Jurnal Kebidanan 07 (02) 115 - 222 Jurnal Kebidanan http : /www.journal.stikeseub.ac.id HUBUNGAN
PENGETAHUAN
BIDAN
TENTANG
KPSP
DENGAN
PELAKSANAAN DETEKSI DINI PERKEMBANGAN ANAK DI WILAYAH IBI KORWIL KABUPATEN BOYOLALI KOTA Novita Nurhidayati1), yanti2) 1), 2)
Stikes Estu Utomo Boyolali
E-mail:
[email protected] 1);
[email protected] 2) ABSTRAK Latar belakang : Pemerintah telah melakukan berbagai upaya, salah satunya adalah pelaksanaan program SDIDTK. Termasuk didalamnya adalah penilaian perkembangan anak dengan menggunakan KPSP. Bidan sebagai salah satu tenaga medis yang bertanggungjawab dalam penilaian perkembangan anak karena merupakan salah satu kegiatan yang harus dilaksanakan di posyandu. Sehingga bidan di tuntut untuk menguasai salah satu instrumen untuk penilaian perkembangan anak yaitu KPSP. Tujuan penelitian ini adalah bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan bidan tentang KPSP dengan pelaksanaan deteksi dini perkembangan anak di wilayah IBI KROWIL Kabupaten Boyolali kota tahun 2014. Metode penelitian ini menggunakan metode survai analitik dengan pendekatan waktu cross sectional. Populasinya adalah seluruh bidan di wilayahKORWIL kabupaten Boyolali kota sejumlah 100 bidan. Dengan tehnik sampling acidental sampling. Sampel sebanyak 34 bidan yang datang pada acara pertemuan IBI KORWIL Kabupaten Boyolali kota. Hasil analisis diperoleh nilai x2 hitung sebesar 18,492. Perbandingan nilai x2 hitung dengan x2 tabel menunjukkan bahwa nilai x2 hitung lebih besar dari x2 tabel (18,492>2,606) dan p value (0,272>0,05). Simpulan : Tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan bidan tentang KPSP dengan pelaksanaan deteksi dini perkembangan anak di wilayah KORWIL Kabupaten Boyolali kota tahun 2014. Kata Kunci: Pengetahuan tentang KPSP, Perkembangan anak
KPSP KONOWLEDGE OF RELATIONSHIP WITH THE MIDWIFE OF EARLY DETECTIONOF CHILD DEVELOPMENT ABSTRACT Background The goverment has made various efforts, one of which is the implementation of the program SDIDTK. Including the assesment of chid development by using KPS. Midwifeas one of the responsible medical personnel inthe assesment of a child’s development because it is one of the activities t be carried out in the neighborhood health center. So the midwife in demand to master one instrumen for the assesment of the child’s development KPSP. The purpose of this study was aimed to determine the relationship of knowledge midwife on KPSP with the imlementation of early detection of child development at the IBI region KORWIL Boyoali city in 2014. This research method using analytic survey with cross sectional approach. The population is the entire district midwife in region KORWIL Boyolali city a total of 100 midwives. With the sampling techniques acidental sampling. Sample of 34 idwives who came to the meeting IBI korwil Boyolali city. The results obtained by analysis of the value of x2 count of 18,492.Comparison with the count value of x2 table shows that the count value is greater than of x2 table(18,492>2,606 and p value (0,272>0,05). Conclusion there is no significant relationship between knowledge midwife on KPSP with the implementation of early detection in the area of child development KORWIL Boyolali city in 2014. Keyword : Knowledge of KPSP, Child developent
Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 02, Desember 2015
194
PENDAHULUAN Periode
terpenting
dalam
tumbuh kembang anak dapat dilaksanakan
perkembangan anak adalah pada saat anak
secara merata. Apabila sistem pelayanan
berusia balita. Dalam masa ini peran orang
kesehatan yang berbasis masyarakat seperti
tua akan sangat berpengaruh terhadap
posyandu dapat dilaksanakan secara efektif
perkembangan anak. Pada usia ini seorang
dan efisien serta dapat menjangkau semua
anak masih membutuhkan orang tua
sasaran
sebagai pendamping, peran orang tua
tumbuh kembang anak, ibu hamil dan ibu
adalah sebagai penolong baik berupa fisik
menyusui. (Depkes RI, 2006).
maupun psikologi. Perkembanagan yang terjadi
pada
masa
kemampuan kesadaran
ini
antara
berbahasa, sosial,
intelegensia
lain
kreativitas,
emosional,
dan
yang
membutuhkan
layanan
Selain pendidikan dari keluarga posyandu juga memiliki peran sangat penting
dari
usaha
tumbuh
kembang
mengoptimalkan
bayi
sesuai
usia,
yang merupakan landasan
motivasi, dan kesesuaian konseling yang
perkembangan berikutnya (Langgulung,
diberikan kader sangat mempengaruhi
2008).
tumbuh
Perkembangan
kembang
merupakan
Posyandu
balita
dapat
dipengaruhi beberapa faktor
eksternal
melalui posyandu berbagai permasalahan
antara lain peran serta masyarakat dalam
kesehatan seperti gizi dan KB, termasuk
bidang kesehatan. Salah satu peran serta
anak balita yang mengalami gangguan
masyarakat dalam bidang kesehatan adalah
tumbuh kembang(Hemas, 2005).
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) ( Rusmanto, 2010).
institusi
bayi.
strategis,
karena
Perkembangan anak adalah segala perubahan yang terjadi pada anak yang
Posyandu merupakan salah satu
meliputi
seluruh
perubahan
dalam
bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya
perkembangan anak yaitu perkembangan
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
fisik, kognitif, emosi, maupun psikososial
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
yang
bersama
memberikan
Perkembangan ini sangat menentukan
kemudahan kepada masyarakat dalam
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
memperoleh pelayanan kesehatan dasar
pada tahap-tahap selanjutnya. Maka dari
utamanya mempercepat penurunan angka
itu
kematian
mencapai
masyarakat
ibu
pengembangan
dan
dan kualitas
bayi. sumber
Upaya daya
manusia dengan mengoptimalkan potensi
terjadi
seorang
dengan
dalam
anak
tahap kurva
usia
anak.
diharapkan
dapat
perkembangan
sesuai
perkembangan
(Endah,
2008).
Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 02, Desember 2015
195
Pemerintah
telah
melakukan
berbagai upaya, salah satunya adalah pelaksanaan program SDIDTK. Termasuk didalamnya
adalah
penilaian
pusat dengan organ yang dipengaruhinya (Aziz, 2008). 2.
Perkembangan
perkembangan anak dengan menggunakan KPSP. Bidan sebagai salah satu tenaga medis
yang
penilaian
bertanggungjawab
perkembangan
anak
dalam karena
merupakan salah satu kegiatan yang harus
Ada beberapa faktor yang dapat mempengeruhi perkembangan anak antara lain : a.
Yang termasuk dalam faktor genetik
anak yaitu KPSP.
adalahberbagai faktor bawaan yang
Dari hasil studi pendahuluan di 5
normal dan patologik, jenis kelamin,
posyandu wilayah puskesmas III Boyolali,
ditemukan
adanya
posyandu
suku bangsa atau bangsa. Potensi
tidak
genetik yang bermutu hendaknya
pemeriksaan
dapat berinteraksi dengan lingkungan
perkembangan anak. Selain itu beberapa
secara positif sehingga diperoleh hasil
bidan menyatakan pernah mengetahui tentang KPSP tetapi belum mengetahui cara menggunakannya.
merupakan
akhir proses tumbuh kembang anak.
instrumen untuk penilaian perkembangan
kegiatan
genetik
modal dasar dalam mencapai hasil
di tuntut untuk menguasai salah satu
saat
Faktor Genetik Faktor
dilaksanakan di posyandu. Sehingga bidan
pada
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
akhir yang optimal. b.
Faktor Lingkungan Lingkungan merupakan faktor
TINJAUAN PUSTAKA
yang sangat menentukantercapai atau
Landasan Teori
tidaknya potensi bawaan. Lingkungan
Perkembangan Balita
yang
baik
akan
tercapainya 1.
Definisi Perkembangan
memungkinkan
potensi
bawaan,
sedangkan yang kurang baik akan batita
adalah
menghambatnya.
Lingkungan
ini
bertambahnya struktur dan fungsi tubuh
merupakan lingkungan “bio-fisiko-
pada batita yang lebih kompleks dalam
psiko-sosial”
kemampuan gerak kasar, gerak halus,
individu, mulai dari konsepsi sampai
bicara dan bahasa, serta sosialisai dan
akhir hayatnya.
yang
mempengaruhi
kemandirian. Perkembangan merupakan
Yang termasuk dalam faktor ini
hasil interaksi kematangan susunan saraf
antara lain, lingkungan biologis (suku bangsa, jenis kelamin, umur, gizi,
Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 02, Desember 2015
196
perawatan kesehatan, penyakit, dan
pengasuh
fungsi
stimulasi dini pada batita, dan
tubuh),
lingkungan
fisik
dilakukannya
radiasi), faktor psikososial (stimulasi,
intervensi dini tumbuh kembang
motivasi belajar, hukuman/ganjaran,
(DIDTK).
sebaya,
stres,
sekolah,
dan
kualitas keluarga
cinta/kasih
sayang,
interaksi),
dan
faktor
(pekerjaan
orang
tua,
3)
Pencegahan
deteksi
dan
dan
pengobatan
penyakit
yang
meliputi,
imunisasi
dasar
lengkap,
pendidikan
manajemen terpadu balita sakit
orang tua, jumlah saudara, jenis
(MTBS), perawatan balita gizi
kelamin dalam keluarga, stabilitas
buruk, dan pencegahan penyakit
rumah tangga, kepribadian orang tua,
menular.
adat istiadat, agama, urbanisasi, dan kehidupan
politik
4)
keluarga)
melalui pemberian rangsangan pendidikan
Kebutuhan Dasar Batita Usia 1-3 tahun Kebutuhan fisik-biomedis (“ASUH”)
b.
terpenuhi pada batita antara lain : Asupan gizi yang seimbang yang meliputi,
pemberian
pendamping
ASI
mulai
6
usia
pemberian seimbang
makanan (MP-ASI)
bulan,
makanan serta
dan
bergizi
suplementasi
untuk anak usia 1 tahun keatas sampai usia 5 tahun. 2)
Kebutuhan yang berhubungan dengan perkembangan normal yang
meliputi,
batita
tiap
penyuluhan
penimbangan
bulan,
pemberian
stimulasi
sesuai
tahap
perkembangannya.
Kebutuhan secara fisik yang harus
1)
Pengembangan kecerdasan jamak yang meliputi pendidikan dini
(Soetjiningsih, 2006).
a.
pemberian
(cuaca, sanitasi, keadaan rumah, dan
kelompok
3.
guna
tumbuh
kembang bagi ibu, keluarga, dan Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 02, Desember 2015
Kebutuhan
Emosi/Kasih
sayang
tahun-tahun
pertama
(“ASIH”) Pada
kehidupan, hubungan yang erat, mesra dan selaras antara ibu/pengganti ibu dengan anak merupakan syarat mutlak untuk menjamin tumbuh kembang yang
selaras
baik
fisik,
mental
maupun psikososial. Berperannya dan kehadiran dan
ibu/penggantinya
selanggeng
mungkin,
sedini akan
menjalin rasa aman bagi bayinya. Ini diwujudkan dengan kontak fisik dan psikis sedini mungkin. Kekurangan kasih sayang ibu pada tahun-tahun pertama kehidupan mempunyai dampak negatif
pada
197
tumbuh kembang anak baik fisik,
1)
Perkembangan motorik kasar
mental maupun sosial emosi, yang “Sindrom
disebut
c.
Kemampuan anak untuk
Deprivasi
duduk, berlari, dan melompat
Maternal”. Kasih sayang dari orang
termasuk contoh perkembangan
tua akan menciptakan ikatan yang erat
motorik kasar. Otot-otot besar
dan kepercayaan dasar.
dan
Kebutuhan akan Stimulasi Mental
anggota tubuh digunakan oleh
(“ASAH”)
anak untuk melakukan gerakan
Stimulasi mental merupakan
seluruh
Perkembangan
motorik
(pendidikan dan pelatihan) pada anak.
kasar dipengaruhi oleh proses
Stimulasi
ini
kematangan anak. Karena proses
perkembangan
kematangan setiap anak berbeda,
kecerdasan,
maka laju perkembangan seorang
kemandirian,
anak bisa saja berbeda dengan
mental
mengembangkan mental
psikososial
keterampilan,
(ASAH)
kreativitas, agama, kepribadian, moral etika,
dan
lain
anak lainnya.
sebagainya
2)
Perkembangan motorik halus
(Soetjiningsih, 2006).
Adapun motorik
Aspek-aspek Perkembangan Anak
meliputi
perubahan
pada
aspek
berikut:
gerakan
anak
yang
menggunakan
otot-otot
kecil
atau
anggota
sebagian
ini dipengaruhi oleh kesempatan
merupakan proses tumbuh kembang seorang
merupakan
Perkembangan pada aspek
Perkembangan fisik (motorik)
gerak
halus
tubuh tertentu.
Perkembangan Fisik (Motorik)
kemampuan
perkembangan
perkembangan
Perubahan yang terjadi pada diri anak
a.
atau
tubuh.
cikal bakal dalam proses belajar
4.
sebagian
anak untuk belajar dan berlatih.
anak.
Kemampuan
Setiap gerakan yang dilakukan anak
menggunting,
merupakan hasil pola interaksi yang
oleh otak.
dan
menyusun
balok termasuk contoh gerakan
kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol
menulis,
motorik halus. b.
Perkembangan fisik (motorik) meliputi perkembangan motorik kasar dan motorik halus. Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 02, Desember 2015
Perkembangan Personal Sosial Yaitu mencerminkan
tingkah
laku
yang
kemampuan
hidup
berdampingan dengan orang lain.
198
Perkembangan
ini
berdampak
Adapun prinsip-prinsip perkembangan
terhadap bagaimana seseorang anak dapat diri
membiasakan dengan
lingkungan,
menerima,
c.
membantu,
a.
dapat
Prinsip-prinsip
dan
perkembangan
adalah pola-pola umum dalam suatu proses
tersenyum secara spontan, menaruh
teratur,
perhatian
sendiri
berkesinambungan, yang dimaksud
disebut, memberikan reaksi terhadap
dengan perubahan yang teratur adalah
perkataan "tidak", dan lainnya.
pertumbuhan
Perkembangan Bahasa
berjalan normal mengikuti tata urutan
dengan
kalau
namanya
ini
kemampuan
berkaitan
anak
dalam
perubahan
alamiah
universal
yang dan
pada manusia
yang
yang saling berkaitan. b.
Perkembangan melibatkan perubahan.
memahami atau menerima informasi
Perkembangan ialah realisasi
yang diterimanya. Dimana anak akan
diri atau pencapaian kemampuan-
mengikuti perintah dan pembicaraan
kemampuan genetik dalam interaksi
spontan dari orang-orang yang ada
dengan lingkungan, perkembangan
dekat dengan lingkungan anak.
menyiratkan
Perkembangan Emosi
kualitatif
Perkembangan pada aspek ini meliputi
kemampuan
anak
proses pada
kepribadian,
perubahan
berbagai misalnya
aspek dalam
untuk
perkembangan bahasa, perkembangan
mencintai, merasa nyaman, berani,
motorik dan lainnya pada anak usia
gembira, takut, dan marah, serta
dini.
bentuk-bentuk emosi lainnya. Pada
c.
aspek ini, anak sangat dipengaruhi oleh interaksi dengan orangtua dan orang-orang di sekitarnya.
Perkembangan awal lebih kritis dari perkembagan selanjutnya. Banyak bukti yang menunjukan bahwa perkembangan pada usia awal
Emosi yang berkembang akan
cenderung
bertahan
dan
sesuai dengan impuls emosi yang
mempengaruhi sikap dan prilaku anak
diterimanya.
anak
sepanjang hidupnya. Hal ini dapat
mendapatkan curahan kasih sayang,
dijelaskan oleh teori Psikoanalitik
mereka
Freud,
Misalnya,
akan
jika
belajar
untuk
menyayangi (Fitri, 2006). 5.
Menurut Sinolungan (1997)
menghargai orang lain. Misalnya,
Perkembangan
d.
menyesuaikan
anak meliputi :
Prisip-prinsip Perkembangan Anak
Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 02, Desember 2015
mengenai
perkembangan
manusia. Menurut Freud, pengalaman awal anak di bawah usia lima tahun
199
sangat
menentukan
kehidupan
kepribadian
di
kualitas
berjalan. Pola umum ini tidak berubah
masa
sekalipun terdapat variasi individu
dewasa. Apabila anak dalam tahun-
dalam perkembangannya.
tahun awal kehidupannya mengalami ganguan
dan
suasana
tidak
Kedua, perkembangan bergerak
mendapatkan
menyenangkan
dari
umum
menuju
dalam
kekeadaan khusus. Dalam hal ini
kehidupannya, maka dikemudian hari
respon mental dan motorik, kegiatan
anak
ganguan
umum selalu mendahului kegiatan
kecemasan dalam penyesuaian dengan
khusus, misalnya, bayi usia 3 bulan
lingkungannya(Dr.Kartini
melabaikan tangannya secara umum,
akan
mengalami
Kartono,
2007). d.
keadaan
membuat
Pola
perkembangan
mempunyai
sebelum
karakteristik yang dapat diramalkan. Pola
dan
gerakan
respon
ia
gerakan
mampu
khusus,
acak
memberikan
seperti
mengapai
karakteristik
benda yang diletakan didepanya dan
perkembangan dapat diramalkan, baik
hal ini berlaku juga dalam prilaku
utuk
emosional
bayi
maupun perkembangan fisik. Artinya
terhadap
benda
apabila anak pada usia awal dalam
disodorkan.
pola
perkembangan
kehidupannya
mempunyai
mental
ciri-ciri
Ketiga,
yang
bereaksi
asing
yang
perkembangan
perkembangan fisik dan mental yang
berlangsung
tidak normal, maka dapat diramalkan
berkesinambungan. Sejak pembuahan,
bahwa kondisi perkembangan anak
lahir,
pada usia remaja atau dewasa akan
meskipun
mengalami
abnormalitas.
kecepatan yang berbeda, kadang-
dan
kadang perlahan, dan kadang-kadang
Adapun
pula prisip
pola
perkembangan anak ditentukan oleh
adanya
berkembang, terjadi
hingga dalam
mati,
berbagai
cepat.
hal-hal sebagai berikut : Pertama,
secara
Karena
perkembangan
itu
kesamaan
mempunyai ciri berkesinambungan ,
dalam pola perkembangan, semua
maka apabila yang terjadi pada satu
anak secara umum pasti mengikuti
tahap
pola perkembangan yang sama dari
perkembagan berikutnya (Fitri, 2006).
sutu tahap menuju tahap berikutnya, sebagai
contoh
bayi
6.
merangkak
sebelum berdiri, dan berdiri sebelum
akan
mempengaruhi
tahap
Stimulasi Perkembangan Anak Stimulasi tumbuh kembang pada
anak
Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 02, Desember 2015
balita
merupakan
kegiatan
200
merangsang kemampuan dasar anak agar anak tumbuh kembang secara optimal.
9) b.
Melempar dan menangkap bola.
Kemampuan Motorik Halus
Setiap anak perlu mendapat stimulasi rutin
1)
Bermain dan menyusun balok.
sedini mungkin dan terus menerus pada
2)
Memasukkan dan mengeluarkan
setiap
kesempatan.
Stimulasi
tumbuh
benda ke suatu wadah.
kembang anak dilakukan oleh orang tua,
3)
yang merupakan orang terdekat dengan
Memasukkan
benda
ke
benda lain.
anak, pengganti ibu atau pengasuh anak,
4)
Meniup.
anggota keluarga lain dan orang dewasa
5)
Membuat untaian.
lainnya.
6)
Mengenal
Kurangnya
satu
dan
menggambar
stimulasi
dapat
penyimpangan
tumbuh
7)
Bermain puzzle.
kembang anak bahkan gangguan yang
8)
Membuat berbagai bentuk dari
menyebabkan
bentuk.
menetap. Kemampuan dasar anak yang
lilin mainan.
dirangsang dengan stimulasi terarah adalah kemampuan
gerak
kasar,
kemampuan
9) c.
gerak motorik halus, kemampuan bicara
Mencocokkan gambar dan benda.
Kemampuan Bicara dan Bahasa 1)
Anak usia 12-15 bulan memiliki
dan bahasa serta kemampuan sosialisasi
kemampuan bicara dan bahasa
dan kemandirian (Aziz, 2008).
antara lain, membuat suara dari
7.
Kemampuan yang Dicapai Batita Usia
barang
1-3 Tahun
menyebutkan nama bagian tubuh,
Kemampuan Motorik Kasar antara
dan melakukan pembicaraan.
a.
lain : 1)
Berjalan
2) tanpa
yang
dipilihnya,
Anak usia 15-18 bulan memiliki
berpegangan
kemampuan antara lain, bercerita
sambil menarik mainan yang
tentang gambar di buku atau
bersuara.
majalah,
2)
Berjalan mundur.
teleponan,
3)
Berjalan naik turun tangga.
berbagai nama barang.
4)
Berjalan sambil berjinjit.
5)
Bermain di luar rumah.
kemampuan antara lain, melihat
6)
Menendang bola.
acara
7)
Melompat,
dapat
3)
melati
keseimbangan tubuh. 8)
bermain dan
teleponmenyebut
Anak usia 18-24 bulan memiliki
televisi,
mengerjakan
perintah sederhana, dan bercerita tentang apa yang dilihatnya.
Mendorong mainan dengan kaki.
Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 02, Desember 2015
201
4)
Anak usia 24-36 bulan memiliki kemampuan
antara
menyebutkan bercerita
d.
nama
8.
lain,
anak menggunakan Kuesioner Pra
lengkap,
Skrining Perkembangan (KPSP)
dirinya,
Tujuan deteksi/skrining ini untuk
menyebut berbagai jenis pakaian,
mengetahui apakah perkembangan anak
dan menyatakan keadaan suatu
normal atau tidak. Jadwal skrining KPSP
benda.
rutin dilakukan pada saat umur anak
Kemampuan
tentang
Deteksi penyimpangan perkembangan
Bersosialisasi
dan
mencapai 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36,
Kemandirian
42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan. Apabila
1)
Anak usia 12-15 bulan : Dapat
anak
menirukan
rumah
kembang pada usia anak diluar jadwal
tangga, melepas pakaian sendiri,
skrining, maka gunakan KPSP untuk usia
makan sendiri,
skrining terdekat yang lebih muda.
pekerjaan
dan merawat
mainan. 2)
4)
masalah
tumbuh
Alat yang dipakai adalah Formulir
Anak usia 15-18 bulan : Mulai
KPSP menurut kelompok umur. Formulir
belajar memeluk dan mencium,
KPSP berisi 9-10 pertanyaan tentang
membereskan
kemampuan perkembangan yang telah
membantu
3)
mempunyai
mainan kegiatan
dan rumah,
dicapai
anak,
petugas
bermain dengan teman sebaya,
memeriksa/menanyakan kepada orang tua
dan bermain petak umpet.
dan anak. Formulir KPSP tersedia untuk
Anak usia 18-24 bulan : Anak
setiap kelompok umur anak dari 3 bulan
dapat mengancingkan kancing
hingga 72 bulan. Interpretasi hasil KPSP
baju, bermain dengan interaksi
dapat dinilai dengan cara :
teman,
a.
membuat
rumah-
Bila jawaban "Ya" mencapai 9-10
rumahan, dan berpakaian sendiri.
berarti perkembangan anak SESUAI
Anak usia 24-36 bulan : Anak
dengan tahap perkembangannya.
berlatih buang air kecil dan
b.
Bila jawaban "Ya" berjumlah 7-8
buang air besar di WC atau
berarti
kamar mandi, berdandan dan
MERAGUKAN
memilih pakaian sendiri, dan mampu
berpakaian
c.
sendiri
(Depkes RI, 2006).
perkembangan
anak
Bila jawaban "Ya" berjumlah 6 atau kurang
berarti
kemungkinan
ada
penyimpangan perkembangan anak (Depkes RI, 2006 ).
Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 02, Desember 2015
202
1.
METODE PENELITIAN
Deskripsi pengetahuan bidan tentang
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Pada penelitian ini, pendekatan
KPSP diukur dengan menggunakan 2.
koesioner yang disesuaikan dengan
yang digunakan adalah cross sectional
buku pedoman SDIDTK DEPKES RI,
Tempat
Dapat dilihat pada tabel 1 di bawah
penelitian
KORWIL
di
Kabupaten
wilayah Boyolali
IBI kota.
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei - Agustus 2014. Populasi penelitian
ini. Tabel 1. Deskripsi Pengetahuan Bidan tentang KPSP di wilayah KORWIL Kabupaten Boyolali Kota tahun 2014
adalah seluruh semua bidan yang tercatat sebagai anggota IBI di wilayah KORWIL Kabupaten Boyolali kota, sejumlah 100 bidan.Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah semua bidan yang datang ke acara pertemuan
IBI
KORWIL
Kabupaten
Boyolali kota pada tanggal 18 Juli 2014, sejumlah 34 bidan, dengan menggunakan teknik
Accidental
sampling.
Analisis
menggunakan perhitungan Chi Square dengan bantuan program SPSS 16for Windows
Variabe
bebas
No
Pelaksanaan Deteksi Dini Perkembangan anak. Hipotesis dalam penelitian ini adalah “ Ada Hubungan Pengetahuan Bidan tentang KPSP dengan Pelaksanaan Deteksi Dini Perkembangan Anak di wilayah KORWIL Kabupaten Boyolali Kota”.
Frek
1. 2. 3.
Tinggi 12 Sedang 14 Rendah 8 Total 34 Sumber : Data Primer (2011)
% 35.35 41.12 23.53 100
Pada tabel 1 di atas diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan sedang tentang KPSP, sebesar 14 bidan (41.12%). 3.
Deskripsi pelaksanaan deteksi dini perkembangan anak dapat dilihat pada
Pengetahuan
Bidan tentang KPSP dan variabel terikat
Keterangan
table 2 berikut ini : Tabel 2. Distribusi Pelaksanaan Deteksi Dini Perkembangan Anak di Wilayah KORWIL Kabupaten Boyolali Kota Tahun 2014 No 1. 2.
Keterangan Frek Ya 13 Tidak 21 Total 34 Sumber : Data Primer,diolah (2014)
% 38.23 61.77 100
Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa sebagian
HASIL PENELITIAN
beasr bidan ‘tidak’ melakukan deteksi dini
Analisa Univariat
perkembangan anak, sebanyak 21 bidan (61.77%).
Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 02, Desember 2015
203
Analisa Bivariat Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan uji chi square untuk mencari hubungan dan menguji hipotesis dua variabel. Dalam penelitian ini akan di uji hubunga Pengetahuan bidan tentang KPSP dengan pelaksanaan deteksi dini perkembangan anak, dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini. Tabel 3. Hubungan Pengetahuan Bidan tentang KPSP dengan Pelaksanaan Deteksi Dini Perkembangan Anak Pelaksanaan Deteksi Dini Perkembangan Anak Pengetahuan
Ya
-value
X2
0,272
18,492
Jumlah
Tidak
Tinggi
N 11
% 91.7
N 1
% 8.3
N 12
% 100
Sedang
10
71.4
4
28.6
17
100
Rendah
5
62.5
3
37.5
8
100
Jumlah
26
48.4
8
74.4
34
100
SumbeData PridSumber : Data primer diolah (2014)
Pada tabel 3 di atas diketahui bidan yang
PEMBAHASAN
mempunyai pengetahuan tinggi tentang KPSP
sebagian
besar
melakukan
Berdasarkan hasil pengumpulan data didapatkan umur bidan di wilayah
pelaksanaan deteksi dini perkembangan
KORWIL Kabupaten Boyolali sebagian
anak, sebanyak 11 bidan (91.7% Hasil
besar 20-30 tahun, hal ini menunjukkan
analisis
sebagian
dengan
program
diperoleh nilai -value
SPSS
16.0
besar
bidan
masih
berusia
sebesar 0.272.
reproduktif,karena perkembangan jumlah
Hasil perbandingan antara nilai -value
lulusan bidan baru memang sangat pesat,
(0.272>0,05) dan chi square hitung dengan
di buktikan dengan jumlah seluruh bidan di
chi square tabel menunjukkan bahwa nilai
kabupaten Byolali yang tercatat sebagia
chi square hitung lebih kecil dari chi
anggota IBI sebanyak 483 bidan. Dengan
square tabel (2.606<18.492), maka dapat
jumlah bidan yang tidak sedikit itu
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan
sebetulnya sangat membantu pelaksanaan
antara pengetahuan bidan tentang KPSP
program pemerintah di bidang kesehatan.
dini
Sedangkan di lihat dari karakteristik
perkembangan anak di wilayah KORWIL
pendidikannya, sebagian besar bidan di
Kabupaten Boyolali Kota Tahun 2014.
wilayah KORWIL Kabupaten Boyolali
dengan
pelaksanaan
deteksi
Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 02, Desember 2015
204
sudah berpendidikan 3 Kebidanan, hal ini
bidan
sesuai dengan keterangan ketua IBI bahwa
pengobatan saja. Padahal sesuai dengan
di Boyolali sudah diterapkan peraturan
teori Ghana Syakira (2009) pada meja 5
pemerintah bahwa bidan minimal harus
posyandu
berijazah D3 Kebidanan. Jika belum
konseling kesehatan dan gizi oleh petugas
beijazah
kesehatan, Imunisasi, KIA-KB termasuk
D3
Kebidanan
maka
tidak
diberikan ijin untuk praktek mandiri.
pengetahuan
bidan
hanya
meliputi
melakukan
pelayanan
dan
stimulasi, deteksi dini tumbuh kembang
Dari hasil pengumpulan data melalui koesioner
seringkali
tentang
KPSP didapatkan hasil sebagian besar
balita, gizi termasuk penanggulangan gizi kurang dan buruk serta penyakit pada balita.
bidan mempunyai pengetahuan sedang,
Setelah data di analisis didapatkan
yaitu sebesar 41,12%. Hal ini didukung
hasil
oleh karakteristik dari pendidikan bidan
pengetahuan tinggi tentang KPSP sebagian
yaitu sebagian besar berpendidikan D3
besar (11 bidan) melaksanakan deteksi dini
Kebidanan, dimana pada pendidikan D3
perkembangan
Kebidanan terdapat mata kuliah Asuahan
disayangkan
neonatus, bayi dan balita yang didalamnya
beberapa bidan yang sebagai responden
terdapat
penilaian
mengatakan mereka hanya “PERNAH”
perkembangan anak baik dengan DDST II
menggunakan KPSP sebagai instrumen
maupun dengan KPSP. Sehingga paling
untuk deteksi dini perkembangan anak,
tidak para bidan sudah pernah mempelajari
bukan dilakukan setiap kegiatan posyandu
tentang
sesuai dengan usia anak yang terdapat
topic
KPSP.
tentang
Sesuai
dengan
Notoadmodjo (2010:78) bahwa pengertian seseorang
tentang
suatu
hal
Sedangkan
yang
anak.
memiliki
Tetapi
berdasarkan
sangat
keterangan
Sedangkan
pada
bidan
yang
mempunyai pengetahuan sedang tentang
pelaksanaan
KPSP, sebagian besar juga melaksanakan
deteksi dini perkembangan anak sebagian
deteksi dini perkembangan anak, walaupun
besar, yaitu 61,77% tidak dilakukan oleh
tidak selalu dilakukan. Padahal sesuai
bidan di wilayah KORWIL Kabupaten
dengan teori Hemas (2005) mengatakan
Boyolali. Sesuai dengan hasil survey yang
bahwa
dilakukan oleh peneliti bahwa sebagian
strategis,
besar
belum
berbagai permasalahan kesehatan seperti
dilaksanakan dengan prinsip 5 meja. Pada
gizi dan KB, termasuk anak balita yang
meja ke 5 yang menjadi tanggung jawab
mengalami gangguan tumbuh kembang .
kegiatan
untuk
bidan
dalam formulir KPSP.
sangat
dipengaruhi oleh pendidikan seseorang.
yaitu
posyandu
Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 02, Desember 2015
Posyandu karena
merupakan melalui
institusi posyandu
205
Hal ini sangat jauh berbeda dengan
mempunyai pengetahuan sedang tetang
dilapangan dimana peran bidan cenderung
KPSP. Sebagian besar responden tidak
hanya memberikan pengobatan saja di
melakukan deteksi dini perkembangan
posyandu.
anak , yaitu 21 responden (61,77%). Hasil
Sementara itu untuk bidan yang
analisis menunjukkan bahwa tidak ada
mempunyai pengetahuan rendah tentang
hubungan
KPSP terdapat 5 bidan yang melakukan
KPSP denagn pelaksanan deteksi dini
deteksi dini perkembangan anak, hal ini
perkembangan
bisa karena memang sebagian besar bidan
probabilitas lebih besar dari level of
sudah
significant 5 % (0,272 > 0,05).
berpendidikan
D3
Kebidanan.
penegtahuan
bidan
anak.
tentang
Hasil
nilai
Sesuai dengan pendapat Notoadmodjo (2010) bahwa prilaku kesehatan seseorang
DAFTAR PUSTAKA
sangat
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu
dipengaruhi
oleh
pendidikan
seseorang.
Pendekatan
Dari hasil analisa data dengan Chi Square didapatkan P.value 0.272. Hasil
praktek
Edisi
VI.
Jakarta : Rineka Cipta. Ariyanti,
Fitri.
2006. Diary Tumbuh
nilai probabilitas lebih besar dari level of
Kembang Anak. Bandung : Read!
significant 5 % (0,272 <.0,05), maka dapat
Publishing House.
disimpulkan bahwa ‘tidak ada hubungan
Devina. 2010. Hubungan Pola Asuh Ibu
antara pengetahuan bidan tentang KPSP
dengan Perkembangan Sosial Pada
dengan
Anak Usia 4-5 tahun di Kelurahan
pelaksanaan
perkembangan
deteksi
anak.
Hal
dini tersebut
Tegalrejo Kecamatan
dibuktikan dari hasil pengumpulan data
Salatiga.
antara bidan yang mempunyai pengetahuan
Kebidanan Estu Utomo Boyolali.
tinggi,sedang maupun rendah tidak ada perbedaan
yang
signifikan
Boyolali
Argomulyo :
Akademi
Dinkes Jateng, 2013. Profil Kesehatan
dalam
Propinsi
Jawa
Tengah.
pelaksanaan deteksi dini perkembangan
www.dinkesjatengprov.go.id/dokum
anak, karena masih banyak faktor lain
en/profil/profil_2008/html
yang mempengaruhi.
Dep Kes RI, 2006. Ibu Sehat Bayi Sehat. Direktorat
Jendral
Pembinaan
PENUTUP
Kesehatan Masyarakat. Jakarta.
Kesimpulan
Dep Kes RI, 2006. Buku Kader Posyandu,
Berdasarkan
penelitian
yang
dilakukan disimpulkan bahwa :Dari 34 bidan,
terdapat
14
bidan
Upaya Perbaikan Gizi Keluarga. Edisi XX. Jakarta : Dep Kes RI
(41,12%)
Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 02, Desember 2015
206
Endah.
2006.
Hubungan
Tingkat
Kartono, Kartini. 2007. Psikologi Anak
Pengetahuan Ibu Tentang Deteksi
Cetakan VI. Bandung : CV Mandar
Dini
Balita
Maju.Notoatmodjo, Soekidjo. 2003.
Tumbuh
Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta
Tumbuh
Dengan Kembang
Kembang
Pencapaian Balita
di
Dusun
Kembangan, Kebon Dalem Lor, Prambanan
kabupaten
: Rineka cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metode
Klaten.
Boyolali : Akademi Kebidanan Estu
Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Rahmad, Ilham. 2009. Tumbuh Kembang
Utomo Boyolali.
Anak.www.bidanku.com/index.php?
Hemas, 2005. Strategi Penanggulangan
/Tumbuh-Kembangan-Anak. Sabtu
Gizi Buruk di Indonesia. Kuliah Perdana Program Study Kesehatan
07 November 2009. Rusmanto. 2010. Posyandu dan Kader
Masyarakat. UGM, Yogyakarta. Hurlock, Elizabeth. 2002. Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga. Langgulung. 2008. Psikologi Anak. Jakarta : EGC.
Kesehatan. Pelaksanaan Program Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita
di
Posyandu.
http://library.usu.ac.id/index.php/co mponent/
journals/index.
Posting
tanggal 14 September 2010
. Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 02, Desember 2015
207