EDUSCOPE, Vol. 1 No. 2 Januari 2016
p-ISSN : 2460 – 4844 e-ISSN : 2502 - 3985
MENINGKATKAN KUALITAS PROSES BELAJAR SISWA MELALULI STRATEGI PEMBELAJARAN KREATIF PRODUKTIF PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP DAN TAK HIDUP Bambang Suprayogi SMP Negeri 1 Nganjuk
[email protected]
ABSTRACT Selection of teaching methods largely determine the quality of teaching in the learning process. To enhance the students 'learning process necessary to activate learning strategy, challenge and empower students' thinking skills to find the concept itself, so it can help students gain a deeper understanding and meaningful. One of the learning strategies that can membelajarkan students are learning strategy kreaktif productive. Strategy pembelajran Airport has 5 syntax, namely: the orientation phase, the exploration, interpretation stage, the stage of re-creation, and evaluation phase. Based on observations during the learning process it was found that the activity of students during the learning process has increased. This was evident during the learning process seen active interaction between students and students, students and teachers, and the interaction between students with learning media used. It shows that during the learning process has been an increase in motivation, enthusiasm for learning and curiosity of students, the courage of students in the opinion, and cooperation among students in learning, as well as the responsibility of the student in completing the task group. This means the quality of student learning has improved. This increase can be realized thanks to the motivation and guidance teacher for learning, good cooperation between students and teachers, as well as the emergence of intrinsic motivation and awareness of students to learn. KEYWORDS: creative productive learning strategies, learning students
Proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan
kelas, "Ketika guru memberikan tugas untuk
Alam di sekolah sebaiknya menekankan pada
diselesaikan
pemberian pengalaman langsung kepada siswa
kelompok cenderung dikerjakan sendiri oleh siswa
dalam
melalui
yang pandai, sedangkan peserta lain terlihat kurang
kegiatan penyelidikan (inquiry) dan penemuan
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
(discovery), sehingga dapat
Ketika diskusi kelas berlangsung siswa yang
untuk
mengembangkan
memperoleh
kompetensi
membantu siswa
pemahaman
kelompoknya,
tugas
lebih
presentasi, bertanya atau menjawab pertanyaan
mendalam. Uno (2009:6) menyatakan proses
cenderung didominasi oleh siswa yang pandai saja.
pembelajaran akan lebih bermakna
(berhasil),
Sedangkan siswa yang lain bersikap pasip, kurang
melakukan aktivitas
memperhatikan, atau berbicara sendiri, bahkan ada
dan relevan dengan tujuan
beberapa siswa bermain HP. Hal ini terjadi karena
apabila siswa secara aktif secara langsung
yang
bersama
pembelajaran yang ingin dicapai. Namun kenyataan yang terjadi di dalam
metode pembelajaran yang digunakan guru kurang membelajarkan semua siswa, namun hanya
94
Bambang : Meningkatkan Kualitas Proses ... Dan Tak Hidup
memfasilitasi belajar siswa kelompok pandai saja.
siswa, agar siswa mampu belajar mandiri sehingga
Seharusnya siswa menyadari bahwa di
proses
belajar dapat berjalan secara efisien dan
dalam proses pembelajaran ada serangkaian
efektif.
Salah satu strategi pembelajaran yang
kegiatan yang harus dilakukan siswa dengan tujuan
dapat
untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan,
pembelajaran kreaktif produktif.
dan pengalaman. Hal ini pendapat
Zubaidah,
dkk
2)
bahwa
siswa
adalah
strategi
Strategi pembelajaran kreatif produktif ini
sejalan dengan (2014;
membelajarkan
menekankan
pada
pemberian
pengalaman
ketrampilan proses, baik ketrampilan proses dasar,
langsung kepada siswa, dalam mengembangkan
maupun ketrampilan proses terintegrasi harus
kompetensi melalui kegiatan penemuan konsep
dilatihkan kepada siswa, agar siswa tidak hanya
sendiri,
menjadi penerima informasi, tetapi juga dapat
memperoleh pemahaman yang lebih mendalam
melakukan pencarian informasi terkait dengan
dan bermakna. Pengkajian melalui beberapa
hal-hal yang dipelajari.
tahapan pembelajarn ini diharapkan mampu
Pemilihan metode pembelajaran sangat
sehingga
meningkatkan
dapat
kualitas
membantu
proses
siswa
pembelajaran.
menentukan kualitas pengajaran dalam proses
Apabila kualitas proses pembelajaran terjadi
pembelajaran.
peningkatan, maka hasil belajar siswa akan
Untuk
mencapai
tujuan
pembelajaran diperlukan penggunaan metode yang
meningkat pula.
efektif, yakni metode pembelajaran yang dapat
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti
mengatasi masalah dalam proses belajar. Dengan
menganggap penting untuk melakukan penelitian
demikian untuk mencapai kualitas pengajaran yang
tindakan kelas tentang upaya meningkatkan
baik, setiap pelajaran harus diorganisasikan dan
kualitas proses pembelajaran siswa melalui strategi
disampaikan kepada siswa dengan metode yang
pembelajaran kreatif produktif pada kelas VII.2
tepat.
SMPN 1 Nganjuk Tahun Pelajaran 2015/2016. Untuk meningkatkan proses belajar siswa
diperlukan strategi pembelajaran yang dapat mengaktifkan, menantang dan memberdayakan
METODE Penelitian
ini
merupakan
Penelitian
kemampuan berpikir siswa untuk menemukan
Tindakan Kelas (classroom action Research).
konsep sendiri. Model strategi pembelajaran ini
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk
mendorong guru untuk melakukan inovasi dalam
memperbaiki kualitas proses pembelajaran yang
melaksanakan pembelajarannya. Peran guru dalam
dilakukan guru dan memotivasi guru agar selalu
pembelajaran tersebut sebagai fasilitator dan
melakukan
motivator yang
meningkatkan kompetensi siswanya. Penelitian ini
memfasilitasi dan mendorong
inovasi
EDUSCOPE Vol. 1 No. 2 Januari 2016
pembelajaran
guna
Bambang : Meningkatkan Kualitas Proses ... Dan Tak Hidup
95
bertempat di SMPN 1 Nganjuk Jl Pramuka No. 2
pembelajaran siswa sebagai berikut:
Nganjuk yang dilaksanakan mulai awal bulan 2
aktivitas yang dilakukan semua siswa selama
September 2015 sampai Akhir Oktober 2015.
proses belajar pada setiap sintaks pembelajaran
Subyek penelitian adalah siswa kelas VII.2 SMPN 1
kreatif produktif minimal 80 % dan setiap aspek
Nganjuk
aktivitas belajar siswa minimal berkriteria baik.
semester
ganjil
Tahun
Pelajaran
Persentase
Penelitian ini memberikan perhatian khusus
2015/2016 yang berjumlah 32 orang. Penelitian ini menggunakan model spiral
kepada siswa yang aktivitas belajarnya dalam
refleksi dari Kemmis dan Taggart. Penelitian ini
proses pembelajaran masih kurang. Ini dilakukan
terdiri dari 2 siklus, Pada siklus 1 terdiri atas tiga
karena peneliti bermaksud mengaktifan semua
tahapan, yaitu perencanaan (planing), tindakan
siswa sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas
(acting),
proses pembelajaran siswa di dalam kelas.
observasi
(observing),
dan
refleksi
(reflecting), sedangkan pada siklus 2 tediri atas 4 tahapan sebagaimana tahapan pada siklus 1 yang
HASIL dan PEMBAHASAN
telah diperbaiki dari hasil refleksi yang terjadi pada
a.
Siklus 1 Pelaksanaan penelitian tindakan pada
siklus sebelumnya. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini mencakup:
proses
pembelajaran
siswa,
siklus 1 dimulai tanggal 2 September 2015 dan dilakukan
selama
tiga
kali
sintak
strategi
Pengumpulan data tersebut melalui metode
pembelajaran kreatif produktif. Setiap sintak
observasi, catatan lapangan, dan angket siswa.
dialokasikan waktu 5 x 40 menit dan akan dibagi
Faktor
dalam dua pertemuan, yaitu pertemuan pertama 3 x
yang
diperhatikan
dalam
proses
pembelajaran siswa adalah aktivitas belajar siswa
40 menit dan pertemuan kedua
dalam: (1) kegiatan praktikum, diskusi kelompok
Materi yang dipelajari siswa pada siklus 1 ini adalah
dan diskusi kelas, (2) kerjasama siswa dalam
klasifikasi benda. Sebelum pelaksanaan tindakan,
kegiatan praktikum, diskusi kelompok dan diskusi
peneliti
kelas, (3) frekuensi berpendapat siswa ketika
pembelajaran, lembar kerja siswa, bahan ajar,
praktikum, diskusi kelompok dan diskusi kelas, (4)
media pembelajaran, dan lembar observasi.
menyiapkan
rencana
2 x 40 menit.
pelaksanaan
penghargaan siswa terhadap pendapat peserta lain
Pada kegiatan awal (Tahap Orientasi) guru
ketika praktikum, diskusi kelompok dan diskusi
mengkondisikan kelas, agar semua siswa siap
kelas, (5) ketepatan waktu dalam menyelesaikan
menerima
tugas kelompok.
apersepsi sebagai pengantar materi yang akan
pelajaran,
dilanjutkan
memberikan
Peneliti menetapkan beberapa indikator
dikaji, mengkomunikasikan, tujuan pembelajaran,
sebagai indikator keberhasilan dalam proses
langkah-langkah pembelajaran, dan alokasi waktu,
EDUSCOPE Vol. 1 No. 2 Januari 2016
Bambang : Meningkatkan Kualitas Proses ... Dan Tak Hidup
96
serta penilaian yang diterapkan. Selanjutnya guru
kreatif yang dihasilkan siswa, sementara peserta
memerintahkan, agar siswa
lain memperhatikan dan mencatat materi penting
kelompoknya
masing-masing
duduk dalam sesuai
dengan
hari itu. Sementara guru menyampaikan hasil evaluasi terhadap proses belajar yang telah
posisi yang telah disampaikan guru. Pada kegiatan inti kegiatan siswa terbagi
dilakukan siswa. Setelah dilakukan tindakan pada siklus 1,
dalam 3 tahap, yaitu: (1) Tahap Eksplorasi, siswa melakukan
peneliti merekap hasil observasi terhadap proses
berupa
belajar yang dilakukan siswa selama penerapan
menelaah/mengkaji buku yang dibawa siswa,
strategi pembelajaran kreatif produktif. Hasil
lembar kerja siswa yang telah dibagikan guru,
observasi secara keseluruhan seperti tertera pada
browsing melalui internet, berburu buku refernsi di
tabel 1 berikut.
dalam
kelompok
kegiatan
perpustakaan
masing-masing
eksplorasi
sekolah
yang
dan
atau
melakukan
kegiatan praktikum, jika ada materi yang perlu dipraktekkan, (2) Tahap Interpretasi,
Tabel 1 Persentase Keberhasilan Aktivitas Belajar Siswa Siklus 1
Siswa
dalam kelompok secara berpasangan/berkolaborasi
No.
Aspek yang Diamati
bersama teman kelompok berdiskusi membahas materi yang terdapat pada lembar kerja siswa, menyusun materi hasil diskusi kelompok untuk
1.
bahan presentasi kelas, (3) Tahap Re-kreasi, salah satu
siswa
ditunjuk
mewakili
kelompok
2.
menyampaikan hasil diskusi kelompoknya pada kegiatan presentasi kelas, sedangkan kelompok
3.
lain menyimak, mengkritisi materi diskusi dengan cara bertanya, menyanggah/memperkuat materi yang telah disampaikan penyaji. Selama kegiatan
4.
inti guru bertindak sebagai fasilitator, pembimbing, dan sumber belajar tempat siswa bertanya, jika mengalami kesulitan/masalah. Pada kegiatan penutup (Tahap Evaluasi), Pada
akhir
pembelajaran
kelompok
penyaji
5.
Minat, semangat, rasa ingin tahu siswa Kerjasama siswa dalam kegiatan belajar Frekuensi berpendapat siswa dalam kegiatan belajar Penghargaan siswa terhadap pendapat peserta lain Tanggung jawab dalam menyelesaik an tugas Nilai Rata-rata
Persentase Keberhasilan per Aspek
Nilai
Kategori
74,58 %
C
Cukup
84,03 %
B
Baik
83,33 %
B
Baik
72,22 %
C
Cukup
79,86 %
C
Cukup
78,80 %
C
Cukup
presentasi menyampaikan hasil diskusi bersama
Hasil observasi yang dilakukan pada siklus
terhadap materi esensial yang merupakan produk
1 ditemukan permasalahan sebagai berikut: guru
EDUSCOPE Vol. 1 No. 2 Januari 2016
Bambang : Meningkatkan Kualitas Proses ... Dan Tak Hidup
97
kurang memberikan motivasi kepada siswa,
saling bekerja sama, bertukar fikiran dan saling
sehingga
membantu
siswa
kurang
berminat,
kurang
membangun
pengetahuan
dalam
bersemangat, dan rasa ingin tahu siswa masih
menemukan konsep sendiri sesuai materi yang
rendah dalam mengikuti pembelajaran. Ini terbukti
mereka pelajari. Dengan demikian siswa diberikan
persentase siswa pada aspek ini terhadap materi
kesempatan
yang dipelajari masih kurang dari 80% atau masih
esplorasi pengetahuan dengan memanfaatkan
berkategori cukup. Ketika kegiatan diskusi kelas
berbagai
berlangsung masih ada sebagian siswa yang
pengetahuan.
kurang memperhatikan, berbicara sendiri, atau asik
menjadi lebih bermakna bagi siswa.
bermain sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa
dalam
penghargaan siswa terhadap pendapat peserta lain
fasilitator, pembimbing, dan nara sumber bagi
masih tergolong rendah. Ini terbukti persentase
siswa.
siswa yang menghargai pendapat kurang dari 80 %
seluas-luasnya sumber
di
untuk
dalam
melakukan memperoleh
Sehingga proses pembelajaran
proses
pembelajaran
Peran guru
hanya
sebagai
Berdasarkan hasil observasi terhadap
Sedangkan
proses belajar siswa pada siklus 1 disimpulkan
tanggungjawab siswa menyelesaikan tugas yang
bahwa persentase siswa dalam menggalang
diberikan guru masih tergolong kurang, Hal ini
bekerja sama antara siswa, dan frekuensi dalam
terbukti lebih dari 20% siswa di dalam kelas
tugas
mengeluarkan pendapat selama pembelajaran
dikumpulkan tidak tepat waktu dan dengan
terdapat lebih dari 80% siswa mendapat penilaian
kualitasnya rendah.
berkategori baik. Sedangkan persentase dalam
atau
masih
berkategori
cukup.
Selain itu pada kegiatan pembelajaran
menumbuhkan minat, semangat, dan rasa ingin
tatap muka pertama, guru masih kurang terampil
tahu, serta penghargaan pendapat terhadap siswa
dalam menerapkan strategi pembelajaran kreatif
lain, serta tanggung jawab menyelesaikan tugas
dan produktif, sehingga proses belajar siswa
mendapat penilaian cukup. Dengan persentase
mengalami hambatan terutama pada minat,
rata-rata semua aspek belajar yang dilakukan siswa
semangat, dan rasa ingin tahu siswa selama
masih dibawah 80%, yaitu sebesar 78,80. Dengan
mengikuti
terhadap
demikian dapat disimpulkan bahwa proses belajar
ini akan berdampak pada
siswa selama pembelajaran pada siklus 1 sudah
perolehan konsep yang didapat siswa terhadap
cukup baik dan dapat dilanjutkan pada siklus 2
materi yang dipelajarinya.
karena hasilnya belum mencapai indikator yang
pembelajaran.
proses belajar
Hambatan
Ada kelebihan yang ditemukan dalam
telah ditetapkan peneliti, yaitu persentase rata-rata
pembelajaran pada siklus 1, yaitu: strategi
semua aspek belajar yang dilakukan siswa sebesar
pembelajaran ini membuat siswa menjadi aktif, EDUSCOPE Vol. 1 No. 2 Januari 2016
98
Bambang : Meningkatkan Kualitas Proses ... Dan Tak Hidup
80% dengan nilai semua aspek belajar siswa
dalam menyelesaikan tugasnya. Untuk memotivasi
minimal baik.
siswa yang kurang aktif, guru melakukan undian
b.
dalam presentasi, bertanya/menjawab pertanyaan
Siklus 2 Berdasarkan hasil refleksi dari pelaksanaan
tindakan pada siklus 1, maka perlu dilakukan
dari kelompok lain dan memberikan reward/hadiah bagi siswa yang melakukan dengan baik.
perbaikkan terhadap permasalahan yang timbul
Setelah dilakukan tindakan pada siklus 2,
selama pembelajaran. Hasil refleksi ini dapat
peneliti merekap hasil observasi terhadap proses
digunakan sebagai masukan yang berharga untuk
belajar yang dilakuakan siswa selama penerapan
melanjutkan pelaksanaan tindakan pada siklus 2.
strategi pembelajaran kreatif produktif. Hasil
Pelaksanaan penelitian tindakan pada siklus 2 dimulai tanggal
2 Oktober 2015 dan
observasi secara keseluruhan seperti tertera pada tabel 2 berikut.
dilakukan selama empat kali sintak strategi pembelajaran kreatif produktif. Setiap sintak
Tabel 2 Persentase Keberhasilan Aktivitas Belajar Siswa Siklus 2
dialokasikan waktu 5 x 40 menit dan akan dibagi dalam dua pertemuan, yaitu pertemuan pertama 3 x 40 menit dan pertemuan kedua
No.
2 x 40 menit.
Materi yang dipelajari siswa pada siklus 2 ini adalah klasifikasi makluk hidup.
1.
Kegiatan pembelajaran pada siklus 2 ini sebagaimana pelaksanaan pembelajaran pada
2.
siklus 1 dengan lebih memperhatikan masukan hasil refleksi akhir siklus 1. Dalam
Aspek yang Diamati
pembelajaran
3.
siklus 2 ini guru lebih memotivasi siswa selama pembelajaran, terutama pada minat, semangat dan mendorong rasa ingin tahu siswa terhadap materi
4.
yang sedang dipelajari. Disamping itu guru lebih menekan kepada para siswa, agar
lebih
memperhatikan ketika temannya menyampaikan pendapat, bertanya, atau memberikan sangahan saat diskusi berlangsung, baik diskusi kelompok
5.
Minat, semangat, rasa ingin tahu siswa Kerjasama siswa dalam kegiatan belajar Frekuensi berpendapat siswa dalam kegiatan belajar Penghargaan siswa terhadap pendapat peserta lain Tanggung jawab dalam menyelesaik an tugas Nilai Rata-rata
Persentase Keberhasilan per Aspek
Nilai
Kategori
86,25 %
B
Baik
95,31 %
A
Sangat Baik
92,19 %
A
Sangat Baik
87,50 %
B
Baik
90,62 %
A
Sangat Baik
90,37 %
A
Sangat Baik
maupun diskusi kelas. Selain itu guru lebih intensif
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan
dalam membimbing siswa yang kurang mampu
peneliti pada siklus 2 ini ditemukan hal-hal sebagai
EDUSCOPE Vol. 1 No. 2 Januari 2016
Bambang : Meningkatkan Kualitas Proses ... Dan Tak Hidup
99
berikut: minat, semangat, rasa ingin tahu siswa
guru terhadap siswanya, terutama ditujukan kepada
selama
siswa yang pasip, memiliki kemampuan akademis
proses
peningkatan
pembelajaran
sebesar
11,67%
mengalami yang
semula
berkategori cukup menjadi baik. Demikian juga
yang kurang, maupun siswa yang memiliki sikap malas berfikir dan beraktifitas. Berdasarkan
terjadi peningkatan pada aspek belajar siswa pada
hasil
observasi
awal
penghargaan siswa terhadap pendapat peserta lain
selelum dilakukan tindakan pada siswa kelas VII.2
sebesar
15,28% yang semula berkategori cukup
SMPN 1 Nganjuk menyatakan bahwa proses
menjadi baik. Peningkatan yang luar biasa terjadi
pembelajaran yang dilakukan guru pada mata
pada aspek belajar siswa tentang tanggung jawab
pelajaran IPA telah menerapkan pembelajaran
dalam
sebesar
koperatif (cooperative learning), Namun dalam
20,76% yang semula berkategori cukup menjadi
praktiknya cenderung terjadi interaksi pembelajaran
sangat baik. Sedangkan persentase rata-rata pada
dua arah, yaitu antara guru dan siswa kelompok
semua aspek belajar siswa juga mengalami
pandai yang jumlahnya relatif sedikit (kurang dari
peningkatan, yaitu sebesar 11,57 % yang semula
20%). Sementara siswa yang lain, yang jumlahnya
berkategori cukup menjadi sangat baik.
lebih
menyelesaikan
tugas,
yaitu
Peningkatan semua aspek belajar siswa
dari
80%
cenderung
pasip,
kurang
memperhatikan, bahkan beberapa siswa bermain
pada silkus 2 terjadi berkat kerja sama yang baik,
sendiri.
antara guru dan siswa. Pada siklus 2 ini siswa dan
pembelajaran
guru telah paham mengenai langkah-langkah
membelajarkan semua siswa, namun hanya
strategi pembelajaran kreatif produktif, sehingga
memfasilitasi belajar siswa kelompok pandai saja.
proses pembelajaran menjadi lancar dan dapat
Sehingga proses pembelajaran tidak dapat berjalan
berjalan dengan baik. Berkat motivasi guru yang
secara optimal yang berdampak pada hasil belajar
terus-menerus membuat siswa menjadi lebih aktif,
siswa yang kurang memuaskan.
Hal
ini
yang
terjadi
karena
digunakan
metode
guru
kurang
bersemangat, dan rasa ingin tahunya bertambah
Setelah penerapan strategi pembelajaran
meningkat. Di samping itu siswa menjadi lebih
kreatif produktif kualitas proses belajar siswa
percaya diri, sehingga mereka menjadi lebih berani
menjadi meningkat. Hal ini sejalan dengan amanat
menyampaikan pendapat baik melalui bertanya
Direktorat
ataupun menjawab pertanyaan dari temannya.
Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama
Peningkatan yang luar biasa pada aspek
(2005:16)
Jenderal yang
Pendidikan
menyatakan
Dasar bahwa
dan akibat
tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas ini
diterapkan pendekatan inkuiri (termasuk strategi
terjadi berkat bimbingan
intensif, tekun, dan
pembelajaran kreatif produktif), maka kegiatan atau
sabar, serta tidak kenal menyerah yang dilakukan
proses pembelajaran akan bergeser dari kegiatan
EDUSCOPE Vol. 1 No. 2 Januari 2016
100
Bambang : Meningkatkan Kualitas Proses ... Dan Tak Hidup
guru yang dominan (arah vertikal) menjadi kegiatan
Kelebihan pembelajaran kreatif produktif ini
belajar siswa yang lebih dominan (arah horizontal).
membuat siswa menjadi turut berpartisipasi aktif
Pendapat ini diperkuat Susanto (2002:4) yang
dalam pembelajaran, meningkatkan interaksi antara
menekankan pentingnya kreativitas guru dalam
siswa dengan siswa, interaksi siswa dengan guru
menjalankan proses pembelajaran sebagai upaya:
dan interaksi siswa dengan media belajar yang
(1) menciptakan suasana belajar yang inovatif dan
digunakan. Disamping itu strategi pembelajaran ini
kreatif, (2) meningkatkan kecakapan siswa untuk
menekankan
membangun/mengkonstruksi
langsung kepada siswa, sehingga siswa secara
pengetahuannya
sendiri. Pendapat senada dikemukakan Amin (2007) kolaboratif dalam
pada
pemberian
bersama
pengalaman
temannya
membangun/
Hamdi (2007:53) yang menyatakan bahwa: mengkontruksi pengetahuanya sendiri. Melalui
proses pembelajaran sains adalah penyediaan
tahap pembelajaran seperti ini siswa lebih mudah
pengalaman
memahami konsep yang dipelajarinya.
belajar
kepada
siswa
untuk
membangun sendiri kompetensi-kompetensi yang mendukung tercapainya kecakapan hidup (life skill).
KESIMPULAN dan SARAN
Implementasi pembelajaran kreatif produktif
Berdasarkan data hasil penelitian dan
ini secara bertahap melatih siswa berpikir kritis dan
pembahasan di atas, dapat disimpulkan sebagai
kreatif dalam memecahkan masalah. Hal ini sejalan
berikut:
dengan pendapat Yudawati dan Wena (2007:35)
1.
yang
menyatakan
pembelajaran
bahwa
dalam
konstruktivisme
produktif
proses
strategi mampu
pembelajaran meningkatkan
kreatif kualitas
proses belajar siswa.
(termasuk
pembelajaran kreatif produktif), guru harus mampu
Penerapan
2.
Penerapan
strategi
pembelajaran
kreatif
menumbuhkan kebiasaan berpikir produktif yang
produktif mampu menciptakan suasana belajar
ditandai dengan: (1) menumbuhkan kemampuan
yang
berpikir dan belajar yang teratur secara mandiri, (2)
berpartisipasi
menumbuhkan sikap kritis dalam berpikir dan
sehingga siswa lebih mudah memahami
belajar, (3) menumbuhkan sikap kreatif dalam
konsep yang dipelajarinya.
Trianto (2007:107) yang menyatakan bahwa siswa
disarankan:
lebih
1.
menemukan
dan
memahami
mendorong aktif
dalam
siswa
ikut
pembelajaran,
Berkaitan dengan kesimpulan di atas, maka
berpikir dan belajar. Pendapat ini diperkuat oleh mudah
dapat
Proses
belajar
siswa
dapat
konsep-konsep yang sulit, jika mereka saling
ditumbuhkembangkan secara optimal melalui
mendiskusikan
strategi pembelajaran kreatif produktif ini,
temannya.
masalah
tersebut
dengan
apabila
guru
EDUSCOPE Vol. 1 No. 2 Januari 2016
sejak
awal
pembelajaran
Bambang : Meningkatkan Kualitas Proses ... Dan Tak Hidup
melakukan motivasi dan bimbingan dengan sabar, tekun, dan tak kenal menyerah terutama kepada siswa yang kemampuan akademiknya kurang, minat belajar rendah,
Teknik Sipil. Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang. Zubaidah, Siti dkk. 2014. Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTS Kelas VIII. Jakarta. Kementerian Pendidikan dan Kebudayan.
atau kurang berinteraksi dengan temannya (pasip). 2.
Guru dapat memanfaatkan siswa yang pandai sebagai tutor sebaya bagi anak-anak yang kemampuan
akademiknya
kurang
101
dalam
menciptakan suasana belajar yang kondusif, aktif, dan efektif. DAFTAR RUJUKAN Departemen Pendidikan Naional. 2005. Materi Pelatihan Terintegrasi Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. Kamdi, W. 2007. Model-model Pembelajaran Malang: Lembaga Inovatif. Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran Universitas Negeri Malang. Susanto, P. 2002. Keterampilan dasar Mengajar IPA Berbasis Kontruktivisme. Malang: Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang. Trianto. 2006. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik, Konsep, Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya. Jakarta: Prestasi Pustaka. Uno, H.B. 2009. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: PT Bumi Aksara. Yudawati, A. dan Wena, M. 2007. Meningkatkan Proses Pembelajaran Manajemen Kontruksi pada Prodi Pendidikan Teknik Bangunan Melalui Penerapan Metode Kreatif Produktif. Malang: Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan
EDUSCOPE Vol. 1 No. 2 Januari 2016