PENGGUNAAN METODE SAMPLING UNTUK MENGUKUR TINGKAT VALIDITAS DATA NUMERIK PADA JARLOKAF di PT. TELKOM KANDATEL SEMARANG Bayu Ardiyanto (L2F005520) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Abstrak Jaringan transmisi data kini telah berkembang dengan sangat pesat, salah satunya adalah jaringan akses lokal fiber. Pada jaringan akses lokal fiber terdapat sebuah digital loop carrier yang berfungsi sebagai remote terminal dari sebuah jaringan akses lokal fiber. Digital loop carrier ini sendiri membutuhkan suatu pemeliharaan yang dapat dilakukan secara berkala. Jarlokaf dipilih untuk menggantikan jarlokat yang memakai kawat tembaga untuk media perantara dari kantor pusat sampai ka pelanggan. Selama melakukan kerja prektek di PT. Telkom adapun hal yang dilakukan adalah sampling dan validasi. Dimana kegiatan sampling dilakukan secara berkala setiap sebulan sekali untuk setiap digital loop carrier. Data hasil sampling inilah yang kemudian akan ditindaklanjuti dengan kegiatan validasi untuk setiap data yang tidak sesuai antara kondisi lapangan dengan kondisi data di kantor. Dua kegiatan inilah yang sering dilakukan demi meningkatkan kerja dari suatu digital loop carrier. Dengan demikian suatu perusahaan komunikasi bisa memiliki suatu data yang valid, baik di lapangan maupun di sistem. Metode sampling dan validasi dipilih untuk menentukan berapa jumlah pelanggan dan untuk mengetahui jumlah kerusakan yang terjadi pada jalur ke pelanggan. Presentasi yang didapat pada saat validasi setiap DLC berbeda hal ini dikarenakan dari jumlah pelanggan yang ada pada tiap DLC tersebut.
II. PEMBATASAN MASALAH I. PENDAHULUAN Dengan perkembangan teknologi telekomunikasi yang sangat cepat berdampak pada pemakai jasa telekomunikasi yang semakin mudah untuk mendapatkan informasi global maupun lokal. Bagi PT.Telkom kondisi demikian merupakan suatu tantangan tersendiri guna mengembangkan kinerja perusahaan dalam melayani kebutuhan masyarakat dan meningkatkan citra nasional di percaturan global. Salah satu bentuk layanan PT.Telkom adalah penyediaan jasa telepon rumah.Kemudian layanan ini dikenal sebagai telepon tetap (fix phone) atau istilah teknisnya sebagai PSTN (Public Switch Telephone Network).Teknologi tersebut menggunakan kawat tembaga sebagai media perantara dari kantor pusat (central office) ke pelanggan (User) yang kemudian dikenal dengan istilah JARLOKAT (Jaringan Lokal Akses Tembaga), namun permintaan konsumen yang semakin meningkat menyebabkan teknologi kawat menjadi konvensional. Kebutuhan konsumen yang semakin meningkat mengakibatkan PT.Telkom sebagai penyedia jasa telekomunikasi harus mampu menyediakan media transmisi yang lebih efisien dari kawat tembaga yaitu fiber optik. Jaringan ini dikenal dengan istilah JARLOKAF (Jaringan Lokal Akses Fiber). Dalam jaringan lokal akses fiber, terdapat salah satu komponen penting,yaitu Digital loop carrier (DLC). DLC merupakan daerah catuan langsung dari pusat ke suatu daerah dalam satu sentral sebelum dibagi lagi oleh Distribution Point (DP) ke rumah pelanggan. DLC tersebut membutuhkan peninjauan berkala oleh pihak PT.Telkom sendiri. Proses peninjauan tersebut dinamakan proses sampling dan validasi.
Karena begitu luas cakupan pembahasan mengenai jarlokaf maka penyusun membatasi masalah hanya pada prinsip dasar dari cara pengukuran tingkat validitas data numberik dengan metode sampling pada digital loop carrier (DLC) sebagai remote terminal dari suatu jarlokaf. III. TEORI SINGKAT Pengertian jarlokaf Jarlokaf adalah seluruh jaringan transmisi
antara sentral lokal dan terminal pelanggan yang menggunakan serat optik. Pada jarlokaf sendiri terdiri dari local exchange, central terminal, remote terminal, distribusi point, kotak terminal batas, roset, dan telepon pelanggan. Pada bagian jarlokaf ini sendiri ada bagian yang harus terus dipantau untuk menjaga kelancaran komunikasi. Adapun bagian tersebut adalah remote terminal atau yang lebih dikenal dengan digital loop carrier (DLC). Digital loop carrier ini perlu dilakukan peninjauan secara berkala, hal ini dilakukan agar data numberik yang dimiliki oleh digital loop carrier ini sendiri terus sesuai dengan data teknis. Adapun cara pemantauannya lewat metode sampling dan validasi. Bentuk dari digital loop carrier (DLC) adalah sebagai berikut : .
Gambar 1. Digital loop carrier
1. Bagian – bagian Digital loop carrier Adapun bagian dari suatu digital loop carrier (DLC) adalah sebagai berikut : LSA adalah suatu blok yang terdapat dalam sebuah digital loop carrier (DLC) yang berfungsi sebagai bagian yang menghubungkan antara urat kabel primer dengan urat kabel sekunder. Pada bagian iniliah proses sampling dan validasi berlangsung.
loop carrier (DLC). Mencocokkan data yang diambil di lapangan dengan data yang dimiliki kantor kandatel. Sampling juga ada ketentuan kapasitas yaitu: 1. Kapasitas 50-100 diambil 16 nomor pelanggan. 2. Kapasitas 101-280 diambil 32 nomor pelanggan. 3. Kapasitas 281-500 diambil 50 nomor pelanggan. 4. Kapasitas 501-1200 diambil 80 nomor pelanggan. 5. Kapasitas 1201-dst diambil 125 nomor pelanggan.
Gambar 2. Tampang LSA Gambar 3. Bagian DLC yang disampling
Modul E1. modul ini berfungsi sebagai penerima data yang ditranmisikan oleh serat optik. Data ini kemudian akan didemudulasikan lagi sehingga akan didapatkan data yang sama dengan apa yang dikirim. Catu daya AC. Pada digital loop carrier memiliki catu daya AC sendiri yang tidak bergantung dari central terminal. Hal ini disebabkan karena serat optik tidak dapat dilewatkan arus bolak balik sebagaimana pada rumah kabel. Kondisi ini juga bisa berakibat fatal apabila suplay listrik PLN pada tempat dimana digital loop carrier ini berada tiba – tiba mati. Kejadian ini akan mengakibatkan pengguna telepon rumah yang ditangani oleh digital loop carrier ini akan mengalami off juga hingga suplay listrik PLN kembali didapatkan.
IV. SAMPLING
Di dalam digital loop carrier terdapat perlengkapan yang sangat penting diperlukan sebuah digital loop carrier (DLC) yaitu: 1. Label kabel sekunder 2. Layout DLC 3. Pengawet 4. Buku kunjungan 5. Lap 6. Kuas 7. Denah peta jaringan DLC 4.1.1
Cara Kerja Sampling : 1. Siapkan alat-alat untuk sampling: Pesawat telepon (test phone) Bolpoint From (kertas data) Handphone
DAN VALIDASI
Untuk menjaga agar kinerja dari suatu digital loop carrier tetep prima, maka digital loop carrier ini sendiri perlu dilakukan peninjauan secara berkala dan proses pemeliharan yang meliputi : 4.1. Sampling Sampling yaitu pekerjaan yang bertujuan untuk pengecekan nomor telepon pelanggan.di digital
Gambar 4. Form Sampling
1. Telepon yang digunakan harus dalam kondisi yang baik. 2. Print out data teknis seluruh nomor pelanggan beserta nomor urat atau klem kabel sekundernya yang dimiliki oleh kantor kandatel dalam satu DLC. 3. Layout tampak depan dan tampak belakang DLC. 4. Alamat DLC. Gambar 5. Test phone
2. Lihatlah Layout yang ada pada DLC , hitung seluruh jumlah Kabel sekunder. Kemudian tentukan jumlah kapasitasnya berdasarkan metode sampling sebagai berikut : 50 – 100 diambil 16 nomor 100 – 200 diambil 32 nomor 281 – 500 diambil 50 nomor 501 – 1200 diambil 80 nomor 1201 – dst diambil 125 nomor 3. Tancapkan pesawat telepon ke LSA. 4. Tekan speaker pada pesawat test phone, setelah terdengar nada tunggu masukan nomor handphone yang akan digunakan. 5. Setelah muncul nomor yang terdapat pada handphone, kemudian dicatat pada kertas data. 6. Bersihkan layout yang terdapat dalam DLC dan jangan lupa mencatat kelengkapan yang kurang.
4.2.1
Cara Kerja Validasi 1. Siapkan alat – alat untuk validasi : Print out data teknis dari kantor Pesawat telepon (test phone) Handphone Bolpoint 2. Lihatlah Layout yang ada pada DLC. 3. Tancapkan telepon yang digunakan ke LSA. 4. Tekan speaker pesawat test phone untuk mencari sinyal, kemudian masukan nomor handphone yang akan digunakan. 5. Setelah muncul nomor pada handphone, kemudian cocokkan dengan data yang dimiliki. 6. Apabila cocok diberi kode, dan bila terdapat perbedaan dicatat yang akan dikoreksi lagi.
Pada proses sampling hanya dilakukan pengambilan nomor secara acak. Hasil ini akan dicocokkan dengan data teknis yang dimiliki oleh kantor kandatel. Apabila dari hasil sampling ditemukan perbedaan antara lapangan dengan data kantor, maka perlu dilakukan proser validasi. Dalam proses sampling ini perlu diingat bahwa hanya diambil sampel atau contoh secara acak. 4.2
Validasi
Validasi adalah pengecekan seluruh nomer pelanggan.untuk dicocokkan dengan kabel primer dan sekunder. Dengan melakukan validasi dapat ditentukan valid tidaknya data yang dimiliki oleh kandatel dengan data yang ada di lapangan.
Dalam melakukan validasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain :
Gambar 6. Bagian DLC yang di validasi
4.2.2
ditemukan bahwa nomor telepon 0246632898 tetap memiliki alamat urat dan klem sekunder yang sama dengan data yang terdapat dikantor. Namun pada status dari nomor telepon 0246632898 sendiri terdapat perbedaan. Dimana pada data teknis berstatus isi, sedangkan pada data lapangan berstatus isi dengan nada tunggu berkepanjangan yang tidak seperti pada umumnya, nada tunggu telepon normal (tulalit). Hasil ini akan kembali di cocokkan lagi dengan data teknis yang baru. Jika berbeda, maka data teknis lah yang harus berubah mengikuti data hasil validasi di lapangan.
Data hasil validasi Tabel 4.1 Data kantor
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Nomor Telepon 024663289 8 024663292 0 024766329 89 024766327 51 024766329 11 024766329 28
DATA TEKNIS LAMA UR URA P AT S TS P
STATUS
-
-
4
4
Isi
-
-
4
7
Isi
-
-
4
11
KSB
-
-
5
16
Isi
-
-
1 1
11 30
MUX CAD
-
-
2
1
WSUCC
-
-
4
38
Isi
-
-
4
27
Isi
2. Pada kasus kedua, antara hasil validasi dengan data teknis tidak terdapat perbedaan. Baik alamat urat sekunder maupun.
Tabel 4.2 Data lapangan DATA LAPANGAN No.
Nomor Telepon
P
URA TP
S
URA TS
STATUS
1
-
-
-
4
4
2
-
-
4
7
-
-
4
11
Isi
-
-
-
-
KSG
-
-
1
11
Isi
6
0246632920 0247663289 0 0247663297 0 -
Isi Tulalit Isi
-
-
1
30
7
-
-
-
2
1
CAD Isi Tulalit
-
-
4
38
NR
-
-
4
27
Isi
3 4 5
8 9
4.2.3
0247663291 1 0247663278 9
/
/
Pembahasan masalah pada validasi Dari hasil yang telah kita peroleh dapat kita bahas sebagai berikut : 1. Pada kasus pertama, data teknis menunjukkan nomor telepon 0246632898 berstatus isi yang berada pada blok sekunder empat, klem atau urat yang ke empat.tetapi setelah dilakukan validasi,
3. Pada kasus ketiga, data teknis menunjukkan bahwa blok sekunder empat dengan urat atau klem sebelas berstatus kosong baik. Setelah dilakukan validasi ternyata sekunder empat dengan urat atau klem sebelas berstatus isi dengan nomor telepon 02476632890. Hasil ini akan dicocokkan dengan data teknis yang baru. Setelah dilakukan pengecekan dengan data teknis yang baru, ternyata untuk blok sekunder empat dengan urat atau klem sebelas sudah berubah sesuai dengan data di lapangan. Sehingga data teknis yang lama sudah tidak berpengaruh lagi. 4. Pada kasus keempat, dari data teknis masih tercantum bahwa pada blok sekunder kelima dengan urat atau klem enam belas berstatus isi dengan nomor telepon pelanggan 02476632989. Tetapi ketika dilakukan validasi, blok sekunder kelima dengan urat atau klem enam belas telah berstatus kosong. Status kosong pada DLC berbeda dengan status kosong pada rumah kabel. Jika pada rumah kabel status kosong ditandai dengan telah dicabutnya kabel sekunder, sedangkan pada DLC kabel primer dan sekunder telah terpasang atau terhubung. Namun bukan berarti semuanya terpakai. Pada DLC, penyambungan telepon cukup dilakukan dari kantor kandatel dengan mengaktifkannya lewat software pemantau dari kantor. 5. Pada kasus kelima, data teknis menunjukan bahwa blok sekunder pertama urat atau klem ke sebelas memiliki ststus mux.
Status mux ini menunjukan bahwa blok sekunder pertama urat atau klem ke sebelas berstatus layanan speedy. Ketika dilakukan proses validasi pada blok sekunder pertama urat atau klem ke sebelas ini memang benar bahwa statusnya adalah mux dan nomor teleponnya bisa didapat dengan cara memanggil atau menelepon ke nomor handphone yang digunakan. 6. Pada kasus keenam, pada kasus ini tidak terjadi masalah. Baik antara data teknis maupun data lapangan. 7. Pada kasus ketujuh, dari data teknis untuk blok sekunder kedua dengan urat atau klem pertama dengan nomor telepon 02476632751 tertera status WSUCC. Status ini menunjukkan bahwa nomor telepon 02476632751 dalam masa persiapan pencabutan. Maksudnya pelanggan dengan nomor telepon 02476632751 diberi tenggat waktu selama tiga bulan untuk menyelesaikan masalah pembayaran rekening teloponnya. Dan apabila dalam tenggat waktu tersebut belum juga diselesaikan maka nomor telepon 02476632751 akan dicabut. Pencabutan pada DLC cukup dilakukan dengan menonaktifkannya lewat program atau software dari kantor. Dan ketika dilakukan validasi, hasil yang didapatkan bahwa nomor telepon 02476632751 berada dalam kondisi status isi dengan nada tunggu berkepanjangan yang tidak seperti pada umumnya nada tunggu telepon normal. Berarti dapat disimpulkan bahwa data teknis dan lapangan cocok. 8. Pada kasus kedelapan, pada kasus ini nomor telepon 02476632911 yang berada pada blok sekuder keempat urat atau klem ketiga puluh delapan berstatus isi. Saat dilakukan validasi, teryata data yang didapat bahwa nomor telepon 02476632911 berada dalam kondisi NR. Maksudnya telepon keluar dan masuk kenomor tersebut untuk sementara diblokir sampai pelanggan tersebut melunasi rekening teleponnya. 9. Pada kasus kesembilan, dari data teknis diketahui bahwa nomor telepon 02476632928 yang berada pada blok sekunder keempat urat atau klem kedua puluh tujuh berstatus isi. Setelah dilakukan validasi ternyata pada blok sekunder keempat urat atau klem kedua puluh tujuh
memiliki nomor telepon yang berbeda yaitu ; 02476632789. Perbedaan ini dicatat, yang selanjutnya akan dikoreksi dengan data teknis. Setelah dilakukan pengecekan, didapat bahwa nomor telepon 02476632928 berada pada blok sekunder kempat urat atau klem keempat puluh delapan. Sehingga dengan demikian telah terkoreksi kesalahan yang terjadi.
4.3
Persentase Tingkat Validitas Hasil Pengukuran Data Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan di lapangan, maka dapat diperoleh tingkat validitas DLC dengan menggunakan rumus: Tingkat Validitas DLC (%) =
Tetapi perlu diperhatikan bahwa dalam menghitung tingkat validitas suatu DLC tidak langsung dipakai data dari lapangan. Data tersebut harus diolah dahulu dengan cara dicocokkan dengan data kantor. Setelah proses pengecekan berlangsung, barulah kita dapat mengetahui jumlah error sebenarnya dan akhirnya dapat dihitung tingkat validitas DLC. Contoh Perhitungan : Pada suatu DLC terdapat total urat sekunder sebanyak 300, maka sesuai metode sampling diambil 50 dari 300. Jika hasil pencocokkan lapangan dengan kantor terdapat error, maka perlu dilakukan validasi secara menyeluruh. Dari hasil validasi, jumlah error akan kembali dicocokkan dengan data kantor yang akhirnya didapat data benar- benar error. Jika dari hasil validasi tersebut error total adalah 10, maka didapat tingkat validitas suatu DLC sebagai berikut:
Tingkat Validitas DLC (%) =
4.4
Kegiatan Di Lapangan
Setelah dilakukan kegiatan di lapangan selama kurang lebih satu bulan, mulai 2 Maret 2009 sampai dengan 31 Maret 2009 maka dapat saya jabarkan beberapa hasil kegiatan di lapangan : 1. Melakukan sampling secara berkala untuk tiap DLC yang kemudian datanya akan dikoreksi lagi. Hasil pengkoreksian inilah yang akan ditindak lanjuti dengan proses validasi untuk nomor- nomor telepon yang bermasalah. Pada proses ini , biasanya terjadi kendala – kendala kecil yang bisa memperlambat proses sampling tersebut. Adapun kendala – kendala tersebut seperti : Berbedanya alamat DLC atau kurang jelas, sehingga memerlukan waktu tambahan. Tidak terdapatnya layout letak kabel sekunder, hal ini akan sangat menyulitkan. Jika terjadi seperti demikian maka dilakukan panggilan dari tiap blok sekunder ke kantor, dimana dapat ditanyakan nomor tersebut mempunyai kedudukan pada blok sekunder ke berapa. Cara ini dapat dilakukan dengan cara memparalel pertemuan antara kabel primer dengan kabel sekunder. Selain itu perlu juga diperhatikan keadaan dari DLC tersebut, jika dalam DLC tersebut pengawet ruangannya telah habis maka harus diberi pengawet ruangan yang baru. Hal ini bertujuan agar DLC tersebut tidak menjadi sarang serangga yang dapat merusak modul ataupun kabel – kabelnya. 2. Dari hasil sampling yang telah dikoreksi atau jika ada keganjilan pada data teknis maka akan dilakukan kegiatan validasi. Kegiatan ini tidak jauh berbeda dengan proses sampling. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan proses validasi : Membawa Print out data DLC yang akan divalidasi. Mencari alamat letak DLC tersebut di peta jaringan yang sudah tersedia. Memeriksa pesawat telepon yang akan digunakan apakan baterainya masih dalam kondisi baik atau sudah rusak Membawa GPS yang akan ditembakkan saat kita berada di DLC. Hal ini berguna untuk pembuatan peta jaringan yang baru, jika dalam peta jaringan yang lama letak DLC tersebut belum dicantumkan. Berangkat kelokasi DLC yang akan divalidasi
Membuka kotak DLC dengan kunci yang tersedia, kemudian membaca layout dari DLC tersebut. Jika pada DLC tersebut tidak ditemukan layout maka yang harus dilakukan adalah mencoba melakukan panggilan dari tiap blok sekunder ke kantor, dimana dapat ditanyakan nomor tersebut mempunyai kedudukan pada blok sekunder ke berapa. Cara ini dapat dilakukan dengan cara memparalel pertemuan antara kabel primer dengan kabel sekunder. Dari hasil penelponan dapat digambarkan layout dari DLC tersebut. Setelah itu validasi dilakukan untuk nomor – nomor yang bermasalah atau seluruh isi DLC yang biasa dikenal dengan validasi total. Saat melakukan validasi diharuskan mencatat seluruh masalah yang terjadi dilapangan. Hal ini bertujuan agar kualitas dari DLC tersebut semakin baik. V. KESIMPULAN Dari hasil pengamatan yang dilakukan selama melakukan Kerja Praktek pada digital loop carrier PT. Telkom kandatel semarang, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Jaringan lokal akses fiber (jarlokaf) adalah seluruh jaringan transmisi antara sentral lokal dengan terminal pelanggan yang menggunakan serat optik 2. Digital loop carrier (DLC) adalah Remote Terminal (RT) pada jaringan jarlokaf. 3. Pemeliharaan jaringan jarlokaf dapat berupa peninjauan dan pemeriksaan secara berkala pada Digital loop carrier (DLC). 4. Pemeliharan Digital loop carrier (DLC) dilakukan dengan cara melakukan sampling dan validasi. 5. Sampling adalah proses mengambil nomor secara acak pada Digital loop carrier (DLC) yang hasilnya dapat dijadikan pertimbangan untuk perlu tidaknya dilakukan validasi. 6. Validasi adalah proses pengecekan antara data teknis dan data yang ada di lapangan, yang kemudian akan dikoreksi bila terdapat kesalahan. 7. Tingkat validitas data numberik pada suatu Digital loop carrier (DLC) didapat dengan menghitung persentase jumlah data dikurangi jumlah data yang error dibagi jumlah keseluruhan data dan dikali 100%.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Chattopadhyay. Dasar Elektronika. Institut of Radio Physics and Electronics Calcuta University & UIPress,Jakarta, 1989. [2] Sukiswo ST,MT. Pengantar Jaringan telekomunikasi, diktat kuliah, 2002 [3] Darjat ST,MT. Elektronika Optik, materi kuliah, 2007. [4] Riantoro.Muh.Zaki, Komunikasi Data, PDF file, 2004 [5] ______, Buku Pedoman Instalasi DIGITAL LOOP CARRIER, PT. Telkom kandatel [6] http://www.wikipedia.co.id
Bayu Ardiyanto ( L2F005520) Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Sub Konsentrasi Informatika dan Komputer, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang. Kerja Praktek Dilaksanakan Di PT. TELKOM INDONESIA KANDATEL Semarang.
Mengetahui/mengesahkan Dosen Pembimbing
Ir. Kodrat Iman Satoto, MT NIP 132 046 696