. Kuning telur mengandung air sekitar 48% dan lemak 33%. Kuning telur juga mengandung vitamin, mineral, pigmen, & kolestrol. Putih telur terdiri atas protein terutama lisosin yang memiliki kemampuan anti bakteri untuk membantu mengurangi kerusakan telur (Akoso, 1993). Putih telur atau albumen mempunyai proporsi yang tinggi dalam komposisi telur mencapai 60% dari total berat telur. Presentasi putih telur pada ayam & umur dari telur. Kuning telur merupakan bagian paling penting bagi isi telur, sebab pada bagian inilah terdapat dan tempat tumbuh embrio hewan, khususnya pada telur yang telah
10 dibuahi. Bagian kuning telur ini terbungkus semacam selaput tipis yang sangat kuat dan elastis yang disebut membrane vetelina, kuning telur memiliki komposisi gizi yang lebih lengkap daripada putih telur dan terdiri dari air lemak, karbohidrat, mineral & vitamin (Stadelman, 1995). Telur yang dihasilkan induk ayam dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu telur infertile dan telur fertile. Telur infertile disebut juga telur konsumsi yang merupakan telur yang dihasilkan tanpa perkawinan. Telur ini tidak dapat menetas dan hanya dipakai sebagai konsumsi rumah tangga. Sedangkan telur fertile yang disebut juga dengan telur tetas adalah telur yang dihasilkan oleh induk ayam yang telah dikawini oleh pejantannya. Jenis ini memiliki daya tetas yang cukup tinggi (Stadelman, 1995). 2.3 Penetasan Penetasan merupakan proses perkembangan embrio di dalam telur sampai telur pecah menghasilkan anak ayam. Penetasan dapat dilakukan secara alami oleh induk atau secara buatan (artifisial) menggunakan mesin tetas. Penetasan secara alami lebih efisien untuk beberapa spesies unggas, namun penetasan secara buatan lebih menguntungkan untuk tujuan ekonomis. Keberhasilan penetasan buatan tergantung banyak faktor, antara lain telur tetas, mesin tetas dan tatalaksana penetasan (manajemen) (Suprijatna dkk., 2008). Memilih telur tetas yang berkualitas baik akan menghasilkan daya tetas yang tinggi. Telur tetas yang berkualitas baik merupakan telur yang memiliki fertilitas yang tinggi dan daya tetas yang tinggi pula Fertilitas merupakan persentase telur yang fertil dari seluruh telur yang digunakan dalam suatu penetasan (Suprijatna dkk., 2008). Telur dengan daya tetas tinggi belum tentu akan menghasilkan DOD dengan
11 kualitas baik. Faktor lingkungan selama proses penetasan merupakan faktor utama dalam menentukan DOD yang dihasilkan setelah proses penetasan. Kelembaban menjadi salah satu faktor penting dalam proses pentasan. Kelembaban berfungsi sebagai penyedia air selama proses penetasan. Air digunakan untuk proses metabolisme kuning telur dan oksidasi lemak, hampir 94% dari total kebutuhan energi dari embrio selama perkembangan disediakan dari oksidasi asam lemak (Noble dan Cocchi 1990). Embrio berkembang menggunakan isi telur, untuk proses ini, kuning telur adalah sumber utama energi bagi pertumbuhan jaringan selama perkembangan embrio (Noble dan Cocchi, 1990; Speake dkk., 1998). Produksi panas dapat diatur oleh kelembaban. Kelembaban optimal pada proses penetasan yaitu 55-75%. Produksi panas dapat pula mempengaruhi sirkulasi udara dalam kerabang telur. Pertukaran O2 dan CO2 dapat dibantu oleh proses penguapan air. Proses penguapan air dipengaruhi oleh suhu dan ketersedian air (kelembaban). Apabila prosduksi panas berjalan tidak optimal, maka proses metabolisme dan pertumbuhan embrio pun akan terganggu (Tona dkk.,2004). Hal tersebut berdampak pada kualitas DOD yang dihasilkan. Pemutaran telur pada proses penetasan perlu dilakukan. Hal tersebut bertujuan agar embrio dalam kerabang mendapatkan panas yang merata, selain itu pemutaran telur juga berfungsi untuk mencegah terjadinya penempelan “germinal disc” pada membran telur serta mengurangi timbulnya “malposition” (letak yang tidak keruan) dari embrio di dalam telur. Posisi yang normal dari embrio di dalam telur ialah mengikuti sumbu panjang telur, paruh terletak di bawah sayap kanan dengan ujung paruh menghadap ke ruang udara pada ujung tumpul telur (Srigandono, 1997).
12 Selama proses penetasan, telur perlu diamati keadaan dalamnya dengan cara peneropongan telur (candling). Candling dilakukan dengan menggunakan sinar terang (berasal dari lampu) yang dilewatkan lobang kecil, kira-kira sebesar penampang melintang sebutir telur. Biasanya dilakukan di dalam ruangan gelap agar bayangan telur nampak jelas (Srigandono, 1997). Candling dilakukan untuk menyeleksi telur yang infertile dan embrio yang mati pada saat proses penetasan berlangsung. Seleksi telur pada saat proses penetasan bertujuan untuk mecegah terjadinya letupan pada telur yang embrionya mati dan membusuk. Selain menimbulkan bau busuk, akibat dari letupan tersebut dapat menimbulkan kontaminasi bakteri dan berakibat buruk pada kualitas DOD yang dihasilkan.
2.4 Nilai Kualitatif Penilaian kualitas DOC dilakukan dengan metode visual scoring. Terdapat tiga metode untuk menentukan nilai kualitatif DOC, yaitu: nilai tona atau pasgar, berat DOC, dan panjang DOC (Meijerhof, 2009). Nilai pasgar merupakan metode yang sangat sederhana. Nilai tona memiliki parameter yang lebih rumit dan membutuhkan waktu yang lebih lama, namun lebih rinci. Nilai pasgar digunakan sebagi sistem penilaian standar dengan beberapa parameter, diantaranya: keadaan perut, keadaan pusar, kondisi paruh, kondisi kaki, dan gerak (aktivitas) (Preez, 2007), metode ini memindahkan parameter kualitatif menjadi kuantitatif (Boerjan, 2002). Metode pasgar menitikberatkan pada kondisi visual anak ayam. Metode pasgar berguna untuk melihat kondisi anak ayam yang baru menetas, seperti refleks terhadap gerakan, suara, dan kondisi lingkungan.
13 Keadaan atau konformasi tubuh, seperti tidak ada kecacatan, pembengkakan pada sekitar kaki, bintik merah pada kaki dan paruh, tubuh yang abnormal (tidak proporsional. Beberapa kriteria yang diuji dalam metode pasgar: aktivitas, keadaan pusar, perut, paruh, dan kaki. 2.4.1 Aktivitas Posisikan anak ayam dalam posisi terbalik (terlentang). Hitung seberapa cepat ayam dapat berbalik ke pada posisi semula (berdiri). Gerak refleks pada anak ayam yang baru menetas dipengaruhi oleh proporsi tulang yang baik. Tulang yang baik dihasilkan dari metabolisme Ca dari kerabang telur yang dipengaruhi pula oleh kelembaban mesin tetas (Maatjens dkk 2014). 2.4.2 Pusar Keadaan pusar diamati dengan cara melihat apakah pusar anak ayam tertutup dan bersih atau tidak. Pusar menjadi indikator penyerapan yolk berjalan sempurna atau tidak. Apabila pusar tertutup sempurna dan bersih, menandakan bahwa yolk selama proses penetasan terserap sempurna (Meijerhof, 2009). 2.4.3 Perut Ukuran dan kelenturan perut menjadi indikator ukuran yolk sac yang tersisa dalam perut. Perut anak ayam yang terasa keras dan agak besar menunjukkan yolk sac yang tidak terserap sempurna pada tahap hatcher. Faktor yang mempengaruhinya adalah kelembaban (Meijerhof, 2009).
14 2.4.4 Paruh Paruh yang bersih dan daerah sekitar hidung bersih, menandakan anak ayam memiliki kualitas baik. Apabila terdapat bintik merah dan kotor pada paruh, menandakan anak ayam berkualitas rendah (Fasenko dkk., 2008). 2.4.5. Kaki Kelembaban relatif mempengaruhi penyerapan kalsium dari kerabang telur. Kalsium (Ca) berfungsi sebagai pembentuk tulang. Kelembaban relatif yang optimal menjadikan
penyerapan
kalsium
berjalan
sempurna.
Kelembaban
relatif
mempengaruhi proses metabolisme kalsium pada embrio. Kelembaban tinggi menyebabkan perpindahan kalsium dari kerabang telur ke tulang-tulangnya dalam perkembangan embrio akan lebih banyak (Paimin, 2011). Hal tersebut tercermin dari kaki anak ayam yang baru menetas. Apabila kaki anak ayam terlihat cacat maka proses pembentukan tulang tidak sempurna.
2.5 Pengaruh Kelembaban Terhadap Kualitas DOD Kelembaban yang terlalu tinggi (basah) akan mencegah terjadinya penguapan air dari dalam telur sehingga kondisi lingkungan menjadi basah dan proses pembentukan organ tubuh itik menjadi terganggu karena ketersediaan air yang berlebih, sebaliknya jika kelembaban yang terlalu rendah (kering) dapat menyebabkan terjadinya penguapan air yang terlalu banyak, maka penyerapan yolk menjadi tidak optimal, kondisi embrio akan menjadi kering, dan menghasilkan DOD yang kerdil, pucat, dan lemah (Romau, 2009). Tidak sempurnya perkembangan jaringan pusar merupakan akibat dari meningkatnya laju oksidasi protein dan oksidasi lipid dalam cadangan
15 yolk. Kelembaban optimal membuat oksidasi lipid dan oksidasi protein berjalan sempurna dan pembentukan jaringan pusar menjadi sempurna (Maatjens dkk., 2014). Kelembaban relatif mempengaruhi proses metabolisme kalsium (Ca) pada embrio. Kelembaban tinggi menyebabkan perpindahan Ca dari kerabang telur ke tulang-tulangnya dalam perkembangan embrio akan lebih banyak. Pertumbuhan embrio dapat diperlambat oleh keadaan kelembaban udara yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, selanjutnya pertumbuhan embrio yang optimal akan diperoleh pada kelembaban relatif mendekati maksimum (Paimin, 2011). Nilai kualitatif kaki anak itik dipengaruhi pada saat metabolisme Ca dalam kerabang Kualitas ayam ditentukan atas dasar parameter fisik, diantaranya aktivitas, keadaan bulu, kejernihan mata, konformasi kaki, kondisi daerah perut dan pusar. Aktivitas anak itik ditentukan dengan melihat seberapa cepat anak itik dapat membalik (Tona dkk, 2003). Aktivitas tersebut dipengaruhi oleh keadaan mesin tetas kelembaban merupakan faktor yang berpengaruh pada saat pembentukkan tulang (Maatjens dkk 2014). Pembentukkan tulang merupakan pengaruh pada saat metabolisme Ca dari kerabang telur yang dipengaruhi pula oleh kelembaban mesin tetas.
2.6 Metode Pasgar Score Metode Pasgar berfokus pada performa anak ayam sebagai penilaian, diantaranya ketahanan tubuh terhadap lingkungan, tidak terdapat tanda-tanda stres seperti panting, mudah beradaptasi terhadap lingkungan. Parameter lain yang menjadi ukuran antara lain, konfirmasi kaki yang normal, respon terhadap suara, tidak ada
16 pembengkakan pada daerah kaki, tidak terdapat luka, paruh normal tidak lembek, dan kaki yang kuat (Preez, 2007). Metode ini memindahkan nilai kualitatif menjadi nilai kuantitatif (Boerjan, 2002). DOD yang berkualitas baik memiliki nilai total Pasgar Score 10. Pengurangan 1 poin didasarkan pada kecacatan yang terlihat dari 5 parameter yang diamati. Parameter dan contoh cara pengukuran menggunkan metode Pasgar Score yaitu: Tabel Alokasi Skor Metode Pasgar Parameter
Karakterristik
Skor
Pusar
Tertutup dan bersih (baik) Tidak tertutup dan kotor (buruk)
0 1
Perut
Lentur (baik) Keras (buruk)
0 1
Paruh
Normal, bersih (baik) Terdapat titik merah (buruk)
0 1
Kaki
Kaki dan jari normal (baik) Kaki dan jari cacat (buruk)
0 1
Aktivitas
Lincah (baik) Lemah (buruk) Sumber: The Pasgar Score dalam Fasenko dkk, 2008
0 1
17 Contoh menilai kualitas DOD menggunakan metode Pasgar Score:
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pusar 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1
Perut 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1
Paruh 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0
Kaki 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
Aktivitas Total Score 0 8 0 9 1 7 0 9 1 6 1 8 1 5 0 10 0 9 1 7