FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MANAJEMEN LABA (Studi Kasus Pada Bank Panin Syariah)
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)
MUHAMMAD IRHAM NASUTION NIM 1112046100005
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 M/1438 H
FAKTOR.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MANAJEMEN LABA (Studi Kasus Pada Bank Panin Syariah)
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)
Oleh:
MUHAMMAI}IRHAM NASUTION I\[IM 1112046100005
Pembimbing:
NUPN.9920100301
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAI\ BISNIS I]NTYERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAII
JAKARTA 1438 W2017 ,
M
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Laba (Studi Kasus Pada Bank Panin Syariah)
LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa
:
t. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata
I di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif
Hidayatullah Jakarta. 2.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan
ini telah
dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri
saya cantumkan sesuai
(UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta. J.
Jika dikernudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri
Of$
Syarif Hidayatullah Jakarta.
DATA RIWAYAT HIDUP (Curriculum Vitae)
I.
Data Pribadi Nama
: Muhammad Irham Nasution
Tempat/ Tanggal Lahir
: Medan, 20 Juni 1994
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Nama Ayah
: Turman Nasution
Nama Ibu
: Zuraidah
Anak Ke Dari
: 1 dari 3 bersaudara
Status
: Belum Menikah
Agama
: Islam
Alamat
: Jl. Medan-Binjai Km. 16 No. 15 Diski, Kab. Deli Serdang, Sumatera Utara.
II.
III.
IV.
No. Telp
: 085297773584
E-mail
:
[email protected]
Pendidikan Formal SD Pesantren YPMA Medan Sunggal
: Tahun 2000 - 2006
MTsN Binjai
: Tahun 2006 - 2009
MAN Binjai
: Tahun 2009 - 2012
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
: Tahun 2012 – 2017
Pengalaman Organisasi 1.
OSIS MAN Binjai Tahun 2010.
2.
ROHIS MAN Binjai Tahun 2010.
3.
OMM UIN Jakarta Tahun 2014.
Pengalaman Kerja 1.
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Al-Washliyah kota Medan Tahun 2014.
iv
ABSTRACT Muhammad Irham Nasution, NIM: 1112046100005, Factors Affecting Earnings Management (A Case Study at Sharia Panin Bank). Thesis. Study Program of Islamic Banking, Islamic Banking Department, Faculty of Economics and Business, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta, 1438 H / 2017 AD. This study aims to analyze and test the effect of ROA, FDR and Size towards earnings management. This study used a sample of one of the Islamic banking, Sharia Panin Bank during the period 2010-2016. Purposive sampling is used as a method of sample selection in this study. Data analysis method used is multiple linear regression method with EVIEWS 9, at a significance level of 5%. Data collection techniques used in this research are literature survey, literature study or library research, by collecting the data of financial statements of Sharia Panin Bank in the form of its quarterly financial statements which has been interpolated into the monthly financial report for the period of January 2010 to September 2016, published by the Financial Services Authority and the websites of Sharia Panin Bank. Based on the survey results, it revealed that partially, Return on Assets (ROA), Financing to Deposit Ratio (FDR) and Firm Size (Size) significantly affect Earnings Management at Sharia Panin Bank during the period of 2010- 2016. In addition, the Return on Assets (ROA), Financing to Deposit Ratio (FDR) and Firm Size (Size) also simultaneously have a significant impact on Earnings Management of Sharia Panin Bank in the same period. Keywords: Return on Asset (ROA), Financing to Deposit Ratio (FDR), Firm Size, Earnings Management. Advisor: Umiyati, SEI, M.Si
v
ABSTRAK Muhammad Irham Nasution, NIM : 1112046100005, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Laba (Studi Kasus Pada Bank Panin Syariah). Skripsi. Program Studi Perbankan Syariah, Jurusan Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1438 H/ 2017 M. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menguji pengaruh ROA, FDR dan Size terhadap manajemen laba. Penelitian ini menggunakan sampel dari salah satu perusahaan perbankan syariah yaitu Bank Panin Syariah pada periode 2010-2016. Purposive sampling digunakan sebagai metode pemilihan sampel dalam penelitian ini. Metode Analisis data yang digunakan adalah metode regresi linier berganda dengan EVIEWS 9, dengan tingkat signifikansi 5%. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yakni survai literatur, kajian kepustakaan atau telaah dokumen (library research), yaitu dengan mengumpulkan data laporan keuangan Bank Panin Syariah berupa laporan keuangan triwulanan Bank Panin Syariah yang sudah diinterpolasi menjadi laporan keuangan bulanan untuk periode Januari 2010 sampai dengan September 2016, yang telah dipublikasikan oleh Otoritas Jasa keuangan dan situs dari Bank Panin Syariah. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa secara parsial, Return on Asset (ROA), Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Ukuran Perusahaan (Size) berpengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba pada Bank Panin Syariah Periode 2010-2016. Selain itu secara simultan atau bersama-sama, Return on Asset (ROA), Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Ukuran Perusahaan (Size) juga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Manajemen Laba pada Bank Panin Syariah Periode 2010-2016.
Kata Kunci: Return on Asset (ROA), Financing to Deposit Ratio (FDR), Ukuran Perusahaan (Size), Manajemen Laba. Pembimbing: Umiyati, SEI, M.Si
vi
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Alḥamdulillāhi rabbi al-‘ālamīn sebagai bentuk rasa syukur penulis kehadirat Allah swt, atas karunia Rahmat, Hidayah serta Maunahnya, khususnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Laba (Studi Kasus Pada Bank Panin Syariah)” dengan penuh kesabaran, ketabahan dan ke ikhlasan. Dalam proses perjalanan penulisan skripsi ini tentu banyak hal yang menyebabkan kegalauan dan kegundahan serta motivasi yang dialami oleh penulis. Hal ini dikarenakan banyak faktor, antara lain: dorongan dari keluarga kepada penulis baik secara moril maupun materil agar mempercepat menyelesaikan segala tugas yang menjadi syarat wisuda, penulis paham betul dengan maksud mereka. Kemudian penulis melihat sebagian teman-teman yang sudah selesai lebih awal juga menjadi salah satu sebab kegelisahan penulis, sehingga penulis harus segera menyelesaikan penulisan skripsi ini. Adik-adik junior yang hampir setiap ketemu menanyakan “kapan wisuda bang”? ini juga menjadi alasan bagi penulis untuk tetap semangat. Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada reformis dunia yang telah melakukan banyak perubahan selama ia diutus sebagai seorang Rasul di muka bumi ini. Dari yang negatif ke yang positif, dari kegelapan pada cahaya, dari yang tidak manusiawi pada yang manusiawi. Seorang Nabi yang menjadi suri tauladan
vii
bagi umat manusia, sabdanya menjadi hukum dan akan terus dikaji sampai akhir zaman nanti. Beliau adalah Nabi Muhammad SAW. Berbagai hambatan selalu datang menghampiri penulis, dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini, baik internal maupun eksternal. Berbagai macam kesulitan juga dapat penulis rasakan, hal ini mungkin dikarenakan minimnya pengetahuan penulis tentang apa yang dibahas dalam skripsi ini. Penulis menyadari bahwa selesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan banyak pihak. Oleh karenanya, dengan segala ketulusan, kerendahan hati dan keikhlasan penulis menghaturkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terutama kepada kedua orang tua penulis, Ayah (Turman Nasution, S.Pd.I) dan Mamak (Zuraidah, S.Pd) (Allāhumma irḥamhumā kamā rabbayānī ṣaghīrā, wa ṭawwil ‘umūrahumā fi ṭā ‘atik), juga kepada adikadikku Khairina Ulfa Nasution A.Md. dan Muhammad Kafrawi Nasution yang senantiasa memberikan dukungan dan doa serta kasih sayang, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Selain itu tentu penulis juga sangat berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini, yang diantaranya: 1.
Segenap civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, selaku Rektor Universitas Negeri Syarif Hidayatullah.
2.
Bapak Dr. Asep Saefudin Jahar, M.A, selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
viii
3.
Dr. Arief Mufraini, Lc., Si selaku Dekan FEB, Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si., CA., QIA., BKP selaku Wakil Dekan I Bid. Akademik, Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag., M.H selaku Wakil Dekan II Bid. Administrasi Umum dan Dr. Desmadi Saharuddin, M.A selaku Wakil Dekan III Bid. Kemahasiswaan.
4.
Bapak A.M. Hasan Ali, M.A, sebagai Ketua Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
5.
Bapak Dr. Abdurrauf, Lc, M.A, sebagai Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
6.
Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, SE., MBA selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah dan Ibu Fitri Damayanti, SE., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
7.
Bapak Dr. Muhammad Maksum, MA, selaku Pembimbing Akademik yang senantiasa mengingatkan dan mengarahkan penulis semasa perkuliahan hingga terselesaikannya skripsi ini.
8.
Ibu Umiyati, SEI, M.Si, selaku dosen pembimbing yang selalu meluangkan waktu dan tempatnya untuk penulis, terimakasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada beliau serta keluarga, Jazāhumullāh khairan katsiran.
9.
Para dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak berbagi ilmu kepada penulis,
ix
sehingga penulis mendapatkan setetes air dari samudera ilmu pengetahuan. (Jazāhumullāh wanafa ‘anā bi ‘ulūmihim). 10. Terima kasih kepada Kevin Costner, Reza Muhammad Iqbal dan seluruh teman-teman seperjuangan atas segala dukungan, inspirasi, masukan, saran, dan semua bantuannya, terutama ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada teman-teman angkatan 2012 kelas A Perbankan Syariah pada umumnya dan teman-teman satu angkatan. Kita telah berjuang bersama, semoga kita masih bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Amin. 11. Terima kasih kepada seluruh pengurus Pesantren Luhur Sabilussalam, Ahmad Mutamimul Ula, Lukman, Mukhtar, Huda, Bang Sofyan, Kak Ari, Kak Ihsan atas semangat dan dukungannya 12. Abang-abang saya Udy Hariyanto S.Kom.I, Mizan Sya’roni STH.I, Wandi Irawan S.Ag, dan bang Aprian yang telah banyak memberikan nasihat, motivasi, bantuan dan pelajaran hidup. 13. Warga RW 09 Cempaka Putih khususnya Jamaah Masjid Darussalam yang telah memberi kesempatan dan menerima penulis untuk tinggal di Masjid Darussalam dan bersosialisasi serta mengaplikasikan ilmu-ilmu penulis dapatkan baik selama di sekolah maupun diperkuliahan. 14. Abang Pahrul, Uda Hamdani dan Uda Ishak yang telah banyak memberi dukungan baik berupa materi maupun motivasi.
x
15. Bapak H. Utob Tobroni, Lc., MCL., dan keluarga selaku ayak kedua dan sumber inspirasi yang telah mendidik dan membina saya selama berada di Ma’had UIN Jakarta. 16. Kawan-kawan Ma’had UIN Jakarta seluruhnya, terutama Sholeh, Waskito, Dede, Lana, Irfan, Alim, Eri, Saddam, Zaki, Pardiana, Acep, Sofyan serta Bang Asdi yang menjadi keluarga besar saya di Ma’had, yang sangat saya banggakan. 17. Semua pihak yang telah membantu penulis baik selama masa pendidikan hingga pengerjaan skripsi yang tidak dapat penulis sebut satu persatu. Semoga Allah SWT membalas kebaikan semuanya. Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, maka dengan terbuka penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun guna penyempurnaan penulisan-penulisan lainnya di masa mendatang. Akhirnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungannya, penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya serta doa yang tulus kepada Allah swt, agar semua kebaikan dibalas dengan pahala yang setimpal, jazākumullāh khairan katsīran, serta diberkati kehidupan yang penuh bahagia, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Semoga apa yang telah penulis lakukan, berupa penelitian ini bermanfaat bagi diri sendiri serta masyarakat umum. Amin. Jakarta, September 2017
Muhammad Irham Nasution
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ..................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ........................................................ ii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................... iii DATA RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... iv ABSTRACT ................................................................................................................ v ABSTRAK ................................................................................................................ vi KATA PENGANTAR ............................................................................................. vii DAFTAR ISI ............................................................................................................ xii DAFTAR TABEL .................................................................................................. xvi DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ....................................................................................... 14 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah............................................................. 15 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................................... 15 E. Tinjauan (Review) Studi Terdahulu .............................................................. 17 F. Kerangka Pemikiran ....................................................................................... 24 G. Sistematika Penulisan .................................................................................... 26 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bank Syariah .................................................................................................. 28 B. Teori Keagenan .............................................................................................. 31
xii
C. Manajemen Laba (Earning Management) ..................................................... 32 D. Financing to Deposit Ratio (FDR)................................................................. 44 E. ROA (Return on Assets) ................................................................................. 46 F. Ukuran Perusahaan (Size) .............................................................................. 48 G. Pandangan Islam terhadap Manajemen Laba dan Bentuknya Menurut Syariah............................................................................................................ 49 H. Keterkaitan Antar Variabel ............................................................................ 53 I. Perumusan Hipotesis ...................................................................................... 55 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................................. 58 B. Populasi dan Sampel ...................................................................................... 59 C. Metode Pengumpulan Data ............................................................................ 62 D. Metode dan Alat Analisis Data ...................................................................... 64 1. Statistik Deskriptif ................................................................................... 64 2. Uji Asumsi Klasik .................................................................................... 65 a. Uji Normalitas .................................................................................... 66 b. Uji Multikolonieritas .......................................................................... 67 c. Uji Heteroskedastisitas ....................................................................... 67 d. Uji Autokorelasi ................................................................................. 68 3. Uji Hipotesis ............................................................................................ 69 a. Uji Statitik t ........................................................................................ 69 b. Uji Statistik F ..................................................................................... 70 4. Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................................................ 70 xiii
5. Analisis Regresi Linier Berganda ............................................................ 71 E. Variabel Peneleitian dan Definisi Operasional .............................................. 72 1. Variabel Penelitian ................................................................................... 72 2. Definisi Operasional................................................................................. 72 3. Variabel Terikat (Dependent Variable) ................................................... 72 4. Variabel Bebas (Independent Variable) ................................................... 73 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................................... 76 B. Analisis dan Pembahasan ............................................................................... 80 1. Hasil Pengamatan Outliers....................................................................... 80 2. Hasil Uji Statistik Deskriptif .................................................................... 82 3. Hasil Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 85 a. Uji Normalitas .................................................................................... 85 b. Uji Multikolonieritas .......................................................................... 86 c. Uji Heteroskedastisitas ....................................................................... 87 d. Uji Autokorelasi ................................................................................. 88 4. Hasil Uji Hipotesis ................................................................................... 88 a. Uji Statistik t (Parsial) ........................................................................ 88 b. Uji Statistik F (Simultan) ................................................................... 90 5. Hasil Uji Koefisien Determinasi .............................................................. 91 6. Analisis Regresi Linier Berganda ............................................................ 92 C. Interpretasi Hasil ............................................................................................ 93
xiv
1. Pengaruh FDR (Financing to Deposit Ratio) terhadap Manajemen Laba .......................................................................................................... 93 2. Pengaruh ROA (Return on Assets) terhadap Manajemen Laba ............... 94 3. Pengaruh Size (Ukuran Perusahaan) terhadap Manajemen Laba ............. 95 4. Pengaruh ROA, FDR dan Size terhadap Manajemen Laba...................... 95 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................................... 97 B. Keterbatasan ................................................................................................... 97 C. Saran .............................................................................................................. 98 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 100 LAMPIRAN ............................................................................................................ 106
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Analisa Trend Total Pendapatan Bank Panin Syariah Tahun 2011-2015 13 Tabel 1.2 Analis Trend Total Pendapatan Perbankan Syariah Nasional Tahun 2011-2015 ................................................................................................. 13 Tabel 1.3 Analisa Bank Environment Total Pendapatan Bank Panin Syariah dan Perbankan Syariah di Indonesia Tahun 2011-2015 .................................. 13 Tabel 1.4 Penelitian Terdahulu ................................................................................. 17 Tabel 3.1 Proses Pengambilan Sampel Penelitian .................................................... 62 Tabel 4.1 Sejarah Perubahan Nama Bank Panin Syariah ......................................... 76 Tabel 4.2 Sejarah Pencatatan Saham ........................................................................ 78 Tabel 4.3 Statistik Deskriptif .................................................................................... 82 Tabel 4.4 Correlation Matrix .................................................................................... 87 Tabel 4.5 Hasil Uji White ......................................................................................... 88 Tabel 4.6 Hasil Uji Durbin-Watson .......................................................................... 89 Tabel 4.7 Hasil Uji-t .................................................................................................. 89 Tabel 4.8 Hasil Uji-F................................................................................................. 91 Tabel 4.9 Hasil Uji Regresi Linier Berganda dan Koefisien Determinasi ................ 92
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Grafik Bank Panin Syariah dan Bank Umum Syariah Nasional .......... 12 Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran Penelitian ............................................................ 25 Gambar 4.1 Komposisi Kepemilikan Saham Panin Bank Syariah ........................... 78 Gambar 4.2 Grafik Hasil Uji Normalitas I ................................................................ 80 Gambar 4.3 Grafik Hasil Uji Leverage Plots ............................................................ 81 Gambar 4.4 Grafik Hasil Uji Normalitas II .............................................................. 86
xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kehidupan ekonomi manusia tidak terlepas dari peran jasa keuangan dan perbankan pada era globalisasi ini. Dengan adanya lembaga keuangan inilah yang membantu perekonomian masyarakat untuk lebih mandiri dan lebih produktif. Oleh karena itu, sekarang banyak berdiri lembaga-lembaga keuangan atau perbankan dalam rangka untuk memenuhi kegiatan produktif masyarakat. Saat ini, bank-bank dan lembaga keuangan konvensional sudah diterapkan di Indonesia. Sehingga para pakar Islam membentuk bank syariah untuk menghindari transaksi-transaksi yang berkenaan dengan bunga. Menurut UndangUndang No. 10 tahun 1998, bank syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah pada kegiatannya dalam memberikan jasa dan lalu lintas pembayaran. Kemudian UU tersebut disempurnakan dengan Undang-Undang yang terbaru, yaitu Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah. Munculnya bank-bank dan lembaga keuangan Islam sebagai Institusi Keuangan yang baru menghadapi tantangan besar. Para pakar syariah Islam harus mencari dasar bagi penerapan dan pengembangan standar akuntansi yang berbeda dengan standar akuntansi keuangan bank dan lembaga keuangan konvensional. Sebagai contoh salah satu komponennya adalah laporan keuangan.
1
2
Laporan keuangan merupakan suatu cerminan dari suatu kondisi perusahaan, karena di dalam laporan keuangan terdapat informasi-informasi yang dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan.1 Informasi dari laporan keuangan sangat berguna bagi para pihak yang berkepentingan untuk mengambil keputusan. Pihak yang terkait langsung dengan laporan keuangan adalah manajer. Manajer memegang peran yang sangat penting dalam mengelola laporan keuangan dan kemajuan kinerja suatu perusahaan. Kemajuan perusahaan dapat dinilai dengan kemampuan perusahaan tersebut dalam memaksimalkan atau mencapai labanya. Namun, yang menjadi suatu permasalahan adalah informasi laba yang disampaikan atau dituangkan dalam laporan keuangan oleh manajer tidak sesuai dengan hasil yang didapatkan atau diterima, dalam artian informasi laba
ini
menjadi
obyek
rekayasa
yang
dilakukan
manajemen
untuk
memaksimalkan utilitas kinerja perusahaan. Manajemen termotivasi untuk memperlihatkan kinerja yang baik dalam menghasilkan keuntungan maksimal bagi perusahaan sehingga manajemen cenderung memilih dan menerapkan metode akuntansi yang dapat memberikan informasi laba yang lebih baik. Tindakan manajemen dalam proses penyusunan laporan keuangan untuk mempengaruhi tingkat laba yang ditampilkan tindakan seperti ini disebut earning management.2 Manajemen laba (earning management)
1
Widaryanti, “Analisis Perataan Laba dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia,” Jurnal Fokus Ekonomi IV, no. 2 (Desember 2009): h. 1. 2 Rahmawati et, al., “Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan Perbankan Publik yang Terdaftar di BEJ,” makalah disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi IX 2006, h. 2.
3
juga adalah tindakan mengatur suatu kondisi laba yang stabil dengan melakukan pencatatan akuntansi.3 Permasalahan keagenan juga terjadi pada perbankan syariah yang tumbuh pesat dewasa ini. Pertumbuhan minat masyarakat terhadap bank syariah menjadikan bank syariah mengalami peningkatan signifikan dari segi aset, pembiayaan yang disalurkan, profitabilitas dan lain-lain. Hal ini selain merupakan potensi bank syariah, namun menjadi tantangan bagaimana bank syariah dapat mengelola usaha tersebut sesuai syariah. Bank syariah sebagai lembaga keuangan yang menerapkan prinsip-prinsip syariah tidak seharusnya melakukan aktivitas rekayasa dalam bentuk apapun termasuk dalam laporan keuangan.4 Hal yang paling diperhatikan dalam laporan keuangan adalah laba. Hal ini dikarenakan laba mewakili informasi yang dimiliki oleh bank seperti prestasi dan kinerja, pedoman kebijakan investasi dan peramalan laba dimasa yang akan datang.5 Pentingnya
peran
laporan
keuangan
dalam
keputusan,
membuat
perusahaan seringkali melakukan tindakan windows dressing atau manajemen dan pengelolaan atas laporan keuangan dan laba sehingga perusahaan tampak bagus secara finansial. Hal inilah yang kemudian disebut dengan manajemen laba. Fleksibilitas manajemen untuk melakukan praktik manajemen laba dapat dikurangi dengan menyediakan informasi yang lebih berkualitas bagi pihak luar 3
Fricilia dan Hendro lukman, “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Praktik Manajemen Laba Pada Indrustri Perbankan Di Indonesia,” Jurnal Akuntansi XIX, no. 1 (Januari 2015): h. 80. 4 Assy Shella, ”Pengaruh NPF, FDR, Profitabilitas dan Jumlah Pembiayaan Terhadap Praktik Perataan Laba Pada Perbankan Syariah di Indonesia.” (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015), h., 4. 5 PSAK No. 1 Revisi 2009 Tentang Penyajian Laporan Keuangan, Paragraf ke 7.
4
perusahaan. Kualitas laporan keuangan akan mencerminkan tingkat manajemen laba. Lilis Setyawati dan Ainun Na’im telah menjelaskan bahwa manajemen laba menjadi upaya laporan keuangan untuk menguntungkan diri sendiri, yang secara lebih jauh lagi akan berdampak pada kredibilitas laporan keuangan.6 Hal itu tentunya akan berdampak negatif bagi keberlangsungan perbankan. Tidak hanya itu, nasabah pun mengalami dampak negatif dari laporan laba yang tidak sesuai dengan kenyataannya. Dalam hal ini, laporan keuangan yang telah dimanipulasi oleh pihak perbankan untuk kepentingannya. Pandangan tentang manajemen laba juga dikemukakan oleh Healey dan Wahlen dalam Handayani dan Rachadi yang menyebutkan bahwa manajemen laba adalah proses dimana manajer memiliki kemampuan untuk menggunakan deskresi yang mereka miliki untuk menyesatkan stakeholder atau mempengaruhi hasil kontraktual mereka dengan owner.7 Secara potensial manajemen laba dimotivasi dengan adanya tekanan ataupun dorongan manajer untuk menghasilkan laba jangka pendek serta rendahnya fokus manajemen terhadap rencana jangka panjang perusahaan. Dorongan untuk menghasilkan laba jangka pendek akan memicu manajemen
6
Dul Muid, “ Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia,” Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis VI, no.2 (2 Oktober 2009): h. 122. 7 Handayani dan Rachadi,” Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba,” Jurnal Bisnis dan Akuntansi XI, no. 1 (April 2009): h. 36.
5
untuk bertindak oportunis, sehingga manajemen akan fokus secara berlebihan pada nilai-nilai ataupun aktivitas-aktivitas yang mempengaruhi laba.8 Cara yang sering dilakukan dalam melakukan manajemen laba adalah dengan kebijakan akrual. Dalam perspektif syariah, metode akrual diperbolehkan. Hal ini sesuai dengan fatwa DSN no. 14/DSN/MUI/IX/2000 tentang sistem distribusi bagi hasil usaha dalam lembaga keuangan syariah ditetapkan bahwa pada prinsipnya Lembaga Keuangan Syariah (LKS) boleh menggunakan sistem accrual basis maupun cash basis dalam administrasi keuangan. Metode akuntansi akrual merupakan metode penerimaan dan pengeluaran yang diakui atau dicatat ketika transaksi terjadi, bukan ketika uang kas untuk transaksi-transaksi tersebut dibayarkan atau diterima. Komponen akrual merupakan komponen yang tidak memerlukan bukti kas secara fisik sehingga bisa saja dipermainkan. Hal tersebut menimbulkan kesempatan bagi manajemen untuk mengelola akrualnya atau disebut juga dengan discretionary accrual. Nilai dari discretionary accrual ini banyak dijadikan sebagai proksi pengukuran dalam manajemen laba suatu perusahaan. Perbankan tidak bisa melepaskan dirinya dari kepentingan yang ingin dicapainya, termasuk dalam upaya manajemen laba. Akan tetapi perbankan juga harus melihat batasan-batasan yang diperbolehkan. Bentuk manajemen laba yang diperbolehkan yaitu income smoothing (perataan laba), hal ini sesuai dengan fatwa DSN no. 87/DSN/MUI/XII/2012 dengan pendekatan untuk melindungi lembaga keuangan dari risiko pengalihan dana besar-besaran, dan bukan dalam 8
Neni Nuraeni, “Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Laba Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI,” (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013), h. 3.
6
konteks ingin mengambil keuntungan, serta dengan seizin nasabah, bukan secara sembunyi-sembunyi. Dengan kata lain, tidak serta merta semua teknik income smoothing diperbolehkan, namun yang diperbolehkan ialah yang memenuhi ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh fatwa dengan mempertimbangkan opini Dewan Pengawas Syariah (DPS). Salah satu praktik perataan laba yang diperbolehkan yaitu dengan syarat apabila bagi hasil aktual melebihi tingkat imbalan yang diproyeksikan, dan dengan izin nasabah pemilik dana, serta dengan alasan kuat yang darurat dengan mempertahankan opini DPS. Sehingga dalam pelaksanaannya tetap menekankan kepada unsur transparansi atau keterbukaan terhadap pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan.9 Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi pelaksanaan manajemen laba. Menurut Neni Nuraini10 melakukan penelitian untuk mengetahui bukti empiris faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen laba antara lain dewan direksi, leverage, ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, ukuran KAP dan KAP spesialisasi industri. Dimana diantara variabel-variabel tersebut hanya variabel leverage, ukuran perusahaan dan ukuran KAP yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba, sedangkan jumlah dewan direksi, KAP spesialisasi industri dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
9
Hanni Khairani. “Etika Bisnis Islam Tentang Manajemen Laba”. (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015), h.65-66. 10 Neni Nuraeni, “Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Laba Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI,” (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013), h. 13.
7
Dalam penelitian Lavenia Arifin dan Nicken Destriana yang berjudul “Pengaruh Firm Size, Coporate Governance dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Manajemen Laba,” telah menjelaskan variabel-variabel yakng terdiri dari Dewan Komisaris Independen, Kepemilikan Institusional, Profitabilitas, Leverage berpengaruh terhadap manajemen laba, sedangkan Ukuran Perusahaan, Dewan Direksi, Kualitas Audit dan Kepemilikan Manajerial tidak berpengaruh pada pelaksanaan manajemen laba.11 Pada penelitan Veronica dan Utama bahwa variabel yang berpengaruh signifikan terhadap besaran manajemen laba adalah ukuran perusahaan,12 juga penelitan Teuta Llukani membuktikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap tindakan manajemen laba.13 Perusahaan yang berukuran besar akan memiliki kepentingan yang lebih luas sehingga berbagai kebijakan perusahaan akan memiliki dampak yang lebih besar terhadap kepentingan publik dibandingkan perusahaan kecil. Semakin besar ukuran perusahaan biasanya informasi yang tersedia untuk investor dalam pengembalian keputusan semakin banyak dan memperkecil kemungkinan terjadinya asimetri informasi yang bisa menyebabkan terjadinya praktik manajemen laba pada perusahaan. Ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang
11
Lavenia Arifin dan Nicken Destriana yang berjudul “Pengaruh Firm Size, Coporate Governance dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Manajemen Laba,” Jurnal Bisnis dan Akuntansi XVIII, no. 1 (Juni 2016): h. 84. 12 Veronica dan Utama ,” Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan dan Praktik Corporate Governance Terhadap Pengelolaan Laba,” Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo (2005): h. 481. 13 Teuta Llukani, “Earning Management And Firm Size: An Empirical Analyze In Albanian Market,” European Scientific Journal IX, no. 16 (June 2013): h. 135.
8
negatif terhadap manajemen laba. Artinya semakin besar perusahaan maka semakin kecil pengelolaan laba yang dilakukan.14 Fiandri Gemitri Kamil dan Shinta Dewi Herawati dalam penelitiannya mendapatkan kesimpulan bahwa rasio CAMEL yang berpengaruh terhadap manajamen laba yaitu FDR dan BOPO, ini menunjukkan bahwa pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syariah dan biaya operasional memotivasi manajemen untuk melakukan praktik manajemen laba.15 Hal ini didukung oleh penelitian Fricilia & Hendro Lukman bahwa Loan Deposit Ratio (LDR)/(FDR) berpengaruh terhadap manajemen laba.16 Penelitian yang dilakukan oleh Zahara dan Sylvia menyimpulkan bahwa kinerja bank syariah yang diproksikan dengan CAMEL (CAR. RORA. ROA, NPM. dan LDR) berpengaruh terhadap praktik manajernen laba. namun pengaruh ini tidak signifikan.17 Sedangkan pada penelitian Syaidhatus Zuhriya, variabel ROA pada rasio CAMEL memiliki pengaruh yang signifikan, menurutnya Return on Asset menunjukkan kemampuan manajemen dalam mengahasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang digunakan dalam kegiatan operasi. Semakin besar perubahan ROA menunjukkan semakin besar fluktuasi kemampuan manajemen dalam mengahasilkan laba. Hal ini mempengaruhi investor dalam memprediksi
14
Veronica dan Utama ,” Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan dan Praktik Corporate Governance Terhadap Pengelolaan Laba,” Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo (2005): h. 482. 15 Fiandri Gemitri Kamil dan Shinta Dewi Herawati, “Pengaruh Rasio CAMEL Terhadap Praktik Manajemen Laba di Bank Umum Syariah,” Jurnal Akuntansi Bisnis dan Ekonomi II, no. 1 (Maret 2016): h. 347. 16 Dian Agustia, “Pengaruh Faktor Good Corporate Governance, Free Cash Flow, dan Leverage Terhadap Manajemen Laba,” Jurnal Akuntansi dan Keuangan XV, no. 1 (Mei 2013): h. 27. 17 Zahara dan Sylvia, “Pengaruh Rasio Camel Terhadap Praktik Manajemen Laba di Bank Syariah,” Jurnal Riset Akuntansi Indonesia XII, no. 2 (2009): h. 25.
9
laba dan memprediksi risiko dalam investasi, sehingga memberikan dampak pada kepercayaan investor terhadap perusahaan. Sehubungan dengan itu, manajemen termotivasi untuk melakukan praktik perataan laba agar laba yang dilaporkan tidak berfluktuatif, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan investor.18 Dari penelitian-penelitan tersebut, penulis terdorong dan tertarik untuk melakukan penelitian kembali terkait faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi manajemen laba (earning management), dalam hal ini lebih difokuskan untuk meneliti pada salah satu perbankan syariah, yaitu Bank Panin Syariah. Hal ini dikarenakan Bank Panin Syariah diduga melakukan tindakan atau praktik manajemen laba pada laporan keuangannya. Dugaan tersebut didasarkan pada tabel total pendapatan bank Panin Syariah periode 2011-2015 yang sangat tinggi tingkat fluktuasinya, dan tingkat perbandingan total pendapatan Bank Panin Syariah dengan Perbankan Syariah Nasional. Penulis menggunakan analisis trend dan analisis bank environment dalam menganalisis total pendapatan Bank Panin Syariah dan pendapatan Perbankan Syariah Nasional serta perbandingan pendapatan keduanya. Alasan menggunakan analisis trend karena analisis ini digunakan untuk membandingkan kegiatan usaha bank dengan kegiatan-kegiatan yang telah dicapai pada periode sebelumnya dengan memanfaatkan laporan neraca dan laba rugi. Analisis ini akan diperoleh kesimpulan apakah kegiatan usaha bank telah mengalami kemajuan atau kemunduran yang dinyatakan dengan satuan persentase atas dasar tahun dasar.19
18
Syaidhatus Zuhriya, “Perataan Laba dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Manufaktur di BEI,” Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi IV, no. 7 (2015): h. 10. 19 Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2016), h. 54.
10
Sedangkan alasan memakai analisis bank enviroment karena analisis ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan bersaing/market share dari suatu bank/suatu cabang, dan untuk mengetahui tingkat laju perkembangan dari industri-industri perbankan dalam skala regional maupun nasional.20 Analisa pertama yang digunakan adalah analisa trend dan kemudian menggunakan analisa bank environment untuk membandingkan total pendapatan bank Panin Syariah dengan total pendapatan perbankan syariah nasional. Berikut tabel 1.1, dan tabel 1.2, yang menunjukkan total pendapatan Bank Panin Syariah dan total pendapatan Perbankan Syariah nasional: Tabel 1.1 Analisa Trend Total Pendapatan Bank Panin Syariah Tahun 2011-2015 Dalam Jutaan Rupiah Keterangan
Tahun 2011
2012
Realisasi Total Pendapatan
75.261
2013
2014
2015
%
Realisasi
%
Realisasi
%
Realisasi
%
Realisasi
%
100%
159.856
212%
303.677
403%
604.806
803%
709.271
942%
Sumber: Laporan Laba Rugi Bank Panin Syariah Tahun 2011-2015, data diolah Dari tabel 1.1 terllihat bahwa perkembangan total pendapatan Bank Panin Syariah mengalami kenaikan yang cukup tinggi pada tiap 5 tahun terakhir yaitu pada tahun 2012 sebesar 212%, tahun 2013 sebesar 403%, pada tahun 2014 sebesar 803% dan di tahun 2015 sebesar 942%. Hal ini menggambarkan total pendapatan pada bank Panin Syariah cukup tinggi tingkat peningkatannya.
20
Ibid., h. 60.
11
Tabel 1.2 Analisa Trend Total Pendapatan Perbankan Syariah Nasional Tahun 2011-2015 Dalam Miliar Rupiah Keterangan
Tahun 2011 Realisasi
Total Pendapatan
15.412
2012 % 100%
Realisasi 17.613
2013 % 114%
Realisasi 27.207
2014 % 176%
Realisasi 24.712
2015 % 160%
Realisasi 51.796
% 336%
Sumber: Statistik Perbankan Syariah Indonesia Tahun 2015, data diolah Pada tabel 1.2 terlihat perkembangan total pendapatan Perbankan Syariah Nasional yang mengalami peningkatan dan penurunan. Pada tahun 2012 naik sebesar 114%, tahun 2013 naik lagi sebesar 176%, akan tetapi turun sebesar 160% di tahun 2014 dan naik kembali sebesar 336% di tahun 2015. Pada tabel selanjutnya yaitu tabel 1.3, penulis akan membandingkan total pendapatan Bank Panin Syariah dengan total pendapatan Perbankan Syariah Nasional menggunakan analisis bank environment dengan tujuan untuk melihat apakah perkembangan total pendapatan Bank Panin Syariah mengikuti perkembagan total pendapatan Perbankan Syariah secara nasional, jika tidak, maka hal inilah yang menjadi alasan penulis menduga bank Panin Syariah melakukan tindakan manajemen laba.
12
Tabel 1.3 Analisa Bank Environment Total Pendapatan Bank Panin Syariah dan Perbankan Syariah di Indonesia Tahun 2011-2015 Dalam Persentase 2011 2012 2013 2014 2015 BPS 100% 212% 403% 803% 942% BUSN
100%
114%
176%
160%
336%
Sumber: Laporan Laba Rugi Bank Panin Syariah dan Statistik Perbankan Syariah Indonesia Tahun 2011-2015, data diolah Penyajian hasil analisis bank environment di atas akan lebih mudah dipahami jika proses penyajiannya didukung dengan adanya grafik. Gambar 1.1 Grafik Bank Panin Syariah dan Bank Umum Syariah Nasional 1000% 800% 600% BPS 400%
BUSN
200% 0% 2011
2012
2013
2014
2015
Dari data tabel dan grafik total pendapatan tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari tabel 1.1, 1.2, 1.3 dan gambar 1.1 dapat dijelaskan bahwa perkembangan total pendapatan dari tahun 2011-2015 Bank Panin Syariah mengalami peningkatan yang sangat pesat sedangkan Perbankan Syariah
13
Nasional kenaikannya tidak terlalu tinggi dan juga mengalami penurunan di tahun 2014. 2. Perbandingan total pendapatan Bank Panin Syariah yang terlalu jauh perbedaannya dengan perbankan syariah nasional, dimana pada tahun 2011-2015 Bank Panin Syariah naik secara drastis dan tidak mengalami penurunan sedangkan Perbankan Syariah Nasional naiknya tidak drastis, dan malah mengalami penurunan pada tahun 2014. Berdasarkan kedua poin tersebut, dapat diindikasikan bahwa Bank Panin Syariah melakukan praktik manajemen laba. Pernyataan tersebut didukung dengan penelitian yang berjudul Manajemen Laba PT. Bank Panin Syariah Tbk Sebelum dan Setelah Go Public, yang membuktikan bahwa Bank Panin Syariah melakukan praktik manajemen laba sebelum dan sesudah go public.21 Pada tahun 2012 sampai 2013 Bank Panin Syariah sedang dalam proses transisi untuk menuju perusahaan yang go public dan pada tahun 2014 di bulan Januari Bank Panin Syariah menjadi perusahaan go public sampai sekarang. Menurut Elisa Indah dan Erni Ekawati, manajemen laba juga dilakukan perusahaan pada sebelum dan sesudah IPO. Initial Public Offering (IPO) sendiri merupakan peristiwa penawaran saham perdana kepada publik dimana perusahaan bisa mendapatkan dana dari peristiwa tersebut untuk pengembangan usahanya. Manajemen laba pada seputar penawaran saham perdana (IPO) dengan menaikkan laba (income increasing) merupakan fenomena yang logis sebab manajer lebih superior dalam menguasai informasi dibanding pihal lain (asimetri informasi). 21
Fatma Seta, “Manajemen Laba PT. Bank Panin Syariah Tbk Sebelum dan Setelah Go public”, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016), h. 68.
14
Kesuperioran tersebut mendorong dan memotivasi manajer untuk melakukan manajemen laba dengan cara income increasing discretionary accruals dalam laporan keuangannya, baik pada periode sebelum dan sesudah IPO. Penggunaan accruals ini dapat dilakukan dengan cara menggeser pendapatan masa depan menjadi masa sekarang dan biaya sekarang menjadi biaya masa depan, sehingga laba pada periode sekitar IPO dilaporkan lebih tinggi dari yang seharusnya. Akibatnya, akan terjadi penurunan laba dan kinerja perusahaan pada periode setelah IPO.22 Dari latar belakang tersebut penulis termotivasi untuk mengetahui apa-apa saja faktor yang mempengaruhi tindakan manajemen laba pada Bank Panin Syariah. Dengan demikian, maka penulis membuat penelitian lanjutan dengan judul “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Laba (Studi Kasus pada Bank Panin Syariah).” B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Perusahaan melakukan tindakan windows dressing atau manajemen dan pengelolaan atas laporan keuangan/laba dengan tujuan agar perusahaan tampak bagus secara finansial. 2. Teknik income smoothing yang diperbolehkan oleh DSN-MUI yang berbeda dengan teknik income smoothing yang berlaku pada ketentuan akuntansi umum. 22
Elisa Indah & Erni Ekawati, “Manajemen Laba Pada Perioda Sebelum dan Sesudah Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Jakarta: Analisis dengan Model DeAngelo,” Simposium Riset Ekonomi 2, (Surabaya, 23-24 November 2005), h. 2.
15
3. Terdapat banyak faktor-faktor yang mendorong seorang manajer untuk melakukan perusahaan,
tindakan corporate
manajemen governance
laba
diantaranya
(kepemilikan
leverage,
ukuran
institusional,
dewan
komisaris independen, dewan direksi, kualitas audit, kepemilikan manajerial, ukuran KAP), dan CAMEL (FDR, BOPO, CAR, RORA, ROA, NPM). C. Pembatasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah : Batasan masalah pada penelitian ini yaitu, membahas masalah tentang faktor-faktor yang mendorong seorang manajer untuk melakukan tindakan manajemen laba. Data yang digunakan adalah data sekunder dari laporan keuangan publikasi triwulan Bank Umum Syariah pada Bank Panin Syariah. Data yang dijadikan objek penelitian adalah data periode 2010 kuartal 1 – 2016 kuartal III dan variabel yang diuji yaitu FDR, ROA dan Size (Ukuran Perusahaan). 2. Rumusan Masalah : Apakah FDR, ROA, dan Size berpengaruh terhadap manajemen laba pada Bank Panin Syariah? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang tertera di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk: Untuk menganalisis apakah FDR, ROA, dan Size berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada Bank Panin Syariah. Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Penulis
16
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana latihan pengembangan dalam bidang penelitian dan penerapan teori yang diperoleh di bangku kuliah, serta memberikan informasi tambahan untuk mendapatkan pemahaman dan wawasan yang lebih mengenai manajemen laba dan faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen laba pada Bank Panin Syariah. 2. Bagi pembaca Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan wawasan dan ilmu pengetahuan serta memberi kontribusi dalam pengembangan teori mengenai manajemen laba dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi manajemen laba pada Bank Panin Syariah. 3. Bagi Investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan informasi mengenai praktik manajemen laba perusahaan yang dapat membantu para investor dalam memberikan keputusan yang tepat untuk berinvestasi. 4. Bagi peneliti dan peneliti selanjutnya Dengan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan pengetahuan dan wawasan mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi manajemen laba pada perbankan syariah serta menjadi bahan studi terdahulu bagi penelitian selanjutnya. E. Tinjauan (Review) Studi Terdahulu Penelitian terkait manajemen laba telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya antara lain :
17
Tabel 1.4 Penelitian Terdahulu No . 1
2
Peneliti (Tahun) Rr. Sri Handayani dan Agustono Dwi Rachadi / Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 11, No. 1, April 2009, 3356.
Judul Penelitian Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen laba.
Metode Penelitan Persamaan Perbedaan Variabel Objek Ukuran penelitian Perusahaan pada (size), perusahaan Pertumbuha manufaktur n Penjualan di Bursa Efek (growth). Indonesia, Periode penelitian pada tahun 2003-2006, variabel Capital Intencity Ratio, Ukuran Kantor Akuntan Publik, Komisaris Independen dan analisa multivariate probit analysis.
Syaidhatus Perataan Laba Variabel Objek Zuhriya / dan Faktor- Return On penelitian
Hasil Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kembali apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap profitabilitas perilaku manajamen laba melalui mekanisme pelaporan laba positif, untuk menghindari pelaporan kerugian atau penurunan laba, serta faktor-faktor lainnya yang diduga berinteraksi pada perilaku tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan ukuran besar dan sedang tidak terbukti lebih agresif dalam melakukan manajemen laba positif baik untuk menghindari earning losses maupun earning decreases. Penelitian bertujuan
ini untuk
18
3
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, Vol. 4, No. 7, 2015, 122.
Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Manufaktur di BEI.
Assets (ROA) dan metode analisis regresi linier berganda.
pada perusahaan manufaktur yang bergerak pada bidang Consumer Good Industry yang terdaftar di BEI, Periode penelitian dari tahun 2009-2013, variabel Financial Leverage, net profit margin, standar deviasi dan price book value.
menguji faktor ukuran perusahaan, return on asset, financial leverage, net profit margin, operating profit margin, standar deviasi dan price book value yang mempengaruhi perataan laba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, Net Profit Margin, Operating Profit Margin, Price to Book Value, dan Standar Deviasi tidak berpengaruh positif terhadap perataan laba, sedangkan Return on Asset dan Debt to Equity Ratio berpengaruh positif terhadap perataan laba.
Fricilia & Hendro Lukman / Jurnal Akuntansi, Vol. XIX, No. 01, Januari 2015, 7992.
Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Praktik Manajemen Laba Pada Industri Perbankan Di Indonesia.
Variabel LDR, Growth dan metode analisis regresi linier berganda.
Objek penelitian pada seluruh perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, periode tahun 2007-2011, variabel CAR, NPL, Reputasi Auditor dan Audit
Penelitian ini bertujuan untuk menguji beberapa faktor yang berpengaruh terhadap manajemen laba, pemilihan objek penelitian yaitu industri perbankan. Hasil penelitian bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR),
19
Tenure.
4
Fiandri Gemitri Kamil dan Shinta Dewi Herawati / Jurnal Akuntansi Bisnis dan Ekonomi, Vol. 2, No. 1, Maret 2016, 347360.
Pengaruh Variabel Objek Rasio CAMEL ROA dan penelitian Terhadap FDR. pada seluruh Praktik Bank Umum Manajemen Syariah, Laba di Bank Periode tahun Umum Syariah 2012-2014, (Studi Empiris variabel pada CAR, NPF, Perusahaan NPM, ROE, Perbankan NOM, BOPO Syariah yang dan metode Terdaftar di analisis Indonesia regresi data periode 2012panel. 2014).
Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Growth yang mempengaruhi terhadap praktik manajemen laba di indistrusi perbankan, sedangkan Non Permorming Loan (NPL), Reputasi Auditor dan Audit Tenure tidak berpengaruh. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang bagaimana pengaruh rasio CAMEL yang berupa CAR, NPF, NPM, ROA, ROE, NOM, BOPO dan FDR secara parsial dan simultan terhadap manajemen laba. Berdasarkan hasil pengujian disimpulkan bahwa variabel BOPO dan FDR secara parsial berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba, sedangkan secara parsial CAR, NPF, NPM, ROA, ROE, NOM tidak berpengaruh signifikan terhadap
20
manajemen laba. 5
6
Lavenia Arifin dan Nicken Destriana / Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 18, No. 1, Juni 2016, 8493.
Pengaruh Firm Size, Corporate Governance, dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Manajemen Laba.
Variabel Ukuran Perusahaan dan metode analisis regresi linier berganda.
Objek penelitian pada perusahaan sektor nonkeuangan yang terdaftar di BEI, periode tahun 2011-2014, variabel Dewan Komisaris Independen, Kepemilikan Institusional, Profitabilitas, Leverage, Dewan Direksi, Kualitas Audit, dan Kepemilikan Manajerial.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, dewan direksi, dewan komisaris independen, kualitas audit, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, profitabilitas, dan leverage terhadap manajemen laba. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dewan komisaris independen, kepemilikan institusional, profitabilitas, dan leverage berpengaruh terhadap manajemen laba. Sedangkan ukuran perusahaan, dewan direksi, kualitas audit dan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Teuta Earning Variabel Objek Penelitian ini Llukani / Management firm size penelitian bertujuan untuk European and Firm Size dan metode pada 75 membuktikan dan Scientific :An Empirical analisis perusahaan menganalisis Journal, Analyze In regresi yang terdaftar tindakan
21
Vol. 9, No. Albanian 16, Juni Market. 2013, 135143.
7
linier berganda.
di Bursa Efek Albania, Periode penelitian tahun 20092011, variabel leverage, change in sales, foreign capital structures dan reported loss.
manajemen laba pada perusahaan di Albania, kemudian mengidentifikasi hubungan antara manajemen laba dengan ukuran perusahaan. Hasil penelitian Teuta Llukani adalah ukuran perusahaan di Albanian market berpengaruh terhadap praktik manajemen laba dan tidak ada perbedaan yang signifikan diantara perusahaan besar maupun kecil, artinya baik perusahaan besar maupun kecil tetap melakukan tindakan manajemen laba. Sylvia Pengaruh Variabel Objek Penelitian ini Veronica Struktur Ukuran penelitian bertujuan untuk N.P Siregar Kepemlikan, Perusahaan 137 membuktikan dan Ukuran dan metode perusahaan pengaruh Siddharta Perusahaan, analisis manufaktur Kepemilikan Utama / dan Praktek regresi yang terdaftar Keluarga, Ukuran Simposium Corporate linier di BEI, Perusahaan dan Nasional Governance berganda. Periode Mekanisme Akuntansi Terhadap 1995-1996, Corporate VIII, Solo, Pengelolaan 1999-2002, Governance 2005. Laba (Earning variabel terhadap Management). Kepemilikan Pengelolaan Laba Keluarga, (Earning Kepemilikan Management). Institusional, Hasil penelitian Ukuran KAP, bahwa Ukuran Proporsi Perusahaan dan
22
Dewan Komisaris Independen dan Keberadaan Komite Audit.
8
Nur Azlina / Pekbis Jurnal, Vol. 2, No. 3, November 2010: 355363.
Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Laba (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI).
Variabel Ukuran Perusahaan dan metode analisis regresi linier berganda.
Objek penelitian perusahaan yang terdaftar di BEI sebelum tahun 2001, periode penelitian tahun 2007, variabel Dewan Direksi, Leverage dan Persentase Saham.
Kepemilikan Keluarga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba, sedangkan variabel Kepemilikan Institusional, Ukuran KAP, Proporsi Dewan Komisaris Independen, dan Keberadaan Komite Audit tidak terbukti mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap besaran pengelolaan laba yang dilakukan perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen laba antara lain jumlah dewan direksi, leverage, persentase sahan yang ditawrkan ke publik, dan ukuran perusahaan. Hasil penelitian bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba,
23
9
Sri Padmantyo / BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol. 14, No. 2, Desember 2010, 5365.
Analisis Manajemen Laba Pada Laporan Keuangan Perbankan Syariah (Studi pada Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia).
Proksi untuk menghitung manajamen laba yaitu total accruals dari Healy.
Objek penelitian pada Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia, periode penelitian pada tahun 2002-2006.
10
Zahara dan Veronica / Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak,
Pengaruh Rasio CAMEL terhadap Praktik Manajemen Laba di Bank Umum
Variabel ROA, FDR dan metode analisis regresi linier berganda.
Objek penelitian pada 3 Bank Umum Syariah dan 18 Unit Usaha
sedangkan Dewan Direksi, Leverage, dan persentase saham yang ditawarkan ke publik tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa indikasi dari manajemen laba pada laporan keuangan Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia. Hasil penelitian ini adalah total akrual yang positif selama empat tahun dan negatif selama setahun. Hal ini berarti menunjukkan bahwa terdapat manajemen laba pada laporan keuangan Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat selama empat tahun. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti manajemen laba di bank syariah dan menganalisis pengaruh rasio
24
2008.
Syariah.
Syariah, periode penelitian tahun 20042006, variabel CAR, RORA, dan NPM.
CAMEL terhadap manajemen laba. Hasil penelitian bahwa hanya variabel NPM yang berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba, sedangkan CAR, ROA, RORA dan FDR tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
F. Kerangka Pemikiran Bank Panin Syariah, yang masih menjadi satu-satunya bank syariah go public hingga saat ini memang menarik untuk dijadikan bahan penelitian. Terlebih nilai kesyariahaannya yang perlu dikedepankan menuntut Bank Panin Syariah untuk terbuka dan jujur dalam berbagai pelaporan yang dihasilkan. Laporan keuangan sangat menarik untuk dikaji lebih mendalam. Para pengguna laporan keuangan tidak dapat turut campur dalam pelaporan yang dilakukan perusahaan. Para pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan perusahaan tidak dapat langsung mengetahui apakah dalam laporan tersebut memang dilaporkan secara jujur dan benar-benar menggambarkan keadaan perusahaan sebenar-benarnya atau tidak karena diperlukan analisis terlebih dahulu.23
23
Fatma Seta, “Manajemen Laba PT. Bank Panin Syariah Tbk Sebelum dan Setelah Go public”, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016), h. 11.
25
Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat digambarkan kerangka pemikiran dalam penelitian ini. Dalam gambar menunjukkan kerangka pemikiran dalam penelitian yaitu menguji variabel independen terhadap variabel dependen. Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran Penelitian
Adanya dugaan tindakan manajemen laba pada Bank Panin Syariah, yang dilihat dari tingginya fluktuasi pendapatannya periode 2011-2015.
Basis Teori: Teori Keagenan
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba pada Bank Panin Syariah
Variabel Penelitian
Variabel Dependen
Variabel Independen FDR (X1)
Manajemen Laba (Y)
ROA (X2) SIZE (X3)
Metode Analisis: Analisis Regresi Berganda Hasil Pengujian dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran
26
G. Sistematika Penulisan Metode penulisan yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini mengacu pada buku Pedoman Penulisan Skripisi Fakultas Syariah dan Hukum tahun 2015 yang bertujuan agar mendapat arah dan gambaran yang jelas mengenai hal yang tertulis, berikut ini disajikan sistematika penulisannya secara lengkap: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang; latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu, kerangka pemikiran, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang Landasan (kerangka) teori terhadap hal-hal yang akan dibahas, yang berisikan teori keagenan, manajemen laba, Return on Assets (ROA), Financing to Deposit Ratio (FDR), ukuran perusahaan (size), aktiva lancar, pertumbuhan perusahaan (growth), bank syariah, pandangan Islam terhadap manajemen laba dan bentuknya menurut syariah, laporan keuangan, keterkaitan antar variabel, dan perumusan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang metodologi penelitian yang meliputi ruang lingkup penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, metode dan alat analisis yang digunakan, serta variabel penelitian dan definisi operasional.
27
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang gambaran umum objek penelitian, perhitungan data-data yang diperoleh dalam penelitian sehingga akan diketahui hasilnya, dan penjelasan mengapa hal itu bisa terjadi kemudian akan didapatkan kesimpulan. BAB V PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil-hasil perhitungan analisis, keterbatasan penelitian dan berisi saran yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Bank Syariah 1. Pengertian Bank Syariah Menurut Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, disebutkan bahwa yang dimaksud dengan Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).1 a) Bank Umum Syariah (BUS) adalah bank syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BUS dapat berusaha sebagai bank devisa dan bank nondevisa. Bank devisa adalah bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan seperti transfer ke luar negeri, inkaso ke luar negeri, pembukaan letter of credit, dan sebagainya. b) Unit Usaha Syariah, yang selanjutnya disebut UUS, adalah unit kerja dari kantor pusat bank umum konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang 1
Andri Soemitra, Bank & Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h. 61
28
29
berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah dan/atau unit syariah. UUS berada satu tingkat di bawah direksi bank umum konvensional bersangkutan. UUS dapat berusaha sebagai bank devisa dan bank nondevisa. c) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bentuk hukum BPRS perseroan terbatas. BPRS hanya boleh dimiliki oleh WNI dan/atau badan hukum Indonesia, pemerintah daerah, atau kemitraan antara WNI atau badan hukum Indonesia dengan pemerintah daerah. Pada umumnya yang dimaksud dengan Bank Syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Definisi bank syariah lainnya adalah
lembaga
keuangan/perbankan
yang
operasional
dan
produknya
dikembangkan berlandaskan Al-Qur’an dan Hadits Nabi Muhammad SAW. Lembaga ini memiliki usaha pokok yang memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya
dalam
lalu
lintas
pembayaran
serta
peredaran
uang
yang
pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariat Islam.2 Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat digaris bawahi bahwa bank syariah dalam operasionalnya harus berlandaskan prinsip-prinsip Al-Quran dan Hadits dan juga terbebas dari adanya riba, maysir, gharar, haram dan zalim.
2
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005), h. 1.
30
2. Tujuan Bank Syariah Secara umum, tujuan berdirinya bank syariah adalah memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui pembiayaanpembiayaan yang dikeluarkan oleh bank syariah. Adapun secara khusus tujuan bank syariah, yaitu:3 a. Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk bermuamalat secara Islam, khususnya muamalat yang berhubungan dengan perbankan, agar terhindar dari praktek-praktek riba atau jenis-jenis usaha/perdagangan lain yang mengandung unsur gharar (tipuan), di mana jenis- jenis usaha tersebut selain dilarang dalam Islam, juga telah menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan ekonomi rakyat. b. Untuk menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi dengan jalan meratakan pendapatan melalui kegiatan investasi, agar tidak terjadi kesenjangan yang amat besar antara pemilik modal dengan pihak yang membutuhkan dana. c. Untuk meningkatkan kualitas hidup umat dengan jalan membuka peluang usaha yang lebih besar terutama kelompok miskin, yang diarahkan kepada kegiatan usaha yang produktif, menuju terciptanya kemandirian usaha. d. Untuk menanggulangi masalah kemiskinan, yang pada umumnya merupakan program utama dari Negara-negara yang sedang berkembang.
3
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Yogyakarta: Ekonosia FE UII, 2008), h. 43.
31
e. Untuk menjaga stabilitas ekonomi dan moneter. Dengan aktivitas Bank Syariah akan mampu menghindari pemanasan ekonomi diakibatkan adanya inflasi, menghindari persaingan yang tidak sehat antar lembaga keuangan. f. Untuk menyelamatkan ketergantungan umat Islam terhadap bank nonsyariah. B. Teori Keagenan Konsep agency theory menurut Anthony dan Govindrajan adalah hubungan atau kontak antara principal dan agent.4 Hal ini terjadi ketika pemilik (principal) menyewa manajemen (agent) untuk melaksanakan suatu jasa, dan dalam melakukan hal itu, pemilik (principal) mendelegasikan wewenang kepada manajemen (agent) untuk membuat suatu keputusan. Principal mempekerjakan agent untuk melakukan tugas demi kepentingan principal, termasuk pendelegasian otorisasi pengambilan keputusan dari principal kepada agent. Pada perusahaan yang modalnya terdiri atas saham, pemegang saham bertindak sebagai principal, dan CEO (Chief Executive Officer) sebagai agent mereka. Pemegang saham mempekerjakan CEO untuk bertindak sesuai dengan kepentingan principal. Perbedaan preferensi yang terkait dengan kompensasi dan tambahan timbul manakala principal tidak dapat dengan mudah memantau tindakan agent. Pemegang saham tidak berada dalam posisi untuk memantau aktivitas CEO setiap 4
Robert Anthony N dan Govindarajan, Sistem Pengendalian Manajemen, edisi 5 (Jakarta: Salemba Empat, 2005), h. 269.
32
harinya untuk memastikan bahwa ia bekerja untuk kepentingan mereka. Hal ini dikarenakan principal tidak memiliki informasi yang cukup tentang kinerja agent. Hubungan antara agent dan principal didasarkan pada suatu kepercayaan,5 sehingga dalam praktiknya dapat terjadi konflik kepentingan ketika tidak semua keadaan diketahui oleh semua pihak, dan sebagai akibatnya, ketika konsekuensikonsekuensi tertentu tidak dipertimbangkan oleh pihak-pihak tersebut, hal ini dapat
mengakibatkan
adanya
ketidakseimbangan
informasi
(asymmetry
information) yang dimiliki oleh principal dan agent. Asymmetry information dan konflik kepentingan yang terjadi antara principal dan agent mendorong agent untuk menyajikan informasi yang tidak sebenarnya kepada principal. Salah penyajian ini adalah sedemikian rupa sifatnya sehingga istilah bahaya moral telah diberikan atas situasi dimana seorang agent yang dikendalikan termotivasi untuk salah menyajikan informasi. C. Manajemen Laba (Earning Management) 1) Pengertian Manajemen Laba Sejalan dengan berkembangnya penelitian akuntansi dan keprilakuan, saat ini ada beberapa definisi tentang manajemen laba yang berbeda antara satu dengan yang lainnya sesuai dengan pemahaman dan penilaian orang yang mendefinisikan terhadap aktivitas pengelolaan dan pengaturan laba itu. Namun, apabila dicermati sebenarnya ada benang merah yang menghubungkan satu
5
Luhgiatno, “Analisis Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba (Studi Pada Perusahaan Yang Melakukan IPO di Indonesia),” Fokus Ekonomi V, no. 2 (2010): h. 18.
33
definisi dengan definisi lainnya. Artinya, meski menggunakan terminologi yang berbeda namun secara garis besar definisidefinisi tersebut mempunyai pengertian serupa. Secara umu ada beberapa definisi yaitu:6 a. Davidson, Stickney, dan Weil, Earning Management is the process of taking deliberate steps within the constrains of generally accepted accounting principles to bring about desired level of reported earning. (Manajemen laba merupakan proses untuk mengambil langkah tertentu yang disengaja dalam batas-batas prinsip akuntansi berterima umum untuk menghasilkan tingkat yang diinginkan dari laba yang dilaporkan). b. Schipper, Earning management is a purposes interbention in the external financial reporting process, with the intent of obtaining some private gain (a opposed to stay, morely faciliting the neutral operation of the proccess). (Manajemen laba adalah campur tangan dalam proses penyusunan pelaporan keuangan eksternal, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan pribadi (pihak yang tidak setuju mengatakan bahwa hal ini hanyalah upaya untuk memfasilitasi operasi yang tidak memihak dari sebuah proses). c. National Association of Certified Fraud Examiners, Earning management is the intentional, deliberate, misstatement or omission of material facts, or accounting data, which is misleading and, when considered with all the information made available, would cause the reader to change or alter his judgement or decision. (Manajemen laba adalah kesalahan atau kelalaian yang disengaja dalam membuat laporan mengenai fakta material atau data akuntansi sehingga menyesatkan ketika semua informasi itu dipakai untuk membuat pertimbangan yang akhirnya akan menyebabkan orang yang membacanya akan mengganti atau mengubah pendapat atau keputusannya). d. Fisher dan Rozenwig, Earning management is an action of a manager which serve to increase (decrease) current reported earngings of the unit which the manager is responsible without generating a corresponding increase (decrease) in long-term 6
h. 48-50.
Sri Sulistyanto, Manajemen Laba, Teori dan Model Empiris (Jakarta: Grasindo, 2014),
34
economic profitability of the unit. (Manajemen laba adalah tindakan-tindakan manajer untuk menaikkan (menurunkan) laba periode berjalan dari sebuah perusahaan yang dikelolanya tanpa menyebabkan kenaikan (penurunan) keuntungan ekonomi perusahaan jangka panjang). Dari
uraian-uraian
pengertian
tersebut,
walaupun
menggunakan
terminologi yang berbeda, memiliki kesamaan yang menghubungkan satu definisi dengan definisi lainnya, yaitu menyepakati bahwa manajemen laba merupakan aktivitas manajerial untuk mempengaruhi dan mengintervensi laporan keuangan. 2) Model Empiris Manajemen Laba Secara umum ada tiga kelompok model empiris manajemen laba untuk mengidentifikasi aktivitas rekayasa manajerial yang diklasifikasikan atas dasar basis pengukuran yang digunakan yaitu:7 a. Model berbasis akrual (aggregate accruals) merupakan model yang menggunakan discretionary accruals sebagai proksi manajemen laba. Model manajemen laba ini dikembangkan oleh Healy (1985), DeAngelo (1986), Jones (1991), serta Dechow, Sloan, dan Sweeny (1995). b. Model yang berbasis spescific accruals, yaitu pendekatan yang menghitung akrual sebagai proksi manajemen laba dengan menggunakan item laporan keuangan tertentu dari industri tertentu pula. Model ini dikembangkan oleh McNichols dan
7
Ibid., h. 7.
35
Wilson, Petroni, Beaver dan Engel, Beneish, serta Beaver dan McNichols. c. Model distributin of earnings. Pendekatan ini dilakukan dengan melakukan pengujian secara statistik terhadap komponenkomponen laba untuk mendeteksi faktor yang mempengaruhi pergerakan laba. Model berbasis distribution of earnings terfokus pada laba di sekitar benchmark yang dipakai, misalnya laba kuartal sebelumnya, untuk menguji apakah insiden yang berada
di
atas
merefleksikan menjalankan
maupun
di
bawah
ketidakberlanjutan kebijakan
yang
telah
benchmark kewajiban dibuat.
telah untuk
Model
ini
dikembangkan oleh Burgtahler dan Dichev, Degeorge, Patel, dan Zeckhauser, serta Myers dan Skinner. Dari ketiga model empiris tersebut, dalam menentukan rumus manajemen laba penulis lebih memilih model yang pertama yaitu model berbasis aggregate accrual. Hal ini dikarenakan model tersebut dipakai secara umum sebagai model yang memberikan hasil paling kuat dalam mendeteksi manajemen laba. Beberapa alasannya yaitu : 1. Akuntansi berbasis akrual banyak dipergunakan oleh dunia usaha 2. Model akuntansi ini merupakan pencatatan yang membuat munculnya komponen akrual yang mudah untuk dipermainkan besar kecilnya
36
Berdasarkan model tersebut maka penulis menggunakan rumus yang dikembangkan oleh Healy (1985) yaitu total akrual. Alasan penulis menggunakan rumus ini yaitu : 1. Data dapat lebih mudah untuk dicari, ditemukan dan dihitung di laporan keuangan. 2. Total akrual yang digunakan oleh Healy (1985) adalah proksi manajemen laba yang mengandung nondiscretionary accruals dan discretionary accruals. Rumus total akrual pada penelitian ini akan dituliskan pada bab selanjutnya yaitu bab 3. 3) Bentuk-bentuk Manajemen Laba Scott mengemukakan bentuk-bentuk manajemen laba yang dilakukan oleh manajer antara lain:8 a. Taking a Bath Terjadinya taking a bath adalah pada perioda stress atau reorganisasi termasuk pengangkatan CEO yang baru. Bila perusahaan harus melaporkan laba yang tinggi, manajer merasa dipaksa untuk melaporkan laba yang tinggi, konsekuensinya manajer akan menghapus aktiva dengan harapan laba yang akan datang dapat meningkat.
8
Wiliam R. Scott, Ebook, Financial Accounting Theory, 5th ed, (Canada, Pearson Prentice Hall Inc, 2009), h. 405.
37
b. Income Minimization Bentuk ini dilakukan sebagai alasan politis pada perioda laba yang tinggi dengan mempercepat penghapusan aktiva tetap dan aktiva tak berwujud dan mengakui pengeluaran sebagai biaya. Pada saat profitabilitas perusahaan sangat tinggi dengan maksud agar tidak mendapat perhatian secara politis, kebijakan yang diambil dapat berupa penghapusan barang modal dan aktiva tak berwujud, biaya iklan dan pengeluaran untuk Research and Development, hasil akuntansi untuk biaya eksplorasi minyak, gas dan sebagainya. c. Income Maximization Tindakan atas income maximization bertujuan untuk melaporkan net income yang tinggi untuk tujuan bonus yang lebih
besar.
Perusahaan
yang
melakukan
pelanggaran
perjanjian hutang, manajer cenderung untuk memaksimalkan laba. d. Income Smoothing Income smoothing merupakan bentuk manajemen laba yang paling populer dan sering dilakukan oleh manajer. Manajemen laba dilakukan oleh manajer dengan cara menaikkan atau menurunkan
laba
untuk
mengurangi
fluktuasi
dalam
melaporkan laba, sehingga perusahaan terlihat stabil dan tidak berisiko tinggi.
38
4) Teknik Manajemen Laba Secara garis besar, teknik melakukan manajemen laba dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu:9 a. Memanfaatkan Peluang untuk Membuat Estimasi Akuntansi Cara ini merupakan cara manajer untuk mempengaruhi laba melalui judgement terhadap estimasi akuntansi antara lain; estimasi tingkat piutang tak tertagih, estimasi kurun waktu depresiasi aktiva tetap atau amortisasi aktiva tak berwujud, estimasi biaya garansi, dan lain-lain. b. Mengubah Metoda Akuntansi Perubahan metoda akuntansi yang digunakan untuk mencatat suatu transaksi, contoh; mengubah metoda depresiasi tetap, dari metoda depresiasi angka tahun ke metoda depresiasi garis lurus. c. Menggeser Perioda Biaya atau Pendapatan Beberapa orang menyebutkan rekayasa jenis ini sebagai manipulasi keputusan operasional (Fischer dan Rozenweig, 1995; Bruns dan Merchant, 1990). Contoh rekayasa perioda biaya atau pendapatan antara lain: mempercepat atau menunda pengeluaran untuk penelitian sampai perioda akuntansi berikutnya (Daley dan Vigeland, 1993), mempercepat atau menunda pengeluaran promosi sampai perioda akuntansi 9
Elisa Indah dan Erni Ekawati, Manajemen Laba pada Perioda Sebelum dan Sesudah Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Jakarta: Analisis dengan Model DeAngelo, Simposium Riset Ekonomi 2 (Surabaya: 2005), h. 4.
39
berikutnya, mengatur saat penjualan aktiva tetap yang sudah tidak dipakai dan lain-lain. 5) Motivasi Manajemen Laba Passer dan Smith (2008) dalam Sulistiawan et al., 2011) mendefinisikan
motivasi
sebagai
sebuah
proses
yang
mempengaruhi arah, ketekunan, dan kekuatan perilaku individu atau organisasi dalam mencapai tujuan. Melalui pendekatan kognitif, perilaku pencapaian tujuan ini dibentuk oleh dua faktor, yaitu faktor ekspektasi dan faktor imbalan yang diformulasikan ke dalam model matematis sebagai berikut:
Motivasi = Ekspektasi x Imbalan
Dalam hal ini manajemen laba, maka suatu badan usaha akan semakin termotivasi untuk berperilaku kreatif dalam memanfaatkan teknik dan kebijakan akuntansi ketika badan usaha itu memiliki keyakinan (ekspektasi) akan menerima imbalan atas tindakan kreatifnya tersebut. Semakin tinggi imbalan yang akan didaptkan, semakin tinggi ekspektasi yang diterapkan sehingga motivasi untuk mencapai nilai tersebut pun semakin besar.10
10
Dedhy Sulistiawan dkk. Creative Accounting Mengungkap Manajemen Laba dan Skandal Akuntansi (Jakarta: Salemba Empat, 2011), h. 30.
40
Menurut studi yang dilakukan oleh Healy serta Watts dan Zimmerman, ada beberapa motivasi dibalik perilaku manajemen laba yang dilakukan oleh manajer, yaitu: 11 a. Motivasi Bonus Dalam bisnis, pemegang saham akan memberikan sejumlah insentif dan bonus sebagai feedback atau evaluasi atas kinerja manajer dalam menjalankan operasional perusahaan. Insentif ini diberikan dalam jumlah relatif tetap dan rutin. Sementara bonus yang realtif besar nilainya hanya diberikan ketika kinerja manajer berada di area pencapaian bonus yang diterapkan oleh pemegang saham. Kinerja manajemen salah satunya dapat diukur dari pencapaian laba usaha. Pengukuran kinerja berdasarkan laba dan skema bonus tersebut memotivasi para manajer untuk memberikan performa terbaiknya sehingga tidak menutup peluang mereka melakukan tindakan manajemen laba. b. Motivasi Utang Selain melakukan kotrak bisnis dengan pemegang saham, manajer juga melakukan beberapa kontrak bisnis dengan pihak ketiga atau kreditur. Agar kreditur mau menginvestasikan dananya di perusahaan, maka manajer 11
Ibid., h. 31.
41
harus
menunjukkan
performa
yang
baik
dari
perusahaannya. Selain untuk mendapatkan pinjaman, kasus seperti itu berlaku untuk menjaga perjanjian utang. Jika suatu
perusahaan
mendapatkan
dana
dari
kreditur,
perusahaan berkewajiban menjaga rasio keuangannya agar berada pada batas bawah tertentu. Jika hal ini dilanggar, maka perjanjian utang dibatalkan. c. Motivasi Pajak Tindakan manajemen laba tidak hanya terjadi pada perusahaan go public dan selalu untuk kepentingan harga saham,
tetapi
juga
untuk
kepentingan
perpajakan.
Kepentingan ini lebih didominasi oleh perusahaan yang belum go public. Perusahaan yang belum go public cenderung
melaporkan
dan
menginginkan
untuk
menyajikan laporan laba fiskal yang lebih rendah dari nilai sebenarnya.
Kecendrungan
ini
memotivasi
manajer
bertindak kreatif untuk melakukan manajemen laba agar seolah-olah laba fiskal yang dilaporkan lebih rendah tanpa melanggar aturan dan kebijakan akuntasi perpajakan. d. Motivasi Penjualan Saham Motivasi ini banyak digunakan oleh perusahaan yang akan go public ataupun sudah go public. Perusahaan yang akan go public akan melakukan penawaran saham
42
perdananya ke publik atau lebih dikenal dengan istilah Initial Public Offering (IPO) untuk memperoleh tambahan modal usaha dari calon investor. Demikian juga dengan perusahaan yang sudah go public, untuk kelanjutan dan ekspansi usahanya, perusahaan akan menjual sahamnya ke publik baik melalui penawaran kedua, penawaran ketiga, dan seterusnya (Seasoned Eiuty Offerings – SEO), melalui penjualan saham kepada pemilik lama (right issue), maupun melakukan akuisi perusahaan lain. e. Pergantian Direksi Praktik manajemen laba biasanya terjadi pada sekitar pergantian direksi atau Chief Executive Officer (CEO). Menjelang berakhirnya masa jabatan, direksi cenderung bertindak kreatif dengan memaksimalkan laba agar performa kerjanya tetap baik pada tahun terakhir ia menjabat. Perilaku ini ditunjukkan dengan terjadinya peningkatan laba yang cukup signifikan pada periode menjelang berakhirnya masa jabatan. f. Motivasi Politik Memotivasi ini biasanya terjadi pada perusahaan besar yang bidang usahanya banyak menyentuh masyarakat luas, seperti perusahaan-perusahaan industri strategis perminyakan, gas, listrik dan air. Demi tetap mendapatkan
43
subsidi, perusahaan-perusahaan tersebut cenderung menjaga posisi keuangannya dalam keadaan tertentu sehingga prestasi atau kinerjanya tidak terlalu baik. Hal ini dikarenakan jika performa baik maka subsidi tidak akan diberikan. Pada penelitian ini, peneliti hanya menggunakan beberapa teori dari motivasi-motivasi yang dilakukan manajer dalam menentukan tingkat manajemen laba. Motivasi tersebut yaitu motivasi bonus, motivasi utang, motivasi pajak dan motivasi politik. Berdasarkan teori tersebut penulis membuat dan merumuskan faktor-faktor secara kuantitatif yaitu ROA, FDR dan Size yang dapat mempengaruhi manajamen laba, sedangkan faktor-faktor secara kualitatif yaitu Good Corporate Governance seperti dewan direksi, dewan komisaris independen, kualitas audit, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dll tidak dipakai oleh penulis karena penulis memakai data triwulan dalam laporan keuangan. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini yaitu : 1. Variabel ROA dijadikan sebagai acuan untuk melihat tindakan manajemen laba karena didasari oleh teori motivasi bonus dan pajak. 2. Variabel FDR dijadikan sebagai acuan untuk melihat tindakan manajemen laba karena didasari oleh teori motivasi utang. 3. Variabel Size dijadikan sebagai acuan untuk melihat tindakan manajemen laba karena didasari oleh teori motivasi politik.
44
Alasan penulis memilih 3 faktor tersebut pada penelitian ini karena: 1) Ketiga variabel di atas tersedia datanya pada OJK dan Bank Panin Syariah 2) Lebih mudah untuk mendapatkan data-data melalui laporan keuangan sudah dipublikasikan di Internet. 3) Ketiga variabel tersebut lebih mendekati kepada teori yang sudah dijelaskan sebelumnya 4) Dari beberapa penelitian sebelumnya ketiga variabel tersebut lebih dominan berpengaruh terhadap tindakan manajemen laba di perusahaan. D. Financing to Deposit Ratio (FDR) Financing to Deposit Ratio atau Loan to Deposit Rasio memiliki arti yang sama, perbedaannya adalah FDR dipakai untuk bank syariah sedangkan LDR digunakan oleh bank konvensional. FDR merupakan aktivitas penyaluran dana yang dilakukan oleh bank syariah berupa pembiayaan (financing) yang diberikan kepada nasabah yang membutuhkan. FDR merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya, yaitu dengan cara membagi jumlah pembiayaan yang diberikan oleh bank terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK).12
12
Dwi Nur’aini Ihsan, Manajemen Treasury Bank Syariah, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2015), h. 295.
45
Menurut Sipahutar, LDR atau FDR adalah perbandingan antara kredit yang disalurkan perbankan terhadap penghimpunan dana pihak ketiga.13 Standar yang digunakan Bank Indonesia untuk rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah 80% hingga 110%. Jika angka rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) suatu bank berada pada angka di bawah 80% (misalkan 60%), maka dapat disimpulkan bahwa bank tersebut hanya dapat menyalurkan sebesar 60% dari seluruh dana yang berhasil dihimpun. Karena fungsi utama dari bank adalah sebagai intermediasi (perantara) antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana, maka dengan rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) 60% berarti 40% dari seluruh dana yang dihimpun tidak tersalurkan dalam bentuk pembaiyaan, sehingga dapat dikatakan bahwa bank tersebut tidak menjalankan fungsinya dengan baik. Kemudian jika rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) bank mencapai lebih dari 110% berarti total pembiayaan yang diberikan bank tersebut melebihi dana yang dihimpun., maka bank dalam hal ini juga dapat dikatakan tidak menjalankan fungsinya sebagai pihak intermediasi (perantara) dengan baik. Karena semakin tinggi Financing to Deposit Ratio (FDR) menunjukkan semakin riskan kondisi likuiditas bank, sebaliknya apabila Financing to Deposit Ratio (FDR) bernilai terlalu rendah hal ini menunjukkan kurangnya efektivitas bank dalam menyalurkan pembiayaan. Jika rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) bank berada pada standar yang ditetapkan oleh Bank
13
Augustinus Mangasa Sipahutar, Persoalan-persoalan Perbankan Indonesia (Jakarta: Praninta Jaya Mandiri, 2007), h. 7.
46
Indonesia, maka laba yang diperoleh bank tersebut akan meningkat (dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan pembiayaannya dengan efektif). 14 Berdasarkan uraian tersebut maka bisa disimpulkan bahwa FDR bisa dijadikan acuan untuk melihat tindakan manajer dalam melakukan manajemen laba, hal tersebut dikarenakan FDR berhubungan dengan motivasi utang oleh perbankan itu sendiri, jika FDR tinggi atau sesuai dengan kriteria Bank Indonesia maka dapat dikatakan bank tersebut baik dalam performanya sehingga kreditur atau pemegang saham dalam hal ini adalah para pihak ketiga mau menginvestasikan dananya pada perusahaan tersebut, tapi sebaliknya jika FDR rendah atau tidak sesuai dengan kriteria Bank Indonesia maka perjanjian utang dibatalkan oleh kreditur atau pihak investor tidak mau menanamkan dananya di perusahaan tersebut. E. Return On Asset (ROA) Return on Asset (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas. Dalam analisis laporan keuangan, rasio ini paling sering dilihat, karena dapat menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. ROA merupakan kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan laba dari pengelolaan aset yang dimiliki. ROA penting bagi bank karena ROA digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Semakin besar ROA suatu bank,
14
Suryani, “Analisis Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah Di Indonesia,” Jurnal STAIN Malikussaleh Lhokseumawe XIX, no. 1 (Mei 2011): h. 59.
47
semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank, dan semakin baik posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset.15 Menurut Brigham dan Houston menyatakan bahwa, rasio laba bersih terhadap total aktiva mengukur pengembalian atas total aktiva (ROA) setelah bunga dan pajak.16 ROA adalah perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total aset bank/total aktiva. Laba sebelum pajak adalah laba rugi bank yang diperoleh dalam periode berjalan sebelum dikurangi pajak. Sedangkan total aktiva merupakan komponen yang terdiri dari kas, giro pada BI, penempatan pada bank lain, piutang, pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, pembiayaan dengan prinsip jualbeli, pembiayaan dengan prinsip sewa, pinjaman qardh, aktiva tetap dan lainlain.17 Besarnya nilai untuk laba sebelum pajak dapat dilihat pada perhitungan laba rugi bank, sedangkan total aktiva dapat dilihat pada laporan neraca bank. Perhitungan ROA untuk bank syariah biasanya menggunakan laba sebelum zakat dan pajak. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ROA dalam penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk memotivasi manajer dalam melakukan tindakan manajemen laba, hal tersebut dikarenakan semakin tinggi ROA maka semakin tinggi juga bonus yang akan didapatkan oleh manajer dari para pemegang saham,
15
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2010), h.
118. 16
Eugene Brigham dan Joel F Houston, Manajemen Keuangan II (Jakarta: Salemba Empat, 2001), h. 90. 17 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005), h. 22.
48
begitu juga jika ROA tinggi akan berdampak pada tingginya pembayaran pajak yang harus dibayarkan. F. Ukuran Perusahaan (Size) Ukuran Perusahaan adalah besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity, nilai penjualan atau nilai aktiva.18 Perusahaan yang berukuran besar akan memiliki kepentingan yang lebih luas sehingga berbagai kebijakan perusahaan akan memiliki dampak yang lebih besar terhadap kepentingan publik dibandingkan perusahaan kecil. Ukuran sebuah perusahaan akan mempengaruhi struktur pendanaan perusahaan. Dana yang dibutuhkan akan mengindikasi perusahaan
menginginkan
pertumbuhan
laba
dan
pertumbuhan
tingkat
pengembalian saham. Sebagian besar peneliti menggunakan ukuran perusahaan sebagai proksi sensitifitas dan perilaku manajer dalam melaporkan kinerja keuangan, lebih lanjut beberapa peneliti membuktikan bahwa political process memiliki dampak pada pemilihan prosedur akuntansi oleh perusahaan yang berukuran besar menurut Watt dan Zimemerman. 19 Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa ukuran perusahaan dapat dijadikan acuan untuk melihat tindakan manajer dalam melakukan manajemen laba, hal tersebut dikarenakan adanya motivasi politik di dalamnya. Semakin besar ukuran perusahaan biasanya informasi yang tersedia untuk investor 18
Bambang Riyanto, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan (Yogyakarta: GPFE, 2008), h. 313. 19 Handayani Rachadi, “Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba,” Jurnal Bisnis dan Akuntansi XI, no. 1 (April 2009): h. 37.
49
dalam pengambilan keputusan semakin banyak dan pengawasan semakin ketas sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya asimetri informasi yang bisa menyebabkan terjadinya praktik manajemen laba pada perusahaan, tapi sebaliknya jika ukuran perusahaan kecil maka dapat menyebabkan terjadinya tindakan manajemen laba, karena kurangnya informasi yang tersedia untuk investor, pengawasan yang rendah. Ukuran perusahaan memiliki pengaruh negatif terhadap manajemen laba. Artinya, semakin besar perusahaan maka semakin kecil pengelolaan laba yang dilakukan. 20 G. Pandangan Islam terhadap Manajemen Laba dan Bentuknya Menurut Syariah Islam adalah agama yang diridhoi dan disempurnakan oleh Allah SWT, artinya Islam bukan hanya agama yang mengatur tentang ibadah saja, akan tetapi semua aspek kehidupan manusia juga diatur di dalamnya. Hal ini bisa kita lihat dalam Al-Qur’an yang merupakan kitab suci agama Islam, dimana semua hal tentang kehidupan dan aturan-aturan hablum minallah dan hablum minannas diatur di dalamnya. Begitu juga dengan manajemen laba atau disebut juga dengan teknik merekayasa laba untuk kepentingan spesifik yang dapat menimbulkan kerugian bagi pemilik saham maupun stakeholder perusahaan. Dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa dalam memimpin baik itu memimpin negara ataupun perusahaan haruslah
20
Veronica dan Utama, “Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan dan Praktek Coorporate Governance Terhadap Pengelolaan Laba,” Jurnal Riset Akuntansi Indonesia 9 (2005): h. 482.
50
dengan adil dan jangan mengikuti hawa nafsu. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Q.S. Shaad ayat 26 yang berbunyi:21
Artinya: Hai Daud, Sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, Maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan. Dari ayat tersebut dijelaskan bahwa setiap manusia adalah khalifah atau pemimpin di bumi, termasuk dalam hal memimpin perusahaan. Dari ayat tersebut juga dijelaskan bahwa dalam memimpin harus bersikap adil dan tidak mengikuti hawa nafsu, karena hawa nafsu hanya akan menyesatkan kita dari Allah SWT. Selain itu, ayat Al-Qur’an juga melarang untuk memakan harta yang tidak halal yang dapat mengakibatkan terjadinya kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh manajemen sehingga merugikan pihak-pihak yang berkepentingan. Kecurangan-kecurangan itu tujuannya adalah untuk mendapatkan sesuatu yang bukan merupakan hak dari mendapatkan sesuatu yang bukan merupakan hak dari manajemen. Allah SWT berfirman dalam Q.S. An-Nisa’ ayat 29:22
21
Al Qur’an dan Terjemahnya (Revisi Terbaru) Departemen Agama RI (Semarang: CV. Asy-Syifa’, 1999), h. 736. 22 Ibid., h. 122.
51
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. Dari ayat tersebut dapat disimpulkan dalam memenuhi kebutuhan seharihari tidak dibenarkan memakan yang bukan menjadi hak kita, oleh karena itu dalam perusahaan, manajemen haruslah transparan dan tidak melakukan kecurangan-kecurangan
demi
kepentingan
mereka
dan
mengorbankan
kepentingan dari pemilik modal. Berkenaan dengan bentuk manajemen laba, sebelum tahun 2012 tidak ada ketentuan dari Dewan Syariah Nasional mengenai bentuk manajemen laba yang diperbolehkan, karena nilai-nilai yang terkandung pada praktik ini belum sesuai dengan ajaran-ajaran Islam. Saat ini terdapat fatwa menegenai salah satu bentuk dari manajemen laba, yaitu Income Smoothing.23 Namun, fatwa ini memperbolehkan Income Smoothing dengan pendekatan untuk melindungi lembaga keuangan dari risiko pengalihan dana besar-besaran, dan bukan dalam konteks ingin mengambil keuntungan serta dengan seizin nasabah, bukan secara sembunyi-sembunyi. Dalam Fatwa Nomor 87/DSN-MUI/XII/2012
tentang
Metode
Perataan
Penghasilan
(Income
Smoothing), disebutkan bahwa income smoothing, yaitu perataan laba ialah 23
Fatwa DSN-MUI Nomor 87/DSN-MUI/XII/2012 tentang Metode Perataan Penghasilan (Income Smoothing) Dana Pihak Ketiga.
52
pengaturan pengakuan dan pelaporan laba atau penghasilan dari waktu ke waktu dengan cara menahan sebagian laba/penghasilan dalam satu periode, dan dialihkan pada periode lain dengan tujuan mengurangi fluktuasi yang berlebihan atas bagi hasil antara Lembaga Keuangan Syariah (LKS) dan nasabah penyimpan dana (Dana Pihak Ketiga/DPK). Fatwa menyebutkan bahwa dalam kondisi tertentu yang diduga kuat akan menimbulkan risiko pengalihan/penarikan dana nasabah dari Lembaga Keuangan Syariah akibat tingkat imbalan yang tidak kompetitif dan wajar (displayed commercial risk). Hal itu pun diperbolehkan, namun dengan ketentuan-ketentuan seperti yang disebutkan di dalam fatwa.24 Dengan kata lain, tidak serta merta semua teknik income smoothing diperbolehkan, namun yang diperbolehkan ialah yang memenuhi ketentutanketentuan yang telah ditetapkan oleh fatwa. Salah satunya ialah bahwa praktik perataan laba hanya diperbolehkan dengan syarat apabila bagi hasil aktual melebihi tingkat imbalan yang diproyeksikan, dan dengan izin nasabah pemilik dana, serta dengan alasan kuat yang darurat dengan memperhatikan opini Dewan Pengawa Syariah. Sehingga dalam pelaksanaannya tetap menekankan kepada unsur
transparansi
dan
keterbukaan
terhadap
pihak-pihak
lain
yang
berkepentingan terhadap laporan keuangan. Hal ini tidak dapat digeneralisasikan untuk semua Lembaga Keuangan Syariah atau khususnya perbankan syariah kemudian boleh melaksanakan income smoothing, karena yang diperbolehkan itu ialah yang memenuhi syarat dan ketentuan-ketentuan tersebut. 24
Ibid., h. 6-8.
53
H. Keterkaitan Antar Variabel 1) FDR (Financing to Deposit Ratio) terhadap Manajemen Laba Rasio FDR (Financing to Deposit Ratio) adalah rasio pembiayaan terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh bank. FDR digunakan bank syariah sedangkan LDR (Loan to Deposit Ratio) untuk bank umum. Dana pihak ketiga merupakan dana yang dihimpun dari nasabah melalui produk-produk bank antara lain giro, call money, deposito, deposito berjangka, sertfikat deposito, surat berharga yang diterbitkan, tabungan dan pinjaman yang diterima.25 FDR dihitung dengan perbandingan antara jumlah kredit yang diberikan dengan dana pihak ketiga. Rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam menyalurkan dana dari pihak ketiga yang dihimpunnya. Zahara dan Sylvia (2008) berpendapat semakin rendah nilai FDR yang juga menunjukkan rendahnya penghasilan bank, maka akan memotivasi bank untuk melakukan manajemen laba dengan meningkatkan laba.26 Hal ini dikarenakan agar bank tersebut tampak sehat dan mengikuti persyaratan yang diberikan oleh OJK dalam hal penyaluran dana kepada nasabah. 2) ROA (Return on Assets) terhadap manajemen laba Rasio ROA merupakan perbandingan antara laba bersih dengan aset. Rasio ini menunjukkan efektivitas pengelolaan aset, semakin tinggi angka ROA 25
Riyan Nugraha Putra, “Analisis Pengaruh Rasio Camel dan Leverage Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris pada Bank Umum Syariah di Bank Indonesia) ,”(Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2014), h. 37. 26 Fricilia dan Hendro Lukman, “Analisis Faktor-faktro yang Mempengaruhi Praktik Manajemen Laba Pada Industri Perbankan di Indonesia,” Jurnal Akuntansi XIX, no. 1 (Januari 2015), h. 82.
54
menunjukkan pengelolaan aset semakin produktif. Sehingga ketika ROA tinggi maka imbasnya pada kewajiban untuk membayar pajak kepada pemerintah juga semakin tinggi, di saat inilah terkadang manajer ingin mengurangi pembayaran pajaknya dengan cara melakukan manajemen laba pada perusahaan yang ia kelola. Syaidhatus Zuhriya (2015) menggunakan rasio ROA untuk menganalisis tingkat manajemen laba pada perusahaan dan hasilnya terbukti signifikan. 3) Ukuran perusahaan (Size) terhadap manajemen laba Perusahaan yang berukuran besar lebih diminati oleh para analis dan broker dimana laporan keuangan yang dipublikasi lebih bersifat transparan sehingga memperkecil timbulnya asimetri yang dapat mendukung timbulnya manajemen laba (Azlina: 2010). Sedangkan perusahaan yang berukuran kecil tidak memiliki pengawasan yang ketat, sehingga perusahaan atau dalam hal ini seorang manajer dapat melakukan tindakan manajemen laba yang tanpa diketahui oleh orang banyak. Hasil penelitian tersebut konsisten dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Siregar dan Utama (2005). Selanjutnya pada tahun 2013, penelitan yang dilakukan oleh Teuta Llukani menunjukkan hasil bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
55
Terdapat kecendrungan melaporkan laba positif diduga kuat sering dilakukan oleh perusahaan-perusahaan berukuran sedang dan besar. Alasan yang mendasari dugaan tersebut yaitu:27 a. Untuk mempertahankan kredibilitas mereka dalam komunitas bisnis dan tanggung jawab sosial, termasuk kredibilitas dalam penyajian informasi keuangan b. Kemampuan untuk menggunakan kecanggihan teknologi melalui sistem informasi yang memadai c. Dijadikan acuan oleh analisis keuangan dalam melakukan analisa pasar d. Lebih banyak menghadapi tekanan agar kinerja mereka sesuai dengan yang diharapkan oleh pasar dan para analis e. Memiliki
posisi
tawar
kepada
eksternal
auditor
yang
memeriksanya. Berdasarkan temuan-temuan tersebut, maka diduga adanya hubungan yang signifikan antara ukuran perusahaan dengan manajemen laba. I.
Perumusan Hipotesis Proposisi sebagai sebuah pernyataan mengenai konsep yang mungkin
dipertimbangkan sebagai benar atau salah jika itu mengacu kepada fenomena
27
Handayani dan Rachadi, “Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Manajamen Laba,” Jurnal Bisnis dan Akuntansi XI, no. 1 (April 2009): h. 39.
56
yang dapat diamati. Ketika proposisi diformulasikan untuk pengujian empiris, hal ini disebut hipotesis.28 Sedangkan menurut Sugiyono, hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori. Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan.29 Hipotesis Nol (H0) adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y). Artinya, dalam rumusan hipotesis, yang diuji adalah ketidakbenaran variabel (X) mempengaruhi (Y). Sedangkan Hipotesis Kerja (1) adalah hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) yang diteliti. Hasil perhitungan H1 tersebut, akan digunakan sebagai dasar pencarian data penelitian. Penelitian
yang
merumuskan
hipotesis
adalah
penelitian
yang
menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif hipotesis tidak dirumuskan, tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut akan diuji dengan pendekatan kuantitatif. Dari pengamatan yang dilakukan berdasarkan penelitian terdahulu tentang tema yang terkait dengan skripsi ini, maka hipotesis yang diajukan oleh penulis sebagai jawaban sementara terhadap permasalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut. 28
Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis (Yogyakarta: BPFE, 2002), h. 72. 29 Sugiyono, Metodologi Penelitian Bisnis (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 96.
57
1) H01
: Return on Assets (ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada Bank Panin Syariah.
Ha1
: Return on Assets (ROA) berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada Bank Panin Syariah.
2) H02
: Financing to Deposit Ratio (FDR) tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada Bank Panin Syariah.
Ha2
: Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada Bank Panin Syariah.
3) H03
: Size (ukuran perusahaan) tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada Bank Panin Syariah.
Ha3
: Size (ukuran perusahaan) berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada Bank Panin Syariah.
4) H04
: Return on Assets (ROA), Financing to Deposit Ratio (FDR), Size (ukuran perusahaan), tidak berpengaruh signifikan secara simultan terhadap manajemen laba pada Bank Panin Syariah.
Ha4
: Return on Assets (ROA), Financing to Deposit Ratio (FDR), Size (ukuran perusahaan), berpengaruh signifikan secara simultan terhadap manajemen laba pada Bank Panin Syariah.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian asosiatif yaitu merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai tingkatan tertinggi dibandingkan dengan diskriptif dan komparatif karena dengan penelitian ini dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.1 Penelitian ini berkaitan dengan beberapa variabel, namun penulis hanya membatasi menjadi variabel, Return On Assets (ROA), Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Size (Ukuran Perusahaan) sebagai variabel independen, sedangkan Manajemen Laba sebagai variabel dependen. Data yang digunakan penelitian adalah data runtun waktu (time series) selama periode tahun 2010 sampai tahun 2016. Metode penelitian dalam skripsi ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Lexy J. Moloeng dalam bukunya menyatakan bahwa pendekatan kuantitatif merupakan suatu pendekatan yang didasarkan atas perhitungan persentase, ratarata, ci kuadrat, dan perhitungan statistik lainnya.2 Pendapat lain mengatakan
1
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Pusat Bahasa Depdiknas, 2003), h. 11. Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitan Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h.3. 2
58
59
bahwa; pendekatan kuantitatif merupakan salah satu pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya.3 Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan
yang
menggunakan angka-angka statistik dalam memaparkan data-data penelitian maupun dalam menganalisis serta mengambil kesimpulan terhadap hasil penelitian. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dimana peneliti mencoba menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen laba pada bank syariah, sehingga objek dalam penelitian ini ditentukan adalah Bank Panin Syariah, dengan menggunakan laporan keuangan triwulanan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2016. Adapun proksi yang digunakan untuk menghitung manajemen laba adalah nilai dari total accruals atau total akrual yang dikelola dengan menggunakan model Healy seperti yang digunakan dalam penelitian Sri Padmantyo.4 B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
3
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.27. 4 Sri Padmantyo, ”Analisis Manajemen Laba Pada Laporan Keuangan Perbankan Syariah,” BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis XIV, no. 2 (Desember 2010): h. 61.
60
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.5 Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa populasi tidak hanya keseluruhan subjek atau objek penelitian saja akan tetapi juga termasuk karakteristik-karakteristik yang melekat di dalamnya. Adapun populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah di Indonesia. Jumlah Bank Umum Syariah saat ini yang beroperasi di Indonesia sebanyak dua belas bank yaitu: 1) PT. Bank Muamalat Indonesia 2) PT. Bank Syariah Mandiri 3) PT. Bank Mega Syariah 4) PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah 5) PT. Bank Syariah Bukopin 6) PT. Bank Negara Indonesia Syariah 7) PT. Bank Jabar Banten Syariah 8) PT. BCA Syariah 9) PT. Bank Victoria Syariah 10) PT. Maybank Syariah Indonesia 11) PT. Bank Panin Syariah 12) PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah
5
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 80.
61
2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.6 Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, penulis tidak mengambil dari keseluruhan populasi. Akan tetapi, penulis mengambil sampel dari populasi yang ada. Dalam pengambilan sampel teknik yang digunakan adalah non probablity sampling dengan teknik judgement sampling atau biasa dikenal dengan purposive sampling. Judgement sampling merupakan pemilihan individu dari populasi didasarkan atas pertimbangan pribadi.7 Adapun kriteria pengambilan sampel adalah sebagai berikut : a) Bank Umum Syariah (BUS) yang terdaftar di Bank Indonesia (BI) atau Otoritas Jasa Keuangan (OJK). b) Bank Umum Syariah (BUS) yang menerapkan sistem syariah dalam operasionalnya. c) Bank Umum Syariah (BUS) yang sudah mempublikasikan rasio keuangannya dalam laporan keuangan. d) Bank Umum Syariah (BUS) yang menerbitkan sahamnya atau melakukan Initial Public Offering (IPO). e) Bank Umum Syariah (BUS) yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
6 7
Ibid., h. 81. Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h. 271.
62
Tabel 3.1 Proses Pengambilan Sampel Penelitian No 1.
Kriteria Bank Umum Syariah (BUS) yang terdaftar di Bank Indonesia (BI) atau Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 2. Bank Umum Syariah (BUS) yang menerapkan sistem syariah dalam operasionalnya. 3. Bank Umum Syariah (BUS) yang sudah mempublikasikan rasio keuangannya dalam laporan keuangan. 4. Bank Umum Syariah (BUS) yang menerbitkan sahamnya atau melakukan Initial Public Offering (IPO). 5. Bank Umum Syariah (BUS) yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Total Sampel (Jumlah bank x 27 (laporan keuangan triwulan Januari 2010 – September 2016))
Jumlah 12 12 12
1
1 27
Berdasarkan proses pengambilan sampel penelitian diperoleh satu unit Bank Umum Syariah sebagai objek penelitian yaitu Bank Panin Syariah dikarenakan Bank Panin Syariah memenuhi kriteria sampel yang dibutuhkan. Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 27 sampel. C. Metode Pengumpulan Data Data-data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan menggunakan metode dokumentasi karena data yang digunakan merupakan pengumpulan data sekunder. Data sekunder merupakan data primer (data yang didapat dari sumber pertama) yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak-pihak lain misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau
63
diagram-diagram.8 Data sekunder biasanya telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data untuk melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Field Research Peneliti menggunakan data sekunder berupa data runtut waktu (time series) dengan skala triwulanan yang diambil dari laporan keuangan perbankan syariah, dalam hal ini yaitu Bank Panin Syariah dengan rentang waktu dari bulan Januari 2010 sampai dengan September 2016. Data tersebut diperoleh langsung dari laporan situs resmi Otoritas Jasa Keuangan (www.ojk.go.id) dan situs resmi Bank Panin Syariah (www.paninbanksyariah.co.id). 2. Library Research Dalam mengumpulkan data sekunder, peneliti menggunakan studi kepustakaan berupa mencari dan membaca literatur-literatur, buku, artikel serta jurnal-jurnal terdahulu yang terkait dengan pembahasan dalam penelitian ini. 3. Internet Research Selain melakukan kajian kepustakaan, peneliti juga menggunakan data-data yang bersumber dari internet. Hal ini dikarenakan terkadang buku referensi atau literatur yang kita miliki atau pinjam di perpustakaan tertinggal selama beberapa waktu atau kadaluarsa disebabkan ilmu selalu berkembang seiring
8
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), h. 42.
64
berjalannya waktu. Sehingga data yang diperoleh merupakan data yang sesuai dengan perkembangan zaman. D. Metode dan Alat Analisis Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Metode analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan perhitungan statistik, yaitu dengan penerapan EVIEWS 9. Sebelum data dianalisis menggunakan EVIEWS 9, peneliti juga menggunakan Microsoft Excel 2010 untuk mengumpulkan data mentah dari laporan keuangan. Setelah data-data yang diperlukan dalam penelitian ini terkumpul, maka selanjutnya dilakukan analisis data yang terdiri dari metode statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan uji hipotesis. Adapun penjelasan mengenai metode analisis data tersebut adalah sebagai berikut: 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. 9 Dalam uji statistik deskriptif, akan diberikan gambaran atau deskripsi variabelvariabel yang diteliti, Uji dalam penelitian ini mencakup rata-rata (mean), nilai maksimum, nilai minimum dan standar deviasi.
9
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D) (Bandung: Alfabeta, 2015), h. 208.
65
2. Uji Asumsi Klasik Sebuah model regresi ganda yang akan digunakan untuk melakukan peramalan, sebuah model yang baik adalah model dengan kesalahan peramalan yang seminimal mungkin. Karena itu, sebuah model sebelum digunakan seharusnya memenuhi beberapa asumsi, yang biasa disebut asumsi klasik.10 Uji asumsi klasik dilakukan untuk mendeteksi apakah terdapat multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Uji asumsi klasik penting dilakukan untuk menghasilkan estimator linier tidak bias dengan varian yang minimum (Best Linier Unbiassed Estimator = BLUE), yang berarti model regresi tidak mengandung masalah.11 Teori Gauss-Markow memperkirakan bahwa OLS harus memenuhi kriteria BLUE, yaitu: a) Best, yang terbaik. Hasil regresi dikatakan Best apabila garis regresi yang dihasilkan guna melakukan estimasi atau peramalan dari sebaran data, menghasilkan error yang terkecil. b) Linier, merupakan kombinasi dari data dan sampel. Linier dalam model artinya model yang digunakan dalam analisis regresi telah sesuai
dengan
kaidah
model
OLS
dimana
variabel-variabel
penduganya hanya berpangku satu.
10
Singgih Santoso, Panduan Lengkap Menguasai Statistik dengan SPSS (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2009), h. 342. 11 Damodar Gujarati, Ekonometrika Dasar (Jakarta: Erlangga, 1995), h. 72-73.
66
c) Unbiased, rata-rata nilai harapan (E/b) harus sama dengan nilai sebenarnya (b1). d) Estimator, memiliki varians yang minimal diantara pemerkira lain yang tidak bias. Untuk menguji apakah model yang digunakan diterima secara ekonometri dan apakah estimator yang diperoleh dengan metode kuadrat terkecil sudah memenuhi syarat BLUE, maka dilakukan uji sebagai berikut : a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel independen, variabel dependen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Salah satu metode yang banyak digunakan untuk menguji normalitas adalah dengan Uji Jarque-Bera. Pada program Eviews, pengujian normalitas dilakukan dengan Jarque-Bera test. Uji Jarque-Bera mempunyai nilai chi square dengan derajat bebas dua. Jika hasil uji jarque-bera lebih besar dari nilai chi square pada α = 5%, maka hipotesis nol diterima yang berarti data berdistribusi normal. Jika hasil uji jarque-bera lebih kecil dari nilai chi square pada α = 5%, maka hipotesis nol ditolak yang artinya tidak berdistribusi normal.
67
b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi yang terbentuk ada korelasi yang tinggi atau sempurna diantara variabel bebas atau tidak. Jika dalam model regresi yang terbentuk terdapat korelasi yang tinggi atau sempurna diantara variabel bebas, maka
model
regresi
tersebut
dinyatakan
mengandung
gejala
multikolonier.12 Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebasnya. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah dengan cara menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti
bebas
dari
multikolonieritas.
Multikolonieritas
dapat
disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen. 13 c. Uji Heteroskedastisitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan
12
Suliyanto, Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS (Yogyakarta: ANDI, 2011), h. 81. 13 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2016), h. 103.
68
ke pengamatan yang lain. Jika varians dari variabel tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas menggunakan uji white. Pengujian ini dilakukan dengan bantuan Eviews 9 yang akan memperoleh nilai probabilitas Obs*R-square yang nantinya akan dibandingkan dengan tingkat signifikansi (alpha). Jika nilai probabilitas signifikansinya di atas 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas. Namun sebaliknya, jika nilai probabilitas signifikansinya di bawah 0,05 maka dapat dikatakan telah terjadi heteroskedastisitas. d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi linier terdapat korelasi antara kesalah penganggu pada suatu periode dengan kesalahan pada periode sebelumnya yang biasanya terjadi karena menggunakan data time series. Jika terdapat korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.14 Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya masalah autokorelasi, yaitu menggunakan metode Durbin-Watson (DW test) dengan syarat du
14
Ibid., h. 99. Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2016), h. 108. 15
69
Uji Durbin-Watson (Uji D-W) hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan intercept dalam model regresi dan tidak ada variabel lag diantara independen. 3. Uji Hipotesis a. Uji Statistik t Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05.16 Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: 1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara individual
terhadap
variabel dependen atau terikat. 2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau terikat.
16
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS (Semarang: Universitas Dpenogoro, 2009), h. 84.
70
b. Uji Statistik F Uji F merupakan pengujian untuk melihat apakah model regresi adalah model yang tepat dan layak.
17
Uji statistik F digunakan untuk
mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: 1) Jika nilai F < 0,05, maka model regresi adalah model yang layak dan tepat. 2) Jika F > 0,05, maka model regresi adalah bukan model yang layak dan tepat. 4. Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji koefisien determinasi yaitu untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen dalam menjelaskan varians dari variabel dependen. Koefisien ini juga disebut koefisien penentu, karena varians yang terjadi pada variabel dependen dapat dijelaskan melalui varians yang terjadi pada variabel independen.18 Uji koefisien determinasi R2 bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai adjusted R2 adalah 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai adjusted R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti 17 18
Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS-Statistik, h. 151. Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 228
71
variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.19 5. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi berganda bertujuan untuk memprediksi besar variabel dependen dengan menggunakan data variabel independen yang sudah diketahui besarnya. Model regresi berganda pada umumnya digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan linier. Adapun variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari varaiabel ROA (Return on Asset), FDR (Financing to Deposit Ratio), Size (Ukuruan
Perusahaan).
Sedangkan
variabel
dependennya
adalah
manajemen laba. Untuk menguji hipotesis dari variabel-variabel tersebut, maka rumus persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut: TA
=
β0 + β1 ROA + β2 FDR + β3 Size + ε
Keterangan: β0
: Konstanta
β
: Koefisien Regresi
TA
: Total Accruals
ROA
: Return On Assest
FDR
: Financing to Deposit Ratio
Size
: Ukuran Perusahaan
19
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS (Semarang: Universitas Diponegoro, 2009), h. 83.
72
ε
: Faktor lain yang tidak menjadi variabel dalam penelitian ini
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian yang akan dilakukan ini menggunakan dua variabel yaitu variabel terikat (dependent) dan variabel bebas (independent). Variabel terikat merupakan variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah manajemen laba yang diukur dengan Total Akrual. Sedangkan variabel bebasnya merupakan variabel yang diduga mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini meliputi ROA, FDR, dan Size. 2. Definisi Operasional Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu variabel dengan cara memberikan arti yang diperlukan untuk mengukut variabel tersebut. 3. Variabel Terikat (Dependent Variable) Variabel dependen atau sering juga disebut variabel terikat adalah merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.20 Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah manajemen laba (earning management) (Y). Manajemen laba merupakan usaha pihak manajemen yang sengaja untuk memanipulasi laporan keuangan dalam batasan yang diperbolehkan dalam prinsip 20
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 39.
73
akuntansi dengan tujuan untuk memberikan informasi yang menyesatkan para pengguna laporan keuangan bagi keuntungan pihak manajemen. Manajemen laba dapat diukur melalui total akrual. Total akrual tersebut merupakan proksi dari kebijakan akrual yang diterapkan oleh pihak manajemen perusahaan. Penelitian ini menggunakan rumus total accruals dari Healy yaitu :21 TAit = ( CAit – Clit – Cash it + STDit – Depit ) / A(it-1) Keterangan : TAit
: Total Accruals bank i pada periode ke t
CAit
: Perubahan aktiva lancar bank i pada periode ke t
Clit
: Perubahan utang lancar bank i pada periode ke t
Cash it
: Perubahan kas dan ekuivalen kas bank i pada periode ke t
STDit
: Perubahan utang jangka panjang yang tercakup dalam utang lancar bank i pada periode ke t
Depit
: Biaya depresiasi bank i pada periode ke t
A(it-1)
: Total aktiva bank i pada periode ke t
4. Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel independen atau juga disebut variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.22 Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
21
Sri Padmantyo, ”Analisis Manajemen Laba Pada Laporan Keuangan Perbankan Syariah,” BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis XIV, no. 2 (Desember 2010): h. 61. 22 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 39.
74
1) Return on Assets (ROA) (X1) Return On Assets merupakan kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan laba dari pengelolaan aset yang dimiliki. ROA penting bagi bank karena ROA digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank, dan semakin baik posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset.23 Return On Assets (ROA) adalah rasio rentabilitas yang menunjukkan perbandingan antara laba (sebelum pajak) dengan total aset bank, rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi pengelolaan asset yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan.24 ROA dirumuskan sebagai berikut: ROA =
2) Fianancing to Deposit Ratio (FDR) (X2) Financing to Deposit Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya, yaitu
23
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2010), hal.
118. 24
Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2015), h. 104.
75
dengan cara membagi jumlah pembiayaan yang diberikan oleh bank terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK).25 Financing to Deposit Ratio (FDR) dapat dirumuskan sebagai berikut: FDR = 3) Ukuran Perusahaan (Size) (X3) Size merupakan skala perusahaan yang dapat diklasifikasikan besar atau kecilnya perusahaan. Dalam penelitian ini pengukuran dilakukan dengan melihat dari total aktiva. Ukuran perusahaan adalah skala untuk menentukan besar kecilnya perusahaan. Ukuran perusahaan dihitung dengan menggunakan logaritma natural dari total aktiva.26 Penggunaan nilai log atau ln dari total aktiva dimaksudkan untuk menghindari problem data natural yang tidak berdistribusi normal. Pengukuran variabel Ukuran Perusahaan (Size) yaitu : Size = Log/Ln Total Assets
25
Dwi Nur’aini Ihsan, Manajemen Treasury Bank Syariah, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2015), hal. 295. 26 Syaidhatus Zuhriya, “Perataan Laba dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Manufaktur di BEI,” Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi IV, no. 7 (2015): h.7.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian1 Sejarah mencatat, sebelum Bank Panin Syariah (PNBS) ada, bakal bank ini pertama kali didirikan di Malang tanggal 08 Januari 1972 dengan nama PT Bank Pasar Bersaudara Djaja. Sebelum menjadi Bank Panin Syariah, pendahulu bank ini terdapat beberapa kali melakukan perubahan nama hingga menjadi Bank Panin Syariah (PNBS), yaitu: Tabel 4.1 Sejarah Perubahan Nama Bank Panin Syariah Tanggal
Tahun
Nama
08 Januari
1972
PT Bank Pasar Bersaudara Djaja
08 Januari
1990
PT Bank Bersaudara Jaya
27 Maret
1997
PT Bank Harva
31 Agustus
2009
PT Bank Panin Syariah
PNBS memperoleh izin usaha dari Bank Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No.11/52/KEP.GBI/DpG/2009 tanggal 6 Oktober 2009 sebagai bank umum berdasarkan prinsip syariah dan kemudian resmi beroperasi sebagai bank syariah pada tanggal 02 Desember 2009. Induk 1
Sejarah dan profil singkat PNBS (Bank Panin Syariah Tbk) dan profil Bank Panin Syariah, artikel diakses pada 03 Feburari 2017 pukul 15:09 dari http://www.britama.com/index.php/2014/01/sejarah-dan-profil-singkat-pnbs/ dan https://www.paninbanksyariah.co.id/index.php/mtentangkami
76
77
usaha PNBS adalah Bank Pan Indonesia Tbk (Bank Panin) (PNBN), sedangkan induk usaha terakhir adalah PT Panin Investment. Kini bank yang memiliki kantor yang berpusat di alamat Gedung Panin Life Center Lt.3 Jl. Letjend S. Parman Kav.91 Jakarta Barat 11420 – Indonesia ini, hingga saat ini memiliki 16 yang merupakan kantor cabang, kantor cabang pembantu, maupun kantor kas. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Panin Bank Syariah, ruang lingkup kegiatan PNBS adalah menjalankan kegiatan usaha di bidang perbankan dengan prinsip bagi hasil berdasarkan syariat Islam. Pada tanggal 30 Desember 2013, PNBS memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan Penawaran Umum Saham Perdana (IPO) kepada masyarakat sebanyak 4.750.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp100,- per saham disertai dengan Waran Seri I yang diberikan secara cumacuma sebagai insentif sebanyak 950.000.000 dengan pelaksanaan sebesar Rp110,per saham. Setiap pemegang saham Waran berhak membeli satu saham perusahaan selama masa pelaksanaan yaitu tanggal 15 Juli 2014 sampai dengan 14 Januari 2017. Saham dan waran tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 15 Januari 2014.
78
Tabel. 4.2 Sejarah Pencatatan Saham Jenis Pencatatan
Saham
Tanggal Pencatatan
Saham Perdana @ Rp100.-
4.750.000.000
15 Januari 2014
Pendiri 4.893.000.000
15 Januari 2014
Pencatatan
Saham
(Company Listing) Konversi Waran (2014 s/d 26 122.711.000 Nopember 2015) Tidak dicatat (Unlisted Share)
107.000.000
Per 31 Maret 2016, komposisi kepemilikan Saham Panin Bank Syariah adalah sebagai berkut: Gambar 4.1 Komposisi Kepemilikan Saham Panin Bank Syariah
Komposisi Kepemilikan Saham Panin Bank Syariah 9% PT Bank Panin Tbk 39%
52%
Dubai Islamic Bank Masyarakat
Dalam menjalankan usahanya, Bank Panin Syariah memiliki visi : “Bank Syariah pilihan yang menjadi Role Model berbasiskan Kemitraan dan Ekonomi Rakyat,” dan untuk mencapai visi tersebut Bank Panin Syariah mempunyai misi :
79
a. Menyediakan produk dan layanan yang kreatif, inovatif dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. b. Mengembangkan kemitraan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi rakyat. c. Mengembangkan sumber daya insani berintegritas dan profesional berlandaskan nilai-nilai spritual berbasis sistem merit. d. Menerapkan tata kelola perusahaan dan sistem pengendalian yang terintegrasi sesuai prinsip syariah. e. Meningkatkan nilai tambah kepada stakeholder. Selain itu, Bank Panin Syariah juga mempunyai nilai-nilai positif yang merupakan nilai perusahaan (company value) yang disebut I CARE yang setiap hurufnya memiliki arti tersendiri yaitu : I
: Integrity ( jujur, amanah, dan beretika )
C
: Collaboration ( pro aktif, sinergi dan solusi )
A
: Accountability ( terukur, akurat, obyektif dan bertanggung jawab )
R
: Respect (rendah hati, empati, dan saling menghargai )
E
: Excellence ( cepat, tepat dan ramah ) Pada bab ini juga akan dibahas mengenai objek penelitian, analisis data
dan pembahasan hasil penelitian. Pada bagian analisis data akan dibahas mengenai statistik deskriptif, uji asumsi klasik, goodness of fit model, dan
80
pengujian hipotesis. Terakhir pembahasan hasil penelitian yang akan menjelaskan mengenai hasil uji hipotesis penelitian ini. B. Analisis dan Pembahasan 1. Hasil Pengamatan Outliers Outlier merupakan suatu pengamatan yang menyimpang cukup jauh dari pengamatan lainnya sehingga menimbulkan kecurigaan bahwa pengamatan tersebut berasal dari distribusi data yang berbeda (Hawkins dalam Sujatmiko, 2005:4). Distribusi pertama disebut sebagai “distribusi dasar” (basic distribution) yang menghasilkan pengamatan “baik”.Distribusi kedua disebut sebagai “distribusi
kontaminan”
(contaminating
distribution)
yang
menghasilkan
pengamatan “tidak baik”. Jumlah maksimum outlier dalam data yang diperbolehkan adalah 50 persen (Rousseeuw dan Leroy dalam Hubert dan Van Driessen,2004:303). Gambar 4.2 Grafik Hasil Uji Normalitas I 7
Series: Residuals Sample 2010Q1 2016Q3 Observations 27
6 5 4 3 2 1 0 -0.5
-0.4
-0.3
-0.2
-0.1
0.0
Sumber: Data diolah (Eviews 9)
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
2.06e-16 -0.008908 0.408814 -0.479388 0.194305 -0.246430 3.014106
Jarque-Bera Probability
0.273498 0.872189
81
Berdasarkan Histogram di atas, hasil uji regresi terindikasi adanya Outliers, dikarenakan adanya celah kosong pada sisi kanan dan kiri Histogram tersebut.Untuk melihat benar atau tidaknya indikasi outliner tersebut, dilakukan uji Leverage Plots. Berikut hasil uji Leverage Plots: Gambar 4.3 Grafik Hasil Uji Leverage Plots
TA vs Variables (Partialled on Regressors) C
FDR
.6
.4
.4
.2
.2
.0
.0
-.2
-.2
-.4
-.4 -.08
-.6 -.04
.00
.04
.08
-40
-20
0
ROA .6
.4
.4
.2
.2
.0
.0
-.2
-.2
-.4 -2
-1
0
40
60
80
0.5
1.0
1.5
SIZE
.6
-3
20
1
2
Sumber: Data diolah (Eviews 9)
3
-.4 -1.5
-1.0
-0.5
0.0
82
Berdasarkan hasil uji Leverage Plots tersebut, didapatkan data pada masing masing variable FDR, ROA dan SIZE, data tahun 2012 kwartal kedua dan kwartal ketiga adalah data outliners. Maka dari itu, penulis menghilangkan kedua data tersebut dari estimasi regresi pada penelitian kali ini.
2. Hasil Uji Statistik Deskriptif Analisis statistik digunakan untuk mengetahui gambaran atau deskripsi masing-masing variabel yang terkait dalam penelitian. Sebelum membahas mengenai pengujian variabel FDR, ROA dan Size terhadap manajemen laba yang diukur dengan besarnya total akrual, maka terlebih dahulu akan dilihat mengenai estimasi manajemen laba. Besarnya manajemen laba dalam penelitian ini diukur dengan total akrual dari Healy yang telah disesuaikan dengan karakteristik perbankan.2 Adapun nilai statistik deskriptif variabel penelitian disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4.3 Statistik Deskriptif TA 0.123159 0.179286 0.434818 -0.362611 0.216707 -0.498274 2.263584 1.599392 0.449466
FDR 109.7406 96.43000 205.3000 69.76000 29.51455 1.538005 5.623604 17.02618 0.000201
ROA 0.466849 1.130000 3.290000 -5.280000 2.211751 -1.230890 3.597783 6.685114 0.035346
SIZE 14.59689 14.98139 15.91462 12.10088 1.207420 -0.627732 2.039614 2.602635 0.272173
Sum Sum Sq. Dev.
3.078985 1.127087
2743.515 20906.61
11.67122 117.4042
364.9223 34.98869
Observations
25
25
25
25
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis Jarque-Bera Probability
Sumber: Data diolah (Eviews 9) 2
Sri Padmantyo, ”Analisis Manajemen Laba Pada Laporan Keuangan Perbankan Syariah,” BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis XIV, no. 2 (Desember 2010): h. 61.
83
Keterangan: TA
: Total Akrual yang diproksikan sebagai manajemen laba
FDR
: Financing to Deposit Ratio
ROA
: Return On Assets
Size
: Ukuran Perusahaan
a. Variabel Dependen 1) Manajemen Laba Hasil uji statistik deskriptif pada tabel descriptive statistics menunjukkan bahwa manajemen laba yang diproksikan dengan Total Akrual (TA) nilai minimumnya sebesar -0,36 dan maksimum sebesar 0,43 dengan rata-rata sebesar 0,123, sedangkan standar deviasinya sebesar 0,216. Nilai total akrual yang negatif terlihat pada nilai minimumnya sebesar -0,36 dan nilai total akrual yang positif terlihat pada nilai maksimumnya sebesar 0,43. Nilai rata-rata total akrual yang rendah ini menunjukkan bahwa tingkat manajemen laba di Bank Panin Syariah rendah. Sedangkan standar deviasi kecil, yaitu sekitar 0,216, ini berarti nilai sampel atau populasi mengelompok di sekitar nilai rata-rata hitungnya. b. Variabel Independen 1) ROA (Return On Asset) Nilai minimum pada variabel rasio ROA sebesar -5,28, nilai maksimum sebesar 3,29, rata-rata rasio ROA sebesar 0,446 dan standar
84
deviasinya sebesar 2,211. Nilai rata-rata ROA dapat dikatakan baik, fenomena ini menunjukkan profitabilitas Bank Panin Syariah cukup baik. Hal tersebut dapat dilihat pada total pendapatan yang didapat pada tahun 2011-2015 terus naik. 2) FDR (Financing to Deposit Ratio) Nilai minimum pada variabel rasio FDR sebesar 69,76, nilai maksimum sebesar 205,30, rata-rata rasio FDR sebesar 96,43 dan standar deviasinya sebesar 29,514. Nilai rata-rata FDR dalam Bank Panin Syariah menunjukkan angka paling tinggi diantara semua variabel, ini berarti hampir semua dana pihak ketiga yang dihimpun oleh Bank Panin Syariah telah disalurkan ke masyarakat secara optimal dalam bentuk kredit atau pembiayaan yang diberikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa Bank Panin Syariah telah dipercaya masyarakat dalam hal pemberian kredit/pembiayaan. 3) Size (Ukuran Perusahaan) Nilai minimum pada variabel size sebesar 12,10, nilai maksimum sebesar 15,91, rata-rata nilai size sebesar 14,59 dan standar deviasinya sebesar 1,207. Hal tersebut dapat diartikan bahwa ukuran perusahaan yang dihitung menggunakan total aktiva adalah tidak terlalu rendah. Meskipun nilai size tidak besar seperti nilai FDR, akan tetapi bisa diartikan ukuran perusahaan pada bank Panin Syariah terbilang sedang.
85
3. Hasil Uji Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik dilakukan agar membentuk model yang memberikan estimasi BLUE (Best Linier Unbiased Estimated). Pengujian asumsi klasik pada penelitian ini terdiri dari atas empat pengujian yakni uji normalitas, uji autokorelasi, uji multikolonieritas, dan uji heteroskedastisitas.3 Adapun variabel dependen dalam penelitian ini adalah manajemen laba, sedangkan ROA, FDR, Size, Aktiva Lancar, dan Growth adalah sebagai variabel independen. Variabel dependen yaitu manajemen laba menggunakan pendekatan total akrual. Total akrual tersebut merupakan proksi dari kebijakan akrual yang diterapkan oleh pihak manajemen perusahaan. a. Hasil Uji Normalitas Salah satu asumsi dalam analisis statistika adalah data berdistribusi normal. Untuk menguji data apakah terdistribusi normal dengan menggunakan histogram dan uji Jarque-Bera. Jarque-Bera adalah uji statistik untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal. Uji ini mengukur perbedaan skewness dan kurtosis data dan dibandingkan dengan apabila datanya bersifat normal. Uji normalitas juga dapat dilihat dari gambar histogram, namun seringkali kurvanya tidak mengikuti bentuk kurva normal, sehingga sulit disimpulkan. Lebih mudah bila melihat koefisien Jarque-Bera dan Probabilitasnya. Kedua angka ini bersifat saling mendukung. Bila nilai J-B tidak signifikan (lebih kecil dari 2), 3
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, edisi 5 (Semarang: Universitas Diponegoro, 2011), h. 105.
86
maka data berdistribusi normal. Bila probabilitas lebih besar dari 5% (bila menggunakan tingkat signifikansi tersebut), maka data berdistribusi normal. Gambar 4.4 Grafik Hasil Uji Normalitas II 4
Series: Residuals Sample 1 25 Observations 25 3
2
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
-1.20e-16 -0.004514 0.290834 -0.285459 0.153387 -0.027712 2.170474
Jarque-Bera Probability
0.719984 0.697682
1
0 -0.3
-0.2
-0.1
0.0
0.1
0.2
0.3
Sumber: Data diolah (Eviews 9) Berdasarkan Grafik 4.3, diketahui Nilai J-B tidak signifikan 0,719 lebih kecil dari 2, dan nilai probabilitas 0,697 lebih besar dari 5%. Hal ini menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal. model regresi yang diuji dengan menggunakan grafik tersebut telah memenuhi asumsi normalitas. b. Hasil Uji Multikolonieritas Multikolinieritas adalah kondisi adanya hubungan linier antar variabel independen. Untuk melihat ada atau tidaknya masalah multikolinieritas, digunakan nilai correlation matrix dari semua variabel independen. Nilai correlation matrix harus kurang dari 0,8. Berikut ini uji multikolinearitas dengan menggunakan correlation matrix:
87
Tabel 4.4 Correlation Matrix FDR ROA SIZE FDR 1.000000 0.352578 -0.137514 ROA 0.352578 1.000000 0.710840 SIZE -0.137514 0.710840 1.000000 Sumber: Data diolah (Output EVIEWS 9) Berdasarkan tabel 4.4 tersebut dapat diketahui bahwa FDR, ROA dan Size menunjukkan nilai kurang dari 0,8. Berdasarkan table correlation matrix, estimasi model regresi pada penelitian ini bebas dari masalah multikolinearitas c. Hasil Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas dalam penelitian salah satunya adalah menggunakan cara dalam prosedur statistik dengan Uji White. Tabel 4.5 Hasil Uji White Heteroskedasticity Test: White F-statistic Obs*R-squared Scaled explained SS
0.530738 6.038240 2.493451
Prob. F(9,15) Prob. Chi-Square(9) Prob. Chi-Square(9)
0.8305 0.7361 0.9811
Sumber: Data di Olah (Eviews 9) Hasil output menunjukkan nilai Obs*R-squared adalah sebesar 6,038 sedangkan nilai probabilitas (chi-square) adalah 0,7361 (lebih besar daripada α = 0,05), dengan demikian hasil estimasi regresi pada penelitian ini data tidak mengandung masalah heteroskedastisitas.
88
d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan antara yang satu dengan lainnya. Untuk mengidentifikasi adanya autokorelasi dengan menggunakan nilai Durbin-Watson, apabila dilai dw berada diantara 1,54 - 2,46 maka tidak ada autokorelasi. Tabel 4.6 Hasil Uji Durbin-Watson Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
0.123159 0.216707 -0.632521 -0.437501 -0.578431 1.742882
Sumber : Data di olah (Eviews 9) Dari hasil pengujian regresi data panel ini diperoleh nilai dw sebesar 1.981311 dimana nilai ini berada diantara 1,54 - 2,46. Sehingga dapat diketahui bahwa model ini tidak ada autokorelasi. 4. Hasil Uji Hipotesis a. Uji-t Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah variabel independen (FDR, ROA, Size) berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependennya Manajemen Laba Bank PaninSyariah, yaitu dengan membandingkan masingmasing nilai t-statistik dari regresi dengan t-tabel dalam menolak atau menerima
89
hipotesis. Pada tingkat keyakinan α = 5% dengan jumlah observasi sebanyak 25, maka diperoleh t-tabel sebesar 1.71387. Tabel 4.7 merupakan hasil pengujian variabel independen yaitu FDR, ROA dan Size terhadap Manajemen Laba secara parsial. Adapun hipotesisnya adalah sebagai berikut: 1) Terdapat pengaruh FDR secara parsial terhadap Manajemen Laba di Bank PaninSyariah 2010-2016. 2) Terdapat pengaruh ROA secara parsial terhadap Manajemen Laba di Bank PaninSyariah 2010-2016. 3) Terdapat pengaruh Size secara parsial terhadap Manajemen Laba di Bank PaninSyariah 2010-2016. Berikut adalah hasil Uji-t : Tabel 4.7 Uji t Variabel t-Statistic t-Tabel Probabilitas FDR
3.859119 1.71387
0.0009
ROA
2.148651 1.71387
0.0435
Size
3.385695 1.71387
0.0028
Sumber: Data di Olah (Eviews 9) Berdasarkan hasil regresi yang diperoleh pada tabel 4.7 maka pembuktian dari hipotesis yang telah dipaparkan adalah sebagai berikut: 1) Variabel FDR memiliki t-statistic > t-tabel (3.859119>1.71387 ) atau nilai probabilitas dari variabel FDR lebih kecil dari tingkat keyakinan α = 5% (0,0009< 0,05) yang berarti variabel FDR berpengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba Bank PaninSyariah.
90
2) Variabel ROA memiliki t-statistic > t-tabel (2.148651>1.71387 ) atau nilai probabilitas dari variabel ROA lebih kecil dari tingkat keyakinan α = 5% (0,0435< 0,05) yang berarti variabel ROA berpengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba Bank PaninSyariah. 3) Variabel SIZE memiliki t-statistic > t-tabel (3.385695>1.71387 ) atau nilai probabilitas dari variabel SIZE lebih kecil dari tingkat keyakinan α = 5% (0,0025< 0,05) yang berarti variabel SIZE berpengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba Bank PaninSyariah. b. Uji-F Untuk menguji apakah variabel independen berpengaruh secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel dependennya, maka digunakan uji-F dengan cara membandingkan F-statistik dengan F-tabel. Adapun hipotesisnya adalah sebagai berikut: H H04 :
Tidak terdapat pengaruh secara simultan (bersama-sama)
antara FDR, ROA dan SIZE terhadap Manajemen Laba Bank PaninSyariah tahun 2010-2016. H
Ha4 :
Terdapat pengaruh secara simultan (bersama-sama)
antara FDR, ROA dan SIZE terhadap Manajemen Laba Bank PaninSyariah tahun 2010-2016,
91
Tabel 4.8 Hasil Uji-F F-Statistic
F-Tabel
Prob(F-statistic
6.972183
2,99
0,0019
Berdasarkan tabel 4.10 diatas, hasil regresi diperoleh nilai F-statistik sebesar 6.972183 dengan probabilitas sebesar 0,0019, pada tingkat keyakinan α = 5%, k = 3, n = 25, sehingga diperoleh F-tabel dengan nilai df yaitu (2,99). Maka terlihat bahwa F-statistik > F-tabel (6.972183> 2.99) atau nilai probabilitas Fstatistik lebih kecil dari tingkat signifikansi α 5% (0,0019< 0,05), artinya bahwa variabel independen (FDR, ROA dan SIZE) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba Bank Panin 2010-2016. 5. Hasil Uji Koefisien Determinasi Koefisien determinasi arau R Square (R2) merupakan besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Semakin tinggi koefisien determinasi, semakin tinggi kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variasi perubahan pada variabel terikatnya. Uji koefisien determinasi pada intinya untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.4 Berdasarkan hasil regresi didapatkan koefisien determinasi sebesar 0.427434 atau 42,74%. Hal ini menunjukkan bahwa hanya 42,74% Manajemen Laba Bank Panin dapat dijelaskan oleh variabel FDR, ROA dan SIZE. Sedangkan
4
Ibid., h. 97.
92
sisanya 57,26% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 6. Analisis Regresi Berganda Hasil analisis berganda dapat dilihat dari persamaan regresi berikut ini: TA = β0 + β1FDR + β2ROA + β3Size + ε Tabel 4.9 Hasil Uji Regresi Linier Berganda dan Koefisien Determinasi Dependent Variable: TA Method: Least Squares Date: 08/16/17 Time: 15:17 Sample: 1 25 Included observations: 25 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C FDR ROA SIZE
3.142244 -0.005791 0.060592 -0.165231
0.809955 0.001501 0.028200 0.048803
3.879528 3.859119 2.148651 3.385695
0.0009 0.0009 0.0435 0.0028
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.499005 0.427434 0.163978 0.564665 11.90651 6.972183 0.001965
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
0.123159 0.216707 -0.632521 -0.437501 -0.578431 1.742882
Sumber: Data di Olah (Eviews 9) Berdasarkan hasil uji regresi di atas, maka estimasi model penelitian ini adalah sebagai berikut: TA = 3,142244 – 0,005791FDR + 0,060592ROA – 0,165231SIZE Analisis : 1) Nilai β0= 3,142 artinya jika nilai semua variabel independent (FDR, Size, ROA, Growth, Aktiva Lancar) adalah nol, maka, nilai Y^ (TA) adalah sebesar 3,142 %
93
2) Nilai β1 = 0,005 artinya jika terjadi kenaikan FDR 1 %, dengan variabel independent lainnya tetap ( ROA dan Size), maka terjadi penurunan TA (Y) sebesar 0,005 % 3) Nilai β2 = 0,060 artinya jika terjadi kenaikan ROA 1 %, dengan variabel independent lainnya tetap ( FDR dan Size), maka terjadi kenaikan TA (Y) sebesar 0,060 % 4) Nilai β3 = -0,165 artinya jika terjadi kenaikan Size 1 %, dengan variabel independent lainnya tetap (ROA dan FDR), maka terjadi penurunan TA (Y) sebesar 0,165 % Interpretasi Hasil 1. Pengaruh FDR (Financing to Deposit Rasio) terhadap manajemen laba. Berdasarkan hasil penelitian, variabel FDR berpengaruh terhadap manajemen laba perusahaan, hal ini ditunjukkan dari nilai t hitung sebesar 3,85911 dengan signifikansi sebesar 0,0009 (p <0,05), ini berarti bahwa rasio FDR mempunyai nilai negatif dan berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba, sehingga H0 ditolak dan H2 diterima. Adapun nilai Beta yang dihasilkan sebesar -0,005791 estimasi arah yang negatif pada koefisien variabel FDR menunjukkan bahwa semakin rendah nilai rasio FDR, maka semakin tinggi intensitas manajemen untuk melakukan manajemen laba, dan sebaliknya jika semakin tinggi nilai rasio FDR, maka semakin rendah intensitas manajemen untuk melakukan manajemen laba. Hal ini dikarenakan nilai rata-rata rasio FDR adalah yang paling tinggi dari rata-rata variabel yang lainnya yakni sebesar 111,8970
94
dan nilai rata-rata rasio FDR yang tinggi ini menunjukkan baiknya bank syariah dalam menyalurkan pembiayaan (kredit) kepada masyarakat. Sehingga diduga akan berdampak pada Bank Panin Syariah dalam melakukan tindakan manajemen laba pada perusahaannya dimana tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan rasio FDR yang juga ditetapkan oleh Bank Indonesia. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Fricilia dan Hendro lukman yang menemukan adanya pengaruh yang signifikan antara FDR dengan manajemen laba.5 2. Pengaruh ROA (Return On Assets) terhadap manajemen laba. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan antara variabel ROA dengan manajemen laba, variabel ROA berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini ditunjukkan dari nilai t hitung sebesar 2,14865 dengan signifikansi sebesar 0,0435 (p<0,05). Oleh karena itu,H0 ditolak dan H1 diterima. Adapun nilai Beta yang dihasilkan sebesar 0.060592estimasi arah yang positif pada koefisien variabel ROA menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai rasio ROA, maka semakin tinggi intensitas manajemen untuk melakukan manajemen laba. Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Syaidhatus Zuhriya yang menunjukkan hasil bahwa ROA berpengaruh terhadap tindakan manajemen laba di suatu perusahaan.6 5
Fricilia dan Hendro Lukman, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Manajemen Laba Pada Industri Perbankan di Indonesia, “ Jurnal Akuntansi XIX, no. 1 (Januari 2015): h. 79.
95
3. Pengaruh Size (Ukuran Perusahaan) terhadap manajemen laba. Pengujian hipotesis mengenai pengaruh variabel size terhadap manajemen laba menunjukkan nilai t hitung sebesar 3,38569 dengan signifikansi 0,0028 (P<0,05). Hal ini berarti bahwa rasio Size memiliki nilai negatif dan berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba, sehingga H0 ditolak dan H3 diterima. Adapun nilai Beta yang dihasilkan sebesar -0,165231 estimasi arah yang negatif pada koefisien variabel size menunjukkan bahwa semakin rendah nilai variabel size, maka semakin tinggi intensitas manajemen untuk melakukan manajemen laba, dan sebaliknya jika semakin tinggi nilai variabel size, maka semakin rendah intensitas manajemen untuk melakukan manajemen laba. Hal ini dikarenakan nilai rata-rata Size cukup kuat untuk mempengaruhi tindakan manajemen laba yaitu sebesar 14,5678, sehingga akan berdampak pada Bank Panin Syariah untuk melakukan tindakan manajemen laba jika nilai size rendah. Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Teuta Llukani yang menunjukkan hasil bahwa size berpengaruh terhadap tindakan manajemen laba di suatu perusahaan.7 4. Pengaruh ROA, FDR dan Size terhadap Manajemen Laba Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa ROA, FDR dan size berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap manajemen laba,
6
Syaidhatus Zuhriya, “Perataan Laba dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Manufaktur di BEI,” Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi IV, no. 7 (2015): h. 18. 7 Teuta Llukani, “Earnings Management and Firm Size : An Empirical Analyze In Albanian Market,” European Scientific Journal IX, no. 16 (Juni 2013): h. 135.
96
sehingga Ha4diterima dan H04 ditolak. Dengan demikian setiap perusahaan perbankan yang mengalami perubahan pada ROA, FDR dan size akan mempengaruhi manajemen laba, sehingga jika secara simultan variabel ROA, FDR dan size akan berdampak pada Bank Panin Syariah dalam melakukan tindakan manajemen laba di perusahaannya.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian ini berisikan suatu model untuk menguji pengaruh ROA, FDR dan Size terhadap manajemen laba pada Bank Panin Syariah periode tahun 20102016 dengan laporan keuangan per triwulan. Uji penelitian ini menggunakan model regresi berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1) Hasil penelitian menunjukkan bahwa Return on Assets (ROA), Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Size (ukuran perusahaan) berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada Bank Panin Syariah. 2) Hasil penelitian menunjukkan bahwa Return on Assets (ROA), Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Size (ukuran perusahaan), berpengaruh signifikan secara simultan terhadap manajemen laba pada Bank Panin Syariah. B. Keterbatasan Terdapat beberapa keterbatasan yang kemungkinan dapat berpengaruh pada hasil penelitian. Keterbatasan tersebut adalah sebagai berikut : 1) Penelitian ini hanya dilakukan pada satu perusahaan perbankan syariah yaitu Bank Panin Syariah.
97
98
2) Sampel data pada penelitian ini hanya sebanyak 27 data dan ada 2 data outlier yang harus dibuang sehingga data akhir sebanyak 25. 3) Penelitian ini termasuk penelitian yang kurang baik karena variabelvariabel yang digunakan masih belum menggambarkan keseluruhan faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen laba. C. Saran-saran Berdasarkan
kesimpulan
dan
keterbatasan
penelitian
yang
telah
diungkapkan, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut: 1) Penelitian selanjutnya tidak hanya menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan triwulan, semester, maupun tahunan akan tetapi juga harus menggunakan data primer yang didapatkan langsung dari perbankan atau perusahaan yang ingin diteliti berupa kuesioner, wawancara dan lain-lain. 2) Jika penelitian hanya satu objek saja maka penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan jangka waktu lebih lama agar jumlah sampel data yang didapat lebih besar sehingga mendapatkan hasil distribusi data yang berkualitas. 3) Penelitian selanjutnya mungkin dapat mempertimbangkan untuk menambah sampel dengan menggunakan seluruh Bank Umum Syariah. 4) Penelitian yang akan datang dapat menambahkan variabel baru untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi mempengaruhi manajemen
99
laba seperti Good Corporate Governance ataupun yang lainnya yang dapat mempengaruhi manajemen laba. 5) Penelitian selanjutnya dapat menggunakan model penelitian yang berbeda agar mendapatkan hasil yang lebih baik dan akurat. 6) Meskipun belum ada peraturan pasti terkait dengan pencantuman besar manajemen laba yang dilakukan, akan lebih baik jika informasi tersebut dapat diinformasikan kepada pengguna laporan keuangan dengan berbagai cara yang dapat dilakukan, sehingga informasi yang diberikan kepada pengguna akan lebih jelas dan transparan dan sesuai dengan ajaran Islam. Selain itu, regulator dirasa perlu mengkaji lebih lanjut mengenai manajemen laba ini, dalam hal ini nilai minimum dan maksimum serta juga pencatumannya pada laporan keuangan sehingga laporan keuangan dapat lebih informatif dan benar-benar mewakili keadaan perusahaan yang sebenar-benarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Al Qur’an dan Terjemahnya (Revisi Terbaru) Departemen Agama RI. Semarang: CV. Asy-Syifa’, 1999. Agustia, Dian. “Pengaruh Faktor Good Corporate Governance, Free Cash Flow, dan Leverage Terhadap Manajemen Laba.” Jurnal Akuntansi dan Keuangan XV, no. 1, (Mei 2013): h. 27-42. Anthony N, Robert. Sistem Pengendalian Manajemen Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat, 2005. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Brigham, Eugene dan Joel F Houston. Manajemen Keuangan II. Jakarta: Salemba Empat, 2001. Dendawijaya, Lukman. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2010. DSN MUI, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional edisi 2 (Jakarta: DSN MUI dan Bank Indonesia, 2003). Fahmi, Irham. Analisis Kinerja Keuangan. Jakarta: Salemba Empat, 2012. Fatwa DSN-MUI Nomor 87/DSN-MUI/XII/2012 tentang Metode Perataan Penghasilan (Income Smoothing) Dana Pihak Ketiga. Fricilia dan Hendro lukman. “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Praktik Manajemen Laba Pada Indrustri Perbankan di Indonesia.” Jurnal Akuntansi XIX, no. 1, (Januari 2015): h. 79-92. Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, edisi 5. Semarang: Universitas Diponegoro, 2011. , Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2005.
100
101
, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, edisi 4. Semarang: Universitas Diponegoro, 2006. , Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro, 2009. , Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, edisi 7. Semarang: Universitas Diponegoro, 2013. , Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, edisi 8. Semarang: Universitas Diponegoro, 2016. Gujarati, Damodar. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga, 1995. Handayani dan Rachadi. ”Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba.” Jurnal Bisnis dan Akuntansi XI, no. 1, (April 2009): h. 33-56. Hubert
dan Van Driessen, ”Fast and Robust Discriminant Analysis, Computational Statistics and Data Analysis,” Journal of Mathematics XLV45, (2004): h. 301-320.
Ihsan, Dwi Nur’aini. Manajemen Treasury Bank Syariah. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2015. , Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2015. Indah, Elisa dan Erni Ekawati. “Manajemen Laba Pada Perioda Sebelum dan Sesudah Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Jakarta: Analisis dengan Model DeAngelo.” Simposium Riset Ekonomi 2, 23-24 November, 2005. Surabaya: Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFE, 2002. Kamil, Fiandri Gemitri dan Shinta Dewi Herawati. “ Pengaruh Rasio Camel Terhadap Praktik Manajemen Laba di Bank Umum Syariah (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan Syariah yang Terdaftar di Indonesia periode 2012-2014).” JABE Jurnal Akuntansi Bisnis dan Ekonomi II, no. 1 (Maret 2016): h. 347-360.
102
Karim, Adiwarman. Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008. Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012. , Bank dan lembaga keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008. Khairani, Hanni. “Etika Bisnis Islam Tentang Manajemen Laba”. Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015. KDPPLKS (Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan Syariah) 2007, Paragraf ke 27. Lavenia, Arifin dan Nicken Destriana. “Pengaruh Firm Size, Coporate Governance dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Manajemen Laba.” Jurnal Bisnis dan Akuntansi XVIII, no. 1, (Juni 2016): h. 84-93. Llukani, Teuta. “Earning Management And Firm Size: An Empirical Analyze In Albanian Market.” European Scientific Journal IX, no. 16, (June 2013): h. 135-143. Luhgiatno, “Analisis Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba (Studi Pada Perusahaan Yang Melakukan IPO di Indonesia).” Fokus Ekonomi V, no. 2, (Desember 2010): h. 15-31. Muhammad. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005. Muid, Dul. “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia.” Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis VI, no.2, (Oktober 2009): h. 121-136. Moloeng, J. Lexy. Metodologi Penelitan Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007. Nazir, Moh. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia, 2011.
103
Nuraeni, Neni. “Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Laba Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI.” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013. Padmantyo, Sri. ”Analisis Manajemen Laba Pada Laporan Keuangan Perbankan Syariah.” BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis XIV, no. 2 (Desember 2010): h. 53-65. PSAK No. 1 Revisi 2009 Tentang Penyajian Laporan Keuangan, Paragraf ke 7. Rahmawati. “Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan Perbankan Publik yang Terdaftar di BEJ.” Simposium Nasional Akuntansi IX Padang, (23-26 Agustus 2006): h. 1-28. Riyanto, Bambang. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: GPFE, 2008. Santoso, Singgih. Buku Latihan SPSS-Statistik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2002. . Panduan Lengkap Menguasai Statistik dengan SPSS. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2012. Sawir, Agnes. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka, 2005. Scott, Wiliam R. Financial Accounting Theory, 5th ed. Canada: Pearson Prentice Hall Inc, 2009. Sejarah dan profil singkat PNBS (Bank Panin Syariah Tbk) dan profil Bank Panin Syariah, artikel diakses pada 03 Feburari 2017 pukul 15:09 dari http://www.britama.com/index.php/2014/01/sejarah-dan-profil-singkatpnbs/ dan https://www.paninbanksyariah.co.id/index.php/mtentangkami Seta, Fatma. “Manajemen Laba PT. Bank Panin Syariah Tbk Sebelum dan Setelah Go public.” Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.
104
Shella, Assy. ”Pengaruh NPF, FDR, Profitabilitas dan Jumlah Pembiayaan Terhadap Praktik Perataan Laba Pada Perbankan Syariah di Indonesia.” Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015. Sipahutar, Augustinus Mangasa. Persoalan-persoalan Perbankan Indonesia. Jakarta: Praninta Jaya Mandiri, 2007. Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: Ekonisia, 2008. Sugiyono. Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta, 2009. , Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta, 2015. , Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta, 2009. , Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2012. , Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Pusat Bahasa Depdiknas, 2003. Sujatmiko, Irwan. “Analisis Komponen Utama dengan Menggunakan Matriks Varians-Kovarians yang Robust” Tesis Jurusan Statistik-ITS. Surabaya, 2005. Sulistyanto, Sri. Manajemen Laba: Teori dan Model Empiris. Jakarta: PT Grasindo, 2008. Sulistiawan, Dedhy dkk. Creative Accounting Mengungkap Manajemen Laba dan Skandal Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat, 2011. Suliyanto, Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta: Andi, 2011. Suryani. “Analisis Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia.” Jurnal STAIN Malikussaleh Lhokseumawe XIX, no. 1, (Mei 2011): h. 47-74.
105
Umar, Husein. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004. Veronica dan Utama. ”Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan dan Praktik Corporate Governance Terhadap Pengelolaan Laba.” Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo, (15-16 September 2005): h. 475-490. Widaryanti. “Analisis Perataan Laba dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.” Jurnal Fokus Ekonomi IV, no. 2, (Desember 2009): h. 60-77. Zahara dan Sylvia. “Pengaruh Rasio Camel Terhadap Praktik Manajemen Laba di Bank Syariah.” Jurnal Riset Akuntansi Indonesia XII, no. 2, (Mei 2009): h. 1-40. Zuhriya, Syaidhatus. “Perataan Laba dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Manufaktur di BEI.” Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi IV, no. 7, (2015): h. 1-22.
LAMPIRAN ~ LAMPIRAN
Lampiran 1
: Data Mentah Bank Panin Syariah
A. Sebelum menghilanglan outliers Total No Tahun Akrual
ROA
FDR
Size 126,30 12,10 90,10 12,48
1 2010 (I)
0,04
-4,14
2 (II)
0,43
-5,28
3 (III)
0,38
-3,31
82,86
12,75
4 (IV)
0,38
-2,53
69,76
13,04
5 2011 (I)
0,21
-1,55
78,64
13,16
6 (II)
0,36
97,85
13,67
7 (III)
-0,36
-0,79 0,70
205,30
13,62
8 (IV)
0,31
1,75
162,97
13,83
9 2012 (I)
0,18
2,35
140,34
13,85
10 (II)
-0,27
3,03
127,88
14,06
11 (III)
0,47
2,90
149,82
14,36
12 (IV)
0,14
3,29
123,88
14,57
13 2013 (I)
0,31
2,72
120,90
14,64
14 (II)
-0,13
123,32
14,77
15 (III)
0,22
2,34 2,18
112,46
14,98
16 (IV)
0,33
1,03
90,40
15,21
17 2014 (I)
-0,23
1,45
113,11
15,27
18 (II)
-0,09
1,64
140,97
15,36
19 (III)
0,22
1,82
111,93
15,48
20 (IV)
0,26
1,99
15,64
21 2015 (I)
0,04
1,56
94,27 96,43
0
1,22
96,43
15,72
23 (III)
-0,04
1,13
96,10
15,77
24 (IV)
0,12
1,12
96,43
15,78
-0,14
0,20
94,03
15,76
26 (II)
0,24
0,36
89,60
15,87
27 (III)
-0,14
0,42
89,14
15,91
22 (II)
25 2016 (I)
15,68
B. Setelah menghilangkan outliers
No
Tahun
Total Akrual
ROA
FDR
Size 126,30 12,10 90,10 12,48
1 2010 (I)
0,04
-4,14
2 (II)
0,43
-5,28
3 (III)
0,38
-3,31
82,86
12,75
4 (IV)
0,38
-2,53
69,76
13,04
5 2011 (I)
0,21
-1,55
78,64
13,16
6 (II)
0,36
97,85
13,67
7 (III)
-0,36
-0,79 0,70
205,30
13,62
8 (IV)
0,31
1,75
162,97
13,83
9 2012 (I)
0,18
2,35
140,34
13,85
12 (IV)
0,14
3,29
123,88
14,57
13 2013 (I)
0,31
2,72
120,90
14,64
14 (II)
-0,13
123,32
14,77
15 (III)
0,22
2,34 2,18
112,46
14,98
16 (IV)
0,33
1,03
90,40
15,21
17 2014 (I)
-0,23
1,45
113,11
15,27
18 (II)
-0,09
1,64
140,97
15,36
19 (III)
0,22
1,82
111,93
15,48
20 (IV)
0,26
1,99
15,64
21 2015 (I)
0,04
1,56
94,27 96,43
0
1,22
96,43
15,72
23 (III)
-0,04
1,13
96,10
15,77
24 (IV)
0,12
1,12
96,43
15,78
-0,14
0,20
94,03
15,76
26 (II)
0,24
0,36
89,60
15,87
27 (III)
-0,14
0,42
89,14
15,91
22 (II)
25 2016 (I)
15,68
Lampiran 2
: Hasil Perhitungan dengan Eviews 9 Hasil Uji Statistik Deskriptif TA
FDR
ROA
SIZE
Mean
0.123159
109.7406
0.466849
14.59689
Median
0.179286
96.43000
1.130000
14.98139
Maximum
0.434818
205.3000
3.290000
15.91462
Minimum
-0.362611
69.76000
-5.280000
12.10088
Std. Dev.
0.216707
29.51455
2.211751
1.207420
Skewness
-0.498274
1.538005
-1.230890
-0.627732
Kurtosis
2.263584
5.623604
3.597783
2.039614
Jarque-Bera
1.599392
17.02618
6.685114
2.602635
Probability
0.449466
0.000201
0.035346
0.272173
Sum
3.078985
2743.515
11.67122
364.9223
Sum Sq. Dev.
1.127087
20906.61
117.4042
34.98869
Observations
25
25
25
25
Sumber: Data sekunder yang diolah Keterangan:
TA
: Total Akrual yang diproksikan sebagai manajemen laba
ROA
: Return on Assets
FDR
: Financing to Deposit Ratio
SIZE
: Ukuran Perusahaan Hasil Uji Multikolinearitas Correlation Matrix
FDR ROA SIZE
FDR 1.000000 0.352578 -0.137514
ROA 0.352578 1.000000 0.710840
Sumber: Data sekunder yang diolah
SIZE -0.137514 0.710840 1.000000
Hasil Uji Autokorelasi Menggunakan Uji Durbin-Watson Mean dependent var
0.123159
S.D. dependent var
0.216707
Akaike info criterion
-0.632521
Schwarz criterion
-0.437501
Hannan-Quinn criter.
-0.578431
Durbin-Watson stat
1.742882
Sumber: Data sekunder yang diolah Hasil Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Uji White Heteroskedasticity Test: White
F-statistic
0.530738
Prob. F(9,15)
0.8305
Obs*R-squared
6.038240
Prob. Chi-Square(9)
0.7361
Scaled explained SS
2.493451
Prob. Chi-Square(9)
0.9811
Sumber: Data sekunder yang diolah
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Jarque-Bera sebelum outliers 7
Series: Residuals Sample 2010Q1 2016Q3 Observations 27
6 5 4 3 2 1 0 -0.5
-0.4
-0.3
-0.2
-0.1
0.0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
2.06e-16 -0.008908 0.408814 -0.479388 0.194305 -0.246430 3.014106
Jarque-Bera Probability
0.273498 0.872189
Grafik Hasil Uji Leverage Plots TA vs Variables (Partialled on Regressors) C
FDR
.6
.4
.4
.2
.2
.0
.0
-.2
-.2
-.4
-.4 -.08
-.6 -.04
.00
.04
.08
-40
-20
0
ROA .6
.4
.4
.2
.2
.0
.0
-.2
-.2
-.4 -2
-1
0
40
60
80
0.5
1.0
1.5
SIZE
.6
-3
20
1
2
-.4 -1.5
3
-1.0
-0.5
0.0
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Jarque-Bera setelah menghilangkan outliers 4
Series: Residuals Sample 1 25 Observations 25 3
2
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
-1.20e-16 -0.004514 0.290834 -0.285459 0.153387 -0.027712 2.170474
Jarque-Bera Probability
0.719984 0.697682
1
0 -0.3
-0.2
-0.1
0.0
0.1
Sumber: Data sekunder yang diolah
0.2
0.3
Hasil Uji Statistik F F-Statistic
F-Tabel
Prob(F-statistic
6.972183
2,99
0,0019
Sumber: Data sekunder yang diolah Hasil Uji Regresi dan Koefisien Determinasi Dependent Variable: TA Method: Least Squares Date: 08/16/17 Time: 15:17 Sample: 1 25 Included observations: 25 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C FDR ROA SIZE
3.142244 -0.005791 0.060592 -0.165231
0.809955 0.001501 0.028200 0.048803
3.879528 3.859119 2.148651 3.385695
0.0009 0.0009 0.0435 0.0028
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.499005 0.427434 0.163978 0.564665 11.90651 6.972183 0.001965
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
Sumber: Data sekunder yang diolah Hasil Uji Statistik t Variabel t-Statistic t-Tabel
Probabilitas
FDR
3.859119 1.71387
0.0009
ROA
2.148651 1.71387
0.0435
Size
3.385695 1.71387
0.0028
Sumber: Data sekunder yang diolah
0.123159 0.216707 -0.632521 -0.437501 -0.578431 1.742882