Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA OPERASI PERUSAHAAN PEMBANGKIT LISTRIK 1)
Ratna Sari1) dan Tri Joko Wahyu Adi2) Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Cokroaminoto 12A, Surabaya, 60264, Indonesia e-mail:
[email protected] 2)Jurusan Manajemen Proyek, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
ABSTRAK Kinerja operasi merupakan salah satu dimensi dalam pengukuran kinerja organisasi. Dalam industri kelistrikan, kinerja operasi pembangkit yakni Equivalent Availability Factor (EAF) digunakan sebagai dasar besarnya pendapatan yang diterima oleh perusahaan pembangkit listrik. Oleh sebab itu pencapaian EAF harus terus diupayakan sesuai dengan kebutuhan pelanggan untuk menjaga keberlangsungan perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan melakukan analisis faktor-faktor utama yang mempengaruhi kinerja operasi pembangkit listrik. Metode dalam penelitian ini adalah menentukan variabel yang dapat mempengaruhi kinerja operasi berdasarkan penelitian terdahulu dan menentukan indikatornya. Pengumpulan data dengan cara Purposive Sampling dimana peneliti memilih reponden yang sesuai dengan tujuan penelitian. Survey melalui Kuisioner disampaikan kepada 34 responden PT X bidang Operasi, Pemeliharaan, dan Engineering di 10 unit pembangkit yang dikelola oleh PT X. Analisis data menggunakan Relative Importance Index (RII) untuk mengetahui peringkat kepentingan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja operasi EAF, dan Confidence Interval (CI) untuk mengelompokan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja operasi pembangkit EAF berdasarkan pengamatan grafik CI. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah bahwa terdapat tiga faktor utama dengan nilai RII tertinggi yang berada pada kelompok rentang kepercayaan yang sama. Faktor-faktor utama yang mempengaruhi kinerja operasi perusahaan pembangkit listrik EAF yaitu kualitas kesadaran karyawan dengan RII sebesar 0,909, rata-rata terjadinya kegagalan operasi dan pemeliharaan dengan RII sebesar 0,904, serta rata-rata terjadinya rework pemeliharaan dengan RII sebesar 0,888. Kata kunci: Kualitas, Manajemen Kualitas, Kinerja Operasi, Relative Importance Index (RII), Confidence Interval (CI)
PENDAHULUAN Kinerja operasi merupakan salah satu dimensi dalam pengukuran kinerja perusahaan. Pengukuran kinerja dibedakan dalam dua kategori yakni : 1. pengukuran kinerja operasional terdiri dari internal operasi perusahaan meliputi produktivitas, kualitas produk dan kepuasan pelanggan 2. pengukuran kinerja bisnis terkait finansial dan pemasaran meliputi pertumbuhan penjualan, keuntungan, dan pangsa pasar (Ali & Talib, 2013). Dalam industri kelistrikan, kinerja operasi pembangkit menjadi indikator yang sangat penting bagi perusahaan karena akan menentukan besarnya pendapatan sehingga berdampak bagi keberlangsungan perusahaan. Salah satu indikator kinerja operasi pembangkit adalah Equivalent Availability Factor (EAF). EAF menjadi ukuran terhadap kualitas produk listrik yang dihasilkan, semakin ISBN: 978-602-70604-2-5 B-23-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
besar nilai EAF akan berdampak baik bagi pendapatan perusahaan. Besar dan jenis pendapatan perusahaan pembangkit listrik diatur dalam perjanjian jual beli transaksi energi listrik / Power Purchase Agreement (PPA). Komponen pendapatan terdiri dari komponen ABCD, dimana komponen A dan komponen B merupakan pembayaran akan EAF, sedangkan komponen C dan komponen D merupakan pembayaran akan faktor penjualan energi / kWh. Sebagai salah satu indikator pengukuran kinerja operasi, EAF menjadi ukuran yang sangat berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan, karena itu pencapaian nilai EAF harus terus diupayakan sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Beberapa penelitian terkait kinerja operasi atau kinerja kualitas dilakukan oleh Yang (2006) dalam penelitiannya menyebutkan beberapa indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur kinerja kualitas yaitu : kepuasan karyawan, kualitas kesadaran karyawan, kepuasan pelanggan, dan nama baik perusahaan. Su & Cheng (2001) menyebutkan bahwa indikator kinerja untuk mengukur kinerja kualitas yaitu : rata-rata terjadinya kegagalan, rata-rata terjadinya kerja berulang, rata-rata waktu pengiriman, dan kinerja kualitas. Munizu (2013) dalam penelitiannya menyampaikan bahwa kinerja kualitas produk dipengaruhi oleh faktor kepemimpinan, perencanaan strategis, fokus pelanggan, informasi dan analisis, manajemen sumber daya manusia, manajemen proses. Fening, Amaria, & Frempong (2013) menyebutkan bahwa kinerja kualitas dipengaruhi oleh : kepemimpian, komunikasi, fokus pelanggan, hubungan dengan supplier, pelatihan, pendayagunaan karyawan, manajemen proses. Ou, Liu, Hung, & Yen (2005) dalam penelitiannya menyampaikan bahwa kinerja operasional dipengaruhi oleh fokus pelanggan, kepemimpinan, manajemen SDM, kualitas data dan pelaporan, manajemen supplier, manajemen desain dan manajemen proses. Penelitian ini penting dilakukan karena untuk tetap menjaga keberlangsungan perusahaan pembangkit, perlu dilakukan peningkatan kinerja organisasi dengan mengidentifikasi faktor-faktor utama yang mempengaruhi kinerja operasi pembangkit. Hal ini sejalan dengan yang disampaikan Munizu (2013) bahwa peningkatan kinerja organisasi harus dimulai dengan mengidentifikasi beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja dan mengukurnya secara tepat. Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan melakukan analisis faktor-faktor utama yang mempengaruhi kinerja operasi perusahaan pembangkit listrik. METODE Penelitian dilakukan dengan motede survey yang diawali dengan survey pendahuluan terhadap ekspertis untuk menentukan variabel penelitian yang relevan untuk digunakan dalam mendukung tujuan penelitian, sedangkan indikator diperoleh dari literatur dan hasil diskusi dengan ekspertis. Variabel penelitian sebagaimana Tabel 1. Tabel 1. Variabel Yang Mempengaruhi Kinerja Operasi (X1) Rata-rata terjadinya kegagalan (X2) Rata-rata terjadinya rework (X3) Rata-rata waktu pengiriman (X4) Kepuasan karyawan
(X5) Kualitas kesadaran karyawan (X6) Hubungan dengan supplier (X7) Kepemimpinan (X8) Perencanaan strategis
(X9) Fokus pelanggan (X10) Manajemen Sumber Daya Manusia (X11) Manajemen proses (X12) Kualitas data dan pelaporan (X13) Manajemen desain
Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan bidang Operasi, Pemeliharaan, dan Engineering. Sebanyak 34 sampel yang diperoleh selanjutnya dilakukan uji validitas dan reliabilitas, dan untuk mengetahui faktor-faktor utama yang mempengaruhi kinerja operasi perusahaan pembangkit listrik digunakan metode Relative Importance Index (RII) dan Confidence Interval (CI).
ISBN: 978-602-70604-2-5 B-23-2
Commented [R1]: revised
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
HASIL DAN DISKUSI Relative Importance Index (RII) digunakan untuk menyusun peringkat dari fakorfaktor yang mempengaruhi kinerja operasi perusahaan pembangkit listrik. Perhitungan RII dilakukan untuk setiap variabel dengan menggunakan data hasil Kuisioner, nilai RII ini akan berkisar antara 0 sampai dengan 1. Hasil perhitungan RII sebagaimana Tabel 2. Tabel 2. Hasil Perhitungan RII Nilai Total
Skor Total
RII
Ranking
X1
Rata-rata terjadinya kegagalan
Variabel
461,000
153,667
0,904
2
X2
Rata-rata terjadinya rework
302,000
151,000
0,888
3
X3
Rata-rata waktu pengiriman
277,000
138,500
0,815
9
X4
Kepuasan karyawan
574,000
143,500
0,844
6
X5
Kualitas kesadaran karyawan
309,000
154,500
0,909
1
X6
Hubungan dengan supplier
274,000
137,000
0,806
10
X7
Kepemimpinan
408,000
136,000
0,800
11
X8
Perencanaan strategis
287,000
143,500
0,844
7
X9 X10
Fokus pelanggan Manajemen SDM
252,000 285,000
126,000 142,500
0,741 0,838
13 8
X11
Manajemen proses
289,000
144,500
0,850
5
X12
Kualitas data dan pelaporan
263,000
131,500
0,774
12
X13
Manajemen desain
292,000
146,000
0,859
4
Dari tabel diatas dapat diketahui tiga variabel dengan nilai RII tertinggi yaitu variabel kualitas kesadaran karyawan (X5) dengan nilai 0,909, variabel rata-rata terjadinya kegagalan (X1) dengan nilai 0,904, rata-rata terjadinya rework (X2) dengan nilai 0,888. Untuk variabel yang tidak termasuk dalam tiga peringkat tertinggi yang mempengaruhi kinerja operasi pembangkit dianggap tidak berpengaruh secara signifikan Sundari (2014) dalam Masita (2014). Confidence Interval (CI) adalah nilai interval dari sebuah variabel dimana interval ini memiliki probabilitas yang spesifik dalam kebenaran sebuah nilai, dimana probabilitas yang spesifik ini disebut interval kepercayaan, dan titik akhir dari interval kepercayaan ini disebut batas kepercayaan (Davies & Crombie, 2009). Hasil perhitungan CI sebagaimana Tabel 3. Tabel 3. Hasil Perhitungan CI X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13
Alpha 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
Standard Deviasi 0,330 0,489 0,780 0,472 0,467 0,797 0,701 0,539 0,880 0,578 0,581 0,482 0,719
n 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
Mean 4,520 4,441 4,074 4,221 4,544 4,029 4,000 4,221 3,706 4,191 4,250 3,868 4,294
Batas Bawah 4,409 4,277 3,811 4,062 4,387 3,761 3,764 4,039 3,410 3,997 4,055 3,706 4,052
ISBN: 978-602-70604-2-5 B-23-3
Batas Atas 4,631 4,605 4,336 4,379 4,701 4,297 4,236 4,402 4,002 4,385 4,445 4,030 4,536
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
Dari tabel diatas dapat dibuat grafik hasil perhitungan Confidence Interval, dimana grafik ini akan memudahkan peneliti dalam mengelompokan variabel berdasarkan interval kepercayaannya, grafik seperti pada Gambar 1.
Gambar 1. Grafik Hasil Perhitungan Confidence Interval Dari grafik diatas, peneliti dapat mengetahui variabel atau faktor apa saja yang berada pada selang kepercayaan yang sama. Dari Gambar 1 diatas maka diperoleh pengelompokan yakni kelompok Ranking 1 (X1, X2, X5), kelompok Ranking 2 (X3, X4, X8, X10, X11, X13), dan kelompok Ranking 3 (X6, X7, X9, X12). Selanjutnya hasil perhitungan RII dan CI dikaitkan dengan kondisi kinerja operasi EAF di lapangan sebagaimana Gambar 2. Dari Gambar 2 terlihat bahwa ketika persentase gangguan meningkat maka persentase EAF akan turun, sebagai contoh EAF bulan Juli sebesar 56,08% menurun menjadi 53,85% di bulan Agustus dan menurun lagi menjadi 53,59% di bulan September, menurunnya persentase EAF ini disebabkan karena gangguan yang disebabkan oleh FO, PO dan juga derating. Pada bulan Oktober EAF meningkat karena tidak ada kegiatan PO dan kejadian derating juga menurun, sedangkan pada bulan Nopember EAF juga naik disebabkan tidak ada kegiatan FO. Pada bulan Desember EAF menurun tajam disebabkan karena aktivitas PO dan kejadian derating yang meningkat dibandingkan bulan sebelumnya.
Gambar 2. EAF PLTU X Bulan Juli - Desember 2014 Kondisi sebagaimana Gambar 2 mengindikasikan adanya kegagalan dalam memprediksi waktu kerusakan peralatan, kegiatan pemeliharaan yang tidak sesuai target baik waktu maupun kualitas, dan kegagalan dalam memilih kualitas material atau peralatan sehingga terjadi beberapa kerusakan pada peralatan pembangkit sehingga dapat mengurangi nilai EAF. Di bulan Juli sampai dengan Oktober 2015 terjadi shutdown sebanyak 8 kali dan unit harus trip sebanyak 1 kali, hal ini sangat mempengaruhi pencapaian EAF. Aktivitas yang ISBN: 978-602-70604-2-5 B-23-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
disebabkan oleh rework juga mempengaruhi pencapaian EAF karena akan mengurangi jam operasi pembangkit. Selain faktor kegagalan dan terjadinya rework, kualitas kesadaran karyawan juga berperan dalam pencapaian EAF, dimana terjadi beberapa kali derating yakni kondisi dimana pembangkit tidak mampu menghasilkan listrik sejumlah 100% DMN (Daya Mampu Netto), hal ini disebabkan karena adanya pekerjaan pemeliharaan yang dilakukan tanpa adanya koordinasi antara pelaksana pekerjaan dengan operator pembangkit sehingga ada peralatan yang trip yang menyebabkan suplai batubara ke bungker terganggu. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan yang dapat diambil pada penelitian ini adalah bahwa terdapat tiga faktor utama yang mempengaruhi kinerja operasi perusahaan pembangkit listrik berdasarkan tingkat kepentingan dan sebaran data yakni rata-rata terjadinya kegagalan dalam kegiatan operasi dan pemeliharaan, rata-rata terjadinya rework, dan kualitas kesadaran karyawan. Dari tiga faktor tersebut, kualitas kesadaran karyawan memegang peranan penting dalam pelaksanaan kegiatan pemeliharaan yang berdampak pada pencapaian kinerja operasi EAF. Mesin pembangkit dengan teknologi tinggi sekalipun jika tidak didukung dengan kualitas kesadaran karyawan yang tinggi maka unit pembangkit tidak akan mampu mencapai kinerja operasi sesuai dengan yang diharapkan. Sikap profesionalisme dalam bekerja menjadi kunci keberhasilkan sebuah pekerjaan, didukung sikap disiplin yang tinggi akan memudahkan proses koordinasi antar bidang dalam mencapai keberhasilan pekerjaan pemeliharaan. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah bahwa dalam penelitian ini telah diketahui faktor-faktor utama yang mempengaruhi kinerja operasi pembangkit, penelitian selanjutnya dapat dilakukan untuk memperoleh cara dalam meningkatkan kualitas kesadaran karyawan pada perusahaan pembangkit listrik. DAFTAR PUSTAKA A.Cook, D., & Beckman, T. J. (2006). Current Concepts in Validity and Reliability for Psychometric Instruments : Theory and Application. The American Journal of Medicine, 166e7-166e16. Ali, K. A., & Talib, H. H. (2013). Total Quality Management Approach for Malaysian Food Industry: Conceptual Framework. Journal of Advanced Management Science, Vol 1, No. 4, 405-409. Amrine, H. T., Ritchey, J. A., & Hulley, O. S. (1983). Manufacturing Organization and Management. New Delhi: Prentice Hall of India. Anggono, R. B., & Rahmania, S. (2012). Kunci Sukses Overhaul Pembangkit. Jakarta: PT Pembangkitan Jawa Bali. Arditi, D., & Gunaydin, H. M. (1997). Total Quality Management in The Construction Procecss. International Journal of Project Management. Vol. 15, No. 4, 235-243. Bungin, B. (2005). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Kencana Prenada Media Group. Dalimunthe, A. H. (2009). Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai. Davies, H. T., & Crombie, I. K. (2009). What Are Confidence Interval And p-Values. Hayward Medical Communications.
ISBN: 978-602-70604-2-5 B-23-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
Deros, B. M., Ghani, M. N., Wahab, D. A., Hashim, M. H., & Khamis, N. K. (2009). Role Of Senior Management In TQM Implementation In Malaysian Small And Medium Enterprises. Journal-The Institution of Engineers, Malaysia. Vol. 72, No. 3, 15-19. ESDM, K. (2012). http://www.esdm.go.id/publikasi/statistik/cat_view/58-publikasi/240statistik/354-statistik-listrik.html. Dipetik Pebruari Minggu, 2015, dari Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral. Feigenbaum, A. V. (1991). Total Quality Management (Third Edition, Revised ed.). Singapura: McGraw-Hill, Inc. Fening, F. A., Amaria, P., & Frempong, E. O. (2013). Lingkages between Total Quality Management and Organizational Survival in Manufacturing Companies in Ghana. International Journal of Business and Social Science, 1. Groover, M. P. (1996). Fundamental of Modern Manufacturing : Material, Process and System. New Jersey: Prentice Hall International Edition. Groover, M. P. (2013). Principles of Modern Manufacturing . Singapura: John Willey & Sons Singapore. Hatmoko, P. S. (2014). Pengaruh Produktivitas Pekerja Terhadap Keterlambatan Proyek Rumah Tinggal Di Kota Malang. Program Magister Manajemen Teknologi. Pasca Sarjana Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Heru SS. (2010). Power People & Work Culture Empowerment. Malang: Brantas Beautiful Training Center. Juran, J. M., & Godfrey, A. B. (1999). Juran's Quality Handbook (Fifth edition ed.). New York: McGraw-Hill. Kinyua, & Okunya. (2014). Validity and Reliability of Teacher-mmade Test: Case Study of 11 Physics in Nyahururu Distric of Kenya. African Educational Research Journal. Vol. 2(2), 61-71. Kiswanto. (2007). Implementasi Manajemen Kualitas Dan Pengaruhnya Pada Kinerja Perusahaan Ditinjau Dari Sudut Pandang Total Quality Manajemen. Tesis. Semarang: Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. L.Muhwezi, J.Acal, & G.Otim. (2014). An Assessment of The factors Causing Delays on Building Construction Projects in Uganda. International Journal of Construction Engineering and Management. Vol. 3, No. 1, 13-23. Masita, R. N. (2014). Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Proyek Di Bidang Sumber Daya Air Dinar Pekerjaan Umum Provinsi Papua. Pascasarjana Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Masita, R. N. (2014). Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Proyek Di Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Papua. Magister Manajemen Teknologi. Pasca Sarjana Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Munizu, M. (2010). Praktik Total Quality Management (TQM) Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada PT. Telkom Tbk. Cabang Makassar). Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan. Vol. 12, No. 2, 185-194. Munizu, M. (2013). Total Quality Management (TQM) Practices toward Product Quality Performance: Case at Food and Beverage Industry in Makassar, Indonesia. IOSR Journal of Business and Management (IOSR-JBM), 9(2), 55-61. ISBN: 978-602-70604-2-5 B-23-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
Ou, C. S., Liu, F. C., Hung, Y. C., & Yen, D. C. (2005). The Effects of Total Quality Management on Business Performance : Evidence from Taiwan Information-Related Industries. Pemerintah Republik Indonesia. (2009). Ketenagalistrikan. Undang-Undang Republik Indonesia. Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia: Pemerintah Republik Indonesia. Pemerintah Republik Indonesia. (2012). Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia: Pemerintah Republik Indonesia. Power Plant Academy. (2013). Operation & Efficiency Management. Gresik, Jawa Timur, Indonesia: PT Pembangkitan Jawa Bali. PT PLN (Persero). (2012). Protap Deklarasi Kondisi Pembangkit dan Indeks Kinerja Pembangkit. PT PLN (Persero). PT PLN (Persero). (2013). Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero). Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero) 2013-2022. Riyadi, S., & Munizu, M. (2013). Creating Superior Operational Performance Through Total Quality management Practices at Manufacturing Companies in Indonesia. European Jjournal of Business and Management. Vol. 5, No. 10, 39-50. S.Ou, C., C.Liu, F., C.Hung, Y., & C.Yen, D. (2005). The Effects of Total QUality management on Business Performance : Ecidence from Taiwan Information-Related Industries. Department of Accoiunting & Information Technology, National Chung Cheng University. Sim, H. K., & Idrus, R. M. (2004). A Study of Quality Assurance Practices in The Universiti Sains Malaysia (USM), Malaysia . Turkish Online Journal of Distance Education (TOJDE). Vol. 5, No. 1. Su, C.-T., & Cheng, M.-C. C.-G.-C. (2001). TQM in Taiwan's computer and its peripheral industry. Industrial Management & Data Systems, 357-362. Suarez, J. G. (1992). Three Experts on Quality Management. Arlington: Department of The Navy TQL Office. Subroto, T. I. (2008). Analisis Kinerja Pegawai Kantor Pertanahan Kota Semarang. Tesis. Semarang: Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro . Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta. Suliyanto. (2011). Perbedaan Pandangan Skala Likert Sebagai Skala Ordinal Atau Skala Interval. Prosiding Seminar Nasional Statistika (hal. 51-60). Semarang: Universitas DIponegoro. Suliyantoko, A., & Sutomo. (2009). Pengendalian Operasi PLTU & PLTG Pada Daya Nominal Efisien, Andal dan Aman. Jakarta: Lintang Pancar Semesta. Yang, C.-C. (2006). The Impact of Human Resource managemen Practices on The Implementation of Total Quality Management. The TQM Magazine, 162-172.
ISBN: 978-602-70604-2-5 B-23-7