FAKTOR PENYEBAB KECENDERUNGAM MASYARAKAT MEMILIH TEMPAT TINGGAL DI SEMPADAN SUNGAI PADANG KOTA TEBING TINGGI Roudhatul Hasanah Pane
Alumnus S1 Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar Psr V Medan Estate Medan, 20211 Indonesia Email:
[email protected]
Abstrak Perumahan merupakan kebutuhan masyarakat yang paling mendasar, dan dalam pemenuhannya masih sulit dijangkau terutama oleh penduduk berpendapatan rendah di Indonesia, khususnya di perkotaan sehingga menyebabkan adanya pemukiman kumuh dan liar di sekitar sempadan rel, sempadan sungai, di bawah jembatan tol, dan di atas tanah yang ditelantarkan. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor penyebab dan faktor dominan masyarakat memilih tempat tinggal khususnya yang berada di sempadan sungai. Dalam penelitian ini, data yang diolah adalah data primer yang diambil berdasarkan survey lapangan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Kepala Keluarga (KK) yang bermukim di sempadan sungai Padang Kota Tebing Tinggi yang tersebar di 5 (lima) Kecamatan, yaitu : (1) Kecamatan Rambutan; (2) Kecamatan Padang Hulu; (3) Kecamatan Padang Hilir; (4) Kecamatan Tebing Tinggi Kota; dan (5) Kecamatan Bajenis dengan jumlah 687 KK sedangkan sampel ditetapkan secara acak proporsi sebesar 15% dari jumlah populasi yaitu 687 KK, sehingga diperoleh 103 KK. Yang menjadi variabel penelitian adalah faktor penyebab masyarakat memilih tempat tinggal di sempadan Sungai Padang Kota Tebing Tinggi yaitu : (1) faktor pendidikan; (2) faktor pekerjaan; (3) faktor pendapatan; (4) faktor dekat dengan tempat bekerja; (5) faktor dekat dengan sarana transportasi; (6) faktor keeratan hubungan sosial (sistem kekerabatan).. Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian menggunakan teknik deskriptif yaitu dengan mentabulasikan data yang didapatkan melalui jawaban dari hasil wawancara dan angket, kemudian menguraikan dan menganalisis data berdasarkan persentase dari tabel frekuensi, gambar, dan sebagainya. Kata kunci: perumahan, pemukiman, sempadan sungai PENDAHULUAN Perumahan merupakan kebutuhan masyarakat yang paling mendasar, dan dalam pemenuhannya masih sulit dijangkau terutama oleh penduduk berpendapatan rendah di Indonesia, khususnya di perkotaan. Di perkotaan sebagian besar penduduk yang berpenghasilan rendah tinggal di perkampungan yang berada di balik gedung pertokoan dan perkantoran dalam petak-petak kecil, saling berhimpitan, tidak sehat dan seringkali dalam satu rumah tinggal lebih dari satu keluarga. Tidak hanya itu, mereka juga tinggal berkelompok membentuk pemukiman yang seringkali ditemukan di sempadan rel kereta api, di sempadan sungai, di bawah jembatan tol,
dan di atas tanah yang ditelantarkan. Untuk mengatasi permasalahan ini sangat dibutuhkan peran serta pemerintah termasuk dalam pemenuhan perumahan bagi penduduk miskin di perkotaan agar pemukiman kumuh dan liar tidak semakin meluas. Salah satu kawasan pemukiman liar dan kumuh yang ada di Kota Tebing Tinggi adalah pemukiman yang terletak di sempadan Daerah Aliran Sungai (DAS) Padang. Di wilayah ini, warga masyarakat tidak hanya mendirikan rumah di wilayah yang khusus untuk perumahan, tetapi mereka juga mendirikan rumah untuk tempat tinggal di kawasan sempadan sungai dengan jarak yang sangat dekat dengan
33
sungai, padahal untuk sungai yang berada di lokasi pemukiman, daerah yang diperbolehkan untuk membangun perumahan adalah lokasi yang berjarak antar 10-15 meter dari sempadan sungai. Kawasan sempadan sungai bukan untuk pemukiman tetapi merupakan lahan potensial sebagai jalur hijau demi menjaga kelangsungan ekosistem di dalamnya (LPP Mangrove, 1997). Dilihat dari penjelasan di atas, maka masyarakat yang mendirikan perumahan di kawasan sempadan sungai termasuk pemukim liar. Secara hukum, mereka tidak memiliki izin resmi dan melanggar aturan yang telah ditetapkan karena telah membangun rumah di kawasan jalur hijau yang memang bukan untuk kawasan pemukiman. Demikian halnya yang terjadi pada masyarakat atau warga yang tinggal di sempadan Daerah Aliran Sungai (DAS) Padang Kota Tebing Tinggi, mereka memanfaatkan kawasan sempadan sungai untuk mendirikan perumahan sebagai tempat tinggal. Di kawasan tersebut, dapat dilihat masyarakat atau warga menempati rumah-rumah yang kecil, berhimpitan, dan tatanannya sangat tidak teratur. Bahkan rumah-rumah tersebut terbuat dari bahanbahan kayu yang telah usang dan dibangun sangat dekat dengan sungai. Kota Tebing Tinggi merupakan salah satu pemerintahan daerah dari 25 kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara dengan luas wilayah 38,438 km2 yang terbagi atas 5 kecamatan yang dilewati oleh aliran Sungai Padang ini masing-masing pernah mengalami kebanjiran setiap tahunnya. Namun uniknya, walaupun demikian bahaya banjir selalu datang dan membahayakan keselamatan mereka, masyarakat atau warga yang bermukim di kawasan sempadan sungai Padang tetap bertahan dan lebih memilih tempat tinggal di wilayah tersebut sehingga hal inilah yang menjadi dasar utama penelitian ini dilakukan. Dari latar belakang di atas dapat dapat dirumuskan pertanyaan penelitian yaitu faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab kecenderungan masyarakat 34
memilih tempat tinggal di sempadan Sungai Padang Kota Tebing Tinggi? Faktor-faktor tersebut adalah tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dekat dengan tempat bekerja, mudah memperoleh sarana transportasi, keeratan hubungan sosial (sistem kekerabatan), harga tanah, murahnya harga sewa tanah. Dan juga faktor dominan apa saja yang menyebabkan masyarakat memilih tempat tinggal di sempadan Sungai Padang Kota Tebing Tinggi. Sehingga dengan diadakannya penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pemerintah yaitu dalam mengambil kebijakan yang berhubungan dengan masalah perencanaan daerah dalam mengatur permukiman, perencana kependudukan dan perencanaan drainase kota (hidrologi), menjadikan bahan kajian atau literature bagi para akademisi atau mahasiswa, yang berminat atau tertarik dengan masalah perencanaan kota, dan perairan (hidrologi), terutama dalam perencanaan perkotaan. METODOLOGI PENELITIAN Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Kepala Keluarga (KK) yang bermukim di sempadan sungai Padang Kota Tebing Tinggi yang tersebar di 5 (lima) Kecamatan, yaitu : (1) Kecamatan Rambutan; (2) Kecamatan Padang Hulu; (3) Kecamatan Padang Hilir; (4) Kecamatan Tebing Tinggi Kota; dan (5) Kecamatan Bajenis dengan jumlah 687 KK; sedangkan sampel ditetapkan secara acak proporsi sebesar 15% dari jumlah populasi yaitu 687 KK, sehingga diperoleh 103 KK. Variabel penelitian ini adalah faktor penyebab masyarakat memilih tempat tinggal di sempadan Sungai Padang Kota Tebing Tinggi yaitu : (1) Faktor pendidikan; (2) Faktor pekerjaan; (3) Faktor pendapatan; (4) Faktor dekat dengan tempat bekerja; (5) Faktor dekat dengan sarana transportasi; (6) Faktor keeratan hubungan sosial (sistem kekerabatan). Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian menggunakan teknik deskriptif yaitu dengan mentabulasikan data yang didapatkan
melalui jawaban dari hasil wawancara dan angket, kemudian menguraikan dan menganalisis data berdasarkan persentase dari tabel frekuensi, gambar, dan sebagainya. Tabel 1. Alasan Responden Memilih lokasi No 1 2 3 4
Alasan Memilih Sewa Tanah Murah, Dekat Dengan Keluarga, Dekat Dengan Tempat Bekerja Sewa Tanah Murah, Dekat Dengan Keluarga Sewa Tanah Murah, Dekat Dengan Tempat Bekerja Dekat Dengan Keluarga, Dekat Dengan Tempat Bekerja Jumlah
Berdasarkan pada tabel 1 dapat disimpulkan bahwa tidak ada dari salah satu responden yang memilih satu alasan, melainkan dr salah satu responden ada yang memilih 3 atau 2 alasan sekaligus. Dapat dilihat pada tabel tersebut ada sebanyak 18 responden (17,48%) yang memilih 3 alasan sekaligus yaitu dengan alasan Sewa Tanah Murah (STM), Dekat Dengan Keluarga (DDK), Dekat Dengan Tempat Bekerja (DDTB). Dan alasan yang paling banyak
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dari analisis data yang telah dilakukan setelah penelitian, dapat diketahui apa saja faktor penyebab masyarakat memilih tempat tinggal di sempadan sungai Padang Kota Tebing Tinggi. Jumlah Responden 18
Persentase (%) 17,48
48
46,60
25
24,27
12
11,65
103
100,00
dipilih oleh responden adalah Sewa Tanah Murah (STM) dan Dekat Dengan Keluarga (DDK) dengan jumlah responden 48 orang (46,60%) sedangkan yang paling sedikit adalah yang memilih Dekat Dengan Keluarga (DDK) dan Dekat Dengan Tempat Bekerja (DDTB) dengan jumlah responden 12 orang (11,65%). Selanjutnya perhitungan alasan responden memilih lokasi dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Perhitungan Alasan Responden Memilih Lokasi No 1 2 3
Alasan Sewa Tanah Murah (STM) Dekat Dengan Keluarga (DDK) Dekat Dengan Tempat Bekerja (DDTB)
Dilihat pada tabel 2 dapat diambil kesimpulan bahwa alasan responden memilih lokasi tempat tinggal di sempadan sungai adalah sewa tanah murah (88,35%), kemudian diikuti dengan alasan dekat dengan keluarga (75,73%) dan dekat dengan tempat bekerja (53,39%). Dapat diketahui bahwa alasan murahnya harga sewa tanah adalah alasan yang paling dominan sehingga mereka dapat membangun rumah sendiri serta ikut dan bisa dekat dengan keluarga. Harga sewa tanah merupakan faktor penyebab utama dan juga faktor dominan
Frekuensi 18+48+25 = 91 18+48+12= 78 18+25+12 = 55
Presentase (%) 88,35 75,73 53.39
yang menyebabkan masyarakat memilih tempat tinggal di sempadan Sungai Padang Kota Tebing Tinggi. Harga sewa yang murah ini dapat menguntungkan mereka, karena dapat disesuaikan dengan pendapatan mereka yang pada umumnya berpendapatan rendah. Pendapatan rendah juga dapat dihubungkan dengan pekerjaan masingmasing responden. Pada umumnya pekerjaan responden bergerak di sektor informal, sehingga tidak terlepas dari latar belakang tingkat pendidikan yang dimiliki oleh para responden. Tingkat pendidikan
35
responden yang rendah menyebabkan sektor perekonomian informal yang dapat mereka masuki. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mereka yang tinggal di sempadan sungai pada umumnya memiliki tingkat pendidikan yang rendah akan mempengaruhi jenis pekerjaan mereka, dan jenis pekerjaan sektor informal yang dapat mereka masuki. Kemudian jenis pekerjaan di sektor informal inilah yang akan mempengaruhi tingkat pendapatan/ penghasilan mereka yang rendah. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dekat atau ikut dengan keluarga juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan responden untuk menetap dan tinggal di lokasi pemukiman sempadan sungai. Dengan menetapnya mereka di lokasi itu, maka terjalinlah hubungan sosial yang erat antara warga yang dengan warga yang lainnya. Eratnya hubungan antara mereka ini selain disebabkan oleh hubungan kekeluargaan dan nilai-nilai budaya yang ada di pemukiman sempadan sungai, juga dipengaruhi oleh adanya rasa kebersamaan antar mereka dan terciptanya rasa aman bagi mereka yang tinggal di lokasi pemukiman sempadan sungai. Kemudian dari hasil penelitian juga menunjukkan bahwa mereka saling tolong menolong bila salah satu warga mengadakan acara syukuran ataupun bila salah satu warga ditimpa kemalangan, adapun bantuan yang mereka berikan berupa tenaga dan makanan Lokasi tempat tinggal yang dekat dengan sarana kota maupun tempat bekerja merupakan lokasi yang diinginkan oleh setiap orang, terutama bagi warga yang bermukim di kota. Dekatnya lokasi tempat tinggal dengan sarana kota dan tempat bekerja oleh sebagian masyarakat kota adalah merupakan lokasi yang sangat strategis, karena mereka dapat dengan mudah memanfaatkan sarana kota tersebut seperti sarana transportasi dan dapat menghemat pengeluaran mereka, terutama yang berpenghasilan menengah ke bawah. Sehingga mereka terpaksa harus tinggal di daerah-daerah yang tidak layak untuk 36
pemukiman seperti di sempadan sungai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 53,39% (lihat tabel 2) menyatakan bahwa dekat dengan sarana kota dan tempat bekerja juga merupakan salah satu alasan mereka memilih tempat tinggal di sempadan sungai. Untuk sarana kota maka sarana dapat dengan mudah dijangkau oleh para responden adalah sarana transportasi. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian yang sudah diuraikan dalam skripsi ini penulis mengambil kesimpulan yaitu : (1) harga sewa tanah yang murah merupakan faktor penyebab utama (faktor dominan) yang menyebabkan masyarakat memilih tempat tinggal di sempadan sungai. Dengan murahnya harga sewa tanah tersebut maka dapat disesuaikan dengan penghasilan mereka yang pada umumnya berpenghasilan rendah. Rendahnya penghasilan ini juga disebabkan dari jenis pekerjaan yang mereka masuki yang pada umumnya pekerjaan di sektor informal. Pekerjaan di sektor informal yang mereka masuki juga tidak terlepas dari tingkat pendidikan yang mereka miliki,yang pada umumnya berpendidikan rendah; (2) faktor kedua yang menyebabkan masyarakat memilih tempat tinggal di sempadan sungai adalah mengikuti keluarga yang sudah terlebih dahulu tinggal di tempat ini sehingga terjalinlah hubungan sosial (kekerabatan) yang erat antara warga yang satu dengan warga yang lain; (3) Faktor ketiga adalah dekat dengan sarana kota seperti sarana transportasi dan dekat dengan tempat bekerja. Dekatnya tempat tinggal mereka dengan sarana transportasi serta dekat dengan tempat bekerja, maka dapat dengan mudah dijangkau oleh mereka sehingga mereka dapat menghemat biaya pengeluaran sehari-hari. Sempadan sungai merupakan jalur hijau yang berfungsi menjaga kondisii tanah sekitar agar tidak terjadi erosi tanah sepanjang tepi sungai dan untuk menjaga kehidupan ekosistem di dalamnya. Untuk itu sempadan sungai merupakan daerah yang diperuntukkan bukan untuk pemukiman, maka Pemerintahan Kota Tebing Tinggi diharapkan dapat : (1)
menegakkan aturan yang tegas kepada masyarakat sehingga daerah tersebut tidak lagi diperuntukkan sebagai tempat pemukiman, melainkan sebagai jalur hijau yang harus dilindungi kelestariannya; (2) membuat tanggul atau benteng yang dapat menjadi batas pemisah yang jelas antara sungai dengan daerah yang layak untuk pemukiman. Benteng atau tanggul diharapkan dapat menghindari banjir yang meluap ke pemukiman penduduk jika terjadi naiknya air sungai; (3) memindahkan para pemukim yang telah bermukim di sepanjang sempadan sungai dengan menyediakan tempat pemukiman yang layak misalnya seperti membangun rumah susun. Dan juga memperhatikan sumber kehidupan mereka dengan membuka lapangan pekerjaan yang sesuai dengan jenis pekerjaan mereka sebelumnya. DAFTAR PUSTAKA BPS. 2012. Kota Tebing Tinggi Dalam Angka. Tebing Tinggi : BPS Daldjoeni. 1999. Geografi Kota dan Desa. Bandung : Alumni Fanggidae, Abraham. 1993. Memahami Masalah Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Puspa Swara. Gilbert, Alan dan Josen Gugler. 2007. Urbanisasi dan Kemiskinan di Dunia Ketiga. Yogyakarta: TiaraWacana. Kartika, Maya. 2002. Latar Belakang Yang Mempengaruhi Masyarakat Memilih Tempat Tinggal di Sempadan Sungai (Suatu Studi Di Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Maimun Kota Medan). Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi. Medan : Universitas Negeri Medan. LPP Mangrove. 1997. Rehabilitasi Hutan Mangrove Pada Jalur Hijau di Indonesia. Jakarta: LPP Mangrove. Menno S. dan Mustamin Alwi. 1994. Antropologi Perkotaan. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Putra, I Dewa Gede Agung Diasana dan Anak Agung Gede Yana. 2007. “Pemenuhan Atas Perumahan Salah Satu Upaya Penanggulangan Kemiskinan”. Dalam Jurnal Pemukiman
Natah, Vol.5 No.2 Hal 3-5, Jurusan Teknik Arsitektur. Universitas Udayana. Reksohadiprojo S, Soekanto dan A.R. Karseno. 2001. Ekonomi perkotaan. Yogyakarta : BPEE. Rianti, Liza. 2007. Agihan Permukiman Kumuh Sepanjang Bantaran Sungai Deli (Studi Kasus Di Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Medan Maimun). Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi. Medan : Universitas Negeri Medan. Ruhimat, Mamat (dkk). 2000. Panduan Menguasai Geografi 2. Bandung : Ganeca Excact. Sadyohutomo, Mulyono. 2009. Manajemen Kota dan Wilayah (Realita dan Tantangan). Bandung : Bumi Aksara. Sajogyo. 1987. Sosiologi Pedesaan. Yogyakarta : UGM. Siagian, P. Sondang. 1990. Manajemen dan Sumber Daya Manusia. Jakarta : Gramedia. Silitonga, Naomi. 2002. Studi Tentang Penyebaran Dan Dampak Pemukiman Kumuh Di Sepanjang Bantaran Sungai Deli Kota Medan. Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi. Medan : Universitas Negeri Medan. Soekanto, Soejono. 1985. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Press. Soemarmoto. 1987. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pengembangan. Bandung: Djambatan. Soeroto. 1984. Sosiologi Pembangunan. Jakarta : Bina Cipta. Sugiharto. 2008. Pembangunan dan Pengembangan Wilayah. Medan: USU Press. Suharini, Erni. 2007. “Menemukenali Agihan Permukiman Kumuh di Perkotaan Melalui Interpretasi Citra Penginderaan Jauh”. Dalam Jurnal Geografi, Volume 4 No. 2 Hal 7-9. Jurusan Geografi FIS, UNNES. Sumarno, Alim. 2011. “Globalisasi Pendidikan”, http://www.google.com/webhp/jurnal pendidikan/globalisasi-pendidikan.htm (diakses hari Senin, tanggal 16 April 2012).
37
Surtiani, Eny Endang. 2006. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terciptanya Kawasan Permukiman Kumuh Di Kawasan Pusat Kota (Studi Kasus : Kawasan Pancuran, Kota Salatiga). Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro. Yudohusodo, Siswono. 1991. Rumah Untuk Seluruh Rakyat. Jakarta : Bharakerta.
38