HEKSAKLOROBENZEN HEXACHLOROBENZENZE
1. N a m a. 1.1.
Golongan. (1) Halogen, aromatik
1.2.
Sinonim / Nama Dagang. (1) Amatin; anticarie; bunt-cure; bunt-no-more; co-op hexa; NCB; Julin’s carbon chloride; no bunt; no bunt 40; no bunt 80; no bunt liquid; pentachlorophenyl chloride; perchlorobenzene; phenyl perchloryl; sanocide; SMUT 60.
1.3.
Nomor Identifikasi. (1) Nomor OHS
: 10730
Nomor CAS
: 118 – 74 - 1
Nomor EU ( EINECS )
: 204 – 273 - 9
Nomor EU Index
: 602 – 065 – 00 - 6
Nomor RCRA
: U127
Nomor UN
: 2729
Nomor RTECS
: DA2975000
2. Sifat Fisika Kimia. 2.1.
Nama bahan (1) Heksaklorobenzen
2.2.
Deskripsi (1) Serbuk kristal berwarna putih dan tidak berbau; berat molekul 284,76; titik didih 613ºF (323ºC ); titik lebur 448ºF (231 ºC ); tekanan uap 1mmHg pada 114oC; kerapatan uap 9,8 (udara = 1); berat jenis 2,04 (air = 1); kelarutan dalam air: tidak larut. Larut dalam benzene, eter panas, kloroform, etanol panas. Sedikit larut dalam etanol dingin.
2.3.
Frasa resiko, Frasa keamanan dan Tingkat bahaya
(1)
Peringkat NFPA ( Skala 0-4 ) : Kesehatan 2 = tingkat keparahan tinggi Kebakaran 1 = dapat terbakar Reaktivitas 0 = tidak reaktif Klasifikasi EC: T = beracun N = berbahaya bagi lingkungan, karsinogen kategori 2 R45 = dapat menyebabkan kanker R48/25 = beracun: berbahaya karena kerusakan serius pada kesehatan akibat pemaparan jangka panjang jika tertelan. R50/53 = sangat beracun bagi organisme perairan, dapat menyebabkan efek yang merugikan jangka panjang di lingkungan perairan. S45 = jika terjadi kecelakaan atau jika anda tidak sehat, jika memungkinkan segera bawa ke dokter/rumah sakit/puskesmas (perlihatkan label kemasan). S53 = hindari/cegah pemaparan – dapatkan instruksi khusus sebelum penggunaan. S60 = bahan ini dan wadahnya harus dibuang sebagai limbah berbahaya. S61 = hindari/cegah pembuangan ke lingkungan. Rujukan pada Lembar data Keamanan/Instruksi khusus.
2. Penggunaan. (1) Pestisida
3. Identifikasi Bahaya. 4.1. Risiko utama dan sasaran organ. (1, 2, 3) Bahaya utama terhadap kesehatan: berbahaya jika terhirup, diduga bahan bersifat karsinogenik pada hewan. Organ sasaran
: sistem saraf, limpa, hati, ginjal, paru-paru.
4.2. Rute paparan. (1) 4.2.1. Paparan jangka pendek. Terhirup. Dapat menyebabkan kesulitan bernapas dan kongesti paru-paru.
Kontak dengan kulit. Dapat menyebabkan iritasi pada kulit. Kontak dengan mata. Dapat menyebabkan iritasi Tertelan Rambut rontok atau pertumbuhan rambut yang berlebih, mual, muntah. 4.2.2.
Paparan jangka panjang. Terhirup. Tidak tersedia informasi. Kontak dengan kulit. Sama seperti yang dilaporkan paparan jangka pendek. Kontak dengan mata Tidak tersedia informasi. Tertelan : Ruam, rambut rontok, kanker.
5. Stabilitas dan Reaktivitas. (1, 2) Reaktivitas : stabil pada suhu dan tekanan normal Kondisi yang harus dihindari : hindari panas, api / percikan dan sumber api yang lain. Hindari sumber debu. Jauhkan dari sumber air dan selokan. Inkompatibilitas : bahan yang mudah terbakar, dimetil formamida. Heksaklorobenzen : Dengan dimetilformamida : bereaksi hebat diatas suhu 65oC Dekomposisi : produk dekomposisi termal: klorin, hidrogen klorida, karbon monoksida, karbon dioksida. Polimerisasi : tidak terpolimerisasi
6. Penyimpanan. (1, 2) Simpan di tempat yang sejuk dan kering dengan ventilasi baik. Jauhkan dari bahan yang tidak kompatibel.
Simpan di tempat tertutup rapat. Simpan sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku.
7. Toksikologi. (1, 2) 7.1. Toksisitas Data pada manusia : LDLo tidak dilaporkan pada manusia 220 mg/kg. Data pada binatang : LC50 inhalasi-mencit 4 gm/m3; LC50 inhalasi-kelinci 1800 mg/m3; LC50 inhalasi- kelinci 1800 mg/m3/6 jam; LC50 inhalasi-tikus 3600 mg/m3; LD50 oral-mencit 4 gm/kg; LD50 oral-kelinci 2600 mg/kg; LD50 oral-tikus 10 gm/kg; LD50 oral-tikus 3500 mg/kg. 7.2. Data Tumorigenik TDLo oral-mencit 6972 mg/kg/8 minggu kontinu; TDLo oral-hamster 1000 mg/kg/18 minggu kontinu; TD oral-hamster 3360 mg/kg/80 minggu kontinu; TD oral-tikus 5475 mg/kg/2 tahun kontinu; TD oral-tikus 1050 mg/kg/30 minggu kontinu; TD oral-tikus 6300 mg/kg/90 minggu kontinu. 7.3. Data Mutagenik DNA adduct – Escherichia coli 20 umol/L; mutasi pada mikroorganisme Saccharomyces cerevisae 100 ppm (-S9 ); sistem uji mutasi yang lain – tikus kecil-oral 1 gm/kg; mutasi pada sel somatik mamalia – paru-paru hamster 6 mg/L. 7.4. Data Reproduksi TDLo oral-tikus (rat) 556 mg/kg 96 hari sebelum kehamilan (pre pregnancy)/21 hari setelah kehamilan (post pregnancy) kontinu; TDLo oral-tikus 40 mg/kg 10-13 hari betina hamil kontinu; TDLo oral-tikus 6450 mg/kg 1-22 hari betina hamil/21 hari setelah kehamilan kontinu; TDLo oral-tikus 88 mg/kg 70 hari jantan hari sebelum hamil/70 hari betina hamil/22 hari kontinu; TDLo oral-tikus 812 mg/kg multigenerasi; TDLo oraltikus 212 mg/kg 14 hari sebelum kehamilan/ 17 hari setelah kehamilan kontinu; TDLo oral-mencit 1 gm/kg 16 hari betina hamil kontinu; TDLo oralmencit 600 mg/kg 6-17 hari betina hamil kontinu; TDLo oral-mencit 625 mg/kg 8-12 hari betina hamil kontinu; TDLo oral-monyet 910 ug/kg 13 minggu sebelum kehamilan kontinu; TDLo oral-mamalia 27562 ug/kg 66 hari sebelum kehamilan/28 hari setelah kehamilan kontinu. 7.5. Data tambahan Efek kutanous dapat diperburuk oleh sinar matahari dan alkohol. 7.6. Informasi Ekologi Data ekotoksisitas:
Toksisitas pada ikan : LC50/96 jam (angka kematian) Largemouth bass (Micropterus salmoides) 12000 ug/L Toksisitas pada Invertebrata : EC50/48 jam (deposisi cangkang) oyster Amerika atau Virginia (Crassostrea virginica) >1000ug/L Fitotoksisitas : 5,90 ug/L 0,5-25 jam (residu) Water-milfoil (Myriophyllum spicatum) Toksisitas lain : LC50/24 bulan (angka kematian) katak (Bufo bufojaponicus) >4200 ug/L Toksisitas untuk lingkungan : cukup toksik untuk kehidupan di perairan
8. Efek Klinis. (1) 8.1. Keracunan akut. Terhirup.: Dapat menyebabkan batuk, kesulitan bernapas, edema paru, dan kematian Kontak dengan kulit Dapat menyebabkan iritasi pada kulit Kontak dengan mata. Dapat menyebabkan iritasi Tertelan. Dapat menyebabkan mual, muntah, dan sakit pada bagian abdomen 8.2. Keracunan kronik. Terhirup. Tidak tersedia data Kontak dengan kulit. Paparan berulang dan dalam jangka waktu yang lama menyebabkan dermatitis eksfoliatif, dan kemungkinan porfiria
dapat
Kontak dengan mata Tidak tersedia data Tertelan Paparan yang berulang dan dalam jangka waktu yang lama dari sejumlah kecil bahan dapat menyebabkan lethargy, lemah, tremor, hipereksitabilitas, hiperpigmentasi, hipertrikosis, alopecia, opasitis pada kornea (corneal opacities), erupsi kulit, deformitis digital, kelebihan
pertumbuhan rambut di tempat yang tidak biasa, dan warna urin menjadi gelap. Organ lain yang dapat dipengaruhi termasuk paru-paru, jantung, dan hati. Heksaklorobenzen dapat melewati plasenta, dan dapat tersebar pada kelenjar air susu menginduksi efek toksik pada janin. Pemberian 1-25 mg/kg 5 hari/minggu selama 15 minggu menghasilkan hiperparatiroidisme dan osteoklerosis pada beberapa tikus. Pemberian oral secara berulang menghasilkan tumor sel hati pada mencit dan tikus, dan liver hemangiothelioma, hepatoma, dan adenoma tiroid pada hamster.
9. Pertolongan pertama. (1) 9.1. Terhirup. Jika aman memasuki area, jauhkan korban dari tempat paparan. Gunakan kantong masker berkatup atau peralatan serupa untuk melakukan pernapasan buatan (pernapasan penyelamatan). Pertahankan suhu tubuh agar tetap normal. Segera bawa kerumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. 9.2. Kontak dengan kulit. Segera lepaskan pakaian, perhiasan dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci dengan air yang banyak menggunakan sabun atau deterjen lembut, bilas hingga tidak ada lagi bahan yang tersisa (15-20 menit). Bila perlu segera bawa kerumah sakit atau fasilitas kesehatan yang terdekat. 9.3. Kontak dengan mata. Segera bilas mata pasien dengan air atau larutan garam fisiologis sekurang kurangnya satu liter air tiap mata, sekali kali buka kelopak mata bagian atas dan bawah sampai tidak ada lagi bahan kimia yang tersisa. Segera bawa korban ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.. 9.4. Tertelan. Segera bawa pasien kerumah sakit terdekat atau fasilitas kesehatan lainnya. Catatan untuk dokter : untuk inhalasi, disarankan menggunakan oksigen. Untuk kasus tertelan disarankan menggunakan pembilas lambung dan pencahar.
10.
Penatalaksanaan.
10.1. Stabilisasi a. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara. b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan, yaitu memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida, Bila terinhalasi disarankan berikan oksigen c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah. 10.2. Dekontaminasi a. Dekontaminasi mata Dilakukan sebelum membersihkan kulit : -
-
Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya. Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% perlahan selama 15-20 menit. Hindari bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya. Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit. Jangan biarkan pasien menggosok matanya. Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera konsultasikan ke dokter mata.
b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku) -
-
Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat. Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir air dingin atau hangat dan sabun minimal 10 menit. Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok. Lepaskan pakaian, arloji dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup. Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan, masker hidung dan apron. Hatihati untuk tidak menghirupnya. Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.
c. Dekontaminasi gastro intestinal. Pertolongan Pertama : berikan karbon aktif jika tersedia. Jangan menginduksi muntah karena berisiko terjadi kejang tiba-tiba. Perawatan di Rumah Sakit: berikan karbon aktif. Pertimbangkan melakukan kumbah lambung jika tertelan dalam jumlah banyak.
11. Batas paparan dan alat pelindung diri. (1) Batas paparan. 0,002 mg/m3 ACGIH TWA ( kulit ) Ventilasi : sediakan sistem ventilasi penyedot udara setempat atau sistem ventilasi proses tertutup. Peralatan ventilasi harus tahan ledakan jika konsentrasi ledakan bahan terjadi. Pastikan memenuhi batas paparan yang sudah ditentukan. Proteksi mata : gunakan kacamata pengaman tahan percikan bahan kimia. Sediakan keran pencuci mata keadaan darurat (emergency eye wash fountain) dan semprotan air deras (quick drench shower) di area kerja. Pakaian : gunakan pakaian yang tahan bahan kimia Sarung tangan : gunakan sarung tangan yang tahan bahan kimia Respirator : di bawah kondisi penggunaan yang sering atau ledakan hebat, perlindungan pernapasan dibutuhkan. Perlindungan pernapasan diatur dari minimum hingga maksimum. Pertimbangkan peringatan sebelum digunakan. Setiap respirator pemasok udara dengan masker seluruh wajah digunakan pada kondisi bertekanan atau suatu mode tekanan positif. Setiap alat pernapasan yang memiliki masker seluruh wajah dioperasikan pada kondisi bertekanan atau suatu mode tekanan positif yang lain. Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau kondisi berbahaya untuk kesehatan atau kehidupan – setiap respirator pemasok udara dengan masker seluruh wajah dioperasikan pada kondisi bertekanan atau suatu mode positif lain yang digabungkan dengan pemasok pelepas terpisah (separate escape supply).
12. Manajemen pemadam kebakaran. (1) Bahaya ledakan dan kebakaran : bahaya kebakaran rendah. Media pemadaman : bahan kimia kering biasa, karbon dioksida, air, dan busa. Kebakaran besar : gunakan busa biasa atau semprot dengan penyemprot air. Pemadaman api : pindahkan wadah dari daerah api, bila hal ini mungkin dilakukan tanpa resiko. Jangan mencoba untuk memadamkan api kecuali aliran bahan dapat dihentikan lebih dulu. Gunakan media pemadam api yang tepat di sekitar api. Semprot dengan penyemprot air. Dinginkan wadah dengan semprotan air hingga suhu turun setelah api keluar. Padamkan api yang besar dari lokasi yang terlindung atau dari jarak yang aman. Cegah terhirupnya bahan atau produk hasil kebakaran. Bertahanlah ditempat yang melawan arah angin dan menghindarlah dari tempat yang lebih rendah. Evakuasi ke tempat sesuai arah angin jika bahan bocor.
13. Manajemen tumpahan. (1) Jangan menyentuh tumpahan bahan. Hentikan kebocoran jika dapat dilakukan tanpa resiko. Bila tumpahan sedikit : serap dengan pasir atau bahan lain yang tidak mudah terbakar. Kumpulkan bahan yang tertumpah dan bersama absorben masukkan ke dalam wadah yang cocok untuk dimusnahkan. Jauhkan wadah dari area tumpahan ke tempat yang aman. Bila tumpahan banyak : bendung / tampung untuk kemudian dimusnahkan. Orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk. Isolasi daerah yang berbahaya dan dilarang masuk.
14. Daftar Pustaka. 1. “ OHS “ MDL Information System, INC, 1997 2. http://www.fishersci.com/ecomm/servlet/msdsproxy?productName=AC173880 100&productDescription=HEXACHLOROBENZENE%2C+99%25+10GR&catN o=AC17388-0100&vendorId=VN00032119&storeId=10652 3. http://extoxnet.orst.edu/pips/hexachlo.htm ------------------------------------------------------------------------------------------------------------Disusun oleh: Sentra Informasi Keracunan Nasional (SiKerNas) Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI Tahun 2012 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------