Hai. Aku Devi. Nama lengkapku Devi Nur Hidayanti. Suku Jawa. Dan aku habis minum air putih dari kulkas. Aku dilahirkan oleh ibuku, namanya Rumiyati, disebuah wilayah kecil yang bernama Kemplokolegi (selanjutnya disebut Mlokolegi), yang masuk dalam wilayah Desa Bulakpelem, Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan (sekarang Kabupaten Kajen). Ibu melahirkan aku dibantu seorang bidan desa, namanya Kamini atau biasa dipanggil Bu Mimin. Tepuk tangan dulu buat bu bidan, karena sudah menolong orang melahirkan. Dari cerita itulah akhirnya Aku memilih untuk melanjutkan sekolah di sebuah akademi kebidanan di kota Kendal setelah lulus SMA. Biar jadi bidan. Biar bisa menolong orang melahirkan. Aku punya masa kecil di Mlokolegi. Tapi kemudian aku pindah ke Bulakpelem karena orang tuaku membuat rumah disana, tepatnya dipinggir jalan raya antara Sragi dan Kesesi.
Rumah itu ada ditengah antara rumah Pak Mantri Warsito dan Pak Rismoyo, guru olahragaku waktu SD. Ya, aku dulu sekolah di SD N 05 Sragi. Walaupun namanya SD N 05, tapi sebenarnya itu adalah es-de dengan peringkat terbaik di Kecamatan Sragi. Oh, iya, aku tinggal dirumah itu sampai aku lulus SMP. Sekarang rumah itu sudah dijual, setelah dibiarkan kosong sekian lama. Kata orang-orang disekitar situ, rumahnya berhantu. Bisa buat uji nyali. Aku sih tidak takut. Kecuali kalau disuruh tidur disitu sendirian pas malam jumat kliwon. Masa-masa SMA, aku kembali ke Mlokolegi, tinggal dirumah nenekku karena orang tuaku pergi merantau ke Jakarta. Nenekku bernama Waisah. Kami tinggal disebuah rumah sederhana yang punya tiga kamar tidur, satu kamar mandi plus WC, ruang tamu, ruang nonton tivi, dapur, dan halaman yang lumayan luas yang kalau siang terang, kalau malam jadi
2
gelap, dan kalau buat tidur tidak nyaman. Coba aja. Disebelah kanan ada kebun pisang, yang dulunya ada rumah milik Mbah Kalsum, penjual pecel legendaris di Mlokolegi. Kemudian dibagian belakang rumah ada pekarangan untuk memelihara ayam yang pemandangannya tembus ke pesawahan yang indah kalau pas ada matahari terbenam. Rumah nenekku ini berdempetan dengan rumah Mbah Narti, adiknya. Dan dirumah nenekku, aku tidur dikamar nomer tiga. Barangkali kamu mau ngobrol lewat jendela. Oh iya, kalian tidak perlu tahu tanggal lahirku karena aku khawatir nanti pas ulang tahunku ada kiriman hadiah banyak dari orang-orang tak dikenal. Kasihan nanti nenekku bingung. Yang perlu kalian ingat adalah namaku dan wajahku (yang diatas itu foto asli wajahku), siapa tahu ketemu dijalan. 3
Banyak orang memanggilku Devi. Tapi dirumah biasanya nenek memanggilku Depi. Lalu temanteman yang suka iseng menyebutku Dephol. Dan aku ingat, ada seseorang yang memanggilku dengan panggilan yang belum pernah diucapkan orang lain. Dia memanggilku Hid, yang diambil dari nama belakangku, Hidayanti. Orang itu bernama Zen. Yang pernah ada untukku, selalu berusaha menyenangkan aku, meski tanpa ada hubungan apa-apa. Saat ini aku sedang berada didalam kamar yang nyaman di Mlokolegi. Kamarku. Aku melihatlihat kembali surat-surat dari Zen yang tulisannya berbeda-beda, kadang rapi dan kadang seperti cakar ayam. Kertasnya juga bukan kertas yang indah-indah, tapi kertas ala kadarnya, malah ada yang berbentuk kertas sobekan. Aku jadi senyum-senyum sendiri. Ada juga barang-barang pemberian darinya yang juga hanya barang sederhana tapi berasa
4
istimewa bagiku. Nanti akan aku ceritakan pada kalian. Aku senang tinggal di Mlokolegi. Tempat yang mungkin pernah menjadi daerah paling menawan menurutku. Dan juga romantis. Karena aku benar-benar pernah merasa menjadi wanita paling istimewa disini. Ditempat yang biasa disebut Daerah Istimewa Mlokolegi oleh Zen. Diwilayah inilah kisah antara aku dan Zen terjadi. Bagiku Mlokolegi bukan hanya urusan wilayah saja, tapi juga menyangkut urusan perasaan. Kalian harus tahu bagaimana rasanya jadi aku saat itu. Nanti kalian akan tahu setelah aku ceritakan. Dikamarku ini, aku sedang duduk diatas kasur empuk yang kalau buat tidur rasanya nyaman. Mencoba menuliskan kisahku dilaptop, agar kalian bisa membaca dan menjadi saksi . Biar Zen juga bisa membacanya dan tahu 5
bagaimana perasaanku yang sebenarnya saat ada dia dalam hidupku. Ditemani lagu Unintended dari Muse, aku mulai saja dari sini. Simaklah...
6