HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN MORBIDITAS TERHADAP STATUS GIZI SISWA – SISWI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA
Karya Tulis Ilmiah ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah Diploma III Gizi
Disusun oleh: Ratih Twinda Astuty J300110001
PROGRAM STUDI DIPLOMA III GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN MORBIDITAS TERHADAP STATUS GIZI SISWA – SISWI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA ABSTRAK Latar Belakang: Masa remaja merupakan masa dimana pertumbuhan manusia, pada masa ini terjadi pertahapan perubahan yang sangat cepat. Status kesehatan dan gizi nya dapat mudah terpengaruhi oleh perubahan fisik karena pertumbuhannya. Masalah gizi dapat disebabkan oleh ketidak seimbangan asupan kebutuhan baik itu berupa masalah gizi lebih maupun kurang. Masalah gizi pada remaja akan berdampak negatif pada tingkat kesehatan masyarakat, misalnya penurunan konsentrasi belajar, risiko melahirkan BBLR dan penurunan kesegaran jasmani. Tujuan : Mengetahui hubungan tingkat asupan zat gizi mikro (vitamin A dan vitamin C) dan morbiditas terhadap status gizi siswa/siswi di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura. Metode : Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan desain cross-sectional yaitu variabel-variabel yang diteliti diukur pada saat bersamaan. Dalam penelitian ini digunakan sampel sebanyak 31 siswa di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura, Kabupaten Sukoharjo dan data diambil dengan menggunakan teknik recall dengan durasi waktu 3 hari x 24 jam dan kuesioner. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dilanjutkan dengan analisis data Chi Square. Hasil : Berdasarkan hasil uji Chi-Square diperoleh nilai χ2hitung sebesar 0.784 dengan nilai probabilitas 0,376 yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara asupan gizi mikro dengan status gizi berdasarkan IMT. Berdasarkan hasil uji Chi-Square diperoleh nilai χ2hitung sebesar 27,187 dengan nilai probabilitas 0,000 yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara morbiditas dengan status gizi berdasarkan IMT. Kesimpulan dan saran: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara asupan gizi mikro dengan status gizi berdasarkan IMT dengan nilai 18,5-25,0. Hal ini terbukti dari hasil uji Chi-Square yang memperoleh nilai χ2hitung sebesar 0,784 dengan nilai probabilitas 0,376 (p>0,05). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara morbiditas dengan status gizi berdasarkan IMT. Hal ini terbukti dari hasil uji Chi-Square yang memperoleh nilai χ2hitung sebesar 0,267 dengan nilai probabilitas 0,605 (p>0,05). Kata kunci: Zat gizi mikro, Morbiditas, Status gizi
A. Latar Belakang Masa masa
gizi makro. Kurang gizi makro pada
remaja
dimana
merupakan pertumbuhan
manusia, pada masa ini terjadi pertahapan
perubahan
yang
sangat cepat. Status kesehatan dan
gizinya
dapat
mudah
terpengaruhi oleh perubahan fisik karena pertumbuhannya. Masalah gizi
dapat
disebabkan
ketidakseimbangan kebutuhan,
itu
berupa
masalah gizi lebih maupun kurang. Masalah gizi pada remaja akan berdampak negatif pada tingkat kesehatan penurunan risiko
remaja,
misalnya
konsentrasi
melahirkan
belajar,
BBLR
dan
penurunan
kesegaran
jasmani
(Permaisih,
2003).
Masa
pertumbuhan, baik secara fisik, yang
ditandai
berkembangnya dan
organ
dengan
jaringan-jaringan tubuh
yang
membuatnya lebih berisi, maupun
protein
transisi dari jiwa anak-anak menuju dewasa (Garwarti dan Wijayati,
Secara umum di Indonesia terdapat dua masalah gizi utama, yaitu kurang gizi mikro dan kurang
oleh
kebutuhannya
menyebabkan
gangguan
kesehatan, sedangkan kurang gizi mikro disebabkan kekurangan zat gizi
mikro
(Dinkes
Purworejo,
2006). Gizi buruk adalah bentuk terparah
dari
proses
terjdinya
kekurangan gizi menahun. Anak balita sehat atau kurang gizi secara sederhana dapat diketahui dengan membandingkan
antara
berat
badan menurut umurnya dengan rujukan
(standar)
yang
telah
ditetapkan. Apabila berat badan menurut
umur
sesuai
dengan
standar, anak disebut gizi baik. Kalau
sedikit
dibawah
standar
disebut gizi kurang. Apabila jauh dibawah standar disebut gizi buruk. B. METODE PENELITIAN 1. Metode Penelitian Metode
penelitian
yang
digunakan adalah survei dengan desain
cross-sectional
yaitu
variabel-variabel yang diteliti diukur pada
2010).
dibanding
yang
secara kejiwaan, yaitu kelabilan emosi karena merupakan masa
disebabkan
kekurangan asupan energi dan
oleh asupan
baik
umumnya
saat
bersamaan.
Subjek
penelitian merupakan sumber data yang dimintai informasinya sesuai dengan masalah penelitian. Subjek yang digunakan dalam penelitian
ini adalah kaum remaja usia 14-17 tahun
yang
sekolah
di
SMP
Muhammadiyah 1 Kartasura.
Z2 x P (1-P)2 x N
n=
d2 (N-1) + Z2x P (1-P) Keterangan : n = besar sampel yang dilakukan
2. Populasi dan Sampel
Z = tingkat kemaknaan 95% (1,96)
Populasi yang diambil dari
P = proporsi variabel yang
penelitian adalah kelas 2 SMP
dikehendaki 31,5%
Muhammadiyah
(0,31)
1
Kartasura
dengan jumlah populasi 31 siswa.
N = besar populasi siswa
Kelas 1 dan 3 tidak dijadikan
D = presisi yang ingin dicapai
populasi karena kelas 1 masih
dinyatakan dalam
peralihan
decimal 0,1
dari
SD
ke
SMP,
sedangkan untuk kelas 3 sedang mempersiapkan
untuk
Ujian
Berdasarkan rumus tersebut maka besar sampel ditentukan
Nasional (UN). Kriteria inklusinya
sebagai berikut :
sebagai berikut : a. Remaja usia14-17 tahun.
n=
b. Remaja yang sehat dan tidak cacat. c. Siswa
= siswa
yang
bersedia
,
,
,
,
,
,
,
=28,52
berikut :
sampel
a. Remaja yang sudah berusia diatas 20 tahun b. Remaja yang tidak bersekolah Muhammadiyah
1
Kartasura c. Remaja yang tidak hadir dikelas Besar sampel ditentukan dengan populasi terbatas dengan menggunakan rumus Lamesshow 1997 :
, ,
2,34
Kriteria eksklusinya sebagai
SMP
,
= 66,7478
menjadi peserta penelitian.
di
, ,
Berdasarkan besar
sampel
perhitungan yang
telah
dilakukan, diperoleh hasil sampel minimal sebanyak 28,52 sampel dan ditambah 10% dari jumlah sampel
(lost
kemungkinan pengamatan,
of hilang sehingga
follow) ketika total
sampel 28,52+2,85 = 31,37 atau
31 sampel. Teknik pengambilan sampel
pada
menggunakan
penelitian teknik
ini
Purposive
Sampling sehingga didapatkan 31
ini adalah : a. Asupan zat gizi mikro b. Morbiditas Variabel
sampel.
Variabel
adalah
objek
penelitian, atau apa yang menjadi perhatian
suatu
terikat
(Y)
dari
penelitian ini adalah status gizi
3. Variabel Penelitian
titik
Variabel bebas (X) dari penelitian
remaja di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura.
penelitian
(Arikunto, 2002: 96). 4. Definisi Operasional Tabel 1 Definisi operasional Definisi
Variabel
Skala
Asupan zat gizi Asupan vitamin A dan vitamin C yang mikro diperoleh dari hidangan baik makanan pokok maupun jajanan yang dikonsumsi perhari dengan metode food recall selama 3x24 jam (Amelia, 2008) Morbiditas Jumlah hari sakit anak remaja SMP yang diperoleh melalui pengisian kuesioner oleh responden dengan menggunakan kuesioner angka kesakitan, yang dilakukan selama satu bulan, yang diambil setiap satu minggu sekali, sebanyak empat kali. Jenis penyakit tersebut adalah batuk, pilek, diare dan demam (price, 2002). Status gizi Keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang diukur melalui penilaian antropometri meliputi penimbangan berat badan menggunakan timbangan injak dan pengukuran tinggi badan menggunakan microtoice serta indeks IMT (Almatsier, 2005). primer
5. Jenis Data Jenis dikumpulkan
meliputi
Nominal
Nominal
identitas
data
yang
responden,
adalah
data
pada siswa, data asupan zat
primer dan data sekunder. Data
data
Nominal
morbiditas
gizi
mikro
dan
data
b. Kuesioner Kuesioner
antropometri. a. Identitas
:
pertanyaan terstruktur yang diisi
mengisi
sendiri oleh responden atau diisi
responden
dengan
cara
kuesioner yang dibagikan. b. Data morbiditas : dengan cara
mengisi
yang
dibagikan
adalah
kuesioner kepada
oleh
pewawancara
membacakan
pertanyaan
dankemudian yang
yang
mencatat
berikan
jawaban
(Sulistyo-Basuki,
2006: 110). Pertanyaan yang akan
responden c. Data asupan zat gizi mikro:
diberikan pada kuesioner ini adalah
dengan cara recall selama
pertanyaan menyangkut fakta dan
3 x 24 jam.
pendapat
responden,
sedangkan
d. Data antropometri : dengan
kuesioner
yangdigunakan
cara mengukur BB dan TB
penelitian
ini
menggunakan
tertutup, dimana responden diminta
timbangan
menjawab
dan microtoice.
adalah
dengan
yang diperoleh secara tidak langsung
sejumlah
alternatif.
yaitu
bentuk
jumlah
siswa
pada
SMP
Data diperoleh dari metode hasil
isian
kuesioner,
wawancara, recall dan penimbangan berat badan dan tinggi badan langsung oleh peneliti. Metode
pengumpulan
data
dalam penelitian ini meliputi: a. Recall Prinsip dari metode recall 24 jam, dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu.
tertutup
dan
memilih
dari
Keuntungan ialah
mudah
diselesaikan, mudah dianalisis, dan
Muhammadiyah 1 Kartasura.
observasi,
kuesioner
pertanyaan
menjawab
Data sekunder adalah data
pada
mampu
memberikan
jangkauan
jawaban. c. Penimbangan
berat
badan
dan
tinggi badan Penimbangan berat badan dan tinggi badan ini dilakukan untuk mengetahui
berat
badan
responden, dan kemudian dihitung status gizinya menggunakan rumus IMT.
mikro dan morbiditas terhadap
6. Analisis Data
status gizi.
a. Analisis Univariat Analisa univariat yang dilakukan
2. Bila P value > 0,05 maka Ho
pada data berupa variabel
diterima,
berarti
tidak
tunggal dalam bentuk frekuensi
hubungan
dan presentasenya antara lain,
asupan zat gizi mikro dan
umur, jenis kelamin, zat gizi
morbiditas terhadap status gizi.
antara
ada
tingkat
mikro, morbiditas dan status gizi. b. Analisis Bivariat
C. HASIL PENELITIAN DAN
Analisis bivariat dilakukan dengan menguji hubungan variable bebas dab variable terikat. Uji hubungan
PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian a. Distribusi Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin
menggunakan uji chi square .
Distribusi
subjek
Interpretasi :
berdasarkan jenis kelamin dapat
1. Bila P value < 0,005 maka Ho
dilihat pada tabel 10. Berikut ini
ditolak, berarti ada hubungan
disajikan
distribusi
frekuensi
antara tingkat asupan zat gizi
karakteristik subjek menurut jenis kelamin.
Tabel 2 Distribusi Karakteristik Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jenis Kelamin - Perempuan - Laki-laki
Jumlah 17 14
Persentase 54,8% 45,2%
Sumber: data primer diolah Tabel mayoritas kelamin persentase
2
menunjukkan
responden
berjenis
perempuan
dengan
mencapai
54,8%.
Sebagian besar responden baru berumur
14
tahun
dengan
persentase sebesar 61,3%.
b. Distribusi Subjek Berdasarkan Umur Distribusi
subjek
berdasarkan umur dapat dilihat pada Tabel 11 dibawah ini:
Tabel 3 Distribusi Karakteristik Subjek Berdasarkan Umur Umur Umur 14 tahun 15 tahun Sumber: data primer diolah
Jumlah
Persentase
19 12
61,3 % 38,7 %
Subjek dalam penelitian ini
tergolong masa remaja tengah dan
adalah remaja usia 14 - 15 tahun
umur 17-20 tahun tergolong masa
yang masih bersekolah di SMP
remaja lanjut. Berdasarkan tabel
Muhammadiyah
11
1
Kartasura.
tentang
distribusi
subjek
Keseluruhan jumlah subjek adalah
diketahui sebagian besar berada
31
pada kelompok umur 14-15 tahun
anak.
distribusi
Berikut subjek
disajikan
berdasarkan
tahapan
Dariyo
(2004),
perkembangan
remaja
berdasarkan
kematangan
tahun
tergolong
masa
remaja awal, umur 14-16 tahun
sebanyak
umur
remaja
31
orang
(81.6%). c. Distribusi Subjek Berdasarkan Umur Distribusi
psikososial dan seksual yaitu umur 11-13
tergolong
tengah
umur responden. Menurut
yang
subjek
berdasarkan berat badan dapat dilihat pada tabel 12 di bawah ini:
Tabel 4 Distribusi Karakteristik Subjek Berdasarkan Berat Badan Berat Badan Berat Badan < 40 kg 40 – 50 kg > 50 kg Sumber: data primer diolah Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa subjek dengan berat badan < 40 kg berjumlah 3 orang atau 9,7%, berat badan - 40 –
50
kg
berjumlah
17
orang
dengan prosentase 54,8% dan - >
Jumlah
Persentase
3 17 11
9,7 % 54,8 % 35,5 %
50 kg sebagian besar 11 orang atau 35,5%. d. Distribusi Frekuensi Status Gizi Distribusi
subjek
berdasarkan status gizinya dapat dilihat pada tabel 13 di bawah ini:
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Status Gizi Status Gizi Jumlah Underweight 6 Normal 15 Overweight 10 Tabel
5
menunjukkan
bahwa tingkat status gizi subjek
Persentase 19,4 % 48,4 % 32,3 %
e. Tingkat Kecukupan Asupan Gizi Mikro
hanya 19,4% yang termasuk dalam
Tingkat asupan gizi mikro
kategori underweight, tingkat status
subjek dalam penelitian ini dapat
gizi subjek yang berada di atas
dilihat dalam tabel 14 di bawah ini:
sebesar 32,3%, dan tingkat status gizi yang normal mencapai 48,4%. Tabel 6 Tingkat Kecukupan Asupan Vitamin A Asupan Gizi (Vitamin A) Kurang Cukup Tabel
6
menunjukkan
Jumlah
Persentase
15 16
48,4 % 51,6 %
persentase
mencapai
51,6%,
bahwa tingkat kecukupan asupan
sedangkan 48,4% sisanya memliki
vitamin
asupan vitamin A yang kurang.
A
subjek
mayoritas
termasuk kategori cukup dengan Tabel 7 Tingkat Kecukupan Asupan Vitamin C Asupan Gizi (Vitamin C) Kurang Cukup
Jumlah
Persentase
14 17
45,2 % 54,8 %
menunjukkan
persentase
mencapai
54,8%,
bahwa tingkat kecukupan asupan
sedangkan
45,2%
sisanya
vitamin
memliki asupan vitamin C yang
Tabel
C
7
subjek
mayoritas
termasuk kategori cukup dengan
kurang.
Tabel 8 Tingkat Pengetahuan Gizi Pengetahuan Gizi Jumlah Kurang 8 Cukup 19 Baik 4 Tabel
8
menunjukkan
Persentase 25,8 % 61,3 % 12,9 %
mencapai
61,3%,
sedangkan
bahwa tingkat pengetahuan gizi
25,8% memliki pengetahuan gizi
subjek mayoritas termasuk kategori
yang kurang, dan 12,9% memiliki
cukup
pengetahuan gizi yang baik.
dengan
persentase
Tabel 9 Morbiditas Remaja Morbiditas Jumlah Tidak sakit 18 Sakit 13 Morbiditas dihitung dengan jumlah hari
sakit pada subjek
selama satu bulan, yang diambil setiap
satu
minggu
sekali,
a. Hubungan
bahwa
morbiditas
Antara
Tingkat
Asupan Zat Gizi Mikro dengan Status Gizi 1. Vitamin A Analisis
sebanyak empat kali. Tabel 9 menunjukkan
Persentase 58,1 % 41,9 %
hipotesis
data
dalam
pengujian
penelitian
ini
subjek mayoritas termasuk kategori
menggunakan analisis Chi-Square.
tidak
persentase
Analisis
sedangkan
mengetahui
sakit
mencapai
dengan 58,1%,
ini
digunakan keterkaitan
untuk antara
tingkat asupan zat gizi mikro (vit A)
41,9% pernah mengalami sakit.
dengan status gizi. Berdasarkan
2. Pembahasan
hasil analisis Chi Square diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 10 Hasil Analisis Chi Square Keterkaitan Asupan Zat Gizi Mikro (Vit. A) dengan Status Gizi Status Gizi Total (F / %) Normal Overweight & underweight Asupan gizi Kurang Cukup Total χ2hitung : 1,569
9 (60%) 6 (37,5%) 15 (48,4%)
6 (40%) 10 (62,5%) 16 (51,6%)
Ho : diterima
15 (100%) 16 (100%) 31 (100,0%)
Tabel 10 menunjukkan bahwa responden
yang
asupan
gizinya
nilai p>0,05 (0,210>0,05), maka Ho diterima
artinya
tidak
terdapat
termasuk kurang, mayoritas status
keterkaitan antara asupan gizi mikro
gizinya normal (48,4%) dan di bawah
dengan status gizi remaja.
normal/underweight
2. Vitamin C
(51,6%).
Analisis
Deskripsi tersebut mengindikasikan
data
bahwa asupan gizi mikto memiliki
hipotesis
peran terhadap status gizi subjek.
menggunakan analisis Chi-Square.
Asupan gizi yang cukup berdampak
Analisis
pada status gizi yang baik.
mengetahui keterkaitan antara tingkat
Selanjutnya
dari
tersebut
diperoleh
sebesar
1,569
dalam
pengujian
ini
penelitian
digunakan
ini
untuk
komposisi
asupan zat gizi mikro (vit C) dengan
χ2hitung
status gizi. Berdasarkan hasil analisis
nilai
Chi Square diperoleh hasil sebagai
nilai dengan
probabilitas (p) = 0,210. Dikarenakan
berikut:
Tabel 11 Hasil Analisis Chi Square Keterkaitan Asupan Zat Gizi Mikro (Vit C) dengan Status Gizi Status Gizi Asupan gizi Kurang Cukup Total χ2hitung : 0,784
Normal
Overweight & underweight
Total (F / %)
8 (57,1%) 7 (41,2%) 15 (48,4%)
6 (42,9%) 10 (58,8%) 16 (51,6%)
14 (100%) 17 (100%) 31 (100,0%)
Ho : diterima Selanjutnya
Tabel 11 menunjukkan bahwa responden
yang
asupan
gizinya
tersebut
diperoleh
sebesar
0.784
dari
komposisi χ2hitung
nilai dengan
nilai
termasuk kurang, mayoritas status
probabilitas (p) = 0,376. Dikarenakan
gizinya normal (48,4%) dan di bawah
nilai p>0,05 (0,376>0,05), maka Ho
normal/underweight
diterima
(51,6%).
artinya
tidak
terdapat
Deskripsi tersebut mengindikasikan
keterkaitan antara asupan gizi mikro
bahwa asupan gizi mikto memiliki
dengan status gizi remaja.
peran terhadap status gizi subjek.
2. Hubungan Antara Morbiditas dengan Status Gizi Berdasarkan hasil analisis Chi Square diperoleh hasil sebagai berikut:
Asupan gizi yang cukup berdampak pada status gizi yang baik.
Tabel 12 Hasil Analisis Chi Square Keterkaitan Morbiditas dengan status gizi Status Gizi Total (F / %) Kurang Cukup Morbiditas Tidak sakit Sakit Total
8 (44,4%) 7 (53,8%) 15 (48,4%)
χ2hitung : 0,267
yang
mayoritas
status
18 (100%) 13 (100%) 31 (100,0%)
Ho : diterima
Tabel 12 menunjukkan bahwa responden
10 (55,6%) 6 (46,2%) 16 (51,6%)
tidak
sakit,
gizinya
cukup
asupan gizi mikronya cukup karena asupan makanan di rumah cukup mengandung
buah
dan
sayuran.
(51,6%). Kemudian responden yang
Remaja tidak enggan mengkonsumsi
pernah
sakit,
mayoritas
memiliki
buah
status
gizinya
kurang
(48,4%).
pengetahuan gizi yang cukup. Hal ini
Deskripsi tersebut mengindikasikan
dibuktikan dengan hasil kuesioner
bahwa
pengetahuan gizi yang mayoritas
morbiditas
memiliki
peran
terhadap status gizi subjek. Remaja
dan
sayuran
karena
termasuk kategori cukup (61,3%).
cenderung
Seperti diketahui, seseorang
memiliki status kecukupan gizi yang
memerlukan sejumlah zat gizi untuk
kurang dari normal.
dapat
yang
pernah
sakit
Selanjutnya tersebut
diperoleh
sebesar
0,267
dari
komposisi χ2hitung
nilai dengan
nilai
hidup
sehat
mempertahankan (Almasier,
serta
dapat
kesehatannya
2009).
Zat
gizi
yang
diperoleh melalui konsumsi pangan
probabilitas (p) = 0,605. Dikarenakan
harus
nilai p<0,05 (0,605 > 0,05), maka Ho
kebutuhan tubuh (Almasier, 2011).
diterima
3. Keterbatasan Penelitian
artinya
tidak
terdapat
sesuai
cukup
Keterbatasan
keterkaitan antara morbiditas dengan
penelitian
status gizi remaja.
dan
ini
bagi
dalam yaitu
peneliti
ini
menggunakan pengukuran asupan
menunjukkan bahwa tingkat asupan
gizi mikro menggunakan kuesioner
gizi mikro 51,6% subjek tergolong
food
cukup dan hanya 48,4% yang tingkat
(FFSQ), maka terdapat kelemahan
asupan
karena
Hasil
Sebagian
penelitian
gizi
mikronya
besar
subjek
kurang. tingkat
frequency
jawaban
semi
quantitative
tergantung
ingat subjek penelitian.
daya
D. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa: 1. Berdasarkan
hasil
Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama . 2004. Prinsip dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
analisis
asupan vitamin A, terdapat 51,6%
responden
yang
. (2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.
mempunyai asupan vitamin A cukup, sedangkan responden yang
mempunyai
vitamin
A
48,4%.
Untuk
asupan
kurang
terdapat
hanya
vitamin
54,8%
C, yang
mempunyai asupannya cukup dan 46,2% kategori kurang. 2. Tidak
terdapat
hubungan
yang signifikan antara asupan gizi mikro dengan status gizi berdasarkan IMT dengan nilai 18,5-25,0. Hal ini terbukti dari hasil
uji
Chi-Square
memperoleh
yang χ2hitung
nilai
sebesar 0,784 dengan nilai
Arisman, 2004. Gizi dalam Daur Kehidupan. EGC, Jakarta. Baliwati, Y. F. (2004). Pengantar Pangan dan Gizi, Cetakan I. Jakarta: Penerbit Swadaya. Bailey, L.B. 2000. New Standart for Dietary folate Intake in Pregnant Women. American Journal of Clinical Nutrition. Vol 71 (5), 1304s-1307s. Brown, J.E. et al. 2005, Nutrition Trough the Life Cycle 2nd edition,Thomson Wadswoth, Belmont Desi
& Dwi, 2009.Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika.
probabilitas 0,376 (p>0,05). 3. Tidak
terdapat
yang
hubungan
signifikan
antara
morbiditas dengan status gizi berdasarkan
IMT.
Hal
ini
terbukti dari hasil uji ChiSquare nilai
yang
χ2hitung
dengan
memperoleh
sebesar
nilai
0,605 (p>0,05).
0,267
probabilitas
Davies MB, Austin J, Partridge DA. 1991. Vitamin C: Its Chemistry and Biochemistry. Hal : 97-100. The Royal Society of Chemistry: Cambridge Dorland, W.A.N., 2006. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Alih Bahasa: Huriawati