HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN REMAJA PUTRI YANG PERNAH MENGALAMI DISMINORE (NYERI HAID) Ahmad Ridwan*, Vivin Nur E.** *) Dosen Akper Pamenang Pare **) Perawat Magang RSUD Pare Kediri
Disminorrhea are unpleasant experience by presence of pain in lower part of abdomen which may affect the daily activities. Menstrual pain is a symptom and it is not a disease itself. Almost all adolescent have experienced of it and may generate an anxiety particularly for the affected women, especially if their knowledge is insufficient. The lack of knowledge may trigger an anxiety and hence the higher the knowledge, the anxiety will decrease. This objective of this research was to know the influence of knowledge to level of anxiety of students of Senior High School of (SMA) Muhammadiyah I Pare which had had experienced of menstrual pain. This research used Cross Sectional technique and the populations of the research was student in SMA Muhammadiyah I Pare by sample were 30 respondents. Sampling technique was total sampling. Data was analyzed by Spearman correlation The analyzed correlation of spearman rho got ρ (0,561) above ( 0,05) or ρ (0,561) ( 0,05). Its means H0 was accepted, H1 was rejected, meant there was no influence between level of knowledge to the level of anxiety of adolescence who had experienced of menstrual pain in SMA Muhammadiyah I Pare. The sufficient knowledge on dismenorrhea can degrade anxiety, knowledge can be obtained by read articles of about menstrual pain and the school should give the lesson of about system reproduction and can perform program of consultancy about their problem about reproductive system with health care institution or health care personals. Keyword : Dismenorrhea, Knowledge, Anxiety . Latar Belakang Disminore adalah rasa nyeri saat menstruasi dapat berupa kram ringan pada bagian kemaluan sampai terjadi gangguan tugas sehari-hari ( Ida Bagus Gde Manuaba, 1999, h. 57). Nyeri ini timbul bersamaan dengan haid, sebelum atau bisa juga segera setelah haid (DR.dokter RM.Widjajanto,2005). Beberapa remaja bahkan merasakan nyeri haid pada punggung bagian bawah, pinggang, panggul, otot, paha atas hingga betis . Remaja mempunyai arti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa” mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik (Hurlock, 1999, h. 207). Faktor psikologis seperti kecemasan dan ketegangan juga dapat menunjang disminore. Kecemasan merupakan respons individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari. Kecemasan juga dapat diartikan kebingungan, kekhawatiran, pada sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan
Jurnal AKP
tidak menentu dan tidak berdaya (Suliswati, 2005, h. 108). Angka kejadian nyeri haid (disminore) cukup tinggi meskipun yang berobat ke dokter sangat sedikit. Padahal nyeri haid bisa mempengaruhi kesuburan wanita (dr. Tono Djuantono D, 2006). Di Indonesia angka kejadian hasil penelitian tahun 2002 di 4 SLTP di Jakarta (733 subjek) sekitar 74,1% siswi mengalami nyeri haid ringan sampai berat. Di Amerika Serikat disminore dialami 30-50% wanita usia reproduksi, yakni 10-15% perempuan diantaranya kehilangan kesempatan kerja, bolos sekolah, dan mengganggu kehidupan keluarga (dr. Tono Djuantono D, 2006). Angka kejadian nyeri haid sangat besar rata-rata lebih dari 50% perempuan di setiap negara mengalami negara mengalami nyeri haid. Di Swedia sekitar 72% sementara di Indonesia diperkirakan 55% perempuan usia produktif yang tersiksa oleh nyeri selama haid (Mona, 2007). Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti
1
No. 3, 1 Januari – 30 Juni 2011
kepada 10 remaja putri di SMA Muhammadiyah I Pare 40 % mengalami kecemasan ringan, 40 % mengalami kecemasan sedang dan 20 % mengalami kecemasan berat. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003, h. 121). Kurangnya pengetahuan remaja putri tentang disminore juga merupakan faktor terjadinya kecemasan. Dari studi pendahuluan yang dilakukan peneliti remaja putri mengalmi kecemasan karena mereka tidak tahu tentang disminore.Dalam hal ini peran perawat adalah sebagai edukator yang seharusnya memberikan pengetahuan kepada remaja putri tentang nyeri haid yang merupakan suatu gejala bukan suatu penyakit yang diharapkan setelah dilakukan penelitian remaja putri akan lebih meningkatkan pengetahuan dan kecemasannya dapat berkurang atau menurun. Untuk meminimalkan kecemasan berbagai macam pengetahuan dan informasi tentang tanda dan gejala disminore perlu diketahui. Bila perlu untuk menegakkan penyebab disminore perlu konsultasi ke dokter ahli kandungan. Dari uraian diatas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian hubungan tingkat pengetahuan dengan tingkat kecemasan remaja putri yang pernah mengalami nyeri haid.
c. Menganalisa hubungan tingkat pengetahuan dengan tingkat kecemasan remaja putri yang pernah mengalami nyeri haid di SMA Muhammadiyah I Pare. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Variabel penelitian adalah tingkat pengetahuan sebagai variabel bebas dan tigkat kecemasan remaja putri sebagai variabel tergantung. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2007 berlokasi di SMA Muhammadiyah I Pare. Populasi penelitian meliputi seluruh remaja putri yang mengalami kecemasan yang pernah mengalami nyeri haid di SMA Muhammadiyah I Pare, sampel penelitian adalah adalah bagian dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi yaitu siswi SMA Muhammadiyah I yang pernah mengalami nyeri haid, usia 15-18 tahun serta bersedia menjadi responden. Kriteria eksklusi pada penelitian ini antara lain adanya nyeri perut diluar haid. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner penelitian yang disusun oleh peneliti berdasarkan definisi operasional serta teori yang mendukung dan diujicobakan terhadap beberapa calon responden sebelum digunakan untuk penelitian. Pengolahan data dilakukan dengan tahapan editing, coding, scoring dan tabulating data, analisis data dilakukan dengan menggunakan uji statistik spearman rho dengan =0,05.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut “Apakah ada hubungan tingkat pengatahuan dengan tingkat kecemasan remaja putri yang pernah mengalami nyeri haid” .
Hasil Penelitian SMA Muhammadiyah 1 Pare mempunyai 3 tingkat kelas dengan siswa- siswi sejumlah 139 orang, terdiri dari 83 putri dan 56 putra. Penelitian ini dilakukan di SMA Muhammadiyah 1 Pare pada tanggal 28 November 2007 dengan responden sebanyak 30 orang siswi.
Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk membuktikan hubungan tingkat pengetahuan dengan tingkat kecemasan remaja putri yang pernah mengalami nyeri haid di SMA Muhammadiyah I Pare. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengidentifikasi pengetahuan remaja putri tentang nyeri haid di SMA Muhammadiyah I Pare. b. Untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan remaja putri saat nyeri haid di SMA Muhammadiyah I Pare. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Tingkat Kecemasan Remaja ...
2
1. Karakteristik usia responden penelitian
Berdasarkan data dapat di jelaskan bahwa didapatkan tingkat kecemasan ringan ada 15 responden (50,0 %), 1 responden (3,3 %) tidak ada kecemasan.
6,67%
16,67%
4. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Tingkat Kecemasan 43,33% 33,33% 15 tahun
16 tahun
17 tahun
Tingkat pengetahuan Remaja
18 tahun
Baik
Dari diagram diatas menunjukkan bahwa sebagian besar dari responden berusia 16 tahun yang berjumlah 13 responden (43,3 %), 2 responden (6,7%) berusia 15 tahun.
Cukup Kurang Tidak baik
2. Tingkat Pengetahuan Responden
Ringan
Sedang
0 (0%)
5 (55,5%)
3 (3,33%)
1 (5,9%) 0 (0%) 0 (0%)
8 (47,1%) 2 (100%) 0 (0%)
7 (41,1%) 0 (0%) 1 (50 %)
Berat 1 (33,3% ) 1 (5,9%) 0 (0%) 1 (50%)
Total 9 (100%) 17 (100%) 2 (100%) 2 (100%)
6,67%
6,67%
30,00%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan responden cukup dengan jumlah responden 17 responden (56,7%). Dengan tingkat kecemasan ringan 8 responden (47,1%). Setelah diuji dengan menggunakan spearman rho dengan bantuan komputer di dapatkan P (0,561) > (0,05 )sehingga hipotesis Ho diterima dan H1 ditolak berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan tingkat kecemasan remaja putri yang pernah mengalami nyeri haid.
56,67% Baik
Tingkat Kecemasan Tidak ada
Cukup
Kurang
Tidak Baik
Berdasarkan data penelitian dapat di jelaskan bahwa tingkat pengetahuan cukup ada 17 responden (56,7%), pengetahuan kurang ada 2 responden (6,7%), pengetahuan tidak baik ada 2 orang (6,7%). 3. Tingkat Kecemasan Responden 10,00%
3,33%
36,67%
Tidak ada
Ringan
Jurnal AKP
Sedang
Berat
Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian terhadap 30 responden di SMA Muhammadiyah 1 Pare menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan cukup besar 56,7%, pengetahuan baik sebesar 30%, pengetahuan kurang 6,7% dan 6,7% responden memiliki pengetahuan tidak baik. Sedangkan secara teoritis dijelaskan bahwa pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu (Notoatmodjo, 2003). Pada saat ini informasi dapat diperoleh dari berbagai media, misalnya media massa. Mereka dapat menggunakan indera 50,00% penglihatan mereka, misalnya melalui membaca
3
No. 3, 1 Januari – 30 Juni 2011
majalah dan artikel – artikel tentang nyeri haid dan mereka juga dapat menggunakan indera pendengaran mereka, misalnya melalui informasi dari teman dengan saling bertukar pendapat tentang nyeri haid. Pengetahuan juga dapat diperoleh dengan pendidikan semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah seseorang menerima informasi, dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung mudah menerima informasi baik dari orang lain maupun media masa. Dalam penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup hal ini dapat diartikan bahwa sebagian besar responden mengetahui tentang nyeri haid tersebut. Menurut Hulock masa remaja merupakan masa perubahan dan mencari identitas, keingintahuan mereka akan dirinya juga menjadikan mereka suka melihat atau mendengarkan hal - hal yang berhubungan dengan dirinya, seperti mereka suka sekali membaca artikel, menonton TV, mendengarkan radio. Sedangkan tingkat kecemasan dari hasil penelitian didapatkan dari 30 responden bahwa (3,3%) tidak ada kecemasan, (50,%) mengalami kecemasan ringan, (36,7%) mengalami kecemasan sedang (10%) mengalami kecemasan berat.menurut carpenito tahun 2000 kecemasan merupakan keadaan dimana individu atau kelompok mengalami gelisah (penilaian atau opini) dan aktifitas sistem saraf otonom dalam berespon terhadap ancaman yang tidak jelas, nonspesifik. David A. Tomb tahun 2004 juga mengatakan kecemasan merupakan suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan dan tidak dibenarkanyang sering disertai dengan gejala fisiologis. Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat kecemasan ringan hal tersebut disebabkan oleh kebiasaan mereka mengalami disminore pada saat menstruasi. Masyarakat juga mengatakan bahwa nyeri haid merupakan kejadian biasa yang terjadi pada remaja putri dan akan hilang apabila mereka sudah menikah, namun kenyataannya di dalam teori mengatakan bahwa disminore perlu diwaspadai apabila nyeri haid yang berhubungan dengan kelainan anatomis jelas, kelainan anatomis ini kemungkinan adalah haid disertai infeksi, endometriosis, mioma uteri, polip serviks oleh sebab itu nyeri haid jangan dianggap hal yang biasa. Meskipun dalam penelitian sebagian besar kecemasan ringan namun juga ada yang berat, menurut Ann Isaacs tahun 2004, mengatakan bahwa untuk klien yang mengalami kecemasan berat Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Tingkat Kecemasan Remaja ...
dengan membantu klien melakukan teknik pernafasan (relaksasi). Dalam hal ini pemberian yang akurat dapat menurunkan tingkat kecemasan. Dalam penelitian usia responden antara 15 tahun sampai 18 tahun, makin tua umur seseorang proses perkembangan mentalnya bertambah baik akan tetapi pada umur tertentu bertambahnya proses perkembangan akan bertambah pula kecemasan. Dari hasil uji statistik spearman rho tidak didapatkan hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dan tingkat kecemasan remaja putri tentang nyeri haid di SMA Muhammadiyah I Pare, karena angka signifikan (sig) 0,561 diatas angka 0,05 (alpa atau tingkat kesalahan = 5% = 0,05 atau istilah lain P> yaitu H0 diterima dan H1 ditolak berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan tingkat kecemasan remaja putri yang pernah mengalami nyeri haid. Pengetahuan yang cukup akan menurunkan tingkat kecemasan seseorang, dalam hal ini lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh sosial pertama bagi seseorang dimana seseorang dapat mempelajari hal – hal yang baik dan yang buruk, tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan seseoarang akan memperoleh pengalaman yang dipengaruhi cara berpikir seseorang. Pengetahuan juga dapat diperoleh dengan membaca banyak artikel – artikel. Semakin baik tingkat pengetahuan seseorang kecemasan akan semakin menurun dan sebaliknya pengetahuan yang kurang akan meningkatkan tingkat kecemasan seseorang. Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dan hasil interpretasi dari seluruh data maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Tingkat pengetahuan remaja putri yang pernah mengalami nyeri haid 17 responden (56,7%) memiliki pengatahuan cukup, 9 responden (30%) memiliki pengetahuan baik, 2 responden (6,7%) memiliki pengetahuan kurang dan 2 responden (6,7%) memiliki pengetahuan tidak baik. 2. Tingkat kecemasan remaja putri yang pernah mengalami nyeri haid 15 responden (50%) mengalami kecemasan ringan, 11 responden (36,7%) mengalami kecemasan sedang, 3
4
responden (10%) mengalami kecemasan berat, 1 responden (3,3%) tidak ada kecemasan.
Mansjoer Arief. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Ed. 2. Jakarta : Fakultas Kedokteran.
3. Tidak
ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan tingkat kecemasan remaja putri yang pernah mengalami nyeri haid melalui uji statistik spearman rho P = 0,561 , = 0,05.
Manuaba, Ida Bagus Gde. (1999). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC. Manuaba, Ida Bagus Gde. (1999). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Arcan.
Saran 1. Bagi Tempat Penelitian Berdasarkan hasil penelitian didapatkan tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan tingkat kecemasan remaja putri yang pernah mengalami nyeri haid. dapat lebih meningkatkan pengetahuan dengan membaca artikel – artikel tentang nyeri haid dan sekolah juga dapat membuat program tentang pengadakan konsultasi tentang sistem reproduksi misalnya tentang nyeri haid dengan bekerjasama dengan puskesmas. 2. Bagi Pendidikan Keperawatan Hasil penelitian ini hendaknya bisa dijadikan tambahan atau masukan untuk melakukan penelitian lebih baik lagi sehingga dapat menyempurnakan hasil yang telah ada. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Sebagai acuan dan informasi awal penelitian yang lebih lanjut.
Mona. (2007). Cepat Kawin Kurangi Resiko Nyeri Haid. http://www.Info-Sehat.com/ (download : 03 Oktober 2007) Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba medika. Stuart dan Sundeen. (1998). Buku Suku Keperawatan Jiwa. Alih Bahasa: Achir Yani S. Hamid. Ed. 3. Jakarta : EGC. Sugiyono. (2003). Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Suliswati. (2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC.
DAFTAR PUSTAKA
Tjiptojoewono, S, dkk. (1996). Pengantar Pendidikan Bagian I. Surabaya : University Press IKIP Surabaya.
Arikunto, Suharsini. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
Tomb, David A. (2003). Buku Saku Psikiatri. Alih Bahasa: Wiwie N. Ed. 6. Jakarta : EGC.
Arikunto, Suharsini. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
Tri Wahyuni. (2007). Endrolin, Terapi Hormonal. http://www.suarakarya-online.com/news (download : 03 Oktober 2007)
DR.dokter RM. Widjajanto. (2007). Nyeri Haid http://www.suaramerdeka.com/harian (download : 03 Oktober 2007).
Willis, Sofyan S. (2001). Problema Remaja dan Pemecahannya. Bandung : Angkasa
Dr.Tono Djuwantono D. (2007).Waspadai Nyeri Haid. http://www.pikiranrakyat.com (download : 03 Oktober 2007) Hurlock,
Elizabeth B. (1999). Psikologi Perkembangan. Alih Bahasa: Istiwidayanti & Soedjarwo. Ed. 5. Jakarta : Erlangga.
Jurnal AKP
5
No. 3, 1 Januari – 30 Juni 2011