1313: Fauziyah dkk.
PG-122
IDENTIFIKASI SISTEM PERIKANAN TERI (STOLEPHORUS SPP) DI DESA SUNGSANG BANYUASIN SUMATERA SELATAN Fauziyah1,∗ , Khairul Saleh2 , Hadi3 , Freddy Supriyadi4 1
PS Ilmu Kelautan Universitas Sriwijaya Lingkar Kampus UNSRI Inderalaya Jl. Palembang-Prabumulih KM 35 Inderalaya OI Telepon (0711) 581118 2 Jur. Fisika FMIPA Universitas Sriwijaya 3 Balai Penelitian Perikanan Perairan Umum (BP3U) Kementerian Kelautan Perikanan 4 Peneliti Pusat Unggulan Riset PLSO Universitas Sriwijaya ∗
e-Mail: siti
[email protected]
Disajikan 29-30 Nop 2012
ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Juli 2012 di Desa Sungsang Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan. Analisis yang digunakan adalah analisis sistem. Berdasarkan analisis kebutuhan, pelaku yang terlibat adalah nelayan, pengolah ikan, pedagang, pengelola TPI, Dinas Perikanan. Hasil analisis diagam lingkar sebab akibat dan diagram input output mengidentifikasi bahwa sistem perikanan teri bergantung pada fungsionalisasi teknologi dan usaha perikanan teri, aksesibilitas lokasi, kelembagaan dan peraturan/kebijakan. Untuk itu, sistem perikanan teri di Desa Sungsang Kabupaten Banyuasin lebih baik diarahkan pada penguatan UKM/unit industri pengolahan ikan bukan pada penambahan unit penangkapan, penguatan teknologi perikanan tangkap ramah lingkungan, penguatan kelembagaan, fungsionalisasi peran TPI serta aksesibilitasnya seperti sarana transportasi dan sarana cold storage. Hasil penelitian ini menjadi dasar dalam membuat pemodelan sistem perikanan teri bagi pengelolaan dan pengusahaan sumberdaya teri secara berkelanjutan di Kabupaten Banyuasin. Kata Kunci: Identifikasi sistem, perikanan Teri, desa Sungsang Kabupaten Banyuasin
I.
PENDAHULUAN
Ikan teri (Stolephorus sp.) merupakan salah satu sumber daya hayati laut yang tersedia hampir di seluruh perairan Indonesia dan merupakan salah satu komoditas ekspor andalan dari sub sektor perikanan. Setiap tahunnya, terjadi peningkatan pangsa pasar ekspor ke negara-negara tujuan ekspor misalnya Jepang, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.[1] Produksi sumber daya ikan di laut Indonesia menurut,[2] meningkat rata-rata 2,87% per tahun, yaitu dari 3.807.191 ton pada tahun 2000 menjadi 5.039.446 ton pada tahun 2010. Salah satu produksi perikanan laut yang meningkat cukup tajam adalah ikan teri, dalam periode 2000-2010 peningkatannya hingga sekitar 11,89%. Hal ini selaras dengan produksi sumberdaya teri berdasarkan data statistik perikanan DKP Kabupaten Banyuasin dari tahun 2001-2007 menunjukkan bahwa, salah satu jenis ikan pelagis kecil yang hasil tangkapannya tertinggi adalah ikan teri dengan rata-rata berat total 565,7 ton/tahun.[3]
Ikan teri merupakan ikan pelagis kecil yang bersifat schooling. Ikan ini mempunyai nilai ekonomis penting untuk konsumsi domestik atau ekspor. Kandungan utama ikan teri adalah protein dan kalsium yang baik untuk kesehatan dan pertumbuhan. Namun, sifatnya yang mudah rusak (perishable commodity) memerlukan penanganan yang baik untuk mempertahankan kualitas. Potensi sumberdaya yang besar perlu didukung dan difasilitasi agar usaha perikanan teri semakin berkembang. Untuk itu, perlu suatu rangsangan inovasi ekonomi berbasis ilmu pengetahuan. Langkah pertama adalah mengidentifikasi usaha perikanan teri agar terbangun suatu sistem untuk pengelolaan. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini ditujukan untuk mengidentifikasi sistem perikanan teri (Stolephorus spp) di Perairan Sungsang Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan. Sehingga manfaat yang akan diperoleh adalah memberikan informasi dasar dalam menentukan variabel-variabel yang tepat dalam
Prosiding InSINas 2012
1313: Fauziyah dkk.
PG-123
G AMBAR 1: Lokasi Desa Sungsang Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan
G AMBAR 2: Tahapan Analisis Sistem[5]
membuat pemodelan sistem untuk menunjang pengembangan perikanan teri. Sistem yang dibuat ini dapat dijadikan input dalam melakukan perencanaan pengembangan dan pengelolaan Kabupaten Banyuasin kearah perikanan teri berkelanjutan.
II.
METODOLOGI
Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Juli 2012 di Desa Sungsang Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan dapat dilihat pada G AMBAR 1. Metode yang digunakan adalah metode survei dan wawancara. Pengumpulan data menggunakan 10 % dari populasi yang
tersedia yang diharapkan dapat menggambarkan sifat dan keadaan populasi tersebut.[4] Pendekatan sistem sangat tepat digunakan untuk memecahkan perihal yang kompleks, dinamis dan probabilistik. Sifat kompleks dapat diamati dari interaksi faktor-faktor yang terkait sangat rumit. Ciri khas suatu permasalahan bersifat dinamis yaitu adanya faktor-faktor yang berubah menurut waktu dan diikuti oleh adanya proses dugaan masa yang akan datang. Probabilistik ditandai ketidakpastian melalui penggunaan fungsi peluang dalam mengambil kesimpulan & memberikan rekomendasi.
Prosiding InSINas 2012
1313: Fauziyah dkk.
PG-124
G AMBAR 3: Diagram Sebab Akibat Sistem Perikanan Teri
(b) Terjadi penurunan produktifitas teri (sumberdaya teri menurun)
Prosedur analisis sistem meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut : analisis kebutuhan, formulasi permasalahan, identifikasi sistem, pemodelan sistem, verifikasi model dan implementasi [6]. [5] menyatakan bahwa dalam pelaksanaan metode pendekatan sistem diperlukan tahapan kerja yang sistematis. Tahapan kerja & batasan penelitian dapat dilihat pada G AM BAR 2 .
III.
(c) Harga teri di tingkat nelayan masih rendah (d) Biaya operasional tinggi (e) Ketergantungan nelayan terhadap sistem ijon (f) Kurangnya peran kelembagaan dalam membantu pemasaran dan peningkatan kualitas teri
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui kebutuhan dari pelaku yang terlibat dalam pengembangan perikanan teri. Para pelaku yang terlibat dalam pengembangan perikanan teri dan kebutuhan pelaku sistem terlihat pada TABEL 1. B.
Formulasi Permasalahan Permasalahan yang dianggap prioritas dan perlu diselesaikan diformulasikan sebagai berikut: 1. Sarana dan prasarana untuk perikanan teri belum memadai salah satunya tidak berfungsinya TPI (Tempat Pelelangan Ikan) 2. Keterbatasan modal oleh nelayan 3. Teknologi yang digunakan masih tradisional. (a) Terjadi perubahan iklim dan musim teri dampak global warming
(g) Berkurangnya stok kayu nibung yang dijadikan rumah bagan tancap C.
Identifikasi Sistem Setelah dilakukan analisis kebutuhan dan formulasi permasalahan selanjutnya diidentifikasi variabelvariabel yang terlibat dan ditentukan hubungan yang logis antar variabel tersebut. Berdasarkan hubungan itu dapat ditentukan apakah hubungannya bersifat positif atau negatif. Dengan demikian dapat dibangun hubungan umpan balik ( causal loop ) untuk semua variabel dalam sistem perikanan teri yang membentuk rantai tertutup. Diagram lingkar sebab-akibat disajikan pada G AMBAR 3 Perkembangan yang terjadi pada perikanan teri akan memberikan kontribusi positif (diwakili oleh panah bertanda positip) dapat dilihat pada G AMBAR 3. Dampak positif yang ditimbulkan dari sistem perikanan teri antara lain adalah lapangan kerja bertambah baik pada usaha penangkapan ikan teri Prosiding InSINas 2012
1313: Fauziyah dkk.
PG-125
G AMBAR 4: Diagram Input-output Sistem Perikanan
maupun perkembangan industri-industri penunjangnya, seperti industri pengolahan dan industri pembuatan alat tangkap. Dampak negatif yang terjadi adalah ketersediaan sumberdaya ikan berkurang karena hasil tangkapan yang lebih (over fishing) dan ketersediaan kayu nibung berkurang karena dijadikan rumah dan konstruksi bagan tancap. Identifikasi sistem diagram lingkar sebab-akibat selanjutnya diinterpretasikan untuk membangun konsep black box diagram input-output. Diagram ini merepresentasikan input terkendali dan tak terkendali, input lingkungan, output dikehendaki dan tak dikehendaki, serta manajemen pengendalian. Adapun black box menunjukkan terjadinya proses transformasi input menjadi output. Diagram inputoutput desain sistem perikanan teri berdasarkan hasil penelitian disajikan pada G AMBAR 4. Berdasarkan diagram lingkar sebab akibat, titik awal pengembangan identifikasi sistem adalah pada perikanan teri. Pengembangan ini harus pula mempertimbangkan komponen-komponen yang digambarkan pada diagram input-output. Identifikasi sistem perikanan teri di Perairan
Sungsang bergantung pada fungsionalisasi teknologi & usaha perikanan teri, aksebilitas lokasi, kelembangaan & peraturan/kebijakan. Sistem kegiatan usaha perikanan teri di Kabupaten Banyuasin tidak dapat berhasil dengan baik, tanpa adanya dukungan pemerintah, para stakeholder dan kelembagaan perikanan yang ada. Berdasarkan hal tersebut, jika dikelola dengan tepat dan benar, sumberdaya ikan teri sesungguhnya dapat menjadi sumber pertumbuhan baru bagi pembangunan ekonomi masyarakat di Kabupaten Banyuasin.
IV.
KESIMPULAN
Identifikasi sistem perikanan teri bergantung pada fungsionalisasi teknologi dan usaha perikanan teri, aksesibilitas lokasi, kelembagaan dan peraturan/kebijakan. Untuk itu, sistem perikanan teri di Desa Sungsang lebih baik diarahkan pada peningkatan teknologi penangkapan ramah lingkungan, penguatan unit industri/UKM pengolahan ikan bukan pada penambahan unit penangkapan, penguatan kelembagaan, fungsionalisasi peran TPI serta aksesibilitasnya seperti sarana transportasi dan sarana cold storage.
Prosiding InSINas 2012
1313: Fauziyah dkk.
PG-126
TABEL 1: Analisis Kebutuhan Pelaku Sistem Perikanan Teri di Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan
Komponen Nelayan
Kebutuhan • • • • • • •
Pendapatan nelayan meningkat Harga jual ikan teri stabil Produksi ikan teri meningkat dan kontinyu Biaya operasional rendah Sarana produksi mudah didapat Keberlanjutan Usaha Kemudahan mendapatkan modal usaha
Pengolah ikan
• • • • • • •
Kemudahan mendapatkan bahan baku Usaha pengolahan menguntungkan Produk dapat bersaing secara global Akses pemasaran baik Kualitas ikan baik Keberlanjutan usaha Kemudahan mendapatkan modal usaha
Pedagang/Eksportir
• • • • • •
Biaya produksi dan biaya transaksi rendah Harga jual menguntungkan Permintaan konsumen tinggi (akses pemasaran) Mutu produk standar dan sesuai dengan selera konsumen Pasokan produk terjamin dari segi jumlah dan waktu Kelancaran distribusi dan transportasi
Pengelola TPI
• Difungsikannya TPI sebagai layanan kepada masyarakat • Peningkatan sarana dan prasarana • Nelayan menjual ikan di TPI
Dinas Kelautan dan perikanan (Pemerintah)
• • • • • •
Konsumen
• Harga ikan teri stabil dan layak • Kualitas dan kuantitas teri terjamin • Jaminan keamanan produk teri
Produk ikan teri dapat memenuhi kebutuhan pasar Terjaganya potensi sumber daya ikan dan SDA Kualitas ikan tetap terjamin Meningkatnya pendapatan daerah dan kesejahteraan nelayan perluasan lapangan kerja
Hasil penelitian ini menjadi dasar dalam membuat pemodelan sistem perikanan teri bagi pengelolaan dan pengusahaan sumberdaya teri secara berkelanjutan di Kabupaten Banyuasin.
UCAPAN TERIMA KASIH Kami mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Negara Riset dan Teknologi atas dukungan dana penelitian pada program Insentif Riset Sistem Inovasi Nasional (Sinas) TA 2012 dan Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Pusat Unggulan Riset Pengembangan Lahan Sub Optimal atas bantuan kerjasama sehingga rangkaian penelitian ini dapat terlaksana.
DAFTAR PUSTAKA
[2] [KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan. (2011). Statistik Penangkapan Ikan 2010. Jakarta (IDN): Kementerian Kelautan dan Perikanan [3] Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuasin. Buku Statistik perikanan Sumatera Selatan Tahun 2001-2007 [4] Nasution, S.2002. Metode research (Penelitian Ilmiah). Bumi Aksara, Jakarta. [5] Hartrisari H. 2001. Bahan Kuliah Analisis Sistem dan Pemodelan dalam Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan (Tidak Dipublikasi). Program Pascasarjana SPL-IPB. Bogor. [6] Eriyatno. 1999. Ilmu Sistem, Meningkatkan Mutu dan Efektivitas Manajemen. IPB Press. Bogor.
[1] [KKP] Kementrian Kelautan dan Perikanan. (2009). Revitalisasi Perikanan. Kementrian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Jakarta. Prosiding InSINas 2012