Seminar Nasional dan Rapat Tahunan Bidang MIPA 2014 |
SEMIRATA
KEANEKARAGAMAN SPESIES Thrips sp (Thysanoptera:Thripidae) DAN PERSEBARANNYA Dl PERTANAMAN CABAI (Gapsicum annuum L.) Dt DATARAN RENDAH DAN DATARAN TINGGI PROVINSIJAMBI SPECIES DIVERSITY OF SP THRIPS (THYSANOPTERA: THRIPIDAE) AND SPREAD OF IN THE CAPSICUM ANNUUM L. IN LOWLAND AND PLATEAU OF PROVINCE JAMBI
AsniJoha4l'), Siti Herlinda2), Chandra tJurusan
, 3
J u ru
lrsan2), Yulih Pujiastuti2) dan Dewi Sartiami3)
Pendklikan Matematika dan llmu Pengetahuan Alam, FKIP Universitas Jambi
san'o." j,:m5J:il1'+H;Ji 3:' ff;f ,u J 3 jiT*::',lllu",, it", s riwij aya
Jl. Ralra Palembang-Prabumulih Km 32, Ogan llir, lndralaya 30662 Laboratorium Birebternatih Departemen ProteksiTanaman, Fakultas Pertanian lnstitut Pertanian
'#4ffi-iffl
l;i]'^?{,38r1r;i1'u'j/f,,uu',10u.,
Email : johari_asni@yahoo. com
ABSTRACT Thrips is an insect that is polyphagia and becomes pest in chili plants. ln Jambi, the damage may reach 4A o/o. Lack of studies of species diversity of thrips in the chili plantation in Jambi Province The study was conducted explore, identify and analyze the species diversity of thrips in the highlands and lowlands of Jambi ProMnce. ldentification of thrips species was caried out in the laboratory Biosystematics Department of Plant Protection IPB Bogor. Thrips species survey was conducted in 43 locations in chili plantation at upland and lowland in Jambi Province during August-November 2012. The research found that there were three thrips species in the highlands, i.e. Thrips paruispinus, T. palmi, which was classified into Thripidae family and one species was from the sub-ordo Tubulifera. Tvro species in the lowlands were 7i parvispinus which was classified into Thripidae family and one species was from the sub-ordo Tubulifera. The highest species diversity was found in the highland. The highestabundance of thrips was found in the highland (3741thrips| Thrips parvispinus found at each site numbers were dominant. Thrips species diversity in the chili plantation in August-November 2012rn, the province of Jambiwere relatively in low category.
.
to
was
survey
and the
Keywords: Diversity, thrips, highland and lowland
ABSTRAK Trips merupakan serangga yang bersifat polifag dan menjadi hama di tanaman cabai. EI Jambi kerusakan yang ditimbulkan dapat mencapai 40%. Penelitian keanekaragamat spesies trips di pertanaman cabai Provinsi Jambi belum ada laporannya. Penelitian ditafufan untuk mengeksplorasi, mengidentifikasi dan menganalisis keanekaragaman spesies trips d dataran tinggi dan dataran rendah Provinsi Jambi. ldentifikasi spesies trips dilakukan d laboratorium Biosistematik Departemen Proteksi Tanaman IPB Bogor. Survei spesies trip dilakukan di 43 lokasi pertanaman cabai dataran tinggi dan dataran rendah Prwinsi JamH sefama bulan Agustus-November 2012. Hasil penelitian ditemukan tiga spesies trips d dataran tinggi yaitu Thrips palispinus, L palmiyang digolongkan famili Thripidae dan satr spesies dari sub ordo Tubulifera, dan dua spesies di dataran rendah yaitu L paruispinusyarq digolongkan famili Thripidae dan satu spesies dari sub ordo Tubulifera. Keanekaragaman spesies tertinggi ditemukan di dataran tinggi. Kelimpahan trips tertinggi ditemukan d dataran tinggi (3741 individu). T. paruisprnus ditemukan di setiap lokasi survei da jumlahnya mendominasi. Keanekaragaman spesies trips di pertanaman cabai bula, Agustus-November 2012 di Provinsi Jambi tergolong kategori rendah. Kata kunci : Keanekaragaman, Thrips sp, dataran tinggi dan rendah.
PENDAHULUAN Trips merupakan hama penting yang menyerang tanaman cabai (Capsicum annuum L.). Serangan trips pada tanaman cabai dan tanaman lainnya cukup tinggi. Di provinsi Jambi kerusakan oleh trips dapat mencapai 4}o/o Ul. Disamping menimbulkan kerusakan pada tanaman, trips juga dapat berperan sebagai vektor penyakit tanaman. Diketahui ada 0,27o trips yang merupakan vektor virus kelompok rospovirus [2,3]. Lebih dari 5000 spesies trips yang telah diketahui. Dari jumlah tersebut, kelompok Thripidae banyak merugikan tanaman pertanian. Kelompok Thripidae merupakan hama penting tanaman pertanian yang dapat mengakibatkan kehilangan hasilpanen yang serius [4]. Di lndonesia, T. paruisprnus merupakan spesies yang paling banyak ditemukan. Spesies L parvispinus yang paling dominan ditemukan merugikan tanaman pertanian t5l. T. paruispinus menjadi kendala utama budidaya calrai di pulau Jawa [6,7]. T. paruispinus merupakan hama yang paling merusak tsl. Hasil penelitian Prabaningrum [8] juga menemukan pada tanaman paprika di kabupaten Bandung, Jawa Barat hanya T. parvispinus. Dari beberapa referensi\i atas, dapat diketahui ada beberapa spesies trips yang menjadi hama pada tanaman baQai. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi, mengidentifikasi dan menganalisis kebnekaragaman trips yang menyerang tanaman cabai di dataran rendah dan di dataran tinggi Provinsi Jambi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang keanekaragaman spesies trips yang ada di pertanaman cabai di dataran tinggi dan di daratan rendah provinsi Jambi. (T.
BAHAN DAN
METODE
Penelitian dilaksanakan bulan Agustus-November 2012 di pertanaman cabai dataran rendah dan dataran tinggi Provinsi Jambi (Tabel 1). Ketinggian daerah dataran rendah ,l 200 m di atas permukaan laut (mdpl) dan 800 1.750 mdpl di dataran tinggi dengan suhu rata-rata 27oC di dataran rendah dan 22oC di dataran tinggi. Kelembaban nisbi udara di dataran tinggi berkisar antara 6198% dan di dataran rendah 5g-g5%. penelitian ini menggunakan metode survei. Survei dilakukan di pertanaman cabai di dataran rendah dan dataran tinggi Provinsi Jambi.
-
-
2.1. Pengamatan Keanekaragaman dan persebaran spesies Trips 2.1.1. Eksplorasi Trips Eksplorasi trips dilakukan melaui survei di pertanaman cabai di dataran tinggi dan dataran rendah Provinsi Jambi. lmago trips dikumpulkan dad 1b0 tanaman cabai pada masing-masing lokasi [9]. lmago trips yang diperoleh dimasukkan ke dalam wadah plastik volume 50 ml. Selanjutnya trips dikoleksidalam alkohol 70% untuk identifikasi. lmago trips yang dikoleksi sebagian dibuat sfde mikroskopis. Selanjutnya slide tersebut digunakan untuk mengidentifikasi spesiesnya. 2.1.2. ldentifikasi Trips Tahap awal identifikasi, trips yang sudah dikoleksi dikelompokkan berdasarkan kesamaan morfologi dengan menggunakan mikroskop binokuler stereo. Selanjutnya identifikasi dilakukan dengan mengamati perbedaan dan persamaan rumbai sayap, antena, oseli, warna, dan bagian-bagian penting lainnya dengan menggunakan mikroskop binokuler compound merek Olympus. ldentifikasi dilakukan dengan menggunakan kunci iden11kasi yang dibuat oleh Palmer et al.I10l; Mound dan Kibby [11]; Moritz et at.l12l: dan Mound [13]. 147
---,"+4F
Seminar Nasionaldan Rapat Tahunan Bidang MIPA 2014 |
SEMIRATA
ldentifikasi dilakukan di laboratorium Biosistematik Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian IPB Bogor.
Tabel 1. Lokasi survei dan ketinggiannya di dataran rendah dan dataran tinggi Provinsi Jambi bulan Agustus-November 2012 Kabupaten/Kota Ketinggian tempat (mdpt)
Nama daerah
Dataran Rendah Jambi
Lingkar selatan ll Lingkar selatan lll Lingkar selatan I Palmerah lama Simpang gereja Simpang ahock Jerambah bolong Kenali asam bawah
31
33 34 40 53 54
u 56
M
Pal 10 Muara Bungo Muaro Jambi
Bungo Ramin Serdang jaya Betara Muntialo Terjun gajah Terjun jaya Pematang lumut Koto baru Simpang koto baru
Tanjung Jabung Barat
Tanjung Jabung Timur
75
26 8 20 21
29 29 39 14 '14
Dataran Tinggi Kerinci
Sungaiminyak Siulak deras mudik Sungaibetung mudik Ujung ladang Renah pemetik Lubuk tabun Pasir jaya Renah pesugin Gunung talang Sungai duren Sungai kuning Sungai tendai Pesisir bukit
883
't.o28
1.068 1.184 1.239 1.245 1.255 1.255 1.256
1.258 1.262 1.400
1.416 1.445 1.446 1.446
Harapan jaya Koto panjang
Koto periang Tangkil
1.471
Pauh tinggi
1.476
Sungaidalam Lindung jaya
1.507 1.510 1.535
Kersik fuo Gid mulyo
1.584
Surgaikedng
l(chnbilr
tf*q-
'
I
,
C
1.584
't.711
G
lQir
frftr
rbqgil
menggunakan GpSMAp 60CSx
(
2.1.3. Persebaran Trips Untuk mengetahui persebaran spesies trips di pertanaman cabai dilakukan dengan metode survei' Survei dilakukan dengan mengumpulkan imago trips dari 150 tanaman cabai di masing-masing lokasi [9]. Pengamatan trip. dilakukan langsung secara visual di pertanaman cabai. Pada saat survei dilakukan, dicaiat keadaan iklim di sekitar pertanaman cabai seperti suhu, kelembaban, curah hujan. Disamping itu juga dicatat informasi penggunaan pestisida. lmago trips yang diperoleh dimasukkan ke dalam wadah volume 50 ml berisi atkohol 70%' sebagian trips yang dikoleksi dibuat slde mikroskopis. ldentifikasi dilakukan dengan pengamatan slide mikroskopik ini di bawah mikroskop binokuler compound. Sebelum melakukan identifikasi, trips yang sudah dikoleksiterlebih dahulu dikelompokkan berdasarkan kesamaan morfologinya menggunakan mikroskop binokuler stereo. selanjutnya identifikasi dilakukan dengan mengamati morfologi trips yaitu rumbai sayap, antena, oseli, warna, dan bagian-bagian penting lainnya dengan menggunakan mikroskop binokuler compound. ldentifikasi dilakukan dengan menggunakan kunci identifikasi yang dibuat oleh palmer et at. [10]; Mound dan Kibby [11]; Moritz et at.l12l;dan Mound t131.
HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Keanekaragaman Spesies dan persebaran Trips Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah spesies trips yang ditemukan di dataran rendah dan di dataran tinggi selama bulan Agustus-Novem ber 2012 berbeda. selama bulan Agustus-November 2012, trips yang ditemukan di dataran rendah dua spesies yaitu r. paruispinus dan satu spesies dari anggota kelompok sub ordo Tubulifera. Di dataran tinggi ditemukan tiga spesies yaitu T. paruispinus, T. palmi, dan satu spesies dari anggota kelompok sub ordo Tubulifera (Tabel2). Tabel 2' Spesies trips pada'tanaman cabai di dataran tinggi vi dan di dataran rendah provinsi Jambi bulan Juli-November
2012
Thripidae
Thrips patmi 1
Thrips paruispinus +++
+++
1.476, 1.510, 1.535, 1.711 8_,^14t
20,21,26,29, 31,33, 34, 39, 40, 883, t.oza, t.boe,
5,3r 54, 56, 64, 75,
1.194, 1.239, 1.245, 1.255, 1.256, 1.258, 1.262, 1.400, 1.416, 1.445', 1.446, 1.471, 1.476, 1.507, t.sto, Sub ordo
Tubulifera
++
++
1.535, 1.584,1.711
31r 33, 34, 40, 56, 64, 1.068, 1.184,
1.256, 1.400, 1.445, 1.471, 1.476, 1.510, 1.535, 1.711
Keterangan:
+++
=
=
tidak ditemukan
Pada Tabel di atas menunjukkan bahwa T. paruisprnus ditemukan pada setiap
lokasi survei, baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah. Kelimpahan T. paruispinus yang ditemukan pada kedua dataran tersebut mendominasi. T. patmi
ditemukan pada dataran tinggi dan tidak ditemukan pada dataran rendah. Keanekaragaman spesies trips selama bulan Agustus-November 2A12 di setiap lokasi survei di dataran rendah dan dataran tinggi tergolong kategori rendah (H'<1) (Tabel 3)' spesies T. paruispinus banyak ditemukan pada kedua dataran
149
:GEEF''
Seminar Nasional dan Rapat Tahunan Bidang MIPA 2014 I
SEMIRATA
tersebut dengan indeks keanekaragaman spesies (H'), indeks dominasi spesies (d), dan indeks kemerataan spesies (E) disaiikan pada Tabel 4' Tabel 3. Keanekaragaman spa*es trips di berbagai lokasi di dataran rendah dan di dataran tinqqi Provinsi Jambi bulan Agusfus-November 2012 Lokasi
JS
Dataran rendah Simpang ahock Paal 10 KenaliAsam Batdt Jerambah Bobng Simpang Geteja Pal Merah Lama Lingkar Selatan 1 Lingkar Selatan 2 Lingkar Selatan 3 Ramin Koto Baru Simpang K Baru Bungo Muntialo Serdang Jaya Terjun Gajah Terjun Jaya Betara Pematang Lumut
Dataran tinggi Kerslr-Tno Peuh Tutg6i Harapan Jaya Pesisir Bukit Ujung Ladang Giri Mulyo Kebun Baru S.B. Mudik
Tangkil Koto Periangan
1
S. Kering Lindung Jaya S. Tendai Koto Panjang Siulak Deras Mudik S. Dalam Lubuk Tabun Sungai Duren
121 280
2U 75 32 384
2 2
0.00 0.04 0.05
1
0.00
1
289 479 488
2 2
58
1
0.00 0.05 0.06 0.03 0.03 0.00
18
1
0.00
34 98
1
0.00
1
0.00
I
0.00
31
33 27 42 36
1
2
2
1
0.00 0.00
1
0.00
1
0.00
1
,|
0.00
633
3
150 121 127
3
0.09 0.24
274
3
156 198
1
3
0.23 0.00 o.'12 0.00 0.19
119
3 1
1.00 1.00
0.99 0.99 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
0.08 0.22
1.00
0.00
0.98
0.11
1.00
0.00 0.17 0.12 o.24 0.00 0.00 0.26 0.34 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.10 0.00 0.25
0.96 0.98 0.94
124
2
0.08
3
0.27
1
0.00
1
0.00
1.00 1.00
144 43
3
0.29
0.93
3
0.91
140 33 't14
1
126 2't3
,|
2
0.37 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.07
62
1
0.00
1.00
143
2
0.17
0.96
SungaiKuning Renah Pesugin SungaiMinyak
118
Gunung Talang Renan Pemetik Pasir Jaya
161
1 1
11
145
H'= lndeks Shannon,
1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
0.99
d
0.00 0.06 0.07 0.00 0.00 0.07 0.08 0.04 0.04 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.98 0.95 0.95
150 195 160
Keterangan: = Jimlatr lndividu/lso tanaman, JS = Jumlah Spesies, Kemerataan
Jl
1.00
0.99 0.99
= lndeks Dominasi
0.21
E
= lndeks
Tabel 4' Keanekaragaman. spesies trips di dataran tinggi dan di dataran rendah provinsi
@gustus-Novem KarakteristiUpenqamatan Kelimpahan Jumlah spesies lndeks Shannon (,H)
lndeks dominasi(d) lndeks kemerataan (E)
Tabel
3
ber 2n i
3741 3 0,106 0,981
0,096
2"''
2878 2 0,031
0,995 0.o44
menunjukkan bahwa
kelimpahan spesies tiap lokasi bervariasi. Kelimpahan spesies yang paling rendah terdapai pada lokasi Renah pesugin (11 indMdu) dan Kotobaru (18 individu), sementara kelimpahan paling tinggi terdapat pada lokasi Kersik Tuo (633 individu) dan Lingkar selatan 3 (488 individu). Variasi kelimpahan ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain umur tanaman. Umur tanaman cabai yang ditemukan saat survei dilakukan bervariasi. umur tanaman menentukan fase berbunga dan jumlah bunga tanaman. survei yang dilakukan pada tanaman cabai sedang berbunga penuh akan mendapatkan kelimpahan trips yang lebifr tinggi. Disamping umur tanaman, penggunaan pestisida dapat mempengaruhi ketimpahan populasi trips' survei yang dilakukan di tanaman cabai yang baru Jisemprot dengan insektisida, akan memperoleh jumlah trips yang sedikit. lnsektisida dapat membunuh trips sehingga populasinya berkurang. Penggunaan insektisida menuiunkan kelimpahan populasitrips [14]. Pada Tabel 4 ditunjukkan bahwa keanekaragaman di dataran rendah dan di dataran tinggi tergolong kategori rendah dengan adanya dominasi yang tinggi. Keanekaragaman suatu spesies sangat bergantung pada keberadaan sumberdaya yang tersedia. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kelimpahan serangga, sehingga satu spesies serangga dapat bervariasi antar wilayah berbeda. Faktor tersebut yaitu suhu, iklim dan vegetasi' Kelimpahan spesies dipengaruhi perbedaan suhu, iklim, kondisi oleh geografis, dan vegetasi yang ada diwilayah itu 1tS,tO1. 3.2. Persebaran Trips di pertanaman Gabai Hasil penelitian diketahui bahwa T. patmi ditemukan di semua wilayah survei di dataran tinggi' Pada pertanaman cabai di i"t"t"n *Jah tidak ditemukan T. patmi pada ketinggian kurang dari 100 mdpl. Akan tetapi, pada tumbuhan inang di sekitar pertanaman cabai di dataran tinggi dan di dataran rendah ditemukan T. patmi. Hal ini diduga ada kaitannya dengan kompetisi antar spesies dan adanya faktor dominasi yang tinggi dalam pencarian tumbuhan inang di dataran rendah. SIMPULAN DAN SARAN 4.1. Simpulan Dari hasil temuan dapat disimpulkan bahwa (1) bulan Agustus-November 2012 di dataran rendah wilayah Jambi ditemukan dua spesies trips yang dikelompokkan kedalam famili rhripidae dan satu dari anggota sub ordo Tubulifera. Di dataran tinggi ditemukan tiga spesies yang digolongkan famili Thripidae dan satu dari anggota sub ordo Tubulifera, (3) keanekaragaman spesies trips di dataran rendah dan dataran tinggi provinsiJambi tergolong kategori rendah, @) paruispinus ditemukan di setiap lokasi penetitian baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi dengan jumrah individu mendominasi.
r.
151
Seminar Nasional dan Rapat Tahunan Bidang MIPA 2014 I
SEMIRATA
4.2. Saran Mengingat telah diketahui keanekaragaman spesies dan persebaran trips di wilayah Jambi, maka perlu penelitian lanjutan tentang pengendalian trips yang tepat terutama pengendalian hayati trips khas lokaldataran rendah dan dataran tinggi Provinsi Jambi.
DAFTAR PUSTAKA
t1l Dinas
Pertanian Tanaman Pangan. 2010. Data Proteksi Tanaman Pangan dan
Hortikultura. Provinsi Jambi.p. 78-88. transmission of l2l Ullman DE, German TL, Shenuood JL, & Westcot DM 1995. Thrips M. Skinner and T. B.L. Parker, In possibilities for management. tospoviruses: Future Series A: Life ASI Series. p-3-16. NATO Lewis. Thrips Biology and Management. Sciences Yol276. Plenum Press, New York. t3l Marullo R. and L. Mound. 2002. Thrips and Tospovirus. Proceedings of the international symposium on Thysanoptera. Australian national insect collection. Canberra. p.391. t4l l--ewis T.1gg7. Thrips as Crop Pests. CAB lnternational. International University Press. p.15-65. t5] Talekar NS. 1991. Thrips in Southeast Asia. Proc. Regional Consultation Workshop Bangkok, Thailand, 13 March 1991. AVRDC, Taiwan, ROC. p 61-67. 16l VosJGM, S Sastrosiswojo TS. Uhan, dan Setiawati. 1991. Thrips on hot pepper in Java, N.S. Tilekar. Thrips in Southeast Asia.p.18-28. Proc. Regional lndonesia. consultation workshop. Bangkok, Thailand, 13 March 1991. AVRDC, Taiwan, ROC. Vos JGM. 1994. lntegrated Crop Management of Hot Pepper (Capsicum spp.) In Tropical Lonilands. Wageningen Agricultural University, The Netherlands. P 188. thrips l8l Rabanirgrum L. dan Yayuk R Suhardjono. 2007. ldentifikasi spesies Kabupaten di Cfhysanopt€ra) pada tanaman paprika (Capsicum annuum var. Grossum) Jaua Barat Jwnal Hortikultura 17(3):270-276. l9l Khan t., t)in S, Klralil SK, Rafi MA. 2006. Survey of predatory coccinellids7 (Coleoptera:Coccinellitlae) in the Chitral, District, Pakistan. Journalof lnsect Science (7):1T21. [10] Palmer JM, L Morrrd and GJ du Heaume. 1989. CIE guides to insect of importance to man 2.Thysanoptera. C.R Betts. CAB lntemational lnst. British Museum Natural History p.72. [11] Mound LA & Kibby G. 1998. Thysanoptera. tur ldenffication Guide. CSIRO Entomology, Canberra Australia; NafuralHystory Museum, London, UK. CAB Intemational. [12] Moritz G, D Monis, and L Mound. 2001. Thrips lD. Pest Thrips of the world. An interactive identifi cation and information sptem. CSI RO Publishing Canberra. [13]Mound L. 2006. Thysanoptera Biology and ldentification. CSIRO Entomology Canberra Australia. [14] Funderburk J. 2Q02. Ecology of Thrips. Proceding Of the 7 th lnternational Simposium on Thysanoptera 121[15] Romoser WS. 1973. The Science of Entomology. New York: Mac-Millan Publishing. [16] Speight MR, Hunter MD, Watt AD. 1999. Ecology of insects-concepts and applications. London: Blackwell Science Ltd.
ln
n