e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Administrasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2013) Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Hasil Belajar Seni Rupa 1
Oleh Purbalaksmi, 2N. Dantes, 3Anggan Suhandana Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
1
[email protected] [email protected] 3
[email protected]
Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar antara siswa yang belajar dengan pembelajaran berbasis proyek dan siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional. Untuk mencapai tujuan itu dilakukan penelitian dengan menggunakan rancangan penelitian The non-equivalent postest only control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh kelas VIII SMP Dwijendra Denpasar semester dua tahun pelajaran 2012/2013. Sampel diambil dengan cara random sampling melalui teknik undian, tetapi yang dirandom adalah kelas, bukan individu. Variabel bebas penelitian ini yaitu model pembelajaran berbasis proyek yang dikenakan pada kelompok eksperimen dan model pembelajaran konvensional yang dikenakan pada kelompok kontrol. Sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar seni rupa. Untuk menganalisis data digunakan analisis deskriptif dan uji multivariat Manova. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar seni rupa antara siswa yang mengikuti pembelajaran berbasis proyek dan siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional. Rata-rata kemampuan berpikir kreatif kelompok siswa yang mengikuti dengan model pembelajaran berbasis proyek ( X = 28,00) lebih besar dari rata-rata kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional ( X = 23,94). Rata-rata hasil belajar seni rupa kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran berbasis proyek ( X = 27,00) lebih besar dari rata-rata kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional ( X = 23,04). Kata kunci: pembelajaran berbasis proyek, kemampuan berpikir kreatif, hasil belajar
The Effect of Project Based on Learning Toward Creative Thinking Ability And The Result on Learning Art Abstract The purpose of this study was to know the difference of creative thinking ability and the learning result between the students who were taught by using
1
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Administrasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2013) project based on learning and the students who were taught by using conventional learning model. This research was done by using The non-equivalent postest only control group design. The population in this research was all of even semester on eight grade students of junior high school at SMP Dwijendra Denpasar in academic year 2012/2013. The sample in this research was taken by using random sampling through the lottery. But the random technique was class, not individual. The independent variable in this reserch was project based on learning model on experimental group and conventional model on control group. While, the dependent variable was the creative thinking ability and the learning result of art. Descriptive analysis and manova testing were used to analyze this data. The result of this research showed that there was significant different of creative thinking ability and the learning result of art between the students who were taught by using the project based on learning model and the students who were taught by using conventional learning model. The average score of the project based on learning students ( X = 28,00) was higher than the average score of the students who were taught by using conventional model ( X = 23,94). The average score of learning art students who were taught by using project based on learning ( X = 27,00) was higher than the average score of the students who were taught by using conventional model ( X = 23,04). Key words: project based learning, creative thinking ability, result of learning
tumbuh dan berkembang pula seni
PENDAHULUAN Pembelajaran
rupa
rupa yang diciptakan. Seiring dengan
adalah pembelajaran seni budaya
perkembangan teknologi dan arus
yang
serta
informasi yang mengalir jangkauan
estetika
produk seni rupa sebagai seni terapan
peserta didik serta mempengaruhi
semakin berkembang, yaitu sebagai
siswa agar mempunyai nilai estetik
benda
sehingga dapat memperhalus budi
kehidupan manusia semakin praktis
pekerti karena dalam seni rupa
dan nyaman, serta untuk memenuhi
terdapat
kebutuhan akan sebuah keindahan.
berusaha
mengembangkan
menggali potensi
unsur-unsur
keteraturan,
seni
keindahan,
kedisiplinan
dan
benda
yang
membuat
Berdasarkan hal tersebut pendidikan
dinamika. Seni rupa itu lahir sebagai
seni
rupa
sarana untuk memenuhi kebutuhan
memainkan peranan strategis dalam
manusia. Semakin meningkat dan
menyiapkan sumber daya manusia
berkembangnya kebutuhan, semakin
yang
unggul
berpotensi
untuk
untuk
menghadapi
2
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Administrasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2013) persaingan
di
kancah
global
Media pembelajaran adalah alat,
khususnya di bidang seni terapan
metode dan teknik yang digunakan
(applied art) dan seni murni (fine
dalam rangka lebih mengefektifkan
art).
komunikasi dan interaksi antara guru Pembelajaran
seni
rupa
dan peserta didik dalam proses
selama ini tersandung oleh media
pendidikan
pembelajaran
sekolah.
yang
monoton,
sehingga peserta didik menganggap
dan
pengajaran
Rendahnya
di
kemampuan
pembelajaran hanya sebatas kegiatan
berpikir siswa disebabkan karena
rutinitas yang terpaksa dilakukan
pembelajaran seni rupa selama ini
oleh karena dorongan keharusan
cenderung hanya mengasah aspek
semata, bukan karena motivasi untuk
mencontoh dan
mencari sesuatu yang bermakna dan
disebabkan
bernilai lebih. Kondisi demikian
materi yang terlalu padat dan tolak
sangat nampak pada proses belajar
ukur keberhasilan pendidikan di
mengajar peserta didik kelas VIII
sekolah masih difokuskan dari segi
SMP
produk
Dwijendra
Denpasar,
menghafal serta
karena
(konsep)
karakteristik
Sisi
lainnya
khususnya pada mata pelajaran seni
evaluasi pembelajaran masih terbatas
rupa terapan (Menggambar Ilustrasi),
pada paper and pencil test, yaitu
peserta
didik
termotifasi
penilaian hanya menekankan pada
untuk
mengikuti
pembelajaran
aspek kognitif. Perubahan perilaku
karena memandang rumit dan kurang
sebagai hasil belajar hanya mungkin
menarik. Maka tidak heran apabila
terjadi jika ada interaksi antara
hasil dari proses belajar mengajar
peserta didik dengan sumber-sumber
jauh dari yang diharapkan. Oleh
belajar. Model pembelajaran berbasis
karena
proyek dipilih dalam pengajaran Seni
itu,
kurang
guru
seyogyanya
menghadirkan media pembelajaran
Budaya,
karena
yang pariatif sehingga peserta didik
pelajaran Seni Budaya khususnya
termotifasi untuk berbuat lebih, tidak
Seni Rupa menjadi lebih menarik
sekedar duduk mendengarkan guru
(Dahar, 1986).
berceramah dan tidak mendapatkan
Fokus
apa-apa dari yang dipelajarinya.
pembelajaran
melalui
proyek
dari
model
berbasis
proyek
3
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Administrasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2013) (MPBP) adalah pada konsep-konsep
sangat
dan prinsip-prinsip utama dari suatu
berpikir kreatif siswa. Suatu proyek
disiplin, melibatkan siswa dalam
yang ideal adalah merupakan sesuatu
kegiatan pemecahan masalah dan
yang baru dan asli, namun hal ini
tugas-tugas
lainya,
tidaklah mutlak bagi siswa. Dapat
bekerja
pula siswa bekerja dalam suatu
secara otonom mengkonstruk belajar
proyek yang bertolak dari ide orang
mereka
lain, tetapi kemudian mengadakan
memberi
bermakna peluang
siswa
sendiri,
dan
puncaknya
memerlukan
kemampuan
menghasilkan produk karya siswa
modifikasi dari dasar
(Kamdi,
akan
tersebut (Dahar, 1986). Siswa yang
melibatkan seluruh indra, saraf, dan
kreatif biasanya menghasilkan karya
fisik siswa. Otak kanan dan otak kiri
yang baru dan asli. Karya yang
akan berkembang dengan tantangan-
dihasilkan
tantangan dari pembelajaran ini.
membutuhkan kemampuan berpikir
Model pembelajaran berbasis proyek
kreatif, yaitu berpikir lancar, berpikir
memiliki lima langkah, yaitu: (1)
luwes, berpikir orisinal, dan berpikir
menetapkan
elaborasi.
2008).
Hal
tema
ini
proyek,
(2)
konteks belajar, (3) merencanakan maka
(5)
penerapan
menerapkan
aktivitas
proyek
untuk
(Santyasa,
2006).
tentunya
Berdasarkan paparan di atas,
aktivitas, (4) memroses aktivitas, dan penerapan
tersebut
pemikiran
seberapa
Berbasis
besar
pengaruh
Model
Pembelajaran
Proyek
terhadap
Kemampuan Berpikir Kreatif dan Untuk
suatu
hasil belajar pada siswa kelas VIII
membutuhkan
SMP Dwijendra Denpasar belum
kemampuan untuk berpikir kreatif
dapat diketahui. Untuk itu, perlu
dalam mencari ide untuk produknya.
dilakukan penelitian dengan judul
Istilah produk dalam hal ini tidak
“Pengaruh
terbatas pada
Berbasis
produk
menciptakan
siswa
produk komersial,
Model Proyek
Pembelajaran terhadap
tetapi meliputi keragaman dari benda
Kemampuan Berpikir Kreatif dan
atau
konsep
Hasil Belajar Siswa Di Kelas VIII,
kreativitas yang baru) (Munandar,
SMP Dwijendra Denpasar ”. Adapun
2004). Lima langkah dalam MPBP
tujuan dari penelitian ini adalah 1)
gagasan
(misalnya
4
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Administrasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2013) untuk
mengetahui
perbedaan
belajar siswa antara kedua kelompok.
kemampuan berpikir kreatif dan hasil
Populasi penelitian ini adalah seluruh
belajar antara siswa yang belajar
siswa kelas VIII SMP Dwijendra
dengan
Denpasar
pembelajaran
berbasis
proyek dan siswa
yang
dengan
pembelajaran
model
belajar
semester
dua
tahun
pelajaran 2012/2013. Sampel diambil dengan
cara
random
sampling
konvensional, 2) untuk mengetahui
melalui teknik undian, tetapi yang
perbedaan
berpikir
dirandom
adalah
kreatif antara siswa yang belajar
individu.
Teknik
dengan
sebagai teknik pengambilan sampel
kemampuan
pembelajaran
berbasis
proyek dan siswa
yang
dengan
pembelajaran
model
konvensional,
dan
3)
belajar
untuk
karena
kelas, ini
bukan
digunakan
individu-individu
pada
populasi telah terdistribusi ke dalam kelas-kelas,
sehingga
mengetahui perbedaan hasil belajar
memungkinkan
untuk
melakukan
antara siswa yang belajar dengan
pengacakan
terhadap
individu-
pembelajaran berbasis proyek dan
individu dalam populasi.
siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional.
tidak
Variabel bebas penelitian ini yaitu
variabel
yang
dikenai
perlakuan. Pada penelitian ini yang METODE
menjadi variabel bebas adalah model
Untuk mencapai tujuan itu perlu dilakukan penelitian dengan menggunakan rancangan penelitian mengikuti rancangan eksperimen The non-equivalent postest only control group design. Pemilihan desain ini karena pada penelitian ini hanya ingin
mengetahui
perpedaan
kreatifitas dan hasil belajar antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dan bukan untuk mengetahui peningkatan kreatifitas dan hasil
pembelajaran berbasis proyek yang dikenakan
pada
kelompok
eksperimen dan model pembelajaran konvensional yang dikenakan pada kelompok
kontrol.
variabel
terikatnya
Sedangkan adalah
kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar.
Penelitian
mengembangkan
dua
ini perangkat
pembelajaran dan dua instrumen penelitian. Perangkat pembelajaran yang
dimaksud
adalah
Rencana
5
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Administrasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2013) Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
digunakan
Instrumen penelitian yang dimaksud
(multivariate analisis of variance)
adalah
berpikir
dengan bantuan SPSS 16.0 PC for
kreatif dan tes hasil belajar. Sebelum
Windows. Sebelum data dianalisis
digunakan
dalam
dengan analisis varian multivariat
perangkat
pembelajaran
tes
kemampuan
penelitian, dan
faktorial
analisis
2x1,
MANOVA
maka
diperoleh
divalidasi. Validasi bertujuan untuk
normalitas dan homogenitas varian.
validitas isi
terlebih
yang
instrumen penelitian terlebih dahulu
memeriksa
diuji
data
dahulu
menurut
pertimbangan ahli desain dan ahli isi, serta melalui uji coba lapangan.
HASIL dan PEMBAHASAN
Untuk kepentingan analisis
Hasil
data digunakan analisis deskriptif dan
uji
deskriptif
multivariat.
Analisis
dipergunakan
mendeskripsikan
Data kreatif
kemampuan
diperoleh
dari
berpikir hasil tes
untuk
kemampuan berpikir kreatif yang
kualifikasi
terdiri dari 24 butir. Sedangkan data
keterampilan berpikir kreatif dan
hasil
hasil
data
diperoleh dari hasil tes hasil belajar
menggunakan
seni rupa yang terdiri dari 21 butir
pedoman konversi. Sedangkan untuk
Hasil analisis deskriptif dapat dilihat
menguji
pada Tabel 4.1.
belajar.
dilakukan
Kualifikasi
dengan
hipotesis
penelitian
belajar
seni
rupa
siswa
Tabel 4.1 Hasil Analisis Deskriptif Data Statistik Rata-rata Median Modus Standar Deviasi Varians Jangkauan Minimum Maksimum Jumlah
KBK Kontrol Eksperimen 28,00 23,94 28,00 24,00 28 24 2,157 2,214 4,651 4,900 9 10 24 19 33 29 2352 2011
HB Eksperimen 27,00 27,00 27 2,228 4,964 10 22 32 2268
Kontrol 23,04 23,00 23 2,108 4,444 8 19 27 1935
6
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Administrasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2013)
Berdasarkan
Tabel
4.1,
belajar
seni
rupa
siswa
untuk
diketahui bahwa data kemampuan
kelompok kontrol berkisar dari 19
berpikir
kelompok
sampai 27 dengan rata-rata sebesar
eksperimen berkisar dari 24 sampai
X = 23,04 dan standar deviasi 2,108.
33 dengan rata-rata sebesar X =
Dilihat dari nilai rata-rata, maka nilai
28,00 dan standar deviasi 2,157.
rata-rata hasil belajar seni rupa
Sedangkan
berpikir
kelompok eksperimen sebesar 27,00
kontrol
berada pada kategori sangat tinggi,
berkisar dari 19 sampai 29 dengan
sedangkan untuk kelompok kontrol
X = 23,94 dan
sebesar 23,04 berada pada kategori
standar deviasi 2,214. Dilihat dari
tinggi. Simpulan dari hasil analisis
nilai rata-rata, maka nilai rata-rata
deskriptif
kemampuan
kreatif
belajar seni rupa siswa kelompok
kelompok eksperimen sebesar 28,00
eksperimen lebih tinggi dari rata-rata
berada
hasil belajar kelompok kontrol
kreatif
kreatif untuk
kemampuan
untuk
kelompok
rata-rata sebesar
berpikir
pada
kategori
tinggi,
adalah
rata-rata
hasil
sedangkan untuk kelompok kontrol sebesar 23,94 berada pada kategori sedang. Simpulan dari hasil analisis deskriptif
adalah
kemampuan
rata-rata
berpikir
kreatif
kelompok eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan berpikir
Berdasarkan Tabel 4.1 juga, dapat diketahui bahwa data hasil seni
rupa
siswa
untuk
kelompok eksperimen berkisar dari 22
Pengujian
ketiga
hipotesis
yang diajukan pada penelitian ini telah menghasilkan rincian hasil uji hipotesis sebagai berikut. Pertama, terdapat
perbedaan
kemampuan
berpikir kreatif dan hasil belajar seni
kreatif kelompok kontrol.
belajar
Pembahasan
sampai 32 dengan rata-rata
rupa antara siswa yang mengikuti pembelajaran berbasis proyek dan siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional. Kedua, terdapat
perbedaan
kemampuan
berpikir kreatif antara siswa yang sebesar
X = 27,00 dan standar
deviasi
2,228.
Sedangkan
hasil
mengikuti
pembelajaran
proyek dan siswa
berbasis
yang belajar
7
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Administrasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2013) dengan
model
pembelajaran
pembelajaran
berbasis
masalah
konvensional. Rata-rata kemampuan
dibandingkan model pembelajaran
berpikir kreatif kelompok siswa yang
konvensional.
mengikuti
model
Model pembelajaran berbasis
pembelajaran berbasis proyek ( X =
proyek dikembangkan berdasarkan
28,00) lebih besar dari rata-rata
faham filsafat kontruktivisme dalam
kelompok siswa yang mengikuti
pembelajaran.
model pembelajaran konvensional
mengembangkan
(X
pembelajaran yang menuntut peserta
=
dengan
23,94).
Ketiga,
terdapat
Kontruktivisme
perbedaan hasil belajar seni rupa
didik
antara
pengetahuannya.
siswa
yang
mengikuti
untuk
atmosfer
menyusun
sendiri Model
pembelajaran berbasis proyek dan
pembelajaran
siswa yang belajar dengan model
merupakan pendekatan pembelajaran
pembelajaran konvensional. Rata-
yang
rata hasil belajar seni rupa kelompok
kepada
siswa
merencanakan
aktivitas
belajar.
Melaksanakan
proyek
secara
pada
akhirnya
yang
mengikuti
model
pembelajaran berbasis proyek ( X = 27,00) lebih besar dari rata-rata kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional
berbasis
memberikan peserta
kolaboratif,
kebebebasan didik
dan
proyek
untuk
menghasilkan produk kerja yang dapat dipresentasikan kepada orang lain.
( X = 23,04).
Kemampuan berpikir kreatif
Selanjutnya, pertanyaan dijawab
penting
terdapat yang
mengapa
harus
kemampuan
berpikir kreatif dan hasil belajar seni rupa pada siswa yang mengikuti model
pembelajaran
berbasis
masalah lebih besar dibandingkan model pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dijelaskan berdasarkan pada keunggulan-keunggulan model
siswa akan terlatih jika digunakan model pembelajaran berbasis proyek dalam
pembelajaran.
penugasan
pada
Penugasanpembelajaran
berbasis proyek merangsang seluruh indra
siswa
untuk
mengerjakan
tugas-tugas ataupun permasalahanpermasalahan yang diberikan oleh pengajar, sehingga siswa terbiasa aktif
dan
kreatif
dalam
8
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Administrasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2013) menyelesaikan permasalahan yang
secara otonom, mengkonstruk belajar
ada.
mereka
Dibandingkan
pembelajaran
dengan
konvensional
sendiri
dan
puncaknya
yang
menghasilkan karya siswa bernilai
penilaian hanya melihat hasil tes
dan realistik. Pembelajaran berbasis
akhir saja, tanpa memperhatikan
proyek memiliki potensi yang sangat
aspek-aspek berpikir kreatif siswa.
besar untuk membuat pengalaman
Selain berbasis
itu,
proyek
membantu
pembelajaran
belajar yang lebih menarik dan
juga
dapat
bermakna untuk siswa sedangkan
dalam
guru
siswa
mengembangkan kemampuan
banyak
seperti
hanya
berperan
fasilitator
dan
sebagai mediator.
kemampuan
Pembelajaran berbasis proyek juga
fisik, intelektual, sosial, emosional,
mengedepankan prinsip kerja sama
dan
dalam penyelesaian tugas-tugas.
moral
kemampuan
yang
merupakan
siswa
yang
perlu
Dilain
dikembangkan. Terutama dalam hal
pembelajaran
ini kemampuan berpikir kreatif siswa
didominasi
akan terlatih jika digunakan model
melakukan kegiatan verbal. Model
pembelajaran berbasis proyek dalam
pembelajaran
pembelajaran. Penugasan-penugasan
menekankan kepada guru sebagai
pada pembelajaran berbasis proyek
pusat informasi. Hal ini membuat
merangsang seluruh indra siswa
siswa menjadi malas berpikir dan
untuk
tugas-tugas
jarang terlatih untuk menyelidiki
ataupun permasalahan-permasalahan
alasan dan manfaat apa yang mereka
yang
pengajar,
dapatkan dari mempelajari suatu
sehingga siswa akan terbiasa aktif
materi pelajaran, sehingga kegiatan
dan kreatif dalam menyelesaikan
belajar
permasalahan yang ada.
bermakna. Proses pembelajaran yang
mengerjakan
diberikan
oleh
Model pembelajaran berbasis
pihak,
kegiatan
konvensional oleh
guru
dengan
konvensional
siswa
menjadi
tidak
demikian menyebabkan rendahnya
proyek berfokus pada konsep-konsep
minat
yang
khususnya pada mata pelajaran seni
melibatkan
kegiatan memberi
siswa
pemecahan peluang
siswa
dalam masalah, bekerja
budaya.
siswa
pada
Guru
memberikan
pelajaran,
lebih
sering
teori-teori
tanpa
9
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Administrasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2013) mengkaitkannya dengan kehidupan
kemampuan berpikir kreatif dan hasil
sehari-hari.
belajar seni rupa antara siswa yang
Sebagian besar materi dan penyampaian bersifat
materi
yang
book oriented
lebih
membuat
mengikuti
pembelajaran
berbasis
proyek dan siswa
yang belajar
dengan
pembelajaran
model
siswa jarang diajak untuk melihat
konvensional. Rata-rata kemampuan
langsung kejadian atau fenomena
berpikir kreatif kelompok siswa yang
yang real, ataupun media-media yang
mengikuti
representatif dengan fenomena yang
pembelajaran berbasis proyek ( X =
berkaitan
tersebut
28,00) lebih besar dari rata-rata
dapat
kelompok siswa yang mengikuti
konsep-konsep
model pembelajaran konvensional
yang masih abstrak sehingga kurang
( X = 23,94). Rata-rata hasil belajar
termotivasi untuk mempelajarinya.
kelompok siswa yang mengikuti
Padahal
model pembelajaran berbasis proyek
tersebut.
membuat
siswa
memvisualisasikan
banyak
Hal kurang
penelitian
yang
membuktikan bahwa pada sebagian orang memori sensoris terutama penglihatan
merupakan
sumber
dengan
model
( X = 27,00) lebih besar dari ratarata kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional
belajar. Banyak orang akan paham dan mengerti dengan sesuatu jika mereka melihat kejadian itu ataupun
( X = 23,04). Berdasarkan simpulan tersebut maka diharapkan kepada guru yang mengajar mata pelajaran
rekayasa/skema kejadian itu.
seni rupa dapat menerapkan model PENUTUP Berdasarkan
pembelajaran berbasis proyek ini, analisis
karena model pembelajaran ini dapat
data, maka simpulan dari penelitian
meningkatkan kemampuan berpikir
ini antara lain: terdapat perbedaan
kreatif dan hasil belajar siswa.
DAFTAR RUJUKAN Agus S. 2008. Berkreasi Seni Rupa. Pendidikan,Seni,Seni Rupa.
Jakarta: Rineka Cipta, 1999), h. 250-251.
hasil
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran.
10
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Administrasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2013) Fery
Ferdiansyah.go.id. 2013. Pengertian Berpikir Kreatif Matematis (1/19/2013)
Heru purwanto,dkk. 2004. Berkarya Seni. Bandung: Ganeca Exact. Jubaedah, Dadi Setiadi. 2007. Seni Budaya. Penerbit CV Regina. Kartika. 2006. Pengertian, Peranan dan Fungsi Kurikulum, FKIP Dwijendra Denpasar. Mery, M. 2010. Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X semester genap SMA Negeri 5 Denpasar tahun pelajaran 2009/2010. Skripsi (tidak diterbitkan). Universitas Pendidikan Ganesha. Mukhidin, Qurniadi, 2010. http : // eprint.umm.ac.id. Proceedings of The 4th International Conference on Teacher Education; Join Conference UPI & UPSI Bandung, Indonesia, Nana Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdikarya,2005), h. 22 Robert M. Capraro,2009, ProjectBased-Learning. Perpustakaan Pendidikan Universitas Indonesia, , http : // eprint.umm.ac.id. Ruenglertpanyakul, W., Vicheanpant, T., Chanchaona, S., & Nantawisarakul, T. 2012. The project based learning for develop student’s literacy and working skill in rural school. Journal of Social Sciences.
27(4). 518-531. Tersedia pada http://www.europeanjournalo fsocialsciences.com. Diakses pada tanggal 12 April 2012. Sungkono. 2004. Pengembangan Media Audio. Yogyakarta: FIP UNY http:/ iyasphunkalfreth.Blogspot.co m/2010/06/Pembelajaranmetode-pembelajaran.html. Taswadi, 2010. http://luck mancell .blogspot.com/ Sejarah Perkembangan Global Seni Rupa di Tinjau dari Tingkat Kebutuhan Tim Abdi Guru. 2006. Seni Budaya. Penerbit Erlangga. Titin, P. 2011. Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek dipadukan dengan kecerdasan ganda terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X SMA Negeri 2 Singajara tahun pelajaran 2011/2012. Skripsi (tidak diterbitkan). Universitas Pendidikan Ganesha. Tri Edy Margono, Abdul Aziz. 2010. Mari Belajar Seni Rupa. Pusat Pembukuan Kementrian Pendidikan Nasional. Vicheanpant, T., Ruenglertpanyakul, W. 2012. Attitude about project-based learning and lecture based for develop communication skill. European Journal of Social Sciences. 28(4). 465-472. Tersedia pada http://www. europeanjournalofsocialscien ces.com. Diakses pada 6 Mei 2012.
11
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Administrasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2013) Wijaya Kusumah. 2013. Berfikir Kreatif, http://kompasiana
.com /wijayalabs,2013
12