FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) DI KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN ASRUNI ABSTRAK
Ada beberapa masalah yang umum dihadapi oleh pengusaha kecil dan menengah seperti keterbatasan modal kerja dan/atau modal investasi, kesulitan mendapatkan produksi dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau, keterbatasan teknologi, SDM dengan kualitas yang baik (terutama manajemen dan teknisi produksi), informasi khususnya mengenai pasar, dan kesulitan dalam pemasaran (termasuk distribusi) jumlah yang banyak, akan tetapi karena keterbatasan dari unsur-unsur yang mempengaruhi peningkatannya menimbulkan berbagai permasalahan yang cukup kompleks sehingga penelitian bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh secara simultan (2) pengaruh secara simultan, serta (3) pengaruh dominan dari faktor-faktor yang mempengaruhi UKM dilihat dari aspek pemasaran, finansial, Sumber Daya Manusia, produksi dan ternologi terhadap kebijakan Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Pendekatan penelitian adalah pendekatan kuantitatif, dengan jenis penelitian deskriptif analisis. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sejumlah UKM ditahun 2011 yakni sebanyak 352 UKM. Sampel ditarik secara porpusive sebesar 10 % berjumlah 166 UKM. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi dan kuisioner. Selanjutnya dianalisa dengan menggunakan regresi berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa : (1) berdasarkan analisis regresi berganda, faktor Bauran Pemasaran Jasa yang meliputi Pemasaran, Finansial, SDM, Produksi, Teknologi, Proses dan Bukti Fisik secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan UKM Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Variabel bebas (faktor UKM) ini pengaruhnya memberikan kontribusi yang besar terhadap variabel terikatnya yaitu sebesar 0.320yang berarti besarnya variasi sumbangan seluruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya adalah 32,0 % sedangkan sisanya 68,0% dijelaskan oleh sebab lain, misalnya ekonomi, budaya, psikologis, dll (2) Hasil uji hipotesis dengan menggunakan analisis regresi berganda menunjukkan bahwa faktor bauran pemasaran jasa yang meliputi Pemasaran, Finansial, SDM, Produksi, Teknologi, Proses dan bukti fisik secara parsial ternyata semuanya memberikan pengaruh secara signifikanm (3) hasil thitung diketahui bahwa variabel finansial (X2) merupakan variabel yang memiliki kontribusi paling besar terhadap keputusan konsumen. Variabel Produksi ini menjadi variabel yang paling dominan mempengaruhi keputusan Konsumen menggunakan jasa jasa Pemerintah Daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan melalui Dinas Perindustrian Perdagangan, Penanaman Modal dan Koperasi Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Kata Kunci : Pemasaran, Finansial, SDM, Produksi dan Teknologi, Pendapatan UKM.
362
363
PENDAHULUAN Latar Belakang Krisis multidimensi yang dialami bangsa Indonesia telah menyebabkan penderitaan yang berat bagi rakyat terutama bagi kelompok miskin. Krisis ini juga menyebabkan kerentanan terhadap kondisi sosial masyarakat yang mudah terpengaruh oleh perubahan eksternal. Oleh karena itu perang melawan kemiskinanan merupakan landasan yang tercepat dalam menciptakan kedamaian sosial masyarakat. Terciptanya ketenangan sosial dengan penangananan masalah kemiskinan yang dilakukan secara sistematis akan menghindarkan terhadap kemungkinan terjadinya ledakan sosial yang secara langsung dapat mempengaruhi situasi integrasi bangsa. Pendekatan dalam penanggulangan kemiskinan akan memberikan hasil yang optimal apabila masalah penanggulangan kemiskinan selalu ditempatkan sebagai bagian dan menjadi unsur utama dalam pembangunan bangsa. Untuk itu penanggulangan kemiskinan akan selalu diarahkan untuk meminimalkan jumlah penduduk miskin serta membangun dan meningkatkan kualitas partisipasi masyarakat dalam penaggulangan kemiskinan dengan daya dukung sesuai kapasitas lokal. Dengan arah yang demikian maka penanggulangan kemiskinan dapat ditempatkan sebagai bagian integral dari sasaran jangka panjang dalam peningkatan kualitas hidup antar generasi, dengan fokus untuk memutus siklus kemiskinan antar generasi, dan
kebijakan publik yang ditetapkan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Salah satu cara untuk mengatasi kemiskinan Pemerintah mempunyai solusi untuk mengembangkan usaha kecil. Hal ini sangat penting dilakukan mengingat fungsi-fungsi sosial-ekonomi dan politisnya yang sangat strategis. Alasan yang paling mendasar untuk mengembangkan usaha kecil menengah adalah hampir unit usaha dan mempunyai daya serap tenaga kerja. Pembenahan dan pengembangan sektor usaha kecil dipercaya oleh banyak kalangan sebagai langkah yang sangat penting dan tepat untuk mengatasi krisis ekonomi yang berkepanjangan. Pengembangan usaha kecil kini semakin diperkuat oleh situasi baru yakni globalisasi dunia di liberalisasi pasat yang melanda hampir semua penjuru dunia. Sementara itu ketentuan Kepres No. 56 Tahun 2002 bahwa mewujudkan UKM, pembangunan usaha dengan motivasi pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari dengan menumbuhkembangkan usaha sendiriadalah cara yang tepat untuk mengatasi kesenjangan dalam hal perekonomian Masyarakat Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Namun demikian, mampu berkiprah dan cukup signifikan dalam mengatasi kesenjangan perekonomian sehingga tidak menutup kemungkinan dengan adanya UKM di Kabupaten Hulu Sungai Selatan khususnya desa-desa yang masih tertinggal dapat mengembangkan potensi yang mereka miliki dapat
364
bertahan tetapi dengan produksi hasil usaha tetap tidak dapat meningkatkan dengan baik. Bahkan dikhawatirkan usaha kecil yang berbasisi teknologi tradisional cenderung akan mati. Melihat fenomena yang demikian UKM sangat perlu untuk dijadikan sebagai bagian program pemerintah, khususnya melalui bidang UKM dan koperasi untuk dibina dan diteliti agar tetap tumbuh dan berkembang jika tidak mendapat perhatian yang serius dari pemerintah kabupaten maka keterpurukan ekonomi masyarakat bawah semakin bertambah dan pengangguran semakin banyak. Seperti halnya juga di Kabupaten lain, perkembangan UKM di Kabupaten Hulu Sungai Selatan tidak lepas dari berbagai macam masalah. Tingkat intensitas dan sifat dari masalahmasalah tersebut bisa berbeda tidak hanya menurut jenis produk atau pasar yang dilayani, tetapi juga berbeda antarwilayah/lokasi, antarsentra, antarsektor atau subsektor atau jenis kegiatan, dan antar unit usahadalam kegiatan/sektor yang sama. Namun demikian, ada beberapa masalah yang umum dihadapi oleh pengusaha kecil dan menengah seperti keterbatasan modal kerja dan/atau modal investasi, kesulitan mendpatkan bahan baku dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau keterbatsan teknologi, Sumber Daya Manusia dengan kualitas yang baik (terutama manajemen dan teknis produksi) informasi khususnya kesulitan mengenai pasar, dan kesulitan dalam pemasaran (termasuk distribusi). Dengan perkataan lain, masalah-masalah yang dihadapi banyak pengusaha kecil dan menengah banyak bersifat multidimensi. Selain itu,
secara alami ada beberapa permasalahan yang bersifat lebih internal (sumbernya di dalam perusahaan). Dua masalah eksternal yang oleh banyak penguasaha kecil dan menengah dianggap paling serius adalah keterbatasan akses ke bank dan distorsi pasar (output maupun input) yang dibabakan oleh kebijaksanaankebijaksanaan atau peraturanperaturan pemerintah yang tidak kondusif, yang disengaja maupun tidak disengaja lebih menguntungkan pengusaha besar, termasuk investor asing (PMA). Dari data yang diperoleh UKM tersebar di 10 Kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan mengalami perkembangan yang cukup signifikan dibawah bimbingan Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan kelompok pengusaha. Rumusan Masalah Sehubungan dengan itu, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh faktor-faktor UKM dilihat dari aspek pemasaran, finansial, Sumber Daya Manusia, produksi dan teknologi secara simultan terhadap pendapatan UKM di Kabupaten Hulu Sungai Selatan ? 2. Bagaimana pengaruh faktor-faktor UKM dilihat dari aspek pemasaran, finansial, Sumber Daya Manusia, produksi dan teknologi secara parsial terhadap pendapatan UKM di Kabupaten Hulu Sungai Selatan ?
365
3. Apa yang menjadi faktor paling dominan dari faktor-faktor yang mempengaruhi UKM dilihat dari aspek pemasaran, finansial, Sumber Daya Manusia, produksi dan teknologi secara parsial terhadap pendapatan UKM di Kabupaten Hulu Sungai Selatan ? Tujuan Penelitian Sesuai pokok masalah yang dirumuskan, maka tujuan penelitian yang ingin dikembangkan adalah : 1. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi UKM dilihat dari aspek pemasaran, finansial, Sumber Daya Manusia, produksi dan teknologi secara simultan terhadap pendapatan UKM di Kabupaten Hulu Sungai Selatan. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi UKM dilihat dari aspek pemasaran, finansial, Sumber Daya Manusia, produksi dan teknologi secara parsial terhadap pendapatan UKM di Kabupaten Hulu Sungai Selatan. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor paling dominan dari faktor-faktor yang mempengaruhi UKM dilihat dari aspek pemasaran, finansial, Sumber Daya Manusia, produksi dan teknologi secara parsial terhadap pendapatan UKM di Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian adalah : 1. Bagi Peneliti, hasil penelitian sebagai pengaplikasian secara
teoritis dan konsep bagi peneliti serta diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk pengembangan pengentasan kemiskinan dan peningkatan pendapatan UKM. 2. Bagi Pemerintah Daerah,sebagai sumbangan pemikiran Kantor Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM sehingga berpengaruh terhadap pendapatan UKM di Kabupaten Hulu Sungai Selatan. TINJAUAN PUSTAKA Definisi UKM Menurut Hubeis (2009), UKM didefinisikan dengan berbagai cara yang berbeda tergantung pada negara dan aspek-aspek lainnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan tinjauan khusus terhadap definisi-definisi tersebut agar diperoleh pengertian yang sesuai tentang UKM, yaitu menganut ukuran kuantitatif yang sesuai dengan kemajuan ekonomi. Berbagai definisi mengenai UKM dalam Hubeis (2009) yaitu: 1. Di Indonesia, terdapat berbagai definisi yang berbeda mengenai UKM berdasarkan kepentingan lembaga yang memberi definisi. a. Badan Pusat Statistik (BPS): UKM adalah perusahaan atau industri dengan pekerja antara 519 orang. b. Bank Indonesia (BI): UKM adalah perusahaan atau industri dengan karakteristik berupa: (a) modalnya kurang dari Rp. 20 juta; (b) untuk satu putaran dari usahanya hanya membutuhkan dana Rp 5 juts; (c) memiliki aset
366
c.
d.
e.
f.
g.
maksimum Rp 600 juta di luar tanah dan bangunan; dan (d) omzet tahunan ≤ Rp 1 miliar. Departemen (Sekarang Kantor Menteri Negara) Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UU No. 9 Tahun 1995): UKM adalah kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dan bersifat tradisional, dengan kekayaan bersih RP 50 juta – Rp. 200 Juta (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) dan omzet tahunan ≤ Rp 1 miliar; dalam UUUMKM/ 2008 dengan kekayaan bersih Rp 50 juta – Rp 500 juta dan penjualan bersih tahunan Rp 300 juta – Rp 2,5 miliar. Keppres No. 16/ 1994: UKM adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih maksimal Rp. 400 juta. Departemen Perindustrian dan Perdagangan: 1) Perusahaan memiliki aset maksimal Rp 600 juta di luar tanah dan bangunan (Departemen Perindustrian sebelum digabung), 2) Perusahaan memiliki modal kerja di bawah Rp 25 juta (Departemen Perdagangan sebelum digabung) Departemen Keuangan: UKM adalah perusahaan yang memiliki omset maksimal Rp 600 juta per tahun dan atau aset maksimum Rp 600 juta di luar tanah dan bangunan. Departemen Kesehatan : perusahaan yang memiliki penandaan standar mutu berupa
Sertifikat Penyuluhan (SP), Merk Dalam Negeri (MD) dan Merk Luar Negeri (ML). 2. Di negara lain atau tingkat dunia, terdapat berbagai definisi yang berbeda mengenai UKM yang sesuai menurut karakteristik masing-masing negara, yaitu : a. World Bank : UKM adalah usaha dengan jumlah tenaga kerja ± 30 orang, pendapatan per tahun US$ 3 juta dan jumlah aset tidak melebihi US$ 3 juta. b. Di Amerika : UKM adalah industri yang tidak dominan di sektornya dan mempunyai pekerja kurang dari 500 orang. c. Di Eropa : UKM adalah usaha dengan jumlah tenaga kerja 1040 orang dan pendapatan per tahun 1-2 juta Euro, atau jika kurang dari 10 orang, dikategorikan usaha rumah tangga. d. Di Jepang : UKM adalah industri yang bergerak di bidang manufakturing dan retail/ service dengan jumlah tenaga kerja 54300 orang dan modal ¥ 50 juta – 300 juta. e. Dik Korea Selatan : UKM adalah usaha dengan jumlah tenaga kerja ≤ 300 orang dan aset ≤ US$ 60 juta. f. Di beberapa Asia Tenggara : UKM adalah usaha dengan jumlah tenaga kerja 10-15 orang (Thailand), atau 5 – 10 orang (Malaysia), atau 10 -99 orang (Singapura), dengan modal ± US$ 6 juta.
367
Peranan UMKM Dalam Meningkatkan Perekonomian Indonesia Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data – Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia, UMKM memberi berbagai jenis kontribusi, antara lain sebagai berikut : a. Kontribusi UMKM terhadap Penciptaan Investasi Nasional ; Pembentukan Investasi Nasional menurut harga berlaku : 1. Tahun 2010, kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp. 461,10 triliun atau 52,99% dari total investasi nasional sebesar Rp. 870,17 triliun. 2. Tahun 2011, kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp..179,27 triliun atau sebesar 38,88% menjadi Rp. 640,38 triliun. b. Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional ; PDB Nasional menurut harga berlaku : 1. Tahun 2010, kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga berlaku tercatat sebesar Rp. 2.105,14 triliun atau sebesar 56,23% 2. Tahun 2011, kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga berlaku tercatat sebesar Rp. 2.609,36 triliun atau sebesar 55,56% c. Kontribusi UMKM dalam Penyerapan Tenaga Kerja Nasional ; pada Tahun 2011, UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90.896.207 orang atau 97,04% dari total penyerapan tenaga kerja,
jumlah ini meningkat sebesar 2,43%. d. Kontribusi UMKM terhadap Penciptaan Devisa Nasional ; pada Tahun 2011 kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional melalui ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp. 40,75 triliun atau 28, 49%. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama perekonomian Indonesia. Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang relatif rendah. Oleh karena itu, adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi UKM Dalam literatur, permasalahan sering dianggap sebagai salah satu kendala yang kritis bagi perkembangan UKM. Hasil dari suatu studi lintas negara yang dilakukan oleh James dan Akrasanee (1988) dalam Tambunan (2002) menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi UKM diantaranya adalah : 1. Kesulitan pemasaran Pemasaran adalah termasuk growth constraint yang dihadapai oleh banyak pengusaha kecil dan menengah (Studi ini menyimpulkan bahwa jika UKM tidak melakukan perbaikan yang cukup disemua aspek-aspek yang terkait dengan pemasaran seperti kualitas produk dan kegiatan promosi maka sulit sekali bagi UKM
368
untuk dapat turut berpartisipasi dalam era perdagangan bebas. 2. Keterbatasan Finansial Menurut Tambunan (2002) UKM khususnya di Indonesia menghadapai dua masalah utama dalam aspek finansial, mobilisasi modal awal (star-up capital) dan akses kemodal kerja dan finansial jangka panjang untuk investasi yang sangat diperlukan demi pertumbuhan output jangka panjang. Walaupun pada umumnya modal awal bersumber dari modal (tabungan) sendiri atau sumbersumber informal, namun sumbersumber permodalan ini sering tidak cukup untuk kegiatan produksi, apalagi untuk investasi (perluasan kapasitas produksi atau menggantikan mesin-mesin tua). Sementara, mengharapkan sisa dari kebutuhan finansial sepenuhnya dibiayai oleh dana dari perbankan jauh dari realitas. Oleh sebab itu, tidak mengherankan jika hingga saat ini walapun begitu banyak skim-skim kredit dari perbankan dan dari bantuan BUMN, sumber-sumber pendanaan dari sektor informal masih tetap dominan dalam pembiayaan kegiatan UKM, terutama usaha makro/rumah tangga. Hal ini di sebabkan oleh sejumlah alasan di antaranya adalah: lokasi bank terlalu jauh bagi banyak pengusaha yang tinggal di daerah yang relatif terisolasi, persyaratan terlalu berat, urusan administrasi terlalu berteletele, dan kurang informasi mengenai skim-skim perkreditan yang ada dan prosedurnya.Hasil
survei BPS Kabupaten Hulu Sungai Selatan tahun 2011 tersebut menujukkan bahwa diluar mereka yang memang tidak berminat pinjam uang dari bank, sebagian besar dari pengusaha-pengusaha yang tidak pernah pinjam uang dari bank mengakui bahwa tidak punya agunan merupakan alasan utama mereka, walaupun paling banyak terdapat dikalangan pengusaha IRT. Perbedaan ini dapat dipahami melihat kenyataan bahwa pada umumnya pengusaha-pengusaha IRT berasal dari kelompok keluarga miskin yang tidak mampu memenuhi persyaratan kolateral dari bank misalnya dalam bentuk rumah punya nilai tinggi atau tanah dengan luas yang cukup. 3. Keterbatasan SDM Menurut Tambunan (2002 ) keterbatasan SDM juga merupakan salah satu kendala serius bagi banyak UKM di Indonesia, terutama dalam aspek-aspek enterpreneurship,manajemen, teknik produksi, organisasi bisnis, akuntansi, data processing, teknik pemasaran, dan penelitian pasar. Sedangkan semua keahlian ini sangat dibutuhkan untuk mempertahankan keahlian atau memperbaiki kualitas produksi, meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam produksi, memperluas pangsa pasar dan menembus pasar baru. Sayangnya tidak ada data mengenai tingkat pendidikan di UKM, yang ada hanya data mengenai tingkat pendidikan pengusaha dan pekerja di IK dan IRT.
369
4. Masalah Produksi Menurut Tambunan (2002) sering menjadi salah satu kendala serius bagi pertumbuhan output atau kelangsungan produksi bagi UKM di Indonesia. Terutama selama masa krisis, banyak sentrasentra IKM disejumlah subsektor industri manufaktur yang mengalami kesulitan, atau karena harganya dalam rupiah menjadi sangat mahal akibat depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Tidak sedikit dari mereka terpaksa menghentikan usaha dan berpindah profesi ke kegiatan-kegiatan ekonomi lainnya. Misalnya menjadi pedagang kecil atau kerja di sektor transportasi atau menjadi buruh bangunan. Menurut Sadono Sukirno (2003) mengatakan bahwa faktor produksi sering disebut dengan korbanan produksi untuk menghasilkanproduksi. Faktorfaktor produksi dikenal dengan istilah input dan jumlahproduksi disebut dengan output. Faktor produksi atau input merupakan halyang mutlak untuk menghasilkan produksi. Dalam proses produksi iniseorang pengusaha dituntut untuk mampu mengkombinasikan beberapa faktorproduksi sehingga dapat menghasilkan produksi yang optimal. 5. Keterbatasan Teknologi Berbeda dengan negaranegara maju, UKM di Indonesia umumnya masih menggunakan teknologi lama/tradisional dalam bentuk mesin-mesin tua atau alatalat produksi yang sifatnya manual.
Keterbelakangan teknologi ini tidak hanya membuat rendahnya total factor produktivity dan efisiensi di dalam proses produksi, tetapi juga rendahnya kualitas produk yang dibuat. Keterbatasan teknologi khususnya usaha-usaha rumah tangga (mikro) disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya keterbatasan modal investasi untuk membeli mesin-mesin baru atau untuk menyempurnakan proses produksi, keterbatasan informasi mengenai perkembangan teknologi atau mesin-mesin baru, dan keterbatasan SDM yang dapat mengoperasikan mesin-mesin baru atau melakukan inovasi-inovasi dalam produk maupun proses produksi. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Rancangan penelitian menggunakan deskriptif analisis yakni segala sesuatu dalam penelitian ini sangat ditentukan atau tergantung dari hasil pengumpulan data yang mencerminkan keadaan yang sesungguhnya di lapangan dan dapat dilihat hasil dari pengaruh yang ditimbulkan. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, artinya menggunakan data angka atau statistik. Jenis penelitian ini melihat dan memaparkan data terhadap implementasi pendapatan UKM di dari aspek modal, sarana/fasilitas, pembinaan dan pemasaran terhadap perkembangan UKM untuk meningkatkan pendapatan.
370
Dalam melakukan penelitian, peneliti tidak saja melihat apa yang terekspresi secara eksplisit, tetapi juga makna yang ada pada eksperesi. Begitu pula apa yang ada pada pemikiran atau pemandangan responden. Dengan demikian peneliti akan bisa memperoleh penjelasan dan pengertian yang mendalam dan menyeluruh tentang fenomena perkembangan UKM serta dapat memberikan deskripsi yang sifatnya holistek yakni memandang bahwa masalah-masalah merupakan bagian yang tak terpisahkan dan tak terukur dari seluruh sistem dimana masalahmasalah tersebut merupakan bagian yang saling berhubungan satu sama lain (Arikunto, 2002). Populasi dan Sampel Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sejumlah UKM ditahun 2011 sebanyak 352 Unit. Sedangkan sampel ditarik dengan teknik Simple Random Sampling yang ditentukan yaitu sebanyak 166 UKM. Tabel 1. Populasi dan Sampel Penelitian No
Nama/kelompok Usaha/Industri
Jumlah Unit Usaha 41 Unit
Kapasitas Produksi /Tahun 208 Ton
Sampel
1
Dodol Kandangan
2
Kerupuk
26 Unit
91 Ton
12 Unit
3
Ikan Kering
26 Unit
194 Ton
10 Unit
4
Propeller
20 Unit
80.000 Ton
10 Unit
5
Imitasi
54 Unit
68.958 Set
25 Unit
6
Pandai Besi
155 Unit
46.488 Ton
74 Unit
7
Gerabah
30 Unit
120.000 Buah
15 Unit
352 Unit
20 Unit
166 Unit
Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Data Primer, data yang diperoleh dari besarnya pendapatan, dan pembiayaan terhadap masing faktor yang mempengaruhi UKM seperti biaya pemasaran, finansial, SDM, produksi serta teknologi sumbernya UKM. 2. Data Sekunder, data yang berkaitan dengan keberadaan UKM serta kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan UKM yakni Dinas Perindag, Bapedda, Dinas Catatan Sipil dan Kependudukan serta instansi terkait lainnya. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : 1. Wawancara, merupakan suatu metode pengumpulan dengan jalan melakukan wawancara langsung dengan pihak UKM 2. Observasi, melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek yang di teliti 3. Kuesioner, mengumpulkan data dengan cara menyebarkan angket kepada responden yang terpilih. 4. Dokumentasi yang dapat menunjang dalam penelitian berupa keadaan wilayah penelitian, subjek UKM. Teknik Analisis Data Sebelum analisa regresi linear berganda digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan klasik sebagai berikut : a. Uji Multikolinieritas
371
Uji multikolinieritas ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel independent. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat masalah multikolinieritas. Untuk mengetahui hal ini dapat dilihat dari Variable Inflation Factor (VIF) dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat, dengan ketentuan jika nilai VIF tidak lebih besar dari 5 maka dalam model tidak terdapat multikolinieritas. b. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari suatu pengamatan lainnya. Jika varian dari pengamatan lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas. Sedangkan apabila variannya berbeda dari satu pengamatan ke pengamatan lainnya disebut dengan gejala heteroskedastisitas. Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot. Apabila tidak ada pola yang jelas atau pola tertentu serta titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi ialah adanya korelasi antara variabel itu sendiri, pada pengamatan yang berbeda waktu atau individu. Untuk mengetahui apakah dalam
persamaan regresi mengandung korelasi serial atau tidak diantara variabel pengganggu. Untuk mempercepat proses ada tidaknya autokorelasi dalam suatu model dapat digunakan patokan nilai Durbin Watson hitung mendekati angka 2. Jika nilai Durbin Watson hitung mendekati atau disekitar angka 2 maka model tersebut terbebas dari asumsi klasik autokorelasi, karena angka 2 pada uji Durbin Watson terletak di daerah No Autocorrelation. d. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi variabel bebas dan variabel terikat secara terpisah keduanya secara bersamaan mempunyai distribusi normal atau tidak.Deteksi normalitas dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal grafik. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda. Dengan pertimbangan sebagai berikut : a. Data yang diolah adalah data interval b. Untuk mengukur pengaruh yang terjadi antara variabel bebas dan variabel terikat c. Disesuaikan dengan apa yang terdapat pada kerangka pemikiran penelitian yang mencakup dua atau lebih variabel independen. Fungsi dari analisis regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini di gambarkan sebagai berikut : Y = a+b1x1+b2x2+b3x3+b4x4+b5x5+e
372
Dimana : Y = Pendapatan UKM (Rp) a = konstanta (Rp) X1 = Pemasaran (Rp) X2 = Finansial (Rp) X3 = SDM (Rp) X4 = Produksi (Rp) X5 = Teknologi Selanjutnya data diuji melalui : 1. Uji F Uji ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel terikat secara bersamaan. taraf signifikansi yang digunakan () sebesar 10%. Sedangkan yang menjadi derajat kebebasannya menurut Bilson Simamora (2004 :) k1 = k dan k2 = n-k-1. Dalam pengujian ini FHitung dibandingkan dengan FTabel, apabila FHitung> FTabel maka hipotesis diterima, yang berarti variabel bebasnya secara simultan mempunyai pengaruh secara nyata terhadap variabel terikat, dan sebaliknya jika FHitung< FTabel, maka hipotesis ditolak. 2. Uji t Uji ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial, yakni : a. Pengaruh pemasaran terhadap pendapatan UKM di Kabupaten Hulu Sungai Selatan b. Pengaruh finansial terhadap pendapatan UKM di Kabupaten Hulu Sungai Selatan c. Pengaruh SDM terhadap pendapatan UKM di Kabupaten Hulu Sungai Selatan d. Pengaruh produksi terhadap pendapatan UKM di Kabupaten Hulu Sungai Selatan
e. Pengaruh teknologi terhadap pendapatan UKM di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Pada penelitian ini taraf signifikansi yang digunakan () sebesar 10%. Bahwa “untuk mengkaji kesignifikanan yang teranggar pada derajat kebebasan biasanya tidak melebihi 10%”. Sedangkan yang menjadi derajat kebebasannya adalah : (df) = (n-k-1). Jika tHitung> dari tTabel maka hipotesis diterima. Sebaliknya jika tHitung< tTabel maka hipotesis ditolak. Besarnya kontribusi yang diberikan variabel bebas terhadap variabel terikatnya diketahui dari nilai koefesien determinasi parsial (r partial). Untuk mencari nilai koefisien determionasi dapt digunakan rumus : r 2 (r parsial dikuadratkan). Nilai koefesien korelasi r berkisar antara -1 sampai +1 (Umar, 2007). Kriteria pemanfaatannya adalah sebagai berikut : a. Jika nilai r > 0 artinya telah terjadi hubungan yang linier positif antara variabel independen dengan variabel dependen. b. Jika nilai r < 0 artinya telah terjadi hubungan yang linier negatif antara variabel independen dengan variabel dependen. c. Jika nilai r = 0 artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel independen dengan variabel dependen.
373
d. Jika nilai r = 1 atau r = -1 artinya terjadi hubungan linier sempurna. Menurut Sugiyono (2004:24) : Jika : r = 0,00 – 0,199 artinya tingkat hubungan sangat lemah r = 0,20 – 0,399 artinya tingkat hubungan lemah r = 0,40 – 0,599 artinya tingkat hubungan sedang r = 0,50 – 0,799 artinya tingkat hubungan kuat r = 0,80 – 1,000 artinya tingkat hubungan sangat kuat 3. Pengaruh Dominan Untuk mengetahui faktor yang dominan dari faktor-faktor yang mempengaruhi UKM dilihat dari aspek pemasaran, finansial, Sumber Daya Manusia, produksi dan teknologi secara simultan terhadap pendapatan UKM di Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah dengan melihat hasil uji t untuk melihat secara parsial. Dengan melihat nilai t terbesar, maka faktor tersebut merupakan faktor yang dominan pengaruhnya terhadap variabel terikat. ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Interpretasi Data Setelah melalui teknik pengumpulan data primer yang didapat dari 166 orang UKM, terlihat besarnya pendapatan serta pengeluaran biaya yang digunakan untuk kepentingan faktor-faktor UKM dilihat dari aspek pemasaran, finansial, SDM, produksi serta
teknologi serta pendapatan UKM di Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang direkapitulasi sesuai dengan keabsahan data sebagaimana yang diberikan responden
Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Validitas dapat dilakukan dengan menentukan nilai r tabel Produc Moment Pearson dan mencari r hasil. r tabel dapat dilihat pada tabel r dengan = 5 %. Dari penelitian ini, kriteria hasil uji validitas terhadap kuesioner menunjukan bahwa semua item adalah valid. Dapat dilihat r Hitung > r Tabel (df = n – 2 ), yaitu df = 166 – 2 = 164 yakni Tabel 2 . Uji Validitas Variabel X1 X2 X3 X4 X5
r Hitung 0.148 0.380 0.161 0.350 0.346
r Tabel 0.119 0.119 0.119 0.119 0.119
Ket Valid Valid Valid Valid Valid
Uji reliabilitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji sejauh maka alat pengukur dapat diandalkan. Pengukuran reliabilitas ini dilakukan dengan memakai koefesien Alpha Cronbach (). Biasanya reliabilitas suatu instrumen diterima jika memiliki Alpha Cronbach minimal 0,5. Hasil uji yang dilakukan atas kuesioner yang disebarkan diperoleh bahwa semua variabel reliabel karena secara keselruhan Alpha Cronbach lebih besar dari 0,5
374
yakni 0,889, sedangkan secara peritem dapat dilihat pada tabel. Tabel 3 . Uji Reliabilitas Variabel
Keterangan
Alpha Cronbach 0.525 0.638 0.510 0.530 0.628 0.576
X1 X2 X3 X4 X5 Y
Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Uji Asumsi Klasik Uji persyaratan klasik yang dilakukan sebelum data dimasukkan sebagai input dalam analisis regresi berganda sebagai berikut : a. Uji Multikolinieritas Pada penelitian ini hasil pengujian nilai VIF semuanya di bawah dari 5 sehingga dapat dibuat kesimpulan bahwa data dari kelima variabel yang diteliti tidak ada masalah multikolinieritas. Tabel 4. Uji Multikolinieritas Variabel Bebas
VIF
Keterangan
X1
1.036
Tidak terjadi Multikolinieritas
X2
1.176
Tidak terjadi Multikolinieritas
X3
1.064
Tidak terjadi Multikolinieritas
X4
1.143
Tidak terjadi Multikolinieritas
X5
1.134
Tidak terjadi Multikolinieritas
b. Uji Autokorelasi Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam
persamaan regresi mengandung korelasi serial atau tidak diantara variabel pengganggu. Menurut Nugroho ( 2011 : 60) Jika nilai Durbin watson hitung mendekati atau di sekitar angka 2, maka model tersebut terbebas dari asumsi klasik autokorelasi, karena angka pada uji Durbin Watson terletak di daerah No Autocorrelation. Dalam penelitian ini, hasil dari uji Durbin-Watson adalah sebesar 1.751. c. Uji Normalitas Pada penelitian ini, grafik uji normalitas terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan searah dengan garis tersebut, sehingga model regresi layak dipakai untuk prediksi variabel dependen berdasarkan masukan dari variabel independennya. d. Uji Heterokedastisitas Pada penelitian ini tidak terjadi gejala heterokedastisitas karena pada grafik scatterplott titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Analisis Regresi Berganda Rangkuman hasil analisis regresi berganda dari faktor-faktor yang mempengaruhi UKM dilihat dari aspek pemasaran, finansial, sumber daya teknologi, produksi dan teknologi terhadap pendapatan UKM Kabupaten Hulu Sungai Selatan dapat dilihat pada tabel berikut.
375
Tabel 5. Analisis Regresi Berganda Variabel Terikat Pendapatan UKM Kabupaten Hulu Sungai Selatan
Variabel Bebas
Koefisien Regresi
Pemasaran (X1)
0.149
Finansial (X2) SDM (X3)
t hit
t tab
r partial
Ket
2.760
1.960
0.213
Sig.
0.149
3.932
1.960
0.297
0.107
2.758
1.960
0.213
Sig.
X2, X3, X4, X5 mengalami kenaikan maka variabel terikatnya juga ikut mengalami kenaikan, dan jika variabel X1, X2, X3, X4, X5 mengalami penurunan, maka variabel terikatnya akan mengalami penurunan.
Sig. Sig. Produksi (X4)
0.119
3.739
1.960
0.283
Teknologi (X5)
0.213
3.210
1.960
0.246
Sig.
Konstanta = 1.389 Multiple R = 0.573 2 R Square (R ) = 0.320
Fhitung = 15.665 Sig F = 0,000
Pada Tabel 5. dapat dilihat R Square sebesar 0.320 yang berarti besarnya variasi sumbangan seluruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya adalah 32,0%. Sedangkan sisanya 68,0% dijelaskan oleh sebab lain, misalnya ekonomi, budaya, psikologis, dll (Parasuraman, et.al dalam Tjiptono, 2004). Berdasarkan tabel 28 diperoleh persamaan regresi sebagai berikut : Y = 1.389+ 0.149 X1 +0.149 X2 + 0.107 X3 + 0.119 X4 + 0.213 X5 ++e Berdasarkan persamaan tersebut, menunjukkan bahwa semua variabel bebas secara keseluruhan memiliki koefisien regresi positif baik. Hal ini berarti variabel Pemasaran (X1), finansial (X2), SDM (X3), Produksi (X4), Teknologi (X5) mempunyai hubungan yang searah atau berbanding lurus dengan variabel terikatnya. Artinya, jika variabel X1,
Uji Hipotesis a. Uji F (Simultan) Uji ini digunakan dengan tujuan untuk membuktikan apakah variabel bebas berpengaruh secara bersamasama terhadap variabel terikat. Dari hasil perhitungan melalui SPSS menunjukan Fhitung sebesar 15.665 dan Ftabel dengan menggunakan tingkat signifikasi 10 % serta derajat kebebasan k1 = k dan k2 = n-k-1. = (5), (166 –51) = (5 ; 160), maka diperoleh nilai Ftabel sebesar 2.14. Ini menyatakan bahwa Fhitung (15.665) > Ftabel (2.14) sehingga hipotesis pertama diterima. Artinya bahwa variabel bebas yang terdiri dari Pemasaran (X1), Finansial (X2), SDM (X3), Produksi (X4) dan Teknologi (X5) secara simultan berpengaruh terhadap pendapatan UKM Kabupaten Hulu Sungai Selatan. b. Uji t (parsial) Melalui pengujian ini akan dapat diketahui apakah variabel yang terdiri dari Pemasaran (X1), Finansial (X2), SDM (X3), Produksi (X4) dan Teknologi (X5) berpengaruh secara parsial terhadap pendapatan UKM Kabupaten Hulu Sungai Selatan, yaitu dengan cara
376
membandingkan nilai t hitung dengan t tabel, pada taraf nyata 10 %. Jika nilai t hitung lebih besar dari pada nilai t tabel maka pengaruhnya signifikan. Selain itu juga dapat dilihat besarnya pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Penjelasanuntukmasingmasingvariabel adalah sebagai berikut: 1) Pengaruh variabel pemasaran (X1) terhadap pendapatan UKM Kabupaten Hulu Sungai Selatan (Y) Variabel pemasaran berpengaruh signifikan terhadap pendapatan UKM Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Hal ini dapat dilihat dari thitung (2.760) > ttabel (1.960), sehingga hal tersebut menunjukan pengaruh yang signifikan. Besarnya kontribusi variabel pemasaran terhadap pendapatan UKM Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam penelitian ini dapat diketahui dari nilai r partial yang dikuadratkan yaitu sebesar 7.62 %. Berdasarkan besarnya nilai rpartial (0,213 > 0) berarti telah terjadi hubungan yang linier positif antara variabel pemasaran terhadap pendapatan UKM Kabupaten Hulu Sungai Selatan dengan tingkat hubungan untuk variabel bebas terhadap variabel terikatnya dalam kategori rendah (0,213). 2) Pengaruh variabel finansial (X2) terhadap pendapatan UKM Kabupaten Hulu Sungai Selatan (Y). Variabel finansial
berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan UKM Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Hal ini dapat dilihat dari thitung (3.932) > ttabel (1.960), sehingga hasill tersebut menunjukan pengaruh yang signifikan. Besarnya kontribusi variabel finansial terhadap pendapatan UKM Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam penelitian ini dapat diketahui dari nilai r partial yang dikuadratkan yaitu sebesar 15.460 %. Berdasarkan besarnya nilai rpartial (0,297 > 0) berarti telah terjadi hubungan yang linier negatif antara variabel finansial terhadap pendapatan UKM Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Dengan tingkat hubungan untuk variabel bebas terhadap variabel terikatnya dalam kategori rendah (0.297). 3) Pengaruh variabel SDM (X3) terhadap pendapatan UKM Kabupaten Hulu Sungai Selatan (Y). Variabel SDM berpengaruh signifikan terhadap pendapatan UKM Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Hal ini dapat dilihat dari Tabel 5.8 dimaka thitung (2.758) > ttabel (1.960), sehingga hal tersebut menunjukan pengaruh yang signifikan. Besarnya kontribusi variabel SDM terhadap pendapatan UKM Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam penelitian ini dapat diketahui dari nilai r partial yang dikuadratkan yaitu sebesar 7,60%. Berdasarkan besarnya nilai rpartial (0,213 > 0) berarti telah terjadi hubungan yang linier positif
377
.
antara variabel SDM terhadap pendapatan UKM Kabupaten Hulu Sungai Selatan dengan tingkat hubungan untuk variabel bebas terhadap variabel terikatnya dalam kategori rendah (0,213). 4) Pengaruh variabel Produksi (X4) terhadap pendapatan UKM Kabupaten Hulu Sungai Selatan (Y) Variabel Produksi berpengaruh signifikan terhadap pendapatan UKM Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Hal ini dapat dilihat dari Tabel 5.8 dimaka thitung (3.739) < ttabel (1.960), sehingga hal tersebut menunjukan pengaruh yang signifikan. Besarnya kontribusi variabel produksi terhadap pendapatan UKM Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam penelitian ini dapat diketahui dari nilai r partial yang dikuadratkan yaitu sebesar 13,96%. Berdasarkan besarnya nilai rpartial (0.283 > 0) walaupun terjadi terjadi hubungan yang linier positif antara variabel Produksi terhadap pendapatan UKM Kabupaten Hulu Sungai Selatan dengan tingkat hubungan untuk variabel bebas terhadap variabel terikatnya dalam kategori rendah (0.283). 5) Pengaruh variabel teknologi (X5) terhadap pendapatan UKM Kabupaten Hulu Sungai Selatan (Y) Variabel teknologi berpengaruh signifikan terhadap pendapatan UKM Kabupaten
Hulu Sungai Selatan. Hal ini dapat dilihat dari Tabel 5.8 dimaka thitung (3.210) > ttabel (1.960), sehingga hal tersebut menunjukan pengaruh yang signifikan. Besarnya kontribusi variabel SDM terhadap pendapatan UKM Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam penelitian ini dapat diketahui dari nilai r partial yang dikuadratkan yaitu sebesar 10,30 %. Berdasarkan besarnya nilai rpartial (0.246 > 0) berarti telah terjadi hubungan yang linier positif antara variabel SDM terhadap pendapatan UKM Kabupaten Hulu Sungai Selatan dengan tingkat hubungan untuk variabel bebas terhadap variabel terikatnya dalam kategori rendah (0,246). c. Pengaruh Dominan Menunjukkan bahwa pengaruh parsial terbesar terhadap varabel pendapatan UKM Kabupaten Hulu Sungai Selatan (Y) adalah finansial (X2) sebesar 15.92 persen. Sedangkan pengaruh parsial lainnya cenderung lebih kecil. Hal ini berarti bahwa pada taraf nyata α=0,05 dapat dikatakan finansial (X2) mempunyai pengaruh secara dominan terhadap terhadap pendapatan UKM Kabupaten Hulu Sungai Selatan (Y) atau dengan perkataan lain bahwa dengan taraf nyata 5 %, hipotesis ketiga dapat diterima (terbukti).
378
Kesimpulan Dari hasil analisis dan pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan analisis regresi berganda, faktor pemasaran, finansial, SDM, produksi, teknologi, simultan berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan UKM Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Variabel bebas (faktor UKM) ini pengaruhnya memberikan kontribusi yang besar terhadap variabel terikatnya yaitu sebesar 0.320 yang berarti besarnya variasi sumbangan seluruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya adalah 32,0 % sedangkan sisanya 68,0% dijelaskan oleh sebab lain, misalnya ekonomi, budaya, psikologis, dan lain-lain. 2. Hasil uji hipotesis dengan menggunakan analisis regresi berganda menunjukkan bahwa faktor pemasaran, finansial, SDM, produksi, teknologi secara parsial ternyata semuanya memberikan pengaruh secara signifikan terhadap pendapatan UKM. 3. .Berdasarkan hasil thitung diketahui bahwa variabel finansial (X2) merupakan variabel yang memiliki kontribusi paling besar terhadap pendapatan UKM..
2.
3.
4.
Saran Berdasarkan kesimpulan sebelumnya, maka dapat dikemukakan beberapa saran antara lain : 1. Faktor pemasaran harus dapat menginformasikan dan menjelaskan tentang layanan jasa apa saja yang tersedia dan kualitas yang
5.
ditawarkan oleh UKM, sehingga konsumen akan lebih mengetahui layanan-layanan apa saja yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Finansial sebagai faktor yang paling dominan mempengaruhi terhadap pendapatan UKM karenanya untuk Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi & UKMKabupaten Hulu Sungai Selatan perlu merekomendasikan anggaran untuk kepentingan program pembangunan ekonomi khususnya UKM dengan lebih memprioritaskan permodalan maupun kemitraan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan peserta UKM. Pegembangan SDM harus diperhatikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi & UKMKabupaten Hulu Sungai Selatan, karenanya. harus dengan jelas dan konsisten mengenai pendidikan dan pelatihan. Karena untuk sukses UKM harus dengan jelas menerangkan segala sesuatu yang berkaitan dengan kualitas Sumber Daya Manusianya. Dalam masalah Produksi yang merupakan variabel dapat terus meningkatkan mutu produk karenanaya perlu lebih banyak informasi yang berkaitan produksi yang diperlukan. Faktor teknologi harus tetap diperhatikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi & UKMKabupaten Hulu Sungai Selatan hal ini juga akan membuat
379
kecepatan proses pengerjaan produk yang dihasilkan menjadi lebih efisien. DAFTAR PUSTAKA Abdul Wahab Solichin, 1997, Analisis Kebijaksanaan, Jakarta : Bumi Aksara Arikunto,Suharsimi. 1996, Metodologi Penelitian, Pustaka pelajar, Yogyakarta. Bryant, C. dan White, L,G, 1992, Management pembangunan Untuk negara Berkembang, (terjemah), Rusyanto L. Simatupang, Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama. Cikmat Harry, 2001, Strategi Pemberdayaan Masyarakat, Humainora Utama Press, Bandung. Depari, Eduard, 1985, Peranan Komunikasi Massa Dalam Pembangunan, Gadjah Mada University Yogyakarta. Dedi, Haryadi, dkk, Tahap Perkembangan Usaha Kecil Menengah, Dinamika dan Potensi Pertumbuhan, Penerbit Akatiga Bandung. Entang H M, 2001, Pemberdayaan Masyarakat, Pusdiklat Depnakertrans - LAN RI. Jakarta Bandung.Edward TTT, George C, 2000, Implementation Publik Policy, Congresional Quarterly Press, Washington. Jones Charles, 1996, Pengantar Kebijakan Publik, Cetakan Ketiga, PT. Grafindo Persada, Jakarta.
Gafar, Affan, 1996, Kebijakan Publik di Indonesia, Gadjah Mada University, Yogyakarta. Gomes, CF, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, Andi Offset, Yogyakarta. Keban, Yeremias. T, 2004, Prinsipprinsip Administrasi Publik, Gadjah Mada University, Yogyakarta. Kartasasmita, Ginanjar, 1996, Era Baru Pembangunan, Yayasan Obor, Indonesia. Koentjaningrat, 2004, metodemetode Penelitian Masyarakat, Edisi Ketiga PT: Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Islamy, Abdul Wahab, 2004, Analisis Kebijaksanaan dari Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan Negara, Jakarta, Bima Aksara.Prawirokusumo Soeharto. 2001. Ekonomi Rakyat (Konsep, Kebijakan dan Strategi). Yogyakarta : BPFE. Tambunan, Tulus, TH. 2002. Usaha Kecil dan Menengah Di Indonesia Beberapa Isu Penting. Salemba Empat. Jakarta. Todaro, Michael W., 1998, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, (Edisi keenam Jilid 1 dan 2), Erlangga, Jakarta. Thoha, Miftah, 1988, Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya, CV. Rajawali, Jakarta. Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta : Bina Aksara
380
Santoso, Singgih. 2003. Buku Latihan SPSS: Strategik Parametik. Alex Media Komputindo. Jakarta Sugiono, 2004. Metode Penelitian Bisnis Edisi ke-5. Alpha beta. Bandung. Sulistiyani, Teguh, Ambar. 2004. Memahami Good Governance Dalam Perspektif Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Gaya Media
Singarimbun dan Effendi, 1995, Metode Penelitian Riset, Bandung, Penerbit LP3ES, Jakarta Winardi. Sejarah. 2001. Perkembangan Ekonomi. Bandung : Tarsito