Effect of difference in weight Sprouts Peanut (Arachis hypogaea L.), the consumption of oxygen (O2) in Plant Respiration Dea Sarah, Rakatika Abstract All living things need oxygen (O2) for survival, as well as plants that require oxygen for growth and development process. And carbon dioxide (CO2) as a result of chemical reactions that occur in a plant cell that must be removed, the plant will make the process of respiration to meet its energy needs. Respiration is the process penguaraian organic substances to release energy. Where the stored energy generated back to organize the processes of life. When plants are growing, the rate of respiration increased as a result of demand growth, but some of the missing compounds transferred to the synthesis reaction and never appeared as CO2. Germination is a very important part of the life cycle of seed plants. Germination process is a complex series of changes in morphology, physiology and biochemistry. So that the sprouts of different types and severity, need for oxygen can be different because in it there is a metabolic process and content of different respiratory substrates. Sprouts of the same type but different weight to different estimated oxygen demand. Sprouts peanuts (Arachis hypogaea L.), can be used as a comparison to see the need of oxygen with other seedling-sprouts. To determine whether there is influence of gravity difference sprouts peanuts (Arachis hypogaea L.) in the consumption of oxygen in the respiration of plants, it is necessary to do an experiment with some treatments to look into the matter more deeply. Keywords : sprouts peanuts (Arachis hypogaea L.), oxygen consumption and respiration of plants.
1
Pengaruh Perbedaan Berat Kecambah Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.), terhadap Konsumsi Oksigen (O2) pada Respirasi Tumbuhan Dea Sarah, Rakatika
Abstrak Semua makhluk hidup memerlukan oksigen (O2) untuk kelangsungan hidupnya, begitu juga dengan tumbuhan yang memerlukan oksigen untuk proses pertumbuhan dan perkembangannya. Karbondioksida (CO2) sebagai hasil dari reaksi kimia yang terjadi di dalam sel tumbuhan yang harus dikeluarkan, maka tumbuhan akan melakukan proses respirasi untuk mencukupi kebutuhan energinya. Respirasi merupakan proses penguaraian zat-zat organik untuk membebaskan energi. Dimana energi yang tersimpan ditimbulkan kembali untuk menyelenggarakan proses-proses kehidupan. Bila tumbuhan sedang tumbuh, laju respirasi meningkat sebagai akibat dari permintaan pertumbuhan, tapi beberapa senyawa yang hilang dialihkan ke dalam reaksi sintesis dan tidak pernah muncul sebagai CO2. Perkecambahan merupakan bagian yang sangat penting dari siklus hidup pada tumbuhan berbiji. Proses perkecambahan adalah suatu rangkaian kompleks dari perubahan-perubahan morfologi, fisiologi dan biokimia. Sehingga kecambah yang berbeda jenis dan beratnya, kebutuhan akan oksigennya bisa berbeda karena di dalamnya terdapat proses metabolik dan kandungan substrat respirasi yang berbeda pula. Pada penelitian ini digunakan kecambah sebagai bahan penelitian untuk melihat bagaimana kebutuhan oksigen pada respirasi tumbuhan. Kecambah yang berbeda jenis dan beratnya, kebutuhan akan oksigennya bisa berbeda, karena di dalamnya terdapat proses metabolik dan kandungan substrat respirasi yang berbeda pula. Kecambah kacang tanah (Arachis hypogaea L.), dapat dijadikan suatu pembanding untuk melihat kebutuhan oksigen dengan kecambah-kecambah lainnya. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh perbedaan berat kecambah kacang tanah (Arachis hypogaea L.) pada konsumsi oksigen dalam proses respirasi tumbuhan, maka perlu dilakukan suatu eksperimen dengan beberapa perlakuan untuk mengkaji hal tersebut lebih dalam. Kata kunci : kacang tanah (Arachis hypogaea L.), konsumsi oksigen dan respirasi tumbuhan. PENDAHULUAN Latar Belakang Banyak terdapat jenis tumbuhan di dunia, salah satunya adalah tumbuhan berbiji (spermatophyta). Pertumbuhan awal tumbuhan berbiji dimulai dari biji yang mengandung potensi yang dibutuhkan untuk tumbuh menjadi individu baru. Sebutir biji mengandung satu embrio yang terdiri atas radikula (yang akan tumbuh menjadi akar) dan plumula (yang akan tumbuh menjadi kecambah). Biji
2
memiliki kandungan air yang sangat sedikit. Pada saat biji terbentuk, air di dalamnya dikeluarkan sehingga biji mengalami dehidrasi. Akibat ketiadaan air tersebut, biji tidak dapat melangsungkan proses metabolismenya sehingga menjadi tidak aktif (dorman). Dormansi biji sangat bermanfaat pada kondisi tidak nyaman bisa sangat dingin atau kering, tetapi karena struktur biji yang kuat akan melindungi embrio agar tetap bertahan hidup. Pada dasarnya semua makhluk hidup memerlukan oksigen (O2) untuk kelangsungan hidupnya, begitu juga dengan tumbuhan yang memerlukan oksigen untuk proses pertumbuhan dan perkembangannya. Dan karbondioksida (CO2) sebagai hasil dari reaksi kimia yang terjadi di dalam sel tumbuhan yang harus dikeluarkan, maka tumbuhan akan melakukan proses respirasi untuk mencukupi kebutuhan energinya. Semua sel aktif akan terus menerus melakukan respirasi, menyerap O2 dan melepaskan CO2 dalam volume yang sama. Namun seperti kita ketahui, respirasi lebih dari sekedar pertukaran gas yang berlangsung secara sederhana. Respirasi merupakan salah satu bentuk proses metabolisme secara katabolik, yaitu proses pemecahan. Proses keseluruhan merupakan reaksi oksidasi-reduksi, yaitu senyawa dioksidasi menjadi CO2 dan O2 yang diserap direduksi menjadi H2O. Kecambah yang berbeda jenis dan beratnya, kebutuhan akan oksigennya bisa berbeda, karena di dalamnya terdapat proses metabolik dan kandungan substrat respirasi yang berbeda pula. Dari pemaparan tersebut di atas, maka penulis ingin mengetahui apakah ada pengaruh perbedaan berat kecambah kacang tanah (Arachis hypogaea L.), pada konsumsi oksigen dalam proses respirasi tumbuhan. Oleh karena itu, untuk mengetahuinya maka perlu dilakukan suatu eksperimen dengan beberapa perlakuan untuk mengkaji hal tersebut lebih dalam. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :“Apakah terdapat pengaruh perbedaan berat kecambah kacang tanah (Arachis hypogaea L.) terhadap konsumsi oksigen (O2) pada respirasi tumbuhan?”. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan berat kecambah kacang tanah (Arachis hypogaea L.) terhadap konsumsi oksigen (O2) pada respirasi tumbuhan. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mendukung dan mengembangkan teori-teori yang sudah ada dalam ilmu pengetahuan alam khususnya teori mengenai respirasi pada tumbuhan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. 2. Secara Praktis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca untuk dapat mengetahui pengaruh perbedaan berat kecambah kacang tanah (Arachis 3
hypogaea L.) terhadap konsumsi oksigen (O2) pada respirasi tumbuhan dan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan untuk diterapkan sebagai bahan pengayaan dalam pelajaran Biologi di SMA kelas XII, khususnya pada sub konsep katabolisme. Dan mungkin dapat dijadikan referensi untuk membantu dalam penelitian selanjutnya tentang perkecambahan atau tentang pengaruh berat kecambah pada respirasi tumbuhan. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dan rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu variabel terikat dan variabel bebas. 1. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah konsumsi oksigen (O2) pada saat proses respirasi berlangsung yang terindikasi oleh pergeseran eosin dalam pipa. 2. Variabel bebas pada penelitian ini adalah berat kecambah kacang tanah (Arachis hypogaea L.) yang berbeda, yaitu 1 gram, 2 gram, 3 gram, 4 gram, dan 5 gram. Populasi dan Sampel Yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah kecambah tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) sebanyak 300 gram, yang terdiri dari 20 bagian kecambah kacang tanah (Arachis hypogaea L.) dengan berat masingmasing 1 gram, 20 bagian kecambah kacang tanah (Arachis hypogaea L.) dengan berat masing-masing 2 gram, 20 bagian kecambah kacang tanah (Arachis hypogaea L.) dengan berat masing-masing 3 gram, 20 bagian kecambah kacang tanah (Arachis hypogaea L.) dengan berat masing-masing 4 gram, dan 20 bagian kecambah kacang tanah (Arachis hypogaea L.) dengan berat masing-masing 5 gram, dengan criteria kecambah kacang tanah (Arachis hypogaea L.) yang berumur 4 hari dengan ciri-ciri kulit biji mengelupas, tumbuh plumula dan radikula, dan belum tumbuh daun. Jumlah plot percobaan sebanyak 25 plot, setiap plot berisi satu bagian kecambah kacang tanah (Arachis hypogaea L.) sehingga jumlah sampel sebanyak 25 bagian kecambah kacang tanah (Arachis hypogaea L.) dengan 5 macam berat yang berbeda, yaitu 5 bagian kecambah kacang tanah (Arachis hypogaea L.) dengan berat masing-masing 1 gram, 5 bagian kecambah kacang tanah (Arachis hypogaea L.) dengan berat masing-masing 2 gram, 5 bagian kecambah kacang tanah (Arachis hypogaea L.) dengan berat masing-masing 3 gram, 5 bagian kecambah kacang tanah (Arachis hypogaea L.) dengan berat masing-masing 4 gram, dan 5 bagian kecambah kacang tanah (Arachis hypogaea L.) dengan berat masing-masing 5 gram. Sampel yang diambil secara acak dari populasi yang tersedia.
4
Disain Penelitian Sesuai dengan masalah yang diteliti, maka untuk memudahkan dalam penelitian ini diperlukan 5 perbedaan subyek penelitian, yaitu berat kecambah kacang tanah (Arachis hypogaea L.) yang memiliki berat 1 gram, berat kecambah kacang tanah (Arachis hypogaea L.) yang memiliki berat 2 gram, berat kecambah kacang tanah (Arachis hypogaea L.) yang memiliki berat 3 gram, berat kecambah kacang tanah (Arachis hypogaea L.) yang memiliki berat 4 gram, dan berat kecambah kacang tanah (Arachis hypogaea L.) yang memiliki berat 5 gram. Kemudian masing-masing kecambah kacang tanah (Arachis hypogaea L.) tersebut dimasukan kedalam respirometer sederhana untuk dilakukan eksperimen selama 10 menit. Konsumsi oksigen yang dibutuhkan oleh kecambah kacang tanah (Arachis hypogaea L.) ditunjukan dengan pergeseran eosin dalam pipa kapiler respirometer. Teknik Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan adalah konsumsi oksigen (O2) dari kecambah kacang tanah (Arachis hypogaea L.) dengan variasi berat yang berbeda dalam waktu 10 menit. Adapun parameter yang diukur adalah pergeseran eosin dalam pipa kapiler respirometer dalam satuan mililiter (ml). Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah pedoman observasi berupa tabel sebagai berikut : Tabel 1 Data Hasil Pengamatan Konsumsi Oksigen (O2) Kecambah Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dalam Satuan Mililiter (ml). Ulangan Perlakuan (Treatment) (Replikasi) A B C D E 0,20 0,20 0,10 0,35 0,30 I 0,10 0,10 0,20 0,40 0,35 II 0,33 0,12 0,07 0,25 0,24 III 0,10 0,35 0,10 0,70 0,56 IV 0,14 0,17 0,34 0,30 0,56 V Keterangan : A : Kecambah dengan berat 1 gram B : Kecambah dengan berat 2 gram C : Kecambah dengan berat 3 gram D : Kecambah dengan berat 4 gram E : Kecambah dengan berat 5 gram Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen faktor tunggal dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), maka analisis datanya menggunakan Analisis Sidik Ragam (ANAVA) dengan hasil sebagai berikut:
5
Tabel 2 Data Hasil Uji ANAVA Sumber Keragaman
db
JK
KT
Antar Perlakuan
υp= (t-1) =4
JKP 0,31
KTp=
Galat
υG = (nt-t) = 20
JKG 0,34
KTG=
Total
(nt-1) 24
JKT 0,65
0,08
Fhitu ng
KTp KTG 4
Fα (υp ; υG) F0,05 F0,01 2,67
4,43
0,02
Berdasarkan tabel ANAVA di atas, diperoleh hasil antar perlakuan Fhitung = 4, F0,05 = 2,67 dan F0,01 = 4,43, karena F0,05 ≤ Fhitung ≤ F0,01, maka tolak Ho, artinya terdapat perbedaan yang nyata (significant) antara perlakuan yang diberikan. Karena hasil perhitungan statistik di atas menunjukan tolak Ho, maka digunakan uji lanjutan menggunakan uji Duncan, dengan hasil sebagai berikut: Tabel 3 Perbedaan Rata-rata Hasil Uji Duncan Ratarata C 0,16 A 0,17 B 0,19 D 0,40 E 0,40 LSR (5%) LSR (1%)
Perlakuan
2 0,01 0,02 0,21 (**) 0 0,12 0,16
Perbedaan Rata-rata 3 4
0,03 0,23 (**) 0,21 (**) 0,12 0,17
5
0,24 (**) 0,23 (**) 0,24 (**) 0,13 0,13 0,17 0,18
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel perbedaan rata-rata, perlakuan A dengan D, A dengan E, B dengan D, B dengan E, C dengan D, dan C dengan E = Highly Significant artinya memiliki perbedaan yang sangat nyata. Sedangkan perlakuan A dengan B, A dengan C, B dengan C, dan D dengan E = Non Significant artinya tidak terdapat perbedaan. PEMBAHASAN Dalam penelitian ini hasil analisis varians (ANAVA), yaitu Fhitung = 4, F0,05 = 2,67 dan F0,01 = 4,43, karena F0,05 < Fhitung ≤ F0,01, maka tolak H0 (*) artinya terdapat pengaruh perbedaan yang nyata (signifikan) antar perlakuan. Dan dari hasil uji Duncan berdasarkan hasil perhitungan pada tabel perbedaan rata-rata, perlakuan A dengan D, A dengan E, B dengan D, B dengan E, C dengan D, dan C dengan E = Highly Significant artinya memiliki perbedaan yang sangat nyata.
6
Jumlah Oksigen (O2)
Sedangkan perlakuan A dengan B, A dengan C, B dengan C, dan D dengan E = Non Significant artinya tidak terdapat perbedaan. Dari hasil perhitungan statistik membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara perbedaan berat kecambah kacang tanah (Arachis hypogaea L.) dengan konsumsi oksigen (O2) pada respirasi tumbuhan. Hal ini dapat dilihat dari hasil rata-rata konsumsi oksigen (O2) pada setiap perlakuan. Perlakuan yang memperoleh rata-rata paling besar adalah perlakuan D dan E yaitu berat 4 gram dan 5 gram, dengan perolehan hasil rata-rata 0,40 ml/10 menit. Sedangkan yang memperoleh rata-rata hasil terendah adalah perlakuan C, yaitu dengan berat 3 gram dengan perolehan hasil pergeseran eosin yaitu 0,16 ml/10 menit. Berdasarkan hasil tersebut didapatkan bahwa perlakuan D dengan berat 4 gram dan E dengan berat 5 gram lebih banyak mengkonsumsi oksigen dibandingkan perlakuan C yaitu dengan berat 3 gram. Untuk lebih jelasnya perbandingan rata-rata tiap perlakuan dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Gambar 1 Rata-rata Konsumsi Oksigen Kecambah Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Berdasarkan grafik hasil rata-rata konsumsi oksigen (O2) diperoleh hasil yang berbeda antar perlakuan, hal ini di duga karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen pada respirasi tumbuhan, yaitu; 1. Ketersediaan substrat Laju respirasi tentu tergantung pada ketersediaan substrat, yakni senyawa yang akan diurai melalui rangkaian reaksi yang telah dijelaskan sebelumnya. Tumbuhan yang mengandung cadangan pati, fruktan, dan gula yang rendah akan menunjukan laju respirasi yang rendah pula. Jika starvasi (defisiensi bahan cadangan makanan) pada tumbuhan terjadi sangat parah, maka protein juga dapat dioksidasi.Protein tersebut dihidrolisis menjadi asam-asam amino penyusunnya, yang kemudian diurai melalui reaksi-reaksi glikolitik dan Siklus Krebs. Asam glutamate dan aspartat akan dikonvensi menjadi asam alfaketoglutarat dan asam oksaloasetat. Demikian pula halnya dengan alanin yang dioksidasi untuk membentuk asam piruvat. 7
2.
3.
4.
Pada dasarnya, tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula, demikian sebaliknya bila substrat yang tersedia cukup banyak maka laju respirasi akan meningkat. Tetapi ketersediaan substrat yang tidak diimbangi dengan aktivitas selnya (aktivasi enzim), dapat menurunkan laju respirasi tumbuhan terhambat.Enzim-enzim yang teraktivasi adalah enzim hidrolitik seperti αamilase yang merombak amylasemenjadi glukosa, ribonuklease yang merombak ribonukleotida, endo-β-glukanase yang merombak senyawa glukan, fosfatase yang merombak senyawa yang mengandung P, lipase yang merombak senyawa lipid, peptidase yang merombak senyawa protein Ketersediaan oksigen Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, tetapi besarnya pengaruh tersebut berbeda antara spesies dan bahkan antara organ pada tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi laju respirasi, karena jumlah oksigen yang dibutuhkan jauh lebih rendah dari oksigen yang tersedia di udara. Mitokondria dapat berfungsi normal pada konsentrasi oksigen serendah 0,05% sedangkan yang tersedia di udara adalah sekitar 21%. Hal ini terutama disebabkan karena afinitas yang tinggi dari sitokhrom oksidase terhadap oksigen. Sebagai contoh hambatan laju respirasi karena ketersediaan oksigen terjadi pada sistem perakaran tumbuhan jika media tumbuhnya digenangi (seluruh pori tanah berisi air). Hal ini terjadi karena laju difusi oksigen di dalam air jauh lebih lambat dibandingkan di udara. Pada penelitian ini ketersediaan oksigen berpengaruh pada laju respirasi kecambah, ini dibuktikan dari hasil pengamatan dengan menggunakan respirometer, yang berfungsi untuk mengukur jumlah oksigen yang diperlukan dalam respirasi. Dihasilkan perbedaan lagi konsumsi oksigen yang ditunjukan oleh pergeseran eosin sebagai indikatornya. Untuk itu oksigen sangat dibutuhkan pada proses oksidasi untuk membentuk energi perkecambahan. Suhu Pada penelitian ini, suhu diabaikan (diasumsikan tidak berpengaruh) terhadap laju respirasi. Karena suhu dibuat sama ketika penelitian berlangsung, penelitian dilakukan serentak dengan waktu yang bersamaan selama 10 menit, dan tabung respirometer selama eksperimen berlangsung tidak dipegang, hal ini untuk menghindari perubahan suhu yang tiba-tiba dapat mempengaruhi laju respirasi. Jenis dan umur tumbuhan Pada penelitian ini, jenis dan umur tumbuhan juga berpengaruh terhadap laju respirasi. Karena selama kecambah belum menyerap air dan berfotosintesis (autotrof), maka cadangan makanan merupakan kebutuhan yang penting dalam proses pemanjangan dan pembelahan sel-selnya. Untuk itu jenis dan umur tumbuhan (perkecambahan) pada setiap tanaman akan berbeda.
8
PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa 1. Terdapat pengaruh perbedaan berat kecambah kacang tanah (Arachis hypogaea L.) terhadap konsumsi oksigen (O2) pada respirasi tumbuhan. Hasil rata-rata konsumsi oksigen pada setiap perlakuan berbeda, dengan rata-rata terbesar yaitu pada perlakuan D dengan berat 4 gram dan E dengan berat 5 gram, yaitu dengan rata-rata sama 0,40 ml/10 menit. Sedangkan rata-rata terendah diperoleh dari perlakuan C dengan berat 3 gram, yaitu dengan rata-rata 0,16 ml/10 menit. 2. Dari tabel perbedaan rata-rata antar perlakuan terdapat perbedaan yang sangat nyata antara perlakuan A – D, A – E, B – D, B – E, C – D, dan C–E dengan nilai | 1 - 2| > LSR (1%), dan perbedaan perlakuan antara A – B, A – C, B – C, dan D – E tidak terdapat perbedaan, dengan nilai | 1 - 2| ≤ LSR (5%). Saran Berdasarkan simpulan yang diperoleh, ada beberapa saran yang perlu disampaikan, antara lain: 1. Diperlukan kehati-hatian untuk melakukan penelitian ini, yaitu ketika proses pengamatan respirometer. Untuk memperhatikan tabung respirometer agar tidak ada yang bocor, karena akan mempengaruhi pada pergeseran eosin; dan 2. Untuk menambah wawasan yang lebih luas perlu digunakan sebagai bahan pelajaran Biologi kelas XII khususnya pada sub konsep katabolisme. DAFTAR PUSTAKA Amalia, Triana Desi. 2012. http://deazhiiy.blogspot.com/2012/06/laporan-biologirespirasi.html [5 Desember 2012]. Anonim. 2009. Respirasi Tumbuhan. [Online]. Tersedia: http://purigavilagarden.blogspot.com/2009/07/respirasi-tumbuhan.html [5 Desember 2012]. Anonim. 2011. Perkecambahan. [Online]. Tersedia: http://tasklist.blogspot.com/2011/03/perkecambahan.html [5 Desember 2012]. Campbell, et.al. 2000. BIOLOGI Jilid I. Jakarta:Erlangga Crayonpedia. 2008. [Online]. Tersedia: http://www.crayonpedia.org/mw/Respirasi_Sel_12.html [26 Maret 2013]. Cronquist, Arthur. 1981. An Integrated System of Classification of Flowering Plant. Columbia:Columbia University Pers Hernawan, Edi. 2011. Dasar-dasar Rancangan Percobaan. Tasikmalaya:Universitas Siliwangi Hidayat, Estiti. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung:ITB. Hutchinson, J. 1973. The Families Flowering Plants Third Edition. London: Oxford at The Clarendon Press. Lakitan, Benyamin. 2011. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta:Rajawali Pers. 9
Rukmana, Rahmat. 2012. Kacang Tanah. Yogyakarta:Kanisius. Salisbury, dan Cleon W Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jild 2. Bandung:ITB. Soerodikoesoemo, Wibisono. 1993. Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan. Jakarta:Universitas Terbuka Sutopo, Lita. 2010. Teknologi Benih Edisi Revisi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Tim Bina Karya Tani. 2009. Pedoman Bertanam Kacang Tanah. Bandung:Yrama Widya Riwayat Penulis Dea Sarah Dindiani Putri, adalah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Siliwangi, angkatan 2009 yang sedang melaksanakan penyusunan skripsi untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan (Lulusan tahun 2013)
10