1
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN FLASH MACROMEDIA TERHADAP AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS III PADA MATERI BANGUN DATAR DI MI IT LUQMAN AL-HAKIM SLAWI
Skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
oleh Puput Pujihastuti 1402407089
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011
2
PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi.
Tegal, 25 Juli 2011 Pembimbing I
Pembimbing II
Dra. Noening Andrijati, M.Pd
Drs.Yuli Witanto
NIP19680610 199303 2 002
NIP 196400717 198803 1 002
Mengetahui Ketua Jurusan PGSD
Drs. Zaenal Abidin, M.Pd NIP 19560512 198203 1 003
ii
3
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Hari
: Senin
Tanggal : 1 Agustus 2011
Panitia Ujian Ketua
Sekretaris
Drs. Hardjono, M. Pd NIP 19510801 197903 1 007
Drs. A. Zaenal Abidin, M. Pd NIP 19560512 198203 1 003
Penguji Utama
Eka Titi Andaryani, S.Pd, M.Pd NIP 19831129 200812 2 003
Penguji/Pembimbing I
Penguji/Pembimbing II
Dra. Noening Andrijati, M.Pd NIP 19680610199303 2 002
Drs. Yuli Witanto NIP 19640717 198803 1 002
iii
4
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Tegal, 25 Juli 2011
Puput Pujihastuti NIM 1402407089
iv
5
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto “Totalitaslah dalam berusaha diiringi dengan sabar dan syukur”. (Penulis)
Persembahan Skripsi ini saya persembahkan untuk : 1. Bapak, Ibu, kakak, dan adik yang telah memberikan segalanya. 2. Rekan-rekan yang telah membantuku, terima kasih atas bantuannya. 3. Sahabat-sahabatku 4. Rekan- rekan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. v
6
ABSTRAK Pujihastuti, Puput. 2011. Efektifitas Penggunaan Flash Macromedia Terhadap Aktivitas dan Prestasi Belajar siswa kelas III pada Materi Bangun Datar di MI IT Luqman Al-Hakim Slawi. Skripsi, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: I. Dra. Noening Andrijati, M.Pd, II. Drs. Yuli Witanto Kata Kunci : media, flash macromedia, aktivitas, pembelajaran Salah satu faktor kurang berhasilnya proses belajar mengajar adalah kurang tepatnya guru dalam memilih media pembelajaran yang akan digunakan selama proses pembelajaran. Pembelajaran dengan media yang sesuai diharapkan akan mampu menghasilkan aktivitas dan prestasi belajar yang baik, apalagi didukung oleh ketepatan dan cara penggunaan media itu dengan benar. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui apakah aktivitas dan prestasi belajar siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan flash macromedia pada mata pelajaran matematika untuk materi luas bangun datar lebih baik dari pada siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas III SD semester 2 di MI IT Luqman Al-Hakim Slawi yang terdiri dari kelas 3A, 3B, dan 3C tahun ajaran 2010/2011. Kelas 3A berlaku sebagai kelompok eksperiman. Kelas 3B berlaku sebagai kelompok kontrol. Sedangkan yang berlaku sebagai kelompok uji coba instrumen adalah kelas 3C. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Cluster Random Sampling. Hasil penelitian menunjukkan Presentase nilai keaktifan sebelum adanya perlakuan sebesar 49,11% lebih kecil dari pada rata-rata presentase keaktifan setalah perlakuan pembelajaran menggunakan flash macromedia yaitu sebesar 76,31%. Maka, aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran menggunakan flash macromedia lebih baik dari pada aktivitas belajar siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Hasil uji perbedaan prestasi diperoleh Zhitung =-3,48 < Ztabel = -1,96 yang menunnukan bahwa ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mendapat pembelajaran dengan flash macromedia dari pada siswa yang menggunakan pembelajaran konvesional. Rerata hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen sebesar 78,11 lebih tinggi dari pada rerata hasil belajar kelompok kontrol sebesar 58,93. Dengan demikian, maka terdapat kecenderungan lebih baik antara rerata hasil belajar kelompok eksperimen dari pada rerata hasil belajr kelompok kontrol. Untuk itu, disarankan guru hendaknya lebih bervariasi ketika memilih media pembelajaran, selain itu media pembelajaran flash macromedia pada materi luas bangun datar, perlu dipertimbangkan karena terbukti bahwa aktivitas dan prestasi belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan media pembelajaran flash macromedia lebih baik dari pada siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional.
vi
7
PRAKATA Puji Syukur atas limpahan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan menyusun skripsi yang berjudul: “Efektifitas Penggunaan Flash Macromedia Terhadap Aktivitas dan Prestasi Belajar siswa kelas III pada Materi Bangun Datar di MI IT Luqman Al-Hakim Slawi”. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada : 1. Rektor Universitas Negeri Semarang, Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si yang telah memberikan ijin untuk belajar di kampus UNNES ini. 2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, Drs. Hardjono, M.Pd. yang telah memberikan ijin menyusun skripsi ini. 3. Kepala Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar, Drs. Zaenal Abidin, M.Pd. 4. Koordinator Kepala UPP Tegal, Drs. Yuli Witanto, yang telah memberikan pengarahan selama penyusunan skripsi, sekaligus pembimbing II yang telah memberikan bimbingannya selama penulisan skripsi. 5. Pembimbing I, Dra. Noening Andrijati, M.Pd yang dengan kesabaran dan kesungguhan telah memberikan bimbingan selama penulisan skripsi ini. 6. Kepala MI IT Luqman Al-Hakim Slawi, Wiyarso, S.Ag yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk mengadakan penelitian. 7. Semua pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini. Semoga atas bantuan moril dan materil, semangat dan kekuatan yang sudah tercurahkan mendapatkan ganjaran kebaikan di sisi Allah SWT. Dan semoga
vii
8
skripsi ini bisa bermanfaat bagi semua kalangan pada umumnya dan di dunia pendidikan pada khususnya. Akhirnya tiada kata yang terindah selain mengucapkan syukur kepada Engkau ya Robbi.
Penulis,
viii
9
DAFTAR ISI
PRAKATA ……………………………………………………………….
vii
DAFTAR ISI …………………………………………………………….
ix
DAFTAR TABEL ………………………………………………………..
xi
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………..
xii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………..
xiii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………
1
A. Latar Belakang Masalah Penelitian …..………..……………………..
1
B. Rumusan Masalah ……...……………………………………………..
7
C. Identifikasi Masalah …………………………………………………..
8
D. Tujuan Penelitian ……………………………………………………..
8
E. Kegunaan Penelitian …………………………………………………..
9
F. Pembatasan Masalah ………………………………………………….
10
BAB II LANDASAN TEORI …………………………………………….
11
A. Kajian Teori……………………………………………………………
11
1. Hakekat Matematika ……………………………….………............
11
2. Matematika di SD …………………………………..………...........
13
3. Materi Bangun Datar Kelas 3 SD ………………………………….
14
4. Karakteristik Siswa SD …………………………..………………...
17
5. Media Pembelajaran ………………………….…………………….
18
6. Flash Macromedia …………………………..……………………..
20
7. Pembelajaran Konvensional ………….……………………………
22
ix
10
8. Aktivitas Belajar ……………….…………………………………
23
9. Penerapan Flash Macromedia dalam Pembelajaran ….……………
25
10. Prestasi Belajar …………………….………………………………
28
B. Penelitian yang Relevan ………………………………………………
29
C. Kerangka Berpikir …………………………………………………….
30
D. Hipotesis ………………………………………………………………
32
BAB III METODE PENELITIAN ………………………………………..
34
A. Jenis dan Desain Penelitian ……………………………………………
34
B. Variabel Penelitian …………………………………………………….
34
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel …………………
35
D. Metode Analisis Instrumen ……………………………………………
36
E. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………………
40
F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data …………………….........
42
BAB IV HASIL PENELITIAN …………………………………………...
48
A. Hasil Penelitian ………………………………………………….........
48
B. Pembahasan Hasil Penelitian ………………………………………….
68
BAB V PENUTUP ……………………………………..............................
70
A. Simpulan ………………………………………………………………
70
B. Saran …………………………………………………………………..
71
LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………………..
72
GLOSARIUM …………………………………………………………….
140
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….
143
x
11
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Tabel Persiapan Uji Homogenitas ……………………………..
44
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Nilai UTS Kelompok Eksperimen ………
49
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Nilai UTS Kelompok Kontrol …………..
49
Tabel 4.3. Data Nilai UTS Kelompok Eksperimen dan Kontrol …………
49
Tabel 4.4 Data Aktivitas siswa dalam pembelajaran Pra-Eksperimen ……
51
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Data Postes Kelompok Eksperimen ……..
52
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Data Postes Kelompok Kontrol ………….
52
Tabel 4.7. Data Hasil Postest ……………………………………………..
53
Tabel 4.8. Data Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Setelah Perlakuan ...
55
Tabel 4.9. Tabel Hasil Uji Normalitas Data Pra-eksperimen ……………..
57
Tabel 4.10. Tabel Hasil Uji Homogenitas Data Pra-eksperimen…………..
59
Tabel 4.11 Tabel Hasil Uji-t Data Pra-eksperimen ………………………..
60
Tabel 4.12. Hasil Analisis Uji Normalitas Data Postest …………………
62
Tabel 4.13. Tabel Hasil Analisis Uji Mann Whitney U …………………...
64
xi
12
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Gambar Persegi Panjang ……………………………………
15
Gambar 2.2. Gambar Persegi ……………………………………………..
15
Gambar 2.3. Gambar bangun tidak teratur ………………………………..
16
Gambar 2.4 Gambar Bangun Datar dengan Luas Berbeda ……………….
16
Gambar 2.5. Gambar Bangun Datar Lain (Trapesium) …………………..
17
Gambar 2.6 Bagan Kerangka Berpikir …………………………………...
32
Gambar 4.1 Grafik Rata-rata Nilai UTS Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol …………………………………………..
50
Gambar 4.2. Grafik Rataa-rata Nilai Postest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ………………………………………….
xii
53
13
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP Kelas Eksperimen ………………………………………
73
…………………………………………
88
Lampiran 2 RPP Kelas kontrol
Lampiran 3 Silabus ……………………………………………………….
103
Lampiran 4 Instrumen Tes Hasil Belajar ………………………………….
104
Lampiran 5 Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar ……………………………
108
Lampiran 6 Kisi-kisi Soal Tes Hasil Belajar …………………………….
109
Lampiran 7 Hasil Analisis Uji Coba Soal ………………………………..
110
Lampiran 8 Data nilai UTS Matematika Semester 2 ……………….……
115
Lampiran 9 Output SPSS Analisis Normalitas Data Nilai UTS …………..
117
Lampiran 10 Output SPSS Analisis Homogenitas dan Uji-T Data Nilai UTS ……………………………………………………
124
Lampiran 11 Hasil Penelitian …………………………………………….
125
Lampiran 12 Uji Normalitas Data Hasil Belajar Kelompok Eksperimen dan Kontrol …………………………………………………
127
Lampiran 13 Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Antara Kelompok …………………………………
134
Lampiran 14 Analisis Uji U Mann Whitney ………………………………
135
Lampiran 15 Data Siswa Penelitian ……………………………………….
136
Lampiran 16 Dokumentasi Penelitian ……………………………………
143
Eksperimen dan Kontrol
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat dapat membentuk masyarakat dunia yang saling ketergantungan. Tatanan dunia mulai mengalami perubahan secara stuktural menuju era globalisasi dalam berbagai bidang kehidupan. Untuk itu mutu pendidikan tidak dapat diabaikan, karena peningkatan kualitas sumber daya manusia yang siap menghadapi era globalisasi tersebut harus memiliki pendidikan yang bermutu. Upaya peningkatan mutu pendidikan menjadi prioritas utama dari program pendidikan nasional pada saat ini. Hal ini seperti terkandung dalam PP No. 19 tahun 2005 pasal 4 disebutkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Keberhasilan proses pembelajaran dalam kegiatan pendidikan di suatu sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain guru, siswa, kurikulum, lingkungan belajar dan lainnya. Guru dan siswa merupakan dua faktor terpenting dalam proses pembelajaran. Pentingnya faktor guru dan siswa dapat dirunut melalui pemahaman hakekat pembelajaran, yakni sebagai usaha sadar guru untuk membantu siswa agar dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya.
1
2
Untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan proses pembelajaran, guru perlu memahami hal-hal yang mempengaruhi proses belajar siswa, baik yang menghambat maupun yang mendukung. Selain itu, guru harus memahami tentang model atau strategi pembelajaran yang efektif maupun media pembelajaran yang sesuai agar dapat membantu siswa belajar secara optimal dan mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar. Salah satu kajian ilmu yang harus diajarkan oleh para pendidik yaitu matematika. Dalam membelajarkan matematika, tentunya guru dapat memberikan pembelajaran dengan cara yang sesuai. Penekanan terhadap mata pelajaran matematika harus dirancang sedemikian rupa karena matematika merupakan salah satu ilmu yang akan memberikan kemajuan di berbagai bidang pembangunan. Hal ini sangat penting untuk diberikan pada siswa sebagai calon anggota masyarakat. Dengan demikian dalam kehidupan masyarakat nantinya siswa dapat memberikan berbagai kontribusi untuk memajukan masyarakat. Jika dikaji lebih lanjut, matematika merupakan ilmu yang bersifat deduktif aksiomatik dan objek yang dipelajari bersifat abstrak (fakta, konsep, dan prinsip). Antonius (2006:9) mengutarakan bahwa hakekat matematika berkenaan dengan
struktur-struktur, hubungan-hubungan, konsep-konsep abstrak dan dikembangkan menurut aturan yang logis. Dienes (dalam Kristiyanto, 2007) berpendapat bahwa pada dasarnya matematika dapat dianggap sebagai studi tentang struktur, memisah-misahkan
hubungan-hubungan
di
antara
struktur-struktur
dan
mengkategorikan hubungan-hubungan di antara struktur-struktur. Matematika tersusun secara hierarkis dan saling berkaitan erat satu sama lain. Dalam belajar
3
matematika harus bertahap dan berurutan secara sistematis serta harus didasarkan pada pengalaman belajar sebelumnya. Seseorang akan mampu mempelajari matematika yang baru apabila didasarkan kepada pengetahuan yang telah dipelajari. Pengajaran yang lalu akan mempengaruhi proses belajar materi matematika berikutnya yang tersusun secara hierarkis. Matematika menduduki peran penting dalam kehidupan sehari-hari, maka dari itu, ilmu matematika sudah diajarkan kepada siswa SD. Suherman (dalam Syamri, 2010) menyatakan bahwa pembelajaran matematika yang diajarkan di SD merupakan matematika sekolah yang tetap memiliki ciri-ciri yang dimiliki matematika, yaitu memiliki objek kajian yang abstrak dan memiliki pola pikir deduktif konsisten. Matematika sebagai studi tentang objek abstrak tentu saja sangat sulit untuk dipahami oleh siswa SD yang belum mampu berfikir formal. Hal ini sesuai dengan teori perkembangan kognisi yang diutarakan oleh Jean Piaget (dalam Soeparwoto, 2007: 85) bahwa pada tahap operasional konkret (concrete operational stage) berlangsung dari usia 7 hingga 11 tahun. Pada tahap ini cara berpikir anak masih konkret, belum menangkap abstrak. Siswa di usia tersebut, akan kesulitan untuk memahami konsep yang bersifat abstrak seperti halnya konsep-konsep dalam matematika. Objek kajian matematika yang merupakan konsep abstrak menyebabkan matematika menjadi ilmu yang dianggap “sulit” oleh siswa. Siswa SD tidak seperti orang dewasa yang dapat berpikir abstrak karena mereka masih berada pada masa berfikir konkret. Selanjutnya Purwanto (dalam Syaiful dan Zain, 2006:63) memaparkan bahwa siswa SD dapat dikatakan belum kuat ingatannya, ia
4
lekas melupakan apa yang sudah dan baru terjadi. Perhatian mereka lekas dan mudah beralih kapada hal-hal yang baru, yang lain, yang disukainya. Brunner dalam Arsyad (2011:7) melukiskan bahwa ada tingkatan utama modus
belajar,
yaitu
pengalaman
langsung
(enactive),
pengalaman
pictorial/gambar (iconic), dan pengalaman abstrak (symbolic). Pengalaman langsung yakni anak-anak di dalam belajarnya menggunakan/memanipulasi objek-objek secara langsung; pengalaman pictorial/gambar yakni kegiatan anakanak mulai menyangkut mental yang merupakan gambaran dari subjek-subjek. Pada tahap ini anak tidak mamanipulasi langsung objek-objek seperti dalam tahap enactive, melainkan sudah dapat memanipulasi dengan menggunakan gambaran; dan pengalaman abstrak, yakni tahap memanipulasi simbol-simbol secara langsung dan tidak ada lagi kaitannya dengan objek-objek. Dengan demikian, pembelajaran matematika yang diberikan kepada siswa SD harus disesuaikan dengan tahap perkembangan mental siswa agar konsep yang diajarkan dapat dipahami dengan baik. Akan tetapi pada kenyataannya, pembelajaran yang sering diterapkan pada siswa SD adalah pembelajaran yang konvensional seperti membelajarkan matematika dengan menggunakan metode ceramah tanpa memanfaatkan metode yang lebih inovatif atau media pembelajaran yang sesuai. Hal ini akan menyebabkan siswa kurang memahami konsep dalam matematika. Kesenjangan antara pembelajaran yang harus diterapkan pada siswa SD dengan penerapan pembelajaran yang diterapkan guru di sekolah-sekolah tentunya membutuhkan solusi agar kesulitan siswa dalam proses belajar dapat diatasi.
5
Dienes (dalam Abied, 2011) meyakini bahwa dengan menggunakan berbagai sajian (representasi) tentang suatu konsep matematika, anak-anak akan dapat memahami secara penuh konsep tersebut jika di bandingkan dengan hanya menggunakan satu macam sajian saja. Sebagai contoh, jika guru ingin mengajarkan konsep persegi, maka guru disarankan menyajikan beberapa gambar persegi dengan ukuran sisi berlainan. Dengan demikian, sajian berupa media pembelajaran akan berpengaruh terhadap peningkatan pemahaman siswa SD terhadap konsep-konsep matematika. Dienes (dalam Kristiyanto, 2007) juga mengemukakan bahwa tiap-tiap konsep atau prinsip dalam matematika yang disajikan dalam bentuk yang konkret akan dapat dipahami dengan baik. Ini mengandung arti bahwa benda-benda atau obyek-obyek dalam bentuk nyata akan sangat berperan bila dimanipulasi dengan baik dalam pengajaran matematika. Ketika siswa berinteraksi dengan sajian media pembelajaran, ada berbagai aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan siswa, baik aktivitas fisik maupun psikis. Rohani (2004: 6) mengutarakan bahwa aktivitas fisik ialah peserta didik giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja. Ia tidak sekedar duduk dan mendengarkan, melihat/pasif. Sedangkan peserta didik yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya/banyak berfungsi dalam rangka pengajaran. Ketika siswa aktif dalam proses belajar mengajar dengan bantuan media tentunya siswa memperoleh pengalaman nyata dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh hasil pengajaran yang optimal sekaligus memperoleh proses belajar mengajar secara aktif, karena siswa belajar melalui mendengarkan, mengamati,
6
menyelidiki, memberikan respon, mengingat, menguraikan, dan mengasosiasikan ketentuan satu dengan ketentuan lainnya. Adanya pengalaman nyata yang akan memberikan pengaruh terhadap pemahaman siswa menyebabkan media pembelajaran memegang peranan penting di dalam membelajarkan konsep matematika. Hal ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang konsep abstrak matematika agar dapat diturunkan keabstrakannya. Oleh karena itu, penelitian ini memberikan gagasan suatu media pembelajaran dalam pembelajaran matematika berupa flash macromedia. Flash macromedia merupakan aplikasi yang dapat digunakan untuk membuat gambargambar animasi berupa materi-materi yang akan diajarkan pada siswa. Animasi yang dihasilkan dari aplikasi flash macromedia merupakan alat bantu pembelajaran. Seperti yang dikemukakan oleh Porter (2000: 107) bahwa alat bantu adalah benda yang dapat mewakili suatu gagasan. Saat otak mengingat informasi, biasanya dilakukan dalam bentuk gambar warna-warni, simbol, bunyi, dan perasaan (Damasio dalam Porter, 2000: 255). Suasana belajar yang dilengkapi dengan gambar-gambar dan suara akan memberikan pengaruh pada daya ingat siswa. Alat bantu ini akan mewakili gagasan dari konsep matematika yang akan disampaikan, sehingga pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan akan lebih baik dan suasana belajar akan lebih menyenangkan. Pada akhirnya siswa dapat memahami konsep matematika dengan sebaik-baiknya. Berdasarkan uraian diatas, maka kajian dalam penelitian ini tentang masalah efektivitas pembelajaran dengan menggunakan flash macromedia terhadap prestasi dan aktivitas belajar siswa. Judul dalam penelitian ini yaitu “Efektifitas
7
Penggunaan Flash Macromedia Terhadap Aktivitas dan Prestasi Belajar siswa kelas III pada Materi Bangun Datar di MI IT Luqman Al-Hakim Slawi”.
B. Rumusan Masalah Dalam proses belajar mengajar diperlukan sekali interaksi belajar mengajar yang aktif dan menyenangkan. Untuk menciptakan hal tersebut, tentunya media pembelajaran menduduki peranan yang sangat penting. Demikian pula dalam pembelajaran mata pelajaran matematika terutama pada materi luas bangun datar sederhana. Karena hal tersebut diatas, maka timbul permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah prestasi belajar siswa yang menggunakan flash macromedia lebih baik dari pada prestasi belajar siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. 2. Apakah aktivitas belajar siswa yang menggunakan flash macromedia lebih baik dari pada aktivitas belajar siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.
C. Identifikasi Masalah Berdasarkan
latar
belakang masalah di
atas dapat diidentifikasi
masalah-masalah sebagai berikut: 1. Adanya anggapan bahwa matematika merupakan ilmu yang dianggap ‘sulit’ bagi siswa karena konsep-konsep abstrak dalam matematika yang sulit dipahami siswa SD.
8
2. Penerapan pembelajaran yang konvensional dan kurang memanfaatkan media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar. 3. Hasil belajar matematika yang cenderung rendah karena siswa hanya sebagai penerima pasif matematika yang sudah jadi. 4. Matematika yang selama ini dipelajari bersifat abstrak sehingga pemahaman konsep siswa sangat lemah.
D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian
ini
bertujuan
untuk
memberikan
alternatif
media
pembelajaran yang lebih inovatif yang dapat menunjang pencapaian hasil belajar dan aktifitas belajar siswa. 2. Tujuan Khusus Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui mana yang lebih efektif antara pembelajaran dengan menggunakan
flash
macromedia
dengan
pembelajaran
secara
konvensional ditinjau dari hasil belajar siswa. b. Untuk mengetahui mana yang lebih efektif antara pembelajaran dengan menggunakan
flash
macromedia
dengan
konvensional dutinjau dari aktivitas belajar siswa.
pembelajaran
secara
9
E. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis a. Memberikan informasi mengenai pengembangan media pada mata pelajaran matematika kepada Dinas Pendidikan khususnya pendidikan di tingkat Sekolah Dasar. b. Memberikan bahan kajian lebih lanjut kepada peneliti dan akademisi mengenai inovasi media pembelajaran, khususnya di bidang pendidikan dan penyelenggaraan pembelajaran. 2. Kegunaan Praktis a. Secara praktis penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi praktisi pendidikan khususnya guru di Sekolah Dasar dalam mengaplikasikan media pembelajaran. b. Temuan dalam penelitian ini akan memberikan acuan dan menyediakan alternatif kepada guru sekolah dasar mengenai pemberian media pembelajaran matematika yang tepat yaitu dengan memperhatikan aktivitas belajar siswa. c. Memberika acuan mengenai media pembelajaran yang inovatif yaitu media yang dapat
mengoptimalkan konstruksi pengetahuan siswa
secara positif sehingga dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar siswa.
10
F. Pembatasan Masalah Berdasarkan uraian permasalahan dalam latar belakang yang terlalu luas, maka perlu adanya pembatasan masalah. Selaras dengan judul penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan sebagai berikut : 1. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas III semester 2 di MI IT Luqman AlHakim Slawi. 2. Variabel yang akan diteliti adalah media flash macromedia, aktivitas dan prestasi siswa terhadap materi luas bangun datar persegi dan persegi panjang. 3. Penelitian
ini
memfokuskan
pada
faktor
keefektifan media
dalam
mempengaruhi aktivitas dan prestasi belajar siswa mata pelajaran matematika materi luas bangun datar persegi, persegi panjang, dan bangun yang tidak teratur.
11
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori 1. Hakekat Matematika Matematika merupakan ilmu dasar yang sudah menjadi alat untuk mempelajari ilmu-ilmu lain. Oleh karena itu penguasaan terhadap matematika mutlak diperlukan dan konsep-konsep matematika harus dipahami dengan betul dan benar sejak dini. Maksudnya adalah siswa sudah memahami konsep dengan baik sesuai dengan ilmu dalam konsep tersebut. Hal ini karena konsep-konsep dalam matematika merupakan rangkaian sebab akibat. Suatu konsep disusun berdasarkan konsep-konsep sebelumnya, dan akan menjadi dasar bagi konsep-konsep selanjutnya, sehingga pemahaman yang salah terhadap suatu konsep akan berakibat pada kesalahan pemahaman terhadap konsep-konsep selanjutnya (Antonius, 2006: 1). Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas (Pujiati, 2009: 1). Bourne (dalam Romberg, 2010) juga memahami matematika sebagai konstruktivisme sosial dengan penekanannya pada knowing how, yaitu pebelajar dipandang sebagai
11
12
makhluk yang aktif dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan dengan cara berinteraksi dengan lingkungannya. Berpijak pada uraian tersebut, Sumardyono (dalam Romberg, 2010) mendefinisikan matematika dengan memberikan deskripsi sebagai berikut: (1) matematika sebagai struktur yang terorganisir; (2) matematika sebagai alat (tool); (3) matematika sebagai pola pikir deduktif; (4) matematika sebagai cara bernalar (the way of thinking); (5) matematika sebagai bahasa artifisial; (6) Matematika sebagai seni yang kreatif. Banyak pendefinisian tentang matematika, ada yang mendefinisikan bahwa matematika adalah ilmu pasti, ada yang menyatakan bahwa matematika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi, ada yang mendefinisikan matematika sebagai ilmu pengetahuan tentang penalaran logis dan masalah-masalah yang berhubungan dengan bilangan, ada yang menyatakan bahwa matematika adalah ilmu pengetahuan tentang kuantitas dan ruang. Berdasarkan uraian tersebut, Turmudi (2009: 3) menjabarkan sifat-sifat dari matematika, diantaranya: (1) matematika sebagai objek yang ditemukan dan diciptakan oleh manusia; (2) matematika diciptakan, bukan jatuh dengan sendirinya, namun muncul dari aktivitas yang objeknya telah tersedia, serta dari keperluan sains dan kehidupan keseharian. Berdasarkan definisi yang telah diuraikan, dapat dikatakan bahwa matematika merupakan kajian yang memiliki konsep abstrak yang berkaitan dengan penalaran logis dan masalah-masalah yang berhubungan dengan bilangan. Matematika banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari yang
13
melibatkan bilangan dan kuantifikasi, seperti melakukan pengukuran, menghitung rata-rata, membandingkan, dan perhitungan matematika lain. Dengan demikian, matematika merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia. 2. Matematika di SD Matematika perlu dipelajari oleh siswa karena matematika merupakan bagian tak terpisahkan dari pendidikan secara umum. (Turmudi, 2009: 5). Pembelajaran matematika sendiri merupakan proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik memperoleh pemahaman tentang bahan matematika yang dipelajari. Dalam dokumen standar kompetensi mata pelajaran matematika, untuk satuan SD atau MI pada kurikulum 2004 disebutkan fungsi matematika adalah untuk mengembangkan kemampuan bernalar melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, dan eksperimen, sebagai alat pemecahan masalah melalui pola pikir dan model matematika, serta sebagai alat komunikasi melalui simbol, tabel, grafik, diagram, dalam menjelaskan gagasan (Antonius, 2006: 18). Matematika yang berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar merupakan suatu implementasi dari substansi matematika itu sendiri dimana pengembangan setiap konsep matematika dikaji melalui proses penalaran yang sistematis dan logis. Pembahasan setiap topik dalam matematika sangat memungkinkan dilakukan melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi atau eksperimen. Bagi siswa SD pelaksanaan kegiatan pada pembelajaran
matematika
diarahkan
pada
bagaimana
siswa
dengan
14
pengetahuan dan keterampilannya siswa dapat mencapai kemampuan tertentu untuk memecahkan permasalahan. Tujuan pengajaran matematika bagi siswa SD adalah untuk: (1) menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung (menggunakan bilangan) sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari; (2) menumbuhkan kemampuan siswa, yang dapat dialihgunakan melalui kegiatan matematika; (3) mengembangkan kemampuann dasar matematika sebagai bekal belajar lebih lanjut ke jenjang pendidikan selanjutnya; (4) membentuk sikap logis, kritis, kreatif, cermat, dan disiplin. (Muchtar, 1997: 11) Tujuan ini menjadikan pembelajaran matematika perlu diajarkan pada jenjang Sekolah Dasar. Pembelajaran matematika di SD tentunya harus dilaksanakan secara maksimal, disesuaikan dengan perkembangan siswa, dengan demikian tujuan dari pengajaran matematika dapat dicapai keberhasilannya secara maksimal. 3. Materi Bangun Datar di SD Kelas 3 Pengukuran merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Fungsi dari pengukuran, seperti tinggi, jarak, berat, volum, luas dan lain sebagainya adalah untuk membandingkan satu hal/objek dengan hal/objek yang lainnya. Oleh karena pentingnya pengukuran, maka sangat diperlukan untuk dipelajari. Luas adalah bagian dari materi pengukuran yang penting untuk dipelajari. Fajariyah (2008: 180) mengutarakan bahwa luas daerah bidang datar adalah banyaknya persegi satuan yang menutupi bangun tersebut. Uraian tersebut dapat diartikan bahwa luas merupakan bagian yang menutupi suatu permukaan bidang datar. Pada materi kelas 3 SD, materi luas yang diajarkan
15
meliputi menghitung luas persegi panjang, luas persegi, luas bangun tidak teratur, mengurutkan luas bangun datar, dan menaksir bangun datar lain. a. Luas Persegi Panjang
l p
Gambar 2.1. Gambar persegi panjang Rumus luas persegi panjang adalah sebagai berikut: Luas persegi panjang = panjang × lebar L
=
p
×
l
(Turmudi, 2009: 154) b. Luas Persegi
sisi sisi
Gambar 2.2. Gambar persegi Luas persegi = sisi × sisi =s×s (Turmudi, 2009: 155) c. Menghitung Luas Bangun yang Tidak Teratur Menghitung luas bangun datar yang tidak teratur dapat menggunakan bantuan satuan persegi. Cara menghitung bangun datar yang tidak teratur dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
16
Gambar 2.3 Gambar Bangun Datar Tidak Teratur 1) Perhatikan gambar 2.3 2) Hitung banyaknya persegi satuan utuh yang merupakan bagian dari bangun tersebut. 3) Hitung banyaknya persegi satuan yang tidak utuh. Jika persegi satuan yang tidak utuh merupakan bagian dari bangun yang dihitung lebih dari setengah, maka dihitung satu. Jika kurang dari setengah tidak dihitung. (Fajariyah, 2008: 184) d. Mengurutkan Luas Bangun Datar a
b
c
d
Gambar 2.4 Gambar Bangun Datar dengan Luas Berbeda Berdasarkan gambar 2.4, urutan bangun dari yang luasnya paling kecil adalah d, b, c, a, sedangkan urutan bangun dari yang luasnya paling besar adalah a, c, b, d. (Fajariyah, 2008: 189) e. Menaksir Luas Bangun Datar Menaksir luas daerah bangun dapat dilakukan dengan bantuan persegi satuan. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan untuk menyelesaikan perhitungan menaksir luas bangun datar. Langkah-langkah untuk menaksir luas daerah bangun datar dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
17
Gambar 2.5 Gambar Bangun Datar Lain (Trapesium) 1) Perhatikan gambar 2.5 2) Hitunglah banyaknya persegi satuan yang utuh. 3) Perhatikan persegi satuan yang tidak utuh. Jika persegi satuan yang merupakan bagian dari bangun tersebut lebih dari separoh maka dihitung satu. Jika persegi satuan yang merupakan bagian dari bangun tersebut kurang dari separoh maka tidak dihitung. (Fajariyah, 2008: 192) 4. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar Masa usia sekolah dasar sebagai masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia enam tahun hingga kira-kira usia sebelas tahun atau dua belas tahun. Karakteristik utama siswa sekolah dasar adalah mereka menampilkan perbedaan-perbedaan individual dalam banyak segi dan bidang, di antaranya perbedaan dalam intelegensi, kemampuan dalam kognitif dan bahasa, perkembangan kepribadian dan perkembangan fisik anak. Yuli (2010) mengutarakan bahwa siswa sekolah dasar berada pada tahap operasional kongkrit, pada tahap ini anak mengembangkan pemikiran logis, masih sangat terikat pada fakta-fakta perseptual, artinya anak mampu berfikir logis, tetapi masih terbatas pada objek-objek kongkrit, dan mampu melakukan konservasi. Pada usia ini anak mulai memiliki kecakapan berpikir tentang masalah dan pemecahannya karena pada usia ini mereka mampu
18
memanipulasi objek secara simbolik. Kondisi ini merupakan prestasi utama pada anak yang akan berkembang terus ke arah pemecahan masalah. Walaupun secara simbolis atau mental mereka mampu memanipulasi objek namun mereka masih memerlukan bantuan objek nyata untuk berpikir. Jean Piaget (dalam Soeparwoto, 2007: 85) mengutarakan bahwa anak usia 7-12 tahun merupakan tahap operasional konkret. Pada tahap ini anak sudah memahami hubungan fungsional dalam benak mereka, karena mereka sudah dapat menguji coba suatu permasalahan. Cara berfikir anak masih konkret, belum menangkap abstrak. Anak yang masih berada pada usia ini belum bisa memahami konsep-konsep suatu ilmu yang bersifat abstrak. Selain itu, anak usia SD merupakan masa dimana perhatian utama anak tertuju pada keinginan diterima teman sebaya sebagai anggota kelompok terutama kelompok yang bergengsi dalam pandangan teman-temannya (Soparwoto, 2007: 61). Selain itu, aktivitas siswa usia SD tidak jauh dari hal-hal yang bersifat senang-senang. Mereka senang bermain, bergerak, dan menemukan hal-hal baru dengan teman-temannya. 5. Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’, atau ‘pengantar’. Gerlach dan Ely dalam Azhar (2011: 3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Sukayati dan Suharja (2009: 6) berpendapat bahwa media pembelajaran diartikan sebagai
19
semua benda yang menjadi perantara dalam terjadinya pembelajaran. Dengan demikian sudah jelas bahwa media pembelajaran merupakan mediator untuk menyampaikan pembelajaran yang dimanfaatkan untuk menyederhanakan konsep-konsep agar konsep yang bersifat abstrak dapat lebih diturunkan keabstrakannya. Media
merupakan
mediator.
Dengan
istilah
mediator
media
menunjukkan fungsi atau peranannya, karena mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar siswa dan isi pelajaran. Selain itu mediator dapat pula mencerminkan bahwa setiap sistem pembelajaran yang melakukan peran mediasi, mulai dari guru sampai pada peralatan paling canggih, dapat disebut media. Ringkasnya media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran. Penerapan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membantu anak mampu menangkap arti sebenarnya dari konsep yang dipelajari. Dengan melihat, meraba, dan memanipulasi media pembelajaran, maka anak mempunyai pengalaman nyata dalam kehidupan tentang arti konsep. Penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar memang menduduki peranan penting karena dapat memberikan banyak manfaat. Kemp dan Dayton dalam Azhar (2011: 21) mengemukakan bahwa Dampak positif dari pengggunaan media pembelajaran adalah: (1) penyampaian pelajaran menjadi lebih baku; (2) pembelajaran bisa lebih menarik (3) pembelajaran menjadi lebih interaktif; (4) lama waktu pembelajaran dapat dipersingkat karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan; (5) kualitas hasil
20
belajar dapat ditingkatkan; (6) pembelajaran dapat diberikan dimanapun dan kapanpun; (7) sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan; (8) peran guru dapat berubah ke arah yang positif. Lebih lanjut Sadirman (2010:17) mengutarakan bahwa secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut: (1) memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis; (2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera; (3) penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Pembelajaran yang dilaksanakan dalam suatu kelas dapat disampaikan dengan menggunakan bantuan berbagai jenis media pembelajaran. Berbagai jenis media dapat berupa gambar diam, media display, tumbuhan, barang sederhana, lingungan alam sekitar, dan komputer yang digunakan sebagai alat bantu membuat media pembelajaran. Pemilihan media yang tepat akan sangat membantu guru selama kegiatan belajar mengajar. 6. Flash Macromedia Flash macromedia merupakan aplikasi di dalam komputer yang dapat digunakan untuk membuat berbagai animasi bergerak sesuai dengan keinginan. Wijaya dan Purnama (2009: 21) mengutarakan bahwa flash macromedia adalah salah satu dari program aplikasi pembuat animasi yang sangat dinamis dan interaktif. Program ini telah dipakai secara luas oleh para profesional web ataupun animator karena kemampuannya yang mengagumkan dalam menampilkan multimedia, gabungan antara grafis, animasi, suara serta interaktivitas bagi pemakai. Program aplikasi ini juga telah banyak dipakai
21
untuk membuat animasi yang digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti dalam pembuatan isi multimedia, perancangan situs-situs web, advertising, film, pendidikan, dan lain-lain. Ada
berbagai
keunggulan
menggunakan
flash
macromedia,
diataranya adalah: (1) hasil akhir flash memiliki ukuran yang lebih kecil (setelah dipublish); (2) flash dapat mengimpor hampir semua gambar dan file-file audio sehingga dapat lebih hidup; (3) animasi dapat dibentuk, dijalankan dan dikontrol; (4) gambar flash tidak akan pecah meskipun di zoom beberapa kali karena gambar flash bersifat gambar vektor; (5) hasil akhir dapat disimpan dalam berbagai macam bentuk seperti *.avi, *.gif, *.mov, maupun file dengan format lain. Kelebihan lain yang dimiliki program flash macromedia adalah (1) mampu membuat tombol interaktif dengan sebuah movie atau objek yang lain; (2) flash macromedia mampu membuat perubahan transparansi warna dalam movie; (3) flash macromedia mampu membuat perubahan animasi dari satu bentuk ke bentuk lain dan mampu membuat gerakan animasi dengan mengikuti alur yang telah ditetapkan; (4) dengan flash macromedia, file dapat dikonversi dan dipublikasikan (publish) ke dalam file aplikasi (exe) (Rahman, 2007: 29). Dalam pembelajaran matematika, akan sangat tepat jika digunakan flash macromedia sebagai media untuk membuat berbagai animasi atau slide pembelajaran. Gambar-gambar seperti gambar bangun datar atau bangun ruang dapat dibuat dengan bantuan media ini dan dapat digerakkan sesuai keinginan. Berbagai warna, suara, dan gerakan-gerakan gambar yang dibuat dengan media ini, menjadikan gambar menjadi lebih hidup dan komunikatif. Dengan mengoptimalkan fasilitas seperti gambar, animasi, suara, jenis huruf maupun warna, media pembelajaran yang dibuat dengan program flash macromedia ini akan terkesan lebih menarik bagi siswa.
22
7. Pembelajaran Konvensional Menurut Djamarah (dalam Yuli, 2010) mendeskripsikan bahwa pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran. Dalam pembelajaran, sejarah metode konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan serta pembagian tugas dan latihan. Pembelajaran konvensional pada umumnya memiliki kekhasan tertentu misalnya lebih mengutamakan hapalan dari pada pengertian, menekankan kepada keterampilan berhitung, mengutamakan hasil dari pada proses, dan pengajaran berpusat pada guru. Dengan demikian terlihat bahwa pembelajaran konvensional yang dimaksud adalah proses pembelajaran yang lebih banyak didominasi gurunya sebagai “pen-transfer” ilmu, sementara siswa lebih pasif sebagai “penerima” ilmu. Pada pembelajaran konvensional atau tradisional dilihat dari kegiatan siswa selama berlangsungnya pembelajaran bekerja untuk dirinya sendiri, mata ke papan tulis dan penuh perhatian, mendengarkan guru dengan seksama, dan belajar hanya dari guru atau bahan ajar, bekerja sendiri, diam adalah emas, serta hanya guru yang membuat keputusan dan siswa pasif. (Stahl dalam Supinah, 2008: 1) Burrowes (dalam Wayan, 2009) menyampaikan bahwa: Pembelajaran konvensional menekankan pada resitasi konten, tanpa memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk merefleksi materi-materi yang dipresentasikan, menghubungkannya dengan pengetahuan sebelumnya, atau
23
mengaplikasikannya kepada situasi kehidupan nyata. Lebih lanjut dinyatakan bahwa pembelajaran konvensional memiliki ciri-ciri, yaitu: (1) pembelajaran berpusat pada guru, (2) terjadi passive learning, (3) interaksi di antara siswa kurang, dan (4) tidak ada kelompok-kelompok kooperatif. Sumber belajar dalam pembelajaran konvensional lebih banyak berupa informasi verbal yang diperoleh dari buku dan penjelasan guru atau ahli. Sumber-sumber inilah yang sangat mempengaruhi proses belajar siswa. Dalam praktiknya siswa dituntut untuk menunjukkan kemampuan menghafal dan menguasai potongan-potongan informasi sebagai prasyarat untuk mempelajari keterampilan-keterampilan yang lebih kompleks. Artinya bahwa siswa yang telah mempelajari pengetahuan dasar tertentu, maka siswa diharapakan akan dapat menggabungkan sub-sub pengetahuan tersebut untuk menampilkan prilaku (hasil) belajar yang lebih kompleks. 8. Aktivitas Belajar Siswa Untuk mencapai keberhasilan dalam mengajar, seorang guru antara lain harus
mengetahui
asas-asas
didakdik
(dasar-dasar
mengajar)
dan
melaksanakan pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Salah satu unsur-unsur dalam dasar-dasar mengajar adalah keaktifan belajar siswa. Agar proses belajar menjadi aktif, menurut Siberman (2006: 9) siswa harus mengerjakan banyak sekali tugas, mereka harus menggunakan otak, mengkaji gagasan, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif berarti suasana belajar harus menyenangkan, bersemangat, dan penuh gairah. Siswa dapat beraktivitas dengan sebaik-baiknya selama proses pembelajaran, di dalam kelompoknya maupun dalam pembelajaran klasikal.
24
Aktivitas siswa dalam pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting karena tanpa aktivitas, pembelajaran itu tidak mungkin akan berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berpikir, membaca, dan segala kegiatan yang dilakukan yang dapat menunjang prestasi belajar. Rohani (2004:6) memaparkan bahwa belajar yang berhasil mesti melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktifitas fisik merupakan keaktifan siswa dari anggota badan, membuat sesuatu, bermain, ataupun bekerja. Peserta didik yang mempunyai aktivitas psikis adalah siswa yang jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau berfungsi dalam rangka pengajaran. Lebih lanjut Paul dalam Rohani (2004:9) menyimpulkan bahwa: Terdapat bermacam-macam kegiatan peserta didik yang meliputi aktivitas jasmani dan aktivitas jiwa, antara lain sebagai berikut: (1) Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain; (2) Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya dan memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi; (3) Listening activities, sebagai contoh mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato; (4) Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin; (5) Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram; (6) Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak; (7) Mental activities, sebagai contoh misalnya: menganggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan; (8) Emotional activities, seperti misalnya: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, dan gugup.
25
Aktivitas-aktivitas tersebut tidaklah terpisah satu sama lain. Dalam setiap aktivitas motoris terkandung aktivitas mental disertai oleh perasaan tertentu, dan seterusnya. Pada setiap pembelajaran terdapat berbagai aktivitas yang dapat diupayakan. Dengan demikian, keaktifan siswa selama belajar dapat juga diamati dari keaktifan siswa saat bertanya, keberanian siswa mempresentasikan hasil kerjanya, keberanian siswa dalam memberikan tanggapan atau pendapat, ketekunan siswa dalam menyelesaikan tugas, dan juga dapat diamati dari kerja sama siswa dalam kelompok. 9. Penerapan Flash Macromedia dalam Pembelajaran Animasi yang dibuat dalam flash macromedia dapat berfungsi untuk membantu pembelajaran berbagai mata pelajaran, termasuk matematika. Animasi ini dapat membantu memvisualisasikan konsep-konsep yang bersifat abstrak agar lebih mudah dipahami siswa selama proses belajar mengajar. Hidayatullah (2011: 3) memaparkan bahwa dalam mempraktekkan suatu abstraksi dalam pembelajaran dapat dibantu dengan software berupa adobe flash yang berfungsi membantu memvisualisasikan materi pelajaran dalam bentuk animasi materi pelajaran secara interaktif. Animasi flash macromedia yang digunakan dalam pembelajaran matematika pada materi luas bangun datar adalah berupa animasi gambar bergerak. Animasi ini menampilkan gambar dengan warna-warna dan gerakan yang bertujuan menjabarkan suatu konsep. Ada tiga bagian uraian materi yang ditampilkan dalam animasi flash macromedia pada materi luas bangun datar. Hal ini dikarenakan penyajian
26
materinya disesuaikan dengan kebutuhan materi yang harus diajarkan pada siswa SD kelas 3. Fajariyah (2008: 174) memaparkan bahwa materi luas bangun datar untuk materi kelas tiga meliputi luas persegi dan persegi panjang. Masalah yang berkaitan dengan luas meliputi menghitung luas bangun yang tidak teratur, membandingkan dan mengurutkan berbagai luas persegi dan persegi panjang, menaksir luas daerah beberapa bangun datar. Dengan demikian, materi yang digunakan dalam pembuatan animasi dengan flash macromedia, yaitu: pertama mengenai penjabaran mengenai luas persegi dan persegi panjang. Pada bagian ini materi dijabarkan melalui animasi dengan menampilkan berbagai bangun persegi dan persegi panjang, menampilkan pengertian luas daerah, dan cara menghitung luasnya. Pada bagian ini juga diuraikan mengenai cara menghitung luas bangun tidak teratur. Pada bagian kedua dijabarkan materi mengenai membandingkan dan mengurutkan luas bangun datar. Bagian ini menguraikan mengenai cara membandingkan dan selanjutnya mengurutkan berbagai luas bangun datar. Bangun datar yang ditampilkan pada bagian ini adalah bangun persegi dan persegi panjang. Pada bagian ketiga, ditampilkan cara menaksir luas bangun datar. Uraian materi pada bagian ketiga ini memiliki penjelasan materi yang sama seperti menghitung luas bangun tidak teratur. Adapun
langkah-langkah
dalam
menggunakan flash macromedia, antara lain:
pelaksanaan
pembelajaran
27
a) Persiapan Pada tahap pesiapan, guru mengarahkan siswa untuk membentuk beberapa kelompok dan memberikan pengarahan mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan. b) Demonstrasi Demonstrasi merupakan penampilan animasi flash macromedia dengan materi bengun datar. Pelaksanaan demonatrasi adalah siswa menyaksikan penjelasan materi melalui animasi flash macromedia dan aktif menanggapi pemaparan materi. c) Evaluasi Pada tahap evaluasi siswa mengerjakan soal-soal yang ditampilkan setelah pemaparan materi dan diakhiri dengan pembahasan materi dan soalsoal oleh guru. Penerapan flash macromedia dalam pembelajaran memungkinkan siswa labih aktif dengan menanggapi demonstrasi saat pemaparan materi dengan menampilkan animasi-animasi yang menarik. Hal ini dikarenakan tampilan dari animasi flash macromedia yang penuh warna, gerak, serta penjabaran yang jelas menyebabkan pembahasannya mudah dipahami siswa. Penerapan media flash macromedia dalam pembelajaran diharapkan dapat menjadikan proses belajar mengajar yang tidak monoton bagi siswa serta memberikan kesempatan bagi guru agar bisa berinovasi memberikan media baru bagi siswa.
28
Namun demikian, kelemahan dari penerapan media ini adalah membutuhkan waktu dan tenaga yang lebih dibandingkan dengan mengajar secara
konvensional,
karena
guru
harus
memiliki
keterampilan
mengoperasikan aplikasi flash macromedia. Selain itu penerapan media ini menuntut sekolah memiliki fasilitas yang dapat menunjang terlaksananya pembelajaran dengan media flash macromedia, yaitu berupa seperangkat komputer dan LCD proyektor. 10. Prestasi Belajar Siswa Winkel (dalam Sunarto, 2009) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Sedangkan Gunarso (dalam Sunarto) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes yang relevan Gagne (dalam Rohani, 2004:42) menyederhanakan kemampuan manusia sebagai hasil belajar, yaitu kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, keterampilan motorik, sikap, dan nilai. Dalam hal ini, prestasi belajar siswa merupakan pengukuran faktor kognitif siswa atau pengetahuan yang dimiliki siswa.
29
B. Penelitian yang Relevan Kajian yang relevan dengan penelitian ini adalah kajian tentang hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Mohammad Isa Fifta Usi dengan judul Studi Komparasi Prestasi Belajar Matematika Antara Media Pembelajaran Flash Macromedia dengan Metode Pemecahan Masalah (Suatu Penelitian Tentang Materi Pokok Bangun Ruang Datar pada Siswa Kelas VIII Semester II SMPN 1 Balapulang Tahun Pelajaran 2009/2010). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang diajar menggunakan media pembelajaran flash macromedia dengan siswa yang diajar menggunakan metode pemecahan masalah dan mengetahui manakah yang terbaik antara media pembelajaran flash macromedia dengan metode pemecahan masalah, khususnya pada materi pokok kubus dan balok. Setelah penelitian dilakukan, ditemukan adanya perbedaan terhadap prestasi belajar matematika antara siswa yang diajar dengan menggunakan media pembelajaran flash macromedia dengan siswa yang diajar dengan menggunakan metode pemecahan masalah. Dilihat dari hasil belajar mana yang lebih tinggi, ditemukan pula bahwa hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan media pembelajaran flash macromedia lebih tinggi dari pada siswa yang diajar dengan menggunakan metode pemecahan masalah. Berdasarkan kesimpulan dari penelitian tersebut, hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan media pembelajaran flash macromedia dengan metode pemecahan masalah
dalam proses pembelajaran perlu dipertimbangkan karena terbukti
bahwa pembelajaran mengunakan media pembelajaran flash macromedia dengan
30
metode pemecahan masalah mempunyai pengaruh positif terhadap hasil belajar matematika siswa, khususnya media pembelajaran flash macromedia karena tampilan yang menarik dan menuntut guru agar dapat berkarya lebih.
C. Kerangka Berpikir Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang diajarkan pada siswa SD. Berbagai konsep dalam matematika harus dipelajari dan pahami oleh siswa. Objek dalam matematika berkenaan dengan ide-ide atau konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hierarki dari penalaran deduktif. Berbagai konsep abstrak tersebut harus dipahami dengan baik oleh siswa ketika belajar matematika. Siswa SD berusia antara 7-12 tahun. Di usia ini, perkembangan kognitif anak SD masih berada pada masa berpikir konkret. Siswa belum bisa mengkonstruksi konsep-konsep yang bersifat abstrak. Tentunya siswa akan kesulitan memahami konsep-konsep yang bersifat abstrak. Pada akhirnya matematika akan dianggap ‘sulit’ bagi siswa SD. Hal seperti ini merupakan pemicu untuk siswa tidak mempelajari matematika dengan pemahaman baik. Dalam tuntutan pembelajaran di SD, siswa SD harus tetap memahami konsep-konsep abstrak dalam matematika. Maka, dibutuhkan pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan mental siswa SD, sehingga siswa dapat memahami matematika dengan baik. Namun pada kenyataannya pembelajaran sekarang yang sering diterapkan pada siswa SD adalah pembelajaran konvensional. Kenyataan yang sering terjadi dalam pembelajaran konvensional adalah proses komunikasi sering tidak berjalan dengan lancar karena mengalami suatu hambatan yang
31
berbentuk verbalisme, kurangnya inovasi penggunaan media, perhatian yang tidak terpusat sehingga siswa kurang serius dalam pembelajaran dan tidak ada tanggapan yang menyeluruh. Melihat kebutuhan pembelajaran yang seharusnya diterapkan pada siswa SD, sudah seharusnya tidak hanya pembelajaran konvensional saja yang digunakan selama pelaksanaan pembelajaran, maka penelitian ini memberikaan alternatif media berupa flash macromedia sebagai media pembelajaran matematika. Media ini memiliki karakteristik yang menarik bagi siswa SD karena memberikan tampilan berupa gambar-gambar bergerak yang penuh warna. Tujuan dari penggunaan media ini adalah untuk menurunkan keabstrakan matematika dengan menyederhanakan konsep matematika dan menjadikan pembelajaran matematika lebih menarik bagi siswa SD. Berdasarkan penjelasan diatas dapat divisualisasikan dalam bentuk bagan seperti berikut:
32
Pembelajaran matematika SD: 1. Memiliki konsep abstrak. 2. Harus diajarkan kepada siswa SD. 3. Siswa SD berada pada masa berfikir konkret.
Diajarkan dengan adanya inovasi media pembelajaran
Harus diajarkan kepada siswa SD
Media pembelajaran flash macromedia: 1. Menarik, menurunkan keabstrakan matematika. 2. inovatif
Diajarkan secara konvensional: 1. proses komunikasi sering tidak berjalan dengan lancar. 2. kurangnya inovasi penggunaan media.
Siswa kurang perhatian ketika belajar
Aktivitas dan prestasi belajar yang lebih baik
Membandingkan
Aktivitas dan prestasi belajar kurang maksimal
Gambar 2.6 Bagan Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Ho
: Rerata hasil belajar siswa dengan penggunaan flash macromedia tidak lebih baik dari pada rerata hasil belajar yang pembelajaran konvensional.
Ha
: Rerata hasil belajar siswa dengan penggunaan flash macromedia lebih baik dari pada rerata hasil belajar yang menggunakan
33
pembelajaran konvensional. 2. Ho
: Aktivitas belajar siswa dengan penggunaan flash macromedia tidak lebih baik dari pada aktivitas belajar yang menggunakan pembelajaran konvensional.
Ha
: Aktivitas belajar siswa dengan penggunaan flash macromedia lebih baik dari pada aktivitas belajar siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.
34
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan penelitian
eksperimen.
Metode
ini
mengungkap
hubungan antara
dua
variabel/lebih atau mencari pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya. (Sudjana, 2009: 19). Dalam pelaksanaan penelitian eksperimen, peneliti dengan sengaja dan secara sistematik mengadakan perlakuan variabel (manipulasi) dalam peristiwa alamiah, kemudian mengamati konsekuensi perlakuan tersebut. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain statis dua kelompok. Berikut merupakan desain statis dua kelompok. Grup
Variabel terikat
Postest
E (Eksperimen)
X
Y
C(Control)
-
Y
Sudjana (2009: 37)
B. Variabel Penelitian Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati (Sugiono, 2003: 2). Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel bebas adalah variabel penyebab atau yang diduga memberikan suatu pengaruh atau efek terhadap peristiwa lain (Sudjana, 2009 : 12). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media pembelajaran flash macromedia pada
34
35
materi luas bangun datar. Flash macromedia terhadap materi bangun datar merupakan variabel bebas yang dinyatakan dengan X. 2. Variabel terikat adalah variabel yang ditimbulkan atau efek dari variabel bebas (Sudjana, 2009 : 12). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar dan aktivitas belajar matematika. Prestasi belajar merupakan variabel terikat dan dinyatakan dengan Y1. Prestasi belajar matematika dinyatakan dengan skor hasil tes prestasi belajar setelah perlakuan. Aktivitas belajar matematika berperan sebagai variabel terikat kedua dan dinyatakan dengan Y2. Aktivitas dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil pengamatan aktivitas belajar matematika.
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Pengertian populasi menurut Sugiyono (2003: 55) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas III MI IT Luqman Al-Hakim Slawi semester 2 tahun ajaran 2010/2011 terdiri dari 3 kelas yaitu kelas 3A yang terdiri dari 28 siswa, kelas 3B yang terdiri dari 29 siswa dan kelas 3C yang terdiri dari 30 siswa. Jadi banyaknya populasi dalam penelitian ini adalah 87 siswa.
36
2. Sampel Pengertian sampel menurut Sugiyono (2003: 56) adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pada penelitian ini sampel yang menjadi kelas kontrol adalah kelas 3B, sedangkan sampel yang menjadi kelas eksperimen adalah kelas 3A. 3. Teknik Pengambilan Sampel Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Cluster Random Sampling, yaitu sampel yang terdiri dari kelompok anggota yang terhimpun pada gugus (Cluster) yang diambil secara acak. Sampel dalam penelitian ini diambil dua kelas dengan cara diundi dari 3 kelas. Sampel tersebut terdiri dari 1 kelas kontrol dan 1 kelas eksperimen.
D. Metode Analisis Instrumen 1. Validitas tes Untuk mengetahui validitas item soal digunakan rumus korelasi product moment dengan rumus : ∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑
∑
Keterangan : rxy
: koefisien korelasi XY
N
: banyaknya subyek uji coba
∑X
: jumlah skor item
∑Y
: jumlah skor total
37
∑X² : jumlah kuadrat skor item ∑Y² : jumlah kuadrat skor total ∑XY : jumlah perkalian skor item dengan skor total (Sugiono, 2003: 213) Kemudian hasil rxy dikonsultasikan dengan harga r product moment, dengan menetapkan taraf signifikasi 5%, jika rxy > rtabel , maka alat ukur dikatakan valid. Setelah pengujian soal, diperoleh beberapa butir soal yang valid. Uji coba soal dilakukan sebanyak tiga kali. Analisis yang digunakan untuk mengolah data ini menggunakan bantuan aplikasi SPSS 17.0. Dalam uji coba soal pertama, terdiri dari 30 soal terbukti 7 soal valid, uji coba soal kedua yang terdiri dari 14 soal terbukti 6 soal valid, dan pada uji coba soal ketiga yang terdiri dari 16 soal, terbukti 10 soal valid. 2. Reliabilitas Untuk mengetahui reliabilitas perangkat tes soal pilihan ganda, digunakan rumus KR-21 sebagai berikut : 1
1
.
Keterangan : r11
: koefisien reliabilitas tes internal seluruh item
k
: banyaknya item
s
: standar deviasi : mean (rerata total skor)
(Riduwan, 2008 : 109)
38
Besar
dikonsultasikan dengan harga kritik product moment dengan
menggunakan taraf signifikansi (α) = 5%. Jika
>
, maka perangkat tes
dikatakan reliabel. Instrumen yang dianalisis dalam penelitian ini berupa soal tes objektif. Analisis yang digunakan dalam pengujian reliabillitas soal menggunakan aplikasi SPSS 17. Berdasarkan hasil analisis, dari seluruh hasil uji coba tes diperoleh semua soal yang valid sudah termasuk kategori reliabel. Pada uji coba pertama, nilai Cronbach’s Alpha = 0,718. Jika dibandingkan dengan nilai alpha (α) = 5%, maka 0,718 > 0,05. Pada uji coba soal kedua, nilai Cronbach’s Alpha = 0,609. Jika dibandingkan dengan nilai alpha (α) = 5%, maka 0,609 > 0,05. Pada uji coba soal ketiga, nilai Cronbach’s Alpha = 0.725. Jika dibandingkan dengan nilai alpha (α) = 5%, maka 0,725 > 0,05. Dengan demikian, semua analisis membuktikan bahwa soal tersebut reliabel. Hasil analisis dapat dilihat pada lampiran. 3. Taraf Kesukaran Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal pilihan ganda digunakan rumus:
Keterangan : P
: tingkat kesukaran
B
: banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul
Js
: jumlah seluruh siswa peserta tes
(Arikunto, 2009 : 208)
39
Indeks kesukaran dalam soal tes, diklasifikasikan sebagai berikut: Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah (Arikunto, 2009: 210) Dari hasil perhitungan tentang tingkat kesukaran soal, pada hasil uji coba pertama, diperoleh soal nomor 5, 9, 10, dan 30 termasuk kategori mudah, soal nomor 10, 11, dan 21 termasuk kategori sedang dan tidak ada soal yang termasuk kategori sukar. Untuk hasil uji coba soal kedua diperoleh soal nomor 9, 10, 11, dan 12 termasuk kategori mudah, tidak ada soal yang termasuk kategori sedang, sedangkan soal nomor 3 dan 14, termasuk kategori sukar. Untuk hasil uji coba soal ketiga diperoleh soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 11, dan 13, termasuk kategori mudah, soal nomor 6, 7, dan 8, termasuk kategori sedang, dan tidak ada soal yang termasuk kategori sukar. 4. Daya Pembeda Butir Soal Untuk menghitung daya pembeda butir soal pilihan ganda dapat digunakan rumus :
Keterangan : J
: daya pembeda soal
JA
: banyaknya peserta kelompok atas
JB
: banyaknya peserta kelompok bawah
BA
: banyaknya
peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar
40
BB
: banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar
PA=
: proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB =
: proporsi kelompok bawah yang menjawab dengan benar
(Arikunto, 2009: 213-214) Klasifikasi daya pembeda butir soal adalah sebagai berikut: D = 0,00 – 0,20 = jelek (poor) D = 0,21 – 0,40 = cukup (satisfactory) D = 0,41 – 0,70 = baik (good) D = 0,71 – 1,00 = baik sekali (exellent) D = negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja. (Arikunto, 2009: 218) Dari hasil perhitungan daya pembeda soal tes pada uji coba pertama diperoleh 2 soal jelek yaitu nomor 5 dan 30. Terdapat 1 soal cukup yaitu nomor 9, serta 4 soal baik, yaitu nomor 10, 11, 20, 21. Untuk uji coba soal kedua diperoleh 4 soal jelek yaitu nomor 9, 10, 11, dan 12. Terdapat 2 soal cukup yaitu nomor 3 dan 14, serta tidak ada soal yang baik. Untuk uji coba soal ketiga diperoleh 2 soal jelek yaitu nomor 1 dan 2. Terdapat 4 soal cukup yaitu nomor 3, 4, 11, dan 13, serta 4 soal baik, yaitu nomor 5, 6, 7, dan 8.
E. Teknik Pengumpulan Data Ada beberapa metode pengumpulan data yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini, yaitu:
41
1. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk buku-buku tentang pendapat, teori, dalil/hukum-hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian. Dalam hal ini, dokumentasi yang digunakan adalah daftar nama siswa dan data kemampuan awal siswa SD yang menjadi objek penelitian. 2.
Metode Tes Tes dalam hal ini adalah sebagai alat pengungkap data secara sistematis
untuk memperoleh data atau keterangan yang diinginkan tentang seseorang dengan cara yang cepat dan tepat. Dalam penelitian ini tes berfungsi untuk menguji prestasi belajar matematika materi luas bangun datar dari kedua kelompok setelah masing-masing memperoleh perlakuan. Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah tes objektif dengan jumlah soal 15 dengan empat alternatif jawaban, masing-masing soal mempunyai poin 1 jika jawaban benar, sehingga maksimal poin yang didapat adalah 15 jika semua jawaban benar dengan waktu pengerjaan selama 60 menit. 3. Metode Observasi Observasi ini dilakukan untuk mengungkap proses atau kejadian yang ada dalam lingkungan pembelajaran di kelas. Observasi ini dibutuhkan agar dapat memahami proses terjadinya pembelajaran di kelas. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap aktivitas anggota sampel selama proses pembelajaran berlangsung.
42
Instrumen yang digunakan dalam metode observasi yaitu menggunakan lembar observasi dengan indikator-indikator yang disusun dengan mengacu pada macam-macam keaktifan belajar. Jumlah aspek keaktifan yang digunakan untuk mengukur keaktifan siswa selama pembelajaran adalah sebanyak lima butir aspek. Aspek dalam lembar observasi meliputi keaktifan siswa dalam menanggapi demonstrasi, keaktifan siswa dalam bertanya kepada guru, keberanian siswa dalam menanggapi hasil kerjanya, ketekunan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru, dan kerja sama siswa pada saat kerja kelompok.
F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data 1. Uji Normalitas Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji Lilliefors. Uji Liliefors dilakukan untuk menguji hipotesis nol yang menyatakan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal melawan hipotesis tandingan bahwa distribusi tidak normal. Untuk pengujian hipotesis nol tersebut, dapat ditempuh dengan prosedur sebagai berikut: a. Pengamatan
,
, ….,
dengan menggunakan rumus
dijadikan bilangan baku =
,
, ….,
( dan s masing-masing merupakan
rata-rata dan simpangan baku sampel). b. Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F( )=P(z≤ ).
43
c. Selanjunya dihitung proporsi dengan
,
, ….,
yang lebih kecil atau sama
. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S( ), maka S( ) = ,
,… ,
d. hitung selisih F( ) – S( ) kemudian tentukan harga mutlaknya. e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. f. Sebutlah harga terbesar ini Lo. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, kita bandingkan Lo ini dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar nilai kritis L untuk taraf nyata α yang dipilih. Kriterianya adalah tolak hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi normal jika Lo yang diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar. Dalam hal lainnya hipotesis nol diterima. 2. Uji Homogenitas Uji homogenitas merupakan uji prasyarat analisis sebelum pelaksanaan uji hipotesis. Untuk mengetahui jenis uji yang akan digunakan pada saat uji hipotesis, maka terlebih dahulu harus diketahui apakah sampel yang akan digunakan homogen atau tidak. Data yang digunakan untuk uji homogenitas adalah nilai ujian tengah semester 2 kelas III. Pengujian ini bertujuan untuk menguji kesamaan k buah (k 2) varians populasi yang berdistribusi normal. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Bartlet dengan statistik chi kuadrat. Untuk memudahkan perhitungan pengujian Bartlett, ada beberapa faktor yang diperlukan dalam pengujian disusun dalam sebuah daftar seperti tercantum pada tabel 3.1.
44
Tabel 3.1. Tabel Persiapan Uji Homogenitas Sampel
Dk
1/dk
Si²
Log Si²
(dk) Log Si²
1
n1 – 1
1/(n1 – 1 )
S1²
Log S1²
(n1 – 1 ) Log S1²
2
n2 – 1
1/(n2 – 1)
S2²
Log S2²
(n2 – 1) Log S2²
3
n3 – 1
1/(n3 – 1)
S3²
Log S3²
(n3 – 1) Log S3²
K
nk – 1
1/(nk – 1)
Sk²
Log Sk²
(nk – 1) Log Sk²
Jumlah
-
-
-
-
-
Langkah-langkah yang digunakan untuk melakukan perhitungan Bartlett antara lain : a. Menghitung varians gabungan dari semua sampel, dapat dihitung dengan rumus: s² = (∑(
– 1)
² / ∑(
– 1))
b. Menghitung harga B dengan rumus: B = (log s²) ∑ (
– 1)
c. Menggunakan statistik chi kuadrat. Rumus yang digunakan adalah: χ² = (ln 10) {B - ∑(
– 1) log ²
Keterangan: Si²
: variansi masing-masing kelompok
B
: koefisien Bartlett : jumlah sampel
45
Kriteria pengujian hipotesis Ho ditolak jika
²(1-α)(k-1) didapat
χ
²
χ hitung ≥ χ
²(1-α)(k-1) dimana
dari daftar distribusi Chi Kuadrat dengan peluang. .
(1-α) dan dk = (k-1). (Sudjana, 1992: 263) 3. Uji Hipotesis Untuk lebih meyakinkan bahwa perbedaan aktivitas dan prestasi belajar matematika pada penelitian ini dikarenakan oleh perlakuan yang diberikan, maka sebelum eksperimen berlangsung terlebih dahulu dilakukan uji kesetaraan antar kelompok. Hasil uji ini akan menunjukkan setara tidaknya kelompok-kelompok yang terlibat dalam eksperimen sebelum perlakuan diberikan. Uji yang digunakan untuk mengetahui kesamaan ratarata, dapat digunakan rumus uji-t jika sampel berdistribusi normal, tetapi pengujian dilakukan menggunakan uji Mann Whitney U jika sampel berdistribusi tidak normal. a. Analisis Akhir (Pengujian Hipotesis Menggunakan Uji-t) Analisis data setelah eksperimen yaitu untuk menguji prestasi belajar matematika materi bangun datar dari kedua kelompok setelah masing-masing memperoleh perlakuan. Persyaratan yang harus dipenuhi pada analisis data ini menggunakan uji-t yang menunjukan adanya perbedaan prestasi antara kedua kelompok yang akan diperbandingkan. Adapun rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah :
∑
∑
46
Keterangan : Mx: Nilai rata - rata kelompok eksperimen My: Nilai rata - rata kelompok kontrol Nx: Jumlah subyek kelompok eksperimen Ny: Jumlah subyek kelompok kontrol X : Jumlah nilai kelompok eksperimen Y : Jumlah nilai kelompok kontrol Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji pihak kanan. Dalam uji pihak ini berlaku ketentuan bahwa, bula harga thitung lebih besar atau sama dengan (≥) harga ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. (Sugiono, 2003: 100) b. Analisis Akhir (Pengujian Hipotesis Menggunakan Uji Mann Whitney U) Terdapat dua rumus yang digunakan untuk pengujian. Kedua rumus tersebut digunakan dalam perhitungan karena akan diperlukan untuk mengetahui harga U mana yang lebih kecil. Harga U yang lebih kecil tersebut yang digunakan untuk pengujian dan dibandingkan dengan U tabel. Kedua rumus tersebut adalah sebagai berikut: Rumus 1 : U1 = n1 n2 +
R1
Rumus 2 : U2 = n1 n2 +
R2
Dimana : n1 = jumlah sampel 1 n2 = jumlah sampel 2
47
U1 = jumlah peringkat 1 U2 = jumlah peringkat 2 R1 = jumlah rangking pada sampel n1 R1 = jumlah rangking pada sampel n2 Dalam membuat keputusan statistik, kriterianya adalah tolak Ho jika test statistik U ≤ nilai kritis (Uhitung ≤ Utabel). (Sugiyono, 2003:148)
48
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data a. Data Pra-eksperimen Data pra-eksperimen digunakan untuk menganalisis data sebelum pelaksanaan penelitian. Ada dua jenis data yang dikumpulkan sebelum pelaksanaan eksperimen, yaitu data hasil prestasi belajar yang diperoleh dari nilai UTS (Ujian Tengah Semester) dan data aktivitas awal siswa. 1) Data Nilai UTS Data ini diperoleh dari nilai UTS mata pelajaran matematika siswa kelompok eksperimen dan kontrol. Selanjutnya data ini di analisis dengan tujuan untuk mengetahui kedua sampel memiliki kemampuan awal yang sama. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji homogenitas, dan uji kesamaan rata-rata (uji-t). Berikut merupakan data nilai UTS siswa kelas 3 dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
48
49
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai UTS Kelompok Eksperimen No kelas 1 2 3 4 5 6
Kelas Interval 40 – 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79 80 – 89 90 – 100 Jumlah
Frekuensi 0 1 1 8 7 11 28
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai UTS Kelompok Kontrol No kelas 1 2 3 4 5 6
Kelas Interval 40 – 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79 80 – 89 90 – 100 Jumlah
Frekuensi 1 0 3 12 7 6 29
Tabel 4.1 dan 4.2 merupakan tabel distribusi frekuensi nilai UTS kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berdasarkan nilai yang diperoleh, kemudian nilai yang terdaftar disajikan dalam bentuk data seperti pada tabel 4.3 dan grafik rata-rata seperti pada gambar 4.1. Tabel 4.3 Data Nilai UTS Kelomok Eksperimen dan Kontrol Kelas Eksperimen Kontrol
Skor tertinggi 100 98
Skor terendah 59 45
Rata-rata 84,14 79,34
Varians (S²) 10,70 11,75
50
90 80 70 60 50 40
Rata-rata
30 20 10 0 Eksperimen
Kontrol
Gambar 4.1 Grafik Rata-rata Nilai UTS Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Data nlai UTS kelompok eksperimen dan kontrol tercantum pada tabel 4.2. Berdasarkan tabel, dapat dinyatakan bahwa skor tertinggi kelompok eksperimen=100, skor terendah=59. Rata-rata nilai di kelompok eksperimen ( )=84,14 dan varian (S²)=10. Data nilai UTS di kelompok kontrol diantaranya adalah skor tertinggi=98, skor terendah=45, rata-rata ( )=79,34 dan varian (S²)=11,75. 2) Data Hasil Aktivitas Awal Siswa Data hasil aktivitas awal siswa diperoleh dengan cara mengamati pembelajaran sebelum perlakuan. Berikut merupakan data hasil aktivitas awal siswa.
51
Tabel 4.4 Data Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Pra-Eksperimen No Indikator 1. Keaktifan siswa dalam bertanya kepada guru. 2. Keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil kerjanya. 3. Ketekunan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. 4. Kerjasama siswa pada saat kerja kelompok Jumlah aktivitas siswa Rata-rata aktivitas siswa kelompok eksperimen sebelum perlakuan
Presentase 49,11 42,86 75,89 51,79 219,65 54,91
Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh data keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran matematika sebelum menggunakan media pembelajaran flash macromedia. Data keaktifan dinyatakan dalam presentase yang meliputi keaktifan siswa dalam bertanya kepada guru sebesar 49,11%, keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil kerjanya sebesar 42,86%, ketekunan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru sebesar 75,89%, dan kerjasama siswa pada saat kerja kelompok sebesar 51,799%. Dengan demikian, rata-rata keaktifan siswa sebelum perlakuan mencapai 54,91%. b. Data Post-test Data dari penelitian ini berupa data hasil uji kompetensi siswa kelas 3 di MI IT Luqman Al-Hakim Slawi pada materi luas bangun datar dan data hasil observasi mengenai aktivitas siswa. Data hasil uji kompetensi akan digunakan untuk mengolah data secara kuantitatif untuk pengujian
52
hipotesis mengenai prestasi siswa, sedangkan data hasil observasi akan digunakan untuk pengujian hipotesis mengenai aktivitas siswa. Data
diperoleh
setelah
kelompok
eksperimen
dan
kontrol
mendapatkan perlakuan. Berikut merupakan data postest siswa kelas 3 pada kelompok eksperimen dan kontrol.
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Data Postes Kelompok Eksperimen No kelas 1 2 3 4 5 6 7 8
Kelas Interval 20 – 29 30 – 39 40 – 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79 80 – 89 90 – 100 Jumlah
Frekuensi 0 1 2 2 2 0 14 7 28
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Data Postes Kelompok Eksperimen No kelas 1 2 3 4 5 6 7 8
Kelas Interval 20 – 29 30 – 39 40 – 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79 80 – 89 90 – 100 Jumlah
Frekuensi 2 1 6 3 9 2 5 1 29
53
Tabel 4.5 dan 4.6 merupakan tabel daftar nilai hasil postest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berdasarkan daftar nilai yang diperoleh, kemudian nilai yang terdaftar disajikan dalam bentuk data berdasarkan pada distribusi frekuensi setiap kelompok baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol seperti pada tabel 4.7 dan grafik rata-rata seperti pada gambar 4.2. Tabel 4.7 Data Hasil Postes Kelas Eksperimen Kontrol
Skor tertinggi 100 93
Skor terendah 33 20
Rata-rata 78,11 59,83
Varians (S²) 17,78 18,58
90 80 70 60 50 40
Rata-rata
30 20 10 0 Eksperimen
Kontrol
Gambar 4.2 Gambar Grafik Rata-rata Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
54
Data nilai posttest kelompok eksperimen dan kontrol
tercantum
pada tabel 4.7. Berdasarkan tabel, dapat disebutkan bahwa skor tertinggi kelompok eksperimen = 100, skor terendah = 33. Rata-rata nilai di kolompok eksperimen ( ) = 79,11 dan varian (S²) = 17,78. Data nilai UTS di kelompok kontrol diantaranya adalah skor tertinggi = 93 dan skor terendah=20. Rata-rata ( ) = 59,83 dan varian (S²) = 18,58. c. Data Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Selain meneliti tentang prestasi belajar, penelitian ini juga meneliti tentang aktivitas siswa selama pembelajaran sebelum dan sesudah perlakuan dalam penelitian. Aktivitas yang diamati meliputi keaktifan siswa dalam menanggapi demonstrasi, keaktifan siswa dalam bertanya, keberanian siswa mepresentasikan hasil kerjanya, keberanian siswa dalam memberikan
tanggapan
atau
pendapat,
ketekunan
siswa
dalam
menyelesaikan tugas, dan kerjasama siswa dalam kelompok Berikut merupakan data hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa:
55
Tabel 4.8 Data Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Setelah Perlakuan No
Indikator
1.
Keaktifan siswa dalam menanggapi demonstrasi 2. Keberanian siswa dalam bertanya kepada guru. 3. Keberanian siswa dalam memperesentasikan hasil kerjanya. 4. Ketekunan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. 5. Kerjasama siswa dalam bekerja kelompok. Jumlah aktivitas siswa Rata-rata aktivitas siswa Rata-rata aktivitas siswa kelompok eksperimen setelah perlakuan
1 70,54
Persentase Pertemuan ke 2 3 4 84,62 75 85,19
54,46
69,23
75
82,41
68,75
75,96
72,22
78,70
89,29
83,65
81,84
100
60,71
77,89
75
96,30
343,75 68,75
391,35 379,06 78,27 75,74 77,82
442,6 88,52
Berdasarkan tabel 4.8 diperoleh data keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran matematika setelah diberikan pembelajaran menggunakan media pembelajaran flash macromedia. Data keaktifan siswa diperoleh dari aktivitas belajar sebanyak empat kali pertemuan. Pada pertemuan pertama, rata-rata aktivitas siswa mencapai 68,75%, pertemuan kedua mencapai 78,27%, pertemuan ketiga mencapai 75,74%, dan pertemuan keempat mencapai 88,52. Rata-rata aktivitas siswa secara keseluruhan sebesar 77,82%.
56
2. Analisis Data Hasil Penelitian 1. Data Pra-eksperimen Ada beberapa analisis untuk data pra-eksperimen, diantaranya analisis uji normalitas, analisis uji homogenitas, dan analisis uji kesamaan rata-rata. Berikut merupakan hasil analisis data pra-eksperimen. 1) Uji Normalitas Uji normalitas pada sampel digunakan untuk mengatahui kondisi data apakah berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data perlu diketahui karena menjadi syarat untuk menggunakan hipotesis statistik parametrik atau statistik non parametrik. Berikut merupakan hasil analisis uji normalitas data pra-eksperimen. a) Hipotesis Ho = sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Ha = sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. b) Taraf signifikansi Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah α=0,05. c) Statistik Uji Uji statistik yang digunakan untuk menguji kenormalan skor prestasi belajar pra-eksperimen adalah menggunakan menggunakan metode Liliefors atau Kolmogorof-Smirnov dengan bantuan aplikasi SPSS 17.0.
57
d) Kriteria Keputusan Dalam membuat keputusan statistik, kriterianya adalah: Ho tidak ditolak jika Significance Kolmogorof-Smirnov < α = 0,05. Ho ditolak jika Significance Kolmogorof-Smirnov > α = 0,05. e) Hitungan Tabel 4.9 Tabel Hasil Analisis Uji Normalitas Data Pra-eksperimen Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic
Df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic *
x1 .126 28 .200 x2 .138 28 .182 a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
.947 .962
Df
Sig. 28 28
.164 .389
f) Kesimpulan dan Penafsiran Berdasarkan perhitungan ternyata Significance Kolmogorof-Smirnov pada x1 = 0,200 dan x2 = 0,182. Nilai ini > α = 0,05, maka Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan taraf signifikansi 5% telah teruji bahwa sampel berasal dari popolasi yang berdistribusi normal. 2) Analisis Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui bahwa kedua kelas tersebut berada pada populasi yang sama atau homogen. Sehingga penelitian dapat dilakukan pada kedua kelas tersebut. Berikut merupakan hasil analisis uji homogenitas data pra-eksperimen:
58
1) Hipotesis Ho = σ = σ Ha = σ ≠ σ 2) Taraf signifikansi Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah α=0,05. 3) Statistik Uji Uji statistik homogenitas variansi dilakukan dengan uji homogenitas Levene menggunakan program aplikasi SPSS 17.0. 4) Kriteria Keputusan Dalam membuat keputusan statistik, kriterianya adalah: a) Ho tidak ditolak jika Significance Levene's Test for Equality of Variances < α = 0,05. b) Ho ditolak jika Significance Levene's Test for Equality of Variances > α = 0,05. 5) Hitungan Berikut merupakan hitungan statistik uji homogenitas dengan menggunakan aplikasi SPSS 17.0.
59
Tabel 4.10 Tabel Hasil Analisis Uji Homogenitas Data Pra-eksperimen Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F Nilai
Equal variances
Sig. .007
.936
assumed Equal variances not assumed
6) Kesimpulan dan Penafsiran Berdasarkan perhitungan ternyata Significance Levene's Test for Equality of Variances = 0.936 > α = 0,05, maka Ho ditolak. Dapat disimpulkan bahwa dengan taraf signifikansi 5% telah teruji bahwa variansi antar kelompok bersifat homogen. 3) Analisis Kesamaan Rata-rata Analisis pengujian rata-rata dilakukan untuk mengetahui apakah kedua sampel memiliki kemampuan awal yang sama. Analisis pengujian dalam penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS 17.0. berikut merupakan hasil analisis dengan menggunakan aplikasi SPSS 17.0. 1) Hipotesis Ho = μ = μ Ha = μ ≠ μ
60
2) Taraf signifikansi Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah α=0,05. 3) Statistik Uji Uji statistik kesamaan rata-rata dilakukan dengan uji-t program aplikasi SPSS 17.0. 4) Kriteria Keputusan Dalam membuat keputusan statistik, kriterianya adalah: a) Ho tidak ditolak jika p > 0,05 b) Ho ditolak jika p < 0,05 5) Hitungan Tabel 4.11 Tabel Hasil Analisis Uji-t Data Pra-eksperimen Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference Sig. (2-
F Nilai
Equal
Sig. .007
.936
T 1.610
Df
Mean
Std. Error
tailed) Difference Difference
Lower
Upper
55
.113
4.798
2.980
-1.173
10.769
1.613 54.822
.112
4.798
2.975
-1.164
10.760
variances assumed Equal variances not assumed
61
6) Kesimpulan dan Penafsiran Berdasarkan perhitungan pada tabel 4.9, diperoleh bahwa nilai signifikansi uji-t = 0,113 yang > nilai α = 5%. Dengan demikian, Ho tidak ditolak. Hal ini menandakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua sampel, artinya kedua sampel memiliki kemampuan awal yang sama. 2. Data Postes 1) Hasil Analisis Uji Normalitas Uji normalitas pada sampel digunakan untuk mengatahui kondisi data apakah berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data perlu diketahui karena menjadi syarat untuk menggunakan hipotesis statistik parametrik atau statistik non parametrik. Berikut merupakan analisis uji normalitas data postes: 1) Hipotesis Ho = sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Ha = sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. 2) Taraf signifikansi Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah α=0,05. 3) Statistik Uji Uji statistik yang digunakan untuk menguji kenormalan skor prestasi belajar pra-eksperimen adalah menggunakan menggunakan
62
metode Liliefors atau Kolmogorof-Smirnov dengan bantuan aplikasi SPSS 17.0. 4) Kriteria Keputusan Dalam membuat keputusan statistik, kriterianya adalah: a) Ho tidak ditolak jika Significance Kolmogorof-Smirnov < α = 0,05 b) Ho ditolak jika Significance Kolmogorof-Smirnov > α = 0,05 5) Hitungan Tabel 4.12 Hasil Analisis Uji Normalitas Data Postes Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic
Df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
Df
Sig.
x1
.292
28
.000
.852
28
.001
x2
.100
28
.200
*
.974
28
.680
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
6) Kesimpulan dan Penafsiran Berdasarkan perhitungan ternyata Significance KolmogorofSmirnov pada x1 = 0,000, nilai ini < α = 0,05, dan x2 = 0,182, nilai ini > α = 0,05. Dengan demikian,
maka Ho tidak ditolak. Hal ini
menandakan bahwa sampel pada kelompok eksperimen tidak berdistribusi normal, dan sampel pada kelompk kontrol berdistribusi
63
normal. Dengan demikian, perhitungan selanjutnya menggunakan statistik non parametrik. 2) Hasil Analisis Uji Hipotesis Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk menerima atau menolak hipotesis yang diajukan. Ada dua data yang dianalisis untuk menguhi hipotesis yang diajukan, yaitu data mengenai prestasi belajar siswa dan aktivitas belajar siswa. Analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis mengenai prestasi belajar siswa yaitu menggunakan uji Mann Whitney U. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS 17.0. Sedangkan uji hipotesis mengenai aktivitas siswa dilakukan dengan cara membandingkan aktivitas yang dilakukan siswa sebelum dan sesudah perlakuan dalam penelitian. Berikut merupakan hasil analisis uji hipotesis: a) Hasil Uji Hipotesis Prestasi Belajar 1) Hipotesis Hipotesis yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah: Ho = μ = μ Ha = μ ≠ μ 2) Taraf signifikansi Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah α=0,05.
64
3) Statistik Uji Uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis mengenai prestasi belajar siswa yaitu menggunakan uji Mann Whitney U. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS 17.0. 4) Kriteria Keputusan Dalam membuat keputusan statistik, kriterianya adalah: a) Ho tidak ditolak jika (-Ztabel) ≤ Zhitung ≤ Ztabel -1,96 ≤
Zhitung ≤ 1,96
b) Ho ditolak jika Zhitung ≤ (-Ztabel) atau Zhitung > Ztabel Zhitung ≤ (-1,96) atau Zhitung > 1,96 5) Hitungan Tabel dibawah ini merupakan tabel hasil analisis uji Mann Whitney U menggunakan aplikasi SPSS 17.0: Tabel 4.13 Tabel hasil analisis uji Mann Whitney U a
Test Statistics
Hasil belajar Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed)
189.000 624.000 -3.487 .000
a. Grouping Variable: Kelompok
6) Kesimpulan dan Penafsiran Ternyata Zhitung = -3,48 < Ztabel = -1,96, maka Ho ditolak. Dapat disimpulkan bahwa dengan taraf signifikansi 5% terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang memperoleh pembelajaran
65
dengan menggunakan media pembelajaran flash macromedia pada materi luas bangunn datar dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. b) Hasil Uji Hipotesis Aktivitas Belajar Siswa Berdasarkan hasil pengamatan ditemukan presentase terhadap hasil pengamatan aktivitas belajar siswa sebelum perlakuan sebesar 54,91% dan setelah perlakuan dalam penelitian presentase terhadap hasil pengamatan aktivitas belajar siswa berubah menjadi 77,82%. Hal itu berarti bahwa aktivitas belajar siswa yang setelah menggunakan media pembelajaran flash macromedia lebih baik dari aktivitas belajar siswa sebelum menggunakan media pembelajaran flash macromedia atau pada saat pembelajaran dengan metode konvensional.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya kecenderungan yang lebih baik dari aktivitas dan prestasi belajar siswa antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol pada pembelajaran matematika kelas tiga materi luas bangun datar di MIIT Luqman Al-Hakim Slawi. Dalam pelaksanaan penelitian, proses pembelajaran dibagi menjadi dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perbedaan dari treatment (perlakuan) yang diberikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terletak pada diberikannya media pembelajaran flash macromedia dan tidak diberikannya media pembelajaran flash macromedia
66
dalam pembelajaran materi luas bangun datar. Adapun hal-hal yang diteliti dalam penelitian ini yaitu mengenai aktivitas belajar siswa dan prestasi belajar siswa. Dalam menguji prestasi belajar siswa, bentuk instrumen yang digunakan berupa soal tes prestasi belajar. Sebelum penggunaan, instrumen ini terlebih dahulu soal diuji dengan analisis butir soal. Beberapa uji statistik yang digunakan yaitu uji validitas, reliabilitas, daya beda butir soal, dan tingkat kesukaran soal. Soal yang memenuhi kriteria tersebut, dapat digunakan sebagai alat pengumpul data. Setelah pengujian analisis butir soal, diperoleh 15 soal memenuhi kriteria sebagai instrumen yang valid dan reliabel. Maka instrumen yang digunakan sebagai alat pengumpul data prestasi belajar siswa adalah menggunakan soal dengan jumlah butir soal sebanyak 15 butir soal. Hipotesis yang digunakan yaitu hipotesis uji satu pihak (kanan). Pada pelaksanaan uji hipotesis mengenai prestasi belajar siswa, proses analisis statistik yang digunakan adalah menggunakan analisis uji hipotesis dua pihak. Hal ini dilakukan karena melihat keadaan sampel yang tidak berdistribusi normal dan besarnya jumlah sampel yang mengakibatkan hasil dari perhitungan menunjukan angka positif dan negatif. Sampel yang berasal dari populasi yang tidak berdistribusi
normal
menyebabkan
perhitungan
statistik
yang
dipilih
menggunakan statistik non parametrik. Uji statistik yang digunakan yaitu menggunakan uji Mann Whitney U. Ketentuan dalam uji Mann Whitney U adalah jika sampel berjumlah lebih dari 20, maka perhitungan dilakukan dengan menggunakan pendekatan kenormalan. Kasus ini menyebabkan hitungan statistik yang digunakan diawali dengan uji hiptesis dua pihak yaitu mencari nilai Z.
67
Uji dua pihak dari data prestasi belajar siswa dilakukan untuk mengetahui adanya perbedaan prestasi belajar antara kedua kelompok (eksperimen dan kontrol). Selanjutnya dilakukan perbandingan kedua rata-rata prestasi belajar, yaitu antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Perbandingan nilai ratarata ini dilakukan untuk mengetahui prestasi belajar yang lebih tinggi antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil perhitungan uji dua pihak antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol menggunakan aplikasi SPSS 17.0 diperoleh nilai Z = -3,48. Nilai alpa yang digunakan adalah 0.05, maka nilai -Ztabel = -1,96. Dengan kata lain 3,48 < -1,96. Hal ini menunjukan bahwa Ho ditolak yang artinya bahwa ada perbedaan prestasi belajar siswa antara pembelajaran yang menggunakan flash macromedia dengan prestasi belajar siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Selanjutnya jika diamati dari rerata hasil belajar siswa, maka diperoleh rerata prestasi belajar kelompok eksperimen sebesar 78,11 dan rerata hasil belajar kelompok kontrol sebesar 58,93. Hal ini menunjukkan bahwa rerata prestasi belajar yang diperoleh dari kelompok eksperimen ada kecenderungan lebih tinggi dari pada rerata prestasi belajar kelompok kontrol. Selain hasil belajar, penelitian ini juga mengamati tentang aktivitas belajar siswa. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data aktivitas siswa yaitu menggunakan lembar observasi dengan aspek pengamatan yang mengacu pada indikator keaktifan belajar. Adapun indikator keaktifan belajar yang digunakan meliputi keaktifan siswa dalam menanggapi demonstrasi, keaktifan siswa dalam bertanya, ketekunan siswa dalam mengerjakan tugas, keaktifan siswa dalam
68
bekerja dengan kelompoknya, dan keaktifan siswa dalam mempresentasikan hasil kerjanya. Perhitungan yang digunakan dalam menghitung keaktifan siswa yaitu dengan cara menghitung presentase keaktifan siswa sebelum penelitian dan setelah penelitian. Dengan membandingkan rata-rata presentase keaktifan, diperoleh rata-rata presentase keaktifan sebelum adanya perlakuan pembelajaran dengan menggunakan flash macromedia sebesar 54,91%. Rata-rata presentase ini lebih kecil dari pada rata-rata presentase keaktifan setalah perlakuan pembelajaran menggunakan flash macromedia yaitu sebesar 77,82%. Keaktifan siswa sebelum adanya perlakuan merupakan keadaan siswa ketika mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional yang biasa dilakukan oleh guru kelas. Dengan demikian, maka aktivitas siswa antara yang menggunakan media flash macromedia lebih baik dari pada aktivitas siswa yang menggunakan metode konvensional. Jika mengamati hasil dari penelitian eksperimen ini, terlihat hasil aktivitas belajar siswa yang menggunakan flash macromedia dalam pembelajaran materi luas bangun datar lebih baik dari pada aktivitas belajar siswa pada saat menggunakan metode konvensional. Dalam penelitian ini juga ditemukan rerata prestasi belajar siswa yang mennguakan flash macromedia ada kecenderungan lebih baik dari pada prestasi belajar siswa yang mennguanakan metode konvensional. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan flash macromedia lebih baik dari pada pembalajaran konvensional untuk mata pelajaran matematika kelas 3 di MI IT Luqman Al-Hakim Slawi pada materi luas bangun datar. Implikasinya, flash macromedia dapat digunakan
69
sebagai media pembelajaran matematika siswa kelas 3 di MI IT Luqman AlHakim Slawi pada materi luas bangun datar.
70
BAB V PENUTUP
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Terdapat aktivitas belajar siswa yang lebih baik dalam pembelajaran menggunakan flash macromedia dari pada aktivitas belajar siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional pada mata pelajaran matematika materi luas bangun datar siswa kelas 3 di MI IT Luqman Al-Hakim Slawi. Presentase nilai keaktifan sebelum adanya perlakuan sebesar 54,91% lebih kecil dari pada rata-rata presentase keaktifan setalah perlakuan pembelajaran menggunakan flash macromedia yaitu sebesar 77,82%. 2. Hasil uji perbedaan prestasi belajar antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menggunakan uji U Mann Whitney, diperoleh <
Ztabel
Zhitung
=-3,48
= -1,96, maka Ho ditolak, maka dengan taraf signifikansi 5% terdapat
perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran flash macromedia pada materi luas bangunn datar dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. 3. Berdasarkan rerata hasil belajar siswa, maka diperoleh rerata prestasi belajar kelompok eksperimen sebesar 78,11 dan rerata hasil belajar kelompok kontrol sebesar 58,93. Hal ini menunjukkan bahwa rerata prestasi belajar pada
70
71
kelompok yang memperoleh pembelajaran dengan media flash macromedia ada kecenderungan lebih tinggi dari pada rerata prestasi belajar kelompok yang menggunakan pembelajaran konvensional.
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan: 1. Guru di MI IT Luqman Al-Hakim Slawi hendaknya menggunakan media, model dan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga dapat meningkatkan semangat belajar siswa. 2. Guru di MI IT Luqman Al-Hakim Slawi perlu mempertimbangkan penggunaan flash macromedia dalam proses pembelajaran matematika karena terbukti bahwa aktivitas dan prestasi belajar siswa yang menggunakan flash macromedia lebih baik dari pada pembelajaran konvensional. 3. Peneliti lain diharapkan dapat melakukan penelitian dengan menambahkan variabel penelitian lain seperti minat belajar siswa. 4. Bagi siswa yang mengalami kesulitan abstraksi dalam pembalajaran matematika, dapat menggunakan media pembelajaran flash macromedia sebagai alat bantu.
72
LAMPIRAN-LAMPIRAN
73
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen
74
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELOMPOK EKSPERIMEN Pertemuan 1
Satuan Pendidikan
: MI IT Luqman Al-Hakim Slawi
Kelas
: III
Semester
: II
Mata Pelajaran
: Matematika
Jumlah pertemuan
: 2 x 35 menit (1 kali pertemuan)
A. Standar Kompetensi Menghitung keliling, luas persegi, dan persegi panjang serta penggunaannya dalam pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar Menghitung luas persegi dan persegi panjang
C. Indikator Menjelaskan luas sebagian daerah dari bidang datar (baik yang teratur maupun yang tidak teratur).
D. Tujuan Pembelajaran Setelah siswa menyaksikan animasi flash macromedia tentang luas bangun datar, siswa dapat menjelaskan luas sebagian daerah dari bidang datar.
E. Materi Pokok Menghitung Luas Persegi dan Persegi Panjang f. Luas Persegi Panjang Luas daerah bidang datar adalah banyak persegi satuan yang menutupi bangun tersebut.
75
l p
Luas persegi panjang = panjang × lebar =
p
×
l
g. Luas Persegi
sisi sisi
Luas persegi = sisi × sisi =s×s h. Menghitung Luas Bangun yang Tidak Teratur Menghitung luas bangun datar yang tidak teratur dapat menggunakan bantuan satuan persegi.
Cara menghitung bangun datar yang tidak teratur sebagai berikut: 4) Hitunglah banyaknya persegi satuan utuh yang merupakan bagian dari bangun tersebut. 5) Hitunglah banyaknya persegi satuan yang tidak utuh. Jika persegi satuan yang tidak utuh merupakan bagian dari bangun yang dihitung lebih dari setengah, maka dihitung satu. Jika kurang dari setengah tidak dihitung.
F. M etode Pembelajaran Demonstrasi, ceramah, diskusi, tanya jawab, pemberian tugas.
G. Media Pembelajaran Animasi Flash Macromedia
76
H. Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Awal (10 menit) a. Mengkondisikan keadaan kelas b. Menyampaikan tujuan pembelajaran c. Mengadakan apersepsi: Menunjukkan bidang datar dari benda-benda yang ada di ruangan. 2. Kegiatan Inti (40 menit) a. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang pengertian luas bangun datar. b. Atas bimbingan guru siswa membentuk kelompok diskusi. c. Siswa dalam kelompok menyaksikan penjelasan luas bangun datar teratur dan tidak teratur melalui animasi flash macromedia. d. Siswa menanyakan hal-hal yang belum jelas. e. Siswa mengerjakan soal-soal yang diberikan guru. f. Guru bersama siswa membahas hasil kerja siswa. 3. Kegiatan Akhir (20 menit) a. Guru memberikan soal tes akhir kepada siswa b. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas. I. Penilaian Hasil Belajar 1. Prosedur a. Tes awal
: tidak ada
b. Tes dalam proses
: ada (saat pembelajaran)
c. Tes akhir
: ada (kuis individu)
2. Jenis tes a. Tes lisan
: selama proses pembelajaran
b. Tes tertulis
: kuis individu
3. Norma Penilaian
: setiap jawaban benar skor 50 Skor maksimal = 2 x 50 = 100
J. Sumber Belajar
: Cerdas Berhitung Matematika Untuk SD/MI Kelas III
oleh Nur Fajriyah dan Defi T Riratnawati. Penerbit: Pusat Perbukuan, Depdiknas.
77
Slawi, 23 Mei 2011 Guru Kelas
Peneliti
Irma Yuniati, S.Pd.I
Puput Pujihastuti
NIP.
NIM. 1402407089
Kepala MI IT Luqman Al-Hakim Slawi
Wiyarso, S.Ag NIP. 19700502 200003 1 002
78
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELOMPOK EKSPERIMEN Pertemuan 2
Satuan Pendidikan
: MI IT Luqman Al-Hakim Slawi
Kelas
: III
Semester
: II
Mata Pelajaran
: Matematika
Jumlah pertemuan
: 2 x 35 menit (1 kali pertemuan)
A. Standar Kompetensi Menghitung keliling, luas persegi, dan persegi panjang serta penggunaannya dalam pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar Menghitung luas persegi dan persegi panjang
C. Indikator Membandingkan dan mengurutkan luas sebagian bangun datar.
D. Tujuan Pembelajaran Melalui kegiatan pengamatan terhadap animasi flash macromedia, siswa dapat membandingkan dan mengurutkan luas bangun datar.
E. Materi Pokok Menghitung Luas Persegi dan Persegi Panjang 1. Membandingkan Luas Bangun Datar Perhatikan bangun dibawah! a
b
Berdasarkan bangun diatas, maka persegi “a” lebih luas dari persegi “b”.
79
2. Mengurutkan Luas Bangun Datar a
c
b
d
Urutan bangun dari yang luasnya paling kecil adalah d, b, c, a. Urutan bangun dari yang luasnya paling besar adalah a, c, b, d.
F. M etode Pembelajaran Demonstrasi, ceramah, diskusi, tanya jawab, pemberian tugas.
G. Media Pembelajaran Animasi Flash Macromedia
H. Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Awal (10 menit) a. Mengkondisikan keadaan kelas b. Menyampaikan tujuan pembelajaran c. Mengadakan apersepsi: Memberikan contoh bangun datar dengan luas yang berbeda-beda. 2. Kegiatan Inti (40 menit) a. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang membandingkan luas bangun datar. b. Atas bimbingan guru siswa membentuk kelompok diskusi. c. Siswa
dalam
kelompok
menyaksikan
penjelasan
tentang
membandingkan luas bangun datar melalui animasi flash macromedia. d. Siswa menanyakan hal-hal yang belum jelas. e. Siswa mengerjakan soal-soal yang diberikan guru. f. Guru bersama siswa membahas hasil kerja siswa. 3. Kegiatan Akhir (20 menit) a. Guru memberikan soal tes akhir kepada siswa b. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas.
80
I. Penilaian Hasil Belajar 1. Prosedur d. Tes awal
: tidak ada
e. Tes dalam proses
: ada (saat pembelajaran)
f. Tes akhir
: ada (kuis individu)
2. Jenis tes c. Tes lisan
: selama proses pembelajaran
d. Tes tertulis
: kuis individu
3. Norma Penilaian
: setiap jawaban benar skor 50 Skor maksimal = 2 x 50 = 100
J. Sumber Belajar
: Cerdas Berhitung Matematika Untuk SD/MI Kelas III
oleh Nur Fajriyah dan Defi T Riratnawati. Penerbit: Pusat Perbukuan, Depdiknas. Slawi, 23 Mei 2011 Guru Kelas
Peneliti
Irma Yuniati, S.Pd.I
Puput Pujihastuti
NIP.
NIM. 1402407089
Kepala MI IT Luqman Al-Hakim Slawi
Wiyarso, S.Ag NIP. 19700502 200003 1 002
81
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELOMPOK EKSPERIMEN Pertemuan 3
Satuan Pendidikan
: MI IT Luqman Al-Hakim Slawi
Kelas
: III
Semester
: II
Mata Pelajaran
: Matematika
Jumlah pertemuan
: 2 x 35 menit (1 kali pertemuan)
A. Standar Kompetensi Menghitung keliling, luas persegi, dan persegi panjang serta penggunaannya dalam pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar Menghitung luas persegi dan persegi panjang
C. Indikator 1. Membandingkan dan mengurutkan luas sebagian bangun datar. 2. Menaksir luas beberapa bangun datar lainnya dengan menghitung petak satuan.
D. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui kegiatan diskusi, siswa dapat membandingkan dan mengurutkan luas bangun datar. 2. Melalui pengamatan terhadap animasi flash macromedia tentang menaksir luas daerah beberapa bangun datar lainnya dengan menghitung petak satuan, siswa dapat menaksir luas daerah beberapa bangun datar lainnya dengan menghitung petak satuan.
82
E. Materi Pokok Menghitung Luas Persegi dan Persegi Panjang 1. Mengurutkan Luas Bangun Datar a
b
c
d
Urutan bangun dari yang luasnya paling kecil adalah d, b, c, a. Urutan bangun dari yang luasnya paling besar adalah a, c, b, d. 2. Menaksir Luas Bangun Datar Menaksir luas daerah bangun dapat dilakukan dengan bantuan persegi satuan.
4) Hitunglah banyaknya persegi satuan yang utuh. 5) Perhatikan persegi satuan yang tidak utuh. Jika persegi satuan yang merupakan bagian dari bangun tersebut lebih dari separoh maka dihitung satu. Jika persegi satuan yang merupakan bagian dari bangun tersebut kurang dari separoh maka tidak dihitung.
F. M etode Pembelajaran Demonstrasi, ceramah, diskusi, tanya jawab, pemberian tugas.
G. Media Pembelajaran Animasi Flash Macromedia
H. Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Awal (10 menit) a. Mengkondisikan keadaan kelas b. Menyampaikan tujuan pembelajaran c. Mengadakan apersepsi:
83
Mengadakan penjajagan materi tentang membandingkan luas bangun datar. 2. Kegiatan Inti (40 menit) a. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang berbagai luas bangun datar yang berbeda ukuran dengan memberikan contohcontoh. b. Atas bimbingan guru siswa membentuk kelompok diskusi. c. Siswa dalam kelompok menyaksikan penjelasan tentang mengurutkan luas bangun datar dan menaksir luas bangun datar melalui animasi flash macromedia. d. Siswa menanyakan hal-hal yang belum jelas. e. Siswa mengerjakan soal-soal yang diberikan guru. f. Siswa mempresentasikan hasil kerja siswa g. Guru bersama siswa membahas hasil kerja siswa. 3. Kegiatan Akhir (20 menit) a. Guru memberikan soal tes akhir kepada siswa. b. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas.
I. Penilaian Hasil Belajar 1. Prosedur a. Tes awal
: tidak ada
b. Tes dalam proses
: ada (saat pembelajaran)
c. Tes akhir
: ada (kuis individu)
2. Jenis tes a. Tes lisan
: selama proses pembelajaran
b. Tes tertulis
: kuis individu
3. Norma Penilaian
: setiap jawaban benar skor 50 Skor maksimal = 2 x 50 = 100
J. Sumber Belajar
: Cerdas Berhitung Matematika Untuk SD/MI Kelas III
oleh Nur Fajriyah dan Defi T Riratnawati. Penerbit: Pusat Perbukuan, Depdiknas.
84
Slawi, 23 Mei 2011 Guru Kelas
Peneliti
Irma Yuniati, S.Pd.I
Puput Pujihastuti
NIP.
NIM. 1402407089
Kepala MI IT Luqman Al-Hakim Slawi
Wiyarso, S.Ag NIP. 19700502 200003 1 002
85
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELOMPOK EKSPERIMEN Pertemuan 4
Satuan Pendidikan
: MI IT Luqman Al-Hakim Slawi
Kelas
: III
Semester
: II
Mata Pelajaran
: Matematika
Jumlah pertemuan
: 2 x 35 menit (1 kali pertemuan)
A. Standar Kompetensi Menghitung keliling, luas persegi, dan persegi panjang serta penggunaannya dalam pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar Menghitung luas persegi dan persegi panjang
C. Indikator Menaksir luas beberapa bangun datar lainnya dengan menghitung petak satuan.
D. Tujuan Pembelajaran Melalui pengamatan terhadap animasi flash macromedia tentang menaksir luas daerah beberapa bangun datar lainnya dengan menghitung petak satuan, siswa dapat menaksir luas daerah beberapa bangun datar lainnya dengan menghitung petak satuan.
E. Materi Pokok Menghitung Luas Persegi dan Persegi Panjang Menaksir Luas Bangun Datar Menaksir luas daerah bangun dapat dilakukan dengan bantuan persegi satuan.
86
6) Hitunglah banyaknya persegi satuan yang utuh. 7) Perhatikan persegi satuan yang tidak utuh. Jika persegi satuan yang merupakan bagian dari bangun tersebut lebih dari separoh maka dihitung satu. Jika persegi satuan yang merupakan bagian dari bangun tersebut kurang dari separoh maka tidak dihitung. F. Metode Pembelajaran Demonstrasi, ceramah, diskusi, tanya jawab, pemberian tugas. G. Media Pembelajaran Animasi Flash Macromedia H. Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Awal (10 menit) a. Mengkondisikan keadaan kelas b. Menyampaikan tujuan pembelajaran c. Mengadakan apersepsi: Memberikan contoh gambar bangun datar lain seperti lingkaran, jajar genjang dan trapesium. 2. Kegiatan Inti (40 menit) a. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang menaksir luas bangun datar. b. Atas bimbingan guru siswa membentuk kelompok diskusi. c. Siswa dalam kelompok menyaksikan penjelasan tentang menaksir luas bangun datar melalui animasi flash macromedia. d. Siswa menanyakan hal-hal yang belum jelas. e. Siswa mengerjakan soal-soal yang diberikan guru. f. Siswa mempresentasikan hasil kerjanya
87
g. Guru bersama siswa membahas hasil kerja siswa. 3. Kegiatan Akhir (20 menit) a. Guru memberikan soal tes akhir kepada siswa. b.
Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas.
I. Penilaian Hasil Belajar 1. Prosedur a. Tes awal
: tidak ada
b. Tes dalam proses
: ada (saat pembelajaran)
c. Tes akhir
: ada (kuis individu)
2. Jenis tes a. Tes lisan
: selama proses pembelajaran
b. Tes tertulis
: kuis individu
3. Norma Penilaian
: setiap jawaban benar skor 50 Skor maksimal = 2 x 50 = 100
J. Sumber Belajar
: Cerdas Berhitung Matematika Untuk SD/MI Kelas III
oleh Nur Fajriyah dan Defi T Riratnawati. Penerbit: Pusat Perbukuan, Depdiknas. Slawi, 23 Mei 2011 Guru Kelas
Peneliti
Irma Yuniati, S.Pd.I
Puput Pujihastuti
NIP.
NIM. 1402407089
Kepala MI IT Luqman Al-Hakim Slawi
Wiyarso, S.Ag NIP. 19700502 200003 1 002
88
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol
89
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELOMPOK KONTROL Pertemuan 1
Satuan Pendidikan
: MI IT Luqman Al-Hakim Slawi
Kelas
: III
Semester
: II
Mata Pelajaran
: Matematika
Jumlah pertemuan
: 2 x 35 menit (1 kali pertemuan)
K. Standar Kompetensi Menghitung keliling, luas persegi, dan persegi panjang serta penggunaannya dalam pemecahan masalah.
L. Kompetensi Dasar Menghitung luas persegi dan persegi panjang
M. Indikator Menjelaskan luas sebagian daerah dari bidang datar (baik yang teratur maupun yang tidak teratur).
N. Tujuan Pembelajaran Setelah siswa mendengar penjelasan dari guru tentang luas bangun datar, siswa dapat menjelaskan luas sebagian daerah dari bidang datar.
O. Materi Pokok Menghitung Luas Persegi dan Persegi Panjang i. Luas Persegi Panjang Luas daerah bidang datar adalah banyak persegi satuan yang menutupi bangun tersebut.
90
l p
Luas persegi panjang = panjang × lebar =
p
×
l
j. Luas Persegi
sisi sisi
Luas persegi = sisi × sisi =s×s k. Menghitung Luas Bangun yang Tidak Teratur Menghitung luas bangun datar yang tidak teratur dapat menggunakan bantuan satuan persegi.
Cara menghitung bangun datar yang tidak teratur sebagai berikut: 6) Hitunglah banyaknya persegi satuan utuh yang merupakan bagian dari bangun tersebut. 7) Hitunglah banyaknya persegi satuan yang tidak utuh. Jika persegi satuan yang tidak utuh merupakan bagian dari bangun yang dihitung lebih dari setengah, maka dihitung satu. Jika kurang dari setengah tidak dihitung.
P. Metode Pembelajaran Ceramah, tanya jawab, pemberian tugas.
Q. Media Pembelajaran Benda-benda di sekitar
91
R. Kegiatan Pembelajaran 4. Kegiatan Awal (10 menit) d. Mengkondisikan keadaan kelas e. Menyampaikan tujuan pembelajaran f. Mengadakan apersepsi: Menunjukkan bidang datar dari benda-benda yang ada di ruangan. 5. Kegiatan Inti (40 menit) g. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang pengertian luas bangun datar. h. Siswa menanyakan hal-hal yang belum jelas. i. Siswa mengerjakan soal-soal yang diberikan guru. j. Siswa menyampaikan jawabannya di depan kelas. k. Guru bersama siswa membahas hasil kerja siswa. 6. Kegiatan Akhir (20 menit) a. Siswa memberikan soal ter akhir kepada siswa b. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas. S. Penilaian Hasil Belajar 4. Prosedur g. Tes awal
: tidak ada
h. Tes dalam proses
: ada (saat pembelajaran)
i. Tes akhir
: ada (kuis individu)
5. Jenis tes e. Tes lisan
: selama proses pembelajaran
f. Tes tertulis
: kuis individu
6. Norma Penilaian
: setiap jawaban benar skor 50 Skor maksimal = 2 x 50 = 100
T. Sumber Belajar
: Cerdas Berhitung Matematika Untuk SD/MI Kelas III
oleh Nur Fajriyah dan Defi T Riratnawati. Penerbit: Pusat Perbukuan, Depdiknas.
92
Slawi, 23 Mei 2011 Guru Kelas
Peneliti
Fathurrohman, S.Pd.I
Puput Pujihastuti
NIP.
NIM. 1402407089
Kepala MI IT Luqman Al-Hakim Slawi
Wiyarso, S.Ag NIP. 19700502 200003 1 002
93
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELOMPOK KONTROL Pertemuan 2
Satuan Pendidikan
: MI IT Luqman Al-Hakim Slawi
Kelas
: III
Semester
: II
Mata Pelajaran
: Matematika
Jumlah pertemuan
: 2 x 35 menit (1 kali pertemuan)
K. Standar Kompetensi Menghitung keliling, luas persegi, dan persegi panjang serta penggunaannya dalam pemecahan masalah.
L. Kompetensi Dasar Menghitung luas persegi dan persegi panjang
M. Indikator Membandingkan dan mengurutkan luas sebagian bangun datar.
N. Tujuan Pembelajaran Melalui kegiatan pengamatan terhadap berbagai bangun datar, siswa dapat membandingkan dan mengurutkan luas bangun datar.
O. Materi Pokok Menghitung Luas Persegi dan Persegi Panjang 3. Membandingkan Luas Bangun Datar Perhatikan bangun dibawah! a
b
Berdasarkan bangun diatas, maka persegi “a” lebih luas dari persegi “b”.
94
4. Mengurutkan Luas Bangun Datar a
c
b
d
Urutan bangun dari yang luasnya paling kecil adalah d, b, c, a. Urutan bangun dari yang luasnya paling besar adalah a, c, b, d. P. Metode Pembelajaran Ceramah, tanya jawab, pemberian tugas. Q. Media Pembelajaran Benda-benda di sekitar R. Kegiatan Pembelajaran 4. Kegiatan Awal (10 menit) d. Mengkondisikan keadaan kelas e. Menyampaikan tujuan pembelajaran f. Mengadakan apersepsi: Memberikan contoh bangun datar dengan luas yang berbeda-beda. 5. Kegiatan Inti (40 menit) g. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang membandingkan luas bangun datar. h. Siswa menanyakan hal-hal yang belum jelas. i. Siswa mengerjakan soal-soal yang diberikan guru. j. Guru bersama siswa membahas hasil kerja siswa. 6. Kegiatan Akhir (20 menit) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas. S. Penilaian Hasil Belajar 4. Prosedur a. Tes awal
: tidak ada
b. Tes dalam proses
: ada (saat pembelajaran)
95
c. Tes akhir
: ada (kuis individu)
5. Jenis tes a. Tes lisan
: selama proses pembelajaran
b. Tes tertulis
: kuis individu
6. Norma Penilaian
: setiap jawaban benar skor 50 Skor maksimal = 2 x 50 = 100
T. Sumber Belajar
: Cerdas Berhitung Matematika Untuk SD/MI Kelas III
oleh Nur Fajriyah dan Defi T Riratnawati. Penerbit: Pusat Perbukuan, Depdiknas. Slawi, 23 Mei 2011 Guru Kelas
Peneliti
Fathurrohman, S.Pd.I
Puput Pujihastuti
NIP.
NIM. 1402407089
Kepala MI IT Luqman Al-Hakim Slawi
Wiyarso, S.Ag NIP. 19700502 200003 1 002
96
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELOMPOK KONTROL Pertemuan 3
Satuan Pendidikan
: MI IT Luqman Al-Hakim Slawi
Kelas
: III
Semester
: II
Mata Pelajaran
: Matematika
Jumlah pertemuan
: 2 x 35 menit (1 kali pertemuan)
K. Standar Kompetensi Menghitung keliling, luas persegi, dan persegi panjang serta penggunaannya dalam pemecahan masalah.
L. Kompetensi Dasar Menghitung luas persegi dan persegi panjang
M. Indikator 3. Membandingkan dan mengurutkan luas sebagian bangun datar. 4. Menaksir luas beberapa bangun datar lainnya dengan menghitung petak satuan.
N. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah siswa mendengar penjelasan guru tentang membandingkan dan mengurutkan luas bangun datar, siswa dapat membandingkan dan mengurutkan luas bangun datar. 2. Setelah siswa mendengar penjelasan dari guru tentang menaksir luas daerah beberapa bangun datar lainnya dengan menghitung petak satuan, siswa dapat menaksir luas daerah beberapa bangun datar lainnya dengan menghitung petak satuan.
97
O. Materi Pokok Menghitung Luas Persegi dan Persegi Panjang
3. Mengurutkan Luas Bangun Datar a
b
c
d
Urutan bangun dari yang luasnya paling kecil adalah d, b, c, a. Urutan bangun dari yang luasnya paling besar adalah a, c, b, d. 4. Menaksir Luas Bangun Datar Menaksir luas daerah bangun dapat dilakukan dengan bantuan persegi satuan.
8) Hitunglah banyaknya persegi satuan yang utuh. 9) Perhatikan persegi satuan yang tidak utuh. Jika persegi satuan yang merupakan bagian dari bangun tersebut lebih dari separoh maka dihitung satu. Jika persegi satuan yang merupakan bagian dari bangun tersebut kurang dari separoh maka tidak dihitung.
P. Metode Pembelajaran Ceramah, tanya jawab, pemberian tugas.
Q. Media Pembelajaran Contoh bangun datar dari kertas
R. Kegiatan Pembelajaran 4. Kegiatan Awal (10 menit) d. Mengkondisikan keadaan kelas e. Menyampaikan tujuan pembelajaran
98
f. Mengadakan apersepsi: Mengadakan penjajagan materi tentang membandingkan luas bangun datar. 5. Kegiatan Inti (40 menit) h. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang mengurutkan berbagai luas bangun datar yang berbeda ukuran dan menaksir luas daerah bangun datar lain. i. Siswa menanyakan hal-hal yang belum jelas. j. Atas bimbingan guru siswa membentuk kelompok diskusi. k. Siswa mengurutkan beberapa bangun datar yang diberikan guru. l. Siswa menampilkan hasil kerjanya di depan kelas. m. Guru bersama siswa membahas hasil kerja siswa. 6. Kegiatan Akhir (20 menit) a. Guru memberikan soal tes akhir kepada siswa. b. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas.
S. Penilaian Hasil Belajar 4. Prosedur d. Tes awal
: tidak ada
e. Tes dalam proses
: ada (saat pembelajaran)
f. Tes akhir
: ada (kuis individu)
5. Jenis tes c. Tes lisan
: selama proses pembelajaran
d. Tes tertulis
: kuis individu
6. Norma Penilaian
: setiap jawaban benar skor 50 Skor maksimal = 2 x 50 = 100
T. Sumber Belajar
: Cerdas Berhitung Matematika Untuk SD/MI Kelas III
oleh Nur Fajriyah dan Defi T Riratnawati. Penerbit: Pusat Perbukuan, Depdiknas.
99
Slawi, 23 Mei 2011 Guru Kelas
Peneliti
Fathurrohman, S.Pd.I
Puput Pujihastuti
NIP.
NIM. 1402407089
Kepala MI IT Luqman Al-Hakim Slawi
Wiyarso, S.Ag NIP. 19700502 200003 1 002
100
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELOMPOK KONTROL Pertemuan 4
Satuan Pendidikan
: MI IT Luqman Al-Hakim Slawi
Kelas
: III
Semester
: II
Mata Pelajaran
: Matematika
Jumlah pertemuan
: 2 x 35 menit (1 kali pertemuan)
K. Standar Kompetensi Menghitung keliling, luas persegi, dan persegi panjang serta penggunaannya dalam pemecahan masalah.
L. Kompetensi Dasar Menghitung luas persegi dan persegi panjang
M. Indikator Menaksir luas beberapa bangun datar lainnya dengan menghitung petak satuan.
N. Tujuan Pembelajaran Setelah siswa mendengar penjelasan dari guru tentang menaksir luas daerah beberapa bangun datar lainnya dengan menghitung petak satuan, siswa dapat menaksir luas daerah beberapa bangun datar lainnya dengan menghitung petak satuan.
O. Materi Pokok Menghitung Luas Persegi dan Persegi Panjang Menaksir Luas Bangun Datar Menaksir luas daerah bangun dapat dilakukan dengan bantuan persegi satuan.
101
10) Hitunglah banyaknya persegi satuan yang utuh. 11) Perhatikan persegi satuan yang tidak utuh. Jika persegi satuan yang merupakan bagian dari bangun tersebut lebih dari separoh maka dihitung satu. Jika persegi satuan yang merupakan bagian dari bangun tersebut kurang dari separoh maka tidak dihitung. P. Metode Pembelajaran Ceramah, tanya jawab, pemberian tugas. Q. Media Pembelajaran Benda-benda di sekitar R. Kegiatan Pembelajaran 4. Kegiatan Awal (10 menit) d. Mengkondisikan keadaan kelas e. Menyampaikan tujuan pembelajaran f. Mengadakan apersepsi: Memberikan contoh gambar bangun datar lain seperti lingkaran, jajar genjang dan trapesium. 5. Kegiatan Inti (40 menit) h. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang menaksir luas bangun datar. i. Siswa menanyakan hal-hal yang belum jelas. j. Siswa mengerjakan soal-soal yang diberikan guru. k. Siswa mengerjakan hasil kerjanya di depan kelas. l. Guru bersama siswa membahas hasil kerja siswa. 6. Kegiatan Akhir (20 menit) a. Guru memberikan soal tes akhir kepada siswa
102
b. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas.
S. Penilaian Hasil Belajar 4. Prosedur d. Tes awal
: tidak ada
e. Tes dalam proses
: ada (saat pembelajaran)
f. Tes akhir
: ada (kuis individu)
5. Jenis tes c. Tes lisan
: selama proses pembelajaran
d. Tes tertulis
: kuis individu
6. Norma Penilaian
: setiap jawaban benar skor 50 Skor maksimal = 2 x 50 = 100
T. Sumber Belajar
: Cerdas Berhitung Matematika Untuk SD/MI Kelas III
oleh Nur Fajriyah dan Defi T Riratnawati. Penerbit: Pusat Perbukuan, Depdiknas.
Slawi, 23 Mei 2011 Guru Kelas
Peneliti
Fathurrohman, S.Pd.I
Puput Pujihastuti
NIP.
NIM. 1402407089
Kepala MI IT Luqman Al-Hakim Slawi
Wiyarso, S.Ag NIP. 19700502 200003 1 002
103
Lampiran 3 Silabus Matematika Materi Luas Bangun Datar SD Kelas III
104
Lampiran 4 Instrumen Tes Hasil Belajar Mata Pelajaran : Matematika Materi : Luas Bangun Datar Waktu : 60 menit Berilah tanda silang (X) di depan jawaban yang benar pada huruf a, b, c, atau d! 1.
Besarnya luas dari gambar televisi disamping adalah …. a. 12 satuan persegi b. 13 satuan persegi c. 14 satuan persegi d. 15 satuan persegi
2.
Banyaknya persegi satuan dari bangun disamping adalah …. a. 25 satuan persegi b. 28 satuan persegi c. 31 satuan persegi d.34 satuan persegi
3.
Berapakah perkiraan luas pada gambar disamping? a. 5 satuan persegi b. 7 satuan persegi c. 9 satuan persegi d. 11 satuan persegi
4.
Perkiraan luas bangun disamping adalah …. a. 5 satuan persegi b. 6 satuan persegi c. 7 satuan persegi d. 8 satuan persegi
5. Amati luas bangun-bangun dibawah ini!
A B C Pernyataan yang benar berdasarkan bangun diatas adalah …. a. A > B b. C > B
105
c. A < B d. C < A 6. Amati luas bangun dibawah ini!
B
D
A C Pernyataan yang benar berdasarkan bangun diatas adalah …. a. D < B b. C > A c. D > B d. A < D 7.
8.
Berapakah kira-kira luas bangun yang diarsir? a. 36 satuan persegi b. 37 satuan persegi c. 40 satuan persegi d. 42 satuan persegi
Berapakah kira-kira luas bangun yang diarsir? a. 128 satuan persegi b. 130 satuan persegi c. 133 satuan persegi d. 135 satuan persegi
9. Amati luas bangun dibawah ini!
Urutan luas bangun berikut mulai dari yang paling besar adalah …. a. A – C – B b. B – A – C c. C – B – A d. A – B – C
106
10. Amati bangun di bawah ini!
Urutkan luas bangun mulai dari yang paling kecil adalah …. a. C – B – D – A b. C – B – A – D c. A – B – C – D d. A – C – B – D
11. Amati bangun dibawah ini!
A B C Pernyataan yang benar berdasarkan bangun diatas adalah …. a. A > C b. B > A c. C > A d. C < B 12. Amati bangun dibawah ini!
C A B Pernyataan yang benar berdasarkan bangun diatas adalah …. a. A > C b. D > B c. D < C d. B < A 13. Amati bangun dibawah ini!
Pernyataan yang benar berdasarkan bangun diatas adalah ….
D
107
a. b. c. d. 14.
15.
A>C B>A C
108
Lampiran 5 KUNCI JAWABAN TES HASIL BELAJAR 1. a 2. b 3. b 4. c 5. c 6. a 7. d 8. c 9. a 10. b 11. a 12. c 13. b 14. c 15. a
109
Lampiran 6 KISI-KISI SOAL TES FORMATIF Satuaan Pendidikan Mata Pelajaran Materi Pokok Kelas/Semester Tahun Pelajaran Jumlah Soal Bentuk Soal No. Kompetensi Materi Urut Dasar (1) (2) (3) 1 Menyajikan Luas data dalam bangun bentuk table datar dan diagram
: MI IT Lukman Al-Hakim Slawi : Matematika : Luas Bangun Datar : III/2 : 2010/2011 : 30 butir : Pilihan Ganda Indikator (4) Menjelaskan luas sebagian daerah dari bidang datar (baik yang teratur maupun yang tidak teratur).
Jumlah Soal (5) 6
Bentuk Soal (6) Pilihan ganda
7 Membandingkan dan mengurutkan luas sebagian bangun datar. Menaksir luas daerah beberapa bangun datar lainnya dengan menghitung petak satuan.
Pilihan ganda 2 Pilihan ganda
110
Lampiran 7 HASIL ANALISIS UJI COBA SOAL HASIL UJI COBA TES KE-1 Nomor Soal 17 18
Kode
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
1 2
UC-01 UC-03
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 0
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
30 29
3 4 5
UC-04 UC-05 UC-06
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
0 1 0
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 0 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
29 29 29
6 7
UC-07 UC-08
1 1
1 1
1 1
0 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 0
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 0
1 1
1 0
1 1
1 1
29 27
8 9 10 11
UC-09 UC-10 UC-11 UC-12
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
0 0 1 1
1 1 0 0
0 0 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 0 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 0
1 1 1 1
1 1 1 1
28 28 28 28
12 13 14
UC-13 UC-14 UC-15
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 0
0 0 1
1 0 0
0 1 0
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
0 1 1
1 1 1
1 1 1
1 0 1
1 0 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 0
1 1 1
1 1 1
1 1 1
27 26 26
15 16 17 18
UC-16 UC-17 UC-18 UC-19
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
0 0 0 1
0 0 0 0
1 0 1 0
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
0 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 0
1 1 0 0
0 0 1 1
1 1 1 1
1 1 0 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 0
1 1 1 1
26 26 26 25
19 20 21 22 23 24
UC-20 UC-21 UC-22 UC-23 UC-24 UC-25
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 1 1
1 1 1 0 0 1
1 1 0 0 1 1
1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 1
1 1 0 0 0 0
0 0 1 0 0 0
1 0 0 0 0 0
1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
1 0 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 1
0 0 1 1 0 0
0 0 1 0 0 0
1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
0 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0
1 1 1 0 1 1
0 1 1 1 1 0
25 25 24 22 22 21
Validitas
N o
rxy
0.0
0.0
0.4
0.3
0.4
0.2
0.0
0.3
0.7
0.6
0.6
-0.2
0.0
0.0
0.0
-0.1
0.3
0.0
0.2
0.6
0.7
0.3
0.0
0.0
0.3
0.0
0.0
0.2
0.4
0.4
Rtbl
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
Krtria
tdk 12. 0 12. 0 12. 0
tdk 12. 0 11. 0 12. 0
tdk 11. 0 10. 0 12. 0
Tdk
tdk
vlid
vlid
tdk
tdk
tdk
tdk
Tdk
tdk
tdk
tdk
tdk
tdk
tdk
tdk
Tdk
tdk
tdk
tdk
valid
12.0
12.0
11.0
9.0
9.0
7.0
12.0
12.0
12.0
11.0
11.0
12.0
11.0
vlid 12. 0
vlid
12.0
12.0
10.0
11.0
12.0
7.0
2.0
2.0
9.0
12.0
12.0
12.0
11.0
10.0
12.0
11.0
12.0
12.0
12.0
Tdk 12. 0 10. 0 12. 0
valid
∑ testi
tdk 12. 0 12. 0 12. 0
0.4 vali d
12.0
12.0
12.0
12.0
12.0
12.0
12.0
12.0
12.0
12.0
D
0.0
0.0
0.1
0.1
0.2
0.1
0.0
0.2
0.3
0.6
0.6
-0.2
0.0
0.0
0.0
0.0
0.1
Kriteria
jlk 24. 0 24. 0
jlk 24. 0 24. 0
jlk 23. 0 24. 0
jlk 21. 0 24. 0
jlk
jlk
jlk
ckp
baik
baik
jlk
jlk
jlk
jlk
Jlk
22.0
23.0
24.0
18.0
11.0
11.0
16.0
24.0
24.0
24.0
24.0
24.0
24.0
Jlk 22. 0 24. 0
24.0
24.0
24.0
24.0
24.0
24.0
24.0
1.0 md h
1.0 md h
1.0 md h
0.9 md h
0.9
1.0
1.0
0.8
1.0
1.0
Mdh
mdh
0.5 sdn g
0.7
mdh
0.5 Sdn g
sdng
mdh
mdh
Daya
Up Grp LowGrp
Tingkat
B Js P Kriteria
0.9 Md h
mdh
12.0
12.0
12.0
12.0
11.0
12.0
10.0
12.0
12.0
4.0
9.0
12.0
11.0
10.0
12.0
11.0
11.0
10.0
10.0
12.0
6.0 12. 0
12.0
12.0
12.0
12.0
12.0
12.0
12.0
12.0
12.0
12.0
0.0
0.0
0.5
0.7
0.3
0.0
0.1
0.2
-0.1
0.1
-0.1
0.2
0.2
jlk
jlk
jlk
baik
cukup
jlk
jlk
jlk
buang
jlk
jlk
jelek
jelek
22.0
21.0
24.0
22.0
16.0
21.0
24.0
23.0
22.0
23.0
23.0
21.0
22.0
22.0
24.0
24.0
24.0
24.0
baik 18. 0 24. 0
24.0
24.0
24.0
24.0
24.0
24.0
24.0
24.0
24.0
24.0
1.0
0.9
0.9
1.0
0.9
1.0
1.0
0.9
1.0
1.0
0.9
0.9
0.9
Mdh
mdh
mdh
mdh
0.7 sdn g
0.9
mdh
0.8 md h
mdh
mdh
mdh
mdh
mdh
mdh
mdh
mdh
mdh
111 Keputusan
tdk
tdk
tdk
tdk
tdk
Tdk
tdk
Tdk
ya
Ya
ya
tdk
tdk
tdk
tdk
Tdk
tdk
tdk
tdk
ya
ya
tdk
tdk
tdk
tdk
tdk
tdk
tdk
tdk
dipakai
112
HASIL UJI COBA TES KE-2
D ay Validitas a
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Kode UC-01 UC-02 UC-03 UC-04 UC-05 UC-06 UC-07 UC-08 UC-09 UC-10 UC-11 UC-12 UC-13 UC-14 UC-15 UC-16 UC-17 UC-18 UC-19 UC-20 UC-21 UC-22 UC-23 UC-24 UC-25 UC-26 UC-27 UC-28 UC-29 UC-30 rxy rtabel Kriteria Up Group
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0.24 0.367 tidak 15
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0.367 Tidak 15
3 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.471 0.367 valid 6
4 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0.222 0.367 tidak 9
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0.082 0.367 tidak 15
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0.367 tidak 15
Nomor Soal 7 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0.082 0 0.367 0.367 tidak tidak 15 15
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0.545 0.367 valid 15
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0.674 0.367 valid 15
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0.451 0.367 valid 15
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0.674 0.367 valid 15
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0.229 0.367 tidak 15
14 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0.435 0.367 valid 7
13 13 13 13 13 13 13 12 12 12 12 12 12 12 12 12 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 10 10 9 8
113
Tingkat
LowGroup
∑ testi D Kriteria B Js P Kriteria Kriteria
12 15 0.200 jelek 27 30 0.900 mudah tidak
15 15 0.000 Jelek 30 30 1.000 mudah Tidak
0 15 0.400 cukup 6 30 0.200 sukar dipakai
6 15 0.200 jelek 15 30 0.500 sedang tidak
14 15 0.067 jelek 29 30 0.967 mudah tidak
15 15 0.000 jelek 30 30 1.000 mudah tidak
14 15 0.067 jelek 29 30 0.967 mudah tidak
15 15 0.000 jelek 30 30 1.000 mudah tidak
14 15 0.067 jelek 29 30 0.967 mudah tidak
13 15 0.133 jelek 28 30 0.933 mudah tidak
13 15 0.133 jelek 28 30 0.933 mudah tidak
13 15 0.133 jelek 28 30 0.933 mudah tidak
13 15 0.133 jelek 28 30 0.933 mudah tidak
2 15 0.333 cukup 9 30 0.300 sukar dipakai
114 HASIL UJI COBA TES KE-3
D ay a
Validitas
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Kode UC-01 UC-02 UC-03 UC-04 UC-05 UC-06 UC-07 UC-08 UC-09 UC-10 UC-11 UC-12 UC-13 UC-14 UC-15 UC-16 UC-17 UC-18 UC-19 UC-20 UC-21 UC-22 UC-23 UC-24 UC-25 UC-26 UC-27 UC-28 rxy rtabel Kriteria Up Group
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0.407 0.381 valid 14
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0.413 0.381 valid 14
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0.599 0.381 valid 14
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0.495 0.381 valid 13
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0.464 0.381 valid 13
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0.522 0.381 valid 12
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0.44 0.381 valid 13
Nomor Soal 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0.81 0.23 0.381 0.381 valid tidak 13 13
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0.381 tidak 14
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0.553 0.381 valid 14
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0.369 0.381 tidak 14
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0.535 0.381 valid 14
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0.152 0.381 tidak 14
15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 -0.046 0.381 tidak 1
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -0.022 0.381 tidak 14
15 15 15 15 15 15 15 15 15 14 14 14 14 13 13 13 13 12 12 12 11 11 11 10 10 9 8 8
115
Tingkat
LowGroup
∑ testi D Kriteria B Js P Kriteria Kriteria
12 14 0.143 jelek 26 28 0.929 mudah tidak
13 14 0.071 jelek 27 28 0.964 mudah tidak
10 14 0.286 cukup 24 28 0.857 mudah dipakai
10 14 0.214 cukup 23 28 0.821 mudah dipakai
7 14 0.429 baik 20 28 0.714 mudah dipakai
6 14 0.429 baik 18 28 0.643 sedang dipakai
6 14 0.500 baik 19 28 0.679 sedang dipakai
4 14 0.643 baik 17 28 0.607 sedang dipakai
11 14 0.143 jelek 24 28 0.857 mudah tidak
14 14 0.000 jelek 28 28 1.000 mudah tidak
10 14 0.286 cukup 24 28 0.857 mudah dipakai
10 14 0.286 cukup 24 28 0.857 mudah tidak
11 14 0.214 cukup 25 28 0.893 mudah dipakai
13 14 0.071 jelek 27 28 0.964 mudah tidak
3 14 -0.143 dibuang 4 28 0.143 sukar tidak
13 14 0.036 jelek 27 28 0.964 mudah tidak
116
Lampiran 8 DATA NILAI UTS SISWA PENELITIAN Kelompok eksperimen No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Nama Ibrohim Kholil Raihan Hanif Ekyasa Mahardika Filanzio Nahendra Ramadhan S. Dimas Arifahsya Hamzaeni Rizqi Nashrul Haq Fiya Nur Ismatul Aulia Yasmin Zainab Aqilah Keysha Pramitha Azzalia Zaen M. Ayyash Abdurrohman Aisyah Amar Aulia Andre Ananta Prasetya Lana Saiful Aqil Mona Zulfa Aszar Chiendo Daffa Yulianto Diva Arrum Bighoney Tsalitsah Fathin Azzahra Farhan Kurniawan Adiba Putri Perdana M. Ihsanul Amal Fayyadh Dzaki M. Aina Salsabilla Nadya Khairunnisa Budiarto Aisha Safa Kamila Anindya Laksmi Ayu Ningrum Rafi Gastiadirijal M.(alung) Assyifa Qurrota A’yun Arini Himawati
Nilai 92 98 98 75 75 59 76 72 93 92 97 90 93 94 63 87 100 82 80 77 78 87 78 82 80 82 98 78
117
Kelompok kontrol
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Nama Muhammad Khairul Rizal Naufal Fadhilah Akbar Amalia Arofah Puji Sofyan Amalia Arofah Puji Sopyan Aji Luqman Nur Hakim Syalendra Moh. Hidayatullah Muhammad Habiburrahman Muhammad Syafiq Ziyad Galang Awal Prasaja Rose Citra Aulia Muhammad Rofi’ul Haq Antisya Yuan Hilwa A. Muhammad Faiz’zul Anam Rizka Putri Nurjanah Dwi Awalia Ramadhona Mufida Dhia Afnani Aurelia Izzatul Azka Zahra Cahya Ramadhani Hilyatul Auliya Al Mufidah Hafidh Abrar Albar Nahriyati Idha Safitri Raisha Sovia Mawarni Ghina Hinanti I Ana Kufita Wuqit Ambar Putri Nisrina Muhammad Fauzi Zulfiqar Faras Zaki Dwi P. Rafif Dzaky Alauddin Cahya Ibrahim Adriyanto
Nilai 97 98 95 68 78 45 65 75 73 97 90 77 72 70 93 80 62 88 80 87 85 77 82 73 78 87 73 78 78
118
Lampiran 9 OUTPUT SPSS ANALISIS NORMALITAS DATA NILAI UTS
Explore
Case Processing Summary Cases Valid N
Missing Percent
N
Total
Percent
N
Percent
x1
28
96.6%
1
3.4%
29
100.0%
x2
28
96.6%
1
3.4%
29
100.0%
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
x1
.126
28
.200
*
.947
28
.164
x2
.138
28
.182
.962
28
.389
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
119
x1
x1 Stem-and-Leaf Plot Frequency 1.00 1.00 8.00 7.00 10.00 1.00 Stem width: Each leaf:
Stem & 5 6 7 8 9 10
. . . . . .
Leaf 9 3 25567888 0022277 0223347888 0
10 1 case(s)
120
121
122
x2
x2 Stem-and-Leaf Plot Frequency 1.00 2.00 5.00 7.00 3.00 4.00 2.00 4.00 Stem width: Each leaf:
Stem & 6 6 7 7 8 8 9 9
. . . . . . . .
Leaf 2 58 02333 5778888 002 5778 03 5778
10 1 case(s)
123
124
125
Lampiran 10 OUTPUT SPSS ANALISIS HOMOGENITAS DAN UJI-T DATA NILAI UTS
T-Test Group Statistics Kelompok nilai
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Eksperimen
28
84.14
10.704
2.023
Control
29
79.34
11.745
2.181
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference
F nilai
Equal variances assumed Equal variances not assumed
.007
Sig. .936
t 1.610
df
Sig. (2-
Mean
Std. Error
tailed)
Difference
Difference
Lower
Upper
55
.113
4.798
2.980
-1.173
10.769
1.613 54.822
.112
4.798
2.975
-1.164
10.760
126
Lampiran 11 DATA HASIL PENELITIAN No
Kelompok Eksperimen
Kode 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
∑
Nilai
1
E-1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
15
100
2
E-2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
15
100
3
E-3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
14
93
4
E-4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
14
93
5
E-5
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
14
93
6
E-6
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
14
93
7
E-7
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
14
93
8
E-8
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
13
87
9
E-9
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
13
87
10
E-10
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
13
87
11
E-11
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
13
87
12
E-12
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
13
87
13
E-13
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
13
87
14
E-14
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
12
80
15
E-15
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
12
80
16
E-16
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
12
80
17
E-17
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
12
80
18
E-18
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
12
80
19
E-19
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
12
80
20
E-20
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
12
80
21
E-21
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
12
80
22
E-22
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
0
10
67
23
E-23
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
10
67
24
E-24
1
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
8
53
25
E-25
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
1
8
53
26
E-26
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
7
47
27
E-27
0
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
0
0
0
6
40
E-28
1
0
0
1
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
5
28
33
Jumlah
2187
Rata-rata
78.11
Maks
100
Min
33
127
No
Kelompok Kontrol
Kode 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
∑
Nilai
1
K-1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
14
93
2
K-2
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
13
87
3
K-3
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
13
87
4
K-4
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
13
87
5
K-5
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
12
80
6
K-6
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
12
80
7
K-7
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
11
73
8
K-8
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
11
73
9
K-9
1
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
10
67
10
K-10
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
1
10
67
11
K-11
1
0
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
10
67
12
K-12
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
10
67
13
K-13
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
9
60
14
K-14
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
9
60
15
K-15
1
1
1
0
0
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
9
60
16
K-16
1
1
0
0
1
1
1
0
1
0
0
1
0
1
1
9
60
17
K-17
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
9
60
18
K-18
1
0
0
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
1
8
53
19
K-19
1
1
0
0
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
1
8
53
20
K-20
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
0
0
0
1
8
53
21
K-21
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
7
47
22
K-22
1
0
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
7
47
23
K-23
1
0
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
7
47
24
K-24
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
0
0
7
47
25
K-25
1
0
1
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
6
40
26
K-26
1
0
0
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
0
1
6
40
27
K-27
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
5
33
28
K-28
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
4
27
29
K-29
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
3
20
Jumlah
1735
Rata-rata
59.83
Maks
: 93
Min
: 20
128
Lampiran 12 OUTPUT SPSS ANALISIS NORMALITAS DATA POSTTEST
Explore Case Processing Summary Cases Valid N
Missing Percent
N
Total
Percent
N
Percent
x1
28
96.6%
1
3.4%
29
100.0%
x2
28
96.6%
1
3.4%
29
100.0%
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
x1
.292
28
.000
.852
28
.001
x2
.100
28
.200
*
.974
28
.680
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
129
x1
x1 Stem-and-Leaf Plot Frequency
Stem &
3.00 Extremes 2.00 5 . 2.00 6 . .00 7 . 14.00 8 . 5.00 9 . 2.00 10 . Stem width: Each leaf:
Leaf (=<47) 33 77 00000000777777 33333 00
10 1 case(s)
130
131
132
x2
x2 Stem-and-Leaf Plot Frequency 1.00 1.00 6.00 3.00 9.00 2.00 5.00 1.00 Stem width: Each leaf:
Stem & 2 3 4 5 6 7 8 9
. . . . . . . .
Leaf 7 3 007777 333 000007777 33 00777 3
10 1 case(s)
133
134
135
Lampiran 13 OUTPUT SPSS ANALISIS HOMOGENITAS DATA POSTTEST
T-Test
Group Statistics kelas1 nilai
N
Mean
Std. Deviation
eksperimen
28
78.11
17.777
3.360
kontrol
29
59.83
18.565
3.447
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F nilai
Std. Error Mean
Equal variances assumed Equal variances not assumed
Sig. .162
.689
136
Lampiran 14 OUTPUT SPSS ANALISIS UJI U MANN WHITNEY
NPar Tests Mann-Whitney Test
Ranks Kelompok Hasil belajar
N
Mean Rank
Sum of Ranks
eksperimen
28
36.75
1029.00
kontrol
29
21.52
624.00
Total
57
a
Test Statistics
Hasil belajar Mann-Whitney U
189.000
Wilcoxon W
624.000
Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Grouping Variable: Kelompok
-3.487 .000
137
Lampiran 15 DATA SISWA PENELITIAN
1. Daftar Siswa Uji Coba No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
Nama Afifah Salma Ramadhani Annasya Putri Jauhar Azka Amani Chirly Wafiatul Abda Devanda Sutan A. Dik Ulfa Mewangi Faiq Uzier Fito Zuhud Hilyati Azizah Ibnati Ulya Darojatin M. Amar Asshidiq M. Faqih Minded Al Jundi Muhammad Fathin Harits Muhammad Humamn Al Fariq M. Qi Bagus Maulana Nabilah Kharisma Aulia Nabilah Rosidah Nafis Awwalia Mahardika Nahla Nur Amalia Nastya Aulia Risky Nuramala Zuanilasari Z. Ni’mah Karimah Sabrina Rafi Yasakha Rifqi Faiq Fadhilullah Sahrul Falah Ramdoni Salman Nur Zain Tsabit Althar Muzhaffar Yusuf Aqil ‘Allam AW. Zainitha Azka Zumar Yora Putra Yulian
Kode UC-1 UC-2 UC-3 UC-4 UC-5 UC-6 UC-7 UC-8 UC-9 UC-10 UC-11 UC-12 UC-13 UC-14 UC-15 UC-16 UC-17 UC-18 UC-19 UC-20 UC-21 UC-22 UC-23 UC-24 UC-25 UC-26 UC-27 UC-28 UC-29 UC-30
138
2. Data Siswa Eksperimen dan Kontrol
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Kelompok Eksperimen Nama Kode No Ibrohim Kholil E-1 1 Raihan Hanif E-2 2 Ekyasa Mahardika E-3 3 Filanzio Nahendra RS. E-4 4 Dimas Arifahsya Hamzaeni E-5 5 Rizqi Nashrul Haq E-6 6 Fiya Nur Ismatul Aulia E-7 7 Yasmin Zainab Aqilah E-8 8 Keysha Pramitha Azzalia Z. E-9 9 M. Ayyash Abdurrohman E-10 10 Aisyah Amar Aulia E-11 11 Andre Ananta Prasetya E-12 12 Lana Saiful Aqil E-13 13 Mona Zulfa Aszar E-14 14 Chiendo Daffa Yulianto E-15 15 Diva Arrum Bighoney E-16 16 Tsalitsah Fathin Azzahra E-17 17 Farhan Kurniawan E-18 18 Adiba Putri Perdana E-19 19 M. Ihsanul Amal E-20 20 Fayyadh Dzaki M. E-21 21 Aina Salsabilla E-22 22 Nadya Khairunnisa B. E-23 23 Aisha Safa Kamila E-24 24 Anindya Laksmi Ayu N. E-25 25 Rafi Gastiadirijal M. E-26 26 Assyifa Qurrota A’yun E-27 27 Arini Himawati E-28 28 29
Kelompok Kontrol Nama Muhammad Khairul Rizal Naufal Fadhilah Akbar Amalia Arofah Puji Sofyan Amalia Arofah Puji Sopyan Aji Luqman Nur Hakim Syalendra MH. Muhammad Habiburrahman Muhammad Syafiq Ziyad Galang Awal Prasaja Rose Citra Aulia Muhammad Rofi’ul Haq Antisya Yuan Hilwa A. Muhammad Faiz’zul Anam Rizka Putri Nurjanah Dwi Awalia Ramadhona Mufida Dhia Afnani Aurelia Izzatul Azka Zahra Cahya Ramadhani Hilyatul Auliya Al Mufidah Hafidh Abrar Albar Nahriyati Idha Safitri Raisha Sovia Mawarni Ghina Hinanti I Ana Kufita Wuqit Ambar Putri Nisrina Muhammad Fauzi Zulfiqar Faras Zaki Dwi P. Rafif Dzaky Alauddin C. Ibrahim Adriyanto
Kode K-1 K-2 K-3 K-4 K-5 K-6 K-7 K-8 K-9 K-10 K-11 K-12 K-13 K-14 K-15 K-16 K-17 K-18 K-19 K-20 K-21 K-22 K-23 K-24 K-25 K-26 K-27 K-28 K-29
139
Lampiran 16 DOKUMENTASI PENELITIAN
Pembelajaran menggunakan flash macromedia di kelas eksperimen
140
Pembelajaran konvensional di kelas kontrol
141
GLOSARIUM
Cronbach’s alpha
: Merupakan koefisien reliabilitas. Hal ini biasanya digunakan sebagai ukuran dari konsistensi internal atau keandalan dari skor tes psikometri untuk sampel ujian.
Deduktif Aksiomatik
: Sistem penerapan dalam matematika dari berbagai metode logika atas sekelompok unsur, relasi, dan operasi. Dalam proses penalaran matematika, suatu rumus (teorema) matematika terdiri dari beberapa hipotesis dan kesimpulan.
Kolmogorof-Smirnov
: Salah satu metode nonparametrik yang paling berguna dan umum untuk membandingkan dua sampel, karena sensitif terhadap perbedaan di kedua lokasi dan bentuk fungsi distribusi empiris kumulatif dari dua sampel.
Kunstruktivisme sosial
: Interaksi sosial, alat-alat budaya, dan aktivitasnya membentuk perkembangan dan kemampuan belajar individual.
Penalaran deduktif
: Metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum
terlebih
dihubungkan khusus.
dahulu
dalam
untuk
seterusnya
bagian-bagiannya
yang
142
Reliabilitas
: Konsistensi dari serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur.
Resitasi konten
: Pemaparan berupa penjelasan yang difokuskan hanya
terhadap
muatan/isi
tanpa
melakukan
aktivitas penelusuran pemahaman dengan cara lain. Tes Internal
: Ukuran berdasarkan korelasi antara item yang berbeda pada tes yang sama (atau subskala yang sama pada uji yang lebih besar). Ini mengukur apakah beberapa item yang mengusulkan untuk mengukur
umum
yang
sama
membangun
menghasilkan skor serupa. Uji Bartlett
: Uji statistik yang digunakan untuk memeriksa apakah
data
percobaan
memenuhi
asumsi
kehomogenan ragam. Uji ini wajib anda lakukan sebelum menganalisis ragam data. Uji Liliefors
: Uji statistik yang digunakan untuk menguji apakah sample berasal dari populasi yang brdistribusi normal.
Uji Mann Whitney U
: Alternatif bagi uji-t. Uji Mann Whitney/Wilcoxon merupakan uji non-parametrik yang digunakan untuk membandingkan dua mean populasi yang berasal dari populasi yang sama. Uji Mann-
143
Whitney juga digunakan untuk menguji apakah dua mean populasi sama atau tidak.
144
DAFTAR PUSTAKA
Abied. 2011. Teori Belajar Matematika untuk Mengajar Matematika di SD. http://www.masbied.com/2011/02/09/teori-belajar-matematika-untukmengajar-matematika-di-sd/. Diunduh 02/03/2011 Wijaya, Adi dan Sri Purnama Surya. 2009. Pemanfaatan komputer sebagai media pembelajaran matematika di SMP (Modul Matematika SMP Program Bermutu). Yogjakarta: PPPPTK Matematika. Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara. Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Cahya P, Antonius. 2006. Pemahaman dan Penyajian Konsep Matematika Secara Benar dan Menarik. Jakarta: Depdiknas Dirjen Perguruan Tinggi Direktorat Ketenagaan. Porter, Bobbi D. dkk. 2010. Quantum Teaching (memprktikkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas). Bandung: Kaifa. Djamarah, Syaiful B dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Fajariyah, Nur dan Defi TR. 2008. Cerdas Berhitung Matematika Untuk SD/MI. Jakarta: CV Grahandi. Hidayatullah, Priyanto. 2011. Animasi Pendidikan Menggunakan Flash. Bandung: Informatika. Karim, Muchtar A. dkk. 1997. Pendidikan Matematika 1. Depdikbud. Kartadinata, Sunaryo dan Nyoman, Dantes. 1997. Landasan-landasan Pendidikan Sekolah Dasar. Depdikbud. Kristiyanto, AL. 2007. Pembelajaran Matematika Berdasarkan Teori Dienes. http://kris-21.blogspot.com/2007/12/pembelajaran-matematika-berdasarteori_04.html. Diunduh 02/03/2011. Laodesyamri. 2010. Kajian Teori Pembelajaran Matematika di SD. http://id. shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2063167-kajian-teoripembelajaran-matematika-di/. Diunduh 24/03/2011.
145
Pujiati dan Sigit TG. 2009. Pembelajaran Pengukuran Luas Bangun Datar Dan Volum Bangun Ruang di SD (Modul Matematika SD Program Bermutu). Yogjakarta: PPPPTK Matematika. Rahman, Abdur. 2007. Pengembangan Media Pembelajaran Aksara Jawa dengan Macromedia Flash MX. Semarang: UNNES. Riduwan. 2008. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta. Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Romberg. 2010. Hakekat Matematika. http://techonly13.wordpress.com/2010/04/ 28/hakekat-matematika/. Diakses 18/05/2011. Sadirman, Arief S. dkk. 2010. Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya). Jakarta: Rajawali Press. Silberman, Melvin L. 2006. Active Learning (101 Cara Belajar Siswa Aktif). Bandung: Nusamedia Soeparwoto. 2007. Psikologi Perkembangan. Semarang: UPT MKK UNNES. Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2009. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Sudjana. 1992. Metoda Statistika Edisi ke-5. Bandung: Tarsito. Sugiyono. 2003. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta. Sukayati dan Agus Suharjana. 2009. Pemanfaatan Alat Peraga Matematika dalam Pembelajaran di SD (Modul Matematika SD Program Bermutu). Yogjakarta: PPPPTK Matematika. Sunarto. 2009. Pembelajaran Konvensional Banyak dikritik Namun Paling disukai. http://sunartombs.wordpress.com/2009/03/02/pembelajaran-kon vensional-banyak-dikritik-namun-paling-disukai/. Diunduh 24/03/2011. Sunarto. 2011. Pengertian Prestasi Belajar. http://sunartombs.wordpress.com/ 2009/01/05/pengertian-prestasi-belajar/. Diunduh 08/03/2011 Supinah. 2008. Pembelajaran Matematika SD dengan Pendekatan Kontekstual dalam Melaksanakan KTSP. Yogyakarta: PPPPTK Matematika.
146
Sutrisman dan G. Tambunan. 2010. Hakekat Matematika. http://techonly13.wordpress.com/2010/04/28/hakekat-matematika/). Diunduh 18/05/2011. Turmudi dan Aljupri. 2009. Pembelajaran Matematika. Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam Depag RI. Warpala. Wayan S. 2009. Pendekatan Pembelajaran Konvensional. http://edukasi. kompasiana.com/2009/12/20/pendekatan-pembelajarankonvensional/. Diunduh 24/03/2011. Yuli. 2010. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar. http://forum.um.ac.id/index.php? topic=10034.0. Diunduh: 18/05/2011.