ME09 1329
Presentasi Ujian Akhir (P3) Marine Reliability, Availability, Maintainability & Safety
Pemilihan Sistem Rantai Dingin (Cold Chain) Daging Beku yang Memenuhi Aspek Kualitas sebagai Penjamin Kehalalan Dospem I : Dr. R.O. Saut Gurning, ST., M.Sc. Dospem II : Ir. Alam Baheramsyah, M.Sc.
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan ITS Surabaya
Gamma Halim NRP. 4209100036
Pokok Bahasan Pendahuluan • Outline skripsi • Target hasil akhir
Metodologi Penelitian • Proses pengerjaan
Analisa Data dan Pembahasan • Penentuan skenario cold chain • Observasi • AHP • Hasil Pemilihan • Sistem Jaminan Halal
Kesimpulan & Saran Marine Reliability and Safety Laboratory
2
ME09 1329
Presentasi Ujian Akhir (P3) Marine Reliability, Availability, Maintainability & Safety
PENDAHULUAN
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan ITS Surabaya
Gamma Halim NRP. 4209100036
Latar Belakang
2 • Kebutuhan pangan dunia semakin meningkat seiring dengan meningkatnya populasi dunia
• Kebutuhan daging di Indonesia relatif masih jauh dibandingkan negaranegara di ASEAN
• Perlu adanya strategi untuk menjaga kehalalan daging dalam proses pendistribusiannya yang menggunakan COLD CHAIN
1
3 Marine Reliability and Safety Laboratory
4
Permasalahan 1
2
3
• Bagaimana kondisi lapangan dari manajemen Cold Chain daging segar saat ini di Surabaya?
• Bagaimanakah Sistem Cold Chain (Rantai Dingin) yang mempunyai penilaian terbaik terutama dilihat dari sisi kehalalan, salah satunya yakni kualitas komoditinya?
• Bagaimanakah rekomendasi yang dapat diberikan melalui metode HrACCP (Haram Analysis Critical Control Point) terhadap Sistem Cold Chain daging untuk diterapkan di Surabaya? Marine Reliability and Safety Laboratory
5
Batasan Masalah 1 • Objek yang dikaji cold chain di Surabaya 2 • Aspek penilaian utama adalah kualitas 3 • Penilaian Jaminan Halal hanya dilakukan di RPH 4 • Observasi di kapal tidak dilakukan Marine Reliability and Safety Laboratory
6
Target Hasil Akhir
Observasi Cold Chain Management
Sistem Cold Chain terbaik Sistem Jaminan Halal
Goal Marine Reliability and Safety Laboratory
7
Presentasi Ujian Proposal Marine Reliability, Availability, Maintenability & Safety
Metodologi Penelitian
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan ITS Surabaya
Gamma Halim NRP. 4209100036
Proses Pengerjaan Observasi Cold Chain Management
• RPH • Sentral Distribusi • Pelabuhan
Sistem Cold Chain terbaik
• Kriteria Hasil Observasi • Kuesioner • AHP • Hasil Pemilihan
Sistem Jaminan Halal
• Sosialisasi RPH • HrACCP • Rekomendasi
Marine Reliability and Safety Laboratory
9
Metodologi Tujuan 1
Tujuan 2 Tujuan 3 Marine Reliability and Safety Laboratory
10
Presentasi Ujian Proposal Marine Reliability, Availability, Maintenability & Safety
Analisa Data & Pembahasan
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan ITS Surabaya
Gamma Halim NRP. 4209100036
Penentuan Skenario Cold Chain 1. Rumah Pemotongan Hewan – Pelabuhan – Kapal 2. Rumah Pemotongan Hewan – Sentral Distribusi – Kapal 3. Rumah Pemotongan Hewan – Sentral Dsitribusi – Pelabuhan – Kapal
Marine Reliability and Safety Laboratory
12
Observasi Reefer Yard Pelabuhan Faktor
Kejadian -
Faktor manusia
-
Faktor Teknis
Faktor alami dan iklim
-
Pelayanan kontainer yang tidak kompeten, yang mengarah pada kegagalan unit pendingin atau terputus dari sumber pasokan listrik Kesalahan dalam menetapkan suhu kontainer penyimpanan Penutupan pintu kontainer yang tidak rapat Terlalu lama membuka pintu kontainer Pencurian isi kontainer Penggunaan alat penyusun kontainer (RTG) yang dipaksakan Plug yang tidak berfungsi dibiarkan saja Kegagalan dari box kontainer yang dihasilkan dari proses penuaan material Kegagalan unit pendinginan kontainer Kegagalan perangkat pemuatan kargo Kegagalan platform truk Lokasi kontainer yard terlalu dekat dengan ladang gas Korsleting pada jaringan pasokan listrik terminal Kondisi dibanjiri dari pelayanan kontainer di pelabuhan karena kondisi atmosfer yang tidak menguntungkan Perubahan posisi spasial dari kontainer yang mengarah ke pergesaran kargo yang ada di dalamnya
Gambar
Observasi Sentral Distribusi Faktor Faktor manusia
Kejadian - Pelayanan komoditas cold storage yang kurang kompeten - Kesalahan dalam menetapkan suhu kontainer penyimpanan - Penutupan pintu cold storage yang tidak rapat - Terlalu lama membuka pintu cold storage - Penyortiran yang terlalu lama
- Kegagalan dari cold storage yang dihasilkan dari proses penuaan material Faktor Teknis - Kegagalan unit pendinginan cold storage
Faktor alami - Korsleting pada jaringan pasokan listrik sekitar dan iklim
Gambar
Preferensi Lokasi
Cara Asumsi Kualitas
Dasar Asumsi
Pengambilan sampel suhu reefer kontainer
Pelabuhan
Reefer Reefer 1 Reefer 2 Reefer 3 Reefer 4 Reefer 5 Reefer 6 Reefer 7 Reefer 8 Reefer 9 Reefer 10
Set Suhu -20oC -20oC -20oC -20oC -20oC -20oC -20oC -20oC -20oC -20oC
Suhu Berjalan -12.5 oC -12.4 oC -20 oC -19.7 oC -14.6 oC -15.4 oC -18.3 oC -20 oC -19.8 oC -17.6 oC
Suhu Rata-Rata = -17.03 oC
Sentral Distribusi
Melihat daging dan mengukur tingkat warna
SNI 3932:2008
Hampir semua reefer kontainer di pelabuhan Indonesia diangkut melalui conventional vessel, dimana dengan bagian atas kapal (hatches) terbuka namun di lengkapi dengan cranes / derricks.
Pelabuhan
Akibatnya cuaca tropis di Indonesia akan sangat berpengaruh pada komoditas dalam reefer kontainer. Berdasarkan penelitian yang ada, bagian terluar dari box-box di dalam kontainer akan terkena dampak yang paling besar sehingga dampak buruknya adalah pada turunnya kualitas dari komoditas di dalam reefer tersebut.
Source: An analysis of influence of lack of the electricity supply to reefer containers serviced at sea ports on storing conditions of cargoes contained in them. Lyudmyla Filina, Ph. D.; Sergiy Filin, Prof.
Hierarki AHP
Marine Reliability and Safety Laboratory
16
Kuesioner AHP
Analisis Rekap Hasil Kuesioner I Hampir rata-rata responden sekitar 76% dari total responden menempatkan bahwa kualitas merupakan faktor yang lebih penting dibandingkan dengan minimal 3 faktor selainnya. Hal ini terjadi karena responden dirasa mempunyai hak untuk mendapatkan konsumsi daging dengan kualitas bagus yang mana juga mendukung kehalalan dari produk daging. Adapun total relatif bobot yang diperoleh kualitas adalah 0.311. Kualitas lebih penting dibandingkan dengan lainnya.
24%
Lainnya (Biaya, Delivery, Environmet) lebih penting dari kualitas) Marine Reliability and Safety Laboratory
76%
18
Analisis Rekap Hasil Kuesioner II Alternatif kedua, yakni RPH - Sentral Distribusi - Kapal merupakan alternatif terbaik mengacu pada faktor kualitas produk yang nantinya dijalankan. Hal ini terjadi karena pendeknya rantai yang dijalani alternatif tersebut berpengaruh besar terhadap kualitas daging karena dengan tidak adanya penumpukan daging di dalam cold storage maka waktu pendinginan relatif lebih cepat dan kualitasnya pun jadi lebih baik. Adapun total relatif bobot yang diperoleh alternatif kedua ini dalam hal kualitas adalah 0.416.
32%
44%
24%
Alternatif kedua lebih penting dibanding 2 alternatif lainnya Alternatif pertama lebih penting dari 2 alternatif lainnya. Alternatif ketiga lebih penting dari 2 alternatif lainnya.
Marine Reliability and Safety Laboratory
19
Kuesioner AHP
………………………………………
www.themegallery.com
Olah Data – Expert Choice Hierarki AHP
Pairwise Comparison
Marine Reliability and Safety Laboratory
21
Olah Data – Expert Choice Faktor kriteria yang paling berpengaruh
Hasil Pemilihan : RPH – Sentral Distribusi – Kapal Marine Reliability and Safety Laboratory
22
Sistem Jaminan Halal di RPH Identifikasi Awal Titik Kritis No.
Tahapan Proses
Penyebab Keharaman
Upaya Pencegahan
1
Penyembelih (Slaughter Person)
Penyembelih bukan muslim atau penyembelih muslim yang tidak terlatih. Hewan menjadi tidak halal karena tidak sesuai dengan tata cara Islam.
Penyembelih adalah orang Islam.
2
Pemahaman syariat tata cara penyembelihan
Penyembelih belum memahami sepenuhnya mengenai syariat dan tata cara penyembelihan. Yang menyebabkan hewan disembelih tanpa syariat.
Penyembelih sudah mempunyai sertifikat dari MUI dan Dinas Peternakan.
Doa (Invocation)
Penyembelih tidak/lupa berdoa sebelum melakukan penyembelihan yang menyebabkan daging hasil sembelih jadi haram.
Staff QC terkait harus melakukan pengontrolan terhadap proses awal penyembelihan.
4
Stunning (Pemingsanan)
Dilakukan pengontrolan tegangan dan arus listrik stunner Sapi mati setelah melalui stunner karena tegangan oleh petugas produksi/QC. dan arus yang terlalu tinggi. Sapi mati dianggap Dilakukan pengawasan kondisi hewan hidup setelah bangkai karena mati sebelum dilakukan stunning, jika ditemukan hewan mati maka akan penyembelihan sesuai dengan tata cara Islam. dipisahkan, dihitung dan dimusnahkan.
5
Knife (Pisau)
Pisau yang digunakan tumpul yang mana akan menyakiti hewan. Penyiksaan terhadap hewan sebelum dilakukan penyembelihan dianggap haram
Metode Penyembelihan (Slaughter Method)
Penyembelihan yang tidak sempurna, sehingga darah tidak tuntas sempurna. Syarat syah penyembelihan adalah memotong 3 saluran (saluran darah, kerongkongan dan saluran nafas).
3
6
Diagram Alir Identifikasi Apakah pada tahap ini ada penyebab araman pada produk ?
Tidak
Bukan Haram CCP
Tidak
Bukan Haram CCP
Ya Apakah pekerja/peralatan produksi dapat kontaminasi barang haram/najis Ya
Mengontrol pisau yang digunakan dan diperiksa ketajamannya setiap saat. Dilakukan pengawasan kondisi hewan setelah penyembelihan, jika ditemukan hewan mati setelah stunning , maka akan dipisahkan, dihitung dan dimusnahkan. Dilakukan pemeriksaan waktu penuntasan darah (bleeding time) oleh petugas QC.
7
Setelah Pemotongan
Hewan yang sudah disembelih belum mati sempurna dan darah tidak keluar sempurna.
8
Pemanfaatan bangkai/darah
Bangkai/darah hasil penyembelihan dimanfaatkan Bangkai/darah hasil penyembelihan harus benar-benar lagi untuk membuat produk pangan. dibuang tanpa kecuali.
9
Pencucian
Air cuci, bila air yang digunakan tercemar najis atau kotoran
Air yang digunakan berasal dari PDAM yang melalui pipa tertutup.
10
Pengemasan
Sanitasi dari pekerja bagian packing. Adanya benda asing/najis yang menempel pada tangan pekerja bagian packing. Adanya benda asing/najis yang menempel pada plastic bag atau karton.
Pekerja memakai sarung tangan dan sanitasi pekerja diatur dan dimonitor. Dilakukan pengecekan tempat penyimpanan plastic bag dan karton oleh petugas QC.
11
Penyimpanan
Sanitasi dari alat-alat/wadah dan ruang cold storaging. Adanya benda asing/najis yang menempel pada wadah.
Dilakukan pengecekan kebersihan wadah/alat sebelum digunakan oleh petugas QC.
12
Distribusi (Loading)
Adanya kontaminasi dengan najis pada tempat pengangkutan.
Adakah tindakan pencegahan pada proses ini?
Tidak
Bukan Haram CCP
Ya
Staff QC terkait harus melakukan pengontrolan terhadap proses setelah penyembelihan.
Dilakukan pengecekan kebersihan pada saat loading dan mobil sebelum loading.
: Apakah ada kemungkinan sapi menjadi gkai karena kesalahan proses pada tahap ini? Ya Haram CCP
Tidak
Bukan Haram CCP
Sistem Jaminan Halal di RPH No.
Tahapan Proses
Pertanyaan Penentuan Haram CCP
Penyebab Keharaman Q1
Q2
Q3
Q4
Status Haram CCP
1
Penyembelih (Slaughter Person)
Penyembelih bukan muslim atau penyembelih muslim yang tidak terlatih. Ayam menjadi tidak halal karena tidak sesuai dengan tata cara Islam.
Ya
Ya
Ya
Ya
Haram CCP
2
Pemahaman syariat tata cara penyembelihan
Penyembelih belum memahami sepenuhnya mengenai syariat dan tata cara penyembelihan. Yang menyebabkan hewan disembelih tanpa syariat.
Ya
Ya
Ya
Ya
Haram CCP
3
Doa (Invocation)
Penyembelih tidak/lupa berdoa sebelum melakukan penyembelihan yang menyebabkan daging hasil sembelih jadi haram.
Ya
Ya
Ya
Ya
Haram CCP
Ya
Ya
Ya
Ya
Haram CCP
Sapi mati setelah melalui stunner karena tegangan dan arus yang terlalu tinggi. Sapi mati dianggap bangkai karena mati sebelum dilakukan penyembelihan sesuai dengan tata cara Islam.
4
Stunning (Pemingsanan)
5
Knife (Pisau)
Pisau yang digunakan tumpul yang mana akan menyakiti hewan. Penyiksaan terhadap hewan sebelum dilakukan penyembelihan dianggap haram
Ya
Ya
Ya
Ya
Haram CCP
6
Metode Penyembelihan (Slaughter Method)
Penyembelihan yang tidak sempurna, sehingga darah tidak tuntas sempurna. Syarat syah penyembelihan adalah memotong 3 saluran (saluran darah, kerongkongan dan saluran nafas).
Ya
Ya
Ya
Ya
Haram CCP
7
Setelah Pemotongan
Hewan yang sudah disembelih belum mati sempurna dan darah tidak keluar sempurna.
Ya
Ya
Ya
Ya
Haram CCP
8
Pemanfaatan bangkai/darah
Bangkai/darah hasil penyembelihan dimanfaatkan lagi untuk membuat produk pangan.
Ya
Ya
Ya
Ya
Haram CCP
9
Pencucian
Air cuci, bila air yang digunakan tercemar najis atau kotoran
Ya
Ya
Ya
Tidak
Bukan Haram CCP
10
Pengemasan
Sanitasi dari pekerja bagian packing. Adanya benda asing/najis yang menempel pada tangan pekerja bagian packing. Adanya benda asing/najis yang menempel pada plastic bag atau karton.
Ya
Ya
Ya
Tidak
Bukan Haram CCP
11
Penyimpanan
Sanitasi dari alat-alat/wadah dan ruang cold storaging. Adanya benda asing/najis yang menempel pada wadah.
Ya
Ya
Ya
Tidak
Bukan Haram CCP
12
Distribusi (Loading)
Adanya kontaminasi dengan najis pada tempat pengangkutan.
Ya
Ya
Ya
Tidak
Bukan Haram CCP
Hasil Identifikasi Titik Kritis
Desain Titik Kritis (CCP) Metode : Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP)
Haram Analysis Critical Control Point (HrACCP) Marine Reliability and Safety Laboratory
25
CCP No. 1 2 3 4 5 6 7 8
Pertanyaan
Sosialisasi Penilaian HrACCP
Apakah penyembelih beragama Islam ? Apakah penyembelih memahami penyembelihan secara syari'at ? Apakah penyembelih berdoa terlebih dahulu ? Apakah pemingsanan terhadap hewan dilakukan ? Apakah pisau yang digunakan sudah tajam ? Apakah metode penyembelihan sudah benar ? Apakah hewan mati sempurna dan darah keluar sempurna ? Apakah darah/bangkai dimanfaatkan ?
Jawaban
Ya
Tidak
√ √ √ √ √ √ √ √
Marine Reliability and Safety Laboratory
26
Lembar Status Preventif dan Tindakan Koreksi
Presentasi Ujian Proposal Marine Reliability, Availability, Maintainability & Safety
Kesimpulan & Saran
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan ITS Surabaya
Gamma Halim NRP. 4209100036
Kesimpulan • Dari hasil observasi, hasil observasi lapangan untuk Cold Chain daging segar masih jauh dari ideal, dimana banyak perlakuanperlakuan yang tidak standar dilakukan di titik-titik distribusi cold chain ini. • Skenario jalur distribusi model II (RPH-Sentral Distribusi-Kapal) merupakan model yang paling ideal dari ketiga model yang diajukan dengan persentase pemilihan sebesar 41% dibandingkan skenario pertama (RPH-Pelabuhan-Kapal) sebesar 34% dan skenario III (RPHSentral Distribusi-Pelabuhan-Kapal) sebesar 25%. Hasil ini merupakan hasil dari pemilihan dengan menggunakan metode AHP dengan bantuan software Expert Choice. • Sistem jaminan halal yang diterapkan di RPH selama ini masih belum dijalankan sepenuhnya. Marine Reliability and Safety Laboratory
29
Saran • Metode AHP belum sepenuhnya bisa merepresentasikan hasil pemilihan karena AHP hanya model matematis tanpa adanya pengujian secara statistik sehingga tidak ada batas kepercayaan dari model yang terbentuk. Penelitian selanjutnya diharapkan bisa dikembangkan dengan metode pemilihan lainnya. • Mengimplementasikan salah satu model skenario jalur distribusi cold chain dari ketiga model skenario yang diajukan. • Perlu dilakukan observasi penangangan produk cold chain di Kapal karena pada tugas akhir ini tidak melakukan observasi sepenuhnya pada semua lokasi utama dari rantai suplai dikarenakan keterbatasan waktu. • Perlu dilakukan pengawasan rutin terhadap kontrol jaminan kehalalan pada titik-titik sentral distribusi, salah satunya RPH. Marine Reliability and Safety Laboratory
30
ME09 1329
Presentasi Ujian Akhir (P3) Marine Reliability, Availability, Maintainability & Safety
TERIMA KASIH "Small Minds discuss people, Average Minds discuss events, Great Minds discuss ideas". (Roosevelt)
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan ITS Surabaya
Gamma Halim NRP. 4209100036