HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KETERGANTUNGAN DENGAN DEPRESI PADA LANSIA YANG MENGALAMI PEMBEDAHAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG
ARTIKEL
OLEH WIKA TRYSIA NIM. 010214A097
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO 2016
LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL
Artikel dengan judul “Hubungan antara tingkat ketergantungan dengan depresi pada lansia yang mengalami pembedahan di RSUD Tugurejo Semarang” yang disusun oleh : Nama
: Wika Trysia
NIM
: 010214A097
Program Studi
: Keperawatan
Telah dikonsulkan dan disetujui untuk dipublikasikan oleh pembimbing utama skripsi Program Studi Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran.
Ungaran, Februari 2016 Pembimbing Utama
(Faridah Aini, S.Kep., Ns, M.Kep., Sp.KMB) NIDN. 0629037605
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KETERGANTUNGAN DENGAN DEPRESI PADA LANSIA YANG MENGALAMI PEMBEDAHAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Wika Trysia *), Faridah Aini, S.Kep., Ns., M.Kep.,Sp.KMB **), Yunita Galih Yudanari, S.Kep., Ns, M.Kep. **) *) Mahasiswa PSIK STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Dosen STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
ABSTRAK Pembedahan yang dilakukan terhadap lansia menyebabkan beberapa dampak perubahan. Dampak pembedahan pada lanjut usia adalah kehilangan kemampuan dan fungsi pada sebagian anggota tubuhnya. Tingkat ketergantungan penyakit yang diangkat oleh peneliti dikaitkan dengan akibat dari faktor penyakit yang berpengaruh terhadap depresi pada lansia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara tingkat ketergantungan dengan depresi pada lansia yang mengalami pembedahan Di RSUD Tugurejo Semarang. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional dengan populasi lansia yang mengalami pembedahan di RSUD Tugurejo Semarang. Penelitian dilakukan terhadap 45 sampel yang ditentukan dengan purposive sampling. Pengambilan data dilakukan dengan lembar observasi tingkat ketergantungan dan penilaian tingkat depresi menggunakan Inventory Depression Beck. Analisis data dilakukan dengan uji Kendall Tau. Hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden mengalami tingkat ketergantungan perawatan dalam kategori partial care sebanyak 28 responden (62,2%). Sebagian besar tingkat depresi lansia yang mengalami pembedahan dalam kategori sedang, yaitu sejumlah 23 responden (51,1%). Ada hubungan antara tingkat ketergantungan dengan depresi pada lansia yang mengalami pembedahan di RSUD Tugurejo Semarang (nilai p value: 0,045; α: 0,05). Sebagai saran, rumah sakit menentukan kebijakan tentang penanganan depresi karena ternyata banyak didapatkan pasien lansia yang mengalami depresi dengan membuat standar prosedur operasional penanganan pasien lansia depresi akibat pembedahan. Kata kunci : tingkat ketergantungan, depresi, pembedahan, lanjut usia
ABSTRACT Surgery that performed on the elderly can cause some impacts. The impact of surgery in the elderly is loss of ability and function on most of his body. The dependency of disease raised by researcher is associated with the result of the disease that influence depression in the elderly. The purpose of this study is to analyse the correlation between dependency and depression on the elderly that experiencing surgery at RSUD Tugurejo Semarang. The research design used in this study was descriptive correlation design with cross sectional approach with elderly as who underwent surgery at RSUD Tugurejo Semarang. Research conducted on 45 samples were determined by purposive sampling. Data was collected by observation sheet of dependency and depression level assessment used Beck Depression Inventory. Data analysis was performed with Kendall Tau test. Hubungan antara Tingkat Ketergantungan dengan Depresi pada Lansia yang Mengalami Pembedahan di RSUD Tugurejo Semarang
1
The results, the majority of respondents experienced dependency treatment on partial care category as many as 28 respondents (62,2%). Most of the level of depression of elderly who underwent surgery in middle category, as many as 23 respondents (51,1%). There is correlation between dependency and depression on the elderly that experiencing surgery at RSUD Tugurejo Semarang (p value: 0,045; α: 0,05). For suggestions, the hospital determine the policy about handling depression because there are many elderly patients get depressed, by creating a standard operating procedure on handling depression for elderly patient due to surgery. Keywords
: dependency, depression, surgery, elderly
PENDAHULUAN Pasien usia lanjut yang terlihat sehat, harus selalu dinilai dengan seksama untuk memastikan ada tidaknya masalah yang dialami. Munculnya masalah kesehatan pada lansia membutuhkan penanganan secara teliti, penanganan penyakit pada lansia dengan cara operasi atau pembedahan harus memperhatikan berbagai macam sistem yang berhubungan dengan organ-organ spesifik. Penanganan penyakit pada lansia penting dilakukan untuk menyelidiki masalah yang tersembunyi, mengantisipasi kondisi yang tidak lazim dari suatu penyakit, serta manajemen penyakit lain yang menyertai masalah yang dialami oleh lanjut usia tersebut. Lansia yang memiliki penyakit tertentu membutuhkan penanganan secara efektif dan efisien serta kadang membutuhkan tindakan pembedahan/ operasi untuk menyelesaikannya. Pembedahan dilakukan dengan persiapan yang seksama dan menyeluruh, sehingga tahap awal pembedahan sampai dengan tahap pasca pembedahan dapat berlangsung sesuai dengan yang diharapkan dan mampu mengatasi masalah yang dihadapi oleh lansia (Saber, 2013). Pembedahan yang dilakukan terhadap lansia menyebabkan beberapa dampak perubahan. Dampak dan perubahan yang terjadi pada sistem kardiovaskular, dimana elastisitas dan kemampuan aorta dan arteri besar berkurang (Saber, 2013). Perubahan sistem tubuh lainnya sangat banyak dan
hampir diseluruh sistem tubuh mengalami perubahan. Dampak pembedahan pada lanjut usia adalah kehilangan kemampuan dan fungsi pada sebagian anggota tubuhnya, sehingga menuntut reorganisasi fungsi bagian tubuhnya secara total, karena kehilangan kemampuan dan fungsi pada sebagian anggota tubuhnya dapat mengurangi sumber-sumber emosional yang diperlukan untuk menghadapi perubahan tersebut. Dampak lain dari pembedahan adalah depresi (Hawari, 2011), yang merupakan gangguan emosi yang sering terjadi pada pasien yang dilakukan pembedahan. Depresi adalah keadaan emosional yang ditandai kesedihan yang sangat, perasaan bersalah dan tidak berharga, menarik diri dari orang lain, kehilangan minat untuk tidur, juga hal-hal yang menyenangkan lainnya (Hawari, 2011). Depresi pada lansia dipengaruhi oleh faktor umur, faktor jenis kelamin, faktor status perkawinan, faktor status pekerjaan, fungsi kognitif, faktor tingkat pendidikan dan faktor riwayat penyakit. Tingkat ketergantungan lansia yang diangkat oleh peneliti dikaitkan dengan akibat dari faktor penyakit yang berpengaruh terhadap depresi pada lansia. Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Santoso (2005) tentang kemampuan kemandirian pasien stroke dalam melakukan activity daily living sangat tergantung kepada orang lain. Dampak dari ketergantungan pasien adalah depresi, yang merupakan gangguan emosi pada pasien stroke sering terjadi,
Hubungan antara Tingkat Ketergantungan dengan Depresi pada Lansia yang Mengalami Pembedahan di RSUD Tugurejo Semarang
2
sedangkan depresi yang muncul pada pasien pasca operasi dapat menimbulkan berbagai masalah seperti tidak mendukung program pelaksanaan tindakan dalam perawatan di rumah sakit. Hasil penelitian Agustin and Ulliya (2008) menemukan bahwa pasien lansia mengalami depresi sedang dan berat sebanyak 42,9%. kategori kemandirian pelaksanaan ADL terbanyak yaitu kategori sangat tergantung sebanyak 9 responden (45%). Pasien yang mengalami pembedahan memiliki keterbatasan dalam melakukan kegiatan-kegiatan sehari-hari akibat pembatasan kemampuan motorik. Latihan aktivitas pasca operasi yang dilakukan memiliki keterbatasan, sehingga mereka membutuhkan bantuan orang lain untuk melakukan aktivitas harian lainnya. Ketidakmampuan pemenuhan kebutuhan sehari-hari secara mandiri tersebut menunjukkan bahwa jika pasien lansia mengalami pembedahan, secara langsung ia akan mengalami ketidakberfungsian bagian tubuh tertentu sehingga akan mempengaruhi aktivitas gerak tubuh dan kehidupan sehari-hari (Taylor 1999, dalam Tirtawati, SAN, & Anita Zulkaida, 2009). Menurut sudut pandang psikodinamika, pasien yang mengalami pembedahan kemungkinan menderita perasaan kehilangan yang nyata, misalnya kemampuannya menggerakkan tubuh secara normal seperti sebelumnya. Pasien bereaksi dengan kemarahan terhadap peristiwa kehilangan tersebut, yang kemudian diarahkan kepada diri sendiri sehingga menyebabkan penurunan harga diri dan terjadiya depresi, yang menyebabkan pasien mengalami ketergantungan terhadap orang lain untuk membantu memenuhi kebutuhannya (Nugroho, 2008). Klasifikasi klien berdasarkan tingkat ketergantungan menurut Douglas 1984, dalam (Swansburg, 2005) membagi klasifikasi klien berdasarkan tingkat ketergantungan klien menjadi kategori perawatan mandiri (self care), perawatan partial (Intermediate care) dan Intensif
care (total care). Berbagai tingkat ketergantungan pasien lansia yang mengalami pembedahan di rumah sakit dapat menjadi pemicu munculnya depresi pada lansia tersebut. Di rumah sakit Tugurejo lansia yang mengalami pembedahan dari bulan agustus sampai dengan bulan September tahun 2015 ditemukan sebanyak 45 kasus depresi lansia. Pada studi pendahuluan yang dilakukan pada 10 orang lansia yang dilakukan pembedahan ditemukan 2 lansia mengalami depresi berat dengan tingkat ketergantungan intermediate care, 2 lansia mengalami depresi sedang tingkat ketergantungan total care dan 2 lansia depresi ringan dengan tingkat ketergantungan intermediate care yang ditandai dengan perubahan pola tidur, perhatian dari kenikmatan berkurang terhadap aktivitas yang menyenangkan sebelumnya, merasa tidak berharga atau rasa bersalah yang tidak sesuai dengan situasi, putus asa, tidak berdaya, bahkan ada yang memiliki gagasan untuk bunuh diri. Depresi lansia dapat diukur dengan menggunakan Inventaris Depresi Beck (IDB). Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui lebih mendalam terhadap masalah apakah tingkat ketergantungan pasien tersebut berhubungan dengan tingkat depresi yang dialami oleh lansia. Berbagai tingkat ketergantungan pasien lansia yang mengalami pembedahan di rumah sakit dapat menjadi pemicu munculnya depresi pada lansia tersebut. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti merumuskan masalah penelitiannya yaitu adakah hubungan antara tingkat ketergantungan pasien lansia yang mengalami pembedahan dengan depresi lansia. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk menganalisis hubungan antara tingkat ketergantungan pasien lansia yang mengalami pembedahan dengan depresi lansia di RSUD Tugurejo Semarang.
Hubungan antara Tingkat Ketergantungan dengan Depresi pada Lansia yang Mengalami Pembedahan di RSUD Tugurejo Semarang
3
2. Tujuan khusus a. Mengetahui gambaran tingkat ketergantungan perawatan pasien lansia yang mengalami pembedahan di RSUD Tugurejo Semarang. b. Mengetahui gambaran tingkat depresi pasien lansia yang mengalami pembedahan di RSUD Tugurejo Semarang. c. Menganalisis hubungan antara tingkat ketergantungan pasien lansia yang mengalami pembedahan dengan depresi lansia di RSUD Tugurejo Semarang. Manfaat Penelitian 1. Bagi perawat Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai panduan deteksi dini gejala depresi pada lansia dengan pembedahan, sehingga dapat dilakukan langkah – langkah pencegahan depresi lansia. 2. Bagi Rumah Sakit Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman pentingnya deteksi dini gejala depresi pada lansia dengan pembedahan, sehingga rumah sakit dapat memberikan kebijakan terhadap pencegahan depresi lansia. 3. Bagi institusi pendidikan Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan referensi bagi proses pembelajaran pada keperawatan medikal bedah dan keperawatan jiwa serta memberikan gambaran bahwa masalah-masalah depresi dapat ditemukan juga pada pasien yang dirawat di rumah sakit umum. 4. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar pelaksanaan selanjutnya tentang masalah keperawatan yang ditemukan pada pasien lansia yang mengalami pembedahan.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah sebuah penelitian diskripsi korelasi yang bersifat kuantitatif dengan rancangan cross sectional yang melibatkan 45 responden menggunakan alat ukur lembar observasi tingkat ketergantungan pasien dari Douglas (1984) yang telah dikembangkan ulang oleh Sitorus (2006) untuk mengukur tingkat ketergantungan pasien dan kuesioner Inventaris Depresi Beck (IDB) untuk mengukur tingkat depresi. Penelitian ini dilakukan di RSUD Tugurejo Semarang, dengan pertimbangan di Rumah Sakit Tugurejo tersebut terdapat jumlah lansia yang cukup banyak dilakukan berbagai macam pembedahan dan juga latar belakang sosial dari lansia yang beragam. Penelitian dilakukan mulai tanggal 20 sampai 25 Januari 2016. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan kuesioner. Peneliti menggunakan lembar observasi tingkat ketergantungan pasien dari Douglas (1984) yang dikembangkan oleh Sitorus (2006) untuk menilai tingkat ketergantungan dan kuesioner untuk mengukur skala depresi yang dialami oleh lansia dengan menggunakan kuesioner inventaris depresi beck (IDB). HASIL Analisis univariat Diagram 1 Gambaran tingkat ketergantungan perawatan pasien lansia yang mengalami pembedahan di RSUD Tugurejo Semarang
Hubungan antara Tingkat Ketergantungan dengan Depresi pada Lansia yang Mengalami Pembedahan di RSUD Tugurejo Semarang
4
Tingkat Ketergantungan Lansia
13 28,9%
4 8,9% 28 62,2%
Self care Partial care Total care
Analisis Bivariat Tabel 3 Hubungan tingkat ketergantungan dengan depresi pada lansia yang mengalami pembedahan di RSUD Tugurejo Semarang Ketergantungan Minimal f % 1 25 Self care 8 28,6 Partial care 1 7,7 Total care 10 22,2 Jumlah
Depresi Ringan Sedang Berat f % f % f % 1 2 0 3
25 7,1 0 6,7
Total f
r
Pvalue
%
2 50 0 0 4 100 0,274 13 46,4 5 17,9 28 100 8 61,5 4 30,8 13 100 23 51,1 9 20 45 100
0,045
Diagram 1 Menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami tingkat ketergantungan perawatan dalam kategori partial care sebanyak 28 responden (62,2%). Hasil penelitian pada tingkat ketergantungan pasien didapatkan paling banyak ditemukan pada responden adalah pengobatan melalui pemberian injeksi didapatkan sebanyak 37 kejadian, responden yang terpasang infus sebanyak 33 kejadian dan selanjutnya responden yang mendapatkan perawatan luka sederhana sejumlah 30 kejadian.
Tabel 3 menunjukkan bahwa pada tingkat ketergantungan self care sebagian besar mengalami depresi sedang sebanyak 2 responden (50,0%). Responden yang mengalami ketergantungan partial care, sebagian besar mngalami depresi sedang sebanyak 13 responden (46,4%). Responden yang mengalami ketergantungan total care, sebagian besar mengalami depresi sedang sebanyak 8 responden (61,5%).
Diagram 2 Gambaran tingkat depresi pasien lansia yang mengalami pembedahan di RSUD Tugurejo Semarang
1. Gambaran tingkat ketergantungan perawatan pasien lansia yang mengalami pembedahan di RSUD Tugurejo Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami tingkat ketergantungan perawatan dalam kategori partial care sebanyak 28 responden (62,2%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden lansia sebagian besar mengalami ketergantungan tingkat partial care setelah dilakukan pembedahan, dengan pengobatan injeksi, terpasang infus dan perawatan luka sederhana. Hasil penelitian didapatkan presentase tingkat ketergantungan sedang lebih tinggi dibandingkan dengan hasil penelitian Ratnasari, Kristiyawati & Solechan (2011) yang meneliti tentang ketergantungan activity daily living pada pasien stroke dengan depresi lansia, dimana ditemukan sebagian besar termasuk kategori ADL sangat tergantung
Tingkat Depresi Lansia Minimal/ tidak depresi 10 9 20,0% 22,2% 3 6,7% 23 51,1%
Ringan Sedang Berat
Diagram 2 Menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat depresi lansia yang mengalami pembedahan dalam kategori sedang yang menunjukkan sebagian besar tingkat depresi sejumlah 23 responden (51,1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden mengalami kesulitan kerja, yang secara spesifik tidak melakukan pekerjaan sama sekali dengan skor tertinggi yaitu 75.
PEMBAHASAN
Hubungan antara Tingkat Ketergantungan dengan Depresi pada Lansia yang Mengalami Pembedahan di RSUD Tugurejo Semarang
5
(45%). Hasil penelitian ini mengamati kejadian tingkat ketergantungan berdasarkan pembedahan yang dialami oleh lansia, sedangkan penelitian Ratnasari, Kristiyawati & Solechan (2011), mengamati kejadian tingkat ketergantungan berdasarkan penyakit stroke yang dialami responden. Penelitian ini mendapatkan persentase kejadian tingkat ketergantungan pada lanjut usia yang mengalami pembedahan lebih tinggi dibandingkan dengan kejadian tingkat ketergantungan yang dialami lansia di panti wreda sebesar 38,5% (Masturin, 2010). Namun, keakuratan hasil penelitian ini juga perlu kuatkan kembali karena peneliti tidak menyertakan lanjut usia dengan gangguan fungsional berat, sehingga kurang menggambarkan populasi lanjut usia yang mengalami pembedahan. Pembedahan yang dialami responden menjadikan lansia memiliki keinginan kuat untuk bertahan hidup dan memperbaiki kualitas kehidupannya sehingga mendorong lansia untuk melakukan beberapa aktivitas yang mampu dilakukannya sendiri menurut Nugroho (2008). Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Mubarok (2006) bahwa individu memiliki usaha untuk membantu individu itu sendiri dalam meningkatkan kemampuan atau perilaku untuk mencapai kesehatan optimal. 2. Gambaran tingkat depresi pasien lansia yang mengalami pembedahan di RSUD Tugurejo Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat depresi lansia yang mengalami pembedahan dalam kategori depresi sedang, yaitu sejumlah 23 responden (51,1%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan kerja secara spesifik tidak melakukan pekerjaan sama sekali dengan skor tertinggi yaitu 75,
kemudian keragu-raguan secara spesifik berusaha mengambil keputusan dengan skor 58, dan keletihan secara spesifik merasa lelah dari yang biasanya dengan skor 51. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Kristianingsih, Widjayanti, dan Suryagustina (2012) yang menemukan bahwa sebagian besar pasien lansia yang dirawat di rumah sakit mengalami depresi sedang. Penelitian Palestin (2006) dengan judul: pengaruh umur, status depresi dan status demensia terhadap disabilitas fungsional pada lansia di PSTW Abiyoso dan PSTW Budi Dharma, menunjukkan bahwa kombinasi umur, status depresi dan status demensia memiliki pengaruh yang kuat terhadap disabilitas fungsional. Penelitian Kartinah (2007) menemukan bahwa ada korelasi negatif yang signifikan antara dukungan sosial terhadap depresi dengan koefisien korelasi sebesar -0,529 dengan nilai probabilitas sebesar 0,001 (α= 0,05), artinya semakin tinggi dukungan sosial responden maka semakin rendah skor depresi, adapun tingkat hubungannya adalah sedang. Penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Moa (2009), mengenai hubungan tingkat depresi dengan kemampuan dalam aktivitas sehari – hari pada lanjut usia yang tinggal di PTSW Yogyakarta Unit Abiyoso. Hasil yang didapat adalah terdapatnya hubungan antara tingkat depresi dengan kemampuan dalam aktivitas sehari – hari. Berdasarkan hasil penelitian – penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa depresi pada lansia dapat menimbulkan berbagai macam akibat, seperti penurunan kondisi fisik, kemampuan bersosialisasi dan lamanya masa penyembuhan luka pada lansia. Hal ini didukung oleh pendapat Stuart (2009) dimana seseorang yang
Hubungan antara Tingkat Ketergantungan dengan Depresi pada Lansia yang Mengalami Pembedahan di RSUD Tugurejo Semarang
6
mengalami depresi akan mengalami perubahan dalam bentuk pemikiran, sensasi somatik, aktivitas, serta kurang produktif dalam pengembangan pikiran, berbicara dan sosialisasi. 3. Hubungan antara tingkat ketergantungan dengan depresi pada lansia yang mengalami pembedahan di RSUD Tugurejo Semarang. Tabel 3 menunjukkan bahwa pada tingkat ketergantungan self care sebagian besar mengalami depresi sedang sebanyak 2 responden (50,0%). Responden yang mengalami ketergantungan partial care, sebagian besar mengalami depresi sedang sebanyak 13 responden (46,4%). Responden yang mengalami ketergantungan total care, sebagian besar mengalami depresi sedang sebanyak 8 responden (61,5%). Hasil analisis menunjukkan ada hubungan antara tingkat ketergantungan dengan depresi pada lansia yang mengalami pembedahan di RSUD Tugurejo Semarang (nilai p: 0,045 < α: 0,05). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ratnasari, Kristiyawati & Solechan (2011) yang menemukan ada hubungan antara depresi dengan ADL pada pasien stroke di RSUD Tugurejo Semarang. Pasien lansia yang mengalami pembedahan mayor, mengalami ketergantungan pada beberapa kegiatan yang melibatkan fungsi koordinasi anggota gerak tubuhnya. Keadaan ini akan menyebabkan keterbatasan atau kehilangan kemampuan untuk mengerjakan kegiatan hidup seharihari (disabilitas). Terdapat beberapa ketidakmampuan melakukan fungsifungsi fisik tertentu, seperti menggerakkan anggota tubuh bagian tertentu, sehingga pasien merasa tidak mampu dan merasa tidak berdaya. Pada akhirnya gangguan fungsional dan disabilitas akan membatasi atau menghalangi lansia untuk berperan secara normal, sehingga setelah
mengalami pembedahan, usaha rehabilitasi ditujukan untuk mengembalikan fungsi ADL setinggitingginya (Gofir, 2009). Menurut sudut pandang psikodinamika, pasien lansia yang mengalami pembedahan kemungkinan menderita perasaan kehilangan yang nyata, misalnya ketidakmampuannya menggerakkan tubuh secara normal seperti sebelumnya. Lansia bereaksi dengan kemarahan terhadap peristiwa yang dialaminya tersebut, yang kemudian diarahkan kepada diri sendiri sehingga menyebabkan penurunan harga diri dan terjadiya depresi (Bramastyo, 2009). PENUTUP Kesimpulan 1. Sebagian besar responden mengalami tingkat ketergantungan perawatan dalam kategori partial care sebanyak 28 responden (62,2%). 2. Sebagian besar tingkat depresi lansia yang mengalami pembedahan dalam kategori sedang, yaitu sejumlah 23 responden (51,1%). 3. Ada hubungan antara tingkat ketergantungan pasien lansia yang mengalami pembedahan dengan depresi lansia di RSUD Tugurejo Semarang (nilai p: 0,045 < α: 0,05). Saran Bagi Rumah sakit dapat menentukan kebijakan tentang penanganan depresi karena ternyata banyak didapatkan pasien lansia yang mengalami depresi dengan membuat standar prosedur operasional dan membentuk tim yang terdiri dari bidang terkait penanganan pasien dengan tingkat ketergantungan agar tidak terjadi depresi akibat dari pembedahan bagi lansia. DAFTAR PUSTAKA Agustin, Dianingtyas, & Ulliya, Sarah. (2008). Perbedaan Tingkat Depresi
Hubungan antara Tingkat Ketergantungan dengan Depresi pada Lansia yang Mengalami Pembedahan di RSUD Tugurejo Semarang
7
Pada Lansia Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Senam Bugar Lansia Di Panti Wredha Wening Wardoyo Ungaran. Media Ners, Volume 2, 1-44. Hawari, Dadang. (2011). Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta EGG. Kristianingsih, Widjayanti & Suryagustina.(2012). Tingkat Depresi Dan Ketergantungan ADL (Activity of Daily Living) Pada Lansia. Jurnal ilmu kesehatan, STIKES Katholik St. Vincentius a Paulo Surabaya. Nugroho, W. (2008). Keperawatan Gerontik & Geriatrik (Edisi 3 ed.). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG. Ratnasari, Pepy, & Kristiyawati, Sri Puguh. (2011). Hubungan Antara Tingkat Ketergantungan Activity Daily Living Dengan Depresi Pada Pasien Stroke Di Rsud Tugurejo Semarang. Jurnal ilmu kesehatan, STIKES Telogorejo Semarang. Saber, Aly. (2013). Perioperative care of elderly surgical patients. American Medical Journal, Vol 4, 63-77. Santoso, T A. (2005). Kemandirian aktivitas makan, mandi, dan berpakaian pada penderita stroke 6-24 bulan paska okupasi terapi. Jurnal ilmu kesehatan, STIKES Aisyiyah Surakarta. Sitorus, Ratna. (2006). Model Praktek Keperawatan Profesional di Rumah Sakit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG. Stuart, G.W. (2009). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (5 ed.). Philadelpia: Mosby Year Book : Inc St.Louis. Swansburg, R. C. . (2005). Pengantar kepemimpinan dan manajemen keperawatan untuk perawat klinis (Terjemahan Ed.). Jakarta: EGC. Tirtawati, SAN, Krisna, & Anita Zulkaida. (2009). Locus Of Control Pada Insan Pasca Stroke Usia 40-64
Tahun. Jurnal Kesehatan Universitas Muhamadiyah Semarang, 1-11.
Hubungan antara Tingkat Ketergantungan dengan Depresi pada Lansia yang Mengalami Pembedahan di RSUD Tugurejo Semarang
8