EVALUASI DIRI PROGRAM DOKTOR PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Jalan Dr. Setiabudhi No.229 Bandung 40154 Telp: 022-70767900 dan 022-2001197 Faksimile:022-2005090 homepage:http://inggris.sps.upi.edu
KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA SEKOLAH PASCASARJANA Bandung, Mei 2011
1
KATA PENGANTAR Pertama – tama kami panjatkan puji syukur kepada Allah SWT karena berkat izin-Nya lah laporan Evaluasi Diri program Doktor (S3) Pendidikan Bahasa Inggris SPs UPI akhirnya dapat diselesaikan. Laporan Evaluasi Diri ini merupakan uraian singkat yang menggambarkan kondisi saat ini, harapan, dan kegiatan Program Studi sebagai salah satu perangkat pengendalian mutu program, dan bahan pertimbangan untuk tindak lanjut berikutnya serta bahan untuk akreditasi Program S3 Pendidikan Bahasa Inggris SPs UPI yang telah diselenggarakan sejak tahun akademik 2004. Laporan ini disusun berdasarkan rambu – rambu yang terdapat pada Buku Pedoman Penyusunan Evaluasi Diri Untuk Akreditasi Program Studi dan Institusi Perguruan Tinggi yang diterbitkan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT), Departemen Pendidikan Nasional di Jakarta tahun 2008. Untuk memeriksa kebenaran data yang kami sajikan, bersama dengan laporan ini kami menyiapkan lampiran-lampiran yang mendukung data yang bersangkutan. Kami berharap laporan dapat memenuhi persyaratan yang ditetapkan dengan memperoleh hasil yang optimal. Namun demikian sesuai dengan visi kami untuk menjadi program Doktor yang unggul di tingkat nasional dan diakui di tingkat internasional, evaluasi diri dan pengembangan program studi akan tetap dilakukan setiap saat. Untuk itu, kami berharap dalam evaluasi ini kami akan memperoleh masukan dan saran khususnya dari Tim Penilai dan umumnya dari berbagai pihak demi penyempurnaan dan pengembangan program kami selanjutnya.
Pada kesempatan ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih atas kesediaan Tim Penilai yang telah melaksanakan tugas dengan baik. Demikian pula kami sampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak khususnya Pimpinan SPs UPI,
para dosen dan
mahasiswa Program S-3 Pendidikan Bahasa Inggris dan Program Studi lain di lingkungan Pascasarjana UPI, serta staf Tata Usaha SPs UPI yang telah membantu kami sehingga laporan ini tersusun. Semoga laporan ini memberikan manfaat untuk semua pihak. Bandung, Agustus 2011 Tim penyusun
2
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
I II
RANGKUMAN EKSEKUTIF
III
SUSUNAN TIM PENYUSUN DAN TUGASNYA
VI
IDENTITAS PENGISI DOKUMEN EVALUASI DIRI PRODI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS SPS UPI I.
II.
III.
VII
DESKRIPSI KOMPONEN EVALUASI DIRI
1
A. VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN
1
B. TATA PAMONG, KEPEMIMPINAN, SISTEM PENGELOLAAN DAN PENJAMINAN MUTU
4
C. MAHASISWA DAN LULUSAN
16
D. SUMBER DAYA MANUSIA
28
E. KURIKULUM, PEMBELAJARAN, DAN SUASANA AKADEMIK
34
F. PEMBIAYAAN, SARANA DAN PRASARANA, DAN SISTEM INFORMASI
41
G. PENELITIAN, PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT, DAN KERJA SAMA
47
ANALISIS KEKUATAN, KELEMAHAN, PELUANG DAN ANCAMAN (SWOT ANALYSIS)
50
A. MASUKAN MENTAH
51
B. MASUKAN LINGKUNGAN
52
C. MASUKAN INSTRUMENTAL
52
D. PROSES
58
E. KELUARAN
59
KESIMPULAN MENGENAI STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PERBAIKAN PROGRAM DOKTOR PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS SPS UPI
61
A. MASUKAN MENTAH
61
3
IV.
B. MASUKAN LINGKUNGAN
62
C. MASUKAN INSTRUMENTAL
62
D. PROSES
63
E. KELUARAN
64
PERMASALAHAN POKOK YANG MEMERLUKAN PENANGANAN
64
STRATEGI PENGEMBANGAN BERDASARKAN PERMASALAHAN POKOK
65
DAFTAR BACAAN
69
4
RANGKUMAN EKSEKUTIF Program Doktor pendidikan Bahasa Inggris Sekolah Pascasarjana Universitas Penddikan Indonesia mulai menerima mahasiswa pada tahun 2004 (awal tahun akademik 2004/2005 dengan SK DIKTI Nomor 160/DIKTI/Kep/1998 dan diikuti dengan SK REKTOR Universitas Pendidikan Indonesia Nomor 3046/J33/PP.03.02/2005), tanggal 8 Juni 2005. Visi program Doktor Pendidikan Bahasa Inggris adalah “Menjadi program Doktor Pendidikan Bahasa Inggris yang unggul di tingkat nasional dan diakui di tingkat internasional”. Melalui berbagai kegiatan di bidang pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, sesuai dengan misi Universitas dan Sekolah Pascasarjana, Program Doktor Pendidikan Bahasa Inggris mempunyai misi untuk: Memberikan kontribusi nyata kepada bangsa dan negara Indonesia melalui pengembangan sumber daya manusia terdidik yang mempunyai etos kerja yang tinggi, kemampuan dan pemahaman yang tinggi dalam bahasa Inggris, perkembangan metode penelitian serta pengajaran dan pendidikan bahasa Inggris sebagai bahasa asing yang paling mutakhir yang dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan daya saing bangsa. Menghasilkan tenaga kependidikan bahasa Inggris yang bisa menjadi inovator di bidang pendidikan bahasa Inggris di berbagai tingkat pendidikan, baik di sektor formal maupun nonformal di Indonesia. Meningkatkan jumlah penelitian dan publikasi ilmiah baik pada jurnal nasional terakreditasi maupun pada jurnal internasional bermitra bestari (peer reviewed) yang merupakan hasil penelitian dosen maupun kerjasama dosen-mahasiswa yang dapat meningkatkan indeks kutipan dan indeks karya ilmiah per dosen secara nasional. Berperan aktif dalam pengembangan dan perbaikan pendidikan bahasa Inggris sebagai bahasa asing di Indonesia dan di tingkat internasional melalui keikutsertaan dalam berbagai kegiatan ilmiah seperti lokakarya dan seminar nasional maupun internasional. Menciptakan kerjasama di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat dengan berbagai instansi pendidikan lain di dalam dan luar negeri. Mewujudkan sistem dan suasana akademik yang kondusif yang dapat memacu semangat mahasiswa maupun dosen untuk belajar dan bekerja secara optimal, mengembangkan karakter dan kepribadian positif serta memanfaatkan kesempatan serta sumber belajar yang ada untuk mencapai kompetensi akademik yang optimal. Menjaga keterkaitan dan relevansi seluruh kegiatan akademik dengan pembangunan pendidikan di tingkat nasional. Perwujudan misi itu diarahkan oleh tujuan Program Studi yang menunjukkan kompetensi lulusan sebagai ahli dalam bidang pendidikan bahasa Inggris, yaitu: a. Menghasilkan lulusan dengan kualitas yang dapat bersaing dengan lulusan program Doktor dari universitas lain baik di dalam maupun di luar negeri, khususnya dari negara-negara maju yang merupakan pusat pengembangan pengajaran bahasa Inggris. b. Mengembangkan program Doktor pendidikan bahasa Inggris yang mampu mendorong pengembangan kemampuan akademik mahasiswa, baik di bidang pendidikan dan 5
a.
b.
c.
d.
e.
pengajaran maupun penelitian pengajaran bahasa Inggris di berbagai jenjang pendidikan serta pengabdian kepada masyarakat. Adapun sasaran Program Doktor pendidikan Bahasa Inggris meliputi: Terwujudnya kurikulum yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan perkembangan pendidikan bahasa Inggris baik di dalam maupun di luar negeri melalui kegiatan penelitian mengenai relevansi kurikulum dengan visi, misi serta tujuan program studi, melalui survey terhadap mahasiswa, penggunan lulusan dan para pemangku kepentingan lainnya. Tersedianya pengajar yang profesional yang dapat mengarahkan mahasiswa untuk mengembangkan kompetensinya di bidang pendidikan, pengajaran dan penelitian tentang pengajaran bahasa Inggris di Indonesia. Terlaksananya penyelenggaraan program Doktor Pendidikan Bahasa Inggris dengan perkuliahan formal dengan menyajikan 2 komponen kurikulum, yakni perkuliahan dan penulisan disertasi. Terwujudnya kualitas lulusan yang mempunyai kompetensi yang tinggi di bidang pendidikan dan pengajaran serta penelitian mengenai pendidikan bahasa Inggris dan mampu bersaing dengan lulusan dari universitas lain baik di dalam maupun di luar negeri. Terbentuknya citra positif dan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap program studi Pendidikan Doktor Pendidikan Bahasa Inggris SPs UPI.
Kuriukulum Program Doktor Pendidikan Bahasa Inggris SPs UPI dikembangkan berdasarkan visi, misi, tujuan serta sasaran Prodi serta profil lulusan yang diharapkan. Sejauh ini kurikulum Program Doktor Pendidikan Bahasa Inggris SPs UPI terdiri atas tiga komponen, yaitu: 24 SKS Mata Kuliah Keahlian Utama yang ditujukan untuk mengembangkan komptensi mahsiswa dalam keahlian utama yang berkaitan dengan bidang ilmu. 11 SKS Mata Kuliah Landasan Keahlian yang ditujukan untuk mengembangkan kompetensi mahasiswa dalam landasan keahlian berkenaan dengan bidang ilmunya. 15 SKS tugas akhir dalam bentuk penulisan disertasi yang ditujukan untuk mengembangkan komptensi mahasiswa dalam menulis karya ilmiah sebagai perwujudan dari keseluruhan pengalaman belajarnya dan keahliannya, baik keahlian utama maupun penunjang yang didasarkan pada kajian teoretis dan empiris melalui hasil penelitian lapangan.
Penyelenggaraan Program Doktor Pendidikan Bahasa Inggris SPs UPI diasuh oleh 10 orang dosen yang terdiri atas 4 Profesor dan 6 Doktor. Sejak didirikan tahun 2004, Program Doktor Pendidikan Bahasa Inggris SPs UPI telah menghasilkan 5 orang alumni dengan kualitas cukup memuaskan. Sarana dan prasarana dikelola secara terpadu pada tingkat SPs dan Universitas (UPI). Program Studi mengajukan usul pengadaan sarana dan prasarana kepada pimpinan SPs. Pemanfaatan sarana dan prasarana dilakukan dengan menggunakan sistem resource sharing antara program studi yang ada dan sebagian dengan fakultas dan unit kerja lain yang ada di lingkungan UPI. Dalam hal pembiayaan, program studi memperoleh alokasi dari UPI melalui SPs yang diturunkan berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) yang telah disusun Prodi dan telah disahkan Rektor. Sistem evaluasi mencakupi evaluasi proses dan produk. Evaluasi proses dilakukan melalui penilaian atas dosen, mahasiswa, dan tenaga pendukung selama perkuliahan berlangsung. Evaluasi produk dilakukan melalui berbagai strategi seperti ujian komprehensif, ujian
6
tahap satu, dan ujian tahap dua atau ujian promosi. Penilaian selama perkuliahan mencakupi ujian tengah semester dan akhir semester, kuis, mini research, chapter report, critical review, dan telaah pustaka. Sebelum ujian tahap satu, mahasiswa diwajibkan memperoleh skor ITP TOEFL minimal 550 dan diharuskan pula menyajikan hasil penelitiannya pada seminar nasional/internasional dan diharapkan memiliki satu publikasi ilmiah pada jurnal nasional atau internasional. Saat ujian tahap satu dan 2, calon doktor juga diuji oleh penguji luar atau external examiner. Secara umum berdasarkan hasil pelacakan alumni, rata-rata alumni menyatakan puas atas layanan yang diperoleh selama belajar di prodi. Dilihat dari sisi visi, misi, tujuan, pengelolaan program, struktur, isi dan implementasi kurikulum, evaluasi, ketenagaan, kemahasiswaan, dan pembiayaan, dan suasana akademik, posisi prodi cukup kuat. Kelemahannya terutama terletak pada kuantitas dan kualitas penelitian dan publikasi ilmiah para dosen yang belum banyak diindeks di Social Science Citation Index (SSCI) atau SCOPUS sehingga rata-rata artikel per dosen dan rata-rata kutipan per artikel juga masih rendah, termasuk kurangnya perolehan paten dan HKI. Upaya penguatan daya saing agar Prodi dapat berkiprah di tingkat internasional sangat dimungkinkan karena komitmen pimpinan universitas dan prodi untuk meningkatkan kualitas sangat tinggi. UPI melaksanakan penjaminan mutu baik secara internal maun eksternal. Secara internal UPI telah memiliki Satuan Penjaminan Mutu yang bertugas mendorong implementasi penjaminan mutu pada setiap unit kerja. Secara eksternal penjaminan mutu dilakukan melalui akreditasi den sertifikasi. SPs termasuk unit kerja yang telah memperoleh Sertifikat ISO 9001:20008. Selanjutnya, dalam evaluasi diri ini dideskripsikan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (SWOT) dari setiap komponen evaluasi diri, analisis SWOT antarkomponen, serta strategi pengembangan dan perbaikan program untuk merancang peningkatan mutu program studi secara berkelanjutan.
7
SUSUNAN TIM PENYUSUN EVALUASI DIRI DAN TUGASNYA TIM PENYUSUN
PEMBINA REKTOR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENANGGUNG JAWAB Prof. Fuad Abdul Hamied, M.A, Ph.D
PELAKSANA Emi Emilia, PhD (Kaprodi, Koordinator) Prof. Dr. Didi Suherdi (Dosen, anggota) Dr. Wachyu Sundayana (Dosen, anggota) Dr. Didi Sukyadi (Dosen, anggota) Silvia, M.Pd (Alumni, anggota) Inggi Yuliani Pribadi, M.Pd (Alumni, anggota) Harni Kartika, S.Pd (Administrasi) Wulan (Administrasi)
Selain dari tim inti di atas, seluruh dosen di Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris dan mahasiswa program Doktor dalam beberapa hal ikut ambil bagian dalam upaya melengkapi data yang dibutuhkan untuk penyusunan evaluasi diri serta borang yang harus diisi dalam rangka akreditasi program studi pendidikan bahasa Inggris SPs UPI ini.
Tugas Kaprodi, sebagai koordinator di dalam tim Evaluasi Diri ini adalah mengarahkan anggota tim dalam penyusunan berbagai dokumen yang dibutuhkan untuk evaluasi, memastikan koordinasi berjalan dengan baik, melakukan pembacaan dan revisi akhir dokumen Evaluasi Diri. Anggota tim bertugas menyusun beberapa bagian Evaluasi Diri, mengkaji ulang dan memberi masukan untuk berbagai aspek Evaluasi Diri.
8
IDENTITAS PENGISI DOKUMEN EVALUASI DIRI PROGRAM DOKTOR PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS SPs UPI Nama NIDN Jabatan Tanggal Pengisian Tanda Tangan
: : : : :
Emi Emilia, PhD.
Nama NIDN Jabatan Tanggal Pengisian Tanda Tangan
: : : : :
Prof. Dr. Didi Suherdi, M. Ed
Nama NIDN Jabatan Tanggal Pengisian Tanda Tangan
: : : : :
Nama NIDN Jabatan Tanggal Pengisian Tanda Tangan
: : : : :
Nama NIDN Jabatan Tanggal Pengisian Tanda Tangan
: : : : :
Inggy Yuliani Pribady, M.Pd Alumni Pendidikan Bahasa Inggris S2 SPs UPI. 31-05-2011
Nama NIDN Jabatan Tanggal Pengisian Tanda Tangan
: : : : :
Silvia, M.Pd Alumni Pendidikan Bahasa Inggris S2 SPs UPI. 31-05-2011
Nama NIDN
: Harni Kartika Ningsih, S.S. : -
196609161990012001
Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris 31- 05-2011
196211011987121001
Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris 31-05-2011
Dr. Wachyu Sundayana, MA 195802081986011001
Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris SPs UPI 31-05-2011
Dr. Didi Sukyadi, MA 196706091994031003
Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris SPs UPI 31-05-1011
9
Jabatan Tanggal Pengisian Tanda Tangan
: Staf Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris SPs UPI. : 31-05-2011 :
Nama NIDN Jabatan Tanggal Pengisian Tanda Tangan
: : : : :
Wulan Staf Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris SPs UPI. 31-05-2011
10
I. DESKRIPSI KOMPONEN EVALUASI DIRI A. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran 1. Uraian Sesuai dengan Visi Universitas, Program Doktor Pendidikan Bahasa Inggris Sekolah Pascasarjana diproyeksikan untuk menjadi “Program Doktor Pendidikan Bahasa Inggris yang unggul di tingkat nasional dan diakui di tingkat internasional”. Melalui berbagai kegiatan di bidang pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, sesuai dengan misi Universitas dan Sekolah Pascasarjana, Program Doktor Pendidikan Bahasa Inggris mempunyai misi untuk: Memberikan kontribusi nyata kepada bangsa dan negara Indonesia melalui pengembangan sumber daya manusia terdidik yang mempunyai etos kerja yang tinggi, kemampuan dan pemahaman yang tinggi dalam bahasa Inggris, perkembangan metode penelitian serta pengajaran dan pendidikan bahasa Inggris sebagai bahasa asing yang paling mutakhir yang dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan daya saing bangsa. Menghasilkan tenaga kependidikan bahasa Inggris yang bisa menjadi inovator di bidang pendidikan bahasa Inggris di berbagai tingkat pendidikan, baik di sektor formal maupun nonformal di Indonesia. Meningkatkan jumlah penelitian dan publikasi ilmiah baik pada jurnal nasional terakreditasi maupun pada jurnal internasional bermitra bestari (peer reviewed) yang merupakan hasil penelitian dosen maupun kerjasama dosen-mahasiswa yang dapat meningkatkan indeks kutipan dan indeks karya ilmiah per dosen secara nasional. Berperan aktif dalam pengembangan dan perbaikan pendidikan bahasa Inggris sebagai bahasa asing di Indonesia dan di tingkat internasional melalui keikutsertaan dalam berbagai kegiatan ilmiah seperti lokakarya dan seminar nasional maupun internasional. Menciptakan kerjasama di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat dengan berbagai instansi pendidikan lain di dalam dan luar negeri. Mewujudkan sistem dan suasana akademik yang kondusif yang dapat memacu semangat mahasiswa maupun dosen untuk belajar dan bekerja secara optimal, mengembangkan karakter dan kepribadian positif serta memanfaatkan kesempatan serta sumber belajar yang ada untuk mencapai kompetensi akademik yang optimal. Menjaga keterkaitan dan relevansi seluruh kegiatan akademik dengan pembangunan pendidikan di tingkat nasional. Berdasarkan visi dan misi di atas, Program Doktor Pendidikan Bahasa Inggris bertujuan untuk: c.
Menghasilkan lulusan dengan kualitas yang dapat bersaing dengan lulusan program Doktor dari universitas lain baik di dalam maupun di luar negeri, khususnya dari negara-negara maju yang merupakan pusat pengembangan pengajaran bahasa Inggris.
d.
Mengembangkan program Doktor pendidikan bahasa Inggris yang mampu mendorong pengembangan kemampuan akademik mahasiswa, baik di bidang pendidikan dan
11
pengajaran maupun penelitian pengajaran bahasa Inggris di berbagai jenjang pendidikan serta pengabdian kepada masyarakat. Adapun sasaran Program Doktor pendidikan Bahasa Inggris meliputi: f. Terwujudnya kurikulum yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan perkembangan pendidikan bahasa Inggris baik di dalam maupun di luar negeri melalui kegiatan penelitian mengenai relevansi kurikulum dengan visi, misi serta tujuan program studi, melalui survey terhadap mahasiswa, penggunan lulusan dan para pemangku kepentingan lainnya. g. Tersedianya pengajar yang profesional yang dapat mengarahkan mahasiswa untuk mengembangkan kompetensinya di bidang pendidikan, pengajaran dan penelitian tentang pengajaran bahasa Inggris di Indonesia. h. Terlaksananya penyelenggaraan program Doktor Pendidikan Bahasa Inggris dengan perkuliahan formal dengan menyajikan 2 komponen kurikulum, yakni perkuliahan dan penulisan disertasi. i. Terwujudnya kualitas lulusan yang mempunyai kompetensi yang tinggi di bidang pendidikan dan pengajaran serta penelitian mengenai pendidikan bahasa Inggris dan mampu bersaing dengan lulusan dari universitas lain baik di dalam maupun di luar negeri. j. Setiap dosen per tahun rata-rata menghasilkan 1 (satu) karya ilmiah yang disajikan dalam seminar internasional dan 1 (satu) artikel ilmiah yang diterbitkan pada jurnal nasional terakreditasi atau pada jurnal internasional ber mitra bestari (peer reviewed). k. Setiap mahasiswa menghasilkan minimal 1 (satu) karya ilmiah berbasis penelitian yang disajikan dalam seminar internasional dan 1 satu artikel ilmiah yang diterbitkan pada jurnal ilmiah nasional terakreditasi atau pada jurnal ilmiah internasional l. Pada akhir tahun 2010 jumlah lulusan program Doktor Pendidikan Bahasa Inggris minimal 5 orang dengan kualitas yang memuaskan melalui proses pembelajaran dan bimbingan intensif. m. Terbentuknya citra positif dan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap program studi Pendidikan Doktor Pendidikan Bahasa Inggris SPs UPI yang tercermin dari meningkatnya jumlah peminat setiap tahun dan pada akhir tahun 2010 mahasiswa program Doktor tidak hanya berasal dari Jawa Barat dan Jakarta tetapi juga dari wilayah lain di Indonesia melalui berbagai upaya seperti pelaksanaan proses belajar mengajar yang berkualitas, promosi tidak langsung yang dilaksanakan oleh dosen dan mahasiswa dalam berbagai forum ilmiah, melalui media elektronik, konferensi atau 12
pertemuan ilmiah lainnya, kontrol kualitas pembelajaran oleh program studi, kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang melibatkan banyak pihak. 2. Analisis SWOT: Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Kekuatan
Kelemahan
1. Kualifikasi dosen yang sangat memadai 1. Karena kebanyakan dosen program studi di bidang pendidikan dan pengajaran pendidikan bahasa Inggris SPs UPI ini bahasa Inggris. Beberapa dosen yang memang mempunyai kegiatan yang padat, ada di Program Doktor pendidikan sesuai dengan keahliannya, para dosen Bahasa Inggris SPs UPI merupakan umumnya sangat sibuk, sehingga kadangpakar di bidang pendidikan dan kadang kurang bisa memberikan pelayan pengajaran bahasa Inggris yang dikenal yang optimal kepada mahasiswa. Hal ini baik di tingkat nasional maupun dalam beberapa hal bisa menghambat internasional. tercapainya visi, misi, sasaran serta tujuan 2. Konsistensi Program terhadap visi, misi, program studi Pendidikan Bahasa Inggris. sasaran, dan tujuan lembaga. 2. Mahasiswa yang masuk ke program Doktor 3. Sejarah panjang Universitas Pendidikan Pendidikan bahasa Inggris juga pada Indonesia sebagai salah satu lembaga umumnya sudah memiliki jabatan dan penyelenggara pendidikan tenaga sebagian dari mereka sudah dikenal di kependidiakn tertua di Indonesia. tingkat nasional berkenaan dengan 4. Mahasiswa program Doktor yang pengajaran bahasa Inggris. Sebagian dari semuanya linier. mereka sudah merupakan praktisi yang 5. Citra Universitas Pendidikan Indonesia cukup handal di tingkat nasional dan yang cukup baik di masyarakat dengan demikian, kebanyakan dari mereka memberi peluang diperolehnya calon juga sangat sibuk. Hal ini tentu mahasiswa yang terpilih sehingga berpengaruh pada kinerja mereka sebagai memudahkan dalam upaya pencapaian mahasiswa, dan terlihat dari kurangnya visi, misi, tujuan dan sasaran kesempatan bagi mereka untuk membaca. universitas. 3. Kurang fahamnya sebagian kecil 6. Visi, misi, tujuan, dan sasaran program mahasiswa dan pegawai terhadap visi, studi sejalan dengan visi, misi, tujuan, misi, tujuan dan sasaran program studi, dan sasaran universitas baik dalam khususnya program Doktor pendidikan rencana strategis 5 tahunan maupun Bahasa Inggris, menyebabkan sebagian rencana kegiatan dan anggaran tahunan kecil mahasiswa dan pegawai masih sehingga keberlanjutan kegiatan bekerja di bawah standar karena memiliki program studi terjamin karena etos kerja dan etos belajar yang kurang mendapat dukungan penuh dari memungkinkan untuk dibawa lari kencang. Universitas. Peluang Ancaman 1. Adanya tuntutan bahwa setiap Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris mengirim para dosennya ke jenjang S3 dan bahwa tuntutan untuk menjadi guru besar harus linier memberi peluang kepada program Doktor Pendidikan Bahasa Inggris untuk bisa tetap bertahan. 2. Melalui penyebaran informasi mengenai Program Doktor baik melalui web, brosur, atau sosialisasi dalam berbagai kegiatan pengabdian kepada masyarakat, kegiatan penelitian, seminar dan konferensi, Program Doktor Pendidikan
1. Perkembangan keilmuan dan profesi pada era globalisasi merupakan ancaman apabila visi, misi, sasaran, dan tujuan Prodi tidak selalu dikaji ulang. 2. Bermunculannya Perguruan Tinggi asing yang beroperasi di Indonesia yang merupakan saingan. 3. Semakin ketatnya persaingan antara perguruan tinggi di Indonesia yang menyelenggarakan program studi yang sama dan semakin tingginya tuntutan kerja sehingga Program Doktor harus berupaya untuk menghasilkan lulusan yang bisa
13
Bahasa Inggris dengan didukung oleh baiknya citra Universitas di masyarakat makin dikenal oleh masyarakat sehingga minat calon mahasiswa untuk bergabung juga tinggi.Dampaknya keberlangsungan program studi dalam mengemban visi dan misinya pun akan tinggi pula. 3. Tersedianya Satuan penjaminan Mutu Universitas yang bisa mengontrol pemenuhan standar kualitas yang menjadi tolok ukur keberhasilan Program Studi pendidikan Bahasa Inggris baik berupa audit akademik secara reguler setiap tahun, pengukuran kepuasan mahasiswa atas kinerja dosen. Pendampingan persiapan akreditasi, persiapan ISO, keikutsertaan dalam QS Stars Rating, maupun berkompetisi dalam Webometrics. 4. Telah tersertifikasinya pengelolaan akademik SPs UPI oleh ISO 9001:2008 akan memberi peluang bagi Sekolah Pascasarjana UPI untuk dapat memberikan layanan kepada para pemangku kepentingan dengan lebih baik lagi sehingga peluang pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran universitas akan makin tinggi. 5. Program Doktor Pendidikan bahasa Inggris didukung oleh UPT Perpustakaan UPI yang pengembangannya diarahkan kepada perpustakaan hibrida dan akses terbuka sehingga koleksi dapat diakses oleh pemustaka di mana pun dan kapan pun mereka berada
bersaing dengan lulusan lain. 4. Biaya operasional yang makin tinggi mendorong universitas untuk menambah jumlah mahasiswa untuk memenuhi kekurangan biaya operasional yang makin membengkak. Mahasiswa yang jumlahnya makin banyak akan menyulitkan Program Studi dalam memberikan layanan yang optimal kepada para pemangku kepentingan (stakeholders), terutama mahasiswa. 5. Makin mudahnya mahasiswa memperoleh informasi yang berkaitan dengan disiplin ilmu yang dipelajari melalui teknologi Internet dengan sistem akses terbuka (open access) menyebabkan munculnya sejumlah mahasiswa yang berusaha mencapai tujuannya tanpa memperhatikan etika akademik seperti penghormatan akan hak kekayaan intelektual dan hak cipta di satu sisi dan menyebabkan menurunnya kualitas di sisi lain.
B. Tata Pamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan, dan Penjaminan Mutu 1. Uraian Program studi dipimpin oleh seorang ketua program yang dibantu oleh seorang penata usaha administrasi. Penata usaha ini bersama-sama dengan personil lain yang terlibat merupakan bagian integral dari sistem personalia Sekolah Pascasarjana. Tata kerja dan tugas pokoknya diatur dengan rapi dalam tata pamong yang diatur oleh statuta, anggaran dasar dan anggaran rumah tangga Universitas. Dalam bidang akademik, ketua program juga dibantu oleh sejumlah tim ad hoc yang dibentuk untuk membantu ketua melaksanakan tridharma perguruan tinggi pada tingkat
14
program studi. Tim-tim pengembangan kurikulum, penelitian pengabdian pada masyakarat, dan tim-tim lain yang terkait bekerja secara sistematis dalam koordinasi ketua prodi menjalankan kegiatan-kegiatan yang telah disepakati dan tertuang dalam RKAT program. Personil Program Pendidikan Bahasa Inggris pascasarjana UPI berada di bawah pengelolaan Sekolah Pascasarjana, yang dipimpin oleh seorang direktur yang bernama Prof. Fuad Abdul Hamied, Ph.D. Sebagaimana diuraikan dalam bagian-bagian sebelumnya dalam laporan ini, program pendidikan bahasa Inggris dipimpin oleh ketua program studi, yaitu Emi Emilia, M.Ed, PhD. Ketua program studi dibantu oleh seluruh tim program, mengambil keputusan yang berkaitan dengan bidang akademik, seperti akan diuraikan dalam berbagai aspek dari laporan Evaluasi Diri ini. Ketua Program studi juga memiliki hubungan fungsional hirarkis langsung degan Rektor Universitas pendidikan Indonesia melalui Direktur SPs dan hubungan koordinasi dengan pembantu Direktur Sekolah Pascasarjana. Program studi juga memiliki hubungan koordinatif dengan fakultas di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia, khususnya Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, melalui Direktur Sekolah Pascasarajana, terutama dalam dukungan tenaga dosen dan pemanfaatan sarana dan prasarana fakultas terkait. Sementara itu, bidang non-akademik program studi, seperti program studi lain yang ada di program pascasarjana UPI, dikelola oleh bagian administrasi pascasarjana secara keseluruhan. Bagian administrasi ini terdiri dari administrasi pendidikan yang mengelola hal-hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan dan kemahasiswaan, seperti jadwal perkuliahan, dokumentasi tentang mahasiswa, termasuk dokumentasi nilai; administrasi umum meliputi korespondensi dan pengarsipan hal-hal nonakademik, bagian administrsi keuangan yang mengelola keuangan program pascasarjana secara keseluruhan, dan bagian peralatan, yang mengelola peralatan yang diperlukan demi terselenggaranya proses belajar, mengajar secara lancar dan efektif. Berdasarkan pengamatan, pelaksanaan pengelolaan lembaga yang memisahkan pengelolaan akademik dan administratif seperti ini sangat baik dalam hal bahwa pemisahan ini memungkinkan tim program studi untuk memusatkan perhatiannya pada bidang akademik dan pelayanan yang maksimal kepada mahasiswa untuk mencapai visi, misi dan tujuan program, seperti dijelaskan di atas. Namun demikian, tampaknya pemisahan ini pun ada kelemahannya, dalam hal bahwa pemisahan ini kadang-kadang menyulitkan tim, terutama ketua dan sekretaris untuk dapat mengetahui data atau informasi yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan, seperti jadwal, dan data 15
mahasiswa. Dengan demikian, di masa yang akan dihaprapkan bahwa kerja sama antara tim di bidang akademik di program studi bisa ditingkatkan lagi, sehingga kendala-kendala teknis seperti tersebut di atas dapat diminimalkan. Kepemimpinan Prodi dilaksanakan oleh Kaprodi dalam kaitan sistemik dengan pimpinan SPs dan Universitas serta satgas kegiatan yang dibentuk untuk masing-masing kegiatan. Dengan kerangka kepemimpinan seperti itu, semua fungsi kepemimpinan dapat dijalankan dengan baik. Kepemimpinan yang dijalankan ketua program merupakan kepemimpinan demokratis. Dalam prakteknya, keputusan-keputusan penting dibuat melalui rapat dan forum para dosen dan pemangku kepentingan lainnya. Keputusankeputusan ini kemudian dijalankan sesuai dengan sifat dan proporsinya oleh tim atau individu yang disepakati dalam rapat atau forum tersebut. Akuntabilitas pelaksanaan tugas diwujudkan dalam bentuk evaluasi atas pelaksanaan dan laporan pelaksanaan kegiatan yang telah selesai dilaksanakan baik oleh ketua program maupun oleh tim. Evaluasi dilakukan melalui rapat dewan dosen dan audit. Audit internal mengenai keuangan dilakukan oleh Satuan Audit Internal (SAI) secara periodik sedikitnya satu kali dalam satu tahun anggaran. Evaluasi akademik dilakukan oleh Satuan Penjaminan Mutu (SPM) baik secara sensus maupun acak juga sedikitnya sekali dalam satu tahun. Dari pihak eksternal, audit dilakukan oleh auditor pemerintah baik Inspektorat Jenderal Kemdiknas maupun BPKP. Karena hingga saat ini UPI masih dalam masa transisi dari BHMN menuju PTP-PK BLU, pengelolaan keuangan UPI juga diaudit oleh akuntan publik yang hasinya baik pada tahun 2009 maupun 2010 meraih Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Terakhir, karena sistem pengelolaan akademik SPs telah tersertifikasi ISO 9001:2008, manajemen SPs UPI juga diaudit oleh auditor ISO Tuv Rheinland sekali dalam setahun. Dalam kaitan dengan kepemimpinan operasional, Kaprodi telah menjabarkan visi dan misi Prodi yang merupakan penjabaran dari visi dan misi SPs dan Universitas ke dalam kegiatan-kegiatan yang relevan seperti yang tercantum dalam RKAT Prodi setiap tahun. Dalam RKAT-RKAT yang dikembangkan dalam 4 tahun terakhir dapat dilihat dengan jelas bahwa program studi telah melakukan kegiatan berdasarkan anggaran yang diterima setiap tahun. Dengan terselenggaranya berbagai kegiatan yang didanai oleh anggaran yang ada di Program Studi, diharapkan secara perlahan tetapi pasti, visi, misi, tujuan dan sasaran program studi akan tercapai. Kepemimpinan organisasi tercermin dalam kebijakan Kaprodi untuk menyeleraskan kegiatan-kegiatan Prodi dengan tatanan sistem dan tata kelola lembaga lain yang terkait. 16
Unsur ini juga terlihat dalam kebijakan Kaprodi membentuk satgas-satgas kegiatan sesuai dengan kepakaran dan latar belakang ilmu dan pengalaman staf yang berada di bawah tanggung jawabnya. Terakhir, kepemimpinan publik tercermin dalam kegiatan-kegiatan kerja sama, baik pada tataran nasional maupun internasional. Kerja sama dengan instansi dalam negeri diantaranya dengan Departemen Agama, STSI, sedangkan penelitian dengan instansi luar negeri diantaranya dilakukan dengan Sydney University. Sekarang ini program studi sedang berupaya untuk menjajagi kerjasama dengan Konan University di Jepang untuk penelitian berkenaan dengan program pengembangan profesi guru bahasa Inggris khususnya. Seperti telah terungkap pada butir 1 dan 2, pengembangan kebijakan dan pengelolaan serta koordinasi program dilakukan dengan melibatkan para dosen dan pemangku kepentingan terkait. Dalam banyak kegiatan para mahasiswa dilibatkan secara signifikan. Misalnya, dalam kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat. Mahasiswa juga sering dilibatkan dalam kepanitiaan Seminar dan konferensi yang diselenggarakan universitas. Tujuannya adalah selain untuk memberi pengalaman berorganisasi juga untuk meningkatkan atmosfir akademik dalam diri mereka karena dapat bertemu dengan koleganya baik dari dalam maupun luar negeri. Selain itu, pelibatan mahasiswa dan alumni dalam kegiatan-kegiatan ilmiah sebagaimana disebutkan di atas diharapkan dapat memberikan pengalaman langsung kepada mereka untuk melakukan kegiatan-kegiatan akademik dan pengembangan profesi serta penelitian, serta memupuk keberanian dan rasa percaya diri mereka dalam forum-forum ilmiah. Partisipasi civitas akademika dalam pengembangan kebijakan, serta pengelolaan dan koordinasi program bisa dilihat dalam berbagai hal sebagai berikut: a. Perumusan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi yang dirumuskan dalam rapat yang dihadiri oleh semua dosen. Draf visi, misi, tujuan dan sasaran prodi disebarkan kepada para dosen dan beberapa mahasiswa untuk mendapat masukan baik secara lisan maupun tertulis. b. Penerimaan mahasiswa baru dalam bentuk baru dalam seleksi wawancara dan pemeriksaan berkas administrasi calon mahasiswa sebelum wawancara dilakukan. c. Pengembangan kurikulum, silabus, proses pembelajaran dan penjaminan mutu, termasuk proses bimbingan proposal disertasi sampai pada proses bimbingan serta ujian disertasi. Dalam pengembangan kurikulum dan silabus, mahasiswa terlibat melalui pemberian saran, komentar dan masukan baik secara formal maupun informal mengenai 17
relevansi kurikulum dan ketepatan silabus yang mereka terima. Dalam proses pembelajaran dan penjaminan mutu, mahasiswa terlibat melalui pengisian kuesioner kepuasan mahasiswa atas kinerja dosen yang dilakukan setiap akhir semester dan dalam penyiapan borang akreditasi prodi. d. Peran seluruh civitas akademika dalam pembentukan satuan tugas dari berbagai kegiatan yang dikelola oleh Program Studi pendidikan bahasa Inggris, baik yang berkaitan dengan pelayanan kepada mahasiswa dalam berbagai kegiatan di luar kelas untuk membantu meningkatkan pelayanan dan mutu lulusan, kegiatan penelitian, keterlibatan dalam berbagai forum ilmiah di tingkat lokal, nasional maupun internasional dan pengabdian kepada masyarakat. Satuan tugas dibentuk seperti dalam penyusunan borang akreditasi, penyusunan RKAT, penerimaan mahasiswa baru, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, postgraduate seminars, penjaminan mutu, serta pengembangan kurikulum. e. Penyelesaian masalah yang ada di program studi terkait dengan berbagai masalah akademik, maupun non akademik, melalui peran pembimbing akademik. Para dosen terlibat dalam rapat yang diantaranya membahas percepatan studi mahasiswa, proses pembimbingan, dan etika akademik. Para dosen juga terlibat dalam up skills program, yaitu pembekalan mahasiswa dengan keterampilan tertentu yang diharapkan dapat mempercepat penyelesaian studinya seperti statistik, metodologi penelitian kualitatif dan kuantitatif, SPSS, dan keterampilan dasar lainnya. f. Partisipasi para dosen juga terlihat dari penentuan fokus kegaiatn yang dikelola oleh program studi dalam setiap tahun dalam rangka meningkatkan pelayanan serta mutu lulusan program studi Pendidikan Bahasa Inggris dan keterlibatan para dosen dan mahasiswa dalam kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Penyusunan Rencana Anggaran dan Kegiatan Tahunan (RKAT) bersifat bottom up dan juga top down. Secara bottom up, masukan para dosen yang diterima Kaprodi dituangkan dalam bentuk program tahunan Program Studi, namun pada saat yang sama program yang dikembangkan harus secara garis besar merujuk ke Renstra 5 tahun SPs dan UPI. Dengan kata lain, perencanaan program jangka panjang dikembangkan serasi dengan
perencanaan
yang
dikembangkan
Universitas.
Renstra
Program
Studi
dikembangkan sejalan dengan Renstra Universitas. Begitu pun dengan visi, misi, sasaran, dan tujuan program. Semua aspek tersebut secara cermat diselaraskan dengan visi, misi, sasaran, dan tujuan Universitas. Dengan kata lain, visi pelopor dan unggul yang
18
dicanangkan Universitas menjadi jiwa visi program studi. Hal serupa juga berlaku untuk misi, sasaran dan tujuan program. Perencanaan jangka panjang yakni berkenaan dengan perencanaan program studi lima tahun ke depan (2011-2015) dirumuskan melalui rapat yang dihadiri oleh seluruh program studi. Dalam menentukan perencanaan program studi, program studi mengikuti Renstra Universitas. Dalam kaitan ini, Universitas telah menggariskan agar setiap unit kerja di lingkungan UPI memiliki Renstra unit kerja yang disusun berdasarkan Renstra Universitas. Pada intinya, Renstra Universitas memiliki 6 kebijakan pokok, yaitu: 1) peningkatan mutu kinerja akademik, riset, dan pengabdian kepada masyarakat, 2) pemantapan pendidikan profesional guru dan profesi lainnya, 3) peningkatan mutu manajemen dan sumber daya, 4) penataan kelembagaan, 5) peningkatan citra, kemitraan, dan internasionalisasi, dan 6) peningkatan mutu pembinaan kemahasiswaan. Namun demikian, sampai saat ini program studi berupaya menetapkan prioritas dan merencanakan kegiatan yang ditujukan untuk merealisasikan dua program utama kebijakan universitas yang utama, yaitu: a. Peningkatan mutu kinerja akademik, riset dan pengabdian kepada masyarakat; b. Peningkatan citra, kemitraan dan internasionalisasi. Peningkatan mutu kinerja akademik diantaranya direalisasikan dalam beberapa kegiatan yang terdiri dari upaya untuk pemenuhan data EBSBED, penyiapan dan partisipasi dalam Audit Internal Muti Akademik (AIMA), partisipasi dalam audit QS Stars, perankingan Webometrics dan 4ICU, partisipasi dalam melakukan akreditasi program studi, penyelenggaraan kegiatan seminar, kuliah umum dan mengundang dosen tamu, bimbingan intensif, dan penelitian yang dilakukan oleh para dosen Efisiensi dan efektivitas kepemimpinan dipandu oleh sejumlah kegiatan mulai dari evaluasi akhir kegiatan, audit dan rapat-rapat program. Kaprodi juga menerima masukan yang disampaikan mahasiswa baik secara langsung kepada Kaprodi maupun melalui dosen mata kuliah masing-masing. Masukan mahasiswa yang krusial seperti kehadiran dosen, frekuensi bimbingan disertasi, atau kesulitan lain yang dialami mahasiswa langsung ditindaklanjuti Kaprodi. Di sisi lain, Kaprodi juga menerima masukan langsung mengenai kepemimpinannya dalam rapat dosen baik secara reguler setiap awal dan akhir semester, maupun rapat insidental. Kegiatan-kegiatan tersebut memberi efek kewaspadaan, ketelitian dan kepastian mutu bagi ketua prodi dalam menjalankan amanah kepemimpinannya. Peningkatan aspek-aspek efisiensi dan efeketivitas kinerja menjadi alat peningkatan layanan bagi para mahasiswa dan dosen prodi. 19
Sementara itu, evaluasi program, seperti telah dikemukakan pada beberapa tempat pada butir-butir di atas, dilakukan pada akhir masing-masing kegiatan selain evaluasi program pada akhir semester. Evaluasi pada akhir kegiatan memberikan kesempatan kepada semua pemangku kepentingan mengenai keberhasilan yang telah dicapai melalui kegiatan-kegiatan tersebut. Evaluasi akhir kegiatan dilakukan segera setiap sebuah kegiatan selesai dilakukan. Dalam evaluasi itu, kelemahan-kelamahan yang masih terjadi pada kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan dapat diambil pelajarannya dan diperbaiki sehingga keberhasilan dan kualitas pelaksanaan program pada keseluruhan semester lebih terjamin. Selain itu, dilakukan pula evaluasi akhir program secara keseluruhan pada akhir setiap penyelesaian program tahunan. Evaluasi program tahunan dilakukan atas efektivitas dan efisiensi setiap program yang telah dilakukan, sekaligus menjadi masukan bagi penyusunan program tahun berikutnya. Pelacakan lulusan telah dilakukan pada tahun 2010 terhadap dengan memberikan kuesioner kepada para pengguna lulusan. Hasil pelacakan lulusan, seperti bisa dilihat dalam borang akreditasi mengindikasikan bahwa pada dasarnya para pengguna lulusan memberi penilaian positif terhadap berbagai aspek yang dikaji, kecuali berkenaan dengan penguasaan teknologi yang masih dikatakan kurang oleh salah satu pengguna lulusan. Pelacakan lulusan belum memerlukan langkah-langkah yang terlalu rumit karena jumlah lulusan baru mencapai 5 orang dan mungkin tahun ini akan bertambah 2 orang, menjadi 7 orang. Meskipun demikian, hasil pelacakan telah sangat membantu peningkatan kualitas program. Salah satu bentuk upaya peningkatan kualitas program yang disusun berdasarkan pelacakan alumni adanya perbaikan prosedur bimbingan disertasi, perencanaan kemungkinan adanya program doktor by research dan by course, pemisahan mahasiswa yang kuliah full time dan part time, serta keharusan mahasiswa S3 sebelum menyelesaikan studinya menyajikan laporan kemajuan penelitiannya pada konferensi nasional atau internasional yang relevan serta menghasilkan sebuah publikasi ilmiah pada jurnal nasional terakreditasi atau pada jurnal internasional. Hasil audit internal dan eksternal serta kegiatan-kegiatan evaluasi lainnya menjadi salah satu dasar perencanaan dan pengembangan program-program di lingkungan prodi dan Universitas secara keseluruhan. Penetapan target-target kualitas atau sasaran mutu program senantiasa ditingkatkan sejalan dengan hasil-hasil audit tersebut. Begitu pun dengan prosedur dan tata kerja serta dokumen-dokumen yang digunakan. Semuanya dikembangkan secara bertahap dan berkesinambungan. Salah satu indikasi adanya tindak lanjut hasil audit internal adalah perbaikan format kuesioner kepuasan mahasiswa atas 20
kinerja dosen menjadi lebih kuantitatif, pernyataan target mutu menjadi lebih kuantitatif disertai pengembangan instrumen pengukuran capaiannya, serta menyelaraskan program prodi dengan program di atasnya, baik program SPs, Universitas maupun Renstra Kemdiknas. Kerjasama dan kemitraan dikembangkan secara selektif dengan lembaga-lembaga yang relevan dan mendukung peningkatan mutu pelaksanaan dan hasil penyelenggaraan program. Kerjasama dan kemitraan dengan Sydney University, misalnya, dilaksanakan dengan tujuan memperkuat tradisi penelitian dan pemahaman akan Genre-based Approach dan systemic linguistics yang sangat kental mewarnai kurikulum dan penelitian dan kegiatan ilmiah prodi, baik yang dilakukan para dosen maupun para mahasiswa. Selain itu, kerjasama penelitian juga dilakukan dengan Konan University dari Jepang dalam rangka penelitian mengenai implementasi pendekatan genre-based dalam pengajaran bahasa Inggris yang berbasis ICT. Kemitraan internal juga dilakukan dengan Balai Bahasa UPI dalam
pelaksanaan
Conference
on
Applied
Linguistics
(CONAPLIN)
yang
diselenggarakan setiap tahun oleh Balai Bahasa. Dalam konferensi itu secara rutin dihadirkan pakar bahasa dan pembelajarannya dari universitas terkemuka di luar negeri. Saat pakar itu berada di Indonesia, ia akan diminta memberikan kuliah umum bagi mahasiswa Prodi Inggris SPs UPI. Kemitraan internal juga dilakukan dengan International Test Center (ITC) berupa tawaran bagi mahasiswa SPs UPI untuk melakukan tes TOEIC secara cuma-cuma dari ITC. Kemitraan internal lain yang juga amat penting adalah kerja sama program studi dengan guru-guru SLTP dan SLTA melalui MGMP baik berupa kegiatan penelitian bersama, pelibatan MGMP dalam kegiatan workshop dan seminar yang diselenggarakan Program Studi serta kegiatan pengabdian masyarakat secara langsung kepada guru-guru yang ada di daerah seperti Sumedang dan Majalengka. Kerjasama dan kemitraan dengan MGMP dan sejumlah pemda sebagaimana disebutkan di atas dimaksudkan untuk memperkuat kemampuan prodi dalam implementasi teori dan model pembelajaran yang telah dikembangkan dalam konteks nyata pembelajaran bahasa Inggris di sekolah-sekolah. Selain itu, kerjasama dengan Dinas Pendidikan di beberapa Kabupaten juga sudah mulai dilaksanakan dalam kegiatan pelatihan pendekatan genre-based dan Penelitian Tindakan Sekolah untuk para pengawas di beberapa kabupaten, di antaranya Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Tasik, Kabupaten Garut. Kegiatan Pengabdian pada masyarakat ini akan dilaksanakan sampai bulan Oktober tahun 2011.
21
Dampak hasil evaluasi program terhadap pengalaman dan mutu pembelajaran mahasiswa tergolong linear. Semakin efektif evaluasi yang dilakukan, semakin meningkat pula kualitas pembelajaran mahasiswa. Indikasinya adalah bahwa sejumlah pengalaman sukses yang teridentifikasi dan terdokumentasi telah digunakan sebagai best practices di prodi, sedangkan kelemahan yang masih tersisa segera dicari pemecahannya. Salah satu kelemahan yang pemecahannya menjadi prioritas adalah upaya memperpendek masa studi mahasiswa hingga mendekati angka ideal enam semester, serta peningkatan kualitas dan citra lulusan. Penelitian pengembangan model-model pembelajaran telah menunjukkan hasil yang memberikan harapan akan mutu pembelajaran yang lebih baik. Penggunaan hasil-hasil evaluasi secara konsisten telah menjadi sumber data dan temuan yang sangat berguna bagi peningkatan mutu pembelajaran mahasiswa. Salah satu dampak dari evaluasi program yang bisa dilihat adalah berkaitan dengan kinerja dosen. Setiap akhir semester, Kaprodi menyebar kuesioner kepada mahasiswa untuk menilai kinerja masing-masing dosen yang telah mengajarnya. Hasil kuesioner diolah secara kualitatif sehingga nilai rata-rata berikut ranking setiap dosen dapat diketahui. Nilai masing-masing dosen dikomunikasikan secara individual oleh kaprodi dan diberitahukan pula aspek-aspek yang harus diperbaiki oleh dosen yang bersangkutan. Evaluasi kinerja dosen bisa memberikan dampak langsung terhadap pengalaman pembelajaran mahasiswa. Dosen yang mendapat nilai kurang baik dari mahasiswa bisa langsung memperbaiki kinerjanya. Kaprodi juga dapat melakukan pembinaan kepada dosen yang kinerjanya belum memuaskan dengan mengurangi jumlah jam mengajarnya. Evaluasi kinerja dosen dilakukan pula melalui penghitungan kehadiran dosen mengajar berdasarkan Berita Acara Perkuliahan (BAP) yang dikelola SPs. Dosen yang pertemuannya belum mencapai 14 x dari maksimal 16 x pertemuan, akan diberi surat peringatan oleh Asdir 1 SPs untuk menambah kekurangannya. Dengan adanya peringatan tersebut, para dosen pun berupaya untuk senantiasa memperbaiki kinerjanya. Berkaitan dengan proses bimbingan tesis atau disertasi atau proposal penelitian, program studi melakukan penilaian atau evaluasi secara tidak langsung melalui pelaksanaan ujian tahap 1 dan tahap 2. Melalui kegiatan ujian ini, Ketua Program Studi secara tidak langsung melakukan evaluasi terhadap proses bimbingan dan kualitas disertasi mahasiswa. Temuan selama ujian biasanya dibahas dalam rapat dosen. Hasil yang sudah baik diapresiasi dan yang belum diinformasikan kepada para dosen untuk menjadi perhatian. Dalam hal dampak dari hasil evaluasi program terhadap pengalaman belajar, di Program S3 ini kadang-kadang tidak bisa dilihat secara langsung mengingat mahasiswa 22
juga kadang-kadang tidak bisa memanfaatkan semua pelayanan dan fasilitas yang diberikan oleh program Studi yang sebenarnya bertujuan untuk meningkatkan pengalaman belajar mereka selama di Program Studi ini. Hal ini, seperti dikemukakan di atas kemungkinan diakibatkan oleh kesibukan mereka dalam bekerja atau berbagai kegiatan lain yang menyita waktu. Ke depan mungkin perlu ada aturan bagi mahasiswa S3 untuk bisa menjamin komitmen mereka dalam menyelesaikan studinya. Pengelolaan mutu program studi secara internal dilakukan oleh ketua program studi dibantu oleh Gugus Kendali Mutu (SKM) Prodi SPs. SKM SPs bekerja sama dengan Satuan Kendali Mutu (SPM) universitas dalam rangka menjamin mutu program studi. Setiap mahasiswa SPs diminta berpartisipasi dalam mengisi kuesioner kepuasan mahasiswa atas kinerja dosen secara online dan hasilnya oleh SPM akan disampaikan kepada setiap program studi di lingkungan UPI. Program Studi juga setiap tahun berpartisipasi dan berusaha menindaklanjuti Audit Internal Mutu (AIMA) yang dilakukan SPM setiap tahun. Hingga saat ini, sistem penjaminan mutu UPI telah diakui oleh Dikti memiliki praktik baik yang perlu dipertahankan dan ditingkatkan. Semua hasil kajian atas data telaah kurikulum, hasil pemantauan pelaksanaan perkuliahan dan kegiatan-kegiatan di program studi serta umpan balik yang diperoleh melalui angket, keluhan dan hasil ujian eksternal merupakan aset penting yang telah dikelola prodi bagi upaya peningkatan mutu layanan secara berkelanjutan. Kajian terhadap kurikulum dilakukan melalui kegiatan focus group discussion yang melibatkan mahasiswa, alumni serta pengguna lulusan dan dosen. Hasil focus group discussion akan dijadikan dasar bagi evaluasi kurikulum yang akan dilaksanakan sejalan dengan evaluasi kurikulum yang dilakukan secara serentak oleh Universitas. Namun demikian, saat ini hasil kajian kurikulum telah pula dibahas dalam rapat Prodi dan hasilnya di antaranya adalah bahwa fokus kajian untuk beberapa mata kuliah, seperti Philosophy of Language akan diperbaiki dan dengan demikian, dosen pengampunya pun akan diganti. Penjaminan mutu prodi merupakan bagian integral dari penjaminan mutu tingkat Universitas. Selain penjaminan mutu internal melalui kegiatan-kegiatan Satuan Penjaminan Mutu, Universitas juga menerapkan penjaminan mutu secara eksternal dengan menggunakan standar-standar eksternal baku seperti ISO. Sejumlah unit termasuk Sekolah Pascasarjana dan beberapa program studinya telah mendapatkan sertifikat ISO 9001: 2008. Meskipun, Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris ini belum mendapatkan sertifikat serupa, akan tetapi langkah-langkah kinerja program sesuai dengan kebijakan Sekolah
23
Pascasarjana secara bertahap telah menerapkan sistem penjaminan mutu ISO 9001:2008 melalui kegiatan internal benchmarking. Proses penjaminan mutu seperti yang dipaparkan dilihat pengaruhnya terhadap mutu hasil belajar mahasiswa antara lain pada IPK mahasiswa, waktu studi mahasiswa, banyaknya publikasi ilmiah yang dilakukan mahasiswa, meningkatnya atmosfir akademik dan tingkat kepuasaan mahasiswa atas layanan prodi.
Dua indikator terakhir diukur
melalui kuesioner yang disebarkan kepada mahasiswa setiap akhir semester. Selain itu, meningkatnya suasana akademik juga dilihat berdasarkan masukan para dosen, terutama pembimbing disertasi atas kinerja mahasiswa yang dibimbingnya. Baku mutu ditetapkan berdasarkan hasil studi banding dengan sejumlah program studi yang relevan pada sejumlah perguruan tinggi di dalam dan luar negeri. Setelah baku mutu ditetapkan, sejumlah upaya lanjutan dilakukan sebagai konsekuansi baku mutu seperti pelatihan pembimbingan tesis dan desertasi para dosen di Monash University, pelaksanaan seminar bersama, dan mengundang nara sumber dari universitas rujukan. Selain itu, baku mutu juga ditetapkan melalui pembakuan prosedur mutu yang harus dilakukan atau dipenuhi mahasiswa dalam menyelesaikan studinya. Prosedur yang sudah dibakukan diantaranya adalah prosedur perkuliahan, pengajuan proposal disertasi, seminar bersama, ujian proposal penelitian, bimbingan disertasi, ujian tahap satu dan tahap dua, dan wisuda. Prodi juga telah membakukan prosedur penetapan jadwal perkuliahan, penunjukkan promotor dan co-promotor, layanan up skills. Sementara itu, panduan penulisan karya ilmiah, etika kemahasiswaan, perlindungan hak cipta, plagiarisme, tata cara berpakaian, dan monitoring kegiatan belajar mengajar telah ditetapkan oleh universitas. Pada tingkat universitas, seluruh pranata kelembagaan dikembangkan melalui prosedur baku berdasarkan panduan statuta, anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta dokumen-dokumen resmi yang terkait. Karena UPI termasuk BHMN (kini dalam persiapan menjadi BLU), UPI mendapat kesempatan untuk menata kelembagaan berdasarkan tata kelembagaan BHMN, sehingga prodi pun berada dalam konstelasi sistemsistem yang secara sinergetik dikembangkan untuk mengusung misi universitas BHMN. Penilaian atas pranata kelembagaan dilakukan berdasarkan sistem penilaian yang dikembangkan melalui mekanisme Dewan Audit, Satuan Penjaminan Mutu, Satuan Audit Internal, dan audit eksternal oleh Kantor Akuntan Publik, BAN-PT, dan lembaga sertifikasi manajemen mutu internasional (ISO) seperti SGS, WQA, dan Tuv Rheinland. Dewan Audit adalah kepanjangan Majelis Wali Amanat (MWA) yang bertugas mengawasi 24
pengelolaan keuangan universitas atas nama MWA. Satuan Penjaminan Mutu (SPM) bertugas mendorong unit kerja dalam mengimplementasikan penjaminan mutu internal. Satuan Audit Internal (SAI) bertanggung jawab kepada Rektor dan bertugas mengawasi pengelolaan keuangan oleh unit kerja. Kinerja keuangan UPI BHMN diperiksa setiap tahun anggaran oleh akuntan publik dan pada tahun 2009 dan 2010 memperoleh Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Yang tak kalah pentingnya dalam penataan kelembagaan adalah pengelolaan program studi yang akan diintegrasikan dengan S1. Prodi Inggris termasuk di antara 3 prodi yang terpilih sebagai pilot projek pengelolaan akademik UPI secara terintegrasi. Dengan integrasi itu, program S1, S2 maupun S3 Pendidikan Bahasa Inggris akan dipimpin oleh seorang Kaprodi sehingga diharapkan keutuhan disiplin ilmu akan tercipta. Evaluasi internal dilakukan oleh SKM (Satuan Kendali Mutu), yang merupakan unit kendali mutu SPs dan merupakan salah satu unit dalam sistem penjaminan mutu Universitas. Evaluasi internal dilakukan secara reguler sekurang-kurangnya sekali dalam satu tahun dan merupakan bagian tak terpisahkan dari sistem manajemen mutu ISO. Selain oleh SKM, yang merupakan unit yang bertanggung jawab atas audit internal SPs, audit internal juga dilakukan oleh Satuan Penjaminan Mutu yang dilaksanakan secara serentak dan dilakukan dengan teknisk sensus sekali dalam satu tahun yang dikenal dengan Audit Internal Mutu Akademik (AIMA). Pelaksana AIMA adalah anggota SPM, SAI, Asesor BAN PT UPI serta para auditor internal dari unit-unit yang telah memperoleh sertifikat ISO. Hasil evaluasi internal dan eksternal ditindaklanjuti dalam bentuk langkah-langkah perbaikan yang dampaknya juga diukur serta dievaluasi. Perbaikan-perbaikan ini secara akumulatif berpengaruh atas perbaikan dan pengembangan program seacara sistemik. Hasil evaluasi internal yang merupakan masukan dari AIMA di antaranya adalah percepatan akreditasi BAN PT, benchmarking sistem manajemen mutu ISO, integrasi pengelolaan Program S2 dan S3 SPs dengan S1 Pendidikan Bahasa Inggris, pengadaan bahan pustaka Program Studi, keharusan adanya penguji eksternal pada ujian S3, serta penyusunan pedoman penelitian kualitatif. Pengendalian mutu dilakukan bukan hanya dilakukan secara mandiri tetapi juga dengan bekerjasama dengan instansi lain seperti lembaga auditor sertifikasi manajemen mutu ISO, SPM, dan SAI, Dewan Audit, dan Senat Akademik, akuntan publik, inspektorat jenderal, dan BPKP. Selain itu, pengendalian mutu juga dilakukan melalui tracer study untuk mengetahui kepuasan para pengguna lulusan dan pengukuran kepuasan mahasiswa 25
baik oleh Prodi maupun SPM yang hasilnya merupakan data yang sangat penting untuk pengendalian mutu.
2. Analisis SWOT: Tata pamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan, dan penjaminan mutu Kekuatan
Kelemahan
1. Tata pamong yang jelas, berdaya, dan 1. Tata pamong prodi memiliki beberapa terstruktur serta dikembangkan dengan keterbatasan karena hanya didukung oleh seksama sesuai dengan kebutuhan prodi staf administrasi. Akibatnya ketika dan Universitas secara keseluruhan. permasalahan muncul dan Kaprodi 2. Dukungan dosen dan staf adminsitrasi memerlukan rekan untuk diskusi, langkah yang memadai dalam merencanakan, yang ditempuh agak lambat karena harus melaksanakan dan menilai kinerja. melalui rapat dosen yang waktu 3. Ketersedian dokumen dan sistem serta sengganggnya cukup sulit. sumber daya yang mendukung tata 2. Walaupun kehadiran para dosen dalam rapatpamong, pengelolaan dan penjaminan rapat tim cukup baik, partisipasi dosen dalam mutu. menindaklanjuti keputusan rapat sering tidak 4. Pemerolehan sertifikasi ISO oleh Sekolah maksimal sehingga eksekutor keputusan Pascasarjana dan sejumlah program studi rapat sering kembali ke Kaprodi sehingga pada SPs. menyebabkan beban kerja yang menumpuk. 5. Kerjasama dan kemitraan dengan 3. GKM pada tingkat prodi belum terbentuk universitas-universitas rujukan. karena keterbatasan SDM. Peluang Ancaman 1. Integrasi dengan Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris yang memiliki sumber daya yang lebih besar dan sudah mendapat Sertifikasi ISO 9001: 2008 dan terakreditasi A oleh BAN-PT. 2. Dengan berintegrasinya pengelolaan program S2 dan S3 dengan S1, pembentukan GKM pada tingkat program studi makin memungkinkan karena SDMnya tersedia. 3. Penggunaan hasil-hasil rujuk mutu kepada universitas-universitas rujukan dan proses perujukan mutu tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja Program Studi. 4. Peningkatan animo masyarakat terhadap Universitas Pendidikan Indonesia, khususnya program pascasarjana dari waktu ke waktu semakin tinggi.
1. Kesenjangan antara status “full-timer” dengan ketersediaan waktu dan sumber daya “part-timer” para mahasiswa yang rata-rata belajar sambil bekerja penuh waktu yang menyebabkan kesenjangan ekspektasi lembaga dengan pencapaian mahasiswa. 2. Kesibukan sebagian besar dosen yang nota bene menduduki jabatan-jabatan struktural penting di Universitas dalam kegiatankegiatan non-akademik dan non-keilmuan. 3. Jumlah yang cukup signifikan mahasiswa yang bermasa penulisan desertasi yang “terlalu lama”. 4. Tingginya godaan dari pihak universitas untuk terus menambah jumlah mahasiswa sementara sumber daya dosen terbatas. 5. Sebagian kecil mata kuliah yang tercantum dalam kurikulum tidak “match” dengan kepakaran dosen yang ada sehingga kesulitan dalam menetapkan jadwal.
3. Mahasiswa dan Lulusan 1. Uraian Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Sekolah Pascasarjana Universitas pendidikan Indonesia memiliki pedoman penerimaan calon mahasiswa baru, dengan
26
mengikuti pedoman akdemik yang telah diterbitkan oleh Universitas dan berdasarkan Prosedur Operasional Baku yang berlaku secara umum di Sekolah pascasarjana serta Prosedur Oeprasional Baku yang berlaku khusus di Program Studi pendidikan Bahasa Inggris. Pedoman penerimaan mahasiswa baru itu mencakup persyaratan serta proses seleksinya. Setiap tahun informasi ini disebarkan lewat website Universitas Pendidikan Indonesia dan brosur yang disebarkan kepada para mahasiswa serta dikirim ke institusi pendidikan di luar Universitas Pendidikan Indonesia melalui berbagai kegiatan akademik yang diikuti oleh para dosen Sekolah Pascasarjana umumnya dan dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris khususnya. Mahasiswa yang diterima di Program Doktor Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, adalah mereka yang memenuhi persyaratan utama yaitu mereka yang sudah lulus S2 linier (Pendidikan Bahasa Inggris, Sastra atau Linguistik dengan latar belakang bahasa Inggris), dan lulus seleksi yang diadakan oleh Sekolah Pascasarjana. Untuk mahasiswa yang berasal dari luar Bandung, khususnya mereka yang berasal dari wilayah luar Jawa, kalau jumlah calon peserta seleksi cukup banyak, mahasiswa tidak harus hadir di Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Mereka dapat mengikuti tes di daerah asal mereka dan Sekolah Pascasarjana UPI mengirim salah seorang penguji/ pewawancara dan tenaga administrasi untuk melaksanakan tes di daerah tersebut. Kebijakan rekrutmen calon mahasiswa Program Studi pendidikan Bahasa Inggris didokumentasikan baik di tingkat Prodi maupun SPs. Peraturan, prosedur, panduan serta ketentuan terkait, nama mahasiswa pendaftar baik yang diterima maupun yang tidak difilekan oleh tenaga administrasi akademik Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris SPs UPI, walaupun relatif masih baru, tampaknya sudah cukup populer di kalangan masyarakat. Hal ini terlihat dari jumlah peminat yang setiap tahunnya cenderung bertambah walaupun banyak di antara mereka yang terpaksa tidak diterima karena kurang memenuhi syarat atau kriteria untuk diterima sebagai mahasiswa program Doktor Pendidikan Bahasa Inggris. Rekrutmen calon mahasiswa di Program Doktor Pendidikan Bahasa Inggris mengikuti kebijakan rekrutmen Sekolah Pascasarjana secara umum dan kebijakan program studi secara khusus. Tahap rekrutmen yang mengikuti sekolah pascasarjana terdiri atas tes tulis bahasa Inggris dan Tes Potensi Akdemik (TPA). Selain itu, calon mahasiswa Doktor juga harus menyerahkan proposal sebelum mereka mengikuti tes. Mahasiswa juga mengikuti wawancara yang dilakukan dalam bahasa Inggris dan dalam wawancara itu mahasiswa diuji kemampuannya dalam beberapa hal yang sangat penting berkenaan 27
dengan kemampuan maahsiswa itu untuk mengikuti program Doktor di Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris dan beberapa hal terkait proposal yang telah ditulisnya. Beberapa hal yang ditanyakan adalah: pemahaman serta pengalaman mahasiswa dalam mengajar bahasa Inggris dan pemahaman mereka terhadap beberapa isu penting berkenaan dengan pengajaran bahasa Inggris baik di Indonesia maupun di luar negeri, kemampuan dan pemahamannya dalam melakukan penelitian, penulisan karya ilmiah yang cukup panjang seperti tesis atau karya ilmiah lain, kemampuan melakukan penelitian seperti terefleksikan dalam proposal yang ditulisnya. Kepada peserta seleksi juga ditanyakan pengalaman kerja dan pengalaman profesional yang dilakukan, alokasi waktu yang tersedia, komitmen terhadap studi yang akan ditempuh bila diterima, serta kemampuan mahasiswa dalam mencari sumber informasi yang diperlukan. Format penilaian wawancara tersedia di Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris SPs UPI. Selain kemampuan di tas, dengan belajar dari pengalaman-pengalaman sebelumnya berkenaan dengan hambatan mahasiswa program Doktor dalam mengikuti perkuliahannya di Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, wawancara juga sekarang ini ditujukan untuk mengetahui motivasi belajar, kematangan emosional, keterampilan sosial dan spiritual, serta etos kerja yang dimiliki yang akan turut berperan dalam memperlancar studi mereka di Program Doktor Pendidikan Bahasa Inggris SPs UPI. Program Doktor Program Studi pendidikan Bahasa Inggris Doktor Pendidikan Bahasa Inggris Sekolah Pascasarjana UPI memiliki jumlah mahasiswa yang semakin banyak dari tahun ke tahun, namun jumlah mahasiswa yang diterima setiap tahun tidak sama, tergantung dari kelayakan calon mahasiswa itu. Dengan kata lain, walaupun pendaftar banyak, yang diterima belum tentu banyak. Sejak tahun 2004, sejak dimulainya program Doktor,
jumlah pendaftar calon mahasiswa program Doktor mengalami
kemajuan, dan sekarang ini, mahasiswa program Doktor Pendidikan Bahasa Inggris berasal dari berbagai daerah di pulau Jawa dan di luar pulau Jawa, khususnya Sumatera. Jumlah mahasiswa yang diterima, khususnya sejak tahun 2006, selalu jauh lebih kecil dari jumlah pendaftar. Satu hal yang selalu diperhatikan dalam penerimaan mahasiswa baru program Doktor adalah bahwa Program Studi tidak pernah memikirkan jumlah pendaftar. Misalnya, kalau pendaftar 12, yang memenuhi syarat hanya 3, seperti yang terjadi pada tahun 2009, maka yang tiga itulah yang diterima. Hal ini menunjukkan tingkat daya saing di program studi pendidikan bahasa Inggris, khususnya program Doktor, cukup kuat. Hal ini juga mengindikasikan bahwa program studi Pendidikan Bahasa Inggris SPs UPI tidak 28
memperhatikan kuantitas dalam menerima calon mahasiswa. Program Studi hanya melihat potensi yang dimiliki oleh calon mahasiswa untuk bisa mengikuti perkuliahan di Program Doktor Pendidikan Bahasa Inggris. Walaupun pendaftar banyak, dan kuota juga memungkinkan, jika yang dianggap memenuhi syarat hanya dua, maka, dua itulah yang diterima. Dengan langkah seperti ini Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris di satu sisi sering dianggap membebani SPs karena jumlah mahasiswa yang sedikit tidak akan mampu menutupi biaya operasional yang dibutuhkan. Di sisi lain, manajemen SPs menghargai keputusan yang diambil Prodi yang pro kualitas. Mahasiswa yang diterima di Program Doktor Pendidikna Bahasa Inggris adalah mereka yang memenuhi persyaratan, yakni mereka mempunyai latar belakang S2 yang linier, termasuk Pendidikan bahasa Inggris, Sastra atau Linguistik dengan latar belakang bahasa Inggris) dan yang lulus seleksi yang diadakan oleh Sekolah Pascasarjana. Proses seleksi dilakukan dengan dua tahap, yakni seleksi secara administrasi, yakni yang bisa mengikuti seleksi adalah mereka yang mempunyai latar belakang pendidikan S2 seperti yang telah disebutkan di atas, dan mempunyai IPK S2 minimal 3. Bagi mereka yang lulus S2 dari Universitas di luar negeri IPK tidak menjadi syarat. Selain itu, peserta seleksi juga diwajibkan memiliki rekomendasi dari dua orang, yakni pembimbing atau orang yang mengetahui kemampuan akdemik dari calon mahasiswa dan dari atasan, yakni orang yang mengetahui latar belakang profesional calon mahasiswa tersebut. Seleksi tulis dilakukan secara serempak oleh Sekolah Pascasarjana, dalam waktu yang bersamaan dengan seleksi untuk calon mahasiswa program studi lain. Seleksi calon mahasiswa dilaksanakan dalam dua tahap, seleksi tulis dan seleksi lisan. Seleksi tulis terdiri dari dua mata uji, yakni bahasa Inggris dan TPA. Seleksi lisan adalah wawancara yang dilakukan oleh 2 orang dosen, untuk menguji kemampuan calon mahasiswa dalam meneliti, dalam memahami teori mengenai pendidikan dan pengajaran bahasa Inggris mutakhir serta isu pendidikan bahasa Inggris di Indonesia serta proposal yang akan menjadi embriyo dari penelitian yang akan dilakukannya. Terakhir, wawancara ditujukan untuk mengidentifikasi komitmen, motivasi, semangat, dan etos kerja calon mahasiswa dalam mengikuti perkuliahannya nanti di program Doktor Pendidikan Bahasa Inggris. Faktor-faktor sebagaimana disebutkan tadi, terutama, komitmen, sangat penting mengingat mengikuti program Doktor, seperti dikatakan oleh para ahli, tidak bisa dilakukan dengan sambilan, tetapi perlu kerja keras, pengorbanan, dan kesabaran (lihat Roberts, 2004; Wellington dkk, 2005; Emilia, 2008).
29
Keputusan diterima atau tidaknya seorang calon mahasiswa Program Doktor Pendidikan Bahasa Inggris biasanya dirapatkan dulu dengan seluruh dosen, untuk menghindari “salah pilih”. Persetujuan para dosen dianggap sangat penting bagi kelancaran proses perkuliahan dan pembimbingan kelak, mengingat para dosen lah yang akan berperan bagi terlaksananya proses pembelajaran di kelas maupun pembimbingan disertasi. Rapat dengan para dosen juga sangat penting untuk meyakinkan bahwa mahasiswa yang dipilih adalah mahasiswa yang benar-benar layak untuk menjadi mahasiswa program Doktor Pendidikan Bahasa Inggris. Kebijakan penyaringan calon mahasiswa baru program Doktor Pendidikan Bahasa Inggris adalah bahwa mahasiswa yang diterima diutamakan mereka yang mempunyai latar belakang pendidikan bahasa Inggris dan mempunyai profesi sebagai pengajar baik sebagai dosen, guru, widyaiswara, maupun pelatih (trainer) bahasa Inggris. Sejauh ini, mahasiswa yang diterima di Program Doktor Pendidikan Bahasa Inggris pada umumnya dosen di perguruan tinggi, baik swasta maupun negeri. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa mayoritas pendaftar di program Doktor Pendidikan Bahasa Inggris merupakan dosen. Pada kasus-kasus tertentu program juga merekrut calon mahasiswa bukan dosen, tetapi mempunyai tugas yang sama pentingnya dengan dosen, misalnya guru, kepala sekolah, atau mereka yang bekerja di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan. Hal ini ditujukan untuk
memenuhi
kebutuhan
dan
mengakomodasi
minat
masyarakat
dalam
mengembangkan pengajaran bahasa Inggris baik dalam pendidikan formal maupun nonformal, sesuai dengan misi program ini. Mahasiswa yang diterima di program Doktor pendidikan bahasa Inggris Sekolah Pascasarjana UPI dewasa ini berasal dari berbagai daerah, tidak hanya berasal dari Jawa, tetapi juga dari Sumatera. Hal ini mengindikasikan bahwa visi program Doktor, yang unggul di tingkat nasional, seprti yang telah disebutkan di atas,
kemungkinan bisa
tercapai. Pada tahun ajaran 2010-2011 ini, melalui kerjasama yang telah disepakati dengan UPI, khususnya Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Sekolah Pascasarjana UPI dan DEPAG, selain menerima mahasiswa regular, program studi juga menerima mahasiswa Doktor dengan beasiswa dari DEPAG sebanyak 3 orang. Dalam hal pencapaian yang diperoleh oleh mahasiswa Doktor program Studi pendidikan Bahasa Inggris, para mahasiswa meraih prestasi yang cukup banyak dari segi akademik. Hal ini bisa dilihat dari peran serta mereka dalam berbagai kegiatan ilmiah baik di tingkat nasional maupun internasional. Para mahasiswa sangat aktif terlibat dalam berbagai forum dan mereka umumnya berperan sebagai pemakalah atau pemateri. 30
Beberapa mahasiswa Program doktor telah berperan sebagai pelatih dan penatar di tingkat nasional, seperti Gumawang Jati di bidang ICT dan pengajaran bahasa Inggris, Itje Khodijah yang banyak berperan dalam kegiatan penataran guru-guru baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Calon mahasiswa Doktor yang lain seperti Sdr. Ishkak telah melakukan beberapa kali presentasi makalah mengenai disertasinya dalam beberapa seminar nasional dan internasional seperti Conference on Applied Linguistics, TEFLIN Conference, dan JETA Conference. Aktivitas seperti itu dimungkinkan karena secara prosedural mereka diwajibkan mengikuti minimal satu konferensi nasional atau internasional serta memiliki satu publikasi ilmiah sebelum mereka menyelesaikan studinya. Para mahasiswa juga berhasil mendapatkan beasiswa Sandwich dari DIKTI dan untuk mendapatkan beasiswa ini mereka harus bersaing. Pada tahun 2009, sebagian besar mahasiswa UPI yang mendapatkan beasiswa sandwich dari DIKTI merupakan mahasiswa Doktor Program Studi pendidikan bahasa Inggris. Sebanyak 5 orang mahasiswa calon doktor mendapatkan kesempatan untuk mengikuti program sandwich yang disponsori Dikti di Ohio State University. Beberapa mahasiswa setelah mengikuti program sandwich itu segera dapat menyelesaikan studinya. Pada saat ini program Doktor Pendidikan Bahasa Inggris Sekolah Pascasarjana memiliki 32 orang mahasiswa. Dari laporan mengenai jumlah mahsiswa yang daftar dan yang diterima bisa dilihat bahwa mahasiswa yang bisa diterima di program Doktor pendidikan bahasa Inggris tidak banyak. Sekaitan dengan lulusan, pada saat ini program studi mempunyai lulusan yang masih sedikit, yakni hanya 5 orang. Jumlah ini sesuai dengan target yang dicanangkan oleh Program Studi di tahun 2010 khususnya. IPK rata-rata lulusan pada saat ini cukup bagus, yakni 3,51. Selain itu, lulusan Doktor program Studi pendidikan Bahasa Inggris dewasa ini telah banyak berkiprah di tempat kerjanya masing-masing. Misalnya, Dr. Joyce Merawati merupakan ketua Pusat Bahasa di POLBAN Bandung; Dr. Gumawang Jati juga mempunyai peranan yang penting di Pusat Bahasa ITB dan di beberapa institusi di luar ITB seperti di British Council, Pustekom Depdiknas, serta RELO; Dr. Doddy Rusmono berperan sebagai kepala Divisi Akuisis di Perpustakaan pusat UPI, sedangkan Dr. Ridha Mardiani merupakan seorang dosen Bahasa Inggris pada STKIP Pasundan Cimahi. Seperti terlihat dalam Borang Akreditasi, Profil mahasiswa secara akademik cukup menggembirakan. Para mahasiswa, khususnya lulusan, seperti diperlihatkan dari prestasi akademiknya, mendapatkan prestasi yang cukup bagus, seperti terlihat dari IPK rata-rata mahasiswa (3.51) serta kemampuan bahasa Inggris seperti diperlihatkan dalam skor 31
TOEFL yang mereka peroleh, dimana rata-rata skor TOEFLnya melebihi standar yang diharuskan, yakni 589. Berdasarkan hasil pelacakan terhadap pengguna lulusan, lulusan Doktor program studi pendidikan bahasa Inggris mayoritas dianggap memiliki integritas yang tinggi baik moral maupun etika. Selain itu, dalam hal keahlian, 75% pengguna mengatakan baik dan 25% sangat baik. Aspek-aspek lain, seperti keluasan wawasan antardisiplin ilmu, kepemimpinan, kerjasama dalam tim, bahasa asing, komunikasi, penggunaan teknologi informasi dan pengembangan diri pada umumnya dianggap baik oleh para mahasiswa. Namun demikian, berkenaan dengan jumlah mahasiswa yang sedikit, walaupun di satu sisi mengindikasikan penekanan kualitas, di sisi lain, program studi pendidikan bahasa Inggris mempunyai kehawatiran berkenaan dengan stbilitas finansial Sekolah Pascasarjana. Manajemen SPs sedikit khawatir karena karakter program Studi Pendidikan Bahasa Inggris berbeda dengan sejumlah Prodi lain yang terkadang dalam satu angkatan program doktor bisa di atas 10 orang padahal sumber daya dosennya hampir sama dengan Prodi Pendidikan Bahasa Inggris. Sementara itu, secara sosi-ekonomi, mahasiswa program Doktor Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris mayoritas merupakan pegawai negeri sipil, dan mempunyai penghasilan tetap. Penghasilan mahasiswa umumnya berkisar antara 4-7 juta dan mungkin itu bisa dikategorikan sebagai kelompok yang cukup untuk bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain itu, untuk para dosen mereka juga mendapatkan beasiswa BPPS sehingga untuk kegiatan perkuliahan mereka bisa terbantu dengan adanya beasiswa itu. Dengan kondisi itu, biaya untuk buku, foto kopi, akses Internet dan mobilitas untuk mengikuti seminar atau konferensi tidak terlalu bermasalah bagi mereka. Namun demikian, banyak mahasiswa yang mengeluh bahwa mereka harus bekerja sambil belajar karena kalau tidak sambil bekerja mereka tidak bisa memenuhi kebutuhannya. Mahasiwa kategori inilah sebenarnya yang sering mengalami hambatan dalam studinya. Selain itu, secara pribadi, pada dasarnya para mahasiswa bisa dikatakan independent learner. Mereka dapat mencari bahan belajar sendiri dengan fasilitas yang relatif terbatas dibanding fasilitas belajar yang ada pada universitas-universitas terkenal di luar negeri. Namun demikian, mengingat sebagian juga harus bekerja, mereka tampaknya kekurangan waktu untuk membaca dan belajar dengan lebih intensif untuk bisa segera menyelesaikan disertasinya.
Mahasiswa jenis ini terkadang juga kesulitan mengatur
jadwal bimbingan dengan pembimbingnya yang juga rata-rata telah memiliki jadwal yang cukup padat. Hal ini juga seringkali embuat motivasi amahsiswa menjadi kendur dan ini 32
dikatakan secara langsung oleh para maahsiswa ketika mereka dikontak ditanya tentang kemajuan disertasinya. Mahasiswa sering menjawab seperti ini: “Tidak tahu ya Bu, kenapa kok semangat saya mengendur sekarang ini”. Ketika di kelas hanya ada 2 orang, tampaknya mereka kurang termotivasi untuk belajar. Hal ini juga dikeluhkan oleh beberapa dosen pengampu mata kuliah yang ditawarkan di program studi Pendidikan Bahasa Inggris SPs UPI. Tampaknya beban kerja dan beban kuliah perlu diperhatiakn supaya mahasiswa bisa melakukan kedua-duanya dengan baik. Tampaknya status mahasiswa sebagai part-timer bagi mahasiswa yang selain kuliah juga harus bekerja perlu segera diimplementasikan di program Studi Pendidikan Bahasa Inggris SPs UPI. Terakhir, dari segi kreativitas, mahasiswa program Studi pendidikan Bahasa Inggris sangat kreatif dan hal ini terlihat dengan banyaknya kesibukan yang mereka lakukan yang muncul dari gagasan-gagasan mereka, khususnya gagasan berkenaan dengan penyelenggaraan kegiatan yang ditujukan untuk sharing pengalaman dan pengetahuan mereka dengan sesama mahasiswa atau dosen atau guru. Selain menggunakan email, sesama angkatan para mahasiswa itu biasanya memiliki milist, facebook, Linkedin atau jenis komunikasi lainnya sehingga informasi yang disampaikan kepada seorang mahasiswa dapat segera menyebar kepada mahasiswa lainnya dalam waktu singkat. Jika seorang mahasiswa menemukan informasi penting seperti artikel atau e-book, mereka menginformasikan alamat web-nya kepada teman-temannya. Selain itu, dalam beberapa kasus beberapa mahasiswa ada yang belajar statistik atau SPSS secara mandiri. Keterlibatan mahasiswa dalam komisis atau forum yang relevan sangat tinggi, dan hal ini bisa dilihat dari keterlibatan mereka dalam berbagai kegiatan akademik, baik sebagai partisipan maupun sebagai penyaji atau pembicara. Mahasiswa seperti Sri Dinar Sitinjak, Ismail Petrus, Ishkak, dan Itje Chodijah merupakan penyaji langganan baik pada seminar/konferensi nasional atau internasional seperti TEFLIN, ASIA TEFL, LIA Conferences, Conference on Applied Linguistics, KIMLI, JETA, dan lainnya. Para mahasiswa umumnya aktif dalam kegiatan ekstra kurikuler yang mendukung keberjhasilan mereka dalam belajar di Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris SPs UPI, seperti program Upskills, Program seminar, program postgraduate seminars dan program bimbingan bersama atau peluncuran buku dan bedah buku yang semua itu juga bisa meningkatkan kinerja serta atmosfir akademik mahasiswa. Namun demikian, keterlibatan mahasiswa dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler lain seperti di bidang olahraga, seni, tampaknya kurang. Hal ini bisa dilihat dari kurangnya partisipasi mahasiswa dalam
33
berbagai lomba yang diadakan oleh Forum Komunikasi Mahasiswa. Hal ini mungkin disebabkan oleh banyaknya kesibukan yang mereka miliki. Sampai saat ini program doktor pendidikan Bahasa Inggris bisas terus menerima mahasiswa baru, walaupun jumlah pendafatar fluktuatif, kadang-kadang banyak kadangkadang sedikit. Dibandingkan dengan pendaftar mahasiswa S2, pendaftar mahasiswa S3 sangat jauh lebih sedikit. Sebenarnya peminat terhadap program doktor Pendidikan Bahasa Inggris cukup banyak kalau berdasarkan banyaknya sms atau email yang sampai ke ketua program studi yang bertanya tentang program doktor pendidikan bahasa Inggris. Sedikitnya jumlah pendaftar mungkin disebabkan oleh adanya isu atau image bahwa masuk program studi pendidikan bahasa Inggris UPI sulit. Dalam hal tertentu, pendapat masyarakat seperti itu juga mungkin wajar karena bahasa Inggris memang sulit dan karena program studi pendidikan bahasa Inggris mempunyai pendirian bahwa mahasiswa yang diterima untuk program doktor Pendidikan Bahasa Inggris adalah mereka yang benarbenar layak dan diprediksi secara akademik mampu berdasarkan berbagai tes serta dukungan data yang ada. Ini semua dimaksudkan karena Prodi Pendidikan Bahasa Inggris menempatkan kualitas sebagai prioritas utama dibanding pertimbangan lainnya. Sementara itu, kebutuhan akan lulusan doktor program studi pendidikan bahasa Inggris cukup banyak dan hal ini bisa dilihat dengan banyaknya pihak dari Perguruan tinggi, khususnya perguruan tinggi swasta atau lembaga-lembaga kependidikan lain yang meminta lulusan program Doktor UPI yang belum bekerja di tempat lain. Sayangnya permintaan mereka tidak bisa dikabulkan karena para maahsiswa sudah mempunyai pekerjaan. Dengan berbagai pertimbangan seperti biaya dan usia, sejauh ini di Prodi Pendidikan bahasa Inggris belum ada mahasiswa doktor yang melanjutkan langsung dari S1 ke S2 dan kemudian ke S3 tanpa bekerja terlebih dahulu. Lulusan S1 adalah masa produktif, sehingga yang dipentingkan adalah bekerja terlebih dahulu, setelah itu baru melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Akibatnya, mahasiswa program doktor rata-rata sudah memiliki pekerjaan dan karir yang mapan sehingga kebutuhan akan lulusan S3 sulit terpenuhi. Program Studi pendidikan Bahasa Inggris pada dasarnya berupaya memberikan pelayanan yang maksimal kepada mahasiswa, baik pelayanan akademik yang dilakukan secara klasikal maupun individual, pelayanan personal, berkenaan dengan kebutuhan belajar individual dan pelayanan personal berkenaan dengan keasaan atau kondisi pribadi dari mahasiswa, berkenaan dengan masalah non akademik, seperti masalah domestik keluarga, karir dan hubungan sosial mereka dengan berbagai pihak. Pelayanan yang 34
diberikan kepada mahasiswa telah diupayakan untuk diselenggarakan dengan sebaik mungkin, mulai perkuliahan, pembimbingan akademik dalam menulis proposal penelitian, pembimbingan disertasi, ujian komprehensif dan ujian disertasi. Namun demikian, upaya untuk memberikan pelayanan yang betul-betul prima kadang-kadang tidak bisa terwujud mengingat satu dan lain hal, seperti kesibukan dosen untuk memberi pelayanan terbaik, atau mahasiswa sendiri yang bermasalah sehingga mereka sulit untuk menyelesaikan disertasi atau perkuliahannya tepat waktu. Untuk itu, ke depan, penerimaan mahasiswa akan dilakukan dengan sangat hati-hati agar mahasiswa bisa bekerja mandiri dan pembimbing hanya berperan sebagai fasilitator saja. Bila calon mahasiswa yang diterima berkualitas baik dalam kemampuan akademik, study skills dan social skills, tugas pembimbing tidak akan terlalu berat karena sebagian besar hanya mengarahkan mereka saja pada jalur yang benar. Keterampilan mahasiswa yang harus kuat dan perlu dipertimbangkan dalam proses seleksi adalah kemampuan membaca informasi ilmiah dan kemampuan menulis yang didukung oleh pengetahuan tatabahasa yang memadai. Prodi senantiasa berusaha memberikan konseling kepada mahasiswa untuk memperlancar studi mereka baik konseling pribadi maupun sosial. Konseling dilakukan baik oleh promotor, kopromotor, maupun oleh Kaprodi dan waktunya bersamaan saat bimbingan disertasi. Konseling pribadi menyangkut masalah pribadi yang dihadapi promovendus seperti masalah keluarga, keuangan, serta kesulitan akademik, sedangkan konseling sosial menyangkut hubungan sosial promovendus seperti kesulitan memahami saran, pendapat, dan keinginan promotor, serta bila ada pertentangan pendapat antara promotor dan anggota promotor. Konseling dilakukan tidak hanya atas inisiatif mahasiswa, namun juga dilakukan saat mahasiswa yang bersangkutan menunjukkan tanda-tanda memiliki masalah seperti lama tak muncul bimbingan atau disertasinya tak mengalami kemajuan berarti. Bila masalah yang dihadapi mahasiswa tak dapat diselesaikan di tingkat prodi, pimpinan prodi dapat merekomendasikan mahasiswa yang bersangkutan untuk berkonsultasi dengan UPT Lembaga Bimbingan dan Konseling (LBK) yang salah satu tugasnya memberikan bimbingan dan konseling kepada mahasiswa, termasuk bimbingan karir. Jika ada mahasiswa yang melakukan pelanggaran sosial dan etika kemahasiswaan, penanganannya dilakukan oleh Komisi Disiplin Universitas. Mahasiswa yang berkelahi, melakukan pelecehan sosial, menjadi joki tes TOEFL atau melakukan plagiarisme akan ditangani Komisi Disiplin ini.
35
Kompetensi lulusan yang diharapkan dapat dihasilkan program studi adalah lulusan yang memiliki kemampuan akademik unggul dalam bentuk IPK dan Yudisium di atas 3.5, memiliki kepeloporan baik dalam pengembangan ilmu maupun dalam kehidupan sosial di lingkungan masyarakatnya, memiliki etos kerja dan dedikasi tinggi dalam melakukan tugas profesinya serta memiliki jiwa kreatif dan inovatif dalam memecahkan masalah yang dihadapi baik masalah keilmuan maupun persoalan kemasyarakatan dan kemanusiaan. Bila dibandingkan antara harapan dan capaian, hasil akademik yang dicapai saat ini telah memenuhi target yang ditetapkan karena rata-rata IPK lulusan hingga saat ini adalah 3.51. Sementara itu, dari segi kompetensi sosial, kiprah beberapa lulusan setelah menyelesaikan program doktor mereka menjadi makin aktif dan produktif yang dibuktikan oleh naiknya kiprah lulusan dalam menjalankan profesinya. Misalnya, Dr. Dodi Rusmono selain menjadi Kepala Divisi Akuisisi Perpustakaan UPI juga menjadi Management Representative (MR) ISO Perpustakaan UPI, menjadi pengajar Bahasa Inggris di Fakultas Ilmu Pendidikan, serta aktif mengikuti pertemuan ilmiah nasional dan internasional. Dr. Gumawang Jati kini menjadi konsultan di Pustekom, British Council, dan RELO serta menjadi penyaji pada sejumlah pelatihan IT guru di tingkat nasional. Yang bersangkutan juga menjadi salah satu anggota TEFLIN Board. Dr. Ridha Mardiani kini menjadi staf pengajar dan Peneliti pada Universitas Pasundan Cimahi, Dr. Joyce Merawati menjadi Kepala Pusat Bahasa Polban, sedangkan Dr. Yugianingrum menjadi Kepala Pusat Bahasa Unika Maranatha Bandung. Dr. Sukirlan merupakan konsultan dan pelatih ahli dalam pembelajaran bahasa Inggris yang dimanfaatkan oleh para Kepala Dinas untuk melatih guru-guru di tingkat propinsi dan kabupaten di wilayah yang dipimpinnya. Dengan demikian, alumni program doktor dapat mengembangkan potensinya secara optimal di masyarakat. Dari segi penyelesaian studi, ketujuh alumni Program Doktor Prodi Pendidikan Bahasa Inggris tersebut rata-rata dapat menyelesaikan studinya dalam waktu 10.57 semester. Memang belum ideal, namun kecenderungannya makin pendek. Dalah hal kepuasan alumni, berdasarkan wawancara yang dilakukan per telepon, walaupun belum ideal, rarata-rata kepuasan alumni atas program pendidikan yang mereka dapatkan cukup baik. Beberapa hal yang harus ditingkatkan menurut para alumni diantaranya adalah frekuensi bimbingan dan komitmen dosen pembimbing, ketersediaan bahan referensi, dan dukungan beasiswa. Yang masih menjadi kendala adalah kontribusi alumni dalam menghasilkan karya monumental yang diakui secara internasional dan juga hak paten yang hingga kini belum terjadi.
36
3. Analisis SWOT: Kemahasiswaan dan Lulusan Kekuatan
Kelemahan
1. Kepakaran dosen prodi yang cukup kuat dan beragam memungkinkan minat mahasiswa dapat terakomodasi secara baik. 2. Minat masyarakat yang tinggi untuk mengikuti program doktor pendidikan Bahasa Inggris memungkinkan prodi memperoleh masukan yang berkualitas. 3. Makin baiknya sarana dan prasarana pendidikan seperti layanan IT dan perpustakaan memungkinkan mahasiswa memperoleh layanan yang optimal dari prodi. 4. Sistem manajemen mutu baik pada tingkat prodi, SPs, maupun universitas yang makin baik memungkinkan prodi memelihara dan bahkan meningkatkan kualitas layanan yang pad akhirnya akan menjamin keberlangsungan program. 5. Komitmen pimpinan universitas yang tinggi untuk menegakkan peraturan, disiplin, dan kualitas layanan yang diberikan prodi mempermudah pelaksanaan tata kelola prodi yang merujuk pada good university governance.
1. Berbagai kesibukan mahasiswa program S3 ditambah kemampuan mengelola waktu yang masih kurang menyebabkan rata-rata masa studi masih cukup panjang sehingga secara ekonomi program masih belum efisien. 2. Komitmen mahasiswa untuk belajar full time masih rendah. Di tengah kesibukan kuliah, mereka masih tetap bekerja di lembaganya masing-masing sehingga perhatian dan konsentrasi belajar terbagi. 3. Sebagian mahasiswa menunjukkan etos kerja yang belum optimal. Mereka cenderung ingin segera mendapatkan gelar doktor tanpa merasa perlu untuk bekerja secara sungguh-sungguh sehingga tak jarang masukan pembimbing tidak ditindaklanjuti secara serius. 4. Kesibukan dosen pembimbing yang tidak hanya mengajar dan membimbing mahasiswa, namun juga melakukan tugastugas lain sebagai dosen seperti penelitian dan pengabdian masyarakat sehingga jadwal bimbingan dan waktu yang digunakan untuk membaca disertasi mahasiswa menjadi terbatas. 5. Kemampuan membaca dan memilah informasi mahasiswa masih terbatas sehingga sebagian waktu yang tersedia digunakan untuk hal-hal yang kurang produktif, bukan untuk kepentingan penyelesaian studi. Ancaman
Peluang
1. Sarana belajar di dunia maya dalam berbagai bentuk seperti perpustakaan digital, akses terbuka, dan buku elektronik memungkinkan mahasiswa meningkatkan kualitas hasil belajarnya. 2. Kebijakan pemerintah melalui berbagain instrumennya seperti persyaratan lulus doktor, penyediaan e-journal dan beasiswa memberi peluang makin meningkatnya kinerja mahasiswa. 3. Makin banyaknya peluang kerja sama dengan universitas lain baik di dalam maupun di luar negeri akan mampu mendorong peningkatan kualitas program melalui internal and external benchmarking. 4. Kebutuhan masyarakat akan lulusan doktor yang makin tinggi akan
1. Kehidupan zaman modern sekarang ini sering memaksa seseorang untuk memperoleh sesuatu secara instan, termasuk ingin mendapat gelar doktor tanpa harus bekerja keras belajar 2. Masuknya perguruan tinggi asing ke Indonesia akan menyulitkan program studi memperoleh mahasiswa baru karena persaingan akan menjadi amat ketat baik dalam pembiayaan maupun kualitas. 3. Melihat keberhasilan program doktor pendidikan bahasa Inggris di sebuah universitas biasanya mendorong pendirian program yang sama di universitas lain dengan biaya dan kualitas yang mungkin jauh berbeda namun dapat menyedot banyak calon mahasiswa yang besar. 4. Biaya penyelenggaraan program doktor
37
mendorong minat masyarakat untuk mengikuti pendidikan doktor. 5. Mobilitas manusia yang makin tinggi baik di dalam maupun antarnegara memungkinkan dilakukannya pertukaran keahlian antar universitas secara lebih murah dan lebih efisien.
semakin hari semakin tinggi sehingga mendorong universitas menaikkan SPP mahasiswa. Jika ini terus berlangsung, calon mahasiswa yang potensial akan beralih ke universitas lain yang lebih murah. 5. Kemampuan tenaga dosen dalam beradaptasi atas perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat amat beragam sehingga masih ada beberapa dosen yang tak mampu memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kinerjanya. Hingga kini masih ada dosen yang tak nyaman mengoperasikan komputer, tak punya alamat email atau bahkan tak pandai mengoperasikan Power Point.
4. Sumber Daya Manusia 1. Uraian Dosen pengajar program doktor adalah juga pengajar Program S1. Oleh karena itu, perekrutan dosen pada awalnya dilakukan untuk Program S1. Rekrutmen dilakukan secara terpusat pada tingkat Universitas. Sistem rekrutmen dikembangkan berdasarkan peraturan perundangan negara. Selain mata ujian wajib yang ditetapkan pemerintah seperti Pengetahuan Umum, Tes Bakan Skolastik, dan TPA, dan TOEFL, juga Test Substansi oleh Program Studi. Kepanitiaan rekrutmen CPNS dosen dibentuk secara terpusat melalui SK Rektor dan dipimpin oleh Pembantu Rektor Bidang Keuangan dan Sumber Daya.Test TOEFL diselenggarakan oleh Balai Bahasa, sedangkan Tes Potensi Akademik oleh UPT Lembaga Bimbingan dan Konseling. Peran prodi dalam rekrutmen adalah melakukan pengujian penguasaan keilmuan dan kepribadian serta memberikan rekomendasi kepada panitia rekrutmen Universitas melalui wawancara di tingkat prodi. Wawancara dilakukan oleh panel dosen senior berjumlah sekitar 10 orang. Rekomendasi prodi memiliki bobot paling menentukan apakah seorang pelamar diterima atau tidak sebagai CPNS. Rekrutmen dilakukan secara objektif, adil, transparan, dan akuntabel. Seperti dipersyaratkan oleh perundangan, pengumuman formasi, pendaftaran dan hasil rekrutmen diumumkan kepada publik melalui media cetak, media elektronik, dan werbsite UPI (www.upi.edu). Pada Tingkat Program Pascasarjana, perekrutan dosen dilakukan oleh Kaprodi berdasarkan kualifikasi yang ditetapkan. Pengajar Program S3 disyaratkan telah menyelesaikan program S3, memiliki kapasitas keilmuan yang mumpuni dalam bidangnya baik dalam bidang kependidikan, linguistik, maupun sastra. Mereka yang direkrut diutamakan yang masih tercatat sebagai dosen tetap pada sebuah perguruan tinggi, baik
38
negeri maupun swasta. Calon pengajar Program Doktor yang potensial diharuskan mengajukan lamaran kepada prodi dengan syarat utama salinan ijasah, CV, dan karya ilmiah terbaik
terakhir
yang dimiliki. Pelamar
yang memenuhi
syarat
akan
direkomendasikan untuk mendapat SK Direktur SPs. Bagi pelamar yang sudah pensiun, SK Pengangkatan dilakukan oleh Rektor. Walaupun dimungkinkan pengangkatan pengajar dari luar universitas, doktor atau professor yang sudah pensiun baik dari dalam maupun luar negeri, sejauh ini pengajar Program Doktor sebagian berasal dari dalam prodi sendiri, namun diutamakan mereka yang sudah Professor. Prosedur rekrutmen pengajar S1, S2 dan S3 ditetapkan oleh Universitas dan SPs. Dosen dan tenaga pendukung dikelola dalam sebuah sistem sumber daya manusia (SISUDAMA) yang dikembangkan secara unggul oleh Direktorat SDM. Informasi mengenai kepangkatan, golongan, jabatan dan karir dosen lainnya dikelola oleh Direktorat SDM melali sebuah sistem yang dikenal sebagai Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SISUDAMA). Selain itu, informasi mengenai karir dosen juga dibackup oleh data yang ada pada program studi dan fakultas. Biodata dan karya ilmiah dosen pada Program Doktor dapat dilihat pada laman web Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris UPI. Untuk menjaga agar data tetap mutakhir, setiap dosen yang melakukan kegiatan ilmiah seperti penelitian, publikasi artikel, presentasi ilmiah, penulisan buku, melakukan pengabdian kepada masyarakat atau kegiatan Tri Dharma PT lainnya, diharuskan melaporkan kepada Program Studi dan memberikan salinan dokumentasinya. Tata kerja, jadwal kerja, dan pengaturan kinerja serta penilaiannya dilakukan oleh prodi berkoordinasi dengan Sekolah Pascasarjana. Program studi memiliki dosen-dosen yang memiliki mutu dan kualifikasi tinggi, pengalaman relevan dengan tugas dan fungsi prodi serta jumlah yang memadai sesuai dengan jumlah mahasiswa yang tersedia. Sementara itu, tenaga pendukung yang tersedia hanya satu orang tenaga full-time honorer dan satu orang tenaga part-time. Jumlah tenaga pendukung pada program studi ini disesuaikan dengan beban kerja yang terbatas pada lingkup administrasi prodi, sedangkan pekerjaan-pekerjaan lain seperti pembayaran honorarium dosen, pengelolaan sarana dan prasarana, dan kerja sama dengan fihak luar dilakukan oleh institusi yang dikelola langsung oleh SPs dan secara sistemik merupakan pendukung pelaksanaan program. Selain itu, ada pula proses layanan yang dilakukan secara bersama antara prodi dan unit kerja di lingkungan SPs. Misalnya, usulan jadwal dirancang oleh prodi, tetapi finalisasinya dilakukan oleh layanan akademik SPs. Hal yang sama terjadi pada penetapan jadwal ujian tahap satu dan ujian promosi doktor. Sebaliknya, 39
ada pula kegiatan yang diawali oleh layanan SPs namun ditindaklanjuti oleh prodi seperti promosi pendaftaran mahasiswa baru yang dilakukan oleh SPs, namun dalam hal ujian masuknya prodi juga terlibat. Para dosen program studi tergolong profesional-profesional produktif dalam berkarya akademik dan ilmiah. Karya-karya tersebut termasuk hasil-hasil penelitian seperti dapat dilihat dalam borang terlampir. Para dosen juga menghasilkan karya ilmiah yang cukup produktif baik berupa artikel ilmiah yang dipublikasikan atau berupa makalah yang disajikan seperti juga dapat dilihat di dalam borang terlampir. Sementara itu, buku-buku yang dipublikasikan para dosen juga cukup banyak yang beberapa diantaranya terlampir di dalam borang. Karya-karya tersebut merupakan karya-karya penting baik dari sudut pandang reputasi forumnya maupun dari sudut pandang relevansinya dengan keilmuan. Karya-karya para dosen merupakan karya-karya yang disajikan pada forum-forum internasional. Misalnya, Prof. Fuad Abdul Hamied, PhD sebagai Presiden TEFLIN, pada tahun 2011 menjadi Keynote Speaker pada TESOL Conference di New Orleans, pada The 4th English as a Lingua Franca International Conference di Hong Kong, pada Melta Conference di Trengganu, Malaysia, dan LIA Conference di Bali. Sementara itu, Prof. Dr. Nenden Sri Lengkanawati, MPd. menjadi penyaji pada TESOL Conference di New Orleans. Prof. A. Chaedar Alwasilah, PhD merupakan anggota DPT Dikti yang menyajikan makalahnya pada Seminar & Workshop, teaching Writing: Theory & Practice di UPI Bandung pada tahun 2010. Prof. E. Aminudin Azis, PhD pada tahun 2010 menyajikan makalahnya pada The 4th International MALINDO Workshop di Universitas Indonesia, Jakarta. Dr. Bachrudin Musthafa, MA menjadi penyaji pada The 57th TEFLIN Conference di UPI Bandung Tahun 2010. Prof. Dr. Didi Suherdi, MA menjadi Plenary Speaker pada 57th TEFLIN Conference di UPI Bandung Tahun 2010. Dr. Didi Sukyadi, MA menjadi featured speaker pada ASIA TEFL Conference 2011 di Korea Selatanmi Emilia, PhD merupakan ahli dalam bidang Genre-Based Approach yang sering memberikan pelatihan pada forum-forum nasional dan menyajikan hasil penelitiannya pada seminar internasional seperti di Australia pada Juli 2011 ini. Informasi lengkap mengenai aktivitas dosen dalam berbagai forum ilmiah baik nasional maupun internasional dapat diperiksa pada Borang Butir 4.5.2 Peraturan kerja dan kode etik diterbitkan oleh Universitas dan disosialisasikan secara masal dan bertahap. Kode etik itu disusun oleh Senat Akademik sebagai lembaga normatif tertinggi di universitas dan mencakupi baik kode etik dosen maupun mahasiswa. Implementasi kode etika mahasiswa dipantau oleh pimpinan unit kerja terkait dan untuk 40
Asisten Direktur dan Direktur SPs. Bila mahasiswa melakukan pelanggaran seperti melakukan plagiarisme, melakukan pelecehan seksual, mengganggu ketertiban umum, dan pelanggaran lainnya, yang bersangkutan akan dipanggil kaprodi, ditindaklanjuiti oleh Asisten Direktur Akademik untuk kemudian disampaikan kepada Komisi Disiplin Universitas yang beranggotakan para Pembantu Dekan 1, Direktur Kemahasiswaan, dan Satuan Penjaminan Mutu. Mahasiswa yang melakukan pelanggaran akan disidang sekitar 3 kali untuk menentukan tingkat pelanggaran dan menentukan sangsi yang akan dijatuhkan. Komisi Disiplin akan merekomendasikan sangsi itu kepada pimpinan universitas. Sejauh ini sangsi baru diberikan pada dua orang mahasiswa S2 yang terlibat perjokian tes TOEFL di Balai Bahasa dan plagiarisme, sedangkan mahasiswa S3 rata-rata memiliki integritas yang cukup baik. Dosen yang melakukan pelanggaran etika dosen pada tahap awal akan ditangani oleh Kaprodi. Pelanggaran yang menyangkut disiplin seperti jumlah pertemuan yang belum memenuhi standar, Kaprodi akan menyampaikan data dosen tersebut kepada Direktur SPs dan melalui Asdir 1, surat teguran akan disampaikan. Pelanggaran disiplin kepegawaian yang lebih serius akan ditentukan sangsinya oleh tim Binap Universitas yang terdiri atas unsur pimpinan unit kerja utama universitas. Untuk pelanggaran etika akademik seperti plagiarisme atau melakukan pungli kepada mahasisa, sangsi akan diberikan oleh senat akademik. Dalam pelanggaran etika dosen tertentu seperti mendapat komplain dari mahasiswa, menarik uang bimbingan dari mahasiswa, melakukan bimbingan di restoran atau hotel, menarik uang dari mahasiswa untuk piknik dan sejenisnya, sangsi akan diberikan dalam bentuk pencopotan jabatan atau membatasi periode jabatan yang bersangkutan. Pedoman Perilaku Dosen dan Mahasiswa dapat dilihat pada Borang Butir 2.1 dan juga pada lampiran terkait. Pengembangan staf dilakukan pada berbagai tingkat. Pengembangan kompetensikompetensi umum dilakukan oleh Universitas, sementara pengembangan kompetensikompetensi yang terkait dengan kinerja sekolah dilaksanakan oleh Sekolah Pascasarjana, dan pengembangan kompetensi-kompetensi keilmuan bagi para dosen dan kompetensikompetensi yang spesifik diperlukan oleh prodi dilakukan oleh prodi. Pengembangan kompetensi akademik dilakukan dalam bentuk pemberian ijin studi, pos doktoral, penelitian atau program sandwich sejenisnya, pemberian insentif bagi dosen yang menerbitkan artikelnya pada jurnal ilmiah, menerbitkan buku, atau mengikuti seminar ilmiah baik nasional maupun internasional. Pengembangan staf juga dilakukan melalui
41
pengadaan tenaga ahli yang relevan baik dari dalam maupun luar negeri seperti dapat dilihat dalam borang terlampir. Pengembangan staf juga dilakukan dalam bentuk studi banding ke universitas tertentu di luar negeri. Misalnya, Prof. Fuad Abdul Hamied, PhD dan Prof. Dr. Nenden Sri Lengkanawati melakukan studi banding ke Monash University mengenai proses bimbingan thesis dan disertasi mahasiswa dan hasilnya disebarkan kepada para dosen prodi. Pengembangan staf lainnya dilakukan dalam bentuk peningkatan kapasitas penelitian dan pengembangan keilmuan melalui kerja sama penelitian dengan lembaga atau universitas lain baik di dalam maupun di luar negeri. Misalnya, Dr. Emi Emilia mendapat hibah penelitian QEM (Quality of Education) in Madrasah (Penelitian kerjasama antara ACER, DEPAG, WORLD BANK dan UPI) serta menjajagi penelitian bersama dengan Konan University, Jepang. Pengembangan staf juga dilakukan melalui penerbitan atau publikasi yang berkaitan dengan kapasitas keilmuan dosen atas inisiatif SPs. Misalnya, untuk meningkatkan kemampuan staf dalam melakukan penelitian kualitatif, SPs menerbitkan buku panduan penelitian kualitatif bagi dosen dan mahasiswa. Dalam laporan akhir tahun UPI (2009) disebutkan bahwa pengadaan sumber daya dan pemanfaatanya diatur secara sistemik melalui pedoman yang telah ditetapkan oleh universitas dengan merujuk pada kebutuhan yang ada dalam rangka memenuhi standar nasional. Setiap tahun program studi mengajukan kebutuhan tenaga dosen kepada Direktorat Sumber Daya Manusia (SDM) untuk direalisasikan pengadaannya berdasarkan kuota yang ditetapkan pemerintah. Pada tingkat SPs kebutuhan akan sumberdaya ditindaklanjuti oleh Kaprodi melalui perekrutan dosen baik yang berasal dari dosen tetap program studi S1, dosen tamu, pembimbing, penguji atau tenaga ahli dari luar universitas. Perekrutan dilakukan berkonsultasi dengan pimpinan SPs dan pimpinan universitas. Keberlanjutan pengadaan SDM dimungkinkan karena sistem yang fleksibel, yaitu tidak hanya mengandalkan kuota dari pemerintah karena SPs juga dapat melakukan rekrutmen sumber daya manusia secara mandiri. Informasi mengenai keberadaan sumber daya manusia dan pemanfaatannya baik untuk kepentingan pengajaran, penelitian, maupun pengabdian kepada masyarakat dilakukan melalui sistem informasi sumber daya manusia (SISUDAMA). Pengadaan sumber daya yang lain seperti sarana dan prasarana dilakukan oleh universitas berdasarkan sistem dan prosedur yang ditetapkan secara nasional. Namun demikian, proses pengadaan itu dilakukan berdasarkan masukan yang diberikan oleh program studi. Informasi mengenai sarana dan prasarana dapat ditelusuri melalui sisten informasi aset dan fasilitas (SIASEF). 42
Pemanfaatan sumber daya manusia sepenuhnya dilakukan oleh program studi baik dalam kaitannya dengan penetapan jadwal perkuliahan, bimbingan akademik, bimbingan disertasi atau konseling kepada mahasiswa. Pemanfaatan saran pembelajaran seperti ruang kelas dan perangkat pendukungnya, perpustakaan dan sarana TIK dilakukan bersama oleh program studi dan universitas. Baik pengadaan maupun pemanfaatannya mendapatkan jaminan yang sangat baik dalam sistem penyelenggaraan prodi melalui pengaturan yang dikembangkan dalam bentuk sistem-sistem administrasi yang sistemik dan komprehensif.
2.Analisis SWOT: Sumber Daya Manusia Kekuatan
Kelemahan
1. Program studi memiliki sejumlah dosen yang memiliki kualitas dan kualifikasi kepakaran yang diakui baik pada tataran nasional, regional, maupun internasional. 2. Hasil karya dosen selain kuantitas yang memadai juga memiliki kualitas yang baik dan kredibel. 3. Ketersediaan peraturan dan kode etik kinerja bagi para dosen dan tenaga pendukung yang implementasinya telah berjalan secara efektif. 4. Jaminan atas keberlanjutan pengadaan dan pemanfaatan sumber daya yang dilakukan secara bottom up berdasarkan analisis kebutuhan program studi.
1. Kepakaran para dosen belum didukung tradisi penelitian yang sistematik melalui peta penelitian dosen yang dilaksanakan secara konsisten 2. Direktori kepakaran para dosen belum terdokumentasi dengan baik, baru berdasarkan kualifikasi akademik. Padahal penelitian yang dilakukan para dosen cukup luas dan beragam. 3. Pengembangan staf belum terjadwal dan terselenggara secara terencana, terutama karena terkendala pendanaan yang terbatas sehingga sebagian besar masih mengandalkan beasiswa dari pihak lain. 4. Kerja sama pengadaan tenaga ahli baru terbatas dengan beberapa universitas sehingga diperlukan perluasan kerja sama dengan universitas lainnya.
Peluang
Ancaman
1. Penyelenggaraan program pengembangan kompetensi dosen yang diluncurkan universitas dengan dukungan dana dan sistem yang lebih baik melalui pengembangan dosen bergelar professor, pengembangan dosen bergelar doktor serta pengembangan dosen muda. 2. Kesempatan berkarya ilmiah dan presentasinya pada forum ilmiah internasional, regional dan nasional semakin banyak baik pada tingkat nasional, regional maupun internasional. 3. Kerjasama dan kemitraan dengan berbagai universitas dan badan serta lembaga terkait semakin meningkat.
1. Beban kerja struktural sebagian besar dosen mempersempit waktu untuk berkarya ilmiah yang unggul dan berinteraksi dengan kolega pada universitas lain yang memiliki minat keilmuan yang relevan. 2. Kurangnya koordinasi peta kompetensi dalam pencarian ilmiah dosen-dosen berkualifikasi terkait. 3. Banyaknya kepercayaan dari universitas atau lembaga lain untuk bekerja sama dapat menyebabkan beban kerja dosen menjadi bertambah sehingga dikhawatirkan kualitas kerjanya menurun. 4. Regenerasi dosen yang pengembangan keilmuannya diserahkan pada dosen masingmasing dapat menyebabkan proporsi kepakaran dosen program studi kurang seimbang dengan bidang keilmuan yang dikembangkan.
43
E. Kurikulum, Pembelajaran dan Suasana Akademik 1. Uraian Seperti dibahas pada Bagian A, visi Program Studi S3 Pendidikan Bahasa Inggris adalah
menjadi program Doktor Pendidikan Bahasa Inggris yang unggul di tingkat
nasional dan diakui di tingkat internasional. Misi Prodi adalah: (a) Memberikan kontribusi nyata kepada bangsa dan negara Indonesia melalui pengembangan sumber daya manusia terdidik yang mempunyai etos kerja yang tinggi, kemampuan dan pemahaman yang tinggi dalam bahasa Inggris, perkembangan metode penelitian serta pengajaran dan pendidikan bahasa Inggris sebagai bahasa asing yang paling mutakhir; (b) Menghasilkan tenaga kependidikan bahasa Inggris yang bisa menjadi inovator di bidang pendidikan bahasa Inggris di berbagai tingkat pendidikan, di sektor formal maupun non formal di Indonesia; (c)Meningkatkan jumlah penelitian dan publikasi di jurnal nasional terakreditasi maupun internasional yang merupakan hasil penelitian dosen maupun kerjasama dosen-mahasiswa; (d) Berperan aktif dalam pengembangan dan perbaikan pendidikan bahasa Inggris sebagai bahasa asing di Indonesia dan di tingkat internasional melalui keikutsertaan dalam berbagai kegiatan ilmiah seperti lokakarya dan seminar nasional maupun internasional; (e)Menciptakan kerjasama di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat dengan berbagai instansi pendidikan lain di dalam dan luar negeri; (f) Mewujudkan sistem dan iklim akademik yang kondusif untuk memacu semangat mahasiswa maupun dosen untuk belajar dan bekerja secara optimal serta memanfaatkan kesempatan serta sumber belajar yang ada untuk mencapai kompetensi akademik yang optimal; dan (g). Menjaga keterkaitan dan relevansi seluruh kegiatan akademik dengan pembangunan pendidikan di tingkat nasional. Untuk mencapai visi dan misi tersebut, kurikulum program studi membekali para mahasiswa dengan kompetensi uatam dan penujang yang tertuang dalam struktur kurikulum berikut. 24 SKS Mata Kuliah Keahlian Utama yang ditujukan untuk mengembangkan komptensi mahsiswa dalam keahlian utama yang berkaitan dengan bidang ilmu. 11 SKS Mata Kuliah Landasan Keahlian yang ditujukan untuk mengembangkan kompetensi mahasiswa dalam landasan keahlian berkenaan dengan bidang ilmunya. 15 SKS tugas akhir dalam bentuk penulisan disertasi yang ditujukan untuk mengembangkan komptensi mahasiswa dalam menulis karya ilmiah sebagai perwujudan dari keseluruhan pengalaman belajarnya dan keahliannya, baik keahlian utama maupun penunjang yang didasarkan pada kajian teoretis dan empiris melalui hasil penelitian lapangan.
44
Kurikulum Prodi S3 Pendidikan
Bahasa
Inggris dikembangkan dengan
mempertimbangkan tuntutan dan kebutuhan pemangku kepentingan (stakeholders). Untuk itu, secara periodik prodi melakukan pertemuan dengan mahsiswa dan alumuni serta pengguna lulusan untuk memperoleh masukan bagi upaya revisi kurikulum. Hasil pertemuan dengan mereka melalui forum focus group discussion menyarankan agar prodi menawarkan lebih banyak mata kuliah pilihan yang dapat memperkuat kompetensi utama lulusan. Dalam struktur kurikulum prodi yang berlaku, mata kuliah ini masih diwadahi dalam mata kuliah landasan keahlian dan mata kuliah kehalian utama. Kurikulum Prodi S3 tersebar dalam struktur dan isi kurikulum yang mencakup Mata Kuliah Landasan Keahlian terdiri atas 11 SKS (22%) dan Mata Kuliah Keahlian Utama terdiri atas 24 SKS (48%) dan penulisan disertasi 15 SKS (30%). Isi kurikulum ini selanjutnya dijabarkan ke dalam silabus mata kuliah oleh kelompok dosen berdasarkan bidang keahliannya, dengan mempertimbangkan perkembangan keilmuan yang terjadi dalam bidang keahlian yang berkaitan dan kebutuhan mahasiswa serta pengguna lulusan. Keluasan dan kedalaman materi dapat dilihat dari silabus mata kuliah. Sejalan dengan pedoman pengembangan kurikulum perguruan tinggi, isi kurikulum program studi S3 lebih difokuskan pada pemgembangan keilmuan yang sejalan dengan perkembangannya. Dari sisi penataan kurikulum, Prodi lebih menekankan pada pendekatan terintegrasi atau koherensi diantara mata kuliah dalam satu kelompok dan koherensi antar kelompok mata kuliah. Oleh karena itu, struktur kurikulum Prodi menunjukkan keterpaduan antara pengetahuan teori dengan praktek dan sebaliknya melalui berbagai penelitian yang mendasar. Dari segi isi kurikulum, integrasi materi pembelajaran terbangun diantara kelompok mata kuliah keahlian utama sebagaimana tercemin dalam struktur kurikulum dan kaitan antarmata kuliah landasan keahlian dan mata kuliah keahlian utama. Sebagai contoh, mata kuliah Trends and Issues in Contemporary English Education yang membahas teori-teori terbaru dalam pendidikan bahasa Inggris menjadi salah satu landasan dalam kajian pengembangan kurikulum bahasa Inggris dalam mata kuliah EFL Curriculum Development. Begitu pula antara mata kuliah Pragmatics dengan Critical Discourse Analysis. Sejalan dengan Permendiknas No. 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti PT, dalam struktur kurikulum Prodi S3 Pendidikan Bahasa Inggris tercakup mata kuliah yang dapat dikategorikan sebagai kurikulum institusional (muatan lokal) yang dikembangkan berdasarkan kebutuhan masyarakat dan kepentingan internal lembaga, yakni mata kuliah EFL Curriculum Development. Mata kuliah ini menjadi salah satu 45
penciri institusi. Sebagaimana tercantum dalam Tabel 5.1.3 Borang Akreditasi, Struktur Kurikulum Prodi memuat pula mata kuliah pilihan bagi para mahasiswa yang akan mengambil fokus penelitian dalam rangka studi akhirnya dengan metode kualitatif khususnya dengan pendekatan etnografi. Sedangkan mata kuliah Trends and Issues in Contemporary English Education membekali para mahasiswa dengan kajian teori mutakhir dalam pendidikan bahasa Inggris yang dapat dijadikan landasan bagi penelitian mereka yang mengambil fokus bidang kajian kurikulum dan pembelajaran bahasa Inggris. Mahasiswa Prodi S3 Pendidikan Bahasa Inggris memiliki peluang untuk mengembangkan diri dalam bentuk pengembangan dirinya dan pengembangan pilihan karirnya melalui sejumlah mata kuliah dalam struktur kurikulum Prodi. Mata kuliah Language Planning misalnya membekali mereka dengan keahlian dalam perancangan kebijakan kebahasaan dan mata kuliah EFL Curriculum Development memungkinkan mereka menjadi ahli pengembang kurikulum. Keharusan mahasiswa untuk mengikuti seminar internasional baik sebagai penyaji dan peserta serta keharusan mereka menerbitkan karyanya dalam jurnal terakreditasi juga memberikan peluang bagi mereka dalam pengembangan diri dan potensinya agar mereka dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan sebagai pemikir yang kritis dalam dunia pekerjaannya. Kurikulum Prodi S 3 Pendidikn Bahasa Inggris sesuai dengan Ketentuan Pokok Pengembangan Kurikulum UPI menerapkan pendekatan gabungan komptensi dengan topik inti yang diturunkan dari disiplin ilmu yang bersangkutan. Oleh karena itu, pembelajaran yang dipilih dan diorganisasikan dalam memaksimalkan pencapaian kompetensi dan pokok bahasan berupa topik inti yang dirumuskan dalam setiap silabus mata
kuliah.
Guna
mencapai
efisiensi,
efektivitas
dan
produktivitas
dalam
pembelajaran/perkuliahan digunakan pula multimedia pembelajaran antara lain seperti internet dan LCD. Seluruh ruangan kelas yang tersedia di program studi memiliki akses yang baik untuk penggunaan multimedia ini. Pembelajaran dirancang dalam upaya memaksimalkan penapaian kompetensi dan penguasaan bahan ajar yang dirancang dalam silabus mata kuliah. Oleh karena itu, pemilihan strategi dan metode perkuliahan diupayakan guna mencapai komptensi yang telah dirumuskan. Begitu pula, pengembangan bahan perkuliahan/materi dan jenis evaluasi diplih dan diorganisasikan sejalan dengan kompetensi yang dirumuskan dalam silabus mata kuliah sebagaimana disarankan dalam pengembangan kurikulum prodi. Pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran sebagaimana disinggung di atas 46
dilakukan guna mencapai efisiensi, efektivitas dan produktivitas dalam pembelajaran. Sementara itu, struktur pembelajaran dan rentang kegiatan pembelajaran dipilih dan dikembangkan berdasarkan ketentuan pokok pengembangan kurikulum khususnya menyangkut Bab IV tentang Standarisasi Mata Kuliah, Deskripsi, dan Silabus dan Bab V tentang Implementasi Kurikulum. Kedua Bab ini mengatur tentang rentang kegiatan mengajar didasarkan bobot mata kuliah baik atas dasar keluasan, kedalaman pembahasan
materi
perkuliahan,
proses
pembelajaran,
kemampuan/kompetensi dan keterampilan intelektual
dari
dan
tutuntutan
mata kuliah
yang
bersangkutan. Keterlibatan mahasiswa dalam pembelajaran dirancaang berdasarkan silabus dan Satuan Acara Perkuliahan dengan berpedoman pada ke dua Bab di atas. Modus perkuliahan sebagaimana dirancang dalam silabus dan SAP didasarkan pada pilihan pendekatan, metoda dan strategi pembelajaran guna memaksimalkan keterlibatan belajar mahasiswa. Secara umum, struktur
pembelajaran di program S3 lebih
ditekanan pada kemandirian belajar (autonomous learning) agar potensi dan kemampuan berpikir kritis dan inovatif mahasiswa dapat dimaksimalkan. Bentuk perkuliahan seperti analisis kasus, diskusi, dan presentasi hasil kajian mahasiswa terhadap topik-topik inti dalam mata kuliah yang didasarkan pada struktur dan perkembangan kelimuan bidang kajian terkait menjadi ciri yang menonjol. Pembimbingan penulisan disertasi sebagaimana dirancang dalam Bab VI tentang Seminar, bagian B tentang Pembimbingan Tesis diatur tentang tahapan pembimbingan tesis oleh dosen yang memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam ketentuan ini. Peluang
untuk
mengembang
pengetahuan
dan
pendalamannya
serta
keterampilan yang dialihkan, kemampuan belajar mandiri dikembangkan melalui pendekatan, metode dan strategi pembelajaran yang dirancang dalam silabus melalui kombinasi analisis kasus, diskusi, presentasi berbasis hasil penelitian dan kajian teori yang mendalam sebgaimana disebutkan di atas. Pengembangan nilai, motivasi, dan sikap menjadi bagian komponen yang diamati selama keterlibatan mahasiswa dalam pembelajaran, penyelesaian tugas dan dalam penilaian baik selama proses maupun hasil pembelajaran. Penilaian baik proses maupun hasil belajar didasarkan pada Pedoman Akademik Sekolah Pascasarjana Bab V tentang Penilaian Hasil Perkuliahan. Mengingat silabus dan SAP dikembangkan berdasarkan pendekatan gabungan antara kompetensi dengan penguasaan kedalaman materi perkuliahan (berbasis topik) sebagaimana diatur dalam ketentuan pokok pengembangan kurikulum UPI, maka 47
penilaian lebih berfokus pada acuan kriteria sebagaimana dirumuskan dalam silabus dan SAP mata kuliah yang bersangkutan. Penentuan yudisium ditetapkan yang dalam pedoman tersebut. Untuk memastikan kinerja dosen dalam perkuliahan, pada seriap akhir semester dilakukan penilaian kepuasan mahasiswa terhadap perkuliahan yang dilakukan secara acak. Penilaian melalui penyebaran kuesioner secara manual kepada mahasiswa oleh Prodi tanpa melibatkan dosen mata kuliah yang bersangkutan. Hasil penilaian diolah oleh Prodi baik secara kuantitatif maupun kualitatif sehingga dapat diketahui skor yang diperoleh setiap dosen. Dosen dengan skor kepuasan terendah akan dikurangi jumlah mata kuliah yang diampunya sehingga diharapkan dapat memiliki cukup waktu untuk melakukan perbaikan atas kinerja mengajarnya. Penilaian kepuasan juga dilakukan oleh Satuan Penjaminan Mutu melalui jaringan internet universitas. Hasil penilaian oleh SPM untuk sementara tidak menilai kinerja setiap dosen, melainkan setiap per prodi dan per fakultas sehingga masukan yang diperoleh lebih untuk kepentingan perbaikan manajemen. Ke depan, penilaian kinerja dosen secara online akan dilakukan secara individual untuk setiap dosen berdasarkan mata kuliah yang diampunya. Untuk menunjang pencapai baik proses dan hasil pembelajaran serta peningkatan keterlibatan mahasiswa dalam pembelajaran baik di kampus maupun di luar kampus berbagai sarana yang tersedia, antara lain kelas dengan akses multimedia. E-journal Perpustakaan UPI (Sage, Oxford, Cambridge) dapat diakses dari mana saja di luar kampus, demikian pula repository skripsi, tesis, dan disertasi. Mahasiswa juga dapat melakukan penelusuran koleksi Perpustakaan UPI melalui web secara online. Selain itu, ruang diskusi terbatas, auditorium untuk kuliah umum (generale stadium dari dosen tamu), dan ruang teleconference juga tersedia. Kegiatan di luar kampus dalam bentuk seminar bersama baik pada tingkat lokal, nasional maupun internasional dirancang dalam upaya membangun suasa akademik yang dapat mengasilkan kultur akademik yang diharapkan. Dilihat dari mutu dan kuantitas interaksi dosen-mahasiswa dilakukan pemantauan terhadap pembelajaran baik di kampus maupun di luar kampus. Upaya menggali penilaian dari mahsiswa baik melalui wawancara terbatas maupun angket untuk mengidentifikasi tingkat keterlibatan mahasiswa dalam pembelajaran, kuantitas serta mutu pembelajaran sebagaimana dijelaskan terdahulu selalu dilakukan pada setiap akhir semester. Semua kegiatan interaksi pembelajaran antara dosen-mahasiswa sebagaimana diuraikan di atas dirancang dalam silabus dan SAP yang dikomunikasikan 48
dengan mahasiswa terkait.
Begitu pula untuk kegiatan bersama dosen dengan
mahasiswa dalam bentuk penelitian yang dipresentasikan dalam semina nasional dan internasional serta kegiatan pengabdian pada masyarkat dalam bentuk seminar dan lokakarya pemberdayaan guru dilakukan secara periodik, minmal satu kali dalam s atu tahun yang direncanakan dalam Rencana Kegiatan Tahunan (RKAT Prodi). Penyusunan rancangan ini didiskusikan diantara dosen dengan meminta masukan dari mahasiswa. Pengembangan kepribadian dan aspek lain yang berkaitan dengan upaya pengembangan softskills mahasiswa dilakukan melalui kegikatan perkuliahan di kampus maupun di luar kampus dalam bentuk penelitian bersama dan menyajikan hasilnya dalam kegiatan seminar. Kegiatan pengabdian kepada masyakat juga dirancang dan dilakukan bersama oleh dosen dengan melibatkan mahasiswa. Pembelajaran/perkuliahan untuk setiap mata kuliah didorong untuk mengembangkan aspek-aspek yang dapat membentuk kepribadian ilmiah mahasiswa. Sebagaimana tertuang dalam Borang Akreditasi Prosedur 5, butir 5.1.1 kompetensi yang dirumuskan dalam kurikulum mencakup
kompetensi utama dan penunjang. Kedua rumusan
kompetensi yang diharapkan ini bila dibandingkan dengan hasil evaluasi hasil belajar mahasiswa program S3 sebagaimana tertuang dalam profil mahasiswa dan lulusan dalam 5 tahun terakhir cenderung bergerak naik (dari nilai terendah tahun 1 sebesar 3,29 menjadi rata-rata 3,57 pada tahun ke ketiga). Ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa kompetensi mahasiswa mendekati kompetensi yang diharapkan. Penilaian dari pengguna lulusan terhadap kinerja lulusan juga menunjukkan bahwa kompetensi yang dicapai mahasiswa dipandang baik oleh pengguna lulusan. Misalnya dari sisi keahlian sebagaimana tertera pada data Borang Akreditasi butir 3.3. tentang evaluasi lulusan menunjukkan bahwa 75% pengguna menyatakan keahlian lulusan dipandang baik. Begitu pula kemajuan dan keberhasilan studi mahasiswa sebagaimana digambarkan di atas dalam kurun lima tahun terakhir memperlihatkan peningkatan yang sangat berarti. Yudisium lulusan menunjukkan peningkatan dalam lima tahun terkahir dengan posisi Yusidium terakhir saat ini rata-rata 3.51. Kepuasaan lulusan sebagai disinggung di atas dari aspek keahlian, integritas, keluasan wawasan dinilai baik oleh pengguna (lihat Tabel 3.3. Hasil Studi Pelacakan) . Data pada hasil studi pelacakan dalam borang akareditasi (Tabel 3.3.) menunjukkan misalnya aspek keahlian, integritas, dan keluasan wawasan dipandang baik oleh pengguna/pemanfaat 49
lulusan. Dari data hasil penelitian dosen dalam lima tahun terakhir sebagaimana terter a dalam Borang Akreditasi Tabel 7.1.3 dan 7.1.4 tampak bahwa produk yang dihasilkan baik berupa karya penelitian dan publikasi dosen, antara lain berupa buku program studi menunjukkan jumlah yang sangat memuaskan. Rata-rata seorang dosen dalam lima tahun terakhir mengasilkan antara 3-4 karya ilmiah dalam bentuk buku teks. Untuk karya penelitian rata-rata seorang dosen dalam lima tahun terakhir mengahsilkan 3-4 karya penelitian. 2.Analisis SWOT: Kurikulum, pembelajaran dan suasana akademik Kekuatan
Kelemahan
a.
1. Pengaturan jumlah SKS per semester masih belum cermat, sehingga menjadi beban mahasiswa. Pada semester tertentu ditawarkan kurang dari 20 SKS tapi ada semester yang menawarkan di atas 20 SKS. 2. Prodi belum menyediakan struktur kurikulum bagi mahasiswa yang ingin melakukan studinya secara paruh waktu, terutama bagi mereka yang bekerja dan tingkat kesibukannya tinggi. 3. Prodi juga masih belum menetapkan program S3 by research seperti yang dilakukan Inggris atau Australia. Jika program ini dikembangkan, kebutuhan calon mahasiswa yang memiliki latar belakang penelitian kuat namun waktu terbatas akan teratasi.
b.
c.
d.
e.
Kurikulum Prodi relevan dengan visi, misi, sasaran, dan tujuannya, sebagaimana tampak pada struktur programnya Kurikulum Prodi disusun dengan mengacu pada standar nasional dan mempertimbangkan kepentingan para stakeholders Isi kurikulum Prodi membekali mahasiswa dengan kompetensi tenaga ahli kebahasaan dan kesastraan, yang mencakup kompetensi kepribadian, kompetensi kebahasaan, kompetensi komunikasi, dan kompetensi kepribadian Kurikulum Prodi diterapkan melalui pendekatan concurrent. Pendekatan ini memungkinkan mahasiswa untuk mendalami suatu keahlian sejak awal dan memungkinkan integrasi antara komptensi, keterampilan, dan kepribadian dalam rentang waktu yang cukup. Kurikulum Prodi memiliki tingkat keterkaitan antarmata kuliah yang tinggi, dan ini semakin memberi peluang kepada mahasiswa untuk mengembangkan diri secara maksimal.
Peluang
Ancaman
50
1. UPI sedang melaksanakan reviu dan revisi kurikulum, termasuk kurikulum Prodi. Ini merupakan kesempatan bagus untuk melakukan penyesuaian yang diperlukan dengan mempertimbangkan perkembangan yang terjadi dalam dunia keilmuan dan kebutuhan masyarakat pengguna lulusan. 2. Integrasi pengelolaan Program Pascasarjana S2 dan S3 dengan prodi S1 memungkinkan makin kokohnya kaitan antara mata kuliah yang dikembangan di S1, S2 dan S3
Untuk meningkatkan mutu dan daya jual Prodi di masyarakat, Prodi perlu memiliki kurikulum yang handal, fleksibel dan relevan dengan kebutuhan lapangan kerja. Jumlah SKS yang sekarang berlaku masih dipandang terlalu banyak dan berdampak pada lama masa studi mahasiswa yang panjang dan ini dapat mempengaruhi minat calon mahasiswa untuk memasuki Prodi Bahasa dan Sastra Inggris pada khususnya dan perguruan tinggi di Indonesia pada umumnya. Ancaman bisa datang dari perguruan tinggi asing yang mungkin menawarkan SKS yang lebih fleksibel.
F. Pembiayaan, Sarana dan Prasarana, dan Sistem Informasi 1. Uraian Hingga Tahun 2011 ini Prodi merupakan unit kerja yang tidak secara langsung mengelola keuangan. Keuangan SPs dikelola oleh Divisi Keuangan SPs di bawah koordinasi Asisten Direktur 2 SPs UPI. Setiap pertengahan tahun, Universitas menyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahunan (RKAT) yang berisi kegiatan dan besaran dana yang akan dilaksanakan pada tahun berikutnya. RKAT diturunkan dari Renstra Universitas dan Renstra itu sendiri merupakan penjabaran dari Visi dan Misi Universitas. RKAT Prodi disusun berdasarkan Visi dan Misi Prodi yang juga diturunkan dari Visi dan Misi Universitas. Dalam rangka memberi masukan dalam penyusunan RKAT, Kaprodi mengundang para dosen untuk menetapkan program-program apa saja yang harus ditetapkan oleh Universitas. Setiap program harus ditentukan pula waktu pelaksanaan dan rancangan biayanya. Mengingat UPI masih memiliki status BHMN, pembiayaan RKAT bersumber dari SPP mahasiswa atau dikenal dengan dan Usaha Tabungan Universitas (UTU). RKAT yang telah disusun Prodi kemudian diserahkan dan digabung dengan RKAT Universitas untuk mendapat pengesahan dari Majelis Wali Amanat. Setelah disahkan MWA, RKAT diserahkan kepada setiap pimpinan unit kerja, termasuk kaprodi. Untuk menjamin pelaksanakan RKAT sesuai rencana, Universitas meminta setiap prodi mencantumkan jadwal pelaksanaan masing-masing kegiatan serta siapa Person in Charge (PIC) nya. Saat jadwal pelaksanaan tiba, Kaprodi menyusun TOR kegiatan yang nantinya diserahkan kepada pimpinan SPs untuk disetujui. Setelah mendapat persetujuan, biaya kegiatan oleh kaprodi dapat dicairkan ke bagian keuangan sesuai ketentuan yang berlaku sejalan dengan kemajuan kegiatan yang sedang dilaksanakan. Setelah kegiatan selesai dilakukan, kaprodi harus menyusun laporan kegiatan dengan tembusan selain kepada 51
Direktur SPs juga kepada Direktorat Keuangan. Untuk mengukur kinerja, setiap kegiatan selesai dilakukan, Kaprodi melalui SPs mengisi laporan implementasi kegiatan secara online melalu Sistem Informasi Keuangan (SIKU). Untuk menjamin akuntabilitas keuangan prodi, setiap tahun universitas mengundang akuntan publik untuk memeriksa akuntabilitas kinerja program keuangan universitas. Unit kerja yang diaudit biasanya hanya sampai Divisi keuangan SPs. Namun bila diperlukan, beberapa prodi dapat dilibatkan dalam proses audit sebagai sample acak. Hingga tahun 2010, kinerja keuangan UPI Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Walau kadang tak tersentuh akuntan publik, kinerja keuangan prodi diaudit oleh Satuan Audit Internal (SAI) yang secara reguler setiap tahuan melakukan audit internal. Bila ada kasus khusus, Rektor dapat meminta SAI untuk melakukan audit investigasi pada unit kerja yang kinerja keuangannya rendah. Untuk kinerja program, Prodi diaudit secara reguler setiap tahun oleh Satuan Penjaminan Mutu (SPM) melalui Audit Internal Mutu Akademik (AMAI). Namun sejalan dengan perubahan UPI BHMN menjadi PTP-PK BLU, mulai tahun 2012, Prodi tidak lagi merupakan unit pengelola keuangan terkecil. Pengelolaan keuangan harus dilakukan oleh unit yang memiliki Pejabat Pembuat Komitmen, yaitu Fakultas. Prodi berhak mengajukan rencana kegiatan dan anggaran tahunan namun dibatasi oleh pagu yang telah ditetapkan oleh Universitas. Dengan demikian Prodi akan berfungsi sebagai unit pelaksana kegiatan akademik, sedangkan masalah keuangan dikelola oleh Fakultas. Untuk menunjang kegiatan Prodi, Universitas melakukan pengadaan barang dan jasa yang dibutuhkan dengan dukungan dana baik dari usaha tabungan universitas, dana DIPA bantuan sosial atau kerja sama. Dalam kaitannya dengan barang dan jasa yang dibutuhkan, Prodi dapat mengusulkan jenis barang dan jasa yang dibutuhkan beserta spesifikasinya. Untuk pengadaan buku, Prodi dapat mengusulkan buku-buku yang dibutuhkan kepada Perpustakaan. Setelah kebutuhan buku yang relevan dengan kebutuhan Prodi terkumpul, Perpustakaan akan menyerahkan daftar buku beserta harganya kepada bagian pengadaan untuk dilakukan proses tender. Contoh lainnya adalah dalam pengadaan jasa konsultan ISO. Prodi dapat mengajukan kriteria penyedia jasa audit ISO yang dibutuhkan untuk kemudian dilakukan proses pengadaannya oleh bagian pengadaan. Dengan cara seperti ini diharapkan barang atau jasa yang disediakan akan sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Hal yang sama dilakukan untuk pengadaan barang lain seperti komputer, LCD Projector, furniture, scanner, serta barang-barang dan jasa lainnya. Jika kebutuhan akan barang dan jasa melebihi kapasitas keuangan SPs, Prodi dapat menentukan prioritas kebutuhan sehingga fungsi layanan kepada mahasiswa tidak terganggu. Untuk 52
keberlanjutan pengadaan, Universitas melakukan langkah pengalokasian dana yang ada. Ada pengadaan yang didanai DIPA seperti bandwidth, pembangunan gedung, serta pengadaan sejumlah peralatan. Selain itu, ada pula pengadaan yang didanai UTU (SPP) universitas seperti pembelian buku serta pengadaan jasa konsultan.
Universitas juga
menggali sumber pendanaan melalui pemerolehan Hibah PHKI yang melibatkan kerja sama dengan pemerintah daerah seperti dalam kasus Hibah PHKI Lesson Study berbasis kemitraan dengan Pemda dan juga melalui kerja sama penelitian dengan industri. Agar barang dan jasa yang disediakan dapat dimanfaatkan dengan baik, pemanfaatan sarana dan prasarana dilakukan baik secara sentralisasi maupun desentralisasi. Pemanfaatan fasilitas gedung pertemuan, ruang kelas, ruang terbuka, dan sarana olah raga dilakukan secara terpusat oleh universitas. Sementara itu, penentuan ruang kelas serta ruang kerja Kaprodi, dosen dan staf administrasi dilakukan oleh Direktur SPs. Sementara itu, berdasarkan ketersediaan ruangan, kaprodi dapat merancang penggunaan ruangan untuk perkuliahan sesuai kebutuhan. Rancangan itu diajukan kepada Direktur SPs untuk ditetapkan secara resmi melalui SK Direktur atau Asisten Direktur SPs. Bila Prodi membutuhkan fasilitas yang digunakan bersama, seperti auditorium atau ruang rapat besar, kaprodi dapat mengajukan usul penggunaan ruangan kepada Asdir 2 SPs. Untuk pemeliharaan kebersihan gedung, universitas melakukannya secara outsourcing melalui pengadaan jasa penyedia tenaga kebersihan. Petugas cleaning service melakukan tugasnya memelihara dan menjaga kebersihan untuk gedung tertentu. Bisa jadi antara gedung yang satu dengan gedung yang lain penyedia jasa kebersihannya berbeda. Selain petugas kebersihan, SPs juga memiliki petugas di masing-masing lantai yang tanggung jawabnya adalah menyediakan peralatan perkuliahan dan menyediakan minum bagi dosen yang mengajar. Pemeliharaan kelistrikan dilakukan secara sentral oleh universitas, yaitu oleh bagian kerumahtanggaan. Sementara itu, pemeliharaan ICT dilakukan oleh tim ICT Direktorat Teknologi Informasi dan Komunikasi. Pengadaan gedung dilakukan oleh Universitas melalui berbagai skema. Universitas sejauh ini mendapat fasilitas gedung baru untuk hampir semua fakultas dari dana pinjaman IDB. UPI juga mendapat bantuan pembangunan asrama mahasiswa selain dari IDB juga dari World Bank, selain secara rutin mendapat alokasi pembangunan dari APBN seperti untuk pembangunan Rusunawa. Penjaminan kualitas gedung universitas dilakukan oleh Biro Aset dan Fasilitas yang salah satu tugasnya diantaranya merencanakan perbaikan atau rehabilitasi gedung yang telah rusak seperti pengecetan atau pembangunan gedung baru. Sementara itu, pemenuhan standar ruang kuliah, ketersediaan air bersih, dilakukan oleh 53
Divisi Aset dan Fasilitas SPs. Pengadaan laboratorium dilakukan secara terpusat oleh Universitas. Prodi diberi kewenangan untuk mengajukan barang dengan specs nya sedangkan pengadaannya dilakukan secara terpusat. Perpustakaan UPI sudah mengembangkan sistem e-Library dan konten digital yang dapat diakses secara online. Perpustakaan UPI telah melakukan technical processing dan layanan perpustakaan secara otomasi dengan menggunakan software CDS-ISIS. Pada tahun 2009, sebanyak 90% koleksi perpustakaan telah dapat diakses oleh pengguna OPAC (Online Public Access Catalog) dan 90% sivitas akademika UPI telah terdata dalam database user Perpustakaan UPI. Layanan internet Perpustakaan UPI memungkinkan pengguna melakukan downloading judul koleksi tesis dan disertasi yang ada di perpustakaan. Proses digitalisasi konten lokal sedang dirintis pada titik layanan Sekolah Pascasarjana untuk menjamin cara akses baru ke sumber informasi berupa tesis dan disertasi. Pada akhir tahun 2011, hampir, diharapkan 10.000 judul skripsi, tesis, dan disertasi sudah terunggah ke dalam repository UPI dan dapat diakses secara bebas oleh siapapun dimana pun. Perpustakaan UPI hingga saat ini sudah mengembangkan sistem informasi perpustakaan berbasis web. Software yang digunakan adalah: (1) Openbiblio, untuk sistem otomasi perpustakaan yang meliputi sistem pengolahan, pelayanan sirkulasi, penelusuran dan laporan; (2) Desiderata, untuk sistem di bagian pengadaan dan akuisisi dalam menghimpun data judul-judul koleksi yang akan diadakan, (3) ESTD (Elektronik skirpsi, tesis
dan
disertasi)
yang
dapat
diakses
di
http://digilib.upi.edu
atau
http://perpustakaan.upi.edu, (4) Union catalog, untuk menggabungkan seluruh data bibliografis beberapa perpustakaan dan ruang baca di lingkungan UPI. Pada saat ini perpustakaan dan ruang baca yang telah tergabung adalah Perpustakaan Kampus Serang, Purwakarta, Sumedang, Tasikmalaya, Cibiru, ruang baca Pascasarjana, ruang baca Jurusan Pendidikan Bahasa Sunda, dan Ruang Baca Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Dalam rangka sharing metadata, Perpustakaan UPI saat ini telah bergabung dengan portal jurnal yang dikembangkan oleh Dikti yang diberi nama GARUDA. Portal ini dapat diakses melalui alamat website http://jurnal.dikti.go.id. Selain itu, Perpustakaan UPI juga telah bekerjasama dalam IDLN (Indonesia Digital Library Network). Dalam rangka meningkatkan layanan internet untuk sivitas akademika UPI di berbagai unit kerja, setiap tahun bandwidth UPI terus ditingkatkan. Dimulai dengan besar bandwidth 64 Kbps pada tahun 1999 melalui koneksi ke AI3 ITB, lalu berkembang berturut-turut menjadi 512 Kbps ke Jasatel tahun 2002, 1 Mbps ke Jasatel tahun 2003 dan 54
2004, 4 Mbps tahun 2005, 11,5 Mbps tahun 2007, 24 Mbps tahun 2008, dan 55 Mbps pada tahun 2009 ke PT Telkom. Penambahan jumlah pemakai dan permintaan konektivitas dari waktu ke waktu yang terus meningkat mengharuskan penambahan bandwidth, terutama bila mengikuti ketentuan BSNP bahwa tiap user minimal 16 kbps. Renstra UPI Tahun 2011-2015 menargetkan alokasi bandwifth untuk setiap pengguna minimal memenuhi standar BSNP, yaitu 16kbps. Kapasitas dan fungsi Direktorat TIK dalam memberikan layanan internet terus ditingkatkan secara sistematis. Semenjak diterapkan aturan registrasi akun untuk akses internet, pada tahun 2010 jumlah mahasiswa yang sudah registrasi sebanyak 21.853 orang (62,4%), sedangkan dosen dan karyawan sebanyak 1096 orang (52,2%). Data sampai akhir tahun 2010 menunjukkan jumlah mahasiswa yang sudah registrasi menggunakan internet sebanyak 29.485 orang (76,6%) dengan total mahasiswa aktif 38.511 orang, sedangkan dosen dan karyawan sebanyak 1.563 orang (77,0%). Rata-rata penggunaan internet UPI pada bulan Januari-Desember tahun 2010 sebanyak 1.758 jam/hari oleh mahasiswa, dan 578 jam/hari oleh dosen dan karyawan. Sejak pertengahan bulan Agustus 2007, UPI mulai terhubungkan dengan jaringan WAN Jardiknas, milik Depdiknas. Jardiknas merupakan jaringan pendidikan nasional yang menghubungkan kantor Kementrian Pendidikan nasional di Senayan Jakarta dengan lembaga-lembaga pendidikan di seluruh Indonesia. Terkoneksinya UPI pada Jardiknas memberikan peluang bagi UPI melalui Direktorat TIK untuk terus meningkatkan peran sertanya dalam pemanfaatan dan integrasi teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan di Indonesia. Jumlah komputer pendukung jaringan Internet UPI saat ini berjumlah lebih dari 2500 komputer, 36 ruang kelas terkoneksi Internet, serta 36% bangunan dan ruang terbuka sudah terhubung WIFI. Pasca pembangunan gedung baru, kebutuhan ruang kelas untuk perkuliahan serta laboratorium untuk setiap unit akademik, termasuk SPs dapat terpenuhi walau di sana-sini masih dirasakan berbagai kekurangan baik karena konstruksi bangunan maupun kelengkapan fasilitas yang tersedia. Oleh karena itu, selain melengkapi furniture melalui dana APBN, Universitas juga melengkapi sarana dan fasilitas yang belum lengkap, melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana dan juga kebersihan. Biro aset dan Fasilitas sebagai penanggung jawab pengelolaan sarana dan prasarana memiliki sejumlah fokus kegiatan yang bertujuan meningkatkan layanan dalam rangka menunjang kegiatan akademik serta menata dan meningkatkan sarana dan lingkungan. Beberapa kegiatan yang telah dan akan terus dilaksanakan pada tahun yang akan datang meliputi (1) 55
menyempurnakan dan melakukan sosialisasi dan melaksanakan Prosedur Operational Baku (POB) kegiatan pengelolaan/penggunaan aset dan fasilitas, (2) melakukan penataan dan pemeliharaan Isola Heritage, (3) memberdayakan fasilitas dan ruang kerja dosen, (4) menyelenggarakan workshop sosialisasi penghematan energi, (5) menyusun Pedoman Sistem Pengamanan Lingkungan Kampus, (6) mengimplementasikan Sadar Pemeliharaan Aset dan Fasilitas, (7) melaksanakan workshop Penyusunan Standarisasi Pengadaan Barang/Jasa dan Penghapusan Barang Milik Negara, dan (8) melaksanakan Kegiatan Pembangunan dan Renovasi.
2. SWOT Analysis: Pembiayaan, sarana dan prasarana, dan sistem informasi Kekuatan 1. Status UPI yang sejak 2004 menjadi PT BHMN telah memberikan pengalaman berharga dalam mencari sumber pembiayaan operasional universitas di luar apa yang dialokasikan pemerintah. 2. Sarana dan prasarana penunjang pendidikan baik yang dibangun dengan sumbangan JICA untuk MIPA maupun dari IDB untuk fakultas lainnya, termasuk gedung SPs merupakan modal yang sangat berharga bagi pemenuhan standar minimal penyelenggaraan pendidikan pada tingkat universitas. 3. Sistem informasi yang dikembangkan selama ini baik melalui dana IM-HERE maupun dana universitas seperti sistem informasi akademik, keuangan, dan sumber daya manusia merupakan modal penting bagi peningkatan efisiensi dan akuntabilitas pengelolaan universitas. Peluang 1. Trend pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus membaik merupakan peluang bagi universitas dan juga SPs untuk menjamin keberlanjutan pembiayaan operasional universitas. 2. Kepercayaan masyarakat dan pemerintah serta citra universitas yang makin baik serta sistem pemeliharaan sarana dan prasarana yang telah berjalan memberi peluang bagi universitas, khususnya SPs untuk meningkatkan kualitas sarana dan prasarana yang dimiliki. 3. Otonomi yang diberikan universitas dalam pengelolaan dan pengalokasian dana yang berbeda dengan fakultas merupakan peluang bagi SPs untuk lebih kreatif dalam meningkatkan sumber dana, sarana dan
Kelemahan 1. Pembiayaan pendidikan dari waktu ke waktu semakin meningkat sementara kemampuan Program Studi dan Universitas serta dukungan keuangan pemerintah makin menurun. 2. Budaya masyarakat kita yang belum terbiasa memelihara fasilitas umum seperti fasilitas komputer, ruang kelas dan koleksi buku, energi, air, dan lainnya menyebabkan nilai keekonomisan barang menjadi makin pendek dan berbiaya tinggi. 3. Perkembangan teknologi informasi yang cepat serta kebutuhan civitas akademika atas layanan IT yang dapat diandalkan menuntut universitas melakukan penyesuaian yang fleksibel sementara kemampuan keuangan dan SDM terbatas.
Ancaman 1. Budaya konsumtif dan ingin serba nyaman tanpa disertai peningkatan produktivitas dan kinerja dapat menghabiskan berapa pun sumber dana yang diperoleh. 2. Jumlah mahasiswa yang cenderung bertambah tanpa terkendali dapat menyebabkan sarana prasarana yang sudah ada menjadi tidak berarti karena penambahan satu mahasiswa tidak serta merta sumbangan dana yang ia berikan dapat menutupi biaya operasional nyata yang harus dikeluarkan universitas. 3. Sistem informasi yang tidak diperbaharui dan disosialisasikan pemanfaatannya secara terus menerus dapat menyebabkan sistem yang dimiliki menjadi ketinggalan dan tak dapat memberikan dampak apa-apa bagi
56
prasarana serta sistem informasi yang telah ada.
kemajuan universitas.
G. Penelitian, Pelayanan/Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerjasama 1. Uraian Berkaitan dengan komponen penelitian dan publikasi, program pendidikan bahasa Inggris pascasarja Universitas Pendidikan Indonesia selama ini berusaha untuk mendorong timnya untuk berinisiatif melakukan penelitian dan secara aktif mencari hibah penelitian, baik tingkat nasional maupun internasional. Selama ini beberapa anggota tim program studi pendidikan bahasa Inggris telah mendapatkan hibah penelitian baik yang berskala nasional maupun internasional. Yang berskala nasional, misalnya diperoleh oleh Prof. Dr. Hj Nenden Sri Lengkanawati, yang mendapatkan hibah penelitian dari “Hibah Bersaing”. Selain itu, Dr. E. Aminudin Azis telah berhasil memperoleh hibah penelitian dari Asia Fellow Scholarship pada tahun 2004. Pada tahun ini, seperti telah disebutkan di atas, Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris SPs UPI, dengan difasilitasi oleh Pascasarjana UPI, juga telah mengirimkan satu proposal penelitian ke SEASREP di Manila (Lampiran 1), dan satu proposal, atas nama Emi Emilia, PhD ke the Asian Scholarship Foundation. Proposal yang dikirim ke the Asian Scholarship Foundation, sudah lulus seleksi tahap satu, dan sekarang sedang menghadapi seleksi tahap dua. Sementara itu, dalam hal publikasi, mayoritas anggpota tim program studi pendidikan bahasa Inggris telah banyak membuat publikasi baik di jurnal, atau surat kabar, sepertii yang banyak dilakukan oleh Prof. Chaedar Alwasilah, PhD dan Bachrudin Musthafa, PhD. Publikasi juga banyak dilakukan melaui presentasi yang dilakukan oleh para anggota tim, seperti presentasi dalam berbagai seminar mengenai pendidikan di Indonesia, menyajikan makalah di TESOL Convention, New Orleans, iATEFL di Brighton, Inggris, Thai TESOL Conference di Bangkok, MELTA Conference di Trengganu, dan di Hong Kong yang dilakukan oleh Prof. Fuad Abdul Hamied, PhD, yang juga merupakan President TEFLIN and ASIA TEFL Regional Representative. Seminar pada Masyarakat Linguistik Indonesia dilakukan oleh Prof. Chaedar Alwasilah, PhD dan Iwa Lukmana, PhD baru-baru ini di Padang, presentasi di Malaysia dalam konferensi mengenai penelitian kualitatif oleh Chaedar Alwasilah, PhD presentasi di berbagai lokasi di Indonesia, seperti Maluku, Irian Jaya, Sulawesi, dan presentasi dalam konferensi HISKI (Himpunan
Sarjana Kesusastraan Indonesia) di Palembang yang dilakukan oleh
Bachrudin Musthafa, PhD, presentasi yang telah dilakukan oleh Prof. Dr. Hj Nenden Sri 57
Lengkanawati, Endang Aminudin Aziz, PhD, Iwa Lukmana, PhD, Dr. Didi Suherdi dalam konferensi TEFLIN, serta presentasi yang telah dilakukan dalam konferensi internasional pendidikan literasi di Semarang pada akhir bulan September 2005 oleh Dr. Emi Emilia. Dr. Didi Sukyadi dalam kapasitasnya sebagai Sekjen TEFLIN melakukan presentasi sebagai Featured Speaker di ASIA TEFL Conference, di Balin tahun 2008, di Bangkok tahun 2009, dan di Korea, 2011. Dr. Didi Sukyadi juga merintis penyelenggaraan Conference on Applied Linguistics (CONAPLIN) sejak tahun 2008 dan merintis publikasi jurnal dalam bidang linguistik terapan dengan nama Conaplin Journal yang akan terbit perdana awal Agustus 2011. Sekaitan dengan publikasi, masih banyak lagi publikasi yang telah dibuat oleh para anggota tim program studi pendidikan bahasa Inggris yang tidak dapat disebutkan di sini berhubung ruang tidak memungkinkan. Contoh hasil karya ilmiah dosen yang dipublikasikan dapat dilihat pula pada Lampiran 1 laporan portofolio program studi pendidikan bahasa Inggris. Seperti telah diuraikan dalam laporan porfolio Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, sampai saat ini Program Studi pendidikan Bahasa Inggris program pascasarjana UPI belum banyak melakukan kegiatan pengabdian pada masyarakat yang melibatkan tim secara keseluruhan serta mahasiswa secara langsung, Namun demikian, banyak sekali kegiatan pengabdian pada masyarakat yang dilakukan oleh anggota tim sebagai individu, yang manfaatnya bagi masyarakat tidak dapat diragukan lagi. Misalnya, Prof. Fuad Abdul Hamied, PhD sebagai Deputi Menteri Koordinasi Kesejahteraan Rakyat di Jakarta; Bachrudin Musthafa, PhD berperan sebagai konsultan di penerbit buku bahasa Inggris di New Concept Education Centre di Jakarta;
Prof. Chaedar Alwasilah, PhD berperan
sebagai pembina asosiasi dan editor di Pusat Perbukuan Nasional (Departemen Pendidikan Nasional), sebagai konsultan di IIEF (Ford Foundation), konsultan untuk peningkatan penggunaan bahasa ilmiah di tujuh universitas di Indonesia, termasuk UNY (Universitas Yogyakarta), UNILA (Universitas Lampung), UNAND (Universitas Negeri Andalas), Politeknik di Ujung Pandang, Politeknik Pertanian di Kupanag, Universitas Papua, Universitas Cendrawasih; Prof. Dr. Nenden Sri Lengkanawati berperan sebagai koordinator subtim pengembang standar minimal laboratorium bahasa untuk LPTK dan sebagai anggota tim pengembang sertifikasi guru bahasa Inggris, Iwa Lukmana, PhD dan Prof. Aminudin Azis, PhD berperan sebagai asesor penelitian di Lembaga Penelitian Universitas Pendidikan Indonesia dan Asesor BAN PT dan juga berperan sebagai reviewer penelitian di Ditjen Dikti dan sebagai editor/ referee pada beberapa jurnal terakreditasi, seperti Linguistik Indonesia, Jurnal Penelitian UNNES dan jurnal di Malaysia UKM 58
(Universiti Kebangsaan Malaysia). Selain itu, Iwa Lukmana, PhD berperan sebagai salah satu penyusun kurikulum inti program S1, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan sebagai salah satu penilai buku teks bahasa Inggris di PUSBUK. Prof. Dr. Didi Suherdi dan Dr. Didi Sukyadi aktif melakukan pembinaan guru baik melalui P4TK maupun MGMP, terutama dalam pembinaan dan pengembangan profesionalisme mereka seperti dalam keterampilan mengajar dan kemampuan melakukan penelitian dan penulisan karya ilmiah. Semua peran ini menunjukkan besarnya pengabdian kepada masyarakat yang selama ini dilakukan oleh para dosen program studi pendidikan bahasa Inggris pascasarjana UPI. Bentuk kerja sama lain yang dilakukan Prodi adalah kerja sama penelitian baik dengan institusi dalam dan luar negeri, kemitraan dengan Dinas Pendidikan Propinsi dan Kabupaten dalam rangka pengembangan profesionalisme guru melalui lesson study, penelitian tindakan kelas, penyelenggaraan PLPG, serta penyediaan tenaga ahli yang diperlukan bagi pengembangan profesionalisme guru. 2. Analisis SWOT: Penelitian, pelayanan/pengabdian kepada masyarakat, dan kerjasama Kekuatan
Kelemahan
1. Staf pengajar Prodi memiliki kapasitas yang memadai dalam bidang keahliannya masingmasing bai dari indikator hasil penelitian maupun kiprahnya yang selama ini dilakukan. 2. Rata-rata staf pengajar Prodi memiliki jaringan kerja sama baik di dalam maupun di luar negeri yang terkait. 3. Reputasi UPI yang cukup baik dan positif di mata masyarakat, dunia akademik maupun pemerintah menjadi kekuatan bagi SPs UPI untuk menjalin kerja sama dengan pihak lain 4. Staf Pengajar Prodi memiliki kemampuan IT yang cukup baik dan dapat beradaptasi dengan perkembangan IT yang berkaitan dengan pembelajaran. 5. Staf pengajar SPs memiliki etos kerja dan semangat berkompetisi dalam bidang akademik yang cukup baik.
1. Masih banyak hasil penelitian dosen yang belum dipublikasikan dalam jurnal ilmiah bermitra bestari internasional sehingga dapat meningkatkan jumlah publikasi per dosen, serta indek kutipan per artikel. 2. Kerja sama penelitian baru dilakukan dengan beberapa pihak. Kerja sama penelitian dengan industri dan antaruniversitas masih terbatas. 3. Jumlah dana dari kerja sama penelitian juga nilainya masih terbatas yang menandakan bahwa dampak penelitian yang dihasilkannya pun masih terbatas pula. 4. Pengabdian kepada masyarakat masih sebatas kegiatan volunteer, dan belum ada kegiatan pengabdian masyarakat yang dapat dijadikan sarana untuk income generating. Ancaman 1. Makin terbatasnya anggaran pemerintah, penurunan kinerja ekonomi global, serta terbatasnya lapangan kerja menyebabkan alokasi dana penelitian yang diberikan pemerintah maupun swasta akan makin terbatas. 2. Kompetisi agar sebuah hasil penelitian
Peluang 1. Kesadaran perusahaan-perusahaan akan tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat terus meningkat. 2. Peluang kerja sama penelitian dengan universitas lain di dalam dan luar negeri serta dengan pemerintah daerah dan industri cenderung meningkat seiring makin
59
tumbuhnya kepercayaan masyarakat kepada UPI. 3. Mobilitas tenaga pengajar SPs baik di dalam negeri maupu n ke luar negeri makin tinggi sehingga peluang memperluas networking dan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak makin tinggi. 4. Adanya pemeringkatan universitas dunia seperti QS Stars dan Webometric membuat komitmen pimpinan universitas baik di dalam maupun di luar negeri untuk menjalin kerja sama menjadi makin tinggi.
bisa diakui secara internasional seperti SSCI (SCOPUS) makin ketat dan makin kompetetif sehingga daya saing program studi bisa makin melemah. 3. Banyak perusahaan yang lebih memilih menyalurkan dana CSR-nya untuk kegiatan yang bersifat fisik yang hasilnya nampak kelihatan sehingga upaya pemerolehan dan CSR perusahaan untuk kegiatan penelitian dan kegiatan pendidikan akan makin kompetetif
II. ANALISIS KEKUATAN, KELEMAHAN, PELUANG DAN ANCAMAN (SWOT ANALYSIS) Analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dilakukan dengan memperhatikan deskripsi SWOT yang dirumuskan pada akhir uraian setiap komponen evaluasi diri, yang dipusatkan pada: 1) masukan mentah, yaitu kemahasiswaan, 2) masukan lingkungan yang mencakupi integritas, jati diri, visi, misi, tujuan, sasaran, dan suasana akademik, 3) masukan instrumental yang mencakupi dosen dan tenaga pendukung, kurikulum, sarana dan prasarana, pendanaan, sistem informasi, dan sistem penjaminan mutu, 4) proses yang mencakupi tata pamong, pengelolaan program, proses pembelajaran, sistem informasi, dan sistem penjaminan mutu, dan 5) yang mencakupi lulusan, penelitian, disertasi, pengabdian kepada masyarakat dan hasil lainnya. Analisis SWOT dilakukan menggunakan model yang dianjurkan dalam buku Pedoman Evaluasi Diri Program Studi, yang diterbitkan oleh BAN-PT seperti tergambar di bawah ini. Faktor Internal Faktor Eksternal Peluang (O)
Kekuatan
Kelemahan
(S)
(W)
Strategi (SO) (gunakan “S” memanfaatkan “O”):
(WO) Menghilangkan “W” untuk dan memanfaatkan “O”
PERLUASAN Ancaman (T)
KONSOLIDASI Strategi “ST” Strategi “WT” Gunakan S untuk menghindari Gunakan “W” “T” menghindari “T”
untuk
Deskripsi SWOT kelompok komponen sistem dengan menggunakan model di atas dapat digambarkan sebagai berikut:
60
A. Masukan Mentah Kemahasiswaan STRENGTHS 1. Kepakaran dosen sangat memadai. 2. Minat masyarakat cukup tinggi 3. Sarana dan prasarana semakin cukup baik dan memadai 4. Sistem penjaminan mutu telah berjalan dengan baik. 5. Komitmen pimpinan untuk menegakkan prosedur tinggi OPPORTUNITIES 1. Akses informasi makin mudah. 2. Peluang kerja sama makin banyak. 3. Kebijakan pemerintah sangat mendukung. 4. Kebutuhan akan lulusan doktor meningkat. 5. Peluang untuk benchmarking meningkat.
SO-STRATEGIES 1. Pemanfaatan IT untuk meningkatkan kepakaran dosen. 2. Melibatkan banyak dosen dalam kerja sama internasional dan mendorong setiap dosen membuka jejaring internasional. 4. Memperpendek masa studi mahasiswa dan meningkatkan kualitas lulusan. 5. Melakukan benchmarking dengan PT luar negeri rujukan.
THREATS 1. Keinginan memperoleh sesuatu secara instan. 2. Masuknya perguruan tinggi asing. 3. Munculnya program yang sama dengan biaya lebih murah. 4. Kemampuan tenaga dosen beradaptasi dengan perkembangan IT beragam.
ST-STRATEGIES 1. Melakukan penjaminan mutu secara konsisten dan makin meningkat. 2. Melakukan benchmarking dan promosi yang cerdas 3. Latihan pemanfaatan IT bagi dosen seperti blog staff, web design, uploading data, pembuatan milis, dll. 4. Melakukan efisiensi
WEAKNESSES 1. Rata-rata lama studi mahasiswa masih panjang 2. Mahasiswa belajar sambil bekerja. 3. Mahasiswa kurang memiliki etos belajar yang tinggi. 4. kemampuan membaca mahasiswa perlu ditingkatkan 5. Waktu dosen membimbing mahasiswa terbatas WO-STRATEGIES 1. Memanfaatkan IT untuk pembelajaran seperti silabus dan materi PBM online, bimbingan online, tugas online, dll. 2. Menerapkan sistem full time dan partime. 3. Membentuk tim yang bertugas menindaklanjuti peluang peningkatan mutu yang diberikan pemerintah. 4. Menawarkan program upskills berbasis kebutuhan mahasiswa 5. Melibatkan mahasiswa dalam proses benchmarking dan studi banding. WT-STRATEGIES 1. Pemanfaatan IT untuk pembelajaran dan pembinaan mahasiswa 2. Meningkatkan etos belajar mahasiswa. 3. Menerapkan sistem partime dan full time 4. Meneruskan program upskills yang selama ini dilakukan. 5. Mendistribusikan
61
5. Biaya penyelenggaraan program makin mahal.
melalui pemanfaatan IT. 5. Manfaatkan sarana dan prasarana secara optimal.
B. Masukan Lingkungan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Suasana Akademik STRENGTHS 1. Kualifikasi dosen sangat memadai 2. Program sesuai dengan visi dan misi 3. Linieritas disiplin ilmu mahasiswa tinggi 4. Citra Prodi di kalangan masyarakat cukup baik OPPORTUNITIES SO-STRATEGIES 1. Adanya keharusan 1. Meningkatkan promosi setiap Prodi Inggris agar kualitas masukan harus memiliki lulusan makin baik dan bervariasi S3 dalam hal asal daerah, 2. Keharusan untuk jenis kelamin dan menjadi Professor pembiayaan. disiplin ilmunya harus 2. Meningkatkan kerja sama relevan. credit transfer atau 3. Citra prodi di program dual degree masyarakat cukup baik dengan universitas lain 4. Fasilitas memadai. THREATS ST-STRATEGIES 1. Perkembangan disiplin 1. Dukungan untuk dosen ilmu makin cepat dan yang melakukan penelitian, menglobal. presentasi makalah dan 2. Makin ketatnya menulis jurnal. persaingan antar 2. Penyelenggaraan seminar penyelenggara program ilmiah internasional yang sama. 3. Melakukan benchmarking 3. Jumlah mahasiswa dengan universitas dengan makin banyak dan ranking QS Stars lebih kemungkinan tinggi pelanggaran etika 4. Memperketat prosedur akademik yang tinggi. penyeleksian dan pembimbingan mahasiswa.
C. Masukan Instrumental 1. Dosen dan Tenaga Pendukung STRENGTHS 1. Kualitas dan kualifikasi dosen diakui baik secara nasional maupun
mahasiswa bimbingan berdasarkan keahlian dan beban kerja dosen.
WEAKNESSES 1. Kegiatan dosen sangat padat. 2. Sebagian mahasiswa belajar dan juga bekerja bersamaan. 3. Belum semua civitas memahami visi dan misi prodi. WO-STRATEGIES 1. Jumlah tenaga pengajar dipertimbangkan untuk ditambah. 2. Pemberlakuan status mahasiswa part time dan full time harus dipertimbangkan 3. Lakukan sosialisasi visi dan misi secara terus menerus melalui berbagai modus. WT-STRATEGIES 1. Mengoptimalkan tenaga pengajar yang tersedia 2. Memperbanyak rekrutment calon mahasiswa freshgraduate. 3. Meningkatkan komunikasi prodi dengan mahasiswa melalui database email, telepon atau alamat rumah mahasiswa.
WEAKNESSES 1. Kepakaran para dosen belum didukung tradisi penelitian yang 62
internasional. 2. Jumlah dan kualitas karya dosen memadai dan kredibel. 3. Peraturan dan kode etik kinerja bagi para dosen dan tenaga pendukung telah berjalan secara efektif. 4. Keberlanjutan pengadaan dan pemanfaatan sumber daya dapat dijamin.
OPPORTUNITIES 1. Universitas menyediakan program pengembangan dosen guru besar dan nonguru besar. 2. Kesempatan berkarya ilmiah dan presentasinya pada forum ilmiah internasional, regional dan nasional semakin banyak 3. Kerjasama dan kemitraan dengan berbagai universitas dan lembaga lainnya meningkat.
sistematik melalui peta penelitian dosen 2. Direktori kepakaran para dosen belum terdokumentasi dengan baik. 3. Pengembangan staf belum terjadwal secara terencana, terutama karena terkendala pendanaan yang terbatas. 4. Kerja sama pengadaan tenaga ahli baru terbatas dengan beberapa universitas. SO-STRATEGIES WO-STRATEGIES 1. Mendorong dosen 1. Mewajibkan setiap dosen memanfaatkan program menyusun road map pengembangan dosen penelitian dan guru besar dan nonguru melaksanakannya secara besar ke luar negeri teratur sebagai fellows atau 2. Menyusun direktori visiting scholar kepakaran dosen dan 2. Secara reguler Prodi memperbaharuinya dengan didukung SPs secara reguler. membantu dosen yang 3. Memperluas kerja sama menyajikan makalahnya dengan universitas pada seminar rujukan. internasional. 4. Melibatkan makin 3. Prodi secara reguler banyak dosen dalam mendatangkan tenaga ahli melakukan kerja sama dari universitas rujukan penelitian dengan untuk melakukan kuliah universitas rujukan di umum dalam dan luar negeri. 4. Prodi melakukan penelitian 5. Mendorong dosen untuk bersama dengan menyajikan makalahnya universitas rujukan di luar pada seminar negeri internasional atau memublikasikannya dalam jurnal ilmiah terakreditasi.
THREATS ST-STRATEGIES 1. Beban kerja struktural 1. Membagi tugas mengajar sebagian besar dosen sesuai keahlian dan beban mempersempit waktu kerja masing-masing serta untuk berkarya ilmiah berdasarkan respon dan berinteraksi dengan mahasiswa atas dosen kolega pada universitas yang bersangkutan.
WT-STRATEGIES 1. Pemetaan beban kerja dosen baik di S3, S2, S1 beserta jabatan struktural yang dipegang agar pembagian tugas mengjar proporsional
63
lain 2. Kurangnya koordinasi peta kompetensi dalam pencarian ilmiah dosen-dosen berkualifikasi terkait. 3. Banyaknya kepercayaan dari pemerintah atau lembaga lain untuk bekerja sama mengurangi sebagian waktu dosen untuk berkarya ilmiah 4. Regenerasi dosen yang pengembangan keilmuannya diserahkan pada dosen masing-masing dapat menyebabkan proporsi kepakaran dosen program studi kurang seimbang.
2. Membuat direktori keahlian dosen berdasarkan kualifikasi akademik dan karya yang dihasilkan. 3. Memilih kerja sama yang tidak hanya secara finansial tetapi secara akademik juga menguntungkan. 4. Menyusun peta pengembangan keahlian dan regenerasi dosen melalui pemetaan dosen tidak hanya pada Program S3, tetapi juga S2 dan S1. 5. Mendorong para dosen untuk menerbitkan karyanya dalam jurnal berimpact factor tinggi, terutama yang terindeks dalam SSCI seperti SCOPUS.
2. Bekerja sama dengan lembaga penyalur beasiswa seperti AMINEF, dan IIEF agar peluang beasiswa dari LN dapat dipantau. 3. Penyelenggaraan workshop belajar di luar negeri bagi dosen dari lembaga penyalur beasiswa yang kredibel seperti AUSAID dan Fulbright. 4. Menindaklanjuti dan mengimplementasikan kerja sama yang telah dirintis dengan UPI universitas rujukan 5. Memperluar kerja sama dengan universitas terbaik selain di Eropa, Amerika Utara, juga dengan universitas di ASIA.
2. Kurikulum, Sarana dan Prasarana STRENGTHS 1. Kurikulum Prodi relevan dengan visi, misi, sasaran, dan tujuannya, sebagaimana tampak pada struktur programnya 2. Kurikulum Prodi disusun dengan mengacu pada standar nasional dan mempertimbangkan kepentingan para stakeholders 3. Isi kurikulum Prodi membekali mahasiswa dengan kompetensi tenaga ahli kebahasaan dan kesastraan, yang mencakup kompetensi kepribadian, kebahasaan, komunikasi, dan kepribadian 4. Kurikulum Prodi diterapkan melalui pendekatan concurrent
WEAKNESSES 1. Pengaturan jumlah SKS per semester masih belum cermat, sehingga menjadi beban mahasiswa. Pada semester tertentu ditawarkan kurang dari 20 SKS tapi ada semester yang menawarkan di atas 20 SKS. 2. Prodi belum menyediakan struktur kurikulum bagi mahasiswa yang ingin melakukan studinya secara paruh waktu, terutama bagi mereka yang bekerja dan tingkat kesibukannya tinggi. 3. Prodi juga masih belum menetapkan program S3 by research seperti yang
64
yang memungkinkan integrasi antara kompetensi, keterampilan, dan kepribadian 5. Kurikulum Prodi memiliki tingkat keterkaitan antarmata kuliah yang tinggi. OPPORTUNITIES SO-STRATEGIES 1. UPI sedang 1. Mengkaji ulang kesesuain melaksanakan reviu mata kuliah yang dan revisi kurikulum, dikembangkan prodi termasuk kurikulum dengan kebutuhan para Prodi. pemangku kepentingan 2. Integrasi pengelolaan dan perkembangan Program Pascasarjana keilmuan setra teknologi S2 dan S3 dengan prodi yang terjadi. S1 akan memperkokoh 2. Mengidentifikasi kaitan antara mata kemungkinan mahasiswa kuliah yang yang masih lemah dalam dikembangan di S1 aspek atau disiplin S3 dengan di S2 dan S3 tertentu untuk mengikuti perkuliahan di program S1. THREATS ST-STRATEGIES 1. Kurikulum kurang 1. Merancang struktur fleksibel kurikulum agar lebih 2. Jumlah SKS dipandang fleksibel. Misalnya, mata masih terlalu banyak kuliah tertentu di satu saat 3. Lama masa studi masih bisa ditawarkan, di saat panjang. lain tidak atau 4. Universitas lain menetapkan mata kuliah menawarkan kurikulum pilihan. yang lebih fleksibel. 2. Mengkaji ulang jumlah mata kuliah yang selama ini ditawarkan 3. Melakukan penjaminan mutu secara konsisten dan makin naik standarnya. Misalnya, audit prodi oleh asosiasi penyelenggaran TEFL internasional.
dilakukan Inggris atau Australia. Jika program ini dikembangkan, kebutuhan calon mahasiswa yang memiliki latar belakang penelitian kuat namun waktu terbatas akan teratasi. WO-STRATEGIES 1. Mengkaji ulang distribusi mata kuliah untuk masing-masing semester agar makin proporsional dan saling mendukung. 2. Merealisasikan status mahasiswa partime dan full time. 3. Merancang Program S3 by research agar kebutuhan pemangku kepentingan yang berbeda dapat diakomodasi. WT-STRATEGIES 1. Membuat kurikulum lebih fleksibel dan distribusi SKS antar semester lebih proporsional. 2. Mengkaji ulang beberapa mata kuliah yang dapat dihilangkan agar jumlah SKS makin sedikit. 3. Sejak pendaftaran mahasiswa yang bekerja diarahkan untuk kuliah paruh waktu. 4. Mengkaji kemungkinan ditetapkan Program S3 by research. 5. Mengkaji kemungkinan ditawarkannya mata kuliah pilihan atau mata kuliah nonkredit.
65
3. Pembiayaan, sarana dan prasarana, sistem informasi, dan penjaminan mutu STRENGTHS WEAKNESSES 1. Status UPI yang sejak 1. Pembiayaan pendidikan 2004 menjadi PT BHMN dari waktu ke waktu telah memberikan semakin meningkat pengalaman berharga sementara kemampuan dalam mencari sumber Program Studi dan pembiayaan operasional Universitas serta universitas di luar apa dukungan keuangan yang dialokasikan pemerintah makin pemerintah. menurun. 2. Sarana dan prasarana 2. Budaya masyarakat kita penunjang pendidikan yang belum terbiasa baik yang dibangun memelihara fasilitas dengan dana IDB umum menyebabkan termasuk gedung SPs nilai keekonomisan merupakan modal yang barang menjadi makin sangat berharga bagi pendek dan mahal. pemenuhan standar 3. Perkembangan teknologi minimal penyelenggaraan informasi yang cepat pendidikan pada tingkat serta kebutuhan civitas universitas. akademika atas layanan 3. Sistem informasi yang IT yang dapat dikembangkan selama ini diandalkan menuntut baik melalui dana IMuniversitas melakukan HERE maupun dana penyesuaian yang universitas seperti sistem fleksibel sementara informasi akademik, kemampuan keuangan keuangan, dan sumber dan SDM terbatas. daya manusia merupakan modal penting bagi peningkatan efisiensi dan akuntabilitas pengelolaan universitas. OPPORTUNITIES 1. Trend pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus membaik. 2. Kepercayaan masyarakat dan pemerintah serta citra universitas yang makin baik serta sistem pemeliharaan sarana dan prasarana yang telah berjalan 3. Otonomi yang
SO-STRATEGIES 1. Menyelenggarakan kegiatan yang dapat memberikan pendapatan tambahan (income generating) bagi prodi. 2. Meningkatkan koleksi buku pada Pusat Sumber Belajar Prodi 3. Memberi insentif bagi dosen yang mahasiswa yang dibimbingnya lulus tepat waktu.
WO-STRATEGIES 1. Mengusulkan kepada manajemen SPs untuk menerapkan pembayaran SPP dengan sistem paket untuk selama masa studi agar uang yang mengendap dapat diputar. 2. Melakukan sosialisasi secara terus menerus kepada mahasiswa mengenai etika
66
diberikan universitas kepada SPs dalam pengelolaan dan pengalokasian dana yang berbeda dengan fakultas merupakan peluang bagi SPs untuk lebih kreatif dalam meningkatkan kualitas layanan.
THREATS 1. Budaya konsumtif dan ingin serba nyaman tanpa disertai peningkatan produktivitas dan kinerja. 2. Jumlah mahasiswa yang cenderung bertambah tanpa terkendali . 3. Sistem informasi yang tidak diperbaharui dan disosialisasikan pemanfaatannya secara terus menerus dapat menyebabkan sistem yang dimiliki menjadi ketinggalan.
4. Mengembangkan sistem kemahasiswaan yang bimbingan skripsi dan harus dipatuhi serta rasa akademik online, silabus tanggung jawab atas dan bahan ajar serta tugas properti universitas. online. 3. Meningkatkan jumlah 5. Mengembangkan ruang terbuka ber WIFI keterampilan mahasiswa dan koneksi Internet dalam menulis untuk dalam setiap ruang kelas jurnal ilmiah dengan dukungan 6. Mendorong dosen dan bandwidth universitas mahasiswa menulis yang memadai. disertasi sesuai payung 4. Melakukan pelatihan penelitian yang telah komputer seperti disiapkan dosen dan pembuatan blog, menerbitkannya secara pengunggahan data ke bersama-sam web, dan perancangan 7. Berlangganan jurnal ilmiah web sederhana bagi nasional dan internasional dosen dan staf yang relevan secara pendukung. teratur 5. Meningkatkan keterampilan dosen dan staf pendukung dalam memberikan layanan prima. ST-STRATEGIES 1. Menerapkan pemberian insentif berbasis kinerja baik dalam honorarium mengajar, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, maupun kegiatan lain yang dapat meningkatkan suasana akademis. 2. Melakukan pemetaan mengani jumlah mahasiswa ideal yang dapat diterima prodi. 3. Memanfaatkan dan memperbaharui sistem informasi yang ada untuk peningkatan layanan seperti nilai online, penilaian kepuasan dosen online, dan lainnya.
WT-STRATEGIES 1. Melakukan efisiensi pengeluaran dengan mempertimbangkan dampak akademik dari setiap pengeluaran yang dilakukan. 2. Menerapkan sangsi yang tegas dan terkoordinasi bagi mahasiswa yang merusak properti universitas seperti mutilasi buku dan skripsi dan tindakan plagiarisme atau perjokian. 3. Melakukan pelatihan bagi dosen, mahasiswa dan staf pendukung dalam pemanfaatan IT bagi pembelajaran.
67
D. PROSES Tata pamong, Tata kelola, dan Proses Pembelajaran STRENGTHS 1. Tata pamong efektif dan berdaya guna. 2. Sistem, dokumen, dan sumber daya yang mendukung tata pamong, pengelolaan dan penjaminan mutu telah tersedia dan terstandar. 3. Kerja sama dengan universitas rujukan telah terjalin. OPPORTUNITIES SO-STRATEGIES 1. Adanya integrasi 1. Implementasi penjaminan pengelolaan Program mutu berbasis ISO secara S3 dengan S1 yang menyeluruh. sudah tersertifikasi 2. Implementasi hasil ISO. benchmarking dengan 2. Ketersediaan sumber universitas rujukan. daya untuk membentuk 3. Melakukan promosi secara GKM bersama-sama terstruktur baik melalui dengan prodi S1 brosur maupun online. 3. Hasil rujuk mutu dapat segera diimplementasikan ke dalam program Prodi. 4. Meningkatnya animo masyarakat. THREATS ST-STRATEGIES 1. Keterbatasan waktu 1. Menerapkan sistem full belajar mahasiswa time dan part time. 2. Terbatasnya waktu 2. Menerapkan sistem dosen untuk bimbingan distertasi dan berinteraksi dengan konsultasi akademik mahasiswa. online. 3. Masa penulisan 3. menerapkan jadwal disertasi masih cuku p bimbingan yang ketat bagi lama mahasiswa dengan sistem 4. Jumlah mahasiswa terus seminggu sekali wajib bertambah untuk bertemu. mencapai titik impas. 4. membatasi jumlah 5. Kurang sejalannya mahasiswa baru. penetapan jadwal 5. Pemetaan keahlian dosen mengajar dosen dengan dan mata kuliah yang keahlian yang tersedia. dimilikinya.
WEAKNESSES 1. Dukungan tenaga administrasi terbatas. 2. Dukungan dosen dalam implementasi kebijakan prodi belum optimal. 3. GKM Prodi belum terbentuk
WO-STRATEGIES 1. Meningkatkan daya dukung staf administrasi atas kinerja prodi. 2. Meningkatkan sistem reward dan punishment berkaitan dengan keterlibatan dosen dalam program prodi. 3. Pembentukan Gugus Kendali mutu Prodi.
WT-STRATEGIES 1. Pembentukan Gugus Kendali Mutu 2. Implementasi penjaminan mutu. 3. Meningkatkan partisipasi dosen dalam kegiatan prodi.
68
E. KELUARAN Kelulusan, Penelitian, dan Pengabdian Kepada Masyarakat, dan kerjasama
OPPORTUNITIES 1. Kesadaran perusahaanperusahaan akan tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat terus meningkat. 2. Peluang kerja sama
STRENGTHS 1. Staf pengajar Prodi memiliki kapasitas yang memadai dalam bidang keahliannya masingmasing bai dari indikator hasil penelitian maupun kiprahnya yang selama ini dilakukan. 2. Rata-rata staf pengajar Prodi memiliki jaringan kerja sama baik di dalam maupun di luar negeri yang terkait. 3. Reputasi UPI yang cukup baik dan positif di mata masyarakat, dunia akademik maupun pemerintah menjadi kekuatan bagi SPs UPI untuk menjalin kerja sama dengan pihak lain 4. Staf Pengajar Prodi memiliki kemampuan IT yang cukup baik dan dapat beradaptasi dengan perkembangan IT yang berkaitan dengan pembelajaran. 5. Staf pengajar SPs memiliki etos kerja dan semangat berkompetisi dalam bidang akademik yang cukup baik. 6. IPK alumni sesuai target yang telah ditetapkan 7. Pengguna merasa puas dengan lulusan SPs SO-STRATEGIES 1. Melakukan kerja sama dengan perusahaan dalam memanfaatkan CSR mereka, terutama untuk kepentingan peningkatan layanan kepada mahasiswa atau
WEAKNESSES 1. Masih banyak hasil penelitian dosen yang belum dipublikasikan dalam jurnal ilmiah bermitra bestari internasional sehingga dapat meningkatkan jumlah publikasi per dosen, serta indek kutipan per artikel. 2. Kerja sama penelitian baru dilakukan dengan beberapa pihak. Kerja sama penelitian dengan industri dan antaruniversitas masih terbatas. 3. Jumlah dana dari kerja sama penelitian juga nilainya masih terbatas yang menandakan bahwa dampak penelitian yang dihasilkannya pun masih terbatas pula. 4. Pengabdian kepada masyarakat masih sebatas kegiatan volunteer, dan belum ada kegiatan pengabdian masyarakat yang dapat dijadikan sarana untuk income generating. 5. Masa studi relatif panjang 6. Rata-rata mahasiswa sudah bekerja, bukan fresh graduate. WO-STRATEGIES 1. Meningkatkan kemampuan dosen dan mahasiswa dalam membuat publikasi ilmiah pada jurnal nasional dan internasional.
69
penelitian dengan universitas lain di dalam dan luar negeri serta dengan pemerintah daerah dan industri cenderung meningkat seiring makin tumbuhnya kepercayaan masyarakat kepada UPI. 3. Mobilitas tenaga pengajar SPs baik di dalam negeri maupun ke luar negeri makin tinggi sehingga peluang memperluas networking dan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak makin tinggi. 4. Adanya pemeringkatan universitas dunia seperti QS Stars dan Webometrics membuat komitmen pimpinan universitas baik di dalam maupun di luar negeri untuk menjalin kerja sama menjadi makin tinggi.
pengabdian kepada masyarakat. 2. Memanfaatkan jaringan yang ada baik di dalam maupun luar negeri untuk membangun kerja sama dalam bidang penelitian dan publikasi serta pengabdian kepada masyarakat. 3. Membuat web prodi yang diantaranya berisi nama dan kualifikasi serta kepakaran dosen, karya ilmiah dosen, jadwal pembelajaran, daftar mahasiswa dan pembimbing akademik, pembimbing thesis, disertasi serta topik penelitian, CV dan kepakaran dosen, informasi buku baru, serta info lainnya. 4. Mewajibkan dosen S3 SPs untuk memiliki kartu anggota dan aktif di organisasi profesi yang relevan dengan keahliannya. 5. Mengumpulkan karya ilmiah dosen yang telah diterbitkan pada jurnal atau buku dan mengirimnya ke SCOPUS
THREATS 1. Makin terbatasnya anggaran pemerintah, penurunan kinerja ekonomi global, serta terbatasnya lapangan
ST-STRATEGIES 1. Mencari alternatif pemerolehan dana penelitian dari lembaga donor luar negeri seperti ACER serta perusahaan
2. Mewajibkan setiap dosen menghasilkan artikel hasil penelitian setidaknya 1 tahun satu artikel 3. Menjajagi kemungkinan melakukan penelitian dengan industri atau perusahaan dengan memanfaatkan CSR mereka. 4. Melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan pihak industri, terutama perusahaan multinasional yang peduli peningkatan pendidikan di Indonesia, pemberantasan buta aksara, penyelamatan anak-anak dan peningkatan profesionalisme guru. 5. Mempercepat masa penyelesaian studi mahasiswa melalui sistem bimbingan serta dukungan sarana dan prasarana yang ada. 6. Mewajibkan mahasiswa S3 melakukan presentasi dan menerbitkan hasil penelitiannya pada jurnal nasional atau internasional. 7. Melakukan promosi agar makin banyak fresh graduate mendaftar. 8. Melakukan survey kepuasan alumni dan pengguna secara reguler minimal satu kali dalam setahun. WT-STRATEGIES 1. Menugaskan staf prodi untuk mengumpulkan hasil penelitian dosen dan mengirmkannya pada jurnal nasional
70
kerja menyebabkan alokasi dana penelitian yang diberikan pemerintah maupun swasta akan makin terbatas. 2. Kompetisi agar sebuah hasil penelitian bisa diakui secara internasional seperti SSCI (SCOPUS) makin ketat dan makin kompetetif sehingga daya saing program studi bisa makin melemah. 3. Banyak perusahaan yang lebih memilih menyalurkan dana CSR-nya untuk kegiatan yang bersifat fisik yang hasilnya nampak kelihatan sehingga upaya pemerolehan dan CSR perusahaan untuk kegiatan penelitian dan kegiatan pendidikan akan makin kompetetif
multinasional yang terakreditasi atau jurnal beroperasi di Indonesia internasional baik di 2. Melakukan penelitian tingkat regional Asia bersama dengan maupun Eropa dan universitas di luar negeri Amerika Serikat. sehingga pembiayan 2. Mendorong dosen untuk menjadi lebih ringan melakukan penelitian dan namun dampak yang publikasi bersama dengan dihasilkan bisa lebih mahasiswa yang besar. dibimbingnya dengan 3. Mendorong para dosen memberikan mahasiswa menerbitkan hasil itu topik penelitian, penelitiannya pada jurnal referensi yang dibutuhkan rujukan yang diindeks serta membimbing dan SCOPUs melalui mengarahkan proses workshop pengenalan penelitian dan SSCI dan SCOPUS penyusunan laporannya. 4. Menangkap peluang 3. Mengidentifikasi pendanaan dari perusahaan atau lembaga perusahaan yang akan donor yang bergerak mengalokasikan dan CSRdalam bidang sosial nya untuk kepentingan termasuk pendidikan yang pendidikan. memungkinkan bekerja 5. Menugaskan para dosen sama dalam kegiatan untuk menyusun proposal penelitian dan pengabdian penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. yang didanai dana CSR 4. Melakukan deteksi dini perusahaan-perusahaan. bagi mahasiswa yang kemungkinan masa studinya melampaui ketentuan
III. KESIMPULAN MENGENAI STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PERBAIKAN DOKTOR PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS SPS UPI A. Masukan Mentah 1. Memanfaatkan IT untuk meningkatkan kepakaran dosen seperti silabus dan materi PBM online, bimbingan online, tugas online, dll, yang didahului oleh workshop pemanfaatan IT bagi dosen seperti blog staff, web design, uploading data, pembuatan milis, dll. 2. Melibatkan banyak dosen dalam kerja sama internasional dan mendorong setiap dosen membuka jejaring internasional. 3. Memperpendek masa studi mahasiswa dan meningkatkan kualitas lulusan. 4. Menerapkan sistem full time dan partime students. 5. Membentuk tim yang bertugas menindaklanjuti peluang hibah atau bantuan yang diberikan pemerintah atau lembaga donor lain. 6. Menawarkan program upskills berbasis kebutuhan mahasiswa 7. Melakukan penjaminan mutu secara konsisten dan makin meningkat seperti akreditasi prodi oleh asosiasi profesi internasional. 8. Melakukan promosi yang lebih kreatif dan cerdas untuk menjaring calon mahasiswa baru dengan jumlah dan keragaman yang makin meningkat.
71
9. Membiasakan dosen dan staf pendukung berkomunikasi dengan dosen melalui sms atau email sehingga terlaksana paperless management system 10. Manfaatkan sarana dan prasarana yang ada secara optimal untuk pembelajaran. 11. Memanfaatkan IT untuk meningkatkan pembelajaran, pembinaan dan etos kerja mahasiswa 12. Mendistribusikan pembimbingan mahasiswa berdasarkan keahlian dan beban kerja dosen. B. Masukan Lingkungan 1. Meningkatkan kerja sama credit transfer atau program dual degrees dengan universitas rujukan. 2. Mendorong dan memberikan insentif bagi dosen yang melakukan penelitian, presentasi makalah dan publikasi ilmiah pada jurnal peer reviewed. 3. Menyelenggarakan seminar, workshop, atau konferensi ilmiah internasional secara reguler dengan bekerja sama dengan unit lain di universitas. 4. Melakukan benchmarking dengan universitas ranking 500 besar QS Stars dengan menambah jumlah dan variasi universitas yang terlibat. 5. Memperketat prosedur penyeleksian dan pembimbingan mahasiswa. 6. Memperkuat tenaga pengajar yang ada serta memanfaatkan dosen luar biasa atau visiting fellows dari lembaga donor. 7. Melakukan sosialisasi visi, misi dan etika akademik serta kemahasiswaan secara terus menerus melalui berbagai modus. 8. Mengupayakan agar calon mahasiswa tidak kuliah sambil bekerja bila statusnya sebagai mahasiswa penuh waktu. 9. Meningkatkan komunikasi prodi dengan mahasiswa melalui sms, email, facebook atau jejaring sosial lainnya.
C. Masukan Instrumental 1. Mendorong dosen memanfaatkan program pengembangan dosen guru besar dan nonguru besar ke luar negeri sebagai fellows atau visiting scholar yang diberikan Universitas 2. Mendatangkan tenaga ahli dari universitas rujukan untuk melakukan kuliah umum atau orasi ilmiah secara terintegrasi dengan kegiatan seminar atau workshop. 3. Melakukan penelitian bersama dengan universitas rujukan di luar negeri 4. Mewajibkan setiap dosen menyusun road map penelitian dan melaksanakannya secara teratur 5. Menyusun direktori kepakaran dosen dan memperbaharuinya secara reguler berdasarkan kualifikasi akademik dan karya yang dihasilkan. 6. Membagi tugas mengajar sesuai keahlian dan beban kerja masing-masing serta berdasarkan respon mahasiswa atas dosen yang bersangkutan. 7. Memilih kerja sama yang menguntungkan tidak hanya secara finansial tetapi secara akademik. 8. Menyusun peta pengembangan keahlian dan regenerasi dosen melalui pemetaan dosen secara terpadu tidak hanya pada Program S3, tetapi juga S2 dan S1. 9. Mendorong para dosen untuk menerbitkan karyanya dalam jurnal ber-impact factor tinggi, terutama jurnal yang terindeks dalam SSCI seperti SCOPUS. 10. Melakukan kerja sama kemitraan dengan lembaga penyalur beasiswa seperti AMINEF, dan IIEF agar peluang beasiswa dari LN dapat dipantau.
72
11. Menindaklanjuti dan mengimplementasikan MOU yang telah dirintis oleh UPI terutama dengan universitas rujukan 12. Mengkaji ulang kesesuain, distribusi dan proporsi mata kuliah pada tiap semester dengan kebutuhan para pemangku kepentingan dan perkembangan keilmuan serta teknologi yang terjadi. 13. Menerapkan sistem yang memungkinkan mahasiswa yang masih lemah dalam bidang tertentu untuk mengambil mata kuliah lain yang relevan baik di dalam atau di luar Prodi dengan sistem nonkredit. 14. Merancang struktur kurikulum agar lebih fleksibel. Misalnya, mata kuliah tertentu di satu saat bisa ditawarkan, di saat lain tidak atau menetapkan mata kuliah pilihan. 15. Merancang Program S3 by research agar kebutuhan pemangku kepentingan yang berbeda dapat diakomodasi. 16. Mengkaji ulang beberapa mata kuliah yang dapat dihilangkan agar jumlah SKS makin sedikit. 17. Menyelenggarakan kegiatan yang dapat memberikan pendapatan tambahan (income generating) bagi prodi. 18. Meningkatkan koleksi buku pada Pusat Sumber Belajar Prodi. 19. Mendorong dosen dan mahasiswa menulis disertasi sesuai peta penelitian yang telah disiapkan dosen dan menerbitkannya secara bersama-sama 20. Berlangganan jurnal ilmiah nasional dan internasional yang relevan secara teratur 21. Menerapkan pemberian insentif berbasis kinerja baik dalam honorarium mengajar, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, maupun kegiatan lain yang dapat meningkatkan suasana akademis. 22. Mengusulkan kepada manajemen SPs untuk menerapkan pembayaran SPP dengan sistem paket untuk selama masa studi agar uang yang mengendap dapat diputar untuk income generating. 23. Mengusulkan kepada SPs untuk meningkatkan jumlah ruang terbuka ber WIFI dan koneksi Internet dalam setiap ruang kelas dengan dukungan bandwidth universitas yang memadai. 24. Melakukan pelatihan komputer seperti pembuatan blog, pengunggahan data ke web, dan perancangan web sederhana bagi dosen dan staf pendukung. 25. Meningkatkan keterampilan dosen dan staf pendukung dalam memberikan layanan prima. 26. Menerapkan sangsi yang tegas dan terkoordinasi bagi mahasiswa yang melanggar etika akademik dan kemahasiswaan seperti mutilasi buku dan skripsi dan tindakan plagiarisme atau perjokian.
D. Proses 1. Implementasi penjaminan mutu berbasis ISO secara menyeluruh termasuk pembentukan GKM Prodi, pelaksanaan audit internal, pengukuran kepuasan mahasiswa atas layanan prodi dan juga atas kinerja dosen, dan kegiatan lainnya. 2. Implementasi hasil benchmarking dari universitas rujukan. 3. Melakukan promosi secara terstruktur baik melalui brosur maupun online. 4. Menerapkan jadwal bimbingan yang ketat bagi mahasiswa dengan sistem seminggu sekali wajib bertemu pembimbing. 5. Membatasi jumlah mahasiswa baru. 6. Pemetaan keahlian dosen dan mata kuliah yang tersedia. 7. Meningkatkan daya dukung staf administrasi atas kinerja prodi.
73
8. Meningkatkan sistem reward dan punishment berkaitan dengan keterlibatan dosen dalam program prodi. E. Keluaran 1. Melakukan kerja sama dengan perusahaan dalam memanfaatkan CSR mereka, terutama untuk kepentingan peningkatan layanan kepada mahasiswa dan pengabdian kepada masyarakat. 2. Memanfaatkan jaringan yang ada baik di dalam maupun luar negeri untuk membangun kerja sama dalam bidang penelitian, publikasi ilmiah, serta pengabdian kepada masyarakat. 3. Membuat web prodi yang diantaranya berisi nama dan kualifikasi serta kepakaran dosen, karya ilmiah dosen, jadwal pembelajaran, daftar mahasiswa dan pembimbing akademik, pembimbing thesis, disertasi serta topik penelitian, CV dan kepakaran dosen, informasi buku baru, serta info lainnya. 4. Mendorong dosen S3 SPs untuk memiliki kartu anggota dan aktif di organisasi profesi yang relevan dengan keahliannya. 5. Mengumpulkan karya ilmiah dosen yang telah diterbitkan pada jurnal atau buku dan mengirimnya ke SCOPUS secara reguler. 6. Mencari alternatif pemerolehan dana penelitian dari lembaga donor luar negeri seperti ACER serta perusahaan multinasional yang beroperasi di Indonesia 7. Melakukan penelitian bersama dengan universitas di luar negeri sehingga pembiayaan menjadi lebih ringan namun dampak yang dihasilkan bisa lebih besar. 8. Mewajibkan setiap dosen menghasilkan artikel hasil penelitian setidaknya 1 tahun satu artikel 9. Melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan pihak industri, terutama perusahaan multi-nasional yang peduli peningkatan pendidikan di Indonesia, pemberantasan buta aksara, penyelamatan anak-anak dan peningkatan profesionalisme guru. 10. Mengkaji ulang secara reguler sistem bimbingan akademik dan disertasi yang dilakukan dosen 11. Mewajibkan mahasiswa S3 melakukan presentasi dan menerbitkan hasil penelitiannya pada jurnal nasional atau internasional. 12. Melakukan survey kepuasan alumni dan pengguna secara reguler minimal satu kali dalam setahun. 13. Mendorong dosen untuk melakukan penelitian dan publikasi bersama dengan mahasiswa 14. Melakukan deteksi dini bagi mahasiswa yang kemungkinan masa studinya melampaui masa studi yang ditetapkan.
IV. PERMASALAHAN POKOK YANG MEMERLUKAN PENANGANAN Hasil analisis SWOT yang dikelompokkan menurut komponen sistem (masukan mentah, masukan lingkungan, masukan instrumental, proses dan keluaran) menunjukkan adanya beberapa permasalahan utama yang memerlukan penanganan Prodi, baik melalui upaya perluasan maupun konsolidasi, yaitu:
74
1. 2. 3. 4. 5. 6.
STRATEGI PERLUASAN Benchmarking Kerja sama dan kemitraan Pemanfaatan IT untuk pembelajaran Pendanaan Komunikasi, promosi dan sosialisasi Profesionalisme mahasiswa
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
STRATEGI KONSOLIDASI Sistem penjaminan mutu Penyelesaian studi mahasiswa Pelacakan lulusan Bimbingan akademik dan disertasi Profesionalisme dosen Suasana akademik Sistem seleksi dan ujian Relevansi dan keberlangsungan program
Strategi Pengembangan Berdasarkan Permasalahan Pokok 1. Pembakuan Mutu Implementasi hasil benchmarking dari universitas rujukan yang MOU-nya telah ditandatangani universitas. Meningkatkan kerja sama credit transfer atau program dual degrees dengan universitas rujukan. Melakukan benchmarking dengan universitas ranking 500 besar QS Stars dengan menambah jumlah dan variasi universitas yang terlibat. Memperkuat tenaga pengajar yang ada serta memanfaatkan dosen luar biasa atau visiting fellows dari lembaga donor. Mendatangkan tenaga ahli dari universitas rujukan untuk melakukan kuliah umum atau orasi ilmiah secara terintegrasi dengan kegiatan seminar atau workshop. 2. Kerja sama dan kemitraan Melakukan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dengan pihak industri yang peduli peningkatan pendidikan. Melakukan penelitian bersama dengan universitas di luar negeri sehingga pembiayaan menjadi lebih ringan namun dampak yang dihasilkan bisa lebih besar. Memanfaatkan jaringan yang ada baik di dalam maupun luar negeri untuk membangun kerja sama dalam bidang penelitian, publikasi ilmiah, serta pengabdian kepada masyarakat. Melakukan kerja sama kemitraan dengan lembaga penyalur beasiswa seperti AMINEF, dan IIEF agar peluang beasiswa dari LN dapat dipantau. Melibatkan banyak dosen dalam kerja sama internasional dan mendorong setiap dosen membuka jejaring internasional. Membentuk tim yang bertugas menindaklanjuti peluang hibah atau bantuan yang diberikan pemerintah atau lembaga donor lain. 3. Pemanfaatan IT untuk pembelajaran Meningkatkan jumlah ruang terbuka ber WIFI dan koneksi Internet dalam setiap ruang kelas dengan dukungan bandwidth universitas yang memadai. Melakukan pelatihan komputer seperti pembuatan blog, pengunggahan data ke web, dan perancangan web sederhana bagi dosen dan staf pendukung. Memanfaatkan IT untuk meningkatkan kepakaran dosen seperti silabus dan materi PBM online, bimbingan online, tugas online, dll, yang didahului oleh workshop
75
pemanfaatan IT bagi dosen seperti blog staff, web design, uploading data, pembuatan milis, dll. Memanfaatkan IT untuk meningkatkan pembelajaran, pembinaan dan etos kerja mahasiswa melalui penerapan daftar rujukan minimal dari jurnal online kredibel.
4. Pendanaan Mencari alternatif pemerolehan dana penelitian dari lembaga donor luar negeri seperti ACER serta perusahaan multinasional yang beroperasi di Indonesia Menerapkan pemberian insentif berbasis kinerja baik dalam honorarium mengajar, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, maupun kegiatan lain yang dapat meningkatkan suasana akademis. Menyelenggarakan kegiatan yang dapat memberikan pendapatan tambahan (income generating) bagi prodi. 5. Komunikasi, promosi dan sosialisasi Membuat web prodi yang diantaranya berisi nama dan kualifikasi serta kepakaran dosen, karya ilmiah dosen, jadwal pembelajaran, daftar mahasiswa dan pembimbing akademik, pembimbing thesis, disertasi serta topik penelitian, CV dan kepakaran dosen, informasi buku baru, serta info lainnya. Melakukan promosi yang lebih kreatif dan cerdas baik melalui brosur atau online untuk menjaring calon mahasiswa baru dengan jumlah dan keragaman yang makin meningkat. Membiasakan dosen dan staf pendukung berkomunikasi dengan dosen melalui sms atau email sehingga terlaksana paperless management system Melakukan sosialisasi visi, misi dan etika akademik serta kemahasiswaan secara terus menerus melalui berbagai modus. 6. Profesionalisme mahasiswa Menerapkan sangsi yang tegas dan terkoordinasi bagi mahasiswa yang melanggar etika akademik dan kemahasiswaan seperti mutilasi buku dan skripsi, serta tindakan plagiarisme atau perjokian. Menawarkan program upskills berbasis kebutuhan mahasiswa Mennyarankan agar mahasiswa yang kuliah sambil bekerja memilih status sebagai mahasiswa paruh waktu. 7. Sistem penjaminan mutu Implementasi penjaminan mutu berbasis ISO secara menyeluruh termasuk pembentukan GKM Prodi, pelaksanaan audit internal, pengukuran kepuasan mahasiswa atas layanan prodi dan juga atas kinerja dosen, dan kegiatan lainnya. Meningkatkan daya dukung staf administrasi atas kinerja prodi. Meningkatkan sistem reward dan punishment berkaitan dengan keterlibatan dosen dalam program prodi. Menyiapkan akreditasi prodi oleh asosiasi profesi internasional. 8. Penyelesaian studi mahasiswa Mewajibkan mahasiswa S3 melakukan presentasi dan menerbitkan hasil penelitiannya pada jurnal nasional atau internasional.
76
9. Pelacakan lulusan Melakukan survey kepuasan alumni dan pengguna secara reguler minimal satu kali dalam setahun. Mengundang alumni untuk memberi masukan dalam pengembangan dan perubahan kuriulum. 10. Bimbingan akademik dan disertasi Mengkaji ulang secara reguler sistem bimbingan akademik dan disertasi yang dilakukan dosen. Melakukan deteksi dini bagi mahasiswa yang kemungkinan masa studinya melampaui masa studi yang ditetapkan. Menerapkan jadwal bimbingan yang ketat bagi mahasiswa dengan sistem seminggu sekali wajib bertemu pembimbing. Memperpendek masa studi mahasiswa dan meningkatkan kualitas lulusan. Mendistribusikan pembimbingan mahasiswa berdasarkan keahlian dan beban kerja dosen. 11. Profesionalisme dosen Mewajibkan setiap dosen menghasilkan artikel hasil penelitian setidaknya 1 tahun satu artikel Pemetaan keahlian dosen dan mata kuliah yang tersedia. Meningkatkan keterampilan dosen dan staf pendukung dalam memberikan layanan prima. Mendorong dosen dan mahasiswa menulis disertasi sesuai peta penelitian yang telah disiapkan dosen dan menerbitkannya secara bersama-sama Menyusun direktori kepakaran dosen dan memperbaharuinya secara reguler berdasarkan kualifikasi akademik dan karya yang dihasilkan. Menyusun peta pengembangan keahlian dan regenerasi dosen melalui pemetaan dosen secara terpadu tidak hanya pada Program S3, tetapi juga S2 dan S1. 12. Suasana akademik Mendorong dosen S3 SPs untuk memiliki kartu anggota dan aktif di organisasi profesi yang relevan dengan keahliannya. Mengumpulkan karya ilmiah dosen yang telah diterbitkan pada jurnal atau buku dan mengirimnya ke SCOPUS secara reguler. Berlangganan jurnal ilmiah nasional dan internasional yang relevan secara teratur Mendorong dosen memanfaatkan program pengembangan dosen guru besar dan nonguru besar ke luar negeri sebagai fellows atau visiting scholar yang diberikan Universitas Meningkatkan koleksi buku pada Pusat Sumber Belajar Prodi. Membagi tugas mengajar sesuai keahlian dan beban kerja masing-masing serta berdasarkan respon mahasiswa atas dosen yang bersangkutan. Mendorong para dosen untuk menerbitkan karyanya dalam jurnal ber-impact factor tinggi, terutama jurnal yang terindeks dalam SSCI seperti SCOPUS. Mendorong dan memberikan insentif bagi dosen yang melakukan penelitian, presentasi makalah dan publikasi ilmiah pada jurnal peer reviewed. Menyelenggarakan seminar, workshop, atau konferensi ilmiah internasional secara reguler dengan bekerja sama dengan unit lain di universitas.
77
13. Sistem seleksi dan ujian Menerapkan sistem full time dan partime students. Memperketat prosedur penyeleksian dan pembimbingan mahasiswa. Menerapkan program doktor by research 14. Relevansi dan keberlangsungan program Membatasi jumlah mahasiswa baru. Mengkaji ulang beberapa mata kuliah yang dapat dihilangkan agar jumlah SKS makin sedikit. Mengkaji ulang kesesuain, distribusi dan proporsi mata kuliah pada tiap semester dengan kebutuhan para pemangku kepentingan dan perkembangan keilmuan serta teknologi yang terjadi. Merancang struktur kurikulum agar lebih fleksibel, seperti dengan menetapkan mata kuliah pilihan. Manfaatkan sarana dan prasarana yang ada secara optimal untuk pembelajaran.
78
DAFTAR BACAAN BAN-PT 2010. Pedoman Evaluasi Diri Program Studi. Jakarta: BAN-PT Emilia, Emi. 2008. Permendiknas No. 27 Tahun 2008. Roberts, 2004; Sekolah Pascasarjana UPI. 2010. Pedoman Akademik Program Pascasarjana UPI. Bandung: SPs UPI. Sekolah Pascasarjana UPI. 2010. Pedoman dan Tata Tertib Pelaksanaan Tes Seleksi Masuk SPs UPI. Bandung: SPs UPI. Sekolah Pascasarjana UPI. 2010. Formulir Pendaftaran Calon Mahasiswa SPs UPI. Bandung: SPs UPI. Sekolah Pascasarjana UPI. 2010. Brosur Informasi Pendaftaran Program Pascasarjana Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris SPs UPI. Bandung: SPs UPI. Sekolah Pascasarjana UPI. 2010. Format Penilaian Proposal, Ujian Tesis Tahap I dan Tahap II. Bandung: SPs UPI. SK DIKTI Nomor 160/DIKTI/Kep/1998 tentang Pemberian Ijin Penyelenggaraan Program Doktor Pendidikan Bahasa Inggris SPs UPI SK REKTOR Universitas Pendidikan Indonesia Nomor 3046/J33/PP.03.02/2005), tanggal 8 Juni 2005 tentang Ijin Penyelenggaraan Program Doktor Pendidikan Bahasa Inggris SPs UPI Universitas Pendidikan Indonesia. 2005. Rambu-Rambu Penjabaran Renstra Universitas Pendidikan Indonesia Tahun 2006-2010. Bandung: UPI Universitas Pendidikan Indonesia. 2005. Nilai-Nilai Dasar (Platform) Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: UPI Universitas Pendidikan Indonesia. 2005. Kurikulum: Ketentuan Pokok dan Struktur Program. Bandung: UPI Wellington, ...... dkk, 2005;
79