Jurnal GeoEco Vol. 1, No. 2 (Juli 2015) Hal. 195 - 206
ISSN:2460-0768
PENGEMBANGAN POTENSI EKOWISATA DI KABUPATEN BIMA Ihsan1, H. Soegiyanto2, Partoso Hadi2
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untukmengetahui; Mengetahui potensi ekowisata yang terdapat di Kabupaten Bima, Menganalisis tingkat persepsi wisatawan dan peranserta masyarakat terhadap pengembangan ekowisata khususnya aspek ekonomi dan lingkungan, Merumuskan arahan pengelolaan dan strategi pengembangan ekowisata yang sesuai dengan potensi yang dimiliki. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan spasial.Satuan analisis yang digunakan adalah potensi ekowisata pada bentuklahan.Populasi dalam penelitian ini adalah ekowisata di Kabupaten Bima yang berjumlah 18 obyek. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa; Ekowisata di Kabupaten Bima berjumlah 18 obyek yang tersebar di 2 bentuklahan, yang meliputi bentuklahan vulkanik, dan bentuklaham marin. Bentuklahan vulkanik memiliki 9 obyek, dan bentuklahan marin sebanyak 9obyek;(2) Sebagian besar ekowisata di Kabupaten Bima memiliki potensi tinggi, sedang, dan rendah. Ada 7 obyek atau sebesar 40% obyek dengan potensi tinggi, 9 obyek atau sebesar 50% obyek wisata dengan potensi sedang dan 2 obyek atau sebesar 10% obyek wisata dengan potensi rendah.; (3) Arahan pengelolaan dan strategi pengembangan ekowisata di Kabupaten Bima dapat disimpulkan menjadi tiga strategi pengembangan yaitu : (a) Mencapai pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan pariwisata (b) Melengkapi dan memperbaiki infrastruktur, fasilitas sarana dan prasarana ekowisata serta peningkatan sumberdaya manusia (d) Memajukan dan mengembangkan ekowisata yang berwawasanlingkungan dengan tetap berpedoman pada prinsip-prinsip pengelolaan dan konservasi. Kata Kunci: pengembangan potensi ekowisata. PENDAHULUAN Perkembangan ekowisata di Indonesia
Travel Agency), upaya “menjual” taman
saat ini tidak sebanding dengan potensi wisata
nasional, taman suaka alam, taman buru dan
sumber daya alam yang besar, mengingat
suaka margasatwa yang semuanya di kelola
keanekaragaman hayati Indonesia yang sangat
oleh Dephut, terkendala fasilitas perhubungan.
kaya.
Jenderal
Hal tersebut terjadi akibat belum adanya
Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam,
pemahaman akan fungsi dan potensi sumber
Koes Saparjadi, dalam sambutannya pada
daya alam yang dapat dikembangkan sebagai
acara penandatanganan kerja sama antara
sumber
Departemen
ekowisata, mengingat
Menurut
Kehutanan
Direktur
(Dephut)
dengan
pemasukan
negara
dari
sektor
ekowisata memang
ASITA (Association of Indonesian Tour and 195 *1 Mahasiswa Magister PKLH FKIP UNS *2 Staff Mengajar Magister PKLH FKIP UNS
Jurnal GeoEco Vol. 1, No. 2 (Juli 2015) Hal. 195 - 206 bukan
wisata
massal,
melainkan
ISSN:2460-0768
wisata
ekslusif, (Astrid Damayanti, 2011).
Bima:2011) dengan program ini diharapkan akan menciptakan sinergi positif dan saling
Seiring dengan perkembangan berwisata, ekowisata merupakan suatu konsep pariwisata
mendukung antara pariwisata, dunia usaha, pemerintah daerah, dan pemerintah pusat.
yang mencerminkan wawasan lingkungan dan
Kabupaten Bima merupakan salah satu
mengikuti kaidah-kaidah keseimbangan dan
tujuan wisata di Nusa Tenggara Barat, yang
kelestarian
terletak 439 km di ujungtimuProvinsi NTB.
lingkungan.Secara
pengembangan
harus
dapat
Kabupaten Bima
hubungan
antar
langsung dengan Selat Sape, di sebelah selatan
kualitas
hidup
berbatasan dengan Samudra Hindia, disebelah
masyarakat setempat dan menjaga kualitas
utara berbatasan dengan Laut Flores. Letaknya
lingkungan.Wisata ini tidak hanya sekedar
yang dikelilingi oleh lautan dan dengan
untuk melakukan pengamatan lingkungan
keberadaan dua gunung api yaitu Gunung
alam saja, tetapi terkait dengan konsep
Tambora dan Gunung Sangeangapi membuat
pelestarian alam dan melibatkan masyarakat
Kabupaten Bima kaya akan ekowisata yang
lokal dalam pengelolaannya.Oleh karenanya,
berupa pantai dan gunung. Lokasi ekowisata
ekowisata disebut sebagai bentuk perjalanan
yang ada di Kabupaten Bima di pengaruhi
wisata
oleh letak geografis dan dipengaruhi pula oleh
meningkatkan manusia,
ekowisata
umum
kualitas
meningkatkan
bertanggung
jawab
(Fandeli
dan
Mukhlison, 2000). Dalam
hal
menetapkan
dan
sebelah timur berbatasan
bentuklahan yang ada. ekowisata yang berupa telah
pantai berada di sepanjang pesisir selatan,
daerah
timur, utara dan barat daya Kabupaten Bima
tujuan wisata ke dalam wilayah tujuan wisata,
dengan bentuklahan marin, karena lokasi
dengan
Kabupaten Bima berbatasan langsung dengan
maksud
wisatawan
dan
ini
pemerintah
mengelompokan
menyebarkan
kunjungan
pengembangannya
di
Samudra Hindia, Selat Sape, dan Laut Flores.
Indonesia. Kabupaten Bima merupakan salah
Gunung, air terjun, desa adat, situs sejarah,
satu kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara
goa, dan bendungan yang berada di Kabupaten
Barat yang termasuk dalam wilayah tujuan
Bima
wisata D yang terdiri dari Jawa Timur, Bali,
bentuklahan vulkanik yang tersebar di seluruh
NTB, dan NTT. Dalam rangka memajukan
Kabupaten Bima.
wisata NTB, Presiden RI mencanangkan Visit
Ekowisata yang dimiliki Kabupaten Bima
Lombok Sumbawa 2012, (Disbudpar Kab.
terbagi menjadi 2 yaitu, ekowisata yang sudah
berada
pada
wilayah
dengan
196
Jurnal GeoEco Vol. 1, No. 2 (Juli 2015) Hal. 195 - 206 dikembangkan
potensial
mempelajari geospheric analysis menyoroti
lainnya yang belum dikembangkan. Ekowisata
obyek dalam ruang dalam 7 tema analisis
yang
:
spasial yaitu: Spatial pattern analysis (analisis
Bendungan Pela Parado, Desa Adat Maria,
sebaran elemen pembentuk ruang), spatial
Gunung Tambora, Pulau Sangiang, DesaAdat
Structure analysis (analisis perubahan elemen-
Sambori, Desa Adat Mbawa, Bombo Ncera,
elemen pembentuk ruang), spatial process
Situs Wadu Pa,a, Pantai Kalaki, Pulau Ular,
analysis (analisis proses keruangan), spatial
Pantai Labuan Kenanga, Pantai Toro Wamba,
interaction analysis (analisis interaksi antara
Pulau Gili Banta, Pantai Wane Rontu, Pantai
ruang), spatial organisation analysis (analisis
Desa Sangiang. Ekowisata potensial lainnya
kenampakan yang satu dengan yang lain,
yang belum dikembangkan diantaranya: Goa
spatial association (analisis keruangan antar
Alam Karombo, Pantai Oi Caba, Pantai Oi
berbagai
Tui, dan lain – lain.
analysis (analisis dalam upaya mengetahui
sudah
dan
ekowisata
ISSN:2460-0768
dikembangkan
adalah
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif spasial. Menurut Nazir (1983:63), penelitian deskriftif adalah status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran atau pun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat gambaran atau
lukisan secara
sistematis, faktual mengenai fakta-fakta. Geografi melihat gejala dalam ruang dengan memperhatikan tiap aspek dalam ruang
tersebut.
Pendekatan
keruangan
merupakan metode analisis yang menekankan analisisnya pada eksistensi ruang (space) yang berfungsi manusia.
mengakomodasikan Geografi
spatial
tendency
kecenderungan perubahan suatu gejala).
METODE PENELITIAN
deskripsi,
kenampakan),
sebagai
kegiatan ilmu
yang
Partoso Hadi dalam Yaskinul Anwar (2012:44)
mengemukakan tekanan utama
dalam geografi bukanlah pada substansi melainkan pada sudut pandang spasial. produk akhir
geografi
adalah
wilayah-wilayah
(regions) sebagai wujud dari persamaan dan perbedaan yang ada di permukaan bumi. Dari pengwilayahan itulah kemudian dihasilkan dalil-dalil umum dalam bentuk model-model spasial,
yang
dapat
digunakan
untuk
melakukan prediksi atau rekomendasi. Dalam geografi wisata kajian keruangan dengan bentuklahan
diperlukan
untuk
melihat
kenampakan medan serta ciri-ciri satuan lahan ekowisata yang akan diteliti. Segi lain dalam analisis spasial adalah dengan
melakukan
korelasi
yaitu 197
Jurnal GeoEco Vol. 1, No. 2 (Juli 2015) Hal. 195 - 206
ISSN:2460-0768
membandingkan dua hal (tema, layer) yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
berbeda ada kaitannya sebab akibat (Partoso 1. Potensi dan Daya Tarik Ekowisata di Hadi, 2012), korelasi dapat berupa antara fisik
Kabupaten Bima.
dengan unsur fisik, unsur sosial dengan unsur
Berdasarkan hasil pengamatan lapangan,
fisik, dan unsur sosial ekonomi dengan unsur
Kabupaten Bima terdiri
sosial ekonomi. Korelasi unsur fisik dengan
yang terdiri dari 2 bentuklahan, yaitu bentuk
unsur fisik tercermin dalam penataan lokasi
asal vulkanik dan bentuklahan asal marin.
ekowisata. Pola tersebut diperoleh secara
Ruang
keruangan antara penataan lokasi ekowisata
ekowisata yang ada di Kabupaten Bima
dengan penggunaan lahan di Kabupaten Bima
berjumlah 19 obyek, ekowisata tersebut
dari segi ekonomi dan keindahan berpotensi
meliputi gunung api, goa alam, pulau, pantai,
tinggi, tetapi bila di tinjau dari segi penataan
air
keruangan belum tentu malah bisa merusak
Ekowisata tersebar di 2 bentuklahan yaitu
ekosistem yang ada. Korelasi antara unsur
bentuklahan asal vulkanik dan bentuklahan
sosial ekonomi dengan unsur fisik adalah
asal marin yang tersebar di 8 kecamatan di
persebaran lokasi wisata dan keterlibatan
Kabupaten Bima.
masyarakat
dan
Potensi ekowisata yang ada di Kabupaten
pengembangan objek ekowisata. sedangkan
Bima dapat dipetakan dengan menggunakan
korelasi unsur sosial ekonomi dengan unsur
simbol titik dengan bentuk yang berbeda –
sosial ekonomi digunakan untuk mengetahui
beda sesuai dengan jenis ekowisata tersebut.
perbandingan kebutuhan wisatawan terhadap
Penggunaan
jenis wisata yang diminati.
dilakukan denga tujuan untuk mempermudah
dalam
pengelolaan
Hasil akhir pengelolaan data dalam penelitian ini adalah berupa peta. Peta yang dihasilkan
merupakan
pete
persebaran
ekowisata yang berada pada bentuklahan di Kabupaten Bima.
lingkup
terjun,
dari 18 kecamatan
penelitian
bendungan,
simbol
berupaobjek
dan
titik
desa
yang
adat.
berbeda
dalam membedakan jenis ekowisata yang ada. a. Potensi
Atraksi
/
Daya
Tarik,
Aksebilitas, dan Amenitas Ekowisata Penilaian potensi ekowisata dilakukan dengan menghitung skor untuk dari setiap parameter
penelitian.
ekowisata
dilakukan
Penilaian dengan
potensi
menghitung
potensi tiga parameter yaitu potensi daya tarik
198
Jurnal GeoEco Vol. 1, No. 2 (Juli 2015) Hal. 195 - 206
ISSN:2460-0768
ekowisata, potensi aksesibilitas dan potensi
dengan bentuklahan lainnya dan sangat mudah
amenitas atau sarana dan prasarana.
dikenali pada foto udara. Ekowisata yang bisa
b. PotensiEkowisata.
ditemui pada bentuklahan vulkanik adalah
Potensi ekowisata di Kabupaten Bima
gunungapi, goa alam, air terjun, desa adat, dan
dianalisis berdasarkan tiga parameter potensi
pulau yang terbentuk dari gunungapi. Berikut
yaitu
ini penjelasan potensi ekowisata yang ada
parameter
daya
tarik,
parameter
aksesibilitas dan parameter amenitas. Potensi
pada bentuklahan vulkanik.
ekowisata yang ada diklasifikasikan menjadi 3
d. PontensiEkowisata Pada Bentuklahan
klasifikasi yaitu tinggi, sedang dan rendah. Klasifikiasi
potensi
tersebut
didapatkan
Marin. Wisatayang
memanjang
tersebut
dengan cara menjumlahkan nilai tertinggi dari
merupakan Ekowisata yang berupa pantai.
setiap indikator dalam setiap variabel, dan
Pantai merupakan suatu wilayah yang dimulai
menjumlahkan nilai terendah untuk setiap
dari titik terendah air laut ketika surut hingga
indikator
ke arah daratan sampai batas paling jauh
dalam
variabel.
Berdasarkan
perhitungan didapatkan hasil nilai tertinggi
ombak/gelombang
sebesar 117 dan jumlah skor terendah adalah
Daerah pantai dapat juga disebut daerah tepian
27.
laut. Dalam bahasa Inggris pantai disebut
Penentuan
kelas
dilakukan
dengan
menggunakan rumus nilai tertinggi dikurangi
dengan
dengan
pertemuan
nilai
terendah
kemudian
dibagi
istilah antara
menjulur
shore. air
ke
Adapun laut
dan
daratan.
tempat daratan
menjadi 3, dan dibuat menjadi 3 kelas
dinamakan garis pantai shore line. Garis
klasifikasi yaitu tinggi, sedang dan rendah.
pantai ini setiap saat berubah-ubah sesuai
Potensi
dapat
dengan perubahan pasang surut air laut.
ditentukan dengan menjumlahkan skor total
Dengan kata lain, pantai merupakan wilayah
dari 3 variabel kemudian dicocokan dengan
yang dibatasi oleh pasang tertinggi dan surut
klasifikasi yang telah dibuat sebelumnya.
terendah.
untuk
setiap
ekowisata
c. PontensiEkowisata Pada Bentuklahan
pantai di Kabupaten Bima yaitu:
Vulkanik. Bentuklahan
Morfologi pantai yang berkembang pada
gunungapi
(vulkanik)
- Dataran aluvial pantai : reliefnya datar,
terbentuk dari hasil endapan gunungapi berupa
material sedimentasi dari sistem transport
endapan lava yang membeku dan fragmen -
sungaidan berada pada situs dekat dengan
fragmen gunungapi, sehingga dapat dibedakan 199
Jurnal GeoEco Vol. 1, No. 2 (Juli 2015) Hal. 195 - 206
ISSN:2460-0768
pantai. mulai ada pengaruh marin (walaupun
Pengembangan
sedikit)
Kabupaten Bima.
Potensi
Ekowisata
- Dataran marin pantai tergenang : reliefnya a. Persepsi dan Peranserta Wisatawan. datar (tapi luasnya relatif sempit), proses
Salah
satu
komponen
keberhasilan
marin dominan, dari citra menunjukkan daerah
ekowisata yang terdapat di Kabupaten Bima
ini
akan
ditentukan pula oleh partisipasi wisatawan itu
mengalami proses genanganyang berkala ,
sendiri dalam menjaga kualitas ekowisata.
polanya
Kualitas dan daya tarik ekowisata sangat
banyak
mengandung
seperti
air
terdapat
dan
bakau
atau
mangrovelokasinya banyak air dan merupakan
berpengaruh
bertemunya proses sedimentasi darat dengan
berkunjungke lokasi ekowisata tersebut.
air laut atau gelombang -
Rataan
terkikis
terhadap
wisatawan
yang
b. Persepsi dan Peranserta Masyarakat. gelombang
laut
:
Pada sub bab ini akan disajikan tentang
bentukannya berupa rataan (agak datar) dan
keterlibatan atau peranserta masyarakat yang
mengalami proses pengikisan.yaitu terlihat ada
terdiri dari tokoh masyarakat, tokoh pemuda,
bentukan seperti tebing terjal di belakang dan
dan
akan menghambat ombak, maka ombak /
keberadaan lokasi ekowisata. Berikut ini
gelombang mengikis pada lokasi ke tebing,
disajikan persepsi dan peranserta masyarakat
gelombang mengenainya berulang kali.
dalam pengembangan ekowisata di Kabupaten
- Dataran marin volkan : reliefnya datar, dan
Bima. Hal ini menunjukan pula bahwa tingkat
materialnya masih terdapat material volkan
partisipasi masyarakat dalam mengelola lokasi
karenamasih dekat dengan tubuh gunung api.
ekowisata di Kabupaten Bima lebih dominan
proses marin /ombak mulai ada.
adalah laki-laki.
pengelola
yang
mengetahui
tentang
- Dataran teras marin : hampir sama dengan
Berdasarkan hasil wawancara dengan
rataan terkikis gelombang laut, tapi yang
masyarakat bahwa kurangnya peranan kaum
membedakannya adalahkenampakan dari citra
perempuan
yang menunjukkan polas kotak-kotak identik
disebabkan karena mereka tidak terlibat, tetapi
dengan pemanfaatan lahan tambak, lading
jika kepala keluarga mereka termasuk dalam
garam, dan ada sedikit vegetasi
kelembagaan/pengelola
dalam
aktivitas
lokasi
wisata
buka
ekowisata,
dengan sendirinya sebagai ibu rumah tangga 2. Persepsi
Wisatawan
PeransertaMasyarakat
dan
berperan untuk memanfaatkan peluang kerja
Terhadap 200
Jurnal GeoEco Vol. 1, No. 2 (Juli 2015) Hal. 195 - 206
ISSN:2460-0768
tersebut untuk bisa berusaha di lokasi lokasi ekowisata.
Pengembangan ekowisata di Kabupaten Bima dengan konsep menjaga keseimbangan
Analisis
Strategi
Pengembangan
Pengelolaandan
Ekowisata
yang
Sesuai
ekowisata berkelanjutan. Konsep ini didukung secara ekologis dalam jangka panjang, sekaligus
dengan Potensi yang Dimiliki. Analisisstrategi
merupakan salah satu upaya pembangunan
pengembangan
dan
layak secara ekonomis, adil secara etika dan
pengelolaan ekowisata yang digunakan dalam
sosial. Potensi Ekowisata
penelitian
deskriptif
sekaligus potensi pasar wisatawan yang bisa
kualitatif dengan menggunakan analisis SWOT
saja tersebar tidak merata di Kabupaten Bima
(Strength, Weakness, Opportunity danThreat)
serta kondisi lingkungan fisik, sosial, budaya
yang tetap berpedoman dan mengacu pada visi
maupun ekonomi yang beragam menyebabkan
dan misi pengembangan ekowisata Kabupaten
pengembangan ekowisata yang sesuai dengan
Bima itu sendiri. Berdasarkan potensi dan
kerangka pembangunan berkelanjutan menjadi
peluang serta kendala yang ada, maka hasil
tidak bisa ditawar-tawar lagi. Pengembangan
analisis dapat digunakan untuk menentukan
ekowisata harus disesuaikan dengan daya
arah
dukung spesifik untuk tiap-tiap kecamatan.
ini
adalah
pengembangan
analisis
atau
kemungkinan
Kabupaten Bima
pengembangan ekowisata melalui perencanaanb. Strategi dan analisis kebijakan yang ada. Analisa
SWOT
c. Pengembangan Kelembagaan.
(Strength,
Opportunity dan Threat)
Weaknes,
Secara
umum
unsur-unsur
pokok
merupakan cara
kelembagaan dalam ekowisata adalah institusi
mengenali ekowisata secara rinci dengan
pemerintah dalam hal ini adalah Dinas
berbagai
landasan
Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bima,
pengembangan
masyarakat dan LSM, industri/bisnis, institusi
faktor
berbagai
tinjauan
untuk
rencana-rencana
program yang sesuai dengan kondisi wilayah.
pendidikan,
dan
media
Yoeti (1996) mengatakan bahwa analisa SWOT
pemerintah berfungsi sebagai fasilitator untuk
yaitu suatu analisa untuk mengetahui dan
menyusun
menginventarisasi faktor-faktor
pengembangan ekowisata yang akan diisi dengan
kebijakan
program-program
kegiatan
massa.
dan
oleh
Institusi
regulasi
unsur
kelembagaan yang lain. Masyarakat dan LSM a. Konsep
Pengembangan
Kabupaten Bima.
Ekowisata
berfungsi sebagai aktor yang menyediakan jasa melalui berbagai atraksi wisata. Industri atau 201
Jurnal GeoEco Vol. 1, No. 2 (Juli 2015) Hal. 195 - 206
ISSN:2460-0768
kalangan pebisnis berfungsi sebagai aktor yang
memperhatikan sasaran dan jenis market yang
menyelenggarakan aktivitas wisata, package
dituju
(pemaketan) dan pemasaran produk ekowisata.
f. Strategidan
Adapun institusi pendidikan dan pelatihan
Rencana
Pengelolaan
Lingkungan.
berfungsi sebagai unsur yang menyiapkan
Strategi yang perlu diterapkan pada
sumber daya manusia yang sesuai dengan
pengelolaan
lingkungan
harus
didasari
runtutan industri pariwisata. Sedangkan media
pemikiran bahwa pembangunan pariwisata
massa berfungsi sebagai promotor sekaligus
selalu melibatkan perubahan lingkungan pada
diseminator informasi produk ekowisata.
kawasan on-site dan perubahan lingkungan pada
d. StrategidanPengembangan Sumber Daya
kawasan off-site. Sebagai suatu kesatuan dalam lingkungan hidup, perubahan pada satu kawasan
Manusia (SDM). Berbicara tentang masalah perencanaan
dari kedua kawasan ini akan berdampak pada
sumber daya manusia, apalagi dalam konteks
perubahan di kawasan lainnya. Belum lagi
perdagangan bebas, seharusnya lebih berkiblat
bila
ke pembenahan ditingkat
perencana
atau
pembangunan dari sektor-sektor lain yang
pengelola
ekowisata
dan
menempati kawasan yang sama, akan lebih
pembuat keputusan (decision maker). Salah satu
kompleks lagi permasalahan yang akan timbul,
titik lemah pembangunan ekowisata khususnya
demikian pula tindakan pemecahannya.
produk-produk
dihubungkan
dengan
dampak
pariwisata terletak pada kemampuan birokrasi yang jauh dari memadai, baik untuk menyusun
KESIMPULAN DAN SARAN
perencanaan
Kesimpulan
pengembangan
program
kepariwisataan, regulasi, sampai koordinasi
Setelah dilakukan pengolahan, analisa dan
lintas-sektoral. Keterbatasan seperti ini jelas
pembahasan,
tidak akan mampu
dikemukakan beberapa kesimpulan yang terkait
menghasilkan produk
maka
pada
bab
ini
akan
ekowisata yang berdaya-saing tinggi di pasar
dengan tujuan penelitian.
baik lokal, regional, nasional apalagi pada pasar
1. Kabupaten Bima memiliki potensi dan
yang bertaraf internasional.
daya tarik ekowisata yang sangat tinggi.
e. Strategipromosi dan pemasaran.
Hal ini terlihat dari masing-masing lokasi
Dalam
pengembangan
ekowisataKabupaten
Bima
pemasaran harus
ekowisata dengan kondisi alamyang sangat baik untuk aktivitas wisata. 2. Pengembangan ekowisata di Kabupaten 202
Jurnal GeoEco Vol. 1, No. 2 (Juli 2015) Hal. 195 - 206
ISSN:2460-0768
Bima, dapat disimpulkan bahwa: a. Tingkat
potensi
lokasi
peranserta ekowisata
pengembangan
dalam
pariwisata
termasuk
(atraksi, akomodasi dan aksesibilitas)
rendah, disebabkan rendahnya tingkat
menunjukan, dari aspek ketersediaan
pendidikan dan pengetahuan tentang
fasilitas dan sarana prasarana penunjang
pariwisata.
ekowisata di Kabupaten Bima berada pada
kategori
sedang.
menunjukan
Hal
bahwa
3. Arahan
ini
pengelolaan
pengembangan
kebijakan
dan
ekowisatadi
strategi Kabupaten
Bima dapat disimpulkan menjadi tiga
pengembangan pariwisata yang dilakukan
strategi pengembangan yaitu :
oleh pemerintah daerah kurang sesuai
a. Mencapai pertumbuhan ekonomi dan
dengan program yang telah ditetapkan.
kesejahteraan
b. Nilai estetika lingkungan ekowisata di
masyarakat
melalui
kegiatan pariwisata.
Kabupaten Bima masuk dalam kategori
b. Melengkapi
dan
memperbaiki
rendah. Hal ini disebabkan karena
infrastruktur,
rendahnya kesadaran wisatawan dan
prasarana ekowisata serta peningkatan
masyarakat
sumberdaya manusia.
tentang
pentingnya
kebersihan
c. Memajukan
fasilitas
dan
dan
mengembangkan
ekowisata
fasilitas tempat sampah tidak tersedia
lingkungan dengan tetap berpedoman
secara representatif,
pada prinsip-prinsip pengelolaan dan
masih terdapat
Saran
bertanggungjawab
1.
tidak
kalah
berwawasan
konservasi.
oknum masyarakat lokal yang tidak dan
yang
sarana
lingkungan lokasi ekowisata. Selain itu
perusakan lingkungan oleh oknum-
c.
masyarakat
Penelitian tentang Pengembangan Potensi
penting adalah bangunan fasilitas lokasi
Ekowisata di Kabupaten Bima dapat
ekowisata tidak tertata dengan baik.
dilakukandengan
Sebagianmasyarakat
memanfaatkan
lingkup
yang
menitikberatkan lebih
spesifik
pada untuk
peluang usaha dari aktivitas wisata
memperoleh gambaran dan penilaian yang
sehingga
mampu
lebih lengkap.
kontribusi
yang
memberikan besar
terhadap
2.
Penelitian
mengenai
Pengembangan
pemenuhan kebutuhan keluarga. Namun
Potensi Ekowisata di Kabupaten Bima
hasil
masihterbatas oleh karena itu, penelitian
penelitian
menunjukan
bahwa
203
Jurnal GeoEco Vol. 1, No. 2 (Juli 2015) Hal. 195 - 206 ini
perlu
ISSN:2460-0768
dikembangkan
hanyaterbatas
pada
tidak
pengembangan
ekowisata, tetapi juga pada aspek-aspek
3.
Wilayah Nasional. Jakarta : Novindo Pustaka Anonim, 2009. Undang-Undang No 10
lainnya seperti pengembangan ekowisata
Tentang
berbasis konservasi.
:Novindo Pustaka.
Untuk
Pemerintah
Daerah,
Kepariwisataan.
Jakarta
kebijakan
Armin Subhani, 2010. Potensi Obyek Wisata
pembangunan ekowisata lebih diprioritas
Pantai di Kabupaten Lombok Timur.
pada
pembenahan-pembenahan
Tesis.Tidak diterbitkan.
infrastruktur, fasilitas sarana dan prasarana
Sebelas Maret Surakarta.
ekowisata yang berkualitas dan profesional
Astrit
Damayanti,
dan
Tuti
Universitas
Handayani.
sesuai dengan kondisi lingkungan dan
Oktober 2003. Peluang dan Kendala
kebutuhan wisatawan.
Pengelolaan Ekowisata Pesisir Muara Gembong
Respati
2001.
Pengaruh
Perkembangan Pariwisata Terhadap Lingkungan Sosial Ekonom Sekitar Obyek Wisata Alam Grojogan Sewu Tawang
Mangu
Surakarta.
Tesis
Karang
Anyar
magister,
tidak
diterbitkan. Universitas Sebelas Maret Anonim, 2009. “Analisis SWOT”. Di ambil 20
Mei
2011
dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_S
2008.
Ikatan
Geograf
Indonesia
(IGI),
Singaraja. Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bima, 2010. Bima dalam Angka. Bima: Badan Perencanaan Daerah. Badan Perencanaan Daerah Propinsi NTB,
Badan Perencanaan Daerah Propinsi NTB. Bintarto, dan Surastopo Hadisumarno. 1979. Metode Analisa Geografi. Jakarta :
WOT. Anonim,
Ilmiah Tahunan (PIT) dan Kongres
RTRW NTB, 2005-2025. Mataram.
Surakarta.
pada
Bekasi.
Makalah. Disajikan dalam Pertemuan
DAFTAR PUSTAKA Agung
Kabupaten
Peraturan
Republik
Indonesia
Tentang
Rencana
Pemerintah Nomor Tata
26
Ruang
LP3ES. Danang
Endarto,
2007.
Umum”. Sulistyaningrum, Persebaran,
”Geomorfologi
Dalam 2012. Potensi,
Yanuar Analisis dan 204
Jurnal GeoEco Vol. 1, No. 2 (Juli 2015) Hal. 195 - 206
ISSN:2460-0768
Pengembangan Obyek Wisata Alam
Utara,
Di Kabupaten Kebumen Berdasarkan
Universitas Gajah Mada.
Bentuklahan. Surakarta: Pendidikan Geografi FKIP UNS. Dinas Pariwisata Kab. Bima, 2011. Kenali
Fanni
Tesis.
Tidak
diterbitkan,
Whinih
Rinukmi,
2007.
Potensi
Tempat
Wisata
Pantai
Trisik
Dalam
Usaha
Kecamatan
Galur
dan Cintailah Bima. Buku Panduan
Mendukung Ekowisata Kulon Progo
Wisata Kab.Bima. Dinas Pariwisata.
Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi.
Direktorat Jenderal Pengendalian Kerusakan Keanekaragaman
Hayati,
Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan. 2001“Kegiatan Ekowisata di Taman
Tidak diterbitkan. Fakultas Keguruan Dan
Ilmu
Pendidikan
Sebelas Maret Surakarta. Fendeli,
Chafid
2002.
Nasional dan Taman Wisata Alam
Manejemen
dalam
Yogyakarta : Liberti.
Rangka
Pengendalian
Kerusakan Keanekaragaman Hayati
Universitas
Dasar-Dasar
Kepariwisataan
Alam.
Huggett, Richard J. 2007. “Fundamentals of
di Taman Nasional dan Taman
GeomorphologySecond
Wisata Alam ”.Dalam Edi Gumuntur,
Dalam Yanuar Sulistyaningrum, 2012.
2001. Di ambil pada 10 Januari 2012
Analisis Persebaran, Potensi, dan
dari
Pengembangan Obyek Wisata Alam
http://www.google.co.id/search?q=doc
Di Kabupaten Kebumen Berdasarkan
+geografi+pariwisata&ie
Bentuklahan. Surakarta: Pendidikan
Citra Landsat, 2000.ETM + Daerah Kab. Bima dan Sekitarnya.
akuisisifile
L71114066_06620000906_MTL
-
Edition”
Geografi FKIP UNS. Ikhwan Dwi. 2011. Kondisi Geomorfologi Nusa Tenggara. Di ambilpada 10
acuisition_date. Di ambil pada 5
Januari
oktober
geo.blogspot.com/2011/01/kondisi-
2012
dari
http//earthexplorer.usgs.go.
2012
dari
http://one-
geomorfologi-nusa-tenggara.html.
AntoniusE. Hangewa, 2010. Pengelolaan Wilayah Pesisir Pulau-Pulau Kecil
Moh. Nazir. 1983. Metode Penelitian. Jakarta. Ghalia Indonesia.
Pariwisata
Musanef, 1996. Manejemen Usaha Pariwisata
Bahari Di Kabupaten Halmahera
Indonesia. Jakarta : PT Toko Gunung
Untuk
Pengembangan
Agung. 205
Jurnal GeoEco Vol. 1, No. 2 (Juli 2015) Hal. 195 - 206
ISSN:2460-0768
Partoso Hadi. 2012. Dalam Yaskinul Anwar,
PantaiJogjakarta:
AlihFungsi Lahan Di Kecematan Jaten
Tahun
Tidak
2004-2011.
diterbitkan.
Skripsi,
GadjahMada TIM,
Surakarta:
Suharsono,
1999.
Geomorfologi,
Identifikasi Wiwik
Yogyakarta:
Mahdayani,
2009.
Ekowisata:
Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
Jakarta: Bumi Angkasa. 1996.
Nias Selatan. Yanuar
Manejemen
Sulistyaningrum, Persebaran,
2012.
Analisis
Potensi,
dan
Kepariwisataan. Jakarta : PT Pradnya
Pengembangan Obyek Wisata Alam
Paramita
Di Kabupaten Kebumen Berdasarkan
Singarimbun Masri, Sofian Effendi.et. 1981.
Bentuklahan.
Skripsi.
Metode Penelitan Survey. Jakarta :
diterbitkan.
LP3ES.
Geografi FKIP UNS.
Spillane, James. J. 1987. Ekonomi Pariwisata Sejarah
dan
Perkembangannya.
Yogyakarata : Kanasius. Sujali,
Penulisan
Panduan Dasar Pelaksanaan. Dinas
S. Nasution. 2011. Metode Research. Cet. 12.
Wahap.
Pedoman
Surakarta.
PUSPICS UGM.
Salah
Buku
Sarjana Universitas Sebelas Maret
Bentuklahan dan Interpretasi Citra Untuk
2002.
Usulan Penelitian Dan Tesis. Pasca
Pendidikan Geografi FKIP UNS. Prapto
Universitas
1989.
Geografi
Kepariwisataan.
Yoeti,
Oka
A.
Surakarta:
1996.
Tidak Pendidikan
Pengantar
Ilmu
Pariwisata. Bandung : Angkasa. Zuidam, R.A. Van. 1979. Terrain Anlaysis
Pariwisata
Dan
Yogyakarta
and
Classification
Photographs.
Using
The
Areal
Netherlands:
:Fakultas Geografi Universitas Gadjah
Internaonal Isntitudefor Areal Survey
Mada.
and Erath Sciences (ITC).
Surastopo Hadisumarno, 1984. Penginderaan Jauh
untuk
Lingkungan
206