e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2013) KONTRIBUSI MASA KERJA, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT), DAN IKLIM KERJA TERHADAP KINERJA GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH SWASTA DI KABUPATEN BADUNG 1Fotina
Ari Nugraeni, 2Nyoman Dantes, 3Nyoman Natajaya Program Studi Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: 1ari.nugraeni @pasca.undiksha.ac.id,
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) kontribusi masa kerja terhadap kinerja guru;(2) kontribusi pendidikan dan pelatihan (diklat) terhadap kinerja guru; (3) kontribusi iklim kerja terhadap kinerja guru; (4) kontribusi secara bersama-sama masa kerja, pendidikan dan pelatihan, dan iklim kerja terhadap kinerja guru Madrasah ‘Ibtidaiyah Swasta di Kabupaten Badung. Populasi adalah seluruh guru Madrasah Iibtida’iyah Swasta di Kabupaten Badung yang diambil secara sensus berjumlah 73 guru. Penelitian ini menggunakan rancangan ex post facto dengan teknik korelasional. Data dikumpulkan dengan kuesoner dan lembar observasi model Likert. Data dianalisis dengan analisis deskriptif dan analisis korelasi regresi ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) terdapat kontribusi yang signifikan masa kerja terhadap kinerja guru dengan kontribusi sebesar 16,48%, (2) terdapat kontribusi yang signifikan pendidikan dan pelatihan (diklat) terhadap kinerja guru sebesar 10,49%, (3) terdapat kontribusi yang signifikan iklim kerja terhadap kinerja guru sebesar 8,18% dan (4) terdapat kontribusi yang signifikan secara bersama-samamasa kerja, pendidikan dan pelatihan (diklat), dan iklim kerja terhadap kinerja guru dengan kontribusi sebesar 34,9%. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pendidikan dan pelatihan (diklat) ini berpengaruh besar terhadap kinerja guru. Kata kunci : Masa Kerja, Pendidikan dan Pelatihan (diklat), Iklim Kerja dan Kinerja Guru Abstract This study was conducted in order to find out: (1) the contribution of working period towards teacher’s working performances; (2) the contribution of education and training towards teacher’s working performances; (3) the contribution working climate towards teacher’s working performances; (4) the contribution of working period, education and training, and working climate altogether simultaneously toward working performances of the teachers at Madrasah Ibtida’iyah Swasta in Badung regency. It was a study employing an-ex-post-facto design using correlation technique involving a total number of 73 teaching staffs as the populations. The data were collected by using questionnaire, and Likert observation sheets. The data were analyzed descriptively and using regression correlation technique. The results indicated that : (1) there was a positive and significant contribution of the teachers’ working period toward their working performances with score of 16,48% ,(2) there was a positive and significant contribution of the education and training toward their working performances with score of 10,49%, (3) there was a
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2013) positive and significant contribution of working climate toward their working performances with score of 8,18%, (4) there was a positive and significant contribution of the teachers’ working period, education and training, and working climate altogether simultaneosly with their working performance with a score of 34,9%. Key-word : working period, education and training, working climate, teachers’ performances. PENDAHULUAN Pendidikan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa, dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana dalam membangun watak bangsa (Nation Character Building). Masyarakat yang cerdas akan memberi nuansa kehidupan yang cerdas pula, dan secara progresif akan membentuk kemandirian. Masyarakat bangsa yang demikian merupakan investasi besar untuk berjuang ke luar dari krisis dan menghadapi dunia global. Dalam sistem pendidikan, sekolah merupakan ujung tombak dan paling menentukan untuk mencapai keberhasilan tujuan yang diharapkan. Beberapa indikator esensial yang sangat menentukan mutu sekolah antara lain siswa, kurikulum, sarana prasarana, tenaga pendidikan (guru), pengelolaan manajemen dan lingkungan (Mulyasa, 2001: 156). Dalam proses pendidikan guru memegang peran ganda yaitu sebagai pengajar dan pendidik yang merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pendidikan. Sebagai pengajar guru bertugas mentransfer sejumlah materi pelajaran ke siswa, sedangkan sebagai pendidik guru bertugas membimbing dan membina anak didik agar menjadi manusia susila yang cakap, aktif, kreatif, dan mandiri. Tugas yang berat dari seorang guru dalam meningkatkan kualitas SDM tersebut hanya dapat dilakukan oleh seorang guru yang profesional dan memiliki kinerja yang optimal.
Guru memegang peran ganda yaitu sebagai pengajar dan pendidik yang merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pendidikan. Sebagai pengajar, guru bertugas mentransfer sejumlah materi pelajaran ke siswa, sedangkan sebagai pendidik guru bertugas membimbing dan membina anak didik agar menjadi manusia susila yang cakap, aktif, kreatif, dan mandiri. Tugas yang berat dari seorang guru dalam meningkatkan kualitas SDM tersebut hanya dapat dilakukan oleh seorang guru yang profesional dan memiliki kinerja yang optimal. Seorang guru yang profesional dan memiliki kinerja yang optimal dapat dicapai dengan baik, karena ada beberapa hal yang mempengaruhi. Dari hasil pengamatan secara umum dilapangan yaitu di Madrasah se Kabupaten Badung dapat di sampaikan bahwa masa kerja mempunyai peran yang berpengaruh dalam menunjang guru yang profesional dan memiliki kinerja optimal. Guru yang memiliki masa kerja lebih lama, tentu mempunyai pengalaman kerja yang membuat guru tersebut dapat menguasai berbagai hal yang berkaitan dengan kinerja guru. Selain masa kerja guru, ada hal lain yang dilihat dapat mempengaruhi seorang guru professional dan memiliki kinerja yang optimal. Yaitu sering tidaknya guru tersebut mendapatkan pendidikan dan pelatihan (Diklat), baik yang diselenggarakan oleh sekolah tersebut atau Kementrian Agama di tingkat Kabupaten atau Provinsi. Guru yang sering mendapatkan pendidikan dan pelatihan (Diklat) tentunya akan mendapatkan ilmu dan ketrampilan yang
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2013) berbeda dengan guru yang jarang bahkan bangsa, dan merupakan wahana dalam belum mendapat pendidikan dan pelatihan menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta (Diklat). sarana dalam membangun watak bangsa Dari hasil pengamatan sementara di (Nation Character Building). Masyarakat lapangan, faktor lain yang mempengaruhi yang cerdas akan memberi nuansa kehidupan kinerja guru secara umum yaitu iklim kerja yang cerdas pula, dan secara progresif akan guru dalam satuan pendidikan tersebut. Iklim membentuk kemandirian. Masyarakat bangsa kerja dalam hal ini adalah, bagaimana yang demikian merupakan investasi besar kondisi secara fisik dari satuan pendidikan untuk berjuang ke luar dari krisis dan tersebut, dan suasana psikis dari semua menghadapi dunia global. warga dalam satuan pendidikan. Kondisi Dalam proses pendidikan guru sarana prasarana dalam satuan pendidikan, memegang peran ganda yaitu sebagai baik kondisi gedung, ruang guru, ruang pengajar dan pendidik yang merupakan salah kelas, luas tidaknya halaman sekolah, satu faktor penentu kebersihan toilet dan lingkungan. Semua itu keberhasilan pendidikan. Sebagai pengajar sangat mempengaruhi iklim kerja guru. guru bertugas mentransfer sejumlah materi Ketika semua dalam keadaan baik, maka pelajaran ke siswa, sedangkan sebagai iklim kerja guru juga akan terkondisikan pendidik guru bertugas membimbing dan dengan baik juga. Namun jika sebaliknya membina anak didik agar menjadi manusia maka akan berpengaruh buruk juga terhadap susila yang cakap, aktif, kreatif, dan mandiri. kinerja guru. Tugas yang berat dari seorang guru dalam Selain kondisi fisik dalam satuan meningkatkan kualitas SDM tersebut hanya pendidikan, kondisi psikis dari semua warga dapat dilakukan oleh seorang guru yang dalam satuan pendidikan juga mempunyai profesional dan memiliki kinerja yang pengaruh dalam iklim kerja guru. Hubungan optimal. antar kepala sekolah dengan guru dan staf, Madrasah Ibtida’iyah Swasta guru dengan staf, guru dengan siswa. Jika sebanyak 5 MIS yang tersebar di Kecamatan semua hubungan di atas harmonis dan Kuta Selatan, Kuta dan Kuta Utara, yang kekeluargaan maka akan tercipta suasana memiliki masa kerja bervariatif, volume dan iklim kerja yang baik, dan akan menunjang banyak jam diklat yang bervariatif pada kinerja guru yang baik juga. merupakan sumberdaya yang perlu mendapat Adanya faktor masa kerja, diklat perhatian dalam peningkatan kinerja guru. dan iklim kerja yang secara umum dilihat Berangkat dari hal diatas peneliti merasa dapat mempengaruhi kinerja guru. Kinerja perlu mengadakan penelitian terhadap guru yang dimaksud yaitu bagaimana guru kontribusi masa kerja, pendidikan dan melaksanakan proses pembelajaran. Secara pelatihan (diklat), dan iklim kerja guru umum proses pembelajaran yang terjadi di terhadap kinerja guru Madrasah Ibtida’iyah dalam kelas dilaksanakan sesuai kemampuan Swasta di Kabupaten Badung. guru dan selera guru. Padahal pada kenyataannya kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran tidak merata sesuai latar belakang pendidikan guru serta motivasi dan kecintaan mereka terhadap METODE PENELITIAN profesinya. Penelitian noneksperimen (ex post Pendidikan memberikan kontribusi yang facto ) merupakan suatu pendekatan pada sangat besar terhadap kemajuan suatu subjek penelitian untuk meneliti yang telah
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2013) dimiliki oleh subjek penelitian secara wajar terikatnya adalah kinerja guru Madrasah tanpa adanya usaha sengaja memberikan Ibtida’iyah Swasta di Kabupaten Badung. perlakuan untuk memunculkan variabel yang Pengalaman masa kerja atau lamanya ingin diteliti (Dantes, 2012:59). seorang pekerja bekerja adalah senioritas Penelitian ini laksanakan dengan survey lenght of service atau masa kerja merupakan eksplanatori kompleks yakni memaparkan lamanya seprang pegawai menyumbangkan dan menyelaraskan hubungan antara latar tenaganya di perusahaan (Notoatmojo, belakang faktor-faktor atau berbagai variabel 1998:36). Bila dikaitkan dengan masa kerja yang berpengaruh terhadap suatu keadaan guru masa kerja guru berarti lamanya tanpa manipulasi variabel-variabel tersebut. seorang mengabdikan diri menjadi seorang Pada rancangan penelitian ini pendidik. digambarkan hubungan anatara masa kerja Masa kerja guru (X1) dalam penelitian ini adalah pengalaman ( ), pendidikan dan pelatihan (diklat) ( ) melaksanakan tugas muali dari Surat dan iklim kerja ( ) secara bersama-sama Keputusan pertama pengangkatan sebagai dengan kinerja guru MIS di Kabupaten guru sampai dengan saat pengambilan dan Badung (Y). penelitian dilakukan, yang diukur dengan Adapun yang menjadi populasi dalam kuisoner sehingga skor pada lamanya penelitian ini adalah guru Madrasah menjadi guru yang hitung dalam bulan. Ibtida’iyah Swasta (MIS) se-Kabupaten Perhitungan penskorannya, dengan cara Badung berjumlah 73 orang yang tersebar menyatakan masa kerja tahun ke dalam masa dalam 5 MIS (Kecamatan Kuta Selatan, Kuta kerja bulan, dan skor berada pada peringkat dan Kuta Utara). interval. Menurut Suharsimi Arikunto Pendidikan dan Pelatihan secara (1998:120), apabila banyaknya subjek konseptual dapat mengubah sikap terhadap kurang dari 100, lebih baik diambil semua pekerjaan. Hal ini disebabkan pemahaman sehingga penelitiannya merupakan penelitian guru terhadap profesinya juga berubah, populasi. Jumlah populasi dalam penelitian karena sikap seseorang memiliki elemen ini adalah dibawah 100, maka teknik kognitif yaitu keyakinan dan pengetahuan penentuan samplingnya adalah dengan teknik seseorang terhadap suatu obyek, afeksi yaitu sampling jenuh yaitu teknik penentuan perasaan seseoarang terhadap obyek tersebut sampel bila semua anggota populasi sebagai akibat dari penegtahuan dan digunakan sebagai sampel penelitian. Sampel keyakinannya, dan kecenderungan tindakan dalam penelitian ini adalah semua guru terhadap obyek tersebut, sehingga Madrasah Ibtida’iyah Swasta se-Kabupaten pengetahuan yang diperoleh akan dapat Badung yang berjumlah 73 guru. mengubah sikap seseorang. Penelitian ini bermaksud untuk Pendidikan dan pelatihan (X2) adalah meneliti kontribusi antar variabel yang satu kegiatan pendidikan dan pelatihan yang dengan variabel lainnya. Variabel-variabel pernah diikuti guru dan sesuai dengan tugas yang dimaksud dalam penelitian ini terdiri pokok dan fungsinya yang diukur dengan dari tiga variabel bebas (Independent kuisoner sehingga diperoleh skor pada jam Varible), satu variabel terikat (Dependent pendidikan dan pelatihan. Perhitungan Varible). Adapun variabel bebas dalam penskorannya dengan cara menyatakan penelitian ini adalah masa kerja (X1 ), banyaknya jam pendidikan dan pelatihan pendidikan dan pelatihan (diklat) ( X2 ), dan yang diikuti, dan skor berada pada peringkat iklim kerja ( X3). Sedangkan variabel interval.
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2013) Iklim kerja (X3) kondisi kerja adalah Dalam penelitian ini teknik yang semua aspek fisik kerja, psikologis kerja, dan digunakan dalam pengumpulan data adalah peraturan-peraturan kerja yang dapat dengan penyebaran angket atau kuisoner dan mempengaruhi kepuasan kerja dan melakukan observasi langsung. Angket atau pencapaian produktivitas kerja. Selain hal kuisoner di sini berisi sejumlah pertanyaan tersebut, Mangkunegara (2008 : 105), dan pertanyaan yang menyangkut masa kerja, menambahkan bahwa iklim kerja yang pendidikan dan pelatihan, iklim kerja, mencakup kondisi fisik kerja, psikologis sedangkan lembar observasi untuk mengukur kerja, dan kondisi temporer kerja kinerja guru. Subyek penelitian kemudian berpengaruh terhadap kinerja. menjawab atau mengisi angket/kuissioner Keberhasilan suatu organisasi dalam tersebut sesuai dengan keadaan subyek yang mencapai tujuan tergantung pada bagaimana sebenarnya, bukan sebagaimana seharusnya. para persnel dalam melaksanakan Kinerja guru diobservasi oleh peneliti secara pekerjaannya sesuai dengan tugas dan langsung pada saat kegiatan belajar tanggungjawabnya masing-masing. Dalam mengajar. organisasi sekolah berhasil tidaknya tujuan Pada penelitian ini digunakan pendidikan sangat ditentukan oleh kinerja instrumen dalam angket atau kuisoner. guru, karena tugas utama guru adalah Instrumen yang digunakan tersebut telah mengelola kegiatan belajar mengajar. melalui proses uji coba sebelumnya, Berkenaan dengan kinerja guru sebagai sehingga memenuhi syarat yang diperlukan pengajar, menurut Uzer Usman (2005:160, dalam hal validitas dan realibilitasnya. mencakup aspek kemampuan personal, Instrumen penelitian disusun agar dapat kemampuan profesional dan kemampuan merumuskan ruang lingkup dan fokus tes dan sosial. bagian-bagiannya, sehingga diharapkan Kinerja guru atau prestasi kerja perumusan tersebut dapat menjadi petunjuk merupakan hasil yang dicapai oleh guru efektif bagi penyusun tes, terutama bagi dalam melaksanakan tugas-tugas yang perakit soal (Sutrisno Hadi, 2001:61). dibebankan kepadanya. Kinerja guru adalah Dalam penyusunan instrumen ini kemampuan guru dalam mencapai tujuan dipergunakan validasi isi (content validity) pembelajaran, yang dilihat dari dari masing-masing butir pernyataan. penampilannya dalam melakukan proses Validasi ini digunakan untuk mengukur belajar mengajar. Adapun yang menjadi semua materi variabel yang dijabarkan ukuran kinerja yaitu : (a) membuka pelajaran, berdasarkan kerangka teoritis dari variabel (b) kemampuan berkomunikasi dengan siswa yang ingin diukur responden. (c) kesekuaian metode pembelajaran (d) Penelitian ini menggunakan mendorong keterlibatan siswa dalam pendekatan kuantitatif dan dianalisis dengan pembelajaran (e) penguasaan materi statistik. Variabel diukur dengan tingkat pembelajaran (f) ketrampilan menulis di pengukuran interval. Teknik analisis data papan tulis, (g) kemampuan menggunakan menggunakan analisis regresi sedrhana dan media dan sumber belajar, (h) kemampuan analisi regresi berganda. Sebelum melakukan menilai hasil belajar siswa, (i) keefektifan analisis data, maka terlebih dahulu dilakukan pembelajaran, (j) ketrampilan memberikan pedeskripsian data, uji normalitas, uji balikan, (k) menutup pelajaran, (l) linieritas, uji multikolinieritas, uji penampilan guru dalam pembelajaran. heterokedastisitas dan pengujian hipotesis. Diukur dengan kuisoner sehingga diperoleh Data yang diperoleh dari masingskor pada skala interval. masing variabel, yaitu masa kerja ( ),
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2013) bebas (Y). Pedoman untuk melihat kelinieran Pendidikan dan Pelatihan ( ), iklim kerja adalah dengan mengkaji jalur Dev.From ( ) dan kinerja guru (Y) perlu Linieriety dari modul MEANS, sedangkan dideskripsikan dengan rerata (M), standar untuk melihat keberartian arah regresinya Deviasi (SD), Modus ( , dan Median berpedoman pada jalur linierity. Statistik ( . Untuk itu perlu kelas interval dan yang dihasilkan dari modul tersebut adalah dicari distribusi frekuensinya, serta dibuat statistik F. Harga F yang diperoleh kemudian grafik histrogram untuk setiap penelitian. dikonsultasikan dengan harga F tabel pada ɑ Tabel dibuat dengan aturan Struges (Sudjana, = 0,05. Dengan derajat kebebasan untuk uji 1996:47). linieritas adalah ( ( k-2) ; n-k), dan uji Memperhatikan skor terendah dan keartian arah regresi adalah ( 1 : n-k) dimana tertinggi ideal, maka skor rata-rata ideal (Mi) n adalah ukuran sampel dan k adalah banyaknya sel. = (skor maksimal + skor minimal ) dan Kriteria yang digunakan adalah : (1) standar deviasi ideal (SDi) = (skor uji linieritas, pada jalur Dev.From Linieriety, jika < maka dinyatakan maksimal – skor minimal ). Atas dasar nilai rata-rata ideal dan simpangan baku ideal, bahwa bentuk regresinya linier, dan dapat disusun peringkat ordinal e-Journal sebaliknya jika > maka Program Pascasarjana Universitas Pendidikan regresinya tidak linier, (2) uji keberartian Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun arah regresi, pada lajur Linierity, jika 2013) > maka arah regresinya komponen masa kerja, pendidikan dan dinyatakan berarti (signifikan), dan pelatihan (diklat), iklim kerja, dan kinerja sebaliknya jika < maka arah guru, dengan membandingkan rata-rata regresinya tidak berarti (tidak signifikan). observasi. Untuk keperluan analisi ini digunakan Untuk persyaratan yang berkaitan program SPSS 17.0 windows. dengan pengujian persyaratan analisis harus Pengujian ini dimaksudkan untuk dibuktikan dengan statistik. Adapun mengetahui bahwa di antara sesama variabel persyaratan tersebut adalah : (1) uji tidak terdapat muatan faktor bersama yang normalitas data; (2)uji linieritas; (3) uji terlalu tinggi (Sutrisno Hadi, 2001:5). Untuk multikolinieritas; (4) uji heterokedastisitas mengetahui apakah multikolinieritas itu dan (5) uji autokorelasi. terjadi, dapat dihitung interkorelasi antar Uji normalitas dilakukan untuk variabel bebas dan menyajikannya dalam mengetahui apakah sebaran frekuensi skor matriks interkorelasi. Selanjutnya dapat pada setiap variabel berdistribusi normal atau ditegaskan koefisien korelasi yang besar tidak. Untuk itu dapat digunakan uji dalam matriks selalu merupakan pertanda Kolmogorov-Smirnov (Lilliefors adanya multikolinieritas. Multikolinieritas Significance Correlation). Dengan kriteria : terjadi apabila dua atau lebih varaibel bebas jika P > 0,05 datanya mempunyai sebaran saling berkorelasi kuat satu sama lain. Bila normal, sebaliknya jika P < 0,05 datanya terjadi multikolinieritas, estimasi kuadrat tidak normal. Perhitungan dilakukan dengan terkecil dapat dihitung tetapi terjadi kesulitan bantuan komputer melalui program SPSS untuk menginterprestasikan efek dari tiap17.0 for windows. tiap variabel (Candiasa, 2007 :42). Uji linieritas dilakukan untuk Menghitung koefisien korelasi antar semua mengetahui bentuk hubungan antara variabel terikat (X)) dengan masing-masing variabel
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2013) variabel bebas dapat digunakan korelasi digunakan uji Durbin Watson dengan kriteria product moment dengan rumus : model regresi linier berganda terbebas dari aotokorelasi jika nilai Durbin Watson hitung terletak di daerah no aotocorelasi yaitu angka 2 atau mendekati angka 2. Perhitungan (Candiasa, 2010 : 172) dilakukan dengan menggunakan bantuan Karena korelasi sesama X ( ) maka rumus SPSS. Untuk menguji hipotesis pertama, kedua, dapat berubah menjadi dan ketiga digunakan rumus Product Moment dengan rumus sebagai berikut : = Jika > 0,008 maka diantara sesama Untuk menguji signifikansi koefisien , variabel sertaan adalah kolinier. Jika digunkan ( . < 0,008 maka sesama variabel tidak Untuk menguji hipotesis yang ke-empat kolinier (Sutrisno Hadi, 2000 : 135. digunakan analisis regresi berganda disini Selanjutnya untuk keperluan analisis dilakukan dengan menggunakan bantuan digunakan program SPSS 17. Uji komputer (program SPSS.17). Untuk multikolinieritas dengan SPSS 17 dilakukan menguji signifikansi garis regresi di atas, dengan uji regresi, dengan patokan VIF digunakan rumus : (Variance Inflation Factor) dan koefisien korelasi antar variabel bebas. Kriteria yang = , dengan derajat kebebasan digunakan adalah (a) Jika nilai VIF disekitar (dk) = 1 : (n-2) 1 atau memiliki toleransi mendekati 1, maka (Sutrisno Hadi, 2000:14) dikatakan tidak terdapat masalah multikolinieritas dalam model regresi; dan Dimana : (b) jika koefisien korelasi antar variabel n = Banyak sampel bebas kurang dari 0,5, maka terdapat masalah = Harga bilangan F untuk garis multikolinieritas (Candiasa, 2007 :43). Teknik yang digunakan untuk regresi mencari heteroskedastisitas adalah dengan = rerata jumlah kuadrat garis menggunakan modul regression linier pada regresi program SPSS 17.0. Kriteria keputusan = rerata jumlah kuadrat residu adalah sebagai berikut : (1) jika ada pola tertentu, seperti titik membentuk suatu pola Kaidah keputusannya adalah : dengan tertentu yang teratur maka telah terjadi menggunakan ɑ = 0,05 dan dk = 1 : (n-2), heteroskedastisitas; (2) jika tidak ada pola jika > (P<0,05), maka garis yang jelas, serta titik-titik menyebar secara regresi tersebut signifikan, sebaliknya jika acak hal ini berarti tidak terjadi < (P > 0,05), maka garis heterokedastisitas. Uji autokorelasi dilakukan untuk regresi tidak signifikan. Untuk perhitungan mengetahui ada tidaknya korelasi antara analisinya digunakan program SPSS. Ý = variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel pengganggu periode sebelumnya. Pada penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2013) Untuk menguji signifikansi garis regresi di atas, di gunakan rumus (F1) dan (F2). Rumus Kaidah keputusannya adalah ; dengan F1 adalah sebagai berikut : menggunakan ɑ = 0,05 dan dk = 1 :( n-2), jika > (P<0,05), maka garis √ regresi tersebut signifikan, sebaliknya jika > Dimana : = Koefisien korelasi antara Y dengan = Koefisien korelasi = jumlah produk antara = Jumlah produk antara = Jumlah produk antara
dan y dan y dan y
Untuk uji signifikansi nilai R menggunakan rumus F regresi sebagai berikut :
=
> , maka ditolak, berarti signifikan. Sebaliknya jika < , maka diterima, berarti tidak signifikan. Untuk keperluan analisis digunakan program SPSS 17 Kemudian rumus F2 adalah sebagai berikut : , dengan derajat kebebasan (dk) = 1 : (n-2) (Sutrinso Hadi, 2000: 14) Dimana : n
=
(Sutrisno Hadi, 2000:26)
Dimana : = harga F garis regresi n = jumlah kasus/banyaknya subyek yang terlibat m = jumlah prediktor = koefisien antara kriterium dengan prediktor Kaidah keputusan dengan menggunakan ɑ = 0,05 dan dk = (m):( n-m-1): jika
=
(P>0,05), maka garis regresi tidak signifikan. Untuk perhitungan analisinya digunakan program SPSS 17. Untuk mengetahui korelasi parsial yaitu antara satu variabel bebas dengan variabel terikat dengan mengendalikan variabel lainnya digunakan rumus korelasi parsial jenjang keduan dengan rumus :
= Banyak sampel = Harga bilangan F untuk garis
= = (Sutrino Hadi, 2001: 50) Untuk menguji signifikansi nilai korelasi parsial digunakan uji t-student, dengan kaidah keputusan sebagai berikut. Dengan menggunakan taraf signifikansi ɑ = 0,05 dan dk = n-m-1, jika > maka ditolak berasrti signifikan, sebaliknya jika < maka diterima, berarti tidak signifikan.Berdasarkan persamaan regresi jamak selanjutnya dapat ditentukan sumbangan relatif masing-masing prediktor. Formula yang digunakan untuk mengukur sumbangan relatif ketiga variabel terhadap prediktor adalah sebagai berikut : Prediktor : SR%= x 100% Prediktor
: SR%=
x 100%
Prediktor
: SR%=
x 100%
regresi = rerata jumlah kuadrat garis regresi
Keterangan : = rerata jumlah kuadrat residu
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2013) SR% = besarnya sumbangan relatif 61,48, standar deviasi = 31,33 dan varians = masing-masing variabel 981,45. b1,b2, b3 = koofisien prediktor X1, X2, X3 . = jumlah kuadrat regrestrasi Berdasarkan data yang ditunjukkan Untuk menghitung besarnya oleh tabel di atas, dapat dilihat bahwa kontribusi/sumbangan efektif (SE%) masingbanyaknya guru yang mendapat nilai di masing variabel terhadap prediksi digunakan antara rentang skor 2-20 dengan nilai tengah rumus sebagai berikut : 11 berjumlah 8 orang dengan frekuensi SE%X1 = SR%X1. relatif sebesar 10,96%. Jumlah guru yang SE%X2 = SR%X2. memiliki rentang nilai 21-39 dengan nilai SE%X3 = SR%X3. Nilai Frekuensi Frekuensi Kelas Keterangan : Tengah Relatif No. ( ) Interval SE% = besarnya sumbangan efektif ( ) ( )% masing-masing variabel 2-20 8 11 1 10,96 = koefisien 21-39 10 30 2 13,70 40-58 18 49 kontribusi/sumbangan efektif 3 24,66 59-77 13 68 4 17,81 78-96 12 HASIL DAN PEMBAHASAN 87 5 16,44 97-115 8 Data yang diperoleh dalam penelitian 106 6 10,96 adalah data tentang masa kerja (X1), skor 116-134 4 125 7 5,48 diklat (X2), iklim kerja (X3), dan kinerja JUMLAH 73 100 guru (Y). Rincian data masa kerja (X1), skor tengah 30 berjumlah 10 orang dengan diklat (X2), iklim kerja (X3), dan kinerja frekuensi relatif sebesar 13,70%. Jumlah guru (Y) diperoleh deskripsi data secara guru yang memiliki rentang nilai 40-58 umum sebagai berikut. Deskripsi data dengan nilai tengah 49 berjumlah 18 orang penelitian ini dapat dilihat selengkapnya pada dengan frekuensi relatif sebesar 24,66%. lampiran 1. Jumlah guru yang memiliki rentang nilai 5977 dengan nilai tengah 68 berjumlah 13 Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil orang dengan frekuensi relatif sebesar Perhitungan Skor Masa Kerja (X1), Skor 17,81%. Jumlah guru yang memiliki rentang Diklat (X2), Iklim Kerja (X3), dan Kinerja nilai 78-96 dengan nilai tengah 87 berjumlah Guru (Y) 12 orang dengan frekuensi relatif sebesar Keterangan X1 : X2 : X3 : Y :
Data Skor masa kerja Skor skor diklat Skor iklim kerja Skor kinerja guru
4.1.1 Deskripsi Data Masa kerja (X1) Data tentang masa kerja mempunyai rentangan = 131, n = 73, skor minimum = 2, skor maksimum = 133, banyak kelas interval = 7, panjang kelas interval = 19, rata-rata =
Statistik Mean ( ) Standar Deviasi (SD) Varians ( ) Skor Minimum ( ) Skor Maksimum ( ) Jangkauan/Rentangan
X1
X2
X3
Y
61,48 31,33 981,45 2 133 131
55,00 17,12 293,06 15 85 70
39,49 5,14 26,45 26 48 22
29,27 3,23 10,42 23 37 14
16,44%. Jumlah guru yang memiliki rentang nilai 97-115 dengan nilai tengah 106 berjumlah 8 orang dengan frekuensi relatif
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2013) sebesar 10,96%. Sementara itu, jumlah guru Data tentang skor diklat mempunyai yang memiliki rentang nilai 116-134 dengan rentangan = 70, n = 73, skor minimum = 15, nilai tengah 125 berjumlah 4 orang dengan skor maksimum = 85, banyak kelas interval = frekuensi relatif sebesar 5,48%. Agar tampak 8, panjang kelas interval = 9, rata-rata 55, lebih jelas, maka data pada tabel di atas dapat standar deviasi = 17,12, data varians = diringkas seperti gambar berikut ini. 293,06. Distribusi frekuensi data skor diklat. Tabel 4.4 Distribusi Data Skor Diklat (X2)
No.
Gambar 4.1
Histogram Data Masa kerja
Untuk mengetahui kecendrungan klasifikasi data masa kerja dilakukan dengan menghitung mean ideal (Mi) dan standar deviasi ideal (Sdi) dimana Mi = ½ x (skor maksimal + skor minimal) dan Sdi = 1/6 (skor maksimal – skor minimal). Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, selanjutnya dapat disusun tabel konversi kategori data masa kerja sebagai berikut. Tabel 4.3 Kelas Interval untuk Masingmasing Kategori. INTERVAL SKOR
KATEGORI
100,25 – 133,00 78,42 – 100,24 56,58 – 78,41 34,75 – 56,57 2,00 – 34,74
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
Jika dilihat dari rata-rata (mean) = 61,48 dan dikonversikan ke dalam tabel di atas, dapat diketahui bahwa kencederungan data masa kerja masuk dalam kategori sedang. 4.1.2 Deskripsi Data Skor Diklat (X2)
1 2 3 4 5 6 7 8
Kelas Interval 15-23 24-32 33-41 42-50 51-59 60-68 69-77 78-86 JUMLAH
Nilai Tengah ( ) 19 28 37 46 55 64 73 82
Frekuensi ( )
Frekuensi Relatif ( )%
1 9 6 17 6 14 14 6 73
1,37 12,33 8,22 23,29 8,22 19,18 19,18 8,22 100
Berdasarkan data yang ditunjukkan oleh tabel di atas, dapat dilihat bahwa banyaknya guru yang mendapat nilai di antara rentang skor 15-23 dengan nilai tengah 19 berjumlah 1 orang dengan frekuensi relatif sebesar 1,37%. Jumlah guru yang memiliki rentang nilai 24-32 dengan nilai tengah 28 berjumlah 9 orang dengan frekuensi relatif sebesar 12,33%. Jumlah guru yang memiliki rentang nilai 33-41 dengan nilai tengah 37 berjumlah 6 orang dengan frekuensi relatif sebesar 8,22%. Jumlah guru yang memiliki rentang nilai 4250 dengan nilai tengah 46 berjumlah 17 orang dengan frekuensi relatif sebesar 23,29%. Jumlah guru yang memiliki rentang nilai 51-59 dengan nilai tengah 55 berjumlah 6 orang dengan frekuensi relatif sebesar 8,22%. Jumlah guru yang memiliki rentang nilai 60-68 dengan nilai tengah 64 berjumlah 14 orang dengan frekuensi relatif sebesar 19,18%. Jumlah guru yang memiliki rentang nilai 69-77 dengan nilai tengah 73 berjumlah 14 orang dengan frekuensi relatif sebesar
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2013) 19,18%. Sementara itu, Jumlah guru yang data skor diklat masuk dalam kategori memiliki rentang nilai 78-86 dengan nilai sedang. tengah 82 berjumlah 6 orang dengan frekuensi relatif sebesar 8,22%. Agar tampak 4.1.3 Deskripsi Data Iklim Kerja (X3) lebih jelas, maka data pada tabel di atas dapat Data tentang iklim kerja mempunyai diringkas seperti gambar berikut ini. rentangan = 22, n = 73, skor minimum = 26, skor maksimum = 48, banyak kelas interval = 8, panjang kelas interval = 3, rata-rata = 39,49, standar deviasi = 5,14 data varians = 26,45. Distribusi frekuensi data iklim kerja disajikan dalam tabel di bawah ini.
No.
Gambar 4.2
Histogram Skor Diklat
Untuk mengetahui kecendrungan klasifikasi data skor diklat dilakukan dengan menghitung mean ideal (Mi) dan standar deviasi ideal (Sdi) dimana Mi = ½ x (skor maksimal + skor minimal) dan Sdi = 1/6 (skor maksimal – skor minimal). Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, selanjutnya dapat disusun tabel konversi kategori data skor diklat sebagai berikut. Tabel 4.5 Kelas Interval untuk Masingmasing Kategori. INTERVAL SKOR
KATEGORI
67,50 – 85,00 55,83 – 67,49 44,17 – 55,82 32,50 – 44,16 15,00 – 32,49
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
Jika dilihat dari rata-rata (mean) = 55,00 dan dikonversikan ke dalam tabel di atas, dapat diketahui bahwa kencederungan
1 2 3 4 5 6 7 8
Kelas Interval 26-28 29-31 32-34 35-37 38-40 41-43 44-46 47-49 JUMLAH
Nilai Tengah ( ) 27 30 33 36 39 42 45 48
Frekuensi ( ) 2 3 10 6 20 15 11 6 73
Frekuensi Relatif ( )% 2,74 4,11 13,70 8,22 27,40 20,55 15,07 8,22 100
Tabel 4.6 Distribusi Data Iklim Kerja (X3)
Berdasarkan data yang ditunjukkan oleh tabel di atas, dapat dilihat bahwa banyaknya guru yang mendapat nilai di antara rentang skor 26-28 dengan nilai tengah 27 berjumlah 2 orang dengan frekuensi relatif sebesar 2,74%. Jumlah guru yang memiliki rentang nilai 29-31 dengan nilai tengah 30 berjumlah 3 orang dengan frekuensi relatif sebesar 4,11%. Jumlah guru yang memiliki rentang nilai 32-34 dengan nilai tengah 33 berjumlah 10 orang dengan frekuensi relatif sebesar 13,70%. Jumlah guru yang memiliki rentang nilai 35-37 dengan nilai tengah 36 berjumlah 6 orang dengan frekuensi relatif sebesar 8,22%. Jumlah guru yang memiliki rentang nilai 3840 dengan nilai tengah 39 berjumlah 20 orang dengan frekuensi relatif sebesar 27,40%. Jumlah guru yang memiliki rentang
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2013) nilai 41-43 dengan nilai tengah 42 berjumlah atas, dapat diketahui bahwa kencederungan 15 orang dengan frekuensi relatif sebesar data iklim kerja masuk dalam kategori tinggi. 20,55%. Jumlah guru yang memiliki rentang 4.1.4 Deskripsi Data Kinerja Guru (Y) nilai 44-46 dengan nilai tengah 45 berjumlah Data tentang kinerja guru mempunyai 11 orang dengan frekuensi relatif sebesar rentangan = 14, n = 73, skor minimum = 23, 15,07%. Sementara itu, Jumlah guru yang skor maksimum = 37, banyak kelas interval = memiliki rentang nilai 47-49 dengan nilai 8, panjang kelas interval = 2, rata-rata = tengah 48 berjumlah 6 orang dengan 29,27, standar deviasi = 3,23, data varians = frekuensi relatif sebesar 8,22%. Agar tampak 10,42. Distribusi frekuensi data kinerja guru lebih jelas, maka data pada tabel di atas dapat disajikan dalam tabel di bawah ini. diringkas seperti gambar berikut ini. Tabel 4.6 Distribusi Data Kinerja Guru (Y)
Gambar 4.2
Histogram Iklim kerja
Kelas Interval
Nilai Tengah ( )
Frekuensi ( )
1 2 3 4 5 6 7 8
23-24
23,5
5
6,85
25-26
25,5
9
12,33
27-28
27,5
18
24,66
29-30
29,5
18
24,66
31-32
31,5
9
12,33
33-34
33,5
9
12,33
35-36
35,5
4
5,48
37-38
37,5
1 73
1,37 100
JUMLAH
Untuk mengetahui kecendrungan klasifikasi data iklim kerja dilakukan dengan menghitung mean ideal (Mi) dan standar deviasi ideal (Sdi) dimana Mi = ½ x (skor maksimal + skor minimal) dan Sdi = 1/6 (skor maksimal – skor minimal). Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, selanjutnya dapat disusun tabel konversi kategori data iklim kerja sebagai berikut. Tabel 4.5 Kelas Interval untuk Masingmasing Kategori. INTERVAL SKOR
KATEGORI
42,50 – 48,00 38,83 – 42,49 35,17 – 38,82 31,50 – 35,16 26,00 – 31,49
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
Jika dilihat dari rata-rata (mean) = 39,49 dan dikonversikan ke dalam tabel di
Frekuensi Relatif ( )%
No.
Berdasarkan data yang ditunjukkan oleh tabel di atas, dapat dilihat bahwa banyaknya guru yang mendapat nilai di antara rentang skor 23-24 dengan nilai tengah 23,5 berjumlah 5 orang dengan frekuensi relatif sebesar 6,85%. Jumlah guru yang memiliki rentang nilai 25-26 dengan nilai tengah 25,5 berjumlah 9 orang dengan frekuensi relatif sebesar 12,33%. Jumlah guru yang memiliki rentang nilai 27-28 dengan nilai tengah 27,5 berjumlah 18 orang dengan frekuensi relatif sebesar 24,66%. Jumlah guru yang memiliki rentang nilai 2930 dengan nilai tengah 29,5 berjumlah 18 orang dengan frekuensi relatif sebesar 24,66%. Jumlah guru yang memiliki rentang nilai 31-32 dengan nilai tengah 31,5 berjumlah 9 orang dengan frekuensi relatif sebesar 12,33%. Jumlah guru yang memiliki
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2013) rentang nilai 33-34 dengan nilai tengah 33,5 atas, dapat diketahui bahwa kencederungan berjumlah 9 orang dengan frekuensi relatif data kinerja guru masuk dalam kategori sebesar 12,33%. Jumlah guru yang memiliki sedang. rentang nilai 35-36 dengan nilai tengah 35,5 4.2 Uji Prasyarat Pengujian Hipotesis berjumlah 4 orang dengan frekuensi relatif Sebelum dilakukan uji hipotesis sebesar 5,48%. Sementara itu, Jumlah guru menggunakan metode statistik dengan yang memiliki rentang nilai 37-38 dengan formula regresi ganda, terlebih dahulu nilai tengah 37,5 berjumlah 1 orang dengan dilakukan uji prasyarat yang meliputi uji frekuensi relatif sebesar 1,37%. Agar tampak normalitas, uji linearitas, uji autokorelasi, uji lebih jelas, maka data pada tabel di atas dapat heterokedastisitas, dan uji multikolinearitas. diringkas seperti gambar berikut ini. 4.2.1 Uji Normalitas Sebaran Data Uji normalitas dilakukan terhadap data masa kerja (X1), skor diklat (X2), iklim kerja (X3), dan kinerja guru (Y). Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan untuk memastikan bahwa uji statistik yang digunakan dalam uji hipotesis bisa secara absolute digunakan. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan Shapiro-Wilk. Hasil analisis menunjukkan bahwa keseluruhan nilai signifikansi dari perhitungan Shapiro-Wilk lebih tinggi dari Gambar 4.4 Histogram Kinerja Guru 0,050 (Lihat lampiran 3). Hal ini berarti semua variabel berasal dari populasi yang Untuk mengetahui kecendrungan terdistribusi secara normal. Berikut ini adalah klasifikasi data kinerja guru dilakukan tabel yang berisi ringkasan dari perhitungan dengan menghitung mean ideal (Mi) dan uji normalitas dalam penelitian ini. Seluruh standar deviasi ideal (Sdi) dimana Mi = ½ x analisis dilakukang dengan menggunakan (skor maksimal + skor minimal) dan Sdi = SPSS 16.0 sebagai alat bantu perhitungan. 1/6 (skor maksimal – skor minimal). Tabel 4.6 Ringkasan perhitungan uji Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, normalitas selanjutnya dapat disusun tabel konversi kategori data kinerja guru sebagai berikut. Variabel ShapiroKeterangan Tabel 4.5 Kelas Interval untuk MasingWilk (Sig.) masing Kategori. X1 0,351 Normal X2 0,073 Normal INTERVAL SKOR KATEGORI X3 0,087 Normal 33,50 – 37,00 Sangat Tinggi Y 0,227 Normal 31,17 – 33,49 Tinggi 28,83 – 31,16 Sedang 4.2.2 Uji Linearitas Regresi 26,50 – 28,82 Rendah Uji linearitas regresi dilakukan untuk 23,00 – 26,49 Sangat Rendah memperoleh gambaran hubungan antara masa kerja (X1), skor diklat (X2), dan iklim Jika dilihat dari rata-rata (mean) = kerja (X3) terhadap kinerja guru (Y). Uji 29,27 dan dikonversikan ke dalam tabel di linearitas regresi dimaksudkan untuk
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2013) memastikan bahwa hubungan antara variabel Dari tabel diatas, semua nilai sig. bebas dan variabel terikat bersifat linear. pada tabel Linearitas memiliki nilai diatas Hubungan yang bersifat linear antara masa 0,05 (sig.>α). Jika ditetapkan nilai α=0,05, kerja (X1), skor diklat (X2), iklim kerja (X3), maka nilai sig. jauh lebih besar daripada α. dan kinerja guru (Y) akan terjadi bila Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan peningkatan masa kerja (X1), skor diklat antara variabel bebas dan variabel terikat (X2), iklim kerja (X3), diikuti oleh bersifat linear. Sedangkan, semua nilai sig. peningkatan kinerja guru (Y) dan sebaliknya. pada tabel Keberartian Arah Regresi Dalam penelitian ini uji linearitas memiliki nilai di bawah 0,05 (sig.<α). Jika regresi dilakukan dengan menggunakan ditetapkan nilai α=0,05, maka nilai sig. jauh SPSS 16.0 sebagai alat bantu perhitungan lebih besar daripada α. Maka dapat yang dilihat dari nilai signifikansi (sig.) dari disimpulkan bahwa koefisien arah regresi Deviation from Linearity untuk melihat berarti atau signifikan. Analisis lengkap bahwa data hasil penelitian adalah sudah tentang uji linearitas dapat dilihat pada linear dan Linearty untuk mengetahui lampiran 4. keberartian arah regresi. Apabila sig. dari Deviation from Linearity lebih besar dari 4.2.3 Uji Autokorelasi taraf signifikansi yang ditetapkan (α=0,05), Autokorelasi berarti terdapat korelasi maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antarvariabel sampel atau data pengamatan antara variabel bebas dan variabel terikat yang biasa terjadi apabila pengukuran bersifat linear. Sedangkan apabila nilai sig. variabel dilakukan dalam interval waktu pada Linearity lebih kecil dari α (sig.<α), tertentu yang menyebabkan munculnya suatu maka dapat disimpulkan bahwa koefisien data dipengaruhi oleh data sebelumnya. arah regresi adalah signifikan. Hasil analisis Deteksi autokorelasi dilakukan dengan uji uji linearitas regresi dapat dilihat pada tabel statistic Durbin-Watson, di mana apabila berikut. perhitungan Durbin-Watson menghasilkan nilai mendekati 2,000, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.
Tabel 4.7 Perhitungan Uji Linearitas Regresi Nilai Signifikansi (sig.) Variabel Linearitas
Keberartian Arah Regresi
X1*Y
0,804
0,000
X2*Y
0,698
0,000
X3*Y
0,265
0,000
Kesimpulan
Linear, Arah regresi signifikan Linear, Arah regresi signifikan Linear, Arah regresi signifikan
Perhitungan autokorelasi pada penelitian ini memiliki nilai Durbin-Watson sebesar 1,736. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi antarvariabel dalam penelitian ini. 4.2.4 Uji Heterokedastisitas Regresi mempersyaratkan varians yang konstan, maka dari itu, uji heterokedastisitas diperlukan. Heterokedastisitas berarti terjadi ketidakkonstanan pada varians. Pengujian heterokedastisitas dilakukan dengan membuat diagram pancar. Apabila sebaran diagram membentuk pola yang berubahubah, maka dapat dikatakan terjadi masalah heterokedastisitas pada regresi tersebut.
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2013) Apabila sebaran diagram terkonsentrasi pada lengkap tentang uji multikolinearitas dapat satu wilayah, maka dapt dikatakan bahwa dilihat pada lampiran 7. tidak terdapat masalah heterokedastisitas pada regresi tersebut. Dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heterokedastisitas. 4.3 Pengujian Hipotesis Ada empat hipotesis yang diuji dalam penelitian ini yaitu: 1) terdapat kontribusi yang signifikan masa kerja (X1) terhadap 4.2.5 Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas dimaksudkan kinerja guru (Y), 2) terdapat kontribusi yang untuk mengetahui ada tidaknya hubungan signifikan skor diklat (X2) terhadap kinerja yang signifikan antar variabel bebas. Jika guru (Y), 3) terdapat kontribusi yang terdapat hubungan yang signifikan, ini signifikan iklim kerja (X3) terhadap kinerja menunjukan bahwa ada aspek yang sama guru (Y), 4) terdapat kontribusi yang yang diukur pada variabel bebas tersebut. Hal signifikan secara simultan masa kerja (X1), ini tidak layak digunakn untuk menentukan skor diklat (X2), iklim kerja (X3) terhadap kontribusi bersama-sama variable bebas kinerja guru (Y). terhadap variabel terikat. Uji multikolinearitas dalam penelitian ini dibantu dengan menggunakan aplikasi SPSS 16. 4.3.1 Kontribusi antara Masa Kerja (X1) Setelah perhitungan, apabila nilai VIF pada terhadap Kinerja Guru (Y) tabel Statistik Kolinearitas menunjukan nilai Dalam hipotesis yang pertama di atas 5, maka variabel tersebut mengalami menyatakan bahwa terdapat kontribusi yang kolinearitas. Sebaliknya, apabila nilai VIF signifikan antara masa kerja terhadap kinerja pada tabel Statistik Kolinearitas menunjukan guru. Untuk menguji hipotesis ini, digunakan nilai di bawah 5, maka variabel tersebut tidak teknik analisis korelasi sederhahana oleh mengalami kolinearitas. Pearson (Pearson’s Product Moment) dan Hasil perhitungan mulikolinearitas korelasi parsil antara variabel masa kerja dapat dilihat pada tabel dibawah ini. (X1) terhadap Kinerja guru (Y). Seluruh analisis diatas dihitung dengan bantuan program SPSS 16.0 for Windows. Korelasi sederhana dengan Pearson’s Tabel 4.9 Perhitungan Uji Kolinearitas Product Moment dilakukan untuk Variabel Nilai Keputusan Kesimpulan mengetahui seberapa kuat hubungan antara VIF variabel X1 terhadap variabel Y (r1y). Hasil X1 Tidak Tidak terjadi 1,241 analisis dengan bantuan SPSS menunjukan signifikan multikolinearitas bahwa korelasi X1 terhadap Y (r1y) bernilai X2 Tidak Tidak terjadi 1,004 0,508 dengan nilai signifikansi 0,000. signifikan multikolinearitas X3 Tidak Tidak terjadi Apabila ditetapkan taraf signifikansi α=0,05, 1,245 signifikan multikolinearitas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X1 Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa terhadap variabel Y. (Lihat lampiran 8, nilai VIF pada setiap variable memiliki nilai bagian Correlations). di bawah 5, maka dari itu dapat disimpulkan Selain korelasi sederhana, keberartian bahwa tidak terjadi multikolinearitas pada koefisien korelasi tersebut juga harus diuji variabel bebas dala penelitian ini. Analisis dengan uji t. Hasil analisis dengan bantuan
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2013) SPSS menunjukan bahwa nilai t hitung terhadap variabel Y. (Lihat lampiran 8, adalah 3,686 dengan nilai signifikansi 0,000. bagian Correlations). Apabila ditetapkan taraf signifikansi α=0,05, Selain korelasi sederhana, keberartian maka dapat disimpulkan bahwa koefisien koefisien korelasi tersebut juga harus diuji korelasi antara X1 terhadap Y adalah dengan uji t. Hasil analisis dengan bantuan signifikan atau berarti. (lihat lampiran 8, SPSS menunjukan bahwa nilai t hitung bagian Coefficient) adalah 2,778 dengan nilai signifikansi 0,007. Setelah diketahui bahwa korelasi Apabila ditetapkan taraf signifikansi α=0,05, sederhana antara X1 terhadap variabel Y maka dapat disimpulkan bahwa koefisien adalah signifkan, korelasi parsial dapat korelasi antara X2 terhadap Y adalah dilakukan. Korelasi parsial bertujuan untuk signifikan atau berarti. (lihat lampiran 8, mengetahui besaran koefisien korelasi antara bagian Coefficient) variabel X1 terhadap variabel Y dengan Setelah diketahui bahwa korelasi mengendalikan variabel prediktor yang lain. sederhana antara X2 terhadap variabel Y Hasil analisis dengan bantuan SPSS adalah signifkan, korelasi parsial dapat menunjukan bahwa koefisien parsial antara dilakukan. Korelasi parsial bertujuan untuk variabel X1 dengan variabel Y sementara mengetahui besaran koefisien korelasi antara variabel X2 dan X3 dikontrol (r1y-23) memiliki variabel X2 terhadap variabel Y dengan 2 nilai 0,406 dan nilai r = 0,1648 (16,48%). mengendalikan variabel prediktor yang lain. Ini berarti bahwa masa kerja (X1) Hasil analisis dengan bantuan SPSS berkontribusi sebesar 16,48% terhadap menunjukan bahwa koefisien parsial antara kinerja guru (Y). (lihat lampiran 8, bagian variabel X2 dengan variabel Y sementara Coefficient). variabel X1 dan X3 dikontrol (r2y-13) memiliki nilai 0,317 dan nilai r2 = 0,1049 (10,49%). Ini berarti bahwa skor diklat (X2) 4.3.2 Kontribusi antara Skor Diklat (X2) berkontribusi sebesar 10,49% terhadap terhadap Kinerja Guru (Y) Dalam hipotesis yang pertama Kinerja guru (Y). (lihat lampiran 8, bagian menyatakan bahwa terdapat kontribusi yang Coefficient) signifikan antara skor diklat terhadap kinerja guru. Untuk menguji hipotesis ini, digunakan 4.3.3 Kontribusi antara Iklim Kerja (X3) teknik analisis korelasi sederhana oleh terhadap Kinerja Guru (Y) Pearson (Pearson’s Product Moment) dan Dalam hipotesis yang pertama korelasi parsil antara variabel skor diklat (X2) menyatakan bahwa terdapat kontribusi yang terhadap Kinerja guru (Y). Seluruh analisis signifikan antara iklim kerja terhadap kinerja diatas dihitung dengan bantuan program guru. Untuk menguji hipotesis ini, digunakan SPSS 16.0 for Windows. teknik analisis korelasi sederhahana oleh Korelasi sederhana dengan Pearson’s Pearson (Pearson’s Product Moment) dan Product Moment dilakukan untuk korelasi parsil antara variabel iklim kerja mengetahui seberapa kuat hubungan antara (X3) terhadap Kinerja guru (Y). Seluruh variabel X2 terhadap variabel Y (r2y). Hasil analisis diatas dihitung dengan bantuan analisis dengan bantuan SPSS menunjukan program SPSS 16.0 for Windows. bahwa korelasi X2 terhadap Y (r2y) bernilai Korelasi sederhana dengan Pearson’s 0,254 dengan nilai signifikansi 0,030. Product Moment dilakukan untuk Apabila ditetapkan taraf signifikansi α=0,05, mengetahui seberapa kuat hubungan antara maka dapat disimpulkan bahwa terdapat variabel X3 terhadap variabel Y (r3y). Hasil hubungan yang signifikan antara variabel X2 analisis dengan bantuan SPSS menunjukan
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2013) bahwa korelasi X3 terhadap Y (r3y) bernilai dilihat pada nilai signifikansi (sig.). Apabila 0,420 dengan nilai signifikansi 0,000. sig. menunjukan nilai di bawah 0,05 maka Apabila ditetapkan taraf signifikansi α=0,05, dapat disimpulkan bahwa persamaan garis maka dapat disimpulkan bahwa terdapat regresi tersebut signifikan. Hasil analisis hubungan yang signifikan antara variabel X1 menunjukan bahwa nilai sig. pada masa terhadap variabel Y (Lihat lampiran 8, bagian kerja, skor diklat, dan iklim kerja secara Correlations). berturut-turut bernilai 0,000, 0,007, dan Selain korelasi sederhana, keberartian 0,016 atau di bawah 0,05. Dari hasil analisis koefisien korelasi tersebut juga harus diuji tersebut, dapat disimpulkan bahwa dengan uji t. Hasil analisis dengan bantuan persamaan garis regresi tersebut signifikan. SPSS menunjukan bahwa nilai t hitung Analisis menyeluruh tentang uji persamaan adalah 2,477 dengan nilai signifikansi 0,016. garis regresi sederhana dapat dilihat pada Apabila ditetapkan taraf signifikansi α=0,05, lampiran 8 bagian Coefficients. maka dapat disimpulkan bahwa koefisien Uji korelasi untuk menentukan korelasi antara X3 terhadap Y adalah hubungan atau besar kontribusi hasil seperti signifikan atau berarti. (lihat lampiran 8, yang tercantum pada tabel di bawah ini. bagian Coefficient). Tabel 4.10 Uji F untuk Mengetahui Signifikansi dan Setelah diketahui bahwa korelasi Besar Kontribusi Masa kerja (X1), sederhana antara X3 terhadap variabel Y Skor diklat (X2), dan Iklim kerja adalah signifkan, korelasi parsial dapat (X3) Secara Simultan terhadap dilakukan. Korelasi parsial bertujuan untuk Kinerja guru (Y) mengetahui besaran koefisien korelasi antara R R2 Fhitung Sig. variabel X3 terhadap variabel Y dengan 0,613 0,376 13,862 0,000 mengendalikan variabel prediktor yang lain. Hasil analisis dengan bantuan SPSS menunjukan bahwa koefisien parsial antara Berdasarkan tabel di atas, dapat variabel X3 dengan variabel Y sementara disimpulkan bahwa koefisien korelasi variabel X1 dan X2 dikontrol (r3y-12) memiliki 2 tersebut signifikan karena uji F memperoleh nilai 0,286 dan nilai r = 0,0818 (8,18%). Ini koefisien F sebesar 13,862 dengan nilai berarti bahwa iklim kerja (X1) berkontribusi signifikan 0,000, jauh lebih kecil dari taraf sebesar 8,18% terhadap Kinerja guru (Y). signifikansi yang ditetapkan (α=0,05). (lihat lampiran 8, bagian Coefficient) Sedangkan, nilai koefisien korelasi (R) bernilai 0,613 dan koefisien determinasi (R2) 4.3.4 Kontribusi yang Signifikan Secara bernilai 0,349. Jadi, masa kerja (X1), skor Simultan Masa kerja (X1), Skor diklat (X2), dan iklim kerja (X3) secara diklat Guru (X2), Iklim kerja (X3) simultan memiliki kontribusi yang signifikan terhadap Kinerja guru (Y) sebesar 34,9% terhadap kinerja guru (Y). Untuk menguji hipotesis ini, Analisis menyeluruh tentang uji persamaan digunakan teknik regresi linear ganda yang garis regresi sederhana dapat dilihat pada dianalisis dengan menggunakan bantuan lampiran 8 bagian Model Summary. program SPSS 16 (lihat lampiran 8). Hasil Berdasarkan hasil analisis di atas perhitungan regresi ganda Y atas X1, X2, dan dapat disimpulkan bahwa terdapat kontribusi X3 menghasilkan persamaan garis regresi Ŷ yang positif dan signifikan motivasi kerja = 17,538+ 0,040X1 + 0,050X2 + 0,165X3. (X1), skor diklat (X2), dan iklim kerja (X3) Untuk mengetahui apakah persamaan garis secara simultan terhadap kinerja guru (Y) regresi tersebut signifikan atau tidak, dapat
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2013) Kementerian Agama Kabupaten Badung Hasil perhitungan dan analisis dengan persamaan garis regresi Ŷ = 17,538+ menunjukkan bahwa adanya kontribusi yang 0,040X1 + 0,050X2 + 0,165X3 dengan signifikan antara masa kerja dan kinerja guru. kontribusi 34,9%. Dengan kata lain, semakin Kontribusi tersebut bersifat langsung dan tinggi masa kerja, skor diklat, dan iklim positif. Artinya bahwa hubungan antara masa kerja, semakin tinggi kinerja guru. kerja dengan kinerja guru adalah positif Setelah mengetahui kontribusi secara (searah), dengan demikian apabila terjadi simultan motivasi kerja (X1), skor diklat peningkatan masa kerja, maka kinerja guru (X2), dan iklim kerja (X3) terhadap kinerja juga meningkat. guru (Y), perlu juga dicari seberapa besar Banyaknya guru yang mendapat nilai sumbangan relatif dan sumbangan efektif di antara rentang skor 2-20 dengan nilai masing-masing variabel terhadap kinerja tengah 11 berjumlah 8 orang dengan guru. Untuk mengetahuinya, dilakukan frekuensi relatif sebesar 10,96%. Jumlah perhitungan secara manual yang dapat dilihat guru yang memiliki rentang nilai 21-39 pada lampiran 8. Rangkuman hasil analisis dengan nilai tengah 30 berjumlah 10 orang dapat dilihat pada tabel berikut ini. dengan frekuensi relatif sebesar 13,70%. Jumlah guru yang memiliki rentang nilai 40Tabel 4.11 Rangkuman Hasil Perhitungan Sumbangan 58 dengan nilai tengah 49 berjumlah 18 Efektif dan Sumbangan Relatif orang dengan frekuensi relatif sebesar Motivasi Kerja (X1), Skor diklat (X2), 24,66%. Jumlah guru yang memiliki rentang dan Iklim kerja (X3) Terhadap nilai 59-77 dengan nilai tengah 68 berjumlah Kinerja guru (Y) 13 orang dengan frekuensi relatif sebesar Variabel Sumbangan Sumbangan 17,81%. Jumlah guru yang memiliki rentang Relatif Efektif nilai 78-96 dengan nilai tengah 87 berjumlah X1 terhadap Y 52,5% 18,3 % 12 orang dengan frekuensi relatif sebesar X2 terhadap Y 17,9% 6,2 % 16,44%. Jumlah guru yang memiliki rentang X3 terhadap Y 29,4 % 10,2 % X1, X2, X3 100% 34,9% nilai 97-115 dengan nilai tengah 106 terhadap Y berjumlah 8 orang dengan frekuensi relatif sebesar 10,96%. Sementara itu, jumlah guru yang memiliki rentang nilai 116-134 dengan Berdasarkan tabel di atas, terlihat nilai tengah 125 berjumlah 4 orang dengan bahwa masa kerja (X1) memiliki sumbangan frekuensi relatif sebesar 5,48%. relatif sebesar 52,5% dan sumbangan efektif Hasil analisis dengan bantuan SPSS sebesar 18,3% terhadap kinerja guru (Y), menunjukan bahwa korelasi X1 terhadap Y skor diklat (X2) memiliki sumbangan relatif (r1y) bernilai 0,508 dengan nilai signifikansi sebesar 17,9% dan sumbangan efektif 0,000. Apabila ditetapkan taraf signifikansi sebesar 6,2% terhadap kinerja guru (Y), dan α=0,05, maka dapat disimpulkan bahwa iklim kerja (X3) memiliki sumbangan relatif terdapat hubungan yang signifikan antara sebesar 29,4% dan sumbangan efektif variabel X1 terhadap variabel Y. sebesar 10,2% terhadap kinerja guru (Y). Selain korelasi sederhana, keberartian Sedangkan, secara simultan ketiga variabel koefisien korelasi tersebut juga harus diuji tersebut memiliki sumbangan efektif sebesar dengan uji t. Hasil analisis dengan bantuan 34,9% terhadap kinerja guru. SPSS menunjukan bahwa nilai t hitung adalah 3,686 dengan nilai signifikansi 0,000. 4.4 Pembahasan Hasil Penelitian Apabila ditetapkan taraf signifikansi α=0,05, 4.4.1 Kontribusi Masa Kerja Terhadap maka dapat disimpulkan bahwa koefisien Kinerja Guru
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2013) korelasi antara X1 terhadap Y adalah Hasil perhitungan dan analisis signifikan atau berarti. menunjukkan bahwa adanya kontribusi yang Hasil analisis dengan bantuan SPSS sigifikan antara pendidikan dan pelatihan dan menunjukan bahwa koefisien parsial antara kinerja guru. Kontribusi tersebut bersifat variabel X1 dengan variabel Y sementara langsung dan positif. Artinya bahwa variabel X2 dan X3 dikontrol (r1y-23) memiliki hubungan antara pendidikan dan pelatihan nilai 0,406 dan nilai r2 = 0,1648 (16,48%). dengan kinerja guru adalah positif (searah), Ini berarti bahwa masa kerja (X1) dengan demikian apabila terjadi peningkatan berkontribusi sebesar 16,48% terhadap pendidikan dan pelatihan, maka kinerja guru kinerja guru (Y). juga meningkat. Hasil penelitian ini sesuai dengan Hasil analisis dengan bantuan SPSS pendapat Londo (dalam Suastini, 2005) yang menunjukan bahwa korelasi X2 terhadap Y menyatakan bahwa pengalaman adalah (r2y) bernilai 0,254 dengan nilai signifikansi pekerjaan yang akan menghasilkan 0,030. Apabila ditetapkan taraf signifikansi perubahan ke arah kematangan tingkah laku, α=0,05, maka dapat disimpulkan bahwa pertambahan pengertian dan pengayaan terdapat hubungan yang signifikan antara informasi. Perubahan ke arah yang baik akan variabel X2 terhadap variabel Y. dapat meningkatkan kinerja. Puncak Hasil analisis dengan bantuan SPSS kesuksesan pejabat dalam pekerjaan yang menunjukan bahwa nilai t hitung adalah dinikmati oleh seseorang adalah antara usia 2,778 dengan nilai signifikansi 0,007. 35 tahun sampai dengan 46 tahun. Jika Apabila ditetapkan taraf signifikansi α=0,05, seseorang bekerja rata-rata umur 20 tahun, maka dapat disimpulkan bahwa koefisien maka dalam hal mengatasi pemecahan korelasi antara X2 terhadap Y adalah masalah atau mengelola konflik, orang yang signifikan atau berarti. sudah berpengalaman 15 tahun sampai Korelasi parsial bertujuan untuk dengan 26 tahun akan lebih berhasil mengetahui besaran koefisien korelasi antara mengatasinya. variabel X2 terhadap variabel Y dengan Berdasarkan perhitungan sumbangan mengendalikan variabel prediktor yang lain. relatif dan sumbangan efektif dari masa kerja Hasil analisis dengan bantuan SPSS (X1), terlihat bahwa masa kerja (X1) menunjukan bahwa koefisien parsial antara memiliki sumbangan relatif sebesar 52,5% variabel X2 dengan variabel Y sementara dan sumbangan efektif sebesar 18,3% variabel X1 dan X3 dikontrol (r2y-13) memiliki terhadap kinerja guru (Y). Dalam hal ini nilai 0,317 dan nilai r2 = 0,1049 (10,49%). dapat terlihat bahwa ternyata sumbangan Ini berarti bahwa skor diklat (X2) efektif masa kerja (X1) terhadap kinerja guru berkontribusi sebesar 10,49% terhadap (Y) tidak mencapai angka 20 %. Ini Kinerja guru (Y). mempunyai arti bahwa ada variable lain yang Hal tersebut sesuai dengan apa yang lebih mempengaruhi kinerja guru. disampaiakan oleh Jucius Michael yang Kesejahteraan guru merupakan salah menegaskan bahwa pelatihan digunakan satu variable yang dapat mempengaruhi untuk menunjukkan setiap proses dengan kinerja guru, walaupun masa kerja baru atau mana bakat, kecakapan dan kemampuan lama jika kesejahteraan tidak dioptimalkan pegawai untuk menyelesaikan pekerjaan maka kinerja guru akan tetap tidak optimal. tertentu dikembangkan. Faktor pendidikan dan pelatihan (diklat) dipandang sebagai pemberian pengalaman baru guna 4.4.2 Kontribusi Pendidikan dan Pelatihan mengembangkan terutama berkaitan dengan Terhadap Kinerja Guru
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2013) instruksi, tugas khusus dan disiplin, pelatihan guru juga semakin meningkat. Skor diklat dipandang sebagai penerapan terhadap (X2) memiliki sumbangan relatif sebesar peningkatan kecakapan dan karena itu 17,9% dan sumbangan efektif sebesar 6,2% diperlukan untuk mempelajari bagaimana terhadap kinerja guru (Y). Dalam hal ini skor melaksanakan tugas tersebut dengan benar. diklat memiliki sumbangan relative dibawah Dewasa ini dituntut adanya sikap 20 %. Dapat di artikan bahwa ada tidaknya profesionalisme dengan sejumlah kompetensi diklat, atau sering tidaknya mengikuti diklat yang dapat dikuasai khususnya bagi para tidak begitu berpengaruh terhadap kinerja pengajar (guru), pelatih dan widyaiswara. guru. Tuntutan tersebut muncul karena adanya kesenjangan antara keluaran lembaga4.4.3. Kontribusi Iklim Kerja Terhadap lembaga pelatihan dengan pengalaman Kinerja Guru pelatihan yang disertifikasi dirasakan masih Hasil perhitungan dan analisis kurang memadai dalam implementasinya. menunjukkan bahwa adanya kontribusi yang Dengan kata lain adanya kesenjangan antara signifikan antara iklim kerja dan kinerja kebutuhan dan ketersediaan tenaga pengajar guru. Kontribusi tersebut bersifat langsung dan pelatih, hal tersebut disebabkan oleh dan positif. Artinya bahwa hubungan antara beberapa faktor, diantaranya; faktor sosial iklim kerja dengan kinerja guru adalah positif budaya terhadap pendidikan formal yang (searah), dengan demikian apabila terjadi memberikan legitimasi terhadap status sosial peningkataniklim kerja, maka kinerja guru seseorang karena tingkat pendidikan yang juga meningkat. diperolehnya tanpa melihat apakah isi Hasil analisis dengan bantuan SPSS pendidikan itu mempunyai relevansi terhadap menunjukan bahwa korelasi X3 terhadap Y tuntutan pekerjaan, atau berbagai motif (r3y) bernilai 0,420 dengan nilai signifikansi lainnya yang memperlebar kesenjangan antar 0,000. Apabila ditetapkan taraf signifikansi dunia pendidikan dan pemakai produk α=0,05, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan, untuk keperluan inilah terdapat hubungan yang signifikan antara diperlukan pengalaman pendidikan dan variabel X1 terhadap variabel Y. pelatihan (diklat) bagi penyandang gelar Hasil analisis dengan bantuan SPSS sarjana yang tugasnya mendidik dan melatih, menunjukan bahwa nilai t hitung adalah namun mereka kurang mempunyai 2,477 dengan nilai signifikansi 0,016. profesionalisme dan kompetensi sesuai Apabila ditetapkan taraf signifikansi α=0,05, tuntutan dunia pendidikan dan pelatihan. maka dapat disimpulkan bahwa koefisien Oleh sebab itu pendidikan dan pelatihan pada korelasi antara X3 terhadap Y adalah hakikatnya menyediakan input pengetahuan, signifikan atau berarti. ketrampilan dan pengalaman yang berkaitan Setelah diketahui bahwa korelasi dengan tugas-tugasnya sebagai pengajar, sederhana antara X3 terhadap variabel Y pelatih, pembimbing dan pendidik. adalah signifkan, korelasi parsial dapat Mengingat demikian pentingnya pendidikan dilakukan. Korelasi parsial bertujuan untuk dan pelatihan (diklat) maka dibutuhkan daya mengetahui besaran koefisien korelasi antara dorong agar mereka menyiapkan diri kearah variabel X3 terhadap variabel Y dengan tuntutan tersebut. mengendalikan variabel prediktor yang lain. Sehingga semakin sering guru Hasil analisis dengan bantuan SPSS mendapatkan diklat, maka input menunjukan bahwa koefisien parsial antara pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman variabel X3 dengan variabel Y sementara semakin bertambah juga. Harapan kinerja variabel X1 dan X2 dikontrol (r3y-12) memiliki
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2013) nilai 0,286 dan nilai r2 = 0,0818 (8,18%). Ini pelatihan, dan iklim kerja, maka kinerja guru berarti bahwa iklim kerja (X1) berkontribusi juga meningkat. sebesar 8,18% terhadap Kinerja guru (Y). Hasil perhitungan regresi ganda Y Dari hasil penelitian mengenai atas X1, X2, dan X3 menghasilkan kontribusi iklim kerja terhadap kinerja guru persamaan garis regresi Ŷ = 17,538+ sejalan dengan apa yang disampaikan oleh 0,040X1 + 0,050X2 + 0,165X3. Untuk Gibson (1997:302) bahwa iklim organisasi mengetahui apakah persamaan garis regresi merupakan serangkaian keadaan lingkungan tersebut signifikan atau tidak, dapat dilihat yang dirasakan secara langsung ataupun tidak pada nilai signifikansi (sig.). Apabila sig. langsung oleh para pegawai, yang menunjukan nilai di bawah 0,05 maka dapat diasumsikan merupakan kekuatan yang besar disimpulkan bahwa persamaan garis regresi dalam mempengaruhi perilaku pegawai. tersebut signifikan. Hasil analisis Mangkunegara (2008:115), terdapat beberapa menunjukan bahwa nilai sig. pada masa bukti yang menunjukkan adanya hubungan kerja, skor diklat, dan iklim kerja secara positif dan jelas antara iklim kerja dengan berturut-turut bernilai 0,000, 0,007, dan kepuasan kerja. Hasil penelitian 0,016 atau di bawah 0,05. Dari hasil analisis membuktikan bahwa iklim kerja yang tersebut, dapat disimpulkan bahwa konsultatif, terbuka, dan mementingkan persamaan garis regresi tersebut signifikan. pekerja berpengaruh terhadap sikap kerja Analisis menyeluruh tentang uji persamaan yang lebih positif. Dengan demikian iklim garis regresi sederhana . kerja berkontribusi terhadap kinerja guru. Iklim kerja (X3) memiliki Koefisien korelasi signifikan karena sumbangan relatif sebesar 29,4% dan uji F memperoleh koefisien F sebesar 13,862 sumbangan efektif sebesar 10,2% terhadap dengan nilai signifikan 0,000, jauh lebih kinerja guru (Y). Ini berarti iklim kerja kecil dari taraf signifikansi yang ditetapkan memiliki sumbangan efektif terhadap kinerja (α=0,05). Sedangkan, nilai koefisien korelasi dibawah 20 %, maka dapat disimpulkan (R) bernilai 0,613 dan koefisien determinasi iklim kerja tidak begitu berkontribusi (R2) bernilai 0,349. Jadi, masa kerja (X1), dominan terhadap kinerja. Karena hanya skor diklat (X2), dan iklim kerja (X3) secara memberikan sumbangan efektif 10,2%. simultan memiliki kontribusi yang signifikan sebesar 34,9% terhadap kinerja guru (Y). Berdasarkan hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat kontribusi 4.4.4 Kontribusi Secara Bersama-sama yang positif dan signifikan motivasi kerja antara Masa Kerja, Pendidikan dan (X1), skor diklat (X2), dan iklim kerja (X3) Pelatihan, Iklim Kerja Terhadap Kinerja secara simultan terhadap kinerja guru (Y) Guru Hasil perhitungan dan analisis Kementerian Agama Kabupaten Badung menunjukkan bahwa adanya kontribusi yang dengan persamaan garis regresi Ŷ = 17,538+ signifikan antara masa kerja, pendidikan dan 0,040X1 + 0,050X2 + 0,165X3 dengan pelatihan, dan iklim kerja terhadap kinerja kontribusi 34,9%. Dengan kata lain, semakin guru. Kontribusi tersebut bersifat langsung tinggi masa kerja, skor diklat, dan iklim dan positif. Artinya bahwa kontribusi masa kerja, semakin tinggi kinerja guru. kerja, pendidikan dan pelatihan dan iklim Setelah mengetahui kontribusi secara kerja terhadap kinerja guru adalah positif simultan motivasi kerja (X1), skor diklat (searah), dengan demikian apabila terjadi (X2), dan iklim kerja (X3) terhadap kinerja peningkatan masa kerja, pendidikan dan guru (Y), perlu juga dicari seberapa besar
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2013) sumbangan relatif dan sumbangan efektif 2. Deskripsi Pendidikan dan Pelatihan masing-masing variabel terhadap kinerja menyatakan bahwa jumlah guru guru. Iklim kerja (X3) memiliki sumbangan terbanyak yang memiliki rentang nilai relatif sebesar 29,4% dan sumbangan efektif 42-50 dengan nilai tengah 46 sebesar 10,2% terhadap kinerja guru (Y). berjumlah 17 orang dengan frekuensi Sedangkan, secara simultan ketiga variabel relatif sebesar 23,29%. Jika dilihat tersebut memiliki sumbangan efektif sebesar dari rata-rata (mean) = 55,00 dan 34,9% terhadap kinerja guru. dikonversikan ke dalam tabel di atas, Kualitas kinerja guru merupakan dapat diketahui bahwa kencederungan salah satu prasyarat untuk dapat mewujudkan data skor diklat masuk dalam kategori hasil pendidikan yang berkualitas. Uraian sedang. diatas menunjukkan bahwa pendidikan 3. Deskripsi data iklim kerja berkualitas akan dapat terwujud apabila menyatakan bahwa jumlah guru seluruh rangkaian komponen pendidikan terbanyak yang memiliki rentang nilai mulai dari masa kerja, pendidikan dan 38-40 dengan nilai tengah 39 pelatihan, dan iklim kerja, dapat dijamin agar berjumlah 20 orang dengan frekuensi mampu meningkatkan kinerja guru sehingga relatif sebesar 27,40%. Jika dilihat terwujud hasil belajar yang berkualitas. dari rata-rata (mean) = 39,49 dan Berdasarkan kondisi di atas maka dikonversikan ke dalam tabel, dapat pembenahan terhadap kinerja guru yang diketahui bahwa kencederungan data meliputi masa kerja, pendidikan dan iklim kerja masuk dalam kategori pelatihan, dan iklim kerja guru harus segera tinggi. ditata secara bertahap sesuai dengan prioritas 4. Deskripsi kinerja guru menyatakan program untuk mewujudkan pendidikan yang bahwa jumlah guru terbanyak yang berkualitas agar mampu bersaing memiliki rentang nilai 27-28 dengan menghadapi tantangan global. nilai tengah 27,5 berjumlah 18 orang dengan frekuensi relatif sebesar 24,66%. Jumlah guru yang memiliki SIMPULAN DAN SARAN rentang nilai 29-30 dengan nilai Berdasarkan analisis dan pembahasan tengah 29,5 berjumlah 18 orang seperti yang telah diuraikan sebelumnya, dengan frekuensi relatif sebesar maka penelitian ini dapat disimpulkan 24,66%. Jika dilihat dari rata-rata sebagai berikut : (mean) = 29,27 dan dikonversikan ke Dari hasil penelitian ditemukan hasil sebagai dalam tabel di atas, dapat diketahui berikut : bahwa kencederungan data kinerja 1. Deskripsi masa kerja menyatakan guru masuk dalam kategori sedang. bahwa jumlah guru terbanyak yaitu Hasil dari pengujian hipotesis yang memiliki rentang nilai 40-58 menyatakan bahwa : dengan nilai tengah 49 berjumlah 18 1. Hasil analisis dengan bantuan orang dengan frekuensi relatif sebesar SPSS menunjukan bahwa korelasi 24,66%. Jika dilihat dari rata-rata X1 terhadap Y (r1y) bernilai 0,508 (mean) = 61,48 dan dikonversikan ke dengan nilai signifikansi 0,000. dalam tabel, dapat diketahui bahwa Apabila ditetapkan taraf kencederungan data masa kerja signifikansi α=0,05, maka dapat masuk dalam kategori sedang. disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2013) variabel X1 terhadap variabel Y. nilai t hitung adalah 2,477 dengan Hasil uji t menggunakan analisis nilai signifikansi 0,016. Apabila dengan bantuan SPSS ditetapkan taraf signifikansi menunjukan bahwa nilai t hitung α=0,05, maka dapat disimpulkan adalah 3,686 dengan nilai bahwa koefisien korelasi antara signifikansi 0,000. Apabila X3 terhadap Y adalah signifikan ditetapkan taraf signifikansi atau berarti. α=0,05, maka dapat disimpulkan 4. Setelah diketahui bahwa korelasi bahwa koefisien korelasi antara sederhana antara X3 terhadap X1 terhadap Y adalah signifikan variabel Y adalah signifkan, atau berarti. korelasi parsial dapat dilakukan. 2. Hasil analisis dengan bantuan Korelasi parsial bertujuan untuk SPSS menunjukan bahwa korelasi mengetahui besaran koefisien X2 terhadap Y (r2y) bernilai 0,254 korelasi antara variabel X3 dengan nilai signifikansi 0,030. terhadap variabel Y dengan Apabila ditetapkan taraf mengendalikan variabel prediktor signifikansi α=0,05, maka dapat yang lain. Hasil analisis dengan disimpulkan bahwa terdapat bantuan SPSS menunjukan bahwa hubungan yang signifikan antara koefisien parsial antara variabel variabel X2 terhadap variabel Y. X3 dengan variabel Y sementara Selain korelasi sederhana, variabel X1 dan X2 dikontrol (r3ykeberartian koefisien korelasi 12) memiliki nilai 0,286 dan nilai tersebut juga harus diuji dengan r2 = 0,0818 (8,18%). Ini berarti uji t. Hasil analisis dengan bahwa iklim kerja (X1) bantuan SPSS menunjukan bahwa berkontribusi sebesar 8,18% nilai t hitung adalah 2,778 dengan terhadap Kinerja guru (Y). nilai signifikansi 0,007. Apabila 5. Hasil perhitungan regresi ganda Y ditetapkan taraf signifikansi atas X1, X2, dan X3 α=0,05, maka dapat disimpulkan menghasilkan persamaan garis bahwa koefisien korelasi antara regresi Ŷ = 17,538+ 0,040X1 + X2 terhadap Y adalah signifikan 0,050X2 + 0,165X3. Untuk atau berarti. mengetahui apakah persamaan 3. Hasil analisis dengan bantuan garis regresi tersebut signifikan SPSS menunjukan bahwa korelasi atau tidak, dapat dilihat pada nilai X3 terhadap Y (r3y) bernilai 0,420 signifikansi (sig.). Apabila sig. dengan nilai signifikansi 0,000. menunjukan nilai di bawah 0,05 Apabila ditetapkan taraf maka dapat disimpulkan bahwa signifikansi α=0,05, maka dapat persamaan garis regresi tersebut disimpulkan bahwa terdapat signifikan. Hasil analisis hubungan yang signifikan antara menunjukan bahwa nilai sig. pada variabel X1 terhadap variabel Y. masa kerja, skor diklat, dan iklim Selain korelasi sederhana, kerja secara berturut-turut keberartian koefisien korelasi bernilai 0,000, 0,007, dan 0,016 tersebut juga harus diuji dengan atau di bawah 0,05. Dari hasil uji t. Hasil analisis dengan analisis tersebut, dapat bantuan SPSS menunjukan bahwa disimpulkan bahwa persamaan
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2013) garis regresi tersebut signifikan. kinerja guru (Y). Sedangkan, Selain itu dapat disimpulkan secara simultan ketiga variabel bahwa koefisien korelasi tersebut tersebut memiliki sumbangan signifikan karena uji F efektif sebesar 34,9% terhadap memperoleh koefisien F sebesar kinerja guru. 13,862 dengan nilai signifikan 0,000, jauh lebih kecil dari taraf signifikansi yang ditetapkan 5.2 Simpulan (α=0,05). Sedangkan, nilai Hasil dari penelitian dapat koefisien korelasi (R) bernilai disimpulkan bahwa : kecenderungan masa 0,613 dan koefisien determinasi 2 kerja guru Madrasah Ibtida’iyah Swasta di (R ) bernilai 0,349. Jadi, masa Kabupaten Badung pada kategori sedang, kerja (X1), skor diklat (X2), dan pendidikan dan pelatihan (diklat) sedang, iklim kerja (X3) secara simultan iklim kerja tinggi, dan kinerja guru sedang. memiliki kontribusi yang Secara umum dapat di nyatakan : signifikan sebesar 34,9% terhadap (1) terdapat kontribusi yang positif dan kinerja guru (Y). signifikan antara masa kerja terhadap kinerja 6. Berdasarkan hasil analisis di atas guru sebesar 16,48% dengan persamaan Ŷ = dapat disimpulkan bahwa terdapat 18,86+ 0,264 ; kontribusi yang positif dan (2) terdapat kontribusi yang positif dan signifikan motivasi kerja (X1), signifikan antara pendidikan dan pelatihan skor diklat (X2), dan iklim kerja (diklat) terhadap kinerja guru sebesar 10,49% (X3) secara simultan terhadap dengan persamaan Ŷ = 26,641+ 0,048 ; kinerja guru (Y) Kementerian Agama Kabupaten Badung (3) terdapat kontribusi yang positif dan dengan persamaan garis regresi Ŷ signifikan antara iklim kerja terhadap kinerja = 17,538+ 0,040X1 + 0,050X2 + guru sebesar 8,18% dengan persamaan Ŷ = 0,165X3 dengan kontribusi 34,9%. 26,054+ 0,052 ; Dengan kata lain, semakin tinggi (4) terdapat kontribusi yang positif dan masa kerja, skor diklat, dan iklim signifikan secara bersama-sama antara masa kerja, semakin tinggi kinerja guru. kerja, pendidikan dan pelatihan (diklat), dan 7. Besar sumbangan relatif dan iklim kerja terhadap kinerja guru sebesar sumbangan efektif masing-masing 34,9% dengan persamaan Ŷ variabel terhadap kinerja guru =17,538+0,040X1+0,050X2+0,165X3 . Sumbangan terlihat bahwa masa kerja (X1) Efektif (SE) variabel masa kerja sebesar memiliki sumbangan relatif 18,3%, pendidikan dan pelatihan (diklat) sebesar 52,5% dan sumbangan 6,2%, iklim kerja 10,2% dan secara bersamaefektif sebesar 18,3% terhadap sama masa kerja, pendidikan dan pelatihan kinerja guru (Y), skor diklat (X2) (diklat), terhadap kinerja guru adalah 34,9%. memiliki sumbangan relatif Kesimpulan bahwa masa kerja, sebesar 17,9% dan sumbangan pendidikan dan pelatihan (diklat), iklim kerja efektif sebesar 6,2% terhadap dan secara bersama-sama ketiga variabel kinerja guru (Y), dan iklim kerja tersebut berkontribusi secara positif dan (X3) memiliki sumbangan relatif signifikan terhadap kinerja guru Madrasah sebesar 29,4% dan sumbangan Ibtidai’yah Swasta di Kabupaten Badung, efektif sebesar 10,2% terhadap dan masih ada variabel lain sebesar 65,1%
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2013) yang mempengaruhi kinerja guru Madrasah untuk mengupayakan kesejahteraan seluruh Ibtida’iyah Swasta di Kabupaten Badung sumberdaya manusianya, melalui kebijakan perbaikan dan peningkatan penghargaan yang belum terungkap dalam penelitian ini. sampai pada penciptaan suasana kerja yang 5.3 Implikasi Penelitian harmonis dan kekeluargaan. Berdasarkan hasil penelitian 2). Hasil temuan variabel pendidikan dan diketahui gambaran nyata variabel prediktor pelatihan menunjukkan bahwa adanya yang diteliti, yaitu masa kerja, pendidikan kontribusi yang sigifikan antara pendidikan dan pelatihan dan iklim kerja guru memiliki dan pelatihan dan kinerja guru. Kontribusi kontribusi secara positif dan signifikan tersebut bersifat langsung dan positif. terhadap kinerja guru Madrasah Ibtida’iyah Artinya bahwa hubungan antara pendidikan Swasata di Kabupaten Badung baik secara dan pelatihan dengan kinerja guru adalah terpisah maupun bersama-sama dapat positif (searah), dengan demikian apabila diwujudkan untuk meningkatkan kinerja terjadi peningkatanpendidikan dan pelatihan, guru, oleh karena itu variabel-variabel maka kinerja guru juga meningkat. Guna tersebut perlu mendapatkan perhatian yang menghindari timbulnya pengaruh negatif serius, usaha-usaha mempertahankan guru maka perlu ada penjadwalan diklat secara dengan masa kerja dan pengalaman yang khusus dalam keikutsertaan guru. Supaya lama, mengikuti pendidikan dan pelatihan pengetahuan, ketrampilan dan sikap guru guru dalam rangka meningkatkan terus ditingkatkan dan akan berpengaruh pengetahuan dan ketrampilan guru dan pada kinerja guru. membangun suasana iklim kerja guru yang 3). Hasil temuan variabel menunjukkan baik, semua itu perlu ditingkatkan secara bahwa adanya kontribusi yang signifikan kualitas dan kuantitas. antara iklim kerja dan kinerja guru. Kontribusi tersebut bersifat langsung dan 5.4 Saran positif. Artinya bahwa hubungan antara iklim Berdasarkan temuan hasil penelitian kerja dengan kinerja guru adalah positif seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, (searah), dengan demikian apabila terjadi berikut akan dikemukakan beberapa saran peningkataniklim kerja, maka kinerja guru yang ditujukan kepada kepala dan guru MI juga meningkat. Guna menghindari Swasta di kabupaten Badung, Kementrian timbulnya pengaruh negatif, maka kondidi Agama Kabupaten Badung, dan bagi para iklim kerja di madrasah harus selalu di jaga peneliti yang berniat dengan masalahdengan baik. Semua pihak berperan dalam masalah kinerja guru, saran-saran itu mengkondisikan iklim kerja di madrasah ini. meliputi: 4). Bagi guru sebagai ujing tombak 1). Hasil temuan variabel masa kerja guru pelaksanaan pendidikan di sekolah/madrasah, menunjukkan bahwa adanya kontribusi yang agar selalu bersikap kreatif, inovatif dan signifikan antara masa kerja dan kinerja guru. memiliki kemauan belajar yang tinggi dalam Kontribusi tersebut bersifat langsung dan melaksanakan tugas tanpa harus diawasi dan positif. Artinya bahwa hubungan antara masa diperintah. Melaksanakan tugas dengan kerja dengan kinerja guru adalah positif perasaan senag dapat mengoptimalkan hasil (searah), dengan demikian apabila terjadi kinerja guru dalam proses belajar-mengajar peningkatan masa kerja, maka kinerja guru sehingga memberikan hasil keluaran juga meningkat. Guna menghindari pendidikan yang lebih berkualitas dan timbulnya pengaruh negatif maka pemimpin bermakna. lembaga madrasah secara terus-menerus
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2013) 5). Bagi kalangan akademisi yang ingin Sutrisno, Hadi. 2001. Metodologi mengkaji lebih jauh kontribusi dari Research.Yogyakarta: Andi pengembangan kinerja guru, dapat Handoko,T,H. 1993.Manajemen Personalia melakukan kajian diluar wilayah serta sarana dan Sumberdaya Manusia. yang berbeda. Yogyakarta:BPFE-Yogyakarta Keputusan menteri Agama (KMA) Nomor 1 Tahun 2003. Jakarta:Depag Kerlinger, Fred N.2002. Asaz-asaz Penelitian DAFTAR PUSTAKA Behavioral. Yogyakarta: Univercity Press. Candiasa, 2010. Statistik Multivariat, Likert. Resis. 1986. Organisasi Manusia: Disertai Petunjuk Analisi dengan Nilai dan Manajemen. Terj.P.Suratno. SPSS. Singaraja: Program Pascasarjana Jakarta: Erlangga. Universitas Ganesha Singaraja Poerwardaminto, W.J.S.1985. Kamus Besar Dantes, Nyoman. 2012.Metode Bahasa Indonesia.Jakarta:Balai Pustaka Penelitian.Yogyakarta:Penerbit Andi Simamora, H. 2004.Manajemen Sumber Yogyakarta Daya Manusia. Yogyakarta:STIE Ghozali, Imam. 2002. Aplikasi Analisi YKPN Multivariat dengan Program SPSS. Sugiyono.2007.Metode Penelitian Semarang: Badan Penerbit Universitas Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Diponegoro Kualitatif dan R&D, Bandung: Sutrisna, Hadi . 1982. Analisis regresi. Alfabeta Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Sudjana & Ibrahim. 2001. Penelitian dan Sutrisno, Hadi. 1997. Seri Program Statistik Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Manual SPSS Paket Midi. Yogyakarta: Baru Algensindo. Universitas Gajah Mada Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Sutrisno, Hadi. 2000. Statistik.Yogyakarta: Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Andi Baru