EFEKTIVITAS ASSESMENT SERTIFIKASI GURU KELAS MI MELALUI KEGIATAN PLPG DI LPTK RAYON 232 IAIN SURAKARTA KUOTA TAMBAHAN TAHUN 2013
Oleh: Sutrisno, S.Pd.I NIM. M1.12.017
Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan Islam
PROGRAM PASCASARJANA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2014
i
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
“Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis ini merupakan hasil karya saya sendiri dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya tidak mencantumkan tanpa pengakuan bahan-bahan yang telah dipublikasikan sebelumnya atau ditulis oleh orang lain, atau sebagian bahan yang pernah diajukan untuk gelar atau ijasah pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga atau perguruan tinggi lainnya.”
Salatiga, 12 September 2014 Yang Membuat Pernyataan
Sutrisno, S.Pd.I
iii
MOTTO
Artinya: Sesungguhnya kami Telah mengemukakan amanat[1233] kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh (QS. AL-Ahzab 33:72). 1
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat.(QS. An Nisaa’ 4:58).2
1 2
Sunarjo, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Depag RI, 1998, 680. Sunarjo, Al-Qur’an ..., 128.
iv
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya terbaikku kepada : 1. Kedua orang tuaku dan Mertuaku yang mendidikku dan membimbingku dengan sabar dan ikhlas kepada diin al-Islam. 2. Istriku tercinta yang selalu setia menjalani kehidupan bersamaku dalam suka maupun duka. 3. Anakku Muhammad Fauzil Trisna „Adhim yang selalu menjadi penyejuk dalam setiap waktuku 4. Untuk semua dosen Pasca Sarjana STAIN Salatiga 5. H. Jaka Rebawa, Hj. Fathonah, Kapten Bambang sukowati, dan Ali Imron yang selalu memberi suport. 6. Sahabat-sahabat, teman kuliah angkatan 2012 dan teman mengajar di MI Suryawiyyah. 7. Seluruh pembaca yang budiman.
v
ABSTRAK Efektivitas Assesment Sertifikasi Guru Kelas MI Melalui Kegiatan PLPG Di LPTK Rayon 232 IAIN Surakarta Kuota Tambahan Tahun 2013. Kata Kunci : Assesment Sertifikasi, Guru kelas MI, PLPG. Tujuan penelitian: (1) Untuk mengetahui proses dan instrumen assesment sertifikasi guru kelas MI; (2) Untuk mengetahui pandangan guru kelas MI tentang assesment sertifikasi melalui PLPG; (3) Untuk mengetahui sejauh mana efektifitas assesment sertifikasi guru kelas MI melalui PLPG; (4) Untuk mengetahui mengapa assesment sertifikasi guru kelas MI se Kecamatan Mejobo hasilnya kurang efektif. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. mengambil objek studi pada Guru Kelas MI se Kecamatan Mejobo yang talah mengikuti sertifikasi kuota tambahan tahun 2013 dan LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta. Metode pengumpulan data yang digunakan observasi, dokumentasi dan wawancara bebas. Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan pendekatan induksi analitik. Hasil penelitian ini LPTK Rayon 232 statusnya sebagai institusi penyelenggara maupun dalam menyelenggarakan kegiatan PLPG sebagai assesment sertifikasi guru sudah sesuai dengan rambu-rambu pelaksanaan PLPG yang diberikan oleh pemerintah. Assesment sertifikasi guru kelas MI melalui PLPG pada guru kelas MI adalah efektif. Kekurang efektivitasannya pada sisi teknis waktu yang singkat sehingga pemahaman guru kurang, di lapangan belum terpenuhinya sarana prasarana dan biaya sebagai penunjang ketercapaian tujuan pembelajaran, selain itu buku kurikulum 2013 belum terdistribusikan sampai penelitian ini dilakukan. LPTK Rayon 232 dalam melaksanakan PLPG hendaknya lebih diperbaiki terutama pengemasan materi agar dapat lebih diterima peserta PLPG, sehingga assesment yang diberikan akan terlaksana dengan efektif. Pemerintah hendaknya memfasilitasi ful-up terhadap para guru agar lebih meningkat profesionalitasnya.
vi
PRAKATA
بسم هللا الرمحن الرحيم Puji Syukur kami panjatkan kehadlirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “ Efektivitas Assesment Sertifikasi Guru Kelas MI Melalui Kegiatan PLPG Di LPTK Rayon 232 IAIN Surakarta Kuota Tambahan Tahun 2013” yang secara
akademis menjadi syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam. Di samping itu, apa yang telah tersaji ini juga tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, kepadanya kami mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Dr. H. Sa‟adi, M.Ag., selaku Direktur Pascasarjana STAIN Salatiga Periode Tahun 2011-2014 yang telah memberikan restu judul tesis penulis. 3. Bapak Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag., selaku Direktur Pascasarjana STAIN Salatiga. 4. Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag. dan Dr. H. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag., selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk menuntun agar tesis ini cepat selesai. 5. Bapak Dr. H. M. Zulfa, M.Ag., selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan restu dan selalu mendo‟akan pada penulisan tesis ini. 6. Seluruh dosen Pascasarjana STAIN Salatiga yang telah memberikan banyak bekal ilmu kepada Penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan tesis ini. 7. Bapak Dr. H. Giyoto, M.Hum., Bapak Imam Makruf, S.Ag., M.Pd., dan Hj. Hafidah, S.Ag., M.Ag., selaku ketua dan wakil ketua LPTK Rayon 232 FITK
vii
IAIN Surakarta yang telah memberikan ijin untuk meneliti di tempat yang beliau pimpin. 8. Kepada Seluruh Guru kelas MI se kecamatan Mejobo yang telah tersertifikasi melalui PLPG kuota tambahan tahun 2013 pada LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta,
yang
bersedia
memberikan
berbagai
informasi
guna
terselesaikannya penyusunan tesis ini. 9. Istri dan anakku yang selalu mensupot dan memberikan inspirasi hingga selesainya penulisan ini 10. Semua pihak dan teman-temanku seperjuangan yang setia yang tak dapat saya sebut satu persatu lagi yang sedikit maupun banyak telah membantu dalam proses penulisan tesis ini. Sungguh kami tidak dapat memberikan balasan apapun, kecuali do‟a semoga Allah SWT memberikan balasan pahala yang berlipat atas amal kebaikan yang telah diberikan. Akhirnya penulis menyadari bahwa apa yang telah tersaji dalam penulisan ini masih jauh mencapai kesempurnaan. Masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki dan diperdalam lebih lanjut atau ada hal yang kurang sesuai, karena hanya sebatas inilah yang dapat penulis sampaikan, maka dengan segala bentuk kritik dan saran sangat kami harapkan, demi menindak lanjuti pada kajian-kajian yang lebih lanjut.
Salatiga, 12 September 2014 Penulis,
Sutrisno, S.Pd.I NIM: M.1.12.017
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………..
i
PENGESAHAN.......................……………………………………….……….
ii
HALAMAN PERNYATAAN...…………………………….…………….......
iii
MOTTO.............................................................................................................
iv
PERSEMBAHAN..............................................................................................
v
ABSTRAK ……………………………............................................................
vi
PRAKATA …………………………………………….………..……………. vii DAFTAR ISI ………………………………………………………………….
ix
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………
xii
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………… xiii DAFTAR LAMPIRAN …...………………………………………………….
BAB I:
xiv
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..............................................................
1
B. Rumusan Masalah.......................................................................
9
C. Signifikansi Penelitian................................................................. 11 D. Kajian Pustaka............................................................................. 14 E. Metode Penelitian.......................................................................
30
F. Sistematika Penulisan.................................................................. 35 BAB II: LPTK RAYON 232 FITK IAIN SURAKARTA DAN GURU KELAS MI PESERTA PLPG A. LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta....................................
ix
39
1.
Sejarah LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta...............
2.
Visi Misi dan tujuan LPTK Rayon 232 FITK
39
IAIN Surakarta................................................................... 3.
41
Struktur organisasi LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta...................................................................
4.
B.
43
Instruktur/Asesor LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta..................................................................
44
Guru kelas MI peserta PLPG................................................
48
1.
Identitas guru kelas MI peserta PLPG...............................
48
2.
Data NRG dan nomor sertifikat guru kelas MI peserta PLPG.....................................................................
53
BAB III: ASSESMENT SERTIFIKASI GURU KELAS MI MELALUI KEGIATAN PLPG DI LPTK RAYON 232 FITK IAIN SURAKARTA
A. Pelaksanaan PLPG guru kelas MI........................................
55
1.
Dasar hukum.................................................................
55
2.
Tujuan...........................................................................
56
3.
Peserta...........................................................................
57
B. Proses PLPG guru kelas MI.................................................
59
1.
Uji Kompetensi Awal (UKA).......................................
59
2.
Proses Kegiatan PLPG....................................................
60
3.
Materi.............................................................................
68
4.
Skenario workshop........................................................
70
C. Proses dan Bentuk instrumen assesment pada PLPG guru kelas MI..............................................................................
x
71
1.
Proses assesment .........................................................
2.
Bentuk instrumen ......................................................
71 74
BAB IV: PANDANGAN GURU KELAS MI TERHADAP EFEKTIFITAS ASSESMENT SERTIFIKASI GURU MELALUI KEGIATAN PLPG A. Kesan guru peserta PLPG.........................................................
83
B. Penerapan materi PLPG dalam Kegiatan Belajar mengajar (KBM)......................................................................
84
C. Pandangan guru kelas MI terhadap Efektifitas assessment sertifikasi melalui kegiatan PLPG............................................
87
D. Kurang Efektivnya Assesment Sertifikasi Guru Kelas MI Melalui PLPG............................................................................
96
BAB V: PENUTUP A. Simpulan....................................................................................
99
B. Saran ......................................................................................... 100
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 102 LAMPIRAN………………………………………………………………….. 103 BIOGRAFI PENULIS……………………………………………………….. 132
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Teknik Penilaian dan Bentuk Instrumen...........................................
24
Tabel 2.1 Bagan Organisasi LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta............
43
Tabel 2.2 Nama-nama Instruktur/AsesorLPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta................................................................................
46
Tabel 2.3 Data NRG dan Nomor Sertifikat Pendidik.....................................
53
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Suasana Kegiatan Workshop PLPG LPTK Rayon 232................
61
Gambar 3.2 Suasana Kegiatan pembuatan bahan ajar RPP dan PTK...............
62
Gambar 3.3 Kegiatan PeerTeaching (Ujian Praktik).........................................
64
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Jadwal kegiatan PLPG LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta............................................................................. 105 Lampiran 2: Rambu-rambu struktur kurikulum pendidikan dan latihan profesi guru (PLPG) SD/MI/SDLB............................................. 109 Lampiran 3: Instrumen penilaian perencanaan pembelajaran............................ 111 Lampiran 4: Instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran (peer teaching)......112 Lampiran 5: Instrumen penialiaan prose workshop.......................................... 114 Lampiran 6: Instrumen penilaian proposal penelitian tindakan kelas.............. 115 Lampiran 7: Instrumen penilaian rancangan bahan ajar................................... 116 Lampiran 8: Instrumen penilaian media pembelajaran .................................... 117 Lampiran 9: Instrumen penilaian lembar kerja siswa (LKS)............................ 118 Lampiran 10: Instrumen penilaian perangkat evaluasi .................................... 119 Lampiran 11: Pedoman wawancara bebas kepada LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta sebagai pelaksana PLPG Kuota tambahan tahun 2013................................................................................... 120 Lampiran 12: Pedoman wanwancara bebas kepada guru kelas MI se Kecamatan Mejobo yang telah mengikuti assesment sertifikasi guru kelas MI kuota tambahan melalui PLPG pada LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta tahun 2013............................................................................................. 122 Lampiran 13: Pedoman Observasi.....................................................................125 Lampiran 14: Surat Keterangan telah melakukan penelitian kepada guru sertifikasi se kecamatan Mejobo kuota tambahan tahun 2013............................................................................................ 126 Lampiran 14: Surat Keterangan telah melakukan penelitian di LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta......................................................... 128 Lampiran 15: Foto-foto Penelitian ................................................................... 129
xiv
xv
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah rangkaian proses pemberdayaan manusia menuju kedewasaan, baik secara akal, mental, maupun moral, untuk menjalankan fungsi kemanusiaan yang diemban sebagai hamba dihadapan khaliq-Nya dan sebagai pemimpin (khalifah) di bumi.3 Oleh karena itu, fungsi utama pendidikan adalah mempersiapkan peserta didik sebagai generasi penerus bangsa dengan kemampuan dan keahlian ( skil) yang diperlukan agar memiliki kemampuan dan kesiapan untuk terjun ketengah masyarakat (lingkungan).4 Pendidikan merupakan pilar bagi kehidupan suatu bangsa. Pendidikan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana dalam membangun watak bangsa. Masyarakat yang cerdas dan memberi nuansa kehidupan yang cerdas pula, dan secara progresif akan membentuk kemandirian. Masyarakat bangsa yang demikian merupakan investasi besar untuk berjuang keluar dari krisis dan siap menghadapi globalisasi.5
3
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1994, 15. 4 Abdurrahim An-Nawawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, terj. Sihabuddin, Jakarta: Gema Insani Press, 1995, 26. 5 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002, 4.
11
2
Selain itu, pendidikan memegang peranan yang besar dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan sumber daya manusia merupakan suatu proses peningkatan kualitas (mutu) pendidikan nasional kita, baik di sekolah negeri maupun swasta. Dari beberapa lembaga pendidikan yang ada, baik negeri maupun swasta memiliki sejumlah masalah, salah satunya adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang pendidikan, ini dikarenakan masih banyak pendidik yang sudah berusia lanjut dan berpendidikan yang belum memenuhi syarat sebagai pendidik terutama secara akademik dan tidak menguasai teknologi, selain itu ketersediaan media pembelajaran yang belum memenuhi prasyarat dan belum terpenuhinya standar kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan, khususnya jenjang pendidikan dasar dan menengah.6 Berdasarkan Survey United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), terhadap kualitas pendidikan di Negara-negara berkembang di Asia Pacific, Indonesia menempati peringkat 10 dari 14 negara. Sedangkan untuk kualitas para guru, kulitasnya berada pada level 14 dari 14 negara berkembang. Salah satu faktor rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah karena lemahnya para guru dalam menggali potensi anak. Para
pendidik
seringkali
memaksakan
kehendaknya
tanpa
pernah
memperhatikan kebutuhan, minat dan bakat yang dimiliki siswanya. Kelemahan para pendidik kita, mereka tidak pernah menggali masalah dan potensi para siswa. Pendidikan seharusnya memperhatikan kebutuhan anak bukan malah memaksakan sesuatu yang membuat anak kurang nyaman dalam 6
Mastuhu, Menata Ulang Pemikiran Sistem Pendidikan Nasional Dalam abad 21, Yogyakarta: UII Pers, 2004, 10.
2
3
menuntut ilmu. Proses pendidikan yang baik adalah dengan memberikan kesempatan pada anak untuk kreatif. Semua ini dikarenakan kurangnya profesionallisme para guru ditambah pendidikan yang tidak memenuhi syarat sebagai pendidik.7 Problem pendidik yang lain, yaitu masih banyak pendidik yang berpenghasilan dibawah standart sehingga banyak guru yang melakukan kerja sampingan selain mengajar, atau mengajar diberbagai tempat yang berbedabeda instansi, hal ini terkadang mengorbankan salah satunya dan secara langsung mengorbankan juga peserta didik, karena harus belajar dikelas tanpa dampingan guru.8 Berkaitan dengan upaya peningkatan kualitas pendidikan ini, bahwa kunci dan upaya peningkatan kualitas adalah keberadaan pendidik dan tenaga pendidikan.9 Dalam pendidikan, pendidik merupakan kunci dalam peningkatan kualitas pendidikan, dan pendidik berada pada posisi yang strategis bagi seluruh upaya reformasi pendidikan yang berorientasi pada pencapaian kualitas. Apapun upaya yang dilakukan dalam peningkatan mutu pendidikan dalam sebuah sistem persekolahan akan menjadi titik yang berarti jika disertai oleh adanya pendidik profesional secara pedagogik maupun akademik. 10 Oleh
7
Masalah pendidikan di Indonesia penyebab dan solusinya. April 2011. Diakses melalui www.mantoakg.blogspot.com pada 6 Oktober 2014. 8 Zamroni, Paradigma Pendidikan Masa Depan, Yogyakarta: Adipura, 2000, 21. 9 Faisal Jalal dan Dedi Supriyadi, Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah, Yogyakarta: Adicita, 2001, 59. 10 M. Surya, Aspirasi Peningkatan Kemampuan Profesional dan Kesejahteraan Guru, dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 021 Tahun ke 5 Januari 2000, 1
3
4
karena itu, setiap upaya untuk membenahi dan meningkatkan kualitas pendidikan harus melibatkan penataan dan pemberdayaan guru. Upaya ke arah peningkatan profesionalisme guru menjadi satu hal yang sangat urgen untuk dilaksanakan dalam penataan guru dan tenaga kependidikan. Karena hanya dengan sikap profesional yang dicirikan dengan adaya otonomi, keahlian yang memadai, komitmen guru yang tinggi terhadap tugas dan adanya semangat untuk meningkatkan kemampuan secara berkelanjutan dalam hal akademik dan pedagogik, guru akan bisa memberikan kontribusinya yang berarti bagi upaya perbaikan kualitas pendidikan nasional. Dalam kerangka penataan dan pemberdayaan terhadap guru inilah dibutuhkan strategi yang tepat agar para guru dapat benar-benar trampil secara lebih profesional dalam mengemban tugasnya dan meningkatkan penghasilan guru.11 Salah satu upaya pemerintah dalam menjawab kebekuan tentang peningkatan dan pembentukan guru yang profesional dengan bersertifikat formal adalah
melalui penyempurnaan sejumlah regulasi bersama-sama
dengan DPR (Dewan Perwakilan Rakyat). Salah satu regulasi yang telah dihasilkan adalah Undang-undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Melalui undang-undang tersebut diharapkan adanya penyesuaian
penyelenggaraan
pendidikan dan pembinaan
bagi
kalangan
pendidik
(khususnya guru) agar lebih profesional. Salah satu implikasinya adalah pekerjaan guru menjadi sebuah profesi yang lebih mendapat tempat karena
11
Azumardi Azra, Paradigma Baru Pendidikan Nasional (Rekontruksi dan Demokratisasi), Jakarta : Buku Kompas, 2002, 22.
4
5
memperoleh penghargaan, baik secara moril maupun materil, yang lebih tinggi. Akan tetapi kedudukan profesi guru yang lebih baik tersebut tidak dengan serta merta diperoleh oleh para guru. Mereka terlebih dahulu diharuskan memenuhi sejumlah persyaratan agar mencapai standar minimal seseorang yang berprofesi sebagai guru yang profesional.12 Salah satu pasal (pasal 8) dalam Undang-undang Guru dan Dosen dinyatakan bahwa pengakuan terhadap guru sebagai tenaga profesional akan diberikan jika guru yang bersangkutan telah memiliki sejumlah syarat, antara lain adalah kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik yang disyaratkan. Kualifikasi akademik yang dimaksud harus diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana(S1) atau diploma empat (D4). Kompetensi guru yang dimaksud dalam undang-undang ini adalah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Sementara sertifikat pendidik diperoleh guru yang bersangkutan melalui pendidikan profesi yang diikutinya.13 Lahirnya Undang-Undang tentang Guru dan Dosen yang mewajibkan guru untuk menjadi tenaga profesional dalam bidangnya. Profesionalisme guru diwujudkan dengan adanya sertifikasi, karena menurut Undang-undang tersebut seluruh guru harus memiliki sertifikat pendidik melalui pendidikan profesi. Menurut Peraturan Pemerintah No.74/2008 Tentang Guru, bagi guru
12
Pemerintah Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005Tentang Guru dan Dosen, Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi, 2005, 10. 13 Pemerintah Republik Indonesia, ..., 12.
5
6
dalam jabatan, pengembangan profesi guru atau sertifikasi guru dilakukan dengan dua cara yaitu (1) portofolio, dan (2) pendidikan latihan profesi guru.14 Dari data Depdiknas Program sertifikasi yang dilakukan sejak Tahun 2007 sudah mencapai sasaran 40% dan Pada tahun 2014 diharapkan 100% guru sudah tersertifikasi.15 Pada awal pelaksanaan sertifikasi dilaksanakan dengan cara portofolio, apabila secara portofolio dinyatakan sudah lulus maka seorang pendidik/tenaga kependidikan tidak perlu mengikuti PLPG. Akan tetapi, apabila dinyatakan portofolionya belum memenuhi ketentuan maka pendidik/tenaga kependidikan yang bersangkutan harus mengikuti PLPG. Namun dari mulai tahun 2012 pelaksanaan program sertifikasi guru dilaksanakan secara langsung melalui PLPG yang dilaksanakan oleh para lembaga yang berkaitan dengan sertifikasi guru, misalnya LPTK tertentu yang telah ditunjuk pemerintah. Program sertifikasi guru yang dilakukuan melalui PLPG memberikan nuansa baru sebagai suatu pelatihan profesionalisme. Namun dari pelaksanaan program PLPG tersebut masih perlu dikritisi dari berbagai kegiatan yang ada dalam pelaksanaanya, terutama assesment atau penilain terhadap guru tersertifikasi melalui PLPG sehingga bisa mendapat guru bersertifikat profesional. Kemungkinan belum atau sudah efektifnya kegiatan PLPG menjadi cara assesment sertifikasi guru, mengundang peneliti untuk 14
Peraturan pemerintah No.74/2008 Tentang Guru, Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi, 2008,
43. 15
Ditjen Dikdasmen, Direktorat Tenaga Kependidikan, Data Statistik Hasil Seleksi calon Guru Sertifikasi. Jakarta: Depdiknas. 2009, 29.
6
7
menelaahnya. Sebagaimana diketahui bahwa tujuan Diklat Profesi Guru ini antara lain adalah menjadikan peserta Menyadari penting dan strategisnya kedudukan guru dalam berbagai aspek kehidupan; Memiliki sikap positif terhadap profesi guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam pengelolaan pendidikan; Mempunyai komitmen, dedikasi, dan integritas yang tinggi terhadap profesi guru sebagai pendidik; Termotivasi untuk senantiasa mengembangkan kompetensi dirinya dalam bidang pendidikan dan atau bidang-bidang lain yang relevan dengan dunia pendidikan.16 Adapun karakteristik bahan ajar sebagai panduan inti kegiatan diklat adalah modul, sedangkan bahan ajar lainnya diserahkan kepada instruktur disesuaikan dengan kebutuhan. Instruktur dapat menambahkan materi tambahan jika diperlukan sesuai dengan kebutuhan; Diharapkan bahan ajar dikaitkan
fenomena-fenomena
sehari-hari
dan
pengetahuan
dan
atau
pengalaman peserta sebagai guru; Instruktur dapat mengelompokkan peserta ke dalam beberapa kelompok kecil diskusi jika dipandang perlu untuk kepentingan efektivitas materi bahan ajar; Ketercapaian bahan ajar diukur melalui kegiatan evaluasi selama kegiatan berlangsung dan pada akhir kegiatan.
16
Imam Makruf dkk, Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Kelompok Guru Kelas MI, Panitia Sertifikasi Guru LPTK Rayon 232 IAIN Surakarta Tahun 2013, iii.
7
8
Dengan tujuan yang cukup jelas dan didukung oleh bahan ajar yang disusun oleh ahlinya diharapkan bahwa PLPG membawa dampak yang nyata bagi guru untuk memperbaiki dan meningkatkan profesinya.17 Akan tetapi peralihan dari portofolio menjadi PLPG langsung dalam membentuk guru bersertifikat profesional/guru sertifikasi tidak lepas dari permasalahan. Diantaranya sistem penilaian yang diberikan masih perlu disempurnakan dan waktu 10 hari dalam melaksanakan PLPG merupakan waktu yang pendek untuk mencetak seseorang menjadi orang yang benar-benar profesional apalagi berkepribadian unggul, sehingga pencapaian secara maksimal kegiatan PLPG untuk mensertifikasi guru masih kabur dan semua ini tidak menjamin penilaian/assesment yang diberikan kepada guru dapat dilaksanakan dengan maksimal. Artinya, bisa jadi pelaksanaan assesment sertifikasi guru melalui kegiatan PLPG kurang efektif. Salah satu kasus, 8 dari 12 guru kelas MI di Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus yang telah mengikuti PLPG kuota tambahan tahun 2013 ketika aktif di KKG (Kelompok Kerja Guru) Kecamatan belum bisa sepenuhnya membuat perangkat pembelajaran yang meliputi RPP kurikulum 2013, prota, promes dan sistem penilaian dengan baik dan benar. selain itu para guru tersebut juga belum bisa dan kebingungan dalam membuat penelitian tindakan kelas (PTK) serta belum bisa menggunakan media pembelajaran dengan baik pula. Pada intinya hasil sertifikasi melalui PLPG belum mencapai target yang ditentukan, yaitu membentuk seorang pendidik yang profesional dalam profesinya. 17
Imam Makruf dkk, ..., iii.
8
9
Dari uraian di atas peneliti ingin menggali informasi secara deskriptif bagaimana assesment yang diberikan oleh LPTK penyelenggara PLPG terhadap guru sertifikasi melalui kegiatan PLPG sampai mereka mendapatkan sertifikat pendidik; dan apakah target dari assesment yang diberikan pada guru peserta kegiatan PLPG; serta bagaimana komentar para guru yang telah mengikuti kegiatan PLPG di LPTK rayon 232 IAIN Surakarta tentang assesment yang diberikan pada kegiatan PLPG yang diikuti, dan sudah efektifkah menurut mereka. B. Rumusan Masalah Sesuai dengan uraian latar belakang di atas, maka ada beberapa masalah yang teridentifikasi untuk dijadikan acuan penelitian dalam pembuatan tesis ini. Adapun indentifikasi masalah tersebut antara lain: 1. Waktu pelaksanaan PLPG yang hanya 10 hari tidak memungkinkan assesment yang diberikan dapat maksimal 2. Sistem dan teknik assesment yang kurang efektif 3. Delapan dari 12 guru yang telah mengikuti PLPG kuota tambahan tahun 2013 kesulitan menerapkan sistem pembelajaran tematik integratif sebagaimana yang di sampaikan dalam kegiatan PLPG 4. Delapan dari 12 guru yang telah mengikuti PLPG kuota tambahan tahun 2013 belum dapat membuat perangkat dan administratif pembelajaran dengan baik dan benar
9
10
5. Delapan dari 12 guru yang telah mengikuti PLPG kuota tambahan tahun 2013 belum dapat memanfaantkan dan menggunakan media pembelajaran dengan baik Sesuai dengan identifikasi masalah di atas, maka penulis perlu memberi batasan-batasan masalah yang terdapat dalam tesis ini, sehingga akan memperoleh gambaran yang jelas dan lebih fokus
tentang apa yang
sebenarnya dimaksud dalam penulisan tesis ini. Adapun fokus penelitian ini sesuai identifikasi masalah di atas adalah: waktu pelaksanaan PLPG yang hanya 10 hari tidak memungkinkan assesment yang diberikan dapat maksimal; sistem dan teknik assesment yang kurang efektif; Delapan dari 12 guru yang telah mengikuti PLPG kuota tambahan tahun 2013 belum dapat membuat perangkat dan administratif pembelajaran dengan baik dan benar; dan Delapan dari 12 guru yang telah mengikuti PLPG kuota tambahan tahun 2013 belum dapat memanfaantkan dan menggunakan media pembelajaran dengan baik. Sesuai uraian di atas tentang efektivitas assesment sertifikasi guru kelas MI melalui kegiatan PLPG di LPTK rayon 232 IAIN Surakarta tahun 2013, penelitian ini dimaksudkan untuk menggali informasi secara deskriptif dengan memberi batasan pembahasan pada ke-efektivitasan assesment sertifikasi yang diberikan pada saat kegiatan PLPG sehingga seorang guru kelas MI dapat dinyatakan lulus dan tersertifikasi. Selain itu penelitian ini juga ingin menggali informasi secara deskriptif tentang tanggapan dari para guru kelas MI se Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus yang telah tersertifikasi kuota tambahan tahun 2013 terhadap assesment sertifikasi yang diberikan oleh LPTK rayon 232
10
11
IAIN Surakarta dalam pelaksanaan kegiatan PLPG. Jadi penelitian ini nanti fokus di dua tempat, yaitu: LPTK rayon 232 IAIN Surakarta salaku pelaksana PLPG dan guru kelas MI se Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus yang tersertifikasi pada kuota tambahan tahun 2013. Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah kajian pada penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana proses dan instrumen assesment sertifikasi guru kelas MI melalui PLPG pada guru kelas MI se Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus yang telah mengikuti PLPG LPTK rayon 232 IAIN Surakarta kuota tambahan tahun 2013? 2. Bagaimana pandangan guru kelas MI se Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus yang telah mengikuti PLPG LPTK rayon 232 IAIN Surakarta kuota tambahan tahun 2013 tentang assesment sertifikasi guru kelas MI melalui PLPG? 3. Sejauh mana efektifitas assesment sertifikasi guru kelas MI melalui PLPG pada guru kelas MI se Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus yang telah mengikuti PLPG LPTK rayon 232 IAIN Surakarta kuota tambahan tahun 2013? 4. Mengapa assesment sertifikasi guru kelas MI melalui PLPG kurang efektif pada guru kelas MI se Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus yang telah mengikuti PLPG LPTK rayon 232 IAIN Surakarta kuota tambahan tahun 2013?
11
12
C. Signifikansi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksaan kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut : a.
Untuk mengetahui proses dan instrumen assesment sertifikasi guru kelas MI melalui PLPG pada guru kelas MI se Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus yang telah mengikuti PLPG LPTK rayon 232 IAIN Surakarta kuota tambahan tahun 2013
b.
Untuk mengetahui pandangan guru kelas MI se Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus yang telah mengikuti PLPG LPTK rayon 232 IAIN Surakarta kuota tambahan tahun 2013 tentang assesment sertifikasi guru kelas MI melalui PLPG
c.
Untuk mengetahui sejauh mana efektifitas assesment sertifikasi guru kelas MI melalui PLPG pada guru kelas MI se Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus yang telah mengikuti PLPG LPTK rayon 232 IAIN Surakarta kuota tambahan tahun 2013
d.
Untuk mengetahui mengapa assesment sertifikasi guru kelas MI melalui PLPG pada guru kelas MI se Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus yang telah mengikuti PLPG LPTK rayon 232 IAIN Surakarta kuota tambahan tahun 2013 hasilnya belum dapat maksimal
2. Manfaat Penelitian Penelitian ini adalah sebagai suatu pencarian formulasi baru atas cara pembentukan guru profesional yang bersertifikat profesi dan juga sebagai
12
13
evaluasi sekaligus koreksi tehadap pelaksanaan PLPG yang telah dilaksakan oleh LPTK yang telah ditunjuk oleh pemerintah khususnya LPTK rayon 232 IAIN Surakarata pada kuota tambahan terutama pada efektifitas asesmnet sertifikasi guru MI melalui kegiatan PLPG. Dari hasil penelitian ini diharapkan, antara lain : a.
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah keilmuan khususnya yang berkenaan dengan assesment sertifikasi guru melalui kegiatan PLPG serta dapat menjadi bahan masukan bagi siapapun yang berminat menindaklanjuti hasil penelitian ini pada bidang penelitian yang relevan.
b.
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi: 1) Bagi penulis, hal ini bisa menambah wawasan dan cakrawala keilmuan khususnya tentang pelaksanaan kegiatan PLPG lebih khusus pada assesment sertifikasi guru kelas MI malalui kegiatan PLPG. 2) Bagi LPTK penyelengga PLPG yang menjadi salah satu subjek penelitian, diharapkan dapat mengembangkan dan memperbaiki asesmen sertifikasi guru kelas MI melalui PLPG yang telah dilaksanakan. Dalam rangka peningkatan profesionalitas guru, menyangkut aspek pedagogik, profesional, kepribadian maupun sosial.
13
14
3) Bagi pemerintah, sebagai bagian kajian evaluasi terhadap pelaksanaan sertifikasi guru melalui kegiatan PLPG 4) Bagi guru kelas MI khususnya guru kelas MI se Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus yang telah mengikuti kegiatan PLPG, untuk tidak serta merta merasa sudah cukup dengan assesment sertifikasi guru melalui kegiatan PLPG, karena assesment sesungguhnya
adalah
assesment
yang
telah
diberikan
masyarakat/wali murid, siswa, kepala dan para teman guru terhadap pelaksanaan tugasnya sehari-hari di lapangan atau satminkal masing-masing. Selain itu Dari tulisan ini semoga hasilnya dapat dijadikan evaluasi bagai para guru dalam melaksanakn tugas mulianya sebagai pendidik, terutama guru yang sudah tersertifikasi dan memberi kontribusi para guru yang belum tersertifikasi agar dapat lulus PLPG dengan baik juga ilmu yang diterima benar-benar efektiv dapat di implementasikan secara maksimal dalam pemebelajaran di instansi masing-masing. 5) Seluruh pembaca, sebagai pengetahuan atau informasi untuk menambah partisipasi dan kepedulian terhadap dunia pendidikan karena dibutuhkan keterlibatan banyak pihak untuk menghasilkan kualitas pendidikan yang lebih bermutu terutama pada SDM pendidik.
14
15
D. Kajian Pustaka 1.
Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah ada tentang sertifikasi guru, menggambarkan bahwa sertifikasi guru sangat penting, guna meningkatkan dan membetuk profesionalitas guru/pendidik. PLPG yang telah menjadi sarana sebagai bentuk kegiatan menuju guru tersertifikasi memberikan
kontribusi
besar
dalam
mengembangkan
kreativitas,
pemenuhan syarat kualifikasi guru, dan peningkatan keilmuan sekaligus pengetahuan yang berkaitan dengan penggunaan teknologi dalam pendidikan, guna mencapai tujuan pendidikan nasional secara maksimal. Adapun penelitian relevan yang pernah dilakukan sebelum penelitian ini yaitu sebagai berikut: Siti Usriyati Karomah, penelitian untuk tesis. Inti dari tesis ini mengupas tentang peranan guru tersertifikasi dalam mewujudkan prestasi belajar siswa di SDN 1 Gadingharjo, Sanden, Bantul, Yogyakarta menjadi lebih baik dibandingkan dengan guru yang lain yang belum tersertifikasi.18 M. Khozinul Huda, penelitian untuk tesis. Inti dan hasil dari penelitian ini adalah kebijakan sertifikasi guru telah memiliki peranan terhadap peningkatan etos kerja guru Pendidikan Agama Islam(PAI) di MTsN Yogyakarta 1, namun belum maksimal sesuai harapan pemerintah sebagai guru profesional. Ada faktor lain secara internal dan eksternal yang mempengaruhi guru tersertifikasi di MTsN Yogyakarta 1, sehingga 18
Siti Usriyati Karomah, Peran Guru Tersertifikasi Terhadap Prestasi Belajar Siswa di SDN 1 Gadingharjo, Sanden, Bantul, Yogyakarta” Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2010.
15
16
menjadikan guru yang telah tersertifikasi belum dapat terbangun etos kerjanya secara maksimal.19 Sumiyati, penelitian untuk skripsi. Penelitian ini pada intiya membahas tentang kebijakan sertifikasi guru dalam menghasilkan guruguru yang profesional.20 Sri Rahayu, penelitian untuk tesis. Mahasiswi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Inti dari tesis ini adalah deskripsi dari kontribusi kompetensi kepribadian guru PAI dalam mengembengkan moral sisiwa dan upaya peningkatannya yang ada di MIM Karang Manis Juwiring Klaten.21 Sularno, penelitian untuk tesis. Penelitian ini menyimpulkan bahwa prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan atau diprediksi melalui pelaksanaan MBS, utamanya pada aspek belajar mengajar dan pengembangan organisasi sekolah.22 Cahyo Gutomo, penelitian untuk tesis. Pada penelitian tersebut pada intinya adalah tentang dampak sertifikasi guru terhadap profesionalitas guru PAI, dan dampaknya sangat besar selain guru mengalami peningkatan positif profesionalitasnya pedagogik, guru juga semakin tau tugas dan tanggungjawabnya serta semakin kreatif.23
19
M. Khozinul Huda, Peranan sertifikasi Guru terhadap Peningkatan Etos Kerja Guru PAI (Studi kasus terhadap guru PAI MTs N Yogyakarta 1), Yogyakarta: UIN Sunan kalijaga, 2011. 20 Sumiyati, Kebijakan Sertifikasi Guru dan Peranannya Terhadap profesionalitas Guru di SMP N 1 Bangko-Rokan Hilir Riau, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, Skripsi, 2009. 21 Sri Rahayu, Kontribusi Kompetensi Kepribadian Guru PAI dalam Pengembangan Moral Siswa di MIM Karang Manis Juwiring Klaten, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2008. 22 Sularno, Efektifitas Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa di SMA UII Yogyakarta, Yogyakarta: Tesis PPS UIN Yogyakarta, 2009. 23 Cahyo Gutomo, Dampak Sertifikasi Guru Dalam Meningkatkan Profesionalitas Guru PAI di MA dan MTs Ali Maksum, Yogyakarta: Tesis, UIN Sunankalijaga, 2009.
16
17
Dari penelitian yang ada kebanyakan mengungkap tentang sertifikasi secara umum dan pengaruhnya terhadap sesuatu, dan peranan guru sertifikasi dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan penelitian yang sudah ada, peneliti mencoba mengetengahkan fokus penelitian yang berbeda, yaitu: peneliti fokus pada efektifitas assesment sertifikasi guru kelas MI melalui PLPG. Kajian peneliti lebih fokus pada proses penilaian sertifikasi melalui kegiatan PLPG dan pandangan para guru tersertifikasi tentang assesment sertifikasi melalui kegiatan PLPG. 2.
Kerangka Teori a.
Teori Efektivitas Menurut Pius Abdillah efektivitas memiliki arti ketepatgunaan atau hasil guna atau menunjang tujuan yang akan dicapai. 24 Dalam tesaurus bahasa Indonesia efektivitas diartikan berhasil guna atau mengahsilkan sesuatu yang positif sesuai tujuan yang diinginkan.25 Sedangkan dalam kamus umum bahasa Indonesia efektivitas diartikan hal yang ada efeknya atau ada pengaruhnya terhadap sesuatu.26 Efektivitas memiliki arti berhasil atau tepat guna. Efektif merupakan dasar, sementara kata sifat dari efektif adalah efektivitas. Effendy mendefinisikan efektivitas adalah ”Komunikasi yang
24
Pius Abdillah, Kamus Ilmiah, Surabaya: Arkola, 2008, 110. Eko Endarmoko, Tesaurus Bahasa Indonesia, Jakarta: Gramedia, 2007, 166. 26 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1976, 25
266.
17
18
prosesnya mencapai tujuan yang direncanakan sesuai dengan biaya yang dianggarkan, waktu yang ditetapkan dan jumlah personil yang ditentukan”.27 Efektivitas menurut pengertian di atas mengartikan bahwa indikator efektivitas dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya merupakan sebuah pengukuran dimana suatu target telah tercapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Pengertian lain menurut Susanto, Efektivitas merupakan daya pesan untuk mempengaruhi atau tingkat kemampuan pesan-pesan untuk mempengaruhi.28 Menurut pengertian Susanto diatas, efektivitas bisa diartikan sebagai suatu pengukuran akan tercapainya tujuan yang telah direncanakan sebelumnya secara matang. Menurut pendapat Mahmudi dalam bukunya Manajemen Kinerja Sektor Publik mendefinisikan efektivitas, sebagai berikut: “Efektivitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan, semakin besar kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program atau kegiatan”.29 Efektivitas berfokus pada outcome (hasil), program, atau kegiatan yang dinilai efektif apabila output yang dihasilkan dapat memenuhi tujuan yang diharapkan atau dikatakan spending wisely. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka efektivitas adalah menggambarkan
27
Onong Uchjana Effendy, Kamus Komunikasi, Bandung: Mandar Maju, 1989, 14. Susanto, Sistem Informasi Manajemen, Bandung: Unpad Press, 2004, 156. 29 Mahmudi, Manajemen Kinerja Sektor Publik, Semarang: Universitas Diponegoro, 2010, 28
92.
18
19
seluruh siklus input, proses dan output yang mengacu pada hasil guna daripada suatu organisasi, program atau kegiatan yang menyatakan sejauhmana tujuan (kualitas, kuantitas, dan waktu) yang telah dicapai, serta ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya dan mencapai target-targetnya. Berdasarkan penjelasan
di
atas, bahwa efektivitas
lebih
memfokuskan pada akibat atau pengaruh dari sesuatu yang telah terencana, sedangkan efisiensi menekankan pada ketepatan mengenai sumber daya, yaitu mencakup anggaran, waktu, tenaga, alat dan cara supaya dalam pelaksanaannya tepat waktu. b.
Assesment Assesment disebut juga penilaian, merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.30 Assesment dalam KTSP adalah Assesment atau penilaian berbasis kompetensi, yaitu bagian dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik yang meliputi: pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Penilaian dilakukan
selama
proses
pembelajaran
dan/atau
pada
akhir
pembelajaran. Fokus penilaian pendidikan adalah keberhasilan belajar 30
Eddy pornomo dkk, Assesment Pembelajaran, Bandar Lampung: Universitas Lampung press, 2012, 4.
19
20
peserta didik dalam mencapai standar kompetensi yang ditentukan. Pada tingkat mata pelajaran, kompetensi yang harus dicapai berupa Standar Kompetensi (SK) mata pelajaran yang selanjutnya dijabarkan dalam Kompetensi Dasar (KD) dan indikator. Untuk tingkat satuan pendidikan, kompetensi yang harus dicapai peserta didik adalah Standar Kompetensi Lulusan (SKL).31 Assessment dilakukan dengan asas keadilan yang tinggi. Maksudnya, peserta didik diperlakukan sama sehingga tidak merugikan salah satu atau sekelompok peserta didik yang dinilai. Selain itu, penilaian tidak membedakan latar belakang sosial-ekonomi, budaya, bahasa, jender, dan agama. Penilaian juga merupakan bagian dari proses pendidikan yang dapat memacu dan memotivasi peserta didik untuk lebih berprestasi meraih tingkat yang setinggi-tingginya sesuai dengan kemampuannya. Ada empat istilah yang terkait dengan konsep Assesment yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan belajar peserta didik, yaitu: pengukuran, pengujian, penilaian, dan evaluasi. Pengukuran (measurement) menurut Guilford yang dikutip oleh Mulyasa adalah proses penetapan ukuran terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu. Pengukuran pendidikan berbasis kompetensi berdasar pada klasifikasi observasi unjuk kerja atau kemampuan peserta didik
dengan
menggunakan
31
suatu
standar.
Pengukuran
dapat
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Suatu Panduan Praktis, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007, 7.
20
21
menggunakan tes dan non-tes. Pengukuran pendidikan bisa bersifat kuantitatif atau kualitatif. Pengukuran kuantitatif hasilnya berupa angka, sedangkan pengukuran kualitatif hasilnya bukan angka (berupa predikat atau pernyataan kualitatif, misalnya: sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang), disertai deskripsi penjelasan prestasi peserta didik. Pengujian merupakan bagian dari pengukuran yang dilanjutkan dengan kegiatan penilaian.32 Penilaian (assesment) menurut Griffin dan Nix yang dikutip oleh Mulyasa adalah istilah umum yang mencakup semua metode yang biasa digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok peserta didik. Proses penilaian mencakup pengumpulan bukti yang menunjukkan pencapaian belajar peserta didik. Penilaian merupakan suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu.33 Penilaian mencakup semua proses pembelajaran. Oleh karena itu, kegiatan penilaian tidak terbatas pada karakteristik peserta didik saja, tetapi juga mencakup karakteristik metode mengajar, kurikulum, fasilitas, dan administrasi sekolah. Instrumen penilaian untuk peserta didik dapat berupa metode dan/atau prosedur formal atau informal untuk memperoleh informasi tentang peserta didik. Instrumen penilaian dapat berupa tes tertulis, tes lisan, lembar pengamatan, pedoman wawancara, dan sebagainya. Penilaian juga diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil 32 33
Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: ..., 10. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: ...,10.
21
22
pengukuran atau kegiatan untuk memperoleh informasi tentang pencapaian kemajuan belajar peserta didik. Evaluasi (evaluation) menurut Mehrens & Lehmann yang dikutip oleh Mulyasa adalah penilaian yang sistematik tentang manfaat atau kegunaan suatu objek.34 Dalam melakukan evaluasi terdapat judgement untuk menentukan nilai suatu program yang sedikit banyak mengandung unsur subjektif. Evaluasi memerlukan data hasil pengukuran dan informasi hasil penilaian yang memiliki banyak dimensi, seperti: kemampuan, kreativitas, sikap, minat, keterampilan, dan sebagainya. Maka dalam kegiatan evaluasi, alat ukur yang digunakan juga bervariasi tergantung pada jenis data yang ingin diperoleh. Pengukuran, penilaian, dan evaluasi bersifat bertahap (hierarkis), maksudnya kegiatan dilakukan secara berurutan, dimulai dengan pengukuran, kemudian penilaian, dan terakhir evaluasi. Hasil pengukuran berupa angka-angka atau skor. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian hasil belajar yaitu: 1). Asesmen ditujukan untuk mengukur pencapaian kompetensi; 2). Asesmen menggunakan acuan kriteria yakni berdasarkan pencapaian kompetensi peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran; 3). Asesmen dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan; 4). Hasil Asesmen ditindaklanjuti dengan program 34
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: ,.., 12.
22
23
remedial bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan; 5). Asesmen harus sesuai dengan kegiatan pembelajaran. Asesmen hasil belajar agar memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1). Sahih (valid), yakni penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur; alat ukur dikatakan valid jika dapat mengukur sasaran atau objek yang seharusnya diukur; 2). Objektif, yakni penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai; 3). Adil, yakni penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik, dan tidak membedakan latar belakang sosial-ekonomi, budaya, agama, bahasa, suku bangsa, dan jender; 4). Terpadu, yakni penilaian merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran; 5). Terbuka, yakni prosedur dan kriteria penilaian, serta dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan; 6). Menyeluruh dan berkesinambungan, yakni penilaian mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik; 7). Sistematis, yakni penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah yang baku; 8). Menggunakan acuan kriteria, yakni penilaian yang didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan; 9). Akuntabel, yakni
23
24
penilaian agar dapat dipertanggungjawabkan kepada berbagai pihak yang berwenang (stakeholder), baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya. Ada beberapa teknik dan alat penilaian yang dapat digunakan pendidik untuk memperoleh informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik. Penggunaan berbagai teknik dan alat itu harus disesuaikan dengan tujuan penilaian, waktu yang tersedia, sifat tugas yang dilakukan peserta didik, dan banyaknya materi pembelajaran yang telah disampaikan. Teknik penilaian adalah metode atau cara penilaian yang dapat digunakan guru untuk rnendapatkan informasi. Teknik penilaian yang memungkinkan dan dapat dengan mudah digunakan guru, misalnya: (1) teknik tes (tertulis, lisan, perbuatan), (2) observasi atau pengamatan, (3) wawancara. Setiap teknik penilaian harus dibuatkan instrumen penilaian yang sesuai. Tabel berikut menyajikan teknik penilaian dan bentuk instrumennya.
24
25
Tabel 1.1 Teknik Penilaian dan Bentuk Instrumen35 Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Tes
pilihan:
pilihan
ganda,
benar- salah, menjodohkan dll. Tes tertulis
Tes isian: isian singkat dan uraian
Tes lisan
Tes praktik (tes kinerja)
Daftar pertanyaan
Tes identifikasi
Tes simulasi
Tes uji petik kinerja
Penugasan individual atau
Pekerjaan rumah
kelompok
Proyek
Penilaian portofolio
Lembar penilaian portofolio
Jurnal
Buku cacatan jurnal
Penilaian diri
Kuesioner/lembar penilaian diri
Penilaian antarteman
Lembar penilaian antarteman
c.
Sertifikasi 1) Pengertian Sertifikasi Guru Berikut ini dikutipkan dari Masnur Muslich ada beberapa pasal yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen sebagai berikut : a) Pasal 1 butir 11 : Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru dan dosen. b) Pasal 8 : Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi pendididk, sehat jasmani dan rohani,
35
Eddy pornomo dkk, Assesment Pembelajaran, ..., 12.
25
26
serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. c) Pasal 16 : Guru yang memiliki sertifikat pendidik memperoleh tunjangan profesi sebesar satu kali gaji, guru negeri maupun swasta dibayar pemerintah.36 Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, dikemukakan bahwa sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Menurut Mulyasa sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai tenaga professional, sedangkan sertifikasi guru adalah suatu proses pemberian pengakuan bahwa seorang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi.37 Jadi ertifikasi guru adalah
proses
uji
kompetensi
yang
dirancang
untuk
mengungkapkan penguasaan kompetensi yang dirancang untuk mengungkapkan penguasaan kompetensi seseorang sebagai landasan pemberian sertifikat pendidik.38 Dari uraian sertifikasi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah memenuhi persyaratan tertentu, yaitu 36
Masnur Muslich, Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, 7. 37 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, ..., 33. 38 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru,..., 34.
26
27
memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sehat jasmanai dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Peningkatan mutu guru lewat program sertifikasi ini sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan. Rasionalnya adalah apabila kompetensi guru bagus yang diikuti dengan penghasilan bagus, diharapkan kinerjanya juga bagus. Apabila kinerjanya bagus maka KBM-nya juga bagus. KBM yang bagus diharapkan dapat membuahkan pendidikan yang bermutu. Pemikiran itulah yang mendasari bahwa guru perlu disertifikasi. 2) Dasar Hukum Sertifikasi Guru Pelaksanaan sertifikasi guru memiliki dasar hukum sebagai berikut: a). Amandemen UUD 1945 pasal 31 tentang Pendidikan dan Kebudayaan; b). Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; c). Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen; d). Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; e). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2005 tentang Kualifikasi dan Kompetensi Pendidik; f). Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2008 tentang guru; g). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan; h). Peraturan Mendiknas Nomor 40 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan melalui jalur pendidikan; i). Keputusan Mendiknas Nomor
27
28
056/0/2007 tentang Pembentukan Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG).39 3) Standar Kompetensi Guru Dalam Sertifikasi Sebagaimana menurut UU RI No. 14 Tahun 2005 tantang Guru
dan
Dosen,
dijelaskan
bahwa
kompetensi
adalah
seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya.40 Menurut Broke dan Stone yang dikutip oleh Mulyasa kompetensi guru sebagai descriptive of qualitative nature of teacher behavior appears to be enterely meaningful (kompetensi guru merupakan gambaran kualitatif tentang hakekat perilaku guru yang penuh arti).41 Sedangkan menurut Mulyasa kompetensi mengacu pada kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan. Kompetensi guru menunjuk kepada performance dan perbuatan yang rasional untuk memenuhi spesifikasi tertentu di dalam pelaksanaan tugas-tugas pendidikan.42 Dari uraian di atas, nampak bahwa kompetensi guru merupakan gambaran tentang kemampuan guru yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan perilaku guru yang harus dikuasai
39
Depdiknas, Buku I Pedoman Teknis Pelaksanaan Sertifikasi, Jakarta: Depdiknas, 2009, 2. Undang-undang Guru dan Dosen, Jakarta: Sinar Grafika, 2008, 3. 41 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru,..., 25. 42 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru,..., 26. 40
28
29
agar dapat menjalankan tugas secara profesional. kompetensi guru meliputi
kompetensi
pedagogik,
kompetensi
kepribadian,
kompetensi sosial dan kompetensi profesional.43 Empat kompetensi guru seperti yang diamanatkan dalam Undang-undang tersebut merupakan standar kompetensi yang harus dikuasai oleh guru. Dengan kompetensi tersebut diharapkan guru dapat melaksanakan tugas sebagai tenaga kependidikan yang profesional yaitu sebagai agen pembelajaran. 4) Penyelenggara Sertifikasi Guru Menurut Martinis Yamin lembaga penyelenggara sertifikasi telah diatur oleh UU 14 tahun 2005, pasal 11 (ayat 2) yaitu perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah. Maksudnya penyelenggaraan dilakukan oleh perguruan tinggi yang memiliki fakultas keguruan, seperti FKIP dan Fakultas Tarbiyah UIN, IAIN, STAIN, STAIS yang telah terakreditasi oleh Badan Akredittasi Nasional Republik Indonesia dan ditetapkan oleh pemerintah Pelaksaan sertifikasi diatur oleh penyelenggara, yaitu kerja sama antara Dinas Pendidikan Nasional Daerah atau Departemen Agama Provinsi dengan Perguruan Tinggi yang dittunjuk.44 Kemudian pendanaan sertifikasi ditanggung oleh pemerintah dan pemerintah daerah sebagaimana yang terdapat 43 44
Pemerintah RI, Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 Pasal 10, 2005, 21. Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, Malang: IKIP Malang, 2006,
3.
29
30
dalam UU 14 tahun 2005 pasal 13 (ayat 1) yaitu pemerintah dan pemerintah
daerah
wajib
menyediakan
anggaran
untuk
peningkatan kualifikasi akademik dan sertifikasi pendidik bagi guru dalam jabatan yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. 5) Manfaat Uji Sertifikasi Guru Menurut Wibowo dalam Mulyasa, manfaat sertifikasi adalah: a). Melindungi profesi guru dari praktik layanan pendidikan yang tidak kompeten sehingga dapat merusak citra profesi guru itu sendiri; b). Melindungi masyarakat dari praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan profesional yang akan menghambat upaya peningkatan kualitas pendidikan dan penyiapan sumber daya manusia di negeri ini; c). Menjadi wahana penjamin mutu bagi LPTK yang bertugas mempersiapkan calon guru dan juga berfungsi sebagai kontrol mutu bagi penguna layanan pendidikan; d). Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan dari keinginan internal dan eksternal yang potensial dapat menyimpang dari ketentuan yang berlaku.45 Dari penjelasan teoritis di atas telah jelas tentang bagaimana efektivitas, assesment, dan sertifikasi. Sesuai dengan identifikasi masalah dan rumusan masalah di atas penulis ingin menegetahui secara dekat 45
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, ..., 35.
30
31
bagaimana assesment yang diberikan kepada para peserta sertifikasi melalui kegiatan PLPG yang diselenggarakan LPTK FITK Rayon 232 IAIN Surakarta pada peserta sertifikasi kuota tambahan tahun 2013. dan sejauh mana efektivitas assesment melalui kegiatan PLPG. E. Metode Penelitian Dengan berlandaskan pada masalah tersebut di atas, maka penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif yang berdasarkan studi lapangan (field research) dengan pendekatan
fenomenologis. Adapun langkah-langkah
dalam penelitian ini yang akan dilakukan adalah : 1.
Pendekatan Penelitian Penelitian ini bersifat kualitatif dengan pendekatan fenomenologis, dengan asumsi dasar bahwa objek ilmu tidak sebatas pada yang empirik, tetapi mencakup fenomena yang tidak lain dari pada persepsi, pemikiran, kemauan, dan keyakinan, subjek tentang sesuatu di luar subjek, ada yang transenden di samping aposteriorik.46 Pendekatan fenomenologi berlandaskan pada empat kebenaran, yaitu kebenaran empirik sensual yang jangkauannya yaitu segala kebenaran yang dapat terlihat oleh panca indra/yang bersifat indrawi, kebenaran empirik logik yang jangkauannya yaitu segala kebenaran yang dapat dinalar oleh akal/pemikiran, kebenaran empirik etik yang jangkauannya yaitu segala kebenaran yang berdasarkan pada benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab, dan kebenaran empirik transenden yang jangkauannya yaitu segala kebenaran
46
Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996, 12
31
32
yang didasarkan pada aturan-aturan yang ditetapkan Tuhan atau bersifat transenden. Atas dasar cara mencapai kebenaran ini, fenomenologi menghendaki kesatuan antara subyek peneliti dengan pendukung obyek penelitian.47 Manusia dalam berilmu pengetahuan tidak dapat lepas dari pandangan moralnya, baik pada taraf mengamati, menghimpun data, menganalisa ataupun dalam membuat kesimpulan. Penelitian kualitatif fenomenologis menuntut bersatunya subjek peneliti dengan subjek pendukung objek penelitian. Sehingga dalam penelitian ini peneliti terlibat langsung ke lapangan, khususnya kegiatan KKG untuk mengetahui bagaimana para guru yang telah tersertifikasi melalui PLPG berinteraksi dengan guru yang lain dalam membahas dan membuat perangkat pembelajaran juga cara penggunaan media pembelajaran, serta mengamati bagaimana para guru yang telah tersertifikasi melalui PLPG melakukan proses belajar mengajar di dalam kelas pada satminkal masing-masing untuk mengetahui sejauhmana efektivitas dari asessment sertifikasi melalui kegiatan PLPG. Selain itu peneliti juga datang ke LPTK pelaksana PLPG untuk mengetahui informasi secara dokumentatif dan melakukan wawancara berkenaan assesment yang diberikan kepada peserta sertifikasi melalui PLPG.
47
Noeng Muhadjir, Metode..., 13.
32
33
2.
Objek Studi Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research) yang bersifat studi kasus dengan mengambil objek studi pada Guru Kelas MI se Kecamatan Mejobo yang talah mengikuti sertifikasi kuota tambahan tahun 2013 melalui PLPG di LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta.
3.
Teknik Pengumpulan Data Dalam metodologi fenomenologi, pada dasarnya hanya mengenal dua metode pengumpulan data yaitu observasi partisipan dan wawancara bebas.48 Akan tetapi sebagaimana menurut Guba dan Lincoln yang dikutip Moleong dapat mengggunakan dokumentasi sebagai metode tambahan.49 Data kualitatif diambil lewat : a. Observasi Obervasi
partisipan
dilakukan
oleh
peneliti
dengan
menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan.50 Peneliti terlibat langsung, sehinggga observasi partisipan digunakan untuk mencari data-data tentang hakekat guru sertifikasi yang dinilai melalui kegiatan PLPG, kompetensi yang dimiliki, dan tata cara guru mengimplementasikan keilmuan yang didapat dari kegiatan PLPG, sekaligus melihat implikasi yang ditimbulkan dari pemberian sertifikasi pendidik pada diri guru. 48 49
Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif, ..., 177. Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010,
163. 50
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek), Jakarta: Rineka Cipta, 2002, 129.
33
34
b. Wawancara Wawancara ini dilakukan agar memperoleh data untuk memperkuat data hasil observasi. Selebihnya wawancara dilakukan secara open-ended, tak berstruktur, sehingga lebih fleksibel.51 Daftar yang dimintai wawancara tersebut adalah paniatia LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta selaku pelaksana kegiatan assesment sertifikasi melalui kegiatan PLPG kuota tambahan tahun 2013 akan dimintai penjelasan tentang pelaksanaan kegiatan PLPG yang meliputi: dasar pelaksanaan, jadwal pelaksanaan, bentuk dan instrumen assesment yang diberikan kepada para peserta PLPG terutama guru kelas MI, target minimal dan maksimal yang ingin dicapai. Sedangkan kepada para guru kelas MI se Kecamatan Mejobo yang telah mengikuti sertifikasi kuota tambahan tahun 2013 melalui PLPG di LPTK Rayon 232 FITK IAIAN Surakarta akan dimintai penjelasan tentang bentuk-bentuk kegiatan yang telah diikuti dalam PLPG, bentuk asessment yang diberikan, penilaian para guru tentang sertifikasi melalui kegiatan PLPG, keefektivitasan assesment sertifikasi melalui kegiatan PLPG, keilmuan yang telah diterima, sejauhmana penguasaan materi yang dikuasai, dan bagaimana pengimplementasian keilmuan yang telah diterima dari kegiatan PLPG.
51
Nana Sudjana, Prosedur Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001, 202.
34
35
c. Dokumentasi, Dokumentasi ini berupa arsip-arsip tentang profil LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta, data yang berkaitan dengan kegiatan PLPG yang diselenggarakan dan data tentang assesment. selain itu juga data tentang para guru kelas MI se Kecamatan Mejobo yang telah mengikuti sertifikasi kuota tambahan tahun 2013 melalui kegiatan PLPG di LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta. 4.
Metode Analisis Data Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara, dan lainya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang fenomena yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain.52 Analisa data sebagaimana menurut Patton yang dikutip oleh Lexy J Moleong adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.53 Analisis dilakukan atas data yang ditemukan di lapangan, dan bukan sebagai upaya untuk menguji teori yang telah ditetapkan sebelumnya, mengingat bahwa penelitian kualitatif menolak pra-konsep sebelum terjun di lapangan.54 Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan pendekatan induksi analitik. induksi
Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis secara
untuk mengembangkan model deskripsi
52
Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif, ..., 171. Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif,..., 103. 54 Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif, ..., 166. 53
35
penelitian dan
36
menghasilkan laporan deskripsi analitik. Dengan fokus masalah efektivitas assesment sertifikasi guru kelas MI melalui kegiatan PLPG pada guru kelas MI se Kecamatan Mejobo yang telah mengikuti sertifikasi kuota tambahan tahun 2013 melalui kegiatan PLPG di LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta. F. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan dalam memahami isi tesis ini, maka terlebih dahulu penulis sajikan tentang sistematika penulisan tesis agar para pembaca mengetahui secara garis besarnya, yaitu sebagai berikut: Pada bagian Awal tesis ini terdiri dari: Halaman judul, Halaman Pengesahan, Pernyataan Keaslian Tesis, Halaman Abstrak, Kata Pengantar, Halaman Persembahan, Motto, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, dan Daftar Lampiran. Bab I
: PENDAHULUAN Pada bab ini meliputi: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Signifikansi Penelitian, Kajian Pustaka, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
Bab II
: LPTK RAYON 232 FITK IAIN SURAKARTA DAN GURU KELAS MI PESERTA PLPG Pada bab ini terdiri dari dua sub bab: Sub bab pertama tentang LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta, meliputi: Sejarah LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta, Visi Misi dan tujuan LPTK 36
37
Rayon 232 FITK IAIN Surakarta, Struktur organisasi LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta, dan Instruktur/Asesor LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta. Sub bab dua membahas tentang Guru kelas MI peserta PLPG, meliputi: Identitas guru kelas MI peserta PLPG, dan Data NRG dan nomor sertifikat guru kelas MI peserta PLPG Bab III
: ASSESMENT SERTIFIKASI GURU KELAS MI MELALUI KEGIATAN PLPG DI LPTK RAYON 232 FITK IAIN SURAKARTA Pada bab ini terdiri dari tiga sub bab: Sub bab pertama tentang Pelaksanaan PLPG guru kelas MI, yang meliputi: Dasar hukum, Tujuan, dan Peserta. Sub bab dua membahas tentang Proses PLPG guru kelas MI, yang meliputi: Uji Kompetensi Awal (UKA), Proses Kegiatan PLPG, Materi, dan Skenario workshop. Sub bab tiga membahas tentang Proses dan Bentuk instrumen assesment pada PLPG guru kelas MI, meliputi: Proses assesment PLPG guru kelas MI, dan Bentuk instrumen assesment PLPG guru kelas MI
37
38
Bab IV
: PANDANGAN GURU KELAS MI TERHADAP EFEKTIFITAS ASSESMENT SERTIFIKASI GURU MELALUI KEGIATAN PLPG Pada bab ini terdiri atas tiga sub bab: Sub bab pertama membahas tentang Persepsi/kesan guru peserta PLPG. Sub bab kedua membahas tentang Penerapan materi PLPG dalam Kegiatan Belajar mengajar (KBM). Sub bab ketiga membahas tentang Pandangan guru kelas MI terhadap Efektivitas assesment sertifikasi melalui kegiatan PLPG. Dan sub bab ke empat membahas tentang Kurang Efektivnya Assesment Sertifikasi Guru Kelas MI Melalui PLPG.
Bab V
: PENUTUP Pada bab ini terdiri dari dua sub bab, yaitu: Sub bab pertama simpulan dan sub bab ke dua tentang saran
Pada bagian akhir tesis berisi tentang: Daftar Pustaka, LampiranLampiran, Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian dan Daftar Riwayat Hidup.
38
39
BAB II LPTK RAYON 232 FITK IAIN SURAKARTA DAN GURU KELAS MI PESERTA PLPG
A. LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta. 1. Sejarah LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta IAIN Surakarta adalah nama Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri yang disepakati oleh Pemerintah Republik Indonesia dari sebelumnya yang bernama STAIN Surakarta. Perubahan alih status dari STAIN Surakarta menjadi IAIN Surakarta ini melalui perjalanan yang panjang, karena perubahan nama yang mengikuti perubahan status ini adalah yang ke tiga kalinya. Dalam sejarahnya, PTAIN di Surakarta bernama IAIN Walisongo di Surakarta, sebagai kebijakan dan Pemikiran Al Marhum Dr.H. Munawir Sazali,MA (Menteri Agama pada saat itu). Dengan merangkul beberapa elemen, dan tokoh yang ada di Surakarta seperti Walikota Surakarta, MUI, Kandepag, Perguruan Tinggi, Ormas Islam dll, pada awal tahun 1992 berdiri Fakultas Ushuluddin dan Syari‟ah IAIN Walisongo di Surakarta. Dengan merelokasi 2 Fakultas Syariah yang ada di Pekalongan dan Fakultas Ushuluddin yang ada di Kudus. Kedua fakultas tersebut adalah induk semangnya IAIN Walisongo, sehingga IAIN Surakarta pun secara otomatis menginduk semang IAIN Walisongo.55 Pada tahun 1997 IAIN Walisongo di Surakarta berubah menjadi STAIN Surakarta ( Hasil Pemikiran Prof.Dr. Malik Fajar Menag Saat Itu ).
55
Giyoto, Dokumentasi Sejarah IAIN Surakarta dan LPTK Rayon 232, Surakarta: FITK IAIN Surakarta, di copy pada tanggal 10 Juni 2014.
3939
40
Dengan Kepres Nomor 11 Tahun 1997, mengganti nama fakultasfakultas di daerah yang menjadi anak cabang dari perguruan induknya dan sekaligus memutus tali cabang atau pemisahan fakultas daerah dengan pusatnya, dan berdiri sendiri dengan diberi nama STAIN.56 Kemudian nama STAIN Surakarta berubah lagi menadi IAIN Surakarta berdasaarkan Peraturan Pemerintah nomor: 1 Tahun 2011. Tertanggal 3 Januari 2011. Dengan Ridla Allah Subhanahu wata‟ala,Team Penyusun alih status yang di motori oleh Ketua STAIN Surakarta Pereode 2006-2010 Prof.Dr.H. Usman Abu Bakar,MA. yang didukung oleh Deputi MENPAN dan MENAG serta lembaga lembaga terkait perubahan alih status itu telah dapat terwujud. Usaha yang gigih dan sungguh sungguh itu betul-betul membuahkan hasil dan akhirnya STAIN Surakarta berubah menjadi IAIN Surakarta.57 Sejak Tahun 2009 IAIN Surakarta yang pada waktu itu masih berstatus STAIN, menurut Imam Ma‟ruf, S.Ag., M.Pd selaku Wakil Dekan 1 FITK IAIN Surakarta sekaligus wakil ketua LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta menjelaskan bahwa sejak tahun 2009 itu IAIN yang pada waktu itu masih berstatus STAIN sudah memiliki LPTK dan menjadi pelaksana PLPG. Namun dalam pelaksanaannya masih menginduk pada IAIN Wali Songo Semarang. Mulai tahun 2009 sampai dengan 2012 LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta belum dapat berdiri sendiri
2014.
56
Giyoto, Dokumentasi ..., Surakarta: FITK IAIN Surakarta, di copy pada tanggal 10 Juni
57
Giyoto, Dokumentasi ..., Surakarta: FITK IAIN Surakarta, di copy pada tanggal 10 Juni
2014.
40
41
sebagai pelaksana PLPG, namun masih bermitra dengan IAIN Wali Songo Semarang dengan mengirimkan instruktur/asesor LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta untuk ikut serta mengelola palaksanaan PLPG yang dilaksanakan IAIN Wali Songo Semarang sebagai pelaksana induk.58 Dan LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarata dapat berdiri sendiri sebagai pelaksana dan pengelola PLPG yang diprogramkan pemerintah bagi calon guru sertifikasi mulai tahun 2013 setelah secara resmi ditunjuk oleh pemerintah melalui Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 128/P/2013 tentang Penetapan Perguruan Tinggi Penyelenggara Sertifikasi Guru Tahun 2013 dan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 2313 Tahun 2013 tentang penetepan peserta sertifikasi kuota tambahan tahun 2013, sebagai pelaksana kegiatan UKA, PLPG bagi calon guru sertifikasi untuk menjadi guru yang profesional dan bersertifikat pendidik atau tersertifikasi.59 2. Visi Misi dan Tujuan LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta a. Visi
:
Menjadi LPTK yang unggul dalam membentuk lulusan yang berakidah, berakhlak dan profesional.
b. Misi : 1)
Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang berkarakter ke-Islaman, bermutu tinggi, dan berbasis teknologi untuk memenuhi perkembangan kebutuhan kependidikan di masyarakat.
58
Imam Ma‟ruf, Wawancara Tentang Sejarah IAIN Surakarta dan LPTK Rayon 232, Surakarta: tanggal 10 Juni 2014, pukul. 14.30 WIB. 59 Imam Ma‟ruf dkk, Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Kelompok Guru Madrasah LPTK Rayon 232, Surakarta: FITK IAIN Surakarta, 2013, iii-iv.
41
42
2)
Menyelenggarakan
penelitian
untuk
pengembangan
ilmu
kependidikan. 3)
Menyelenggarakan
pengabdian
kepada
masyarakat
untuk
pengembangan dan penerapan ilmu kependidikan. 4)
Menyelenggarakan dan memperluas kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait dengan pendidikan.
5)
Membentuk lingkungan akademik yang Islami dan berbudaya.
c. Tujuan : 1)
Menghasilkan lulusan yang profesional, kompetitif, berbudaya, dan berkarakter Islam yang dapat menjadi acuan secara lokal maupun nasional.
2)
Menghasilkan
temuan-temuan
inovatif
dalam
bidang
kependidikan. 3)
Menghasilkan layanan kependidikan kepada masyarakat dalam berbagai bentuk baik akademik maupun non akademik.
4)
Menghasilkan
kerjasama
yang
mendukung
peningkatan
pengembangan keilmuan di bidang pendidikan. 5)
Menghasilkan
produk-produk
inovatif
kependidikan yang dibutuhkan oleh masyarakat.
42
dalam
bidang
43
6)
Mewujudkan suasana interaksi akademik yang Islami dan berbudaya
yang
mendukung
pembentukan
karakter
dan
kompetensi lulusan.60 3. Struktur Organisasi LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta Agar terjadi mekanisme kerja yang lancar dan tertib, maka disusunlah struktur organisasi LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta, dapun struktur organisasi LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta adalah sebagai berikut : TABEL 2.1 BAGAN ORGANISASI LPTK RAYON 232 FITK IAIN SURAKARTA Ketua LPTK Rayon 232
Pembina LPTK Rayon 232
Tata Usaha LPTK Rayon 232
Wakil Ketua LPTK Rayon 232 Sekretaris LPTK Rayon 232 Pelaksana Teknis LPTK Rayon 232
Keterangan =
= Garis Intruksional = Garis Koordinasi.61
60
Data Dokumentasi LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta, Di copy 10 Juni 2014, Pukul. 15.15 WIB. 61 Data Dokumentasi LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta, Di copy 10 Juni 2014, Pukul. 15.15 WIB.
43
44
Penjelasan: a. Pembina LPTK Rayon 232
: Rektor IAIN Surakarta
b. Ketua LPTK Rayon 232
: Dekan FITK
c. Wakil Ketua LPTK Rayon 232
: Wakil Dekan dan Ketua Jurusan
d. Tata Usaha LPTK Rayon 232
: Kabag Tata Usaha Fakultas
e. Sekretaris LPTK Rayon 232
: Sekretaris Jurusan
f. Pelaksana Teknis LPTK Rayon 232
: Kasubbag dan Staf
4. Instruktur/ Asesor LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta Instruktur/asesor merupakan seorang ahli dalam profesinya yang memiliki NIA untuk memandu dan mengisi sekaligus pemateri dalam kegiatan PLPG. Adapun persyaratan menjadi instruktur/asesor adalah sebagai berikut: a.
Warga negara Indonesia yang berstatus sebagai dosen pada Rayon LPTK Penyelenggara Sertifikasi, dosen pada perguruan tinggi pendukung (perguruan tinggi non-kependidikan), dan widyaiswara pada LPMP/P4TK di wilayah Rayon LPTK Penyelenggara Sertifikasi. Penugasan
dosen
dari
perguruan
tinggi
pendukung
hanya
diperbolehkan pada Rayon LPTK yang ditugasi untuk mensertifikasi guru mata pelajaran tertentu yang tidak ada prodinya di LPTK. b.
Memiliki bidang keahlian/mata pelajaran dan NIA yang relevan dengan mata pelajarannya.
44
45
c.
Sehat jasmani/rohani dan memiliki komitmen, kinerja yang baik, serta sanggup melaksanakan tugas.
d.
Berpendidikan minimal S-2 dapat S-1 dan S-2 kependidikan; atau S-1 kependidikan dan S-2 nonkependidikan; atau S-1 nonkependidikan dan S-2 kependidikan; S-1 dan S-2 nonkependidikan yang relevan dan memiliki Akta Mengajar atau sertifikat Pekerti atau Applied Approach.
e.
Instruktur yang berstatus dosen harus merupakan dosen tetap yang memiliki pengalaman mengajar pada bidang relevan sekurangkurangnya 10 tahun atau sudah memiliki jabatan fungsional Lektor. Instruktur pelatihan guru BK, selain memiliki masa kerja minimal 10 tahun dan jabatan fungsional Lektor, diutamakan yang memiliki pengalaman sebagai dosen pembimbing PPL BK dan atau melaksanakan praktik layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Instruktur yang berasal dari LPMP/P4TK harus memiliki pengalaman menjadi Widyaiswara sekurang-kurangnya 10 tahun dan memiliki latar belakang pendidikan yang relevan dengan bidang studi yang diampu.
f.
Instruktur untuk PLPG guru yang diangkat dalam jabatan pengawas diutamakan dosen yang memiliki kompetensi kepengawasan rumpun
45
46
mata pelajaran yang relevan dan sudah memiliki Nomor Induk Asesor (NIA) untuk bidang kepengawasan.62 Berikut instruktur/asesor yang dimiliki LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta:
TABEL 2.2 NAMA-NAMA INSTRUKTUR/ASESOR LPTK RAYON 232 FITK IAIN SURAKARTA63
NO
NAMA
JABATAN
1.
Prof. Dr. H. Usman Abu Bakar, M.A.
Dosen/Guru Besar
2.
Dr. H. Giyoto, M.Hum.
Dosen/Dekan
3.
Imam Makruf, S.Ag., M.Pd.
Dosen/Wadek 1
4.
Muhammad Munadi, S.Pd., M.Pd.
Dosen/Wadek II
5.
Hj. Siti Choiriyah, S.Ag., M.Ag.
Dosen/Wadek III
6.
Dra. Hj. Noor Alwiyah, M.Pd.
Dosen/Kajur PAI
7.
Hj. Hafidah, S.Ag., M.Ag.
Dosen/Kajur PBA
8.
Drs. Subandji, M.Ag.
Dosen/Kajur PGRA
9.
Rochmat Budi Santoso, S.Pd., M.Pd.
Dosen/Kajur PBI
10.
Umi Pujiyanti, S.S., M.Hum., M.Si.
Dosen/Kajur Sastra
11.
Drs. Suluri, M.pd.
Dosen/Sekjur PAI
12.
Drs. Saiful Islam, M.Ag.
Dosen/Sekjur PBA
62
LPTK Rayon 232, Data Dokumentasi Syarat Intruktur/Asesor LPTK Rayon 232, Surakarta: FITK IAIN Surakarta, 2014. 63 LPTK Rayon 232, Data Dokumentasi Intruktur/Asesor, Surakarta: FITK IAIN Surakarta, 2014.
46
47
NO
NAMA
JABATAN
13.
Retno Pangestuti, M.Psi.
Dosen/Sekjur PGRA
14.
Budiarsih, S.Pd., M.Hum.
Dosen/Sekjur PBI
15.
Muhammad Zainal Muttaqien, S.S., M.Hum.
Dosen/Sekjur Sastra
16.
H. Ahmad Fauzi, M.A.
Dosen
17.
Drs. Abd. Faisol, M.Hum.
Dosen
18.
Drs. Aminuddin, M.S.I.
Dosen
19.
Drs. H. Baidi, M.Pd
Dosen
20.
Drs. H. Rohmat, M.Pd., Ph.D.
Dosen
21.
Hery Setiyatna, M.Pd.
Dosen
22.
Suyatman, S.Pd., M.Pd.
Dosen
23.
H. Abdul Ghofur, M.Ag.
Dosen
24.
Dra. Hj. Tasnim Muhammad, M.Ag.
Dosen
25.
Dr. Toto Suharto, S.Ag., M.Ag.
Dosen
26.
Drs. Moh Bisri, M.Pd.
Dosen
27.
Dra. Hj. Maslamah, M.Ag.
Dosen
28.
Khuriyah, S.Ag., M.Pd.
Dosen
29.
Dr. H. Purwanto, M.Pd.
Dosen
30.
Drs. Sukirman, M.Ag.
Dosen
31.
H. Moh. Mahbub, S.Ag., M.Si.
Dosen
32.
Dr. Fetty Ernawati, S.Psi., M.Pd.
Dosen
33.
Yayan Andrian, S.Ag., M.Ed., Mgmt.
Dosen
47
48
NO
NAMA
JABATAN
34.
Subar Jumanto, S.Pd., M.Pd.
Dosen
35.
Dr. Ja‟far Assagaf, M.A
Dosen
36.
Hardi, M.Pd.
Dosen
37.
Dr. H. Sujito, M.Pd.
Dosen
38.
Dra. Hj. Woro Retnaningsih, M.Pd.
Dosen
39.
Hj. Lilik Untari, S.Pd., M.Hum.
Dosen
40.
Suprapti, M.Pd.
Dosen
B. Guru Kelas MI Peserta PLPG. 1. Identitas Guru Kelas MI Peserta PLPG Berikut deskripsi identitas guru kelas MI peserta PLPG kuota tambahan tahun 2013 kecamatan Mejobo:64 a.
Nama
: Dwi Astuti, S.Pd.I
Tempat / Tanggal Lahir : Kudus, 2 Mei 1976 Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 38 Th.
Nama Instansi
: MI NU Suryawiyyah
Alamat Instansi
: Kirig, Rt. 01 Rw. 03 Mejobo Kudus
Jabatan Dalam Instansi
: Guru Kelas
Alamat Rumah
: Kirig, Rt. 02 Rw. 03 Mejobo Kudus
Nomor Telp/HP
: 085228491808
64
Dokumentasi, Tentang Identitas Guru Kelas MI Peserta PLPG Kuota Tambahan Tahun 2013 Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus, Mejobo: 12 guru kelas MI, 2014.
48
49
b.
Nama
: Anik Furianti, S.Pd.I
Tempat / Tanggal Lahir : Kudus, 20 Agustus 1980
c.
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 34 Th.
Nama Instansi
: MI NU Suryawiyyah
Alamat Instansi
: Kirig, Rt. 01 Rw. 03 Mejobo Kudus
Jabatan Dalam Instansi
: Guru Kelas
Alamat Rumah
: Kirig, Rt. 06 Rw. 04 Mejobo Kudus
Nomor Telp/HP
: 085225591004
Nama
: Noor Khamnah, S.Pd.I
Tempat / Tanggal Lahir : Kudus, 2 Oktober 1980
d.
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 33 Th.
Nama Instansi
: MI NU Nurul Huda
Alamat Instansi
: Gulang Mejobo Kudus
Jabatan Dalam Instansi
: Guru Kelas
Alamat Rumah
: Kesambi, Rt.02 Rw.02 Mejobo Kudus
Nomor Telp/HP
: 085229351454
Nama
: Sami‟an, S.Pd.I
Tempat / Tanggal Lahir : Kudus, 17 Pebruari 1971 Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 43 Th.
Nama Instansi
: MI NU Nurul Huda
49
50
e.
Alamat Instansi
: Gulang Mejobo Kudus
Jabatan Dalam Instansi
: Guru Kelas
Alamat Rumah
: Gulang, Rt. 01 Rw. 01 Mejobo Kudus
Nomor Telp/HP
: 085229434229
Nama
: Yuli Kimyatin, S.Pd.I
Tempat / Tanggal Lahir : Kudus, 16 Juli 1972
f.
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 42 Th.
Nama Instansi
: MI NU Wasilatut Taqwa
Alamat Instansi
: Tenggeles Mejobo Kudus
Jabatan Dalam Instansi
: Guru Kelas
Alamat Rumah
: Tanjung Rejo, Rt.04 Rw.01 Jekulo Kudus
Nomor Telp/HP
: 085226217972
Nama
: Sri Mulyani, S.Pd.I
Tempat / Tanggal Lahir : Kudus, 29 September 1981 Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 32 Th.
Nama Instansi
: MI NU Wasilatut Taqwa
Alamat Instansi
: Tenggeles Mejobo Kudus
Jabatan Dalam Instansi
: Guru Kelas
Alamat Rumah
: Klaling, Rt. 03 Rw. 02 Jekulo Kudus
Nomor Telp/HP
: 085741063338
50
51
g.
Nama
: Noor Hasanah, S.Pd.I
Tempat / Tanggal Lahir : Kudus, 12 Pebruari 1977
h.
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 37 Th.
Nama Instansi
: MI NU Imaduddin
Alamat Instansi
: Hadiwarno Mejobo Kudus
Jabatan Dalam Instansi
: Guru Kelas
Alamat Rumah
: Mejobo, Rt. 02 Rw. 03 Mejobo Kudus
Nomor Telp/HP
: 085225045184
Nama
: Masrukah, S.Pd.I
Tempat / Tanggal Lahir : Kudus, 28 Oktober 1979
i.
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 35 Th.
Nama Instansi
: MI NU Imaduddin
Alamat Instansi
: Hadiwarno Mejobo Kudus
Jabatan Dalam Instansi
: Guru Kelas
Alamat Rumah
: Hadiwarno, Rt. 02 Rw. 01 Mejobo Kudus
Nomor Telp/HP
: 085742031400
Nama
: Muhammad Yusuf, S.Pd.I
Tempat / Tanggal Lahir : Kudus, 14 September 1979 Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 35 Th.
Nama Instansi
: MI NU Miftahut Tholibin
51
52
j.
Alamat Instansi
: Jl. Simpang Empat Mejobo Kudus
Jabatan Dalam Instansi
: Guru Kelas
Alamat Rumah
: Honggosoco, Rt. 02 Rw. 01 Jekulo Kudus
Nomor Telp/HP
: 085741215080
Nama
: Mahfud, S.Pd.I
Tempat / Tanggal Lahir : Kudus, 27 November 1978
k.
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 36 Th.
Nama Instansi
: MI NU Islamiyah
Alamat Instansi
: Golantepus, Rt. 03 Rw. 03 Mejobo Kudus
Jabatan Dalam Instansi
: Guru Kelas/Kepala Madrasah
Alamat Rumah
: Golantepus, Rt. 06 Rw. 01 Mejobo Kudus
Nomor Telp/HP
: 081326679383
Nama
: Isna Roseda Kusumo, S.Pd.I
Tempat / Tanggal Lahir : Kudus, 24 Juni 1981 Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 33 Th.
Nama Instansi
: MI NU Islamiyah
Alamat Instansi
: Golantepus, Rt. 03 Rw. 03 Mejobo Kudus
Jabatan Dalam Instansi
: Guru Kelas
Alamat Rumah
: Golantepus, Rt. 01 Rw. 06 Mejobo Kudus
Nomor Telp/HP
: 085291020872
52
53
l.
Nama
: Nor Rohmah, S.Pd.I
Tempat / Tanggal Lahir : Kudus, 6 November 1981 Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 33 Th.
Nama Instansi
: MI NU Tarbiyatul Aulad
Alamat Instansi
: Jelak Kesambi Mejobo Kudus
Jabatan Dalam Instansi
: Guru Kelas
Alamat Rumah
: Hadiwarno, Rt. 04 Rw. 01 Mejobo Kudus
Nomor Telp/HP
: 085225196591
2. Data NRG Dan Nomor Sertifikat Guru Kelas MI Peserta PLPG. Setelah seorang guru mengikuti proses sertifikasi melalui PLPG maka akan mendapatkan sertifikat dan beberapa bulan kemudian akan mendapatkan Nomor Regristasi Guru (NRG). Berikut nomor sertifikat dan NRG guru kelas MI peserta PLPG kuota tambahan tahun 2013 Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus: TABEL 2.3 DATA NRG DAN NOMOR SERTIFIKAT PENDIDIK65
No
Nama
NRG
Status
Nomor
Mengajar
Sertifikat
Tempat Mengajar
1.
Dwi Astuti, S.Pd.I
130282125115 MI NU Suryawiyyah
Guru Kelas
2.
Anik Furianti, S.Pd.I
130282125118 MI NU Suryawiyyah
Guru Kelas
65
2321302801876 2321302801877
Dokumentasi, Data NRG Dan Nomor Sertifikat Pendidik, Mejobo: Guru KelasMI Kecamatan Mejobo Yang Mengikuti Sertifikasi Guru Kelas MI Kuota Tambahan Tahun 2013, 2014.
53
54
Nomor No
Nama
NRG
Tempat Mengajar
Status Mengajar
3.
Noor Khamnah, S.Pd.I
130282145097 MI Nurul Huda
Guru kelas
4.
Sami‟an, S.Pd.I
130282151122 MI Nurul Huda
Guru Kelas
5.
Yuli Kimyatin, S.Pd.I
130282199110
6.
Sri Mulyani, S.Pd.I
7.
Noor Hasanah, S.Pd.I
130282126108 MI NU Imaduddin
Guru Kelas
8.
Masrukhah, S.Pd.I
130282189117 MI NU Imaduddin
Guru Kelas
9.
M. Yusuf, S.Pd.I
130282178109
10.
Mahfud, S.Pd.I
130282123123 MI NU Islamiyyah
11. 12.
MI NU Taqwa MI NU 130282172097 Taqwa
MI NU Tholibin
Wasilatit Wasilatut
Miftahut
Guru Kelas Guru kelas
Guru kelas Guru Kelas
Isna Roseda Kusumo, 130282116113 MI NU Islamiyyah Guru Kelas S.Pd.I MI NU Tarbiyatul Nor Rohmah, S.Pd.I 130282142100 Guru kelas Aulad
54
Sertifikat 2321302801875 2321302801884 2321302801949 2321302801943 2321302801927 2321302801926 2321302801937 2321302801839 2321302801840 2321302801970
55
BAB III ASESMENT SERTIFIKASI GURU KELAS MI MELALUI KEGIATAN PLPG DI LPTK RAYON 232 FITK IAIN SURAKARTA
A. Pelaksanaan PLPG Guru Kelas MI 1. Dasar Hukum Dalam melaksanakan kegiatan PLPG, LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta memiliki dasar yang kuat sebagai pijakan pelaksanaan tutur pak Giyoto selaku ketua LPTK Rayon 232, kemudian imbuhnya assesment Sertifikasi melalui PLPG bagi guru merupakan upaya meningkatkan profesionalitas guru yang diselenggarakan berdasarkan landasan hukum. Adapun dasar pijakan landasan hukum yang digunakan
LPTK
Rayon
232
FITK
IAIN
Surakarta
dalam
menyelenggarakan kegiatan PLPG sebagai assesment sertifikasi guru itu antara lain:66 a.
Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
b.
Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
c.
Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
66
Giyoto, Wawancara Tentang Pelaksanaan PLPG Guru Kelas MI, Surakarta: LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta, 2014, Pukul. 13.38. WIB.
5555
56
d.
Peraturan Pemerintah RI Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru.
e.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2005 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Pendidik.
f.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2012 tentang Sertifikasi bagi Guru Dalam Jabatan.
g.
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 128/P/2013 tentang Penetepan Perguruan Tinggi Penyelenggara Sertifikasi Guru Dalam Jabatan
h.
Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Islam Nomor 2313 Tahun 2013
tentang
Penetapan
Peserta
Sertifikasi
Bagi
Guru
RA/Madrasah Dalam Jabatan Untuk Mata Pelajaran Qur‟an Hadits, Akidah Akhlak, Fiqih, SKI, Bahasa Arab, Guru Kelas RA, Dan Guru Kelas MI (Kuota Tambahan) tahun 2013. Dari dasar hukum tersebut ungkapan tambahan dari pak Giyoto maka LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta dapat melaksanakan dan sebgai pelaksana PLPG bagi guru kelas MI kuota tambahan tahun 2013. 2. Tujuan Menurut Bapak Giyoto secara umum Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) yang diselenggarakan LPTK Rayon 232 FITK IAIN
Surakarta
bertujuan
untuk
meningkatkan
kompetensi,
profesionalisme, dan menentukan kelulusan guru peserta sertifikasi, namun secara khusus PLPG memiliki tujuan; a. Menghasilkan pendidik yang profesional, kompetitif, berbudaya, dan berkarakter Islam; b.
56
57
Menghasilkan temuan-temuan inovatif dalam bidang kependidikan melalui kegiatan PTK; c. Menghasilkan layanan pembelajaran yang baik kepada peserta didik; d. Dapat mewujudkan suasana interaksi pembelajaran
yang
Islami
dan
berbudaya
yang
mendukung
pembentukan karakter dan kompetensi lulusan.67 3. Peserta Peserta PLPG menurut Bapak Imam Makruf adalah guru yang telah lulus Uji Kompetensi Awal (UKA), baik berasal dari guru yang bertugas sebagai guru kelas, guru mata pelajaran, guru bimbingan dan konseling atau konselor di sekolah, serta guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan.68 Setelah mengikuti UKA, maka diketahui kompetensi awal calon peserta PLPG. Peserta PLPG secara langsung harus menyerahkan: a. Format A1 yang telah ditandatangani, b. Fotokopi Ijazah S-1 atau D-IV dan disahkan oleh perguruan tinggi yang mengeluarkan, c. Fotokopi SK pangkat/golongan terakhir yang telah dilegalisasi oleh atasan langsung (bagi PNS), d. Fotokopi SK pengangkatan sebagai guru sejak pertama menjadi guru sampai dengan SK terakhir yang disahkan oleh pejabat terkait, e. Fotokopi SK mengajar dari Kepala Sekolah yang disahkan oleh atasan, dan f. Pasfoto terbaru berwarna (enam bulan terakhir dan bukan polaroid) ukuran 3x4 cm sebanyak 4 lembar, di bagian belakang
67
Giyoto, Wawancara..., Surakarta: LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta, 2014, Pukul. 13.40. WIB. 68 Imam Makruf, Wawancara Tentang Peserta PLPG, Surakarta: LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta, 2014, Pukul. 13.15. WIB.
57
58
setiap pasfoto ditulis identitas peserta (nama, nomor peserta, dan satminkal).
Peserta yang dipanggil untuk mengikuti PLPG harus
membawa dokumen (kurikulum, buku, referensi, dan contoh RPP) yang relevan dengan bidang keahlian masing-masing, dan diharapkan membawa Laptop untuk dipergunakan dalam workshop pengembangan perangkat pembelajaran. Peserta PLPG yang tidak memenuhi panggilan karena alasan yang dapat dipertanggungjawabkan diberi kesempatan untuk mengikuti PLPG pada panggilan berikutnya pada tahun berjalan selama PLPG masih dilaksanakan. Peserta yang tidak memenuhi 2 kali panggilan dan tidak ada alasan yang bisa dipertanggungjawabkan dianggap mengundurkan diri. Apabila sampai akhir masa pelaksanaan PLPG peserta masih tidak dapat
memenuhi
panggilan
karena
alasan
yang
dapat
dipertanggungjawabkan atau peserta yang tidak dapat menyelesaikan PLPG dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan diberi kesempatan untuk mengikuti PLPG hanya pada tahun berikutnya tanpa mengubah nomor peserta. Kemudian Bapak Imam Makruf menjelaskan bahwa peserta yang mengikuti PLPG tahun 2013 pada LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta berjumlah 2200 guru, dan 1300 guru merupakan guru kelas MI sedangkan 900 guru lainnya merupakan 500 guru kelas RA dan 400 guru Mapel. Peserta PLPG di LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta tahun 2013 yang berjumlah 2200 guru berasal dari berbagai
58
59
kabupaten/kota di Propinsi Jawa Tengah, antara lain, Pekalongan, Batang, Banyumas, Purbalingga, Cilacap, Boyolali, Sukoharjo, Sragen, Grobogan, Jepara, Kudus, Pati, Rembang, dan Blora.69 B. Proses PLPG Guru Kelas MI 1. Uji Kompetensi Awal (UKA) Menurut Bapak Imam Makruf pelaksanaan Uji Kompetensi Awal (UKA) di LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarata tahun 2013 diselenggarakan secara serentak pada seluruh guru peserta sertifikasi kuota tambahan tahun 2013 yang diikuti 2200 peserta, 1300 peerta guru kelas MI, 500 guru kelas RA dan 400 guru Mapel tanggal 23 Agustus 2013. 70 Lebih lanjut pak Imam makruf menjelaskan bahwa para peserta UKA dibagi sesuai dengan jenis guru/tugas yang masing-masing menempati lokal yang berbeda sesuai dengan yang disediakan panitia, masing-masing peserta mengerjakan 95 soal pilihan ganda dan dan 5 soal uraian dalam waktu 120 menit. Isi soal meliputi materi pedagogik, materi kompetensi guru, soal pelajaran PKN, IPS, Bahasa Indonesia, MTK, dan IPA.71 Sama halnya guru mapel dan guru kelas RA ungkap pak Imam Makruf, semua guru kelas MI juga harus mengikuti UKA sebelum 69
Imam Makruf, Wawancara ..., Surakarta: LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta, 2014, Pukul. 13.20. WIB. 70 Imam Makruf, Wawancara Tentang Uji Kompetensi Awal (UKA), Surakarta: LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta, 2014, Pukul. 13.20. WIB. 71 Imam Makruf, Wawancara ..., Surakarta: LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta, 2014, Pukul. 13.22. WIB.
59
60
mengikuti kegiatan PLPG, karena hasil UKA di jadikan pijakan LPTK untuk
merengking
dan
mengklasifikasikan
daya
kemampuan,
kecakapan dan juga intelektual peserta, sehingga dalam pelaksanaan PLPG metode, media dan tehnik yang digunakan sesuai dengan kemampuan para guru kelas MI. dengan tehnik ini dapat membantu ketercaipain tujuan secara maksimal, yaitu menjadikan guru kelas MI yang profesional dan berakhlak.72 2. Proses Kegiatan PLPG Menurut Bapak Imam Makruf selaku wakil ketua Rayon 232, menjelaskan bahwa setelah selesai UKA maka para peserta diklasifikasi untuk pemanggilan dalam pelaksanaan PLPG guru kelas MI kuota tambahan tahun 2013 di LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta, secara keseluruhan kegiatan PLPG dilaksanakan 6 (enam) tahap dimulai akhir bulan Agustus hingga awal November, dengan menggunakan fasilitas tempat 4 hotel di Surakarta, antara lain: hotel Baron Indah, hotel Brothers, hotel Logi dan hotel Fave dengan jumlah peserta kurang lebih 2200 peserta yang kemudian dibagi perkelompok dan Rombel.73 Lebih
lanjut
Imam
Makruf
pelaksanaan PLPG setiap tahap dalam
menjelaskan
bahwa
dalam
satu hotel Rombel dibagi
perkelas. Setiap satu Rombel kelas terdiri atas 30 peserta, dan satu
72
Imam Makruf, Wawancara ..., Surakarta: LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta, 2014, Pukul. 13.22. WIB. 73 Imam Makruf , Wawancara Tentang Pelaksanaan PLPG, Surakarta: 10 Juni 2014, Pukul. 13.00 WIB.
60
61
rombel untuk kelompok peerteaching/peerguidance terdiri atas 10 peserta. Jadi satu rombel dibagi lagi menjadi tiga kelas dalam kelompok peerteaching/peerguidance. Salah satu contoh jadwal pelaksanaan kegiatan PLPG LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta di salah satu hotel disajikan pada Lampiran 1. Dalam membuat jadwal pelaksanaan kegiatan PLPG di atas LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta, sebagaimana dijelaskan Bapak Imam Makruf bahwa LPTK Rayon 232 mengacu pada rambu-rambu struktur kurikulum pendidikan dan latihan profesi guru. Adapun ramburambu tersebut disajikan pada Lampiran 2. Dalam pelaksanaan PLPG kuota tambahan tahun 2013 di LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta semua peserta diasramakan dan mendapatkan bimbingan secara penuh dari para instruktur/asesor dengan harapan pelaksanaan PLPG dapat mencapai hasil output yang maksimal. Berikut gambar kegiatan PLPG sertifikasi kuota tambahan tahun 2013 di LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta: Gambar 3.1. Suasana Kegiatan Workshop PLPG LPTK Rayon 23274
74
LPTK Rayon 232, Dokumentasi Kegiatan Workshop PLPG Sertifikasi Guru Kelas MI Kuota Tambahan Tahun 2013, Surakarta: FITK IAIN Surakarta, Di Copy 10 Juni 2014, Pukul. 13.22 WIB.
61
62
Gambar 3.2. Suasana Kegiatan pembuatan bahan ajar RPP dan PTK75
Dr. Giyoto, M.Hum selaku ketua LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta menjelaskan bahwa pada pelaksanaan PLPG kuota tambahan tahun 2013 yang dilaksanakan LPTK nya berjalan dengan baik dan sesuai dengan segala ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah. Meliputi; materi, instruktur/asesor, pemenuhan jam pembelajaran, evaluasi maupun pelayanan dalam pelaksanaan kegiatan pada peserta.76 Walaupun pelaksanaan PLPG kuota tambahan tahun 2013 merupakan yang pertama bagi LPTK Rayon 232 untuk dapat sebagai pelaksana secara mandiri, namun segala sesuatu yang menjadi prosedur telah dilaksanakan secara baik dan maksimal. kegiatan yang mengarah pada peningkatan kompetensi pendidik, antara laian: pedagogik, profesi, kepribadian dan sosial, telah terlaksana secara prosedural dan 75
LPTK Rayon 232, Dokumentasi Kegiatan Pembuatan Bahan Ajar RPP Dan PTK PLPG Sertifikasi Guru Kelas MI Kuota Tambahan Tahun 2013, Surakarta: FITK IAIN Surakarta, Di Copy 10 Juni 2014, Pukul. 13.25 WIB. 76 Giyoto, Wawancara Tentang Pelaksanaan PLPG, Surakarta: 10 Juni 2014, Pukul. 13.30 WIB.
62
63
tersistematis. Selain itu penilaian yang dilakukan juga berbentuk akademik dan pedagogig secara obyektif.77 Dengan demikian imbuh dari pak Giyoto memperjelas tentang pelaksanaan PLPG di LPTK-nya, semua pelaksanaan kegiatan PLPG guru kelas MI kuota tambahan tahun 2013 di LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta telah terjalankan dengan baik dan memenuhi segala persyaratan yang telah di gariskan oleh pemerintah dan sesuai dengan tujuan pelaksanaan PLPG bagi guru sertifikasi, yaitu: meningkatkan kompetensi, profesionalisme, dan menentukan kelulusan guru peserta sertifikasi.78 Kemudian Hj. Hafidah selaku wakil ketua pelaksana kegiatan PLPG menambahkan bahwa dalam pelaksanaan PLPG di LPTK Rayon 232 juga menanamkan kepada semua peserta PLPG guru kelas MI untuk melakukan tugas sepenuh hati, penuh dengan ketulusan dan kesabaran dalam menghadapi hitrogenitas kemampuan, sikap dan prilaku para peserta didik (murid). Imbuhnya, hal ini diterapkan pada waktu para peserta melakukan PeerTeaching (Ujian Praktik), dimana para peserta yang berperan sebagai murid/peserta didik diperbolehkan bersikap selayaknya murid sesuai kelas yang dipilih oleh pesrta yang melakukan praktik (kelas 1 atau kelas 4).79 Berikut foto kegiatan peerteaching pada kegiatan PLPG guru kelas MI di LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta:
77
Giyoto, Wawancara..., Surakarta: 10 Juni 2014, Pukul. 13.31 WIB. Giyoto, Wawancara..., Surakarta: 10 Juni 2014, Pukul. 13.31 WIB. 79 Hafidah, Wawancara Tentang Pelaksanaan PLPG, Surakarta: 10 Juni 2014, Pukul. 14.00 78
WIB.
63
64
Gambar 3.3. Kegiatan PeerTeaching (Ujian Praktik)80
Menurut penjelasan Bapak Giyoto dan Imam Makruf
PLPG
diselenggarakan selama 10 hari dengan bobot 90 Jam pembelajaran (JP), dengan alokasi 46 JP teori dan 44 JP praktik. Satu JP setara dengan 50 menit sebagaimana jadwal yang telah ada.81 Menurut ke-duanya untuk mengefektivitaskan hasil kegiatan maka LPTK mengefesiensikan waktu
yang ada dengan jam
pembelajaran serta materi, pihak LPTK mengasramakan/mengisolasi peserta PLPG dengan mengasramakan para peserta dalam satu lokasi sehingga segala bentuk informasi cepat tersampaiakan kepada peserta dan pembelajaran yang dilakukan lebih tercapai, baik secara target
80
LPTK Rayon 232, Dokumentasi Kegiatan Peer Teaching (Ujian Praktik) PLPG Sertifikasi Guru Kelas MI Kuota Tambahan Tahun 2013, Surakarta: FITK IAIN Surakarta, Di Copy 10 Juni 2014, Pukul. 13.22 WIB. 81 Giyoto dan Imam Makruf, Wawancara Tentang Waktu dan Pemaksimalannya Pada PLPG Sertifikasi Guru Kelas MI Kuota Tambahan Tahun 2013, Surakarta: 10 Juni 2014, Pukul. 13.36 WIB dan 13.21 WIB.
64
65
materi maupun waktu yang dijadwalkan.82 Dengan demikian baik segala pelaksanaan kegiatan maupun penilaian dapat terlaksana maksimal walau dengan jadwal yang padat. Selain itu dengan diasramakannya dalam satu lokasi kegiatan tambah ke-duanya, hubungan antara peserta dengan instruktuk/asesor dalam penuntasan materi pembelajaran di kegiatan PLPG dapat tercapai secara maksimal. Dan apabila terjadi miss pemahaman maupun kendala yang di hadapi peserta, semua dapat mudah dipecahkan sekaligus diselesaikan. Dan secara sosial, antar peserta dari daerah yang satu dengan daerah yang lain terjalin hubungan emosiaonal sehingga dapat berinteraksi dan saling tukar pengalaman secara intensif guna menumbuhkan motivasi positif dan penginventarisasian pengetahuan serta keilmuan baru antar sesama peserta.83 Menurut Ibu Hj. Hafidah, dalam melaksanakan kegiatan PLPG LPTK rayon 232 FITK IAIN Surakarta memiliki target keberhasilan yang harus dicapai, yaitu target minimal dan maksimal.84 Target minimal LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta dalam melaksanakan kegiatan PLPG sertifikasi guru kelas MI kuota tambahan tahun 2013 menurut Ibu Hj. Hafidah antara lain: a). Terbangunnya mental guru dalam melaksanakan pembelajaran; b). Dapat memberi pengalaman 82
Giyoto dan Imam Makruf, Wawancara..., Surakarta: 10 Juni 2014, Pukul. 13.40 WIB dan 13.25 WIB. 83 Giyoto dan Imam Makruf, Wawancara ..., Surakarta: 10 Juni 2014, Pukul. 13.40 WIB dan 13.25 WIB. 84 Hafidah, Wawancara dan dokumentasi Tentang Target Minimal dan maksimal Kegiatan PLPG Sertifikasi Guru Kelas MI Kuota Tambahan Tahun 2013, Surakarta: 10 Juni 2014, Pukul. 14.00-14.30 WIB.
65
66
mengajar dengan sistem pembelajaran aktif kepada para guru; c). Guru dapat terdidik melaksanakan tugas dengan sepenuh hati; d). Guru mengetahui,
memahami
dan
dapat
mengoprasionalkan
media
pembelajaran dengan baik; e). Guru dapat meresapi profesi sebagai sebuah amanah untuk dipenuhi; dan f). Guru dapat mengenal perkembangan kurikulum terutama kurikulum 2013 yang terbaru.85 Sedangkan target maksimal LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta dalam melaksanakan kegiatan PLPG sertifikasi guru kelas MI kuota tambahan tahun 2013 menurut Ibu Hj. Hafidah antara lain: a). Dapat meningkatkan kompetensi guru; b). Guru dapat membuat RPP denagn benar dan dapat melaksakan PTK dengan baik; c). Guru dapat menguasai dan melaksanakan pembelajaran dengan kurikulum 2013; d). Guru dapat membuat media pembelajaran sederhana sendiri dengan microsoft office power point; e). Guru dapat membuat LKS sendiri; f). Guru dapat melaksakan pembelajaran berbasis saintifik dan paikem; g). Guru dapat melakukan penilaian autentik dengan benar; h). Semua Guru peserta dapat lulus PLPG dan mendapatkan sertifikat pendidik dengan hasil nilai yang maksimal menjadi guru tersertifikasi.86 Secara umum dalam melaksanakan kegiatan PLPG sebagai assesment sertifikasi guru kelas MI tidak ada permasalahan menurut Bapak Giyoto selaku ketua Rayon 232, namun ada beberapa hal tehnis
WIB.
85
Hafidah, Wawancara dan dokumentasi ..., Surakarta: 10 Juni 2014, Pukul. 14.00-14.30
86
Hafidah, Wawancara dan dokumentasi..., Surakarta: 10 Juni 2014, Pukul. 14.00-14.30
WIB.
66
67
yang menjadikan tantangan dan hambatan para pelaksana kegiatan PLPG LPTK Rayon 232.87 Adapun tantangan dan hambatan tersebut antara lain: a). Pelaksanaan PLPG Kuota Tambahan Tahun 2013 merupakan kegiatan PLPG yang pertama kali diselenggarakan oleh LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta secara mandiri; b). Validasi data dari pemerintah yang kurang akurat dan selalu berubah-ubah mengganggu persiapan yang matang; c). Persiapan yang pendek untuk melakukan kegiatan, karena penunjukan dari pemerintah bersifat dadakan membuat kerepotan panitia dalam mempersiapkan segala sesuatu kebutuhan kegiatan; d). Komunikasi dengan peserta yang terlalu hitrogen dari hampir seluruh Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah agak menghambat persiapan kegiatan; e). Jarak peserta dengan lokasi yang mayoritas jauh mempengaruhi tingkat komunikasi dan biaya pelaksanaan lebih mahal, dan; f). Permasalahan keuangan yang bermasalahnya
rekening
para
peserta
sehingga
menghambat
transferisasi dana kegiatan kerekening peserta dari pemerintah untuk di ambil pihak pelaksana berimbas pula pada terhambatnya penyelesaian pembiayayaan secara cepat. Namun dalam pelaksanaan hingga akhir kegiatan tidak ada permasalahan maupun hambatan.88
Dalam
pelaksanaannyapun para instruktur selalu disiplin, baik pada waktu datang maupun dalam melaksanakan kegiatan dan memberikan meteri serta semuanya melaksanakan dengan penuh tanggung jawab. 87
Giyoto, Wawancara Tentang Tantangan Dan Hambatan Pelaksanaan PLPG Sertifikasi Guru Kelas MI Kuota Tambahan Tahun 2013 , Surakarta: 10 Juni 2014, Pukul. 13.47 WIB. 88 Giyoto, Wawancara ... , Surakarta: 10 Juni 2014, Pukul. 13.47 WIB.
67
68
3. Materi Menurut Bapak Imam Makruf, materi PLPG disusun dengan memperhatikan empat kompetensi guru, yaitu: a. Pedagogik, b. Profesional, c. Kepribadian, dan d. Sosial. Standardisasi kompetensi yang dijabarkan dalam materi PLPG dikembangkan oleh LPTK penyelenggara sertifikasi dengan mengacu pada Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Sumber belajar pada PLPG dapat berupa buku, diktat, atau modul. Oleh karena pembelajaran dalam PLPG menuntut peserta untuk belajar secara mandiri, maka LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta mengemas bahan ajar untuk peserta PLPG dalam bentuk modul yang didalamnya mencakup: Tujuan pembelajaran (kompetensi yang ingin dicapai), paparan materi, latihan-latihan, evaluasi, kunci jawaban, dan daftar Pustaka.89 Secara rinci materi yang diberikan dalam kegiatan PLPG pada PLPG LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta adalah: a. Materi implementasi
kurikulum
2013,
yang
meliputi:
Rasionalisasi
pengembangan kurikulum 2013, struktur kurikulum 2013, kerangka dasar kurikulum 2013, implementasi dan evaluasi kurikulum 2013; b. Materi PTK, meliputi: Pengertian PTK, tujuan dan manfaat PTK, karaktristik PTK, prinsip-prinsip PTK, sasaran PTK, prosedur PTK, penyusunan proposal dan laporan PTK; c. Materi Pembelajaran tematik 89
Imam Makruf , Wawancara Tentang Materi PLPG Sertifikasi Guru Kelas MI Kuota Tambahan Tahun 2013, Surakarta: 10 Juni 2014, Pukul 13.21 WIB.
68
69
integratif dan scientifik, meliputi: konsep landasan, karaktristik, prinsip, implikasi, dan pendekatan scientifik.; d. Materi pengembangan strategi pembelajaran berbasis PAIKEM, yang meliputi: pengertian strategi pembelajaran berbasis PAIKEM, karakteristik strategi pembelajaran berbasis PAIKEM, indikator dan prinsip-prinsip penerapan strategi pembelajaran berbasis PAIKEM, penataan kelas, pengembangan strategi pembelajaran berbasis PAIKEM; e). Materi konsep dasar media pembelajaran berbasis TIK, meliputi: pengertian, pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK, pemilihan media, optimalisasi search engine dalam pemilihan media pembelajaran; f). Materi pengembangan bahan ajar, yang meliputi: konsep dasar pengembangan bahan ajar, pemetaan dan pemilihan bahan ajar, serta pengembangan bahan ajar; g). Materi assesment/penilaian autentik, yang meliputi: penyampaian definisi dan makna assesment/penilaian autentik, assesment/penilaian autentik dan tuntutan kurikulum, assesment/penilaian autentik dan pembelajaran scientifik, jenis-jenis
assesment/penilaian autentik,
pengembangan instrumen evaluasi, prosedur pengembangan instrumen tes; h). Materi penyusunan RPP; i). Materi penyusunan LKS; dan j). Materi
pendalaman
materi
mata
pelajaran
Bahasa
Matematika, IPA, IPS dan PKN.90
90
Imam Makruf , Wawancara..., Surakarta: 10 Juni 2014, Pukul 13.21 WIB.
69
Indonesia,
70
4. Skenario Workshop Pada saat workshop, setiap kelas terdiri 30 peserta yang difasilitasi oleh dua orang instruktur/asesor yang memiliki NIA relevan. Skenario workshop yang dilakukan adalah sebagai berikut. a. Pengembangan Perangkat Pembelajaran 1) Peserta difasilitasi instruktur melakukan orientasi dan diskusi model-model silabus, RPP, lembar kerja siswa (LKS), rancangan bahan ajar, media, dan perangkat penilaian. 2) Peserta memilih kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) yang akan dikembangkan menjadi perangkat pembelajaran. Setiap peserta minimal mengembangkan dua perangkat pembelajaran, masing-masing dari KD yang berbeda. Peserta didampingi instruktur mengembangkan perangkat pembelajaran, yang terdiri atas: a) Penggalan Silabus KI, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, dan sumber belajar; b) RPP (sekurang-kurangnya memuat: perumusan tujuan/ kompetensi, pemilihan dan pengorganisasian materi, pemilihan sumber/ media pembelajaran, skenario pembelajaran, dan penilaian proses dan hasil belajar. Rancangan bahan ajar (untuk modul mencakup: tujuan pembelajaran/kompetensi yang ingin dicapai, paparan materi, latihanlatihan, evaluasi, kunci jawaban, dan Pustaka) b. Media pembelajaran
70
daftar
71
c. LKS dan perangkat penilaian d. Presentasi dan refleksi hasil workshop.91 Workshop perangkat pembelajaran merupakan satu kesatuan yang utuh. Pengembangan RPP, bahan ajar, media pembelajaran, dan perangkat
penilaian
merupakan
kesatuan
yang
tidak terpisah,
didasarkan pada KD yang telah dipilih oleh peserta. Maka pada akhir workshop peserta telah memiliki dua perangkat pembelajaran yang akan digunakan dalam peer teaching. C. Proses dan Bentuk Instrumen Assesment Pada PLPG Guru Kelas MI 1. Proses Assesment Menurut Bapak Giyoto dan Bapak Imam Makruf selaku ketua dan wakil LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta menjelaskan bahwa Proses asesment/penilaian kegiatan PLPG pada guru kelas MI kuota tambahan tahun 2013 dilaksanakan dalam tiga bentuk, yaitu: pertama, penilaian produk workshop yang dilaksanakan selama proses kegiatan PLPG berlangsung, penilaian ini diberikan kepada semua peserta PLPG guru kelas MI. 92 Penilaian ini dipilih oleh Rayon 232 untuk mengetahui kemampuan kreativitas guru dalam memecahkan masalah saat terjadi masalah dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan guru di kelas, dimana para guru diwajibkan membuat PTK (penelitian tindakan kelas).
91
Imam Makruf , Wawancara Tentang Skenario Workshop, Surakarta: 10 Juni 2014, Pukul 13.25 WIB. 92 Giyoto dan Imam Makruf, Wawancara Tentang Proses Assesment dalam PLPG Sertifikasi Guru Kelas MI Kuota Tambahan Tahun 2013, Surakarta: 10 Juni 2014, Pukul. 13.36 dan 13.21 WIB.
71
72
Dalam penilaian ini instruktur dapat menilai dari beberapa unsur kompetensi,
diantaranya:
kepribadian,
sosial,
pedagogig
dan
profesional. Selain membuat PTK para guru juga membuat RPP dan LKS. Kedua penialian ini dimaksudkan untuk menilai kreativitas guru dalam mengembangkan bahan ajar dan mengembangkan objek ajar serta ketrampilan guru dalam membuat soal untuk siswa. Kedua, penilaian ujian praktik, penilaian ujian praktik merupakan penilaian yang diberikan untuk menilai para guru dalam melaksanakan pembelajaran, yang dimulai dari persiapan pembelajaran, proses pembelajaran,
penggunaan
metode,
tehnik,
penggunaan
media
pembelajaran dan cara mengavaluasi sertata menilai. Panilain ini dilaksanakan pada saat pendalaman materi atau kegiatan workshop sudah terlaksanakan semua, biasanya pada hari ke tujuh dan delapan pelaksanaan kegiatan PLPG. Penilaian ini diikuti semua guru kelas MI, dimana masing-masing rombel terdiri dari 10 peserta dan masingmasing peserta melaksanakan praktik selama 1 jam pelajaran atau sama dengan 50 menit. Setiap guru maju menyerahkan RPP yang telah dibuat kepada instruktur, kemudian guru peserta mengajar sebagaimana biasanya mengajar dikelas dengan peserta didik teman peserta yang lain. Dalam melaksanakan pembelajaran guru peserta tersebut harus sesuai dengan RPP yang diajukan kepada instruktur, dari mulai membuka,
proses
pembelajaran.
Dalam
pelaksanaan pelaksanaan
72
pembelajaran
dan
pembelajaran
menutup guru
yang
73
bersangkutan harus menggunakan media dan metode serta tehnik yang sesuai dengan materi yang disampaiakan, setelah selesai melaksanakan pembelajaran kemudian peserta lain dan instruktur memberi masukan dan menilai dengan menggunakan IPPP (Instrumen Penilaian Perencanaan Pembelajran) dan penilaian pelaksanaan pembelajaran peer teaching disajikan pada Lampiran 3 dan 4.93 Penilain ini dipilih dan diberikan guna menilai kompetensi pedagogik dan profesional guru, selain tersirat juga kompetensi kepribadian dan sosial. penilain ini dipilih karena dengan praktik langsung asesor/instruktur dapat mengetahui secara langsung kemampuan pedagogik guru kelas MI terutama dalam melaksanakna proses pembelajaran. Ketiga ujian tertulis, ujian tertulis diberikan kepada para guru kelas MI dua kali, yaitu ujian lokal dan ujian nasional. Ujian lokal dilaksanakan malam hari “H” dari hari terakhir dengan menjawab 5 soal uraian, soal yang diberikan menyangkut materi workshop yang diberikan. Soal ini dibuat tim yang telah ditunjuk oleh ketua Rayon 232. Evaluasi dan penilaian ini diberikan guna untuk mengetahui sejauh mana penangkapan dan pemahaman para guru kelas MI terhadap materi yang sudah disampaikan para instruktur selama beberapa hari sebelumnya. Dalam mengerjakan soal ini para guru kelas MI ditunggui dua instruktur, sehingga penilaian ini benar-benar obyektif, tidak ada rekayasa atau menyontek. Penilaian post tes ini dipilih karena dianggap
93
Giyoto, Wawancara ..., Surakarta: 10 Juni 2014, Pukul. 13.36 dan 13.21 WIB.
73
74
tepat untuk mengetahui out put/hasil dari pendalaman materi yang dilakukan. Sedangkan ujian nasional dilaksanakan pada hari terakhir pelaksanaan kegiatan PLPG, para guru kelas MI pada ujian nasional mengerjakan soal 100 dengan rincian 95 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian dengan waktu 120 menit atau sama dengan 2 jam. Naskah soal ujian tulis nasional terstandar secara nasional yang pengembangannya dikoordinasikan oleh KSG. Pelaksanaan uji tulis disesuaikan dengan rambu-rambu
uji kompetensi. Penilaian ini digunakan karena
merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengetahui kemampuan akademik peserta atau para guru kelas MI dalam menentukan kelulusan. Lebih lanjut pak Giyoto dan pak Imam Makruf menuturkan bahwa Ujian tulis bertujuan untuk mengungkap kompetensi profesional dan pedagogik, sedangkan ujian kinerja untuk mengungkap kompetensi profesional, pedagogik, kepribadian, dan sosial secara holistik. Keempat kompetensi ini juga dinilai selama proses pelatihan berlangsung.94 2. Bentuk Instrumen Menurut penjelasan Ibu Hj. Hafidah selaku wakil ketua LPTK Rayon 232 dan sekaligus salah satu penyusun modul PLPG sertifikasi guru kelas MI kuota tambahan tahun 2013 serta penghimpun dokumentasi pelaksanaan PLPG di Logi Hotel menuturkan bahwa sesuai dengan dokumentasi LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarata
94
Giyoto, Wawncara ..., Surakarta: 10 Juni 2014, Pukul. 13.36 dan 13.21 WIB.
74
75
bentuk instrumen assesment sertifikasi guru kelas MI kuota tambahan tahun 2013 yang telah dilaksanakan adalah diantaranya instrumen penilaian perencanaan pembelajaran, instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran peer teaching, instrumen penilaian proses workshop, instrumen penilaian proposal tindakan kelas, instrumen penilaian rancangan bahan ajar,
instrumen penilaian media pembelajaran,
instrumen penilaian lembar kerja siswa, dan instrumen penilaian perangkat evaluasi, sebagaimana yang disajikan pada Lampiran 3 sampai dengan 10.95 Semua instrumen ini digunakan karena memang sudah menjadi standart ketentuan oleh KSG dalam memberikan penilaian terhadap sertifikasi guru melalui kegiatan PLPG. Pelaksanaan penggunaan instrumen ini menyesuaikan dengan materi dan waktu pelaksanaan materi berlangsung. Dari uraian di atas dapat di analisis bahwa LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta baik statusnya sebagai penyelenggara maupun dalam LPTK menyelenggarakan kegiatan PLPG telah seuai dengan peraturan pemerintah atau rambu-rambu yang digariskan oleh pemerintah. sebagaimana pengamatan yang peneliti lakukan dan hasil wawancara dengan pihak pimpinan LPTK yang menjelaskan bahwa LPTK Rayon 232 dalam menyelenggarakan kegiatan PLPG
telah
berdasarkan proses baku sebagai berikut: a. PLPG dilaksanakan oleh LPTK penyelenggara sertifikasi guru dalam jabatan yang telah 95
Hafidah , Wawancara dan dokumentasi Tentang Bentuk instrumen assesment dalam PLPG Sertifikasi Guru Kelas MI Kuota Tambahan Tahun 2013, Surakarta: 10 Juni 2014, Pukul. 14.00-14.30 WIB.
75
76
ditetapkan Pemerintah; b. PLPG dilaksanakan berbasis prodi; c. PLPG diselenggarakan selama10 hari dan bobot 90 Jam Pembelajaran (JP), dengan alokasi 46 JP teori dan 44 JP praktik. Satu JP setara dengan 50 menit; d. Penentuan tempat pelaksanaan PLPG memperhatikan kelayakan (representative dan kondusif) untuk proses pembelajaran; e. Rombongan Belajar (Rombel) PLPG dikelompokkan satu bidang keahlian/mata pelajaran; f. Satu rombel terdiri atas 30 peserta, dan satu kelompok peer teaching terdiri atas 10 peserta. Dalam kondisi tertentu jumlah peserta satu rombel atau kelompok peer teaching disesuaikan; g. Apabila peserta PLPG jumlahnya lebih dari satu rombel, maka pembagian
rombongan
belajar
akan
memperhatikan
hasil
Uji
Kompetensi Awal (UKA). Peserta dengan hasil UKA rendah dibuat satu rombel dan diusahakan terpisah dari rombel dengan peserta yang hasil UKA-nya sudah baik. Pengelompokkan peserta atas dasar hasil UKA ini juga berlaku ketika pembentukan kelompok peer teaching; h. Satu kelompok peer teaching difasilitasi oleh dua orang instruktur yang memiliki NIA yang relevan, termasuk pada saat ujian; i. Pembelajaran dalam PLPG dilakukan dalam bentuk workshop yang didahului penyampaian materi penunjang workshop dengan menggunakan multi media (teknologi informasi) dan multi metode yang berbasis pada pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM); j. Strategi pembelajaran/workshop harus memperhatikan hasil UKA yang dicapai peserta.
76
77
Peserta dengan hasil UKA rendah akan mendapat perhatian khusus, strategi pembelajaran yang digunakan dapat memotivasi peserta untuk meningkatkan kompetensinya. Bila dianggap perlu, untuk rombel/peserta dengan hasil UKA yang rendah jam pembelajaran materi B1 bisa ditambah dengan mengambil jam pembelajaran dari materi B2. Untuk menambah kekurangan jam pembelajaran pada materi B2,
materi
tersebut
diintegrasikan
pada
kekigiatan
workshop
pengemasan perangkat pembelajaran. Penambahan jam pembelajaran materi B1 tidak lebih dari 6 JP.96 Dalam
penjelasannya
Bapak
ketua
LPTK
Rayon
232
memaparkan bahwa Materi PLPG disusun dengan memperhatikan empat kompetensi guru, yaitu: (1) pedagogik, (2) profesional, (3) kepribadian, dan (4) sosial. Standardisasi kompetensi yang dijabarkan dalam materi PLPG dikembangkan oleh LPTK penyelenggara sertifikasi dengan mengacu pada Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, Permendiknas No. 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah, Permendiknas No. 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor, dan Permendiknas No 32 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akdemik dan Kompetensi Guru Pendidikan Khusus.97 Lebih lanjut Bapak Giyoto selaku ketua LPTK Rayon 232 menjelaskan bahwa sumber belajar pada PLPG 96 97
Giyoto, Wawancara..., Surakarta: 10 Juni 2014, Pukul. 13.40 WIB. Giyoto, Wawancara, ..., Surakarta: 10 Juni 2014, Pukul. 13.45 WIB.
.
77
78
berupa buku, modul. Karena pembelajaran dalam PLPG menuntut peserta untuk belajar secara mandiri. Modul yang diberikan kepada peserta mencakup: tujuan pembelajaran (kompetensi yang ingin dicapai), paparan materi, latihan-latihan, evaluasi, kunci jawaban, dan daftar Pustaka.98 LPTK Rayon 232 melaksanakan PLPG karena memiliki prodi yang relevan dengan mata pelajaran dan memiliki lebih dari 5 orang asesor/instruktur yang ber NIA relevan. Asesor/instruktur PLPG tersebut direkrut dan ditugaskan oleh Ketua Rayon LPTK dengan syarat sebagai berikut: a. Warga negara Indonesia yang berstatus sebagai dosen pada Rayon 232 LPTK Penyelenggara Sertifikasi, dosen pada perguruan tinggi pendukung (perguruan tinggi non-kependidikan), dan widyaiswara pada LPMP/P4TK di wilayah Rayon 232 LPTK Penyelenggara Sertifikasi. Penugasan dosen dari perguruan tinggi pendukung hanya diperbolehkan pada Rayon LPTK yang ditugasi untuk mensertifikasi guru mata pelajaran tertentu yang tidak ada prodinya di LPTK; b. Memiliki bidang keahlian/mata pelajaran dan NIA yang relevan dengan mata pelajarannya; c. Sehat jasmani/rohani dan memiliki komitmen, kinerja yang baik, serta S-2 kependidikan; atau S-1 kependidikan dan S-2 nonkependidikan; atau S-1 nonkependidikan dan S-2 kependidikan; S-1 dan S-2 nonkependidikan yang relevan dan memiliki Akta Mengajar atau sertifikat Pekerti atau Applied Approach; e. Instruktur yang berstatus dosen merupakan dosen 98
Giyoto, Wawancara..., Surakarta: 10 Juni 2014, Pukul. 13.45 WIB.
.
78
79
tetap yang memiliki pengalaman mengajar pada bidang relevan sekurangkurangnya 10 tahun atau sudah memiliki jabatan fungsional Lektor. Instruktur yang berasal dari LPMP/P4TK harus memiliki pengalaman menjadi Widyaiswara sekurang-kurangnya 10 tahun dan memiliki latar belakang pendidikan yang relevan dengan bidang studi yang diampu; f. Instruktur PLPG guru yang diangkat dalam jabatan pengawas diutamakan dosen yang memiliki kompetensi kepengawasan rumpun mata pelajaran yang relevan dan sudah memiliki Nomor Induk Asesor (NIA) untuk bidang kepengawasan.99 Pada saat workshop, Bapak Giyoto selaku Ketu LPTK Rayon 232 menjelaskan bahwa setiap kelas (30 peserta) difasilitasi oleh minimal dua orang instruktur/asesor yang memiliki NIA relevan. Skenario workshop sebagai berikut: a. Peserta difasilitasi instruktur melakukan orientasi dan diskusi model-model silabus, RPP, lembar kerja siswa (LKS), rancangan bahan ajar, media, dan perangkat penilaian; b. Peserta memilih standar kompetensi Inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) yang akan dikembangkan menjadi perangkat pembelajaran. Setiap peserta minimal mengembangkan dua perangkat pembelajaran, masing-masing dari KD yang berbeda; c. Peserta didampingi instruktur mengembangkan perangkat pembelajaran, yang terdiri atas: 1) Penggalan Silabus (KI, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, dan sumber belajar); 2) RPP (sekurang-kurangnya memuat: perumusan tujuan/ kompetensi, pemilihan 99
Giyoto, Wawancara, ..., Surakarta: 10 Juni 2014, Pukul. 13.47 WIB.
.
79
80
dan pengorganisasian materi, pemilihan sumber/ media pembelajaran, skenario pembelajaran, dan penilaian proses dan hasil belajar; 3) Rancangan
bahan
ajar
(untuk
modul
mencakup:
tujuan
pembelajaran/kompetensi yang ingin dicapai, paparan materi, latihan, evaluasi, kunci jawaban, dan daftar Pustaka); 4) Media pembelajaran; 5) LKS dan perangkat penilaian.; d. Presentasi dan refleksi hasil workshop.100 Kemudian pak Giyoto menambahkan bahwa Workshop perangkat pembelajaran merupakan satu kesatuan yang utuh. Pengembangan RPP, bahan ajar, media pembelajaran, dan perangkatpenilaian merupakan kesatuan yang tidak terpisah, didasarkan pada KD yang telah dipilih oleh peserta. Dengan demikian, pada akhir workshop peserta telah memiliki minimal dua perangkat pembelajaran yang akan digunakan dalam peer teaching.101 Pada akhir PLPG dilaksanakan uji kompetensi.Uji kompetensi ini bukan sekedar mengevaluasi hasil belajar peserta selama PLPG, tetapi lebih kepada pengukuran kompetensi guru sebagai pendidik profesional. Uji kompetensi ini mencakup ujian tulis dan ujian kinerja. Ujian tulis bertujuan untuk mengungkap kompetensi profesional dan pedagogik, sedangkan ujian kinerja untuk mengungkap kompetensi profesional, pedagogik, kepribadian, dan sosialsecara holistik. Keempat kompetensi ini juga bisa dinilai selama proses pelatihan berlangsung102. berikut uraian 100
Giyoto, Wawancara, ..., Surakarta:, 10 Juni 2014, Pukul. 13.49 WIB.. Giyoto, Wawancara, ..., Surakarta: 10 Juni 2014, Pukul. 13.49 WIB.. 102 Giyoto, Wawancara, ..., Surakarta:, 10 Juni 2014, Pukul. 13.50 WIB. 101
80
81
Ujian dalam PLPG: a. Uji Tulis, Ujian tulis pada akhir PLPG dilaksanakan dengan pengaturan tempat duduk yang layak dan setiap 30 peserta diawasi oleh dua orang pengawas; Naskah soal ujian tulis terstandar secara nasional yang pengembangannya dikoordinasikan oleh KSG; dan Pelaksanaan uji tulis harus sesuai dengan rambu-rambu uji kompetensi. b. Ujian Praktik, Lama waktu setiap kali peserta tampil adalah 1 JP atau selama 50 menit; Peserta dalam rombel dibagi menjadi kelompokkelompok kecil, setiap kelompok terdiri dari 10 peserta, selanjutnya setiap kelompok kecil melakukan hal-hal berikut: 1). Setiap peserta tampil dua kali, dan pada tampilan kedua merupakan ujian praktik. Tampilan pertama dan kedua untuk menilai kemampuan mengajar peserta; 2). Untuk 30 menit pertama, peserta melakukan praktik mengajar dengan menggunakan RPP yang disusun pada saat workshop; 3). Pada 20 menit berikutnya peserta lain dan instruktur memberi masukan dan menilai dengan menggunakan IPPP-2.103 Selain langkah-langkah persiapan, proses dan penilaian di atas PSG LPTK Rayon 232 juga membuat panduan teknis pelaksanaan PLPG untuk menjamin standarisasi isi (materi), proses, pengelolaan, penilaian, dan lulusan. Untuk itu, LPTK Rayon 232 mengadakan workshop untuk menghasilkan: a. Bahan ajar dalam PLPG yang sudah direvisi atau bahan ajar baru; b. Lembar penilaian kinerja peserta selama proses workshop dalam PLPG, c. Lembar penilaian produk workshop, misal bahan ajar,
103
Giyoto, Wawancara, ..., Surakarta:, 10 Juni 2014, Pukul. 13.50 WIB.
81
82
LKS, media pembelajaran yang akan digunakan pada saat peer teaching. 104
Dari pengamatan peneliti dan dokumen-dokumen yang ada serta hasil wawancara, LPTK Rayan 232 baik statusnya sebagai institusi penyelenggara maupun dalam menyelenggarakan kegiatan PLPG sebagai assesment sertifikasi guru, yang mulai dari persiapan, pelaksanaan UKA, pelaksanaan kegiatan PLPG hingga pada proses penilaiannya sudah baik dan sesuai dengan peraturan pemerintah dan rambu-rambu pelaksanaan PLPG yang diberikan oleh pemerintah melalui Kemendikbud Republik Indonesia.
104
Giyoto, Wawancara, ..., Surakarta:, 10 Juni 2014, Pukul. 13.45 WIB.
82
83
BAB IV PANDANGAN GURU KELAS MI TERHADAP EFEKTIVITAS ASSESMENT SERTIFIKASI GURU KELAS MI MELALUI KEGIATAN PLPG
A. Persepsi Guru Peserta PLPG Berdasarkan hasil wawancara kepada Semua Guru Kelas MI Se Kecamatan Mejobo yang mengikuti sertifikasi kuota tambahan tahun 2013 Melalui PLPG di LPTK Rayon 232 IAIN Surakarta sejumlah 12 orang, semuanya
menyatakan
senang
dan
puas
mengikuti
PLPG
yang
diselenggarakan LPTK Rayon 232 IAIN Surakarta. Rasa senang dan puas menurut Pak Yusuf, S.Pd.I guru MI NU Miftahut Tholibin yang menjadi salah satu peserta sertifikasi kuota tambahan tahun 2013 Melalui PLPG di LPTK Rayon 232 IAIN Surakarta adalah senang karena mendapatkan pengalaman dan banyak ilmu baru yang dapat membantunya ketika kembali ke satminkal dimana dia mengajar dan merasa puas atas pelayanan yang diberikan oleh LPTK Rayon 232 baik yang berkenaan dengan kebutuhan fisik, seperti: tempat tidurnya nyaman karena di hotel berbintang, menu makan dan snack selalu berganti-ganti sehingga tidak merasa bosan dan penyajiannya pun tidak pernah terlambat serta tidak dibatasi dalam mengambil makan, keperluan pribadipun mudah didapat disekitar hotel karena hotel yang dipilih LPTK Rayon 232 sangat strategis, dan tenaga medis untuk memenuhi kebutuhan kesehatan juga ikut disiapkan oleh LPTK Rayon
83
83
84
232. Sedangkan kebutuhan non fisik, seperti: peralatan yang digunakan dalam kegiatan disediakan oleh LPTK Rayon 232, media pembelajaran dan kebutuhan materi juga disiapkan oleh LPTK Rayon 232 sebagai penyelenggara, kita tinggal belajar, berdiskusi, mengerjakan tugas-tugas terstruktur dibawah bimbingan para instruktur.105 Sedangakan Ibu Dwi Astuti, S.Pd.I guru MI NU Suryawiyyah Kirig Mejobo Kudus yang juga peserta sertifikasi guru kelas MI kuota tambahan tahun 2013, mengemukakan hal senada, yaitu merasa senang mengikuti PLPG di LPTK Rayon 232 tahun 2013 karena mendapatkan banyak ilmuilmu baru yang selama ini belum ia dapat dan kuasai, selain itu tuturnya ia juga dapat banyak tukar pikiran tentang bagaimana cara mengajar yang baik dengan banyak orang dari berbagai daerah yang memiliki kebiasaan, budaya dan corak adat yang berbeda, sehingga sekaligus mendapatkan banyak saudara.106 Sepuluh peserta lainnyapun memiliki kesan yang serupa dengan yang dikemukakan pak Yusuf dan Ibu Dwi Astuti, mereka semua merasa senang dan puas karena mendapatkan banyak ilmu baru, teman dan saudara baru serta wacana dan motivasi baru. B. Penerapan Materi PLPG Dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Sebelum melakukan wawancara terlebih dahulu penulis melakukan observasi, Dari hasil observasi yang penulis lakukan mulai tanggal 23 Juni
105
Yusuf , Wawancara Tentang Kesan Mengikuti PLPG di LPTK Rayon 232 IAIN Surakarta, Mejobo: MI Miftahut Tholibin, 25 Juni 2014, Pukul. 10.03 WIB. 106 Dwi Astuti, Wawancara Tentang Kesan Mengikuti PLPG di LPTK Rayon 232 IAIN Surakarta, Mejobo: MI Suryawiyyah, 25 Juni 2014, Pukul. 09.10 WIB.
84
85
2014 sampai dengan 21 Agustus 2014 penulis dapatkan bahwa dari 12 guru 7 diantaranya belum dapat membuat RPP dengan benar, kemudian 6 guru masih kurang persiapan dalam melakukan pembelajaran, dan sebagian besar guru masih menggunakan metode pembelajaran lama yang masih tersentral pada guru, yaitu banyak ceramah dan sedikit meningkatkan perkembangan potensi siswa walaupun ada yang sudah melakukan pembelajaran aktif aktif.107 Selain itu pembelajaran yang mengarah pada saintific dan penilaian secara autentik masih belum tersentuh, kebanyakan guru masih kebingungan dalam melakukan penilaian secara autentik yang benar.108 Akan tetapi para guru sangat disiplin pada saat datang disekolah, yaitu semua guru yang penulis teliti 15 menit sebelum bel masuk sudah berada disekolah dan guru yang piket datang 30 menit sebelum bel masuk, selain itu para guru disiplin juga dalam masuk kelas melakukan pembelajaran dengan penuh tanggung jawab dan kejujuran.109 Dari hasil wanwancara kepada 12 guru kelas MI se Kecamatan mejobo yang mengikuti sertifikasi kuota tambahan tahun 2013 melalui PLPG di LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta tentang penerapan materi yang diterima pada kegiatan PLPG, mendapatkan hasil sebagai berikut: 1.
Guru dengan inisial DA dan NR menjelaskan bahwa keduanya belum menerapkan materi yang diterima
pada kegiatan PLPG dikarenakan
fasilitas dan sarana prasarana di sekolah yang ditempati belum mendukung dan tersedia untuk mendukung penerapan materi yang 107
Observasi, Tentang Penerapan Materi Hasil PLPG, Mejobo, 23 Juni-21 Agustus 2014 Observasi, Tentang..., 23 Juni-21 Agustus 2014 109 Observasi, Tentang..., 23 Juni-21 Agustus 2014 108
85
86
diterima pada kegiatan PLPG, selain itu dijelaskan juga bahwa memang di sekolah mereka belum mulai diterapkannya kurikulum 2013 sehingga materi yang didapat dari kegiatan PLPG.110 2.
Guru dengan inisial MF, AF, SM dan IRK memberikan keterangan bahwa mereka baru sedikit-sedikit menerapkan materi yang diterima pada kegiatan PLPG, artinya belum semua atau baru sebagian saja ilmu yang di dapat dari kegiatan PLPG diterapkan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah sehari-hari. Hal ini dikarenakan belum semua fasilitas untuk mengaplikasikan materi yang diterima
pada
kegiatan PLPG terpenuhi terutama tentang media dan dan tata ruang yang sesuai, selain itu menurut ke empat guru diatas ada beberapa materi yang membutuhkan pendalaman lagi, ini dikarenakan penyampean materi pada waktu di kegiatan PLPG yang dimaksud menurut mereka waktunya terlalu singkat, sehingga ada beberapa perihal yang belum mereka pahami dan kuasai dengan baik. Sehingga perlu ful-up atau tindak lanjut dari pemerintah dengan adanya pelatihan-pelatihan yang berkesinambungan terhadap materi dan secara kontinu.111 3.
Enam guru yang berinisial MY, MR, NH, JK, SM dan NKH, memberikan penjelasan bahwa mereka ber enam sudah menerapkan materi yang diterima
pada kegiatan PLPG, walaupun masih banyak
110
DA dan NR, Wawancara Tentang Penerapan Materi Yang Diterima Pada Kegiatan PLPG, Mejobo: MI Suryawiyyah dan MI Tarbiyatul Aulad, 26 dan 25 Juni 2014, Pukul. 09.10 WIB dan 09.17 WIB. 111 MF, AF, SM dan IRK, Wawancara Tentang Penerapan Materi Yang Diterima Pada Kegiatan PLPG, Mejobo: MI Islamiyah, MI Suryawiyyah dan MI Nurul Huda, 23 Juni S/D 20 Agustus 2014, Pukul. 06.58 WIB Sampai 12.00 WIB.
86
87
kendala dan kekurangan tuturnya serta walaupun belum sepenuhnya terpraktikkan secara maksimal. Karena ada kendala lapangan dan beberapa hal
yang belum dapat mendukung penerapan materi yang
didapat pada kegiatan PLPG, antara lain: bahan ajar yang dimiliki belum lengkap karena droping buku dari pemerintah belum kunjung turun juga, masih banyak siswa yang belum bisa mengikuti penerapan kurikulum 2013, masih ada lingkungan dan beberapa sarana yang belum terpenuhi untuk mendukung penerapan materi yang diterima pada kegiatan PLPG terutama implementasi kurikulum 2013.112 Lebih lanjut para guru menjelaskan bahwa untuk pembuatan RPP sudah
mampu
walaupun
belum
sempurna
namun
untuk
pengimplementasiaannya masih kebingungan, Sedangkan untuk pembuatan PTK para guru masih banyak yang merasa belum bisa. Namun untuk penerapan pembelajaran menggunakan pendekatan scientifik dan PAIKEM hampir semua guru sudah menerapkan walau belum maksimal. C. Pandangan Guru Kelas MI Terhadap Efektifitas Assesment Sertifikasi Melalui Kegiatan PLPG Dalam pembahasan efektifitas assesment/penilaian sertifikasi yang diberikan LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta melalui kegiatan PLPG kepada guru kelas MI peserta sertifikasi kuota tambahan tahun 2013 akan penulis paparkan satu persatu sesuai jawaban para guru kelas MI peserta sertifikasi kuota tambahan tahun 2013 kecamatan Mejobo, sebagai berikut: 112
MY, MR, NH, JK, SM dan NKH, Wawancara Tentang Penerapan Materi Yang Diterima Pada Kegiatan PLPG, Mejobo: MI Miftahut Tholibin, MI Imaduddin, MI Wasilatu Taqwa dan Nurul Huda, 24 Juni S/D 21 Agustus 2014, Pukul. 06.58 WIB Sampai 12.00 WIB.
87
88
1.
Dwi Astuti, S.Pd.I menjelaskan bahwa assesment sertifikasi yang diberikan LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta melalui kegiatan PLPG adalah efektif kerena menurutnya penilaian sertifikasi melalui PLPG dapat meningkatkan profesionalisme guru selain itu dengan PLPG para guru dapat lebih memahami dan menguasai cara pembelajaran dengan baik, dan dapat membuat RPP serta PTK dengan benar.113
2.
Anik Furianti, S.Pd.I menjelaskan bahwa assesment/penilaian sertifikasi yang diberikan LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta melalui kegiatan PLPG adalah kurang efektif karena waktunya yang sangat singkat sedangkan para guru harus menguasai dengan benar materi-materi yang disampaiakan para dosen/instruktur, menjadikan penguasaan materi para guru kurang maksimal.114
3.
Sami‟an, S.Pd.I menjelaskan bahwa assesment/penilaian sertifikasi yang diberikan LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta melalui kegiatan PLPG adalah efektif karena dari materi-materi yang diberikan sangat membantu dalam menyelenggarakan pembelajaran di sekolah seharihari.115
4.
Noor
Khamnah,
S.Pd.I
menjelaskan
bahwa
assesment/penilaian
sertifikasi yang diberikan LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta melalui kegiatan PLPG adalah efektif karena guru dapat menggunakna
113
Dwi Astuti, Wawancara Tentang Efektifitas Assesment Sertifikasi Guru Melalui Kegiatan PLPG, Mejobo: MI Suryawiyyah, 26 Juni 2014, Pukul. 09.10 WIB. 114 Anik Furianti, Wawancara Tentang Efektifitas Assesment Sertifikasi Guru Melalui Kegiatan PLPG, Mejobo: MI Suryawiyyah, 21 Agustus 2014, Pukul. 12.15 WIB. 115 Sami‟an, Wawancara Tentang Efektifitas Assesment Sertifikasi Guru Melalui Kegiatan PLPG, Mejobo: MI Nurul Huda, 23 Juni 2014, Pukul. 11.01 WIB.
88
89
bahan ajar dengan benar dan melakukan pembelajaran dengan bahan ajar yang sesuai.116 5.
Sri Mulyani, S.Pd.I menjelaskan bahwa assesment/penilaian sertifikasi yang diberikan LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta melalui kegiatan PLPG adalah kurang efektif karena masih ada beberapa guru yang belum bisa membuat PTK dan kebingungan membuat RPP.117
6.
Yuli Kimyatin, S.Pd.I menjelaskan bahwa assesment/penilaian sertifikasi yang diberikan LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta melalui kegiatan PLPG adalah efektif karena menjadikan saya dapat membuat RPP walaupun belum sempurna dan dapat melakukan pembelajaran dengan pendekatan PAIKEM secara baik.118
7.
Noor Hasanah, S.Pd.I menjelaskan bahwa assesment/penilaian sertifikasi yang diberikan LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta melalui kegiatan PLPG adalah efektif karena sangat sesuai dengan yang guru harapkan, yaitu bisa melakukan pembelajaran dengan baik dan menggunakan bahan ajar yang sesuai serta dapat menggunakan metode dan pendekatan yang benar.119
8.
Masrukah, S.Pd.I menjelaskan bahwa assesment/penilaian sertifikasi yang diberikan LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta melalui kegiatan
116
Noor Khamnah, Wawancara Tentang Efektifitas Assesment Sertifikasi Guru Kegiatan PLPG, Mejobo: MI Nurul Huda, 21 Agustus 2014, Pukul. 12.13 WIB. 117 Sri Mulyani, Wawancara Tentang Efektifitas Assesment Sertifikasi Guru Kegiatan PLPG, Mejobo: MI Wasilatut Taqwa, 21 Agustus 2014, Pukul. 12.00 WIB. 118 Yuli Kimyatin, Wawancara Tentang Efektifitas Assesment Sertifikasi Guru Kegiatan PLPG, Mejobo: MI Wasilatut Taqwa, 21 Agustus 2014, Pukul. 12.12 WIB. 119 Noor Hasanah, Wawancara Tentang Efektifitas Assesment Sertifikasi Guru Kegiatan PLPG, Mejobo: MI Imaduddin, 24 Juni 2014, Pukul. 08.52 WIB.
89
Melalui Melalui Melalui Melalui
90
PLPG adalah efektif karena materi yang diberikan sudah termodulkan sehingga dapat diulang-ulang untuk dipelajari dan dengan PLPG dapat memotivasi para guru untuk melakukan pembelajaran yang aktif dalam kelas dengan menerapkan pendekatan-pendekatan yang sudah diajarkan dalam keguatan PLPG.120 9.
Muhammad Yusuf, S.Pd.I menjelaskan bahwa assesment/penilaian sertifikasi yang diberikan LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta melalui kegiatan PLPG adalah efektif karena guru mendapat tambahan materi yang sangat banyak sehingga dapat membantu guru dalam infentarisasi materi atau bahan ajar yang digunakan sebagai acuan dalam mengajar serta dapat meningkatkan etos kerja guru dalam mengabdikan diri untuk mendidik peserta didik.121
10. Mahfud, S.Pd.I menjelaskan bahwa assesment/penilaian sertifikasi yang diberikan LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta melalui kegiatan PLPG adalah kurang efektif karena dalam pelaksanaan PLPG materimateri yang disampaikan guru baru sebatas tahu dan paham belum sampai pada tahap bisa benar apalagi profesional, terutama tentang pembuatan PTK dan pembelajaran dengan pendekatan PAIKEM.122 11. Isna Roseda Kusumo, S.Pd.I menjelaskan bahwa assesment/penilaian sertifikasi yang diberikan LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta
120
Masrukah, Wawancara Tentang Efektifitas Assesment Sertifikasi Guru Melalui Kegiatan PLPG, Mejobo: MI Imaduddin, 25 Juni 2014, Pukul. 10.16 WIB. 121 M Yusuf, Wawancara Tentang Efektifitas Assesment Sertifikasi Guru Melalui Kegiatan PLPG, Mejobo: MI Miftahut Tholibin, 25 Juni 2014, Pukul. 10.04 WIB. 122 Mahfud, Wawancara Tentang Efektifitas Assesment Sertifikasi Guru Melalui Kegiatan PLPG, Mejobo: MI Islamiyah, 20 Agustus 2014, Pukul. 06.58 WIB.
90
91
melalui kegiatan PLPG adalah kurang efektif karena keterbatasan waktu yang di sediakan dalam pelaksanaan PLPG menjadikan materi yang diberikan kurang mendalam betul sehingga penguasaan guru pun belum maksimal yang mempengaruhi penerapan di lapangan sehari-hari kurang maksimal juga.123 12. Nor Rohmah, S.Pd.I menjelaskan bahwa assesment/penilaian sertifikasi yang diberikan LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta melalui kegiatan PLPG adalah efektif karena materi yang diberikan sangat sesuai sehingga para guru dapat mandapatkan tambahan ilmu dan materi yang dapat diterapkan para guru dalam mengajar di kelas sehari-hari.124 Menurut 12 guru kelas MI kecamatan Mejobo yang mengikuti assesment/penilaian sertifikasi guru kelas MI melalui PLPG kuota tambahan tahun 2013 di LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta menjelaskan sebenarnya assesment/penilaian sertifikasi guru kelas MI melalui PLPG sudah baik, karena banyak guru yang pada awal datangnya terlihat pasif, namun setelah mendapatkan materi dan seringnya berdiskusi dengan kawankawan guru dari daerah lain menjadi aktif dan kreatif pada waktu tampil Peer teaching workshop/latihan maupun praktik. Selain itu penilaian dalam kegiatan PLPG juga sudah mencakup berbagai aspek peilaian baik yang bersifat akademik maupun pedagogik dan meniali aspek kompetensi guru
123
Isna Roseda Kusumo, Wawancara Tentang Efektifitas Assesment Sertifikasi Guru Melalui Kegiatan PLPG, Mejobo: MI Islamiyah, 20 Agustus 2014, Pukul. 07.11 WIB. 124 Noor Rohmah, Wawancara Tentang Efektifitas Assesment Sertifikasi Guru Melalui Kegiatan PLPG, Mejobo: MI Tarbiyatut Aulad, 24 Juni 2014, Pukul. 09.17 WIB.
91
92
juga, yang meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi profesi, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial.125 Kemudian menanggapi yang lebih efektif untuk memberikan assesment sertifikasi guru kelas Mi selain melalui PLPG, 12 guru kelas MI kecamatan Mejobo yang mengikuti assesment/penilaian sertifikasi guru kelas MI melalui PLPG kuota tambahan tahun 2013 di LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta menjawab dengan jawaban yang sama, yaitu melalui PPG (Pendidikan Profesi Guru). karena PPG proses pembelajarannya lebih lama, kurang labih dua semester atau selama satu tahun yang logikanya pendalaman materinya pun akan semakin mendalam dan maksimal, bimbingan dan pelatihan dari para dosenpun akan semakin banyak dan mendalam, sehingga para guru akan menguasai materi dengan lebih baik dan dalam praktiknyapun akan lebih sempurna/maksiamal. Selain itu penilaian yang diberikan dan dilakukan instruktur juga akan lebih kompleks dengan waktu yang lebih panjang akan memperoleh hasil penilaian yang lebih baik. Dari uraian di atas tentang pandangan guru kelas MI terhadap efektifitas assesment sertifikasi guru melalui kegiatan PLPG dapat di analisis sebagaimana penelitian yang penulis lakukan dengan wancara terhadap dua belas guru kelas MI kecamatan Mejobo yang mengikuti assesment/penilaian sertifikasi guru kelas MI melalui PLPG kuota tambahan tahun 2013 di LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta menjelaskan bahwa assesment/penilaian sertifikasi guru kelas MI melalui PLPG sudah baik, karena banyak guru yang pada awal datangnya terlihat 125
Dwi Astuti dkk, Wawancara Tentang Langkah Yang Lebik Efektif Untuk Assesment Sertifikasi Guru Kelas MI Selain Melalui PLPG, Mejobo Kudus, 23 Juni – 21 Agustus 2014.
92
93
pasif kemudian menjadi aktif dan kreatif pada waktu tampil Peer teaching workshop/latihan maupun praktik. Selain itu penilaian dalam kegiatan PLPG juga sudah mencakup berbagai aspek peilaian baik yang bersifat pedagogik dan meniali aspek kompetensi guru juga, meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi profesi, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial.126 Pandangan guru ini berdasarkan pengalaman riil yang diterima selama mengikuti kegiatan PLPG di LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta yang memang memberikan assesment/penilaian sesuai dengan ketentuan yang telah di berikan oleh pemerintah melalui Kemendikbud Republik Indonesia. Dari hasil wawancara dengan dua belas guru, delapan guru menjelaskan bahwa assesment/penilaian sertifikasi yang diberikan LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta melalui kegiatan PLPG adalah efektif, dengan penjelasan sebagai berikut:
1).
Penilaian
sertifikasi
melalui
PLPG
dapat
meningkatkan
profesionalisme guru dan para guru dapat lebih memahami dan menguasai cara pembelajaran dengan baik, serta dapat membuat RPP serta PTK dengan benar;127 2). Dari materi-materi yang diberikan sangat membantu dalam menyelenggarakan pembelajaran di sekolah sehari-hari;128 3). Guru dapat menggunakna bahan ajar dengan benar dan melakukan pembelajaran dengan bahan ajar yang sesuai;129 4) Guru dapat membuat RPP walaupun belum sempurna dan dapat melakukan
126
Dwi Astuti dkk, Wawancara Tentang Langkah Yang Lebik Efektif Untuk Assesment Sertifikasi Guru Kelas MI Selain Melalui PLPG, Mejobo Kudus, 23 Juni – 21 Agustus 2014. 127 Dwi Astuti, Wawancara Tentang Efektifitas Assesment Sertifikasi Guru Melalui Kegiatan PLPG, Mejobo: MI Suryawiyyah, 26 Juni 2014, Pukul. 09.10 WIB. 128 Sami‟an, Wawancara Tentang Efektifitas Assesment Sertifikasi Guru Melalui Kegiatan PLPG, Mejobo: MI Nurul Huda, 23 Juni 2014, Pukul. 11.01 WIB. 129 Noor Khamnah, Wawancara Tentang Efektifitas Assesment Sertifikasi Guru Melalui Kegiatan PLPG, Mejobo: MI Nurul Huda, 21 Agustus 2014, Pukul. 12.13 WIB.
93
94
pembelajaran dengan pendekatan PAIKEM secara baik;130 5). Apa yang disampaikan sesuai dengan harapan guru, yaitu bisa melakukan pembelajaran dengan baik dan menggunakan bahan ajar yang sesuai serta dapat menggunakan metode dan pendekatan yang benar;131 6). Materi yang diberikan sudah termodulkan sehingga dapat diulang-ulang untuk dipelajari dan dengan PLPG dapat memotivasi para guru untuk melakukan pembelajaran yang aktif dalam kelas dengan menerapkan pendekatan-pendekatan yang sudah diajarkan dalam kegiatan PLPG;132 7). Guru mendapat
tambahan materi yang sangat banyak
sehingga dapat membantu guru dalam infentarisasi materi atau bahan ajar yang digunakan sebagai acuan dalam mengajar serta dapat meningkatkan etos kerja guru dalam mengabdikan diri untuk mendidik peserta didik;133 8). Materi yang diberikan sangat sesuai sehingga para guru dapat mandapatkan tambahan ilmu dan materi yang dapat diterapkan para guru dalam mengajar di kelas sehari-hari. 134 Sedangkan
empat
guru
lainnya
memberikan
keterangan
bahwa
assesment/penilaian sertifikasi yang diberikan LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta melalui kegiatan PLPG adalah kurang efektif, dengan penjelasan sebagai berikut: 1). waktunya yang sangat singkat sedangkan para guru harus menguasai dengan benar materi-materi yang disampaiakan para dosen/instruktur,
130
Yuli Kimyatin, Wawancara Tentang Efektifitas Assesment Sertifikasi Guru Melalui Kegiatan PLPG, Mejobo: MI Wasilatut Taqwa, 21 Agustus 2014, Pukul. 12.12 WIB. 131 Noor Hasanah, Wawancara Tentang Efektifitas Assesment Sertifikasi Guru Melalui Kegiatan PLPG, Mejobo: MI Imaduddin, 24 Juni 2014, Pukul. 08.52 WIB. 132 Masrukah, Wawancara Tentang Efektifitas Assesment Sertifikasi Guru Melalui Kegiatan PLPG, Mejobo: MI Imaduddin, 25 Juni 2014, Pukul. 10.16 WIB. 133 M Yusuf, Wawancara Tentang Efektifitas Assesment Sertifikasi Guru Melalui Kegiatan PLPG, Mejobo: MI Miftahut Tholibin, 25 Juni 2014, Pukul. 10.04 WIB. 134 Noor Rohmah, Wawancara Tentang Efektifitas Assesment Sertifikasi Guru Melalui Kegiatan PLPG, Mejobo: MI Tarbiyatut Aulad, 24 Juni 2014, Pukul. 09.17 WIB.
94
95
menjadikan penguasaan materi para guru kurang maksimal;135 2). Masih ada beberapa guru yang belum bisa membuat PTK dan kebingungan membuat RPP;136 3). Pelaksanaan PLPG materi-materi yang disampaikan guru baru sebatas tahu dan paham belum sampai pada tahap bisa benar apalagi profesional, terutama tentang pembuatan PTK dan pembelajaran dengan pendekatan PAIKEM;137 4). Keterbatasan waktu yang di sediakan dalam pelaksanaan PLPG menjadikan materi yang diberikan kurang mendalam betul sehingga penguasaan guru pun belum maksimal yang mempengaruhi penerapan di lapangan sehari-hari kurang maksimal juga.138 Secara umum dari penelitian yang penulis lakukan melalui wawancara, pengamatan dan dokumentasi terjelaskan bahwa assesment sertifikasi guru melalui PLPG pada guru kelas MI se Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus kuota tambahan tahun 2013 lebih tinggi nilai efektifitasnya dibandingkan nilai kurangnya. Setidaknya dengan kegiatan PLPG, para guru dapat meningkatkan kompetensinya, terbangun mental positifnya dalam melaksanakan pembelajaran dengan meresapi bahwa profesi itu adalah suatu amanah untuk dipenuhi sehingga dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran akan melakukannya dengan sepenuh hati.
135
Anik Furianti, Wawancara Tentang Efektifitas Assesment Sertifikasi Guru Melalui Kegiatan PLPG, Mejobo: MI Suryawiyyah, 21 Agustus 2014, Pukul. 12.15 WIB. 136 Sri Mulyani, Wawancara Tentang Efektifitas Assesment Sertifikasi Guru Melalui Kegiatan PLPG, Mejobo: MI Wasilatut Taqwa, 21 Agustus 2014, Pukul. 12.00 WIB. 137 Mahfud, Wawancara Tentang Efektifitas Assesment Sertifikasi Guru Melalui Kegiatan PLPG, Mejobo: MI Islamiyah, 20 Agustus 2014, Pukul. 06.58 WIB. 138 Isna Roseda Kusumo, Wawancara Tentang Efektifitas Assesment Sertifikasi Guru Melalui Kegiatan PLPG, Mejobo: MI Islamiyah, 20 Agustus 2014, Pukul. 07.11 WIB.
95
96
D. Kurang Efektivnya Assesment Sertifikasi Guru Kelas MI Melalui PLPG Dari hasil penelitian dilapangan baik secara observasi maupun wawancara yang penulis lakukan mengenai efektivitas assesment sertifikasi guru kelas MI melalui PLPG pada guru kelas MI se Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus yang telah mengikuti PLPG kuota tambahan tahun 2013 di LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta sebenarnya dapat disimpulkan efektif. Kekurang efektivan assesment sertifikasi guru kelas MI melalui PLPG pada guru kelas MI Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus yang telah mengikuti PLPG kuota tambahan tahun 2013 di LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta bila dicermati dari hasil observasi, dokumentasi dan wawancara sebenarnya hanya terkendala pada sisi teknis waktu pelaksanaan PLPG yang singkat dan penyampaian materi yang singkat juga karena faktor waktu, sehingga berimbas pada kedalaman dan kefahaman para guru terhadap materi yang diberikan oleh para instruktur, apalagi penyampaian materimateri yang di sampaikan sangatlah singkat membuat guru bingung dan kurang mengerti dengan benar apa yang dijelaskan. Hal ini juga di pengaruhi faktor dimana guru kelas MI pada umumnya jarang mau untuk membaca buku,
modul
atau
semacamnya
yag
berkaitan
dengan
pendidikan/pembelajaran sehingga dapat menjadi penambah rentetan kendala untuk mendukung keberhasilan penyampaian materi yang sangat singkat. Hal ini juga menjadi salah satu permasalahan yang mempengaruhi keefektivan PLPG sebagai assesment sertifikasi guru kelas MI.
96
97
Guru yang terbiasa tidak memiliki budaya membaca dan berlatih problem solving dalam kelas, atau cenderung pasif dengan perkembangan pembelajaran menjadi permasalahan juga dalam mencapai keefektivan penyampaian materi PTK dan Peer Teaching dalam pelaksanaan kegiaatan PLPG sebagai assesment sertifikasi guru. Kemudian hasil observasi dan wawancara di lapangan/Satminkal para guru mengajar kekurang efektivan assesment serifikasi guru kelas MI melalui PLPG dikarenakan belum terpenuhinya faktor fasilitas penunjang implementasi materi yang didapat dari PLPG, misalnya: perangkat proyektor, audio yang memadahi, dan fasilitas lain. Selain itu juga faktor sarana prasarana yang urgen seperti buku kurikulum 2013, baik buku pembelajaran siswa maupun buku guru belum terdistribusikan sampai penelelitian ini penulis lakukan, padahal buku-buku itu merupakan salah satu bahan ajar pokok dalam proses pembelajaran, yang juga menghambat juga bagi para guru untuk menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan di realisasikan dalam prosess belajar mengajar sehingga ilmu pembuatan RPP maupun pembuatan LKS mandiri dari kegiatan PLPG belum dapat terealisasikan dengan maksimal. Faktor biaya yang digunakan untuk memenuhi segala kebutuhan persiapan seperti alat peraga tetap maupun habis pakai dan kebutuhan praktik pembelajaran sebagai penunjang ketercapaian tujuan pembelajaran yang dirumuskan belum teralokasikan dan terpenuhi. Ataupun kalau toh ada biaya yang tersedia dan yang dimiliki oleh para guru sangat minim, karena tunjangan profesi yang belum juga diterima para guru
97
98
tersertifikasi tahun 2013 hingga sampai penelitian ini selesai dilakukan. Para guru hanya menggunakan sebagian gaji mereka yang tidak seberapa untuk memenuhi kebutuhan perlengkapan pembelajaran dikelas yang dapat dijangkaunya, sehingga para guru belum dapat berbuat banyak untuk menyiapkan kebutuhan perlengkapan dan media pembelajaran secara maksimal. Dari pemaparan diatas dapat penulis simpulkan dalam pembahasan ini bahwa “Assesment Sertifikasi Guru Kelas MI Melalui PLPG Pada Guru Kelas MI Se Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus Yang Telah Mengikuti PLPG di LPTK Rayon 232 IAIN Surakarta Kuota Tambahan Tahun 2013” sebenarnya dapat dikatakan efektiv. Efektivitas ini dapat dilihat pada peningkatan, kepribadiannya (disiplin, rasa tanggung jawab, mengajar dengan tulus), sosialnya (aktif diberbagai kegiatan kemasyarakatan dan kegiatan sekolah), dan pedagogig para guru serta profesionalitasnya dalam menjalankan tugas sebagai pendidik di sekolah masing-masing. Dan yang sebelum mengikuti PLPG pembelajarannya pasif setelah mengikuti PLPG sudah dapat melaksanakan pembelajaran dengan active learning dengan segala keterbatasan da banyak kendala-kendala yang dihadapi para guru dalam mengimplementasikan materi yang diterima melalui kegiatan PLPG sebagai assesment sertifikasi guru. Walaupun
juga, apapun alasannya
memang semuanya masih dalam prosentase kurang efektif bila ditinjau dari harapan dan tujuan diselenggarakannya kegiatan PLPG sebagai assesment sertifikasi guru.
98
99
BAB V PENUTUP
A. Simpulan Berdasarkan uraian dalam data yang telah dibahas pada bab tiga dan empat, maka penulis dapat menyimpulkan hasil penelitian yang penulis lakukan sebagai berikut :
1. Proses dan intstrumen assesment sertifikasi guru kelas MI melalui PLPG pada guru kelas MI se Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus yang telah mengikuti PLPG di LPTK Rayon 232 IAIN Surakarta kuota tambahan tahun 2013 sudah terlaksanakan dengan baik dan sesuai dengan peraturan pemerintah serta rambu-rambu pelaksanaan PLPG yang diberikan oleh pemerintah melalui Kemendikbud Republik Indonesia.. 2. Pandangan guru kelas MI Se Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus yang telah mengikuti PLPG LPTK Rayon 232 IAIN Surakarta kuota tambahan tahun 2013 terhadap assesment sertifikasi guru kelas MI melalui PLPG adalah sudah baik, karena banyak guru yang pada awal datangnya terlihat pasif kemudian menjadi aktif dan kreatif pada waktu tampil Peer teaching latihan maupun praktik. Selain itu penilaian dalam kegiatan PLPG juga sudah mencakup berbagai aspek peilaian, meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi profesi, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. 3. Ketercapaian assesment sertifikasi guru melalui kegiatan PLPG adalah dapat meningkatkan motivasi para guru dalam mengajar, membangun 99 99
100
mental positif para guru dalam melaksanakan pembelajaran, meningkatkan kompetensi guru, guru terdidik melaksanakan tugas dengan sepenuh hati, dan guru dapat melaksanakn pembelajaran aktif. 4. Kurang efektifnya assesment sertifikasi guru melalui kegiatan PLPG di LPTK Rayon 232 IAIN Surakarta kuota tambahan tahun 2013 adalah terkendala pada sisi teknis waktu pelaksanaan PLPG yang singkat sehingga berimbas pada kedalaman pemahaman guru terhadap materi yang diberikan, kemudian di lapangan/Satminkal para guru mengajar faktor terpenuhinya fasilitas, sarana prasarana dan biaya yang digunakan sebagai penunjang ketercapaian tujuan pembelajaran yang dirumuskan belum terpenuhi, distribusi buku kurikulum 2013 sebagai salah satu bahan ajar pokok proses pembelajaran belum terdistribusikan sampai penelelitian ini penulis lakukan. Selain itu unsur biaya yang tersedia dan yang dimiliki oleh para guru sangat minim, sehingga belum dapat berbuat banyak untuk menyiapkan kebutuhan perlengkapan dan media pembelajaran secara maksimal.
B. Saran Adapun saran-saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut :
1. LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta, dalam melaksanakan assesment sertifikasi melalui PLPG hendaknya lebih diperbaiki dan disempurkan pada pengemasan penyampaian semua materi yang lebih mudah dipahami,
100
101
sehingga assesment yang diberikan dapat terlaksana dengan maksimal dan out put nya pun akan menjadi lebih baik . 2. Para guru hendaknya lebih kreatif mengembangkan ilmu atau materi yang telah diterima dari kegiatan PLPG tidak terlalu memiliki rasa ketergantungan dengan kegiatan-kegiatan formal yang diselenggarakan pemerintah maupun organisasi profesi. 3. Pemerintah seyogyanya memfasilitasi tindak lanjut dari pasca kegiatan PLPG guru dan mengadakan ful-up terhadap para guru yag telah mengikuti asessment sertifikasi guru melalui PLPG, agar ilmu yang diterima dapat lebih berkembang dan profesionalitas guru semakin meningkat sehingg hasil pembelajaran akan tercapai secara maksimal.
101
102
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, Pius. Kamus Ilmiah. Surabaya: Arkola, 2008. An-Nawawi, Abdurrahim. Pendidikan Islam di Rumah. Sekolah dan Masyarakat. terj. Sihabuddin. Jakarta: Gema Insani Press, 1995. Arifin, Nur. Modul Pelatihan Peningkatan Kinerja Guru Kelas MI Dalam Pengaplikasian Kurikulum 2013. Kudus: Kemenag Kab. Kudus, 2013. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: Rineka Cipta, 2002. Azra, Azumardi. Paradigma Baru Pendidikan Nasional (Rekontruksi dan Demokratisasi). Jakarta : Buku Kompas, 2002. Depdiknas. Buku I Pedoman Teknis Pelaksanaan Sertifikasi. Jakarta: Depdiknas, 2009. Ditjen Dikdasmen. Direktorat Tenaga Kependidikan. Data Statistik Hasil Seleksi calon Guru Sertifikasi. Jakarta: Depdiknas, 2009. Effendy, Uchjana. Onong. Kamus Komunikasi. Bandung: Mandar Maju, 1989. Endarmoko, Eko. Tesaurus Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia, 2007. Gutomo, Cahyo. Dampak Sertifikasi Guru Dalam Meningkatkan Profesionalitas Guru PAI di MA dan MTs Ali Maksum. Yogyakarta: Tesis. UIN Sunankalijaga, 2009. Huda, M. Khozinul. Peranan sertifikasi Guru terhadap Peningkatan Etos Kerja Guru PAI (Studi kasus terhadap guru PAI MTs N Yogyakarta 1). Yogyakarta: UIN Sunan kalijaga, 2011. Jalal, Faisal dan Supriyadi. Dedi. Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah. Yogyakarta: Adicita, 2001. Karomah, Usriyati Siti. Peran Guru Tersertifikasi Terhadap Prestasi Belajar Siswa di SDN 1 Gadingharjo. Sanden. Bantul. Yogyakarta” Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2010. Mahmudi. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Semarang: Universitas Diponegoro, 2010. Mahanani, Ayustin. Buku Pintar PLPG (Pendidikan dan Latihan Profesi Guru). Yogyakarta: Araska, 2011.
102
103
Mastuhu. Menata Ulang Pemikiran Sistem Pendidikan Nasional Dalam abad 21. Yogyakarta: UII Pers, 2004. Mulyasa, E. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002. _________. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Suatu Panduan Praktis. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007. _________. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2012. Muhajir, Noeng. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996. Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. 2010. Muslich, Masnur. Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik. Jakarta: Bumi Aksara, 2007. Panitia Sertifikasi Guru LPTK Rayon 232 IAIN Surakarta. Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Kelompok Guru Kelas MI. Surakarta: FITK IAIN Surakarta, 2013. Pemerintah Republik Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi, 2005. Peraturan pemerintah No.74/2008 Tentang Guru. Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi, 2008. Poerwadarminta, W.J.S. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1976. Pornomo, Eddy dkk. Assesment Pembelajaran. Bandar Lampung: Universitas Lampung press, 2012. Rahayu, Sri. Kontribusi Kompetensi Kepribadian Guru PAI dalam Pengembangan Moral Siswa di MIM Karang Manis Juwiring Klaten. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2008. Salinan Lampiran Permendiknas NO.35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. 1 Desember 2010. Sudjana, Nana. Prosedur Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001.
103
104
Sularno. Efektifitas Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa di SMA UII Yogyakarta. Yogyakarta: Tesis PPS UIN Yogyakarta, 2009 Sumiyati. Kebijakan Sertifikasi Guru dan Peranannya Terhadap profesionalitas Guru di SMP N 1 Bangko-Rokan Hilir Riau. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga. Skripsi, 2009. Surya, M. Aspirasi Peningkatan Kemampuan Profesional dan Kesejahteraan Guru. dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. No. 021 Tahun ke 5 Januari 2000. Susanto. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Unpad Press, 2004. Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosda Karya, 1994. Undang-undang Guru dan Dosen. Jakarta: Sinar Grafika, 2008. Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 Pasal 10. Yamin, Martinis. Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia. Malang: IKIP Malang, 2006. Zamroni, Paradigma Pendidikan Masa Depan, Yogyakarta: Adipura, 2000.
104
105
Lampiran 1 JADWAL KEGIATAN PLPG LPTK RAYON 232 FITK
IAIN SURAKARTA139 TEMPAT: HOTEL LOJI SOLO NO
HARI/TGL
WAKTU
1
Ahad
12.00 - 14.15
Registrasi Peserta/Check-in
14.15 - 15.30
Pembukaan Diklat
15.30 - 16.00
Ishol
16.00 - 17.40
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru
17.40 - 19.00
Ishoma
19.00 - 20.40
2
Senin
MATERI
KELAS MI 1
KELAS MI 2
KELAS MI 3
KELAS MI 4
Panitia
Panitia
Panitia
Panitia
Hafidah
Fauzi M.
Muh. Munadi
Usman AB
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru
Hafidah
Fauzi M.
Muh. Munadi
Usman AB
07.00 - 08.40
Pengenalan Kurikulum 2013
Hafidah
Fauzi M.
Muh. Munadi
Usman AB
08.40 - 10.20
Pengenalan Kurikulum 2013
Hafidah
Fauzi M.
Muh. Munadi
Usman AB
10.20 - 10.30
Istirahat
10.30 - 12.10
Pendalaman Materi Bidang Studi
Suprapti
Subar Junanto
Hardi
Purwanto
12.10 - 13.10
Ishoma
13.10 - 14.50
Pendalaman Materi Bidang Studi
Suprapti
Subar Junanto
Hardi
Purwanto
14.50 - 15.20
Istirahat
15.20 - 17.00
Pendalaman Materi Bidang Studi
Moh. Bisri
Subar Junanto
Hardi
Purwanto
17.00 - 18.30
Ishoma
139
Imam Makruf (Wakil Ketua LPTK Rayon 232), Dokumentasi Tentang Jadwal Pelaksanaan PLPG Kuota Tambahan Tahun 2013, Surakarta: 10 Juni 2014, Pukul. 13.10 WIB.
105
106
18.30 - 20.10
Pendalaman Materi Bidang Studi
Moh. Bisri
Budiasih
Subar Junanto
Hafidah
20.10 - 21.00
Tindak Lanjut Pendalaman Materi Bidang Studi
Mandiri
Mandiri
Mandiri
Mandiri
07.00 - 08.40
Pendalaman Materi Bidang Studi
Moh. Bisri
Lilik Untari
Subar Junanto
Abd. Faishol
08.40 - 10.20
Pendalaman Materi Bidang Studi
Muh. Munadi
Moh. Bisri
Subar Junanto
Hardi
10.20 - 10.30
Istirahat
10.30 - 12.10
Pendalaman Materi Bidang Studi
Muh. Munadi
Moh. Bisri
Abd. Faishol
Hardi
12.10 - 13.10
Ishoma
13.10 - 14.50
Pendalaman Materi Bidang Studi
Muh. Munadi
Moh. Bisri
Abd. Faishol
Hardi
14.50 - 15.20
Ishol
15.20 - 17.00
Pendekatan Scientific dan Model Pembelajaran PAIKEM (Workshop)
Imam Makruf
Sukirman
Woro R.
Fauzi M
17.00 - 18.30
Ishoma
18.30 - 20.10
Pendekatan Scientific dan Model Pembelajaran PAIKEM (Workshop)
Imam Makruf
Sukirman
Woro R.
Fauzi M
07.00 - 08.40
Pendekatan Scientific dan Model Pembelajaran PAIKEM (Workshop)
Imam Makruf
Sukirman
Woro R.
Fauzi M
08.40 - 10.20
Pendekatan Scientific dan Model Pembelajaran PAIKEM (Workshop)
Imam Makruf
Sukirman
Woro R.
Fauzi M
10.20 - 10.30
Istirahat
10.30 - 12.10
Penelitian Tindakan Kelas
Hery Setiyatna
Hafidah
Fety Ernawati
Lilik Untari
12.10 - 13.10
Ishoma
3 Selasa
4
Rabu
106
107
5
6
13.10 - 14.50
Penelitian Tindakan Kelas
Hery Setiyatna
Hafidah
Fety Ernawati
Lilik Untari
14.50 - 15.20
Ishol
15.20 - 17.00
Penelitian Tindakan Kelas
Hery Setiyatna
Hafidah
Fety Ernawati
Lilik Untari
17.00 - 18.30
Ishoma
18.30 - 20.10
Penelitian Tindakan Kelas
Hery Setiyatna
Hafidah
Fety Ernawati
Lilik Untari
07.00 - 08.40
Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis TIK (Workshop)
Subar Junanto
Suyatman
Fajar shodik
Budiasih
08.40 - 10.20
Praktik Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis TIK (Workshop)
Subar Junanto
Suyatman
Fajar shodik
Budiasih
10.20 - 10.30
Istirahat
10.30 - 12.10
Praktik Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis TIK
Subar Junanto
Suyatman
Fajar shodik
Budiasih
12.10 - 13.10
Ishoma
13.10 - 14.50
Pengembangan dan Pengemasan Bahan Ajar (Workshop)
Subar Junanto
Suyatman
Fajar shodik
Budiasih
14.50 - 15.20
Ishol
15.20 - 17.00
Praktik Pengembangan dan Pengemasan Bahan Ajar (Workshop)
Subar Junanto
Suyatman
Fajar shodik
Budiasih
17.00 - 18.30
Ishoma
18.30 - 20.10
Tindak Lanjut Pengembangan dan Pengemasan Bahan Ajar (Workshop)
Mandiri
Mandiri
Mandiri
Mandiri
07.00 - 08.40
Pengembangan Instrumen Penilaian (Workshop)
Imroatus S.
Giyoto
Suprapti
Subar Junanto
08.40 - 10.20
Praktik Pengembangan Instrumen Penilaian (Workshop)
Imroatus S.
Giyoto
Suprapti
Subar Junanto
Kamis
Jum'at
107
108
7
8
Sabtu
Ahad
10.20 - 10.30
Istirahat
10.30 - 12.10
Praktik Pengembangan Instrumen Penilaian (Workshop)
12.10 - 13.10
Ishoma
13.10 - 14.50
Pengembangan RPP (Workshop)
14.50 - 15.20
Ishol
15.20 - 17.00
Praktik Pengembangan RPP (Workshop)
17.00 - 18.30
Ishoma
18.30 - 20.10
Imroatus S.
Giyoto
Suprapti
Subar Junanto
Giyoto
Imroatus S.
Subar Junanto
Rohmat
Giyoto
Imroatus S.
Subar Junanto
Rohmat
Praktik Pengembangan RPP (Workshop)
Giyoto
Imroatus S.
Subar Junanto
Rohmat
07.00 - 08.40
Persiapan Peer Teaching
Mandiri
Mandiri
Mandiri
Mandiri
08.40 - 10.20
Peer Teaching
Aminudi n
Rohmat
Subandji
Baidi
10.20 - 10.30
Istirahat
10.30 - 12.10
Peer Teaching
Suprapti
Rohmat
Subandji
Baidi
12.10 - 13.10
Ishoma
13.10 - 14.50
Peer Teaching
Suprapti
Rohmat
Subandji
Baidi
14.50 - 15.20
Ishol
15.20 - 17.00
Peer Teaching
Suprapti
Rohmat
Subandji
Baidi
17.00 - 18.30
Ishoma
18.30 - 20.10
Tindak Lanjut Peer Teaching
Suprapti
Mandiri
Mandiri
Mandiri
07.00 - 08.40
Peer Teaching (Ujian Praktik)
Muh. Mahbub
Fauzi M.
Aminudin
Khuriyah
Rohmat
Fety Ernawati
Lilik Untari
Purwanto
Hafidah
Subandji
Saiful Isl
Rochmat B
Muh. Mahbub
Fauzi M.
Suprapti
Khuriyah
08.40 - 10.20
Peer Teaching (Ujian Praktik)
108
109
9
Senin
10.20 - 10.30
Istirahat
10.30 - 12.10
Peer Teaching (Ujian Praktik)
12.10 - 13.00
Ishoma
13.00 - 14.40
Peer Teaching (Ujian Praktik)
Rohmat
Fety Ernawati
Lilik Untari
Purwanto
Hafidah
Subandji
Saiful Islam
Rochmat Budi S
Muh. Mahbub
Fauzi M.
Aminudin
Khuriyah
Rohmat
Fety Ernawati
Lilik Untari
Purwanto
Hafidah
Subandji
Saiful Islam
Rochmat Budi S
Muh. Mahbub
Fauzi M.
Aminudin
Khuriyah
Rohmat
Fety Ernawati
Lilik Untari
Purwanto
Hafidah
Subandji
Saiful Islam
Rochmat Budi S
Mandiri
Mandiri
Mandiri
Mandiri
14.40 - 15.30
Ishol
15.30 - 17.10
Persiapan ujian tulis
17.10 - 18.30
Ishoma
18.30 - 20.10
Ujian Tulis Lokal
Pengawa s
Pengawas
Pengawas
Pengawas
07.00 - 09.00
Ujian Tulis Nasional
Pengawa s
Pengawas
Pengawas
Pengawas
09.00 - 09.30
Istirahat
09.30 - 10.00
Penutupan Diklat
Panitia
Panitia
Panitia
Panitia
10.00 - 11.00
Check-out
109
110
Lampiran 2 RAMBU-RAMBU STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) SD/MI/SDLB140
No Materi A UMUM Kebijakan Pengembangan Profesi Guru
Teori
Praktik
3
-
Keterangan 1.
Peningkatan kompetensi,
penilaian
kinerja, pengembangan karier, perlindungan dan penghargaan. 2.
B
POKOK
1
Pendalaman materi mata pelajaran yang belum dikuasai oleh sebagian besar guru (Matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia, PKn) Model-model Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM), pemanfaatan media, dan prinsipprinsip asesmen/evaluasi serta pemanfaatannya, disesuaikan dengan karakteristik perkembangan peserta didik. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan penulisan karya ilmiah lainnya
2
3
C. 2
WORKSHOP Pengembangan dan pengemasan perangkat pembelajaran
Etika profesi
25
-
Strategi pembelajaran dilengkapi dengan tugas mandiri
10
-
Terkait dengan pemahaman konsep, model dan contohcontoh penerapannya sesuai dengan materi yang dibahas pada B1.
4
2
Pendalaman materi PTK dan pengembangan rancangan proposal PTK (tugas mandiri)
-
22
Pengembangan dan pengemasan perangkat pembelajaran (silabus,
140
Imam Makruf (Wakil Ketua LPTK Rayon 232), Dokumentasi Tentang Rambu-rambu Struktur Kurikulum Pelaksanaan PLPG, Surakarta: 10 Juni 2014, Pukul. 13.15 WIB.
110
111
RPP, bahan ajar, LKS, media pembelajaran, dan instrumen penilaian) D
PRAKTIK PEMBELAJARAN Pelaksanaan pembelajaran (peer teaching)
20
Satu kelas (30 peserta), dibuat 3 kelompok dan dilaksanakan secara paralel
Tiap peserta tampil 2 kali @1 JP
Tampilan ke-2 merupakan ujian praktik
E 1 2
UJIAN Tulis Praktik Jumlah JP
4 46
111
*) 44
112
Lampiran 3
INSTRUMEN PENILAIAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN Nama
: ……………..…………………………….
No. Peserta
: ……………..…………………………….
Kelas
: ……………..…………………………….
Petunjuk Berilah skor pada butir-butir perencanaan pembelajaran dengan cara melingkari angka pada kolom skor (1, 2, 3, 4, 5) sesuai dengan kriteria sebagai berikut: 1 = sangat tidak baik 2 = tidak baik 3 = kurang baik 4= baik 5= sangat baik. No
Aspek yang dinilai
Skor
1.
Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran (tidak menimbulkan penafsiran ganda dan mengandung perilaku hasil belajar)
1 2 3
4 5
2.
Pemilihan materi ajar (sesuai dengan tujuan dan karakteristik peserta didik)
1 2 3
4 5
3.
Pengorganisasian materi ajar (keruntutan, sistematika materi dan kesesuaian dengan alokasi waktu)
1 2 3
4 5
4.
Pemilihan sumber/media pembelajaran (sesuai dengan tujuan, materi, dan 1 2 3 karakteristik peserta didik)
4 5
5.
Kejelasan skenario pembelajaran (langkah-langkah kegiatan pembelajaran : awal, inti, dan penutup)
1 2 3
4 5
Kerincian skenario pembelajaran (setiap langkah tercermin strategi/metode dan alokasi waktu pada setiap tahap)
1 2 3
4 5
7.
Kesesuaian teknik dengan tujuan pembelajaran
1 2 3
4 5
8.
Kelengkapan instrumen (soal, kunci, pedoman penskoran)
1 2 3
4 5
6.
Skor Total Surakarta, Penilai, (……………………………)
112
2013
113
NIP. Lampiran 4
INSTRUMEN PENILAIAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (PEER TEACHING)
Nama
: ……………..…………………………….
No. Peserta
: ……………..…………………………….
Kelas
: ……………..…………………………….
Petunjuk Berilah skor pada butir-butir pelaksanaan pembelajaran dengan cara melingkari angka pada kolom skor (1, 2, 3, 4, 5) sesuai dengan kriteria sebagai berikut. 1 = sangat tidak baik 2 = tidak baik 4 = baik
NO
3 = kurang baik
5 = sangat baik
INDIKATOR/ASPEK YANG DINILAI/DIAMATI
SKOR
I
PRAPEMBELAJARAN
1.
Mempersiapkan siswa untuk belajar
1
2
3 4
5
2.
Melakukan kegiatan apersepsi
1
2
3 4
5
II
KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A.
Penguasaan materi pelajaran
3.
Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran
1
2
3 4
5
4.
Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan
1
2
3 4
5
5.
Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hierarki belajar dan karakteristik siswa
1
2
3 4
5
6.
Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
1
2
3 4
5
B.
Pendekatan/strategi pembelajaran
113
114
NO
INDIKATOR/ASPEK YANG DINILAI/DIAMATI
SKOR
7.
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan karakaterstik siswa
1
2
3 4
5
8.
Melaksanakan pembelajaran secara runtut
1
2
3 4
5
9.
Menguasai kelas
1
2
3 4
5
10.
Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual
1
2
3 4
5
11.
Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif
1
2
3 4
5
12.
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan 1
2
3 4
5
C.
Pemanfaatan sumber belajar /media pembelajaran
13.
Menggunakan media secara efektif dan efisien
1
2
3 4
5
14.
Menghasilkan pesan yang menarik
1
2
3 4
5
15.
Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
1
2
3 4
5
D.
Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa
16.
Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
1
2
3 4
5
17.
Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa
1
2
3 4
5
18.
Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar
1
2
3 4
5
E.
Penilaian proses dan hasil belajar
19.
Memantau kemajuan belajar selama proses
1
2
3 4
5
20.
Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan)
1
2
3 4
5
F.
Penggunaan bahasa
21.
Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar
1
2
3 4
5
22.
Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai
1
2
3 4
5
III
PENUTUP
23.
Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa
1
2
3 4
5
24.
Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau 1 tugas sebagai bagian remidi/pengayaan
2
3 4
5
Total Skor
114
115
Dengan ini saya menyatakan bahwa penilaian yang saya lakukan sesuai dengan kondisi peserta yang sebenarnya, dan apabila di kemudian hari ternyata pernyataan saya tidak benar, saya bersedia mempertanggungjawabkannya. Surakarta,
2013
Penilai,
(…………………………………………….) NIP.
115
116
Lampiran 5
INSTRUMEN PENILAIAN PROSES WORKSHOP
Nama Peserta
: …………………………………….
Kelompok
:…………………………………….
No.
Skor
Aspek yang dinilai
Instruktur 1
1.
Tanggung jawab (sanggup menyelesaikan tugas sesuai dengan ketentuan, misal: melaksanakan pembelajaran dengan baik dan sesuai jadwal)
2.
Kemandirian (tidak tergantung pada teman lainnya)
3.
4.
5.
6
7.
8.
Kejujuran (menyampaikan sesuatu apa adanya, misal: tidak mengaku buatannya, bila dia memang tidak membuat produk itu) Kedisiplinan (kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku, misal mulai dan mengakhiri kegiatan pembelajaran sesuai dengan jadwal) Etos kerja (komitmen dan semangat dalam melaksanakan tugas, misal yang memiliki etos kerja tinggi, bersemangat melaksanakan dan mentaati kaidah-kaidah dalam tugas) Inovasi dan Kreativitas (kemampuan dan kemauan untuk mengadakan pembaharuan melalui olah pikirnya, misal selalu berusaha menggunakan alam sekitar dan bahanbahan yang ada di sekitarnya dalam proses pembelajaran di kelas) Kemampuan berkomunikasi (dapat menyampaikan ideidenya dengan bahasa yang baik dan dapat dipahami oleh sasaran, misal: dalam keseharian dapat berkomunikasi secara baik dengan sejawat) Kemampan bekerjasama SKOR TOTAL
Instruktur 2
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
.....................
Surakarta, Penilai/Instruktur 1
Penilai/Instruktur 2
_____________________
_____________________
116
.....................
2013
117
Lampiran 6 INSTRUMEN PENILAIAN PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS Nama Peserta No. Peserta Kelas Judul No
: ……………..……………………………. : ……………..……………………………. : ……..……………………………………. : ……………………………………………
Kriteria
1
Judul
2
Pendahuluan
3
Perumusan dan Pemecahan Masalah
4 5
Tujuan Manfaat
Acuan
Skor Max
Maksimal 20 kata, spesifik, jelas menggabarkan masalah yang diteliti, tindakan untuk mengatasi masalah, hasil yang diharapkan, dan tempat penelitian a. Keberadaan masalah nyata, jelas, dan mendesak b. Penyebab masalah jelas c. Masalah dan penyebabnya diidentifikasi secara jelas a. Rumusan masalah dalam bentuk rumusan masalah PTK b. Bentuk tindakan untuk memecahkan masalah sesuai dengan masalah c. Secara jelas tampak indikator keberhasilan Sesuai dengan rumusan masalah Jelas manfaat hasil penelitiannya
5
5 5 5 5 5 5 5 5 5
a. Relevansi antara point-point yang 6
Kajian Pustaka
7
Metode Penelitian
8
Jadwal Penelitian
9
Daftar Pustaka Penggunaan Bahasa
10
Skor Hasil Penilai 1 Penilai 2
dikaji dengan permasalahan 10
b. Jelas kerangka berpikir penelitiannya a. Jelas subjek, tempat, dan waktu (setting) penelitian b. Ada perencanaan rinci langkah-langkah (skenario) PTK c. Jelas dan tepat siklus-siklusnya d. Kriteria keberhasilan Jelas jadwal penelitiannya dalam bentuk Gantt Chart (tindakan dimulai bulan Juli) Penulisan daftar pustaka sesuai ketentuan Bahasa baku SKOR TOTAL
5 10 5 5 5 5 5 100
Surakarta, Penilai/Instruktur 1
Penilai/Instruktur2
_____________________
_____________________
117
2013
118
Lampiran 7 INSTRUMEN PENILAIAN RANCANGAN BAHAN AJAR : …………………………………………... : ……………..……………………………. : ……………..…………………………….
Nama Peserta No. Peserta Kelas Petunjuk :
Berilah skor pada butir-butir rancangan bahan ajar dengan cara melingkari angka pada kolom skor (1, 2, 3, 4, 5) sesuai dengan kriteria sebagai berikut : 1 = sangat tidak baik , 2 = tidak baik, 3 = kurang baik, 4 = baik, dan 5 = sangat baik , serta memberi tanda ceklist () pada kolom “Ada” dan “Tidak ada” NO
SKOR
ASPEK YANG DINILAI
Penilai 1
Penilai 2
1
Tujuan Pembelajaran / Kompetensi yang ingin dicapai
Ada
Tida Ada
Ada
Tida Ada
2
Paparan Materi
Ada
Tida Ada
Ada
Tida Ada
3
Latihan-latihan
Ada
Tida Ada
Ada
Tida Ada
4
Kunci Jawaban
Ada
Tida Ada
Ada
Tida Ada
5
Daftar Pustaka
Ada
Tida Ada
Ada
Tida Ada
6
Format :
7
a. Kejelasan pembagian materi
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
b. Sistem penomoran jelas
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
c. Pengaturan ruang/tata letak
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
Bahasa : a.
Kebenaran tata bahasa
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
b.
Kalimat soal tidak mengandung arti ganda
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
b. Pengelompokkan dalam bagian-bagian materi
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
c. Kesesuaian dengan silabus
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
d. Kesesuaian dengan model pembelajaran kontekstual
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
c. Sifat komutatif bahasa yang digunakan 8
Isi : a.
Kebenaran materi / isi
Surakarta,
2013
Penilai/Instruktur 1
Penilai/Instruktur 2
_____________________
_____________________
118
119
Lampiran 8 INSTRUMEN PENILAIAN MEDIA PEMBELAJARAN
Nama Peserta
: ……………..…………………………….
No. Peserta
: ……………..…………………………….
Kelas
: ……………..…………………………….
Petunjuk : Berilah skor pada butir-butir penilaian media pembelajaran dengan cara melingkari angka pada kolom skor (1, 2, 3, 4, 5) sesuai dengan kriteria sebagai berikut. 1 = sangat tidak baik, 2 = tidak baik, 3 = kurang baik, 4 = baik, dan 5 = sangat baik. No
Skor
Aspek yang Dinilai
Penilai 1
1
Sesuai dengan tujuan pembelajaran
2
Sesuai dengan kemampuan guru
3
Sesuai dengan kapasitas berpikir anak
4
Sesuai dengan situasi dan kondisi
5
Kualitas alat dan teknik
6 7
Efektif dan efesien dalam penggunaan-nya Kemudan memperoleh atau membuatnya
Penilai 2
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
....................
SKOR TOTAL
Surakarta,
.....................
2013
Penilai/Instruktur 1
Penilai/Instruktur 2
_____________________
_____________________
119
120
Lampiran 9 INSTRUMEN PENILAIAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Nama Peserta
: …………………………………….
Kelompok
:…………………………………….
Petunjuk : Berilah skor pada butir-butir penilaian LKS dengan cara melingkari angka pada kolom skor (1, 2, 3, 4, 5) sesuai dengan kriteria sebagai berikut: 1 = sangat tidak baik , 2 = tidak baik, 3 = kurang baik , 4 = baik, dan 5 = sangat baik.
No
Skor
Aspek yang Dinilai
Penilai 1
Penilai 2
1
Judul, mata pelajaran, dan kelas/ semester terurai dengan jelas
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
2
Petunjuk belajar terurai dengan jelas
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
3
Kompetensi yang akan dicapai terurai dengan jelas
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
4
Indikator terurai dengan rinci
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
5
Informasi pendukung terurai dengan rinci
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
6
Adanya langkah-langkah kerja dan tugastugas
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
7
Adanya alat penilaian
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
8
Mendorong siswa menyimpulkan konsep
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
9
Kejelasan tulisan dan gambar
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
...................
SKOR TOTAL
Surakarta,
2013
Penilai/Instruktur 1
Penilai/Instruktur 2
_____________________
_____________________
120
.....................
121
Lampiran 10
INSTRUMEN PENILAIAN PERANGKAT EVALUASI Nama Peserta
: …………………………………………...
No. Peserta
: ……………..…………………………….
Kelas
:……………………………………………
Petunjuk : Berilah skor pada butir-butir perangkat evaluasi dengan cara melingkari angka pada kolom skor (1, 2, 3, 4, 5) sesuai dengan kriteria sebagai berikut: 1 = sangat tidak baik , 2 = tidak baik, 3 = kurang baik , 4 = baik, dan 5 = sangat baik. Skor No
Aspek yang dinilai
Penilai 1
Penilai 2
Format Kisi-kisi a.
Mengacu pada KI-KD
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
b.
Memuat informasi mengenai ruang lingkup dan isi
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
dari kompetensi yang akan dinilai/diujikan 1
c.
Disusun berdasarkan tujuan penilaian
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
d.
Digunakan sebagai pedoman untuk pengembangan
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
soal e.
Komponen-komponennya rinci, jelas dan mudah dipahami.
Butir Soal Pilihan Ganda
2
a.
Soal sesuai dengan indikator
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
b.
Pengecoh sudah berfungsi
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
c.
Setiap mempunyai satu jawaban yang benar
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
d.
Pokok soal dirumuskan secara jelas dan tegas
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
e.
Panjang rumusan pilihan jawaban relatif sama
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
Butir Soal Uraian
3
a.
Soal sesuai dengan indicator
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
b.
Menggunakan kata tanya atau perintah yang
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
menuntut jawaban uraian c.
Rumusan kalimat soal komunikatif
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
d.
Ada pedoman penskoran
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
121
122
e.
Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku
1
2
3
4
5
1
.....................
SKOR TOTAL
Surakarta,
2
4
....................
2013
Penilai/Instruktur 1
Penilai/Instruktur 2
_____________________
_____________________
122
3
5
123
Lampiran 11
PEDOMAN WAWANCARA BEBAS KEPADA LPTK RAYON 232 IAIN SURAKARTA SEBAGAI PELAKSANA PLPG KUOTA TAMBAHAN TAHUN 2013
I.
Petunjuk Umum Tujuan penelitian ini adalah semata-mata untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia pada umumnya. Sedangkan titik beratnya di khususkan pada peningkatan kualitas guru melalui Pendidikan dan Latihan Profesi Guru. Guru yang tersertifikasi melalui PLPG diharapkan dapat menjadi pengabdi pendidikan yang profesional dan mampu mengimplementasikan kompetensi yang dimiliki secara maksimal. Dalam mengisi wawancara tes ini anda tidak perlu ragu-ragu, karena hasilnya tidak mempengaruhi apapun pada diri anda. Jawablah dengan jujur sesuai dengan hati nurani anda. Jawablah dengan perasaan bebas, jangan menjawab apa yang sebaiknya namun jawablah sesuai dengan apa adanya. Tidak ada jawaban yang salah, jawaban anda semua benar adanya. Kami akan menjamin kerahasiaannya. Jawablah semua pertanyaan yang tersedia pada lembar jawaban yang telah disediakan. IDENTITAS NARASUMBER Nama
: ......................................................................
Tempat / Tanggal Lahir
: ......................................................................
Jenis Kelamin
:.......................................................................
Umur
: ......................................................................
Nama Instansi
:.......................................................................
Alamat Instansi
:.......................................................................
Jabatan Dalam Instansi
:.......................................................................
Alamat Rumah
: ......................................................................
Nomor Telp/HP
:....................................................................... 123
124
II.
Jawablah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan kenyataan dan keadaan yang ada! 1.
Bagaimanakah profil LPTK rayon 232 FITK IAIN Surakarta?
2.
Bagaimanakah pelaksanaan PLPG kuota tambahan tahun 2013 dimana LPTK rayon 232 FITK IAIN Surakarta sebagai pelaksana kegiatan PLPG tersebut?
3.
Bagaimana bentuk, proses dan instrumen asessment yang diberikan oleh LPTK rayon 232 FITK IAIN Surakarta kepada peserta PLPG guru kelas MI pada kegiatan PLPG?
4.
Apakah dengan waktu 10 hari asessment sertifikasi guru kelas MI kuota tambahan tahun 2013 melalui PLPG dapat terlaksana dengan maksimal? Mohon anda jelaskan!
5.
Apakah target minimal dan maksimal yang akan dicapai dari LPTK rayon 232 FITK IAIN Surakarta sesuai dengan tujuan penyelenggaraan PLPG pada pelaksanaan kegiatan PLPG khususnya guru kelas MI?
6.
Sejauhmana menurut anda efektifitas asessment sertifikasi guru kelas MI melalui kegiatan PLPG?
7.
Apakah tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh LPTK rayon 232 FITK IAIN Surakarta selama sebagai pelaksana kegiatan PLPG sertifikasi guru kelas MI kuota tambahan tahun 2013?
8.
Apakah menurut anda ada yang lebih baik dan efektif asessment sertifikasi guru kelas MI
selain melalui kegiatan PLPG?
jelaskan alasan anda!
124
Mohon
125
Lampiran 12 PEDOMAN WAWANCARA BEBAS KEPADA GURU KELAS MI SE KECAMATAN MEJOBO YANG TELAH MENGIKUTI ASESSMENT SERTIFIKASI GURU KELAS MI KUOTA TAMBAHAN MELALUI PLPG PADA LPTK RAYON 232 FITK IAIN SURAKARTA TAHUN 2013
I.
Petunjuk Umum Tujuan penelitian ini adalah semata-mata untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia pada umumnya. Sedangkan titik beratnya di khususkan pada peningkatan kualitas guru melalui Pendidikan dan Latihan Profesi Guru. Guru yang tersertifikasi melalui PLPG diharapkan dapat menjadi pengabdi pendidikan yang profesional dan mampu mengimplementasikan kompetensi yang dimiliki secara maksimal. Dalam mengisi wawancara tes ini anda tidak perlu ragu-ragu, karena hasilnya tidak mempengaruhi apapun pada diri anda. Jawablah dengan jujur sesuai dengan hati nurani anda. Jawablah dengan perasaan bebas, jangan menjawab apa yang sebaiknya namun jawablah sesuai dengan apa adanya. Tidak ada jawaban yang salah, jawaban anda semua benar adanya. Kami akan menjamin kerahasiaannya. Jawablah semua pertanyaan yang tersedia pada lembar jawaban yang telah disediakan. IDENTITAS NARASUMBER Nama
: ......................................................................
Tempat / Tanggal Lahir
: ......................................................................
Jenis Kelamin
:.......................................................................
Umur
: ......................................................................
Nama Instansi
:.......................................................................
Alamat Instansi
:.......................................................................
Jabatan Dalam Instans Alamat Rumah
i
:....................................................................... : ...................................................................... 125
126
Nomor Telp/HP
II.
:.......................................................................
Jawablah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan kenyataan dan keadaan yang ada! Hari/Tgl wawancara:........................................................................................ Tempat Wawancara:........................................................................................
1.
Apakah anda mengikuti kegiatan PLPG guru kelas MI kuota tambahan di LPTK rayon 232 FITK IAIN Surakarta? Bagaimana kesan anda?
2.
Apa saja materi yang disampaikan dan diberikan pada kegiatan PLPG guru kelas MI kuota tambahan di LPTK rayon 232 FITK IAIN Surakarta? Mohon anda jelaskan!
3.
Bagaimana menurut anda asessment/penilaian sertifikasi guru kelas MI melalui kegiatan PLPG? Coba anda jelaskan!
4.
Apa saja asessment/penilaian yang diberikan pada kegian PLPG guru kelas MI kuota tambahan tahun 2013 oleh LPTK rayon 232 FITK IAIN Surakarta sebagai pelaksana kegiatan PLPG tersebut? Mohon anda sebutkan!
5.
Bagaimana tanggapan anda pada asessment/penilaian yang diberikan pada kegian PLPG guru kelas MI kuota tambahan tahun 2013 oleh LPTK rayon 232 FITK IAIN Surakarta sebagai pelaksana kegiatan PLPG tersebut? Coba anda jelaskan!
6.
Efektif ataukah tidak menurut anda asessment/penilaian yang diberikan pada kegian PLPG guru kelas MI kuota tambahan tahun 2013 oleh LPTK rayon 232 FITK IAIN Surakarta? Coba anda jelaskan!
126
127
7.
Sejauhmana menurut anda efektifitas asessment sertifikasi guru kelas MI melalui kegiatan PLPG? Mohon jelaskan!
8.
Apakah anda mampu membuat RPP kurikulum 2013 dan PTK dengan baik dan benar?
9.
Apakah anda menguasai semua materi-materi yang diberikan pada waktu pelaksanaan PLPG? jika sudah/belum! materi apa saja yang anda kuasai atau tidak anda kuasai?
10. Sudahkah anda menerapkan materi-materi yang anda dapat dari PLPG pada realisasi pembelajaran sehari-hari? 11. Apakah menurut anda ada yang lebih baik dan efektif asessment sertifikasi guru kelas MI
selain melalui kegiatan PLPG?
jelaskan alasan anda!
Terima kasih..... Semoga kesuksesan selalu menyertai anda!
127
Mohon
128
Pedoman Observasi
Pada hari
:
Tanggal
:
Pukul
:
Tempat
:
No.
Pertanyaan
1.
Bagaimana Kehadiran guru disekolah dan di kelas?
2.
Bagaimana guru menyiapkan perangkat pembelajaran?
3.
Bagaimana RPP yang dibuat dan disiapkan oleh guru?
4.
Bagaimana metode dan pendekatan yang digunakan guru dalam proses pembelajaran?
5.
Apakah para guru sudah menerapkan pembelajaran saintifik?
6.
Bagaimana penilaian yang dilakukan guru terhadap siswa?
7.
Apakah para guru sudah dapat melakukan penilaian autentik?
8.
Apa kendala para guru dalam menerapkan kurikulum 2013?
128
129
129
130
130
131
131
132
Lampiran Foto-foto Penelitian
Doc. Wawancara dengan Bapak Dr. H. Giyoto, M. Hum. Ketua LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta
Doc. Wawancara dengan Bapak Imam Makruf, S.Ag., M.Pd. Wakil Ketua LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta
Doc. Wawancara dengan Ibu Hj. Hafidah, S.Ag., M.Ag. 132
133
Wakil Ketua LPTK Rayon 232 FITK IAIN Surakarta Doc. Wawancara dengan Ibu Dwi Astuti, S.Pd.I
dan Ibu Anik Furianti, S.Pd.I Doc. wawancara dengan Bapak. Sami‟an, S.Pd.I dan Ibu. Noor Khamnah, S.Pd.I
133
134
Doc. Wawancara dengan Bapak. M. Yusuf, S.Pd.I dan Ibu. Nor Rohmah, S.Pd.I
Doc. Wawancara dengan Ibu. Noor Hasanah, S.Pd.I dan Ibu. Masrukhah, S.Pd.I.
134
135
Doc. Wawancara dengan Bapak. Mahfud, S.Pd.I dan Ibu. Isna Roseda Kusumo, S.Pd.I.
Doc. Wawancara dengan Ibu. Yuli Kimyatin, S.Pd.I dan Ibu. Sri Mulyani, S.Pd.I
135
136
BIOGRAFI PENULIS
Dibawah ini adalah riwayat hidup pendidikan penulis secara singkat : Nama
: Sutrisno, S.Pd.I
NIM
: M.1.12.017
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Temapat Tanggal Lahir
: Kudus, 22 September 1980
Alamat
: Golantepus Rt. 01 Rw. 02 Mejobo Kudus (
[email protected])
Program Studi
: PAI
Biografi Pendidikan : SD 2 Golantepus
: Lulus Tahun 1990/1991
MTs. Miftahut Tholibin
: Lulus Tahun 1994/1995
MA. Miftahut Tholibin
: Lulus Tahun 1997/1998
S1. STAIN Kudus/Tarbiyah/PAI
: Lulus Tahun 2003
S2. STAIN Salatiga/PAI
: Masuk Tahun 2012
Demikian riwayat hidup penulis dalam perjalanan pendidikan, semoga dapat menjadi perkenalan awal untuk menjalin tali persaudaraan. Mohon maklum adanya. Salatiga, 12 September 2014 Tertanda,
Sutrisno, S.Pd.I NIM. M.1.12.017
136