30 TALENTA PSIKOLOGI Vol. II, No. 1, Februari 2013
HUBUNGAN ANTARA KONSEP PERAN GENDER TERHADAP MINAT BELAJAR BIDANG TATA BOGA SISWA LAKI-LAKI KELAS X DI SMK SAHID SURAKARTA
Astri Carissia Program Studi Psikologi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sahid Surakarta
Abstract The concept of gender roles in adolescent affects in their motivation learning especially in the culinary sector. It is based on the observation in tourism schools. The most students who are continuing their education in the culinary sector are women. The population of the study is 84 male students of class X SMK Sahid Surakarta. Meanwhile, sample is not used in this study. This is because it use to minimize errors and generalization of the results from the research. Pearson product moment analysis that is used to examine the correlation of variable concepts from gender roles and culinary learning motivation shows = 0458 with p-value 0.000 <0.01. The conclusion of this study is there is a significant correlation between concept of gender roles with learning motivation of the culinary sector from male students of class X at SMK Sahid Surakarta. The contribution is 45.80% from the concept of gender roles in learning motivation of culinary.
Keywords : Adolescent, Concept, Gender.
31 TALENTA PSIKOLOGI Vol. II, No. 1, Februari 2013
Abstrak Konsep peran gender pada remaja mempengaruhi minat belajar pada remaja khususnya bidang tata boga. Hal tersebut berdasarkan pengamatan penulis pada sekolahsekolah pariwisata, bahwa sebagian besar siswa yang berminat melanjutkan pendidikan di bidang tata boga adalah perempuan. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 84 siswa laki-laki kelas X SMK Sahid Surakarta. Dalam penelitian ini penulis tidak menggunakan sampel. Hal itu disebabkan untuk meminimalisasi kesalahan dan generalisasi hasil penelitian. Analisis product moment pearson untuk menguji hubungan variabel konsep peran gender dan minat belajar tata boga, terlihat sebesar = 0.458 dengan p-value 0.000 < 0.01. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan yang sangat signifikan Antara Konsep Peran Gender Terhadap Minat Belajar Tata Boga Siswa Laki-Laki Kelas X di SMK Sahid Surakarta, dengan sumbangan sebesar 45,80% konsep peran gender terhadap minat belajar tata boga. Kata kunci : Gender, Konsep, Remaja.
32 TALENTA PSIKOLOGI Vol. II, No. 1, Februari 2013
lingkungan
PENDAHULUAN
sosial,
membiasakan Secara fisik kondisi laki-laki dengan
perempuan
tidak
masing-masing siswa
sama,
mempunyai
karakter yang berbeda (Anggayani, 2009, hal.28) Kondisi fisik laki-laki biasanya
lebih
kuat
orang
pekerjaan
tua rumah
tangga, seperti mencuci pakaian, memasak dan sebagainya dikerjakan oleh anak putri, sedangkan anak putra tidak dibiasakan menyelesaikan pekerjaan tersebut.
jika Kebiasaan
dibandingkan dengan kondisi fisik
hidup
yang
tersebut
diterapkan oleh orang tua di rumah
mempengaruhi sifat anak laki-laki
juga berpengaruh di masyarakat.
dalam kehidupan sehari-hari. Sifat
Kemungkinan akan diterapkan oleh
anak
anak
perempuan.
Keadaan
laki-laki
yang
cenderung
biasanya
memberikan
perlindungan,
aktif
meniru
putra
di
sekolah.
Jika
dihubungkan dengan minat studi Tata
Boga,
kebiasaan
untuk
pujaannya, minatnya tertuju pada
mengatur rumah tangga tersebut
hal-hal yang bersifat intelektual dan
sangat bermanfaat untuk membantu
abstrak.
perempuan
menumbuhkan minat dan motivasi
cenderung menerima perlindungan,
siswa untuk mempelajari Tata Boga.
pasif, minatnya tertuju pada hal-hal
Tetapi karena kebiasaan membantu
yang bersifat emosional, konkrit,
menyelesaikan
berusaha
tangga dan memasak tersebut banyak
Sifat
anak
mengikuti
dan
pekerjaan
rumah
diterapkan pada anak putri dan hanya
menyenangkan orang lain.
sedikit yang diterapkan pada anak Kondisi fisik yang berbeda itu akan menimbulkan pola pikir yang
berbeda
lingkungan
sosial
mempengaruhi, masing
berbeda
kehidupan
pula. juga
Pengaruh sangat
karena
masing-
latar
belakang
keluarganya.
Pada
umumnya di dalam keluarga dan
putra,
ada
kemungkinan
akan
berpengaruh terhadap minat dan motivasi peserta didik laki-laki untuk mempelajari Tata Boga, sehingga minat dan motivasi peserta didik laki-laki terhadap Tata Boga kurang
33 TALENTA PSIKOLOGI Vol. II, No. 1, Februari 2013
atau justru tidak
berminat sama
sekali.
cenderung menganggap bahwa tidak ada
banyak
perbedaan
pada
pekerjaan perempuan dan laki-laki. Dengan demikian jika peserta didik laki-laki dan perempuan dalam
Siswa laki-laki SMK yang
satu lembaga pendidikan mempunyai
mempunyai pendapat bahwa semua
pola
pekerjaan dapat dilakukan oleh laki-
pikir
yang
berbeda
untuk
mempelajari bidang Tata Boga, ada
laki
kemungkinan
cenderung
perbedaan
akan
minat
menimbulkan dan
motivasi
terhadap bidang studi tersebut.
maupun
mempunyai
melakukan
pelajaran atas dasar minat, motivasi,
dan minat
pekerjaan-pekerjaan
rumah tangga yang biasa dilakukan perempuan,
Peserta didik yang mengikuti
perempuan
misalnya
memasak.
Siswa SMK ini cenderung berminat terhadap bidang tata boga.
bukan karena paksaan atau ikutikutan, tentu hasilnya jauh lebih baik.
Menurut
Viannelo
(2000
Selama ini, peserta didik laki-laki
hal.30) salah satu bidang yang
menganggap mempelajari Tata Boga
terkena
merupakan bagian dari pekerjaan
kelamin dan “gender” adalah bidang
perempuan, kurang menarik, dan
pendidikan. Ketika laki-laki harus
tidak menyenangkan. Ada rasa malu,
bersekolah, maka jenis pendidikan
kurang percaya diri, jika peserta
yang dipilih tidak jauh dari perannya
didik laki-laki diperintahkan untuk
di rumah tangga, yaitu pekerjaan
memasak, dan melakukan hal-hal
tradisional laki-laki.
imbas
kerancuan
jenis
lain yang berkaitan dengan kuliner. Hal tersebut tentu berpengaruh besar
a. Minat
terhadap hasil belajar peserta didik
Secara bahasa, minat berarti
laki-laki. Perbedaan yang mencolok
kecenderungan
biasanya pada hasil belajar praktek.
terhadap
Siswa laki-laki yang terbiasa melakukan pekerjaan rumah tangga
hati
sesuatu
yang
tinggi
(Tim,
2004
hal.656). Minat merupakan sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat
besar
sekali
pengaruhnya
34 TALENTA PSIKOLOGI Vol. II, No. 1, Februari 2013
terhadap kegiatan seseorang, sebab
unsur-unsur timbulnya minat belajar
dengan minat ia akan melakukan
adalah sebagai berikut :
sesuatu
yang
diminatinya.
Sebaliknya, tanpa minat seseorang
a. Perhatian Perhatian sangatlah penting
tidak mungkin melakukan sesuatu.
dalam mengikuti kegiatan dengan b. Belajar
baik,
dan
hal
ini
akan
berpengaruh pula terhadap minat Gagne & Berleiner (dalam Anni & Tri, 2004 hal.2) menyatakan bahwa pengertian belajar merupakan proses
dimana
suatu
organisme
mengubah perilaku karena hasil dari
siswa dalam belajar. Orang yang menaruh aktivitas
akan
b. Perasaan
belajar.
merupakan
adalah
aktivitas
psikis
tinggi
dalamnya,
subjek menghayati
Mendapatkan
nilai-nilai
belajar hati
suatu
memberikan
Perasaan
Minat
untuk
pada
perhatian yang besar.
pengalaman.
kecenderungan
minat
yang
yang
dari
suatu
di
objek.
informasi, pengetahuan, kecakapan,
Perasaan sebagai faktor psikis
melalui
non
usaha,
pengajaran,
atau
intelektual
yang
khusus
pengalaman. Belajar dengan minat
berpengaruh terhadap semangat
akan mendorong peserta didik untuk
belajar.
belajar lebih baik daripada belajar tanpa minat. Minat timbul, apabila
c. Motif Kata
motif
murid tertarik akan sesuatu karena
sebagai
sesuai kebutuhannya atau merasakan
mendorong
bahwa sesuatu yang akan dipelajari
melakukan sesuatu. Motif dapat
bermakna bagi dirinya (Anggayani,
dikatakan
2009 hal.14).
penggerak
dari
didalam
subyek
Suryabrata
(2003
hal.60)
mengemukakan pendapatnya tentang
daya
diartikan
upaya
yang
seseorang
untuk
sebagai
daya
dalam, dan untuk
melakukan kreativitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.
35 TALENTA PSIKOLOGI Vol. II, No. 1, Februari 2013
Jadi
motivasi
merupakan
4. Kondisi Psikologis
yang
Minat
mendorong aktivitas belajar
Kecerdasan
seseorang,
dia
Bakat
sesuatu
Motivasi
objek. Karena minat adalah
Kemampuan kognitif
alat motivasi dalam belajar.
Konsep Peran Gender
Minat Belajar Pada Remaja
Minat
dasar
penggerak
berminat
sehingga terhadap
Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi Minat Belajar
Belajar
Remaja
Bidang Tata Boga 1. Faktor
Lingkungan
Lingkungan
:
Alami
Instrumental
Kurikulum,
Program,
: Sarana
mempengaruhi
pernyataan, kelamin
sikap
3. Kondisi Fisiologis fisiologis
hal.17)
bahwa
yang
peran
ditentukan
jenis secara
budaya mencerminkan perilaku dan
dan Fasilitas, Guru
Aspek
(2002
merumuskan peran gender dengan
Lingkungan Sosial Budaya 2. Faktor
Hurlock
dan
ini
diakui
pengelolaan
kelas. Pengajaran dengan pola klasikal perlu memperhatikan
yang
umumnya
disetujui
sebagai maskulin atau feminin dalam suatu budaya tertentu. –faktor
Faktor
yang
Mempengaruhi Peran Gender
tinggi rendahnya postur tubuh anak didik. Postur tubuh anak
a. Masa kanak-kanak
didik yang tinggi sebaiknya
b. Masa Remaja
ditempatkan di belakang anak
c. Teman Sebaya
didik yang bertubuh pendek.
d. Masa Dewasa
Hal
ini
dimaksudkan
agar
pandangan anak didik ke papan tulis tidak terhalang oleh anak didik yang bertubuh tinggi.
Konsep Peran Gender Menurut Sudarta (2003 hal. 5) gender adalah pembedaan antara laki-laki
dan
perempuan
yang
36 TALENTA PSIKOLOGI Vol. II, No. 1, Februari 2013
diciptakan oleh manusia (maskulin
manapun dan merupakan kodrat atau
dan feminin), dapat ditukar atau
ciptaan Tuhan
diubah sesuai tempat, waktu dan lingkungan sosial. Gender bukanlah suatu kodrat atau ketentuan Tuhan, oleh karena itu gender berkaitan dengan proses keyakinan, bagaimana seharusnya laki-laki dan perempuan berperan dan bertindak sesuai dengan nilai
yang
terstruktur,
ketentuan
sosial dan budaya di tempat mereka berada.
Demikian
gender
Penelitian ini dilakukan guna mengetahui apakah ada hubungan antara konsep peran gender terhadap minat belajar bidang tata boga pada siswa laki-laki kelas X SMK Sahid Surakarta. Aspek-aspek
Pandangan
Peran Gender
dapat
dikatakan pembedaan peran, fungsi,
Agung & Aryani (2002 hal.2)
tanggung jawab antara perempuan
mengemukakan ada tiga jenis dalam
dan
peran gender yaitu :
laki-laki
dibentuk/dikonstruksi
yang oleh
sosial
budaya dan dapat berubah sesuai perkembangan zaman.
1. Peran
Produktif.
produktif adalah peran yang dilakukan
Demikian perbedaan konsep
seseorang
menyangkut
peran gender dan jenis kelamin dapat
seseorang
disimpulkan bahwa gender dapat
maupun
berubah,
dikonsumsi
dapat
dipertukarkan,
tergantung waktu, budaya setempat, bukan merupakan kodrat Tuhan,
Peran
yang
penghasilan baik
jasa,
barang
baik
yang
maupun
diperdagangkan. 2. Peran
Reproduktif.
Peran
melainkan buatan manusia. Lain
reproduktif adalah peran yang
halnya dengan jenis kelamin (seks).
dijalankan
Jenis kelamin (seks) tidak dapat
berhubungan
berubah, tidak dapat dipertukarkan,
pemeliharaan Sumber Daya
berlaku sepanjang masa, berlaku
Manusia.
dimana
saja
di
belahan
dunia
seseorang
yang dengan
3. Peran Sosial. Peran sosial adalah peran yang dilakukan
37 TALENTA PSIKOLOGI Vol. II, No. 1, Februari 2013
seseorang untuk berkegiatan
Gender dan Variabel Tergantung
sosial kemasyarakatan seperti
yaitu Minat Belajar Tata Boga.
gotong
royong
dalam
menyelesaikan
tugas
menyangkut
kepentingan
Subyek dalam penelitian ini
yang
adalah siswa laki-laki kelas X SMK Sahid Surakarta yang berjumlah 84
bersama.
orang. Jenis-jenis Peran Gender Teknik pengambilan sampel Bemmelen (2002 mengatakan
bahwa
peran gender
hal.19) ciri
dari
adalah sebagai
berikut:
dilakukan secara kuota sampling, yaitu
metode
penarikan
sampel
dimana peneliti mengambil seluruh jumlah populasi yang ada.
1. Maskulinitas.
Maskulinitas
Alat ukur yang digunakan
adalah suatu stereotype atau
dalam penelitian ini adalah Skala
label
Minat Belajar Tata Boga dan Skala
yang
melekat
di
masyarakat pada pria. 2. Femininitas.
Konsep
Peran
Gender
yang
Femininitas
merupakan skala model Likert yang
adalah suatu stereotype atau
telah dimodifikasi menjadi empat
label
alternatif jawaban, yaitu SS (sangat
yang
melekat
di
masyarakat pada wanita.
setuju), S (setuju), TS (tidak setuju),
3. Androgini. Androgini adalah
dan STS (sangat tidak setuju). Skor
suatu masyarakat yang tidak
aitem favorable bergerak dari 4
melabelkan
sampai 1, sedangkan skor aitem
gender
dalam
kehidupannya.
unfavorable bergerak dari 1 sampai 4.
METODE Teknik Variabel-varibel yang akan digunakan
dalam
penelitian
ini
adalah Variabel bebas yaitu Peran
dalam
yang
mengukur
menggunakan
digunakan
validitas
rumus
ini
Product
Moment. Dengan menggunakan alat bantu program SPSS (Statistical
38 TALENTA PSIKOLOGI Vol. II, No. 1, Februari 2013
Package for Social Science) versi 16
tersebut
for
reliabilitas
semua p-value untuk semua residual
menggunakan
lebih besar dari α = 5%, sehingga
tekhnik Formula Alpha Cronbach
memenuhi persyaratan dan tidak
dan dengan menggunakan program
terjadi penyimpangan.
Windows.
dilakukan
Uji
dengan
dapat
diketahui
bahwa
SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 16 for Windows.
PEMBAHASAN Hasil korelasi product moment
HASIL
untuk Hipotetik
pada
menguji
hubungan
antara
variabel
variabel peran gender dan minat
konsep peran gender nilai maksimal
belajar tata boga sebesar 0,458
180, minimal 45 , mean 112.5 dan
dengan
Sedangkan empirik nilai maksimal
sehingga dapat disimpulkan bahwa
sebesar 140, minimal 79, nilai mean
terdapat
106,02.
signifikan antara peran gender dan
p-value
0.000
hubungan
<
yang
0.01
sangat
minat belajar tata boga siswa lakiHipotetik pada variabel minat belajar nilai maksimal 116, minimal 29 , mean 72.5 dan. Sedangkan empirik nilai maksimal sebesar 106, minimal 49, nilai mean 80,87. p-value untuk semua residual ternyata lebih besar dari α = 5%, sehingga
keseluruhan
data-data
penelitian
dinyatakan
memiliki
distribusi normal atau memiliki data yang normal. Uji normalitas variabel peran
laki
kelas
X
di
SMK
Sahid
Surakarta. Selain faktor minat belajar adapula faktor lingkungan, faktor instrumental, kondisi fisiologis dan kondisi psikologis yang mendukung konsep peran gender ( Hidayah, 2006 hal. 28). Sumbangan variabel konsep peran gender terhadap minat belajar tata boga adalah sebesar 45,80%, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan
yang
sangat
gender sebesar 0,263 dan variabel
signifikan antara peran gender dan
minat sebesar 0,333. Kedua variabel
minat belajar tata boga siswa laki-
39 TALENTA PSIKOLOGI Vol. II, No. 1, Februari 2013
laki
kelas
Surakarta.
X
di
SMK
Sedangkan
Sahid
SIMPULAN
sisanya Berdasarkan
sebesar 55,20% dipengaruhi oleh variabel
lain,
lingkungan, kondisi
yaitu
faktor
fisiologis
faktor
instrumental, dan
kondisi
dan
hasil
pembahasan
analisis
yang
telah
dilakukan terhadap subjek sejumlah 84 siswa laki-laki kelas X SMK Sahid Surakarta, dapat disimpulkan
psikologis.
bahwa ada hubungan yang sangat Menurut Sudarta (2003 hal.
signifikan positif antara konsep peran
5) gender adalah pembedaan antara
gender dengan minat belajar bidang
laki-laki
yang
tata boga. Sedangkan untuk minat
diciptakan oleh manusia (maskulin
belajar tata boga tingkatnya adalah
dan feminin), dapat ditukar atau
kategori
diubah sesuai tempat, waktu dan
terjadi adalah semakin tinggi konsep
lingkungan sosial. Gender bukanlah
peran
suatu kodrat atau ketentuan Tuhan,
semakin tinggi pula minat belajar
oleh karena itu gender berkaitan
bidang tata boga siswa laki-laki
dengan proses keyakinan, bagaimana
tersebut. Demikian juga semakin
seharusnya laki-laki dan perempuan
rendah konsep peran gender siswa
berperan dan bertindak sesuai dengan
laki-laki, semakin rendah pula minat
nilai
belajar bidang tata boga siswa laki-
dan
yang
perempuan
terstruktur,
ketentuan
sosial dan budaya di tempat mereka berada.
Demikian
gender
dapat
dikatakan pembedaan peran, fungsi, tanggung jawab antara perempuan dan
laki-laki
dibentuk/dikonstruksi
yang oleh
sosial
budaya dan dapat berubah sesuai perkembangan zaman.
tinggi.
Hubungan
gender
siswa
yang
laki-laki,
laki tersebut. DAFTAR RUJUKAN Anggayani,
R
.2009.
Komparasi Motivasi Didik
Minat Antara
Laki-Laki
“Studi Dan Peserta Dan
Perempuan Dengan Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Muatan Lokal Tata Busana Kelas VIII SMP N 3 Bawang
40 TALENTA PSIKOLOGI Vol. II, No. 1, Februari 2013
Kabupaten
Banjarnegara.”
Hurlock,
E.
2002.
Psikologi
Jurnal Anima. No.11. Th. IV.
Perkembangan.
Vol 50. hal 28. Tri Wulan I
Erlangga Pustaka Utama.
2009.
Fakultas
Teknik
Jakarta
:
Sudarta, W. 2003. Peranan Wanita
Jurusan Teknologi Jasa dan
Dalam
Produksi UNNES.
Berwawasan Gender. Skripsi
Agung & Arjani. 2002.
Mengenal
Konsep
Gender
Permasalahan
dan
Implementasinya
dalam
Pendidikan. Denpasar : Pusat Studi
Wanita
Universitas
Udayana.
Pembangunan
(tidak diterbitkan). Denpasar : Jurusan
Sosial
Ekonomi
Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Suryabrata,
S.
2003.
Psikologi
Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Tim. 2004. Kamus Besar Bahasa
Anni & Tri. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK
Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
UNNES.
Viannelo,
Hidayah, Y. 2006. “Pengaruh Minat
M.
Inequality.
2000. A
Gender
comparative
Belajar dan Aktivitas Belajar
study of Discrimination an
Terhadap
participation.
Hasil
Belajar
Dengan System Sepuluh Jari Siswa
Kelas
Keahlian
I
Program
Administrasi
Perkantoran SMK Negri I, Slawi”. Jurnal Anima. No.02. Th.
II
Vol.43.
hal.28.Fakultas UNNES
2006. Ekonomi
Publications
Sage Ltd,
London.