Volume 17, Nomor 2, Hal. 44-49 Juli – Desember 2015
ISSN: 0852-8349
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN STRATEGI INDEX CARD MATCH DI KELAS VIII SMP NEGERI 37 KERINCI Nofyta Arlianti STKIP Muhammadiyah Sungai Penuh, Kerinci, Indonesia
[email protected] ABSTRAK Penyebab rendahnya kualitas pengajaran matamatika adalah kurangnya penguasaan dan pengajaran dalam strategi dan model pengajaran matematika. Dalam proses pembelajaran pengajar cendrung bersifat hanya mentransfer ilmu pengetahuan dari guru ke siswa sehingga siswa kurang memiliki prestasi yang begitu baik dalam belajar. Selain itu dalam penjelasan materi guru cenderung memberikan rumus secara lansung kepada siswa tanpa menuntut mereka untuk menentukan rumus dalam penyelesaian contoh soal. Tujuan penelitian yang dilakukan ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belaja rmatematika siswa dengan strategi pembelajaran Index Card Match di kelas VIII SMP Negeri 37 Kerinci. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Hasil dari penelitianini adalah siklus I di peroleh jumlah nilai 1350 dengan nilai rata-rata 67,50 dengan persentase ketuntasan 65%, dan siklus II di peroleh jumlah nilai 1520 dengan rata-rata 76,00 dengan persentase ketuntasan 95%. Dari hasil belajar diatas dapat ditentukan bahwa hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran index card match menunjukkan hasil yang semakin meningkat. Kata Kunci: Hasil Belajar; Strategi Index Card Match PENDAHULUAN Proses pembelajaran guru cendrung bersifat hanya mentransfer ilmu pengetahuan dari guru ke siswa sehingga siswa kurang memiliki prestasi yang begitu baik dalam belajar. Selain itu dalam penjelasan materi guru cenderung memberikan rumus secara lansung kepada siswa tanpa menuntut mereka untuk menentukan rumus dalam penyelesaian contoh soal. Hal ini mengakibatkan sebagian besar siswa selalu menggunakan rumus yang sama walaupun soal yang berbeda dengan contoh soal yang diberikan sebelumnya atau sering kali lupa
44
menggunakan rumus yang manakah untuk penyelesaian soal, selain itu, siswa enggan untuk bertanya mengenai materi yang tidak dimengerti karena bingung dengan hal yang ingin ditanyakan, apalagi yang telah mengerti sulit untuk menjelaskan materi yang sudah dimengerti tersebut kepada temannya. Umumnya mereka menganggap bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit, dan hanya dapat dikuasai oleh sebagian kecil siswa saja, serta jauh dari kenyataan yang ada dalam kehidupan sehari-hari, hal ini dapat terlihat ketika guru memberikan latihan berupa soal yang berbeda dengan
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
contoh soal yang telah diberikan sebelumnya, meskipun ruang lingkup materi yang sama. Umumnya siswa yang dapat mengerjakan soal tersebut adalah siswa yang memiliki kemampuan berhitung dan bernalar yang kuat. Sementara siswa yang memiliki kemampuan dan bernalar kurang hanya menyalin saja jawaban dari temannya yang dapat mengerjakan soal tersebut tanpa memintapejelasan dari temannya. Hal ini menyebakan guru sering sekali tidak dapat mengidentifikasi kesulitan yang dialami siswa, karena hampir setiap siswa mempunyai jawaban yang sama, sehingga akan diadakan ulangan harian banyak siswa yang dapat nilai yang kurang dari 65. Dari 20 siswa di kelas VIII SMPN 37 Kerinci terdapat 13 siswa yang belum tuntas dari KKM dan terdapat 7 siswa yang sudah tuntas dari KKM. Adapun KKM pada mata pelajaran matematika di SMP Negeri 37 Kerinci adalah 65. Berdasarkan uraian diatas, berarti aktivitas siswa dalam belajar matematika belum optimal dan kurang maksimalnya cara penyampaian materi dari guru.Hasil belajar matematika sebagian besar siswa kelas VIII SMPN 37 Kerinci masih rendah.Untuk mengatasi masalah diatas, guru sebagai salah satu komponen utama dalam proses pembelajaran diharapkan mampu menciptakan suatu kondisi belajar yang optimal sehingga dapat menantang siswa untuk berpikir lebih lanjut yang dapat mendorong mereka untuk belajar sehingga penguasaan konsepnya semakin baik. Guru diharapkan dapat memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan keaktifan siswa secara menyeluruh sehingga pembelajaran lebih bermakna.
Dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa, guru harus mampu mengusahakan suasana belajar yang menyenangkan, sehingga akan menambah percaya diri serta mengembangkan daya kreatifitas dan inovatif siswa. Untuk itulah dalam proses pembelajaran matematika harus disediakan serangkaian pengalaman belajar yang cocok untuk diterapkan dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini, peneliti berharap dengan penerapan Strategi Index Card Match pada pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan sekaligus memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan daya kreatifitas dan inovasinya, karena strategi ini melibatkan siswa secara lansung dalam proses pembelajaran. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian tindakan kelas. Suhardjonodalam Muhammad Asrori (2009:5) “Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Tahap-tahap penelitian tindakan kelas merupakan satu atau dua siklus yangterdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamat/ observasi, refleksi. Untuk melihat hasil belajar siswa dalam pembelajaran tersebut digunakan lembar observasi selama pembelajaran berlansung, untuk melihat pencapaian belajar siswa dipergunakan lembaran soal (test tertulis). Data yang diperoleh selama proses penelitian dianalisis secara kualitatif. Data-data yang dihasilkan secara kualitatif akan diolah dengan
49
Nofyta Arlianti: Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Menggunakan Strategi Index Card Match di Kelas VIII SMP Negeri 37 Kerinci
metode kuantitatif. Analisis data secara kuantitatif dapat berbentuk angka, huruf, atau persen. Rumus penilaian yang digunakan Hasil belajar: x X= N Keterangan :
X = Nilai rata-rata N = Jumlah siswa ∑x = Jumlah nilai (Suharsimi Arikunto, 2010:264) Sementara itu untuk penentuan keberhasilan penelitian ini dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika. Peningkatan hasil belajar siswa ini dikatagorikan berhasil apabila sudah mencapai 70% dapat ditunjukkan dengan meningkatnya hasil belajar siswa. Hasil pembelajaran dianggap tuntas apabila siswa mendapatkan nilai ratarata melebihi kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang telah ditetapkan sekolah yaitu 65. HASIL DAN PEMBAHASAN Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII SMPN 37 Kerinci yang No
Hasil Tes
Nilainya
1.
Nilai Tertinggi
90
2.
Nilai Terendah
50
3.
Nilai Rata-rata
67,5
4.
Daya Serap Klasikal
65 %
berjumlah 20 orang siswa. Dimana hasil penelitian ini sebagai berikut:
48
Siklus I Pokok bahasan yang menjadi fokus dari siklus I adalah membahas tentang bentuk aljabar. Pembelajaran dilakukan dengan strategi pembelajaran index card match yang dilakukan diruangan kelas. Strategi index card match adalah strategi pembelajaran yang menggunakan kartu index. Dalam hal ini kartu index tersebut telah disiapkan oleh guru sebanyak siswa di kelas, kartu tersebut dibagi menjadi dua bagian sama banyak, sebagian kartu itu ditulis dengan pertanyaan dan sebagian lainnya ditulis dengan jawaban dari pertanyaan itu. Kartu tersebut diacak dan dibagikan kepada siswa, bagi siswa yang mendapatkan pertanyaan maka siswa tersebut harus mencari pasangan dari kartu itu. Setelah siswa mendapatkan pasangan kartunya, masing-masing pasangan akan duduk secara berdekatan, bagi siswa yang mendapatkan kartu yang berisi pertanyaan maka siswa tersebut membacakan pertanyaan kepada pasangan yang lain secara jelas, maka soal tersebut akan dijawab oleh pasangan yang lain dalam bentuk kuis. Dari jawaban yang dijawab oleh pasangan yang lain akan dibandingkan jawaban yang benar yang di pegang oleh pasangan kartu index tersebut. Setelah selesai memberikan tindakan siklus I, diadakan tes sebagai tanda telah selesainya proses pembelajaran pada siklus I. Dari hasil observasi pelaksanaan siklus I diperoleh hasil-hasil sebagai berikut: Keterangan: Siswa secara klasikal yang memperoleh nilai 65 ke atas adalah 13 siswa dengan ketuntasan belajar 65%.
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
Hasil Tes
Nilainya
1.
Nilai Tertinggi
90
2.
Nilai Terendah
60
3.
Nilai Rata-rata
76
4.
Daya Serap Klasikal
95 %
Ketuntasan belajar klasikal =
13 x 20
100 % Grafik penyebaran hasil belajar dapat dilihat pada gambar berikut: Grafik 1 Ketuntasan Belajar Siklus I Ketuntasan Belajar
90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
65% 35%
Tuntas Nilai
Tidak Tuntas
Gambar 1: Histogram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I Rekapitulasi Siklus I
Hasil
Tes
Akhir
Dengan memperhatikan grafik tersebut dapat diketahui bahwa dari 20 siswa, yang tuntas belajar secara individu 13 siswa dan yang belum tuntas belajar ada 7 siswa. Ketuntasan belajar klasikal hanya 65%, berarti belum memenuhi syarat ketunasan belajar klasikal, karena ketuntasan belajar klasikal dicapai sekurang-kurangnya 85% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai 65 atau lebih. Berdasarkan refleksi siklus I, maka langkah selanjutnya guru harus lebih memberikan motivasi kepada
Rekapitulasi Siklus II Keterangan:
Hasil
Tes
Akhir
Siswa secara klasikal yang memperoleh nilai 65 ke atas adalah 19 siswadengan ketuntasan belajar 95 %. Ketuntasan belajar klasikal = 19 x 100 % 20 Grafik penyebaran hasil belajar dapat dilihat pada gambar berikut: Grafik 3 Ketuntasan Belajar Siklus II Ketunt asan Belajar
No
siswa agar dapat lebih serius ketika pelajaran sedang berlangsung, sehingga pada pelaksanaan sikuls II hasil yang diperoleh menjadi lebih baik dari siklus I. Siklus II Pada siklus II dibahas tentang penjumlahan, pengurangan dan perkalian. Siklus II ini merupakan penyempurnaan dari siklus I yang telah diuraikan tentang tahapan persiapan dan pelaksanaan kegiatan. Pada siklus II diperoleh hasil yang lebih baik dari siklus sebelumnya. Setelah selesai memberikan tindakan siklus II, diadakan tes sebagai tanda telah selesainya proses pembelajaran pada siklus II diperoleh hasil-hasil sebagai berikut:
90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
95% 5% Tuntas
Tidak Tuntas Nilai
Gambar 2: Histogram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II Dengan memperhatikan grafik tersebut dapat diketahui bahwa dari 20 siswa, yang tuntas belajar secara individu 19 siswa dan yang belum tuntas belajar ada 1 siswa. Ketuntasan belajar klasikal hanya 95 %, berarti telah memenuhi syarat ketuntasan belajar klasikal, karena
49
Nofyta Arlianti: Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Menggunakan Strategi Index Card Match di Kelas VIII SMP Negeri 37 Kerinci
ketuntasan belajar klasikal dicapai sekurang-kurangnya 85% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai 65 atau lebih. Peningkatan proses belajar di atas juga diikuti dengan meningkatnya hasil belajar siswa dengan nilai ratarata sebesar 76.0. Dari uraian di atas, dapat dikatan bahwa secara umum guru melaksanakan langkah-langkah pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran index card match dengan baik. Semakin baik strategi pembelajaran index card match ini diterapkan, maka hasilnya pun semakin optimal dan dapat memberi semangat siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Namun, jika dilaksanakan asal jadi maka peluang untuk meningkatkan peran siswa dalam belajar semakin kecil. Oleh karena itu, hendaklah guru lebih hati-hati dan bersungguhsungguh melaksanakan pembelajaran dengan strategi index card match. KESIMPULAN DAN SARAN Hasil belajar siswa meningkat dari satu siklus ke siklus lainnya. Siklus I rata-rata siswa meningkat menjadi 67,5 dan ketuntasan belajar 65 %. Siklus II nilai rata-rata lebih meningkat, yaitu menjadi 76 dengan ketuntasan 95 %. Dari hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa strategi pembelajaran indexcard matchsangat cocok untuk digunakan pada mata pelajaran matematika. Hal ini dapat dilihat dari hasil-hasil penilaian yang dilakukan pada tiap siklus kegiatan pembelajaran menunjukkan adanya peningkatan dari tiap siklus. Saran: Pendekatan strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe index card match dapat meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di
48
SMP 37 Kerinci, maka disarankan agar strategi pembelajaran ini digunakan oleh sekolah lain. Kepada guru mata pelajaran matematika pada SMP 37 Kerinci supaya lebih meningkatkan kinerjanya guna menghasilkan siswa-siswa yang berkualitas. Kepada pihak sekolah untuk lebih selektif dalam menentukan strategi pembelajaran yang diterapkan karena kesalahan dalam menentukan strategi ituakan berakibat sulitnya siswa memahami pelajaran. DAFTAR PUSTAKA Abin
Syamsuddin M., 2009. Psikologi Kependidikan. Bandung : PT Remaja Karya. Agus Suprijono., 2009. Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Surabaya : Pustaka Pelajar. Anas Sudijono., 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grapindo Persada. Cendramita., 2011. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Strategi Memberi Pertanyaan Mendapat Jawaban di Kelas VIII SMP Negeri 37 Satu Atap Kerinci. Sungai Penuh : Skripsi tidak diterbitkan STKIP Muhammadiyah. Djamarah dan Zaini., 1996. Belajar dan Pembelajaran Aktif. Jakarta : PT Grapindo Persada. Ekawarna., 2010. Penelitian Tindakan Kelas Panduan Untuk Penulisan Skripsi. Jakarta : Gaung Persada Press. Ekawarna, 2011. Penelitian Tindakan Kelas Panduan Untuk
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
Penulisan Skripsi. Jakarta : Gaung Persada Press. Fitri Susanti., 2012. Penerapan Strategi Index Card Match untuk Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMPN 1 Banu Hampu Padang Lua. Sumbar : STAIN. Aziez., F 2009. Esklopedia Pendidikan Lengkap. Jakarta : Adli Aksara Abadi Indonesia. Hisam Z, dkk., 2004. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : CTSD. Iskandar., 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara. Melvin, Silberman., 2006.Aktif Learning101 Belajar siswa aktif.Bandung : Nusa Media Chabib T., 1990. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Raja grafindo Persada. Mohammad Asrori., 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : CV Wacana Prima.
Muhammad N., 2010. Paikem Gembrot. Jakarta : PT Multi Kreasi Satu Delapan. Nana S., 2009, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung : PT Remaja Rosda Karya. Nurhadi, S., 2010. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta : PT Multi Kreasi Satu Delapan. Nasution., 1986. Didakdik Asas-asas Mengajar. Bandung : Jemmars. Oemar Hamalik., 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara Suharsimi A., 2005. Dasar dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Syaiful B. Djamarah., 2011. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta. Zaini., 2005. Strategi Pembelajaran Aktif. Jakarta : Grapindo Persada.
49