PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN PERCEIVED CONTROL DAN JOB INSECURITY DALAM MENGHADAPI KONDISI KRISIS PADA KARYAWAN PT. VALE INDONESIA DI SOROAKO
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun Oleh: Maureen Gracia Priskila NIM: 129114042
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
“dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. Mazmur 37:4”
“It’s not how you start, it’s how you finished – Gordon Ramsay”
“The roots of education are bitter, but the fruit is sweet – Aristotle”
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skripsi yang kuperjuangkan dengan segenap jiwa dan raga ini kupersembahkan kepada:
Tuhan Yesus Kristus, karena atas kasih dan anugerahNya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Papa Joz dan Mama Neny yang kukasihi yang selalu mendukung dengan penuh semangat dari awal mulanya sampai pada kesudahannya xD My broskeeter kak Kicky, kak Wiwied dan Kak Rio Keluarga, sahabat dan teman-teman yang kusayangi v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN PERCEIVED CONTROL DAN JOB INSECURITY DALAM MENGHADAPI KONDISI KRISIS PADA KARYAWAN PT. VALE INDONESIA DI SOROAKO Maureen Gracia Priskila ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perceived control terhadap job insecurity pada karyawan PT. Vale Indonesia khususnya di dalam menghadapi kondisi krisis. Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja di PT. Vale Indonesia sebanyak 150 orang. Hipotesis dalam penelitian ini adalah adanya hubungan negatif antara perceived control dan job insecurity. Semakin tinggi perceived control maka semakin rendah karyawan mengalami job insecurity. Peneliti menggunakan teknik convenience sample dalam pengambilan data. Untuk memperoleh data, peneliti menggunakan dua skala yakni skala job insecurity dan skala perceived control. Skala job insecurity berisi 17 item dengan reliabilitas sebesar 0,88. Pada skala perceived control berisi 31 item dengan reliabilitas sebesar 0,90. Reliabilitas kedua skala diperoleh menggunakan teknik Alpha Cronbach dengan bantuan program IBM SPSS Statistics versi 22. Pengujian hipotesis menggunakan teknik Spearman’s Rho. Koefisien korelasi yang diperoleh sebesar -0,632 dengan signifikansi 0,000. Melalui hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis diterima yakni terdapat hubungan negatif antara perceived control dan job insecurity. Kata Kunci: Perceived control, job insecurity, kondisi krisis, karyawan
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RELATION BETWEEN PERCEIVED CONTROL AND JOB INSECURITY IN THE FACE OF CRISIS TO PT. VALE INDONESIA EMPLOYEE AT SOROAKO Maureen Gracia Priskila ABSTRACT This research aimed to examine the relation between perceived control with job insecurity to employee of PT. Vale Indonesia especially in the face of crisis. Subjects in this research were 150 employee of PT. Vale Indonesia. The hypothesis in this research there is a negative relation between perceived control and job insecurity. The higher perceived control, the lower employees will experience job insecurity. Researchers used convenience sample technique in data retrieval. Data were obtained by using two scales, perceived control scales and job insecurity scales. Perceived control scales contains 31 items and reliability of scale was 0,88. On the other scales, contains 17 items of job insecurity and reliability of scale was 0,90. Reliability of both scales were obtained by using Cronbach Alpha of IBM SPSS Statistics version 22. Researchers used Spearman’s Rho technique to test the hypothesis and were obtained coefficient correlation at -0,632 with a significance 0,000. The results showed that the hypothesis was accepted that there was a negative relation between perceived control and job insecurity. Keywords: Perceived control, job insecurity, crisis, employee
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yesus Kristus atas anugerah dan berkatNya yang menuntun penulis dalam menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Hubungan perceived control dan job insecurity pada karyawan PT Vale Indonesia di Soroako” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Psikologi di Universitas Sanata Dharma. Dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Universitas Sanata Dharma yang sudah mengajarkan berbagai pelajaran yang diperlukan baik secara akademik maupun pelajaran hidup. Terima kasih atas pengalamannya selama kurang lebih 5 tahun. Semoga selalu menjadi sumber berkat bagi orang lain. 2. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Psi., selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang selalu memotivasi segenap mahasiswa untuk melakukan yang terbaik 3. Bapak P. Eddy Suhartanto, M.Si., selaku Ketua Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma 4. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu mendukung selama kegiatan perkuliahan berlangsung. Semoga selalu diberkati dalam setiap apapun yang dikerjakan
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Bapak TM. Raditya Hernawa, M.Psi., Psi., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang sudah mau mendengarkan segala keluh kesah mengerjakan skripsi dan terutama sudah mau membimbing dari awal hingga selesai. Semoga selalu diberikati dalam setiap apapun yang dikerjakan 6. Bapak P. Eddy Suhartanto, M.Si., dan bapak R. Landung Eko P., M.Psi., Psi., selaku dosen penguji skripsi atas saran dan masukan yang akan membantu untuk menjadi lebih baik. Semoga selalu menjadi berkat bagi orang lain 7. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang sudah memberikan ilmu dan pengetahuannya mengenai Psikologi. Semoga selalu menjadi berkat bagi orang lain 8. Seluruh staff yang bekerja di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, Mas Muji, Mas Boni, Mas Gandung dan Bu Nanik yang selalu mendukung dan menghibur di tengah-tengah padatnya kegiatan perkuliahan. Semoga selalu diberkati dalam setiap apapun yang dikerjakan 9. PT. Vale Indonesia Tbk di Soroako yang sudah memberikan ijin untuk melakukan penelitian 10. Karyawan PT Vale Indonesia Tbk di Soroako yang sudah meluangkan waktunya untuk mengisi skala di tengah kesibukan pekerjaan. Semoga selalu diberikati dalam pekerjaannya 11. Papa Jozua Supeno dan Mama Neny Salla yang selalu mendukung dan mendoakan dalam setiap apapun situasinya. Aku bersyukur selalu pada Tuhan karena diberikan orang tua yang terbaik. Terima kasih atas segala
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang kalian berikan hingga pada saat ini. Semoga Tuhan selalu memberkati pada golden age kalian. Me love you guys so much :D! 12. My threebrosketeer, kak Kicky, kak Wiwied dan Kak Rio. Terima kasih atas dukungan dan bantuannya mas bro. Terima kasih kalian selalu mau direpotkan sama adek kalian yang paling cantik ini, wkwk. Tuhan berkati kalian dalam setiap apapun yang kalian kerjakan 13. Om, tante, kakak ipar, kakak-adek sepupu, keponakan yang super gokil, khususnya buat Ma Nana sekeluarga yang sudah boleh menjadi berkat dari awal perkuliahan hingga saat ini. Semoga kalian semua selalu diberkati Tuhan! 14. My besties, Lika Abraham Lomo dan Yovanita Septiani Alamako. Maaf untuk selalu menjadi orang ke-3 di antara kalian xD. Terima kasih untuk dukungan, ketawa-ketiwinya, buat curhat-curhatnya dan buat segala sesuatu yang sudah kalian berikan. Jangan ko lupakan ki’ lek. Terharu k’ bah, wkwkwk. 15. Pak Elman yang sudah menyarankan untuk masuk jurusan psikologi, selalu mendukung dari awal sampai sekarang dan selalu menerima di saatku butuh bantuan. Makasih lek pak, bravo! 16. Teman-teman Nusantara, mas Kris, Jan, Le’, Mar, Thy, Cheng, Clar, Yes untuk cerita dan cintanya. Terima kasih kalian mau menjadi temanku. Aku selalu bersyukur punya kalian yang selalu mendukung dan menopang dalam setiap apapun itu. Love you guys to the moon and back!
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17. Teman-teman Jijig Bazelak, Nikur, Pipi, Mba Dep, Rini, Gek, Kak Gue, Sekar, Karin, BM untuk kewahaman kalian yang sungguh amat luar biasa. Aku selalu bersyukur bisa kenal kalian! See you next time! 18. Teman-teman satu bimbingan, Ardi, Monic, Novia, Vita, Visnu, Wisnu, Ochi, Itha, Yesi, Oni, Rege dan Lindi. Mau coretannya banyak atau tidak yang penting bimbingan guys! Semoga semuanya bisa cepat lulus, kasihan Bapak kalau harus menghadapi kalian terus xD. 19. Teman-teman kelas A yang sudah menemani selama beberapa semester. Terima kasih atas kebersamaannya, ketawa-ketiwinya dan kegokilannya. Cepat lulus guys! 20. Teman-teman psikologi angkatan 2012 buat kekompakannya. Terima kasih kita sudah berdinamika dan bertumbuh bersama di Psikologi. Tetap semangat dalam apapun yang dikerjakan guys! 21. YPS ’12 yang ada di Jogja, Fajar, Croseas, Dadang, Wilton, Farid, Lika, Adit, Zahrin, Sakinah, Linda, Itha. Terima kasih kalian tidak pernah lupa teman-teman sekampung. See you guys on top! 22. Seluruh pihak yang sudah membantu penulisan skripsi ini baik yang langsung maupun secara tidak langsung. Terima kasih buat segala bantuan dan dukungannya. Tuhan berkati dalam setiap apapun yang kalian kerjakan.
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..................................................................................i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ...........................ii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ....................................................iii HALAMAN MOTTO ..................................................................................iv HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................v HALAMAN PENYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................vi ABSTRAK ...................................................................................................vii ABSTRACT ..................................................................................................viii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................ix KATA PENGANTAR .................................................................................x DAFTAR ISI ...............................................................................................xv DAFTAR TABEL .......................................................................................xviii DAFTAR GRAFIK .....................................................................................xix DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................xx BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................. 6 C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6 D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 6 1. Manfaat Teoritis ........................................................................... 6 2. Manfaat Praktis ............................................................................. 6 BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 8 A. Job insecurity .................................................................................... 8 1. Pengertian Job insecurity.............................................................. 8 2. Dimensi Job insecurity ................................................................. 11 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Job insecurity ....................... 12
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Dampak Job insecurity ................................................................. 14 B. Perceived control .............................................................................. 15 1. Pengertian Perceived control........................................................ 15 2. Konstruk Perceived control .......................................................... 17 3. Dampak Perceived control ........................................................... 19 C. Gambaran Kancah Penelitian ............................................................ 20 D. Hubungan antara Perceived control Dan Job insecurity................... 21 E. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 26 F. Hipotesis............................................................................................ 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 27 A. Jenis Penelitian .................................................................................. 27 B. Variabel Penelitian ............................................................................ 27 C. Definisi Operasional.......................................................................... 27 1. Perceived control .......................................................................... 27 2. Job insecurity ................................................................................ 28 D. Subjek Penelitian............................................................................... 28 E. Metode Pengumpulan Data ............................................................... 29 1. Skala Perceived control ................................................................ 30 2. Skala Job insecurity ...................................................................... 30 F. Validitas dan Reliabilitas .................................................................. 31 1. Validitas ........................................................................................ 31 2. Seleksi Item .................................................................................. 32 3. Reliabilitas .................................................................................... 33 G. Metode Analisis Data ........................................................................ 34 1. Uji Asumsi .................................................................................... 34 a. Uji Normalitas .......................................................................... 34 b. Uji Linieritas ............................................................................ 35
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Uji Hipotesis ................................................................................. 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................. 36 A. Pelaksanaan Penelitian ...................................................................... 36 B. Deskripsi Subjek Penelitian .............................................................. 37 C. Deskripsi Data Penelitian .................................................................. 39 D. Analisis Data Penelitian .................................................................... 42 1. Uji Asumsi .................................................................................... 42 a. Uji Normalitas .......................................................................... 42 b. Uji Linieritas ............................................................................ 43 2. Uji Hipotesis ................................................................................. 45 3. Analisis Tambahan ....................................................................... 46 E. Pembahasan ....................................................................................... 48 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 55 A. Kesimpulan ....................................................................................... 55 B. Saran .................................................................................................. 55 1. Bagi Subjek Penelitian.................................................................. 55 2. Bagi Manajemen Perusahaan........................................................ 56 3. Bagi Peneliti Subjek ..................................................................... 56 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 57 LAMPIRAN ................................................................................................. 60
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 1 Penskoran item favorable dan unfavorable .................................. 29 Tabel 2 Distribusi item pada skala Perceived control (sebelum uji coba) 30 Tabel 3 Distribusi item pada skala Job insecurity (sebelum uji coba) ...... 31 Tabel 4 Blue Print skala Perceived control (setelah uji coba) .................. 33 Tabel 5 Blue Print skala Job insecurity (setelah uji coba) ........................ 33 Tabel 6 Deskripsi Subjek Berdasarkan Usia ............................................. 38 Tabel 7 Deskripsi Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin .............................. 38 Tabel 10 Deskripsi Data Penelitian ............................................................. 39 Tabel 11 Norma Kategorisasi Skor Skala .................................................... 40 Tabel 12 Kategorisasi Skala Job insecurity ................................................. 41 Tabel 13 Kategorisasi Skala Perceived control ........................................... 42 Tabel 14 Hasil Uji Normalitas ..................................................................... 43 Tabel 15 Hasil Uji Linieritas ....................................................................... 44 Tabel 16 Hasil Uji Hipotesis........................................................................ 46 Tabel 17 Hasil Uji Kruskal-Wallis .............................................................. 47
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GRAFIK Grafik 1 Scatter Plot .................................................................................... 45
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Skala Job Insecurity................................................................. 61 Lampiran 2 Skala Perceived Control .......................................................... 68 Lampiran 3 Hasil Uji Reliabilitas Skala Job Insecurity .............................. 73 Lampiran 4 Hasil Uji Reliabilitas Skala Perceived Control ....................... 76 Lampiran 5 Hasil Uji Deskriptif dan Uji T ................................................. 80 Lampiran 6 Hasil Uji Normalitas ................................................................ 82 Lampiran 7 Hasil Uji Linieritas .................................................................. 84 Lampiran 8 Hasil Uji Hipotesis................................................................... 86 Lampiran 9 Hasil Analisis Tambahan (Uji Kruskal-Wallis)....................... 90
xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Krisis
dalam
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
(KBBI)
menggambarkan suatu keadaan yang bahaya, genting dan suram. Berdasarkan pengertian tersebut menggambarkan bahwa kondisi krisis adalah suatu kondisi yang tidak menyenangkan. PT. Vale Indonesia yang bertempat di Soroako, Sulawesi Selatan menjadi salah satu contoh perusahaan yang merasakan kondisi krisis karena harga nickel yang terus mengalami penurunan. Dilansir dalam detikfinance.com harga nickel pada tahun 2015 mengalami penurunan hingga mencapai US$ 12.350 per ton. Sebelumnya pada tahun 2013 harga nickel sudah mengalami penurunan mencapai US$ 13-14 ribu per ton. Lain halnya dengan yang ditulis pada laman Market, disebutkan bahwa pada tahun 2015 harga nickel sudah mencapai US$ 8.500 per ton. Sedangkan pada tahun 2016 harga nickel menyentuh harga US$8.531 per ton. Peneliti mencoba melakukan wawancara terhadap salah seorang karyawan PT. Vale Indonesia untuk mencari tahu bagaimana perasaannya di dalam menghadapi kondisi krisis yang terjadi. Ia mengaku bahwa di tengah krisis yang terjadi, isu karyawan yang diberhentikan sementara dengan cara dirumahkan merupakan salah satu strategi yang akan diambil manajemen perusahaan jika krisis terus terjadi. Bahkan berdasarkan keterangan yang disampaikan terdapat juga isu PHK yang akan dilakukan
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
sebagai opsi terakhir dalam rangka menghadapi krisis dan hal ini menjadi ancaman bagi karyawan. Isu-isu tersebut memunculkan perasaan cemas karena adanya ketidakpastian terhadap pekerjaan yang dimilikinya (Wawancara Pribadi, 26 April 2016). Pekerjaan merupakan unsur penting di dalam kehidupan khususnya di dalam memenuhi kebutuhan manusia. Greenhalgh dan Rosenblatt (2014) mengemukakan pendapatnya bahwa pekerjaan merepresentasikan bagian yang penting dalam kehidupan orang dewasa. Pekerjaan menyerap setengah dari waktu yang dimiliki seseorang dan menyediakan sumber ekonomi dalam hidup modern. Akan tetapi, Fullerton dan Wallce (dalam Burgard, Brand & House, 2009) dengan terjadinya kemunduran ekonomi dan meningkatnya kompetisi global mengarah kepada penurunan karyawan melalui pemberhentian sementara (layoff) dan penutupan pabrik, seperti halnya yang direncanakan oleh PT. Vale Indonesia. Hal tersebut menyebabkan ketidakpastian mengenai keamanan suatu pekerjaan dalam beberapa tahun. Ketidakpastian khususnya mengenai status pekerjaan yang dimiliki saat ini dapat mengarahkan karyawan untuk merasakan adanya ancaman kehilangan pekerjaan. Pada wawancara pribadi dapat diketahui bahwa karyawan tersebut merasakan kecemasan akan ketidakpastian dalam hal ini kondisi krisis yang terus terjadi. De Witte (2005) mengatakan bahwa karyawan yang merasakan ketidakpastian tidak cukup mempersiapkan diri mereka terhadap masa depan karena hal tersebut menjadi tidak jelas bagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
mereka untuk bertindak atau tidak. Ketidakpastian dan adanya ancaman kehilangan pekerjaan di masa yang akan datang menciptakan kecemasan terhadap kemungkinan hilangnya nilai-nilai ekonomi dan sumber sosial yang terdapat dalam pekerjaan (dalam Glavin dan Schieman, 2014). Status pekerjaan merepresentasikan sumber yang penting, maka ketika karyawan merasakan adanya ancaman terhadap status tersebut kekuatan mereka menjadi lemah dalam mengatasi adanya kehilangan yang disebabkan oleh ketidakpastian mengenai masa depan (dalam Cheng, Mauno & Lee, 2014). Ancaman kehilangan pekerjaan dapat mengarahkan karyawan untuk mengalami job insecurity. Job insecurity menurut Greenhalgh dan Rosenblatt
(2014)
adalah
ketidakberdayaan
seseorang
untuk
mempertahankan pekerjaan mereka yang terancam. Heany, Israel & House (dalam Sverke, Hellgren & Naswall, 2006) juga mengemukakan bahwa job insecurity merupakan persepsi karyawan mengenai potensi ancaman terhadap kelanjutan pekerjaan yang dimilikinya saat ini. Serupa dengan pernyataan di atas, Rosenblatt dan Ruvio (dalam Sverke et. al., 2006) mengemukakan bahwa job insecurity adalah pertimbangan yang menyeluruh mengenai kehidupan pekerjaan di masa depan. Sedangkan menurut Mohr (dalam De Witte, Elst & De Cupyer, 2015) job insecurity dikarakteristikkan dengan persepsi ancaman akan kehilangan pekerjaan. Maka, karyawan yang merasakan ancaman kehilangan pekerjaan akan sangat mungkin untuk mengalami job insecurity.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
Apabila karyawan mempersepsikan dirinya mengalami job insecurity, maka kemungkinan terdapat berbagai dampak yang harus dihadapi. Leka dan Jain (dalam De Witte et. al., 2015) menjelaskan bahwa job insecurity mengarahkan individu untuk merasakan dampak secara fisik maupun psikologis. dampak terhadap individu secara fisik seperti masalah kesehatan dan kecelakaan di tempat kerja (Burgard et. al., 2009; Jiang dan Probst, 2014; De Witte et. al., 2015). Selain itu, job insecurity juga berdampak secara psikologis terhadap karyawan seperti peningkatan tekanan kerja, penurunan kebebasan dalam menentukan keputusan, penurunan usaha, keinginan untuk meninggalkan pekerjaan, tidak mau mengalami perubahan dan penurunan kepuasaan kerja (Glavin, 2013; Greenhalgh & Rosenblatt, 2014; De Witte et. al., 2015). Maka dalam kasus PT. Vale Indonesia, apabila kondisi krisis terus terjadi dapat menciptakan pengalaman job insecurity terhadap karyawan. Pengalaman itu dapat berdampak secara fisik maupun psikis yang dapat mengakibatkan ketidaknyamanan bagi karyawan di dalam bekerja. Meskipun demikian, terdapat beberapa cara untuk mereduksi individu untuk mengalami job insecurity. Sverke et. al., 2006 menemukan efek moderasi dari karakteristik individu salah satunya perceived control. Skinner dan Gembeck (2010) menjelaskan perceived control adalah estimasi individu mengenai ketersediaan kontrol yang dimilikinya. Spector (2009) menjelaskan bahwa perceived control muncul sebagai interaksi antara manusia dan lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
Skinner (2016) menjelaskan bahwa perceived control melibatkan control beliefs. Control beliefs adalah konstruk personal yang merupakan bentuk perbedaan individu (individual differences) yang membedakan individu satu dengan yang lainnya khususnya pada domain kognitif. Control beliefs terdiri dari contingency belief dan competence belief. Skinner (dalam Greene dan Murdock, 2013) menjelaskan bahwa perceived control berdasar dari hubungan atribusi antara respon individu terhadap suatu peristiwa (contingency) dan atribusi mengenai individu yang mampu menciptakan respon tersebut (competence). Untuk itu, penting untuk menggabungkan contingency belief dan competence belief dalam mengukur ketersediaan perceived control yang dimiliki individu. Melalui perceived control, individu akan menunjukkan berbagai perilaku positif seperti menunjukkan usaha, kerja keras, kesediaan untuk berperilaku, bertahan dalam menghadapi kegagalan dan lain sebagainya. Glavin dan Schieman (2014) juga menyebutkan dalam penelitiannya menjelaskan bahwa perceived control dapat mengurangi stressor untuk semakin meluas. Serupa dengan Glavin dan Schieman, Spector (2006) mengungkapkan apabila individu mempersepsikan memiliki kontrol, maka ia percaya bahwa situasi yang dihadapinya tidak akan menjadi semakin buruk dan dapat mentoleransi adanya stimulus yang menciptakan stres yang lebih tinggi. Sehingga, individu yang memiliki perceived control yang tinggi akan cenderung dapat mengatasi suatu peristiwa yang stressful sehingga ia tetap dapat melakukan pekerjaannya dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengetahui apakah dengan memiliki tingkat kontrol yang tinggi membuat karyawan mampu mengendalikan diri dalam menghadapi kondisi krisis sehingga mereka tidak mengalami job insecurity. B. Rumusan Masalah Apakah ada hubungan antara perceived control dan job insecurity pada karyawan PT. Vale Indonesia khususnya di dalam menghadapi kondisi krisis? C. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui hubungan perceived control dan job insecurity pada karyawan PT. Vale Indonesia khususnya di dalam menghadapi kondisi krisis. D. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber pengetahuan bagi Psikologi Industri dan Organisasi khususnya yang berhubungan dengan tingkat perceived control dan job insecurity b. Manfaat Praktis 1. Manfaat bagi Karyawan Memberikan gambaran kepada karyawan mengenai perceived control dan job insecurity yang dimilikinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
2. Manfaat bagi Manajemen Perusahaan Memberikan gambaran kepada manajemen perusahaan mengenai perceived control yang dimiliki karyawan di dalam menghadapi job insecurity. 3. Bagi peneliti Selanjutnya Memberikan gambaran kepada peneliti selanjutnya mengenai job insecurity dan perceived control yang dimiliki karyawan khususnya dalam kondisi krisis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
BAB II LANDASAN TEORI A. Job insecurity Sub bab ini akan menjelaskan mengenai pengertian, faktor-faktor yang mempengaruhi serta dampak dari job insecurity. 1. Pengertian Job insecurity Sverke et. al. (2006) menjelaskan bahwa pada tahun 60an dan 70an, job insecurity lebih dikenal dengan istilah job security dan lebih dilihat sebagai motivator daripada stressor. Pada pertengahan 80an peneliti mulai berfokus pada job insecurity. Hal ini dikarenakan terdapat perubahan besar dalam dunia kerja. Probst (2008) menjelaskan bahwa artikel yang ditulis oleh Greenhalgh dan Rosenblat pada tahun 1984 menjadi “ledakan” penelitian job insecurity pada beberapa dekade berikutnya. Greenhalgh dan Rosenblatt (1984) memulai untuk meneliti job insecurity berdasarkan fenomena penurunan ekonomi di Amerika yang berdampak pada kemungkinan kehilangan pekerjaan. Pengertian dari job insecurity menurut Greenhalgh dan Rosenblatt
(2014)
adalah
perasaan
tidak
berdaya
untuk
mempertahankan kelanjutan pekerjaan di dalam situasi yang terancam. Job insecurity didasari oleh persepsi individu dan interpretasi terhadap lingkungan pekerjaannya. Hal tersebut mengimplikasikan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
ancaman yang dirasakan secara subjektif muncul dari ancaman yang bersifat objektif yang kemudian diolah ke dalam perseptual individu serta proses kognitif (Sverke et. al., 2006). Serupa dengan apa yang dikemukakan di atas, Davy, Kinicki dan Sheck (dalam Sverke et. al., 2006) mendefinisikan job insecurity sebagai ekspektasi seseorang mengenai kelanjutan dalam situasi pekerjaan. Selain itu, job insecurity didefinisikan sebagai pertimbangan yang menyeluruh mengenai eksistensi pekerjaan mereka di masa depan (dalam Sverke et. al., 2006, De Witte et. al., 2015). Heany,
Israel
&
House
(dalam
Sverke
et.al.,
2006)
mengemukakan bahwa job insecurity merupakan persepsi karyawan mengenai potensi ancaman terhadap kelanjutan pekerjaan yang dimilikinya saat ini. Menurut Mohr (dalam De Witte et. al., 2015) job insecurity juga dikarakteristikkan dengan persepsi ancaman akan kehilangan pekerjaan. De Witte (2005) juga mendefinisikan job insecurity sebagai persepsi ancaman kehilangan pekerjaan dan kecemasan yang berkaitan dengan ancaman tersebut. Melalui sejumlah definisi yang ada peneliti (dalam Vulkan, 2012; Elst et. al., 2014; De Witte, 2015) mengemukakan sejumlah karakteristik yang disepakati bersama untuk memahami lebih mendalam mengenai job insecurity. Pertama, job insecurity bersifat subjektif. Hal ini bergantung pada persepsi individu dan interpretasi terhadap lingkungan kerja sehingga setiap orang dapat menghasilkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
persepsi dan interpretasi yang berbeda. Probst (2008) menjelaskan lebih jauh bahwa melalui perspektif subjektif, job insecurity didefinisikan sebagai karyawan yang mempersepsikan pekerjaan mereka tidak aman. Kedua, menyatakan ketidakpastian akan masa depan. Individu tidak tahu kapan ia akan tetap mempertahankan atau kehilangan pekerjaan yang dimiliki saat ini. Ketiga, mengacu pada lingkungan yang bersifat involuntary. Job insecurity menyatakan adanya kesenjangan antara apa yang diharapkan individu (kepastian mengenai masa depan pekerjaan mereka) dan apa yang didapatkan individu (persepsi mengenai pekerjaan yang terancam). Selain itu, dalam Vulkan (2012) menambahkan karakteristik perasaan tidak berdaya. Persepsi ancaman terhadap pekerjaan biasanya diikuti dengan perasaan tidak berdaya dalam menghadapinya. Elst et. al. (2014) juga menambahkan
karakteristik
sebagai
pengalaman
yang
akan
berlangsung dalam jangka waktu yang lama oleh karenanya job insecurity dipertimbangkan sebagai stressor yang kronis. Berdasarkan definisi-definisi di atas peneliti menyimpulkan bahwa job insecurity adalah ketidakberdayaan individu untuk mempertahankan pekerjaannya sebagai akibat dari adanya situasi yang mengancam akan kehilangan pekerjaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
2. Dimensi Job insecurity Selain berbagai definisi di atas, job insecurity dapat didefinisikan ke dalam dua sudut pandang yakni global concept dan multidimentional concept. Multidimentional concept atau konsep multidimensional menggunakan beberapa dimensi untuk menjelaskan mengenai job insecurity. Sedangkan konsep global secara spesifik membahas mengenai adanya ancaman akan kehilangan pekerjaan. Konsep ini diaplikasikan dalam konteks organisasi yang mengalami krisis atau perubahan dimana job insecurity dipertimbangkan sebagai fase pertama dalam proses kehilangan pekerjaan (dalam Mauno, Leskinen dan Kinnunen, 2001). Greenhalgh dan Rosenblatt (2014) juga menyampaikan bahwa konsep global didasari oleh adanya ancaman dan kecenderungan untuk kehilangan pekerjaan yang lebih tepat digunakan pada organisasi sektor privat atau organisasi yang bersifat pribadi dimana job insecurity merupakan suatu ancaman akan ketidakpastian. Selain itu, dalam Reisel dan Banai (2002) mengatakan bahwa pengukuran menggunakan konsep multidimensional cenderung melewati sasaran (overreach). Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti menggunakan global concept atau konsep global sebagai acuan untuk memahami job insecurity. Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti menggunakan global concept atau konsep global sebagai acuan untuk memahami job insecurity.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Job insecurity Sverke et. al. 2006 membagi faktor-faktor yang mempengaruhi job insecurity ke dalam dua bentuk yakni situasi yang objektif dan karakteristik individu. Kedua hal tersebut merupakan interaksi yang dapat
mempengaruhi
interpretasi
individu
dalam
menghadapi
lingkungan yang mengalami perubahan sehingga individu merasakan pengalaman job insecurity. Situasi yang objektif merupakan konsekuensi dari adanya perubahan lingkungan yang dapat mempengaruhi individu untuk mengalami job insecurity. Perubahan organisasi, karakteristik tenaga kerja atau ketidakpastian mengenai masa depan merupakan contoh perubahan lingkungan (dalam Hellgren dan Sverke, 2002; Sverke et. al., 2006). Dengan terjadinya perubahan tersebut dapat memicu organisasi untuk melakukan berbagai strategi agar tetap dapat bertahan menghadapi situasi tersebut. Pilihan strategi yang dilakukan organisasi tak jarang mengarahkan pekerja untuk mengalami kecemasan mengenai masa depan. Faktor-faktor karakteristik individu memiliki peranan penting di dalam membentuk persepsi seseorang di dalam menghadapi perubahan lingkungan. Hellgren dan Sverke (2002) menjelaskan bahwa karakteristik individu adalah faktor yang ada dalam individu dan dapat mempengaruhi individu dalam melakukan interpretasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
terhadap lingkungan seperti tanggung jawab dalam keluarga (family responsibility), kebutuhan akan keamanan (need for security) dan perceived control. Selain dua faktor di atas, terdapat pula faktor lainnya yang disebut dengan faktor demograkfik yang dapat mempengaruhi persepsi individu (dalam Sverke et. al., 2006). Faktor-faktor tersebut adalah: a. Usia Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi interpretasi di tengah lingkungan yang menjadi ancaman terhadap pekerjaannya. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa orang berusia 30an dan 40an atau yang lebih tua cenderung lebih mudah mengalami kehilangan pekerjaan. b. Jenis kelamin Jenis kelamin memiliki peran yang berbeda di dalam menghadapi kejadian hidup mereka. Beberapa studi menemukan bahwa laki-laki cenderung mengalami job insecurity lebih tinggi daripada perempuan. c. Sosioekonomi Faktor ini juga disebut sebagai faktor yang mempengaruhi individu dalam menghadapi situasi dan hasilnya dapat terlihat pada interpretasi bahwa pekerjaan mereka menjadi suatu ancaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
Individu yang memiliki status yang rendah dalam pekerjaan dan memiliki pendapatan yang rendah cenderung mudah untuk mengalami ancaman kehilangan pekerjaan. 4. Dampak Job insecurity Leka dan Jain (dalam De Witte et. al., 2015) menjelaskan bahwa job insecurity mengarahkan individu untuk merasakan dampak secara fisik maupun psikologis. Terdapat sejumlah penelitian yang menemukan bahwa job insecurity berdampak pada kesehatan karyawan. Salah satunya yang terdapat dalam penelitian yang dilakukan oleh Burgard et. al. (2009) menemukan bahwa perceived job insecurity menjadi prediktor yang signifikan terhadap masalah kesehatan. Dampak lainnya adalah menurunnya kepuasan kerja, kecelakaan di tempat kerja serta dampaknya terhadap kesehatan fisik (Jiang dan Probst, 2014). Job insecurity (dalam De Witte et. al., 2015) berhubungan dengan rendahnya kesehatan mental dan masalah kesehatan secara fisik baik secara umum seperti kecemasan atau darah tinggi maupun yang berkaitan dengan pekerjaan seperti rendahnya kepuasan kerja atau ketidakhadiran. Greenhalgh dan Rosenblatt (2014) menjelaskan bahwa pengalaman subjektif dari job insecurity mengarahkan pada disfungsi perilaku bekerja seperti; penurunan usaha (effort), keinginan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
meninggalkan pekerjaan dan tidak ingin mengalami perubahan. Lain halnya dengan Glavin (2013) yang menemukan bahwa karyawan yang mengalami perceived job insecurity mengalami peningkatan tekanan kerja dan terjadi penurunan dalam membuat keputusan. Melalui pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa job insecurity memiliki dampak terhadap individu secara fisik seperti masalah kesehatan dan kecelakaan di tempat kerja. Selain itu, job insecurity juga berdampak secara psikologis terhadap karyawan seperti peningkatan tekanan kerja, penurunan kebebasan dalam menentukan keputusan,
penurunan
usaha,
keinginan
untuk
meninggalkan
pekerjaan, tidak mau mengalami perubahan dan penurunan kepuasaan kerja. B. Perceived control Sub bab ini akan menjelaskan mengenai pengertian, komponen serta dampak dari perceived control. 1. Pengertian Perceived control Penjelasan mengenai mengapa kontrol sangat menjadi penting di sepanjang kehidupan adalah karena kontrol merefleksikan kebutuhan manusia secara psikologis. Secara umum, kekuatan kontrol berasal dari kenyataan bahwa manusia memiliki kebutuhan untuk menjadi efektif dalam interaksinya dengan lingkungan (dalam Skinner dan Greene, 2008; Skinner dan Gembeck (2010). Kebutuhan ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
mengacu pada need for effectance, competence atau kontrol. Ide ini pertama kali disampaikan dalam literature oleh Robert White pada tahun 1959 yang mengatakan bahwa manusia memiliki keinginan untuk menciptakan dampak pada lingkungan (dalam Skinner dan Gembeck, 2010). Pengembangan konstruk kontrol dimulai dari Julian Rotter pada tahun 1966 sebagai locus of control yang diikuti dengan Seligman dengan learned helplessness, self-efficacy oleh Bandura dan causal attributions oleh Weiner (dalam Skinner, 2016) dan terus mengalami perkembangan. Konstruk utama dari kontrol adalah pengalaman kontrol (experiences control). Hal ini juga mengacu pada generative transmission yakni pengalaman untuk menggunakan berbagai upaya yang menghasilkan perilaku (outcomes) yang diinginkan (dalam Skinner dan Greene, 200). Pengalaman ini dapat dibedakan menjadi dua, yakni objektif dan subjektif. Pengalaman objektif mengacu pada pengendalian yang sebenarnya terhadap hasil perilaku. Sedangkan kontrol subjektif mengacu pada perceived control atau estimasi individu mengenai ketersediaan kontrol yang dimilikinya (dalam Skinner & Gembeck, 2010). Spector (2009) mengatakan bahwa kontrol dapat dilihat dari bagaimana seseorang mempersepsikan (perceived). Perceived control muncul dari interaksi antara manusia dan lingkungan. Perceived control merefleksikan jumlah kontrol yang dimiliki individu dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
lingkungan kerja. Gallagher, Bently dan Barlow (2014) menjelaskan dalam penelitiannya bahwa perceived control didefinisikan sebagai persepsi kontrol terhadap suatu faktor situasional dan peristiwa. Pendapat lain menyebutkan bahwa perceived control adalah kepercayaan (belief) dimana seseorang dapat mengontrol hasil dari perilakunya (dalam Kiecolt, Hughes dan Keith, 2009). Definisi yang serupa di atas menyebutkan perceived control mengacu pada kepercayaan dimana perubahan dalam suatu lingkungan merupakan satu kesatuan dengan perilaku, upaya dan pilihan individu (dalam Infurna, Gerstorf, Ram, Schupp dan Wagner, 2011). Berdasarkan definisi-definisi di atas, peneliti menyimpulkan bahwa perceived control adalah persepsi ketersediaan kontrol dimana individu percaya bahwa dirinya memiliki kontrol terhadap perilaku di dalam menghadapi suatu situasi. 2. Konstruk Perceived control Skinner (1996) melalui penelitiannya menyatakan bahwa untuk kepentingan penelitian, peneliti perlu menentukan konstruk kontrol yang digunakan agar membantu untuk memberi label mengenai potensi penyebab dan konsekuensi dari perceived control. Untuk itu peneliti berfokus pada dasar konstruk oleh Skinner tahun 2016. Skinner (2016) menjelaskan bahwa perceived control adalah sistem kompleks yang diidentifikasi oleh berbagai peneliti melibatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
banyak komponen dalam kontrol. Perceived control oleh Skinner melibatkan control beliefs. Control beliefs adalah konstruk personal yang
dipertimbangkan
memiliki
hubungan
terhadap
pengaruh
lingkungan. Control beliefs terdiri dari contingency belief dan competence belief. a. Contingency beliefs Contingency belief adalah sikap yang mengarahkan individu untuk menghasilkan perilaku (outcomes) yang diinginkan. Bentuk-bentuk dari contingency antara lain internal (usaha, kemampuan),
eksternal
(kekuatan
orang
lain),
impersonal
(keberuntungan, takdir) dan unknown (tidak diketahui). b. Competence beliefs Competence beliefs adalah kepercayaan individu bahwa ia memiliki
kemampuan
untuk
menciptakan
sikap
sehingga
menghasilkan perilaku yang diinginkan. Skinner (dalam Greene dan Murdock, 2013) menjelaskan bahwa perceived control berdasar dari hubungan atribusi antara respon individu terhadap suatu peristiwa (contingency) dan atribusi mengenai individu yang mampu menciptakan respon tersebut (competence). Sehingga, individu yang mengandalkan contingency eksternal, impersonal dan unknown (noncontingency) atau individu yang merasa tidak memiliki keinginan atau kemampuan (incompetence) akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
mengarahkan pada kondisi yang disebut loss of control atau lack of control. 3. Dampak Perceived control Glavin dan Schieman (2014) menyebutkan dalam penelitiannya menjelaskan bahwa perceived control dapat mengurangi stressors untuk semakin meluas. Serupa dengan pernyataan di atas, Fox dan Spector (2006) mengungkapkan apabila individu mempersepsikan memiliki kontrol, maka ia percaya bahwa situasi yang dihadapinya tidak akan menjadi semakin buruk dan dapat mentoleransi adanya stimulus yang menciptakan stres yang lebih tinggi. Selain pernyataan di atas, Skinner (2016) menjelaskan bahwa individu yang percaya memiliki perceived control yang tinggi akan menunjukkan usaha, kerja keras, kesediaan untuk berperilaku, bertahan dalam menghadapi kegagalan, menunjukkan minat, optimis, memiliki perhatian, penyelesaian masalah dan berorientasi pada tindakan. Sedangkan individu yang tidak percaya memiliki kontrol mereka cenderung untuk menarik diri, mundur, melarikan diri, menyerah atau menjadi lebih pasif, menjadi takut, depresi, pesimis dan mengalami distress. Selain itu, memiliki kontrol dalam pekerjaan bermanfaat bagi kesehatan pekerja. Hal tersebut dikarenakan kontrol memungkinkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
pekerja untuk mereduksi suatu kejadian yang memicu stress (dalam Schreurs, Van Emmerik, Notelaers dan De Witte, 2010).
C. Gambaran Kancah Penelitian Melalui web milik PT Vale Indonesia Tbk menjelaskan bahwa perusahaan tersebut merupakan anak perusahaan dari Vale, sebuah perusahaan pertambangan global yang berkantor pusat di Brasil. sebelumnya bernama PT International Nickel Indonesia Tbk. (PT Inco), PT. Vale Indonesia mengoperasikan tambang nikel open pit dan pabrik pengolahan di Sorowako, Sulawesi, sejak tahun 1968. Kegiatan bisnis Vale Indonesia terbagi dalam dua lingkup; operasi (operation) dan pendukung (support). Departemen-departemen yang berada di lingkup operasi terdiri dari; 1. Mines & Exploration, 2. Process Plant, 3. Production Services, 4. Operation Support, 5. Vale Production System, 6. Engineering Tech, 7. Development and Support 8. Maintenance & Utilities.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
Sedangkan departemen-departemen yang berada di lingkup pendukung terdiri dari; 1. Human Resources & Corporate Services, 2. External Relations, 3. Finance, 4. Legal & Corporate Secretary, 5. Internal Audit dan Project Department. Karyawan PT. Vale Indonesia dipilih sebagai subjek penelitian karena peneliti berdasar dari fenomena yang terjadi pada perusahaan tersebut terkhusus dalam menghadapi kondisi krisis. Dilansir dalam majalah Halo Vale pada tahun 2013, krisis sudah terjadi sejak tahun 2009. Pada laman Market menunjukkan bahwa harga jual nickel pada tahun 2016 mencapai US$ 8.531 yang berarti kondisi krisis masih terus berlanjut. Berdasarkan kondisi ini membuat perusahaan perlu melakukan strategi penyelamatan agar tetap dapat bertahan di tengah kondisi tersebut. Sehingga, berdasarkan wawancara pribadi yang dilakukan dapat diketahui perusahaan berencana untuk melakukan efisiensi terhadap berbagai macam aspek termasuk terhadap karyawan dengan melakukan layoff bahkan PHK. Untuk itu, peneliti memilih untuk melakukan penelitian berdasarkan fenomena yang terjadi di PT. Vale Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
D. Hubungan Antara Perceived control dan Job insecurity Job
insecurity
adalah
ketidakberdayaan
individu
untuk
mempertahankan pekerjaannya sebagai akibat dari adanya situasi yang mengancam akan kehilangan pekerjaan. Dengan kata lain, job insecurity merupakan salah satu stressor yang dihadapi karyawan dalam lingkungan pekerjaan. Job insecurity dapat didefinisikan ke dalam dua sudut pandang salah satunya adalah global concept atau konsep global. Konsep global berdasar pada adanya ancaman terhadap pekerjaan. Konsep ini diaplikasikan dalam konteks organisasi yang mengalami krisis dimana job insecurity merupakan ancaman akan ketidakpastian (dalam Mauno et. al., 2001; Greenhalgh dan Rosenblatt, 2014). Leka dan Jain (dalam De Witte et. al., 2015) menjelaskan bahwa job insecurity mengarahkan individu untuk merasakan dampak secara fisik maupun psikologis. Burgard et. al. (2009) dalam penelitiannya menemukan bahwa perceived job insecurity menjadi prediktor yang signifikan
terhadap
masalah
kesehatan.
Dampak
lainnya
adalah
menurunnya kepuasan kerja, terjadinya kecelakaan di tempat kerja serta dampaknya terhadap kesehatan fisik (Jiang dan Probst, 2014). Job insecurity (dalam De Witte et. al., 2015) berhubungan dengan rendahnya kesehatan mental dan masalah kesehatan secara fisik. Greenhalgh dan Rosenblatt (2014) menjelaskan bahwa pengalaman subjektif dari job insecurity mengarahkan pada disfungsi perilaku bekerja seperti; penurunan usaha (effort), keinginan untuk meninggalkan pekerjaan dan tidak ingin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
mengalami perubahan. Lain halnya dengan Glavin (2013) yang menemukan bahwa karyawan yang mengalami perceived job insecurity mengalami peningkatan tekanan kerja dan terjadi penurunan dalam membuat keputusan. Meskipun demikian, terdapat beberapa cara untuk mereduksi individu untuk mengalami job insecurity. Beberapa studi menemukan efek moderasi dari karakteristik individu salah satunya perceived control (dalam Sverke et. al., 2006). Perceived control adalah persepsi ketersediaan kontrol dimana individu percaya bahwa dirinya memiliki kontrol terhadap perilaku di dalam menghadapi suatu situasi. Spector (2009) mengemukakan bahwa kontrol dapat mempengaruhi individu dalam melihat lingkungan kerja dan dapat menahan emosi yang berlebihan sebagai dampak dari lingkungan tersebut. Konstruk kontrol dari Skinner (2016) digunakan sebagai dasar pemahaman untuk mengetahui ketersediaan kontrol yang dimiliki individu. Perceived control oleh Skinner melibatkan control beliefs. Control beliefs adalah konstruk personal yang dipertimbangkan memiliki hubungan
terhadap
pengaruh
lingkungan.
Konstruk
personal
ini
merupakan salah satu bentuk perbedaan individu (individual differences) yang membedakan individu satu dengan yang lainnya khususnya pada domain kognitif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
Control beliefs terdiri dari contingency belief dan competence belief. Contingency belief adalah sikap yang mengarahkan individu untuk menghasilkan perilaku (outcomes) yang diinginkan. Bentuk-bentuk dari contingency antara lain internal (usaha, kemampuan), eksternal (kekuatan orang lain), impersonal (keberuntungan, takdir) dan unknown (tidak diketahui). Competence beliefs adalah kepercayaan individu bahwa ia memiliki kemampuan untuk menciptakan sikap sehingga menghasilkan perilaku yang diinginkan. Skinner (dalam Greene dan Murdock, 2013) menjelaskan bahwa perceived control berdasar dari hubungan atribusi antara respon individu terhadap suatu peristiwa (contingency) dan atribusi mengenai
individu
yang
mampu
menciptakan
respon
tersebut
(competence). Untuk itu, penting untuk menggabungkan contingency belief dan competence belief dalam mengukur ketersediaan perceived control yang dimiliki individu. Apabila individu mengandalkan contingency internal dan percaya memiliki competence, maka ia memiliki perceived control. Melalui perceived control, individu akan menunjukkan berbagai perilaku positif seperti menunjukkan usaha, kerja keras, kesediaan untuk berperilaku, bertahan dalam menghadapi kegagalan dan lain sebagainya. Glavin dan Schieman (2014) juga menyebutkan dalam penelitiannya menjelaskan bahwa perceived control dapat mengurangi stressor untuk semakin meluas.
Serupa
dengan
Glavin
dan
Schieman,
Spector
(2006)
mengungkapkan apabila individu mempersepsikan memiliki kontrol, maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
ia percaya bahwa situasi yang dihadapinya tidak akan menjadi semakin buruk dan dapat mentoleransi adanya stimulus yang menciptakan stres yang lebih tinggi. Sedangkan, individu yang mengandalkan contingency eksternal dan tidak memiliki kepercayaan diri (incompetence) Individu mengalami kurangnya kontrol atau loss of control. Jika individu mengalami loss of control
maka
hal
tersebut
dapat
mengarahkan
individu
pada
ketidakberdayaan atau helplessness (dalam Greene dan Murdock, 2013; Skinner, 2016). De Witte (2005) menjelaskan apabila individu kurang memiliki kontrol akan mengalami job insecurity.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
E. Kerangka Pemikiran
Situasi krisis (stressor)
Karakteristik Individu: Perceived Control
Perceived control tinggi : Internal contingency Competence
Perceived control rendah : Eksternal contingency incompetence
Mempersepsikan pekerjaan mereka aman meskipun kondisi sedang krisis
Mempersepsikan pekerjaan mereka akan hilang Merasa tidak berdaya menghadapi krisis
Level Job Insecurity rendah
Level Job Insecurity tinggi
F. Hipotesis Hipotesis penelitian ini adalah terdapat hubungan negatif antara perceived control dan job insecurity. Semakin tinggi perceived control maka semakin rendah karyawan mengalami job insecurity.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian korelasional yang melihat apakah variasi pada satu variabel berkaitan dengan variabel lainnya (Azwar, 2015). Penelitian ini ingin mengetahui hubungan antara perceived control dengan job insecurity pada karyawan PT. Vale Indonesia yang bertempat di Soroako. B. Variabel Penelitian Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu: Variabel Bebas
: Perceived control
Variabel Tergantung : Job insecurity C. Definisi Operasional 1. Perceived control Perceived control adalah persepsi ketersediaan kontrol dimana karyawan percaya bahwa dirinya memiliki kontrol terhadap perilaku di dalam menghadapi suatu situasi. Terdapat dua komponen dalam perceived control yakni contingency dan competence belief. Dua komponen tersebut perlu dipadukan menjadi satu untuk melihat estimasi kontrol yang dimiliki karyawan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
Peneliti menyusun skala sendiri berdasarkan komponen-komponen perceived control. Semakin tinggi skor yang dimiliki maka semakin tinggi pula perceived control yang dimiliki karyawan. 2. Job insecurity Job
insecurity
adalah
persepsi
subjektif
karyawan
atau
pertimbangan secara menyeluruh mengenai potensi ancaman terhadap pekerjaan mereka sehingga menciptakan perasaan tidak berdaya untuk mempertahankannya di masa depan. Peneliti menggunakan konsep global dalam menjelaskan job insecurity sehingga hanya terdapat satu dimensi yang digunakan dalam menyusun skala yakni ancaman terhadap pekerjaan. Peneliti menyusun skala sendiri berdasarkan dimensi tersebut. Semakin tinggi skor yang diperoleh maka karyawan akan mempersepsikan memiliki job insecurity yang tinggi. D. Subjek Penelitian Penelitian ini menggunakan metode convenience sampling dalam memilih subjek. Convenience sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, anggota populasi yang ditemui peneliti dan bersedia dijadikan sampel (Sangadji dan Sopiah, 2010). Metode ini dilakukan karena adanya keterbatasan dalam penelitian untuk mengambil sampel dari seluruh populasi. Hal tersebut dikarenakan terdapat sejumlah departemen di perusahaan PT. Vale yang cukup sulit dijangkau untuk dilakukan pengambilan data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
E. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dengan skala Likert sebagai instrumennya. Metode kuesioner dengan skala Likert ini digunakan dengan mengukur respon yang diberikan subjek mengenai kesetujuan atau tidak terhadap atribut psikologis yang diukur (Supratiknya, 2014). Terdapat empat pilihan respon yang dapat dipilih oleh subjek yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Pilihan respon netral tidak dimasukkan karena peneliti ingin menghindari kecenderungan subjek untuk memilih respon tengah yang cenderung untuk mencari aman sehingga mencerminkan ketidakpastian (Supratiknya, 2014). Terdapat dua bentuk pernyataan yang diberikan yakni pernyataan favorable dan unfavorable. Pernyataan favorable adalah pernyataan yang memberikan sikap positif terhadap aspek yang hendak diukur sedangkan pernyataan unfavorable adalah pernyataan yang menunjukkan sikap negatif terhadap aspek yang hendak diukur (dalam Supratiknya, 2014). Tabel 1 Penskoran item favorable dan unfavorable No. 1. 2. 3. 4.
Pilihan respon Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS)
Favorable 4 3 2 1
Unfavorable 1 2 3 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
Berikut adalah penjelasan skala yang akan digunakan: 1. Skala Perceived control Skala perceived control merupakan skala yang disusun oleh peneliti berdasarkan komponen perceived control oleh Skinner (2016). Komponen tersebut adalah contingency beliefs dan competence belief. Contingency beliefs didefinisikan sebagai hubungan sebab akibat antara perilaku individu dan hasil dari perilaku yang mereka alami. Skinner (2016) menjelaskan bahwa bentuk-bentuk dari contingency antara lain internal (usaha, kemampuan), eksternal (kekuatan orang lain), impersonal (keberuntungan, takdir) dan unknown (tidak diketahui). Sedangkan competence beliefs (dalam Greene et. al., 2013) adalah persepsi mengenai kemampuan untuk memberikan perilaku yang diinginkan dan dapat menggunakannya dengan sukses dalam berbagai situasi. Berikut adalah distribusi item pada skala perceived control: Tabel 2 Distribusi item pada skala Perceived control (sebelum uji coba) Komponen Contingency dan Competence
Favorable 20
50%
Unfavorable 20
50%
Total 40
100%
2. Skala Job insecurity Skala job insecurity disusun oleh peneliti berdasarkan konsep global yang dijelaskan dalam penelitian oleh Mauno (2001) serta yang dikemukakan oleh Greenhalgh dan Rosenblatt (2014) dimana job
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
insecurity berdasar pada satu dimensi yakni ancaman terhadap pekerjaan. Konsep global membahas mengenai ancaman terhadap pekerjaan atau kelanjutan suatu pekerjaan. Konsep ini diaplikasikan pada suatu organisasi yang mengalami krisis atau perubahan dimana job insecurity dipertimbangkan sebagai fase pertama dalam proses kehilangan pekerjaan (dalam Mauno et. al., 2001). Konsep global menurut Greenhalgh dan Rosenblatt (2014) didasari oleh adanya ancaman dan kecenderungan untuk kehilangan pekerjaan yang lebih tepat digunakan pada organisasi sektor privat atau organisasi yang bersifat pribadi dimana job insecurity merupakan suatu ancaman akan ketidakpastian. Berikut adalah distribusi item pada skala job insecurity: Tabel 3 Distribusi item pada skala Job insecurity (sebelum uji coba) Dimensi Ancaman terhadap pekerjaan
Favorable 10
50%
Unfavorable 10
50%
Total 20
100%
F. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas Dalam proses penyusunan skala, validitas merupakan hal penting yang perlu dilakukan dalam suatu penelitian. Pengujian validitas merupakan proses untuk mengetahui apakah hasil pengukuran kita sudah tepat sesuai dengan tujuan ukurnya (Azwar 2015). Untuk mengetahui ketepatannya, maka peneliti menggunakan validitas isi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
Validitas isi adalah sejauh mana skala yang sudah disusun memiliki relevansi terhadap atribut yang ingin diukur dengan melakukan analisis oleh expert judgement (Azwar, 2015). Validasi dilakukan dengan memberikan skala yang sudah disusun kepada dosen pembimbing sebagai expert judgement untuk ditindaklanjuti kesesuaian tiap item dengan variabel yang ingin diukur. 2. Seleksi Item Alat ukur dikatakan baik apabila dalam pengukurannya mampu membedakan individu berdasarkan item yang diukur atau yang disebut juga dengan daya diskriminasi item (Azwar, 2014). Pengujian daya diskriminasi item dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi tiap item dengan distribusi skor skala yang menghasilkan koefisien item total (
). Seleksi item dilakukan berdasar koefisien tersebut dengan
kriteria batasan
0,30. Apabila item dapat mencapai koefisien
korelasi minimal, maka item tersebut dianggap memuaskan. Berdasarkan hasil uji coba terhadap skala job insecurity, koefisien korelasi item total yang diperoleh 0,17 skor terendah hingga 0,70 skor tertinggi. Sedangkan koefisien korelasi item total pada saat pengambilan data berkisar dari skor 0,29 hingga 0,66. Pada skala ini terdapat 3 item yang digugurkan karena tidak mencapai batasan kriteria yakni 0,30. Berikut hasil uji coba yang diperoleh:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
Tabel 4 Distribusi Item Skala Job insecurity (setelah uji coba) Dimensi
Favorable
1, 2, 5, 6, 9, 10, 13, 14*, 17, 18 : nomor item yang gugur
Ancaman terhadap pekerjaan *
Unfavorable 3, 4, 7*, 8, 11, 12, 15, 16*, 19, 20
Berdasarkan hasil uji coba terhadap skala perceived control, koefisien korelasi item total yang diperoleh -0,05 skor terendah hingga 0,69 skor tertinggi. Sementara, korelasi item total pada saat pengambilan data berkisar rentang 0,49 hingga 0,76. Pada skala ini terdapat 9 item yang digugurkan karena tidak mencapai batasan kriteria yakni 0,30. Berikut hasil uji coba yang diperoleh: Tabel 5 Distribusi Item Skala Job insecurity (setelah uji coba) Komponen
Favorable
3, 4, 7, 8*, 11, 12, Contingency dan 15, 16, 19, 20, 23, Competence 24*, 25, 27, 30, 31, 32, 35, 36, 40* * : nomor item yang gugur
Unfavorable 1, 2, 5, 6, 9, 10*, 13, 14*, 17, 18*, 21, 22*, 26, 28, 29, 33, 34, 37, 38*, 39*
3. Reliabilitas Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu proses pengukuran dapat dipercaya. Hasil suatu pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan terhadap kelompok subjek yang sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
akan diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek belum berubah (Azwar, 2015). Pengukuran reliabilitas
dalam penelitian ini
menggunakan
pendekatan penyajian skala yang dilakukan sekali (Single Trial Administration) yang menghasilkan konsistensi internal, salah satunya adalah Alpha Cronbach (Azwar, 2014). Kriteria suatu alat ukur dikatakan reliabel apabila mencapai batas koefisien reliabilitas (α) > 0,6 (Siregar, 2013). Melalui hasil pengujian terhadap skala job insecurity, diperoleh koefisien reliabilitas (α) sebesar 0,88. Sedangkan pada skala perceived control, koefisien reliabilitas (α) yang diperoleh sebesar 0,90. Hasil tersebut menunjukkan bahwa reliabilitas kedua skala baik karena mencapai batas koefisien reliabilitas yakni 0,6. G. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan adalah uji asumsi dan uji hipotesis. Metode tersebut digunakan karena penelitian ini bersifat korelasional sehingga diperlukan uji asumsi dan uji hipotesis untuk melihat korelasi atau hubungannya. 1. Uji Asumsi a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk memeriksa apakah data penelitian yang dimiliki berasal dari populasi yang sebaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
datanya normal (Santoso, 2010). Pengujian ini menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov dalam program IBM SPSS Statistics versi 22. Data penelitian dikatakan normal apabila hasil signifikansinya lebih besar dari 0,05 (Santoso, 2010). b. Uji Linieritas Uji linieritas mengatakan bahwa hubungan antar variabel yang akan dianalisis mengikuti garis lurus (Santoso, 2010). Uji ini dilakukan dengan menggunakan test for linierity dalam program IBM SPSS Statistics versi 22. Apabila hasil menunjukkan nilai p < 0,05 maka terdapat hubungan antara variabel bebas dan tergantung (Azwar, 2015). 2. Uji Hipotesis Penelitian ini dilakukan untuk melihat adanya hubungan antara variabel bebas dan tergantung atau yang disebut dengan teknik korelasi. Maka, teknik yang digunakan untuk menghitung korelasi adalah teknik korelasi Product Moment Pearson dalam program IBM SPSS Statistics versi 22.0. Teknik ini dapat dilakukan apabila data penelitian memiliki sebaran data yang normal. Namun, apabila data tidak terdistribusi normal maka uji hipotesis yang digunakan adalah teknik korelasi Spearman’s Rho.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Peneliti terlebih dahulu meminta ijin pada perusahaan untuk melakukan penelitian dengan mengajukan proposal pada departemen External Relations. Kemudian peneliti berkonsultasi dengan salah seorang karyawan PT. Vale Indonesia mengenai prosedur pengambilan data. Melalui konsultasi tersebut peneliti memutuskan untuk menitipkan skala kepada beberapa karyawan untuk disebarkan pada karyawan lainnya dengan pertimbangan ketatnya akses bagi peneliti untuk dapat masuk ke dalam perusahaan. Penelitian ini dimulai dengan melakukan uji coba pada tanggal 18 26 Oktober 2016. Peneliti memberikan skala A yakni job insecurity dan skala B yakni perceived control pada 60 orang karyawan. Dari 60 skala yang diberikan terdapat 1 skala yang tidak lengkap pengisiannya serta 9 yang tidak dikembalikan. Sehingga, peneliti menggunakan 50 skala sebagai data uji coba. Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 28 Oktober – 18 November 2016. Peneliti mengambil data dengan melakukan dua strategi yakni menyebarkan data versi hardcopy langsung kepada karyawan dan menyebarkan data versi softcopy. Peneliti mencetak data versi hardcopy sebanyak 150. Dari 150 skala yang disebar terdapat 5 skala yang tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
dapat digunakan. Sedangkan skala yang dikembalikan pada peneliti berjumlah 125. Dalam penyebaran versi softcopy, peneliti memberikan data melalui e-mail kepada salah seorang karyawan. Kemudian, karyawan tersebut akan meneruskan kepada rekan-rekan kerjanya. Data yang dikembalikan pada peneliti berjumlah 25. B. Deskripsi Subjek Penelitian Jumlah subjek dalam penelitian ini sebanyak 150 orang yakni karyawan PT. Vale Indonesia Tbk. Dalam penelitian ini, berfokus pada karyawan yang mengalami kondisi krisis. Pada tahun 2009 hingga saat ini, PT. Vale Indonesia sedang menghadapi kondisi krisis. Semua karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut merasakan kondisi krisis sehingga, karyawan dari tiap departemen mana pun dapat menjadi subjek penelitian ini. Akan tetapi, dikarenakan peneliti melakukan penelitian pada saat kondisi sedang krisis serta perusahaan yang sedang melakukan shutdown maka peneliti mengalami kesulitan untuk mendapatkan subjek dalam jumlah yang banyak. Melalui hasil penelitian diperoleh deskripsi subjek sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
Tabel 6 Deskripsi Subjek Berdasarkan Usia Rentang Jumlah Presentase Usia 21-30 27 18.0% 31-40 71 47.3% 41-50 42 28.0% 51-60 8 5.3% >60 2 1.3% Berdasarkan data pada tabel 6 dapat diketahui bahwa 47,3% subjek berusia sekitar 31 hingga 40 tahun. Sedangkan, 1,3% persen subjek yang berusia di atas 60 tahun. Tabel 7 Deskripsi Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Jumlah Presentase Kelamin 119 79.3% Laki-Laki Perempuan 31 20.7% Melalui data pada tabel 7, sebesar 79,3% subjek dalam penelitian ini adalah laki-laki sedangkan, 20,7% sisanya adalah perempuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
C. Deskripsi Data Penelitian Berikut adalah hasil perhitungan data penelitian menggunakan IBM SPSS Statistics versi 22: Tabel 8 Deskripsi Data Penelitian Data Teoritik Variabel Job insecurity Perceived control
N
Sig. (p)
Mean
Skor Min
Max
Data Empirik SD
Mean
Skor Min
Max
SD
150
0,000
42,50
17
68
8,5
34,37
17
48
6,405
150
0,000
77,50
31
124
15,5
98,13
68
124
10,677
Melalui hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa nilai mean teoritik pada variabel job insecurity sebesar 42,5 sementara nilai mean empiriknya sebesar 34,37 dengan nilai signifikansi 0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara mean teoritik dan mean empirik. Maka dapat disimpulkan bahwa subjek memiliki tingkat job insecurity yang rendah. Pada variabel perceived control, mean teoritik yang diperoleh sebesar 77,5 sedangkan mean empiric yang diperoleh melalui data penelitian sebesar 98,13 dengan signifikansi 0,000. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara mean teoritik dan empirik. Hasil ini memberikan informasi bahwa subjek memiliki tingkat perceived control yang cukup tinggi. Untuk dapat mengetahui seberapa rendah tangkat job insecurity dan seberapa tinggi perceived control yang diperoleh subjek dalam penelitian ini maka dilakukan pengkategorisasian terhadap kedua skala.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
Kategorisasi dilakukan untuk menempatkan individu ke dalam kelompokkelompok yang posisinya berjenjang menurut suatu kontinum berdasar atribut yang diukur atau yang disebut juga kategorisasi jenjang (Azwar, 2014). Penempatan individu ke dalam kelompok dilakukan berdasarkan nilai mean teoritik (µ) dan satuan deviasi standar populasi (σ). Berikut adalah norma kategorisasi skala: Tabel 9 Norma Kategorisasi Skor Skala Skor
Kategori
X < (µ - 1,5σ)
Sangat Rendah
(µ - 1,5σ) ≤ X < (µ - 0,5σ)
Rendah
(µ - 0,5σ) ≤ X < (µ + 0,5σ)
Sedang
(µ + 0,5σ) ≤ X < (µ + 1,5σ)
Tinggi
(µ + 1,5σ) ≤ X
Sangat Tinggi
Keterangan: X = Skor subjek µ = Mean teoritik σ = Satuan deviasi standar populasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
Tabel 10 Kategorisasi Skala Job insecurity Skor
Jumlah Subjek
Presentase
Kategori
X ≤ (29,75)
27
18%
Sangat Rendah
(29,75) ≤ X < (38,25)
87
58%
Rendah
(38,25) ≤ X < (46,75)
34
22.7%
Sedang
(46,75) ≤ X < (55,25)
2
1.3%
Tinggi
(55,25) < X
-
-
Sangat Tinggi
Melalui norma kategorisasi tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar subjek berada pada kategori rendah yakni sebanyak 87 subjek dengan presentase 58% yang berarti subjek memiliki tingkat job insecurity pada tingkat rendah. Sedangkan 2 subjek berada pada kategori tinggi dengan presentase 1.3% yang berarti subjek memiliki tingkat job insecurity yang tinggi. Selain itu terdapat 27 subjek masuk ke dalam kategori sangat rendah dengan presentase 18% dan 34 subjek masuk dalam kategori sedang dengan presentase 22.7%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
Tabel 11 Kategorisasi Skala Perceived control
Skor
Jumlah Subjek
Presentase
Kategori
X ≤ (54,25)
-
-
Sangat Rendah
(54,25) ≤ X < (69,75)
1
0.7%
Rendah
(69,75) ≤ X < (85,25)
6
4%
Sedang
(85,25) ≤ X < (100,75)
99
66%
Tinggi
(100,75) < X
44
29.3%
Sangat Tinggi
Melalui norma kategorisasi skala perceived control menunjukkan bahwa sebanyak 99 subjek termasuk dalam kategori tinggi dengan presentase 66%. Hal ini menunjukkan bahwa subjek memiliki tingkat perceived control yang tinggi. Sementara terdapat 1 subjek masuk ke dalam kategori rendah dengan presentase 0.7% yang menunjukkan bahwa subjek memiliki tingkat perceived control yang rendah. Subjek lainnya masuk ke dalam kategori sedang sebanyak 6 subjek dengan presentase 4% dan 44 subjek masuk dalam kategori sangat tinggi dengan presentase 29.3%. D. Analisis Data Penelitian 1. Uji Asumsi a. Uji Normalitas Uji ini digunakan untuk melihat apakah sebaran data yang dimiliki terdistribusi normal atau tidak. Untuk dapat mengetahui hal tersebut peneliti menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
program IBM SPSS Statistics versi 22. Jika signifikasi (p) lebih besar daripada 0,05 (p > 0,05) maka data tersebut terdistribusi secara normal. Berikut hasil uji normalitas terhadap data yang diperoleh: Tabel 12 Hasil Uji Normalitas Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic
df
Sig.
Shapiro-Wilk Statistic
df
Sig.
Job insecurity
.122
150
.000
.955
150
.000
Perceived control
.172
150
.000
.896
150
.000
a. Lilliefors Significance Correction
Melalui hasil uji diatas, nilai signifikansi pada variabel job insecurity dan perceived control adalah 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa data yang diperoleh tidak terdistribusi secara normal karena nilai signifikansi yang kurang dari 0,05. b.
Uji Linieritas Uji ini digunakan untuk melihat apakah hubungan diantara variabel membentuk garis lurus atau tidak. Untuk mengetahui hal tersebut peneliti menggunakan teknik test for liniearity pada program IBM SPSS Statistics versi 22. Apabila signifikansi (p) kurang dari 0,05 (p < 0,05) menunjukkan bahwa kedua variabel bersifat linier.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
Tabel 13 Hasil Uji Linieritas M JI * PC
Between Groups e
l
ANOVA Table Sum of Squares (Combined) 4267.130 Linearity 3207.267 Deviation from Linearity
a Within Groups Total
df 37
Mean Square 115.328
F 6.997 194.59 1 3207.267 4
1059.863
36
29.441
1845.963
112
16.482
6113.093
149
1.786
l Melalui hasil diatas diperoleh nilai signifikansi (p) linearity pada variabel job insecurity dan perceived control sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa kedua variabel bersifat linier.
Sig. .000 .000 .011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
Grafik 1 Scatter Plot 2. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik uji korelasi Spearman’s Rho dengan bantuan program IBM SPSS Statistics versi 22. Uji ini digunakan karena berdasarkan hasil uji asumsi sebelumnya menunjukkan bahwa data kedua variabel penelitian tidak terdistribusi secara normal. Berikut hasil uji hipotesis:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
Tabel 14 Hasil Uji Hipotesis
Correlations Total_A Spearman's
Job
Correlation Coefficient
rho
Insecurity
Sig. (1-tailed) N
Total_B
1.000
-.632**
.
.000
150
150
-.632**
1.000
Perceived
Correlation Coefficient
Control
Sig. (1-tailed)
.000
.
N
150
150
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Melalui hasil uji hipotesis di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi (r) adalah sebesar -0,632 dengan signifikansi sebesar 0,000. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa adanya hubungan negatif antara variabel job insecurity dan perceived control. Arah hubungan yang negatif memberikan gambaran bahwa semakin tinggi perceived control yang dimiliki karyawan maka pengalaman job insecurity semakin rendah. Sebaliknya, semakin rendah perceived control yang dimiliki maka akan semakin tinggi karyawan mengalami job insecurity. 3. Analisis Data Tambahan Analisis data tambahan dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan diantara kelompok variabel dalam penelitian ini. Uji yang digunakan dalam analisis tambahan ini adalah uji Kruskal-Wallis dengan bantuan program IBM SPSS Statistics versi 22. Uji ini dipilih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
dengan pertimbangan sebaran data variabel penelitian yang tidak terdistribusi normal dan terdapat lebih dari 2 kelompok sampel yang akan diuji. Hipotesis uji Kruskal-Wallis terbagi menjadi 2 yaitu Ho dan Ha. Ho berbarti tidak ada perbedaan di antara sampel sedangkan Ha berarti ada
perbedaan.
Kriteria
pengujian
diambil
berdasarkan
nilai
probabilitas. Jika probabilitas (sig.) > 0,05 maka Ho diterima. Sebaliknya, jika probabilitas (sig.) < 0,05 maka Ho ditolak (Siregar, 2013). Berikut hasil uji Kruskal-Wallis: Tabel 15 Hasil Uji Kruskal-Wallis Test Statisticsa,b Job insecurity Chi-Square
3.368
df
4
Asymp. Sig.
.498
a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: Kelompok Usia
Uji ini dilakukan untuk melihat apakah ada perbedaan antara 5 kelompok usia terhadap tingkat job insecurity. Kelompok usia terbagi menjadi 1) 21-30, 2) 31-40, 3) 41-50, 4) 51-60, dan 5) >60. Hasil nilai sig. yang diperoleh sebesar 0,498. Hal ini menunjukkan bahwa nilai sig. > 0,05. Maka, Ho diterima yang berarti tidak ada perbedaan tingkat job insecurity pada 5 kelompok usia subjek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
E. Pembahasan Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara job insecurity dengan perceived control pada karyawan. Melalui hasil uji hipotesis menggunakan teknik Spearman’s Rho diperoleh koefisien korelasi (r) sebesar -0,632 dengan signifikansi (p) sebesar 0,000. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima, yakni terdapat hubungan negatif antara job insecurity dengan perceived control. Maka, dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin tinggi perceived control maka semakin rendah job insecurity. Sebaliknya semakin rendah perceived control maka semakin tinggi job insecurity yang dialami oleh karyawan. Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan adanya keterkaitan dengan pernyataan Spector (2009) bahwa kontrol memiliki kaitannya sebagai moderator antara lingkungan dan persepsi atas suatu stressor. Apabila individu dapat mengendalikan situasi maka sangat mungkin bagi individu untuk mempersepsikan sebagai tantangan yang akan berkaitan dengan respon positif. Sebaliknya, apabila individu melihat situasi sebagai sesuatu yang tidak dapat dikontrol atau sangat mungkin dilihat sebagai sebuah stressor maka hal itu dapat mengarahkan individu pada respon emosi negatif. Berkaitan dengan ancaman pekerjaan yang dapat dipersepsikan sebagai stressor, karyawan dapat menghadapi dan melewatinya dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
baik karena mereka memiliki perceived control. Apabila karyawan mempersepsikan memiliki kontrol maka ia percaya bahwa situasi yang sedang dihadapi akan membaik dan mentoleransi adanya stimulus yang dapat meningkatkan tingkat stress (dalam Fox dan Spector, 2006). Selain itu, Glavin dan Schieman (2014) juga menyampaikan bahwa dengan perceived control dapat mereduksi stressors sehingga tidak semakin meluas. Skinner (2016) juga menjelaskan bahwa apabila karyawan memiliki perceived control yang tinggi maka mereka akan menunjukkan berbagai macam perilaku positif seperti menunjukkan usaha, kerja keras, optimis dan sebagainya. Apabila karyawan terus melatih kontrol dalam dirinya maka dapat membuat karyawan mempersepsikan sedikit keterbatasan pada pekerjaan mereka, memiliki kemampuan menentukan keputusan yang lebih baik dan memiliki level stress yang rendah (dalam Schultz dan Schultz, 2006). Sama halnya dengan pernyataan dalam Schreurs et. al. (2010) dimana kontrol memungkinkan karyawan untuk mereduksi suatu kejadian yang memicu stress sehingga bermanfaat bagi kesehatannya. Sedangkan apabila karyawan memiliki perceived control yang rendah akan menunjukkan perilaku yang negatif seperti menarik diri, melarikan diri, menyerah, mengalami distress dan sebagainya (dalam Skinner, 2016). De Witte (2005) menjelaskan bahwa kurangnya kontrol dapat mengarahkan individu untuk mengalami job insecurity. Apabila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
karyawan mempersepsikan mengalami job insecurity, hal tersebut dapat memiliki dampak secara fisik maupun psikologis (dalam De Witte et. al., 2015). Karyawan yang mempersepsikan mengalami job insecurity dapat mengalami masalah terhadap kesehatan (Burgard et. al., 2009), kesehatan fisik (Jiang dan Probst, 2014), rendahnya kesehatan mental (De Witte, 2015), penurunan usaha, keinginan untuk meninggalkan pekerjaan dan tidak ingin mengalami perubahan (Greenhalgh dan Rosenblatt, 2014) bahkan mengalami peningkatan tekanan kerja dan terjadi penurunan dalam pembuatan keputusan (Glavin, 2013). Melalui hasil analisis deskriptif diketahui bahwa subjek memiliki tingkat perceived kontrol yang tinggi dan job insecurity yang rendah. Hasil data pada skala perceived control menunjukkan nilai mean empiris yang tinggi daripada nilai mean teoritis yakni sebesar 98,13. Sedangkan pada skala job insecurity diperoleh hasil nilai mean empiris yang rendah daripada nilai mean teoritis yakni sebesar 34,37. Berdasarkan hasil tersebut hal-hal yang memungkinkan subjek memiliki tingkat kontrol yang tinggi dan job insecurity yang rendah terletak pada persepsi karyawan. Perceived control dan job insecurity mengandalkan bagaimana karyawan menginterpretasi terhadap situasi yang objektif. Pada konsep perceived control, individu yang berasal dari lingkungan kerja yang sama dapat mempersepsikan memiliki tingkat kontrol yang berbeda (Fox dan Spector, 2006). Begitu juga pada karakteristik job insecurity yang bersifat subjektif dimana situasi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
objektif dapat dipersepsi secara berbeda oleh masing-masing individu (dalam De Witte et. al., 2015; Vulkan, 2012; Elst et. al., 2014). Beberapa karyawan mungkin akan bersikap takut untuk dipecat sementara tidak ada alasan objektif bagi mereka untuk kehilangan pekerjaan. Sedangkan yang lain merasa tenang mengenai pekerjaan mereka sementara terdapat kemungkinan mereka akan dipecat (Hans De Witte et. al., 2015). Tingkat kontrol yang berbeda ini dipengaruhi oleh contingency dan competence yang ditunjukkan sebagai perceived control. Skinner (2016) menjelaskan bahwa dalam komponen contingency dapat diperoleh profil atau gambaran mengenai keseimbangan apakah individu mengandalkan dirinya atau dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar dan tidak terkendali sebagai kekuatan penyebab (causal forces) di tempat kerja dalam menciptakan perilaku. Sedangkan komponen competence menjelaskan bahwa individu yang percaya memiliki kemampuan yang tinggi mampu mempengaruhi kekuatan atau faktor yang berasal dari luar. Pada masalah krisis ini dapat diketahui bahwa karyawan merasakan kecemasan dalam kondisi krisis akan tetapi mereka mampu untuk tetap mengandalkan diri (contingency)
sehingga
mereka
mampu
untuk
mengkontrol
diri
(competence) di tengah kondisi krisis. Pada job insecurity, untuk mempersepsikan suatu situasi yang objektif cenderung dipengaruhi oleh beberapa faktor. Hal lain yang memungkinkan karyawan memiliki job insecurity yang rendah adalah karena dipengaruhi oleh faktor organisasi (Sverke et. al., 2006). Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
melakukan wawancara terhadap salah satu karyawan PT. Vale Indonesia untuk mengetahui lebih jauh tentang kondisi krisis. Dalam wawancara tersebut beliau menceritakan bahwa krisis memang sedang terjadi dimana perusahaan merugi, harga nickel rendah dan sebagainya. Akan tetapi, karyawan tetap merasa aman karena berbagai fasilitas yang diberikan oleh perusahaan masih tetap dirasakan. Sebagai contoh, berbagai tunjangan yang diberikan seperti biaya rumah sakit, pendidikan, hari raya dan lainlain masih dapat diberikan perusahaan meskipun dalam kondisi krisis. Halhal tersebut membuat karyawan masih merasakan kenyamanan di tengahtengah kondisi krisis (Wawancara Pribadi, 6 Desember 2016). Selain faktor di atas, usia juga merupakan salah satu faktor yang memiliki pengaruh terhadap job insecurity. Sverke et. al. (2006) menjelaskan bahwa individu yang berusia 30an dan 40an atau yang lebih tua cenderung lebih mudah untuk mengalami kehilangan pekerjaan sehingga lebih rentan merasakan pengalaman job insecurity. Hal ini dikarenakan pada usia tersebut individu berada pada usia dimana mereka bertanggung jawab untuk membesarkan anak. Akan tetapi melalui data analisis tambahan yakni uji Kruskal-Wallis menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan job insecurity terhadap usia. Sverke et. al. menjelaskan lebih jauh bahwa apabila tanggung jawab dapat diatasi maka job insecurity pun mengalami penurunan. Melalui wawancara dapat diketahui bahwa karyawan mendapatkan tunjangan pendidikan yang diperuntukkan bagi anak-anak karyawan. Maka, hal tersebut memungkinkan karyawan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
merasa aman terhadap tanggung jawab mereka sehingga memiliki tingkat job insecurity yang rendah. Faktor lain yang juga dapat memengaruhi job insecurity adalah jenis kelamin. Beberapa studi menemukan bahwa laki-laki cenderung mengalami job insecurity lebih tinggi daripada perempuan (Sverke et. al., 2006). Akan data yang diperoleh tidak dapat digunakan untuk melakukan pengujian. Hal tersebut dikarenakan jumlah laki-laki yang jauh lebih banyak daripada perempuan yakni laki-laki sejumlah 119 orang sedangkan perempuan hanya berjumlah 31 orang. Sosioekonomi juga menjadi salah satu faktor yang dapat memengaruhi job insecurity. Individu yang memiliki status yang rendah dalam pekerjaan dan memiliki pendapatan yang rendah cenderung mudah untuk mengalami ancaman kehilangan pekerjaan (dalam Sverke et. al., 2006). Akan tetapi data yang diperoleh mengenai jabatan juga tidak dapat digunakan karena sebagian besar karyawan yang menjadi subjek penelitian adalah staff yakni sejumlah 138 orang. Sedangkan karyawan yang termasuk senior staff berjumlah 7 orang, supervisor berjumlah 1 orang, manager berjumlah 3 orang dan senior manager berjumlah 1 orang. Terdapat beberapa hambatan yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini diantaranya peneliti tidak dapat memantau langsung proses pengambilan data. Hal ini dikarenakan ketatnya akses untuk masuk ke dalam perusahaan sehingga peneliti hanya dapat menitipkan kepada salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
seorang karyawan yang kemudian diteruskan pada rekan kerjanya. Selain itu, jumlah subjek yang kurang apabila ingin melakukan generalisasi. Peneliti hanya mampu mengumpulkan sebanyak 150 subjek. Pada saat pengambilan data, perusahaan sedang melakukan proses shutdown sehingga sebagian besar karyawan bekerja lebih dari 8 jam. Hal ini menyulitkan peneliti untuk memperoleh subjek dalam jumlah besar. Subjek sebagian besar didominasi oleh laki-laki. Hal ini juga menjadi salah satu hambatan dalam penelitian ini. Maka, melalui pembahasan di atas dapat menjelaskan perceived control yang tinggi memiliki hubungan negatif dengan job insecurity yang rendah terhadap karyawan PT. Vale Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perceived control memiliki hubungan yang negatif terhadap job insecurity. Hal tersebut dapat diketahui melalui hasil koefisien korelasi (r) yang diperoleh sebesar -0,632. Melalui data tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat perceived control yang dimiliki karyawan maka akan semakin rendah pengalaman job insecurity karyawan. Begitu pun sebaliknya, semakin rendah tingkat perceived control maka akan semakin tinggi karyawan merasakan job insecurity. B. SARAN 1. Bagi Subjek Penelitian Berdasarkan hasil norma kategorisasi menunjukkan bahwa 66% karyawan tergolong memiliki perceived control yang tinggi. Maka, karyawan diharapkan dapat mempertahankan dan terus meningkatkan perceived control yang dimiliki. Hal ini diperlukan untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk yang akan terjadi pada perusahaan. Jika hal tersebut harus terjadi, maka karyawan sudah terlebih dahulu mempersiapkan diri untuk menghadapi kondisi tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
2. Bagi Manajemen Perusahaan Melalui hasil penelitian menunjukkan bahwa karyawan memiliki tingkat perceived control yang tinggi sehingga merasakan pengalaman job insecurity yang rendah dalam menghadapi kondisi krisis. Manajemen perusahaan tetap perlu memantau apakah kondisi krisis memiliki dampak yang besar terhadap karyawan. Berdasarkan hasil norma kategorisasi terdapat 2 subjek yang tergolong memiliki job insecurity yang tinggi dan 34 lainnya tergolong dalam kategori sedang. Hal ini diperlukan untuk mengantisipasi karyawan yang merasakan job insecurity sebagai dampak dari kondisi krisis. 3.
Bagi Peneliti Selanjutnya Sebaiknya peneliti selanjutnya mengusahakan untuk mendapat izin masuk ke dalam perusahaan agar proses pengambilan data dapat dipantau langsung oleh peneliti. Selain itu, perlu memperhatikan kondisi
subjek
maupun
perusahaan
saat
hendak
melakukan
pengambilan data agar peneliti tidak mengalami kekurangan untuk memperoleh subjek dalam jumlah banyak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Azwar, S. (2014). Penyusunan Skala Psikologi (Edisi 2). Yogyakarta: Pustaka Pelajar -----------. (2015). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar -----------. (2015). Reliabilitas dan Validitas (Edisi 4). Yogyakarta: Pustaka Pelajar Burgard, S., Brand, Jennie E., & House, James S. (2009). Perceived job insecurity and worker health in the United States. Social Science & Medicine, 69, 777785 Cheng, T., Mauno, S., & Lee C. (2014). The buffering effect of coping strategies in the relationship between job insecurity and employee well-being. Economic and Industrial Democracy, 35(1), 71-94 De Witte, H. (2005). Job insecurity: review of the international literature on definitions, prevalence, antecedents and consequences. SA Journal of Industrial Psychology, 31(4), 1-6 De Witte, H., De Cupyer, N., & Elst, Tinne V. (2015). Job insecurity, health and well-being. Diakses dari https://www.researchgate.net/publication/300794413 Elst, Tinne V., Van den Broeck, A., De Cupyer, N., & De Witte, H. (2014). On the reciprocal relationship and employee well-being: Mediation by perceived control?. Journal of Occupational and Organizational Psychology, 87, 671693 Fox, S., & Spector, Paul E. (2006). The many roles of control in a stressoremotion theory of counterproductive work behavior. Dalam Pamela A. Perrewé & Daniel E. Ganster (Eds.), Employee Health, Coping and Methodologies (pp. 171-201). UK: Elsevier Ltd Gallagher, Matthew W., Bentley, Kate H., & Barlow, David H. (2014). Perceived control and vulnerability to anxiety disorders: A meta analytic review. Cognitive Theraphy and Research, 38, 571-584. DOI 10.1007/s1060801409624-x Glavin, P. (2013). The impact of job insecurity and job degradation on the sense of personal control. Work and Occupations, 40(2), 115-142 Glavin, P., & Schieman, S. (2014). Control in the face of uncertainty: Is job insecurity a challenge to the mental health benefits of control beliefs?. Social Psychology Quarterly, 77(4), 319-343 Greene, C. & Murdock, K. (2013) Multidimensional Control Beliefs, Socioeconomic Status and Health. American Journal of Health Behavior, 37(2), 227-237
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Greenhalgh, L., & Roseblatt, Z. (1984). Job insecurity: Toward Conceptual Clarity. Academy of Management Review, 3, 438-448 ---------------. (2014). Evolution of research on job insecurity. International Studies of Management & Organization, 40(1), 6-19 Infurna, Frank J., Gerstorf, D., Ram, N., Schupp, J., & Wagner, Gert G. (2011). Long-term antecedents and outcomes of perceived control. Psychology Aging, 26(3), 559-575 Jiang, L., & Probst, Tahira M. (2014). Organizational communication: A buffer in times of job insecurity. Economic and Industrial Democracy, 35(3), 557-579 Kiecolt, K. J., Hughes, M., & Keith, Verna M. (2009). Can a high sense of control and john henryism be bad for mental health?. The Social Quarterly, 50, 693714 Mauno, S., Leskinen, E., & Kinnunen, U. (2001). Multi-wave, multi-variable models of job insecurity: Applying different scales in studying the stability of job insecurity. Journal of Organizational Behavior, 22, 919-937 Probst, Tahira M. (2008). Job insecurity. Dalam Julian Barling & Cary L. Cooper (Eds.). The SAGE Handbook Organizational Behavior Volume I: Micro Approaches (pp. 178-195). London: SAGE Publications Ltd Reisel, William D. & Banai, M. (2002). Comparison of a multidimentional and a global measure of job insecurity: Predicting job attitudes and work behaviors. Psychological Reports, 90, 913-922 Rollercoaster Harga Nickel. (2013, Juli). Internal Magazine PT Vale Indonesia Tbk. Diunduh dari http://www.vale.com/indonesia/EN/press/publication/halovale/Halo Vale 4 Small Secured.pdf Sangadji, Dr. Ena M., & Sopiah, Dr. (2010). Metodologi Penelitian: Pendekatan Praktis dalam Penelitian. Yogyakarta: ANDI Santoso, A. (2010). Statistik untuk Psikologi dari Blog menjadi Buku. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Schreurs, B., Van Emmerik, H., Notelaers, N., & De Witte, H. (2014). Job insecurity and employee health: The buffering potential of job control and job self-efficacy. Health & Organizations, 24(1), 56-72 Schultz, D. & Schultz, Sydney E. (2006). Psychology & Work Today. New Jersey: Pearson Education Skinner, Ellen A. (1996). A guide to constucts of control. Journal of Personality and Social Psychology, 3, 549-570
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skinner, E. & Greene, T. (2008). Perceived control, coping and engagement. Dalam Thomas L. Good (Ed.). 21st Century Education: A Reference Handbook (pp. 121-130). SAGE Publications Skinner, Ellen A., & Zimmer-Gembeck, Melanie J. (2010). Perceived control and the development of coping. Dalam Susan Folkman (Ed.), The Oxford Handbook of Stress, Health, and Coping (pp. 35-59). United States: Oxford University Press Skinner, Ellen A. (2016). Seven guideposts to the study of perceived control across the lifespan. Dalam J. W. Reich & F. J. Infurna (Eds.). Perceived Control: Theory, Research and Practice in the first 50 years (pp. 309-340). Oxford University Press Siregar, Ir. Syofian. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS Edisi Pertama. Jakarta: Kencana Spector, Paul E. (2009). The role of job control in employee health and wellbeing. Cary L. Cooper, James Campbell Quick & Marc J. Schabracq (Eds.), International Handbook of Work and Health Psychology 3rd Edition (pp. 173195). UK: John Wiley & Sons Ltd Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Sverke, M. & Hellgren, J. (2002). The nature of job insecurity: Understanding employment uncertainty on the brink of a new millennium. Applied Psychology: An International Review, 51(1), 23-42 Sverke, M., Naswall, K., & Hellgren, J. (2006). Job insecurity: A literature review. Diakses dari https://www.researchgate.net/publication/255649626 Vulkan, P. (2012). Labour market insecurity: The effects of job, employment and income insecurity on the mental well-being of employees. International Journal of Organizations, 9, 169-188 http://kbbi.web.id/krisis diakses pada tanggal 20 September 2016 http://finance.detik.com/read/2015/05/26/184704/2925731/1034/vale-harga-nikelpaling-parah-tahun-in diakses pada tanggal 17 September 2016 http://market.bisnis.com/read/20160127/94/513341/sempat-jatuh-terdalam-harganikel-diproyeksi-naik-pada-2016-2017 diakses pada tanggal 17 September 2016 http://www.vale.com/indonesia/bh/aboutvale/pages/default.aspx tanggal 6 Desember 2016
59
diakses
pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 1 SKALA JOB INSECURITY
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKALA PENELITIAN Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program studi Psikologi
Disusun Oleh : Maureen Gracia Priskila 129114042
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Yth. Karyawan PT. Vale Indonesia, Tbk Sorowako
Dengan hormat, Dalam rangka penulisan skripsi, saya selaku mahasiswi Universitas Sanata Dharma meminta kesediaan Bapak/Ibu untuk meluangkan waktu membaca dan mengisi pernyataan yang ada. Pada skala ini tidak terdapat jawaban yang benar maupun salah oleh karena itu dimohon untuk menjawab sesuai dengan keadaan Bapak/Ibu saat ini. Hasil dari jawaban atas pernyataan dalam skala ini sangat membantu saya dalam menyelesaikan tugas akhir. Untuk itu, mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk membaca setiap pernyataan agar tidak ada yang terlewati. Semua jawaban dan identitas Bapak/Ibu saya jamin kerahasiaannya. Jawaban yang diberikan tidak akan mempengaruhi pekerjaan Bapak/Ibu. Atas bantuan dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Maureen Gracia Priskila (Nim: 129114042)
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
IDENTITAS DIRI Nama/Inisial
: ……………………
Usia
: …. tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki / Perempuan *)
Pendidikan terakhir
: ………………
Departemen
: ………………
Jabatan Pekerjaan
: ………………
*) coret yang tidak perlu
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PETUNJUK UMUM PENGISIAN 1. Skala ini terdiri atas 2 jenis yakni skala A dan skala B. Skala A terdiri atas 17 pernyataan sedangkan skala B terdiri atas 31 pernyataan. 2. Pilihlah salah satu jawaban yang terdapat disamping tiap pernyataan yang sesuai untuk menggambarkan diri Anda saat ini. Pilihan jawaban antara lain: SS : Bila Anda SANGAT SETUJU dengan pernyataan tersebut S : Bila Anda SETUJU dengan pernyataan tersebut TS : Bila Anda TIDAK SETUJU dengan pernyataan tersebut STS : Bila Anda SANGAT TIDAK SETUJU dengan pernyataan tersebut 3. Anda dapat memilih jawaban yang menurut Anda paling sesuai dengan diri Anda dengan cara memberi tanda silang pada salah satu kolom jawaban, seperti pada contoh di bawah ini: No. Pernyataan 1.
SS
S
TS
Saya yakin akan pekerjaan saya
STS X
dalam kondisi krisis
4. Apabila Anda ingin mengubah pilihan jawaban, cukup beri tanda sama dengan (=) pada pilihan jawaban pertama dan beri tanda silang pada jawaban yang menurut Anda lebih sesuai untuk menggambarkan diri Anda saat ini. No. Pernyataan 1.
SS
Saya yakin akan pekerjaan saya
S
TS
X
STS X
dalam kondisi krisis
5. Setelah Anda mengisi semua pernyataan di atas, silahkan memeriksa kembali jawaban Anda agar tidak ada yang terlewati. *** Terima kasih & Selamat Mengerjakan***
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKALA A NO. 1.
PERNYATAAN
SS
Kondisi krisis membuat saya tidak mampu bekerja seperti biasanya
2.
Saya tidak dapat membayangkan apabila saya harus kehilangan pekerjaan
3.
Saya tetap dapat bekerja meskipun situasi sedang krisis
4.
Masa depan pekerjaan saya tetap baik meskipun situasi sedang krisis
5.
Saya takut perusahaan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada saya karena krisis yang terus berlangsung
6.
Saya takut jika perusahaan melakukan upaya strategis yang merugikan saya
7.
Kondisi krisis tidak mempengaruhi pikiran saya dalam bekerja
8.
Saya khawatir pekerjaan saya menjadi kacau karena kondisi krisis
9.
Keadaan yang tidak pasti membuat saya takut menghadapi krisis
10.
Saya mampu menghadapi resiko kehilangan pekerjaan sebagai dampak dari krisis
11.
Menurut saya, upaya yang dilakukan perusahaan adalah keputusan yang baik dalam menghadapi krisis
12.
Saya takut kehilangan pekerjaan sebagai dampak dari krisis
13.
Saya yakin tetap dapat melanjutkan pekerjaan saya meskipun situasi sedang
66
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NO.
PERNYATAAN
SS
krisis 14.
Saya meragukan kelanjutan pekerjaan saya dalam kondisi krisis
15.
Masa depan pekerjaan saya menjadi suram apabila krisis terus terjadi
16.
Saya dapat fokus pada pekerjaan saya meskipun dalam kondisi krisis
17.
Meskipun keadaan menjadi tidak pasti dalam kondisi krisis, saya dapat menghadapinya dengan baik
67
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 2 SKALA PERCEIVED CONTROL
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKALA B NO. 1.
PERNYATAAN
SS
Saya takut menghadapi kondisi krisis sehingga saya menjadi kurang mampu mengendalikan diri
2.
Kondisi krisis membuat saya meragukan segenap kemampuan saya untuk bekerja dengan baik
3.
Saya yakin dapat mengendalikan diri untuk bersikap tenang dalam menghadapi kondisi krisis
4.
Saya memandang kondisi krisis sebagai suatu tantangan sehingga saya berusaha untuk dapat melewati krisis dengan baik
5.
Emosi saya sering berubah-ubah dalam menghadapi kondisi krisis karena saya kurang mampu mengendalikannya
6.
Saya menjadi orang yang ceroboh dalam bekerja karena saya kurang mampu mengontrol diri dalam kondisi krisis
7.
Saya percaya kondisi krisis adalah resiko dari pekerjaan yang harus saya terima dan hadapi untuk dapat bertahan
8.
Pekerjaan saya menjadi terhambat karena saya gelisah dalam menghadapi kondisi krisis
9.
Saya yakin dapat bertahan dengan bekerja semaksimal mungkin meskipun perusahaan belum memberi upaya strategis untuk menghadapi krisis
10.
Saya yakin kondisi krisis tidak mematahkan
69
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NO.
PERNYATAAN
SS
semangat saya sehingga saya tetap memberikan kinerja yang baik 11.
Saya mudah terpengaruh oleh adanya rumor mengenai kondisi krisis yang berdampak pada kinerja saya yang menurun
12.
Saya mempersiapkan rencana menghadapi kondisi krisis sehingga saya yakin dapat melewatinya dengan baik
13.
Saya melatih diri untuk menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi sehingga saya yakin dapat menghadapi krisis dengan baik
14.
Emosi saya menjadi tidak terkendali dalam kondisi krisis sehingga saya menjadi khawatir dalam menghadapinya
15.
Saya mampu mengendalikan diri sehingga saya berani dalam menghadapi kondisi krisis
16.
Saya yakin tidak mudah terpengaruh oleh kondisi krisis sehingga saya tetap dapat bekerja dengan baik
17.
Kondisi krisis membuat saya menjadi tidak bersemangat untuk bekerja
18.
Meskipun kondisi krisis terus berlangsung, saya yakin masa depan saya tetap baik jika saya bekerja keras
19.
Saya mampu mendorong semangat dalam diri saya untuk berjuang menghadapi kondisi krisis
20.
Saya tidak tahu bagaimana kehidupan saya kedepannya jika krisis terus berlangsung
21.
Saya yakin pekerjaan saya tidak terganggu
70
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NO.
PERNYATAAN
SS
dengan adanya kondisi krisis karena saya mampu bersikap tenang dalam menghadapinya 22.
Saya ragu mengenai kelanjutan pekerjaan saya jika perusahaan belum memberi upaya strategis untuk menghadapi krisis
23.
Saya merasa tidak mampu menghadapi kondsi krisis karena saya tidak mendapat dukungan dari orang-orang di sekitar saya
24.
Jika saya terus mengerahkan usaha dan kemampuan dalam bekerja maka saya yakin dapat melanjutkan pekerjaan
25.
Saya memilih untuk terus berusaha karena saya yakin dapat bertahan dalam pekerjaan saya meskipun krisis terus berlangsung
26.
Saya mampu mengontrol diri dalam menghadapi adanya rumor mengenai kondisi krisis sehingga saya tetap fokus pada pekerjaan saya
27.
Saya tidak tahu bagaimana menyikapi kondisi krisis sehingga saya tidak mempersiapkan diri untuk menghadapinya
28.
Kondisi krisis akan sulit untuk saya lewati karena saya tidak mengerti apa yang harus saya lakukan dalam menghadapinya
29.
Saya yakin untuk dapat bertahan dalam kondisi krisis saya perlu berjuang untuk memberikan yang terbaik dalam pekerjaan saya
30.
Dalam kondisi krisis, saya memikirkan hal-hal yang akan saya lakukan agar saya dapat
71
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NO.
PERNYATAAN
SS
bertahan di dalam menghadapinya 31.
Saya selalu memikirkan kemungkinan akan kehilangan pekerjaan sehingga saya menjadi tidak berdaya menghadapi kondisi krisis
72
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 3 HASIL UJI RELIABILITAS SKALA JOB INSECURITY
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. SKALA JOB INSECURITY (ANALISIS PERTAMA)
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.884
20
Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance
Item Deleted
if Item Deleted
Corrected Item-
Cronbach's
Total
Alpha if Item
Correlation
Deleted
Item1
38.92
39.259
.698
.871
Item2
38.58
39.555
.637
.873
Item3
39.14
41.756
.549
.877
Item4
38.92
41.381
.603
.875
Item5
38.58
41.718
.421
.881
Item6
38.58
41.432
.500
.878
Item7
38.42
43.351
.263
.887
Item8
38.98
40.714
.641
.873
Item9
38.88
41.128
.599
.875
Item10
38.78
42.257
.477
.879
Item11
38.78
43.073
.432
.880
Item12
38.90
42.337
.528
.877
Item13
38.62
41.424
.576
.876
Item14
38.96
44.856
.172
.887
Item15
39.14
42.898
.508
.878
Item16
39.14
44.449
.255
.885
Item17
38.86
41.633
.551
.876
Item18
38.80
43.143
.303
.885
Item19
39.00
42.286
.572
.876
Item20
39.12
42.108
.659
.875
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. SKALA JOB INSECURITY (SETELAH SELEKSI ITEM)
Reliability Statistics Cronbach's Alpha .886
N of Items 17
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted
Scale
Corrected
Cronbach's
Variance if
Item-Total
Alpha if Item
Item Deleted
Correlation
Deleted
It.1
32.44
35.537
.579
.877
It.2
32.04
36.173
.470
.882
It.3
32.68
36.702
.521
.879
It.4
32.47
35.902
.664
.874
It.5
32.10
37.044
.422
.884
It.6
32.07
36.532
.504
.880
It.7
32.44
36.114
.543
.879
It.8
32.41
36.325
.642
.876
It.9
32.33
36.170
.609
.876
It.10
32.25
38.509
.286
.888
It.11
32.39
37.514
.427
.883
It.12
32.09
35.427
.638
.875
It.13
32.59
37.531
.458
.882
It.14
32.33
36.235
.582
.877
It.15
32.23
36.794
.450
.882
It.16
32.55
36.840
.610
.877
It.17
32.57
36.891
.620
.877
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 4 HASIL UJI RELIABILITAS SKALA PERCEIVED CONTROL
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. SKALA PERCEIVED CONTROL (ANALISIS PERTAMA)
Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha .901
40
Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance
Item Deleted
if Item Deleted
Corrected
Cronbach's
Item-Total
Alpha if Item
Correlation
Deleted
Item1
119.24
86.104
.549
.897
Item2
119.24
86.064
.631
.897
Item3
119.16
85.607
.588
.897
Item4
119.12
83.904
.691
.895
Item5
119.30
85.888
.483
.898
Item6
119.14
85.878
.418
.899
Item7
119.24
87.288
.358
.900
Item8
119.30
89.520
.111
.903
Item9
119.22
84.420
.569
.896
Item10
119.38
89.465
.091
.904
Item11
119.20
85.755
.460
.898
Item12
119.08
84.238
.549
.897
Item13
119.24
83.778
.607
.896
Item14
119.60
90.898
-.045
.906
Item15
119.30
85.969
.474
.898
Item16
119.24
85.492
.477
.898
Item17
119.30
86.827
.541
.898
Item18
119.22
87.604
.261
.901
Item19
119.28
87.022
.380
.899
Item20
119.20
85.469
.455
.898
Item21
119.24
84.676
.603
.896
Item22
119.60
88.327
.200
.902
Item23
119.18
85.906
.434
.899
Item24
119.32
88.875
.173
.902
Item25
119.12
86.067
.559
.897
Item26
119.38
85.261
.442
.898
Item27
119.32
84.385
.538
.897
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Item28
119.56
86.782
.401
.899
Item29
119.32
87.569
.398
.899
Item30
119.28
85.104
.508
.897
Item31
119.14
84.204
.674
.895
Item32
119.26
86.972
.410
.899
Item33
119.44
84.088
.609
.896
Item34
119.24
85.533
.441
.898
Item35
119.24
87.574
.325
.900
Item36
119.20
86.898
.414
.899
Item37
119.46
85.968
.481
.898
Item38
119.90
88.704
.114
.905
Item39
119.60
89.102
.139
.903
Item40
119.24
89.370
.166
.902
2. SKALA PERCEIVED CONTROL (SETELAH SELEKSI ITEM)
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.950
31
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted
Scale
Corrected
Cronbach's
Variance if
Item-Total
Alpha if Item
Item Deleted
Correlation
Deleted
It.1
95.00
106.859
.673
.948
It.2
94.97
106.771
.708
.948
It.3
94.91
107.159
.584
.949
It.4
94.85
106.556
.596
.949
It.5
95.07
107.620
.551
.949
It.6
94.94
106.889
.508
.950
It.7
94.92
107.081
.558
.949
It.8
94.97
105.751
.678
.948
It.9
94.95
107.723
.563
.949
It.10
94.80
106.470
.623
.948
It.11
94.99
105.282
.668
.948
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
It.12
94.93
107.539
.552
.949
It.13
94.93
107.271
.607
.949
It.14
94.95
107.044
.607
.949
It.15
94.99
107.752
.578
.949
It.16
94.97
106.993
.560
.949
It.17
94.92
105.269
.718
.948
It.18
94.87
107.011
.566
.949
It.19
94.91
106.388
.760
.948
It.20
95.11
106.920
.519
.950
It.21
95.02
105.765
.661
.948
It.22
95.24
107.486
.498
.950
It.23
94.97
107.442
.555
.949
It.24
94.91
106.617
.655
.948
It.25
94.87
106.465
.710
.948
It.26
94.95
107.970
.624
.949
It.27
95.05
106.864
.617
.949
It.28
94.99
106.805
.600
.949
It.29
94.91
107.615
.571
.949
It.30
94.95
109.205
.489
.950
It.31
94.99
106.705
.614
.949
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 5 HASIL UJI DESKRIPTIF DAN UJI T
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Job Insecurity
150
17
48
34.37
6.405
Perceived Control
150
68
124
98.13
10.677
Valid N (listwise)
150
One-Sample Test Test Value = 43.5 95% Confidence Interval of the
t Job
df
-17.451
Insecurity
Sig. (2-
Mean
tailed)
Difference
149
.000
Difference Lower
-9.127
Upper
-10.16
-8.09
One-Sample Test Test Value = 77.5 95% Confidence Interval of the Difference
Sig. (2t Perceived Control
23.660
df 149
tailed)
Mean Difference
.000
20.627
81
Lower 18.90
Upper 22.35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 6 HASIL UJI NORMALITAS
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
JI
.122
150
.000
.955
150
.000
PC
.172
150
.000
.896
150
.000
a. Lilliefors Significance Correction
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 7 HASIL UJI LINIERITAS
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ANOVA Table Mean Square JI * PC
Between Groups
(Combined) Linearity Deviation from Linearity
Within Groups
85
Sig.
115.328
6.997
.000
3207.267
194.594
.000
29.441
1.786
.011
16.482
Total
F
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 8 HASIL UJI HIPOTESIS
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Correlations
Spearman's rho
Job
Perceived
Insecurity
Control
1.000
-.632**
.
.000
150
150
-.632**
1.000
Sig. (1-tailed)
.000
.
N
150
150
Correlation Coefficient
Insecurity Sig. (1-tailed) N Perceived Correlation Coefficient Control
Job
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 9 HASIL DESKRIPSI SUBJEK
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Deskripsi Subjek Berdasarkan Departemen Departemen
Jumlah Presentase
Development Support Engineering & Construction Finance HR & Coorporate Services IT Maintenance & Utilities Mines & Exploration Process Plant Vale Production Support
14 8 10 5 17 75 6 12 3
Deskripsi Subjek Berdasarkan Jabatan Jabatan Manager Senior Manager Senior Staff Staff Supervisor
Jumlah Presentase 3
2.0%
1
0.7%
7 138 1
4.7% 92.0% 0.7%
89
9.3% 5.3% 6.7% 3.3% 11.3% 50.0% 4.0% 8.0% 2.0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 10 HASIL ANALISIS TAMBAHAN (UJI KRUSKAL WALLIS)
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HASIL UJI KRUSKAL-WALLIS PADA JOB INSECURITY DENGAN KELOMPOK USIA SUBJEK Test Statisticsa,b Job insecurity Chi-Square
3.368
df
4
Asymp. Sig.
.498
a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: Kelompok Usia
91