UTS AKUSTIK TF‐3204 TAKE HOME TEST EVALUASI KONDISI AKUSTIK MASJID SALMAN ITB
SAQI KHUDI RAUZANFIQR 13307085 KELAS 01 DOSEN : Dr. Ir. R. Sugeng Joko Sarwono MT.
PROGRAM STUDI TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2010
•
LATAR BELAKANG Masjid Salman ItB telah menjadi semacam trademark bagi masyarakat, terutama yang beragama Islam sebagai masjid kampus pertama di Indonesia, dan sebagai pusat dakwah Islam bagi sebagian besar mahasiswa muslim ITB. Masjid Salman termasuk masjid di kota Bandung yang cukup diminati oleh masyarakat ketika hendak menunaikan ibadah shalat Jum’at, hal ini terlihat dengan begitu cepatnya masjid dipenuhi oleh umat, walaupun waktu dimulainya ibadah Jum’at masih cukup lama, sehingga hampir bisa dipastikan setiap hari Jum’at masjid Salman akan selalu penuh oleh umat yang hendak menunaikan ibadah shalat Jum’at. Antusiasme masyarakat terhadap Masjid Salman ITB jelas perlu diikuti dengan fasilitas yang memadai dari pihak masjid, sehingga keberlangsungan dakwah tidak terganggu oleh hal‐hal teknis. Penulis melalui tugas ini ingin memberikan penilaian secara subjektif mengenai fasilitas dakwah yang tersebut, dimana fasilitas yang dimaksud lebih ditekankan pada fasilitas akustik, yang merupakan faktor krusial dalam dakwah, karena dapat dikaitkan dengan motivasi umat untuk terus mengikuti dakwah yang berlangsung. Sekiranya terdapat masalah yang terkait dengan akustik tersebut maka melalui tugas ini pula penulis hendak menyampaikan treatment‐treatment yang perlu dilakukan terhadap fasilitas masjid, sehingga jalannya dakwah tidak terganggu oleh hal‐hal teknis belaka, dan pendakwah maupun umat dapat terus menjalankan aktivitas mulia ini demi kemajuan umat Islam secara umum. • TOPIK PERMASALAHAN Di hampir seluruh masjid besar yang terdapat di seluruh dunia, termasuk Masjid Salman ITB, permasalahan yang kerap muncul adalah distribusi suara khatib ketika berlangsungnya khotbah Jum’at, bagi umat yang berada di tempat yang memiliki visualisasi yang baik terhadap, yaitu umat dapat secara langsung melihat khatib, distribusi suara jelas tidak menjadi kendala, namun bagi umat yang berada di sisi lain masjid, misalnya di koridor masjid, lapangan masjid, atau dekat penitipan sepatu, mungkin menjadi masalah yang cukup menganggu. Pengalaman penulis di masjid‐masjid lainnya, apabila suara khatib sudah tidak terdengar jelas, atau terdengar pelan, maka dapat dipastikan ibadah khotbah Jum’at akan hilang karena bahkan inti dari khotbah tersebut tidak sampai ke telinga hadirin, hal‐hal yang terjadi selanjutnya akan mudah ditebak, hadirin akan merasa mengantuk, tidak konsentrasi, atau melamun, dan hal ini akan berdampak buruk bagi kehidupan umat. Khotbah Jum’at sejatinya bukanlah hanya sebagai pelengkap ibadah Shalat Jum’at melainkan sebagai pengingat bagi seorang Muslim setiam satu minggu sekali untuk bercermin dan berintrospeksi diri, apabila momen ini hilang begitu saja maka kehidupan umat yang bersangkutan akan semakin terpuruk. Maka dari distribusi tekanan suara (Sound Pressure Level) dari Masjid Salman ITB perlu diperhatikan lebih seksama, dan melalui tulisan ini penulis akan mencoba untuk memberikan saran‐ saran yang dapat digunakan untuk mendapatkan distribusi tekanan suara yang merata ke seantero masjid. Permasalahan lain yang diperhatikan dalam akustik Masjid Salman adalah waktu dengung (Reverberation Time) yaitu lamanya waktu yang dibutuhkan ketika sumber suara meluruh sebesar 1/1000 atau 60 dB. Karena metode penilaian akustik yang digunakan adalah secara subjektif maka penulis berusaha untuk melakukan observasi waktu dengung melalui perbandingnan, yaitu antara masjid Salman dengan masjid lainnya (yang memiliki ukuran relatif sama).
•
Judgement (Subjektif) Ada beberapa hal yang diperoleh terkait distribusi tekanan suara ketika penulis melakukan observasi saat berlangsungnya khotbah Jum’at (posisi penulis berada tepat di tengah‐tengah aula masjid) dan ketika masjid dalam kondisi kosong, yaitu : 1. Distribusi suara sangat baik ketika penulis berada di tengah‐tengah aula masjid 2. Ketika dilakukan observasi di koridor, diperoleh bahwa distribusi suara sedikit berkurang bila dibandingkan dengan suara di tengah aula 3. Reverberation time di dalam aula cenderung lama, terutama untuk sumber suara berfrekuensi tinggi (misalnya ketika adzan) 4. Reverberation time ketika di luar ruangan, yaitu di dekat gedung kayu, hanya cenderung memiliki RT yang lama (lebih lama ketika berada dalam ruangan) selain itu juga kejelasan (Clarity) yang berasal dari speaker relatif rendah
Gambar 1 Aula utama Masjid Salman
•
Analisis Distribusi tingkat tekanan suara (Sound Pressure Level) adalah nilai menunjukkan persebaran suara yang berasal dari sumber hingga sampai ke titik pendengar, dimana pendengar tersebut dapat berada di titik mana saja di dalam ruangan. Kondisi ideal untuk parameter ini adalah distribusi suara yang merata, sedemikian sehingga dimana pun titik pendengar berada, maka pendengar tersebut akan mendapatkan tekanan suara yang sama. Dari hasil observasi yang dilakukan penulis, distribusi suara di aula utama masjid Salman cukup merata, hal ini wajar karena posisi speaker berada di seluruh penjuru aula, dengan masing‐masing penjuru terdapat sedikitnya 4 speaker. Dengan semakin banyaknya sumber suara dalam aula, dapat dipastikan distribusi suara pun akan semakin merata. Sedangkan distribusi di luar ruangan aula, misalkan di dekat gedung kayu , distribusi suara lebih rendah, hal ini disebabkan oleh hanya tersedianya sedikit speaker, yang ditempatkan di atap masjid, sehingga menyebabkan ketidakjelasan. Digunakannya sound system dalam melakukan aktivitas dakwah merupakan nilai minus terhadap kondisi akustik dalam masjid, karena ruangan yang baik adalah ruangan yang bisa mendistribusikan suara tanpa menggunakan alat bantu, melainkan dengan memanfaatkan meterial atau struktur bangunan yang memungkinkan terjadinya diffuse (penyebaran) suara. Hal lain yang menarik adalah terdapatnya desain akustik tertentu di sekitar mimbar (tempat penceramah), yaitu dinding yang berstruktur tidak merata, sehingga memungkinkan terjadinya diffuse di sekitar mimbar mengakibatkan nilai tambah tersendiri bagi distribusi suara.
Gambar 2 Permukaan Dinding sekitar mimbar
Mengenai masalah reverberation time dalam masjid, hasil observasi penulis menunjukkan bahwa reverberation time di masjid Salman tidak cukup baik, karena diperlukan waktu yang relatif lama untuk menghentikan dengung suara. Hal ini berlaku untuk semua titik di gedung Salman, baik di dalam aula maupun di luar. Penulis berpendapat bahwa faktor yang menjadi pemicu terjadinya hal ini adalah material dalam masjid yang sebagian besar bersifat reflektif namun tidak bersifat diffusor (rata, tidak memiliki bentuk yang menyebabkan diffuse) juga sangat sedikit material bersifat absorber. Namun demikian hal ini dapat dikurangi dengan terdapatnya absorber di bagian belakan mimbar, menyebabkan berkurangnya faktor feedback (yaitu ketika suara dari speaker masuk
kembali ke dalam mikrofon). Penulis tidak dapat memastikan apakah bahan karpet yang terdapat di belakang mimbar adalah memang bertujuan akustik atau tidak.
Gambar 3 Absorber di belakang mimbar
Selain itu terdapat hal yang menarik di masjid Salman, yaitu bentuk atap. Bila dibandingkan dengan masjid lainnya yang memiliki kubah, bentuk atap salman relatif rata, namun bentuk dari setiap kotak (tiles) langit‐langit cenderung membuat suara tersebar, sehingga tekanan suara dari atas tersebar ke seluruh penjuru aula.
Gambar 4 Langit‐langit Masjid yang tanpa kubah
•
KESIMPULAN Desain akustik Masjid Salman sebagai pusat dakwah mahasiswa ITB merupakan hal yang krusial
bagi keberlangsungan dakwah, dengan akustik yang buruk maka buruk pula motivasi mahasiswa untuk terus bergerak di bidang dakwah. Berdarkan pengamatan yang dilakukan, diperoleh bahwa distribusi tingkat tekanan suara dalam Masjid Salman sangat baik, meskipun hal ini disebabkan oleh banyaknya speaker yang dipasang di penjuru aula. Kemudian diperoleh distribusi tingkat tekanan suara yang cukup buruk untuk ruangan yang berada di luar masjid, di area yang juga digunakan sebagai tempat shalat, disebabkan karena hanya terdapat sebuah speaker. Sehingga dapat diperkirakan tingkat tekanan suara yang diperoleh oleh pendengar di titik tersebut kurang maksimal. Reverberation time masjid Salman secara keseluruhan tidak cukup baik, disebabkan karena material bangunan yang sebagian besar merupakan reflektor, tidak diffuse, dan sedikit sekali yang bersifat absorber. Mengakibatkan cukup terganggunya suara yang dihasilkan. Selain itu terdapat desain akustik tertentu di sekitar mimbar yang menyebabkan berkurangnya feedback di sound system, menambah nilai tambah pada desain akustik Masjid Salman. •
DAFTAR PUSTAKA 1. Slide Presentasi dari Institute of Sound and Vibration Research University of Southampton 2. Kinsler, L.E. dkk. Fundamental of Acoustics, 4th Edition, John Wiley & Sons, New York, 1996.