Etika dan Moral Pendidikan....(Marjohan)
61
ETIKA DAN MORAL PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA DI SD DALAM MEMBENTUK KARAKTER BANGSA
Marjohan Universitas Negeri Padang
[email protected] Abstract Physical education is very important in shaping personalities, improve the quality of Indonesian human resources. Physical education in Indonesia has a goal to the alignment of the growth (physical) and mental development (psychological), as well as an attempt to make the Indonesian people healthy physically and spiritually, is given to all types of education. Physical education and sport as a means of providing an enriching children's education in ethics and morality in society. Teaches ethics and moral values should be more tangible nature. Moral values were varied, including loyalty, virtue, honor, truth, respect, hospitality, integrity, fairness, cooperation and discipline. Formation of personality and good character is very important for students to give birth to a new generation of Indonesia which is useful for the nation forward. "In a strong body there is a healthy soul", this phrase is very true and build for a strong menjadikapribadi rohani.Kecerdasan both the body and the mind alone is not enough to form a good personality, but also mental health necessarily establish patterns of thought in learning success. Physical education is not just for fitness, but also to train the soul for a healthy and critical thinking needed to give birth to Indonesian individual character. Self-discipline is important in any effort to build and shape a person's character. Because the characters comprises: (1) A positive quality of a person, so that makes it interesting and attractive; (2) The reputation of a person; and (3) A person who has a personality that is unusual or eccentric. Key Words : physical education, ethics, moral, and characters
PENDAHULUAN
anak, pada gaya hidup yang semakin
Pendidikan dalam semua jenjang dan mata pelajaran sebagai alat untuk menumbuhkan saling pengertian dan cinta damai
pada
masyarakatnya.
para
siswa
Kemajuan
dan
teknologi
informasi dan komunikasi yang sudah mencapai tahap yang sangat maju, telah merubah pola pikir para remaja dan anak-
menjauh dari semangat perkembangan total,
karena
lebih
mengutamakan
keunggulan kecerdasan intelektual, sambil mengorbankan kepentingan keunggulan fisik dan moral individu. Budaya hidup sedenter
(kurang
gerak)
karenanya
semakin kuat menggejala di kalangan anak-anak dan remaja, berkombinasi
Etika dan Moral Pendidikan....(Marjohan)
65
dengan semakin hilangnya ruang-ruang
dan sifat yang mulia; hanya orang-orang
publik
yang memiliki kebajikan moral seperti
dan
tugas
kehidupan
yang
memerlukan upaya fisik yang keras.
inilah
yang
akan
menjadi
warga
Dalam kondisi demikian, patutlah kita
masyarakat yang berguna (Baron Piere de
mempertanyakan kembali peranan dan
Coubertin).
fungsi pendidikan, khususnya pendidikan jasmani dan olahraga. Olahraga adalah bentuk kegiatan
PEMBAHASAN
untuk melatih tubuh seseorang atau
Istilah etika dan moral secara
jasmani dan rohani seseorang. Mungkin
etimologis, kata ethics berasal dari kata
kita masih ingat akan falsafah olahraga
Yunani, ethike yang berarti ilmu tentang
yang tak asing lagi yaitu di dalam tubuh
moral atau karakter. Studi tentang etika itu
yang kuat akan terdapat jiwa yang sehat
secara khas sehubungan dengan prinsip
pula. Dengan aktivitas olahraga kita
kewajiban manusia atau studi tentang
banyak mendapatkan hal-hal yang positif.
semua kualitas mental dan moral yang
Olahraga bukan sekedar kegiatan yang
membedakan seseorang atau suku bangsa.
berorientasi kepada faktor fisik belaka,
Moral berasal dari kata Latin, mos dan
dengan berolahraga juga dapat melatih
dimaksudkan sebagai adat istiadat atau
sikap dan mental kita, baik formal maupun
tata krama (Rusli Lutan, 2001). Etika tidak
non
mempunyai
formal.
Sedangkan
Pendidikan
pretensi
untuk
secara
jasmani mempunyai tujuan pendidikan
langsung dapat membuat manusia menjadi
sebagai (1) perkembangan organ-organ
lebih
tubuh untuk meningkatkan kesehatan dan
sistematis tentang moralitas, dimana yang
kebugaran jasmani, 2) perkembangan
dihasilkannya secara langsung bukan
neuro muskuler, 3) perkembangan mental
kebaikan, melainkan suatu pengertian
emosional, 4) perkembangan sosial dan 5)
yang lebih mendasar dan kritis
perkembangan intelektual.
MagnisSuseno,1989).
Tujuan pendidikan peranannya
akhir jasmani sebagai
penyempurnaan
watak,
olahraga terletak wadah dan
dan dalam unik
sebagai
wahana untuk memiliki serta membentuk kepribadian yang kuat, watak yang baik
baik.
Etika
adalah
Lebih
pemikiran
(Franz lanjut
dikatakan bahwa etika adalah sebuah ilmu, bukan sebuah ajaran. Jadi etika dan ajaran-ajaran moral tidak berada di tingkat yang sama. Untuk memahami etika, maka kita harus memahami moral. Dalam etika mengembangkan diri, orang hanya dapat
Etika dan Moral Pendidikan....(Marjohan)
66
menjadi manusia utuh kalau semua nilai
(Kohlberg, 1981), teori ini percaya bahwa
atas jasmani tidak asing baginya, yaitu
seseorang mencontoh perilaku orang lain
nilai-nilai kebenaran dan pengetahuan,
sebagai model atau tauladan yang ia nilai
kesosialan, tanggung jawab moral, estetis
memiliki sifat-sifat tertentu atau yang
dan religius. Suatu usaha sangat berharga
menunjukkan perilaku berlandasan nilai
untuk
yang diharapkan. Untuk memahami moral
menyusun
menjelaskan
nilai-nilai
makna
bagi
dan
manusia
Kohlberg
(1981)
dan
Rest
(1986)
dilakukan oleh Max Scheler dikemukan
menyatakan bahwa pemahaman moral
sebagai berikut: mengembangkan diri,
berpengaruh langsung terhadap motivasi
melepaskan diri dan menerima diri.
dan perilaku, namun memiliki hubungan yang tak begitu kuat, tatapi berhubungan
Moral
berkaitan
dengan
niat,
sedangkan etika adalah studi tentang
erat dengan empati, emosi, rasa bersalah, latar belakang sosial serta pengalaman.
moral. Sedangkan menurut Freeman etika terkait dengan moral dan tingkah laku.
Olahraga
(sport)
merupakan
Suseno mengatakan bahwa moral selalu
kegiatan otot yang energik dan dalam
mengacu pada baik-buruknya manusia
kegiatan
sebagai manusia. Bidang moral adalah
kemampuan geraknya (performa) dan
bidang kehidupan manusia dilihat dari
kemauannya semaksimal mungkin, akan
segi
tetapi
kebaikannya
sebagai
manusia.
itu
atlet
memperagakan
perkembangan
teknologi
Norma-norma moral adalah tolok ukur
memungkinkan pula faktor mesin menjadi
untuk menentukan betul-salahnya sikap
techno-sport, seperti balap mobil, balap
dan tindakan manusia dilihat dari segi
motor, yang banyak tergantung dengan
baik-buruknya sebagai manusia dan bukan
faktor mesin. Olahraga bersifat netral dan
sebagai pelaku peran tertentu dan terbatas.
umum, tidak digunakan dalam pengertian
Perkembangan moral adalah proses, dan
olahraga kompetitif, karena pengertiannya
melalui proses itu seseorang mengadopsi
bukan hanya sebagai himpunan aktivitas
nilai-nilai dan perilaku yang diterima oleh
fisik yang resmi terorganisasi (formal) dan
masyarakat (Bandura, 1977).
tidak resmi (informal).
Pada dasarnya seseorang yang konsisten
menginternalisasi
dipandang
sebagai
seseorang
norma yang
Pendidikan
jasmani
pada
hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan
aktivitas
fisik
untuk
bermoral. Para ahli menerapkan apa yang
menghasilkan perubahan holistik dalam
disebut pendekatan “kantong kebajikan”
kualitas individu, baik dalam hal fisik,
Etika dan Moral Pendidikan....(Marjohan)
mental, serta emosional.
Pendidikan
juga
tubuh.
Pendidikan
67
jasmani
jasmani memperlakukan anak sebagai
menyebabkan perbaikan dalam ‘pikiran
sebuah kesatuan utuh, mahluk total, dari
dan tubuh’ yang mempengaruhi seluruh
pada
aspek
hanya
menganggapnya
sebagai
kehidupan
seseorang.
seseorang yang terpisah kualitas fisik dan
Pendekatan
mentalnya.
termasuk pula penekanan pada ketiga
Pada
kenyataannya,
holistik
harian
pendidikan jasmani adalah suatu bidang
domain
kajian
kognitif, dan afektif.
yang
sungguh
luas.
Titik
tubuh-jiwa
kependidikan:
ini
psikomotor,
perhatiannya adalah peningkatan gerak Pendidikan jasmani berarti program
manusia, lebih khusus lagi, pendidikan jasmani berkaitan dengan hubungan antara gerak manusia dan wilayah pendidikan lainnya (hubungan dari perkembangan tubuh-fisik dengan pikiran dan jiwanya). Fokusnya pada pengaruh perkembangan fisik terhadap wilayah pertumbuhan dan perkembangan aspek lain dari manusia
pendidikan lewat gerak atau permainan dan olahraga. Di dalamnya terkandung arti bahwa gerakan, permainan, atau cabang olahraga tertentu yang dipilih hanyalah alat untuk mendidik. Mendidik apa ? Paling tidak fokusnya pada keterampilan anak. Hal ini dapat berupa keterampilan fisik dan motorik, keterampilan berpikir
itulah yang menjadikannya unik.
dan keterampilan memecahkan masalah, Pendidikan jasmani memanfaatkan alat fisik untuk mengembangkan keutuhan
dan bisa juga keterampilan emosional dan sosial.
manusia. Dalam kaitan ini diartikan bahwa melalui fisik, aspek mental dan emosional pun turut
terkembangkan,
bahkan dengan penekanan yang cukup dalam. Berbeda dengan bidang lain, misalnya
pendidikan
penekanannya
moral,
benar-benar
yang pada
perkembangan moral, tetapi aspek fisik tidak turut terkembangkan, baik langsung maupun secara tidak langsung. Istilah pendidikan jasmani pada bidang yang lebih luas dan lebih abstrak, sebagai satu proses pembentukan kualitas pikiran dan
Pendidikan
olahraga
adalah
pendidikan yang membina anak agar menguasai
cabang-cabang
olahraga
tertentu. Kepada murid diperkenalkan berbagai cabang olahraga agar mereka menguasai
keterampilan
berolahraga.
Yang ditekankan di sini adalah ‘ hasil ‘ dari pembelajaran itu, sehingga metode pengajaran
serta
bagaimana
anak
menjalani pembelajarannya didikte oleh tujuan yang ingin dicapai.
Ciri-ciri
pelatihan olahraga menyusup ke dalam proses pembelajaran.
Etika dan Moral Pendidikan....(Marjohan)
Pendidikan
adalah
1. Seluruh suasana dan iklim di sekolah
pendidikan yang membina anak agar
sendiri sebagai lingkungan sosial
menguasai
olahraga
terdekat yang setiap hari dihadapi,
tertentu. Kepada murid diperkenalkan
selain di keluarga dan masyarakat
berbagai cabang olahraga agar mereka
luas.
menguasai
olahraga
68
cabang-cabang
keterampilan
berolahraga.
2. Tindakan nyata dan penghayatan
Yang ditekankan di sini adalah ‘ hasil ‘
hidup dari para pendidik atau sikap
dari pembelajaran itu, sehingga metode
keteladanan
pengajaran
anak
menghayati nilai-nilai yang mereka
menjalani pembelajarannya didikte oleh
ajarkan akan dapat secara instingtif
tujuan yang ingin dicapai.
mengimbas dan efektif berpengaruh
serta
bagaimana
Ciri-ciri
pelatihan olahraga menyusup ke dalam proses pembelajaran. Perbedaan antara Pendidikan
Jasmani
dan
mereka
dalam
pada peserta didik. 3. Semua pendidik di sekolah, terutama
Pendidikan
para guru pendidikan jasmani perlu
Olahraga Pendidikan Jasmani Pendidikan
jeli melihat peluang-peluang yang
Olahraga.
ada, baik secara kurikuler maupun non/ekstra
Pendidikan jasmani dan olahraga
perilaku positif dalam hidup bersama
manusia, oleh sebab itu guru pendidikan
dengan orang lain, baik dalam
jasmani harus mencoba mengajarkan etika
keluarga, sekolah, maupun dalam
dan nilai dalam proses belajar mengajar,
membentuk karakter anak. Karakter anak
masyarakat. 4. Secara kurikuler pendidikan nilai yang membentuk sikap dan perilaku
didik yang dimaksud tentunya tidak lepas
positif juga bisa diberikan sebagai
dari karakter bangsa Indonesia serta kepribadian utuh anak, selain harus
mata pelajaran tersendiri. 5. Melalui pembinaan rohani siswa,
dilakukan oleh setiap orangtua dalam keluarga,
juga
dapat
melalui kegiatan pramuka, olahraga,
diupayakan
organisasi, pelayanan sosial, karya
melainkan pendidikan nilai di sekolah.
wisata, lomba, kelompok studi, dan
Menurut Johansyah Lubis (2007)
teater. Dalam kegiatan-kegiatan tersebut
Pendidikan nilai di sekolah yang bisa diangkat yaitu:
untuk
menyadarkan pentingnya sikap dan
adalah laboratorium bagi pengalaman
yang mengarah pada kesempatan untuk
kurikuler,
para
pembina
kemampuannya
melihat menjalin
peluang dan komunikasi
Etika dan Moral Pendidikan....(Marjohan)
69
antar pribadi yang cukup mendalam
penerimannya oleh wasit, teman satu tim
dengan peserta didik (Johansyah Lubis,
ataupun fans.
2007). Freeman (2001: 210) dalam buku Physical Education and Sport in A changing Society menyarankan 5 area dasar dari etika yang harus diberikan yaitu : 1) Keadilan dan persamaan, 2) Respek terhadap diri sendiri. 3) Respek dan pertimbangan terhadap yang lain, 4) Menghormati peraturan dan kewenangan , 5) Rasa terhadap perspektif atau nilai
Karakter dapat dilacak dari kata Latin kharakter, kharassein, dan kharax, yang maknanya “tools for marking”, “to engrave”, dan “pointed stake”. Kata ini mulai banyak digunakan (kembali) dalam bahasa Perancis caractere pada abad ke14 dan kemudian masuk dalam bahasa Inggris
menjadi
akhirnya
relatif.
character,
sebelum
bahasa
Indonesia
menjadi
karakter. Dalam Kamus Poerwadarminta, Pendidik jasmani dalam proses
karakter diartikan sebagai tabiat; watak;
pendidikan sebaiknya mengembangkan
sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi
karakter, karakter menurut David Shield
pekerti yang membedakan seseorang
dan Brenda Bredemeir adalah empat
daripada yang lain. Dengan pengertian di
kebajikan dimana seseorang mempunyai
atas dapat dikatakan bahwa membangun
karakter
karakter
bagus
yang
menampilkan:
(character
building)
adalah
compassion (rasa belas kasih), fairness
proses mengukir atau memahat jiwa
(keadilan), sportsmanship (ketangkasan)
sedemikian rupa, sehingga ‘berbentuk’
dan integritas. Dengan adanya rasa belas
unik, menarik, dan berbeda atau dapat
kasih, murid dapat diberi semangat untuk
dibedakan dengan orang lain. Ibarat
melihat lawan sebagai kawan dalam
sebuah huruf dalam alfabet yang tak
permainan, sama-sama bernilai, samasama
pernah sama antara yang satu dengan yang
patut menerima penghargaan. Keadilan
lain,
melibatkan tidak keberpihakan, sama-
berkarakter dapat dibedakan satu dengan
sama tanggung jawab. Ketangkasan dalam
yang
olahraga
secara
tidak/belum berkarakter atau ‘berkarakter’
Integritas
tercela). Tentang proses pembentukkan
memungkinkan seseorang untuk membuat
karakter ini dapat disebutkan sebuah nama
kesalahan pada yang lain, sebagai contoh
besar : Helen Keller (1880-1968). Wanita
meskipun
luar biasa ini menjadi buta dan tuli di usia
intens
melibatkan berusaha menuju
sukses.
tindakannya
negatif
19
demikianlah
lainnya
bulan,
orang-orang
(termasuk
namun
yang
denganyang
berkat
bantuan
Etika dan Moral Pendidikan....(Marjohan)
keluarganya
dan
bimbingan
70
Annie
membuat semua itu menjadi custom
Sullivan (yang juga buta dan setelah
(kebiasaan) dan membentuk watak atau
melewati serangkaian operasi akhirnya
tabiat seseorang.
dapat melihat secara terbatas) kemudian menjadi manusia buta-tuli pertama yang lulus cum laude dari Radcliffe College di tahun 1904 pernah berkata: “Character cannot be develop in ease and quite. Only through experience of trial and suffering can the soul be strengthened, vision cleared, ambition inspired, and success
Selanjutnya, tentang nilai atau makna
pentingnya
karakter
bagi
kehidupan manusia dewasa ini dapat dikutip pernyataan seorang Hakim Agung di Amerika, Antonin Scalia, yang pernah mengatakan: “Bear in mind that brains and learning, like muscle and physical skills, are articles of commerce. They are
achieved” .
bought and sold. You can hire them by the Kalimat itu boleh jadi merangkum sejarah
hidupnya
sangat
world not for sale is character. And if that
inspirasional. Lewat perjuangan panjang
does not govern and direct your brains
dan
dicari
and learning, they will do you and the
tandingannya, ia kemudian menjadi salah
world more harm than good”. Scalia
seorang pahlawan besar dalam sejarah
menunjukkan dengan tepat bagaimana
Amerika yang mendapatkan berbagai
karakter harus menjadi fondasi bagi
penghargaan di tingkat nasional dan
kecerdasan dan pengetahuan (brains and
internasional
learning).
ketekunan
yang
year or by the hour. The only thing in the
yang
atas
sulit
prestasi
dan
Sebab
kecerdasan
dan
pengabdiannya (homepage www.hki.org).
pengetahuan (termasuk informasi) itu
Helen Keller adalah model manusia
sendiri memang dapat diperjual belikan,
berkarakter (terpuji). Sejarah hidupnya
dan sudah menjadi pengetahuan umum
mendemonstrasikan
bahwa di era knowledge economya bad
bagaimana
proses
membangun karakter itu memerlukan
ke-21 ini knowledge is power.
disiplin tinggi karena tidak pernah mudah dan seketika atau instant. Diperlukan refleksi
mendalam
untuk
membuat
rentetan moral choice (keputusan moral) dan ditindaklanjuti dengan aksi nyata sehingga menjadi praksis, refleksi, dan praktik. Diperlukan sejumlah waktu untuk
Masalahnya, apabila orang-orang yang dikenal cerdas dan berpengetahuan tidak menunjukkan karakter (terpuji), maka tak diragukan lagi bahwa dunia akan menjadi lebih dan semakin buruk. Dengan kata lain ungkapan knowledge is power akan
menjadi
lebih
sempurna
jika
Etika dan Moral Pendidikan....(Marjohan)
71
ditambahkan menjadi knowledge is power,
etika dan moral yang sesuai dengan
but character is more. Demikianlah
bangsa Indonesia. Sementara tujuan akhir
makna penting sebuah karakter dan proses
dari pendidikan jasmani adalah sebagai
pembentukkannya yang tidak pernah
wadah penyempurnaan watak dan wahana
mudah melahirkan manusia-manusia yang
memiliki dan membentuk kepribadian
tidak
dan
yang kuat,watak yang baik, dan sifat yang
termasuk
mulia. Saat ini, banyak anak didik yang
pengajaran yang seharusnya bermuara,
tak mau mengikuti pendidikan jasmani
yakni
manusia-manusia
karena terkesan membosankan. Pada hal
manusia-manusia
dari pendidikan inilah guru mampu
yang memperjuangkan agar dirinya dan
menanamakan dan melihat perubahan
orang-orang yang dapat dipengaruhinya
perubahan perkembangan karakter anak
agar menjadi lebih manusiawi, menjadi
didiknya. baik dari segi etika dan moral
manusia
maupun tubuhnya.
bisa
dibeli.
pembelajaran
Pendidikan
olahraga
membangun
berkarakter (terpuji),
yang
utuh
atau
memiliki
integritas. http://www.pembelajar.com). Salah satu masalah penting dalam kehidupan di tanah air ini adalah etika dan moral. Pendidikan jasmani dan olahraga
PENUTUP Pendidikan
etika
konsepnya
sebagai salah satu sarana pendidikan anak
bersifat abstrak, sehingga pemberiannya
memberikan suatu pengayaan dalam etika
harus lebih banyak pada perilaku dan
dan moral di masyarakat. Mengajarkan
contoh-contoh
etika dan nilai moral sebaiknya lebih
Pendidikan
bersifat aplikasi.Tindakan lebih baik dari
pendidikan mempercepat anak dalam
kata-kata. Nilai Moral itu beraneka
mengembangkan konsep tentang moral.
macam, termasuk loyalitas, kebajikan,
Mengamati realitas moral secara kritis,
kehormatan,
akan lebih dekat pada bentuk permainan,
kebenaran,
respek,
yang jasmani
konstruktif. sebagai
alat
keramahan, integritas, keadilan, kooperasi.
dimana
Permaslaahan yang dihadapi bangsa ini
merupakan
berada pada etika dan moral anak didik.
permainan
Pendidikan
dapat
spormanship dan integritas sangat lekat di
membawa pesan etika dan moral ini
dalamnya sehingga mampu memberikan
sebagai pengayaan karena dari gerak,
konsep
dapat langsung diberikan contoh tentang
lingkungan sekolah dan masyarakat harus
Jasmani
dianggap
mengamati pendidikan
realitas
moral
etika.
Dalam
compassion,
pendidikan
etika.
fairness,
Dukungan
Etika dan Moral Pendidikan....(Marjohan)
dijaga untuk menjaga iklim lingkungan sosial
yang
pendidikan
baik, etika
agar dan
Guru
pendidikan jasmani dapat mengajarkan nilai dan etika di luar jam pelajaran, terutama saat ektra kurikuler, kegiatan pramuka, organisasi klub olahraga sekolah dengan melihat peluang yang tepat dalam pendekatan individu.
Pemikiran yang dapat disumbangkan
mendukung nilai.
Membuat
mata
pelajaran tentang budi pekerti, tetapi hal
72
Perlu dipertajam visi dan misi pendidikan jasmani di sekolah, terutama dikaitkan
dengan
potensinya
dalam
pembentukan krakter dan kemaslahatan lainnya. Orientasi baru perkembangan pendidikan jasmani harus diselaraskan dengan tuntutan pasar dan menjunjung tinggi sportivitas.
ini perlu pembicaraan sesama seksama. Sehinga diharapkan Pendidikan jasmani dan olahraga merupakan laboratorium bagi pengalaman manusia, oleh sebab itu guru pendidikan jasmani harus mencoba mengajarkan etika dan nilai dalam proses belajar mengajar, yang mengarah pada kesempatan untuk membentuk karakter anak.
Pendidkan
jasmani
dapat
mengajarkan nilai dan etika diluar jam pelajaran, terutama saat ektra kurikuler, kegiatan
pramuka,
organisasi
klub
olahraga sekolah dengan melihat peluang yang tepat dalam pendekatan individu. Membuat mata pelajaran tentang budi pekerti, tetapi hal ini perlu pembicaraan sesama seksama. Sehinga diharapkan Pendidikan
jasmani
dan
olahraga
merupakan laboratorium bagi pengalaman manusia, oleh sebab itu guru pendidikan jasmani harus mencoba mengajarkan etika dan nilai dalam proses belajar mengajar, yang mengarah pada kesempatan untuk membentuk karakter anak.
DAFTAR KEPUSTAKAAN Freeman,William H. 2001. Physical Education and Sport in A Changing Society. (Sixth Ed.). Boston. Allyn and Bacon. Lubis,
Johansyah. 2007. Etika dan Masalah-masalah dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta : UNJ.
Lutan, Rusli (ed). 2001. Olahraga dan Etika Fair Play. Direktorat Pemberdayaan IPTEK Olahraga, Dirjen OR, Depdiknas, Jakarta: CV. Berdua Satutujuan. Mahendra, Agus. 2003. Falsafah Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat Pendidikan Luar Biasa. Bagian Proyek Pendidikan Kesehatan Jasmani Pendidikan Luar Biasa. Suseno, Franz Magnis. 1987. Etika Dasar, Masalah-masalah Pokok Filsafat Moral. Yogyakarta: Perc. Kanisius. ________________.2000. Kuasa & Moral. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Etika dan Moral Pendidikan....(Marjohan)
www.hki.org. Online 28 Oktober 2008. http://www.pembelajar.com/wmvie w.php?ArtID=1143 Membangun Karakter (diakses, 4 November 2008).
73