LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
GEDUNG PERTUNJUKAN MUSIK DI YOGYAKARTA
TUGAS AKHIR SARJANA STRATA – 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK (S-1) PADA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
DISUSUN OLEH:
SUKMA ANDRIA NPM: 060112549
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 2011 v
LEMBAR PERSEMBAHAN Skripsi ini ku persembahkan pada Orang tuaku yang sangat aku sayangi………… Kakakku…adikku… Orang-orang yang selalu hadir dan ada saat aku butuh…. Ada ketika ku butuhkan… Ada ketika aku merasa sepi.. Ada ketika aku sakit…. Ada saat suka maupun duka.. Orang-orang yang selau menyayangiku dan mengerti keadaanku…
Terimalah persembahanku….dari hati untuk kebahagian di masa depan..
v
Gedung Pertunjukan Musik di Yogyakarta
ABSTRAKSI Gedung Pertunjukan Musik adalah sebuah gedung yang berfungsi untuk menggelar konser musik atau pertunjukan musik secara langsung. Sesuai dengan tujuannya maka hal-hal teknis utama yang diperlukan adalah kondisi akustik di dalam gedung konser tersebut, baik secara objektif maupun subjektif mesti berada pada kondisi optimal sesuai dengan tuntutan pemusik maupun penonton/audience nya. Sedangkan DIY/ Yogyakarta adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa dan berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah di sebelah utara. Potensi untuk membangun Gedung Pertunjukan Musik di Yogyakarta sangatlah besar, mengingat belum ada Gedung Pertunjukan musik yang memadai untuk dijadikan sebagai wadah sebuah konser musik. Belum lagi ditunjang dari sisi pariwisata di Yogyakarta, sehingga kebutuhan akan Gedung Pertunjukan musik sangat menguntungkan. Selain itu, manfaat juga didapat oleh penonton, artis, maupun pemerintah daerah. Keberadaan Gedung Pertunjukan Musik di sebuah kota bahkan Negara sangatlah penting. Selain sebagai wadah menyalurkan seni musik dan kegiatannya, gedung pertunjukan musik juga dapat berperan sebagai pemicu dan poin penting dalam tonggak pariwisata sebuah kota atau Negara. Gedung Pertunjukan Musik dapat menjadi sebuah landmark dan penghasil devisa bagi Negara seperti Negara tetangga Singapura dengan Esplanade-nya dan Autralia dengan Opera House-nya. Sebagai sebuah ruang publik, maka Gedung Pertunjukan Musik haruslah berada di daerah atau kawasan yang ramai atau dekat dengan fasilitas publik lainnya seperti mall dan kampus. Gedung Pertunjukan Musik ini akan dibangun di Jalan Adi Sucipto Yogyakarta dengan sasaran utama adalah kaum remaja dan mahasiswa. Gedung Pertunjukan Musik ini lebih menekankan ke interaksi artis dan penonton sekaligus memperhatikan kualitas audio dan visualnya serta dengan mengembangkan Arsitektur Post Modern dengan tujuan bangunan Gedung Pertunjukan Musik ini tidak terlalu kaku. Untuk panggung akan menggunakan kombinasi antara panggung arena dan terbuka. Sedangkan penataan site sedikit menyebar dengan konsep ruang komunal.
vi
Gedung Pertunjukan Musik di Yogyakarta
KATA HANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Gedung Pertunjukan Musik di Yogyakarta”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan yudisium untuk mencapai derajat sarjana teknik (S-1) pada Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan peranan berbagai pihak, yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga, dan bimbingan baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan terimakasih kepada yang terhormat : 1. Allah SWT yang telah memberikan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik, 2. Bapak Ir. F. Ch. J. Sinar Tanudjaja, MSA., selaku Ketua Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 3. Bapak Ir. B. Sumardiyanto, MSc., selaku Dosen Pembimbing 1 yang telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan dan pengarahan hingga selesainya penulisan ksripsi ini. 4. Bapak Ir. FX. Eddy Arinto, M. Arch., selaku Dosen Pembimbing 2 yang juga telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan dan pengarahan hingga selesainya penulisan skripsi ini. 5. Ibu Floriberta Binarti, ST, Dipl. NDS. Ach., selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran serta masukan yang sangat membangun bagi penulis untuk lebih menyempurnakan desain gambar dan skripsi. 6. Bapak Augustinus Madyana Putra, ST., MT., yang telah memberikan bimbingan dan saran selama proses studio perancangan berlangsung. 7. Mama, Papa, kakak, serta adik-adiku tersayang yang telah memberi dukungan, materi dan doa hingga akhirnya skripsi ini selesai.
vii
Gedung Pertunjukan Musik di Yogyakarta
8. Teman-teman seperjuangan skripsi dan studio yang saya banggakan, terimakasih atas segala semangat dan dukungan yang kalian berikan selama ini hingga akhirnya kita bisa bersama-sama menjadi sarjana. 9. Sahabat-sahabatku Geri Kura-kura, Rocky Beruang, Lily, Ella, Elli, Alice, Tere, Desi Ratu Sumba, Agnes, Nanda, Tinus, Regina, Gloria, Lina, Dita, dan semua yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu..terimakasih atas doanya. 10. Sodaraku mas Arya yang selalu memberikan dukungan moril dan materil hehehe.. 11. Blackberry, SE K320, SE K750, Samsung Starku, hp-hpku sayang yang selalu menemaniku. 12. Laptopku, printerku,kamar kosku tempat bernaung berjuang membuat skripsi. 13. Motor HONDA 125R ku yang siap mengantarkanku ke kampus dan mengerjakan skripsi. 14. Teman-teman sepermainanku…teman badminton..teman main dan semuanya. 15. Mbak-mbak dan mas Putra selaku asisten studio yang selalu membantu, terimakasih sekali lagi. 12 Seluruh pihak yang telah membantu pembuatan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kerja praktek ini jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan karena keterbatasan waktu dan kemampuan yang dimiliki penulis, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang tentunya bersifat membangun demi kesempurnaan dalam penyusunan Skripsi ini. Walaupun demikian penulis sangat berharap laporan kerja praktek ini dapat memenuhi persyaratan yang ada dan semoga bisa memberikan manfaat bagi semua pihak yang memerlukannya. Yogyakarta, Maret 2011
Penulis
viii
Gedung Pertunjukan Musik di Yogyakarta
DAFTAR ISI Halaman Judul
i
Surat Pernyataan
ii
Lembar Pengabsahan
iii
Lembar Persembahan
v
Abstraksi
vi
Kata Hantar
vii
Daftar Isi
viiii
Daftar Gambar
xivi
Daftar Bagan
xixi
Daftar Tabel
xxi
Daftar Skema
xxii
BAB I Pendahuluan
1
I.1 Latar Belakang
1
I.1.1 Latar Belakang Eksistensi Proyek I.1.1.1 Manusia, kehidupan, dan kesenian musik
1
1.1.1.2.a Pengertian musik
2
1.1.1.2.b Manfaat musik
3
I.1.1.2 Yogyakarta sebagai kota budaya
3
I.1.1.3 Potensi Kota Yogyakarta dalam bidang kesenian musik
5
I.1.2 Latar Belakang Permasalahan
10
I.1.2.a Interaksi Artis dan penonton
11
I.1.2.b Aspek audio dan visual
12 viiii
Gedung Pertunjukan Musik di Yogyakarta
I.1.2.c Tata ruang dalam sebagai penunjang interaksi artis dan penonton
12
I.1.2.d. Arsitektur Post Modern
13
I.2 Rumusan Permasalahan
15
I.3 Tujuan dan Sasaran
15
I.4 Lingkup Studi
16
I.5 Metode Studi
16
I.6 Sistematika penulisan
18
BAB II TINJAUAN UMUM GEDUNG PERTUNJUKAN MUSIK II.1. Pengertian Gedung Pertunjukan Musik
20
II.2 Perkembangan Gedung Pertunjukan Musik di Indonesia dan dunia
21
II.3 Pengertian dan Manfaat Musik
26
II.4 Contoh Gedung Pertunjukan Musik
37
BAB III TINJAUAN KHUSUS : GEDUNG PERTUNJUKAN MUSIK DI YOGYAKARTA III.1 Tinjauan umum DIY III.1.1 Spesifikasi geografis
39
III.1.2 Klimatologi
40
III.1.3 Kondisi non fisik
41
III.2 Tinjauan Gedung Pertunjukan Musik di Yogyakarta III.2.1 Pengertian Gedung Pertunjukan Musik di Yogyakarta
45
III.2.2 Fungsi Gedung Pertunjukan Musik di Yogyakarta
46
III.2.3 Spesifikasi Gedung Pertunjukan Musik di Yogyakarta
47
III.2.4 Pelaku dan kegiatan Gedung Pertunjukan Musik di Yogyakarta
47 ixi
Gedung Pertunjukan Musik di Yogyakarta
III.2.5 Struktur Organisasi Gedung Pertunjukan Musik di Yogyakarta
49
III.2.6 Pengelompokan ruang Gedung Pertunjukan Musik di Yogyakarta
49
III.2.7 Kebutuhan ruang Gedung Pertunjukan Musik di Yogyakarta
50
III.3 Tinjauan Site III.3.1 Kriteria pemilihan site
51
III.3.2 Alternatif site
52
III.3.3 Potensi masing-masing alternatif site
54
BAB IV LANDASAN TEORI PERANCANGAN IV.1 Akustika IV.1.1 Akustika luar ruangan
55
IV.1.1.a Reduksi Kebisingan secara Ilmiah
55
IV.1.1.b Menata layout bangunan
61
IV.1.1.c Penghalang Buatan
62
IV.1.1.d Pemakaian material dengan insulasi kombinasi
65
IV.1.2 Akustika dalam bangunan
66
IV.1.3 Konstruksi bahan akustika
68
IV.2 Teori kenyamanan visual IV.2.1 Batas pandangan manusia
71
IV.2.2 Persyaratan garis pandang manusia
73
IV.2.3 Bentuk panggung
75
IV.3 Teori Bentuk IV.3.1 Tinjauan umum bentuk
75
IV.3.2 klasifikasi bentuk
78 xi
Gedung Pertunjukan Musik di Yogyakarta
IV.3.3 Teori perubahan bentuk
80
IV.4 Teori Tekstur
81
IV.5 Teori Warna
82
IV.6 Teori Tata ruang
85
IV.7 Teori Arsitektur Post Modern
98
IV.9 Teori Struktur
100
BAB V ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG PERTUNJUKAN MUSIK DI YOGYAKARTA V.1 Analisis Pelaku kegiatan dan ruang V.1.1 Pelaku kegiatan Gedung Pertunjukan Musik di Yogyakarta
104
V.1.2 Pengelompokan jenis kegiatan
106
V.1.3 Waktu kegiatan
107
V.1.4 Analisis Karakter kegiatan Utama
107
V.1.5 Analisis Kebutuhan ruang
110
V.1.6 Alur kegiatan
113
V.1.7 Besaran ruang
114
V.1.8 Hubungan ruang
124
V.1.9 Organisasi ruang
126
V.1.10 Analisis Interaksi Penonton dengan Artis, Bentuk Panggung, dan Audio dan Visual
128
V.1.10.a Analisis Bentuk Panggung pada Bangunan Gedung Pertunjukan Musik di Yogyakarta
131
V.1.10.b Kualitas Audio di Dalam Ruang Gedung
140
V.1.10.c Bentuk ruang – Vertikal
144
V.1.10.d Jenis Panggung
145
V.1.10.e Kualitas Akustik
145
V.2 Analisis Fisika Bangunan
xii
Gedung Pertunjukan Musik di Yogyakarta
V.2.1 Tata suara
156
V.2.2 Tata udara
158
V.2.3 Tata cahaya
159
V.3 Analisis sistem struktur dan utilitas V.3.1 Sistem Struktur
161
V.3.2 Sistem penguat suara
163
V.3.3 Sistem transportasi
163
V.3.4 Sistem komunikasi
164
V.3.5 Sistem sanitasi dan drainase
165
V.3.6 Sistem elektrikal
166
V.3.7 Sistem fire protection
167
V.3.8 Sistem penangkal petir
168
V.3.9 Sistem Air Bersih
169
V.3.10 Sistem Pembuangan Sampah
170
V.4 Analisis Site
170
V.5 Analisis Gedung pertunjukan musik di Yogyakarta V.5.1 Analisis arsitektur post modern dalam gedung pertunjukan musik
174
V.5.2 Analisis struktur terhadap bentuk bangunan
178
V.5.3 Analisis warna dan tekstur
179
V.5.4 Analisis tata ruang dalam dan tata suara
180
V.6 Sketsa Ide desain
185
BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG PERTUNJUKAN MUSIK DI YOGYAKARTA VI.1 Konsep Dasar
186
VI.2 Konsep perencanaan VI.2.1 Konsep Pada Fasad Bangunan
187
VI.2.2 Konsep Tata Suara
188 xiii
Gedung Pertunjukan Musik di Yogyakarta
VI.3 Konsep perancangan VI.3.1 Konsep ruang
190
VI.3.2 Konsep Fisika Bangunan
191
VI.3.3 Konsep Struktur dan Utilitas Bangunan
191
VI.3.4 Konsep Penataan Site
195
VI.3.5 Konsep Visual Bentuk Bangunan
196
DAFTAR PUSTAKA
197
DAFTAR REFERENSI
198
xiiii
Gedung Pertunjukan Musik di Yogyakarta
DAFTAR GAMBAR Gambar II.1 Konsep gedung pertunjukan sudah ada sejak jaman dahulu oleh bangsa Yunani
23
Gambar II.2 Budaya Indonesia sebagian besar adalah budaya outdoor
24
Gambar II.3 National Grand Theatre Beijing
25
Gambar II.4 Gedung Esplanade Singapura
37
Gambar II.5 Gedung Sydney Opera House
38
Gambar III.1 peta Yogyakarta
39
Gambar III.2 peta Yogyakarta
40
Gambar III.3 Foto udara alternatif site I
53
Gambar III.4 Foto udara alternatif site II
53
Gambar IV.1 Kondisi permukaan bumi yang rata atau berbukit yang memungkinkan terjadinya 59 reduksi oleh penghalang secara ilmiah. Gambar IV.2 Layout bangunan yang memngkinkan terbentuknya ruang-ruang (ruang B) yang jauh dari kebisingan untuk ruang privat, sementara ruang A yang elbih dekat dengan kebisingan dapat difungsikan sebagai ruang publik. 62 Gambar IV.3 Posisi barier yang sedekat mungkin dengan sumber atau pendengar akan memberikan efek reduksi kebisingan maksimal, sebaliknya posisi barrier yangberada di tengah63 tengah tidak akan berfungsi efektif. Gambar IV.4 Macam-macam accoustic tile
69
Gambar IV.5 Panel dengan rongga yan berfungsi menyerap bunyi berfrekuensi rendah
70
Gambar IV.6 Rongga Penyerap
71
Gambar IV.7 Kenyamanan Visual
72
Gambar IV.8 Batas Pandangan Manusia dan Pengaturan Kursi
73
Gambar IV.9 Persyaratan Garis Pandang Manusia
73
Gambar IV.10 Persyaratan Garis Pandang Manusia
74
Gambar IV.11 Bentuk-bentuk panggung
75
Gambar IV.12 Wujud
76
Gambar IV.13 Dimensi
76
Gambar IV.14 Warna
77 xivi
Gedung Pertunjukan Musik di Yogyakarta
Gambar IV.15 Tekstur
77
Gambar IV.16 Posisi
77
Gambar IV.17 Orientasi
78
Gambar IV.18 Bentuk Beraturan
78
Gambar IV.19 Bentuk tak Beraturan
79
Gambar IV.20 Bentuk Dasar
79
Gambar IV.21 Perubahan Dimensi
80
Gambar IV.22 Perubahan dengan penambahan bentuk
80
Gambar IV.23 Perubahan dengan pengurangan bentuk
81
Gambar IV.24 Bentuk Panggung
87
Gambar IV.25
88
Gambar IV.26 Pemantulan bunyi di beberapa bentuk panggung
89
Gambar IV.27 Bentuk Plafon
90
Gambar IV.28 Jarak antar baris kursi penonton
93
Gambar IV.29 Penyebaran suara pada jenis plafon berbeda
95
Gambar IV.30 Balkon
97
Gambar IV.31 Struktur Cangkang
100
Gambar IV.32 Struktur cangkang
100
Gambar IV.33 Rotational Surface
101
Gambar IV.34 Translational surface
102
Gambar IV.35 Ruled surface
102
Gambar IV.36 Struktur Kabel
103
Gambar V.1 Prosentase Pengunjung Gedung Pertunjukan Musik
121
Gambar V.2 Ruang-ruang komunal
126
Gambar V.3 Penyebaran zona-zona pada site
127
Gambar V.4 Jarak atau dimensi
129
Gambar V.5 Tatanan fisik ruang pertunjukan musik
130 xvi
Gedung Pertunjukan Musik di Yogyakarta
Gambar V.6 Ruang interaksi penonton
130
Gambar V.7 Interaksi penonton dan sang artis
131
Gambar V.8 Panggung Proscenium
131
Gambar V.9 Panggung Terbuka
132
Gambar V.10 Panggung Arena
133
Gambar V.11 Panggung Extended
133
Gambar V.12 Contoh kolaborasi panggung terbuka dan arena
134
Gambar V.13 Contoh Panggung
135
Gambar V.14 Blast Stage
135
Gambar V.15 Fox Theatre
136
Gambar V.16 GalNorwaymgp Stage
136
Gambar V.17 Contoh Panggung
136
Gambar V.18 Contoh Panggung
136
Gambar V.19 Contoh Panggung
137
Gambar V.20 Contoh Panggung
137
Gambar V.21 Michael Fowler Centre
138
Gambar V.22 Michael Fowler Centre
138
Gambar V.23 Okayama Symphony Hall
138
Gambar V.24 Okayama Kumamoto Pref.Concert Hall a Symphony Hall
138
Gambar V.25 arttowermitoconcerthall
139
Gambar V.26 phoenixhall
139
Gambar V.27 Model 1
140
Gambar V.28 Model 2
141
Gambar V.29 Model 3
141
Gambar V.30 Model 4
142 xvii
Gedung Pertunjukan Musik di Yogyakarta
Gambar V.31 Model 5
142
Gambar V.32 Model 6
143
Gambar V.33 Kedalaman Balkon
144
Gambar V.34 murasakihall
145
Gambar V.35 American idol stage
145
Gambar V.36 suntoryhall,tokyo
146
Gambar V.37 Michael Fowler Centre
147
Gambar V.38 fukushima concert hall
147
Gambar V.39 Michael Fowler Centre
148
Gambar V.40 okayamasymphonyhall
147
Gambar V.41 kumamotopref.concerthall
149
Gambar V.42 DisneyConcertHall
149
Gambar V.43 Fox Theatre
150
Gambar V.44 Panggung Proscenium
150
Gambar V.45 Model 3
151
Gambar V.46 contoh Panggung
151
Gambar V.47 Panggung Terbuka
151
Gambar V.48 Model 5
152
Gambar V.49 Michael Fowler Centre
153
Gambar V.50 Panggung arena
153
Gambar V.51 Model 6
154
Gambar V.52 contoh Panggung
154
Gambar V.53 Panggung Extended
154
Gambar V.54 Model 4
155
Gambar V.55 Alternatif kombinasi panggung arena dan terbuka
156 xviii
Gedung Pertunjukan Musik di Yogyakarta
Gambar V.56 Foto udara site
171
Gambar V.57 Analisis situasi site
172
Gambar V.58 Ukuran site
172
Gambar V.59 Analisis site
174
Gambar V.60 Struktur cangkang
178
Gambar V.61 Sketsa ide desain
185
Gambar VI.1 Alternatif kombinasi panggung arena dan terbuka yang akan digunakan
186
Gambar VI.2 American idol stage
187
Gambar VI.3 Sketsa Dinding
189
Gambar VI.4 Sketsa Plafon
189
Gambar VI.5 Bentuk ruang kipas yang akan digunakan
191
Gambar VI.6 Penataan site yang agak menyebar untuk membentuk ruang komunal
196
xviiii
Gedung Pertunjukan Musik di Yogyakarta
DAFTAR BAGAN Bagan III.1 Struktur Organisasi
49
Bagan V.1 alur kegiatan musisi
113
Bagan V.2 alur kegiatan masyarakat umum
113
Bagan V.3 alur kegiatan promotor
113
Bagan V.4 alur kegiatan Manajer dan Staff
114
Bagan V.5 alur kegiatan karyawan dan keamanan
114
Bagan V.6 hubungan ruang pertunjukan
124
Bagan V.7 hubungan ruang studio dan penjualan
124
Bagan V.8 hubungan ruang pengelola
125
Bagan V.9 hubungan ruang pelayanan jasa
125
Bagan V.10 hubungan ruang pendukung
125
Bagan V.11 organisasi ruang
127
xixi
Gedung Pertunjukan Musik di Yogyakarta
DAFTAR TABEL Tabel I.1 Data fasilitas tempat pertunjukan di Yogyakarta
8
Tabel I.2 parameter hasil proyeksi penduduk SP2000 di provinsi DIY
9
Tabel III.1 Pengelompokan ruang
49
Tabel III.2 Kebutuhan ruang
50
Tabel IV.1 reduksi bunyi akibat kelembaban udara (pada ruang seluas 100 m3)
56
Tabel IV.2 reduksi suara pada suhu dan kelembaban tertentu
57
Tabel IV.3 Perkiraan reduksi bunyi
58
Tabel IV.4 Reduksi bunyi oleh permukaan diliputi rumput
59
Tabel IV.5 Beberapa jenis material dan beratnya
65
Tabel IV.6 material, sifat dan karakternya
81
Tabel IV.7 karakter bahan pembentuk lantai
82
Tabel IV.8 Makna-makna warna
83
Tabel IV.9 Kesan Warna Elemen Interior
84
Table IV.10 Perbandingan Ciri-ciri antara Arsitektur Moderen dan Post-Moderen
98
Tabel V.1 karakteristik pelaku
105
Tabel V.2 Kegiatan yang berlangsung di Gedung Pertunjukan Musik
106
Tabel V.3 waktu kegiatan yang berlangsung di Gedung pertunjukan Musik
107
Tabel V.4 Karakter Kegiatan Utama
107
Tabel V.5 kebutuhan ruang
110
Tabel V.6 Besaran ruang
115
Tabel V.7 Contoh panggung serta kelebihan dan kekurangannya
135
Tabel V.8 Jenis panggung
145
Tabel V.9 Material ide desain panggung
146
Tabel V.10 Perbandingan Panggung
150
Tabel V.11 Perbandingan potensi site
171
Tabel V.12 Perbandingan Ciri-ciri antara Arsitektur Moderen dan Post-Moderen
176 xxi
Gedung Pertunjukan Musik di Yogyakarta
DAFTAR SKEMA Skema V.1 Genset dengan tenaga diesel
166
Skema V.2 system Jalur Elektrikal
167
Skema V.3 system Up Feed
169
Skema V.4 system Up Feed
170
Skema VI.1 System Down Feed
194
xxii