ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013 HUBUNGAN KEJADIAN M ALARIA DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA ANAK SD DI KAB UPATEN BOLAANG M ONGONDOW UTARA Yayuk Anggriani L asari Ne lly Mayulu Franly Onibala Progra m Studi Ilmu Ke perawatan Fakultas Kedokteran Univers itas Sa m Ratula ngi Ma nado
Email :
[email protected] Abstract: A nemia is the biggest public hea lth proble ms in the w orld, especia lly for women of reproductive age group. The preva le nce of anemia is high in all populations. On avera ge 50% of preschool children and 46% in school-age c hildren. 42% in women a nd in men 18% .50% iron ane mia anemia in genera l, while 46% study of ane mia due to malaria infections bit late attracted the attention of academics and profess iona ls. Very se vere malaria l anemia deserves to be a major public hea lth proble m because of the large number of people who experience it. Based on the research done at once so supportive treatment of anemia. Research design using a cross sectiona l study des ign w ith the title Relationship With Genesis Ge nes is Malaria A nemia In Children Bolaang Bolaang SD in the North. Eleme ntary school pupil population is grade 1 to gra de 5 is represented by 3 sc hools from each district. 2338 totaling 110 students, while the sample of respondents. The results showed no c orre lation Genesis Genesis Ma laria Anemia In Childre n With SD Results of Chi Square (X2) at 95% confidence le vel indicates the value of p = 0.039. P-value is less than the value of α = 0.05 Preva lence of malaria in children conclusions SD of 8.2% and a 40% prevalence of ane mia There is a relationship betwee n the incidence of ma laria to a nemia in c hildre n in e leme ntary Bolaa ng North Bolaa ng. Suggestions of this study can be used as input for ele mentary school students Keywords: Malaria, A naemia Abstrak: A nemia merupakan masalah kese hatan masyarakat terbesar di dunia ter uta ma bagi ke lompok wanita usia reproduksi. Prevalensi a nemia tinggi pa da semua populasi. Rata-rata 50% anak prase kola h dan 46% pa da anak usia sekolah. Pada wanita 42% dan pada laki-la ki 18%.50% anemia umumnya ane mia zat bes i, sedangkan 46% akibat infeksi Studi me nge na i ane mia malaria sedikit ter la mbat menarik perhatia n para akade misi dan professional. A nemia ma laria berat sangat pantas dija dikan sebagai masala h kesehatan masyarakat utama karena banyaknya jumla h orang yang mengala minya. Berdasarkan hal tersebut sehingga pene litian dila kukan sekaligus mendukung penanganan keja dian anemia. Desain pene litian mengguna kan rancangan Cross Sectional Study dengan judul H ubungan Kejadian Malaria Denga n Keja dian Anemia Pada Anak SD di Kabupate n Bolaa ng Mongondow Utara. Populasi ada la h murid Sekolah Dasar kelas 1 sampa i ke las 5 diwakili ole h 3 sekola h dari setiap kecamatan. Yang berjumlah 2338 murid se dangkan sampel 110 responden. Hasil pe nelitia n me nunjukan ada hubunga n Kejadia n Ma laria De ngan Keja dian Ane mia Pada A nak SD Hasil uji Chi Square (X2) pada tingkat kepercayaan 95% me nunjukkan nila i p = 0,039. Nila i p ini le bih kec il dari nila i α = 0,05 kesimpula n Prevalensi malaria pa da anak SD sebesar 8,2 % dan Preva lensi a nemia 40 %Terdapat hubungan antara kejadia n malaria terhadap ane mia pada Anak SD di Kabupate n Bolaang Mongondow Utara. Saran pene litian ini dapat di gunakan se bagai masukan bagi para siswa siswi SD Kata kunci : Malaria, Anemia seluruh dunia , terutama di negara berkemba ng dan pada kelompok sosioekonomi re nda h(Sthepen, 2011). Prevalensi anemia tinggi pada semua populasi. Rata-rata 50% anak prasekola h dan
PENDAHULUAN Anemia merupakan masa lah kesehatan masyarakat terbesar di dunia terutama bagi kelompok wanita usia reproduksi.A nemia pada umumnya terja di di 1
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013 sedangkananemia normositik normokromik biasanya terjadi karena pe nya kit kronis (Ratih, 2012). Berdasarkan beberapa has il penelitian di Sulawesi Utara , prevalensi anemia pada anak sekolah usia 6-12 tahun sebesar 62,8% dan pada ta hun 2012 berdasarkan pene litian di Bolaang Mongondow preva lensi anemia pada anak umur 10-15 ta hun sebesar 40%. Pada penelitian yang dila kuka n di Desa Minaesa Kecamatan Wori ditemukan ba hwa prevale nsi a nemia pada anak se kola h dasar sebesar 39,42% (Mokoginta, 2012). Studi me ngena i anemia malaria sedikit ter la mbat menarik perhatia n para akademisi dan profess ional.Anemia malaria berat sangat pantas dija dikan sebaga i masa la h kesehatan mas yarakat uta ma karena banyaknya jumlah orang yang mengalaminya , dan nampaknya jumlah ini menja di semakin meningkat seiring terja dinya resiste nsi obat antimalaria.Perhatian terhadap hal ini juga tela h didukung ole h data dari penelitia n terbaru mengenai vaksin, yang menyataka n bahwa kera yang diimunisasi denga n antigen tahap eritrosit, dan yang te lah mendapatkan perlindungan dari infeksi akut, dapat menderita a nemia berat se lama fase infeksi sub-a kut atau kronis. Lagipula , terjadi peningkata n kesadaran mengenai sulitnya pengobatan yang me muaskan mela lui transfuse darah di luar pusat-pusat ahli pada kebanyakan daerah e nde mik sebagai akibat dari ter batasnya supla i darah ya ng cepat dan aman (Nurhaedar, 2012). Anemia ma laria berat lebih sering dite mukan pada daerah dengan penyebara n malaria yang tinggi dan sebagia n besar dite mukan pada anak-anak. Prevalensi anemia yang didefinisikan sebaga i ka dar hematokrit (Hct) lebih tinggi dari 0,33, pada daerah ende mik malaria di Afrika, bervariasi antara 31% dan 91% pada anak-a nak dan antara 60% dan 80% pada wanita ha mil (Nurhaedar, 2012) Hubungan malaria dengan kejadia n anemia dise babkan hemolisis ole h parasit, hambatan terha dap eritropoesis, hambatan terhadap pelepasan retikulosit, pengaruh s itokin daneritrofagositosis
46% pada a nak usia se kola h. Pada wanita 42% dan pada la ki-la ki 18%.50% a nemia umumnya a nemia zat besi, seda ngkan 46% akibat infeksi(Clin, 2011). Anemia di tandai dengan rendahnya kose ntrasi hemoglobin (Hb) atau hematokrit nila i a mbang batas yang di sebabkan ole h rendahnya produksi se l darah merah dan Hb, meningkatnya kerusakan eritrosit ( hemolisis) , atau kehilangan darah yang berlebihan. Defisie nsi Fe berperan besar dala m ke ja dia n anemia , namun defisie nsi zat gizi la innya , kondisi non gizi dan kela inan genetik. Juga memainkan peran terha dap a nemia (Sthepen, 2011). Anemia bukanla h satu kesatuan penyakit terse ndiri (disiase entity) tetapi merupaka n gejala berbagai macam penyakit dasar (underlyng disease). Penentua n penyakit dasar juga penting dalampenge lolaan kasus anemia , karena tanpa mengeta hui penyabab yang mendasari anemia tida k dapat diberikan tera pi yang tuntas pada kasus a nemia tersebut (Aru W. Sudoyo dkk, 2006). Anak usia sekolah merupakan sa la h satu kelompok yang sering terkena anemia karena pada masa ini anak mas ih dalam masa pertumbuha n dan mempunyai aktifitas yang tinggi(Iriyanti, 2013). WHO melaporkan bahwa populasi global yang mengalami ane mia se jak tahun 1993-2005 se banyak 1,62 milyar orang dengan prevale nsi tertinggi pada usia prasekolah yakni 47,4% dan wa nita hamil, 41,8%. Afrika dan Asia Tenggara merupaka n regio denga n resiko a nemia tertinggi(Nurhaedar, 2012) Dala m Riset KesehatanDasar menyatakan bahwa preva lensi anemia di Indonesia adalah 14,8% ,dengan je nis a nemia terbanyak ada la h anemia mikrositik hipokromik(60,2%). Jika dibandingka n antara anak-anak dan dewasa , anemia mikrositik hipokromik ini le bih besar propors inya pada ana k-ana k (70,1%),sedangkan pa da la ki-la ki dewasa 33,4%, dan pada wanita dewasa 59,9%. Anemia mikrositik-hipokromik, dapat ter jadi karena kekurangan zatbesi, penyakit kronis tingkat lanjut, atau kerac unan timba l, 2
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013 Dasar di Ka bupaten BolaangMongondow Utara. Populasi target adalah murid Sekola h Dasar kelas 1 sampa i kelas 5 diwakili ole h 3 sekolah dari setiap kecamata n. Yang berjumla h 2338 murid. Jumla h populasi (N) = 2.388 murid, d= 0,1 se hingga diperoleh jumlah sampel sebanya k 100 murid. Kemudia n dita mba hka n 10% menjadi 110 murid. Cara pengambilan sa mpel : 1). Pengambilan Sa mpel sekolah akan dila kukan secara Proposive sampling, 2). Penentuan jumlah sampe l setiap sekola h dila kukan dengan cara proportional sampling,3). Pengambila n sa mpel siswa setia p sekola h dila kukan secara simple random sampling (acak sederha na), 4). Pemberian kuesioner kepada orangtua siswa. Kriteria penerimaan (Inklusi) : 1). Muridke las I sampa i ke las V , 2). Berse dia menja di responden, 3). Mendapatpersetujuan orang tuadenganmengisi inform consent. Kriter ia penolaka n (Eksklusi) : 1). Murid yang mengundurka n diri menjadi responden da lam pe nelitia n, 2). Murid yang sakit saat penelitian, 3). Murid yang kurang respon terhadap orang lain. Instrumen yang digunakan da la m penelitian ini terdiri dari: Kuesioner yang berisi identitas subjek penelitia n, Timbangan Digita l, A lat dan bahan pemeriksaan ane mia (A lat pemer iksaan kadar hemoglobin, Larutan reagen, Pipet, Tips 10µL berwarna kuning, Tabung serologi, Lanset, Kapas dibasahi alcohol 70%), 5. Alat dan bahan pemeriksaan parasit malaria (Torniquet, Disposable, Tabung EDTA, Kapas dibasa hi alcohol 70% , Pipet 25 µ). Jenis data dala m penelitia n ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Teknis Analisa Data; Ana lisis U nivariat dila kukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan proporsi masing-masing variabe l yang dite liti. Adapun tujua n dari ana lisis univariat ini a da lah : untuk me mperlihatkan/me mperje laskan distribusi data dari variabe l ya ng ter lihat da la m penelitian. Ana lisis bivariat dimaksudkan
Cukup sulit untuk menentukan jumlah kasus ane mia berat yang disebabka n oleh malaria se bagaimana defenisi WHO mengenai anemia malaria berat (kadar haemoglobin [Hb] < 50 g/L [5 g/dL] ata u Hematokrit [Hct] < 0,15, dala m keadaa n adanya parasitemia > 10.000 per mikroliter [µL), dan sebuah la pisan darah yang normocytic) dapat menge luarka n propors i pertimbangan dari anak anemia berat yang memiliki apusa n darah negatif untuk parasit malaria tetapi merespon terhadap pengobata n antima laria. Kemungkinan akan sulit untuk menghubungka n ane mia dengan se bua h penyebab tungga l kare na penye bab a nemia malaria di daerah e ndemic biasanya kompleks dan defisiensi hematinin, sifat genetic , dan infeksi berulang kesemuanya itu berkontribusi terhadap a nemia Namun demikia n, sebua h randomized placebocontrolle d trial profila ksis malaria da n suplementasi besi pada ba yi, pada se bua h daerah ende mik, te lah memperihatkan bahwa infeksi malaria merupakan faktor etiologi utama yang mendasari terja dinya a nemia (Nurhae dar, 2012). Mengingat daerah inimerupakan daerah yang baru berkembang dan belum pernah dilakukan pene litia n, maka penulis tertarik mela kukan penelitian tentang hubunganke jadian ma laria terhadapke ja dia n anemia padaana k SD di KabupatenBolaangMongondow Utara. METODE PENELITIAN Desain Penelitia n merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga pene ltiti dapat memperoleh jawaban ter hadap pertanyaa n pene litian. Penelitia n ini merupakan pene litian Observasional A nalitik, dengan menggunakan rancangan Cross Sectional Study (studi potong lintang), dimana semua data yang menyangkut varia be l pene litian diukur satu kali pada wa ktu yang bersamaan ( Setiadi, 2007) Penelitia n ini dilaksanakan di Se kolah Dasar yang ada di Kabupate n Bolaang Mongondow Utara pada bula n Me i sampa i dengan Juni 2013. Populasi dalam penelitian ini ada la h seluruh murid Sekolah 3
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013 untuk menunjukka n uji hubungan antara variabel independe n (Kecac ingan, Ma laria , Asupan zat gizi) dengan varia be l depende n (Anemia ). Analisis statistik menggunakan uji chi-square (x²)pada tingkat kema knaan 95% (α 0,05). Etika Pe ne litian, Informed Concent (Persetujuan), informed consent, Anonimity (Tanpa Na ma ), dan Confidentialit.
Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Ayah Pada Anak SD Di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara ( n = 110)
HASIL PENELITIAN Karakteristik Responden
Jumlah
%
Laki- laki Perempuan
60 orang 50 orang
54.5 45.5
Total
110
100
Tabel 2.Distribusi Responden Berdasarkan Umur Pada AnakSD Di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara ( n = 110) Jumlah
%
5 Orang 65 Orang 40 Orang
4.5 59.1 36.4
Total
110
100
%
20 – 30 tahun 31 – 40 tahun 41 – 50 tahun >50 tahun
4 Orang 59 Orang 41 Orang 6 Orang
3.6 53.6 37.3 5.5
Total
110
100
Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Ibu Pada Anak SD Di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara ( n = 110)
Sumber: data primer
Umur Responden 6 - 8 tahun 9 - 10 tahun 11 - 12 tahun
Jumlah
Sumber: data primer
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Anak SD Di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara ( n = 110) Jenis Kelamin
Umur Ayah
Umur Ibu
Jumlah
%
20 – 30 tahun
13 Orang
11.8
31 – 40 tahun
65 Orang
59.1
41 – 50 tahun
28 Orang
25.5
>50 tahun
4 Orang
3.6
Total
110
100
Sumber: Data primer Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Ayah Pada Anak SD di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara ( n = 110) Pendidikan Ayah Tidak Tamat SD SD SLTP SLTA DI/DIII DIV/S1/S2/S3
Sumber: data primer
Total
Sumber: data primer
4
Jumlah
%
2 Orang 38 Orang 37 Orang 29 Orang 2 Orang 2 Orang
1.8 34.6 33.6 26.4 1.8 1.8
110
100
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013 Tabel 9. Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan Keluatga Pada Anak SD di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara ( n = 110)
Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidkan Ibu Pada Anak SD di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara ( n = 110) Pendidikan Ibu Tidak Tamat SD SD SLTP SLTA DI/DIII DIV/S1/S2/S3 Total
Jumlah
%
1Orang 34 Orang 37 Orang 30 Orang 4Orang 4 Orang
0.9 30.9 33.6 27.4 3.6 3.6
110
100
Pendapatan Keluarga ≤Rp. 500.000 Rp.500.0001.000.000 > Rp. 1.000.000 Total
Jumlah
%
56 Orang 44 Orang 10 Orang
50.9 40 9.1
110
100
Sumber: data primer
Sumber: data primer
Univariat
Tabel 7. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Ayah Pada Anak SDDi Kabupaten Bolaang Mongondow Utara ( n = 110) Pekerjaan Ayah PNS Pegawai Sw asta Wirasw asta Petani Buruh/Tukang Total
Jumlah
%
3 Orang 4 Orang 32 Orang 70 Orang 1 Orang
2.7 3.6 29.1 63.7 0.9
110
100
Tabel 10. DistribusiAnemia Pada A nak SD di Kabupaten Bolaa ng Mongondow Utara ( n = 110) Anemia Anem ia Tidak anemia Total
Malaria Positif Negatif Total
Tabel 8. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu Pada Anak SD di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara ( n = 110)
PNS Pegawai Sw asta Wiraswasta Petani Lainnya (IRT) Total
Jumlah
%
6Orang 4Orang 13 Orang 36 Orang 51 Orang
5.5 0.9 11.8 32.7 49.1
110
100
% 40 60 100
Tabel 11. D istribusiMa laria Pada A nak SD di Kabupaten Bolaa ng Mongondow Utara ( n = 110)
Sumber: data primer
Pekerjaan Ibu
Jumlah 44 66 110
Jumlah 9 101 110
% 8,2 91,8 100
Analisis Bivariat Tabel 12. Distribusi Hubungan Ma laria Dengan Kejadia n Anemia Pada Anak SD di Kabupaten Bolaa ng Mongondow Utara ( n = 110) Status Anemia
Anem ia Tidak Anem ia
Sumber: data primer
5
Malaria Positif Negatif N N (%) (%) 7 3,6 37 40,4 2 5,4 64 63,4
Total
44 66
P
0,039
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013 plasmodium yang dapat ditularkan mela lui gigitan nyamuk malaria betina (Anopheles sp) dan parasit tersebut berkembang bia k dala m sel darah merah manusia Pada malaria terda pat anemia yang dera jatnya ter gantung pada spesies penye bab ma laria.Anemia terutama ta mpak je las pada Ma laria fa lc iparum dan ma laria kronis dengan pengha ncura n eritrosit yang cepat dan hebat.Anemia bers ifat hemolitik, normokrom, dan normositik. Pada serangan akut, kadar Hb turun secara mendada k. Didala m se l darah merah (fase eritrositik /intraeritrositer) parasit akan berkembang bia k sehingga menimbulkan kerusakan se l darah merah dan menga la mi lisis sehinga dapat me nyebabkan a nemia. A nemia yang ter jadi menimbulkan anok sia (tidak terdapat oksigen) pada jaringa n dan menimbulkan berbagai kela inan organ. Se la in itu, de mam yang tinggi juga akan semakin mengganggu sirkulasi darah yang menyebabkan statis pada otak serta penurunan sirkulasi pada ginja l, k ongesti sentrilobular dan degenarasi hati Hasil ana lisis menunjukka n dari 110responde n, ya ng positif malaria dan terjadi anemia berjumlah 7responde n (3,6%) sedangkan yang positif malaria dan tidak me miliki status anemia berjumlah 2 responden (5,4%)responden yang negatif malaria tetapi me mliki status ane mia berjumlah 37 responden (40,4%) sedangkan responden yang negatif ma laria tetapi tidak terja di a nemia berjumlah 64 (60,6%). Berdasarkan has il uji statistik menunjukkan nila i p = 0,039. Nila i p ini lebih kecil dari nila i α = 0,05, menunjukkan bahwa terdapat hubungan a ntara ma laria dengan ke jadia n ane mia pada a nak SD di Ka bupaten Bolaang Mongondow Utara.
PEMBAHASAN Hubungan Malaria De ngan Kejadian Ane mia Pada Anak Pada pene litian ini di temukan dari survey 110 sampel siswa SD di Kabupaten Bolaa ng Mongondow Utara, di temukan 9 orang positif malaria da n 101 ora ng ne gatif malaria. Dan 44 orang positif a nemia da n 66 orang negatif anemia. Nila i rata-rata dalam Riskesdas 2007 Hb pada anak di bawah 14 tahun ada la h 12,67gr/dL, ada beberapa provinsi yang ada di bawah ratarata nasional, namun Provinsi Sulawesi U tara tidak termasuk di dalamnya, pada penelitian kami terdapat 44 orang yang memiliki nilai Hb di bawa h rata-rata dan 66 orang yang me miliki nilai H b norma l atau di atas rata-rata. Ma laria masih merupakan masa lah kesehatan masyarakat di dunia , Pada penelitian ini dari 110 sa mpel darah anak SD yang terambil, yang positif ter identifikasi pe nya kit malaria hanya 9 orang ana k, Penelitia n di A frika khususnya pada anak balita, 85% me nyebabkan kematia n. WHO menyatakn bahwa pe nya kit malaria masih merupa kan penyakit yang teraba ikan karena tidak adanya data penelitian yang me nunja ng dan tera pinya memerlukan biaya yang tinggi. (Magalhaes a nd Mosquira, 2010) Sosia l dan e konomi menca kup penghasila n, pekerjaan, pendidikan, ke luarga yang masih rendah menyebabkan pe nya kit infeksi ini masih umum di temui se perti pada pene litian ini rata-rata sosia l ekonomi rendah di hasilkan bahwa penyakit malaria masih banyak di jumpai di negara berke mbang.Menurut WHO resiko terbesar berke mbangnya penyakit ma laria karena faktor ke miskinan.( Stratton, et a l, 2008) Ma laria menyebabka n kematian 1 juta penduduk, seperti plasmodium palcifarum yang merupaka n spesies patologi ya ng me nyebabkan anemia berat dan kega galan jantung.Da lam pene litian ini dinyata kan bahwa mekanisme anemia yang terkait dengan ma laria dan menurunnya produksi se l-se l darah merah, mekanisme ini bekerja secara keseluruhan dan di pengaruhi oleh faktor umur, kehamila n. Kontrol malaria merupaka n cara yang strategis untuk mencegah anemis. ( Ba layara jan, dkk, 2011) Ma laria merupaka n penyakit menular yang disebabka n parasit (protozoa) dari genus
Simpulan Dari hasil penelitian yang dila ksanakan di SD di Ka bupaten Bolaa ng Mongondow Utarapada bula n Me i sampa i Juni 2013 maka dapat disimpulkan bahwa Terdapat hubungan a ntara kejadian malaria terha dap anemia pada Anak SD di Kabupate n Bolaa ng Mongondow Utara.
6
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013 nemia-15069222. D iakses 11 Maret 2013.
DAFTAR PUSTAKA Aru W. Sudoyo, Ba mbang. S, Idrus. A, Marcellus. S, Siti. S. 2006. IlmuPenyakitDalamvol 3.Jakarta :PusatPenerbitan IPD FakultasKedokteranUmum I ndones ia
Setiadi, 2007.Konseppe nulisanrisetkeperawatan, graham ilmu. Yogyakarta Stratton L, M.S, O’Neill, M. E Kruk., M L. Be ll, 2008, Social sc ie nt& medic ine 67: 854-862
Bala yarajan, Y, Ramakhris nan, E. Ozaltin, A. H. Shanhar, S.V Subramamian, 2011, Anemia in low-oncome and middleincome countries Lancet, 378 : 3
Sthepen,
Clin, J. 2011. The America n journal of Clinical Nutrition a jcn. nutrition. Org Iriyanti, S. 2013.DeterminanKe ja dian Anemia PadaAnakSekola hDasarStudi di DistrikSentaniKa bupatenJayapura.http ://www.magi.undip.ac.id/index.php?o ption=com_conte nt&view=article& id =359:determinan-keja dian-a nemia pada-anak-sekola h-dasar-studi-didistrik-sentani-kabupatenja yapura&catid=31:vers iindones ia&Itemid=43.D iakses 13 Maret 2013. Mokoginta , 2012, Hubungan Asupan Zat Gizi dengan Ke jadia n Anemia Pada Ana k Sekolah Dasar.Fa kultasKedokteran Progra m Studi IlmuKe perawatan univers itas Sam Ratulangi. Mega lhaes, N. S. S. and V. C. F. Mosqueira, 2010., Nanotechnology Appied to the treatment of Ma laria, Advanced Drug Delivery Rev. 62: 560-572 Nurhae dar, J. 2012. Anemia di Daerah Endemik Ma laria.http%3A% 2F% 2Fre pository.u nhas.ac.id%2Fbitstrea m%2Fhandle%2 F123456789%2F2500%2FANEMIA %2520DI% 2520DAERAH% 2520EN DEMIK%2520MALA RIA.doc%3Fse quence%3D1&ei=pN1JUYHAIZC0r Aft4CgAg&usg=AFQ jCNFjYfLcMfk kPTuOVepZvEDrw6Jag&bvm=bv.44011176,d.bmk. Diakses 20 maret 2013 Ratih,
N. 2012. Anemia. http://www.slideshare.net/noer_ratih/a 7
R. 2011. Gizi dan kesehatan masyarakat.jakarta : PT Ra ja Grafindo Persada.