duestinae89.blogspot.com
Translated into Indonesia by Enoey duestinae89.blogspot.com Thanks to Richelle Mead who write this beautiful story. Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com
ADA SEBUAH PERBEDAAN BESAR ANTARA surat ancaman kematian dengan surat cinta – meskipun orang yang menulis surat ancaman kematian ini masih menyatakan kalau ia sesungguhnya mencintaimu. Tentu saja, mempertimbangkan satu kali upaya pembunuhan yang pernah kucoba lakukan kepada orang yang kucintai, mungkin aku tidak berhak untuk menghakiminya. Surat hari ini sangatlah tepat waktu, bukanlah sesuatu yang harusnya tidak terlalu kuharapkan. Aku sudah membacanya sebanyak empat kali sejauh ini, dan meskipun aku akan terlambat, aku tidak bisa menolak membaca untuk yang kelima kalinya. Roseku tersayang, Satu
dari
beberapa
sisi
yang
tidak
menguntungkan
dari
menjadi
yang
dibangkitkan adalah kami tidak lagi membutuhkan tidur; karena itulah kami juga tidak lagi bermimpi.
Ini memalukan, karena jika aku bisa tidur, aku tahu
aku akan memimpikanmu. Aku akan memimpikan bagaimana aroma tubuhmu dan bagaimana rambutmu yang hitam terasa seperti sutra diantara jemariku. Aku akan memimpikan bagimana halusnya kulitmu dan buasnya bibirmu saat kita berciuman. Tanpa mimpi-mimpi itu, aku harus mengisi diriku dengan imajinasiku sendiri – yang rasanya hampir sama menyenangkannya. Aku bisa membayangkan semua hal itu dengan sempurna, sesempurna saat semua ini terjadi ketika aku mengambil hidupmu dari dunia ini. Sesuatu yang kusesali untuk dilakukan, tapi kau membuatku tidak lagi meiliki pilihan. Penolakkanmu untuk bergabung denganku dalam kehidupan abadi dan cinta tidak meninggalkan jalan lain, dan aku tidak bisa mengizinkan seseorang sebahaya dirimu untuk hidup. Lagipula, meskipun aku memaksamu untuk bangkit, kau sekarang terlalu banyak memiliki musuh diantara para Strigoi yang satu diantaranya akan membunuhmu. Jika kau harus mati, maka kematianmu haruslah ditanganku. Bukan orang lain. Meskipun demikian, aku harap kau akan bertindak hebat saat kau menjalani ujianmu – bukan karena kau perlu keberuntungan. Jika mereka benar-benar membuatmu melawan mereka, itu hanya akan membuang waktu setiap orang. Kau yang terbaik dalam tim, dan mulai malam ini kau akan mengenakan tanda janjimu. Tentu saja, itu berarti kau akan menjadi lebih menantang saat kita bertemu lagi – yang nantinya akan sangat kunikmati.
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com Dan kita akan bertemu lagi. Dengan kelulusan, kau akan keluar dari Akademi, dan sekali kau berada di luar ruangan, aku akan menemukanmu. Tidak ada satu tempat
pun
di
dunia
ini
yang
bisa
menyembunyikanmu
dariku.
Aku
mengawasimu. Dengan cinta, Dimitri Sekalipun dalam “doanya yang hangat”, aku tidak menemukan surat ini bisa mengispirasiku saat aku melemparkannya ke tempat tidur dan dengan mengantuk meninggalkan ruangan. Aku mencoba untuk tidak membiarkan kata-katanya merasuki diriku, meskipun sangat tidak mungkin untuk tidak takut terhadap hal seperti itu. Tidak ada satu pun tempat di dunia ini yang bisa menyembunyikanmu dariku. Aku tidak meragukannya. Aku sudah tahu Dimitri memiliki mata-mata. Sejak mantan instruktur-sekaligus kekasihku itu telah berubah menjadi sesosok iblis, vampir yang tidak bisa mati, dia juga menjadi semacam pemimpin di antara mereka - sesuatu yang merupakan hasil dari campur tanganku ketika aku membunuh mantan bosnya, Aku menduga banyak dari mata-matanya adalah manusia, mengintaiku saat aku melangkah keluar dari batas sekolahku. Tidak ada Strigoi yang bisa tinggal mengintai selama 24 jam. Manusia bisa, dan aku baru-baru saja mempelajari kalau sebagian manusia bersedia untuk mengabdi kepada Strigoi dengan imbalan dijanjikan akan diubah suatu hari nanti. Manusia-manusia itu menganggap hidup abadi itu setimpal dengan menjual jiwa mereka dan membunuh manusia lain untuk tetap bisa bertahan hidup. Manusia-manusia seperti itu membuatku mual. Tapi bukan manusia-manusia itu yang membuat langkah ku terputus-putus ketika aku berjalan melalui rerumputan yang berubah warna menjadi hijau cerah dengan sentuhan musim panas. Dimitrilah yang bisa melakukannya. Selalu Dimitri. Dimitri, lelaki yang kucintai. Dimitri, sesosok Strigoi yang ingin kuselamatkan. Dimitri, seekor monster yang harus kubunuh. Cinta yang kami bagi selalu membara dalam tubuhku, tidak peduli seberapa sering aku mengingatkan diriku untuk melupakannya, tidak peduli seberapa banyak dunia berpikir kalau aku harus melupakannya. Dia selalu bersamaku, selalu dalam pikiranku, selalu membuatku menanyakan diriku sendiri. “Kau terlihat seolah siap menghadapi satu pasukan tempur.” Aku mengalihkan pikiran kelamku. Aku terlalu dalam memikirkan Dimitri dan suratnya saat aku berjalan menyebrangi kampus, terlupa pada dunia, dan tidak menyadari keberadaan sahabatku, Lissa, mensejajarkan langkahnya denganku, sebuah senyuman menggoda di wajahnya. Sangat jarang sekali ia menangkap basah aku yang terkejut karena dirinya, karena kami berbagi ikatan batin, yang selalu membuatku waspada dengan kedatangannya dan perasaannya. Pikiranku pastilah sedang terganggu sehingga
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com tidak menyadari kehadirannya, dan jika pernah ada sebuah gangguan yang terjadi dalam hidupku, itu pastilah seseorang yang ingin membunuhku. Aku memberikan Lissa sebuah senyuman yang kuharap bisa meyakinkan dirinya. Dia sudah tahu apa yang telah terjadi pada Dimitri dan bagaimana dia menunggu untuk membunuhku sekarang setelah aku pernah gagal – membunuhnya. Meskipun begitu, surat-surat yang aku terima dari Dimitri setiap minggu membuat Lissa khawatir, dan dia sudah cukup berat menghadapi hidupnya sendiri tanpa ditambah lagi dengan penguntitku-yang-tidak-bisa-mati dalam daftarnya. “Aku memang sedang bersiap menghadapi satu pasukan,” aku menunjuk. Malam masih belum larut, tapi musim panas yang terlambat masih menemukan sang matahari di atas langit Montana, memandikan kami dengan cahaya emas saat kami berjalan. Aku suka ini, tapi sebagai Moroi – seorang vampir hidup yang damai – Lissa biasanya menjadi lemah dan tidak nyaman dengan semua ini. Dia tertawa dan menyampirkan rambut pirang-platinanya ke bahunya. Matahari menyinari warna pucat menjadi warna cemerlang sang bidadari. “Kurasa. Aku tidak berpikir kau akan menjadi sangat khawatir.” Aku bisa memahami alasannya. Bahkan Dimitri sudah pernah mengatakan kalau hal ini hanya menghabiskan waktuku. Tapi tetap saja, aku menghilang ke Rusia untuk mencarinya dan telah bertemu Strigoi asli – membunuh sebagian dari mareka sendirian. Mungkin aku tidak seharusnya takut dengan test yang akan segera kuhadapi ini, namun semua keriuhan dan harapan mendadak menekan diriku. Detak jantungku meningkat. Bagaimana jika aku tidak bisa melakukannya? Bagaimana jika aku ternyata tidak sebagus yang aku kira? Para penjaga yang akan menantangku disini mungkin bukanlah Strigoi yang sebenarnya, tapi mereka semua terlatih dan sudah pernah bertarung lebih lama dari diriku. Kesombongan bisa membawaku dalam banyak masalah, dan jika aku gagal, aku akan melakukannya di depan semua orang yang peduli padaku. Semua orang yang percaya padaku. Satu hal yang juga menjadi pikiranku. “Aku khawatir kalau nilai tes ini akan berdampak pada masa depanku.” kataku. Itu yang sebenarnya. Ujian adalah tes terakhir untuk seorang novis pengawal seperti aku. Mereka yakin kalau aku bisa lulus dari Akademi Vladimir dan mengambil posisiku dengan para penjaga yang sebenarnya yang melindungi Moroi dari Strigoi. Ujiannya benar-benar mempengaruhi pilihan Moroi mana yang akan ditugaskan untuk para pengawal. Melalui ikatan batin kami, aku merasakan rasa kasihan Lissa – dan kekhawatirannya. “Alberta pikir kalau kita punya kemungkinan besar untuk bisa tetap bersama – kalau kau masih akan menjadi pengawalku.” Aku menyeringai. “Kurasa Alberta mengatakan kalau ia ingin menahanku di sekolah.” Aku keluar dari sekolah untuk memburu Dimitri beberapa bulan yang lalu dan kemudian kembali – sesuatu yang tidak terlihat bagus dalam catatan akademisku. Ada juga kenyataan kecil kalau sang ratu Moroi, Tatiana, membenciku dan mungkin akan melakukan segala cara yang ia bisa untuk mempengaruhi penugasanku – tapi itu cerita lain. Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com “Kurasa Alberta tahu kalau satu-satunya cara mereka untuk melindungimu adalah jika aku merupakan pengawal terakhir di bumi ini. Dan saat itu tiba, rintanganku sudah semakin sedikit.” Dihadapan kami, gemuruh suara kerumunan semakin nyaring. Satu dari lapangan olahraga sekolah sudah berubah menjadi sebuah arena yang sama dengan sesuatu yang berasal dari zaman gladiator Roma. Tempat duduk di stadion sudah di bangun, diubah dari tempat duduk kayu sederhana menjadi bangku dengan sofa mewah dan dengan tenda untuk melindungi Moroi dari matahari. Bendera-bendera mengelilingi lapangan, warna mereka yang cerah terlihat dari sini saat mereka melambai. Aku belum melihatnya, tapi aku sudah tahu bahwa ada sejenis barak yang dibangun di dekat pintu masuk stadion, tempat dimana para novis menunggu, gelisah. Lapangan sendiri sudah dirubah menjadi sebuah rangkaian rintangan tes berbahaya. Dan dari suara semangat yang memekakan telinga, sebagian besar sudah berada disana untuk menyaksikan acara ini. “Harapanku tidak akan menyerah,” kata Lissa. Melalui ikatan kami, aku tahu dia bersungguh-sungguh. Itulah satu hal yang mengagumkan dari dirinya – sebuah kesetiaan untuk percaya dan rasa optimis yang ia berikan di saat-saat cobaan terburuk. Sangat bertolak belakang dengan sikap sinisku. “Dan aku punya sesuatu yang bisa membantumu hari ini.” Dia mendekatiku kemudian berhenti dan meraih sesuatu ke dalam kantung jeans nya, mengambil sebuah cincin perak kecil dengan batu-batu kecil yang tersebar di sekitarnya sehingga terlihat seperti peridot. Aku tidak butuh ikatan apapun untuk mengetahui apa yang ia berikan. “Oh Liss... Aku tidak tahu. Aku tidak ingin hal semacam , um, keuntungan yang tidak adil.” Lissa memutar bola matanya. “Itu bukan masalah, dan kau tahu itu. Yang ini aman, aku bersumpah.” Cincin yang ia berikan adalah sebuah jimat, yang telah dimasukkan tipe sihir langka yang ia punya. Semua Moroi mengontrol satu dari lima elemen: tanah, udara, air, atau roh. Roh adalah elemen yang paling langka – sangat langka, yang sudah terlupakan selama berabad-abad. Lalu kemudian Lissa dan beberapa orang muncul dengan kemampuan ini. Tidak seperti elemen yang lain, yang lebih condong bersifat alami dan fisik, roh terikat dengan pikiran dan semua fenomena gaib. Tidak satupun orang mereka yang benar-benar bisa memahaminya. Membuat jimat dengan roh adalah sesuatu yang baru-baru ini Lissa coba – dan dia tidak terlalu bagus dalam hal ini. Kemampuan roh terbaiknya adalah menyembuhkan, jadi dia terus mencoba untuk membuat jimat penyembuh. Yang terakhir adalah sebuah gelang yang tergantung di tanganku. “Yang satu ini bekerja. Hanya sedikit, tapi benda ini akan menolong untuk menjauhkan kegelapan selama tes.” Dia berbicara dengan ringan, tapi kami berdua tahu keseriusan dari makna kata-katanya.
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com Dengan semua anugerah yang diberikan sihir roh, maka ada harga yang harus dibayarkan: kegelapan yang ditunjukkan sekarang dengan kemarahan dan kebingungan, dan bahkan terkadang mengarah ke arah kegilaan. Kegelapan yang terkadang mengalir kepadaku melalui ikatan kami. Lissa dan aku pernah membicarakan tentang jimat dan kekuatan penyembuhnya, kami bisa melawan ini semua. Yang juga merupakan sesuatu yang harus kami kuasai. Aku memberinya senyuman yang lemah, bergerak demi menanggapi perhatiannya, dan menerima cincin itu. Benda ini tidak membakar tanganku yang berarti tandatanda yang menjanjikan. Cincin ini kecil dan hanya muat untuk jari kelingkingku. Aku tidak merasakaan hal apapun saat aku memakainya. Terkadang hal itu terjadi dengan jimat penyembuh. Atau ini berarti cincin ini benar-benar tidak ada gunanya. Sepanjang ini tidak ada hal yang menyakiti terjadi. “Trims,” kataku. Aku merasa kebahagian menyapu diriku melalui pikirannya dan kami melanjutkan perjalanan kami. Aku mengangkat tanganku, mengagumi bagaimana batu-batu hijau berkerlap-kerlip. Perhiasan bukanlah ide yang bagus untuk dilibatkan dalam aktivitas fisik yang akan kuhadapi, tapi aku bisa memakai sarung tangan untuk menutupinya. “Sulit rasanya mempercayai setelah semua ini, kita akan berakhir disini dan akan segera keluar ke dunia nyata,” aku merenung terlalu keras, tidak terlalu mempertimbangkan kata-kataku sendiri. Di sampingku, tubuh Lissa mengeras, dan aku mendadak menyesali ucapanku. ‘Keluar ke dunia nyata’ maksudnya Lissa dan aku akan berada di bawah kendali sebuah tugas yang pernah dia -- dengan berat hati – janjikan untuk menolongku beberapa bulan yang lalu. Saat di Siberia, aku mempelajari kalau ada kemungkinan untuk mengembalikan Dimitri menjadi seorang dhampir lagi seperti aku. Kesempatannya kecil – mungkin hanya sebuah kebohongan – dan mempertimbangkan bagaimana dia mencoba untuk membunuhku, aku tidak memiliki ilusi kalau aku memiliki pilihan lain selain membunuh dia jika kematian menimpanya atau diriku. Tapi jika ada sebuah cara yang memungkinkan diriku untuk menyelamatkannya sebelum hal tersebut terjadi, aku harus menemukannya. Sayangnya, satu-satunya cara bagi kami untuk membuat keajaiban ini menjadi nyata harus lah melalui tindak kriminal. Tidak hanya melalui orang kriminal juga: Victor Dashkov, seorang Moroi bangsawan yang telah menyiksa Lissa dan melakukan segala tindak kekejaman yang membuat kehidupan kami terasa seperti di neraka. Keadilan sudah ditegakkan dan Victor telah terkunci jauh di penjara, namun sebenarnya merupakan hal yang rumit. Kami menyadari sepanjang keberadaannya yang ditakdirkan untuk hidup di belakang jeruji tahanan, dia merasa tidak memliki alasan untuk berbagi apa yang dia tahu tentang saudara laki-laki tirinya –seseorang yang pernah diduga menyelamatkan seorang Strigoi. Aku memutuskan – mungkin secara tidak logis – kalau Victor mungkin akan menyerahkan informasi itu jika kami menawarkan kepadanya satu hal yang tidak bisa diberikan orang lain: kebebasan.
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com Ide ini bukanlah sesuatu yang konyol untuk bisa dilakukan dengan banyak alasan. Pertama, aku tidak yakin kalau rencana itu bisa berhasil. Hal ini sejenis sebuah rencana yang besar. Kedua, aku sama sekali tidak tahu bagaimana cara mementaskan adegan sebuah pembobolan penjara, bahkan kami tidak tahu dimana penjaranya. Dan terakhir, sebuah fakta kalau kami harus melepaskan musuh abadi kami. Hal in cukup menghancurkanku, membiarkan Lissa sendirian. Apalagi ada banyak masalah yang dihadirkan ide ini untuknya – dan percayai aku, memang begitu – dia telah bersumpah akan menolongku. Aku sudah menawarkan untuk membebaskannya dari sumpahnya itu berlusin-lusin kali di beberapa bulan terakhir ini, tapi dia tetap bersikeras. Tentu saja, mempertimbangkan kami bahkan tidak memiliki cara untuk menemukan penjaranya, sumpahnya mungkin tidak akan menjadi masalah pada akhirnya. Aku mencoba mengisi keheningan yang canggung diantara kami, langsung menjelaskan kalau aku bersungguh-sungguh untuk bisa merayakan ulang tahunnya dengan gaya minggu depan. Usahaku itu diinterupsi oleh Stan, satu dari instruktur lamaku. “Hathaway!” Dia menyalak, datang dari arah lapangan. “Senang melihat kau bergabung dengan kami. Masuk kau sekarang!” Pikiran tentang Victor menghilang dari pikiran Lissa. Lissa memberikan pelukan kilat untukku. “Semoga berhasil,” dia berbisik. “Tapi kamu tidak memerlukannya.” Ekspresi Stan mengatakan padaku kalau ucapan perpisahan-sepuluh-detik ini lebih lama dari kenyataannya. Aku menyeringai pada Lissa sebagai ucapan terimakasih, dan kemudian dia pergi untuk mencari teman-teman kami yang berada di tempat penonton saat aku mengekori Stan. “Kau beruntung karena tidak menjadi salah satu yang mendapat giliran pertama,” dia menggeram. “Orang-orang bahkan membuat taruhan apakah kau muncul atau tidak.” “Benarkah?” aku bertanya senang. “Rintangan apa yang ada disana? Karena aku bisa saja merubah pikiranku dan mengambil uang taruhanku. Untuk menambah sedikit uang saku.” Matanya yang tajam mengarah padaku, memperingatkan kalau tidak ada lagi katakata yang dibutuhkan saat kami memasuki area tempat menunggu untuk ke lapangan, berseberangan dari tempat penonton. Hal ini selalu membuatku terkagum-kagum di masa lalu tentang bagaimana jerih upaya untuk bisa sampai ke ujian ini, aku rasa kagumku tidak berkurang sekarang saat aku menatapnya lebih dekat. Barak tempat para novis menunggu dibangun dari kayu, lengkap dengan atapnya. Bentuknya terlihat seolah merupakan bagian dari stadion in sejak lama. Bangunan Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com ini dibangun dengan sangat cepat and juga akan dengan sangat cepat di hancurkan sesaat setelah ujian ini selesai. Sebuah pintu masuk seluas tiga orang berjajar memberikan celah untuk melihat ke lapangan, dimana satu dari teman sekelasku tengah menunggu dengan cemas, menunggu namanya dipanggil. Segala rintangan sudah diatur disini, tantangan tes keseimbangan dan koordinasi saat tengah bertarung dan menghindari para pengawal dewasa yang bisa saja bersembunyi di sekitar benda-benda dan sudut. Dinding kayu telah dibangun di sisi lapangan, menciptakan jalan-jalan yang memusingkan. Jaring-jaring dan panggung yang bergoyang-goyang menggantung di sepanjang area, dirancang untuk mengetes seberapa baik kami bertarung di bawah kondisi yang sulit. Beberapa novis lain berkerumun di pintu masuk, berharap mendapat keuntungan dengan menonton yang sudah lebih dulu masuk dari mereka. Tidak termasuk aku. Aku akan masuk kesana dengan kondisi buta, yakin untuk menghadapi apa pun yang mereka lempar padaku. Mempelajari lapangan sekarang hanya akan membuatku terlalu banyak berpikir dan panik. Tenang adalah satu-satunya hal yang aku butuhkan sekarang. Jadi aku bersandar di satu dari dinding barak dan memperhatikan sekelilingku. Kelihatannya aku benar-benar akan muncul paling terakhir dan aku menduga-duga berapa banyak orang yang kehilangan uangnya karena bertaruh atas kehadiranku. Beberapa teman sekelasku berbisik-bisik dalam kelompok. Beberapa sedang melakukan latihan pemanasan dan perenggangan. Yang lain berdiri dengan para instruktur yang menjadi mentor. Guru-guru itu berbicara dengan sungguh-sungguh kepada murid-murid mereka, memberikan katakata nasihat terakhir. aku terus mendengar kata fokus dan tenang. Melihat para instruktur itu membuat jantungku sesak. Begitulah yang kubayangkan dulu tentang hari ini. Aku membayangkan Dimitri dan aku berdiri bersama, bersamanya yang terus mengatakan padaku untuk menganggap hal ini serius dan tidak kehilangan ketenanganku saat aku berada di lapangan. Alberta telah memberikan latihan yang lumayan untukku sejak aku kembali dari Rusia, tapi sebagai kapten, dia berada di lapangan sekarang, sibuk dengan segala macam hal yang berbau tanggung jawab. Dia tidak punya waktu untuk datang kesini dan menggenggam tanganku. Teman-temanku yang mungkin menawarkan kehangatan – Eddie, Meredith, dan yang lainnya – tengah berpegangan dalam ketakutan mereka bersama. Aku sendirian. Tanpa Lissa atau dimitri – atau, siapapun – aku merasakan rasa sakit yang mengejutkan dari kesendirian yang membanjiri tubuhku. Ini tidak benar. Aku tidak seharusnya sendirian. Dimitri harusnya disini bersamaku. Itulah yang seharusnya terjadi. Aku menutup mataku, membiarkan diriku sendiri berpura-pura kalau dia ada disini, hanya beberapa inci saat kami berbicara. “Jangan khawatir, komrad. Aku bisa melakukan semua ini dengan menutup mata. Hei, mungkin aku benar-benar bisa melakukannya. Apa kau punya sesuatu yang bisa aku gunakan? Jika kau baik padaku, aku bahkan akan membiarkanmu mengikatkannya sendiri padaku.” Mengingat fantasi ini terjadi setelah kami tidur Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com bersama, ada kemungkinan besar dia mau membantu membukakan penutup mataku – daripada hal yang lain. Aku bisa dengan jelas membayangkan gelengan jengkel kepalanya yang kupuroleh oleh ulahku. “Rose, aku bersumpah, terkadang setiap hari bersamamu terasa seperti ujian personal bagi diriku sendiri.” Tapi aku tahu dia tersenyum dan ada rasa bangga yang ia perlihatkan serta dorongan yang ia berikan padaku saat aku melangkah ke lapangan adalah satu-satunya hal yang aku perlukan untuk melalui ujian itu – “Apa kau sedang meditasi?” Aku membuka mataku, heran dengan suara itu. “Ibu? Apa yang kau lakukan disini?” Ibuku, Janine Hathway, berdiri di depanku. Dia hanya beberapa inci lebih pendek dariku tapi sudah cukup memiliki pengalaman bertarung untuk seseorang yang ukurannya dua kali lipat dari badanku. Tampilan berbahaya dari wajah kecokelatannya berani mengahadapi siapapun yang membawa tantangan. Dia memberikanku senyuman masam dan meletakkan satu tangannya ke pinggulnya. “Sejujurnya, apa kau merasa aku tidak akan datang melihatmu?” “Aku tidak tahu,” aku mengakui, merasa sedikit bersalah karena meragukan kehadirannya. Dia dan aku tidak terlalu sering berhubungan selama beberapa tahun, dan tes ini adalah kesempatan terbaru kami --- sebagian besar merupakan kesempatan yang buruk – untuk memulai membangun kembali hubungan kami. Selama sebagian besar hidupku, aku masih tidak tahu bagaimana perasaanku mengenai dirinya. Aku terombang-ambing diantara gadis kecil yang membutuhkan kehadirannya sebagi seorang ibu yang selalu tidak ada dan kemarahan seorang remaja karena merasa dibuang. Aku juga tidak benar-benar yakin apakah aku sudah memaafkannya pada saat secara ‘tidak sengaja’ ia memukulku dalam sebuah pertarungan pura-pura. “Aku pikir kau punya, kau tahu kan, banyak hal penting yang harus dilakukan.” “Tidak mungkin aku melewatkan acara ini.” Dia mencondongkan kepalanya ke arah barisan penonton, membuat rambut pirang keritingnya bergoyang. “Begitu juga ayahmu.” “APA?” Aku segera menuju ke arah pintu masuk dan mengintip ke arah lapangan. Pandanganku ke arah penonton tidaklah sangat bagus, terima kasih kepada semua rintangan di lapangan, tapi cukup baik. Disanalah dia: Abe Mazur. Dia mudah terlihat, dengan janggut dan kumis hitamnya, sebagus skarf rajut hijau jamrud berpadu padan dengan kemejanya. Aku bahkan bisa melihat kilauan dari anting emasnya. Dia mungkin akan meleleh dengan hawa panas disini, tapi aku menduga dia membutuhkan lebih dari sekedar keringat untuk menjinakkan selera dandanan nya yang mewah. Jika hubunganku dengan ibuku cukup sederhana, hubunganku dengan ayahku kenyataannya tidak pernah ada. Aku pernah bertemu dengannya di bulan Mei dan bahkan setelah itu aku tidak tahu, tidak sampai aku kembali dan mengetahui kalau aku adalah putrinya. Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com Semua dhampir memiliki satu orang tua Moroi, dan dia adalah orang tuaku. Aku masih tidak yakin bagaimana perasaanku padanya. Kebanyakan dari latar belakangnya masih merupakan misteri, tapi ada banyak gosip yang mengatakan kalau ia terlibat bisnis ilegal. Orang-orang juga bertingkah seolah dia adalah tipe pematah lutut seseorang. Di Rusia, mereka memanggilnya Zmey: sang ular. Saat aku menatapnya dengan heran, ibuku berjalan kesampingku. “Dia akan senang kau melakukannya tepat waktu,” katanya. “Dia bertaruh banyak kalau kau akan muncul. Dia bertaruh uang untukmu, jika itu bisa membuatmu merasa lebih baik.” Aku mengerang “Tentu saja. Tentu saja dia akan menjadi bandar dari semua itu. Harusnya aku sudah tahu sesegera –“ rahangku terasa jatuh. “Apa dia sedang berbicara dengan Adrian?” Yup. Seseorang yang sedang duduk di samping Abe, Adrian Ivashkov – pacar lebih atau kurangku. Adrian adalah seorang Royal bangsawan – dan pengguna sihir roh seperti Lissa. Dia tergila-gila padaku (Dan seringnya hanya gila) sejak pertama kali kami bertemu, tapi mataku hanya untuk Dimitri. Setelah kegagalanku di Rusia, aku kembali dan berjanji memberikan Adrian sebuah kesempatan. Yang mengagetkanku, segala hal ... berjalan dengan baik diantara kami. Bahkan sangat baik. Dia telah menuliskan sebuah proposal mengapa mengencaninya terdengar sebagai keputusan. Proposal itu termasuk hal-hal seperti ‘aku akan berhenti merokok, kecuali aku benar-benar, sungguh-sungguh membutuhkannya’ dan ‘aku akan memberikan kejutan romantis setiap minggu, seperti: sebuah piknik mendadak, mawar-mawar, atau sebuah perjalanan ke Paris – tapi bukan satu dari beberapa hal tersebut karena mereka tidak lagi merupakan kejutan sekarang. Bersamanya tidak seperti saat aku bersama Dimitri, tapi kemudian, aku menduga kalau tidak ada dua hubungan yang bisa-bisa terasa sama. Ada dua laki-laki berbeda. Aku masih terbangun sepanjang waktu, kesakitan atas hilangnya Dimitri dan cinta kami. Aku menyikasa diriku sendiri atas kegagalanku membunuhnya di Siberia dan membebaskannya dari kondisi tidak-bisa-mati. Meskipun begitu, rasa kehilangan itu tidak mengartikan kalau kehidupan romantisku telah berakhir – terkadang aku membutuhkan waktu untuk menerimanya. Melupakan sangatlah sulit, tapi Adrian telah membuatku bahagia. Dan untuk sekarang, semua yang ia berikan cukup bagiku. Tapi itu bukan berarti aku ingin dia bersantai-santai dengan ayah mafiaku juga. “Dia itu pengaruh buruk!” Aku protes. Ibuku mendengus. “Aku ragu Adrian akan bisa banyak mempengaruhi Abe.” “Bukan Adrian! ABE! Adrian sedang belajar berperilaku baik. Abe akan mengacaukan semaunya.” Bersamaan dengan merokok, Adrian sudah bersumpah untuk berhenti minum dan semua sifat buruk lain dalam proposal berkencannya. Aku mengerling ke arah Adrian dan Abe di seberang padatnya penonton, mencoba menduga topik apa yang bisa menjadi sangat menarik. “Apa yang sedang mereka bicarakan?”
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com “Kurasa topiknya paling tidak masalah-masalahmu sekarang.” Janine Hathway bukan siapa-siapa dalan hal yang tidak berhubungan dengan yang berbau praktek. “Jangan terlalu mengkhawatirkan mereka dan lebih khawatirkan ujiannya.” “Apa kau rasa mereka sedang membicarakan aku?” “Rose!” Ibuku memberikan pukulan ringan dilenganku dan aku kembali menarik fokus mataku ke arahnya. “Kau harus menganggap hal ini seirus. Tetaplah tenang dan fokusmu jangan teralihkan.” Kata-katanya sangat mirip dengan apa yang dikatakan Dimitri dalam imajinasiku, membuat sebuah senyuman perlahan muncul di wajahku. Aku tidak sendirian disini ternyata. “Apa yang lucu?” dia bertanya khawatir. “Bukan apa-apa,” kataku, memeluknya. Dia menegang awalnya dan kemudian badanya terasa santai, sebenarnya memelukku balik sebentar dan melepaskannya. “Aku senang kau ada disini.” Ibuku bukanlah seseorang yang bisa menunjukkan rasa kasih sayangnya dan aku mendapatkannya lengah. “Baiklah,” katanya, jelas sekali terlihat bingung, “Aku sudah bilang padamu kalau aku tidak akan melewatkannya.” Aku melirik kembali ke arah penonton. “Abe, sebaliknya, aku tidak terlalu yakin.” Atau ... tunggu. Sebuah ide aneh datang padaku. Tidak, sebenarnya tidak terlalu aneh. Curang atau tidak, Abe memiliki koneksi – seseorang yang cukup berkuasa untuk menyelipkan sebuah pesan ke Victor Dashkov di penjara. Abe adalah seseorang yang pernah dimintai informasi tentang Robert Doru, Saudara laki-laki Victor yang menguasai roh, sebagai kebaikan hatinya untukku. Ketika Victor sudah mengirim balik suratnya dan mengatakan kalau dia tidak memiliki alasan untuk menolong Abe untuk apa yang ia butuhkan, aku dengan cepat mengubah pemikiran dari meminta bantuan ayaku dan melompat ke ide membobol penjara. Tapi sekarang – “Rosemarie Hathaway!” Alberta yang memanggilku, suaranya memekik dan kencang. Terdengar seperti terompet, sebuah panggilan untuk bertarung. Semua pikiran tentang Abe dan Adrian – dan ya, bahkan Dimitri – menghilang dari pikiranku. Kurasa ibuku mengharapkan agar aku berhasil, tapi kata-kata tepatnya sudah tidak terdengar lagi saat aku berdiri menghadapi Alberta dan lapangan. Gelombang adrenalin menggelora dalam diriku. Semua perhatianku sudah berada pada apa yang ditempatkan di depanku: Ujian yang akhirnya akan menjadikanku seorang pengawal.
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com
UJIANKU TERASA TERLIHAT SAMAR. Kau pasti berpikir, mengingat ujian ini merupakan bagian paling penting dalam kehidupan pendidikanku di ST. Vladimir, sehingga aku harusnya mengingat segalanya dalam kesempurnaan, detil yang mengagumkan. Namun pikiran terbaruku sepertinya menyadarkanku. Bagaimana bisa semua ukuran ini sebanding dengan apa yang pernah aku alami? Bagaimana bisa pertempuran pura-pura ini dibandingkan dengan kepungan Strigoi yang pernah menyerbu sekolah kami? Aku harus berdiri memunggungi perasaan aneh yang melimpah, tidak mengetahui jika dia yang kucintai masih hidup atau telah mati. Dan bagaimana bisa aku takut pada pertarungan yang menhadapi satu dari instruktur sekolahku setelah mengalami perkelahian dengan Dimitri? Dia sangat mematikan saat menjadi dhampir dan tambah parah saat menjadi Strigoi. Tidak satupun dari semua yang aku maksudkan itu bisa ditandingi oleh ujian ini. Ujian ini serius. Banyak novis yang gagal dalam ujian ini selama ini, dan aku menolak untuk menjadi salah satu dari mereka. Aku telah diserang dari segala sisi, oleh para pengawal yang telah bertarung dan melindungi Moroi sejak sebelum aku lahir. Arena pertarungan tidak datar, yang artinya begitu rumit di segala bagian. Mereka memenuhi arena dengan alat-alat aneh dan banyak rintangan, balok dan pijakan yang menguji keseimbanganku – termasuk sebuah jembatan yang telah mengingatkanku secara menyakitkan tentang malam terakhir aku melihat Dimitri. Aku mendorongnya setelah menancapkan sebuah pasak perak ke jantungnya – sebuah pasak yang jatuh saat ia terjerembab ke dalam sungai di bawah jembatan. Jembatan di arena sedikit berbeda dengan jembatan kayu yang kuat seperti tempat dimana Dimitri dan aku berkelahi di Siberia. Jembatan yang ini reyot, jalan kecil dengan konstruksi yang buruk yang terbuat dari potongan kayu dengan hanya ada tali yang memagari sebagai dukungan terhadap jembatan itu. Setiap langkah membuat seluruh jembatan bergoyang dan mengayun, dan lubang-lubang di papan menunjukkan padaku dimana tempat para mantan teman sekelasku (dengan tidak beruntung bagi mereka) menemui titik kelemahan. Ujian yang mereka tugaskan untukku di jembatan mungkin adalah yang paling buruk diantara semuanya. Tujuanku adalah untuk mendapatkan “Moroi” dan menjauhkannya dari kelompok “Strigoi” yang sedang mengejar. Moroi sedang diperankan oleh Daniel, pengawal baru yang datang bersama pengawal lain ke sekolah untuk menggantikan para pengawal yang terbunuh dalam penyerangan. Aku tidak terlalu mengenalnya, tapi untuk ujian kali ini, dia berperan sungguh sangat jinak dan tidak berguna – bahkan sedikit ketakutan, sama seperti Moroi manapun yang mungkin akan ku kawal kelak. Dia memberiku sedikit perlawanan saat menginjak jembatan itu, dan aku menggunakan keahlian ketenanganku, lebih banyak menggunakan suara membujuk agar membuatnyapada akhirnya mau berjalan di depanku. Sebenarnya mereka sedang menguji keahlian orang-orang sama baiknya dengan keahlian bertarung.
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com Tidak jauh di belakang kami di jalan itu, aku telah tahu para pengawal yang berperan sebagai Strigoi akan datang. Danial melangkah dan aku membayanginya, masih memberikan jamina kemanan saat semua inderaku terus dalam kondisi waspada. Jembatan berayun menggila, mengatakan padaku dengan sebuah sentakan kalau para pengejar kami sudah bergabung. Aku melirik ke belakang dan melihat tiga “Strigoi” mendatangi kami. Para pengawal yang memainkan peran Strigoi telah melakukan pekerjaan yang mengagumkan – bergerak dengan ketangkasan dan kecepatan yang sama dengan Strigoi asli bisa lakukan. Mereka akan menyusul kami jika kami tidak bergerak maju. “Kau mekakukannya dengan bagus sekali,” kataku pada Daniel. Sangat sulit untuk tetap menjaga nada suaraku dengan tepat. Berteriak kepada Moroi mungkin akan membuat mereka syok. Terlalu benayak kelembutan membuat mereka berpikir kalau in tidak seirus. “Dan aku tahu kau bisa bergerak lebih cepat lagi. Kita perlu mendahului mereka – mereka semakin dekat. Aku tahu kau pasti bisa melakukannya. Ayolah.” Aku harus melewati bagian membujuk dari ujian ini karena dia jelas mempercepat langkahnya – tidak cukup cepat untuk menandingi kecepatan empat pengejar kami, tapi itu hanyalah awalnya. Jembatan bergerak menggila lagi. Daniel memekik dengan meyakinkan dan membeku, mencengkarm sisi tali dengan kuat. Di depan dia, aku melihat pengawal lai – sebagai- Strigoi menunggu di sisi berlawanan dari jembatan. Aku yakin namanya adalah Randall, instruktur baru yang lain. Aku seperti roti lapis diantara dia dan gerombolan di belakangku. Tapi Randall tetap diam, menunggu di kayu pertama jembatan sehingga dia bisa menggoyangkan jembatan ini dan membuatnya semakin sulit bagi kami. “Terus berjalan,” aku mendorongnya, pikiranku berputar. “Kau bisa melakukannya.” “Tapi ada Strigoi disana! Kita terjebak,” Daniel berteriak. “Jangan khawatir. Aku akan melawannya. Bergerak saja.” Suaraku terdengar hebat kali ini, dan Daniel merangkak maju, terdorong oleh perintahku. Saat-saat berikutnya aku memerlukan perhitungan waktu yang tepat. Aku harus mewaspadai “Strigoi” di kedua sisi kami dan tetap membuat Daniel bergerak, semua itu dilakukan saat aku memperhitungkan dimana kami berada di jembatan. Ketika kami sudah berada hampir di tiga per lima jalan menyebrang, aku mendesis, “Berhenti di langkah keempat sekarang! cepat!” Dia menurut, bersiap berhenti. Aku berlutut, masih berbicara dengan nada rendah: “Aku akan berteriak padamu. Acuhkan saja.” dengan suara keras, agar mendapatkan keuntungan dari mereka yang mengejar kami, aku berseru, “Apa yang kau lakukan? Kita tidak bisa berhenti!” Daniel tidak peduli, dan aku kembali berbicara dengan suara kecil. “Bagus. Lihat dimana tali itu terhubung dengan dasar pagar? Pegang tali-tali itu. Pegang sekuat yang kau bisa, dan jangan lepaskan, apapun yang terjadi. Belitkan di tanganmu jika itu perlu. Lakukan sekarang!” Dia menurut. Jam terus berdetik dan aku tidak ingin membuang waktu lagi. Dalam satu gerakan, ketika masih dalam posisi membungkuk, aku berbalik dan memotong tali dengan sebuah pisau yang diberikan sepaket dengan pasakku. Mata pisaunya begitu tajam, terima kasih Tuhan. Para pengawal yang bertugas dalam ujian ini tidak Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com pernah mengacaukannya. Pisau ini tidak serta merta mengiris talinya, tetapi aku memotongnya dengan cepat sehingga si “Strigoi” di sisi kami yang lain tidak punya waktu untuk bereaksi. Talinya bergemertaak saat aku kembali mengingatkan daniel untuk terus berpegangan. Jembatan yang membagi dua berayun menuju sisi dari tangga kayu, terbawa oleh beratnya orang-orang yang berada di atasnya. Sebenarnya, berat kami lah yang paling tidak membuat keadaannya jadi begitu. Daniel dan aku telah bersiapsiap. Ketiga pengejar di belakang kami tampaknya belum siap. Dua dari mereka jatuh. Satu hanya berusaha memegang sebuah papan, tergelincir sedikit sebelum memperbaiki pegangannya. Jarak jatuhnya sebenarnya setinggi enam kaki, tapi aku sudah di peringatkan untuk tetap menganggapnya berjarak 50 kaki – sebuah jarak yang mungkin akan membunuhku dan Daniel jika kami terjatuh. Mengesampingkan semua keanehan, daniel masih berpegangan pada tali. Aku juga berpegangan sebaik mungkin, dan sekali tali dan kayu itu rebah datar memunggungi sisi tangga-tangga itu, aku mulai berjuang mnaikinya seolah yang kuinjak itu tangga. Tidak mudah untuk memanjat dengan menggunakan daniel, tapi aku melakukannya, memberiku satu kesempatan lagi untuk mengatakan padanya agar terus bertahan. Randall, yang menunggu di depan kami, belum terjatuh. Dia berhasil memijakkan kakinya saat aku memotong jembatannya, dan cukup kaget saat ia kehilangan keseimbangannya. Pulih dengan cepat, dia bergoyang-goyang di tali, mencoba menaiki permukaan yang aman di atas. Dia lebih dekat dengan permukaan itu ketimbang aku, tapi aku menangkap kakinya dan menghentikannya. Aku menyentak dirinya ke arahku. Dia mencoba memperbaiki pegangannya pada jembatan, dan kami sama-sama berjuang. Aku tahu kecil kemungkinan aku bisa menjatuhkannya, tapi aku mampu untuk memperdekat jarak kami. Akhirnya, aku melepaskan pisau yang terus kupegang dan berusaha mengambil pasak dari ikat pinggangku – sesuatu menguji keseimbanganku. Posisi Randall yang canggung memberiku kesempatan untuk menusuk jantungnya, dan aku melakukannya. Untuk ujian, kami diberikan pasak yang tumpul, tidak akan melukai kulit tetapi saat digunakan, pasak ini cukup kuat untuk meyakinkan lawan kita kalau kita tahu apa yang sedang kita lakukan. Posisiku sangat sempurna, dan Randall, mengakui kali ini merupakan pukulan yang membunuhnya, melepaskan pegangannya dan jatuh dari jembatan. Meninggalkan tugas yang menyakitkan untuk membujuk daniel naik. Butuh waktu yang cukup lama, tapi lagi-lagi, tingkahnya tidak mirip dengan karakter bagaimana seorang Moroi yang ketakutan berperilaku. Aku hanya bersyukur karena dia tidak memutuskan kalau Moroi yang sesungguhnya mungkin tidak akan bertahan untuk bertahan dan akan jatuh. Setelah semua rintangan yang datang semakin banyak, tetapi aku terus melawan, tidak pernah memperlambat seranganku atau membiarkan rasa lelah menggangguku. Aku masuk dalam tipe siap berperang, semua inderaku fokus terhadap insting terdasarku: lawan, menghindar, bunuh. Dan saat terus mendengarkan insting itu, aku masih harus berinovasi dan untuk tidak dalam ketenangan. Sebaliknya, aku tidak akan mampu untuk bereaksi terhadapa sebuah kejutan seperti di jembatan tadi. Aku mengatur semuanya, Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com melawan dengan satu-satunya pikiran untuk terus mendahulukan tugasku daripada diriku sendiri. Aku mencoba untuk tidak berpikir kalau para instrukturku adalh orang-orang yang sduah aku kenal. Aku memperlakukan mereka seperti aku memperlakukan Strigoi. Aku menark tanpa memukul. Ketika ujian ini akhirnya berakhir, aku hampir tidak menyadarinya sama sekali. Aku terus saja berdiri di tengah-tengah arena tanpa adanya penyerang yang mendatangiku. Aku sendirian. Perlahan, aku menjadi lebih waspada dengan setiap detilnya. Para penonton di pinggir arena bersorak. Beberapa instruktur saling menganggukkan kepala saat mereka bergabung. Jantungku berdetak keras. Detakannya ridak berhenti sampai Alberta dengan seringaiannya menyentuh tanganku yang akhirnya menyadarkanku kalau ujian ini sudah selesai. Ujian yang akku tunggu selama ini, berakhir serasa dalam sekejap mata saja. “Ayo,” katanya, merangkulkan tangannya di bahuku dan membimbingku ke arah pintu keluar. “Kau perlu minum dan duduk.” Bingung, aku membiarkannya membimbingku keluar dari arena, orang-orang di sekeliling kami masih bersorak dan meneriakkan namaku. Di belakang kami, aku mendengar orang-orang berkata kalau mereka harus istirahat dan memperbaiki jembatannya. Alberta membawaku kembali ke ruang tunggu dan dengan lembut mendorongku ke sebuah kursi panjang. Seseorang duduk di sampingku dan menyerahkan sebotol air. Aku berpaling dan aku menemukan ibuku disampingku. Wajahnya mengekspresikan sesuatu yang belum pernah kulihat sebelumnya: tulus, kebanggan yang luar biasa. “Hanya itu?” tanyaku akhirnya. Dia mengejutkanku lagi dengan tawa gelinya. “Hanya itu?” dia mengulangi perkataanku. “Rose, kau ada di sana hampir selama satu jam. Kau melewati ujian ini dengan warna berbeda – mungkin satu dari ujian terbaik yang pernah diperlihatkan di sekolah ini.” “Benarkah? Hanya saja ini terasa ...” mudah bukanlah kata yang cukup tepat. “ Terasa membingungkan, hanya itu.” Ibuku meremas tanganku. “Kau luar biasa. Aku sangat sangat bangga padamu.” Semua kenyataan ini benar-benar, benar-benar menyadarkanku kemudia, dan aku merasakan sebuah senyuman mekar di bibirku. “Sekarang apa yang akan terjadi?” tanyaku “Sekarang kau menjadi pengawal.” Aku sudah sering kali ditato, tapi tidak satupun dari acara itu bisa disamakan dengan upacara dan keriuhan yang terjadi saat mendapatkan tanda sumpahku.
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com Sebelum aku mendapatkan tanda molinja karena telah melakukan pembunuhan yang tidak kuharapkan, kekacauan yang targis: bertarung dengan Strigoi di Spokane, penyerangan sekolah, dan misi penyelamatan yang mneyebabkan duka cita, bukan perayaan. Setelah semua pembunuhan itu, kami tidak lagi bisa menghitung jumlahnya, dan saat pelukis tato masih mencoba untuk menghitung setiap orang yang dibunuh, mereka akhirnya memberiku sebuah tanda berbentuk bintang yang dengan cara hebat menyatakan kalau kami tidak lagi bisa menghitung berapa Strigoi yang sudah kubunuh. Membubuhkan Tato bukan proses yang cepat, meskipu kau hanya mendapatkan ukuran yang kecil, dan seluruh teman sekelasku yang lulus mendapatkannya. Upacaranya berlokasi dia gedung yang biasanya menjadi ruang makan Akademi, sebuah ruangan yang mampu dengan mengagumkan diubah menjadi sesuatu yang semewah dan seluas ruangan yang pernah kami temukan di istana. Para undangan – teman-teman, keluarga, dan para pengawal – memenuhi ruangan saat Alberta memanggil nama kami satu persatu dan membacakan nilai kami saat kami mendekati penato. Nilai ini sangat penting. Nilai ini diumumkan dan bersamaan dengan keselurahan peringkat kami, jumlah nilainya akan mempengaruhi penugasan kami selanjutnya. Moroi bisa meminta nilai khusus agar bisa menjadi pengawalnya. Lissa sudah memintaku, tentu saja, tapi meski dengan nilai terbaik di dunia sekalipun, nilai itu tidak akan bisa dibandingkan dengan semua nilai kelakuan buruk di dalam catatanku. Tidak ada Moroi dalam upacara ini, meskipun begitu ruangan ini dipenuhi oleh orang-orang yang diundang sebagai tamu oleh para lulusan baru. Kelompok lain yang berkumpul adalah para dhampir: baik yang sudah menjadi pengawal maupun yang akan menjadi pengawal seperti aku. Para tamu duduk di bagian belakang, dan para pengawal senior duduk di depan. Teman-teman sekelasku dan aku berdiri sepanjang acara, mungkin sebagai ujian terakhir dalam hal daya tahan. Aku tidak keberatan. Aku sudah mengganti pakaianku yang sobek dan kotor menjadi pakaian kedur dan sebuah sweater, pakaian yang terlihat resmi saat masih merasakan perasaan khidmat. Pakaian ini cukup enak dikenakan karena udara di dalam ruangan dipenuhi ketegangan, semua ekspresiwajah merupakan campucaran dan kebahagian karena keberhasilan kami tap juga rasa khawatir tentang peran baru dan mematikan kami di dunia. Aku menonton dengan mata bersinar saat temantemanku dipanggil naik, terkejut dan terkesan dengan beberapa nilai temanku. Eddi Castile, seorang teman dekatku, mendapatkan sebuah nilai tingi khusu dalam perlindungan Moroi satu lawan satu. Aku tidak bisa menahan senyum saat melihat penato memberikan Eddie tatonya. “Aku penasaran bagaimana ia menangani Moroinya di atas jembatan,” aku berbisik dengan nada rendaj. Eddie cukup cerdik biasanya. Disampingku, temanku yang lain, Meredith, menatapku bingung. “Apa yang sedang kau bicarakan?” Suaranya juga sama rendahnya. Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com “Saat kita kejar di jemabatan dengan Moroi kita. Moroiku adalah Daniel.” Dia masih terlihat bingung, dan aku menambahkan. “Dan mereka menempatkan Strigoi di masing-masing sisinya?” “Aku melintasi jembatan,” dia berbisik, “Tapi hanya aku sendiri yang dikejar. Aku menempatkan Moroiku melalu jalan memutar.” Sebuah tatapan dari teman sekelas di dekat kami membuat kami diam, aku menyembunyikan ekspresi ketidaksukaanku. Munkin bukan aku satu-satunya yang kebingungan melewati ujian ini. Meredith mendapatkan kenyataan kalau ia mengacau dalam tesnya sendiri. Saat namaku dipanggil, aku mendengar beberapa suara decak kagum saat Alberta membacakan nilaiku. Aku mendapakan nilai tertinggi sejauh ini. Aku senang dia tidak menyebutkan nilai akademikku. Mereka pasti akan menarik kembali kekaguman di sisa penampilanku. Aku selalu menyelesaikan kelas bertarungku dengan baik, tapi matematika dan sejarah ... sebenarnya, kedua hal itu sangat memprihatinkan, khususnya sejak aku keluar masuk dari sekolah. Rambutku digelung ketat, dengans etiap helainya dijepit sehingga penato tidak akan menemukan gangguan saat ia bekerja. I membungkukkan tubuhku dan memberinya pemandangan bagus dan mendengar sungutan keterkejutan. Leher belakangku telah ditutupi banyak sekali tanda, dia harus lebih cerdik menempatkan tanda baruku. Biasanya, pengawal baru memberikan kanvas kosong. Pria ini cukup pintar dan pada akhirnya menempatkan tandaku dengan hati-hati di tengah-tengah leherku. Tanda sumpah itu terlihat berbentuk huruf S yang memanjang dan renggang dengan bentuk ikal diujungnya. Dia menemppatkannya diantara tanda molinja, membiarkannya terlihat seperti dikelilingi seolah seperti depeluk. Proses tatonya menyakitkan, tapi aku tetap menjaga wajahku agar tetap tanpa ekspresi, tidak membiarkan wajahku mengerutkan dahi. Hasil akhirnya ditunjukkan padaku dari sebuah kaca sebelum dia menutupnya dengan perban sehingga luka tato ini bisa sembuh dengan bersih. Setelah itu, aku bergabung kembali dengan teman-teman sekelasku dan menonton sisa dari mereka yang akan menerima tato. Ini artinya berdiri untuk dua jam lagi, tapi aku tidak keberataan. Otakku masih berputar mengingat semua yang terjadi hari ini. Aku telah menjadi pengawal. Pengawal yang akan membaw kebaikan yang tulus sungguhan. Dan bersamaan dengan pemikiran tentang itu munculah banyak pertanyaan, Apa yang akan terjadi sekarang? Akankah nilaiku cuku baik untuk menghapus catatan kelakuan burukku? Akankah aku menjadi pengawal Lissa? Dan bagaimana tentang Viktor? Bagaimana dengan Dimitri? Perasaanku berubah menjadi ttidak nyaman saat efek penuh dari upacara pengawal ini menimpaku. Semua ini bukan hanya tentang Dimitri dan Viktor. Ini tentang aku – tentang sisa hidupku. Kehidupan sekolah telah berakhir. Aku tidak akan lagi memiliki guru yang mengikuti setiap gerakanku atau memperbaiki saat aku melakukan kesalahan. Semua keputusan akan bergantung pada diriku sendiri saat aku melindungi seseorang. Moroi dan dhampir yang lebih muda akan menganggapku memiliki kekuasaan. Dan aku tidak lagi mendapakan kemewahan dari latihan bertarung satu meit dan bersantai di kamarku setelah itu. Tidak ada lagi jeda istirahat saat kelas berlangsung. Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com Aku akan bertugas sepanjang waktu. Pemikiran itu menakutkanku, tekanannya hampir terlalu menyenangkan. Aku selalu menyamakan kelulusan dengan kebebasan. Sekarang, aku tidak lagi yakin. Bentuk baru seperti apa yang akan diambil dalam hidupku? Siapa yang akan memutuskan? Dan bagaimana aku bisa menjangkau Victor jika aku ditugaskan untuk menjaga seseorang selain Lissa? Di seberang ruangan, aku menemukan mata Lissa diantara para penonton. Kedua mata itu terbakar dengan kebanggaan yang sama dengan milik ibuku, dan dia menyeringai saat pandangan kami bertemu. Coba lihat wajahmu, dia menghakimiku melalui ikatan kami. Kau tidak boleh terlihat gelisah seperti itu, tidak hari ini. Kau perlu merayakannya. Aku tahu dia benar. Aku bisa menangani apa yang terjadi. Kekhawatiranku, yang begitu banyak, bisa menunggu satu hari lagi – khusunya sejak suasana hati yang gembira dari teman-teman dan keluarga yang meyakinkanku untuk merayakannya. Abe, dengan pengaruh itu, selalu terlihat bisa melakukannya, telah mengamankan sebuah ruangan banquet kecil dan melemparkan sebuah pesta untukku yang terlihat lebih cocok untuk acara debutnya kalangan bangsawan, bukan untuk kalangan bawah, para dhampir yang ugal-ugalan. Sebelum acara itu, aku kembali bergati pakaian. Pakaian pesta yang lebih cantik sekarang terlihat lebih pantas daripada kostum acara resmi molinja. Aku mengenakan sebuah atasan berlengan pendek, gaun ketat berwarna hijau jamrud dan menggantungkan nazar ku di leher, meskipun benda ini terlihat tidak cocok. Nazar ini adalah sebuah anting-anting kecil yang terlihat seperti sebuah mata, dengan corak yang berbeda dari warna biru yang mengelilinginya. Di Turki, tempat Abe berasal, benda ini dipercayai bisa memberikan perlindungan. Dia memberikannya kepada ibuku beberapa tahun yang lalu, dan kemudian ibuku memberikannya padaku. Sepanjang waktu, aku mengenakan perias wajah dan menyisir rambutku yang kusut menjadi panjang, bergelombang hitam (karena perban tatoku sama sekali tidak cocok dengan gaunku), aku tidak ter;ihat seperti seseorang yang mampu melawan monster-monster atau bahkan melemparkan pukulan. Tidak – hal itu bahkan tidak terlalu benar, aku menyadarinya sesaat kemudian. Menatap lurus ke arah cermin, aku terkejut melihat tatapan menghantui dalam mata cokelatku. Ada rasa sakit disana, sakit dan kehilangan yang bahkan tidak bisa ditutupi oleh gaun yang sangat bagus dan riasan sekalipun. Aku mengabaikannya dan bersiap untuk pesta itu, dengan cepat berlari ke tempat Adrian secepat yang aku bisa untuk melangkahkan kaki saat keluar dari asramaku. Tanpa sepatah kata, dia merengkuhku dalam dekapannya dan melimpahiku dengan sebuah ciuman. Aku jelas tidak waspada. Itu dapat diperhitungkan. Makhluk yang tidak mati tidak bisa mengagetkanku, tapi satu orang Moroi yang sembrono bisa melakukannya. Dan kali ini adalah sebuah ciuman yang sesungguhnya, satu dari yang membuatku merasa bersalah karena tenggelam di dalamnya. Aku telah memikirkan kapan kencan pertama dengan Adrian, tapi sebagian besar dari pikiran itu telah menghilang seiring berjalannya waktu. Setelah melihatnya Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com menggoda tanpa rasa malu dan tidak beranggappan serius untuk waktu yang lama, aku tidak pernah mengira untuk melihat semacam kesetian darinya dalam hubungan kami. Aku juga tidak mengharapkan untuk menemukan perasaanku yang tumbuh untuknya –yang kelihatannya sangat bertolak belakang mengingat aku masih mencintai Dimitri dan membuat jalan yang tidak mungkin untuk menyelamatkannya. Aku tertawa ketika Adrian melepaskannku. Disekitarkami, beberapa Moroi muda berhenti menonton kami. Moroi yang berpacaran dengan dhampir adalah hal yang sangat-sangat tidak umum di usia kami, tapi seorang dhampir yang terkenal dengan nama yang buruk yang mengencani keponakan kesayangan sanga ratu Moroi? Adalah hal yang tidak pernah terjadi – khususnya sejak begitu jelas betapa ratu Tatiana membenciku. Ada begitu banyak bukti saat terakhir kali aku bertemu dengannya, saat dia berteriak padaku untuk menjauhi Adrian, tetapi kata seperti itu selalu saja menghilang ditelan waktu. “Seperti sebuah pertunjukkan?” aku menanyai penonton kami. Menyadari kalau mereka telah gagal, anak-anak Moroi itu bergegas melanjutkan langkah mereka. Aku berpaling ke arah Adrian dan tersenyum. “Apa maksudnya yang tadi? Sejenis ciuman besar yang melemparkanku ke tengah tontonan publik.” “Itu,”dia berkata dengan senang, “adalah hadiah untuk tendangan yang begitu bayak kau berikan di ujian tadi.” Dia terdiam sejenak. “Itu juga karena kau jelas sekali terlihat sangat seksi dengan pakaian ini.” Aku memberinya tatapn masam. “Hadih, huh? Pacar Meredith memberinya sepasang anting berlian.” Dia memegang tanganku dan mengangkat bahu saat kami berjalan ke arah pesta. “Kau ingin berlian? Aku akan memberikanmu banyak berlian. Aku akan memandikanmu dengan berlian. Aku akan membuatkanmu gaun dari berlian. Tapi gaunnya tidak akan cukup menutupi badan.” “Kurasa aku cukup mendapatkan ciuman itu saja,” kataku, membayangkan Adrian mendandaniku seolah aku modl pakaian renang. Atau penari galah. Perhiasan juga mendadak membawaku pada kenangan yang tidak kuinginkan. Saat Dimitri menawanku di Siberia, membuaiku dengan kebahagian sendiri karena gigitannya, ia juga memandikanku dengan perhiasan juga. “Aku tahu kau hebat,” lanjut Adrian. Kehangatan musim panas bertiup sepoi-sepoi mengibarkan rambut cokelatnya yang selalu ia atur setiap harinya dengan sungguh— sungguh, dan dengan tangannya yang bebas, dia tanpa berpikir lagi mencoba mengaturnya kembali ketempatnya. “Tapi aku tidak sadar berpa banyak sampai aku melihatmu menjatuhkan para pengawal disana.” “Apakah itu maksudnya kalau kau akan menjadi lebih baik padaku?” godaku. “Aku sudah begitu baik padamu,” katanya dengan angkuh. “Apa kau tahu betapa inginnya sebatang rokok sekarang? Tapi tidak. Aku dengan berani telah bertahan Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com melalui penarikan diri dari nikotin – semuanya untukmu. Tapi kupikir melihatmu di luar sini membuatku harus sedikit berhati-hati untuk berada di sekitarmu. Ayahmu yang gila itu sejenis orang yang membuatku harus berhati-hati juga.” Aku mengerang, mengingat kembali bagaimana Adrian dan Abe duduk bersama. “Tuhan. Apa kau benar-benar harus bergaul dengannya?” “Hey, dia mengagumkan. Sedikit sensitif, tapi mengagumkan. Kebersamaan kami menyenangkan.” Adrian membukakan pintu bangunan yang kami cari. “Dan dia hebat dengan cara dia sendiri juga. Maksudku, Seorang pria lain yang mengenakan scarf seperti itu? Dia akan ditertawakan di sekolah ini. Tapi bukan Abe. Dia melawan seseorang hampir seburuk yang akan kau lakukan. Kenyatannya ...” Suara Adrian berubah gugup. Aku terkejut menatapnya. “Kenyatannya apa?” “Well, Abe bilang dia suka padaku. Tapi dia juga dengan jelas menyampaikan padaku jika aku menyakitimu atau melakukan sesuatu yang jahat padamu.” Adrian meringis. “Kenyatannya, dia mendeskripsikan apa yang bisa dia lakukan dengan detil gambarannya. Kemudian, hanya dengan seperti itu, dia menggantinya dengan topik lain, acak, dan menyenangkan. Aku suka pria itu, tapi dia menakutkan.” “Dia sudah keluar batasan!” Aku tertegun tepat di depan ruangan pesta. Melalui pintu itu, aku mendengar bunyi percakapan. Kami sepertinya merupakan yang terakhir datang. Kurasa itu artinya aku harus membuat sebuah langkah masuk yang berana dan pantas untuk menghargai para undangan. “Dia tidak punya hak mengancam pacarku. Usiaku sudah delapan belas tahun. Aku sduah dewasa. Aku tidak butuh bantuannya. Aku bisa mengancam pacarku sendiri.” Kejengkelanku membuat Adrian geli, dan membuatnya tersenyum malas padaku. “Aku setuju denganmu. Tapi itu bukan berarti aku tidak akan mendengarkan ‘sarannya’ dengan serius. Wajahku terlalu tampan untuk menempuh resiko itu.” Wajahnya memang tampan, tapi itu tidak menghentikanku untuk menggoyangkan kepalaku dalam kejengkelan. Aku menggapai pemegang pintu, namun Adrian menarikku. “Tunggu,” katanya. Dia menarikku lagi ke dalam pelukannya, bibir kami bertemu dalam ciuman panas berikutnya. Tubuhku menempel keras padanya, dan aku menemukan diriku sendiri bingung dengan perasaanku senderi dan kesadaran bahwa aku mencapai sebuah titik dimana aku mungkin ingin lebih dari sekedar ciuman. “Ok,” kata Adrian saat kami akhirnya selesai, “Sekarang kita bisa masuk.” Dia masih memiliki nada ringan yang sama dalam suaranya, tapi mata hijau gelapnya, aku melihat hasrat yang menayal. Aku bukan satu-satunya yang berpikir tentang sesuatu yang lebih dari sekedar ciuman. Sejauh ini, kami menghindari diskusi tentang seks, dan dia sesungguhnya sangat baik dengan tidak menekanku. Kurasa ia tahu kalau aku belum siap setelah Dimitri, tapi di saat seperti ini, aku bisa melihat betapa sulitnya Adrian untuk menahan diri.
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com Hal ini melembutkan sesuatu di dalam diriku, dan aku berdiri di atas jari kakiku, aku memberikannnya ciuman yang lain. “Apa maksudnya itu?” tanyanya beberapa saat kemudian. Aku menyeringai. “Hadiahmu.” Saat kami akhirnya sampai ke pesta itu, semua orang di ruangn itu menyelamatiku dengan sorakan dan senyuman bangga. Dahulu kala, aku tumbuh dengan baik sebagai pusat dari perhatian. Hasrat itu perlahan memudar, tapi sekarang, aku memasang wajah percaya diri dan menerima pujian kekasihku dengan angkuh dan bahagia. Aku mengangkat tanganku dengan perasaan berjaya, menghasilkan lebih banyak tepuk tangan dan persetujuan. Pestaku juga hampir sekabur ujianku. Kau tidak benar-bear sadar berapa banyak orang yang peduli padamu hingga mereka semua berbali mendukungmu. Ini membuatku merasa rendah hati dan hampir menangis. Aku menyimpanperasaan itu untukku sendiri. Aku bisa mulai menangis dia pesta kemenanganku sendiri. Semua orang ingin berbicara padaku, dan aku terus terkejut dan senang setiap kali orang yang baru menghampiriku. Tidak terlalu sering bagiku untuk bisa menemui semua orang yang begitu aku cintai dalam satu tempat, dan dengan gelisah, aku menyadari bahwa kesempatan ini mungkin tidak akan pernah datang lagi. “Sebenarnya, kau akhirnya telah mendapatkan izin untk membunuh. Ini cuma masalah waktu.” Aku berbalik dan bertemu mata jahil Christian Ozera, seseorang yang pernah begitu menyebalkan yang berubah menjadi seorang teman baik. Sangat menyenangkan, kenyatannya, dalam semangat kebahagianku, aku menarinya dan memeluknya – sesuatu yang sudah pasti tidak ia harapkan. Aku telah mengejutkan setiap orang hari ini. “Whoa, whoa,” katanya melangkah mundur, wajahnya memerah. “Sangat terlihat. Kau satu-satunya cewek yang bisa begitu emosi tentang pikiran membunuh. Aku bahkan tidak ingin berpikir tentang apa yang akan terjadi ketika kau dan Ivashkov cuma tinggal berdua.” “Hey, lihat siapa yang sedang bicara. Kau yang sudah tidak sabar untuk keluar sana.” Christian mengangkat bahu, setuju. Ini adalah aturan baku dalam dunia kami: Pengawal melindungi Moroi. Moroi tidak ikut serta dalam pertarungan. Namun setelah serangan Strigoi yang baru-baru ini terjadi, banyak dari Moroi – meskipun bukan mayoritas – telah mulai memperdebatkan kalau inilah saatnya bagi Moroi untu melangkah maju dan mulai membantu para pengawal. Pengguna api seperti Christian sesungguhnya sangat bernilai mengingat metode membakar adalah satu dari car terbaik untuk membunuh satu Strigoi (bersama dengan memasak dan pemenggalan kepala). Sekarang pergerakan untuk mengajari Moroi bertarung – dengan sengaja – terhenti di pemerintahan Moroi; tapi hal tersebut bukan berarti bisa menghentikan beberapa Moroi yang berlatih dalam kerahasiaan. Christian adalah satu diantaranya. Melirik kesamping dirinya, aku mengerjap dengan heran. Ada seseorang bersamanya, seseorang yang tidak aku sadari keberadaanya. Jill Mastrano menungu didekatnya seperti sebuah bayangan. Moroi yang baru masuk –
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com sebenarnya, sebentar lagi menjadi siswa tingkat kedua – Jill maju sebagai seseorang yang ingin bertarung. Dia menjadi murid Christian. “Hey, Jill,” kataku, memberikanya senyuman hangat. “Trims sudah datang.” Wajah Jill memerah. Dia memutuskan untuk belajar melindungi dirinya sendiri, tapi dia semakin menjadi kebingungan di antara yang lain – khususnya diantara ‘selebritis’ seperti aku. Bertele-tele adalah reaksinya ketika ia gugup. “Aku memang harus datang,” katanya, menyampingkan rambut cokelat muda panjangnya yang menjuntai di wajahnya. Seperti biasa, jalinannya terlihat keriting. “Maksudku,apa yang telah kau lakukan itu sangat keren. Di ujian. Semua orang kagum. Aku dengar satu dari pengawal berkata kalau mereka belum pernah melihat yang seperti dirimu, jadi saat Christian menanyaiku apakah aku akan datang, tentu saja aku harus datang. Oh!” Mata hijau mudanya melebar. “Aku bahakan lupa mengucapkan selamat padamu. Maafkan aku, Selamat ya.” Disampingnya, Christian berjuang untuk menjaga agar ekspresi wajahnya tidak berubah. Aku tidak berusaha sama sekali untuk menahannya dan tertawa sambil memeluk Jill juga. Aku akan berada dalam masalah serius jika berubah menjadi hangat dan berbulu. Status pengawalku bisa langsung dicabut jika aku masih seperti ini. “Terima kasih. Apa kalian berdua sudah siap menangani pasukan Strigoi?” “Segera,” sahut Christian. “Tapi kami mungkin memerlukan bantuanmu.” Dia tahu benar sama seperti aku kalau Strigoi adalah jalan keluar dari persekutuan mereka. Sihir apinya sangat membantuku, tapi kalau dia hanya sendiri? Akan menjadi cerita yang berbeda. Dia dan Jill mengajari diri mereka sendiri untuk menggunakan sihir sebagai alat perlawanan, dan saat aku punya waktu diantara dua kelas, aku mengajari mereka beberapa gerakan bertarung. Wajah Jill sedikit memuram. “Latihan ini akan berhenti ketika Christan pergi.” Aku berbalik ke arah Christian. Bukan hal yang mengejutkan kalau ia akan pergi. Kami semua akan pergi. “Apa yang akan kau lakukan dengan dirimu?” tanyaku. Dia mengangkat bahu. “Pergi ke istana bersama kalian. Bibi Tasha bilang kami harus membicarakan masa depanku.” Dia meringis. Apapun rencana yang ia miliki, sepertinya tidak sama dengan rencana milik Tasha. Sebagian besar Moroi bangsawan akan pergi ke kampus elit. Aku tidak yakin apa yang adalam pikiran Christian sekarang. Adalah sebuah latihan standar setelah kelulusan untuk pengawal baru untuk mergi ke istana Moroi bangsawan untuk orientasi dan mendapatkan tugas mereka. Kami semua akan meninggalkan tempat ini dalam beberapa hari. Mengikuti tatapan Christian, aku melihat bibinya yang melintasi ruangan, dan tolonglah aku, dia sedang berbicara dengan Abe. Tasha Ozera berusia dua puluh tahunan, dengan rambut hitam berkilau yang sama dan mata biru yang dimiliki Christian. Namun, wajah cantinya telah dirusak oleh hal yang mengerikan di satu sisi wajahnya – hasil dari luka yang diakibatkan oleh orang tua Christian. Dimitri telah menjadi Strigoi melawan kehendaknya, tapi Ozera dengan sengaja memilih untuk berubah menjadi Strigoi agar hidup abadi. Ironisnya harga hidup mereka terlalu sebentar setelah para pengawal memburu dan Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com menjatuhkan mereka. Tasha membesarkan Chrsitian (saat dia tidak berada di sekolah) dan merupakan satu dari pemimpin utama dari pergerakan yang mendukung Moroi untuk bertarung melawan Strigoi. bekas luka atau bukan, aku mengaguminya dan masih berpikir kalau ia begitu cantik. Dari tingkah yang ditunjukkan ayahku, dia juga terlihat berpikir begitu. Dia menuangkan segelas champagne untuk tasha dan berkata sesuatu yang membuat wanita itu tertawa. Dia memajukan tubuhnyam seolah sedang mengatakan sebuah rahasia, dan kemudian tertawa sabagai balasannya. Rahangku jatuh. Bahkan meskipun dari melihatnya dari jauh, sangat jelas sekali kalau mereka sedang saling menggoda. “Oh Tuhan,” aku menucapkannya dengan ngeri, tergesa-gesa berbalik ke arah Christian dan Jill. Wajah Christian terpecah antara puas karena ketidaknyamananku dan kegelisahannya sendiri melihat seorang wanita yang ia hormati seperti ibunya sendiri terperangkap serangan seorang pria mafia pembajak. sesaat kemudia, ekspresi Christian melembut saat ia berbalik ke arah Jill dan melanjutkan perbincangan kami. “Hey, kau tidak perlu aku,” katanya. “Kau akan menemukan yang lain di sekitar sini. Kau akan mendapatkan klub superheromu sendiri sebelum kamu menyadarinya.” Aku mendapati diriku tersenyum lagi, tapi rasa kesenangan mendadak hancur dengan sentakan kecemburuan. Kaget, aku melirik ke sekitarku dan mendapati dirinya di seberang ruangan, memberikan tatapan kematian saat Christian berbicara pada Jill. Bisa dibilang cukup bernilai jika mengingtkan kalau Christian dan Lissa pernah berpacaran. Lebih dari sekedar berpacaran. Mereka benar-benar jatuh cinta dengan sangat dalam, dan sejujurnya, mereka masih merasakannya. sayangnya, kejadian yang baru-baru saja terjadi dengan sangat burut memporak-porandakan hubungan mereka, dan Christian memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka. Dia masih mencintai Lissa namun telah kehilangan kepercayaan padanya. Lissa berbalik tidak terkontrol saat pengguna roh lain yang bernama Avery Lazar mencoba mempengaruhinya. Kami sebenarnya telah menghentikan Avery, dan kabar terakhir yang kudengar adalah kalau dia saat ini telah dikurung jauh di institusi sakit jiwa. Sekarang Christian sudah tahu alasan perilaku buruk Lissa, namu kerusakan telah selesai. Pada awalnya Lissa depresi, namun penderitaannya telah berubah menjadi kemarahan sekarang. Dia menyatakan kalau dia tidak ada urusan lagi dengan Christian, namun ikatan kami mengatakan hal sebaliknya. Dia selalu cemburu pada setiap gadis yang diajak Christian mengobrol – khususnya Jill, seseorang yang telah menghabiskan banyak waktu bersamanya. Aku tahu pada kenyataannya tidak ada hal romantis yang terjadi diantara keduanya. Jill mengidolakannya sebagai guru yang bijak, tidak lebih. Jika dia jatuh cinta pada seseorang, maka Adrian lah orangnya, yang selalu memperlakukannya seperti seorang adik kecil. Kami semua melakukannya, sungguh. Christian mengikuti pandangan mataku dan ekspresinya mengeras. Menyadari dirinya mendapatkan tatapan Christian, Lissa segera berpaling dan mulai mengobrol Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com dan lelaki pertama yang ia temukan, seorang dhampir ganteng dari kelasku. Dia mengaktifkan pesona godaannya yang muncul dengan mudah bagi seorang pengguna roh seperti dia, dan segera, mereka berdua tertawa dan mengobrol serupa Abe dan Tasha. Pestaku telah berubah menjadi sekumpulan kencan kilat. Christian berpaling kearahku, “Baiklah, sepertinya terlihat kalau dia mendapatkan banyak hal untuk membuatnya sibuk.” Aku memutar mataku. Lissa bukan satusatunya yang cemburu disini. Sama seperti ketika Lissa menjadi marah kapanpun Christian bergaul dengan gadis lain, Christian berubah menjadi berduri saat Lissa berbicara dengan laki-laki lain. Semua ini membangkitkan amaran. Bukannya mengakui kalau mereka masih sama-sama memiliki perasaan dan hanya perlu memperbaiki dan mencocokan masalah yang ada, dua orang idiot ini malah terusterusan menunjukkan peperangan diantara keduanya. “Maukah kau menghentikan semua ini dan mencoba untuk berbicara padanya seperti orang yang waras suatu saat?” aku mengerang. “Tentu,” katanya pahit. “Hari dimana dia bisa mulai bertingkah sepertin orang yang waras.” “Oh Tuhan. Kalian berdua hanya akan membuatku menjambak rambutku sendiri.” “Hal itu hanya akan menyia-nyiakan rambut yang bagus,” sahut Christian. “Lagipula, dia membuat sikapnya terlihat sangat jelas.” Aku mulai menunjukkan ketidaksetujuanku dan mengatakan betapa idiotnya dia, tapi dia tidak tertarik dengan berdiri di sekitar sini dan mendengarkan kuliah yang telah aku berikan lusinan kali. “Ayo, Jill,” katanya. “Rose perlu sedikit bergaul dengan yang lain.” dengan capat ia menjauh dan aku separuh memikirkan untuk membalas ungkapannya itu saat sebuah suara baru berbicara. “Kapan kau akan memperbaiki hal ini?” Tasha telah berdiri di sampingku, menggoyangkan kepalanya ke arah mundurnya Christian. “Mereka berdua harus kembali bersama.” “Aku tahu hal itu. Kau juga sudah tahu. Tapi mereka tidak terlihat bisa memikirkannyya dengan benar di dalam kepala mereka.” “Well, kau yang sebaiknya melakukannya,” katanya. “Jika Christian pergi kuliah di negeri lain, semuanya akan terlambat.” Ada nada kering – dan gusar – dalam suaranya saat menyebutkan masalah Christian yang akan kuliah. Lissa akan kuliah di Leigh, sebuah universitas yang dekat dengan istana, sengan sebuah perjanjian dengan Tatiana. Lissa akan memasuki universitas yang lebih besar dari yang biasa dimasuki oelh Moroi kebanyakan, dengan penukaran mengahbiskan waktunya di istana dan belajar politik istana. “Aku tahu,” sahutku juga dengan gusar. “Tapi kenapa aku yang harus memperbaiki ini?” Tasha menyeringai. “Karena kau satu-satunya yang cukup kuat untuk membuat mereka melihat alasannya.” Aku memutuskan untuk membiarkan keangkuhan Tasha berlanjut, lebih banyak karena saat dia berbicara padaku berarti dia tidak berbicara dengan Abe. melirik Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com keseberang ruangan, aku mendadak mengeras. Sekarang dia sedang berbicara dengan ibuku. Percakapan mereka terputus-putus sampai di pendengaranku melalui suara ribut di pesta. “Janine,” katanya dengan suara tenang, “kau tidak terlihat menua sedikitpun. Kau bisa menjadi kakak Rose. Apa kau ingan malam di Cappadocia?” Ibuku tertawa kecil. Aku tidak pernah mendengar ia tertawa seperti itu sebelumnya. Aku memutuskan untuk tidak ingin mendengarnya lagi. “Tentu saja. Dan aku ingat seberapa inginnya kamu menolongku saat tali gaunku rusak.” “Oh Tuhan,” kataku. “Dia tidak terhentikan.” Tasha terlihat bingung sampai dia melihat apa yang sedang aku bicarakan. “Abe? Dia sebenarnya sangat menarik.” Aku mengerang. “Permisi.” Aku melangkah kearah kedua orang tuaku. Aku terima kalau mereka pernah mengalami kisah romantis dulu – kejadian yang mengarah ke arah pembentukkanku – tapi itu bukan berarti aku ingin melihat mereka menghidupkan kisah itu kembali. Mereka sedang mengingat peristiwa di pantai saat aku sampai di tempat mereka. Aku segera menarik lengan Abe. Dia berdiri terlalu dekat dengan ibuku. “Hey, bisa aku bicara padamu?” tanyaku. Dia terlihat kaget tapi tanpak tak acuh. “Tentu.” Dia memberi ibuku sebuah senyuman isyarat. “Kita bicara lagi nanti.” “Apa tidak ada wanita yang aman disini?” aku menuntutnya saat aku membimbingnya menjauh. “Apa yang sedang kau bicarakan?” Kami sampai di tempat mangkuk punch. “Kau menggoda setiap wanita yang ada di ruangan!” Tuduhanku tidak mengganggunya. “Well, ada banyak wanita canti disini ... apa itu yang ingin kau bicarakan padaku?” “Bukan! Aku ingin membicarakan tentang kau yang mengancam pacarku. Kau tidak punya hak melakukannya.” Alis hitamnya naik. “Apa? Itu? Itu bukan apa-apa. Hanya seorang ayah yang menjaga putrinya.” “Kebanyakan ayah tidak mengancam untuk mengeluarkan isi perut pacar putrinya.” “Itu tidak benar. Dan ngomong-ngomong, bukan itu yang aku ucapkan. Sebenarnya lebh buruk dari itu.” Aku mendesah. Dia terlihat senang dengan kegelisahanku. “Pikirkan ini sebagai sebuah kado kelulusan. Aku bangga padamu. Semua orang sudah tahu kalau kau hebat, tapi tidak ada yang tahu kalau kau bisa sehebat itu.” Dia mengedip. “Mereka jelas sekali tidak mengharap kau akan menghancurkan properti mereka.” “Properti apa?” “Jembatannya.”
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com Aku mengerutkan dahi. “Aku harus melakukannya. Itu jalan yang paling efektif saat itu. Tuhan, itu adalah tantangan jebakan. Bagaimana nilai yang lain? Apa mereka tidak benar-benar bertarung di tengah-tengah benda itu?” Abe menganggukkan kepalanya, senang dengan setiap menit dari pengetahuan supernya. “Tidak satupun dari peserta lain yang berada dalam situasi itu.” “Tentu saja mereka juga mengalaminya. Kami semua menghadapi tes yang sama.” “Kecuali kau. Saat merencanakan ujian, para pengawal memutuskan kalau kau perlu sesuatu yang ... lebih. Sesuatu yang spesial. Lagi pula, kau telah bertarung di duna nyata di keadaan sebenarnya.” “Apa?” tingakt suaraku menarik perhatian beberapa orang. Aku menurunkan suaraku dan kata-kata Meredit sebelumnya datang kembali menghampiriku. “Itu tidak adil!” Dia tidak terlihat memperhatikan. “Kau luar biasa dibandingkan yang lain. Membuat kau melakukan hal mudah lah yang tidak adil.” Aku menghadapi banyak sekali hal konyol dalam hidupku, tapi hal ini luar biasa konyol. “Jadi mereka malahan membuatku melakukan adegan gila ketangkasan di jembatan? Dan jika mereka kaget karena aku memotong benda itu, lalu hal bodoh apa yang mereka harapkan untuk kulakukan? Cara lain apa yang harusnya kulakukan agar bisa bertahan?” “Hmm.” Dia memegang dagunya tanpa sadar. “Sejujurnya aku tidak yakin mereka tahu caranya.” “Oh, Tuhan. Ini sangat tidak bisa dipercaya.” “Mengapa kau begitu marah? Kau telah lulus.” “Karena mereka meletakanku pada sebuah situaasi yang bahkan mereka sendiri tidak tahu bagaimana cara menanganinya.” Aku menatapnya dengan curiga. “Dan bagaimana kau bahakan bisa tahu tentang hal ini? Ini semua urusan para pengawal.” Sebuah ekspresi yang tidak aku suka muncul di wajahnya. “Ah, sebenarnya, aku bersama ibumu malam sebelumnya dan –“ “Whoa, baiklah. Hentikan saja,” aku memotong perkatannya. “Aku tidak ingin mendengan apa yang kau dan ibuku lakkan malam tadi. Kurasa hal itu lebih mengerikan dari pada kejadian di jembatan.” Dia menyeringai. “Keduanya adalah hal yang telah lewat, jadi jangan khawatir sekarang. Nikmati kesuksesanmu.” “Aku coba. Cukup dengan tidak melakukan apapun lagi dengan Adrian, ok? Maksudku, aku senang kau datang dan mendukungku, tapi itu sudah lebih dari cukup.” Abe menatapku dengan tatapan licik, mengingatkanku dengan betapa angkuh dirinya sebagai lelaki yang licin dan berbahaya. “Kau lebih bahagia karena aku melakukan sesuatu untukmu setelah kembali dari Rusia.”
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com Aku meringis. Dia mendapatkan maksdnya, melihat ia telah mengaturkan untuk mendapatkan pesan ke dalam penjara dengan pengamanan super ketat. Meskipun pembicaraanku sama sekali tidak mengarah ke arah itu, dia masih bisa mendapatkan intinya. “Baik,” aku mengakui. “Itu sangat mengesankan. Dan aku sangat bersyukur. Aku masih belum tahu bagaimana kau bisa melakukannya.” Mendadak, seperti sebuah mimpi yang kau ingat sehari kemudian, aku ingat pikiran yang aku pikirkan sebelum ujianku. Aku merendahkan suaraku. “Kau tidak benar-benar pergi kesana kan?” Aku mendengus. “Tentu idak. Aku tidak akan melangkahkan kakiku di tempat seperti itu. Aku cukup menggerakkan jaringanku.” “Dimana tempat itu?” tanyaku, berharap aku terdengar lembut. Dia tidak tertipu. “Mengapa kau ingin tahu?” “Karena aku penasaran! Kriminal terhukum selalu menghilang tanpa bekas. Aku pengawal sekarang dan aku bahkan tidak tahu apapun tentang sistem penjara kita. Apa hanya ada satu penjara? Apa ada banyak?” Abe tidak langsung menjawabnya. Dia tengah mempelajariku baik-baik. Dalam bisnisnya, dia mencurigai maksud tersembunyi setiap orang. Sebagai putrinya, aku mungkin bisa curiga dua kali lipat. Ada di dalam genku. Dia pastilah meremehkan potensi ketidakwarasanku karena dia berbicara pada akhirnya, “Ada lebh dari satu. Victor adalah satu dari yang terburuk. Penjaranya dinamakan Tarasov.” “Dimana itu?” “Sekarang?” dia mempertimbangkan. “Di Alaska, kurasa.” “Apa maksudmu dengan sekarang?” “Penjara itu berpindah sepanjang tahun. Sekarang di Alaska. Nanti, mungkin di Argentina.” dia memberiku sneyum licik, sebenarnya sedang mengira-ngira seberapa cerdik diriku. “Bisa kau tebak mengapa?” “Tidak, aku – tunggu. Cahay matahari.” Itu membuat dugaan sempurna. “Alaska hampir mendapatkan siang terus-terusan di sepanjang tahun – tapi malam terusterusan di musim dingin.” Kurasa dia lebih bangga dengan kesadaranku dari pada ujianku. “Beberapa tahanan yang mencoba untuk kabur akan mendapatkan kesulitan.” Dengan terus bermandikan cahaya Matahari. tidak ada Moroi yang bisa kabur jauh. “Tidak satupun yang bisa kabur dengan tingkat keamanaan itu.” Aku mencoba mengabaikan bagaimana informasi itu tedengar seperti ramalan. “Seolah mereka di letakan cukup jauh di utara di Alaska,” kataku, berharap bisa mengeluarkan lokasi yang tepat secara tidak langsung. “Kau bisa mendapatkan banyak cahaya dengan seperti itu.” Dia tetawa kecil. “Meskipun begitu, aku tidak akan mengatakannya padamu. Informasi ini di jaga para pengawal untuk tetap menjadi rahasia, terkubur di dalam markas mereka.” Aku membeku. Markas.... Abe, meskipun biasanya memindai seseorang, tidak menyadari reaksiku. Matanya menatap seseuatu di seberang ruangan. “Apa itu Renee Szelsky? Oh, oh, ... dia tubuh menjadi cantik setelah bertahun-tahun.” Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com Denga enggan aku menyikngkir darinya, sebagian besar karena aku ingin mengejar rencana baru ini di dalam pikiranku – dan karena Renee bukanlah seseorang yang benar-benar aku kenal, yang membuatnya terkena kejutan perempuan itu. “Well, jangan biarkan aku menghentikanmu. Pergilah pikat lebih banyak lagi wanita dalam jaringmu.” Abe tidak membutuhkan banyak dorongan. Sendirian, aku membiarkan otakku berputar, mengira-ngira apakah skema penemuanku memiliki kesempatan untuk sukses. Kata-kata Abe memercikkan rencana baru dalam pikiranku. Rencana kali nin tidak segila rencana ku yang lain. Di seberang ruangan, aku bertemu mata hijau zamrud Lissa lagi. Dengan Christian di luar pandangan, suasana hatinya meningkat. Dia menikmati keadaan dirinya sendiri dan sedang sangat senang tentang petualangan yang akan kami lakukan, sekarang kami bebas dan ke dunia luar. Pikiranku melayang kembali ke rasa sakit yang ku rasakan di pagi hari. Kami mungkin bebas sekarang, namun kenyataan akan menangkap kami segera. Jam berdetik. Dimitri menunggu, mengintai. Aku mengira-ngira dengan berani jika aku masih mendapatkan surat mingguannya, sekarang aku akan meninggkalkan sekolah. Aku tersenyum padanya, merasa sedikit bersalah karena telah menghancurkan suasana hatinya saat aku mengatakan padanya kalau sekarang kami mungkin memiliki kesempatan yang sesungguhnya untuk menerobos penjara Victor Dashkov.
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com
BEBERAPA HARI KEMUDIAN terasa aneh. Aku dan para novis yang lain mungkin memang mengalami acara kelulusan yang megah, tapi bukan hanya kami satusatunya yang lulus dari St. Vladimir. Para Moroi juga mendapatkan acara kelulusan mereka, dan segera dipenuhi para pengunjung. Kemudian, hampir secepat kedatangan mereka, para orang tua menghilang – sembari membawa serta putera dan puteri mereka. Bangsawan Moroi pergi untuk menghabiskan musim panas dengan para orang tua mereka di kediaman yang mewah – kebanyakan di bagian selatan Hemisphere, dimana siang hari lebih pendek disetiap tahunnya. Moroi ‘biasa’ pergi bersama orang tua mereka juga, kebanyakan bersembunyi di rumah sederhana, terkadang pula mendapatkan pekerjaan musim panas sebelum kuliah. Dan tentu saja karena sekolah libur pada musim panas, semua siswa juga pergi. Beberapa yang tidak memiliki keluarga untuk pulang, biasanya para dhampir, tetap tinggal, mengambil mata pelajaran khusus, namun mereka jumlahnya sedikit. Kampus menjadi kosong setiap harinya saat aku dan teman-teman sekelasku menunggu hari dimana kami akan dbawa ke istana. Kami mengucapkan perpisahan kepada yang lain, para Moroi yang akan pergi atau para dhampir yang segera akan mengikuti jejak kami. Seseorang yang membuatku sedih karena harus berpisah adalah Jill. Aku bertemu dengannya saat aku berjalan menuju asrama Lissa sehari sebelum perjalanku ke istana. Ada seorang wanita yang berjalan bersama Jill, kurasa dia adalah ibunya. Mereka berdua membawa banyak kotak. Jill mengangkat wajahnya saat melihatku. “Hei Rose! Aku sudah mengucapkan salam perpisahan kepada semua orang tapi aku tidak bisa menemukanmu,” dia mengatakannya dengan jelas. Aku tersenyum. “Well, aku senang kau menemukanku.” Aku tidak bisa mengatakan kalau aku akan mengucapakan salam perpisahan juga. Aku menghabiskan sisa-sisa hariku di St. Vladimir berjalan kesemua tempat yang kukenal, mulai dari kampus dasar dimana Lissa dan aku pertama kali bertemu di taman kanak-kanak. Aku menjelajahi tiap runagan dan sudut asramaku, berjalan-jalan di kelas favoritku, dan bahkan mengunjungi kapel. Aku juga banyak melewatkan waktu ku di tempat yang dipenuhi oleh kenangan suka duka, seperti tempat latihan dimana aku pertama kali mengenal Dimitri. Jalur tempat dimana ia pernah menyuruhku berlari mengelilingi lapangan. Kabin, tempat dimana kami akhirnya menyerah satu sama lain. Itu merupakan satu dari malam yang paling mengagumkan dalam hidupku, dan memikirkannya selalu membawaku ke dalam perasaan bahaia dan sakit. Meskipun begitu, Jill tidak perlu direpotkan oleh hal seperti itu. Aku berpaling ke arah ibunya dan menawarkan tanganku untuk bersalaman sampai aku sadar kalau di tidak bisa menyalamiku dengan tangan yang penuh dengan kotak.
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com “Aku Rose Hathaway. Mari, biarkan aku membawanya.” Aku mengambilnya sebelum ia bisa protes karena aku yakin dia akan melakukannya. “terima kasih,” jawabnya, terkejut senang. Aku mengiringi bersama mereka saat mereka mulai berjalan lagi. “Aku Emily Mastrano. Jill sudah seringkali bercerita tentangmu.” “Oh, benarkah?” tanyaku sambil menggoda Jill dengan senyuman. “Tidak banyak. Hanya bagaimana aku terkadang jalan keluar bersamamu.” Ada sedikit peringatan di mata hijau Jill, dan ini membuatu berpikir kalau Emily mungkin tidak tahu tentang latihan terlarang formasi sihir membunuh Strigoi di waktu senggang putrinya itu. “Kami suka bersama Jill,”kataku, tidak membuka rahasianya. “Dan satu dari yang kami lakukan beberapa hari terakhir adalah mengajarinya untuk menjinakkan rambut itu.” Emily tertawa. “Aku sudah mencoba hampir selama lima belas tahun. Semoga beruntung.” Ibu Jill sangat mempesona. Keduanya tidak terlalu mirip, paling tidak ukurannya berbeda. Rambut Emily yang berkilau lurus dan hitam, matanya berwarna biru dengan bulu mata yang panjang. Dia bergerak dengan kerampingan yang anggun, sangat berbeda dengan cara berjalan Jill yang hanya peduli pada dirinya sendiri. Namun, aku bisa melihat gen yang dibagikannya kepada Jill, bentuk wajah hati dan bibir yang berbentuk. Jill masih muda, dan saat ia tumbuh menjadi dirinya yang menonjol, dia akan menjadi penghancur hatinya sendiri suatu saat nanti – sesuatu yang mungkin ia lupa sekarang. Semoga kepercayaan dirinya akan tumbuh. “Dimana rumah untuk kalian?” tanyaku. “Detrout,” sahut Jill, merubah ekspresinya sendiri. “Tidak seburuk itu,” ibunya tertawa. “Tidak ada gunung. Hanya jalan raya.” “Aku bagian dari kelompok balet disana,” Emily menjelaskan. “Jadi kami tinggal di tempat dimana kami bisa membayar tagihan.” Kurasa aku lebih terkejut mendengar orang-orang ini pergi ke tempat balet di Detroit daripada mendengar Emily adalah seorang balerina. Akan cukup menyenangkan menontonnya, dan sungguh, dengan tubuhnya yang tinggi dan ramping, Moroi adalah penari ideal sejauh manusia memperhatikan. “Hey, itu kota besar,” kataku pada Jill. “Nikmati kegembiraan saat kau bisa sebelum kau kembali ke tengah-tengah kebosanan antah berantah ini.” Tentu saja, latihan bertarung terlarang dan penyerangan Strigoi susah untuk dikatakan membosankan, tapi aku ingin membuat Jill merasa lebih baik. “Dan itu tidk akan lama.” Perjalan musim panas Moroi paling tidak sekitar dua bulan. Orang tua biasanya tidak sabar untuk mengembalikan anak-anak mereka ke tempat yang aman di akademi. “Kurasa seperti itu,” sahut Jill, tidak terdengar yakin. Kami sampai di mobil mereka, dan aku memasukkan kotak ke dalam bagasi. “Aku akan mengirimimu e-Mail saat aku sempat,” janjiku. “Dan aku bertaruh Christian juga akan melakukannya. Mungkin aku bahakan bisa meminta Adrian melakukannya juga.”
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com Wajah Jill berbinar, dan aku senang melihatnya kembali ke sifat hebohnya yang biasa. “Benarkah? Itu bagus sekali. Aku ingin mendengar semua yang terjadi di istana. Kau mungkin akan melakukan hal-hal keren bersama Lissa dan Adrian, dan aku bertaruh Christian akan menemukan beberapa hal...tentang sesuatu.” Emily terlihat tidak sadar dengan usaha konyol Jill mengedit ucapannya dan langsung memberiku sebuah senyuman manis. "Terimakasih untuk pertolonganmu, Rose. Senang bertemu denganmu.” “Senang bertemu denganmu juga – umph!” Jill melemparkan dirinya ke arahku dengan sebuah pelukan. “Semoga beruntung dengan segalanya,” katanya. “Kau sangat beruntung – kau akan mendapatkan hidup yang bahagia sekarang!” Aku memeluknya kembali, tidak bisa menjelaskan bagaimana irinya aku padanya. Kehidupannya masih aman dan lugu. Dia mungkin akan marah karena menghabiskan musim panasnya di Detroit, tapi hal itu tidak akan lama, segera dia akan kembali ke dunia yang familiar dan mudah di St. Vladimir. Dia tidak akan keluar ke dunia yang tidak diketahui dan berbahaya. Baru setelah dia dan ibunya pergi aku bisa mendorong diriku untuk merespon komentarnya. “Aku harap juga begitu,” guman ku, memikirkan apa yang akan terjadi nanti. “Aku harap begitu.” Teman sekelasku dan moroi terpilih terbang di pagi hari berikutnya, meninggalkan pegunungan berbatu Montana di belakang menuju bukit berderet Pennsylvania. Istana bangsawan masih sama seperti yang kuingat, dengan bangunan mengesankan dan kuno yang sama dengan St. Vladimir dengan bangunanbangunan menara dan arsitektur batu yang rumit. Namun saar sekolah juga terlihat memamerkan hawa bijaksana dan ketekunan, istana ternyata lebih pamer lagi. Seolah bangunan ini mencoba memastikan bahwa kami mnyadari kalau bangunan ini merupakan keukasaan dan kebangsawanan dinatara para Moroi. Istana bangsawa ini menginginkan kami untuk terkagum-kagum dan mungkin sedikit takut. Dan meskipun aku pernah ke tempat ini sebelumnya, aku masih mereasa kagum. Pintu-pintu dan jendela di bangunan batunya berukir timbul dan dibingkai dengan emas murni. Mereka tidak terlihat secerah bangunan yang pernah kulihat di Rusia, tapi aku sadar kalau desain istana ini meniru bangunan-bangunan tua dari Eropa itu – benteng-benteng dari istana St. Petersburg. St. Vladimir memiliki bangku-bangku dan jalan-jalan setapak di lapangan dan halaman, namu istana ini memiliki yang lebih dari itu. Sejumlah air mancur dan patung-patung berbentuk rumit dari penguasa terdahulu menghiasi rumput, karya marmer indah yang tersembunyi di balik salju. Sekarang, di dalam pergolakan musim panas, benda-benda seni itu terlihat bersinar dan memamerkan dirinya. Dan dimanapun, dimana-mana ada pohon-pohon berbunga, semak-semak, jalan-jalan kecil – sangat mempesona. Masuk akal jika pengawal baru mengunjungi pusat administrasi pengawal, tapi ini terjadi di tengah musim panas. Mereka ingin aku dan teman-teman sekelasku Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com melihat semua ini, membuat kami kewalahan dan menghargai saat dimana kami bertarung. Melihat wajah-wajah dari para lulusan baru ini, aku tahu taktik mereka berkerja seperti yang direncanakan. Sebagian besar dari temanku tidak pernah kesini sebelumnya. Lissa dan Adrian satu penerbangan denganku, dan kami bertiga berkelompok saat berjalan bersama kelompok yang lain. Nuansanya sehangat Montana, tapi kelembabannya lebih tebal terasa. Aku merasa berkeringat setelah sedikit berjalan-jalan santai. “Kau sudah membawa gaun kali ini, kan?” tanya Adrian. “Tentu saja,” jawabku. “Gaun-gaun itu layak mendapatkan kemewahan saat kita mengenakannya untuk pergi. Meskipun, mereka mungkin memberiku nuansa hitamputih saat mengenakannya.” Dia menganggukan kepala dan aku menyadari tangannya bergerak masuk ke kantongnya sebelum dengan ragu dia tarik kembali. Dia mungkin memiliki kemajuan untuk berhenti merokok, tapi aku cukup yakin kalau alam bawah sadarnya memerintahkannya secara otomatis untuk mengambil benad itu saat udara luara tersa sulit untuk disingkirkan dengan cepat. “Maksudku untuk malam ini. Untuk makan malam.” Aku melirik Lissa dengan penuh tanda tanya. Jadwalnya di istana selalu berfungsi sebagai tanda bahwa ‘orang biasa’ tidak diundang. Dengan statusku yang baru dan tidak pasti ini, aku tidak yakin aku akan pergi bersamanya. Aku merasakan kebingunagnnya melalui ikatan kami dan dia tidak tahu menahu tentang rencana makan malam spesial. “Makan malam apa?” tanyaku. “Makan malam yang aku atur bersama keluargaku.” “Makan malam yang kau –“ aku berhenti dengan mata terbelalak, tidak suka dengan seringaian di wajahnya. “Adrian!” beberapa teman-teman lulusanku menatap kami dengan penasaran dan kemudian melanjutkan jalan-jalan mereka di sekitar kami. “Ayolah, kita sudah pacaran beberapa bulan. Bertemu orang tua adalah bagian dari ritual berpacaran. Aku sudah bertemu ibumu. Aku bahkan sudah bertemu ayajmu yang menakutkan. Sekarang adalah giliranmu. Aku jamin tidak satupun dari keluargaku akan beranggapan seperti yang ayahmu lakukan.” Sebenarnya aku sudah pernah bertemu ayah Adrian sebelumnya. Atau, sebenanrnya aku melihat dirinya di sebuah pesta. Aku ragu dia tahu siapa diriku – di samping reputasi gilaku. Aku khampir tidak tahu menahu tentang ibunya Adrian. Dia sebenarnya jarang sekali membicarakan anggota keluarganya – weel, hampir semua keluarganya. “Hanya Orang tuamu?” tanyaku hati-hati. “Ada keluarga lain yang harus kukenal?” “Sebenarnya ...” tangan Adrian menejang algi. Kupikir ini saatnya ia menginginkan rokok sebagai perlindungannya dari nada peringatan di dalam suaraku. Lissa, menurut pandanganku, terlihat geli dengan semua ini. “Tanteku mungkin akan mampir.”
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com “Tatiana?” aku berseru. Untuk beratus-ratus kali, aku bertanya-tanya bagaimana bisa aku begitu beruntung bisa berpacaran dengan lelaki yang memiliki ikatan keluarga dengan pemimpin dari seluruh dunia Moroi. “Dia membenciku! Kau tahu apa yang terjadi saat terakhir kali aku berbicara dengannya.” Kebangsawanannya ini tanggalkan saat berhadapan denganku, berteriak tentang bagaimana aku begitu tak sederajat berhubungan dengan keponakannya dan bagaimana dia memiliki ‘rencana’ besar untuk Adrian dan Lissa. “Kurasa dia hanya akan mampir sebentar.” “Oh, ayolah.” “Tidak juga,” Adrian hampir terlihat seperti akan mengatakan yang sesungguhnya. “Aku berbicara pada ibuku suatu hari, dan ... aku tidak tahu. Tante Tatiana tidak terlihat begitu membencimu.” Aku cemberut, dan kami bertiga mulai berjalan lagi. “Mungkin dia mengangumi hasil kerja main hakimmu sendiri,” goda Lissa. “Mungkin,” kataku. Tapi aku tidak benar-benar mempercayainya. Jika begitu, aku akan akan bertindak nakal dan harus membuat diriku semakin hina di mata sang ratu. Aku merasa dikhinatai saat Adrian membawakan makan malam ini untukku, tapi tidak ada apapun yang bisa kulakukan tentang hal ini sekarang. Sisi terangnya hanyalah aku mendapatkan perasaan kalau isu kedatangan tantenya itu hanyalah untuk menggodaku. Kubilang padanya kalau aku akan pergi, dan keputusanku membuatnya berada dalam suasana hati yang baik sehingga dia bertanyak banyak saat Lissa dan aku mengatakan kalau kami akan melakukan “hal kami’ siang nanti. Teman-teman sekelasku mendapatkan sebuah tur di istana dan ini sebenarnya sebagai bagian dari rencana indoktrinasi mereka, tapi aku sudah pernah melihatnya dan bisa berlenggang santai karenanya. Aku dan Lissa meletakkan barang-barang kami di kamar dan kemudian pergi kesisi yang lebih jauh dari istana, dimana tidak terlalu banyak masyarakat bangsawan tinggal. “Apa kau sudah bisa mengatakan padaku apa bagian lain dari rencanamu ini?” tanya Lissa. Semenjak Abe menjelaskan tentang penjara Victor, aku telah membuat daftar imajiner dari masalah yang akan kami lakukan saat melakukannya. Terutama dua hal, yang salah satunya akan berkurang jika dari awal aku berbicara dengan Abe. Bukan hal yang benar-benar bisa dianggap mudah. Pertama, kami sama sekali tidak memiliki bayangan dibagian Alaska mana Victor berada. Kedua, kami tidak tahu bentuk pertahanan dan rancangan bangunannya seperti apa. Kami tidak tahu apa yang akan kami lalui. Namun, sesuatu memberitahuku kalau semua dari pertanyaan ini bisa ditemukan di satu sumber, yang artinya aku benar-benar hanya memerlukan satu masalah mendesak saja: bagaimana cara mendapatkan sumber tersebut, Untungnya, aku mengenal seseorang yang mungkin bisa membantu kami kesana, “Kita akan menemui Mia,” kataku padanya. Mia Rinaldi adalah Moroi bekas teman sekelas kami – bekas musuh, sebenarnya. Dia juga seorang poster berjalan dalam hal makeover penampilan. Dia menghilang dari sikap menjadi seorang wanita jalang licik yang bersedia menghancurkan – dan tidur dengan – siapa pun yang menhalanginya mencapai popularitas menjadi wanita Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com yang bersahaja, gadis yang percaya diri untuk belajar mempertajhankan dirinya sendiri dan orang lain dari serangan Strigoi. Dia tinggal disini, di istana, bersama ayahnya. “Kau pikir Mia tahu caranya melewati sebuah penjara?” “Mia itu baik, tapi aku tidak merasa kalau dia sebaik iyu. Dia mungkin bisa membantu kita untuk mendapatkan orang dalam.” Lissa mengerang. “Aku tidak percaya kalau kau baru saja menggunakan kata-kata ‘orang dalam’. Ini benar-benar berubah menjadi film mata-mata,” dia berbicara sembrono, tapi aku bisa merasakan nada kekhawatiran di dalam dirinya. Nada suaranya yang ringan menutupi ketakutannya, kegelisahannya masih terasa mengingat kebebasan Victor, meskipun ia telah berjanji padaku. Orang-orang bukan bangsawan yang bekerja dan melakukan hal-hal biasa di dalam kehidupan istana tinggal di apartemen, jauh dari daerah Ratu dan aula penerimaan. Aku telah mendapatkan alamat Mia sebelumnya dan kami keluar menyebrangi tanah yang terawat sempurna, mengerang satu sama lain tentang beytapa panasnya hari ini. Kami menemukan Mia di rumahnya, mengenakan busana kasual dengan celana jean, kaos , dan es loli di tangannya. Matanya melebar saat dirinya melihat kami berada di balik pintu rumahnya. “Baiklah, aku akan dikutuk,” katanya. Aku tertawa. Itu adalah sejenis respon yang aku biasa berikan. Senang bertemu denganmu juga. Bisa kami masuk?” “Tentu saja!” di melangkah mundur. “Apa kalian ingin es loli?” Pernah kah aku menolak? Aku mengambil rasa anggur dan duduk dengan Mia dan Lissa di ruang tamu kecilnya. Tempat ini sangat jauhjika dibandingkan dengan ruang tamu bangsawan yang mewah, tapi tempatnya bersih dan nyaman dan tidak di ragukan lagi merupakan tempat yang dicintai oleh Mia dan ayahnya. “Aku tahu teman sekolah akan datang,” kata Mia, menyisir helaian rambut pirang ikalnya dari wajahnya. “Tapi aku tidak yakin apakah kalian datang bersama mereka atau tidak. Apa kau bisa lulus?” “Sudah,” kataku. “Aku mendapatkan tanda sumpahku dan sebagainya.” Aku mengangkat rambutku sehingga dia bisa melihat perbannya. “Aku kaget karena mereka mengizikanmu kembali setelah kepergianmu untuk bersenang-senang membunuh Strigoi. Atau kau mendapatkan tambahan nilai karena hal itu?” Kelihatannya Mia telah mendengarkan dongen panjang yang sama tentang petualanganku seperti yang didengar setiap orang. Bagiku tidak apa-apa. Aku tidak ingin mengatakan yang sesungguhnya. Aku tidak ingin berbicara tentang Dimitri. “Apa kau pikir seseorang bisa menghentikan Rose untuk melakukan apa yang ia inginkan?” tanya Lissa sambil tersenyum. Dia sedang mencoba menjaga kami untuk tidak terlalu detil membicarakan tentang kisah lalu ku itu, dan aku sangat berterimakasih karenanya. Mia tertawa dan mengoyangkan segelas besar es lemon. Heran juga kenapa otaknya tidak beku karena semua yg ia makan. “Benar.” Senyumnya menghilang saat dia menagkap sesuatu dari kedatangan kami. Mata birunya, selalu terlihat cerdik, mempelajariku dalam diam beberapa saat. Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com “Dan Rose menginginkan sesuatu sekarang.” “Hey, kami hanya senang bertemu denganmu,” kataku. “Aku percaya padamu. Tapi aku juga percaya kalau kau punya motif tersembunyi.” Senyum Lissa merekah. Dia geli melihatku tertangkap basah dalam permainan matamataku sendiri. “Apa yang membuatmu mengatakan hal itu? Bisakah kau membaca Rose dengan baik atau hanya karena kau selalu percaya kalau dia selalu memliki motif tersembunyi?” Sekarang Mia tersenyum lagi. “Keduanya.” Dengan cepat ia mendekati sofa, menatapku dengan tatapan serius. Sejak kapan ia tumbuh menjadi sangat cepat mengerti? “Oke. Tidak ada gunanya membuang waktu. Bantuan apa yang kau perlukan dariku?” Aku menarik nafas panjang, kalah. “Aku perlu masuk ke dalam kantor utama penjaga keaamanan.” Di sampingku, Lissa seperti mengeluarkan suara tercekik. Aku merasa bersalah padanya. Saat ia bisa menyembunyikan pikirannya dariku pada beberapa hal, tidak terlalu banyak yang bisa ia lakukan atau katakan sehingga tidak bisa menjadi kejutan yang sebenarnya. Aku? Aku terus menerus membuatnya buta di sisiku. Dia tidak tahu menahu apa yang akan terjadi di separuh waktu perjalanan kami, namun sejujurnya jika kami sedang merencanakan pembebasan seorang kriminal tersohor keluar dari penjara, jadi menerobos ke dalam kantor pengaman harusnya bukanlah menjadi kejutan yang besar. “Wow,” kata Mia. “Kau tidak membuang waktu untuk jal yang kecil.” Seringaiannya mengejang sedikit. “Tentu saja kau tidak akan datang padaku untuk hal yang kecil. Kau bisa melakukannya sendiri.” “Bisakah kau memasukkan kami kesana?” tanyaku. “Kau berteman dengan beberapa penjaga disii ... dan ayahmu memiliki akses ke banyak tempat. ...” Aku tidak terlalu tahu apa sebenarnya pekerjaan Tuan Rinaldi, tapi kupikir ada kaitannya dengan hal itu. “Apa yang sedang kau cari?” tanyanya. Dia mengangkat satu tangannya saat aku akan membuka mulutku untuk protes. “Tidak. Tidak. Aku tidak butuh rinciannya. Hanya gagasan umumnya sehingga aku bisa mengira-ngira. Aku tahu kau tidak kesana hanya untuk bertamasya di sana.” “Aku hanya memerlukan beberapa data,” jelasku. Alisnya naik. “Anggota pengawal? Mencoba mendapatkan pekerjaan sendiri?” “Aku – tidak.” Hah. Itubukanlah adalah ide yang buruk, menimbang posisiku yang sekarang cukup genting tentang apakah akan ditugaskan menjaga Lissa. Tapi tidak. Satu masalah untuk satu waktu. “Aku memerlukan beberapa data tentang pengamanan luar di tempat lain – sekolah, rumah bangsawan, penjara.” Aku mencoba agar mimik wajahku terlihat biasa saat aku menyebutkan hal yang terakhir. Mia telah mengalami banyak hal gila, namu bahkan dia pun memiliki batas. “Aku menebak mereka pastilah menyimpan hal-hal tersebut dia kantor itu?” Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com “Memang,” jawabnya. “Tapi sebagian besar beberbentuk elektronik. Dan bukannya meremehkan, tapi hal itu kemungkinan besar jauh berada di atas kemampuanmu. Meskipun kita bisa mendapatkan satu dari komputer mereka, semuanya dilindungi oleh password. Dan jika mereka pergi, mereka akan mengunci komputer mereka. Aku menebak kalau kau belum pernah menjadi hacker sejak terakhir kali aku melihatmu.” Tidak, kelas tidak. Dan tidak seperti pahlawan dia film-film mata-mata yang Lissa katakan untuk menggodaku, aku tida memiliki teman dengan kemampuan teknologi canggih yang bisa datang untuk menembus jenis enskripsi dan pengamanan. Sial. Aku manatap kakiku dengan muram, berandai-andai kalau saja aku punya kesempatan lagi untuk mendapatkan informasi lebih dari Abe. “Tapi,” kata Mia, “jika informasi yang kau butuhkan tidak terlalu mutakhir, kemungkinan informasi tersebut masih berupa kertas.” Aku menghentakkan kepalaku. “Dimana?” “Mereka memiliki ruang penyimpanan data, terselip jauh di salah ruang bawah tanah. Berkas dan berkas. Masih memerlukan gembok dan kunci – namun mungkin lebih mudah untuk mendapatkannya dari pada bertarung melawan komputer. Lagi, tergantung dengan apa yang kau butuhkan. Seberapa tua hal ini.” Abe memberikan kesan kalau Penjara Tarasov pernah berada di sekitar sini selamam beberapa lama. Tentu saja ada catatan tenang semua ini di arsip. Aku tidak meragukan para penjaga telah memperbaharui data dengan digital beberapa waktu yang lalu, yang berarti kami mungkin tidak dapat menemukan rincian keamanaa penjara itu dalam beberapa menit, namun aku bisa membereskannya dengan cetak biru. “Itu mungkin yang kami butuhkan. Bisakah kau membuat kami masuk kesana?” Mia dia selama beberap detik, dan aku bisa melihat pikirannya menderu. “Mungkin.” Dia melirik ke Lissa. “Masih bisakah kau memaksa seseorang untuk menjadi budakmu?” Lissa meringis. “Aku tidak suka memikirkannya seperti itu, tapi ya, aku masih bisa.” Itu adalah keunggulan lain dari pengguna roh. Mia mempertimbangkan selama beberapa saat lagi dan kemudian memberikan anggukan cepat. “Oke. Datang kembali sekitar jam dua, dan kita lihat apa yang bisa kita lakukan.” Jam dua di siang hari adalah masa beristirahat di duni yang berarti tengah malam untuk Moroi, yang melakukan kegitan di malam hari. Keluar dia tengah hari tidak terasa seperti melakukan hal dengan diam-diam, tapi aku menduga rencana Mia disini didasari atas fakta bahwa hanya beberapa orang yang menggunakan waktu siang disini. Aku sedang mencoba jika kami bisa lebih bersosialisai atau keluar saat sebuah ketukan menginterupsi pikiranku. Mia tersentak dan mendadak terlihat tidak nyaman. Dia bangkit dan menghampiri pintu, dan sebuah suara yang familiar mengalir turun ke arah kami. “Maaf aku datang terlalu cepat, tapi aku –“
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com Christian masuk ke dalam ruang tamu. Dia mendadak diam saat melihat Lissa dan aku. Semua orang terlihat membeku, jadi sepertinya ini tergantung padaku untuk berpura-pura kalau ini bukanlah situasi canggung yang mengerikan. “Hey, Christian,” kataku dengan ceria. “Bagaimana kabarmu?” Matanya menatap Lissa dan butuh beberapa saat untuk mengubahnya ke arahku. “Baik”. Dia melirik Mia. “Aku bisa kembali lagi ...” Lissa terburu-buru berdiri. “Tidak,” katanya, dengan sura dingin dan terdengar seperti seorang putri. “Rose dan aku memang sudah saat pergi.” “Ya,” aku setuju, mengikuti perintahnya. “Kami punya ... hal ... untuk dilakukan. Dan kami tidak ingin menggangu apa yang kalian ...” Sial, aku tidak tahu apa yang akan mereka lakukan. Tidak yakin kalau aku ingin tahu. Mia menemukan suaranya kembali. “Christian ingin melihat beberapa gerakan yang aku latih bersama penjaga kampus.” “Keren.” Aku tetap menahan senyum di wajahku saat Lissa dan aku bergerak menuju pintu. Lissa melangkah sejauh yang ia bisa dari Christian. “Jill akan cemburu.” Dan bukan hanya Jill. Setelah seri salam perpisahan berikutnya, aku dan Lissa pergi dan kemba;i menyebrangi jalan kami tadi. Aku bisa merasakan rasa marah dan cemburu terpancar melalui ikatan kami. “Ini hanya tentang klub bertarung mereka, Lissa,” kataku, tidak perlu menunggunya bicara untuk memulai perbincangan kami. “Tidak ada yang terjadi. Mereka akan membicarakan tentang pukulan dan tendangan dan hal-hal membosankan yang lain,” Sebenarnya hal itu benar-benar manis tapi aku tidak akan memuji bagaimana Christian dan Mia menghabiskan waktu bersama. “Mungkin sekarang tidak ada yang terjadi,” dia meneram, menatap beku ke depan. “Tapi siapa yang yahu apa yang akan terjadi? Mereka menghabiskan waktu bersama, mempraktekkan beberapa gerakan fisik, yang satu akan membimbing yang lain –“ “Itu konyol,” kataku. “Hal seperti tidak ada romantis-romantisnya sama sekali.” Kebohongan yang lain, mengingat begitulah bagaimana hubunganku bermulai dengan Dimitri. Lagi, lebih baik tidak menyebutkan hal itu. “Lagi pula, Christian tidak bsa terus berhubungan dengan setiap gadis yang ia ajak bergaul. Mia, Jill – bukan bermaksud kasar, tapi dia benar-benar buka tipe pria playboy.” “Dia itu tampan,” Lissa mendebat, perasaan gelap itu masih mengitarinya. “Ya,” aku mengakui, menjaga mataku memperhatikan jalan dengan hati-hati. “Tapi itu membutahkan lebih dari sekedar tampan. Dan lagi pula, kupikir kau tidak lagi peduli dengan apa yang ia lakukan.” “Aku tidak peduli,” dia setuju, bahkan tidak untuk meyakinkan dirinya sendiri, membiarkan ku sendiri. “Tidak sama sekali.” Usahaku untuk mengacaukan apa yang ia yakini cukup sia-sia selama sisa hari. Katakata Tasha kembali lagi padaku : Mengapa kau tidak memperbaiki ini? Karena Lissa dan Christian terlalu sial tanpa alasan, mereka berdua terperangkan dalam kemarahan mereka sendiri yang membuatku kesal juga sebagai kebalikannya. Christian akan sangat membantu salam petualnagn gilaku, namu aku harus menjaga jarak demi Lissa.
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com Aku akhirnya meninggalkan Lissa dengan suasana hatinya yang buruk saat waktu makan malam tiba. Membandingkan dengan situasi romantisnya, hubunganku dengan playboy bangsawan separo-manja dari keluarga yang tidak menerimaku terlihat jauh dari optimis. Begitu sedih dan mengerikannya dunia ini sekarang. Aku meyakinkan Lissa kalau akan akan langsung kebali setelah makan malam dan kami akan menemui Mia bersama. Menyebut Mia membuat Lissa tidak bahagia, namun pikiran tentang jalan keluar yang potensial cukup mengalihkan perhatiannya dari Christian. Gaun yang kupakai untuk makan malam ini berwarna marun, membuat bahan tipisnya bercahaya sehingga terlihat bagus untuk musim panas. Garis lehernya terlihat sopan dengan lengan baju yang tertutup sedikit memberikan nuansa berkelas. Rambutku diikat ekor kuda pendek sehingga dapat menutupi tatoku yang sedang dalam masa penyembuhan dengan rapi, aku hampir terlihat seperti seorang pacar yang terhormat --- yang hanya muncul untuk menunjukkan bagaimana penampilan itu bisa memperdayai orang lain, mengingat aku adalah bagian dari sebuah rencana gila dalam misi membawa pacar ku yang sebelumnya kembali dari kematian. Adrian menilaiku dari kepala sampai ujung kaki saat aku tiba di rumah mewah orang tuanya. Mereka membuat sebuah kediaman permanen disini, di istana. Senyuman kecil di wajahnya mengatakan kalau dia menyukai apa yang ia lihat. “Kau menyukainya?” tanyaku sambil berputar. Dia menyisipkan satu lengannya ke pinggangku. “Sayangya, iya. Padahal aku berharap kau akan tampil dengan sesuatu yang lebih liar. Sesuatu yang bisa membuat skandal di antara kedua orang tuaku.” “Terkadang kau terdengar seperti tidak peduli kalau aku adalah manusia,” aku memberikan pengamatanku saat kami berjalan masuk. “Seolah kau hanya menggunakanku untuk nilai kejutan saja.” “Sebenarnya keduanya, dhampir kecil. Aku peduli padamu, dan aku menggunakanmu untuk nilai kejutan.” Aku menyembunyikan senyumanku saat pelayan keluarga Ivashkov mengantar kami menuju ruang makan. Istana sebenarnya memiliki restoran dan kafe yang disisipkan ke dalam bangunan ini, namun bangsawan seperti orang tua Adrian akan beranggapan kalau mereka akan terlihat lebih berkelas dengan memiliki ruang makan mewah di dalam rumah mereka sendiri. Diriku, aku akan lebih memilih keluar ke tengah orang banyak. Lebih banyak pilihan untuk melarikan diri. “Kau pastilah Rose.” Penilaianku terhadap jalan keluar terganggu saat seorang wanita Moroi yang sangat tinggi, sangat elegan, masuk ke dalam ruangan. Dia mengenakan gaun satin panjang berwarna hijau gelap yang seolah membuatku menjadi bukan bagian dari tempat ini dan gaun itu sangat cocok dengan matanya --mata Adrian. Rambut hitamnya disanggul dan dia tersenyum padaku saat menyalamiku dengan kehangatan yang tidak dibuat-buat. “Aku Daniella Ivashkov,” katanya. “Senang sekali akhirnya aku bisa bertemu denganmu.”
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com Benarkah? Tanganku secara otomatis menjabat tangannya. “Senang bertemu denganmu juga, Nyonya Ivashkov.” “Tolong panggil aku Daniella saja.” Dia berbalik ke arah Adrian dan bertanya sambil merapikan kerah kemeja yang tidak Adrian kancing. “Sejujurnya, sayang,” katanya. “Apa kau bahkan sudah melihat ke kaca sebelum kau keluar dari pintu? Rambutmu berantakan.” Adrian mengelak saat ibunya itu meraih kepalanya. “Apa kau bercanda? Aku menghabiskan berjam-jam di depan kaca untuk membuatnya terlihat seperti ini.” Dia mendesah tersiksa. “Suatu hari aku tidak akan bisa memutuskan apakah aku beruntung atau tidak untuk tidak memiliki anak selain dirimu.” Di belakang Daniella, pelayan yang diam menyiapkan makanan di meja. Uap naik dari piring-piring besar dan perutku bergemuruh. Kuharap tidak ada yang mendengar. Daniella melirik ke seluruh aula entah kemana. “Nathan, bisakah kau bergegas? Makanannya akan segera dingin.” Beberapa saat kemudian, suara langkah berat terdengar di lantai kayu berhias, dan Nathan Ivashkov berayun memasuki ruangan. Seperti istrinya, dia berpakaian resmi, dasi satin birunya bercahaya di samping setelan jas berat berwarna hitam gelap yang terlihat dingin. Aku senang mereka punya AC disini, atau pria ini akan segera meleleh dengan kain yang berat. Perawakannya yang sedang berdiri adalah yang paling aku ingat sebelumnya: rambut perak yang jelas terlihat dan berkumis. Aku penasaran apakah rambut Adrian akan terlihat seperti itu ketika ia bertambah tua. Ah, aku tidak akan pernah tahu. Adrian mungkin akan menyemir rambutnya saat pertama kali melihat rambut abu-abu – atau perak itu. Kenyataannya, dia terlihat benar-benar kaget melihatku. “Ini adalah, ah, teman Adrian, Rose Hathway,” kata Daniella lembut. “Kau ingat --dia bilang dia akan membawanya malam ini.” “Senang bertemu dengamu, Tuan Ivashkov.” Tidak seperti istrinya, dia tidak menawarkanku untuk memanggilnya dengan nama depannya, yang membuatku sedikit lega. Strigoi yang mengubah Dimitri secara paksa juga bernama Nathan, dan itu bukanlah nama yang ingin kuucapkan dengan nyaring. Ayah Adrian melihat keseluruhan tampilanku, namun tidak dengan apresiasi seperti yang Adrian lakukan sebelumnya. Rasanya aku lebih terlihat seperti makhluk aneh. “Oh. Gadis dhampir.” Dia sebenarnya tidak kasar, hanya tidak tertarik. Maksudku, dia tidak memanggilku dengan sebutan pelacur darah atau semacamnya. Kami semua duduk untuk makan dan meskipun Adrian menahan tipikal senyuman peduli setan di wajahnya, aku kembali mendapatkan firasat kalau dia sungguh, sungguhsungguh memerlukan rokok. Mungkin alkohol keras juga. Kebersamaan dengan orang tunya merupakan sesuatu yang tidak bisa ia nikmati. Saat satu dari pelayannya menungkan wine kepada kami, Adrian terlihat sangat lega dan tidak menahan diri lagi. Aku menembaknya dengan tatapan waspada yang ia acuhkan. Nathan mampu mendapatkan medali untuk melahap babi dengan sempurna namun masih bisa terlihat elegan dan sopan. “Jadi,” katanya, perhatian terfokus ke Adrian, “Sekarang Vasilisa telah lulus, apa yang akan kau lakukan dengan dirimu sendiri?
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com Kau tidak akan terus ikut melarat dan bersenang-senang dengan anak SMA kan? Tidak ada alasan lagi untukmu berada disana.” “Aku tidak tahu,” kata Adrian malas. Ia menggelengkan kepalanya, semakin mengusutkan rambutnya yang telah kusut dengan hati-hati itu. “Aku senang bergaul dengan mereka. Mereka berpikir kalau aku lebih lucu daripada aku yang sebenarnya.” “Tidak mengejutkan,” jawab ayahnya. “Kau tidak lucu sama sekali. Ini waktunya untukmu melakukan hal yang lebih bermanfaat. Jika kau tidak ingin kembali ke kampus, kau harusnya paling tidak mulai duduk di dalam beberapa pertemuan bisnis keluarga. Tatiana memanjakanmu, tapi kau bisa belajar banyak dari Rufus.” Aku cukup tahu tentang politik bangsawan dengan mengenali nama mereka. Anggota tertua dari setiap keluarga biasanya merupakan ‘pangeran’ atau ‘putri’ mereka dan menduduki Dewan Bangsawan --- dan memiliki peluang untuk menjadi raja atau ratu. Saaat Tatiana naik tahta, Rufus menjadi pangeran dari keluarga Ivashkov karena dia anggota keluarga yang tertua berikutnya. “Benar,” sahut Adrian dengan mimik muka yang tidak berubah. Dia tidak terlalu makan dan hanya memainkan makananya saja. “Aku benar-benar ingin tahu bagaimana ia bisa merahasiakan dua gundiknya dari sang istri.” “Adrian!” tegur Daniella, rona merah memenuhi pipinya yang pucat. “Jangan katakan hal seperti itu di meja makan kita --- dan tentu saja tidak di depan seorang tamu.” Nathan terlihat menyadari kehadiranku lagi dan mengangkat bahu tidak peduli. “Wanita ini bukan masalah.” Aku menggigit bibirku, menahan keinginan peluang jika aku bisa melelmparkan piring cina dengan gaya Frisbee dan memukulnya tepat di kepala. Aku memutuskan untuk tidak melakukannya. Tidak hanya akan mengacaukan makan malam, namun piringnya mungkin tidak akan melayang sepeti yang aku inginkan. Nathan kembali menatap marah kearah Adrian. “Tapi kau lah yang bermasalah. Aku tidak ingin melihat kau duduk tanpa melakukan apa pun --menggunakan uang kita untuk membiayai apa yang kau lakukan.” Sesuatu mengatakan padaku untuk menjauh dari hal ini, tapi aku tidak bisa diam saja melihat Adrian direndahkan oleh ayahnya yang menyebalkan ini. Adrian memang hanya duduk-duduk saja dan membuang-buang uang, Tapi Nathan tidak punya hak untuk membuatnya menjadi bahan celaan. Maksudku, tentu saja aku juga telah sering melakukannya. Tapi itu adalah hal yang berbeda. “Mungkin kau bisa pergi ke Lehigh bersama Lissa,” aku menawarkan. “Melanjutkan belajar roh dengannya dan kemudian ... melakukan apa pun yang pernah kau lakukan saat kau kuliah ...” “Minum dan membolos,” sambung Nathan. “Seni,” jawa Daniella. “Adrian mengambil kelas seni.” “Benarkah?” tanyaku, berbalik ke arah Adrian dengan kaget. Entah bagaimana, aku bisa membayangkan dirinya sebagai lelaki bertipe seni. Cocok sekali degan sikap tidak menentunya. “Kalau begitu ini sempurna. Kau bisa mengambilnya lagi.” Adrian mengangkat bahu dan menghabiskan gelas wine keduanya.
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com “Aku tidak tahu. Kampus itu mungkin memiliki masalah yang sama dengan kampus terakhir yang pernah kumasuki.” Aku merengut, “Apa itu?” “PR.” “Adrian,” Ayahnya mengeram. “Tidak apa-apa,” jawab Adrian riang, dia mengistirahatkan lengannya dengan santai di meja. “Aku tidak benar-benar butuh sebuah pekerjaan atau uang tambahan. Setelah Rose dan aku menikah, anak-anak dan aku akan hidup dari bayaran Rose sebagai pengawal.” Kami semua membeku, bahkan aku. Aku tahu benar kalau ia hanya bercanda. Maksudku, meskipun ia memang mempunyai fantasi untuk menikah dan memiliki anak-anak (dan aku yakin dia tidak memilikinya), gaji yang kecil sebagai pengawal tidak akan pernah cukup untuk menghidupinya di dalam kemewahan hidup yang ia perlukan. Namun, ayah Adrian jelas tidak berpikir kalau ia sedang bercanda. Daniella terlihat tidak bisa memutuskan. Aku, aku hanya merasa tidak nyaman. Ini merupakan topik yang sangat, sangat buruk untuk dibicarakan di acara makan malam seperti ini, dan aku tidak percaya kalau Adrian bisa berbicara seperti itu. Aku bahkan tidak berpikir kalau wine yang ia minum patut dipersalahkan. Adrian hanya sangat suka menyiksa ayahnya seperti itu. Keheningan tumbuh semakin tebal dan tebal. Naluri keberanianku ingin mengisi percakapan hampa yang penuh kemarahan ini, namun sesuatu menyuruhku untuk tetap diam. Tekanan meningkat. Saat bel pintu berbunyi, kami berempat hampir meloncat dari kursi kami masing-masing. Pelayannya, Torrie, menjawab dengan cepat dan aku bernafas lega. Seorang pengunjung tidak diharapkan akan menolong untuk mengurangi ketegangan. Atau mungkin tidak. Torrie membersihkan kerongkongannya saat ia kembali, jelas terlihat bingung saat melihat dan mengubag tatapannya dari Daniella ke Nathan. “Yang mulia Ratu Tatiana ada disini.” Tidak, mungkin. Ketiga Ivashkov berdiri mendadak, dan setengah detik kemudian, aku bergabung bersama mereka. Aku tidak mempercayai perkataan Adrian sebelumnya yang megatakan kalau Tatiana mungkin akan datang. Dari wajahnya, dia terlihat cukup kaget juga sekarang. Namun cukup jelas, dia berada disana. Dia berayun masuk ke dalam ruangan, anggun untuk sesuatu yang berkaitan dengan bisnis santai untuknya: celana panjang hitam yang dipadukan dengan jaket berbahan sutra merah dan blus berenda di bagian bawah. Jepit rambut permata kecil berkilau di rambut gelapnya, dan mata angkuhnya mengintip ke bawah, kearah kami semua saat kami membungkuk dengan tergesa-gesa. Bahkan keluarganya sendiri mengikuti formalitas itu.
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com “Bibi Tatiana,” kata Nathan, memaksakan sebuah senyuman di wajahnya. Aku tidak yakin dia sering melakukannya. “Maukah kau bergabung bersama kami untuk makan malam?” Dia melambaikan tangannya dengan acuh. “Tidak, tidak. Aku tidak bisa tinggal. Aku dalam perjalanan untuk bertemu dengan Priscilla tapi kupikir aku bisa berhenti sebentar saat aku mendengar Adrian telah kembali.” Pandangannya jatuh kepada Adrian. “Aku tidak percaya kau disini seharian dan tidak datang mengunjungiku.” Suaranya dingin namun aku bersumpah ada binar geli di matanya. Mengerikan. Aku tidak bisa membayangkan dirinya hangat dan berbulu. Seluruh pengalaman melihat penampilannya berada di luar di salah satu ruang upacaranya benar-benar terasa tidak nyata. Adrian menyeringai ke arahnya. Dia jelas sekali adalah orang yang paling terlihat nyaman di ruangan ini sekarang. Untuk alasan yang tidak pernah aku pahami. Tatiana mencintai dan memanjakan Adrian. Bukan berarti aku mengatakan kalau dia tidak mencintai anggota keluarganya yang lain, hanya seja jelas sekali kalau Adrian adalah favoritnya. Hal ini selalu mengagetkanku, mempertimbangkan betapa begajulannya Adrian kadang-kadang. “Aw, kupikir kau punya hal yang lebih penting dari pada melihatku,” kata Adrian padanya, “Lagipula, aku sudah berhenti merokok, jadi sekarang kita tidak bisa lagi pergi merokok sembunyi-sembunyi di belakang ruang takhta bersama.” “Adrian!” bentak Nathan, wajahnya berubah merah. Terpikir olehku bahwa aku bisa memggunakan permainan minum untuk taruhan sekitar berapa kali ia berseru menyebut nama anaknya dengan tidak setuju. “Bibi, aku minta ---“ Tatiana mengangkat sebelah tangannya lagi, “Oh, diamlah Nathan. Tidak satu pun orang yang ingin mendengarnya.” Aku hampir tersedak. Berada di ruangan yang sama dengan sang ratu sudah cukup mengerikan, tapi hal itu sebanding dengan melihat ia mengucapkan tamparan-kasar kepada Tuan Ivashkov. Tatiana kembali lagi kepada Adrian, wajahnya kembali ramah. “Kau sudah berhenti merokok? Itu hanya soal waktu. Aku menduga kalo ini adalah kerjaanmu?” Butuh waktu beberapa saat untukku menyadari kalau dia sedang berbicara padaku. Sampai detik itu, aku berharap kalau dia tidak menyadari keberadaanku. Kelihatannya satu-satunya penjelasan mengapa ia tidak berteriak kepada mereka untuk menghilangkan sikap pemberontak pelacur-darah ini. Mengejutkan. Suaranya pun tidak terdengar menuduh juga. Suaranya terdengar ... kagum. “Se-sebenarnya, itu bukan saya Yang Mulia,” jawabku, kelemahlembutanku ini jauh dari perilakuku pada pertemuan terakhir kami. “Adrian sendiri yang, eh, menetapkan hati untuk melakukannya.” Jadi tolonglah aku, Tatiana terkikik. “Sangat diplomatis. Mereka harusnya menugaskanmu untuk mengawal seorang politisi.”
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com Nathan tidak suka perhatiannya beralih padaku. Aku tidak yakin aku menyukainya juga, separuh senang atau tidak. “Apa kau dan Pricillia akan melakukan bisnis malam ini? Atau hanya makan malam bersama sahabat?” Tatiana menarik tatapannya dariku. “Keduanya. Ada beberapa percekcokan antar keluarga yang terjadi. Tidak terbuka untuk umum, tapi berita ini sudah keluar. Orang-orang ribut tentang keamanan. Beberapa orang telah bersiap untuk mulai berlatih dari sekarang. Yang lain masih berpikir apakah para pengawal masih bisa bekerja tanpa tidur.” Dia memutar matanya. “ Dan itu adalah saran yang paling lemah dari semua saran.” Tidak ada pertanyaan tentang hal ini. Kunjungan ini menjadi lebih menarik. “Kuharap kau menutup mulut mereka yang ingin menjadi calon militan,” rutuk Nathan. “Kita bertarung bersama para penjaga adalah hal yang konyol.” “Yang konyol,” kata Tatiana, “adalah memiliki perselisihan di kalangan kelas istana. Itulah yang ingin kututup mulutnya.” Nada suaranya menjadi agung, sangat terdengar keratuannya. “Kita adalah pemimpin diantara kaum Moroi. Kita harus menjadi contoh. Kita perlu bersatu untuk bertahan hidup.” Aku mempelajarinya dengan penasaran. Apa maksudnya ini? Dia setuju atau tidak setuju dengan pernyataan Nathan tentang Moroi yang bertarung. Dia hanya menyebutkan berdirinyya kedamaian diantara orang-orangnya. Tapi bagaimana? Apakah metodenya adalah dengan mendorong gerakan baru ini atau menghancurkannya? Keamaanan adalah perhatian yang besar untuk setiap orang setelah penyerangan dan hal ini jatuh kepadanya untuk dipikirkan. “Terdengar sulit untukku,” kata Adrian, jelas masih bermain-main dengan masalah yang serius ini. “Jika kau ingin merokok setelahnya, aku akan membuat pengecualian.” “Aku akan mengatur waktu untukmu, agar kau melakukan kunjungan yang pantas besok.” Katanya masam. “Tinggalkan rokoknya di rumah.” Dia melirik ke arah gelas wine Adrian yang telah kosong. “Dan yang lainnya.” Sebuah kilatan tekad baja menyeberangi tatapannya, dan meskipun itu mencair secepat ia datang, aku hampir merasa lega. Itu adalah Tatiana dingin yang kukenal. Adrian menghormat. “Kucatat itu.” Tatiana memberi kami tatapan singkat. “Semoga malam kalian menyenangkan,” adalah satu-satunya salam perpisahannya. Kami menunduk lagi dan kemudian di kembali melalui pintu depan. Setelah ia keluar, aku mendengar suara ribut dan bisikan. Aku baru menyadari kalau ia sedang berjalan dengan sebuah rombongan, dan meninggalkan mereka semua di serambi saat ia mengucapkan helo untuk Adrian. Suasana makan malam menjadi lebih sunyi setelah itu. Kunjungan Tatiana telah meninggalkan perasaan heran di kepala kami semua. Paling tidak hal ini membuatku tidak harus mendengarkan percekcokkan Adrian dan ayahnya lagi. Daniella yang paling banyak memperbaiki situasi ini dengan percakapan kecil, berusaha menyelidiki tentang ketertarikanku dan aku sadar dia sama sekali tidak berbicara selama kunjungan singkat Tatiana tadi. Daniella harus menikah dengan Ivashkovs, dan aku bertanya-tanya apakah dia merasakan intimidasi sang ratu. Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com Saat waktu untuk kami pergi tiba, Daniella terus tersenyum sedangkan Nathan pergi untuk melanjukan pekerjaannya. “Datanglah lebih sering,” katanya pada Adrian, merapikan rambut anaknya itu di tengah protes Adrian. “Dan kau diterima kapanpun, Rose.” “Terima kasih,” sahutku heran. Aku terus menganalisis wajahnya untuk melihat apakah ia sedang berbohong, namun kurasa tidak. Ini tidak masuk akal. Moroi tidak menyetujui hubungan jangka panjang dengan dhampir. Khususnya bangsawan Moroi. Dan bangsawan Moroi yang memiliki ikatan keluarga dengan sang ratu sudah pasti tidak boleh, paling tidak sepeti itu lah pengalaman yang terjadi yang mengindikasikan terhadap kesimpulan tersebut. Adrian mengeluh. “Mungkin jika dia (ayahnya) tidak ada disini. Oh sial. Itu mengingatkanku. Aku meninggalkan jasku disini terakhir kali aku kesini --- aku ingin pergi terlalu cepat saat itu.” “Kau punya lima puluh jas,” aku menegurnya. “Tanya Torrie,” kata Daniella. “Dia akan tahu dimana tempatnya.” Adrian pergi untuk mencari si pelayan, meninggalkanku dengan ibunya. Aku harusnya bersikap sopan, sedikit berbasa-basi, namun rasa penasaranku lebih besar dalam diriku. “Makan malam yang enak,” kataku jujur. “Dan kuharap Anda tidak salah paham,...tapi maksudku ... sebenarnya, Anda terlihat baik-baik saja melihat saya dan Adrian berpacaran.” Dia mengangguk dengan jelas. “Memang.” “Dan ...” Ini harus dikatakan. “Tat --- Ratu Tatiana terlihat menerima dengan hal ini juga.” “Memang.” Aku harus meyakinkan diriku untuk tidak menjatuhkan rahangku ke lantai. “Tapi ... maksud saya, terakhir kali saya berbicara dengannya, dia sangat marah. Dia terus dan terus berkata pada saya bagaimana dia tidak akan pernah mengizinkan kami bersama di masa depan atau menikah atau sesuatu yang sejenis dengan hal itu.” Aku meringis mengingat candaan Adrian. “Kupikir Anda merasakan hal yang sama. Tuan Ivashkov terlihat tidak menerimaku. Anda tidak benar-benar ingin anak Anda akan bersama dengan seorang dhampir selamanya.” Senyum Daniella terlihat tulus namun masam. “Apa kau berencana untuk bersamanya selamanya? Apa kau berencana untuk menikahinya dan tetap diam dan tinggal seperti itu selamanya?” Pertanyaan itu benar-benar meruntuhkan pertahanan diriku. “Saya ... tidak ... maksud saya, bukan bermaksud menyakiti Adrian. Saya hanya tidak pernah ---“ “Berencana untuk tetap diam dan tinggal seperti itu sama sekali?” Dia mengangguk bijak. “Itulah yang aku pikirkan. Percayalah padaku, aku tahu Adrian tidak serius mengatakan hal tadi. Setiap orang melompat untuk menyimpulkan sesuatu yang bahkan tidak akan terjadi. Aku sudah mendengar semua tentangmu Rose --- setiap orang sudah pernah mendengar tentangmu. Dan aku mengagumimu. Dan berdasarkan dari apa yang aku pelajari, aku menebak kalau kau bukan tipe orang yang akan berhenti menjadi pengawal untuk menjadi ibu rumah tangga.” Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com “Kau benar,” aku mengakui. “Jadi aku tidak melihat masalah disini. Kalian berdua masih muda. Kalian masih boleh bersenang-senang dan melakukan apa yang kalian inginkan, tapi aku --- kau dan aku – tahu bahwa meskipun jika kau melihat Adrian keluar dan masuk ke dalam sisa hidupmu, kau tidak akan menikah atau tinggal berdiam diri bersamanya. Ini tidak ada hubungannya dengan perkataan Nathan atau siapa pun. Ini adalah jalan kehidupan. Ini adalah jenis dirimu yang sesungguhnya. Aku bisa melihatnya di matamu. Tatiana menyadarinya juga, dan karena itulah ia melunak. Kau perlu keluar sana untuk bertarung, dan itulah yang akan kau lakukan. Paling tidak jika kau memang benar-benar ingin menjadi seorang pengawal.” “Aku memang seperti itu.” Aku menatapnya heran. Sikapnya sangat mengagumkan. Dia adalah bangsawan pertama yang aku temui yang tidak mendadak sinting dan gila dengan ide Moroi dan dhampir berpasangan. Jika orang lain berbagi pandangan dengannya, itu akan membuat hidup menjadi lebih mudah. Dan dia memang benar. Ini tidak ada hubungannya dengan apa yang Nathan pikirkan. Ini bahkan bukan masalah jika Dimitri ada di luar sana. Yang perlu di garis bawahi adalah aku dan Adrian tidak akan bersama selama sisa hidup kami karena aku akan selalu berada dalam tugas sebagai pengawal, tidak terus bersantai seperti yang ia lakukan. Menyadari hal itu membuat bebanku menjadi bebas ... namun ini membuatku sedikit sedih juga. Di belakangnya, aku bisa melihat Adrian turun ke tempat kami. Daniella merunduk ke arahku, merendahkan nada suaranya kepadaku. Ada nada sedih dalam katakatanya saat ia berbicara, nada dari rasa perhatian seorang ibu. “Tapi Rose, karena aku menerima kalian berdua berpacaran dan berbahagia, tolong cobalah untuk tidak menghancurkan hatinya terlalu dalam saat waktunya tiba.”
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com
MENURUTKU, DENGAN TIDAK MENYEBUT-NYEBUT PEMBICARAANKU TERHADAP IBUNYA adalah hal yang tepat untuk kulakukan terhadap Adrian. Aku tidak membutuhkan kekuatan gaib untuk merasakan perasaannya yang bercampur baur saat kami berjalan menuju kamar tamu. Ayahnya membuatnya kesal, namun penerimaan ibunya terlihat mampu membangkitkan semangatnya. Aku tidak ingin merusaknya dengan membiarkannya tahu kalau ibunya menerima kami berpacaran karena dia menduga kalau hubungan kami hanya sementara, cuma sebatas kesenangan. “Jadi kau akan pergi dengan Lissa?” tanyanya saat kami sampai ke kamarku. “Yup, maafkan aku. Kau tahu -- hal-hal cewek.” Dan dengan kata ‘hal-hal cewek’, maksudku adalah berpisah dan masuk. Adrian terlihat sedikit kecewa, tapi aku tahu dia tidak akan cemburu dengan persahabatanku dan Lissa. Dia tersenyum kecil dan melingkarkan tangannya di pinggangku, merunduk untuk menciumku. Bibir kami bertemu, dan kehangatan yang selalu mengejutkanku mengalir ke dalam tubuhku. Setelah beberapa saat yang manis, kami berpisah, namun tatapan matanya mengatakan kalau hal ini tidak mudah untuknya. "Sampai jumpa lagi," kataku. Dia memberiku satu ciuman cepat dan kemudian kembali ke kamarnya. Aku segera menemui Lissa, yang sedang santai di kamarnya. Dia sedang menatap sebuah sendok perak dengan tajam, dan melalui ikatan kami, aku bisa merasakan apa maksudnya melakukan hal itu. Dia sedang mencoba memasukkan kompulsi roh ke dalam sendok itu, jadi siapa pun yang memegangnya akan merasa bahagia. Aku menebak-nebak apakah dia melakukannya untuk dirinya sendiri atau hanya melakukan percobaan secara acak. Aku tidak menggali pikirannya untuk mencari tahu. "Sebuah sendok?" tanyaku geli. Dia mengangkat bahu dan meletakkan sendoknya. "Hey, tidak mudah untuk membuat roh masuk ke dalam perak. Aku harus menggunakan apa yang bisa aku dapatkan." "Well, benda itu dibuat untuk pesta makan malam yang menyenangkan," dia tersenyum dan meletakkan kakinya di atas meja kopi eboni yang berada di tengah-tengah ruang tamu kecil mewahnya. Setiap kali aku melihatnya, aku tidak bisa menolak untuk tidak mengingat barang-barang berwarna hitam dan mengkilat yang berada di ruangan tahanan mewahku dulu di Rusia. Aku telah melawan Dimitri dengan sebuah pasak yang terbuat dari kaki meja yang memiliki bentuk yang sama. "Ngomong-ngomong, bagaimana pesta makan malammu?" "Tidak seburuk yang aku bayangkan," aku mengakui. "Meskipun aku tidak pernah mengira seberapa kurang ajarnya ayah Adrian. Tapi ibunya
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com sebenarnya cukup keren. Dia tidak masalah mengetahui kalau aku dan Adrian berpacaran." "Ya, aku sudah pernah bertemu dengannya. Dia baik, meskipun aku tidak pernah berpikir kalau dia cukup baik untuk menerima hubungan skandal. Tebakanku yang mulia tidak datang, kan?" Lissa bercanda, jadi responku mengagetkannya. "Dia datang, dan ... sebenarnya tidak terlalu buruk juga." "Apa? Apa kau baru saja bilang 'tidak terlalu buruk'?" "Aku mengerti, mengerti. Terdengar gila memang. Sebenarnya itu hanya kunjungan cepat untuk Adrian, dan dia bereaksi seolah bukan masalah melihatku ada disana." Aku tidak menyebutkan tentang pandangan politik Tatiana tentang para Moroi yang berlatih untuk bertarung. "Tentu saja, siapa yang bisa tahu apa yang akan terjadi jika dia bertahan lebih lama lagi saat tu? Mungkin dia akan berubah menjadi dirinya yang biasa. Aku mungkin memerlukan satu set perlengkapan perak kalau begitu -- untuk menghentikanku melemparkan pisau kearahnya." Lissa mengerang. "Rose, kau tidak bisa membuat lelucon dari hal seperti itu." Aku menyeringai. "Aku mengucapkan hal yang tidak berani kau ucapkan." Ucapanku mengembalikan senyuman di wajah Lissa. "Sudah lama aku tidak mendengarnya," katanya lembut. Perjalananku ke Rusia telah meretakkan persahabatan kami -- yang berakhir dengan menunjukkan betapa berartinya persahabatan itu untukku. Kami menghabiskan sisa waktu santai kami dengan membicarakan Adrian dan gosip yang lain. Aku lega melihatnya mulai lupa dengan perasaannya tentang Christian, namun selama waktu berlalu, rasa pusingnya tumbuh karena misi tertuda kami bersama Mia. “Ini akan baik-baik saja,” kataku saat waktunya tiba. Kami sedang menuju halaman istana, berpakaian jeans dan kaos yang nyaman. Rasanya menyenangkan bebas dari jam malam sekolah, dan lagi , keluar di bawah sinar matahari yang cerah tidak membuatku merasa sangat tersamarkan. “Hal ini akan mudah.” Lisa menatapku namun tidak berkata apa pun. Para pengawal adalah penjaga yang keras dan kuat dalam dunia kami, dan ini adalah markas besar mereka. Menerobos masuk tidak akan menjadi apa pun selain menjadi hal yang mudah. Mia terlihat telah menetapkan hati saat kami bertemu dengannya, namun begitu, aku merasa terdorong oleh sikapnya -- dan dia mengenakan pakaian serba hitam. Benar, pakaian itu tidak akan bekerja terlalu banyak di
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com bawah sinar matahari, namun seragam itu membuat semuanya terasa lebih resmi. Aku hampir mati penasaran karena ingin tahu apa yag terjadi dengan Christian, dan Lissa juga merasakannya. Lagi-lagi hal itu merupakan satu dari banyak topik yang lebih baik dibiarkan untuk tidak dijelaskan. Namun, Mia menjelaskan rencananya pada kami, dan sejujurnya aku merasa hanya 65 persen kesempatannya kalau hal ini akan berhasil. Lissa merasa tidak nyaman dengan perannya karena memasukkan kompulsi di dalamnya, tapi dia adalah berperan sebagai seorang pengaman dan setuju melakukanya. Kami mempersiapakan segalanya secara rinci beberapa kali dan kemudian mlali bergerak ke arah bangunan yang merupakan tempat para penjaga beroperasi. Aku pernah sekali kesana, saat Dimitri membawaku untuk melihat Victor di sekat sel yang berdekatan dengan penjaga. Aku tidak pernah menghabiskan banyak waktu di kantor pusat sebelumnya, dan seperti yang telah diprediksikan Mia, hanya ada sedikit staf di siang hari. Saat kami masuk, kami langsung bertemu dengan wilayah penerima tamu seperti yang sering kalian temui di kantor-kantor administrasi yang lain. Seorang pengawal yang terlihat galak duduk di sebuah meja dengan komputer, rak berkas, dan meja disekelilingnya. Dia mungkin tidak memiliki banyak hal untuk dilakukan di malam hari, tapi dia jelas masih dalam tingkat kewaspadaan yang tinggi. Dibelakang ada sebuah pintu, dan itu menarik perhatianku. Mia telah menjelaskan sebelumnya kalau pintu itu adalah jalan masuk ke semua rahasia pengawal, catatan-catatan mereka dan kantor utama -- dan merupakan daerah pengawasan yang mengawasi daerahdaerah beresiko tinggi di istana. Galak atau tidak, laki-laki itu tersenyum kecil untuk Mia. “Bukankah sekarang sudah sedikit malam untukmu? Kau tidak berada disini untuk belajar, kan?” Mia menyeringai balik. Dia pastilah satu dari pengawal yang akrab dengannya selama di istana. “Ah, hanya berjalan-jalan dengan beberapa teman dan ingin menunjukkan tempat disekitar sini.” Dia mengangkat alisnya saat melihatku dan Lissa. Dia memberikan tundukan hormat kecil tanda mengenal. “Putri Dragomir. Pengawal Hathaway.” Sepertinya reputasi kami telah mendahului kami. Itu adalah pertama kalinya aku dipanggil dengan gelar baruku. Itu mengejutkanku dan membuatku Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com merasa sedkit bersalah karena mengkhianati kelompok dimana aku baru saja masuk di dalamnya. “Ini Don,” kata Mia. “Don, Sang putri ingin meminta bantuan.” Dia menatap Lissa penuh arti. Lissa menarik napas panjang dan kemudian aku merasakan terbakarnya sihir kompulsi melalui ikatan kami saat ia memfokuskan tatapanya ke arah Don. “Don,” katanya sungguh-sungguh, “berikan kami kunci dan kode untuk berkas catatan di bawah. Dan kemudian pastikan kamera-kamera di daerah tersebut telah mati.” Dia merengut. “Mengapa aku harus --“ namun saat mata Lissa terus menatapnya, aku bisa merasakan kompulsi itu menguasainya. Garis-garis di wajahnya perlahan berubah penuh kerelaan, dan aku menghembuskan nafas lega. Beberapa orang cukup kuat untuk menolak kompulsi -khususnya Moroi biasa. Kompulsi Lissa lebih kuat karena roh, meskipun kau tidak pernah tahu jika seseorang mungkin saja bisa melawannya. “Tentu saja,” katanya, berdiri. Dia membuka sebuah laci meja dan menyerahkan satu set kunci kepada Mia yang dengan cepat ia serahkan kepadaku. “Kodenya adalah 4312578.” Aku memasukkannya dalam ingatanku dan ia memberi isyarat kepada kami untuk mengikutinya melalui semua pintu yang berkuasa. Di belakangnya, koridor menyebar di semua arah. Dia menunjuka kepada satu koridor di sebelah kanan kami. “Di bawah sana. Belok ke kiri di ujung lorong, turun dua kali dan pintunya tepat di sebelah kanan.” Mia melirik ke arahku, memastikan kalau aku mengerti. Aku mengangguk dan dia kembali berpaling pada Don. “Dan sekarang pastikan pengawasan wilayah itu dimatikan.” “Bawa kami kesana,” kata Lissa kuat. Don tidak bisa menolak perintahnya dan kemudian Lissa dan Mia mengikutinya, meninggalkanku sendiri. Ini adalah bagian rencana yang hanya ada aku sendiri di dalamnya, dan aku bergegas turun ke ruangan. Fasilitasnya mungkin dikelola dengan ringan saja, namun aku masih bisa ditangkap seseorang -- dan tidak memiliki kompulsi yang bisa membantuku bicara untuk keluar dari masalahku. Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com Petunjuk arah yang dberikan Don memang tepat, tapi aku masih harus bersiap jika ada kemungkinan akan memukul kotak kode dan masuk ke brangkas tempat penyimpanan. Baris demi baris lemari pengarsipan berderet ke bawah di ruangan besar. Aku tidak bisa melihat dimana ujungnya. Laci-laci bersusun hingga lima tingkat, pencahayaan fluorescent samar dan keheningan menakutkan memberikan suasana seram, hampir terasa seperti dihantui. Semua informasi para pengawal jauh sebelum zaman digital sekarang. Hanya Tuhan yang tahu seberapa panjang deretan arsip ini dari zaman dulu. Hingga masa-masa pertengahan di Eropa? Aku mendadak merasa takut dan berandai-andai apakah aku bisa melalui ini semuanya. Aku berjalan ke arah lemari pertama di sebelah kiri, merasa lega melihat rak tersebut diberi label. Labelnya terbaca sebagai AA1. Dibawahnya AA2 dan terus selanjutnya. Oh Tuhan. Hal ini membuatku harus mengambil beberapa lemari bahkan untuk keluar dari rak ‘AS’. Aku bersyukur pengorganisasian arsip sesederhana petunjuk alpabet, namun sekarang aku memahami mengapa lemari-lemari ini terus berlanjut selamanya. Aku harus berbali lebih dari tiga perempat dari jalan ke bawah ruangn untuk mendapatkan file ‘TS’. Dan itu tidak akan tercapai hingga aku mendapatkan lac TA27 yang telah ku temukan untuk arsip Tarasov Prison (Penjara Tarasov). Aku mengap-mengap. Berkasnya tebal, dipenuhi oleh semua jenis dokumen. Ada halaman-halaman tentang sejarah penjara dan pola migrasi, sebaik tatanan lantai untuk setiap lokasinya. Aku hampir susah untuk percaya. Begitu banyak informasi .... tapi apa yang aku butuhkan? Apa yang akan berguna nantinya? Jawabannya datang dengan cepat: Semuanya! Aku menutup lacinya dan mengapit foldernya di bawah lenganku. Oke. Waktunya keluar dari sini. Aku berbalik dan mulai menuju jalan keluar di berjalan perlahan. Sekarang apa yang aku dapatkan adalah apa yang aku butuhkan, cara melarikan diri yang mendesak ini menekanku. Aku hampir sampai saat aku mendengar bunyi klik kecil dan pintu terbuka. Aku membeku sama seperti dhampir tak ku kenal yang baru saja masuk. Dia juga membeku, jelas sekali terheran-heran, dan aku menganggapnya sebagai berkah kecil karena ia tidak langsung mengunciku ke dinding dan mulai mengintrogasiku. “Kau Rose Hathaway,” katanya. Tuhan begitu baik. Apa tidak ada orang yang tidak kenal dengan ku sebelumnya? Aku menegang, tidak yakin apa yang akan terjadi sekarang, namun berbicara disaat pertemuan kami disini membuatnya sedikit terlihat masuk akal. “Ya begitulah seperti yang terlihat. Kau siapa?” “Mikhail Tanner,” katanya, masih bingung. “Apa yang kau lakukan disini?” “Melaksanakan perintah,” kataku lembut. Aku menunjukkan berkasnya. “Pengawal yang bertugas di sana membutuhkan sesuatu.”
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com “Kau berbohong,” katanya. “Aku lah pengawal yang bertugas untuk urusan berkas. Jika seseorang memerlukan sesuatu, mereka akan mengirimku untuk melakukannya.” Oh, sial. Rencana berbicara dengan baik-baik gagal. Namun saat aku berdiri disana, pikiran yang aneh datang padaku. Penampilannya tidak kukenal sama sekali: rambut cokelat keriting, tinggi rata-rata, usia dua puluhan akhir. Cukup tampan, sungguh. Namun namanya ... sesuatu tentang namanya .... “Nona Karp,” aku terkesiap. “Kau lah ... kau terlibat dengan Nona Karp.” Dia membeku, mata birunya menatap tajam dengan hati-hati. “Apa yang kau tahu tentang itu?” Aku menelan ludah. Apa yang telah aku lakukan -- atau yang aku coba lakukan adalah demi Dimitri -- bukanlah tanpa panutan. “Kau mencintainya. Kau pergi untuk membunuhnya setelah dia ... setelah dia berubah.” Nyonya Karp telah menjadi seorang guru kami beberapa tahun yang lalu. Dia adalah seorang pengguna sihir roh, dan sebagaik efek penggunaanya, ia mulai menjadi gila, dia melakukan satu-satu nya hal yang bisa ia lalukan untuk menyelamatkan kewarasannya: menjaidi seorang Strigoi. Mikhail, kekasihnya, telah melakukan satu-satunya hal yang ia tahu untuk mengakhiri keadaan mengerikan itu: mencari dan membunuhnya. Terpikir olehku sekarang kalau aku tengah berhadapan dengan pahlawan dari sebuah kisah cinta yang hampir sedramatis kisah cintaku. “Tapi kau belum menemukannya,” kataku lembut. “Iya kan?” Lama sekali ia belum bisa menjawab pertanyaanku, matanya dengan berat mempertimbangkanku melalui tatapnnya. Aku menebak-nebak apa yang sedang ia pkirkan. Nona Karp? Rasa sakitnya sendiri? Atau sedang menganalisisku? “Tidak,” katanya akhirnya. “Aku harus berhenti. Para pengawal lebih membutuhkanku.” Dia berbicara dengan tenang, terkontrol sebagaimana seorang pengawal yang memang harus menguasainya, namun di dalam matanya, aku melihat kesedihan -- sebuah kesedihan yang lebih kupahami. Aku ragu sebelum mengambil sebuah kesempatan yang aku punya untuk tidak di tangkap dan berakhir di dalam sel penjara. “Aku tahu ... Aku tahu kau punya semua alasan untuk menyeretku keluar dari sini dan menangkapku. Harusnya kau melakukannya. Itulah yang memang seharusnya kau lakukan -- apa yang juga akan ku lakukan. Tapi sebenarnnya adalah, ini ...” aku kembali menganggukan kepalaku ke arah berkas yang kupegang. “Sebenarnya, aku sedang mencoba melakukan apa yang pernah kau lakukan sebelumnya. Aku sedang mencoba menyelamatkan seseorang.”
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com Dia diam. Dia mungkin sedang menebak siapa yang aku maksud dan mengasumsikan kata ‘menyelamatkan’ dengan ‘membunuh’. Jika dia mengenal siapa aku sebelumnya, dia pastilah tahu siapa mentorku sebelumnya. Beberapa orang telah mengetahui hubungan romantisku bersama Dimitri, tapi tentang aku yang mempedulikan Dimitri mungkin menjadi kesimpulan yang lebih dulu muncul. “Itu sia-sa, kau tahu,” Mikhail berkata pada akhirnya. Kali ini suranya pecah sedikit. “Aku telah mencoba ... aku telah mencoba sangat keras untuk menemukannya. Namun saat mereka menghilang ... saat mereka tidak ingin ditemukan ...” dia menggelengkan kepalanya. “Tidak ada yang bisa kita lakukan. Aku mengerti mengapa kau ingin melakukannya. Percalah padaku, aku sungguh-sungguh memahaminya. Namun itu tidak mungkin. Kau tidak akan pernah menemukannya jika dia tidak ingin ditemukan olehmu.” Aku menimbang-nimbang seberapa banyak yang bisa aku katakan kepada Mikhail -- seberapa banyak yang seharusnya kukatakan. Terpikir olehku kemudian bahwa jika ada orang lain di dunia ini yang akan memahami apa yang tengah aku lalui sekarang, orang itu pastilah pria ini. Lagipula, aku tidak punya banyak pilihan disini. “Hal itu, kurasa aku bisa menemukannya,” kataku perlahan. “Dia sedang mencariku.” “Apa?” alis Mikhail naik. “Bagaimana kau tahu?” “Karena dia, um, mengirmiku surat tentang hal itu.” Tatapan sengit pejuang tiba-tiba kembali dalam matanya. “Jika kau mengetahuinya, jika kau bisa menemukannya ... kau harusnya meminta bantuan untuk membunuhnya.” Aku tersentak ketka mendengar kata terakhir itu dan kembali takut terhadap apa yang harus kukatakan selanjutnya. “Apa kau memepercayaiku jika kukatakan kalau ada sebuah cara untuk menyelamatkannya?” “Maksudmu dengan menghancurkannya.” Aku menggelengkan kepalaku. “ Bukan ... maksudku benar-benar menyelamatkannya. Sebuah cara untuk mengembalikannya ke keadaannya semula.” “Tidak,” kata Mikhail cepat. “Itu tidak mungkin.” “Itu mungkin. Aku mengenal seseorang yang telah melakukannya -- yang mengubah kembali seorang Strigoi.” Oke, itu adalah kebohongan kecil. Aku sebenarnya tidak mengenal orang itu, tapi aku sedang mengikuti alur dari seseorang yang mengetahui seseorang yang telah mengenal seseorang. “Itu tidak mungkin,” kata Mikhail lagi. “Strigoi itu telah mati. Tidak pernah mati. Perbedaan yang sama.”
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com “Bagaimana jika memang ada sebuah kesempatan?” kataku. Bagaimana jika hal ini bisa dilakukan? Bagaimana jika Nona Karp -- jika Sonya -- bisa kembali menjadi Moroi lagi? Bagaimana jika kalian bisa kembali bersama lagi?” Ini juga berarti dia akan kembali gila, tapi hal itu adalah sebuah masalah teknis yang bisa dipikrkan nantinya. Rasanya seperti seabad menunggunya menjawab dan rasa pusingku semakin membesar. Lissa tidak bisa mengkompulsi seseorang selamanya, dan kukatakan pada Mia kalau aku akan menyelesaikan bagianku dengan cepat. Rencana ini akan hancur jika aku tidak segera keluar. Namun, melihatnya berusaha berhati-hati, aku bisa melihat topengnya mulai menghilang. Selama ini, dia masih mencintai Sonya-nya. “Jika apa yang kau katakan itu benar -- dan aku tidak mempercayainya -maka aku akan ikut denganmu.” Whoa, tidak. Tidak dalam rencana ini. “Kau tidak bisa ikut,” kataku cepat. “Aku sudah punya orang.” Kebohongan kecil yang lain. “Menambah lagi hanya akan mengacaukan rencananya. Aku tidak melakukannya sendirian,” kataku, memotong apa saja yang mungkin bisa menjadi argumennya selanjutnya. “Jika kau sungguh-sungguh ingin membantuku -- benar-benar ingin mengambil kesempatan untuk mengembalikan Sonya -- kau harus membiarkanku pegi.” “Tidak mungkin hal seperti itu bisa menjadi kebenaran,” ulangnya. Namun ada keraguan dalam suaranya, dan aku memainkannya. “Bisakah kau mengambil kesempatan?” Keheningan lagi. Aku mulai berkeringat sekarang. Mikhail menutup matanya sesaat dan mengambil nafas dalam. Kemudian dia bergeser dan memberikan isyarat ke arah pintu. “Pergilah.” Aku hampir melorot karena lega dan segera meraih tungkai pintu. “Terima kasih. Sungguh terima kasih.” “Aku bisa saja mendapatkan banyak masalah karena hal ini,” katanya letih. “Aku masih tidak percaya kalau hal ini mungkin.” “Tapi kau berharap kalau ini mungkin.” Aku tidak butuh responya untuk mengetahui kalau aku benar. Aku membuka pintu, namun sebelum aku melaluinya, aku berhenti sejenak dan meliriknya. Kali ini, dia tidak lagi menyembunyikan kesedian dan rasa sakit di wajahnya. “Jika kau serius ... jika kau ingin membantu ... ada satu hal yang bisa kau lakukan.” Bagian lain dari kepingan puzzle mulai tersusun sendiri untukku, jalan lain yang mungkin bisa kami lakukan. Aku menjelaskan apa yang aku butuhkan darinya dan terkejut mengetahui betapa cepatnya ia setuju. Aku tersadar kalau ia benar-benar mirip aku. Kami berdua telah mengetahui ide kalau
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com mengembalikan Strigoi itu tidak mungkin .. namun kami sangat, sangat ingin mempercayainya bisa terjadi. Aku kembali ke atas sendirian setelah itu. Don tidak ada di mejanya dan aku berandai-andai apa yang Mia lakukan padanya. Aku tidak menunggu untuk mengetahuinya dan langsung keluar. Mia dan Lissa sudah menunggu disana, berjalan bolak balik. Tidak lagi terganggu oleh rasa pusing, aku membuka diriku ke dalam ikatan kami dan merasakan kegelisahan Lissa. “Terima kasih Tuhan,” katanya saat melihatku. “Kami pikir kau telah tertangkap.” “Sebenarnya ... ceritaya panjang.” Satu hal yang tidak ingin kuungkit-ungkit. “Aku mendapatkan apa yang kubutuhkan. Dan ... sebenarnya aku mendapatkan keseluruhannya. Kupikir kita bisa melakukannya.” Mia menatapku dengan pandangan masam sekaligus sedih. “Aku benarbenar berharap bisa tahu apa yang sedang kalian lakukan.” “Aku menggelengkan kepala saat kami bertiga berjalan pulang. “Tidak,” jawabku. “Aku tidak yakin kalau kau perlu mengetahuinya.”
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com
AKU MEMUTUSKAN KALAU LEBIH BAIK jika aku dan Lissa menunggu sampai malam saat kami kembali ke kamar Lissa, membaca dokumen-dokumen itu dengan rajin. Perasaan Lissa campur aduk saat kuceritakan tentang pertemuanku dengan Mikhail --- yang tidak kuceritakan pada Mia. Reaksi Lissa pada awalnya adalah kaget, tapi ada hal lain juga. Ketakutan terhadap masalah yang bisa kudapatkan. Sedikit kehangatan romantis terhadap apa yang aku dan Mikhail lakukan dengan penuh kerelaan untuk orang yang kami cintai. Bertanya-tanya apakah dirinya -- Lissa -- akan melakukan hal yang sama jika Christian berada di dalam situasi yang sama. Secara instan dia memutuskan kalau dia bisa melakukannya; cintanya pada Christian masih begitu kuat. Kemudian dia mengatakan pada dirinya sendiri kalau dia sebenarnya sudah tidak peduli lagi tentang Christian, yang kurasa menyebalkan untuk kudengarkan sekarang jika aku tidak sedang pusing. “Ada apa?” tanyanya. Aku menghela nafas dengan cemas tanpa sadar saat aku membaca pikiran Lissa. Tidak ingin ia tahu kalau aku baru saja membaca pikirannya, aku menunjuk ke arah kertas-kertas yang berhamburan di atas tempat tidurnya. “Hanya mencoba membuat semua ini masuk akal.” Pernyataan yang tidak terlalu jauh dari kenyataan. Bentuk penjaranya rumit. Tiap sel terdiri dari dua lantai dan kecil -- hanya satu narapidana dalam satu sel. Kertas-kertas itu tidak menjelaskan mengapa, namun alasannya jelas sangat terlihat. Hal ini sejalan dengan apa yang telah dikatakan Abe tentang menjaga para penjahat agar tidak berubah menjadi Strigoi. Jika aku terkunci di dalam penjara selama bertahun-tahun, aku bisa memahami godaan untuk menghancurkan dan membunuh teman sekamarku untuk menjadi Strigoi dan kabur. Sel nya juga di letakkan dia pusat bangunan, dikeliling oleh para pengawal, ruang-runag kantor, “ruang-ruang latihan”, sebuah dapur, dan sebuah ruang makan ruang khusus untuk mengigit para sukarelawan. Dokumen-dokumen itu menjelaskan perputaran para pengawal, begitupula dengan jadwal maka para tahanan. Kelihatannya, para tahanan itu di kawal ke tempat sukarelawan bergiliran, dengan pengawalan ketat, dan hanya dizinkan untuk mengisap sedikit darah. Lagi-lagi semuanya dibuat untuk menjaga agar para tahanan tetap lemah dan mencegah mereka untuk berubah menjadi Strigoi. Semua itu adalah informasi yang bagus, namun aku tidak memiliki alasan kuat untuk percaya bahwa semua informasi itu adalah informasi terkini,
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com mengingat dokumen-dokumen ini sudah berusia lima tahun. Dan sepertinya sekarang penjara telah memiliki berbagai peralatan pengaman baru di tempat tersebut. Kemungkinan satu-satunya hal yang bisa kami yakini tetap sama adalah lokasi penjara dan latar belakang bangunan. “Seberapa yakin perasaan mu tetang keahlian pembuatan- jimatmu?” tanyaku pada Lissa. Meskipun dia belum mampu untuk meletakkan banyak roh penyembuh ke dalam cicinku seperti yang dilakukan oleh wanita yang ku kenal bernama Oksana, aku telah menyadari kalau kegelapan dalam diriku menjadi sedikit tenang. Lissa membuatkan sebuah cincin untuk Adrian juga, meskipun aku tidak yakin apakan benda itu membantunya untuk mengontrol sifat buruknya kahir-akhir ini -- sifat buruk uang biasanya muncul setelah mengendalikan roh. Dia mengangkat bahu dan berguling dengan punggungnya. Keletihan memenuhi dirinya, namun dia sedang mencoba untuk tetap bangun demi diriku. “Lebih baik. Kuharap aku bisa bertemu Oksana.” “Mungkin suatu hari,” kataku samar-samar. Aku tidak yakin Oksana mau meninggalkanSiberia. Dia kabur dengan pengawalnya dan ingin tetap tidak diketemukan. Selain itu, aku tidak ingin Lissa segera pergi kesana setelah siksaan yang kudapatkan. “Pernahkah kau mencoba untuk meletakkan sesuatu selain penyembuhan?” sesaat kemudian, aku menjawan sendiri pertanyaanku. “Oh, benar. Sendoknya!” Lissa meringis, namun ringisannya berubuah menjadi kuap. “Aku tidak yakin kalau benda itu benar-benar bekerja.” “Hmm.” “Hmm?” Aku melirik lahi cetak biru. “Aku sedang berpikir jika kau bisa membuat beberapa jimat kompulsi lagi, benda tersebut akan sangat membantu dalam hal n. Kita perlu membuat orang-orang melihat apa yang kita ingin mereka lihat.” Tentu saja jika Victor -- yang memiliki kekuatan kompulsi yang berada entah dimana dekat dengannya -- telah membuat sebuah jimat gairah, Lissa bisa melakukan apa yang aku perlukan. Lissa hanya perlu banyak berlatih. Dia memahami prinsip dasarnya namun terhalang saat membuat efek yang ia nginkan terakhir kalo. Satu-satunya masalah adalah memintanya untuk melakukan hal ini, aku sedang membuatnya agar menggunakan roh lebih banyak lagi. Meskipun efek sampingnya tidak muncul saat itu juga, mereka bisa saja datang menghantui masa depannya. Lissa meliriku dengan penasaran, namun saat aku melihat ia menguap lagi, aku mengatakan padanya untuk tidak usah mengkhawatirkan hal ini. Aku akan menjelaskannya besok. Dia tidak menolak, dan setelah sebuah pelukan cepat, kami beristirahat di kasur Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com kami masing-masing. Kami tidak akan mendapatkan tidur yang cukp, tapi kami harus mendapatkan apa yang kami bisa dapatkan. Besok adalah hari besar. Aku pernah memakai pakaian resmi pengawal berwarna hitam-putih saat aku pergi ke pengadilan Victor. Dalan situasi normal pengawal, kami mengenakan pakaian kasual biasa. Namun untuk acara mewah, mereka menginginkan kami terlihat segar dan profesional. Pagi hari setelah istirahat, aku menggunakan cita rasa fashion pengawalku untuk pertama kalinya. Aku mengenakan pakaian saat pengadilan Victor namun dengan pakaian resmi pengawal, dijahit sesuai dengan ukuranku: celana panjang lurus berwarna hitam, blus putih dengan kancing hingga leher, dan jaket gaun hitam yang muat dengan sangat sempurna ditubuhku. Pakaian ini jelas bukan bermaksud untuk terlihat seksi, tapi caranya memeluk perut dan pinggangku membuat tubuhku terlihat bagus sekali. Aku merasa puas melihat pantulan diriku sendiri di cermin, dan setelah berpikir selama beberapa menit, aku mengikat rambutku dengan kepang tinggi ke atas sehingga menunjukkan tanda molinjaku. Kulitnya masih terlihat merah, namun paling tidak perbannya sudah tidak ada lagi. Aku terlihat sangat ... profesional. Aku seolah mengingatkan diriku pada Sydney. Dia seorang Alkemis -- manusia yang bekerjasama dengan Moroi dan dhampir untuk menyembunyikan vampir dari dunia. Dengan cita rasa sempurnanya terhadap fashion, dia selalu terlihat siap untuk pertemuan bisnis. Aku selalu ingin mengiriminya sebuah koper untuk natal. Jika hari-hari tersebut adalah waktuku untuk berlagak, hari ini adalah harinya. Setelah ujian dan kelulusan, ini adalah langkah terbesar berikutnya untuk menjadi seorang pengawal. Hari ini adalah jamuan makan siang yang dihadiri oleh semua lulusan baru, para Moroi yang memenuhi syarat untuk memiliki pengawal baru juga datang, berharap untuk mengambil para kandidat. Nilai kami dari sekolah dan ujian akan menjadi pengetahuan umum dari sekarang, dan ini adalah kesempatan untuk para Moroi bertemu dengan kami dan menawar siapa yang mereka inginkan untuk mengawal mereka. Alaminya, kebanyakn para tamu adalah para bangsawan, namun beberapa Moroi penting juga memiliki kualifikasi untuk ikut. Aku tidak memiliki minat untuk menunjukkan kemampuanku dan di tawar oleh keluarga kaya. Lissa adalah satu-satunya yang ingin kujaga. Namun, aku tetap harus membuat kesan yang baik. Aku perlu membuat hal ini jelas bahwa aku adalah orang yang tepat untuk ada bersama Lissa. Lissa dan aku berjalan berkeliling ruang pesta bersama. Ini adalah satusatunya tempat yang cukup besar untuk menampung kami semua, mengingat lebih dari lulusan St. Vladimir yang hadir, semua sekolah di Amerika telah mengirim lulusan mereka yang baru, dan untuk sesaat, aku menemukan lautan hitam dan putih yang memusingkan kepalaku. Sedikit Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com warna -- para bangsawan yang mengenakan pakaian terbaik mereka -menghidupkan sedikit kanvasnya. Di sekitar kami, lukisan dinding dengan cat air berwarna lembut membuat dinding terlihat bersinar. Lissa tidak mengenakan gaun pesta atau apapun, namun dia terlihat sangat anggun dengan gaun pas badan yang terbuat dari sutra. Para bangsawan bergaul dengan dorongan sosial yang dibesarkan bersama mereka, namun teman-temanku bergerak dengan sangat tidak nyaman. Tidak seorang pun terlihat keberatan. Bukanlah pekerjaan kami untuk mencari yang lain; kami yang akan didekati. Semua lulusan mengenakan label nama -- di ukir di bahan logam. Tidak ada stiker HELO, NAMAKU ADALAH ... disini. Label tersebut membuat kami dikenali sehingga para bangsawan dapat datang menghampiri kami dan melakukan negosiasi. Aku tidak mengharapkan seseorang kecuali temanku untuk berbicara padaku, jadi Lissa dan aku berjalan ke arah lemari dan kemudian diam di sudut ruangan untuk menguyah cemilan dan caviar kami. Sebenarnya, Lissa yang memakan caviar. Benda itu terlalu mengingatkanku pada Rusia. Adrian, tentu saja, yang melihat kami untuk pertama kalinya. Aku menyeringai ke arahnya. “Apa yang kau lakukan disini? Aku tahu kau tidak memenuhi syarat untuk seorang pengawal.” Tanpa rencana konkrit untuk masa depannya, dapat diasumsikan kalau Adrian akan tinggal di istana. Dan dalam hal sepert itu, dia tidak memerlukan proteksi luar -- meskipun dia jelas memiliki kualifikasi jika dia memilih untuk pergi ke dunia luar. “Itu benar, tapi aku sulit untuk tidak menghadiri sebuah pesta,” katanya. Dia memegang segelas sampanye di tangannya dan aku bertanya-tanya apakag efek dari cincin yang diberkan Lissa tidak ia pakai. Tentu saja, minum sekali-sekali bukanlah akhir dari dunia, dan janji saat lamaran sebelum berkencan tidak termasuk hal itu. Isinya lebih banyak tentang rokok yang aku ingin ia jauhi. “Apakah kau sudah ditemui oleh lusinan orang-orang yang berharap padamu?” Aku menggelengkan kepalaku. “Siapa yang menginginkan Rose Hathway yang ugak-ugalan? Orang yang putus sekolah tanpa peringatan untuk melakukan apa yang ia inginkan?” “Banyak,” katanya. “Aku yakin banyak. Kau menang di pertarungan, dan ingat -- semua orang berpikir kalau kau pergi untuk jalan-jalan melakukan perburuan Strigoi. Beberapa mungkin berpikir kalau ini sesuai dengan karakter gilamu.” “Dia benarm” sebuah suara tiba-tiba berkata. Aku menatap asal suara itu dan melihat Tasha Ozera berdiri didekat kamii, sebuah senyuman kecil di wajahnya yang memilki bekas luka. Bukannya berpikir kalau luka tersebut Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com membuatnya terlihat jelek, aku malah menganggap kalau dia terlihat cantik hari ini -- lebih bangsawan dari yang pernah kulihat didirinya. Rambut hitam panjangnya berkilau dan dia mengenakan rok biru laut dan atasan terbuka berenda. Dia bahkan mengenakan sepatu berhak tinggi dan perhiaan -sesuatu yang aku yakin belum pernah kulihat ia pakai sebelumnya. Aku bahagia melihatnya; aku tidak tahu kalau dia datang ke istana. Pikiran yang aneh menyerangku. “Apakah mereka sudah mengizinkanmu untuk memiliki seorang pengawal?” Para bangsawan memiliki banyak cara yang tenang, cara sopan untuk menghindari orang -orang yang dianggap tidak hormat. Dalam kasus Ozera, jatah pengawal mereka telah dihentikan sebagai bagian hukuman untuk apa yang telah orang tua Christian lakukan. Hal tersebut sungguh-sungguh tidak adil. Para keluarga Ozera layak untuk mendapatkan hak yang sama seperti keluarga bangsawan yang lain. Dia mengangguk. “Kupikir mereka berharap kalau hal ini akan membuatlu diam tenyang Moroi yang bertarung bersama para dhampir. Sejenis sogokan.” “Kau tidak akan menyerah untuk hal itu, aku yakin.” “Tidak. Hal ini hanya memberiku seseorang untuk berlatih.” Senyumnya menghilang dan dia menatap tak pasti diantara kami. “Aku harap kau tidak akan merasa terganggu ... tapi aku ingin memintamu untuk menjadi pengawalku, Rose.: Lissa dan aku bertukar pandangan kaget. “Oh.” Aku tidak tahu apa yang bisa aku ucapkan. “Aku berharap mereka akan mengizikanmu bersama Lissa,” Tasha segera menambahkan, jelas merasa tidak enak. “Tapi sang ratu terlihat sangat keras terhadap pilihannya sendiri. Jika hal itu terjadi ...” “Tidak apa-apa,” kataku. “Jika aku tidak bisa bersama Lissa, makan aku pasti akan memilih bersamamu.” Ucapanku sungguh-sungguh. Aku menginginkan lissa lebih dari siapapun di dunia ini, namun jika mereka memisahkan kami, maka aku jelas akan memilih Tasha daripada bangsawan angkuh lain. Tentu saja, aku sangat yakin kalau penugasanku bersamanya akan menjadi pilihan seburuk penugasanku bersama Lissa. Mereka yang marah padaku karena melarikan diri akan melakukan apa yang mereka bisa untuk meletakkanku pada situasi yang tidak menyenangkan sebisa mungkin. Dan meskipun dia sudah dijanjikan seorang pengawal, aku punya firasat kalau pilihan Tasha tidak akan menjadi prioritas tertinggi. Masa depanku masih menjadi tanda tanya besar. “Hey,” seru Adrian, kesal karena aku tidak menyebutkan namanya sebagai pilihan keduaku.
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com Aku menggelengkan kepalaku padanya. “Kau tahu mereka akan menugaskanku dengan seorang wanita. Lagi pula, kau harys melakukan sesuatu dengan hidup mu untuk mendpatkan seorang pengawal.” Aku bermaksud bercanda, namun sebuah rengutan membuatku berpikir, aku mungkin telag menyakiti perasaanya. Sementara itu, Tasha terlihat lega. “Aku senang kau tidak keberatan. Sebelum hal itu terjadi, aku akan melakukan yang aku bisa untuk menolong kalian berdua.” Dia memutar matanya. “Opiniku tidak banyak membantu.” Berbagi perasaan kuatir dengan Tasha karena masalah penugasan terlihat sia-sia. Daripada hal itu, aku ingin berterima kasih padanya untuk tawarannya, namun kami kedatangan pengunjung baru. Daniella Ivashkov. “Adrian,” dia berucap dengan lembut, seubah senyuman kecil di wajahnya, “kau tidak bisa menyimpan Rose dan Vasilisa sekaligus untuk dirimu.” Dia berbalik ke arah Lissa dan aku. “Sang ratu ingin bertemu kalian berdua.” Menyenangkan. Kami berdiri, namun Adrian memilih untuk duduk, tidak memiliki keinginan untuk mengunjungi bibinya. Tasha pun sepertinya tidak ingin bergabung dengan kami. Melihat Tasha, Daniella menganggu sopan dan kaku. “Nyonya Ozera.” Kemudian daniella berjalan menjauh, mengganggap kami mengikutinya. Aku menemukan ironi saat Daniella terlihat ikhlas menerimaku namun masih menyimpan prasangka menyisihkan Ozera. Kurasa kebaikannya hanya pergi terlalu jauh. Namun Tasha telah tumbuh dengan daya tahan yang kuat dari sikap tersebut. “Selamat bersenang-senang,” katanya. Dia berbalik menatap Adrian. “Sampanye lagi?” “Nyonya Ozera,” katanya hormat, “kau dan aku adalah dua akal dengan satu pemikiran.” Aku ragu sebelum mengikuti Lissa untuk bertemu Tatiana. Aku terfokus pada penamplan anggun Tasha namun hanya tertarik pada sesuatu. “ Itu semua adalah perhiasan perakmu?” tanyaku. Dia tanpa sadar menyentuh kalung oval yang melingkari lehernya. Jarinya dihiasi dengan tiga cincin. “Ya,” jawabnya bingung. “Kenapa?” “Ini mungkin terdengar aneh ... well, mungkin tidak bisa dibandingkan dengan keanehanku biasanya. Tapi bisakah kami, um, meminjam semua itu?” Lissa menatapku dan tibatiba menebak apa maksudku. Kami memerlukan lebih banyak jimat dan haruslah terbuat dari perak. Tasha menaikan alisnya, tapi sama seperti banyak temanku, dia memiliki kemampuan mengagumkan untuk setuju dengan ide yang aneh.
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com “Tentu,” jawabnya. “Tapi bisakan aku memberikannya padamu nanti? Aku tiidak ingin mencopot semua perhiasanku di tengah-tengah pesta .” “Todak masalah.” “Aku akan mengirimkannya ke kamarmu.” Setelah hal itu beres, Lissa dan aku berjalan ke tempat dimana Tatiana dikelilingin oleh para pengagum dan mereka yang ingin mencari muka. Daniella pastinya salah dengan mengatakan kalau Tatiana ingin melihat kami berdua. Ingatan saat dia meneriaki tentang Adrian masih membara di kepalaku, dan makan malam di kediaman Ivashkovs tidak bisa membodohiku untuk berpikir kalau sang ratu dan aku mendadak menjadi sahabat. Namun, herannya, saat ia menatap aku dan Lissa, dia tersenyum. “Vasilissa. Dan Rosemarie.” Dia memberi isyarat agar kami mendekat, dan grup yang mengelilinginya bubar. Aku mendekatinya bersama Lissa, langkahku kaku. Apakah aku akan diteriaki di depan semua orang ini? Sepertinya tidak. Selalu ada bangsawan baru untuk ditemui, dan Tatiana memperkenalkan Lissa untuk pertamakalinya pada mereka. Setiap orang penasaran terhadap putri Dragomir. Aku pun diperkenalkan juga, meskipun sang ratu tidak menggunakan kebiasaannya untuk mendendangkan kekagumannya seperti yang ia lakukan terhadap Lissa. Namun masih saja, menjadi orang yang diakui terasa menyenangkan. “Vasilissa,” kata Tatiana, setelah basa-basinya selesa, “Aku sedang berpikir kalau kau harusnya segera mengunjungi Lehigh. Pengaturan perjanjian kunjunganmu telah dibuat, oh, mungkinselama satu setengah minggu. Kami pikir itu merupakan perlakukan yang bagus sebagai hadiah ulang tahunmu. Serena dan Grant akan ikut bersamamu, dan aku mungkin akan mengirim beberapa orang lagi.” Serena dan Grant adalah pengawal yang mengantikan Dimitri dan aku sebagai pelindung Lissa di masa depan. Tentu saja mereka akan pergi bersamanya. Kemudian, Tatiana mengucapakn hal yang paling mengaggetkan dari semua hal. “ Dan kau bisa pergi juga jka kau mau, Rose. Vasilisa tidak bisa merayakannya tanpamu.” Lissa merasa melayang. Universitas Lehigh. Iming-iming yang membuat ia mau menerima untuk tinggal di istana. Lissa memohon untuk mendapatkan pengetahuan sebanyak yang bisa ia dapatkan, dan sang ratu memberikannya kesempatan untuk mendapatkannya. Kemungkinan untuk dikunjungi sungguh membuatnya dipenuhi hasrat dan kegembiraan -khususnya jika dia bisa merayakan ulang tahun kedelapanbelasnya bersamaku disana. Hal itu cukup untuk membuatnya melupakan Victor dan Christia, yang artinya sesuatu. “Terima kasih, yang mulia. Hal itu sangat bagus.” Aku tahu ada kemungkinan kuat, kalau kami -- tidak mungkin kemanamana dalam jadwal kunjungan ini -- tidak jika rencanaku untuk Victor Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com berkerja. Namun aku tidak ingin mengacaukan kebahagiaan Lissa -- dan aku jugaa tidak mungkin menyebut-nyebut hal itu di tengah keramaian bangsawan seperti ini. Aku pun seperti membeku setelah mengetahui aku juga diundang. Setelah menyampaikan undangan tersebut, sang ratu idak berbicara apa-apa lagi padaku dan melanjutkan pembicaraannya dengan yang lain disekitarnya. Namun, dia terlihat puas -- untuk nya, paling tidak -saat menyebutkan namaku, sama seperti yang ia lakukan di kediaman ivashkov. Tidak terasa seperti keramahan seorang sahabat tapi jelas bukan perempuan jalang yang gila. Mungkin Daniella benar. Semakin banyak bangsawaan yang ikut-ikutan saat setiap orang mulai berbicara dan mencoba menarik perhatian sang ratu, dan hal ini menjelaskan bahwa aku tidak lagi diperlukan. Melirik ke sekitar ruangan, aku menemuka seseorang yang kuperlukan utnuk bicara dan tanpa perlawanan memisahkan diriku sendiri dari group, menyadari kalau Lissa bisa menjaga dirinya sendiri. “Eddie,” panggilku, mencapaisisi alin dari ruangan ini. “Sendiri akhirnya.” Eddie Castile, teman lamaku, menyeringai saat ia melihatku. Dia juga seorang dhampir, tingg dengan wajah tirus yang manis, kelaki-lakian terpancar dari wajahnya. Dia telah mengecat rambut hitamnya menjadi pirang-pucat sebagai perubahannya. Lissa pernah berharap aku dan Eddi berkencan, namu aku dan Eddie hanyalah teman. Sahabatnya adalah Mason, cowok manis yang tergila-gila padaku dan yang telah dibunuh oleh Strigoi. Setelah kematiannya, Eddie dan aku telah menambahkan sikap saling melindungi satu sama lain. Dia kemudian pernah diculik saat penyerangan di St. Vladimir dan pengalamnnya membuatnya menjadi pengawal yang serius dan tegas -- terkadang menjadi sangat serius. Aku ingin dia mendapatkan kesenangan dan aku bahagia melihat kilatan kebahagiaan di mata hijaunya sekarang. “Kurasa setiap bangsawan di ruangan inti telah mencoba menyogok mu,” godaku. Itu tidak sepenuhnya gurauan. Aku telah memperhatikannya selama pesta, dan selalu ada seseorang bersamanya. Catatannya telah mendapatkan bintang. Bertahan hidup daru kejadian yang mengerikan dalam hiduonya yang mungkin menakutinya, namun semua itu terlihat dalam kemampuannya. Dia memiliki nilai yang tinggi dan skor yang sangat baik dalam ujan. Dan yang paling penting, dia tidak memiliki reputasi yang menyimpang. Dia adalah tangkapan yang bagus. “Yah sepertinya begitu.” Dia tertawa. “Aku benar-benar tidak menyangka.” “Kau sangat rendah hati. Kau itu adalah hal terpanas di ruangn ini.” “Tidak jika dibandingkan denganmu.” “Ya. Dari sejumlah orang yang berbaris berbicara padaku. Setahuku, hanya Tasha Ozera yang menginginkanku. Dan Lissa, tentu saja.”
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com Garis kerutan saat ia berpikir terpampang di wajah Eddie. “Bisa jadi lebih buruk.” “Ini akan menjadi lebih buruk. Tidak mungkin sepertinya aku bersama dengan salah satu dari mereka.” Kami terdiam, dan rasa pusing mendadak memenuhiku. Aku datang untuk meminta bantuan Eddie, dan ini tidak lagi terdengar sebagai ide yang bagus. Eddie sedang berada di batas karis yang ersinar. Dia adalah teman yang setia, dan aku yakin dia akan menolongku sesuai dengan apa yang aku butuhkan ... namun mendadak aku tdak ingin memintanya menolongku. Namun seperti Mia,Eddie adalah seorang pengintai. “Ada apa, Rose?” Suaranya berubah kuatir -- sifat alami protektifnya muncul. Aku menggelengkan kepalu. Aku tidak bisa melakukannya. “Tidak apa-apa.” “Rose,” katanya memperingatkan. Aku membuang muka, tidak bisa menatap matanya. “Ini tidak penting. Sungguh.” Aku akan menemukan jalan lain, orang lain. Yang mengagetkanku, dia meraih untuk menyentuh daguku dan mengangkat kepalaku agar kembali menatapnya. Tatapannya memerangkapku, tidak mengizinkanku untuk kabur. “Apa yang kau butuhkan?” Aku menatapnya lama. Aku sangat egois, mengambl risiko dari kehidupan dan reputasi teman yang aku pedulikan. Jika Christian dan Lissa tidak sedang bertengkar, aku akan meminta bantuannya juga. Namun Eddie adalah yang tersisa untukku. “Aku membutuhkan sesuatu ... sesuatu yang cukup ekstrim.” Wajahnya masih terlihat serius, namun bibirnya telah berubah menjadi senyum yang masam. “Apapun yang kau lakukan selalu ekstrim, Rose.” “Tidak kalin. Ini ... sebenarnya, adalah hal yang bis saja menghancurkan segalanya untukmu. Kau bisa tertimpa masalah. Aku tidak bisa melakukannya untukmu.” Senyum separuh itu menghilang. “Tidak apa-apa,” katanya hangat. :Jika kau membutuhkanku, aku akan melakukannya. Apapun hal itu.” “Kau tidak tahu tenatng apa ini.” “Aku mempercayaimu.” “Ini ilegal. Bahkan termasuk pengkhianatan.” Kata-kata itu membuatnya ragu sebentar, namun dia kembali nampak yakin. “Apapun yang kau inginkan. Aku tidak peduli. Aku akan mendukungmu.” Aku sudah menyelamatkan nyawa Eddie dua kali, dan aku tahu kalau dia sungguhsungguh dengan ucapannya. Dia merasa berhutang padaku. Dia akan pergi kemanapun aku minta, bukan karena percintaan romantis, tapi karena persahabatan dan kesetiaan.
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com “Ini pelanggaran,” aku mengulangi. “Kau harus sembunyi-sembunyi keluar dari istana ... malam ini. Dan aku tidak tahu kapan kita akan kembali.” Sunggu sangan mungkin kalau kami tidak akan kembali. Jika kami menerobos masuk dengan penjagaan penjara ... sebenarnya, mereka mungkin akan melakukan ukuran kematian untuk melaksanakan tugas mereka. Itulah untuk kam semua dilatih. Tapi aku tidak bisa menimpakan semua rencana penerobosan ini dengan hanya mengandalkan kompulsi Lissa. Aku perlu petarung lain yang akan mendukungku. “Cukup katakan padaku kapan waktunya.” Dan itulah yang membuat ini terjadi. Aku tidak mengatakan padanya keseluruhan detil rencana kami, tapi aku memberinya lokasi tempat kami berkumpul nanti malam dan mengatakan padanya untuk membawa apa saja yang diperlukan. Dia tidak pernah bertanya padaku. Dia berkata kalau dia akan ada disana. Bangsawan baru datang untuk berbicara dengannya setelah itu, dan kemudian aku meninggalkannya, mengert bahwa a akan datang nanti, Ini sulit tapi aku mendorong keluar perasaan bersalahku yang mungkin akan membahayakan seluruh masa depannya. Eddie datang persis seperti apa yang ia janjikan, saat rencanaku terkuak kemudian malam ini. Lissa juga datang. Lagi, malam berarti ‘siang hari bagi masyarakat awam’. Aku merasakan rasa pusing yang sama saat kami diamdiam keluar bersama Mia. Sinar matahari membuat semua hal bercahaya, namun sebagian besar orang telah tidur. Lissa, Eddie, dan aku masih bergerak melalui lapangan istana setersembunyi yang kami bisa, bertemu dengan Mikhail sebagai bagian tambahan yang bertugas membawa segala jenis alat-alat garasi. Garasi itu merupakan bangunan besi besar yang terlihat seperti bangunan industri dipinggiran istana, dan tidak ada orang lain yang terlihat keluar. Kami masuk ke dalam garasi yang telah diindikasikan Mikhail malam kemarin, dan aku lega karena tidak menemukan satu orang pun disana. Dia memandang kami bertiga, terlihat kaget dengan “tim penyerangku,’ namun dia tidak bertanya dan tidak membuat usaha lebih lanjut untuk bergabung bersama kami. Lebih banyak perasaan bersalah merasukiku. Adalagi orang yang telah membahayakan masa depannya untukku. “Akan menjadi cukup sempit dan berimpitan.” Gumamnya. Aku memaksakan diri untuk tersenyum. “Kita semua teman disini.” Mikhail tidak tertawa terhadap candaanku namun langsung membuka peti berisikan Dodge Charger hitam. Dia tidak bercanda dengan ungkapan cukup sempit dan berimpitan. Ini adalah benda terbaru yang lebih kecil. Model yang terdahulu lebih besar, namun para pengawal hanya menyimpan benda terbaik untuk dibawa.
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com “Saat kita sudah cukup jauh, aku akan menariknya dan membiarkan kalian keluar,” katanya. “Kami akan baik-baik saja,” aku meyakinkannya. “Ayo kita lakukan.” Lissa, Eddia, dam aku merangkak ke dalam peti itu. “Oh Tuhan,” Lissa bergumam, “Aku berharap tidak ada yang mendertita clautrophobia disini.” Rasanya seperti permainan buruk dari arena Twister. Peti itu cukup besar untuk beberapa barang bawaan tapi tidak untuk tiga orang. Kami terjepit bersamam dan ruang pribadi tidak ada. Kami semua sangat dekat. Puas melihat kami semua meringkuk, Mikhail menutup petinya dan kegelapan menelan kami. Mesin berbunyi beberapa menit kemudian, dan aku merasakan mobilnya bergerak. “Menurutmu berapa lama sampai kita berhenti?” tanya Lssa. “Atau mati karena keracunan Karbon Monoksida?” “Kita bahkan belum keluar dari istana,” catatku. Dia mendesah. Mobil melaju, dan tidak lama setelah itu kamipun berhenti. Mikhlai partinya sudah sampai di pintu gerbang dan berbicara dengan pengawal. Sebelumnya dia pernah berkata padaku kalau dia harus memiliki beberapa alasan atau untuk menjalankan tugas lainnya, dan kami tidak memili alasan untuk mempercayai kalau para pengawal akan menanyainya atau mencari mobilnya. Istana tidak pedul dengan orang-orang yang sembunyi-sembunyi keluar, seperti yang terjadi pada sekolah kami. Perhatian terbesar adalah ketika ada orang-orang yang masuk. Satu menittelah lewat, dan aku merasa tidak nyaman menduga kalau ada masalah yang terjadi. Kemudian mobil bergerak lagi, dan kami bertiga menarik nafas lega. Kami melaju dengan kecepatan tinggi dan setelah aku menduga kalau kami sudah melalu satu mil atau lebi, mobilnya menepi dan berhenti. Petinya terbuka, dan kami bertumpahan keluar dari peti itu. Aku tidak pernah merasa bersyukur untuk udara yang segar. Aku duduk di kursi penumpang di samping Mikhail, Lissa dan Eddie duduk di belakang. Setelah kami tenang, Mikhail kembali menyetir tanpa sepatah kata pu. Aku mengizinkan diriku sendiri beberapa kali untuk mereasa bersalah terhadap orang-orang yang terlibat namun kemudian kubiarkan perasaan bersalah itu lewat. Sudah sangat terlambat untuk khawatir sekarang. Aku juga membiarkan persaan bersalahku terhadap Adrian. Dia akan menjadi sekutu yang baik, tapi aku sulit untuk meminta pertolongnannya dalam hal ini. Dan dengan semua hal itu, aku menenangkan diri dan mengubah pikiranku ke pekerjaan yang akan kami lakukan. Perlu waktu sekitar satu jam untuk mencapai bandara dan dar sana kami bertiga terbang ke Alaska.
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com
“KAU TAHU APA YANG KAMI BUTUHKAN?” Aku sedang duduk diantara Eddie dan Lissa, dalam penerbangan kami dari Seattle ke Fairbanks. Sebagai pemilik tubuh yang paling pendek – sedikitnya – dan otak dari rencana ini, aku terjebak di kursi tengah. “Rencana baru?” tanya Lissa. “Sebuah keajaiban?” tanya Eddie. Aku termenung dan memelototi mereka berdua sebelum merespon. Sejak kapan mereka berdua jadi komedian disini? “Tidak. Barang. Kita perlu perangkat keren jika kita ingin melepaskan ini.” Aku mengetuk-ngetuk cetak biru penjara yang selalu ada di pangkuanku hampir disetiap perjalan kami selama ini. Mikhail telah mengantar kami ke bandara kecil yang satu jam jam jauhnya dari Istana. Kami menaiki penerbangan cepat dan berputar-putar dari sana ke Philadelphia, dan kemudian lanjut ke Seattle dan sekarang ke Fairbanks. Hal ini mengingatkanku tetang sedikit penerbangan gila yang kualami dari Siberia kembali ke Amerika. Perjalanan itu juga transit di Seattle. Aku mulai mempercayai bahwa kota tersebut merupakan pintu masuk untuk mengaburkan keberadaan suatu tempat. “Kupikir satu-satunya alat yang kita perlukan adalah akal kita,” Eddie termenung. Dia bisa jadi serius dengan pekerjaan sebagai pengawalnya sepanjang waktu, namun dia juga bisa mengaktifkan rasa humornya yang renyah di saat santai. Bukan saja ia benar-benar merasa nyaman dengan misi disini, sekarang dia jadi lebih banyak tahu (tapi tidak semua) detil dari rencana ini. Aku tahu dia akan kembali siaga saat kami mendarat. Dapat dimengerti ketika ia kaget saat aku mengatakan kalau kami akan membebaskan Victor Dashkov. Aku tidak mengatakan pada Eddie apapun tentang Dimitri atau roh, hanya membuat Victor muncul dan memainkan peranan yang lebih baik. Kepercayaan Eddie padaku sangat tersirat sehingga ia mempercayai kata-kataku dan tidak mengejar keterangan lebih jauh. Aku tidak tahu bagaimana reaksinya seandainya dia mempelajari kebenarannya. “Pada akhirnya, kita akan memerlukan sebuah GPS,” kataku. “Hanya ada garis lintang dan bujur disini. Tidak ada petunjuk yang sesungguhnya.” “Harusnya tidak sulit,” kata Lissa, mengubah sebuah gelang terus dan terus di tangannya. Dia membuka bakinya dan menyebarkan perhiasan Tasha di atasnya. “Bahkan Alaska memiliki teknologi yang lebih canggih, aku yakin itu.” Lissa juga berubah menjadi lebih lucu, bahkan dengan perasaan gelisah yang terpancar melalui ikatan kami. Perasaan nyaman Eddie mulai sedikit memudar. “Kuharap kau tidak berpikir tentang senjata atau sesuatu yang serupa.”
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com “Tidak. Tentu saja tidak. Jika benda ini bekerja seperti yang kita inginkan, tidak ada satupun yang akan tahu kalau kita disana.” Konfrontasi secara fisik pasti ada, tapi aku berharap bisa meminimalisasi luka serius. Lissa menarik nafas dan menyerahkan gelang itu. Dia khawatir karena sebagian besar rencana ku bergantung pada jimatnya – secara harfiah dan metafora. “Aku tidak tahu apakah ini akan bekerja, tapi benda ini mungkin akan memberikanmu daya tahan lebih.” Aku mengambil gelang itu dan memasangnya di pergelangan tanganku. Aku tidak merasakan apa pun, namun aku hanya jarang menggunakan objek jimat. Aku meninggalkan Adrian sebuah catatan yang mengatakan kalau aku dan Lissa ingin kabur dengan alasan kalau kami sedang menuju ‘pintu gerbang wanita’ sebelum tugasku dan kunjungan kuliah Lissa. Aku tahu dia akan tersakiti. Sudut pandang wanita bisa membawa begitu banyak beban berat, namun dia akan merasa terluka karena tidak diundang dalam perjalanan menegangkan ini – jika dia benar-benar percaya kalau kami memang melakukannya. Dia mungkin memahami diriku dengan baik dengan menebak bahwa kebanyakan aksiku memiliki motif tersembunyi. Aku berharap kalau dia akan menyebarkan cerita kepada para pegawai istana saat ketidakhadiran kami sudah terdeteksi. Kami tetap akan mendapatkan masalah, namun cerita tentang akhir minggu yang liar lebih baik dari pada cerita tentang membatu seseorang kabur dari penjara. Dan sejujurnya, bagaimana bisa hal-hal menjadi semakin buruk untukku? Satu kelemahanku disini adalah kalau Adrian masih bisa mengunjungi mimpimimpiku dan memeriksa tampilanku dalam mimpi itu untuk mengetahui apa yang sebenarnya sedang terjadi. Itu adalah salah satu hal yang semakin menarik – dan kadang-kadang menyebalkan – dari kemampuan roh. Lissa belum mempelajari bagaimana cara berjalan dalam mimpi, namun dia telah mengira-ngira untuk memahami prinsp-prinsp dasarnya. Antara hal itu dengan kompulsi, dia mencoba untuk memantrai sebuah gelang yang bisa menghalangi kekuatan Adrian saat aku tidur nanti. Pesawat kami mulai turun di Fairbanks, dan aku menatap jejeran cemaracemara tinggi dan tanah hijau yang membentang dari luar jendela. Dalam pikiran Lissa, aku membaca bagaimana ia setengah berharap adanya gletser dan gundukan-gundukan salju, daripada mengetahui bahwa tempat ini sedang musim panas. Setelah Siberia, aku telah belajar untuk tetap membuka pikiran tentang stereotip lokal. Fokus terbesarku adalah mataharinya. Matahari tengah terik saat kami meninggalkan Istana, dan karena perjalanan kami membawa kami ke arah barat, perbedaan zona waktu mengartikan bahwa sang matahari tetap akan bersama kami. Sekarang, meskipun sudah hampir jam sembilan malam, kami disambut langit biru cerah, terima kasih kepada garis lintang utara kita. Ini seperti Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com selimut pengaman raksasa. Aku belum menyebutkan hal ini kepada Lissa atau Eddie, namun sepertinya Dimitri memiliki mata-mata dimana-mana. Aku tidak tersentuh saat berada di St. Vladimir dan di Istana,namun surat Dimitri jelas menyatakan bahwa ia akan menunggu saat aku meninggalkan batasbatas aman tersebut. Aku tidak tahu sejauh apa tingkat logistik yang dimilikinya, namun manusia yang memata-matai Istana di siang hari tidak akan mengejutkanku. Dan meskipun aku pergi dengan bersembunyi di dalam sebuah truk, ada kemunkinan kuat kalau Dimitri tahu dan telah siap untuk mengejar. Namun kenyataan bahwa para penjaga penjara akan membuat kami aman juga cukup meringankan bebanku. Paling tidak kami memiliki beberapa jam di malam hari untuk waspada, dan jika kami bisa berhasil menyelesaikan hal ini dengan cepat, kami akan keluar dari Alaska dalam kondisi seburuk apapun dan kapanpun. Tentu saja, hal itu bukan lah hal yang bagus. Kami kalah dengan matahari. Permasalahan pertama kami datang segera setelah kami mendarat , kami mencoba untuk menyewa sebuah mobil. Eddie dan aku sudah berusia delapan belas tahun, tapi tidak ada satu pun perusahaan penyewaan mobil yang mau menyewakan mobil untuk siapa pun yang masih dianggap begitu muda. Setelah penolakan untuk ketiga kalinya, kemarahanku mulai memuncak. Siapa yang pernah berpikir kalau rencana kami akan tertunda karena alasan yang begitu konyol? Akhirnya, pada penyewaan keempat, seorang wanita dengan ragu mengatakan pada kami kalau ada seorang pria yang tinggal sekitar 1 mil dari bandara yang mungkin mau menyewakan mobilnya untuk kami jika kami memiliki sebuah kartu kredit dan memberi deposit yang cukup besar. Kami berjalan kaki dalam cuaca yang nyaman, namun aku bisa katakan kalau sang matahari mulai mengganggu Lissa sepanjang perjalanan kami mencapai tujuan. Bud – dari Penyewaan mobil Bud – tidak terlihat cukup kokoh, sekokoh yang kami harapkan dan jelas ia akan menyewakan mobil untuk kami jika kami punya banyak uang. Dari sana, kami mendapatkan sebuah hotel sederhana dan kembali kepada rencana awal kami. Semua informasi yang kami miliki mengindikasikan kalau penjara itu berjalan sesuai jadwal vampir, yang berarti sekarang adalah waktu mereka tengah aktif beraktivitas. Rencana kami adalah tetap tinggal di hotel sampai besok hari, saat malam bagi para “Moroi” datang, dan tidur sebelum berangkat. Ini memberikan waktu lebih bagi Lissa untuk melatih sihirnya. Kamar kami memiliki pertahanan yang rendah. Tidurku bebas dari Adrian, sehingga membuatku merasa bersyukur karena berarti dia telah menerima kalau kami sedang dalam perjalanan khusus cewek atau karena ia tidak bisa menembus kekuatan dari gelang buatan Lissa. Di pagi hari, kami segera menghabiskan bebeerapa donut untuk sarapan dan memakannya dengan mata yang masih setengah terbuka. Berpacu mengejar jadwal vampir, cukup membuat kami semua sedikit lupa diri. Gula Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com membantu kami untuk memulai dengan semangat. Aku dan Eddie meninggalkan Lissa sekitar jam sepuluh untuk melakukan beberapa pengintaian. Kami telah membeli GPS yang kudambakan dan beberapa benda di toko olahraga di pinggir jalan dan menggunakannya untuk menunjukkan jalanan kota terpencil yang kelihatannya tidak mengarah kemanapun. Saat GPS menunjukkan kalau kami berada satu mil dari lokasi penjara berada, kami keluar ke arah jalan kecil yang kotor dan mengendapendap dengan berjalan melintasi sebuah lapangan yang dipenuhi rerumputan tinggi yang membentang tak ada habis-habisnya menutupi kami. “Kupikir Alaska adalah area tundra,” kata Eddie, berjalan sambil menghentakkan kaki melalui batang-batang yang tinggi. Langit berwarna biru dan cerah lagi, dengan hanya beberapa awan yang tdak bisa melakukan apapun untuk menjauhkan sang matahari. Awalnya aku mengenakan jaket yang tipis tapi sekarang aku mengikatkannya ke pinggangku karena keringat yang mulai mengucur. Kadang-kadang kami disambut embusan angin berputar melalui permukaan rumput yang mendera disekitar rambutku. “Kurasa tidak di semua bagian. Atau mungkin kita harus pergi lebh jauh ke arah utara. Oh, hey, ini terlihat menjanjikan.” Kami berhenti di depan sebuah pagar kawat berduri tinggi dengan sebuah tanda raksasa yang bertuliskan DAERAH PRIBADI – PERSONIL YANG TIDAK MEMILIKI IZIN DILARANG MASUK. Tulisannya berwarna merah, sepertinya untuk meyakinkan kalau mereka benar-benar serius. Kalau aku pribadi, aku akan menambahkan sebuah gambar tengkorak dan tulang menyilang jika ingin meninggalkan pesan mendesak di rumah. Aku dan Eddie mempelajari pagar itu beberapa saat, kemudian kami saling bertatapan mengisyaratakan untuk mundur. “Lissa akan membantu menyembuhkan luka apapun yang akan kita dapatkan,” kataku dengan penuh harapan. Menaiki pagar kawat berduri bukanlah hal yang tidak mungkin, tapi tetap saja tidak menyenangkan. Kulemparkan jaketku ke atas kawat yang akan kupanjat supaya bisa melindungiku, tapi aku masih saja mendapatkan beberapa goresan dan pakaian yang sedikit terkoyak. Saat aku sudah berada di atas, aku melompat ke bawah, memilih langsung melompat saja daripada harus memanjat pagar itu untuk turun. Eddie melakukan hal yang sama, menyeringai saat terkena benturan keras. Kami berjalan lebih cepat dan kemudian bayangan hitam bangunan nampak dipandangan kami. Kami berdua kemudian berhenti dan berlutut, mencari apa yang bisa menutupi kami di dalam rerumputan. Data penjara memberikan indikasi kalau mereka memiliki kamera pengintai di bagian luar, Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com yang artinya kami bisa terdeteksi jika terlalu dekat. Aku membawa teropong canggih dengan GPS dan menggunakannya sekarang, mempelajari bagian luar bangunan. Teropongnya bagus – sangat bagus -- sangat sepadan dengan harganya. Detil yang diberikannya sangat mengagumkan. Seperti banyak kreasi Moroi yang lain, bangunannya merupakan sebuah perpaduan antara antik dan modern. Dindingnya terbuat dari blok-blok batu abu-abu yang menakutkan dan dari keseluruhannya hampir tidak menunjukkan bahwa bangunan ini adalah sebuah penjara dengan atapnya yang baru saja terlihat seperti terbuka. Sepasang benda bergerak bolak-balik disepanjang dinding bagian atasnya, mata yang mengawasi melalui kamera. Tempat itu terlihat seperti sebuah bentengm tak tertembus dan tak terelakkan. Benar-benar panta berada di atas jurang berbatu-batu, dengan langit hitam mengancam dibelakangnya. Lapangan dan matahari tidak terlihat disini. Aku menyerahkan teropong itu pada Eddie. Dia melakukan penilaian sendiri dan menunjuk ke arah kir. “Disana.” Sambil menyipitkan mata, aku baru saja melihat sebuah truk atau SUV dikendarai menuju penjara. Kendaraan itu berputar ke arah belakang dan kemudian menghilang dari pandangan. “Satu-satunya jalan masuk kita,” aku berguman, mengingat kembali cetak birunya,. Kami sudah tahu kalau kami tdak punya kesempatan untuk memanjat dinding atau bahkan mendekat dengan berjalan kaki tanpa diketahui. Kami perlu berjalan melalui pintu depan dan disitulah rencana kami menjadi sedikit samar. Eddie menurunkan teropongnya dan melirik kearah ku dengan alis berkerut. “Kau tahu? Aku sungguh-sungguh dengan apa yang sudah aku katakan. Aku mempercayaimu. Apapun alasan kau melakukan hal ini, aku yakin pasti dengan alasan yang baik. Tapi sebelum kita mula bergerak, apa kau yakin kalau hal ini yang kau inginkan?” Aku tertawa kasar. “Ingin? Tidak. Tapi ini adalah hal yang perlu kita lakukan.” Dia mengangguk. “Cukup baik.” Kami mengamati penjara itu sedikit lebih lama, bergerak disekitarnya untuk mendapatkan sudut pandang yang berbeda sambil tetap menjaga batasnya. Skenario rencananya seperti apa yang sudah kami harapkan, namun memiliki penglihatan tiga dimensi tetap saja masih sangat membantu untuk dilakukan. Setelah sekitar setengah jam, kam kembali ke hotel. Lissa duduk sambil menyilangkan kakinya di salah satu tempat tidur, masih mengerjakan jimatnya. Perasaan yang datang darinya terasa hangat dan puas. Roh selalu bisa membuatnya merasa nyaman – bahkan jika dia mendapatkan efek sampingnya nanti – dan dia rasa dia sudah membuat kemajuan. Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com “Adrian menelponku dua kali,” katanya saat kami masuk. “Tapi kau tidak menjawab?” “Tidak. Kasihan sekali.” Aku mengangkat bahu. “Lebih baik seperti itu.”
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always