IbM PEMANFAATAN BATU KARANG SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN PAVING BLOCK Mekar Ria Pangaribuan1, Popi Puspita2 1Teknik Sipil / Universitas Ratu Samban, Arga Makmur Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu 2Studi Ekonomi Pembangunan / Universitas Ratu Samban, Arga Makmur Kabupaten Bengkulu Utara
Alamat Korespondensi : Jl. Jenderal Sudirman No 87 Arga Makmur, Telp/Fax 0737-66213 E-mail: 1)
[email protected]
Abstrak Mitra Iptek bagi Masyarakat dalam pembuatan paving block dengan batu karang adalah para nelayan di sepanjang Pantai Bengkulu, yang kesehariannya adalah berada di laut untuk menangkap ikan, dan apabila cuaca tidak memungkinkan untuk ke laut, mereka berada di darat menunggu cuaca menjadi reda kembali. Paving blok atau block beton terkunci, menurut SK SNI 0819-88 adalah suatu komposisi bahan bangunan yang terbuat dari semen portland atau bahan perekat hidrolis lainnya, seperti air, dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu beton tersebut. Adapun metode pembuatan paving block adalah A. Tahapan penyiapan bahan: 1) melakukan pemecahan karang pantai menjadi pecahan 0,06 mm, 2) kegiatan pengayakan pasir, 3) kegiatan penyiapan semen, 4) kegiatan penyiapan air, dan 5) pembuatan papan catakan untuk alas paving block, B. Tahapan pencampuran. Pada IbM pemanfaatan batu karang sebagai bahan baku pembuatan paving block ini untuk membuat 1 buah paving block yang memiliki lapisan aus tebal 7 mm terdiri dari 150 gram karang ukuran 0,06 mm, 150 gram semen, 10 gram air dengan perbandingan 1:1, dan lapisan bawah tebal 58 mm dengan komposisi 2400 gram pasir, 800 gram semen, 300 gram air (perbandingan 1 : 3), dengan berat /buah paving block sekitar 3000 gram. Proses pencetakan paving block ini untuk 1 M 2 dibutuhkan 38 buah paving block model segienam, dengan asumsi biaya per M 2 adalah Rp. 76.000,- dimana harga perbuah paving adalah Rp. 2.000,- (1.600,- biaya bahan dan 400,- upahnya). Kemampuan sehari produksi adalah 250 paving block per orang pekerja. Setelah menguji kuat tekan paving di Balai Laboratorium Pekerjaan Umum Provinsi Bengkulu, didapatkan kekuatan fisik paving block model segienam dengan umur 28 hari kuat tekannya adalah 19,43 Mpa, dengan kualitas mutu III yaitu penggunaannya pada tempat-tempat yang menerima beban ringan (jalan halaman rumah, garasi mobil) dengan ketebalan paving block 6 – 8 cm. Mutu Paving block dengan kuat tekan 196,42 kg/cm2 adalah mutu N, dapat dipergunakan sebagai tempat parkir mobil, dengan ketahan aus rata-rata 0,1300 mm/menit. Kata kunci:Alat cetak, batu karang, nelayan, paving block
1. PENDAHULUAN Paving block merupakan perkerasan block beton yang merupakan versi modern block granit. Paving block umumnya digunakan untuk jalan kecil atau jalan kendaraan dan apabila kegunaannya untuk pelayanan yang banyak, masalah pecahan atau pemulihan permukaan dapat diminimumkan. Paving blok atau block beton terkunci, menurut SK SNI 0819-88 adalah suatu komposisi bahan bangunan yang terbuat dari semen portland atau bahan perekat hidrolis lainnya, seperti air, dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu beton tersebut. Sedangkan menurut SK SNI T-04 1990-F, Paving block merupakan bagian dari segmen kecil yang terbuat dari beton dengan berbagai bentuk yang dipasang dengan sedemikian rupa sehingga saling mengunci. Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
583
Mitra dalam IbM ini adalah masyarakat yang tinggal di sepanjang Pantai Bengkulu, yang kesehariannya adalah nelayan, dimana kehidupan para nelayan bergantung dari ada tidaknya hasil laut yang dibawa setelah pulang dari melaut. Laut Bengkulu memiliki ombak pantai yang begitu besar dengan kondisi cuaca yang berubah cepat, sehingga penghasilan nelayan ini dari melaut dapat dikatakan tidak mencukupi, sedangkan apabila para nelayan ini sedang berada di darat, biasanya tidak memiliki penghasilan lain. Hasil pengamatan kami di lingkungan permukiman para nelayan ini, kami melihat ada batu karang yang tersebar disepanjang pantai Bengkulu yang terbawa ombak ke tepian halaman rumah nelayan di pinggir pantai. Selama ini batu karang yang terdampar ini hanya dimanfaatkan sebagai pengganti batu kali pada pembuatan pondasi rumah, berdasarkan hal tersebut dan pengalaman kami dalam kegiatan pengabdian sebelumnya (IbM pembuatan Batu bata di Desa Panorama dan Dusun Besar dan IbM pembuatan abon ikan di Desa Sidoluhur), kami kembali mengajukan IbM Pembuatan Paving Block dengan pemanfaatan batu karang. Akan dihasilkan paving yang berwarna putih dengan bintik-bintik hitam yang kelihatan sangat indah apabila terkena sinar matahari, sekaligus memberikan tambahan penghasilan kepada masyarakat pantai Bengkulu. Dari keterangan diatas, di dapatkan justifikasi permasalahan yang terjadi pada usaha paving block adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana cara meningkatkan kesejahteraan pengusaha paving block? 2. Bagaimanakah cara untuk mendapatkan produksi paving block dengan menggunakan batu karang? 3. Bagaimanakah teknik pengayakan, teknik pengadukan beton, pencetakan paving blok, teknik pengeringan, teknik perawatan, teknik penyusunan penyimpanan paving blok yang diproduksi? Target dan Luaran yang diharapkan pada kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah: memproduksi paving block menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) antara lain: 1. Paving sangat sempurna, permukaan halus, tidak terjadi keretakan, pecah, cacat disetiap pinggir, kuat dan tidak mudah dipatahkan di tangan; 2. Bentuk dan model paving sesuai pesanan konsumen, apakah berbentuk segi empat, kotakkotak, segi lima, segi enam, segi tiga dan berlobang pada bagian tengah paving; 3. Bila terjadi perbedaan maksimal 3 mm; 4. Kekuatan fisik paving block meliputi: a) Paving dengan standar A adalah untuk pengeras jalan dengan kekuatan per cm bisa menahan 400 minimal 350 kg dan mampu menyerap air maksimal; 3% b) Standar B adalah untuk parkir mobil dengan kekuatan per cm menahan 200 minimal 170 kg dan mampu meenyerap air maksimal 6% c) Standar C adalah untuk trotoar dengan kekuatan per cm bisa menahan 150 minimal 125 kg dan mampu menyerap air 8% d) Standar D adalah untuk taman kota dengan kekuatan percm bisa menahan 100 minimal 85 kg dan mampu menyerap air maksimal 10% e) Ketika di uji dengan natrium sulfat tidak boleh kekurangan kekuatan maksimal 1% Dalam merencanakan sebuah usaha, hal yang sangat penting yang harus diperhatikan adalah salah satunya cara menghitung berapa banyaknya bahan/material yang dibutuhkan dan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi. Hal ini dilakukan untuk dapat menghitung berapa harga jual dari produk paving block. Standar mutu yang harus dipenuhi paving block untuk lantai menurut SNI 03-0691-1996 adalah sebagai berikut : 1. Sifat tampak paving block untuk lantai harus mempunyai bentuk yang sempurna, tidak terdapat retak-retak dan cacat, bagian sudut dan rusuknya tidak mudah direpihkan dengan kekuatan jari tangan. 2. Bentuk dan ukuran paving block untuk lantai tergantung dari persetujuan antara pemakai dan produsen. Setiap produsen memberikan penjelasan tertulis dalam leaflet mengenai bentuk, ukuran, dan konstruksi pemasangan paving block untuk lantai. 584
SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
3. Penyimpangan tebal paving block untuk lantai diperkenankan ± 3 mm. 4. Paving Block untuk lantai harus mempunyai kekuatan fisik sebagai berikut:
Mutu A B C D
Tabel 1. Kekuatan Fisik Paving Block Kuat Tekan Ketahanan Arus (Kg/cm2) (mm/menit) Kegunaan Rata2 Min Rata2 Min Perkerasan Jalan 400 350 0,0090 0,103 Tempat Parkir Mobil 200 170 0,1300 1,149 Pejalan Kaki 150 125 0,16000 1,184 Taman Kota 100 85 0,2190 0,251
Penyerapan Air Rata-Rata Maks (%) 3 6 8 10
Sumber: SNI 03-0691-1996
5. Paving Block untuk lantai apabila diuji dengan natrium sulfat tidak boleh cacat, dan kehilangan berat yang diperbolehkan 1%. Material yang digunakan dalam pembuatan paving block adalah semen portland ( PC ), pasir kasar, air, dan pecahan batu karang. Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing material : 1. Semen portland ( PC ) Jenis semen yang umumnya dapat dipakai harus memenuhi ketentuan dan syarat yang ditentukan dalam PBI 1971 NI – 8. Semen portland ialah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menghaluskan klinker terutama dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolis (dapat mengeras jika bereaksi dengan air) dengan gips sebagai bahan tambahan (SK SNI S04-1989, 1989: 1). Prosentase dari oksida – oksida yang terkandung didalam semen portland adalah sebagai berikut : 1) Kapur (CaO): 60 – 66 %, 2) Silika (SiO2): 16 – 25 %, 3) Alumina (Al2O3): 3 – 8 %, dan 4) Besi: 1 - 5 %. 2. Agregat Halus ( Pasir ) Agregat halus dapat berupa pasir alam sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan – batuan atau berupa pasir buatan yang dihasikan oleh alat –alat pemecah batu ( PBI 1971 NI – 2 ). Agregat halus harus memenuhi syarat – syarat sesuai PBI 1971 NI – 2. Pasir merupakan agregat alami yang berasal dari letusan gunung berapi, sungai, dalam tanah dan pantai oleh karena itu pasir dapat digolongkan dalam tiga 13 macam yaitu pasir galian, pasir laut dan pasir sungai. 3. Air Air diperlukan dalam proses pembuatan paving block untuk memicu proses kimiawi semen, membasahi agregat dan memberikan kemudahan dalam pelaksanaan pekerjaan. Air yang digunakan harus memenuhi persyaratan sesuai PBI 1971 NI – 2. Air merupakan bahan dasar yang sangat penting dalam pembuatan paving block. Air diperlukan untuk bereaksi dengan semen, serta untuk menjadi bahan pelumas antara butir-butir agregat agar dapat mudah dikerjakan dan dipadatkan. Tetapi perlu dicatat bahwa tambahan air tidak boleh terlalu banyak karena kekuatan paving block akan rendah. 4. Pecahan Batu Karang Pecahan batu karang yang dipergunakan ada 2 ukuran gradasi, yaitu: 1) untuk adukan yang digunakan pada paving block adalah pecahan karang ukuran 10 mm, dan 2) untuk lapisan atas dipergunakan pecahan karang ukuran 0,06 mm. Dengan pemanfaatan karang yang ada di sekitar tempat tinggal mitra, diharapkan dapat termanfaatkan menjadi campuran bahan pembentuk paving block, hanya karena dilakukan secara manual, perlu tenaga untuk memperoleh ukuran pecahan karang yang diinginkan. Pemanfaatan Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
585
karang ini adalah karang mati yang terbawa ombak ke pinggir pantai Bengkulu, dan jika diperlukan dalam jumlah banyak akan dapat melibatkan ibu-ibu rumah tangga disekitar mitra untuk mengumpulkan dan memecahkan, sehingga dapat menjadi tambahan pemasukan mereka, dan mitra akan cepat untuk mengolahnya menjadi adukan paving block, waktu yang diperlukanpun menjadi lebih singkat, karena diperlukan waktu cukup lama hanya untuk memecahkan karang sesuai dengan ukuran yang diinginkan secara manual. Tabel 2. Kekuatan Fisik Paving Block Kuat Tekan Mpa Ketahan Aus mm/menit Penyerapan Air Rata-rata (%) Rata-rata Min Rata-rata Maks 40 34 0,090 0,103 3 30 22,5 0,130 0,149 5 20 17 0,160 0,184 7
Mutu I II III Mutu I
:
Mutu II
:
Mutu III
:
penggunaannya biasanya pada tempat–tempat yang menerima beban besar (pelabuhan, terminal bus, lantai gudang) dengan ketebalan paving block 10 cm. penggunaannya biasanya pada tempat–tempat yang menerima beban tidak terlalu berat (trotoar, pertamanan, tempat parkir) dengan ketebalan paving block 6 – 8 cm. penggunaannya biasanya pada tempat–tempat yang menerima beban ringan (jalan halaman rumah, garasi mobil) dengan ketebalan paving block 6 – 8 cm.
2. METODE 2.1. Aspek Produksi Beberapa keuntungan dan keunggulan penggunaan paving block antara lain:
1. Paving bisa dibuat serentak bersama-sama. 2. Dapat dipakasi sebagai alternative pengeras jalan, halaman, taman, bandara, terminal dan lain-lain, dapat digunakan terus menerus selama tidak rusak. 3. Paving bisa langsung dipasang tanpa memerlukan keahlian khusus. 4. Ketika pemasangan paving tidak ada suara, udara, debu bahkan kebisingan yang mengganggu orang lain. 5. Tidak banyak sampah yang dihasilkan ketika proses pemasangan paving maupun ketika dalam tahap produksi 6. Sela-sela paving block akan memperlancar perembesan air sehingga meminimilisasir terjadinya banjir 7. Paving akan mampu menekan senyawa kimia dan mampu menahan beban berat 8. Akan menimbulkan kesan unik ketika didesain dengan gaya profesional 9. Harga cukup murah dibandingkan dengan pengeras lainnya 10. Cara memasang sangat mudah dan tidak membutuhkan waktu lama Tetapi produksi paving block juga dapat dilakukan dengan menggunakan alat cetakan manual, yang dalam IbM kali ini menggunakan cetakan yang dipesan dari Desa Sidoarjo, Surabaya berupa model: 1) batu bata, 2) segienam, 3) segitiga, 4) kacang, dan 5) persegi. Untuk alat pemukul dipergunakan 2 buah besi segiempat yang kuat dan dipesan khusus untuk dapat membuat pukulan dengan hasil yang padat. Produksi paving block yang dihasilkan adalah yang terbuat dari campuran pecahan batu karang dan pasir, dengan melakukan eksperimen oleh pelaksana kegiatan, sehingga didapatkan komposisi berat semen, karang ukuran 10 mm, pasir kasar dan air yang tetap menggunakan perbandingan 1 : 3, sesuai dengan aturan Standar Nasional Indonesia. 2.2. Justifikasi Pengusul bersama Mitra dalam menentukan persoalan IbM
586
SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
a. Usaha Produksi paving block yang baru di mulai, dengan asumsi tersedianya bahan baku paving block seperti batu karang di pesisir pantai Bengkulu dekat rumah mitra berada, pasir pantai yang ada di sekitar rumah, ketersediaan areal tempat yang bisa dijadikan bengkel kerja, serta lokasi pemasarannya yang terletak di tengah kota Bengkulu. b. Apabila didanai kegiatan IbM ini, kemampuan alat yang akan dipakai sanggup untuk menghasilkan paving block model segienam dengan ukuran 10 x 10 cm denga tebal 6 cm, dengan produksi 250 per harinya. c. Paving block yang akan dihasilkan berbeda dengan yang ada dipasaran, karena produksi ini akan berwarna putih seperti pasir, dengan adanya bintik hitam, yang tentunya akan indah untuk dijadikan bahan paving diareal perkantoran. d. Kegiatan IbM ini akan memecahkan permasalahan mitra yang sehari hari adalah nelayan, sehingga dengan adanya kegiatan ini adan menambah nilai penghasilan tambahan bagi mitra dan masyarakat sekitar, walaupun mitra tidak melaut, mereka masih dapat mengerjakan kegiatan pembuatan paving block. 2.3. Prosedur kerja Langkah-langkah pengerjaan paving block adalah sebagai berikut: 1. Menyiapkan bengkel kerja, berupa penyewaan bedeng kerja yang memiliki areal lahan yang cukup untuk usaha paving block. 2. Pengumpulan penyediaan bahan baku portland cement, batu karang, pasir, dan air. 3. Menyiapkan peralatan kerja 4. Memecahkan secara manual batu karang sebagai bahan untuk paving dengan ukuran 10 mm. 5. Memecahkan batu karang sebagai bahan toping pengganti oker dengan melakukan proses pengayakan sehingga didapatkan karang halus butiran 0,06 mm. 6. Melakukan pencampuran material 1 portland cement : 1,5 batu karang: 1,5 pasir dan air diaduk sampai merata 7. Cetakan terlebih dahulu dioles dengan oli agar adukan tidak lengket. 8. Masukan terlebih dahulu butiran karang ukuran 0,06 mm sebagai lapisan bawah pada cetakan paving block. 9. Kemudian semua pencampuran material 1 portland cement : 1,5 batu karang: 1,5 pasir dan air diaduk sampai merata. 10. Adukan tersebut dimasukan kedalam cetakan paving block. Dilakukan pemukulan dengan alat pemukul dari besi plat sehingga adukan menjadi lebih padat. 11. Paving block yang sudah dicetak disusun rapi pada satu tempat. 12. Paving block disusun rapi dan dijemur di sinar matahari selama ± 28 hari. 13. Setiap pagi dilakukan penyiraman untuk paving untuk lebih menguatkan paving block. 14. Setelah berumur ±28 hari dan telah keras, paving block siap untuk dipasarkan. 2.4. Kegiatan IbM ini akan menghasilkan luaran berupa: 1) Mendapatkan produksi paving block dengan menggunakan alat manual paving block yang bisa berproduksi per hari adalah menghasilkan 200 paving block, dengan alokasi jam kerja mitra selama 8 jam. 2) Mendapatkan paving block segi enam ukuran 10 x 10 cm dengan ketebalan 6 cm, komposisi campuran 1 cement portland : 1,5 batu karang : 1,5 pasir dan air yang bertekstur alami batu karang. 3) Mendapatkan produksi paving block dengan model paving block bata, persegi, segitiga dan kacang. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Bahan bangunan yang dipergunakan adalah; 1) portland cemen, 2) pasir kasar, 3) pecahan karang ukuran 0,06 mm, 4) solar, dan 5) air secukupnya Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
587
3.1. Proses Pembuatan Paving Block Karang Pembuatan paving block menggunakan bahan baku karang dan semen sebagai bahan lapisan aus. Tebal paving block = 65 mm Tebal lapisan aus = 7 mm Tebal lapisan dasar = 58 mm Untuk 1 buah paving block segienam membutuhkan: A. Lapisan aus tebal 7 mm - Karang ukuran 0,06 mm = 150 gram - Semen = 150 gram - Air = 10 gram B. Lapisan bawah tebal 58 mm - Pasir = 2400 gram - Semen = 800 gram - Air = 300 gram
Atau perbandingan 1 : 1
Atau perbandingan 1 : 3
200 200 mm mm 175 mm
100 mm
Lapisan Aus 1 : 1
7 mm 65 mm
58 mm
Lapisan Dasar 1 : 3
Berat paving block karang /buah = 3.000 Gram = 3 Kg. Kebutuhan Paving Block Karang Model Segienam untuk 1 M2 200 mm
B
50 mm
A
B
100 mm
Luas A = 0,1 m x 0,175 m Luas B = 4 x
588
175 mm
0,0875 mx0,05m 2
=
0,0175 m2
=
0,00875 m2
=
0,02625 m2
SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
+
Untuk 1 m2 dibutuhkan =
1 0,02625 m 2
= 38 buah paving block segienam.
- Asumsi Pasir untuk 1 M3 adalah 1.300 Kg = 1.300.000 Gram Kebutuhan pada paving block 2.400 gram
=
2400 gram = 0,00185 m3 1300000 gram
- Asumsi karang untuk 1 M3 adalah 980 Kg = 980.000 Gram
150 gram = 0,0001531 m3 980000 gram 950 gram Kebutuhan semen pada paving block 950 gram = = 0,95 Kg 950000 gram Kebutuhan pada paving block 150 gram =
Asumsi Biaya per Buah Paving Block Semen = 0,95 Kg x Rp. 1.200,= Rp. 1.140,Pasir = 0,00185 M3 x Rp. 200.000,- = Rp. 370,3 Karang = 0,00015 M x Rp.350.000,- = Rp. 52,5,Total = Rp. 1562,5,dibulatkan Rp. 1.600.000,Kebutuhan untuk 1 M2 adalah 38 buah x Rp. 1.600,-
= Rp. 60.800,-
Kesanggupan standarnya untuk satu orang pekerja membuat paving block dalam sehari 250 buah paving block perhari satu orang, karena upah cetak paving sekitar 400 s.d 450,- rupiah per satuan. Tetapi saat ini kemampuan mitra hanya mampu membuat 28 buah per 3 jam, jadi sehari baru mampu untuk membuat paving sekitar 114 buah, sehingga diperlukan latihan kembali untuk mendapatkan standar pencetakan paving block yang diinginkan. 3.2. Metode Pembuatan Paving Block A. Tahapan penyiapan bahan 1. Kegiatan pemecahan karang Batu karang mati diambil di pesisir pantai Bengkulu, masih masih berupa batuan utuh dijemur untuk mengurangi kadar airnya. Kemudian dipecahkan dipecahkan secara manual dengan palu sehingga menjadi pecahan 0,06 mm (seperti gradasi butiran pasir), diayak dengan ayakan santan kelapa untuk mendapatkan ukuran seragam 0,06 mm yang bersih dari tanah dan pasir, bahan ini sebagai serbuk toping pengganti oker merah, tetapi memilili kekuatan lapisan aus yang jauh lebih kuat. 2. Kegiatan pengayakan pasir Pasir yang dipergunakan adalah pasir kasar yang bersih dari kerikil kecil, dan dikeringkan dibawah sinar matahari untuk menghilangkan kadar airnya. Kemudian pasir diayak dengan ayakan 5 mm, untuk mendapatkan pasir bersih tanpa adanya tahah dan rerumputan liar. 3. Kegiatan penyiapan semen Semen yang dipergunakan adalah semen dengan ukuran 50kg per saznya, dalam hal ini digunakan semen tiga roda, untuk mendapatkan kualitas paving block yang diinginkan. 4. Kegiatan penyiapan air Disiapkan keran dan selang panjang untuk membantu proses penyiraman air saat penjemuran, karena selama 28 hari paving blosk setiap pagi dan sore hari disiram dengan air, untuk mendapatkan kepadatan paving block, sehingga kuat dan tahan lama. 5. Pembuatan papan cetakan: memotong papan 2/25 cm dengan ukuran lebar 30 cm, sebagai alas ketika paving block telah tercetak , dan memudahkan dalam penjemuran paving block.
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
589
B. Tahapan Pencampuran Paving Block 1. Mencampurkan bahan pengisi lapisan bawah tebal 58 mm (agregat yaitu 150 kg pasir atau 3 kelenteng pasir), bahan ikat (50 kg semen atau sama dengan 1 zak semen), dalam komposisi yang telah direncanakan dalam keadaan kering. Langkah ini dilakukan agar pencampuran bahan-bahan lebih komposit, sehingga didapatkan hasil yang lebih maksimal. Bahan diaduk hingga tercampur, dilakukan dua kali pengadukan dilantai kerja. 2. Setelah yakin tercampur rata, masukan air sebesar 80% dari jumlah air yang dibutuhkan dengan FAS 0,4 atau sebesar 18,75 kg air dan aduk kembali hingga dapat dicetak. 3. Selama proses pencetakan, apabila dirasakan kurang air, boleh dilakukan penambahan dan diaduk kembali hingga adukan menjadi habis. 4. Membuat lapisan aus tebal 7 mm dengan cara mencampurkan 9,375 kg semen : 9,375 kg debu karang 0,06 mm, dan 0,625 kg air sebagai toping paving block. C. Tahapan Pencetakan 1. Olesi pinggir cetakan dengan dan lempeng dalam cetakan dengan mengunakan solar, hal ini dilakukan agar cetakan tidak lengket. 2. Masukan setinggi 7 cm campuran debu karang 0,06 mm dalam cetakan, ratakan dengan tangan. Kemudian masukan adukan bahan paving block kedalam cetakan, sampai penuh kemudian ditumbuk dengan alat gablokan sebanyak 10 kali tumbukan hingga benar-benar rata dan padat. 3. Keluarkan bahan dari alat cetak dibantu dengan besi berani dan letakkan pada papan alas yang telah disiapkan dan dijemur di bawah sinar matahari langsung. D. Pemeliharaan dan Perawatan Paving block yang telah tercetak dijemur di sinar matahari, kemudian disiram air tiap hari (pagi dan sore hari) selama 28 hari, hal ini untuk mendapatkan suhu pengeringan yang konstan.
Gambar 2. Kegiatan Perawatan Paving Block 3.3.
Pelaksanaan Kegiatan Sarana dan Prasarana Kegiatan IbM Pembuatan paving block dengan bahan baku karang ini memerlukan lahan yang perlu diperhatikan, sebagai tempat meletakan pasir, batu karang yang masih berbentuk batuan, alat-alat yang dipergunakan. Selain itu juga perlu diperhatikan lokasi untuk tempat pengadukan, tempat pencetakan, dan yang terpenting tempat penjemuran paving block. Analisa Aspek Manajemen usaha: Perhitungan dibawah ini adalah untuk menganalisis berapa biaya yang dipergunakan pada pembuatan usaha paving block, yang direncanakan adalah paving dengan Tipe D untuk taman, dan kegunaan lainnya, dengan menggunakan cetakan manual dan dapat dijadikan patokan untuk menentukan harga jual dari produksi paving block yang dihasilkan. Campuran material sebagai contoh berikut adalah menggunakan perbandingan = 1 Pc: (3 BK : 1,5 Psr) = (1 portland cement: 1,5 batu karang: 1,5 pasir) = 1 Pc : 3 (BK + Psr) Pembuatan paving block menggunakan bahan baku batu karang dan semen sebagi lapisan aus dengan ukuran: Tebal paving block = 65 mm 590
SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
Tebal lapisan aus Tebal lapisan dasar
= 7 mm = 58 mm
Untuk 1 buah paving block segienam membutuhkan: A. Lapisan aus tebal 7 mm - Karang ukuran 0,06 mm = 150 gram - Semen = 150 gram - Air = 10 gram Atau perbandingan 1 : 1 B. Lapisan bawah tebal 58 mm - Pasir = 2400 gram - Semen = 800 gram - Air = 300 gram Atau perbandingan 1 : 3 C. Berat paving block karang /buah = 3.000 Gram = 3 Kg. Kebutuhan Paving Block Karang Model Segienam untuk 1 M2 Untuk 1 m2 dibutuhkan =
1 = 38 buah paving block segienam. 0,02625 m 2
- Asumsi Pasir untuk 1 M3 adalah 1.300 Kg = 1.300.000 Gram Kebutuhan pada paving block 2.400 gram =
2400 gram = 0,00185 m3 1300000 gram
- Asumsi karang untuk 1 M3 adalah 980 Kg = 980.000 Gram
150 gram = 0,0001531 m3 980000 gram 950 gram Kebutuhan semen pada paving block 950 gram = = 0,95 Kg 950000 gram Kebutuhan pada paving block 150 gram=
Asumsi Biaya per Buah Paving Block Semen = 0,95 Kg x Rp. 1.200,Pasir = 0,00185 M3 x Rp. 200.000,Karang = 0,00015 M3 x Rp. 350.000,- = Total
= Rp. 1.140 = Rp. 370 Rp. 52,5 = Rp. 1562,5,dibulatkan Rp. 1.600.000,Kebutuhan untuk 1 M2 adalah 38 buah x Rp. 1.600,- = Rp. 60.800,-
Analisa Biaya Upah Paving Block 1 hari produksi paving block mendapatkan 250 buah paving block dengan rincian sebagai berikut: 1 orang pekerja x Rp. 75.000,= Rp. 100.000,Upah kerja untuk 1 buah paving block =
Rp.100 .000, 250buah
= Rp. 400,Jadi total harga paving block per buah: Bahan baku = Rp. 1.600,Upah produksi = Rp. 400,Total = Rp. 2.000,Sehingga harga paving block perbuah adalah 2.000,Dibandingkan dengan paving biasa yang hanya menggunakan oker merah pada lapisan atasnya, dengan harga hanya sekitar Rp. 1.600,-/ ada perbedaan Rp. 400,-/ perbuah, tetapi jika kita
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
591
melihat kekuatan lapisan aus, tentunya setelah dilakukan pengujian di Balai Laboratorium Bahan Bangunan Pekerjaan Umum di Provinsi Bengkulu, dapat dipastikan bahwa paving block dengan menggunakan butiran halus batu karang ini sangat kuat untuk dapat dilewati kendaraan diatasnya, sehingga kualitas penggunaanya untuk mutu III yaitu penggunaannya pada tempat-tempat yang menerima beban ringan (jalan halaman rumah, garasi mobil) dengan ketebalan paving block 6 – 8 cm. 3.4. Kendala yang dihadapi Dalam kegiatan IbM Pembuatan paving block dari batu karang ini kendali yang dihadapi adalah: 1. Batu karang yang dipergunakan masih keras, sehingga proses untuk memecahkannya menjadi ukuran 0,06 mm sangat memerlukan tenaga dan kesabaran yang tinggi. Tetapi jika dirasakan pemanfaatan karang yang begitu banyak tersebar dipesisir pantai Bengkulu, produksi paving ini merupakan peluang baru untuk pekerjaan nelayan yang seang berada di darat, dan dapat menambah pendapatan keluarga. 2. Harga paving sekitar Rp. 2.000,-/ buahnya kemungkinan perlu sosialisasi gencar untuk dapat memperkenalkan paving block dengan batu karang ini, mengenalkan dipamerahpameran bahan bangunan serta membuat brosur dan spanduk, sehingga mitra dapat giat untuk mencetak dan menjual paving ini, sehingga kesejahteraan mitra menjadi lebih baik dari sebelumnya. 3.5. Perhitungan Kuat Tekan Paving Block Batu Karang Untuk mendapatkan kepastian tentang mutu paving block yang dibuat, dilakukan pengujian kuat tekan beton di Balai Pengujian Dinas PU Provinsi Bengkulu, dengan ukuran sampel sebagai berikut: Berdasarkan tabel 1. kekuatan fisik paving block yang didapatkan pada model bata berumur 7 hari adalah 7,06 Mpa, sedangkan pada model segienam dengan umur 28 hari, didapatkan kuat tekannya adalah 19,43 Mpa, dengan kualitas mutu III yaitu penggunaannya pada tempat-tempat yang menerima beban ringan (jalan halaman rumah, garasi mobil) dengan ketebalan paving block 6 – 8 cm. Berdasarkan tabel 2. dengan kuat tekan 196,42 kg/cm2 mutu paving block yang dihasilkan adalah mutu N dapat dipergunakan sebagai tempat parkir mobil, dengan ketahan aus rata-rata 0,1300 mm/menit.
4. KESIMPULAN 1. Pada pembuatan paving block biasa, lapisan aus yang terdapat diposisi atas paving menggunakan air semen, yang berukuran 1 mm, dan apabila lapisan aus dibuat jadi tebal, paving block menjadi retak-retak. Sehingga dengan dasar inilah yang menjadi tujuan pembuatan paving dari batu karang ini, agar tidak terjadi keretakan pada lapisan aus paving, maka dengan perbandingan 1 portland cement : 3 pasir , dengan lapisan aus bagian atas adalah campuran debu batu karang (pecahan karang yang lolos saringan 0,06 mm), semen dan air, komposisi ketebalan paving block yang dihasilkan adalah 65 mm, terdiri dari 7 mm lapisan aus butiran debu karang, 58 mm lapisan dasar (pasir ditambah semen dan air). 2. Pada IbM pemanfaatan batu karang sebagai bahan baku pembuatan paving block ini untuk membuat 1 buah paving block yang memiliki lapisan aus tebal 7 mm terdiri dari 150 gram karang ukuran 0,06 mm, 150 gram semen, 10 gram air dengan perbandingan 1:1, dan lapisan bawah tebal 58 mm dengan komposisi 2400 gram pasir, 800 gram semen, 300 gram air (perbandingan 1 : 3), dengan berat /buah paving block sekitar 3000 gram. 3. Proses pencetakan paving block ini untuk 1 M 2 dibutuhkan 38 buah paving block model segienam, dengan asumsi biaya per M2 adalah Rp. 76.000,- dimana harga perbuah paving adalah Rp. 2.000,- (1.600,- biaya bahan dan 400,- upahnya. Kemampuan sehari produksi adalah 250 paving block per satu orang pekerja. 4. Berdasarkan tabel 5.1. kekuatan fisik paving block model segienam dengan umur 28 hari, didapatkan kuat tekannya adalah 19,43 Mpa, dengan kualitas mutu III yaitu penggunaannya 592
SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
pada tempat-tempat yang menerima beban ringan (jalan halaman rumah, garasi mobil) dengan ketebalan paving block 6 – 8 cm. Berdasarkan tabel 5.2. dengan kuat tekan 196,42 kg/cm2 mutu paving block yang dihasilkan adalah mutu N dapat dipergunakan sebagai tempat parkir mobil, dengan ketahan aus rata-rata 0,1300 mm/menit. 5. Adapun metode pembuatan paving block adalah A. Tahapan penyiapan bahan: 1) melakukan pemecahan karang pantai menjadi pecahan 0,06 mm, 2) kegiatan pengayakan pasir, 3) kegiatan penyiapan semen, 4) kegiatan penyiapan air, dan 5) pembuatan papan catakan untuk alas paving block, B. Tahapan pencampuran Rencana berikutnya adalah: 1. Menyiapkan mesin pemecah karang dengan volume kecil (stone crusher) untuk lebih meudahkan proses pemecahan batu karang menjadi pecahan karang sesuai dengan ukuran yang diinginkan. 2. Menyiapkan mesin konvensional paving block, hanya untuk mesin ini sangat terbatas model yang dapat dipesan, dikarenakan mahalnya harga mesin paving block sampai diterima di Kota Bengkulu. 3. Memproduksi paving block dalam jumlah besar dengan mengadakan kerjasama dengan developer pengembang, kontraktor dan konsumen secara pemasaran online dan ikut dalam pameran-pameran yang akan dapat mengenalkan paving block dari batu karang ini. DAFTAR PUSTAKA [1] Dedy Firmansyah. 2012. Pemanfaatan Sisa Pembakaran Ampas Tebu Sebagai Bahan Pengisi Dalam Proses Pembuatan Paving dengan Semen Jenis PCC. Jurnall Scaffolding, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas negeri Semarang, ISSN 2252-682X. Semarang [2] Mekar Ria . 2009. Penyuluhan mengenai Lingkungan fisik bangunan rumah terhadap gempa dan mitigasi gempa di Kabupaten Bengkulu Utara29 . Arga Makmur, Kabupaten Bengkulu Utara. (Tidak dipublikasikan) [3] Mekar Ria. 2010. Kajian Penyediaan Infrastruktur Pedesaan Melalui Program PNPM dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat. Jurnal Wacana Teknologi (Jurnal Bidang Ilmu Teknologi) ISSN 2087- edisi Januari-Desember 2010, Volume 1 No 1 : 44 – 57. 4] Mekar Ria. 2014. IbM Pembuatan Batu Bata Merah Desa Panorama dan Dusun Besar. Jurnal Pengabdian Masyarakat Universitas Sriwijaya, Volume 2 No 2 (2014), hal 197-208. [5] Mekar Ria Pangaribuan. 2015. IbM Pembuatan Abon Ikan dengan Ikan Nila di Desa Sidoluhur Kabupaten Bengkulu Utara. Prosiding di Lembaga Pengabdian Masyarakat Universitas Lampung. [6] Rohayati *, H. Musa Hubeis #, dan Nora H. Pandjaitan . Efektivitas Pembiayaan dan Strategi Pengembangan Usaha Paving Blok di PD Telaga Jaya Blok, Tangerang, http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalmpi/ ISSN 2085-8418, Manajemen IKM Febuari 2015 (52-58) Volume 10 No 1. Intitut Pertanian Bogor. Bogor
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
593