ISSN Print : 1411 – 951 X, ISSN Online : 20503-1716 Jurnal Ergonomi Indonesia (The Indonesian Journal of Ergonomic)
Vol.2, No.1 : 1 Januari-Juni 2016
HUBUNGAN KEMAMPUAN KERJA DAN ANGKA MANGKIR KERJA KARYAWAN HOTEL BINTANG TIGA BAGIAN HOUSEKEEPING DI DENPASAR Renaldi Prasetio1, I Nyoman Adiputra2 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2 Bagian Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Email:
[email protected]
1
ABSTRAK Kemampuan kerja karyawan dan angka mangkir kerja karyawan merupakan hal yang penting dalam dunia pekerjaan saat ini. Hal-hal tersebut perlu diperhatikan untuk mencapai kualitas pelayanan yang baik khususnya karyawan hotel bagian housekeeping. Bagian housekeeping memiliki tugas yang vital terutama untuk pelayanan, kebersihan dan kenyamanan hotel. Karyawan diharapkan memiliki kemampuan kerja yang baik dan angka mangkir kerja yang rendah sehingga akan meningkatkan kualitas pelayanan hotel. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan hubungan antara kemampuan kerja dan angka mangkir kerja karyawan hotel bintang tiga bagian housekeeping di Denpasar. Penelitian ini adalah penelitian analitik cross-sectional dan hasilnya dianalisis secara deskriptif dan analitik. Jumlah responden 31 orang yang terdiri dari karyawan hotel bagian housekeeping di beberapa hotel bintang tiga di Denpasar, yang diminta untuk mengisi kuesioner Work Ability Index dan menyebutkan angka mangkir kerja dalam satu tahun terakhir. Data dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman. Dari hasil penelitian didapatkan rerata kemampuan kerja adalah 41,48, sedangkan angka mangkir sakit dan izin adalah 3,74 dan 11,22. Terdapat hubungan antara kemampuan kerja dengan angka mangkir sakit (p=0,06). Sedangkan tidak terdapat hubungan antara kemampuan kerja dan angka mangkir izin atau cuti (p=0,461). Disarankan agar pihak hotel dapat memberikan pelatihan rutin untuk meningkatkan kemampuan kerja karyawan dalam upaya penurunan angka mangkir sakit. Kata Kunci: Kemampuan Kerja, Angka Mangkir Kerja, Angka Mangkir Sakit, Angka Mangkir Ijin
9
ISSN Print : 1411 – 951 X, ISSN Online : 20503-1716 Jurnal Ergonomi Indonesia (The Indonesian Journal of Ergonomic)
Vol.2, No.1 : 1 Januari-Juni 2016
THE CORRELATION BETWEEN WORK ABILITY AND NUMBER OF WORK ABSENCE AMONG 3-STAR HOTEL EMPLOYEES AT HOUSEKEEPING DEPARTMENT AT DENPASAR ABSTRACT The work ability of employees and work absence is important in nowday's. These things need to be considered to achieve good service quality, especially the hotel employees at housekeeping department. Employees task at housekeeping department is very important, especially for the comfort and cleanliness of the hotel. The employees with good work ability and low work absence will certainly improve the quality of service of the hotel. The purpose of the research was to find out the correlation between work ability and work absence among 3-star hotel employees at housekeeping department at Denpasar. This research was using a cross-sectional analytic study. The number of respondents were 31 people consisting of 3-star hotel employees at housekeeping department at Denpasar. The respondents were asked to fill Work Ability Index and mention work absence in the past year. Tables are used to show the results of the study and analyzed using the Spearman correlation test. The research showed that the average of work ability is 41.48, sickness absence and off work are 3.74 and 11.22. There was significant correlation between work ability and number of a sickness absence (p=0.006). While the work ability and number off work have no correlation (p=0.461). It can be concluded that work ability and sickness absence have a correlation but there was no correlation between work ability and off work among 3-star hotel employees at housekeeping section. It may suggest to implementing regular training to improve employability in an effort to decrease sickness absence. Key Words: Work Ability, Work Absence, Sickness Absence, Off Work
10
ISSN Print : 1411 – 951 X, ISSN Online : 20503-1716 Jurnal Ergonomi Indonesia (The Indonesian Journal of Ergonomic)
Vol.2, No.1 : 1 Januari-Juni 2016
terutama
I. PENDAHULUAN Pekerjaan merupakan suatu hal yang
seseorang
menghasilkan
tidak
Dalam memberikan hasil kerja yang
mampu
maksimal
maka
perlu
diperhatikan
kemampuan
kerja
hidupnya. Beberapa jenis pekerjaan yang
memberikan
kualitas
menjadi
negara-negara
terbaik. Kemampuan kerja atau work ability
berkembang adalah dari sektor industri
(WA) dapat dilihat sebagai keseimbangan
pariwisata.
yang
antara tuntutan kerja dan sumber daya
bergantung pada sektor ini (terutama di
individu (Heitze, et al., 2013). Kemampuan
pulau-pulau kecil), kepariwisataan dapat
kerja dideskripsikan sebagai sebuah rumah
mencakup 30-90% dari PDB dan 50-90%
yang memiliki empat lantai dengan tingkat
ekspor serta dapat mempekerjakan 20-50%
yang berbeda (Gould, et al., 2008). Lantai
populasi
Perburuhan
pertama merupakan kesehatan dan kapasitas
Internasional, 2011). Bali adalah salah satu
fungsional, mencakup berbagai kebiasaan
dari provinsi di Indonesia yang menjadi
gaya hidup dalam hal makan, minum,
destinasi pariwisata bagi wisatawan lokal
kegiatan fisik, pemulihan dan tidur. Lantai
maupun
hotel
kedua
bagi
mencakup pengetahuan dan keterampilan
primadona
Di
untuk
pelayanan
menopang
menjadi
uang
akan
menyangkut
kebersihan dan kenyamanan ruang hotel.
harus dilakukan oleh seseorang. Tanpa bekerja
yang
di
negara-negara
(Organisasi
asing. tempat
Penginapan
atau
peristirahatan
merupakan
seseorang pelayanan
kompetensi
yang
yang
wisatawan yang berkunjung ke Bali. Bagian
serta kebutuhan belajar
housekeeping merupakan bagian vital yang
Lantai ketiga adalah nilai, sikap dan
mempunyai peranan dan fungsi dalam
motivasi.
memberikan pelayanan kepada para tamu,
lingkungan kerja (fisik, mental, sosial), 9
Lantai
seumur
dalam
keempat
terdiri
hidup.
dari
ISSN Print : 1411 – 951 X, ISSN Online : 20503-1716 Jurnal Ergonomi Indonesia (The Indonesian Journal of Ergonomic)
Vol.2, No.1 : 1 Januari-Juni 2016
organisasi kerja dan pengaturan kerja, waktu
peningkatan mangkir kerja karena sakit
kerja, tugas masyarakat bekerja dan bekerja,
secara bertahap di antara perempuan muda
serta manajemen (Ilmarinen, 2012). Untuk
dan laki-laki pada kelompok kerja (Kujala,
mengukur
et
kemampuan
kerja
Indeks
al.,
2006).
Namun
belum
dapat
Kemampuan Kerja atau Work Ability Index
memprediksi mangkir kerja karena izin dan
(WAI).
yang
tanpa keterangan. Tuntutan yang tinggi akan
digunakan dalam kesehatan kerja klinis dan
kenyamanan dan kebersihan hotel dalam
penelitian untuk menilai kemampuan kerja
pariwisata Bali mengharuskan karyawan
selama pemeriksaan kesehatan dan survei
housekeeping
tempat kerja. Indeks ini ditentukan atas
terbaik
dasar jawaban atas serangkaian pertanyaan
penelitian ini adalah ingin mengetahui
yang
tuntutan
hubungan antara kemampuan kerja dan
pekerjaan, status kesehatan pekerja dan
angka mangkir kerja, baik mangkir sakit
sumber daya (Ilmarinen, 2007).
ataupun izin.
WAI
adalah
instrumen
mempertimbangkan
bagi
memberikan wisatawan.
pelayanan Tujuan
dari
Seorang karyawan dalam bekerja, pada suatu waktu akan pernah melakukan
II. MATERI DAN METODE
mangkir kerja. Seperti yang diketahui angka
Penelitian ini merupakan penelitian
mangkir kerja akan berpengaruh terhadap
observasional dengan pendekatan analitik
kinerja perusahaan. Tingkat kemampuan
cross-sectional untuk mengetahui hubungan
kerja pada penduduk yang bekerja dapat
kemampuan kerja dan angka mangkir kerja
memprediksi kemampuan kerja di masa
karyawan
depan (Ilmarinen, 2012). Indeks kemampuan
housekeeping
kerja yang rendah dapat dikaitkan dengan
dimaksud adalah Hotel Grand Santhi, Hotel 10
hotel
bintang
tiga
bagian
di Denpasar. Hotel yang
ISSN Print : 1411 – 951 X, ISSN Online : 20503-1716 Jurnal Ergonomi Indonesia (The Indonesian Journal of Ergonomic)
Vol.2, No.1 : 1 Januari-Juni 2016
Puri Ayu, Hotel Inna Bali, Hotel Inna
kerja
disebabkan
oleh
penyakit;
Sindhu Beach, dan Hotel Tandjung Sari.
penilaiannya dari 1(terganggu total) s/d
Berdasarkan rumus besar sampel dari
(tidak ada gangguan); 5) Mangkir Kerja
Sastroasmoro dan Ismael (2011), didapatkan
karena sakit tahun yang lalu; penilaiannya
jumlah
24
dari 1 (100 hari atau lebih) s/d 5 (0 hari); 6)
responden. Penentuan sampel dengan teknik
prognosis sendiri kemampuan kerja dua
random
sampling. Instrumen penelitian
tahun yang akan datang; penilaiannya 1
meliputi WAI (Work Ability Index), untuk
(susah dapat bekerja), 4 (tidak tahu), 7
mengukur kemampuan kerja karyawan yang
(masih bisa bekerja); 7) sumber psikologis
terdiri
(bahagia dengan
sampel
dari
(Ilmarinen,
minimal
tujuh 2007).
buah
adalah
pertanyaan
Pertanyaan
kehidupan
sehari-hari,
yang
aktivitas dan semangat hidup, berpandangan
dimaksud meliputi: 1) perkiraan subjektif
optimistik ke depan); penilaiannya dari 1
kemampuan kerja saat ini dibandingkan
(amat miskin) s/d 4 (amat baik). Seluruh
kemampuan kerja maksimal saat umur 30
penilaian dijumlahkan maka diperoleh skor
tahun; penilaiannya dari 1 (amat buruk) s/d
total, kemudian skor total dibagi dengan
10 (amat baik); 2) kemampuan kerja
jumlah pertanyaan sehingga diperoleh skor
subjektif sehubungan dengan kebutuhan
WAI dengan rentangan nilai paling rendah
fisik dan mental dari pekerjaan; nilainya
7, paling tinggi 49, dengan kategori sebagi
mulai dari 2 (amat buruk) s/d 10 (amat
berikut;
baik); 3) jumlah diagnosis penyakit yang
rendah/buruk, 28-43 sedang, dan 44-49 baik.
dimiliki, penilaiannya dari 1 (bila ada 5 atau
Setelah
lebih penyakit) s/d 7 (tanpa penyakit); 4)
diakumulasi (Indah-Adiputra, 2013). Angka
perkiraan subjektif gangguan kemampuan
mangkir 11
jumlah
nilai
kuesioner
kerja
dari
7-27
diisi,
tergolong
skor
karyawan
akan
hotel
ISSN Print : 1411 – 951 X, ISSN Online : 20503-1716 Jurnal Ergonomi Indonesia (The Indonesian Journal of Ergonomic)
Vol.2, No.1 : 1 Januari-Juni 2016
didapatkan dari data tidak hadir kerja yang
menggunakan uji Spearman karena data
dimiliki hotel baik sakit, dan izin.
berdistribusi tidak normal.
Responden yang memenuhi kriteria inklusi diberikan penjelasan tentang manfaat
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
dan tujuan penelitian. Apabila responden
Total subjek
yang digunakan dalam
bersedia menjadi subjek penelitian, maka
penelitian ini adalah sebanyak 31 orang.
diminta menandatangani informed consent.
Karakteristik subjek penelitian dapat dilihat
Data yang telah didapat dianalisis statistik dengan
menggunakan
pada Tabel 1.
program
Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian
SPSS 17.0.
Variabel Umur (th) Berat Badan (kg) Tinggi Badan (cm) Indeks Massa Tubuh (kg/m2) Tanggungan Keluarga (org) Shift Malam (hari) Pengalaman Kerja (th)
1) Analisis deskriptif untuk menampilkan rerata, simpang baku, dan rentangan dari data umur, berat badan, tinggi badan, indeks
massa
tubuh,
tanggungan
keluarga, shift malam, pengalaman kerja, kemampuan kerja, dan angka mangkir
Rerata 36,61 61,61
SB 10,17 9.00
Rentangan 20-55 45,6079,80 151-185
165,43
7,56
23,20
4,07
2,19
1,32
17,8134,99 0-4
2,09
3,81
0-15
14,58
10,94
3-47
Berdasarkan Tabel 1 didapatkan kerja. bahwa variasi umur karyawan antara 20 – 55 2) Uji
normalitas
data
dengan tahun dengan rerata 36,61 ± 10,17 tahun.
menggunakan uji Shapiro Wilk untuk Berat badan bervariasi antara 45,60 – 79,80 data
kemampuan
kerja
dan
angka kg dengan rerata 61,61 ± 9,00 kg. Tinggi
mangkir kerja. badan bervariasi antara 151 – 185 cm 3) Uji korelasi antara kemampuan kerja dengan rerata 165,43 ± 7,56 cm. Indeks dengan
angka
mangkir
kerja 12
ISSN Print : 1411 – 951 X, ISSN Online : 20503-1716 Jurnal Ergonomi Indonesia (The Indonesian Journal of Ergonomic)
Vol.2, No.1 : 1 Januari-Juni 2016
massa tubuh bervariasi antara 17,81 – 34,99
43. Rerata Angka mangkir sakit 3,74 ± 3,88
kg/m2 dengan rerata 23,20 ± 4,07 kg/m2.
dengan rentangan 0-14. Sedangkan rerata
Tanggungan keluarga bervariasi antara 0-4
angka mangkir izin 11,22 ± 2,97 dengan
orang dengan rerata 2,19 ± 1,32 orang. Shift
rentangan 0-15. Hasil uji normalitas dimana
malam bervariasi antara 0-15 hari dengan
nilai p kemampuan kerja adalah 0,209.
rerata 2,09 ± 3,81 hari. Pengalaman kerja
Sementara nilai p pada angka mangkir sakit
bervariasi antara 3 – 37 tahun dengan rerata
adalah 0,001 sedangkan nilai p pada angka
14,71 ± 9,78 tahun.
mangkir izin adalah 0,000. Data kemampuan
Sebelum melakukan uji korelasi
kerja berdistribusi normal karena nilai
kemampuan kerja dan angka mangkir kerja
p>0,05 sedangkan data angka mangkir sakit
dilakukan uji normalitas data yang disajikan
dan izin tidak berdistribusi normal karena
pada Tabel 2.
nilai p<0,05.
Tabel 2. Hasil Uji Normalitas (n=31) Variabel
Rerata ± Renta SB ngan Kemampuan 41,48 31-48 Kerja ± 4,31 Angka 3,74 ± 0-14 Mangkir Sakit 3,88 Angka 11,22 0-15 Mangkir Izin ± 2,97 *data berdistribusi normal p>0,05
Karena
data
berdistribusi
p*
normal maka uji korelasi yang digunakan
0,209
adalah uji Korelasi Spearman.
0,001
Tabel 3. Hasil Uji Korelasi Kemampuan
0,000
Kerja dan Angka Mangkir Sakit
Berdasarkan Tabel 2 didapatkan rerata
Kemampuan Kerja
kemampuan kerja 41,48 ± 4,31 dengan
p n *korelasi p<0,05
rentangan 31-48. Rerata kemampuan kerja pada karyawan
tidak
housekeeping tergolong
sedang dimana masih dalam rentangan 2813
r
Angka Mangkir Sakit -0,480 0,006 31
ISSN Print : 1411 – 951 X, ISSN Online : 20503-1716 Jurnal Ergonomi Indonesia (The Indonesian Journal of Ergonomic)
Vol.2, No.1 : 1 Januari-Juni 2016
Tabel 4. Hasil Uji Korelasi Kemampuan
Berdasarkan uji korelasi didapatkan
Kerja dan Angka Mangkir Izin
Kemampuan r Kerja p n *korelasi p<0,05
nilai p kemampuan kerja dengan angka mangkir sakit adalah p<0,05 yang berarti
Angka Mangkir Izin -0,138
terdapat korelasi yang bermakna antara 0,461 31
kemampuan kerja dan angka mangkir sakit. Nilai r = -0,480 menunjukkan korelasi
Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai p berlawanan arah dimana semakin tinggi kemampuan kerja dengan angka mangkir kemampuan kerja semakin rendah angka sakit adalah p<0,05 yang berarti terdapat mangkir sakit. Mangkir kerja karena sakit korelasi yang bermakna antara kemampuan adalah
gambaran
dari hubungan
yang
kerja dang angka mangkir sakit. Nilai r = kompleks antara kesehatan dan karakteristik 0,480 menunjukkan korelasi berlawanan pekerjaan
dan
diperkirakan
memiliki
arah dimana semakin tinggi kemampuan etiologi multifaktorial (Alavinia, et al., kerja semakin rendah angka mangkir sakit. 2009).
Sedangkan
menurut
Ilmarinen
kerja
merupakan
Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai p (2001),
kemampuan
kemampuan kerja dengan angka mangkir kombinasi
dari
sumber
daya
manusia
izin adalah p>0,05 yang berarti tidak dengan tuntutan pekerjaannya. Dalam proses terdapat korelasi yang bermakna antara pemulihan
kesehatan
sehari-hari
yang
kemampuan kerja dan angka mangkir izin. memiliki tuntutan pekerjaan yang berbedaNilai r = -0,138 menunjukkan korelasi beda, tentu dapat mempengaruhi kesehatan berlawanan arah dimana semakin tinggi seseorang apabila tidak disesuaikan dengan kemampuan kerja semakin rendah angka kapasitas
fungsional
seseorang.
Dalam
mangkir izin. proses yang berkelanjutan 14
atau
kronis
ISSN Print : 1411 – 951 X, ISSN Online : 20503-1716 Jurnal Ergonomi Indonesia (The Indonesian Journal of Ergonomic)
Vol.2, No.1 : 1 Januari-Juni 2016
apabila tuntutan pekerjaan yang meningkat
Dalam penelitian ini tidak dilakukan
tidak disesuaikan secara perlahan dengan
kontrol terhadap variabel umur, indeks
kesehatan
fungsional
massa tubuh dan shift malam karena
seseorang maka orang akan sakit. Kesehatan
terbatasnya jumlah sampel yang didapatkan
dan Kapasitas Fungsional adalah lantai
di lapangan. Namun pada sampel yang
pertama dalam model rumah kemampuan
digunakan hanya beberapa sampel yang
kerja (Ilmarinen, 2012). Hubungan antara
mendapatkan
kemampuan
dengan
didominasi oleh shift pagi dan sore. Menurut
fungsional
Goerdhard (dalam Indah−Adiputra, 2013)
seseorang akan sangat erat mengingat lantai
umur berhubungan dengan kemampuan pada
pertama dari kemampuan kerja adalah
tenaga kerja. Dengan bertambahnya umur,
kesehatan dan kapasitas fungsional yang
yaitu setelah melewati 30 tahun, fungsi
apabila melewati batas, maka seseorang
fisiologis organ tubuh, seperti kapasitas daya
akan dapat jatuh sakit. Kemampuan kerja
tahan otot, fungsi paru dan denyut jantung
seseorang yang baik akan memperkuat
berkurang 1% setiap tahunnya. Rerata umur
empat pilar dari kemampuan kerja sehingga
karyawan housekeeping adalah 36,61 tahun,
tidak
untuk
sehingga kemungkinan adanya penurunan
dan
fungsi fisiologis yang dapat menyebabkan
sesuai
sakitnya karyawan. Rerata indeks massa
dengan hasil arah korelasi yang berlawanan
tubuh pada karyawan housekeeping juga
dimana semakin tinggi kemampuan kerja
tergolong berat badan berlebih dengan rerata
maka angka mangkir sakit akan semakin
23,20
rendah.
kesehatan lainnya.
kesehatan
kapasitas
kerja dan
seseorang kapasitas
memudahkan
melewati mampu
dan
kapasitas menjaga
seseorang funsgionalnya kesehatannya
15
yang
shift
malam
memungkinkan
dan
lebih
gangguan
ISSN Print : 1411 – 951 X, ISSN Online : 20503-1716 Jurnal Ergonomi Indonesia (The Indonesian Journal of Ergonomic)
Sedangkan
uji
korelasi
nilai
Vol.2, No.1 : 1 Januari-Juni 2016
p
mencakup seluruh karyawan. Maka terdapat
kemampuan kerja dengan angka mangkir
kecenderungan seseorang akan mengambil
izin adalah p>0,05 yang berarti tidak
izin sesuai yang ditentukan oleh pihak hotel
terdapat korelasi yang bermakna antara
dalam rangka memaksimalkan pemulihan
kemampuan kerja dan angka mangkir izin.
kesehatan maupun untuk memenuhi tugas di
Nilai r = -0,138 menunjukkan korelasi
luar pekerjaan atau menghadiri suatu acara
berlawanan arah dimana semakin tinggi
yang terkadang tidak disesuaikan dengan
kemampuan kerja semakin rendah angka
tanggung jawab terhadap tugas pada waktu
mangkir izin. Izin adalah tidak hadir kerja
tertentu.
yang dikarenakan adanya kepentingan lain yang harus dihadiri sehingga seseorang tidak
V. SIMPULAN DAN SARAN
bisa hadir bekerja, seperti upacara adat dan
Dalam penelitian ini didapatkan hubungan
keagamaan, dan acara keluarga. Upacara
antara kemampuan kerja dan angka mangkir
adat dan keagamaan adalah serangkaian
sakit karyawan hotel bintang tiga bagian
tindakan atau perbuatan yang terikat pada
housekeeping di Denpasar, sedangkan tidak
aturan tertentu berdasarkan adat istiadat,
terdapat hubungan antara kemampuan kerja
agama,
dengan angka mangkir izin karyawan hotel
dan
kepercayaan.
Bali
sendiri
memiliki berbagai macam upacara agama
bintang
yang memerlukan tugas-tugas penting dari
Denpasar.
tiga
bagian
housekeeping
di
setiap individu. Karyawan hotel bagian DAFTAR PUSTAKA housekeeping tidak memiliki waktu libur Alavinia, S.M., van den Berg, T.I.J., van Sabtu ataupun Minggu seperti karyawan Duivenbooden, pada
perusahaan
lain
walaupun
tidak 16
C.,
Elders
L.A.M.,
ISSN Print : 1411 – 951 X, ISSN Online : 20503-1716 Jurnal Ergonomi Indonesia (The Indonesian Journal of Ergonomic)
Vol.2, No.1 : 1 Januari-Juni 2016
Ilmarinen J. Aging and Work. 2001. Occup
Burdorf, A. 2009. Impact of workrelated factors, lifestyle, and work ability
Environ
on sickness absence among Dutch
DOI:10.1136/oem.58.8.546
construction workers. Scand J Work
Med.
2001;58(8):546-51.
Indah-Adiputra. 2013. Ergo-Psikofisiologi
Environ Health, 2009;35(5): 325-333.
Menurunkan
Respon
Fisiologis,
Gould, R., Ilmarinen, J., Järvisalo, J.,
Meningkatkan Kesigapan, Kemampuan
Koskinen, S. 2008. Dimensions of Work
Kerja, dan Work Engagement Karyawan
Ability: Results of the Health 2000
Bagian Akuntansi Hotel Bali Hyatt Di
Survey. Helsinki: FIOSH.
Denpasar.
Heitze, J., de, Vries., Michiel, F., Reneman., Johan,
W.,
Groothoff.,
Denpasar:
Universitas Udayana.
H.B.,
Kujala, V., Tammelin, T., Remes, J.,
Geertzen., Brouwer, S. 2013. Self-
Vammavaara, E., Ek, E. dan Laitinen J.
reported
Work
2006. Work ability index of young
Performance in Workers with Chronic
employees and their sickness absence
Nonspecific Muskuloskeletal Pain. J
during the following year. Scand J Work
Occup Rehabil 23 : 1-10
Environ Health. 2006;32(1):75–84.
Work
Ability
Jan,
(disertasi).
and
Ilmarinen, J. 2012. Promoting active aging
Organisasi Perburuhan Internasional. 2011.
in the workplace. European Agency for
Panduan
Safety and Health at Work.
Melalui Sektor Pariwisata. hlm 4.
Ilmarinen, J. 2007. The Work Ability Index
Pengentasan
Kemiskinan
Sastroasmoro, S. dan Ismael, S. 2011.
(WAI). Occupational Medicine, 57:160.
Dasar-dasar
Metodologi
Klinis. Edisi Ke-4.
17
Penelitian