Diterbitkan oleh DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Jalan R.S. Fatmawati, Cipete, Jakarta 12410 Telepon : (021) 7694140, 75902679, Fax. 7696033
1
Pengarah Hamid Muhammad, Ph.D Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Penanggung Jawab Drs. Purwadi Sutanto, M.Si Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas Koordinator Pengembang Modul Dr. Eko Warisdiono Kasubdit Kurikulum, Direktorat Pembinaan SMA Koordinator Pelaksana Dra. Elia Ulfah Kepala Seksi Pembelajaran, Subdit Kurikulum Direktorat Pembinaan SMA Penulis Modul Drs. Warsono, M.Pd(Guru SMAN 44 Jakarta) No. Telp : 081808791966, e- mail:
[email protected] Dr. Enung S. Suryana, M.Ed (Guru SMAN 1Cimalaka) No. Telp : 081218085097, e-mail :
[email protected] Dr. H. Mohamad Agus Nurdin (Guru SMAN 1 Pangandaran) No. Telp : 08122416951, e-mail :
[email protected] Editor Drs. Zulfikri Annas, M.Ed. (Pusat Kurikulum dan Perbukuan) Dr. Hamka (Pusat Kurikulum dan Perbukuan) Deni Hadiana, M.Si. (Pusat Penilaian Pendidikan) Andri Karmidi, M.Pd. (Guru SMA Plus Prop Riau)
Layout Tim Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan Kemendikbud
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Kata Pengantar 2
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2014 telah mengeluarkan kebijakan penataan implementasi Kurikulum 2013 melalui Permendikbud nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013. Berdasarkan kebijakan tersebut implementasi Kurikulum 2013 dilaksanakan secara bertahap mulai tahun pelajaran 2014/2015 semester 2 sampai dengan tahun pelajaran 2018/2019.
3
Pada tahun pelajaran 2015/2016 jumlah SMA yang melaksanakan Kurikulum 2013 sebanyak 2.151 SMA yang tersebar di 34 provinsi dan 312 kabupaten/kota. Selanjutnya untuk tahun pelajaran 2016/2017, implementasi Kurikulum 2013 diperluas di seluruh kabupaten/kota menjadi 3.212 SMA atau sekitar 25%. Penambahan jumlah SMA pelaksana Kurikulum 2013 pada tahun pelajaran 2016/2017 sebanyak 2.049 SMA. Terhadap 2.049 SMA tersebut, pada tahun 2016 diberikan pembinaan dalam bentuk pelatihan dan pendampingan Kurikulum 2013. Pelaksanaan pelatihan dan pendampingan bagi guru SMA dilakukan oleh Direktorat Pembinaan SMA bekerjasama dengan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP). Pelatihan Kurikulum 2013 dilaksanakan secara bertahap yaitu Pelatihan Instruktur Tingkat Nasional, Tingkat Provinsi, Tingkat Kabupaten/Kota, dan Pelatihan Guru Sasaran. Berkaitan dengan hal tersebut telah disiapkan perangkat pendukung pelatihan Kurikulum 2013 dalam bentuk modul pelatihan implementasi Kurikulum 2013 tahun 2016 SMA untuk 31 mata pelajaran dan panduan teknis pengelolaan pelatihan Kurikulum 2013. Seluruh perangkat tersebut dimaksudkan untuk memberikan pemahaman secara teknis tentang kebijakan dan substansi Kurikulum 2013, meningkatkan kompetensi pelaksana Kurikulum 2013, dan meningkatkan kompetensi guru mata pelajaran dalam melaksanakan proses pembelajaran dan penilaian di sekolah. Kami sampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan naskah modul pelatihan implementasi Kurikulum 2013. Disadari bahwa naskah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan masukan sangat diperlukan untuk penyempurnaan naskah pendukung pembelajaran Kurikulum 2013. Besar harapan kami semoga naskah modul ini dapat berguna dan membantu guru mata pelajaran dalam upaya peningkatan mutu pendidikan melalui Kurikulum 2013. Jakarta, Maret 2016 Direktur Pembinaan SMA,
Drs. Purwadi Sutanto, M.Si NIP. 19610404 198503 1 003
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Daftar Isi 4
Materi Pelatihan Mata Pelajaran Sejarah Indonesia
5
KATA PENGANTAR
1
DAFTAR ISI
2
STRUKTUR PROGRAM ALUR PENYAJIAN MATERI PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SMA TAHUN 2016 JADWAL KEGIATAN PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 TAHUN 2016 MODUL PELATIHAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
4
PENDAHULUAN A. RASIONAL B. BAHAN BACAAN C. Tujuan D. Hasil yang Diharapkan MODUL 1 ANALISIS KOMPETENSI, PEMBELAJARAN, DAN PENILAIAN Fokus Modul UNIT 1 : ANALISIS DOKUMEN : SKL, KI-KD, SILABUS, DAN PEDOMAN MATA PELAJARAN UNIT 2 : ANALISIS MATERI Dalam BUKU TEKS PELAJARAN UNIT 3 : ANALISIS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN UNIT 4 : ANALISIS PENILAIAN HASIL BELAJAR
4 7 10 10 10 13 14 14 15 15 22 33 43 63
MODUL 2 PERANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN A. Uraian Singkat Materi B. Fokus Modul C. Penugasan D. Refleksi
73 73 81 81 81
MODUL 3 PRAKTIK PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN A. Uraian Singkat Materi B. Fokus Modul C. REVIEW VIDEO PEMBELAJARAN D. Penugasan E. Refleksi
83 84 84 84 84
MODUL 4 PRAKTIK PENGOLAHAN DAN PELAPORAN HASIL BELAJAR A. Uraian Singkat Materi B. Fokus Modul C. Penugasan D. Refleksi
87 87 94 94 94
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
6
7
Struktur Program Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA Tahun 2016
No
Materi
Jam @ 45’
Narasumber/ Instruktur
A. Materi Umum (16 Jam)
d. Analisis Penilaian Hasil Belajar
3
Instruktur
3
Perancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
6
Instruktur
4
Praktik Pembelajaran dan Penilaian
1
Pembelajaran Aktif
2
Instruktur
a. Praktik Pembelajaran dan Penilaian
8
Instruktur
2
Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti dan Sekolah Aman
3
Instruktur
b. Review Hasil Praktik
2
Instruktur
3
Kebijakan dan Dinamika Perkembangan Kurikulum
2
Instruktur
Praktik Pengolahan dan Pelaporan Penilaian Hasil Belajar
4
Instruktur
4
Penguatan Literasi dalam Pembelajaran
2
Instruktur
5
Peran Keluarga dalam Pembelajaran Siswa
2
Instruktur
1
Tes Awal
1
Panitia
6
Penyelenggaraan Pelatihan dan Pendampingan Berbasis Sekolah
2
Instruktur
2
Pembukaan : Kebijakan Peningkatan Mutu Pendidikan
1
Pejabat Struktural
3
Tes Akhir
1
Panitia
4
Penutupan : Review dan Evaluasi Pelatihan
1
Koord. Instruktur
B. Materi Pokok (32 Jam) 1
Kompetensi, Materi, Pembelajaran, dan Penilaian
3
Instruktur
2
Analisis Kompetensi, Pembelajaran, dan Penilaian a. Analisis Dokumen : SKL, KI-KD, Silabus, dan Pedoman Mata pelajaran
3
Instruktur
b. Analisis Materi dalam Buku Teks Pelajaran
3
Instruktur
c. Analisis Penerapan Model Pembelajaran
3
Instruktur
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
5
C. Materi Penunjang (4 Jam)
Jumlah
52
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
8
Alur Penyajian Materi dan Penyajian Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA TAHUN 2016
Gerakan Penumbuhan
Tes Awal
Pembukaan
Penguatan Literasi dalam Pembelajaran
Peran Keluarga dalam Pembelajaran Siswa
Budi Pekerti dan Sekolah Aman
Kebijakan dan Dinamika Perkembangan Kurikulum
Jadwal Kegiatan Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
9
Tahun 2016 Kompetensi, Materi, Pembelajaran dan Penilaian Penyelenggaraan Pelatihan dan Pendampingan Berbasis Sekolah
Praktik Pembelajaran dan Penilaian
Review Hasil Praktik
Analisis Dokumen : SKL, KI-KD, Silabus dan Pedoman Mata pelajaran Perancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Praktik Pengolahan dan Pelaporan Penilaian Hasil Belajar
Analisis Materi dalam Buku Teks Pelajaran
Analisis Penilaian Hasil Belajar
Pembelajaran Aktif
Analisis Materi dalam Buku Teks Pelajaran
Analisis Penerapan Model Pembelajaran
Penutupan: Tes Akhir
Review dan Evaluasi Pelatihan
(5 Hari : 52 Jam @ 45 Menit) Hari Pertama No.
Waktu
1
08.00-08.45
2
08.45-09.30
3
09.30-10.15
Materi
10.15-10.30 4
10.30-11.15
Registrasi
5
11.15-12.00
Registrasi
12.00-13.30
ISTIRAHAT
6
13.30-14.15
Tes Awal
7
14.15-15.00
Pembukaan
8
15.00-15.45
Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti dan Sekolah Aman
9
15.45-16.30
Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti dan Sekolah Aman
10
16.30-17.15
Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti dan Sekolah Aman
17.15-19.30
ISTIRAHAT
11
19.30-20.15
Kebijakan dan Dinamika Perkembangan Kurikulum
12
20.15-21.00
Kebijakan dan Dinamika Perkembangan Kurikulum
Hari Kedua
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
No.
Waktu
Materi
1
08.00-08.45
Pembelajaran Aktif
2
08.45-09.30
Pembelajaran Aktif
3
09.30-10.15
Kompetensi, Materi, Pembelajaran, dan Penilaian
10.15-10.30
ISTIRAHAT
4
10.30-11.15
Kompetensi, Materi, Pembelajaran, dan Penilaian
5
11.15-12.00
Kompetensi, Materi, Pembelajaran, dan Penilaian
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
10
12.00-13.30
ISTIRAHAT
6
13.30-14.15
Peran Keluarga dalam Pembelajaran Siswa
7
14.15-15.00
Peran Keluarga dalam Pembelajaran Siswa
15.00-15.30
ISTIRAHAT
8
15.30-16.15
Penguatan Literasi Dalam Pembelajaran
9
16.15-17.00
Penguatan Literasi Dalam Pembelajaran
10
17.00-17.45
Penyelenggaraan Pelatihan dan Pendampingan Berbasis Sekolah
17.45-19.30
ISTIRAHAT
11
19.30-20.15
Penyelenggaraan Pelatihan dan Pendampingan Berbasis Sekolah
12
20.15-21.00
Analisis Dokumen : SKL, KI-KD, Silabus, dan Pedoman Mata pelajaran
13
21.00-21.45
Analisis Dokumen : SKL, KI-KD, Silabus, dan Pedoman Mata pelajaran
Hari Ketiga No.
Waktu
Materi
1
08.00-08.45
Analisis Dokumen : SKL, KI-KD, Silabus, dan Pedoman Mata pelajaran
2
08.45-09.30
3
10.15-10.30
ISTIRAHAT
4
10.30-11.15
Praktik Pembelajaran dan Penilaian
5
11.15-12.00
Praktik Pembelajaran dan Penilaian
12.00-13.30
ISTIRAHAT
6
13.30-14.15
Praktik Pembelajaran dan Penilaian
7
14.15-15.00
Praktik Pembelajaran dan Penilaian
15.00-15.30
ISTIRAHAT
8
15.30-16.15
Praktik Pembelajaran dan Penilaian
9
16.15-17.00
Praktik Pembelajaran dan Penilaian
17.00-17.45
Praktik Pembelajaran dan Penilaian
10
17.45-19.30
ISTIRAHAT
11
19.30-20.15
Praktik Pembelajaran dan Penilaian
12
20.15-21.00
Review Hasil Praktik
13
21.00-21.45
Review Hasil Praktik
11
Hari Kelima No.
Waktu
Materi
Analisis Materi Dalam Buku Teks Pelajaran
1
08.00-08.45
Praktik Pengolahan dan Pelaporan Penilaian Hasil Belajar
09.30-10.15
Analisis Materi Dalam Buku Teks Pelajaran
2
08.45-09.30
Praktik Pengolahan dan Pelaporan Penilaian Hasil Belajar
10.15-10.30
ISTIRAHAT
3
09.30-10.15
Praktik Pengolahan dan Pelaporan Penilaian Hasil Belajar
4
10.30-11.15
Analisis Materi Dalam Buku Teks Pelajaran
10.15-10.30
ISTIRAHAT
5
11.15-12.00
Analisis Penerapan Model Pembelajaran
4
10.30-11.15
Praktik Pengolahan dan Pelaporan Penilaian Hasil Belajar
12.00-13.30
ISTIRAHAT
5
11.15-12.00
Tes Akhir
6
13.30-14.15
Analisis Penerapan Model Pembelajaran
6
12.00-12.45
Penutupan : Review dan Evaluasi Pelatihan
7
14.15-15.00
Analisis Penerapan Model Pembelajaran
15.00-15.30
ISTIRAHAT
8
15.30-16.15
Analisis Penilaian Hasil Belajar
9
16.15-17.00
Analisis Penilaian Hasil Belajar
17.00-17.45
Analisis Penilaian Hasil Belajar
10
17.45-19.30
ISTIRAHAT
11
19.30-20.15
Perancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
12
20.15-21.00
Perancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
13
21.00-21.45
Perancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Hari Keempat No.
Waktu
1
08.00-08.45
Perancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2
08.45-09.30
Perancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
3
09.30-10.15
Perancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Materi
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
12
Modul Pelatihan Mata Pelajaran Sejarah Indonesia
Peta modul tersebut dapat digambarkan sebagai berikut. 13
Pendahuluan Pertama, kami ucapkan selamat bertemu pada Modul Pelatihan Guru Sejarah Indonesia Kurikulum 2013. Modul ini terdiri atas 4 (empat) seri modul yang disusun sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan guru dalam melaksanakan Kurikulum 2013 sesuai dengan konsep dan pelaksanaannya. Masing-masing modul terdiri atas Uraian Singkat Materi, Fokus Modul, Penugasan, dan Refleksi. Modul-modul tersebut adalah; Modul 1: Analisis Kompetensi, Pembelajaran, dan Penilaian Modul 2: Perancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Modul 3: Praktik Pembelajaran dan Penilaian Modul 4: Praktik Pengolahan dan Pelaporan Penilaian Hasil Belajar Peta modul tersebut dapat digambarkan disamping berikut. Rasional Kurikulum 2013 mengalami beberapa perkembangan dan perbaikan sejak digulirkannya pada tahun 2013. Perbaikan kurikulum tersebut berlandaskan pada landasan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013. Pelaksanaan perbaikannya juga atas dasar masukan dari berbagai lapisan publik (masyarakat sipil, asosiasi profesi, perguruan tinggi, dunia persekolahan) terhadap ide, dokumen, dan implementasi kurikulum yang diperoleh melalui monitoring dan evaluasi dari berbagai media. Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi serta masukan publik tersebut, terdapat beberapa masukan umum, antara lain adanya pemahaman yang kurang tepat oleh masyarakat yang diakibatkan oleh format penyajian dan nomenklatur dalam Kurikulum 2013: (1) Kompetensi Dasar (KD) pada Kompetensi Inti 1 (KI1) dan KD pada KI-2 yang dianggap kurang logis dikaitkan dengan karakteristik mata pelajaran; (2) terindikasi adanya inkonsistensi antara KD dalam silabus dan buku teks (baik lingkup materi maupun urutannya); (3) belum ada pernyataan eksplisit dalam dokumen kurikulum tentang perlunya peserta didik lebih peka teknologi; (4) format penilaian dianggap terlalu rumit dan perlu penyederhanaan; (5) penegasan kembali pengertian pembelajaran saintifik yang bukan satusatunya pendekatan dalam proses pembelajaran di kelas; (6) penyelarasan dan perbaikan teknis buku teks pelajaran agar mudah dipelajari oleh peserta didik. Secara umum, perbaikan Kurikulum 2013 berTujuan agar selaras antara ide, desain, dokumen, dan pelaksanaannya. Secara khusus, perbaikan Kurikulum 2013 berTujuan menyelaraskan KI-KD, silabus, pedoman mata pelajaran, pembelajaran, penilaian, dan buku teks. Perbaikan tersebut di atas dilaksanakan berdasarkan prinsip perbaikan kurikulum sebagai berikut. Keselarasan (Alignment) Antara dokumen KI-KD, Silabus, Pedoman Mata Pelajaran, Buku Teks Pelajaran, Pembelajaran, dan Penilaian Hasil Belajar harus selaras dari aspek kompetensi dan lingkup materi.
Gambar 1. Peta Modul
Memperhatikan perkembangan perbaikan Kurikulum di atas, maka diperlukan beberapa contoh praktis yang dibutuhkan guru untuk dapat mengimplementasikan Kurikulum 2013 dengan tepat yang berkaitan dengan pembelajaran dan penilaian, serta unsur penunjang lainnya, Untuk membantu guru dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013, maka Direktorat Pembinaan SMA menyusun Modul Pelatihan Guru yang berisi petunjuk atau panduan, contoh praktis untuk setiap mata pelajaran serta uraian tugas yang harus dikerjakan oleh peserta pelatihan. Modul tersebut disusun dalam 4 (empat) seri modul yang saling terkait dengan harapan dapat membantu Anda dalam mengembangkan rencana dan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
14
Sesuai dengan Tujuan pelatihan, maka Anda diharapkan untuk mempelajari kompetensikompetensi yang tertuang dalam modul ini seperti pada bagan berikut. PETA KOMPETENSI
Bahan Bacaan Untuk lebih memahami modul ini, Anda sangat dianjurkan untuk membaca Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang berkaitan dengan Kurikulum 2013, serta lampiran-lampirannya antara lain KI, KD, Silabus, dan Pedoman Mata Pelajaran. Selain itu Anda dianjurkan juga untuk memahami buku teks Sejarah Indonesia dan naskah-naskah yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan SMA, antara lain sebagai berikut. ϭ ϭ ϭ ϭ ϭ ϭ ϭ
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
15
Hand Out Mata Pelajaran Sejarah Indonesia Panduan Penyusunan RPP Silabus Sejarah Indonesia Pedoman Mata Pelajaran Sejarah Indonesia Model-Model Pembelajaran Panduan Muatan Lokal Panduan Penilaian
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Modul 1 Analisis Kompetensi, Pembelajaran, dan Penilaian
Tujuan 16
Modul Pelatihan ini berTujuan untuk: ϭ mengembangkan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dan penilaian pada mata pelajaran Sejarah Indonesia berdasarkan tuntutan Kurikulum 2013. ϭ mengembangkan keterampilan guru dalam menyiapkan perangkat pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013. ϭ meningkatkan praktik pembelajaran Sejarah Indonesia di kelas. Hasil yang Diharapkan Hasil yang Diharapkan dari pelatihan ini adalah: 1. meningkatnya kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dan penilaian mata pelajaran Sejarah Indonesia berdasarkan tuntutan Kurikulum 2013. 2. meningkatnya keterampilan guru dalam menyiapkan perangkat pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013. 3. meningkatnya keterampilan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran Sejarah Indonesia di kelas. Agar penggunaan modul ini dapat mencapai keberhasilan dengan baik, terlebih dahulu baca dan ikutilah beberapa petunjuk ini. Pertama, persiapkan alat tulis dan kertas untuk mengerjakan tugastugas. Kedua, waktu Anda untuk mengerjakan keseluruhan modul ini adalah 32 jam pelajaran, @ 45 menit. Dengan demikian gunakanlah dengan waktu dengan sebaik mungkin. Ketiga, kerjakanlah semua latihan dan tugas dengan kreatif dan inovatif serta diskusikan dengan teman guru atau anggota kelompok.
17
Fokus Modul Fokus Modul ini adalah analisis kompetensi, SKL, KI-KD, dan Silabus yang dimulai dari pengembangan indikator, pengembangan materi pembelajaran termasuk integrasi muatan lokal dan aktualiasasi mata pelajaran dalam kegiatan kepramukaan, serta pembelajaran dan penilaian terkait dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia. Modul ini terdiri atas 4 (empat) unit modul yang masing-masing membahas materi yang saling berkaitan satu sama lain, terdiri atas: ϭ Unit 1: Analisis Dokumen : SKL, KI-KD, Silabus, dan Pedoman Matapelajaran Bagian ini membahas tentang analisis keterkaitan SKL, KI-KD, dan Silabus kaitannya dengan penentuan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dan materi pokok sebagai bahan pembelajaran dan penilaian dalam rangka pencapaian Kompetensi Dasar (KD). Unit 1 ini merupakan uraian awal untuk membahas unit-unit berikutnya. ϭ Unit 2: Analisis Materi Dalam Buku Teks Pelajaran Membahas tentang langkah-langkah penjabaran materi pembelajaran berdasarkan hasil analisis dalam Unit 1, sehingga Anda dapat menganalisis merancang materi pembelajaran sesuai dengan materi pokok (dalam KD). Selain itu dalam bagian ini dibahas tentang bagaimana Anda dapat mengembangkan materi yang berkaitan dengan muatan lokal, materi yang dapat diaktualisasikan dalam kegiatan kepramukaan, serta materi-materi yang dapat mendorong peserta didik untuk memiliki keterampilan berfikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS). Dalam unit ini juga dibahas tentang analisis materi dalam buku teks pelajaran, sehingga Anda dapat memilih atau memilah materi-materi mana yang merupakan materi esensial, materi untuk pengayaan, atau materi yang berkaitan dengan muatan lokal atau HOTS (jika ada).Hasil analisis materi tersebut menjadi acuan dalam penyusunan bahan ajar. Bahan ajar yang telah disusun merupakan lampiran RPP. ϭ Unit 3: Analisis Penerapan Model Pembelajaran Membahas tentang karakteristik dan prinsip pembelajaran Kurikulum 2013 serta penerapannya dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, dibahas juga tentang pemilihan model yang cocok dengan karakteristik KD atau materi pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik atau kondisi kelas, serta contoh kegiatan pembelajarannya. ϭ Unit 4: Analisis Penilaian Hasil Belajar Bagian ini membahas tentang proses penilaian mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan analisis hasil belajar peserta didik. Analisis hasil belajar peserta didik pada bagian ini berTujuan untuk memperbaiki kompetensi peserta didik dalam suatu pembelajaran sehingga guru dapat menyusun program remedial atau pengayaan serta perbaikan proses pembelajaran berikutnya. Pada setiap unit juga diberikan contoh yang memungkinkan Anda dapat menganalisis dan menerapkan hasil analisis tersebut dalam menyusun rencana dan pelaksanaan pembelajaran. Untuk lebih memahami materi dalam modul ini, pada akhir setiap unit Anda dianjurkan untuk mengerjakan tugas dan memberikan tanggapan atau Refleksi tentang pemahaman dan pengalaman yang diperoleh dalam setiap kegiatan.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
18
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
19
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
20
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
21
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
22
Unit 1 Analisis Dokumen : SKL, KIKD, Silabus, Dan Pedoman Matapelajaran
Standar kompetensi lulusan merupakan muara utama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada jenjang tertentu. Sedangkan kompetensi inti merupakan pijakan pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi tertentu. Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam rumusan kompetensi dasar. • Standar Kompetensi Lulusan merupakan muara utama pencapaian semua mata pelajaran pada satuan pendidikan/ jenjang pendidikan tertentu.
Uraian Singkat Materi Keterkaitan antara Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti-Kompetensi Dasar, Pembelajaran, dan Silabus Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kompetensi Inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas atau program yang menjadi landasan Pengembangan Kompetensi Dasar. Kompetensi Inti mencakup: sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan yang berfungsi sebagai pengintegrasi muatan pembelajaran, mata pelajaran atau program dalam mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Kompetensi Dasar (KD) adalah kemampuan untuk mencapai Kompetensi Inti yang harus diperoleh peserta didik melalui pembelajaran. Dalam setiap rumusan KD terdapat unsur kemampuan berpikir yang dinyatakan dalam kata kerja dan materi.
3.6 Menganalisis perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintahan, dan budaya pada masa kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha di Indonesia serta menunjukkan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini
4.6 Menyajikan hasil penalaran dalam bentuk tulisan tentang nilai-nilai dan unsur budaya yang berkembang pada masa kerajaan Hindu dan Buddha yang masih berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini
23
• Kompetensi Inti merupakan pijakan pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi tertentu. •
Kompetensi Dasar (KD); merupakan tingkat kemampuan suatu pokok bahasan pada suatu mata pelajaran yang mengacu pada Kompetensi inti.
Pencapaian kompetensi lulusan, kompetensi inti, dan kompetensi dasar melalui proses pembelajaran dan penilaian diilustrasikan dalam skema gambar 1. ϭ ϭ
ϭ ϭ
Kompetensi inti (KI-3 dan KI-4) memberikan arah tingkat kompetensi pengetahuan dan keterampilan minimal yang harus dicapai peserta didik. Kompetensi dasar dari KI-3 adalah dasar pengembangan materi pembelajaran, sedangkan kompetensi dasar dari KI-4 mengarahkan keterampilan dan pengalaman belajar yang perlu dilakukan peserta didik. Dari sinilah pendidik dapat mengembangkan proses belajar dan cara penilaian yang diperlukan melalui pembelajaran langsung. Dari proses belajar dan pengalaman belajar, peserta didik akan memperoleh pembelajaran tidak langsung berupa pengembangan sikap sosial dan spiritual yang relevan dengan berpedoman pada kompetensi dasar dari KI-2 dan KI-1. Rangkaian dari KI-KD sampai dengan penilaian tertuang dalam silabus, kecuali untuk Tujuan pembelajaran, tidak diwajibkan dicantumkan baik dalam RPP maupun dalam Silabus.
Gambar 3. Keterkaitan antara SKL, KI-KD, Pembelajaran dan Silabus
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
24
2. Pengembangan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dan Materi Pembelajaran Pengembangan indikator dan materi pembelajaran merupakan merupakan 2 kemampuan yang harus dikuasai seorang guru sebelum mengembangkan RPP dan melaksanakan pembelajaran. Melalui pemahaman keterkaitan kompetensi (SKL-KI-KD), maka pendidik yang mengampu mata pelajaran Sejarah Indonesia dapat merumuskan indikator pencapaian kompetensi pengetahuan terkait dengan dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif serta indikator keterampilan berkaitan tidak hanya keterampilan bertindak tetapi juga keterampilan berfikir yang juga dikatakan sebagai keterampilan abstrak dan konkret. Mata pelajaran Sejarah Indonesia pada jenjang pendidikan SMA/MA dan SMK/MAK mengkaji berbagai peristiwa sejarah bangsa Indonesia pada masa lampau dan pengaruhnya terhadap kehidupan bangsa pada masa kini serta merancang kehidupan bangsa di masa depan. Mata pelajaran Sejarah Indonesia meliputi berbagai peristiwa sejarah yang terjadi di Indonesia, ditujukan untuk membangun memori kolektif sebagai bangsa agar mengenal jati diri dan menjadikannya sebagai landasan dalam membangun persatuan dan kesatuan maupun untuk berkontribusi membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa yang akan datang. Sejarah Indonesia dikembangkan atas dasar: ϭ ϭ ϭ ϭ
Semua wilayah/daerah memiliki kontribusi terhadap perjalanan Sejarah Indonesia mulai dari periode asal-usul adanya kehidupan manusia di Indonesia hingga sekarang; Pemahaman tentang masa lampau sebagai sumber inspirasi, motivasi, dan kekuatan untuk membangun semangat kebangsaan dan persatuan; Setiap periode Sejarah Indonesia memiliki peristiwa dan tokoh di tingkat nasional dan daerah serta keduanya memiliki kedudukan yang sama penting dalam perjalanan Sejarah Indonesia; Tugas dan tanggung jawab untuk memperkenalkan peristiwa sejarah yang penting dan terjadi di seluruh wilayah NKRI serta seluruh periode sejarah kepada generasi muda bangsa.
Adapun Tujuan mata pelajaran Sejarah Indonesia agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : ϭ
ϭ ϭ ϭ
ϭ ϭ ϭ ϭ
Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air, melahirkan empati dan perilaku toleran yang dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat dan bangsa. Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap diri sendiri, masyarakat, dan proses terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses hingga masa kini dan masa yang akan datang. Mengembangkan perilaku yang didasarkan pada nilai dan moral yang mencerminkan karakter diri, masyarakat, dan bangsa. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya konsep waktu dan tempat/ruang dalam rangka memahami perubahan dan keberlanjutan dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa di Indonesia. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa lampau. Mengembangkan kemampuan berpikir historis (historical thinking) yang menjadi dasar untuk kemampuan berpikir logis, kreatif, inspiratif, dan inovatif. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menggunakan berbagai sumber seperti buku teks, buku referensi, dokumen, narasumber, atau pun artefak serta memberi kesempatan yang luas untuk menghasilkan “her or his own histories”. Menanamkan sikap berorientasi kepada masa kini dan masa depan.
25
Untuk melakukan analisis kompetensi dan mengembangkan IPK disarankan agar Anda memperhatikan karakteristik mata pelajaran Sejarah Indonesia tersebut di atas, serta mempelajari Pedoman Mata Pelajaran dan Silabus Sejarah Indonesia terbaru. Gambar 4 dibawah ini menggambarkan rangkaian kegiatan dalam analisis kompetensi untuk menjabarkan IPK dan materi dari suatu KD, baik untuk KD-KI 3 maupun KD-KI 4.
Gambar 4. Rangkaian Kegiatan Analisis Kompetensi
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Kutip pasangan Kompetensi Dasar (KD), misalnya untuk Sejarah Indonesia kelas X: 26
Pisahkan kemampuan berpikir yang dinyatakan dengan kata kerja dengan materi, seperti pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Pemisahan Kemampuan Berpikir dengan Materi KD 3.6
4.6
Kompetensi/Kata Kerja Menganalisis
Penalaran dalam bentuk tulisan (membuat tulisan)
Materi •
Tabel 2. Jenjang HOTS 27
Jenjang HOTS
Kemampuan
Kata Kerja
Analisis
Mengelompokkan dalam bagian-bagian penting dari sebuah sumber informasi/benda yang diamati/ fenomena sosial-alam-budaya
a. mediferensiasi kelompok informasi
Menentukan keterkaitan antar komponen
a.
mengorganisasi keterkaitan antar kelompok /menyusun
b.
menemukan koherensi antar kelompok
c.
membuat struktur (baru) untuk kelompok informasi
Menemukan pikiran pokok/bias / nilai penulis atau pemberi informasi
a.
memberi label untuk kelompok yang dikembangkan
b.
menemukan bias penulis/pemberi informasi
Menentukan kesesuaian antara masalah, uraian dan kesimpulan/ proporsi suatu bentuk/proporsi suatu penyajian drama tari
a.
mencek kesinambungan
b.
mendeteksi unsur yang sama
c.
memonitoring kegiatan
d.
mentes/menguji
Menentukan kesesuaian metoda/ prosedur/ teknik/rumus/prinsip dengan masalah
a.
mengeritik kelebihan dan kelemahan informasi atau bagiannya
b.
memberikan penilaian berdasarkan kriteria
Mengembangkan hipotesis
mengembangkan
Merencanakan penelitian/proyek/ kegiatan/ciptaan
a.
merencanakan
b.
mendesain
mengembangkan produk baru
a.
menghasilkan
b.
mekonstruksi
c.
merekonstruksi
Kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha; kehidupan masyarakat, pemerintahan, dan budaya
•
Bukti-bukti kehidupan pengaruh Hindu dan Buddha yang masih ada sampai masa kini.
•
berkembang pada masa kerajaan Hindu dan Buddha yang masih berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini.
Perhatikan kemampuan berpikir yang terdapat dalam kata kerja pada KD-KI 3 maupun KD-KD 4, ada kemungkinan kemampuan berpikir tersebut membutuhkan kemampuan berpikir awal sebagai prasyarat yang harus dikusai peserta didik sebelumnya, baik yang di SMA maupun di SMP. Sebagai contoh; KD 3.6 diatas, sebelum peserta didik memiliki kompetensi untuk menganalisis, maka peserta didik harus memiliki kompetensi sebelumnya yaitu: mengingat, memahami dan menerapkan. Pada KD 4.6, sebelum peserta didik memiliki kompetensi keterampilan untuk menyajikan hasil penalaran dalam bentuk tulisan (membuat tulisan) yang menurut taksonomi Anderson termasuk dalam menciptakan, maka peserta didik harus memiliki kompetensi sebelumnya yaitu: mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, dan menilai. Selain itu perlu diperhatikan juga apakah kemampuan berpikir tersebut merupakan kemampuan berpikir tingkat rendah (Lower Order Thinking Skills (LOTS)) atau kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills (HOTS)). Higher Order Thinking Skills (HOTS) adalah kemampuan kognitif (berpikir) tingkat tinggi yang dalam taksonomi Tujuan pendidikan ranah kognitif terdiri atas kemampuan analisis, evaluasi, dan mencipta. Setiap jenjang HOTS memiliki kemampuan yang berbeda sebagaimana yang tercantum dalam tabel berikut.
Evaluasi
Mencipta
b. memilih informasi berdasarkan kelompok c. menentukan fokus penting suatu informasi
HOTS digunakan dalam rumusan kompetensi dalam SKL dan Standar Isi. Di SMA, kompetensi yang tercantum dianalisis dan evaluasi sebagai kemampuan minimal HOTS. Dalam RPP, guru dapat mengembangkan HOTS yang terdapat pada setiap KD sampai tingkat tertinggi yaitu mencipta. Dalam menganalisis KD, terutama dalam memecahkan suatu rumusan aspek kompetensi KD, guru dapat menggunakan kemampuan yang tercantum pada kolom 2 tabel di atas, dan kata kerja yang terdapat pada kolom kanan untuk merumuskan IPK.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
28
Contoh penerapan HOTS dalam kegiatan pembelajaran Sejarah Indonesia pada KD 3.6: Menganalisis perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintahan, dan budaya pada masa kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha di Indonesia serta menunjukkan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini. Dengan IPK 3.63: Mengidentifikasi hasil-hasil kebudayaan kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha di Indonesia. Dalam kegiatan pembelajaran materi kerajaan Kutai, kita dapat memulai dengan: menyajikan gambar-gambar prasasti (Yupa), peserta didik melakukan pengamatan, kemudian didorong untuk melakukan analisis dengan mengaitkan isi prasasti dengan; kehidupan keagamaan, ekonomi, politik, pemerintaha dan sosial budaya kerajaan Kutai. 4. Untuk selanjutnya, dari uraian materi (dalam KD) terdapat beberapa istilah atau materi dasar (esensial) yang harus dipahami dan dikuasai oleh peserta didik, yaitu kehidupan masyarakat, pemerintah, budaya, dan bukti-bukti pengaruh Hindu dan Budha yang masih ada sampai dengan masa kini.
IPK untuk KD 3.1 adalah: 29
KD 3.6 Menganalisis perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintahan, dan budaya pada masa kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha di Indonesia serta menunjukkan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini
5. Dari kedua penjelasan diatas, dapat dibuat tabel seperti pada Tabel 2 berikut.
KD 3.6
KD 4.6
Kemampuan Berpikir Jembatan
Kemampuan Berfikir Menganalisis
Menyajikan hasil penalaran dalam bentuk tulisan
•
Menjelaskan
•
Menjelaskan
•
Mengidentifikasi
•
Menunjukan atau member contoh
•
Membuat
Materi •
Kehidupan masyarakat
•
Pemerintahan
•
Budaya
•
Bukti-bukti pengaruh Hindu dan Buddha yang ada pada masa kini
•
Nilai-nilai dan unsur budaya yang berkembang pada masa kerajaan Hindu dan Buddha yang masih berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini
3.6.1 Menjelaskan perkembangan kehidupan masyarakat kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha di Indonesia. 3.6.2 Menjelaskan sistim pemerintahan kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha di Indonesia. 3.6.3 Mengidentifikasi hasil-hasil kebudayaan kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha di Indonesia. 3.6.4 Menunjukan bukti-bukti pengaruh Hinddu dan Buddha yang masih berlaku sampai dengan saat ini
Tabel 3. Tahapan Kemampuan Berpikir dan Materi KD
IPK
4.6 Menyajikan hasil penalaran dalam bentuk tulisan tentang nilai-nilai dan unsur budaya yang berkembang pada masa kerajaan Hindu dan Buddha yang masih berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini
4.6.1 Membuat rancangan penelitian sederhana tentang nilai-nilai dan unsur budaya yang berkembang pada masa kerajaan Hindu dan Buddha yang masih berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini. 4.6.2 Membuat laporan tertulis hasil penelitian sederhana tentang nilai-nilai dan unsur budaya yang berkembang pada masa kerajaan Hindu dan Buddha yang masih berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini
Dari Tabel 3 diatas dapat disusun IPK sebagai berikut.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
30
B.Penugasan Coba Anda kutip pasangan KD-KI 3 dan KD-KI 4, dan analisis dengan menggunakan contoh seperti di atas. Kerjakan berpasangan dengan rekan Anda!
31
C.Refleksi PESERTA ϭ ϭ ϭ
Menyampaikan keberhasilan berupa perubahan pola pikir dalam memahami dan menganalisis keterkaitan antara SKL, KI-KD, materi, pembelajaran, dan Silabus. Menyampaikan kelemahan yang ditemukan dari aktivitas pada modul ini sehingga masih ada yang belum dipahami atau membingungkan. Menyampaikan tindak lanjut yang akan dilakukan untuk menerapkan hasil yang diperoleh dari modul dalam mengembangkan IPK dan menerapkannya dalam merancang kegiatan pembelajaran.
INSTRUKTUR ϭ ϭ
Menyampaikan keberhasilan peserta sesuai pengamatan selama kegiatan. Menyampaikan hal-hal yang perlu diperbaiki dalam mengembangkan IPK dan menerapkannya dalam merancang kegiatan pembelajaran.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
32
UNIT 2 ANALISIS MATERI Dalam BUKU TEKS PELAJARAN
33
A. Uraian Singkat Materi 1. Pengembangan Materi Pembelajaran Setelah merinci aspek kemampuan berpikir pada KD-3 dan KD-4, maka Anda harus mengembangkan materi pokok yang terurai dalam IPK yang telah ditentukan pada Unit 1. Contoh: Indonesia Zaman Hindu dan Buddha: Silang Budaya Lokal dan Global Tahap Awal 1)
2)
Kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha di Indonesia •
perkembangan kehidupan masyarakat
•
sistim pemerintahan
•
hasil-hasil kebudayaan
Bukti-bukti kehidupan pengaruh Hindu dan Buddha yang masih ada sampai masa kini
Pengembangan materi pembelajaran secara rinci disesuaikan dengan karakterististik kompetensi atau kemampuan berpikir yang diharapkan dikuasai peserta didik. Oleh sebab itu, maka guru perlu memperhatikan “bahan dasar” atau kompetensi awal sebagai tahapan berpikir yang telah dipelajari peserta didik sebelumnya, baik di SMA maupun di SMP. Selain itu dalam menetukan materi pembelajaran Anda harap memperhatikan konten materi mana yang berupa pengetahuan tentang fakta, konsep, prosedur, dan meta kognitif dan keempatnya tidak menunjukkan urutan hierarki.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Contoh:
2. Keterkaitan antara aspek sumber-sumber belajar dan alat-alat yang dipergunakan Keterkaitan antara sumber belajar dan alat/media yang digunakan dalam pembelajaran dapat digambarkan sebagai Gambar 5 berikut.
34
Materi Terkait Pengatahuan Tentang
Contoh Materi
Fakta
Macam-macam-prasasti, candi, peta hubungan laut antara India-China abad ke-1, dan letak kerajaan Majapahit.
Konsep
Teori Brahmana, teori Waisya, teori Ksatrya, teori Sudra, dan teori Arus Balik
Prosedur
Membuat kronologis berdirinya kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha di Indonesia
Metakognitif
Membuat tulisan tentang nilai-nilai dan unsur budaya Hindu dan Buddha yang masih berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini.
Pengembangan materi juga perlu memperhatikan buku teks wajib dan sumber lain, sehingga guru dapat menjabarkan materi-materi yang merupakan materi esensial (dasar) yang harus dikuasai peserta didik dan materi pengembangan atau materi terapan sebagai bahan pengayaan untuk menambah wawasan. Selain itu, jika memungkinkan Anda dapat mengembangkan materi yang berkaitan dengan muatan lokal baik materi kekinian/lingkungan, materi interdisipliner, atau materi transdisipliner, atau materi yang dapat diaktualisasikan dalam kegiatan kepramukaan. Materi hasil pengembangan yang merupakan bahan ajar (tulis atau berbasis TIK) akan menjadi lampiran di RPP. Contoh materi dan kegiatan pembelajaran yang dapat dikembangkan terkait dengan materi; Kerajaan Kutai a. Perkembangan Kehidupan Masyarakat ϭ Perkembangan kehidupan masyarakat Kutai sangat dipengaruhi oleh letak geografis; yaitu terletak di pinggir sungai Mahakam sehingga memungkinkan masyarakat kutai mengembangkan untuk pertanian, peternakan, dan perdagangan. ϭ Menjalin hubungan dagang dengan India dan China. b. Sistim pemerintahan ϭ Berdasarkan informasi dari Yupa-yupa yang ditemukan menunjukan bahwa Kutai berbentuk kerajaan dan mencapai masa kejayaan pada masa pemerintahan Mulawarman. ϭ Corak pemerintahan akibat pengaruh dari India. ϭ Hasil-hasil kebudayaan. ϭ Prasasti-prasasti.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
35
Gambar 1.3. Keterkaitan antara sumber belajar dan alat/media yang digunakan dalam pembelajaran.
Kompetensi Dasar dari KI 3 dan KD-KI 4 dicapai oleh peserta didik melalui pembelajaran secara langsung. Dari KD-KI 3 dijabarkan materi sebagai bahan pembelajaran yang memerlukan sumber belajar, baik berupa buku teks, buku lain yang relevan, internet, atau alam. Untuk memahami materi tersebut ada kemungkinan peserta didik memerlukan alat/media, sehingga guru harus memperhatikan hal ini agar pembelajaran dapat berjalan sebagaimana mestinya. Khusus untuk mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan PPKn materi pembelajaran langsung dijabarkan juga dari KD-KI 1 dan KD-KI 2. Untuk selanjutnya kompetensi pengetahuan yang diperoleh dari KD-KI 3 diterapkan untuk mencapai kompetensi keterampilan dalam KD-KI 4. Sumber belajar dapat berupa media cetak (buku, modul, majalah, koran, dll), media elektronik (tv, radio, internet, dll), tempat, atau alam. Menentukan sumber belajar disesuaikan dengan kompetensi dasar atau materi pembelajaran. Contoh untuk KD 3.6 dan KD 4.6 di atas, sumber belajar utamanya adalah buku teks Sejarah Indonesia untuk kelas X yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2015 ditambah dengan buku lain yang relevan, misalnya buku “Indonesia dalam Arus Sejarah Jilid I karya Taufik Abdullah dan Adrian B Lapian, terbitan PT Ichtiar Baru van Hoeve Jakarta 2012. Buku sumber yang digunakan disesuaikan dengan buku yang menjadi referensi guru atau yang tersedia di perpustakaan sekolah.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
36
Alat belajar harus disesuaikan dengan materi pembelajaran dan sumber belajar yang digunakan, misal pada kegiatan pembelajaran untuk KD 3.6 dan 4.6 tersebut Anda dapat menggunakan lembar peraga seperti peta dan gambar-gambar hasil kebudayaan. menggunakan Power Point (PPt) untuk mempermudah menjelaskan materi-materi essensial, atau Lembar Kerja Siswa (LKS). LKS merupakan suplemen yang dibuat dan digunakan oleh guru untuk mendukung tercapainya Tujuan pembelajaran. LKS bukan sekedar kumpulan soal-soal, melainkan harus berupa petunjuk kepada peserta didik untuk menyelesaikan suatu tugas dalam bentuk lembar kegiatan untuk mencapai Kompetensi Dasar (KD). 3. Analisis materi dalam buku teks pelajaran (dan buku sumber lain yang relevan) Analisis materi dalam buku teks dan atau buku/sumber lain dapat digambarkan sebagai bagan berikut.
Buku Teks
Materi
Buku/sumber lain
Muatan Lokal disampaikan untuk membekali peserta didik dengan sikap, pengetahuan, dan keterampilan untuk: 1. Mengenal dan mencintai lingkungan alam, sosial, budaya, dan spiritual di daerahnya. 2. Melestarikan dan mengembangkan keunggulan dan kearifan daerah yang berguna bagi diri dan lingkungannya dalam rangka menunjang pembangunan nasional. Muatan lokal yang disampaikan dalam pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik KD-KI 3 dan/atau KD-KI 4 serta materi pembelajaran yang dikaitkan dengan materi kekinian/lingkungan, materi interdisipliner, dan materi transdisipliner. ϭ
ϭ ϭ
Memuat Konteks muatan lokal
Pengetahuan tentang; Fakta Konsep Prosedur Metakognisi
Reguler Remedial Pengayaan
Dapat diaktualisasikan dalam kegaiatn keparamukaan
Tabel 1.4 Analisis Materi dala Buku Teks Mata Pelajaran
Materi yang tertuang didalam buku teks atau buku pegangan guru merupakan materi contoh berdasarkan kompetensi yang telah ditentukan. Anda dapat membuat atau memberikan contoh serupa yang tidak sama dengan buku, tetapi masih mengacu kepada tuntutan kompetensi tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik materi pembelajaran. Anda disarankan untuk menganalisis materi dalam buku teks terkait dengan materi reguler atau materi esensial, materi untuk remedial, dan materi untuk pengayaan, serta mengidentifikasi materi yang memuat pemgetahuan tentang fakta, konsep, prosedur, dan metakognitif seperti yang telah diuraikan sebelumnya.
37
Materi kekinian/lingkungan, adalah materi yang sedang menjadi topik pembicaraan atau berkaitan dengan lingkungan sekitardan relevan dengan kompetensi atau materi pokok sesuai mata pelajaran dapat diajarkan. Materi interdisipliner, adalah materi dalam suatu mata pelajaran yang memiliki konsep atau prinsip terkait dengan kompetensi/materi mata pelajaran lain. Materi transdisipliner,adalah materi dalam suatu mata pelajaran yang memiliki konsep atau prinsip terkait dengan penerapannya dalam kehidupan nyata.
Aktualisasi muatan pembelajaran dalam kegiatan Kepramukaan dikembangkan dari muatanmuatan sikap yang terdapat dalam KD-KI 1 dan KD-KI 2, serta muatan-muatan pengetahuan dan keterampilan yang terdapat dalam KD-KI 3 dan KD-KI 4 mata pelajaran. Dalam modul ini pembahasan terbatas pada pelaksanaan aktualisasi muatan pembelajaran dalam KD-KI 4 mata pelajaran yang relevan dengan Syarat Kecakapan Umum (SKU) Pramuka. Langkah-langkah plaksanakan kegiatan aktualisasi tersebut di atas dapat dilakukan sebagai berikut. ϭ ϭ ϭ ϭ ϭ ϭ
Guru mata pelajaran memahami SKU, dapat dilakukan melalui kerjasama dengan Pembina pramuka. Mengidentifikasi muatan-muatan pembelajaran dalam KD-KI 4 yang relevan dengan SKU. Menentukan jenis kegiatan Kepramukaan. Membuat panduan/petunjuk pelaksanaan kegiatan. Pelaksanaan aktualisasi mata pelajaran kegiatan kepramukaan yanh dapat dilaksanakan di kelas oleh guru mata pelajaran atau bersamaan dengan kegiatan pramuka bekerjasama dengan pembina pramuka. Penilaian yang merupakan bagian dari penilaian KD-KI 4 tersebut.
Selain itu Anda juga disarankan untuk mengidentifikasi materi yang berkaitan dengan muatan lokal/ lingkungan, serta materi yang dapat diaktualisasikan dalam kegiatan kepramukaan.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Pengetahuan
Materi Reguler
Materi Remedial/
Muatan Lokal
Pengayaan 38
Fakta
• Kelahiran agama Hindu
• Hasil-hasil kebudayaan Hindu dan Buddha yang ada di lingkungan sekitar siswa
• Kelahiran agama Buddha • Hasil-hasil kebudayaan Hindu dan buddha
Konsep
Materi yang dapat diaktualisasikan dalam Kegiatan Kepramukaan
39
• Masuknya pengaruh Hindu dan Buddha ke Indonesia; teori Brahmana, Ksatrya, Waisya, Sudra, dan teori Arus-Balik. • Akulturasi kebudayaan Nusantara dengan Hindu dan Buddha • Terbentuknya jaringan nusantara melalui perdagangan.
• Kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha; berdasarkan kronologis berdirinya.
Prosedur
Metakognitif
• Terbentuknya jaringan nusantara melalui perdagangan
• Bukti-bukti pengaruh Hindu dan Buddha yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini
• Bukti-bukti pengaruh Hindu dan Buddha yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini
Catatan; Seandainya hasil analisis tidak ada materi yang berkaitan dengan kolom-kolom tesebut di atas, maka kolom tersebut diberi tanda “X” .
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Penugasan 40
Untuk lebih memahami tentang pengembangan materi pembelajaran dari IPK yang telah ditentukan di Penugasan pada Unit 1, coba Anda lihat kolom pada tabel berikut! KD
Materi Pokok atau materi dalam Silabus
IPK
41
Kegiatan Pembelajaran
3.….(KD-KI3) 4…..(KD-KI4) 2. Dari hasil hasil tabel di atas; ϭ Jika memungkinkan kembangkan materi pembelajaran yang dapat dikaitkan dengan muatan local dan dapat diaktualisasikan dalam kegiatan kepramukaan. ϭ Buat bahan ajar dalam bentuk ppt dan LKS. ϭ Lakukan analisis terhadap materi pembelajaran dalam buku Sejarah Indonesia kelas X halaman….., dan hasilnya isikan dalam tabel berikut. Pengetahuan
Fakta ;….
Materi Reguler ……
Materi Remedial/Pengayaan ……
Muatan Lokal …….
Materi yang dapat diaktualisasikan dalam Keg. Kepramukaan …..
Konsep… ……
Refleksi PESERTA ϭ Menyampaikan keberhasilan berupa perubahan pola pikir dalam menganalisis materi pembelajaran, baik materi dalam silabus, Pedoman Mata pelajaran, maupun buku, serta integrasi muatan lokal dalam materi pembelajaran. ϭ Menyampaikan kelemahan yang ditemukan dari aktivitas pada modul ini sehingga masih ada yang belum dipahami atau membingungkan. ϭ Menyampaikan tindak lanjut yang akan dilakukan untuk memperbaiki menentukan materi pembelajaran dan bahan ajar yang tepat, sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. INSTRUKTUR ϭ Menyampaikan keberhasilan perserta sesuai pengamatan selama kegiatan. ϭ Menyampaikan hal-hal yang perlu diperbaiki dalam mengembangkan materi pembelajaran dan bahan ajar yang tepat sesuai dengan KD, Buku teks, Pedoman Mata pelajaran, dan Silabus.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
UNIT 3 42
ANALISIS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
43
A.Uraian Singkat Materi 1. Karakteristik Pembelajaran Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik, peserta didik dengan peserta didik, peserta didik dengan orang-orang di lingkungannya, dan peserta didik dengan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran pada Kurikulum 2013 dilaksanakan berbasis aktivitas agar memberikan ruang yang cukup bagi peserta didik untuk mengembangkan kreativitas, prakarsa, dan kemandirianyang sesuai dengan potensi, bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologispeserta didik. Berikut ini merupakan karakteristik dan prinsip pembelajaran berbasis aktivitas. 1. Karakteristik pembelajaran berbasis aktivitas ϭ interaktif dan inspiratif; ϭ menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif; ϭ kontekstual dan kolaboratif; ϭ memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian peserta didik; dan ϭ sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. 2.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Prinsip pembelajaran di antaranya adalah sebagai berikut: ϭ peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu; ϭ peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar; ϭ proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah; ϭ pembelajaran berbasis kompetensi; ϭ pembelajaran terpadu; ϭ pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen yang memiliki kebenaran multi dimensi; ϭ pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif; ϭ peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hardskills dan soft-skills; ϭ pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat; ϭ pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); ϭ pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; ϭ pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; ϭ pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik; dan ϭ suasana belajar menyenangkan dan menantang.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
44
Karakteristik dan prinsip tersebut harus diaplikasikan oleh guru dalam pembelajarannya disesuaikan dengan karaktristik kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik. Sebagai contoh, agar karakteristik pembelajaran kontekstual dan kolaboratif dapat terlaksana, maka guru harus dapat mengembangkan materi pembelajaran yang relevan dengan situasi dan kondisi lingkungan sekitar (kontekstual), serta dapat menciptakan kegiatan yang melibatkan peserta didik untuk dapat berkolaborasi antar sesamanya, misalnya kerja kelompok atau grup diskusi. Berikut adalah contoh materi pembelajaran Sejarah Indonesia di kelas X yang memiliki karakteristik kontekstual dan kolaboratif dalam KD 3.6 dan 4.6; Misalnya peninggalan tata kota pada kotakota tua di masa lalu dan pengelolaan lingkungannya dengan penataan kota di masa sekarang. Bahkan juga dari tata kota tersebut bisa dilihat bagaimana masyarakat masa lalu memelihara lingkungan alam yang penuh dengan kearifan lokal bisa dikaitkan dengan pelestarian lingkungan sekarang. Pemanfaatan teknologi informasi merupakan salah satu cara yang dilakukan agar pembelajaran sejarah menjadi kontekstual dan menarik. Teknologi informasi yang digunakan dapat berupa informasi dari link terkait (misalnya google), film dokumenter, foto-foto sejarah, video sejarah, perpustakaan digital, museum digital, dan sebagainya. Penggunaan teknologi informasi akan menjadi kontekstual dengan menampilkan materi sejarah menjadi hidup, seolah-olah hadir pada saat ini dan tidak terjebak pada pengolahan materi yang bersifat verbalistik seperti metode ceramah. Pemanfaatan teknologi informasi ini disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerah di mana satuan pendidikan itu berada.
Contoh penerapan HOTS dalam kegiatan pembelajaran Sejarah Indonesia pada KD 3.6: Menganalisis perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintahan, dan budaya pada masa kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha di Indonesia serta menunjukkan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini. Dengan IPK 3.63: Mengidentifikasi hasil-hasil kebudayaan kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha di Indonesia. Dalam kegiatan pembelajaran kerajaan Kutai, kita dapat memulai dengan: menyajikan gambar-gambar prasasti (Yupa), peserta didik melakukan pengamatan, kemudian didorong untuk melakukan analisis dengan mengaitkan isi prasasti dengan; kehidupan keagamaan, ekonomi, politik, pemerintahan dan sosial budaya kerajaan Kutai Berikut adalah contoh-contoh soal HOTS yang sesuai dengan KD 3.5 dan 4.6 mata pelajaran Sejarah Indonesia kelas X Semester 2.
Perhatikan informasi tentang kerajaan Kutai berikut: Kutai terletak di daerah Muarakaman di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Di daerah ini ditemukan tujuh prasasti yang dipahatkan pada tugu atau tiang batu yang disebut yupa. Satu di antara yupa di Kerajaan Kutai berisi keterangan yang artinya:“Sang Mulawarman,raja yang mulia dan terkemuka, telah member sedekah 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana yang seperti api, (bertempat) di dalam tanah yang sangat suci (bernama) Waprakeswara”.
2. Higher Order Thinking Skills (HOTS) Pembelajaran yang disajikan sebaiknya dapat memotivasi peserta didik untuk berfikir kritis, logis, dan sistematis sesuai dengan karakteristik Sejarah Indonesia serta memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills atau HOTS). Anderson mengkategorikan tingkat berpikir seperti dalam tabel berikut.
01. Berdasarkan informasi diatas dapat di ketahui bahwa yang mulia Raja Mulawarman merupakan penganut agama Hindu yang mengagungkan dewa A. Siwa B. Wisnu C. Brahma D. Ansuma E. Ganesha
Tabel 1.5. Deskripsi Kemampuan Kognitif KATEGORI
DESKRIPSI
Mengingat (Remember)
Menyajikan fakta dari ingatan (mengenai fakta penting/recognizing; memanggil/recalling/retrieving)
Memahami (Understand)
Memaknai materi yang dipelajari dengan kata-kata/kalimat sendiri (interpretasi/interpreting, memberi contoh/illustrating, mengklasifikasi/classifying/categorizing, meringkas/summarizing/abstracting, menyimpulkan/ concluding/ektrapolating/interpolating, predicting, membandingkan/comparing/contrasting/mapping/ matching, menjelaskan/constructing model e.g. cause-effect)
Menerapkan (Apply)
Melaksanakan (executing), menggunakan prosedur (implementing) untuk suatu situasi baru (melakukan, menerapkan)
Menganalisis (Analyze)
Mengelompokkan informasi/fenomena dalam bagian-bagian penting (differentiating/discriminating/focusing/selecting), menentukan keterkaitan antar komponen (organizing/finding coherence/integrating/outlining/structuring), menemukan pikiran pokok/bias/nilai penulis (attributing/deconstructing)
Mengevaluasi (Evaluate) Mencipta (Create)
Menentukan apakah kesimpulan sesuai dengan uraian/fakta (checking/coordinating/detecting/monitoring/testing), menilai metode mana yang paling sesuai untuk menyelesaikan masalah (critiquing/judging) Mengembangkan hipotesis (generating), merencanakan penelitian (planning/designing), mengembangkan produk baru (producing/constructing)
45
02. Berdasarkan jawaban kalian pada No 1 diatas kata manakah yang membuktikan jawaban kalian tersebut adalah A. Yupa B. Sang Mulawarman C. Waprakeswara D. Brahmana E. Persembahan 20. 000 ekor sapi
H O T S
03. Berdasarkan informasi diatas dapat dikatakan bahwa Kehidupan ekonomi masyarakat kerajaan Kutai waktu itu diperkirakan sangat makmur, dengan alasan A. Kesanggupan kerajaan membuat yupa. B. Mampu mendatangkan Brahmana ke Kutai. C. Kutai terletak di Muarakaman tepi sungai Mahakam yang subur D. Mulawarman digambarkan sebagai raja yang mulia dan terkemuka E. Kesanggupan pihak kerajaan memberikan sedekah berupa emas dan 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana.
Berdasarkan tingkat berpikir yang tercantum dalam Tabel 1.5 di atas, ada kemampuan berpikir yang lebih tinggi (HOTS) yang harus dikuasai oleh peserta didik yaitu kemampuan untuk menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Oleh sebab itu, maka dalam pembelajaran Anda dianjurkan untuk mendorong peserta didiknya memiliki kemampuan tersebut dengan menyajikan pembelajaran yang variatif serta pemberian materi yang “tidak biasa” yang dikembangkan dari KDKI 3.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
46
3. Model-model Pembelajaran Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dilaksanakan melalui tiga besaran kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Ketiga rangkaian kegiatan ini dilaksanakan secara berurutan dan disesuaikan dengan karakteristik materi pelajaran saat itu. a. Kegiatan Pendahuluan Dalam kegiatan pendahuluan, guru: ϭ mengondisikan suasana belajar yang menyenangkan; ϭ mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan dikembangkan sebelumnya berkaitan dengan kompetensi yang akan dipelajari dan dikembangkan; ϭ menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari; ϭ menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan; dan ϭ menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan. b. Kegiatan Inti Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan pembelajaran berbasis keilmuan dan berbasis aktivitas yang disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran dan peserta didik. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan aktivitas yang membangun kemampuan sesuai dengan tuntutan kompetensi. Dalam setiap kegiatan guru harus memperhatikan perkembangan sikap peserta didik pada kompetensi dasar dari KI-1 dan KI-2 antara lain mensyukuri karunia Tuhan, jujur, teliti, kerja sama, toleransi, disiplin, taat aturan, menghargai pendapat orang lain yang tercantum dalam silabus. c. Kegiatan Penutup Kegiatan penutup terdiri atas: 1. Kegiatan guru bersama peserta didik yaitu: (a) membuat rangkuman/simpulan pelajaran; (b) melakukan Refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan; dan (c) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; dan 2. Kegiatan guru yaitu: (a) melakukan penilaian; (b) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; dan (c) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Selain itu, pembelajaran dalam Kurikulum 2013 dapat dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan berbasis keilmuan yaitu pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Pendekatan ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan, berkenaan dengan materi pembelajaran melalui pengalaman belajar mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, mengasosiasi dan mengomunikasikan.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Contoh : Kegiatan Inti dalam pembelajaran Sejarah Indonesia KD. 3.6 Mengamati
• Membaca buku teks dan/atau melihat peta lokasi kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha, serta gambar-gambar peninggalan zaman Hindu dan Buddha di Indonesia ; Candi-candi Hindu dan candi-candi Buddha
Menanya
• Membuat dan/ mengajukan pertanyaan/tanya jawab/berdiskusi tentang informasi tambahan yang belum dipahami/ingin diketahui sebagai klarifikasi tentang perkembangan masyarakat, pemerintahan dan budaya kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha, serta bukti-bukti pengaruh Hindu dan Buddha yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini
Mengumpulkan informasi/mencoba
• Mengumpulkan informasi terkait dengan pertanyaan perkembangan masyarakat, pemerintahan dan budaya kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha, serta bukti-bukti pengaruh Hindu dan Buddha yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini melalui bacaan, pengamatan terhadap sumber-sumber zaman Hindu dan Budha yang ada di museum atau peninggalan-peninggalan yang ada di lingkungan terdekat.
Mengasosiasi
• Menganalisis informasi dan data-data yang didapat dari bacaan maupun sumber-sumber lain yang terkait untuk mendapatkan kesimpulan perkembangan mtasyarakat, pemerintahan dan budaya kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha, serta bukti-bukti pengaruh Hindu dan Buddha yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini.
Mengomunikasikan
• Menyajikan informasi dalam bentuk laporan tertulis mengenai teori masuknya agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha, perkembangan masyarakat, pemerintahan dan budaya kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha, serta bukti-bukti pengaruh Hindu dan Buddha yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini
47
Selain itu Anda dapat menggunakan model pembelajaran yang relevan dengan karakteristik mata pelajaran, KD, atau karakteristik materi, antara lain model Discovery , Pembelajaran Berbasis Masalah, Proyek, atau Inkuiri Learning Discovery Learning Contoh: Pembelajaran dengan model Discovery Learning KD 3.5; “Menganalisis berbagai teori tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha ke Indonesia”.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut; 48
Sintak Stimulation
Sintak Kegiatan Pembelajaran
•
(memberi stimulus);
•
Problem Statement(mengidentifikasi masalah)
Kegiatan Pembelajaran •
Tema-tema yang problematik dan kontroversi cocok dengan model pembelajaran discovery, karena peserta didik dilatih untuk menemukan jawaban di tengah-tengah problem dan kontroversial. Misalnya peserta didik dihadapkan dengan pertanyaan tentang: teori manakah yang paling tepat tentang masuknya pengaruh Hindu dan Buddha ke Indonesia ?
•
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Peserta didik diberi kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin tentang berbagai teori masuknya pengaruh Hindu dan Buddha ke Indonesia. Seperti : 1.
Benarkah agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha dibawa oleh kaum pedagang?
2.
Benarkah agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha dibawa oleh kaum Sudra?
3.
Benarkah agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha dibawa oleh kaum Brahmana? Dan,
4.
Benarkah agama dan kebudayaan Hinddu dan Buddha dibawa oleh orang Indonesia sendiri yang disebut teori Arus Balik ?
49
kemudian memilih teori mana yang dianggap paling tepat di antara berbagai teori tersebut, dapat dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah) seperti : dari beberapa permasalahan diatas, pembawa agama Hindu dan Buddha ke Indonesia adalah para pedagang karena para pedaganglah golongan pertama yang melakukan kontak dengan masyarakat Indonesia.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Sintak 50
Data Collecting (mengumpulkan data);
Data Processing (mengolah data);
Verification (memverifikasi);
Generalization (menyimpulkan);
Kegiatan Pembelajaran •
Peserta didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan data (collection) berkaitan dengan hipotesisnya memlaui berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati obyek, wawancara dengan nara sumber, internet, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.
•
Konsekuensi dari tahap ini adalah peserta didik belajar secara aktif untuk menemukan sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi dengan demikian secara tidak disengaja peserta didik menghubungkan masalah dengan pengetahuan yang telah dimiliki.
•
Selanjutnya peserta didik juga dilatih untuk melakukan kritik sumber atau menyeleksi data/informasi yang diperoleh, dipilih yang relevan dengan pemecahan masalah. Apakah data yang didapat akurat atau tidak? relevan atau tidak?
•
Sintak Orientasi peserta didik pada masalah
•
Dari data-data yang diperoleh, maka kemudian ditafsirkan menjadi suatu pernyataan sesuai dengan data apa adanya.
•
Pada tahap ini peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan.
•
Peserta didik akan mendapatkan hasil verifikasi dalam bentuk; benar atau tidak para pedagang merupakan pembawa ajaran agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha di Indonesia.
•
Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi.
•
Misalnya; kesimpulan yang didapat bahwa pembawa agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha ke Indonesia adalah para pedagang atau sebaliknya pembawa agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha ke Indonesia adalah bukan pedagang.
•
Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi.
Kegiatan Pembelajaran
51
• Mengorientasi peserta didik pada masalah. Tahap ini untuk memfokuskan peserta didik mengamati masalah yang menjadi objek pembelajaran. • Secara berkelompok peserta didik mengamati peta hubungan laut India-Cina abad ke-1, peta jalur sutra, gambar-gambar hasil kebudayaan Hindu dan Buddha, dan membaca buku teks Sejarah Indonesia halaman 69-71. Misalnya kelompok teori Brahmana, kelompok teori Ksatriya dan seterusnya.
Mengorganisasikan peserta didk
Merupakan kegiatan mengolah data/informasi hasil kajian atau mengolah sumber sejarah yang telah dilakukan kritik sumber sampai dengan menafsirkan.
Problem Based learning (PBL) Contoh: Pembelajaran dengan model Problem Based Learning melalui Diskusi Kelompok pada KD 3.5; “Menganalisis berbagai teori tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha ke Indonesia”.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
• Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran. Pengorganisasian pembelajaran salah satu kegiatan agar peserta didik menyampaikan berbagai pertanyaan (atau menanya) terhadap masalah kajian. • Masing-masing kelompok diskusi mengidentifikasi permasalahan-permasalahan sesuai dengan materi kelompoknya. Misalnya kelompok teori Brahmana; Benarkah golongan Brahmana merupakan pembawa agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha ke Indonesia? Bagaimanakah golongan Brahmana membawa agama Hindu dan Buddha ke Indonesia ? dan seterusnya.
Membimbing penyelidikan individu dan keolompok
• Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok. Pada tahap ini peserta didik melakukan percobaan (mencoba) untuk memperoleh data dalam rangka menjawab atau menyelesaikan masalah yang dikaji. • Secara berkelompok peserta didik mencari dan mengumpulkan informasi lanjutan baik dari buku, sumber, tertulis lainya, guru dan atau internet, berkaitan dengan materi kelompoknya. Misalnya kelompok; teori Brahmana maka kelompok tersebut mengumpulkan informasi berkaitan dengan teori Brahmana.
Mengembangkan dan menyajikan Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Peserta didik hasil karya mengasosiasi data yang ditemukan dari percobaan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber. Berdiskusi sesuai dengan kelompoknya untuk mendapatkan pendalaman pemahaman materi. Menganalisis dan menyimpulkan informasi yang didapat, serta menyajikan dalam bentuk bahan presentasi dan makalah hasil kelompoknya. Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah. Setelah peserta didik mendapat jawaban terhadap masalah yang ada, selanjutnya dianalisis dan dievaluasi. Diskusi kelas, menyampaikan hasil karya kelompoknya. Mendapatkan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dan masukan dari kelompok lain. Berdasarkan diskusi kelas, pertanyaan dan masukan Kemudian kelompok menganalisa dan mengevaluasi untuk mendapat pemecahan masalah. Karya tulis dikumpulkan.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
52
Project Based Learning (PBL) Contoh: Pembelajaran dengan model Project Based Learning melalui Tugas Kelompok pada KD 3.5 IPK: 3.6.3 “Mengidentifikasi hasil-hasil kebudayaan kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha di Indonesia”
53
Langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: Sintak Menyiapkan pertanyaan atau Penugasan proyek
Mendesain perencanaan proyek
Sintak
Kegiatan Pembelajaran Tahap ini sebagai langkah awal agar peserta didik mengamati lebih dalam terhadap pertanyaan yang muncul dari fenomena yang ada. Melalui LCD proyektor ditampilkan gambar-gambar dan video hasil-hasil kebudayaan zaman Hindu dan Buddha di Indonesia disertai dengan narasi pengantar dari guru. Guru dengan peserta didik mengidentifikasi pertanyaanpertanyaan mendasar berkaitan dengan hasil-hasil kebudayaan kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha di Indonesia. Misalnya: Bagaimana seni bangunan pada masa kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha di Indonesia ? Bagaimana seni sastra pada masa kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha di Indonesia. Dsb Sebagai langkah nyata menjawab pertanyaan yang ada disusunlah suatu perencanaan proyek bisa melalui percobaan. Guru dan peserta didik membuat perencanaan tugas proyek. Misalnya; menyusun tata tertib, pembagian kelompok, menentukan waktu penyelesaian tugas, bentuk laporan dan sebagainya
Menyusun jadwal sebgai langkah nyata dari sebuah proyek
Penjadwalan sangat penting agar proyek yang dikerjakan sesuai dengan waktu yang tersedia dan sesuai dengan target. Misalnya; kapan dimulai kegiatan proyek itu, kapan mengumpulkan data, mengolah data, kapan membuat laporan dan sebagainya
Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek
• Guru melakukan monitoring terhadap pelaksanaan dan perkembangan proyek. Misalnya menggunakan rubrik monitoring berbentuk cek list tahapan-tahapan pekerjaan proyek; tahap persiapan, pelaksanaan, pembuatan laporan dan sebagainya.
Kegiatan Pembelajaran
Menguji hasil
Peserta didik melakukan presentasi hasil pekerjaan tugas kelompoknya Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan dalam presentasi peserta didik dan penilaian terhadap hasil laporan misalnya; rancangan tugas, isi, kualitas laporan. Guru memberikan saran-saran untuk perbaikan-perbaikan.
Mengevaluasi kegiatan/ pengalaman
Tahap ini dilakukan untuk mengevaluasi kegiatan sebagai acuan perbaikan untuk tugas proyek pada mata pelajaran yang sama atau mata pelajaran lain. Guru dan peserta didik mengembangkan diskusi untuk perbaikan kinerja selama pproses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu teman baru untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap awal pembelajaran.
Inkuiri Learning Contoh: Pembelajaran dengan model Inkuiri Learning dengan diskusi kelompok untuk KD 3.5; “Menganalisis berbagai teori tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha ke Indonesia”.
• Peserta didik mengevaluasi proyek yang sedang dikerjakan • Sesuai dengan waktu yang ditentukan tugas dikumpulkan
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: 54
Sintak
Kegiatan Pembelajaran
Observasi/Mengamati berbagi fenomena alam
Kegiatan ini memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik bagaimana mengamati berbagai fakta atau fenomena. Misalnya; Secara berkelompok peserta didik mengamati peta hubungan laut India-Cina abad ke-1, peta jalur sutra, gambar-gambar hasil kebudayaan Hindu dan Budha, dan membaca buku teks Sejarah Indonesia halaman 69-71..
Mengajukan pertanyaan tentang fenomana yang dihadapi.
Tahapan ini melatih peserta didik untuk mengeksplorasi fenomena melalui kegiatan menanya baik terhadap guru, teman, atau melalui sumber yang lain. Masing-masing kelompok diskusi mengidentifikasi permasalahan-permasalahan mengenai teori-teori masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha ke Indoneia, misalnya; Benarkah agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha dibawa oleh kaum pedagang? Benarkah agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha dibawa oleh kaum Sudra? Benarkah agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha dibawa oleh kaum Brahmana? Dan, Benarkah agama dan kebudayaan Hinddu dan Buddha dibawa oleh orang Indonesia sendiri yang disebut teori Arus Balik ?
Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Mengumpulkan data yang terkait dengan dugaan atau pertanyaan yang diajukan,
Pada tahapan ini peserta didik mengumpulkan data sampai dengan memprediksi dugaan atau yang paling tepat sebagai dasar untuk merumuskan suatu kesimpulan. Mengumpulkan informasi terkait dengan hipotesis awal mengenai teori Brahmana melalui bacaan, pengamatan terhadap sumber-sumber zaman Hindu dan Budha yang ada di museum atau peninggalan-peninggalan yang ada di lingkungan terdekat.
55
Menganalisis informasi berdasarkan data-data yang didapat dari bacaan maupun sumber-sumber lain yang terkait untuk mendapatkan kesimpulan mengenai teori Brahmana yang di yakini sebagai teori yang paling benar tentang masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha ke Indonesia. Merumuskan kesimpulankesimpulan berdasarkan data yang telah diolah atau dianalisis,
Pada tahapan ini peserta didik dapat mempresentasikan atau menyajikan hasil temuannya. Kelompok mempresentasikan teori masuknya agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha ke Indonesia berdasarkan hasil kesimpulan kelompoknya.
Pada tahapan ini peserta didik dapat mengasosiasi atau melakukan penalaran terhadap kemungkinan jawaban dari pertanyaan yang diajukan. Misalnya salah satu kelompok memberikan hipotesa awal sebagai berikut: dari beberapa permasalahan diatas,maka diduga bahwa pembawa agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha ke Indonesia adalah kaum Brahamana.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
56
4. Pemilihan model pembelajaran yang tepat Sesuai dengan karakteristik pembelajaran Kurikulum 2013, maka sebuah model pembelajaran yang dikembangkan harus dapat mendorong dan memotivasi peserta didik dalam mengembangkan ide dan kreatifitasnya, sehingga pembelajaran menjadi lebih interaktif, menyenangkan, dan inspiratif. Selain itu model yang digunakan juga harus dapat mendorong peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam diskusi maupun dalam kegiatan lain, dan dapat meningkatkan sifat percaya diri. Cara menentukan sebuah model pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran akan berbeda untuk setiap mata pelajaran. Hal tersebut disesuaikan dengan karakteristik materi pada masing-masing mata pelajaran. Secara umum. Hal-hal yang dapat dipertimbangkan dalam menentukan model pembelajaran yang akan digunakan hal-hal sebagai berikut. ϭ
ϭ
ϭ ϭ
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
57
Kesesuaian model pembelajaran dengan karakteristik mata pelajaran, sehingga ada kemungkinan mata pelajaran tertentu tidak menggunakan model yang diuraikan diatas, tetapi menggunakan model khusus untuk mata pelajaran tersebut. Sebagai contoh untuk mata pelajaran bahasa menggunakan pembelajaran berbasis teks. Kesesuaian model pembelajaran dengan karakteristik KD-KI 2 yang dapat mengembangkan kompetensi sikap, dan kesesuaian materi pembelajaran dengan tuntutan KD-KI 3 dan/atau KD-KI 4 untuk memgembangkan kompetensi pengetahuan dan/atau keterampilan. Kesesuaian model pembelajaran dengan Tujuan pembelajaran yang spesifik dalam mengembangkan potensi dan kompetensi, misalnya untuk mengembangkan interaksi sosial, atau mengolah informasi. Penggunaan model pembelajaran disesuaikan dengan pendekatan saintifik.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Contoh : Kegiatan pembelajaran KD 3.5 dan 4.5 dengan menggunakan model Problem Based Learning.
Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan :
58
59
Kompetensi Dasar dan IPK : 3.5
4.5
Menganalisis berbagai teori tentang proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha di Indonesia. 3.5.1 Menganalisis teori masuknya agama dan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. 3.5.2 Menganalisis proses perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Budha di \ Indonesia Mengolah informasi mengenai proses masuk dan perkembangan kerajaan HinduBuddha dengan menerapkan cara berpikir kronologis, dan pengaruhnya pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini serta mengemukakannya dalam bentuk tulisan. 4.5.1 Membuat rancangan tulisan tentang proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia 4.5.2 Membuat tulisan hasil analisis dalam bentuk artikel tentang proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia.
Kegiatan Kegiatan Inti
AlokasiWaktu
Langkah-langkah Pembelajaran • Ditampilkan peta hubungan laut antara India-China abad ke-1 M.gambar-gambar yang berkaitan dengan ritual keagamaan Hindu dan Budha yang biasa dilihat peserta didik sehari-hari disertai narasi dari guru.Secara berkelompok mengamati tampilan gambar dan film, membaca buku teks sejarah Indonesia, sesuai materi kelompoknya. Kelompok 1 tentang teori Brahmana, kelompok 2, tentang teori Ksatrya, kelompok 3 tentang teori Waisya, kelompok 4 tentang teori Sudra.
70 menit
• Membuat dan/ mengajukan pertanyaan/tanya jawab/berdiskusi tentang informasi tambahan yang belum dipahami/ingin diketahui sebagai klrifikasi tentang teori masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha di Indonesia. • Mengumpulkan informasi terkait dengan pertanyaan-pertanyaan tentang teori masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha di Indonesia. melalui bacaan, pengamatan terhadap sumber-sumber zaman Hindu dan Budha yang ada di museum atau peninggalan-peninggalan yang ada di lingkungan terdekat.
Materi Pembelajaran Indonesia Zaman Hindu-Buddha: Silang Budaya Lokal dan Global Tahap Awal ϭ9JTWNYJTWNRFXZPIFSGJWPJRGFSLS^F-NSIZ'ZIIMF
• Menganalisis informasi dan data-data yang didapat dari bacaan maupun sumber-sumber lain yang terkait untuk mendapatkan kesimpulan tentang teori masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha di Indonesia. melalui bacaan, pengamatan terhadap sumber-sumber zaman Hindu dan Budha yang ada di museum atau peninggalan-peninggalan yang ada di lingkungan terdekat. • Menyajikan informasi melalui diskusi kelas Kelompok 1 tentang teori Brahmana, kelompok 2, tentang teori Ksatrya, kelompok 3 tentang teori Waisya, kelompok 4 tentang teori Sudra .setelah dapat masukan-masukan dari kelompok lain, selanjutnya masing-masing kelompok menganalisis dan mengevalusi. • Tugas dalam bentuk makalah dikumpulkan ke Guru Penutup
• Bersama-sama dengan peserta didik guru memberikan penekanan dalam bentuk kesimpulan-kesimpulan penting dari yang dipelajari dalam pembelajaran pertemuan 1,
10 menit
• Memberikan evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran pertemuan I, terutama hal-hal yang kurang berkenan sebagai masukan untuk perbaikan dalam pertemuan berikutnya. • Memberitahu peserta didik bahwa dalam pertemuan 2, lanjutan diskusi untuk kelompok 3 tentang teori Waisya, kelompok 4 tentang teori Sudra.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
60
B. Penugasan
Buatlah rancangan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan KD-KI 3 dan KD-KI 4 yang Anda analisis pada Unit modul sebelumnya.
61
C. Refleksi PESERTA ϭ Menyampaikan keberhasilan berupa perubahan keterampilan dalam menyusun langkahlangkah pembelajaran dengan menggunakan model tertentu yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. ϭ Menyampaikan kelemahan yang ditemukan dari aktivitas pada modul ini sehingga masih ada yang belum dipahami atau membingungkan. ϭ Menyampaikan tindak lanjut yang akan dilakukan untuk memperbaiki langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang tertuang dalam RPP dan implementasinya dalam proses pembelajaran. INSTRUKTUR ϭ Menyampaikan keberhasilan perserta sesuai pengamatan selama kegiatan. ϭ Menyampaikan hal-hal yang perlu diperbaiki dalam menganalisis penerapan pembelajaran untuk meyusun rencana pembelajaran dan implementasinya di kelas.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
62
UNIT 4
ANALISIS PENILAIAN HASIL BELAJAR
63
A. Uraian Singkat Materi Analisis penilaian hasil belajar peserta didik pada bagian ini bertujuan untuk memperbaiki kompetensi peserta didik dalam suatu pembelajaran sehingga guru dapat menyusun program remedial atau pengayaan serta perbaikan proses pembelajaran berikutnya. Penilaian dalam proses pembelajaran meliputi penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 1. Penilaian Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan a. Penilaian Sikap Penilaian sikap dilakukan secara berkelanjutan dan komprehensif oleh gurumata pelajaran, guru bimbingan konseling, dan wali kelas dengan menggunakan observasi dan informasi lain yang valid dan relevan dari berbagai sumber. Informasi tersebut harus ditindaklanjuti oleh pendidik.Skema penilaian sikap dapat dilihat pada Gambar 1.5 berikut.
Gambar 1.5. Skema Penilaian Sikap
Khusus untuk mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi pekerti dan PPKn pelaksanaan penilaian sikap dilakukan sesuai dengan karakteristik KD, IPK, dan materi pembelajaran. Penilaian sikap dapat dilakukan melalui tahapan sebagai berikut.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
64
1.) Perencanaan penilaian sikap Penilaian sikap dapat dilakukan melalui observasi, penilaian diri, penilaian antar temandan jurnal kecuali untuk Pendidikan Agama yang dilakukan guru. Observasi dalam penilaian sikap peserta didik merupakan teknik yang dilakukan secara berkesinambungan melalui pengamatan perilaku. Asumsinyasetiap peserta didik pada dasarnya berperilaku baik sehingga yang perlu dicatat hanya perilaku yang sangat baik (positif) atau kurang baik (negatif) yang berkaitan dengan indikator sikap spiritual dan sikap sosial. Catatan hal-hal positif dan menonjol digunakan untuk menguatkan perilaku positif, sedangkan perilaku negatif digunakan untuk pembinaan. Untuk menentukan penilaian sikap, terlebih dahulu dirumuskan sikap sikap yang akan dikembangkan sekolah. Sikap yang dikembangkan sekolah harus mengacu pada visi sekolah. Langkah yang harus dilakukan, yaitu : ϭ
ϭ ϭ
Merumuskan nilai sikap yang dikembangkan sekolah dari visi sekolah. Misalnya “Menciptakan insan berprestasi, berbudaya dan bertaqwa.” Sekolah mengembangkan sikap jujur, bertanggung jawab, kompetitif, disiplin, religius. Khusus untuk mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan PPKn instrumen penilaian sikap dapat lebih bervariasi sesuai dengan karakteristik kompetensi yang dituntut dalam KD, IPK, maupun materi pembelajaran. Membuat format jurnal yang akan dilakukan pendidik untuk melakukan penilaian sikap. Format jurnal sebaiknya disepakati oleh seluruh guru mata pelajaran. Contoh format jurnal dapat dilihat pada panduan penilaian hasil belajar untuk SMA yang diterbitkan Direktorat Pembinaan SMA tahun 2015.
2.) Pelaksanaan penilaian sikap Pelaksanaan penilaian sikap spiritual dilakukan setiap hari selama pembelajaran satu semester. Penilaian dilakukan oleh wali kelas, guru BK, dan guru mata pelajaran serta peserta didik. Penilaian sikap spiritual di dalam kelas dilakukan oleh guru mata pelajaran. Selama proses pembelajaran guru mengamati dan mencatat perilaku peserta didik yang sangat baik atau kurang baik dalam jurnal segera setelah perilaku tersebut teramati atau menerima laporan tentang perilaku tersebut. Perilaku yang diamati bisa berupa kedisiplinan, tanggung jawab, kejujuran, kepedulian, responsif dan pro-aktif. Misalnya, saat diskusi kelompok mau pun diskusi kelas guru mengamati beberapa peserta didik terlihat sangat menonjol dalam keaktifan bertanya dan atau memberi tanggapan maka guru dapat mencatat dalam jurnal tentang sikap responsif dan proaktif mereka. Demikian juga sebaliknya, seorang peserta didik dalam kelompok tidak aktif malah mengerjakan yang lain, guru juga mencatat perilaku peserta didik tersebut dalam jurnal. Khusus untuk mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi pekerti dan PPKn dilakukan dengan menggunakan tehnik penilaian sikap.
Nama Satuan pendidikan Tahun pelajaran Kelas/Semester Mata Pelajaran
No 1
Waktu 16 Sep 2015
: SMA Cipete Jakarta : 2015/2016 : X / Semester I : Sejarah Indonesia
Nama
Kejadian/Perilaku
Abraham
• Tidak mengerjakan tugas
• Menghargai teman yang mengemukakan pendapat
Butir Sikap
65
Pos/
Tindak Lanjut
Neg
Disiplin
-
Diberikan pembinaan oleh guru mata pelajaran
Toleransi
+
Diberikan penghargaan atas sikap toleransi dengan pengurangan poin pelanggaran
dst
Contoh rubrik penilaian sikap Jujur untuk mata pelajaran Sejarah Indonesia.
No
Pernyataan
1
Saya menyontek saat mengerjakan ulangan
2
Saya menyalin karya orang lain dengan menyebutkan sumbernya, saat melaksanakan tugas
3
Saya mengembalikan kepada pemiliknya saat menemukan barang
4
Saya berani mengakui kesalahan
Tp
Kd
Sr
Sl
*) Keterangan: TP : Tidak Pernah Kd : Kadang kadang Sr : Sering Sl : Selalu 3.) Pemanfaatan hasil penilaian sikap Pengamatan sikap dilakukan guru secara berkala, kemudian dibuat rekapitulasi untuk dideskripsikan dan dilaporkan kepada wali kelas. Pendidik melakukan pengamatan terhadap perilaku peserta didik selama 1 semester. Laporan guru ditindak lanjuti oleh wali kelas dan menjadi catatan wali kelas untuk memberikan deskripsi penilaian sikap di rapor.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
66
b. Penilaian Pengetahuan Penilaian pengetahuan mengukur kemampuan kognitif dan kecakapan berpikir tingkat rendah sampai tinggi peserta didik. Penilaian pengetahuan dilakukan untuk mengetahui pencapaian ketuntasan belajar, mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan penguasaan pengetahuan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, pemberian umpan balik kepada peserta didik oleh guru sangat penting sehingga hasil penilaian dapat digunakan untuk perbaikan mutu pembelajaran. Selanjutnya skema penilaian pengetahuan dapat ditunjukkan pada Gambar 1.6 berikut.
1.
2.
Remedial Pembelajaran remedial berTujuan agar peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dapat mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan. Pembelajaran remedial dapat dilakukan melalui pembelajaran ulang, pemberian bimbingan khusus, pemberian tugas, atau pemanfaatan tutor sebaya. Contoh penentuan program remedial. Jika peserta didik dalam satu kelas yang mencapai ketuntasan kurang dari 50% maka bentuk pembelajaran remedialnya adalah pembelajaran ulang.
67
Pengayaan Pengayaan pembelajaran dapat digunakan untuk mencapai kompetensi dasar ataupun untuk pengembangan dari kompetensi dasar yang sudah ditentukan.
c. Penilaian Keterampilan Penilaian keterampilan tidak terlepas dari penilaian pengetahuan dan sikap. Dalam penilaian keterampilan harus mencakup keterampilan berfikir (abstrak) dan keterampilan kongkrit untuk mata pelajaran tertentu. Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai tehnik antara lain penilaian Praktik/ kinerja, proyek, dan porto folio. Skema penilaian keterampilan dapat dilihat pada Gambar 1.7. Gambar 1.6. Skema Penilaian Pengetahuan
Berbagai teknik penilaian pengetahuan dapat digunakan sesuai dengan karakteristik masing-masing KD. Teknik yang digunakan adalah tes tertulis, tes lisan, dan Penugasan. 1. Perencanaan penilaian pengetahuan Penilaian kompetensi pengetahuan sudah direncanakan dalam RPP. Karena penilaian kompetensi pengetahuan harus dilaksanakan untuk setiap IPK. IPK tersebut dijabarkan dalam indikator soal yang menggambarkan kemampuan berfikir tingkat rendah (LOTS) dan kemampuan berfikir tingkat tinggi (HOTS). Contoh penilaian untuk KD 3.6 Kerajaankerajaan Hindu dan Buddha dan bukti-bukti kehidupan pengaruh Hindu dan Buddha yang masih ada sampai masa kini Guru merancang penilaian untuk setiap indikator yang dikembangkan, sebagai contoh berikut. Langkah yang harus dilakukan: ϭ Menyusun kisi-kisi soal ϭ Mengembangkan soal sesuai kisi-kisi ϭ Membuat pedoman penskoran dan kunci jawaban ϭ Menganalisis soal secara kualitatif 2. Pelaksanaan penilaian pengetahuan Penilaian pengetahuan dilakukan untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik. Penilaian proses dilakukan dalam bentuk penilaian harian melalui tes tertulis, tes lisan, maupun Penugasan. Cakupan penilaian harian meliputi seluruh indikator dari satu kompetensi dasar atau lebih sedangkan cakupan Penugasan disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dasar. 3. Pemanfaatan hasil penilaian pengetahuan Hasil penilaian selanjutnya dianalisis dan hasilnya digunakan sebagai acuan dalam menyusun program remedial dan/atau pengayaan serta perbaikan proses pembelajaran berikutnya.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Gambar 1.7. Skema Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik antara lain penilaian praktik/kinerja, proyek, dan portofolio. Teknik penilaian lain dapat digunakan sesuai dengan karakteristik kompetensi mata pelajaran yang akan diukur. Instrumen yang digunakan dapat berupa daftar cek atau skala penilaian yang dilengkapi rubrik. 1.) Perencanaan penilaian keterampilan Kegiatan yang dilakukan pada persiapan pelaksanaan penilaian keterampilan adalah: Mencermati kompetensi yang dituntut dalam KD dari KI-4 melalui IPK yang dikembangkan seperti tabel berikut.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Tabel 7. Perencanaan Penilaian Keterampilan
Menyusun rubrik penilaian seperti contoh berikut. Tabel 1.7. Contoh Rubrik Penilaian Karya Tulis
68
69
No 1.
IPK Dari KI-4 1.6.1 Membuat rancangan tulisan tentang proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia.
1.6.2 Membuat tulisan hasil analisis dalam bentuk artikel tentang proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia.
Indikator Soal 1. Peserta didik mampu membuat rancangan penulisan artikel tentang masuknya agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha ke Indonesia.
2. Peserta didik mampu membuat tulisan sederhana dalam bentuk artikel tentng masuknya agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha ke Indonesia
Rencana Penilaian Tehnik Membuat tulisan
Waktu Pelaksanaan PH
No
Aspek Yang Dinilai
Kriteria
1
Cakupan materi
1.
: Baik
2
Keakuratan materi
2.
: Cukup
3
Referensi
1.
: Kurang
4
Kelengkapan
5
Penjayian Informasi
6
Keabsahan
Skor
100 / 18 X SKOR = NILAI
2. Pelaksanaan penilaian keterampilan Pelaksanaan penilaian keterampilan dilakukan untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik. Penilaian proses dilakukan melalui penilaian praktik/kinerja selama proses pembelajaran. Sedangkan penilaian hasil dilakukan melalui penilaian produk, penilaian proyek, dan penilaian portofolio yang diberikan setelah pembelajaran. 3. Pemanfaatan hasil penilaian keterampilan Setelah penilaian dilaksanakan, guru memberikan umpan balik berupa komentar pada kinerja peserta didik. Hasil penilaian kinerja tersebut selanjutnya dianalisis untuk mengetahui ketercapaian kompetensi sehingga dapat menentukan rencana remedial atau pengayaan.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
70
B. Penugasan ϭ ϭ ϭ
Buat kisi-kisi lengkap dilanjutkan dengan penyusunan instrumen. Lakukan analisis hasil belajar sesuai dengan data yang Anda bawa. Buat program remedial dan atau pengayaan berdasarkan hasil analisis pada nomor 2.
71
C. Refleksi PESERTA ϭ Menyampaikan keberhasilan berupa perubahan keterampilan dalam analisis penilaian hasil belajar dan memamfaatkan hasil analisis sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. ϭ Menyampaikan kelemahan yang ditemukan dari aktivitas pada modul ini sehingga masih ada yang belum dipahami atau membingungkan. ϭ Menyampaikan tindak lanjut yang akan dilakukan dalam menganalisis hasil belajar peserta didik dan memanfaatkan hasilnya dalam pelaksanaan remedial dan/atau pengayaan. INSTRUKTUR ϭ Menyampaikan keberhasilan perserta sesuai pengamatan selama kegiatan. ϭ Menyampaikan hal-hal yang perlu diperbaiki dalam menganalisis hasil belajar peserta didik dan memanfaatkan hasilnya dalam pelaksanaan remedial dan/atau pengayaan.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
72
MODUL 2 PERANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
73
A. Uraian Singkat Materi Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan pada Penugasan di modul 1 dapat digambarkan dengan gambar 2.1. berikut.
Gambar 2.1. Rangkaian kegiatan penyusunan RPP Dengan memperhatikan bagan di atas, maka rangkaian kegiatan dari analisis SKL sampai dengan penilaian, serta analisis terhadap Silabus dan Pedoman Mata Pelajaran dijadikan sebagai bahan dan acuan dalam menyusun RPP. Berdasarkan pembahasan pada modul 1 untuk menyusun RPP perlu memperhatikan sistematika RPP berikut.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
74
Sistematika RPP a. Identitas Sekolah : ( diisi nama sekolah ) Mata pelajaran : (diisi dengan mata pelajaran ) Kelas/Semester : (diisi dengan kelas sesuai peminatan dan semester yang berlangsung) Tahun pelajaran : ( diisi dengan tahun pelajaran berjalan) Alokasi Waktu : (diisi melalui anailisa estimasi waktu) Penentuan alokasi waktu sebaiknya melalui analisis dari waktu yang dibutuhkan untuk pencapaian tiap IPK. Contoh Mata pelajaran Sejarah Indonesia kelas X materi teori tentang proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha di Indonesia. Tabel 8. Estimasi Waktu
Dengan demikian waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran KD 3.5 dan KD 4.5 membutuhkan waktu selama 180 menit. Untuk jumlah jam pelajaran yang dibutuhkan ( 180 : 45 ) X 1 jp = 4 JP (diisikan dalam identitas) Silahkan tentukan alokasi waktu berdasarkan indikator yang dibuat dan berdasarkan karakteristik peserta didik dari sekolah Anda.
A. Kompetensi Inti
Kompetensi inti dituliskan dengan cara menyalin dari Silabus dengan tetap memperhatikan ketentuan Permendikbud yang berlaku.
KOMPETENSI DASAR DARI KI 3
N0.
KD dan IPK
1
3.5 Menganalisis berbagai teori tentang proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha di Indonesia. 3.5.1
Menganalisis teori masuknya agama dan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia.
3.5.2
Menganalisis proses perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia
Estimasi
90 menit
Lihat dalam silabus
Contoh 3.1
Contoh 4.1
Dst
Dst
Indikator Pencapaian kompetensi
Indikator Pencapaian Kompetensi
Merupakan penjabaran dari KD dengan memperhatikan hirarkhi KKO. Cara menjabarkan IPK dari KD lihat di Modul 1.
Merupakan penjabaran dari KD dengan memperhatikan hirarkhi KKO. Cara menjabarkan IPK dari KD lihat di Modul 1.
Contoh
Contoh
3.1.1
4.1.1
3.1.2
4.1.2.
dst
Dst
3.6 Mengolah informasi mengenai proses masuk dan perkembangan kerajaan Hindu-Buddha dengan menerapkan cara berpikir kronologis, dan pengaruhnya pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini serta mengemukakannya dalam bentuk tulisan. 3.6.1
3.6.2
Membuat rancangan tulisan tentang proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha di Indonesia
10 menit
Membuat tulisan hasil analisis dalam bentuk artikel tentang proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha di Indonesia.
35 menit
KOMPETENSI DASAR DARI KI 4
Lihat dalam silabus
waktu
45 menit
75
B. Materi
Cara menentukan materi pokok dan materi pembelajaran lihat di modul 1. Materi dalam RPP dituliskan poin poin yang merupakan materi pokok dan materi ajar. Materi pokok dapat dirumuskan dari Kompetensi Dasar, sedangkan materi ajar dirumuskan dari indikator pencapaian kompetensi. Secara rinci menjadi lampiran RPP.
C. Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu proses pengembangan potensi dan pembangunan karakter setiap peserta didik sebagai hasil dari sinergi antara pendidikan yang berlangsung di sekolah, keluarga dan masyarakat. Peserta didik mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi, di sekolah, keluarga, dan masyarakat. Proses tersebut berlangsung melalui kegiatan tatap muka di kelas, kegiatan terstruktur, dan kegiatan mandiri.
Jumlah waktu yang dibutuhkan
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
180 menit
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Kegiatan tatap muka merupakan kegiatan yang dipetakan dalam pertemuan. Setiap pertemuan memuat kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. 76
Kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan pendahuluan: mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan; mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan dikembangkan sebelumnya berkaitan dengan kompetensi yang akan dipelajari dan dikembangkan; menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari; menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan; dan menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan.
Sintak Problem Statement (mengidentifikasi masalah)
Stimulation
•
77
2. Benarkah agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha dibawa oleh kaum Sudra? 3. Benarkah agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha dibawa oleh kaum Brahmana? Dan, 4. Benarkah agama dan kebudayaan Hinddu dan Buddha dibawa oleh orang Indonesia sendiri yang disebut teori Arus Balik ?
•
kemudian memilih teori mana yang dianggap paling tepat di antara berbagai teori tersebut, dapat dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah) seperti : dari beberapa permasalahan diatas, pembawa agama Hindu dan Buddha ke Indonesia adalah para pedagang karena para pedaganglah golongan pertama yang melakukan kontak dengan masyarakat Indonesia.
•
Peserta didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan data (collection) berkaitan dengan hipotesisnya melalui berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati obyek, wawancara dengan nara sumber, internet, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.
•
Konsekuensi dari tahap ini adalah peserta didik belajar secara aktif untuk menemukan sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi dengan demikian secara tidak disengaja peserta didik menghubungkan masalah dengan pengetahuan yang telah dimiliki.
•
Selanjutnya peserta didik juga dilatih untuk melakukan kritik sumber atau menyeleksi data/informasi yang diperoleh, dipilih yang relevan dengan pemecahan masalah. Apakah data yang didapat akurat atau tidak? relevan atau tidak?
•
Merupakan kegiatan mengolah data/informasi hasil kajian atau mengolah sumber sejarah yang telah dilakukan kritik sumber sampai dengan menafsirkan.
•
Dari data-data yang diperoleh, maka kemudian ditafsirkan menjadi suatu pernyataan sesuai dengan data apa adanya.
Kegiatan Pembelajaran •
Tema-tema yang problematik dan kontroversi cocok dengan model pembelajaran discovery, karena peserta didik dilatih untuk menemukan jawaban di tengah-tengah problem dan kontroversial.
•
Misalnya peserta didik dihadapkan dengan pertanyaan tentang: teori manakah yang paling tepat tentang masuknya pengaruh Hindu dan Buddha ke Indonesia ?
(memberi stimulus);
Data Collecting (mengumpulkan data);
Data Processing (mengolah data);
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Peserta didik diberi kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin tentang berbagai teori masuknya pengaruh Hindu dan Buddha ke Indonesia. Seperti : 1. Benarkah agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha dibawa oleh kaum pedagang?
Dalam kegiatan inti memuat hal hal yang berkaitan dengan pendekatan dan metode/model yang dijabarkan dalam modul 1. Yang harus diperhatikan adalah karakteristik dari setiap model pembelajaran disesuaikan dengan Kompetensi Dasar yang diusung dalam pembelajaran. Dalam kegiatan inti harus nampak bahwa peserta didik menjadi pusat pembelajaran, atau pelaku pembelajaran. Dalam kegiatan inti harus nampak tahapan yang dilakukan peserta didik dari model atau metode pembelajaran yang dilakukan. Pada pembelajaran Sejarah Indonesia, model discovery based learning digunakan pada pembelajaran dengan tema-tema yang problematik dan kontroversi seperti teori-teori masuknya agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha ke Indonesia. Pendekatan saintifik tetap terlaksana, hal itu tercermin dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Ketentuan pendekatan saintifik dapat dilihat di modul 1. Berikut ini adalah contoh dari kegiatan inti yang disusun pada pembelajaran Sejarah Indonesia.
Sintak
Kegiatan Pembelajaran
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Sintak 78
Verification (memverifikasi);
Generalization (menyimpulkan);
Kegiatan Pembelajaran •
Pada tahap ini peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan.
•
Peserta didik akan mendapatkan hasil verifikasi dalam bentuk; benar atau tidak para pedagang merupakan pembawa ajaran agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha di Indonesia.
•
Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi.
•
Misalnya; kesimpulan yang didapat bahwa pembawa agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha ke Indonesia adalah para pedagang atau sebaliknya pembawa agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha ke Indonesia adalah bukan pedagang.
•
Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi.
F. Media/alat dan Sumber belajar
Media pembelajaran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang menjadi tuntutan dalam pembelajaran. Media pembelajaran sebagai sarana bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Media pembelajaran akan mempengaruhi iklim belajar, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan dikelola oleh guru. Dalam memilih media pembelajaran harus mempertimbangkan prinsip psikologi peserta didik, antara lain motivasi, perbedaan individu,emosi, partisipasi umpan balik, penguatan dan penerapan. Penggunaan media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu. Misalnya dalam pelajaran Sejarah Indonesia untuk KD 3.5, peserta didik diminta untuk menganalisis teori-teori tentang masuknya agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha ke Indonesia. Maka power point atau anak yang menjadi model dapat menjadi media pembelajaran sekaligus sebagai sumber belajar. Media pembelajaran yang dapat digunakan pada mata pelajaran Sejarah Indonesia antara lain video, ppt, white board/papan tulis, lembar kerja, dan LCD. Alat pembelajaran adalah setiap peralatan yang dapat menunjang efektifitas dan efisiensi pembelajaran dan dapat mempengaruhi tingkah laku peserta didik. Ketika peserta didik mengamati sumber-sumber mengenai teori-teori masuknya agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha ke Indonesia, dibutuhkan peta Hubungan India-China melalui jalur laut nusantara, buku-buku yang relevan, dan benda-benda budaya peninggalan masa Hindu dan Buddha di Indonesia.
79
Sumber belajar adalah semua sumber yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik untuk mencapai kompetensi tertentu. Sumber belajar dapat berupa buku, data, orang, lingkungan, alam dan sebagainya. Penulisan sumber belajar di RPP harus jelas dan pasti. Berikut adalah contoh format RPP.
Kegiatan penutup merupakan kegiatan yang dilakukan diakhir pembelajaran. Hal yang harus dilakukan pada kegiatan ini adalah menemukan kesimpulan proses pembelajaran,melakukan penilaian untuk mengetahui tingkat ketercapaian indikator pembelajaran,melakukan Refleksi kebermanfaatan pembelajaran yang dirasakan oleh peserta didik, dan melakukan tindak lanjut supaya materi ajar yang disampaikan pada hari itu lebih dipahami oleh peserta didik. Kegiatan penutup dalam pembelajaran Sejarah Indonesia misalnya, ϭ Guru memfasilitasi dalam menemukan kesimpulan tentang teori masuknya agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha ke Indonesia melalui pencarian dan penemuan jawaban. ϭ Guru melakukan penilaian untuk mengetahui tingkat ketercapaian indikator. Instrumen penilaian menjadi lampiran RPP ϭ Guru meminta beberapa peserta didik untuk mengungkapkan manfaat mengetahui berbagai teori tentang masuknya agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha ke Indonesia dan menyimpulkan teori yang palin mendekati kebenaran. ϭ Guru memberikan tugas kepada peserta didik. Materi tugas yang diberikan menjadi lampiran RPP
E. Penilaian
Penilaian dalam RPP mengukur ketercapaian indikator pencapaian kompetensi. Penilaian untuk mengukur ketercapaian indikator dapat dilakukan dengan beberapa macam tehnik penilaian. Untuk lebih mudah dalam melaksanakan penilaian, sebaiknya dari indikator pencapaian kompetensi dijabarkan kedalam indikator soal. Berikut ini contohnya pada mata pelajaran Sejarah Indonesia. Instrumen penilaian menjadi lampiran RPP.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Rpp) 80
Lampiran-lampiran:
Sekolah:
1.
Materi Pembelajaran Pertemuan 1
2.
Instrumen Penilaian Pertemuan 1
3.
Materi Pembelajaran Pertemuan 2
Kompetensi Inti (KI)
4.
Instrumen Penilaian Pertemuan 2
[disajikan Deskripsi Rumusan KI-1 dan KI-2 seperti yang dinyatakan dalam silabus]
5.
Dan seterusnya tergantung banyak pertemuan.
Mata pelajaran: Selain Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan PPKn Kelas/Semester: Alokasi Waktu: A.
81
KI3: Catatan : Untuk mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan PPKn dituliskan mulai dari KI 1 sampai KI 4 , begitu juga dengan KD dan IPKnya.
KI4: B.
Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar
Indikator
KD pada KI 3
…
KD pada KI4
…
C. Materi Pembelajaran [disajikan materi pokok saja, rincian materi setiap pertemuan dinyatakan dalam Lampiran D. Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan Pertama: (...JP) Indikator: … [indikator yang dirujuk untuk pembelajaran pertemuan pertama] a. Kegiatan Pendahuluan b. Kegiatan Inti [disajikan garis besar alur berpikir pembelajaran secara lengkap, materi rinci pembelajaran dimuat pada Lampiran Materi Pembelajaran Pertemuan 1] c. Kegiatan Penutup 2. Pertemuan Kedua: (...JP) Indikator: … indikator yang dirujuk untuk pembelajaran pertemuan kedua] a. Kegiatan Pendahuluan
Telaah RPP Telaah RPP merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui tingkat keterbacaan dan tingkat keseuaian RPP yang disusun guru dengan Standar yang ditetapkan. Dalam hal ini adalah kesesuain RPP yang disusun dengan Standar Proses (Permendikbud No 65 Tahun 2013) dan Permendikbud No 103 tahun 2014 tentang pembelajaran di Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Format telaah RPP terlampir.
B. Fokus Modul
Modul ini difokuskan pada teknis penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dari mata pelajaran Sejarah Indonesia yang akan digunakan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang disusun mengacu pada ketentuan ketentuan yang berlaku pada implementasi kurikulum 2013.
C. Penugasan ϭ ϭ
Peserta pelatihan diminta menyusun RPP untuk sepasang KD ( KD dari KI 3 dan KD dari KI 4) dari mata pelajaran Sejarah Indonesia Peserta pelatihan diminta melakukan telaah RPP, Telaah dilakukan antar teman dalam kelompok.
D. Refleksi 1. PESERTA ϭ Keberhasilan peserta pelatihan dalam memahami substansi dari setiap komponen yang ada dalam RPP ϭ Meningkatkan kesadaran peserta pelatihan, bahwa RPP merupakan hal yang mutlak dan wajib disusun guru sebelum melaksanakan pembelajaran di kelas ϭ Menyampaikan kelemahan yang ada pada guru dalam menyusun RPP ϭ Menyampaikan tindak lanjut yang harus dilakukan peserta pelatihan dalam perancangan RPP 2. INSTRUKTUR Menyampaikan keberhasilan peserta sesuai pengamatan selama kegiatan. Menyampaikan hal-hal yang perlu diperbaiki dalam menyusun dan menelaah RPP
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
82
MODUL 3 PRAKTIK PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN
83
A. Uraian Singkat Materi
Pada modul 3 ini akan dibahas praktik pelaksanaan pembelajaran sesuai hasil Modul 1 dan Modul 2. 1. Praktik Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang diorganisasikan menjadi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup seperti yang dijelaskan pada modul 1 unit 3. Keseluruhan proses pembelajaran tersebut harus menggambarkan pengalaman peserta didik dalam mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan melalui kegiatan pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, kontekstual, dan kolaboratif. Praktik Pembelajaran dilakukan dengan Micro Teaching atau Peer Teaching dengan langkah sebagai berikut. a. Langkah pelaksanaan praktik pembelajaran dengan Micro Teaching ϭ Peserta pelatihan dibagi menjadi kelompok yang terdiri dari 2 - 6 orang ϭ Masing-masing kelompok mendiskusikan satu RPP yang sudah divalidasi pada Modul 2 untuk dipraktikkan dan disesuaikan dengan waktu penyajian. ϭ Menunjuk satu anggota kelompok untuk melaksanakan praktik sedangkan yang lain mengamati jalannya pembelajaran dengan menggunakan instrumen pengamatan proses pembelajaran. ϭ Menyiapkan semua perangkat pembelajaran yang diperlukan untuk Micro Teaching. ϭ Menyiapkan peserta didik. ϭ Melaksanakan Micro Teaching dengan durasi waktu maksimal 30 menit. b. Langkah pelaksanaan praktik pembelajaran dengan Peer Teaching ϭ Peserta pelatihan dibagi menjadi kelompok yang terdiri dari 2 - 6 orang ϭ Masing-masing kelompok mendiskusikan satu RPP yang sudah divalidasi pada Modul 2 untuk dipraktikkan dan disesuaikan dengan waktu penyajian ϭ Menunjuk satu anggota kelompok untuk melaksanakan praktik pembelajaran sedangkan anggota kelompok yang lain mengamati jalannya peer teaching dengan menggunakan instrumen pengamatan proses. ϭ Menyiapkan semua perangkat pembelajaran yang diperlukan untuk Micro Teaching ϭ Mengkondisikan peserta pelatihan yang bukan anggota kelompok penyaji sebagai peserta didik ϭ Melaksanakan Peer Teaching dengan durasi waktu maksimal 30 menit 2. Praktik Pelaksanaan Penilaian Sebagaimana dibahas pada modul 1 unit 4, pelaksanaan penilaian diawali dengan perencanaan berupa instrumen penilaian untuk ketiga aspek kompetensi yang akan dilaksanakan berikut. a.Penilaian Sikap Spritual dan Sosial Untuk melaksanakan praktik penilaian sikap, Anda mata pelajaran cukup menyiapkan jurnal harian. sedangkan mata pelajaran Agama dan budi pekerti dan PPKn, Anda menyiapkan instrumen penilaian sesuai dengan yang sudah dirancang di modul 2. Perlu diingat bahwa penilaian sikap dilakukan secara berkelanjutan sehingga umpan balik kepada peserta didik diberikan sesegera mungkin.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
b. Penilaian Pengetahuan Praktik pelaksanaan penilaian pengetahuan dilakukan sesuai dengan yang dirancang pada RPP di Modul 2.
84
85
c. Penilaian Keterampilan Sebagaimana praktik penilaian sikap dan pengetahuan, praktik pelaksanaan penilaian keterampilan juga dilakukan sesuai dengan yang dirancang pada RPP di Modul 2.
B. Fokus Modul
Fokus Modul ini adalah mempraktikkan pembelajaran dan penilaian mata pelajaran Sejarah Indonesia oleh guru sesuai dengan karakteristik prinsip pembelajaran dan panduan pelaksanaan penilaian Kurikulum 2013. Praktik pembelajaran dan penilaian dilaksanakan melalui micro teaching.
C. Review Video Pembelajaran (Sesuai Mata Pelajaran)
Sebelum melaksanakan praktik pembelajaran dan penilaian, lakukan review terhadap video mata pelajaran Sejarah Indonesia untuk mengidentifikasi: ϭ Kesesuaian dengan karakteristik dan prinsip pembelajaran ϭ Model Pembelajaran ϭ Panduan pelaksanaan Penilaian ϭ Kemudian membahasnya dalam kelompok.
D. Penugasan ϭ ϭ ϭ
Review RPP yang sudah dibuat pada kegiatan sebelumnya. Kemudian, lakukan penyesuaian untuk pelaksanaan micro teaching Laksanakan praktik pembelajaran dan penilaian secara Micro Teaching Secara berkelompok review hasil praktik pembelajaran
E. Refleksi PESERTA ϭ Menyampaikan keberhasilan berupa perubahan mind set dalam pembelajaran dan penilaian yang diperoleh selama aktivitas pada modul ini. ϭ Menyampaikan kelemahan yang ditemukan dari aktivitas pada modul ini sehingga masih ada yang belum dipahami atau membingungkan. ϭ Menyampaikan tindak lanjut yang akan dilakukan untuk meningkatkan praktik pembelajaran dan penilaian. INSTRUKTUR ϭ Menyampaikan keberhasilan perserta sesuai pengamatan selama proses praktik pengolahan dan pelaporan hasil belajar. ϭ Menyampaikan hal-hal yang perlu diperbaiki dalam praktik pembelajaran.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
MODUL 4 PRAKTIK PENGOLAHAN DAN PELAPORAN HASIL BELAJAR 86
87
A. Uraian Singkat Materi 1. Pengolahan Hasil Penilaian Kegiatan akhir setelah melakukan penilaian adalah melakukan pengolahan penilaian dan melakukan pelaporan hasil belajar. Tujuan pengolahan penilaian hasil belajar baik sikap, pengetahuan maupun keterampilan yang dilakukan dengan berbagai teknik penilaian sesuai dengan karakteristik mata pelajaran adalah untuk mengetahui kompetensi akhir hasil belajar pada setiap mata pelajaran dalam kurun waktu satu semester. a. Berikut penjelasan cara mengolah data nilai hasil belajar baik sikap, pengetahuan dan keterampilan. ϭ Nilai Sikap Spiritual dan Sikap Sosial ϭ Berikut disajikan langkah-langkah untuk melakukan rekapitulasi dan membuat deskripsi pencapaian sikap selama satu semester . ϭ Guru mengelompokkan atau menandai catatan-catatan sikap peserta didik yang memperlihatkan perilaku sangat baik (SB) dan atau perilaku perlu bimbingan (PB) yang dituliskan dalam jurnal baik sikap spiritual maupun sikap sosial. ϭ Guru membuat rekapitulasi sikap dalam jangka waktu satu semester. ϭ Guru membuat rumusan deskripsi singkat sikap spiritual dan sikap sosial berdasarkan catatan-catatan jurnal untuk setiap peserta didik. ϭ Wali kelas mengumpulkan deskripsi singkat sikap dari guru mata pelajaran dan guru BK. Kemudian, dengan memperhatikan deskripsi singkat sikap spiritual dan sosial, wali kelas menyimpulkan rumusan deskripsi pencapaian sikap spiritual dan sosial setiap peserta didik. ϭ Kesimpulan sikap spiritual dari guru Pendidikan Agama dan Budi Pekerti menjadi acuan utama dan didukung oleh kesimpulan sikap spiritual dari guru mata pelajaran lain dan guru BK dengan deskripsi menggunakan kalimat mencerminkan perilaku sikap spiritual yang menonjol positif dan sikap yang perlu bimbingan. Selanjutnya, kesimpulan sikap sosial dari guru PPKn menjadi acuan utama dan didukung oleh kesimpulan sikap sosial dari guru mata pelajaran lain, guru BK dengan deskripsi menggunakan kalimat mencerminkan perilaku sikap sosial yang menonjol positif dan sikap yang perlu bimbingan
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Berikut merupakan gambar alur pelaksanaan penilaian sikap. 88
Berikut disajikan contoh rekap jurnal pencapaian kompetensi sikap spiritual dan deskripsi dalam rapor. 89
Tabel 4.1. Contoh Rekap Jurnal Pecapaian Kompetensi Sikap Spiritual No
Nama
Ketaatan Beribadah SB
Gambar 4.1 Alur Pelaksanaan Penilaian Sikap
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
1
Deni
2
Hamka
3
Yenny
4
Vipti
Berperilaku Syukur
PB
√
SB
PB
√
√
Berdoa SB
PB
√
√
Toleransi Beragama SB
PB
√
√
Deskripsi dalam Rapor
Deni sangat baik dalam ketaatan beribadah, berperilaku syukur, berdoa, dan toleransi bergama √
Dengan bimbingan dan pendampingan yang lebih, Hamka akan mampu meningkatkan sikap dalam ketaatan beribadah, berperilaku syukur, berdoa, dan toleransi bergama Yenny memperlihatkan sikap yang baik dalam ketaatan beribadah, berperilaku syukur, berdoa, dan toleransi beragama*
√
√
Vipti sangat baik dalam ketaatan beridah dan dengan bimbingan dan pendampingan yang lebih, Vipti akan mampu meningkatkan sikap toleransi beragama
*) Rekap penilaian di atas berlaku untuk penilaian sikap mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan mata pelajaran PPKn.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Tabel 4.2. Contoh Rekap Jurnal Pecapaian Kompetensi Sikap Sosial 90
No
Nama
Tanggung jawab SB
1
Agus
2
Enung
3
Ismun
4
Ninik
Kerjasama
PB
√
SB
PB
√
Peduli SB
√
Pro-aktif
PB
√
Berikut contoh tabel pengolahan penilaian pengetahuan pada mata pelajaran Sejarah Indonesia kelas X semester I. SB
PB
Deskripsi dalam Rapor
√
√
√
No.
√
√
1
√
b. Penilaian Pengetahuan Nilai kompetensi pengetahuan diperoleh dari hasil penilaian harian selama satu semester untuk mengetahui pencapaian kompetensi pada setiap KD pada KI-3. Hasil penilaian pengetahuan yang dilakukan oleh guru dengan berbagai teknik penilaian dalam satu semester direkap dan didokumentasikan pada tabel pengolahan nilai sesuai dengan KD yang dinilai. Jika dalam satu KD dilakukan penilaian lebih dari satu kali maka nilai akhir KD tersebut merupakan nilai rerata. Nilai akhir pencapaian pengetahuan mata pelajaran tersebut diperoleh dengan cara merata-ratakan hasil pencapaian kompetensi setiap KD selama satu semester. Nilai akhir pengetahuan selama satu semester pada rapor mempertimbangkan penilaian hasil belajar oleh guru dalam bentuk penilaian harian dan penilaian oleh satuan guru dan dalam bentuk penilaian akhir. Nilai akhir tersebut ditulis dalam bentuk angka pada skala 0 – 100 dan predikat (D-A) serta dilengkapi dengan deskripsi singkat kompetensi yang menonjol berdasarkan pencapaian KD selama satu semester.
91
Tabel 4.4. Contoh Pengolahan Nilai Pengetahuan Nama Ani
Penilaian Akhir Semester
Hasil Penilaian Harian
KD
3
4
Rerata (Pembulatan)
1
2
3.1
75
68
70
71
3.2
60
66
70
65
3.3
86
80
80
84
3.4
80
95
88
3.5
88
80
84
90
Nilai Rapor
...
78
Keterangan: 1. Penilaian harian dilakukan oleh guru dengan cakupan meliputi seluruh indikator dari satu kompetensi dasar 2. Penilaian akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir semester. Cakupan penilaian meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut 3. KD 3.1 dilakukan tagihan penilaian sebanyak 3 kali yang terdiri atas PH dua kali dan PAS satu kali, maka nilai pengetahuan pada KD 3.1
Berikut tabel contoh rancangan penilaian pengetahuan pada mata pelajaran Sejarah Indonesia kelas X semester I. 4. Nilai akhir rapor
Tabel 4.3. Contoh Rancangan Penilaian Pengetahuan No.
KD
Penilaian ke 1
2
3
4
...
Penilaian Akhir
1
3.1
PH1
PH2
PA
2
3.2
PH3
PH4
PA
3
3.3
PH5
PH6
4
3.4
PH8
PA
5
3.5
PH9
PA
PH7
... ... Keterangan: PH: Penilaian Harian; PA: Penilan Akhir
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
PA
Keterangan
5. Deskripsi berisi kompetensi yang sangat baik dikuasai oleh peserta didik dan/atau kompetensi yang masih perlu ditingkatkan. Pada nilai diatas yang kuasai peserta didik adalah KD 3.4 dan yang perlu ditingkatkan pada KD 3.2. Contoh deskripsi: Memiliki kemampuan menganalisis kehidupan manusia purba dan asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia (Melanesoid, Proto, dan Deutero Melayu dan meningkatkan kemampuan memahami konsep perubahan dan keberlanjutan dalam sejarah. c. Penilaian Keterampilan Nilai keterampilan diperoleh dari hasil penilaian unjuk kerja/kinerja/praktik, proyek, produk, portofolio, dan bentuk lain sesuai karakteristik KD mata pelajaran. Hasil penilaian pada setiap KD pada KI-4 adalah nilai optimal jika penilaian dilakukan dengan teknik yang sama dan objek KD yang sama. Penilaian KD yang sama yang dilakukan dengan proyek dan produk atau praktik dan produk, maka hasil akhir penilaian KD tersebut dirata-ratakan. Untuk memperoleh nilai akhir keterampilan pada setiap mata pelajaran adalah rerata dari semua nilai KD pada KI-4 dalam satu semester.Selanjutnya, penulisan capaian keterampilan pada rapor menggunakan angka pada skala 0–100 dan predikat (D–A) serta dilengkapi dengan deskripsi singkat capaian kompetensi. Contoh : Berikut cara pengolahan nilai keterampilan mata pelajaran Sejarah Indonesia kelas X IPS yang dilakukan melalui penilaian produk dan proyek pada KD 4.5 sebanyak 1 kali dan KD 4.6 sebanyak 2 kali.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
92
KD
Praktik
Produk
4.5
Proyek
Portofolio
Nilai Akhir (Pembulatan)
87
4.6
82
87 85
92
88.5
Rerata
87,75
Keterangan: ϭ Pada KD 4.5 nilai keterampilan diperoleh dari nilai produk. ϭ Pada KD 4.6 Nilai keterampilan diperoleh dari nilai optmum dan nilai proyek. Nilai akhir KD 4.6 diperoleh berdasarkan nilai rata-rata karena menggunakan penilaian proyek dan produk. ϭ Nilai akhir semester didapat dengan cara merata-ratakan nilai akhir pada setiap KD. ϭ
Nilai Raport =
ϭ
87 +88,8 2
Form Rapor: No.
2. Pelaporan Hasil Belajar Hasil penilaian oleh guru meliputi pencapaian kompetensi peserta didik pada sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara terpisah karena karakternya berbeda. Laporan hasil penilaian sikap berupa deskripsi yang menggambarkan sikap yang menonjol dalam satu semester. Berikut contoh kesimpulan hasil deskripsi sikap spiritual oleh wali kelas.
deskripsi Selalu bersyukur dan berdoa sebelum melakukan kegiatan serta memiliki toleran pada agama yang berbeda. Ketaatan beribadah mulai berkembang.
Mata Pelajaran
93
Form Pengolahan: Semester 1 KKM Penget.
Semester 2
Keteram.
Penget.
Keteram.
Rerata Penget. Keteram.
Ket.
Kelompok A 1
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
60
75
76
77
80
2
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
60
70
70
80
70
3
Bahasa Indonesia
60
57
58
57
65
57
4
Matematika
60
58
60
60
60
59
5
Sejarah Indonesia
60
65
65
65
65
6
Bahasa Inggris
60
70
70
70
70
= 87,75 (88 )
Nilai rapor keterampilan dilengkapi deskripsi singkat kompetensi yang menonjol berdasarkan pencapaian KD pada KI-4 selama satu semester. Deskripsi nilai keterampilan diatas adalah: “Memiliki keterampilan membuat tulisan cerita sejarah sesuai langkah-langkah penelitian sejarah”.
predikat baik
Konsekuensi dari sistem Paket adalah kenaikan kelas. Berkaitan hal tersebut diatas, maka setiap sekolah wajib memilki kriteria kenaikan kelas yang mengacu kepada Panduan Penilaian yang diterbitkan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah kemudian disesuaikan dengan karakteristik sekolah. Salah satu syarat kenaikan kelas yaitu siswa tidak memiliki lebih dari 2 (dua) mata pelajaran yang masing-masing nilai pengetahuan dan/atau keterampilan di bawah KKM. Apabila ada mata pelajaran yang tidak mencapai ketuntasan belajar pada semester ganjil dan/atau semester genap, nilai akhir diambil dari rerata semester ganjil dan genap pada mata pelajaran yang sama pada tahun pelajaran tersebut. Berikut contoh ilustrasi penentuan kenaikan kelas berdasarkan ketuntasan belajar untuk pengetahuan 60 dan ketuntasan belajar untuk keterampilan 60.
Maka siswa tsb. NAIK KELAS
Kelompok B 1
Seni Budaya
60
65
67
65
70
2
Pendidikan JaSMAni, Olahraga, dan Kesehatan
60
58
60
62
60
3
Prakarya dan Kewirausahaan
60
70
65
70
70
62
Jumlah Tidak Tuntas =2 MP
60
Contoh kesimpulan hasil deskripsi sikap sosial oleh wali kelas.
predikat baik
deskripsi Selalu bersyukur dan berdoa sebelum melakukan kegiatan serta memiliki toleran pada agama yang berbeda. Ketaatan beribadah mulai berkembang.
Selanjutnya, hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan keterampilan dilaporkan dalam bentuk bilangan bulat (skala 0 – 100) dan predikat (D – A) serta dilengkapi dengan deskripsi singkat yang menggambarkan capaian kompetensi yang menonjol dalam satu semester. Predikat pada pengetahuan dan keterampilan dinyatakan dengan angka bulat dengan skala 0-100, ditentukan berdasarkan interval predikat yang disusun dan ditetapkan oleh satuan pendidikan.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Form Rapor: 94
Form Pengolahan: Semester 1
No.
Mata Pelajaran
KKM Penget.
Semester 2
Keteram.
Penget.
Keteram.
Rerata Penget. Keteram.
Ket.
95
Kelompok A 1
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
60
65
70
70
70
2
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
60
65
65
70
70
3
Bahasa Indonesia
60
55
60
60
70
58
4
Matematika
60
60
70
56
63
58
5
Sejarah Indonesia
60
60
70
72
75
6
Bahasa Inggris
60
65
68
70
70
Jumlah Tidak Tuntas = 3 MP Maka siswa tsb. TIDAK NAIK KELAS
Kelompok B 1
Seni Budaya
60
75
75
75
75
2
Pendidikan JaSMAni, Olahraga, dan Kesehatan
60
60
60
60
58
3
Prakarya dan Kewirausahaan
60
75
75
75
75
59
B. Fokus Modul
Fokus Modul ini adalah mempraktikkan pengolahan dan pelaporan hasil belajar mata pelajaran Sejarah Indonesia oleh guru sesuai dengan panduan penilaian SMA Kurikulum 2013. Praktik pengolahan dan pelaporan dilaksanakan melalui kerja kelompok.
C. Penugasan
Lakukan praktik pengolahan dan pelaporan hasil belajar dengan menggunakan data yang diberikan (Data nilai satu semester/KD/Mata pelajaran). Secara Berkelompok review hasil praktik pengolahan dan pelaporan hasil belajar.
D. Refleksi Peserta ϭ Menyampaikan keberhasilan berupa perubahan mind set yang dalam pengolahan dan pelaporan hasil belajar yang diperoleh selama aktivitas pada modul ini. ϭ Menyampaikan kelemahan yang ditemukan dari aktivitas pada modul ini sehingga masih ada yang belum dipahami atau membingungkan. ϭ Menyampaikan tindak lanjut yang akan dilakukan untuk meningkatkan praktik pengolahan dan pelaporan hasil belajar. Instruktur ϭ Menyampaikan keberhasilan perserta sesuai pengamatan selama proses praktik pengolahan dan pelaporan hasil belajar ϭ Menyampaikan hal-hal yang perlu diperbaiki dalam praktik pengolahan dan pelaporan hasil belajar.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas