KIM 1
materi78.co.nr
Hukum Dasar Kimia Dan Konsep Mol A. PENDAHULUAN
D.
Hukum dasar kimia merupakan hukum dasar yang digunakan dalam stoikiometri (perhitungan kimia), antara lain:
Hukum Dalton menjelaskan bahwa dua unsur atau lebih dapat membentuk lebih dari satu senyawa yang berbeda.
1) Hukum Lavoisier atau hukum kekekalan massa.
Bila dua unsur dapat membentuk dua senyawa atau lebih, unsur pertama massanya tetap, unsur kedua akan menghasilkan suatu perbandingan bilangan bulat sederhana.
2) Hukum Proust bandingan tetap.
atau
hukum
per-
3) Hukum Dalton atau hukum kelipatan berganda. 4) Hukum Gay-Lussac perbandingan volume.
atau
Contoh:
hukum
Unsur C dan O dapat membentuk senyawa CO, CO2 dan CO3 dengan nilai C tetap. Oleh karena itu, unsur O pada ketiga senyawa berbanding 1 : 2 : 3.
5) Hipotesis Avogadro
B.
HUKUM DALTON (KELIPATAN BERGANDA)
HUKUM LAVOISIER (KEKEKALAN MASSA) Hukum Lavoisier menyatakan kekekalan massa pada reaksi. Dalam sistem tertutup, massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah tetap. Dalam hal ini, berarti suatu zat yang mengalami reaksi kimia tidak berubah massa. Oleh karena itu, reaktan memiliki massa yang sama dengan produk yang dihasilkannya. Pada reaksi kimia, terjadi perubahan warna, suhu, pembentukan gas dan endapan pada zat tersebut.
C. HUKUM PROUST (PERBANDINGAN TETAP) Hukum Proust menyatakan perbandingan massa pada reaksi. Perbandingan massa unsur-unsur pembentuk suatu senyawa selalu tetap. Suatu zat yang direaksikan akan selalu memiliki perbandingan yang sama untuk membentuk suatu senyawa. Contoh: Fe2+ dengan S2- dalam membentuk FeS, perbandingan keduanya berturut-turut selalu 7 : 4. Jadi, dalam pembentukan FeS, apabila terdapat Fe sejumlah 7 gram, sudah pasti terdapat S sejumlah 4 gram.
E.
HUKUM GAY-LUSSAC DAN HIPOTESIS AVOGADRO Hukum Gay-Lussac dan Avogadro merupakan hukum yang berkaitan dengan volume gas. Hukum Gay-Lussac menyatakan perbandingan volume atom-atom pada gas. Pada suhu dan tekanan yang sama, volume gas-gas yang terlibat dalam reaksi berbandingan sebagai bilangan bulat sederhana. Hipotesis Avogadro menjelaskan bahwa perbandingan tersebut berlaku pula dalam molekul secara keseluruhan. Pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas yang bervolume sama memiliki jumlah molekul yang sama pula. Perbandingan volume gas pada kedua hukum ini merupakan koefisien dari reaksi tersebut. Contoh: Jika 20 L nitrogen direaksikan dengan hidrogen sesuai reaksi berikut, N2 + 3H2 → 2NH3 Perbandingan koefisien reaksinya 1 : 3 : 2, dan volumenya pun memiliki perbandingan yang sama, sehingga volume hidrogen adalah 60 L, dan volume amonia adalah 40 L. STOIKIOMETRI
1
KIM 1
materi78.co.nr
F.
KONSEP MOL Mol merupakan satuan yang menunjukkan ukuran jumlah partikel yang ada dalam suatu zat apapun. Nilai mol dinotasikan dengan L yang disebut sebagai tetapan Avogadro. L = 6,02 x 1023 partikel/atom/molekul Jumlah partikel benda dapat menggunakan konsep mol, dirumuskan: x = n.L
dicari dapat
x = jumlah partikel zat n = jumlah mol L = tetapan Avogadro
Massa molar (mm) adalah massa penyusun suatu atom/senyawa benda.
Volume nyata gas dalam dua keadaan tersebut dapat dirumuskan: V = n.Vm
V = volume nyata gas n = jumlah mol Vm = volume molar
Apabila gas berada tidak pada keadaan standar (STP) maupun keadaan kamar (RTP), dapat digunakan persamaan gas ideal yang dikemukakan oleh Gay-Lussac. V=
nRT P
n1 n = 2 v1 v2
V= volume gas (L) n = jumlah mol (mol) R = tetapan gas ideal (0,082 L atm/mol K) T = suhu mutlak gas (K) P = tekanan (atm)
Massa molar dapat ditentukan dengan menjumlahkan Ar penyusun atom atau Mr pada senyawa benda.
Kemolaran larutan adalah angka yang menunjukkan banyaknya mol dalam 1 liter larutan.
Contoh:
Contoh:
CO2 memiliki Mr 44 gram/mol, karena Ar C = 12, dan Ar O = 16.
Suatu larutan HCl kemolarannya 1,0 M, berarti terdapat 1 mol HCl dalam 1 liternya.
Dengan menggunakan massa molar dan konsep mol, kita dapat mencari massa nyata suatu atom/senyawa, dapat dirumuskan:
Jumlah mol dalam larutan dapat dihitung dengan:
m = n.mm
m = massa nyata zat n = jumlah mol mm = massa molar (Ar atau Mr)
n = V.M
DIAGRAM KONSEP MOL
Volume molar (Vm) adalah volume yang dimiliki oleh gas berdasarkan keadaan ruang yang ditempati gas tersebut. Pada Hukum Gay-Lussac dan Hipotesis Avogadro, telah disebutkan bahwa volume gas tidak dilihat dari jenis gas, melainkan keadaan ruang gas. Nilai volume molar dalam dua keadaan: 1) STP (Standard Temperature & Pressure) STP (keadaan standar) memiliki keadaan dengan suhu 0°C, tekanan 1 atm. Vm = 22,4 L/mol 2)
n = jumlah mol (mol) V = volume (L) M = kemolaran (M)
PARTIKEL
×L
MOLARITAS
×V :V
:L x mm
MOL
× 22,4 (STP) × 24 (RTP)
: mm
MASSA
: 22,4 (STP) : 24 (RTP)
VOLUME
RTP (Room Temperature & Pressure) RTP (keadaan kamar) memiliki keadaan ruang dengan suhu 25° C, tekanan 1 atm. Vm = 24 L/mol
STOIKIOMETRI
2
KIM 1
materi78.co.nr 3Mg(s) + 8HNO3(aq)
G. STOIKIOMETRI REAKSI Stoikiometri reaksi dapat digunakan untuk menentukan: 1) Mol setiap zat yang ada pada reaksi 2) Massa setiap zat yang ada pada reaksi 3) Volume setiap zat yang ada pada reaksi 4) Massa zat murni yang direaksikan 5) Pereaksi pembatas
d 3Mg(NO3)2(aq) + 4H2O(l) + 2NO(g) (Ar Mg = 24, H = 1, N = 14, O = 16) Tentukan: a. Mol Mg murni b. Massa Mg murni c. Volume larutan HNO3 yang dibutuhkan d. Volume NO yang dihasilkan pada (p,t) dimana massa 1,2 L gas N2 adalah 1,4 gr
6) Massa dan kadar senyawa dalam campuran yang direaksikan
Jawab:
Prinsip stoikiometri reaksi umum untuk menemukan mol, massa dan volume zat yang direaksikan dan dihasilkan:
b. m Mg murni = 1,35 x 24 = 32,4 gr
1) Perbandingan koefisien adalah perbandingan jumlah mol zat dalam reaksi. 2) Segala satuan ukuran zat harus dikonversikan ke dalam mol.
a. n Mg murni = 90% ×
c. n HNO3 = V HNO3 = d. n NO = n N2 =
Contoh:
n NO
Pada reaksi berikut, KO2 direaksikan dengan 132 gram CO2.
V NO
4KO2(s) + 2CO2(g) → 2K2CO3(s) + 3O2(g) (Ar K = 39, O = 16, C = 12) Tentukan: a. Jumlah mol gas karbondioksida b. Massa kalium superoksida yang direaksikan c. Massa kalium karbonat yang dihasilkan d. Jumlah liter gas yang dihasilkan jika reaksi terjadi pada suhu 27oC dan tekanan 3 atm Jawab: a. n CO2 = b. n KO2 =
132 44 4 2
= 3 mol
c. n K2CO3 = 3 mol m K2CO3 = 3 x (39.2+12+16.3) = 3 x 138 = 414 gr d. n O2 = V O2 =
2
3 1,4
24
= 1,35 mol
× 1,35 = 3,6 mol
3 3,6 2
= 1,8 L
× 1,35 = 0,9 mol = 0,05 mol
28 n N2
0,9
V N2
V NO
V NO =
0,9 × 1,2 0,05
=
0,05 1,2
= 21,6 L
Suatu pereaksi berlebih dalam reaksi akan bersisa karena jumlah zatnya tidak sesuai dengan perbandingan koefisien. Pereaksi pembatas adalah pereaksi yang habis lebih dahulu bereaksi. Cara menentukan pereaksi pembatas adalah dengan membagi masing-masing mol zat pereaksi dengan koefisiennya. Nilai yang lebih kecil merupakan pereaksi pembatas. Contoh:
x 3 = 6 mol
m KO2 = 6 x (39 + 16.2) = 6 x 71 = 426 gr
3
=
2
8
36
x 3 = 4,5 mol
4,5 × 0,082 × (27+273) 3
= 36,9 L
Suatu sampel atau cuplikan unsur dapat diketahui mol dan massa zat murninya bila direaksikan. Contoh: Suatu 36 gram cuplikan logam magnesium dengan kemurnian 90% dimasukkan ke dalam larutan asam nitrat 2 M menurut reaksi:
Pada reaksi berikut, 97,5 gr zink direaksikan dengan 500 mL HCl 4 M. Zn(s) + 2HCl(aq) → ZnCl2(aq) + H2(g) Tentukan pereaksi pembatas dan massa sisa zat! n Zn =
97,5 65
= 1,5 mol
n HCl = 0,5 x 4 = 2 mol
jumlah zat tidak sama dengan perbandingan koefisien, Zn : HCl =
1,5 1
2
: 2 = 1,5 : 1
maka HCl merupakan pereaksi pembatas. Zn + 2HCl d ZnCl2 + H2 M 1,5 mol 2 mol R 1 mol 2 mol 1 mol 1 mol S 0,5 mol 1 mol 1 mol m Zn sisa = 0,5 x 65 = 32,5 gr
STOIKIOMETRI
3
KIM 1
materi78.co.nr
Suatu campuran dua senyawa atau lebih dapat diketahui massa dan kadarnya bila direaksikan.
Rumus molekul adalah rumus senyawa yang nyata sesuai dengan jumlah atomatom unsur penyusun senyawa.
Contoh:
Rumus empiris adalah rumus perbandingan paling sederhana dari atom-atom unsur penyusun senyawa.
Campuran logam Al dan Mg seberat 10,2 gr larut dalam larutan H2SO4 2 M sebanyak 250 mL menurut dua reaksi: R.1: 2Al(s) + 3H2SO4(aq) d Al2(SO4)3(aq) + 3H2(g) R.2: Mg(s) + H2SO4(aq) d MgSO4(aq) + H2(g) (Ar Al = 27, S = 32, Mg = 24)
Contoh: Rumus molekul C6H12O6 mempunyai rumus empiris CH2O. Contoh 1: Tentukan rumus empiris dan rumus molekul senyawa yang mengandung 29,11% R, 40,51% S, dan 30,38% T dan memiliki Mr = 316.
Tentukan: a. Jumlah mol asam sulfat total b. Massa alumunium dan magnesium dalam campuran
(Ar R = 23, S = 32, T = 16)
c. Kadar alumunium dan magnesium dalam campuran
R : S : T =
Jawab: 29,11 23
:
40,51 32
30,38 16
Jawab:
= 40,5 : 40,5 : 60,76
a. n H2SO4 = 2 x 0,25 = 0,5 mol
=2:2:3
b. Kita misalkan massa Al dan Mg dengan: m Al = a gr m Mg = 10,2 – a gr Dengan itu, didapat mol Al dan Mg: a
n Al =
27
mol
n Mg =
10,2 – a 24
mol
Kemudian mol H2SO4 tiap reaksi dapat dihitung menurut perbandingan koefisien: n H2SO4 R.1 = n H2SO4 R.2 =
3
×
a
=
a
2 27 18 10,2 – a 24
mol
mol
Penjumlahan kedua mol H2SO4 diatas memiliki hasil 0,5 mol, maka: a 18
+
10,2 – a 24
= 0,5
Maka, rumus empiris adalah R2S2T3. (R2S2T3)x (23×2+32×2+16×3)x 158x x
= 316 = 316 = 316 =2
Maka, rumus molekul adalah (R2S2T3)2 atau R4S4T6. Contoh 2: Pada pembakaran sempurna 13,5 gr CxHyOz, diperoleh 19,8 gr CO2 dan 8,1 gr H2O. Jika Mr CxHyOz = 180, tentukan rumus molekul CxHyOz! (Ar C=12, H=1, O=16) Jawab: 12x + y + 16z = 180 CxHyOz : CO2 : H2O =
4a + 30,6 – 3a = 36 a = 5,4 Maka massa Al dan Mg adalah: m Al = a = 5,4 gr m Mg = 10,2 – a = 4,8 gr c. % Al =
5,4 10,2
× 100% = 52,94%
% Mg = 100% - 52,94% = 47,06%
STOIKIOMETRI SENYAWA Stoikiometri senyawa dapat digunakan untuk menentukan: 1) Rumus empiris dan rumus molekul 2) Massa dan kadar unsur dalam senyawa
13,5 180
:
19,8 44
:
8,1 18
= 0,075 : 0,45 : 0,45
4a + 3(10,2 – a) = 36
H.
:
=1:6:6 Jumlah atom C: Cx = 6.C x=6 Jumlah atom H: Hy = 6.H2 y = 12 Jumlah atom oksigen: (12. 6) + (12) + 16z = 180 16z = 96 z=6 Maka, rumus molekul adalah C6H12O6.
Massa unsur dalam suatu senyawa dapat dihitung: mX=
indeks ×Ar X Mr X
× m total
3) Rumus kimia senyawa hidrat STOIKIOMETRI
4
KIM 1
materi78.co.nr
Kadar unsur dalam suatu senyawa dapat dihitung: %X=
indeks ×Ar X Mr X
× 100%
Senyawa hidrat adalah senyawa berbentuk padat yang mengikat beberapa molekul air sebagai bagian dari struktur kristalnya. Contoh: Garam inggris dengan rumus hidrat MgSO4 ·7H2O. Contoh: Tentukan rumus kimia hidrat 1 gram senyawa CuSO4 · xH2O yang bila dipanaskan menghasilkan 0,64 gram padatan! Jawab: Reaksi yang terjadi adalah: CuSO4· xH2O d CuSO4(s) + xH2O(g) 1 gr
0,64 gr
0,36 gr
CuSO4 : H2O = 1 : x 0,64 0,36 160
:
18
=1:x
0,64 : 3,2 = 1 : x x =
3,2 0,64
=5
Maka rumus kimia hidrat adalah CuSO4 · 5H2O
STOIKIOMETRI
5