Skripsi Fisika
SOLUSI VAKUM PERSAMAAN MEDAN EINSTEIN UNTUK BENDA SIMETRI AKSIAL STASIONER MENGGUNAKAN PERSAMAAN ERNST
ALDYTIA GEMA SUKMA H211 09 281
JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2016
SOLUSI VAKUM PERSAMAAN MEDAN EINSTEIN UNTUK BENDA SIMETRI AKSIAL STASIONER MENGGUNAKAN PERSAMAAN ERNST
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Program Studi Fisika Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin
Oleh : ALDYTIA GEMA SUKMA H211 09 281
JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2016
i
LEMBAR PENGESAHAN
Judul
: SOLUSI VAKUM PERSAMAAN MEDAN EINSTEIN UNTUK BENDA SIMETRI AKSIAL STASIONER MENGGUNAKAN PERSAMAAN ERNST
Nama
: ALDYTIA GEMA SUKMA
Stambuk
: H211 09 281
Makassar,
September 2016
Disetujui Oleh :
Pembimbing Utama
Pembimbing Pertama
Drs. Bansawang BJ, M.Si NIP: 196312061994121001
Dr. Tasrief Surungan, M.Sc NIP: 196308301989032001
ii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini merupakan karya orisinal saya dan sepanjangg pengetahuan saya tidak memuat bahan yang pernah dipublikasikan atau telah ditulis oleh orang lain dalam rangka tugas akhir untuk suatu gelar akademik di Universitas Hasanuddin atau lembaga pendidikan tinggi lainnya di manapun; kecuali bagian yang telah dikutip sesuai kaidah ilmiah yang berlaku. Saya juga menyatakan bahwa skripsi ini merupakan hasil kerja saya sendiri dan dalam batas tertentu dibantu oleh pihak pembimbing.
Penulis
Aldytia Gema Sukma
iii
SARI BACAAN
Abstrak. Telah diperoleh solusi vakum persamaan medan gravitasi Einstein simetri aksial stasioner. Solusi ini diperoleh dengan penelusuran tensor Ricci dari metric Lewis-Papapetrou.
Persamaan
yang
diperoleh
selanjutnya
diselesaika n
menggunakan metode Ernst dengan potensial Ernst orde pertama sehingga didapatkan metrik Kerr. Sebagai pelengkap, disajikan pula metrik Kerr dalam koordinat Boyer-Lindquist, persamaan geodesik dan gambaran horison peristiwa dalam kasus lubanghitam Kerr untuk π > π. Kata Kunci: medan gravitasi Einstein, persamaan Ernst, simetri aksial stasioner, geodesik.
iv
ABSTRACT We presented the stationary axial symmetry solution of Einstein's vacuum gravitational field equations. This solution is obtained by tracking Ricci tensor of Lewis-Papapetrou metric. The obtained equation solved using the Ernst equation with first order Ernst potential to get the Kerr metric. As a complement, we also present Kerr metric in Boyer-Lindquist coordinates, the geodesic equation and the display of event horizon for Kerr blackhole with π > π. Keywords: Einsteinβs gravitational field, Ernst equation, axial simetry stationary geodesic.
v
KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, kuasa dan kemuliaan bagi kausa prima penulis yakni, β«ΧΧΧΧβ¬, yang di dalam Yesus Kristus dengan penuh kasih memberikan hikmat dan kekuatan kepada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada: Nur Salam, ayah paling hebat se-semesta, Johanna Walangitan, ibu paling kuat se-jagat, dan Clara Axselia adik paling cantik se-dunia, atas dukungan dan doa yang diberikan.
Selain itu penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada: 1) Drs. Bansawang BJ, M.Si selaku pembimbing utama dan Dr. Tasrief Surungan, M.Sc selaku pembimbing pertama. Terima Kasih atas bimbingan, diskusi, perhatian, dan kesabarannya kepada penulis selama ini. 2) Dosen-dosen penguji ujian akhir saya yakni, Dr. Nurlaela Rauf, M.Sc, Prof. Dahlang Tahir, M.Si, Ph.D, dan Dr. Arifin, M.T. Terima Kasih atas waktu yang diluangkan dalam mendukung penyelesaian tugas akhir ini. 3) Seluru dosen-dosen dan staff fakultas MIPA Universitas Hasanuddin. Terima Kasih atas ilmu, didikan dan bantuan administrasinya. 4) Teman-teman kelompok meja kotak dalam lingkup fakultas MIPA UNHAS, ah agaknya nama-nama kalian tidak perlu ditulis di sini, biarlah terekam dalam adukan frekuensi alam semesta, bukan untuk
vi
hilang, tetapi sebagai misteri untuk dicari, karena keinginan belajar yang kuat timbul dari rasa penasaran memecahkan misteri. Terima kasih atas diskusi fisika (terutama fisika teori), matematika, biologi, kimia, kesehatan, ekonomi, politik, sosial, budaya, bahasa, agama, hukum, olahraga, dan wanita. 5) Kakak-kakak, saudara-saudari dan adik-adik yang namanya terekam dalam arsip warga KM FMIPA UNHAS. Demi menghemat halaman penulisan, tak ada yang namanya diutamakan untuk ditulis di sini, karena kalian semua adalah ter-utama. Terima kasih atas tambahan plot cerita dalam kehidupan penulis. 6) Dan kepada yang terdahulu, sekarang dan nantinya terdekat dengan penulis. Terima kasih senantiasa menjadi plot utama pemberi semangat dalam kehidupan penulis kemarin, saat ini, esok selamanya kasih. Penulis menyadari bahwasanya skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran amat penulis harapkan demi kemajuan penulis dan kemajuan ilmu pengetahuan.
Makassar,
Agustus 2016
Aldytia Gema Sukma
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDULβ¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦.
i
LEMBAR PENGESAHANβ¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦..
ii
PERNYATAANβ¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦
iii
SARI BACAANβ¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦
iv
ABSTRACTβ¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦..
v
KATA PENGANTARβ¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦..
vi
DAFTAR ISIβ¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦.
viii
DAFTAR GAMBARβ¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦
x
BAB 1 PENDAHULUAN
1
1.1. Latar Belakangβ¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦.....
1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................
4
1.3. Tujuan Penelitian.........................................................................
4
BAB 2 MEDAN GRAVITASI
5
2.1. Metrik Umumβ¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦..
6
2.2. Geodesik......................................................................................
9
2.3. Persamaan Medan Einstein..........................................................
9
2.4. Medan Vakumβ¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦. 10 BAB 3 RUANGWAKTU SIMETRI AKSIAL STASIONER
12
3.1. Metodologiβ¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦.. 12 3.2. Metrik Lewis-Papapetrouβ¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ 13 3.3. Persamaan Medan Vakum Papapetrouβ¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ 18
viii
3.4. Persamaan Ernstβ¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦...β¦β¦β¦β¦... 19 3.5. Anzats Papapetrou dalam potensial Ernstβ¦β¦β¦β¦...β¦............ 22 3.6. Solusi Ernst................................................................................. 24 BAB 4 METRIK KERR
28
4.1. Geodesik metrik Kerrβ¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦.. 31 4.2. Lubanghitam Kerr....................................................................... 37 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
41
5.1. Kesimpulan.................................................................................. 41 5.2. Saran............................................................................................ 42 DAFTAR ACUAN
44
LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR 3.1
Bagan alir penelitian
4.1
Batas-batas permukaan horison dan singularitas lubanghitam Kerr untuk π > π
12
39
x
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Rentang tahun 1905 - 1916 merupakan tahun-tahun kemenangan bagi teori gravitasi dalam dunia fisika modern, ditandai dengan hadirnya teori relativitas khusus yang dikemukakan oleh Albert Einstein pada tahun 1905. Teori tersebut berdasar pada dua prinsip yakni: pertama, hukum-hukum fisika tetap bentuknya pada semua acuan pengamat yang tidak dipercepat; kedua, kecepatan cahaya di ruang hampa tidak bergantung pada pergerakan sumber cahaya maupun pergerakan
pengamat[1].
Kemudian,
pada
tahun
1911
Albert
Einstein
mengemukakan prinsip kesetaraan massa inersia dan massa gravitasi. Prinsip tersebut menyebabkan lahirnya teori relativitas umum di tahun 1915 sebagai generalisasi dari teori relativitas khusus[1]. Teori relativitas umum dibangun berdasarkan dua prinsip yakni: pertama, percobaan di daerah lokal tidak dapat membedakan efek medan gravitasi atau percepatan setara; kedua, hukum-hukum fisika tetap bentuknya terhadap segala bentuk perubahan acuan pengamat[2]. Dampak teori relativitas umum adalah pergeseran persepsi ruangwaktu absolut dikarenakan adanya jalinan antara kehadiran sebaran massa dengan ruangwaktu yang melengkung. Jalinan antara keduanya dinyatakan dalam persamaan medan Einstein[1]. Solusi eksak pertama dari persamaan medan Einstein 1
berhasil ditemukan oleh Karl Schwarzschild dengan tinjauan kasus benda statik simetri bola [3,4]. Hasil yang didapatkan oleh Schwarzschild merupakan solusi satusatunya yang dapat menggambarkan solusi vakum medan gravitasi Einstein di sekitar bola statik[5], namun tidak untuk medan gravitasi simetri bola yang berotasi seperti kebanyakan perilaku dari benda-benda langit. Bola berotasi mestinya tidak dapat mempertahankan bentuk simetri bolanya, dikarenakan adanya pemampatan pada sumbu rotasi akibat pengaruh momentum sudut maksimal pada daerah ekuatornya[6]. Pada tahun 1917, Hermann Weyl memulai investigasi terhadap solusi vakum dari persamaan medan Einstein untuk benda simetri aksial statik, dengan mengajukan bentuk kanonik dari metrik simetri aksial statik menggunakan koordinat silinder[6]. Kemudian, pada tahun 1931 Lewis memperluas metrik Weyl dengan membuat benda tinjauan Weyl berotasi stasioner. Bentuk metrik hasil perluasan tersebut dinamakan metrik Lewis, yang mana solusinya mencakup jenis sumber medan silinder berotasi[7]. Solusi kasus simetri aksial stasioner lainnya ditemukan oleh Achilles Papapetrou pada tahun 1953 melalui transformasinya pada metrik Lewis. Papapetrou menyusun metriknya dengan menghubungkan ansatzansatz (fungsi yang belum diketahui) metrik Lewis dengan tiga ansatz Papapetrou. Solusi persamaan medannya menghasilkan parameter rotasi dengan total massa nol yang menjadikannya solusi tanpa makna fisis[8]. Pada tahun 1954 Alexei Petrov melakukan pengklasifikasian terhadap solusi vakum persaman medan Einstein berdasarkan karakteristik tensor kelengkungannya. Hasil klasifikasi Petrov 2
membuka jalan terhadap terselesaikannya solusi vakum persamaan medan Einstein untuk kasus bola berotasi[9]. Adalah Roy Patrick Kerr yang menemukan solusi vakum secara eksak dari persamaan medan Einstein untuk benda berotasi pada tahun 1963, hampir setengah abad setelah Einstein merumuskan persamaan medan gravitasinya. Kerr menyusun metriknya berdasarkan klasifikasi Petrov tipe-D yang solusinya mencakup parameter massa dan parameter rotasi. Hasil yang ditemukan oleh Kerr merupakan solusi yang tepat untuk kasus natural dari bola berotasi[10]. Pada tahun 1967 Frederick J. Ernst menemukan formulasi baru untuk menyelesaikan persamaan medan Einstein dari metrik Papapetrou, yang mana salah satu solusinya merupakan solusi Kerr[11]. Pada tahun 2008 Matt Visser memberikan pengenalan singkat mengenai ruangwaktu Kerr berdasarkan pada metrik Kerr dalam koordinat Kerr (koordinat original dari metrik Kerr)[12]. Kemudian, pada tahun 2015 Heinicke dan Hehl mempublikasikan penelusuran solusi persamaan medan Einstein yang salah satunya merupakan solusi vakum untuk sumber gravitasi simetri aksial stasioner dengan jalan penelusuran tensor Einstein campuran metrik Papapetrou [13]. Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelusuran kembali solusi vakum persamaan medan Einstein simetri aksial stasioner. Pencarian solusi dilakukan dengan memilih jalan penelusuran tensor Ricci dari metrik Lewis sampai kepada tensor Ricci dari metrik Papapetrou, untuk kemudian diselesaikan persamaan medannya dengan menggunakan persamaan Ernst.
3
1.2 Rumusan Masalah Penelitian ini merupakan kajian teoretik yang berupaya menelusuri kembali solusi vakum persamaan medan gravitasi Einstein simetri aksial stasioner dengan menggunakan persamaan Ernst melalui penelusuran tensor Ricci dari metrik LewisPapapetrou. Dalam penelitian ini juga ditentukan bentuk persamaan geodesik dari partikel uji di sekitar ekuator sumber medan berotasi dan penerapan solusi vakum terhadap kasus lubanghitam berotasi.
1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk; 1. Menelusuri solusi vakum dari persamaan medan Einstein untuk kasus benda simetri aksial stasioner menggunakan persamaan Ernst, 2. Menentukan rumusan persamaan geodesik partikel uji di sekitar ekuator sumber medan berotasi, 3. Memperoleh gambaran horison peristiwa pada kasus lubanghitam berotasi.
4
BAB 2 MEDAN GRAVITASI
Sebelum teori Einstein tentang gravitasi dicetuskan, terlebih dahulu dikenal teori gravitasi Newton. Teori tersebut menjelaskan dengan presisi tentang gaya gravitasi dari interaksi dua pusat massa. Newton mengungkapkan dalam hukum gravitasinya, bahwa gaya gravitasi yang dialami oleh suatu benda terhadap pusat massa yang mempengaruhinya dipengaruhi oleh jarak dan massa. Ungkapan tersebut tidak memperhatikan pengaruh dari variabel waktu, yang mana bila pusat massa berubah maka benda yang berada dalam pengaruh medannya merasakan perubahan seketika. Konsekuensinya untuk dua pusat massa yang terpisah sangat jauh adalah adanya efek fisis yang bergerak melebihi kecepatan cahaya. Konsekuensi tersebut bertolak belakang dengan teori relativitas khusus yang menyatakan bahwa kelajuan tertinggi di dalam ruangwaktu adalah kelajuan cahaya. Dapat disimpulkan bahwa hukum Newton merupakan kasus khusus, karena tidak akurat untuk kasus kecepatan tinggi dan interaksi benda bermassa besar. Untuk itu Einstein memperluas teori relativitas khusus menjadi teori relativitas umum yang mana teori gravitasi Newton tercakup[14]. Sesuai dengan asas kovariansi dalam teori relativitas umum, hukum-hukum fisika tidak berubah terhadap segala bentuk transformasi koordinat. Sifat kovarian tersebut yang kemudian membuat persamaan-persamaan fisika pada relativitas
5
umum ditulis dalam bentuk Tensor, yang mana tensor merupakan generalisasi dari vektor seperti halnya vektor merupakan generalisasi dari skalar [2].
2.1 Metrik umum Menurut teori relativitas khusus ruangwaktu dipengaruhi oleh pemilihan kerangka acuan, yang berarti ruangwaktu tidaklah mutlak. Misalkan pengamat dalam kerangka acuan yang bergerak serempak bersama suatu peristiwa secara paralel dengan kelajuan konstan sebesar π£, akan mengukur selang waktu peristiwa tersebut sebesar ππ. Bagi pengamat lain yang diam terhadap peristiwa tersebut, akan mengukur selang waktu sebesar ππ‘ =
ππ 2
β1βπ£2
(2.1)
π
dengan π merupakan kecepatan cahaya di ruang vakum. Dapat dilihat pada persamaan (2.1) bahwa pengamat diam terhadap peristiwa mengukur selang waktu yang lebih besar (ππ‘ > ππ). Adanya selisi pengukuran selang waktu antara dua pengamat berbeda disebut sebagai efek pemuaian waktu[14]. Elemen jarak (garis) yang bersangkutan dengan persamaan (2.1) dapat dituliskan sebagai ππ 2 β‘ π 2 ππ 2 = π 2 ππ‘ 2 β ππ2
(2.2)
yang mana persamaan tersebut merupakan elemen garis ruangwaktu Minkowski (ruang datar) dengan ds merupakan interval ruangwaktu dan ππ2 merupakan elemen garis ruang Euclid. Bagi teori relativitas koordinat suatu titik dalam ruangwaktu diwakili oleh (π₯ 0 , π₯ 1 , π₯ 2 , π₯ 3 ) dengan π₯ 0 merupakan komponen ππ‘, yaitu komponen 6
yang satuannya disesuaikan dengan komponen ruang π₯ 1 , π₯ 2 , π₯ 3. Untuk seterusnya dalam skrpsi ini tanda β untuk indeks berjalan dihilangkan dan dipilih π = 1. Kemudian, metrik ruangwaktu empat dimensi (2.2) dapat diperluas dalam sajian berikut. ππ 2 = π00 (π₯ 0 )2 + 2π01 π₯ 0 π₯ 1 + 2π02 π₯ 0 π₯ 0 + 2π03 π₯ 0 π₯ 3 + π11 (π₯ 0 )2 + 2π12 π₯ 1 π₯ 2 +2π13 π₯ 1 π₯ 3 + π22 (π₯ 2 )2 + 2π23 π₯ 2 π₯ 3 + π33 (π₯ 3 )2 = πππ π₯ π π₯ π
(2.3)
dengan πππ merupakan tensor metrik rank-kedua yang memerikan fungsi dari titik dalam ruangwaktu[14]. Tensor metrik memenuhi sifat simetri terhadap pertukaran π
indeks dan memenuhi hubungan πππΌ ππΌπ = πΏπ β‘ πΌ, yang mana πΌ merupakan matriks identitas. Tensor dengan indeks bawah disebut tensor kovarian sedangkan inversnya, yaitu tensor dengan indeks atas disebut tensor kontravarian. Vektor kovarian dan vektor kontravarian memenuhi hubungan π΄π = πππ π΄π . Sebaliknya, π΄π = πππ π΄π . Kemudian, diperkenalkan konvensi tensor metrik kovarian yang digunakan untuk ruang Minkowski dalam koordinat kartesian dan koordinat bola masing-masing sebagai berikut.
πππ
πππ
1 0 =( 0 0
1 0 =( 0 0
0 β1 0 0
0 0 0 0 ) β1 0 0 β1
0 βπ 2 sin2 π 0 0 7
0 0 0 0 ) β1 0 0 βπ 2
(2.4a)
(2.4b)
Pergeseran paralel dari suatu vektor di ruangwaktu lengkung sangat dipengaruhi oleh lintasan. Jika suatu vektor bergerak sepanjang lintasan tertutup, tidak ada jaminan vektor tersebut akan berimpit dengan vektor awal. Jadi untuk ruang lengkung diperkenalkan tensor kurvatur Riemann yang memerikan variasi dari vektor yang bergerak paralel dalam lintasan tertutup di ruangwaktu lengkung sebagai berikut.[14] Ο
Ο
Ξ± β π ΞΞ± + Ξ ΞΞ± β Ξ ΞπΌ π
π½πππΌ = ππ½ Ξππ π π½π ππ π½π π½π ππ
dengan ππ½ β‘
π ππ₯ π½
(2.5)
dan Ξ merupakan simbol Christoffel. Simbol Christoffel
merupakan koefisien koneksi yang menghubungkan pergeseran paralel antara vektor yang terletak pada permukaan datar dengan proyeksinya pada permukaan lengkung. Simbol Christoffel didefinisikan sebagai Ξ± = Ξππ
ππΌπ½ 2
(ππ ππ½π + ππ ππ½π β ππ½ πππ )
(2.6)
yang bersifat simetri terhadap pertukaran dua indeks bawah. Mengontraksikan indeks πΌ dan π½ pada persamaan (2.5) memerikan tensor kurvatur Ricci yang merupakan tensor rank dua simetri sebagai berikut. π
π
πΌ β π ΞπΌ + Ξ ΞπΌ β Ξ ΞπΌ π
πΌπππΌ = π
ππ = ππΌ Ξππ π πΌπ ππ πΌπ πΌπ ππ
(2.7)
yang memiliki sifat simetri terhadap pertukaran indeks bawah, π
ππ = π
ππ . Kemudian, jika persamaan (2.7) dikalikan dengan tensor metrik πππ diperoleh πππ π
ππ = π
yang disebut sebagai skalar Ricci[14].
8
(2.8)
2.2 Geodesik Geodesik menggambarkan perilaku gerak suatu benda berdasarkan lintasan terpendek yang ditempuh benda tersebut di dalam ruangwaktu. Dalam ruangwaktu lengkung (ruang Riemann) geometrinya hanya diwakili oleh garis lengkung. Dengan demikian, lintasan terpendek yang ditempuh oleh sebuah benda diruang lengkung pastilah merupakan garis lengkung. Seperti tafsiran geodesik pada ruangwaktu Minkowski yang menyatakan gerak tanpa perubahan kecepatan, tafsiran geodesik pada ruangwaktu Riemann menyatakan gerak yang mengalami percepatan. Semua benda yang geraknya diperikan dalam persamaan geodesik ruangwaktu lengkung bergerak dengan percepatan yang sama dan tidak bergantung pada massa masing-masing benda[1]. Geodesik dalam ruangwaktu lengkung diberikan oleh[2] π2π₯πΌ ππ 2
Ξ± + ΞΞΌΞ½
ππ₯ π ππ₯ π ππ ππ
=0
(2.9)
yang mana dalam limit medan lemah (asimtotik Minkowskian) tereduksi menjadi gerak dengan kecepatan konstan.
2.3 Persamaan Medan Einstein Pada mekanika klasik telah ada teori yang mampu menggambarkan interaksi medan gravitasi dengan baik, yaitu teori gravitasi Newton. Dalam pengertian mekanika Newtonian diberikan hubungan antara potensial skalar dan kerapatan massa yang diperikan dalam bentuk persamaan Poisson 9
β2 π = 4ππΊπ
(2.10)
dengan G merupakan tetapan gravitasi Newton (6,67 Γ 10β8 dalam c. g. s) dan π merupakan kerapatan massa sumber. Berdasarkan kesimpulan Einstein mengenai kesetaraan massa dan energi, generalisasi dari rapat materi-energi dalam relativitas khusus harus dirumuskan dalam bentuk tensor. Untuk itu Einstein merumuskan rapat materi-energi dalam bentuk tensor energi-momentum πππ , yang berarti generalisasi dari persamaan (2.10) pada relativitas umum harus memuat tensor energi-momentum tersebut. Potensial gravitasi pada persamaan (2.10) harus mengandung tensor metrik πππ yang memiliki sifat: maksimal hanya memiliki turunan orde dua; dan linier dalam turunan orde dua. Karena
itu Einstein
mempostulasikan[14] πΊππ = π
πππ
(2.11)
yang memuat ungkapan gravitasi merupakan efek dari kelengkungan ruangwaktu. Hubungan antara tensor Einstein dengan tensor kurvatur Ricci diberikan oleh 1
πΊππ = π
ππ β πππ π
2
(2.12)
sehingga melalui persamaan (2.11) dan (2.12) dapat dilihat jalinan antara kehadiran massa-energi dan kelengkungan ruangwaktu [2].
2.4 Medan Vakum Dalam relativitas umum, medan vakum berarti ketiadaan sebaran materi dan ketiadaan medan fisis kecuali medan gravitasi. Persamaan medan vakum Einstein 10
merupakan persamaan medan yang memerikan pengaruh dari medan gravitasi terhadap setiap titik dalam koordinat di luar sumber medan. Artinya, solusi vakum dari persamaan medan Einstein merupakan solusi eksterior yang memerikan geometri ruangwaktu di luar sumber medan gravitasi yang mana πππ = 0[15]. Berdasarkan persamaan (2.8), mengalikan persamaan (2.11) dan (2.12) dengan πππ diperoleh πΊ = π
β 2π
= βπ
= π
π
(2.13)
Hubungan persamaan (2.11), (2.12) dan (2.13) memberikan π
ππ untuk kasus vakum sebagai berikut 1
π
ππ = π
(πππ β πππ π) = 0 2
11
(2.14)
BAB 3 RUANGWAKTU SIMETRI AKSIAL STASIONER
3.1 Metodologi Tugas akhir ini meliputi kajian teoritis mengenai solusi vakum medan gravitasi simetri aksial stasioner, termasuk penentuan geodesik dan penerapan solusi terhadap kasus lubanghitam berotasi. Mengenai tahapan-tahapan dalam pengerjaan penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini Mulai Merumuskan Tensor Ricci Lewis-Papapetrou Merumuskan Persamaan Medan Vakum Merumuskan Persamaan Ernst Merumuskan Solusi Vakum Dalam Koordinat Prolate Spheroidal Mentransformasikan Solusi Vakum Dalam Koordinat Boyer-Linquist
Mentransformasikan Solusi Vakum dalam Koordinat Kerr-Schild
Merumuskan Persamaan Geodesik Untuk Kasus Gerak Pada Ekuator
Menganalisis dan Memplot Horison Peristiwa Dari Metrik Lubanghitam Berotasi Selesai
Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian 12
3.2 Metrik Lewis-Papapetrou Metrik ruangwaktu simetri aksial stasioner merupakan metrik yang memerikan kondisi dari geometri ruangwaktu akibat pengaruh dari adanya pusat massa yang berotasi stasioner dan simetri terhadap salah satu sumbu rotasinya. Karakteristik dari ruang-waktu simetri aksial stasioner mengharuskan adanya koefisien metrik yang tidak bergantung terhadap t (waktu) dan Ο (azimuth), dalam hal ini diperkenalkan πππ = πππ (π₯ 2 , π₯ 3 )
(3.1)
dengan π₯ 2 dan π₯ 3 merupakan dua koordinat spasial. Oleh karena itu berdasarkan persamaan (2.3) dan (3.1) metrik simetri aksial stasioner harus memiliki bentuk ππ 2 = π00 (ππ₯ π )2 + 2π01 ππ₯ 0 ππ₯ 1 + π11 (ππ₯ 1 )2 + π22 (ππ₯ 2 )2 + 2π23 ππ₯ 2 ππ₯ 3 +π33 (ππ₯ 3 )2
(3.2)
yang mana semua koefisien metrik merupakan fungsi dari π₯ 2 dan π₯ 3 . Kemudian diterapkan pengortonormalan terhadap π₯ 2 dan π₯ 3 pada persamaan (3.2) berdasarkan teorema ππ 2 = πππ (ππ₯ π )2 + 2πππ ππ₯ π ππ₯ π + πππ (ππ₯ π )2 β²
= Β±π 2π [(ππ₯ π )2 + (ππ₯ π β²)2 ]
(3.3)
diperoleh β² 2
ππ 2 = π00 (ππ₯ π )2 + 2π01 ππ₯ 0 ππ₯ 1 + π11 (ππ₯ 1 )2 Β±π 2π [(ππ₯ 2 ) + β² 2
(ππ₯ 3 ) ]
(3.4) β²
dengan π merupakan fungsi dari π₯ 2 dan π₯ 3 13
β² [16] .
β²
β²
Pemilih ansatz berbeda pada ππ₯ 2 dan ππ₯ 3 dilakukan untuk perluasan persamaan (3.4), agar mencakup solusi dari benda yang memiliki perbedaan potensial pada dua sumbu spasial yang ortogonal. Persamaan umum elemen garis ruangwaktu simetri aksial stasioner dapat ditulis menjadi [7] β²
β²
ππ 2 = π΄(ππ‘)2 β 2π΅ ππ‘ ππ β πΆ(ππ)2 β π 2π2 (ππ₯ 2 )2 β π 2π3 (ππ₯ 3 )2 (3.5) Persamaan (3.5) dikenal sebagai metrik Lewis, yang memerikan keadaan geometri dari pusat massa silinder berotasi. Metrik Lewis dapat dituliskan dalam bentuk notasi matriks sebagai berikut
πππ£
π΄ βπ΅ = ( 0 0
βπ΅ βπΆ 0 0
0 0 βπ 2π2 0
0 0 ) 0 βπ 2π3
(3.6a)
Kemudian, dengan menggunakan rumus invers matriks π
ππ
πππ πππ [(β1)π+π det πππ ] = = det πππ det πππ
π
maka diperoleh
πππ£
πΆ/π2 2 = (βπ΅/π 0 0
βπ΅/π2 βπ΄/π2 0 0
0 0 βπ β2π2 0
0 0 0
)
(3.6b)
βπ β2π3
yang mana π2 = π΄πΆ + π΅ 2 . Selanjutnya, determinan dari persamaan (3.6) adalah det πππ = ββπ = π π π2+π3
(3.7)
Kemudian, subtitusi persamaan (3.6) ke dalam persamaan (2.6) diperoleh simbol Christoffel yang tidak nol sebagai berikut: 14
πΆ
π΅
Ξ 020 =
2π2
Ξ 030 =
πΆ π π΄ 2π2 3
+
Ξ 012 =
π΅ π πΆ 2π2 2
β
Ξ 013 =
π΅ π πΆ 2π2 3
β
Ξ102 =
π΄ π π΅ 2π2 2
β
π΅ π π΄ 2π2 2
Ξ 300 =
Ξ103 =
π΄ π π΅ 2π2 3
β
π΅ π π΄ 2π2 3
Ξ 301 = β
Ξ121 =
π΄ π πΆ 2π2 2
+
Ξ131 =
π΄ π πΆ 2π2 3
+
Ξ 200 =
π2 π΄ +
π β2π2 2
Ξ 201 = β
2π2 π΅ 2π2 πΆ 2π2 πΆ 2π2
π΅ 2π2 π΅ 2π2
Ξ 211 = β
π3 π΅
Ξ 222 = π2 π2
π2 π΅
Ξ 232 = π3 π2
π3 π΅
Ξ 233 = βπ2 π3 π 2(π3βπ2)
2
π2 πΆ
2
π β2π3 2
π3 π΄
π β2π3
π3 π΅
2 π β2π3
π2 π΅
Ξ 311 = β
π3 π΅
Ξ 322 = βπ3 π2 π 2(π2βπ3)
π3 πΆ
2
Ξ 323 = π2 π3
π2 π΄
π β2π2
π β2π2
π2 π΅
(3.8) π2 π΅
dengan notasi π2 =
π β² ππ₯ 2
dan π3 =
π β²
ππ₯ 3
. Subtitusi simbol Christoffel (3.8) ke dalam
persamaan (2.7) diperoleh komponen tensor Ricci tidak lenyap sebagai berikut (Lampiran A): 1
1
1
π΄
2
2
2
2π2
π
00 = π β2π2 [ π22 π΄ β π2 π΄ π2 π2 + π2 π΄ π2 π3 + π΅ 2π2 π΄ 2π2
π2 π΄ π2 π΅ + (π3 π΅ )2 β
π΄ 4π2 πΆ
4π2
1
1
2
2
π2 π΄ π2 πΆ] + π β2π3 [ π32 π΄ β
(π3 π΄)2 β
π΅ π π΄ 2π2 3
π3 π΅ +
15
(π2 π΅ )2 β
π΄ 4π2
πΆ 4π2
(π2 π΄)2 β
1
π3 π΄ π3 π3 + π3 π΄ π3 π2 +
π3 π΄ π3 πΆ]
2
(3.9a)
1
1
1
2
2
2
π΅ π π΄ 2π2 2
π
01 = βπ β2π2 ( π22 π΅ β π2 π΅ π2 π2 + π2 π΅ π2 π3 + πΆ π π΄ 4π2 2 1 2
π΄
π2 π΅ β
π3 π΅ π3 π2 +
4π2 π΅
2π2
1
1
2
2
π2 π΅ π2 πΆ) β π β2π3 ( π32 π΅ β π3 π΅ π3 π3 +
π3 π΄ π3 πΆ β
πΆ 4π2
π3 π΄ π3 π΅ β
π΄
π π΅ 4π2 3
1
1
1
π΄
2
2
2
4π2
π
11 = βπ β2π2 [ π22 πΆ β π2 πΆ π2 π2 + π2 πΆ π2 π3 β πΆ π π΄ 4π2 2 πΆ 2π2
π2 πΆ β
(π3 π΅ )2 β
π΅ π π΅ 2π2 2 π΄
4π2
π2 πΆ β
π3 πΆ)
(3.9b)
(π2 πΆ )2 +
πΆ 2π2
1
1
1
2
2
2
(π2 π΅ )2 +
π2 πΆ] β π β2π3 [ π32 πΆ β π3 πΆ π3 π3 + π3 πΆ π3 π2 +
(π3 πΆ )2 β
π΅ π π΅ 2π2 3
π3 πΆ +
πΆ π π΄ π3 πΆ] 4π2 3
(3.9c)
1
π
22 = π 2(π2βπ3) [βπ32 π2 β (π3 π2 )2 + π3 π2 π3 π3 β π3 π2 π3 π] β π22 π3 β π
1
1
1
π
π2
(π2 π3 )2 + π2 π2 π2 π3 + π2 π2 π2 π β π22 π + π
π΅2
(π2 π΅ )2 + 4
2π
π΄2 4π4
π΅πΆ
π π΄ π2 π΅ + 4 2
π
4π
2π4
4π4
π
2π4
4π4
π2 π΄ π2 πΆ β
π΄πΆ 2π4
(π2 π΄)2 +
(π2 π΅ )2 + (3.9d)
π΅2
π΅2
π΅2
π π΅ π2 πΆ β 4 2
πΆ2
(π2 πΆ )2 ]
π΄πΆ
π
23 = (
π΄π΅
(π2 π)2 β [
π π΄ π3 πΆ + 4 2
π3 π΄ π2 πΆ +
π΅2
π2 π΅ π3 π΅ +
π π΄ 4π4 2
π΄πΆ 4π4
π3 π΄ π2 πΆ +
1
1
π
π
π΄πΆ 2π4
π2 π΅ π3 π΅ +
π3 πΆ) + π3 π2 π2 π + π2 π3 π3 π β
1 π (π π) π 3 2
(3.9e) 1
π
33 = π 2(π3βπ2) [βπ22 π3 β (π2 π3 )2 + π2 π2 π2 π3 β π2 π3 π2 π] β π32 π2 β π
1
1
1
π
π2
(π3 π2 )2 + π3 π2 π3 π3 + π3 π3 π3 π β π32 π + π
16
(π3 π)2 β [
πΆ2 4π4
(π3 π΄)2 +
π΅2
π΅πΆ
π΄π΅
2π
π
π
(π3 π΅ )2 + 4
π΄2 4π4
π π΄ π3 π΅ + 4 3
π π΅ π3 πΆ β 4 3
π΅2
π π΄ π3 πΆ 2π4 3
β
π΄πΆ 2π4
(π3 π΅ )2 +
(π3 πΆ )2 ]
(3.9f)
Pemilihan koordinat spasial yang ortogonal pada metrik (3.5) dilakukan β²
β²
dengan memilih π₯ 2 = π dan π₯ 3 = π§. Ketiga anzats A, B, C dan π pada metrik (3.5) haruslah memiliki hubungan dalam potensialnya, sehingga Papapetrou mengajukan tiga bentuk anzats π, π dan πΎ yang memenuhi persamaan (3.8) dengan transformasi sebagai berikut[17]. π΄=π π΅ = ππ πΆ=
π2 β ππ 2 π
π2 = π3 = π = πΎ β
1 2
ππ (π)
(3.10)
Penerapan transformasi (3.10) pada persamaan (3.5) diperoleh π2
ππ 2 = π(ππ‘)2 β 2ππ ππ‘ ππ β (
π
β ππ 2 ) (ππ)2 β π 2πΎ β ππ(π) (ππ₯ 2 )2 β
π 2πΎ β ππ(π) (ππ₯ 3 )2
(3.11)
atau dengan penyederhanaan dapat dinyatakan dalam bentuk ππ 2 = π(ππ‘ β πππ )2 β π β1 [π 2πΎ (ππ2 + ππ§ 2 ) + π2 ππ 2 ]
(3.12)
yang mana elemen garis (3.12) dikenal sebagai metrik Papapetrou [8]. Penerapan transformasi (3.10) pada tensor Ricci Lewis pada persamaan (3.9) diperoleh tensor Ricci Papapetrou sebagai berikut 17
π
00 =
π β2πΎ 2
1
{π (ππ2 π + ππ§2 π +
π
ππ π) +
π4 π2
2
[(ππ π) + (ππ§ π )2 ] β (ππ§ π)2 β
2
(ππ π) } π
01 = β
π β2πΎ 2
(3.13a) 1
[π 2 (ππ2 π + ππ§2 π β ππ π) + 2π(ππ πππ π + ππ§ πππ§ π) + π
2π 2πΎ ππ
00 ] π
11 =
π2 π2
(3.13b) π
π
00 β 2π (π
01 + ππ
00 β π
00 )
1
1
π
2π2
π
23 = ππ§ πΎ β
ππ πππ§ π +
π2
π πππ§ π 2π2 π
1
π
22 = βππ§2 πΎ β ππ2 πΎ + ππ πΎ + π
1 2π
(3.13c)
2
(ππ§ π)2 + 2
π2 2π2
(ππ π)
1
π
π2
π
2π2
(ππ§ π)2 + 2
2π
(ππ2 π + ππ§2 π +
1 π
ππ π) β
1 π2
2
(ππ π) β
2
π
33 = βππ§2 πΎ β ππ2 πΎ β ππ πΎ + 1
1
(3.13d)
(3.13e) 1 2π
(ππ2 π + ππ§2 π +
1 π
ππ π) β
1 2π2
2
(ππ π) β
(ππ§ π )2
(3.13f)
3.3 Persamaan Medan Vakum Papapetrou Tinjauan medan gravitasi yang jauh di luar sumber menghasilkan syarat batas limit medan lemah, yang mana untuk jarak π >> metrik asimtotik Minkoswkian. Syarat batas ini memenuhi persamaan (2.14) yang mengakibatkan tensor Ricci lenyap (π
ππ = 0), sehingga dengan menerapkan kondisi ini ke persamaan (3.13) diperoleh π
00 = π (ππ2 π + ππ§2 π +
1 π
ππ π) +
π4 π2
2
[(ππ π) + (ππ§ π )2 ] β (ππ§ π)2 β 18
2
(ππ π) = 0
(3.14a) 1
π
01 = π (ππ2 π + ππ§2 π β ππ π) + 2(ππ πππ π + ππ§ πππ§ π) = 0
(3.14b)
π
11 = 0
(3.14c)
π
1
1
π
2π2
π
23 = ππ§ πΎ β
ππ πππ§ π +
π2
π πππ§ π 2π2 π
1
1
π
2π
π
22 = βππ§2 πΎ β ππ2 πΎ + ππ πΎ + 1 2π2
π2
(ππ§ π) 2 +
2π2 1
1 2π
π
2π2
1 π π) π π
β
1 π2
2
(ππ π) β
2
π
π2
(ππ§ π)2 + 2
(ππ2 π + ππ§2 π +
(3.14d)
(ππ π) = 0
π
33 = βππ§2 πΎ β ππ2 πΎ β ππ πΎ + 1
=0
(3.14e)
(ππ2 π + ππ§2 π +
1 π π) π π
β
1 2π2
2
(ππ π) β
(ππ§ π )2 = 0
(3.14f)
Dari ekspresi π
00 , π
01 , π
23 , dan π
22 β π
33 pada persamaan (3.14a)-(3.14f), dinyatakan persamaan medan vakum dari persamaan (3.12) sebagai berikut 1
π4
π
π2
π (ππ2 π + ππ§2 π + ππ π) +
2
2
[(ππ π) + (ππ§ π )2 ] β (ππ§ π)2 β (ππ π) = 0 (3.15a)
1
π (ππ2 π + ππ§2 π β ππ π) + 2(ππ πππ π + ππ§ πππ§ π) = 0 π
ππ§ πΎ = ππ πΎ =
π 2π2 π 4π
ππ πππ§ π β
π2
π πππ§ π 2π π
2
[(ππ π) β (ππ§ π)2 ] β 2
(3.15b) (3.15c)
π2 4π
2
[(ππ π) β (ππ§ π )2 ]
(3.15d)
3.4 Persamaan Ernst Metode Ernst merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menyelesaikan
persamaan
differensial non-linier 19
(3.15a)β(3.15d), dengan
membawa fungsi potensial π, π, πΎ ke dalam bentuk potensial kompleksnya. Untuk itu persamaan (3.15b) dapat ditulis menjadi πβ
π2 π2
ππ = 0
(3.16)
dengan π dalam koordinat silinder. Diperkenalkan vektor π¨ yang memenuhi hubungan π2 π2
ππ = π Γ π¨
(3.17)
yang mana ππ orthogonal terhadap azimutal (πΜ ). Melalui hubungan persamaan (3.16) dan (3.17) diperoleh (π Γ π¨) β¦πΜ = 0
(3.18)
yang memberikan syarat ππ π΄π§ β ππ§ π΄π = 0 sehingga ππ π΄π§ = ππ§ π΄π
(3.19)
yang mana persamaan (3.19) mengharuskan munculnya sebuah fungsi πΉ(π, π§, π) yang memberikan π΄π = ππ πΉ
(3.20a)
π΄π§ = ππ§ πΉ
(3.20b)
Subtitusi persamaan (3.20a) dan (3.20b) ke dalam persamaan (3.18), diperoleh jalinan persamaan 1
1
π
π
π Γ π¨ = πΜ [ (ππ ππ§ πΉ β ππ§ ππ΄π )] + π§Μ [ (ππ ππ΄π β ππ ππ πΉ)]
(3.21)
Kemudian, memperkenalkan fungsi potensial baru yang didefinisikan sebagai Ξ© β‘ ππ πΉ β ππ΄π , maka persamaan (3.21) dapat ditulis menjadi 20
1
π Γ π΄ = (πΜππ§ Ξ© β π§Μ ππ Ξ©) .
(3.22)
π
Mensubtitusi persamaan (3.22) ke dalam persamaan (3.17) maka diperoleh jalinan π2 π2
1
ππ = (πΜππ§ Ξ© β π§Μ ππ Ξ©) π
(ΟΜππ π + zΜππ§ π) =
π π2
(πΜππ§ Ξ© β π§Μ ππ Ξ©)
(3.23)
Hubungan ruas kiri dan ruas kanan persamaan (3.23) memberikan hubungan ππ π =
π πΞ© π2 π§ π π Ξ© π2 π
ππ§ π = β atau ππ§ Ξ© =
π2 π
ππ Ξ© = β
ππ π
π2 π
ππ§ π
(3.24a) (3.24b)
Persamaan (3.15a) dan (3.15b) dapat ditulis kembali berdasarkan persamaan (3.24) dengan ekspresi sebagai berikut πβ2 π β ππ β ππ + ππΊ β ππΊ = 0
(3.25)
πβ2 Ξ© β 2(ππ β πΞ©) = 0
(3.26)
dengan π dan β2 adalah operator gradien dan operator Laplacian 2 dimensi dalam koordinat silinder. Mengalikan persamaan (3.26) dengan bilangan imaginer, didapatkan ππβ2 Ξ© β 2π (ππ β πΞ©) = 0 Penjumlahan persamaan (3.25) dan (3.27) menghasilkan 21
(3.27)
πβ2 π + ππβ2 Ξ© = ππ β ππ β πΞ© β πΞ© + 2π (ππ β πΞ©)
(3.28)
Diperkenalkan suatu fungsi potensial kompleks Τ (π, π§ ) dengan definisi[13] Τ β‘ π + πΞ©
(3.29)
Penerapan persamaan (3.29) ke dalam persamaan (3.28) menghasilkan πβ2 Τ = πΤ β πΤ atau dapat ditulis menjadi (Re Τ)β2 Τ = πΤ β πΤ
(3.30)
Persamaaan (3.30) dikenal sebagai persamaan Ernst. Pengggunaan βReβ dalam persamaan (3.30) menandakan komponen real potensial kompleks. Selanjutnya diperkenalkan potensial kompleks baru π(π, π§) melalui transformasi Mobius untuk memperoleh bentuk alternatif persamaan Ernst, yakni: Τ=
πβ1 π+1
(3.31)
sehingga persamaan (3.30) menjadi [lampiran B] (ππ Μ
β 1)β2 π = 2π Μ
ππ β ππ
(3.32)
dengan π Μ
merupakan kompleks konjugate π [11].
3.5 Anzats Papapetrou Dalam Potensial Ernst Potensial π, π, dan πΎ pada persamaan medan vakum (3.15) dapat diekspresikan ke dalam fungsi potensial π dengan memerhatikan jalinan persamaan (3.29) dan (3.31) sebagai berikut π + πΞ© = 22
πβ1 π+1
(3.33)
Kemudian, berdasarkan persamaan (3.33) ditunjukkan potensial π sebagai berikut π = Re (
πβ1 π+1
1 πβ1
)= (
2 π+1
Μ
β1 π
+Μ
π +1
Μ
β1 ππ
) = (π+1)(πΜ
(3.34)
+1)
yang mana turunan orde pertama terhadap π dan π§ adalah sebagai berikut ππ π = [
2 Μ
+1)2+π π Μ
πππ(π π (π+1)
]
(3.35a)
Μ
+1)2+ππ§ π Μ
(π+1)2 ππ§ π(π ] Μ
+1)2 (π+1)2(π
(3.35b)
Μ
+1) (π+1)2(π
ππ§ π = [
2
Sedangkan untuk ππ π dan ππ§ π, mengingat persamaan (3.24a) dan (3.24b) terlebih dahulu dicari potensial Ξ© dalam π Ξ© = Im (
πβ1 π+1
1
)=
(
πβ1
2π π+1
Μ
β1 π
βΜ
π +1
)=
Μ
πβπ Μ
+1) π(π+1)(π
(3.36)
yang mana turunan pertamanya terhadap π dan π§ adalah sebagai berikut ππ Ξ© = ππ§ Ξ© =
2 Μ
+1)2βπ π Μ
ππ π(π π (π+1) 2 Μ
+1) (π+1)2 π(π
Μ
+1)2βππ§ π Μ
(π+1)2 ππ§ π(π 2 Μ
+1) (π+1)2 π(π
(3.37a)
.
(3.37b)
Subtitusi persamaan (3.34) dan (3.37) kedalam persamaan (3.24) didapatkan 2
ππ π = π
ππ§ π = βπ
Μ
+1) βππ§ π Μ
(π+1)2] [ππ§ π(π
(3.38a)
Μ
β1)2 π(ππ Μ
+1)2 βπππ Μ
(π+1)2] [πππ(π Μ
β1)2 π(ππ
.
(3.38b)
Subtitusi persamaan (3.34a), (3.34b)), (3.35a), (3.35b), (3.38a) dan (3.38b) ke dalam persamaan (3.15c) dan (3.15d), diperoleh ππ πΎ dan ππ§ πΎ dalam potensial π sebagai berikut 23
ππ πΎ =
π Μ
2 {ππ πππ π β Μ
(ππ β1)
ππ§ πππ§ π }Μ
(3.39a)
ππ§ πΎ =
π {π ππ π Μ
+ ππ π Μ
ππ§ π} Μ
β1)2 π π§ (ππ
(3.39b)
3.6 Solusi Ernst Sumber medan gravitasi yang ditinjau merupakan benda berbentuk elipsoid yang berotasi stasioner, sehingga persamaan Ernst lebih mudah diselesaikan dalam koordinat spheroidal. Untuk itu dipilih koordinat prolate spheroidal (π₯, π¦) sebagai berikut 1
1
π = π(π₯ 2 β 1)2 (1 β π¦ 2 )2
(3.40a)
π§ = ππ₯π¦
(3.40b)
dengan transformasi balik π₯= π¦=
1 2π 1 2π
(β ( π + π§ ) 2 + π 2 + β ( π β π§ ) 2 + π 2 )
(3.41a)
(β(π + π§ )2 + π2 β β(π β π§ )2 + π2 ).
(3.41b)
yang mana π bernilai konstan dan π¦ = Β±1 merupakan sumbu simetri. Gradien dan Laplacian dalam koordinat prolate spheroidal disajikan sebagai berikut[17] π=
1
π 1 (π₯ 2βπ¦ 2 )2
β2 =
π2 π₯ 2 βπ¦ 2
1
[π₯Μ(π₯ 2 β 1)2 ππ₯ + π¦Μ (1 β π¦ 2 )2 ππ¦ ]
[ππ₯ (π₯ 2 β 1) ππ₯ + ππ¦ (1 β π¦ 2 )ππ¦ ]
(3.42a)
(3.42b)
Persamaan (3.42a) dan (3.42b) disubtitusi ke dalam persamaan (3.32), didapatkan persamaan Ernst dalam koordinat prolate spheroidal yakni 24
(ππ Μ
β 1)[(π₯ 2 β 1)ππ₯2 π + 2π₯ππ₯ π + (1 β π¦ 2 )ππ¦2 π β 2π¦ππ¦ π] = 2
2π Μ
[(π₯ 2 β 1)(ππ₯ π ) 2 + (1 β π¦ 2 )(ππ¦ π) )]
(3.43)
Dipilih parameter π sebagai fungsi π untuk mempermudah pengerjaan matematis, yakni π = π ππΌ coth π
(3.44)
dengan πΌ merupakan konstanta dan π = π(π₯, π¦). Persamaan (3.44) disubtitusikan ke persamaan (3.32), maka diperoleh persamaan Laplace sebagai berikut β2 π = 0
(3.45)
dengan memilih π(π₯, π¦) = π (π₯ )π(π¦), dapat diterapkan separasi variabe pada persamaan (3.48) dalam koordinat prolate spheroidal, sehingga diperoleh dua persamaan Legendre sebagai berikut (π₯ 2 β 1) (π₯ 2 β 1)
π2π ππ₯ 2 π2π ππ₯ 2
+ 2π₯ + 2π₯
ππ ππ₯ ππ ππ₯
β π (π + 1)π = 0
(3.46a)
β π (π + 1)π = 0
(3.46b)
dengan kasus π = 0. Solusi umum dari persamaan (3.46a) dan (3.46b) adalah[17] π = ββ π=0[ππ ππ (π₯ ) + ππ ππ (π₯ )][ππ ππ (π¦) + ππ ππ (π¦)]
(3.47)
dengan ππ dan ππ merupakan polinomial Legendre dan ππ , ππ , ππ , dan ππ merupakan konstanta. Dalam perumusan Rodrigues ππ dan ππ dituliskan sebagai berikut[17] ππ (π’ ) = ππ (π’ ) =
1
ππ
2π π! ππ’π
1
ππ
2π π! ππ’π
(π’ 2 β 1)π
[(π’ 2 β 1)π ln (
25
π’+1 π’β1
(3.48a)
1
π’+1
2
π’β1
)] β ππ (π’ ) ln (
)
(3.48b)
Jika dimasukkan syarat batas π¦ = 1 dan π¦ = β1 (sumbu simetri) pada persamaan (3.48b), maka akan diperoleh solusi berbeda untuk masing-masing nilai π¦ yang menjadikan solusi Q tidak simetri. Untuk itu pada persamaan (3.47) dipilih ππ = 0. Jika dimasukkan syarat batas limit medan lemah (daerah yang jauh dari sumber medan gravitasi) π₯ β β untuk setiap π¦, maka melalui persamaan (3.29) diperoleh Τ = 1 yang terpenuhi apabila pada persamaan (3.31) π β β. Penerapan syarat π β β pada persamaan (3.44) dan (3.48b) mengakibatkan π β 0 dan ππ (π₯) = 0. Untuk kasus π β 0 pada persamaan (3.47) hanya terpenuhi jika ππ lenyap. Dengan mensubtusikan nilai konstanta ππ dan ππ pada persamaan (3.47) diperoleh β β² π = ββ π=0 ππ ππ ππ (π₯ )ππ (π¦) = βπ=0 ππ ππ (π₯ )ππ (π¦)
(3.49)
Untuk kasus π = 0, melalui persamaan (3.48a), (3.48b) dan (3.49) diperoleh π=
π0β² 2
ln (
π₯+1 π₯β1
)
(3.50)
Persamaan (3.50) disubtitusikan ke dalam persamaan (3.44), kemudian coth π dibawa ke dalam bentuk eksponensial sehingga diperoleh π = π ππΌ
β²
β²
β²
β²
(π₯+1)π0 +(π₯β1)π0 (π₯+1)π0 β(π₯β1)π0
(3.51)
dengan memilih syarat batas limit medan lemah, maka melalui persamaan (3.29) diperoleh Ξ© = 0. Kemudian, persamaan (3.44) disubtitusikan ke dalam persamaan (3.36), maka diperoleh konstanta πΌ = 0. Dengan demikian persamaan (3.51) menjadi β²
π=
β²
(π₯+1)π0 +(π₯β1)π0 β² β² (π₯+1)π0 β(π₯β1)π0
26
(3.52)
yang mana π0β² merupakan parameter deformasi. Dengan memilih π0β² = 1 pada persamaan (3.52) maka diperoleh π(π₯, π¦) = π₯
(3.53)
Persamaan (3.47) simetri terhadap pertukaran π₯ dan π¦, sehingga jika persamaan (3.53) merupakan solusi dari persamaan (3.32), maka π(π¦, π₯) = π¦
(3.54)
juga merupakan solusi dari persamaan (3.53). Dipilih salah satu kombinasi linier dari persamaan (3.53) dan (3.54) yang memenuhi persamaan (3.43), yakni[17] π = ππ₯ β πππ¦
(3.55)
dengan π dan π merupakan konstanta yang memenuhi hubungan π2 + π 2 = 1.
27
BAB 4 METRIK KERR
Sajian persamaan (3.34), (3.38a), (3.38b), (3.39a) dan (3.39b) dalam koordinat prolate speroidal dengan potensial (3.55) adalah sebagai berikut [lampiran C] π2 π₯ 2+π2 π¦ 2β1
π = (ππ₯+1)2 ππ ππ₯
=β ππ ππ¦ ππΎ ππ₯ ππΎ ππ¦
(4.1)
+π2 π¦ 2
π2π(1βπ¦2) ((ππ₯ + 1)2β π2π¦ 2 ) (π2π₯ 2+π2π¦ 2β1)2
=β
4ππππ¦(π₯ 2β 1)(ππ₯ + 1)
(4.3)
(π2π₯ 2 + π2π¦ 2 β 1)2
= (π2 = (π2
(4.2)
π₯(1 β π¦ 2 )
(4.4)
π₯ 2+π2 π¦ 2β1)(π₯ 2β π¦ 2 ) π¦(π₯ 2 β1)
(4.5)
π₯ 2+π2 π¦ 2β1)(π₯ 2β π¦ 2 )
Kemudian, dilakukan pengintegralan pada persamaan (4.2) , maka diperoleh potensial π sebagai berikut [lampiran D] π = β«β
π2π(1βπ¦ 2) [(ππ₯ + 1)2β π2 π¦ 2 ]
π=
(π2 π₯ 2 +π2 π¦ 2β1)2 2ππ(1βπ¦ 2)(ππ₯+1) π(π2 π₯ 2+π2 π¦ 2 β1)
+πΆ
ππ₯ (4.6)
Dipilih konstanta integrasi πΆ sama dengan nol sehingga persamaan (4.6) menjadi π=
2ππ(1βπ¦ 2)(ππ₯+1) π(π2 π₯ 2+π2 π¦ 2β1)
(4.7)
Selanjutnya, dengan mengintegralkan persamaan (4.4) diperoleh [lampiran D]
28
πΎ = β« (π2 πΎ=β
π₯(1 β π¦ 2) π₯ 2 +π2 π¦ 2β1)(π₯ 2β π¦ 2 )
ππ₯
(π¦ 2β1)[ln(π¦ 2 βπ₯ 2)βln(βπ2 π₯ 2βπ2 π¦ 2+1)] 2(π2π¦ 2 +π2π¦ 2 β1)
π (2πΎ+πΆ) = π 2πΎ = πΆ β²
+πΆ
π2π₯ 2 +π2π¦ 2 β1 π₯ 2βπ¦ 2 π2π₯ 2 +π2π¦ 2 β1
(4.8)
π₯ 2 βπ¦ 2
Untuk π₯ β β dan π¦ βͺ akan terlihat dalam skala lokal koordinat asimtotik kartesian, sehingga melalui persamaan (3.12) diperoleh syarat batas lim π 2πΎ = 1. π₯ββ
Dengan memasukkan syarat batas ke dalam persamaan (4.8) maka didapatkan nilai konstanta integrasi πΆβ² =
1 π2
sehingga persamaan (4.8) menjadi π 2πΎ =
π2 π₯ 2 +π2π¦ 2 β1 π2(π₯ 2 βπ¦ 2)
.
(4.9)
Selanjutnya, dilakukan transformasi (3.12) melalui hubungan (3.40a) dan (3.40b), kemudian mensubtitusi persamaan (4.1), (4.7) dan (4.9) pada metrik (3.12), maka diperoleh ππ 2 =
π2 π₯ 2 +π2π¦ 2 β1 [ππ‘ (ππ₯+1)2+π2π¦ 2
β
2ππ(1βπ¦ 2)(ππ₯+1) π(π2 π₯ 2+π2 π¦ 2β1)
(ππ₯+1)2+π2π¦ 2 π2 π₯ 2+π2 π¦ 2β1 π2 π₯ 2+π2π¦ 2β1
{
π2 (π₯ 2 βπ¦ 2)
π₯ 2 βπ¦ 2
[(
π₯ 2β1
2
ππ] β
) π 2 ππ₯ 2 + (
1)(1 β π¦ 2 )ππ 2 }
π₯ 2βπ¦ 2 1βπ¦ 2
) π 2 ππ¦ 2 ] + π 2 (π₯ 2 β (4.10)
29
yang mana persamaan (4.10) merupakan metrik Kerr dalam koordinat prolate spheriodal (π‘, π, π₯, π¦). Ekspresi ruangwaktu Kerr dalam koordinat Boyer-Lindquist (π‘β², πβ², π, π ) (bentuk standar metrik Kerr) diperoleh dengan mentransformasi persamaan (4.10) melalui hubungan π‘ = π‘β² π = πβ² ππ₯ = ππ¦ = π
dengan π =
, π=
π
π π
π β1 π π π
cos ΞΈ
(4.11)
1
, π = (π 2 β π 2 )2 , π₯ =
πβπ 1
(π2 βπ 2)2
dan π¦ = cos ΞΈ
[Lampiran E], sehingga diperoleh ππ 2 = (1 β
2ππ π2
) (ππ‘β² β
2πππ sin2 ΞΈ π2 β2ππ
2
ππβ²) β
π2 β π2β2ππ
sin2 π ππβ²2 β
π2 β
ππ 2 β
π 2 ππ 2
(4.12)
dengan π 2 β‘ π 2 + π2 cos2 π, β β‘ π 2 β 2ππ + π2 . Jika dipilih π = 0 pada persamaan (4.12), maka diperoleh ππ 2 = (1 β
2π π
) (ππ‘β²)2 β π 2 sin2 π ππβ²2 β (1 β
2π β1 π
)
ππ 2 β π 2 ππ 2
(4.13)
yang mana persamaan (4.13) merupakan metrik Scwarzschild untuk solusi vakum medan gravitasi statik simetri bola[12]. Perbedaan antara metrik Scwarzschild dan
30
metrik Kerr terletak pada rotasi dari sumber medan gravitasi. Untuk itu dapat diidentifikasi bahwa π pastilah merupakan parameter momentum sudut.
4.1 Geodesik Metrik Kerr Metrik Kerr pada persamaan (4.13) dapat disederhanakan menjadi ππ 2 = (1 β
2ππ π2
) ππ‘ β² 2 β
(π 2 + π2 +
4πππ sin2 π π2
2πππ 2 sin2 π π2
ππ‘ β² ππ β² β
) sin2 π ππ β² 2 β
π2 β
ππ 2 β π 2 ππ 2
(4.14)
dengan bentuk tensor metrik kontravarian sebagai berikut π00 =
2πππ2 sin2 π ) sin2 π π2 2ππ 2πππ2 sin2 π π4(1β 2 )(π 2+π 2+ ) sin2 π+(2πππ sin2 π)2 π π2
π4(π 2+π 2+
π01 = π10 = β
2πππ sin2 π π2 2 2ππ 2πππ2 sin2 π 2πππ sin2 π )(π 2+π 2+ ) sin2 πβ( ) 2 2 2 π π π
(1β
π11
=β
π22 = β π33 = β
2ππ ) π2 2 2 2ππ 2πππ sin π π4(1β 2 )(π2 +π 2+ ) sin2 ΞΈ+(2πππ sin2 π)2 π π2
π4(1β
β π2 1
(4.15)
π2
Tampak metrik Kerr pada persamaan (4.14) analog dengan Metrik Lewis pada persamaan (3.5), sehingga diperoleh hubungan subtitusi sebagai berikut
31
π‘ = π‘β² π = πβ² β²
π₯2 = π β²
π₯3 = π
(4.16a)
dengan π΄ =1β π΅=
2ππ π 2+π 2 cos2 π
2πππ sin2 π π 2+π 2 cos2 π
πΆ = (π 2 + π2 + π 2π2 =
2πππ 2 sin2 π π 2+π 2 cos2 π
) sin2 π
π 2+π 2 cos2 π π 2β2ππ+π 2
π 2π3 = π 2 + π2 cos2 π 1
π2 = [ππ (π 2 + π2 πππ 2 π ) β ππ (π 2 β 2ππ + π2 )] 2
1
π3 = ππ (π 2 + π2 cos2 π )
(4.16b)
2
Kemudian, dilakukan subtitusi pada elemen simbol Christoffel (3.9) menggunakan persamaan (4.16a) dan (4.16b), sehingga diperoleh simbol Christoffel metrik Kerr (4.14) sebagai berikut [lampiran F] Ξ 020 =
π sin2 π π2 (π 2+π 2 cos2 π) 2πππ 2 sin2 π π 2+π 2 cos2 π
Ξ 030 =
[(π 2 + π2 + 2
2πππ 2 sin2 π π 2+π 2 cos2 π
) (π 2 β π2 cos2 π ) +
(π2 cos2 π β π 2 )]
2πππ 2 sin3 π cos π 2πππ 2 sin2 π [ π2 (π 2+π 2 cos2 π)2 π 2+π 2 cos2 π
+ 2ππ β (π 2 + π2 +
32
2πππ 2 sin2 π π 2 +π 2 cos2 π
)] (4.17π)
Ξ 012 =
ππ sin4 π π2 (π 2+π 2 cos2 π) π 2 cos2 πβπ 2 π 2+π 2 cos2 π
Ξ 013 = Ξ102 = Ξ103 = Ξ121 =
(π 2 + π2 +
2πππ 3 sin5 π cos π (2ππ π2 (π 2+π 2 cos2 π)2 ππ sin2 π π2
+π 2 cos2 π)2
2πππ sin π cos π π2 (π 2+π 2 cos2 π)
2πππ 2 sin2 π
+π 2 cos2 π)
π 2+π 2 cos2 π
2πππ 2 sin2 π π 2+π 2 cos2 π
π 2+π 2 cos2 π
(
π2
+ 1)
(π 2+π 2 cos2 π)3
(π 2+π 2 cos2 π)2 sin π cos π π2
[π 2 + π2 +
+
ππ 2 sin2 πβ2ππ 2 π 2+π 2 cos2 π
π 2+π 2 cos2 π
(π 2+π 2 cos2 π)2
+
4π2 π 2π 4 sin4 π+4π2 π 2π 4 sin2 π (π 2 +π 2 cos2 π)3
]
π(π 2βπ 2 cos2 π)(π2β2ππ+π 2) (π 2+π 2 cos2 π)3
Ξ 201 = β Ξ 211 = β Ξ 222 =
β
β
+ π)
4πππ 2 sin2 πβ2ππ 3 β2πππ 2
2πππ 4 sin4 π+4π2 π 2π 2β8π2 π 2π 2 sin2 π
Ξ 200 =
)]
sin2 π 2π2ππ 4 sin2 π cos2 π+4π2 π 2π 2 sin2 πβ2π2 π 3π 2 sin2 π
2π2 ππ 2 sin2 πβ2πππ 2 sin2 π
Ξ131 =
β
]
π 2 sin2 πβ2ππ
(
+ 2
β π 2 β π2 )
π 2 cos2 πβπ 2
[(π 2
4ππ 2π 2 sin2 π
[2π 2 β (π 2
ππ sin2 π(π2 cos2 πβπ 2 )(π2β2ππ+π 2) (π 2+π 2 cos2 π)3 (π 2β2ππ+π 2) sin2 π π 2+π 2 cos2 π π
π 2+π 2 cos2 π
Ξ 232 = β Ξ 233 = β
β
2πππ 2 sin2 π
[π β (π 2
+π 2 cos2 π)2
+
ππ 2 sin2 π π 2+π 2 cos2 π
]
πβπ π 2β2ππ+π 2
π 2 cos π sin π π 2+π 2 cos2 π π(π 2 β2ππ+π 2 )
(4.17π )
π 2+π 2 cos2 π
33
Ξ 300 = β
2πππ 2 cos π sin π (π 2 +π 2 cos2 π)3 2πππ sinπ cos π
Ξ 301 = β (π 2 Ξ 311 = β
sin π cos π π 2+π 2 cos2 π
Ξ 322 = β (π 2 Ξ 323 =
+π 2 cos2 π)2
(
π 2 sin2 π
π 2+π 2 cos2 π
[π 2 + π2 +
+ 1)
4πππ 2 sin2 π π 2+π 2 cos2 π
2πππ 4 sin4 π
+ (π 2
+π 2 cos2 π)2
]
π 2 cos π sin π +π 2 cos2 π)(π2β2ππ+π 2) π
π 2+π 2 cos2 π
Ξ 333 = β
π 2 sin π cos π
(4.17c)
π 2+π 2 cos2 π
Subtitusi simbol Christoffel (4.17a)-( 4.17c) ke dalam persaman (2.9), diperoleh persamaan geodesik yang menggambarkan perilaku gerak dari partikel uji di sekitar ruangwaktu Kerr sebaga berikut: π2π‘ β² ππ 2 π2π‘ β² ππ 2
Untuk π₯ πΌ = π₯ 0 = π‘ β² diperoleh
0 + 2Ξ02
+
ππ‘ β² ππ ππ ππ
0 + 2Ξ03
ππ‘ ππ ππ ππ
2π sin2 π [(π 2 π2 (π 2+π 2 cos2 π)2 2πππ 2 sin2 π π 2+π 2 cos2 π 2πππ 2 sin2 π π 2+π 2 cos2 π
+ π2 +
) + 2ππ (
ππβ² ππ ππ ππ
π 2 +π 2 cos2 π ππ‘ β² ππ ππ ππ
π 2 sin2 π
π 2+π 2 cos2 π
+
2πππ 2 sin2 π
ππβ² ππ
)]
2πππ 2 sin2 π π 2+π 2 cos2 π
ππ ππ
+
0 + 2Ξ13
2πππ 2 sin2 π
(π2 cos2 π β π 2 )]
4ππ 2 π 2 sin2 π (π 2+π 2 cos2 π)2
π 2+π 2 cos2 π
0 + 2Ξ12
β
+
ππβ² ππ
=0
) (π 2 β π2 cos2 π ) +
4πππ 2 sin3 π cos π [β (π 2 π2 (π 2+π 2 cos2 π)2
+ 1)]
ππ‘ β² ππ ππ ππ
π 2 cos2 πβπ 2 π 2+π 2 cos2 π
+
+ π2 +
2ππ sin4 π π2 (π 2+π 2 cos2 π)
[2π 2 β
(π 2 + π2 +
4πππ 3 sin5 π cos π (2ππ π2 (π 2+π 2 cos2 π)2
34
ππ ππ
β π 2 β π2 )
ππβ² ππ ππ ππ
= 0 (4.18a)
Untuk π₯ πΌ = π₯ 1 = π β² diperoleh
π2πβ² ππ 2 π2πβ² ππ 2
1 + 2Ξ02
+
ππ‘ β² ππ ππ ππ
2ππ sin2 π π2
1)
ππ‘ β² ππ ππ ππ
1 + 2Ξ03
ππ‘ β² ππ ππ ππ
π 2 cos2 πβπ 2
[(π 2 +
+π 2 cos2 π)
1 + 2Ξ12
] 2
ππ ππ
(π 2+π 2 cos2 π)2
ππ ππ
π2 (π 2 +π 2 cos2 π)
+
ππ 2 sin2 πβ2ππ 2 π 2+π 2 cos2 π
4πππ 2 sin2 πβ2ππ 3 β2πππ 2
+
π 2+π 2 cos2 π
=0
π 2 sin2 πβ2ππ
(
π 2+π 2 cos2 π
+
]
(π 2+π 2 cos2 π)3
+ π)
ππβ² ππ ππ ππ
β
2 sin π cos π
+
π2
2πππ 4 sin4 π+4π2π 2π 2β8π2 π 2π 2 sin2 π (π 2 +π 2 cos2 π)2
4π2 π 2 π 4 sin4 π+4π2 π 2π 4 sin2 π ππβ² ππ
-
ππβ² ππ
4πππ sin π cos π
+
ππ ππ
1 + 2Ξ13
2 sin2 π 2π2 ππ 4 sin2 π cos2 π+4π2π 2π 2 sin2 πβ2π2π 3π 2 π ππ2 π ( (π 2+π 2 cos2 π)3 π2
2π2 ππ 2 sin2 πβ2πππ 2 sin2 π
π2 +
ππ‘ β² ππ
ππβ² ππ
=0
ππ ππ
[π 2 + β (4.18b)
Untuk π₯ πΌ = π₯ 2 = π diperoleh
π2π
ππ‘ β²
ππ
ππ
2 + Ξ00 ( 2
2
2 ) + 2Ξ01
ππ‘ β² ππ β²
ππβ²
2 + Ξ11 (
ππ ππ
ππ
2
ππ 2
ππ ππ
ππ
ππ ππ
2 2 ) + Ξ22 ( ) + 2Ξ23
+
ππ 2
2 Ξ33 ( ) =0 ππ
π2π ππ
+ 2
π(π 2βπ 2 cos2 π)(π 2β2ππ+π 2) ππ‘ β² 2
(
(π 2+π 2 cos2 π)3
ππ
) β
2ππ sin2 π(π2 cos2 πβπ 2)(π2β2ππ+π 2) ππ‘ β² ππβ² (π 2+π 2 cos2 π)3 2πππ 2 sin2 π (π 2+π 2 cos2 π)
+ 2
ππ 2 sin2 π π 2+π 2 cos2 π
2π 2 cos π sin π ππ ππ π 2+π 2 cos2 π
-
ππ ππ
β
ππ ππ ππβ²
](
ππ
β
(π 2 β2ππ+π 2 ) sin2 π π 2+π 2 cos2 π
2
) +(
π π 2+π 2 cos2 π
β
[π β ππ 2
πβπ π 2β2ππ+π 2
π(π 2β2ππ+π 2) ππ 2
( ) =0
π 2+π 2 cos2 π
ππ‘ 2
ππ‘ β² ππ β²
ππ
ππ
ππ ππ
3 3 + Ξ00 ( ) + 2Ξ01 2
3 + Ξ11 (
ππβ² ππ
2
ππ 2
ππ ππ
ππ
ππ ππ
3 3 ) + Ξ22 ( ) + 2Ξ23
35
ππ
(4.18c)
ππ
Untuk π₯ πΌ = π₯ 3 = π
π2π
)( ) β
+
ππ 2
3 Ξ33 ( ) =0 ππ
2 2πππ 2 cos π sin π ππ‘ β² ( ) (π 2+π 2 cos2 π)3 ππ
π2π ππ
β 2
sin π cos π π 2+π 2 cos2 π
4πππ sin π cos π π 2 sin2 π ( 2 2 2 2 2 (π +π cos π) π +π 2 cos2 π
β
[π 2 + π2 +
4πππ 2 sin2 π π 2+π 2 cos2 π
2πππ 4 sin4 π
+ (π 2
ππ 2
π 2 cos π sin π (π 2+π 2 cos2 π)(π2β2ππ+π 2)
( ) + ππ
+ 1)
+π 2 cos2 π)
2π
ππ ππ
π 2+π 2 cos2 π
ππ ππ
]( 2
ππ‘ β² ππβ² ππ ππ
ππβ² ππ
β
2
) β
β
π 2 sin π cos π ππ 2 π 2+π 2 cos2 π
( ) =0
(4.18d)
ππ
Untuk gerak pada daerah equator sumber massa (π =
π 2
dan
ππ ππ
= 0) diperoleh
persamaan geodesik berdasarkan persamaan (4.18a)-(4.18d) sebagai berikut: Untuk π₯ πΌ = π₯ 0 = π‘ β²
π2π‘ β²
2ππ 2
+
ππ 2
βπ 4
ππ 2
β
-
2ππ ππ‘ β² ππ βπ 2 ππ ππ
πβ ππ‘ β²
ππ
π4
+ 2
(
ππ
ππ 2
2 4π2 π 2
+ ( β
2
) +
1
πβπ
π
β
( β
π2π
ππ ππ
+
2ππ β
[3 β
4ππ 2 π4
+
4ππ 2 π3
π 2 ππβ² ππ
+
π2
]
ππ ππ
=0
(4.19a)
π4
+
2ππ 2β4π2 π 2 π3
+
ππ 2β2ππ 2 π2
+ π)
ππβ² ππ ππ ππ
=0
(4.19b)
Untuk π₯ πΌ = π₯ 2 = π
π2π
-
ππ‘ β² ππ
Untuk π₯ πΌ = π₯ 1 = π β²
π2πβ²
(π 2 + π 2 )
2ππβ ππ‘ β² ππ β² π4
ππ ππ
β
β
2ππ 2
π
π3
[π β 2
ππ 2
)( ) = 0
+
ππ 2 π2
](
ππβ² ππ
2
) + (4.19c)
ππ
Untuk π₯ πΌ = π₯ 3 = π
=0
(4.19d)
36
4.2 Lubanghitam Kerr Lubanghitam merupakan objek dengan massa yang sangat besar dan memiliki kerapatan menuju tak hingga, sehingga cahaya pun tidak dapat lolos dari tarikan gravitasinya. Permukaan terluar di mana cahaya tidak dapat lolos dari tarikan gravitasi lubanghitam disebut horison peristiwa. Sedangkan daerah yang dilingkupi oleh horison peristiwa di mana tidak dapat diperoleh informasi dari metriknya disebut singularitas. Karakteristik singularitas untuk kasus lubanghitam Kerr dapat dilihat pada persamaan (4.14) untuk kasus π00 = 0 dan π22 = β. Pada π22 diperoleh singularitas koordinat dengan syarat β= 0 , sehingga horison peristiwa dapat diidentifikasi melalui persamaan π 2 β 2ππ + π2 = 0
(4.20)
Selanjutnya dari persamaan tersebut dapat dicari akar-akar dari r, yaitu πΒ± = π Β± βπ 2 β π2
(4.21)
Tidak seperti lubanghitam Schwarzschild pada persamaan (4.13), batas permukaan horison peristiwa tidak berhimpit pada π00 , sehingga untuk batas limit statik hanya bisa diperoleh dari π00 = 1 β
2ππ π2
=
π 2+π 2 cos2 πβ2ππ π 2+π 2 cos2 π
=0
(4.22)
yang mana hanya bisa terpenuhi pada π 2 + π2 cos2 π β 2ππ = 0 Selanjutnya akar-akar persamaan tersebut yaitu 37
(4.23)
ππΒ± = π Β± βπ 2 β π2 cos2 π
(4.24)
sehingga dapat dipetakan batas singularitas dan masing-masing horison yang dilingkupi oleh persamaan (4.21) dan (4.24) sebagai berikut π+ = π + βπ 2 β π2
(4.25a)
πβ = π β βπ 2 β π2
(4.25b)
ππ+ = π + βπ 2 β π2 cos2 π
(4.25c)
ππβ = π β βπ 2 β π2 cos2 π
(4.25d)
π=0
(4.25e)
Diperkenalkan parameter transformasi dari Boyer-Lindquist (π‘ β² , π β², π, π) ke Kerr-Schild (π‘ β²β² , π₯β², π¦β², π§β²) sebagai berikut [lampiran G] π‘β² = π‘β²β² 1
π₯β² = (π 2 + π2 )2 sin π cos π β² 1
π¦ β² = (π 2 + π2 )2 sin π sin π β² π§β² = π cos π
(4.26)
Dengan menggunakan parameter transformasi (4.26) diperoleh hubungan 2
π§ β²2 = π 2 (1 β
π₯ β² +π¦ β²
2
π 2+π 2
)
(4.27)
Berdasarkan persamaan (4.27) dan (4.25a)-(4.25e) diperoleh gambaran horison metrik Kerr berdasarkan hasil plot sebagai berikut
38
ππ+
πβ
π+
ππβ
π=0 Gambar 4.1 Batas-batas permukaan horison dan singularitas lubanghitam Kerr untuk π > π. Urutan permukaan horison pada gambar 4.1 diperoleh dengan meninjau daerah ekuator (π = 90) pada persamaan (4.25a) β (4.25d), sehingga dapat disimpulkan bahwa ππ+ > π+ > πβ > ππβ. Pada persamaan (4.27) dan (4.25e) diperoleh singularitas pada daerah π₯ 2 + π¦ 2 = π2 dengan π§ = 0. Pada permukaan ππ+, berdasarkan persamaan (4.14) dan (4.23) diperoleh metrik ππ 2 = β2π sin2 π ππ‘ β² ππ β² β (π 2 + π2 + π2 sin2 π ) sin2 π ππ β² 2 β 2ππππ 2
2ππ β
ππ 2 β (4.28)
yang mengartikan bahwa benda apapun pada daerah antara ππ+ dan π+ tidak boleh berada pada kondisi statik melainkan harus berotasi dibawa pengaruh parameter momentum sudut sebesar π sin2 π menuju pusat medan gravitasi. Pada daerah π+ , berdasarkan persamaan (4.14), (4.20) dan (4.28) π22 menjadi tak hingga. Permukaan π+ ini disebut horison peristiwa, yang mana pada daerah ini foton tidak dapat lolos dari tarikan gravitasi. Karena π+ > πβ > ππβ, maka pengamat tidak dapat
39
memperoleh informasi dari daerah πβ dan ππβ (daerah dalam lingkup horison peristiwa).
40
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Dalam penelitian ini diperoleh solusi vakum persamaan medan Einstein untuk benda simetri aksial stasioner dengan menggunakan metode Ernst, yang setelah ditransformasi ke dalam koordinat Boyer-Lindquist diperoleh solusi standar seperti yang ditemukan oleh Kerr. Perumusan tersebut diberikan oleh persamaan (4.12) yakni: ππ 2 = (1 β
2ππ π2
) (ππ‘β² β
2πππ sin2 π (π2 β2ππ)
2
ππβ²) β
π2 β π2 β2ππ
sin2 π ππβ²2 β
π2 β
ππ 2 β
π 2 ππ 2 dengan π 2 β‘ π 2 + π2 cos2 π, β β‘ π 2 β 2ππ + π2 dan π = 1. Yang mana π
: parameter massa dari sumber medan gravitasi
π
: parameter momentum dari sumber medan gravitasi
π
: sudut polar dari sumber medan gravitasi Kemudian, dalam penelitian ini ditentukan persamaan Geodesik dari
partikel uji disekitar ekuator pusat massa berotasi sebagai berikut: π2π‘ β² ππ 2
+ -
Untuk π₯ πΌ = π₯ 0 = π‘ β² 2ππ 2 βπ 4
(π 2 + π 2 )
ππ‘ β² ππ ππ ππ
+
2ππ β
[3 β
4ππ 2 π4
Untuk π₯ πΌ = π₯ 1 = π β²
41
+
4ππ 2 π3
+
π 2 ππβ² ππ π2
]
ππ ππ
=0
π2πβ² ππ 2
β
-
2ππ ππ‘ β² ππ βπ 2 ππ ππ
πβ ππ‘ β²
ππ
π4
(
ππ
π2π ππ 2
2
) +
1
πβπ
π
β
( β -
β
π4
+
2ππ 2β4π2 π 2 π3
+
ππ 2β2ππ 2 π2
+ π)
ππβ² ππ ππ ππ
=0
Untuk π₯ πΌ = π₯ 2 = π
π2π
+ 2
2 4π2 π 2
+ (
2ππβ ππ‘ β² ππ β² π4
ππ ππ
β
β
2ππ 2
π
π3
[π β 2
+
ππ 2 π2
](
ππβ² ππ
2
) +
ππ 2
)( ) = 0 ππ
Untuk π₯ πΌ = π₯ 3 = π
=0 Selain itu, penelitian ini juga menggambarkan horison peristiwa pada kasus
lubanghitam berotasi. Pemetaan horison peristiwa diberikan oleh persamaan (4.25a)- (4.25d), yang bentuknya -
π+ = π + βπ 2 β π2
-
πβ = π β βπ 2 β π2
-
ππ+ = π + βπ 2 β π2 cos2 π
-
ππβ = π β βπ 2 β π2 cos2 π
dengan ππ+ > π+ > πβ > ππβ .
5.2 Saran Penelitian dalam skripsi ini
belum mampu menjelaskan solusi dari
persamaan geodesik metrik Kerr dikarenakan kerumitan dari persamaanya, sehingga diharapkan ada penelitian lanjutan untuk mendapat solusi yang dimaksud.
42
Selain itu, diharapkan penelitian selanjutnya dapat menjelaskan secara lebih detail mengenai tafsiran horison peristiwa dari lubanghitam Kerr.
43
DAFTAR ACUAN
[1]
Wospakrik, H.J. 1987, Berkenalan dengan teori kerelatifan umum Einstein dan biografi Albert Einstein. Bandung: ITB.
[2]
Anugraha, R. 2004. Pengantar Teori Relativitas dan Kosmologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
[3]
Schulmann, R., Kox, A. J. dkk. 1998, The Collected Papers of Albert Einstein, Vol. 8: The Berlin Years: Correspondence, 1914-1918. Princeton Univ. Press.
[4]
Schwarzschild, K. 1917. Γber das Gravitationsfeld eines Massenpunktes nach der Einsteinschen Theorie. Terjemahkan Bahasa Inggris oleh Antoci, S., Loinger, A. 1999. On the Gravitational Field of a Mass Point according to Einsteinβs Theory. arXiv:physics/9905030v1.
[5]
Birkhoff, G. D. 1923. Relativity and Modern Physics. Harvard University Press.
[6]
Weyl, H. 1917. Zur Gravitationstheorie, Ann. d. Physk, 54, 117. Terjemahan Bahasa Inggris oleh Nutto, C., Crothers, S.J. 2012. On the Theory of Gravitation. Gen. Rel. Grav. 44,779-810.
[7]
Lewis, T. 1931. Some Special Solutions of the Equations of Axially Symmetric Gravitational Fields. (http://rspa.royalsocietypublishing.org/).
[8]
Papapetrou, A. 1953. Eine rotationssymmetrische LΓΆsung in der allgemeinen RelativitΓ€tstheorie. Ann. Phys. (Berlin) 447, 309-315.
44
[9]
Petrov, A. 1954. The Classification of Spaces Defining Gravitational Einstein (diterjemahkan dari Bahasa Rusia pada tahun 2000). Gen. Rel. Grav. 32 (8): 1665β1685.
[10]
Kerr, R. P. 1963. Gravitational Field of a Spinning Mass as an Example of Algebraically Special Metrics. Phys. Rev. Lett. 11, 237-238.
[11]
Ernst, F. J. 1968. New formulation of the axially symmetric gravitational field problem. Phys. Rev. 167, 1175-1179.
[12]
Visser, M. 2008. The Kerr spacetime: A brief introduction. arXiv:0706.0622v3
[13]
Heinicke, C., Hehl W,F. 2015. Schwarzschild and Kerr Solutions of Einsteinβs Field Equation - an introduction -. arXiv:1503.02172v1.
[14]
Purwanto, A. 2009. Pengantar Kosmologi. Surabaya: ITS Press.
[15]
Dirac, P. A. M. 1975. Teori Relativitas Umum (terjemahan). John Wiley and Sons.
[16]
Chandrasekhar, S. 1983. The Mathematical Theory of Black Holes. Oxford University Press.
[17]
Carmeli, M. 1982. Classical Fields: General Relativity and Gauge Theory. John Wiley and Sons.
45
LAMPIRAN A Elemen garis Lewis β²
β²
ππ 2 = π΄(ππ‘)2 β 2π΅ ππ‘ ππ β πΆ(ππ)2 β π 2π1 (ππ₯ 2 )2 β π 2π2 (ππ₯ 3 )2 Digunakan notasi turunan
ππ΄ π π₯2
β²
ππ΄
= π΄Μ dan
ππ₯ 3
β²
= π΄β² . Kemudian, simbol Christoffel tak
lenyap dari elemen garis Lewis adalah π΄Μ πΆ
π΅π΅Μ
π΄β² πΆ
π΅π΅β²
0 Ξ20 = 2π2 + 2π2 0 Ξ30 = 2π2 + 2π2 π΅Μ πΆ
π΅πΆ Μ
0 Ξ12 = β 2π2 + 2π2 β²
π΅ πΆ
π΅πΆ
β²
0 Ξ13 = β 2π2 + 2π2 1 Ξ02 =β
π΄Μ π΅
π΄π΅Μ
2π
2π2
π΄β² π΅
π΄π΅β²
2 +
π΄ πΆΜ
π΅π΅Μ
2 Ξ11 = β 2 π β2π2
1 Ξ31 = 2π2 + 2π2
π΄πΆ β²
π΅π΅β²
3 Ξ11 =β
π΄Μ 2 Ξ00 = 2 π β2π2
3 Ξ22 = βπβ²2 π 2 (π2β π3 )
1 Ξ21 = 2π2 + 2π2
1 Ξ03 = β 2π2 + 2π2
3 Ξ00 =
π΄β² 2
πΆβ² 2
π β2π3
2 Ξ32 = πβ²2
π β2π3
π΅ 2 Ξ01 = β Μ π β2π2 2
3 Ξ01 =β
πΆΜ
π΅β² 2
π β2π3
3 Ξ23 = πΜ 3 2 Ξ22 = πΜ 2 3 Ξ33 = πβ²3
π½ πΌ πΌ πΌ Komponen Ricci tak lenyap berdasarkan persamaan π
ππ = ππΌ Ξππ β ππ ΞπΌπ + Ξππ ΞπΌπ½ β π½ πΌ ΞπΌπ Ξππ½ adalah π½ πΌ π½ πΌ πΌ πΌ π
00 = ππΌ Ξ00 β π0 ΞπΌ0 + Ξ00 ΞπΌπ½ β ΞπΌ0 Ξ0π½ 2 3 2( 1 2 3 ) 3 ( 1 2 3) 2 1 = π2 Ξ00 + π3 Ξ00 + Ξ00 Ξ12 + Ξ22 + Ξ32 + Ξ00 Ξ13 + Ξ23 + Ξ33 β (Ξ10 Ξ02 + 3 1 0 2 1 2 0 3 1 3 ) Ξ10 Ξ03 + Ξ20 Ξ00 + Ξ20 Ξ01 + Ξ30 Ξ00 + Ξ30 Ξ01
π΄ π΄β² π΄ π΄πΆ Μ π΅π΅Μ π΄β² π΄πΆ β² = π2 2Μ π β2π2 + π3 2 π β2π3 + 2Μ π β2π2 (2π2 + 2π2 + πΜ 2 + πΜ 3 ) + 2 π β2π3 (2π2 + π΅π΅β²
π΅ π΄Μ π΅ + π2 β² + π3 β² ) β [β Μ π β2π2 (β 2 +
2π2
2
2π
π΄π΅Μ 2π2
)β
π΅β² 2
π β2π3 (β
π΄β² π΅ 2π2
+
π΄π΅β² 2π2
)+
π΅π΅Μ π΅Μ β2π π΄Μ π΅ π΄π΅Μ π΄β² β2π π΄β² πΆ π΅π΅β² β2π2 π΄Μ πΆ 2 (β 3 ( π ( + ) β π + ) + π + )β 2 2π2 2π2 2 2π2 2π2 2 2π2 2π2 π΄Μ
π΅β² 2
π β2π3 (β
π΄β² π΅ 2π2
+
π΄π΅β² 2π2
)]
π΄Μ π΄ π΄ π΄π΅Μ 2 πΜ π΄ πΆΜ π΄β²β² = π β2π2 [2 β 2Μ πΜ 2 + 2Μ πΜ 3 + 2π2 β π΄Μ (2π β 2π2 )] + π β2π3 [ 2 β π΄π΅β²
2
2π2
β π΄β² (
πβ² 2π
β
π΄πΆ β² 2π2
π΄β² 2
πβ²3 +
π΄β² 2
πβ²2 +
)]
π½ πΌ π½ πΌ πΌ πΌ π
11 = ππΌ Ξ11 β π1 ΞπΌ1 + Ξ11 ΞπΌπ½ β ΞπΌ1 Ξ1π½ 2 3 2 0 2 3 3( 0 2 3 ) 2 0 = π2 Ξ11 + π3 Ξ11 + Ξ11 (Ξ02 + Ξ22 + Ξ32 ) + Ξ11 Ξ03 + Ξ23 + Ξ33 β (Ξ01 Ξ12 + 3 0 0 2 1 2 0 3 1 3 ) Ξ01 Ξ13 + Ξ21 Ξ10 + Ξ21 Ξ11 + Ξ31 Ξ10 + Ξ31 Ξ11 πΆΜ πΆβ² πΆΜ π΄Μ πΆ = π2 (β π β2π2 ) β π3 π β2π3 β π β2π2 ( 2 + 2
πΆβ² 2
2
π΄β² πΆ
2
2π
π΅π΅β²
π΅π΅Μ 2π2
+ πΜ 2 + πΜ 3 ) β
π΅Μ πΆ
π΅πΆ Μ
π β2π3 (2π2 + 2π2 + πβ²2 + πβ²3 ) β [βπ΅Μ π β2π2 (β 2π2 + 2π2 ) β
π΅ β² π β2π3 (β
π΅β² πΆ 2π2
+
π΅πΆ β² 2π2
)β(
π΄πΆ Μ 2π2
+
π΅π΅Μ 2π2
πΆ π΄πΆ β² π΅π΅β² πΆ β² ) Μ π β2π2 β ( 2 + 2 ) π β2π3 ] 2
2π
2π
2
πΆΜ πΆ πΆ π΅Μ 2 πΆ πΜ π΄ΜπΆ πΆ β²β² πΆβ² = π β2π2 [β 2 + 2Μ πΜ 2 β 2Μ πΜ 3 β 2π2 + πΆΜ (2π β 2π2 )] + π β2π3 [β 2 + 2 πβ²3 β πΆβ² 2
2
πβ²2 β
π΅β² πΆ 2π2
+ πΆβ² (
πβ² 2π
β
π΄β² πΆ 2π2
)]
π½ πΌ π½ πΌ πΌ πΌ π
01 = ππΌ Ξ01 β π0 ΞπΌ1 + Ξ01 ΞπΌπ½ β ΞπΌ1 Ξ0π½
2 3 2( 2 3) 3 ( 2 3 ) 2 1 3 1 = π2 Ξ01 + π3 Ξ01 + Ξ01 Ξ22 + Ξ32 + Ξ01 Ξ23 + Ξ33 β Ξ11 Ξ02 β Ξ11 Ξ03 β 0 2 0 3 Ξ21 Ξ00 β Ξ31 Ξ00 π΅ π΅β² π΅ = π2 (β 2Μ π β2π2 ) + π3 (β 2 π β2π3 ) + (β 2Μ π β2π2 ) (πΜ 2 + πΜ 3 ) + π΅β²
πΆΜ
π΄Μ π΅
π΄π΅Μ
(β 2 π β2π3 ) (πβ²2 + πβ²3 ) β (β 2 π β2π2 ) (β 2π2 + 2π2 ) β (β
πΆβ² 2
π΄β² π΅
π β2π3 ) (β 2π2 +
π΄π΅β²
π΅Μ πΆ π΅πΆ Μ π΄Μ β2π π΅β² πΆ π΅πΆ β² π΄β² β2π 2 ) β (β ) β (β + ) ( π + ) ( π 3) 2π2 2π2 2π2 2 2π2 2π2 2 π΅Μ π΅Μ π΅Μ π΄Μπ΅ πΆ Μ πΜ π΅π΅Μ π΅β²β² π΅β² = π β2π2 [β 2 + 2 πΜ 2 β 2 πΜ 3 β 2π2 + π΅Μ (2π β 2π2 )] + π β2π3 [β 2 + 2 πβ²3 β π΅β² 2
π΄β² π΅πΆ β²
πβ²2 β
2π2
+ π΅β² (
πβ² 2π
β
π΅π΅β² 2π2
)]
π½ πΌ π½ πΌ πΌ πΌ π
22 = ππΌ Ξ22 β π2 ΞπΌ2 + Ξ22 ΞπΌπ½ β ΞπΌ2 Ξ2π½ 2 3 0 1 2 3 2 0 3 0 = π2 Ξ22 + π3 Ξ22 β π2 Ξ02 β π2 Ξ12 β π2 Ξ22 β π2 Ξ32 + Ξ22 Ξ02 + Ξ22 Ξ03 + 2 1 3 1 2 3 3 3 0 0 1 0 0 1 1 1 Ξ22 Ξ12 + Ξ22 Ξ13 + Ξ22 Ξ32 + Ξ22 Ξ33 β Ξ02 Ξ20 β Ξ02 Ξ21 β Ξ12 Ξ20 β Ξ12 Ξ21 β 2 3 3 3 Ξ32 Ξ22 β Ξ32 Ξ23 π΄Μ πΆ
π΅π΅Μ
π΄πΆ Μ
π΅π΅Μ
π΄Μ πΆ
= π3 [βπβ²2 π 2(π2βπ3 ) ] β π2 (2π2 + 2π2 ) β π2 (2π2 + 2π2 ) β π2 πΜ 3 + πΜ 2 (2π2 + π΅π΅Μ 2π2
) + [βπβ²2 π 2(π2βπ3 ) ] (
π΄β² πΆ 2π2
+
π΅π΅β² 2π2
) + πΜ 2 (
π΅π΅β²
π΄πΆ Μ 2π2
+
π΅π΅Μ 2π2
) + [βπβ²2 π 2(π2βπ3 ) ] (
π΅π΅Μ 2
π΄Μ πΆ
π΄Μπ΅
π΄π΅Μ
π΄πΆ β² 2π2
+
π΅Μ πΆ
) + πΜ 2 πΜ 3 + [βπβ²2 π 2(π2βπ3 ) ]πβ²3 β (2π2 + 2π2 ) β (β 2π2 + 2π2 ) (β 2π2 + 2π2 π΅πΆ Μ
π΅Μ πΆ
π΅πΆ Μ
π΄Μπ΅
π΄π΅Μ
π΄πΆ Μ
π΅π΅Μ 2
) β (β 2π2 + 2π2 ) (β 2π2 + 2π2 ) β (2π2 + 2π2 ) β πβ²2 [βπβ²2 π 2(π2β π3 ) ] β πΜ 23 2π2 = π 2 (π2 βπ3 ) (βπβ²β²2 β πβ²2 2 + πβ²2 πβ²3 β πΜ π
πΜ 2 β
πΜ π
πβ² π
π΅Μ 2
π΄ΜπΆ Μ
πβ²2 ) + 2π2 + 2π2 β πΜ 3 β πΜ 23 + πΜ 2 πΜ 3 +
π½ πΌ π½ πΌ πΌ πΌ π
23 = ππΌ Ξ23 β π2 ΞπΌ3 + Ξ23 ΞπΌπ½ β ΞπΌ2 Ξ3π½ 3 0 1 3 2 ( 0 0 1 1 2 3) = π3 Ξ23 β π2 Ξ03 β π2 Ξ13 β π2 Ξ33 + Ξ23 Ξ02 + Ξ03 + Ξ12 + Ξ13 + Ξ22 + Ξ32 β 0 0 1 0 0 1 1 1 2 2 3 2 Ξ02 Ξ30 β Ξ02 Ξ31 β Ξ12 Ξ30 β Ξ12 Ξ31 β Ξ22 Ξ32 β Ξ22 Ξ33
= π3 πΜ 3 β π2 ( π΅π΅β²
π΅π΅Μ 2π2
=β
π΅π΅β²
π΄πΆ β²
π΅π΅β²
2π
2π
2π
2π2
2 +
π΄ πΆΜ
π΅π΅Μ
2 ) β π2 (
π΄πΆ β²
π΅π΅β²
π΅β² πΆ
π΅πΆ β²
2 +
) β π2 πβ²3 + πβ²2 ( π΄Μ πΆ
π΄Μ πΆ
π΅π΅Μ
π΄β² πΆ
2π
2π
2π2
2 +
2 +
π΄β² πΆ
π΅π΅Μ
+
π΅π΅β²
+ 2π2 + 2π2 + 2π2 + 2π2 + πΜ 2 + πΜ 3 ) β (2π2 + 2π2 ) (2π2 + 2π2 ) β
2π2
(β
π΄β²πΆ
π΄Μπ΅
2 +
2π
π΄π΅Μ
2 ) (β
2π
π΄πΆ β²
2 +
2π
π΅Μ πΆ
2 ) β (β
2 +
2π
2π
π΅ πΆΜ
2 ) (β
2π
π΄β²π΅
π΄π΅β²
2π
2π2
2 +
)β(
π΄πΆ Μ 2π2
+
π΅π΅β²
) (2π2 + 2π2 ) β πΜ 2 πβ²2 β [βπβ²2 π 2(π2βπ3 ) ][βπΜ 3 π 2(π3 βπ2 ) ]
πΜ β² π
πβ²
πΜ
π΄Μ πΆ β²
π΅Μ π΅β²
+ πβ²2 (π + π ) + 4π2 + 2π2 + π½
π΄2 πΆ Μ πΆ β² 4π4
+
π΄β²π΅2 πΆ Μ 4π4
π½
πΌ πΌ πΌ πΌ π
33 = ππΌ Ξ33 β π3 ΞπΌ3 + Ξ33 ΞπΌπ½ β ΞπΌ3 Ξ3π½ 2 0 1 2 2 ( 0 1 2 ) 3( 0 1 = π2 Ξ33 β π3 Ξ03 β π3 Ξ13 β π3 Ξ23 + Ξ33 Ξ02 + Ξ12 + Ξ22 + Ξ33 Ξ03 + Ξ13 + 2 ) 0 )2 1 0 1 )2 2 )2 3 2 Ξ23 β (Ξ03 β 2Ξ03 Ξ31 β (Ξ13 β (Ξ23 β Ξ23 Ξ33 π΄β² πΆ
π΅π΅β²
π΄πΆ β²
π΄πΆ Μ
π΅π΅Μ
π΅π΅β²
= π2 (βπΜ 3 π 2(π3 βπ2 ) ) β π3 (2π2 + 2π2 ) β π3 (2π2 + 2π2 ) β π3 πβ²2 β π΄Μ πΆ
π΅π΅Μ
π΄β² πΆ
π΅π΅β²
π΄πΆ β²
π΅π΅β²
πΜ 3 π 2(π3 βπ2 ) (2π2 + 2π2 + 2π2 + 2π2 + πΜ 2 ) + πβ²3 (2π2 + 2π2 + 2π2 + 2π2 + π΄β² πΆ
π΅π΅β²
2
π΄β² π΅
π΄π΅β²
π΅β² πΆ
π΅πΆ β²
π΄πΆ β²
π΅π΅β²
2
πβ²2 ) β (2π2 + 2π2 ) β 2 (β 2π2 + 2π2 ) (β 2π2 + 2π2 ) β (2π2 + 2π2 ) β (πβ²2 )2 + π3Μ π 2(π3 βπ2 ) πΜ 3 πΜ
π΅β²
2
= π 2 (π3 βπ2 ) (β π πΜ 3 β πΜ 3 2 + πΜ 2 πΜ 3 β πΜ 3 ) + 2π2 + πβ²β²2 β πβ²2 2
π΄β² πΆ β² 2π2
β
πβ²β² π
+
πβ² π
πβ²3 + πβ²2 πβ²3 β
LAMPIRAN B Berdasarkan persamaan (3.33) dan (3.34) diperoleh hubungan [π
π
πβ1 π+1
πβ1
πβ1
πβ1
] β2 (π+1) = π (π+1) β π (π+1 )
(1)
Dalam koordinat silinder kanonik diperoleh π2
π2
1 π
β2 = ππ2 + π ππ + ππ§2 π
(2a)
π
π = πΜ ππ + π§Μ ππ§
(2b)
Persamaan (2a) dan (2b) disubtitusikan ke dalam persamaan (1) diperoleh π2
πβ1
[π
π
πβ1
1 π
π2
πβ1
πβ1
π
πβ1
π
πβ1
][ ( ) + π ππ (π+1 ) + π π§2 (π+1)] = [πΜ ππ (π+1 ) + π§Μ ππ§ (π+1 )] β π+1 π π2 π+1
π
πβ1
π
πβ1
[πΜ ππ (π+1) + π§Μ ππ§ (π+1 )] Untuk mempermudah penurunan persamaan (3.34) disederhanakan sehingga diperoleh [π
π (1 β 2
2 π+1
)] [
π
π2
2
ππ
π+1
2
π
2 (1 β
)+
1 π π ππ
(1 β
2 π+1
2
)+
π2
(1 β
ππ§2
π
2 π+1
)] = [πΜ
π ππ
(1 β
2
) + π§Μ ππ§ (1 β π+1)] β [πΜ ππ (1 β π+1 ) + π§Μ ππ§ (1 β π+1)]
π+1
Kemudian, diiturunkan terhadap masing- masing operator diperoleh 2π ππΜ
β1 [ ππ ( π+1)(πΜ
+1) ( π+1) 2 2π
β(
4ππ2 π+1) 3
+
1
2ππ
π
( π+1) 2
+(
2ππ§π§ π+1) 2
β(
4ππ§2 ] π+1) 3
2π
[πΜ (π+1π) 2 + π§Μ (π+1π§)2 ] sehingga hasilnya diperoleh (ππΜ
β 1)β2 π = 2πΜ
ππ β ππ
= [πΜ (
2ππ π+1) 2
+ π§Μ (
2ππ§ ] π+1) 2
β
LAMPIRAN C -
Persamaan (4.1) Untuk π berdasarkan persamaan (3.37) diperole πβ1
πΜ
β1
1 πβ1
ππΜ
β1
( ππ₯βπππ¦)( ππ₯+πππ¦) β1
π = Re π+1 = 2 (π+1 + πΜ
+1 ) = ππΜ
+π+πΜ
+1 = (ππ₯βπππ¦)(ππ₯+πππ¦)+ππ₯ βπππ¦+ππ₯+πππ¦+1 π2 π₯ 2 +π 2π¦2 β1
= (ππ₯+1) 2 +π 2π¦2
-
Persamaan (4.2) dan (4.3) Terlebih dahulu dicari Ξ© melalui persamaan (3.39)
Ξ© = Im ( = Ξ©x =
πβ1 π+1
)=
1 2π
(
πβ1 π+1
β
πΜ
β1 ) πΜ
+1
=[
π βπΜ
π( π+1)(πΜ
+1)
]=
( ππ₯βπππ¦) β(ππ₯+πππ¦) π ( ππ₯βπππ¦+1)( ππ₯+πππ¦+1)
β2ππ¦ ( ππ₯+1) 2 +π 2π¦2 4πππ¦( ππ₯ + 1) [( ππ₯ + 1) 2 + π 2π¦2 ]2
=β
4π 3π¦2
2π
= ((ππ₯ + 1)2 + π 2π¦2 )2 β (ππ₯ + 1)2 + π 2π¦2
2π (( ππ₯ + 1) 2 β π 2π¦2 ) [( ππ₯ + 1) 2 + π 2π¦2 ]2
Dengan mensubtitusikan parameter π, Ξ©π₯ , Ξ©π¦ (dalam bentuk potensial Ernst) ke dalam persamaan ππ dan ππ§ diperoleh ππ =
π π2
Ξ©π§ = π
π π2
(Ξ©π₯ π₯ π§ + Ξ©π¦ π¦π§ ) π
ππ§ = β π2 Ξ©π = β π2 (Ξ©x π₯π + Ξ©y π¦π )
Untuk ππ₯ ππ₯ = ππ ππ₯ + ππ§ π§π₯ π
= π2 (Ξ©π₯ π₯ π§ ππ₯ β Ξ©x π₯π π§π₯ + Ξ©π¦ π¦π§ ππ₯ β Ξ©y π¦π π§π₯ ) π
=
[Ξ©π₯ (π₯ π§ ππ₯ β π₯π π§π₯ ) + Ξ©π¦ (π¦π§ ππ₯ β π¦π π§π₯ )]
π2
Dengan pemisalan π
ππ₯ = π2 (Ξ©π₯ π΄ + Ξ©π¦ π΅) dengan π΄ = π₯ π§ ππ₯ β π₯π π§π₯ dan π΅ = π¦π§ ππ₯ β π¦π π§π₯ Untuk A π΄=0 Untuk B 1
π΅=
(1 β π¦2 )2 [π₯ ( π₯ + π¦) β π¦ ( π₯ + π¦) + π₯π ( π₯ β π¦) + π¦ ( π₯ β π¦)] 1
2 ( π₯ 2 β 1) 2 ( π₯ β π¦)( π₯ + π¦)
1
=
( 1 β π¦2 )2 1
( π₯ 2β 1) 2
Persamaan A dan B dsubtitusi kembali ke ππ₯ diperoleh 1
ππ₯ =
1
π (π₯ 2 β1) 2 (1βπ¦2 )2 2 π2 π₯ 2 +π2 π¦2 β1 ] ππ₯+1) 2 +π2 π¦2
[(
=β
1
[β
2π (( ππ₯ + 1) 2 β π 2π¦2 )(1 β π¦2 )2 1
(( ππ₯ + 1) 2 + π 2π¦2 ) 2 ( π₯ 2 β 1) 2
2ππ (1βπ¦2 ) [( ππ₯ + 1) 2 β π 2π¦2 ] ( π2 π₯ 2 +π 2π¦2 β1) 2
Untuk ππ¦ ππ¦ = ππ ππ¦ + ππ§ π§π¦ π
π
= π2 (Ξ©π₯ π₯ π§ + Ξ©π¦ π¦π§ )ππ¦ β π2 (Ξ©x π₯π + Ξ©y π¦π )π§π¦ =
π π2
[Ξ©π₯ (π₯ π§ ππ¦ β π₯π π§π¦ ) + Ξ©π¦ (π¦π§ ππ¦ β π¦π π§π¦ )]
]
Kemudian, dimisalkan πΆ = π₯ π§ ππ¦ β π₯π π§π¦ dan π· = π¦π§ ππ¦ β π¦π π§π¦, sehingga π
ππ¦ = π2 [Ξ©π₯ πΆ + Ξ©π¦ π·] Untuk πΆ 1
πΆ =β
ππ¦(π₯ 2 β1)2 1 ( 1βπ¦2 ) 2
( k+z)
{[
1 2π (( k+z ) 2 +π2 ) 2
π
[
1
2π (( πβπ§) 2 +π2 ) 2
]β[
( πβπ§) 1 2π (( πβπ§) 2 +π2 ) 2
]} β ππ₯ {[
π 1
2π (( π+π§) 2 +π2 ) 2
]+
]}
1
=β
(π₯ 2 β 1) 2 1
( 1 β π¦2 ) 2
π·=0 Persamaan πΆ πan π· disubtiusi kembali ke ππ¦ ππ¦ = β
-
4ππππ¦(π₯ 2 β 1)( ππ₯ + 1) ( π2 π₯ 2 + π 2π¦2 β 1) 2
Persamaan (4.4) dan (4.5) Dengan menggunakan persamaan (3.42a) dan (3.42b) maka dapat diperoleh πΎπ₯
dan πΎπ¦ dalam koordinat prolate spheroidal sebagai berikut.
Untuk πΎπ₯ π Μ
2 (ππ ππ Μ
(ππ β1)
πΎπ₯ = [
π 2 Μ
(ππ β1)
β ππ§ πΜ
π§ )] ππ₯ + [
(ππ ππ§Μ
+ ππ§ πΜ
π )] π§π₯
π 2 [(ππ₯ π₯π Μ
(ππ β1)
+ ππ¦ π¦π )(πΜ
π₯ π₯π + ππ¦Μ
π¦π ) β (ππ₯ π₯ π§ + ππ¦ π¦π§ )(ππ₯Μ
π₯ π§ + ππ¦Μ
π¦π§ )]} +
= ππ₯ {
π§π₯ {
π
(ππΜ
β1)
=
2
[(ππ₯ π₯π + ππ¦ π¦π )(ππ₯Μ
π₯ π§ + ππ¦Μ
π¦π§ ) + (ππ₯ π₯ π§ + ππ¦ π¦π§ )(ππ₯Μ
π₯π + πΜ
π¦ π¦π )]}
π 2 Μ
2 {ππ₯ ππ₯ [(π₯π (ππΜ
β1)
β π₯ π§2 )ππ₯ + 2π₯π π₯ π§ π§π₯ ] + (ππ₯ ππ¦Μ
+ ππ¦ ππ₯Μ
)(π₯π π¦π ππ₯ β π₯ π§ π¦π§ ππ₯ +
π₯π π¦π§ π§π₯ + π₯ π§ π¦π π§π₯ ) + ππ¦ ππ¦Μ
[(π¦π2 β π¦π§2 )ππ₯ + 2π¦π π¦π§ π§π₯ ]} =
π Μ
2 [ππ₯ ππ₯ π΄ (ππΜ
β1)
+ ππ¦ πΜ
π¦ π΅ + (ππ₯ ππ¦Μ
+ ππ¦ πΜ
π₯ )πΆ] 1
π΄ =
ππ₯ ππ₯Μ
[(π₯π2
β π₯ π§2 )ππ₯
+ 2π₯π π₯ π§ π§π₯ ] =
1
π₯ (1 β π¦2 )2 (π₯ 2 β 1) 2 π ( π₯ 2 β π¦2 ) 1
π΅ = ππ¦ ππ¦Μ
[(π¦π2 β π¦π§2 )ππ₯ + 2π¦π π¦π§ π§π₯ ] = β
π₯ (1 β π¦2 )2 ( 1βπ¦2 ) 1
π ( π₯ 2 β1) 2 ( π₯ 2 β π¦2 ) 1
π¦( π₯ πΆ = (ππ₯ ππ¦Μ
+ ππ¦ ππ₯Μ
)(π₯π π¦π ππ₯ β π₯ π§ π¦π§ππ₯ + π₯π π¦π§ π§π₯ + π₯ π§ π¦π π§π₯ ) = β
2
1
β 1) 2 (1 β π¦2 )2 π ( π₯ 2β π¦2 )
Masukkan nilai A,B,C ke dalam persamaan πΎπ₯ 1
πΎπ₯ =
1
π (π₯ 2 β 1)2 (1 β π¦2 )2 (ππΜ
β1)
2
1
(ππ₯ ππ₯Μ
[ 1
ππ¦ πΜ
π₯ ) [β
=
π ( π₯ 2 β π¦2 )
1
π¦( π₯ 2 β 1)2 (1 β π¦2 )2 π ( π₯ 2 β π¦2 )
(1 β π¦2 ) 2 (ππΜ
β1) ( π₯ 2 β π¦2 )
1
π₯ (1 β π¦2 )2 (π₯ 2 β 1)2
] + (ππ₯ ππ¦Μ
+ 1
π₯ (1 β π¦2 ) 2 ( 1βπ¦2 )
] β ππ¦ ππ¦Μ
[
1
π ( π₯ 2 β1) 2 ( π₯ 2 β π¦2 )
])
[π₯ (π₯ 2 β 1)ππ₯ ππ₯Μ
β π₯ ( 1 β π¦ 2 )ππ¦ ππ¦Μ
β π¦(π₯ 2 β 1)(ππ₯ ππ¦Μ
+ ππ¦ πΜ
π₯ )]
Untuk πΎπ¦ πΎπ¦ =
π 2 Μ
(ππ β1)
(ππ πΜ
π β ππ§ ππ§Μ
)ππ¦ +
π 2 Μ
(ππ β1)
(ππ ππ§Μ
+ ππ§ πΜ
π )π§π¦
=
π 2 [(ππ₯ π₯π Μ
(ππ β1) π 2
[(ππ₯ π₯π + ππ¦ π¦π )(ππ₯Μ
π₯ π§ + ππ¦Μ
π¦π§ ) + (ππ₯ π₯ π§ + ππ¦ π¦π§ )(ππ₯Μ
π₯π + πΜ
π¦ π¦π )]π§π¦
2
[ππ₯ ππ₯Μ
(π₯π2 ππ¦ β π₯ π§2 ππ¦ + 2π₯π π₯ π§ π§π¦ ) + ππ¦ πΜ
π¦ (π¦π2 ππ¦ β π¦π§2 ππ¦ + 2π¦π π¦π§ π§π¦ ) +
(ππΜ
β1)
=
π (ππΜ
β1)
+ ππ¦ π¦π )(πΜ
π₯ π₯π + ππ¦Μ
π¦π ) β (ππ₯ π₯ π§ + ππ¦ π¦π§ )(ππ₯Μ
π₯ π§ + ππ¦Μ
π¦π§ )]ππ¦ +
(ππ₯ ππ¦Μ
+ ππ¦ ππ₯Μ
)(π¦π π₯π ππ¦ β π¦π§ π₯ π§ ππ¦ + π¦π π₯ π§ π§π¦ + π¦π§ π₯π π§π¦ )] =
π Μ
2 [ππ₯ ππ₯ D (ππΜ
β1)
+ ππ¦ ππ¦Μ
E + (ππ₯ πΜ
π¦ + ππ¦ ππ₯Μ
)F] 1
π·=
(π₯π2 ππ¦
β
π₯ π§2 ππ¦
+ 2π₯π π₯ π§ π§π¦ ) =
π¦ (π₯ 2 β 1) 2 (π₯ 2 β 1) 1
π ( 1 β π¦2 ) 2 ( π₯ 2β π¦2 ) 1
πΈ = (π¦π2 ππ¦ β π¦π§2 ππ¦ + 2π¦π π¦π§ π§π¦ ) =
π¦ (π₯ 2 β 1) 2 ( π¦2 β 1) 1
π ( 1 β π¦2 ) 2 ( π₯ 2β π¦2 ) 1
πΉ = (π₯π π¦π ππ¦ β π₯ π§ π¦π§ ππ¦ + π₯π π¦π§ π§π¦ + π₯ π§ π¦π π§π¦ ) =
1
π₯ (π₯ 2 β 1) 2 (1 β π¦2 ) 2 π ( π₯ 2 β π¦2 )
Masukkan nilai D,E,F ke dalam persamaan πΎπ¦ πΎπ¦ =
π (ππΜ
β1)
2
[ππ₯ ππ₯Μ
D + ππ¦ ππ¦Μ
E + (ππ₯ ππ¦Μ
+ ππ¦ πΜ
π₯ )F] 1
=
π 2 (ππΜ
β1)
{ππ₯ ππ₯Μ
[
π¦ (π₯ 2 β 1) 2 (π₯ 2 β 1) 1
π ( 1 β π¦2 ) 2 ( π₯ 2β π¦2 ) 1
π₯ (π₯ ππ¦ πΜ
π₯ ) [
=
2
(π₯ 2 β1) 2
(ππΜ
β1) ( π₯ 2 β π¦2 )
] + ππ¦ πΜ
π¦ [
1
π ( 1 β π¦2 ) 2 ( π₯ 2 β π¦2 )
] + (ππ₯ πΜ
π¦ +
1
β 1) 2 (1 β π¦2 )2
π ( π₯ 2 β π¦2 )
1
π¦ (π₯ 2 β 1)2 ( π¦2 β 1)
]}
[π¦(π₯ 2 β 1)ππ₯ ππ₯Μ
β π¦ (1 β π¦ 2 )ππ¦ ππ¦Μ
+ π₯ (1 β π¦ 2 )(ππ₯ ππ¦Μ
+ ππ¦ ππ₯Μ
)]
Maka kita dapatkan πΎπ₯ dan πΎπ¦ sebagai berikut πΎπ₯ =
( 1 β π¦2 ) 2 (ππΜ
β1) ( π₯ 2 β π¦2 )
[π₯ (π₯ 2 β 1)ππ₯ ππ₯Μ
β π₯ ( 1 β π¦ 2 )ππ¦ ππ¦Μ
β π¦(π₯ 2 β 1)(ππ₯ ππ¦Μ
+ ππ¦ πΜ
π₯ )]
πΎπ¦ =
(π₯ 2 β1) 2 (ππΜ
β1) ( π₯ 2 β π¦2 )
[π¦(π₯ 2 β 1)ππ₯ ππ₯Μ
β π¦(1 β π¦ 2 )ππ¦ ππ¦Μ
+ π₯ (1 β π¦ 2 )(ππ₯ ππ¦Μ
+ ππ¦ πΜ
π₯ )]
Dilakukan subtitusi potensial Ernst orde pertama π = ππ₯ β πππ¦ pada persamaan diatas dengan π dan π merupakan konstanta, Sehingga dperoleh (1 β π¦2 )
πΎπ₯ = (π2 π₯ 2 +π 2π¦2 β1)2 (π₯ 2 β π¦2 ) [π₯ (π₯ 2 β 1)π2 β π₯ ( 1 β π¦ 2 )π 2 β π¦(π₯ 2 β 1)(πππ β πππ)] π₯ ( 1 β π¦2 )
= (π2 π₯ 2 +π 2π¦2 β1)(π₯ 2 β π¦2 ) dan πΎπ¦ =
(π₯ 2 β1) 2
(ππΜ
β1) ( π₯ 2 β π¦2 )
=(
[π¦(π₯ 2 β 1)π2 β π¦(1 β π¦ 2 )π 2 + π₯ (1 β π¦ 2 )(πππ β πππ)]
π¦ ( π₯ 2 β1) π2 π₯ 2 +π 2π¦2 β1)( π₯ 2 β
π¦2 )
LAMPIRAN D Untuk π
-
Dipilih persamaan (4.2) π = β«β
π2π (1βπ¦2 ) [( ππ₯ + 1) 2 β π 2π¦2 ] ( π2 π₯ 2 +π 2 π¦2 β1) 2
ππ₯
π2 π₯ 2
2ππ₯ + 1β π 2π¦2
= π2π(π¦ 2 β 1) [β« (π2 π₯ 2 +π 2 π¦2 β1) 2 ππ₯ + β« (π2 π₯ 2 +π 2π¦2 β1) 2 ππ₯] = π2π(π¦ 2 β 1)[π΄ + π΅ ]
Untuk π΄ π΄ = β«(
π2 π₯ 2 π2 π₯ 2 +π 2π¦2 β1) 2
Misalkan π₯ =
ππ₯
βπ 2π¦2 β1 π
π’ dan ππ₯ =
βπ 2π¦2 β1 π
Sulihkan ke dalam persamaan A π2 (
2
βπ2 π¦2 β1
π΄=β«
π’)
π
βπ 2π¦2 β1 2
2
(π2 (
βπ2π¦2 β1 π
π
ππ’
π’) +π 2π¦2 β1)
3
= = = =
(π 2 π¦2 β1)2 π 1 πβπ 2π¦2 β1 1 πβπ 2π¦2 β1 1 πβπ 2π¦2 β1
β« ((
π’2 π 2π¦2 β1) π’2 +π 2π¦2 β1)
2
ππ’
π’2
β« (π’2 +1)2 ππ’ 1
1
[β« (π’2 +1) ππ’ β β« (π’2 +1)2 ππ’] [πΆ β π·]
ππ’
Untuk πΆ 1
πΆ = β« (π’2 +1) ππ’ Subtitusi π’ = tan π dan ππ’ = sec 2 π ππ sec 2 π
πΆ = β« (tan2 π+1) ππ Karena tan2 π + 1 = sec 2 π, maka sec 2 π
πΆ = β« sec 2 π ππ = β« ππ = π = arctan π’
Untuk D 1
π· = β« (π’2 +1)2 ππ’ Subtitusi π’ = tan π dan ππ’ = sec 2 π ππ sec 2 π
π· = β« (tan2 π+1)2 ππ Karena tan2 π + 1 = sec 2 π, maka sec 2 π
π· = β« (sec 2 π)2 ππ = β« cos2 π ππ = β« 1 2
1+cos 2π 2
1
sin 2π)
Subtitusi balik π = arctan π’ π· = β«(
1 π’2 +1) 2
1 1 ππ’ = (arctan π’ + sin(2 arctan π’)) 2
2 tan π
Karena sin 2π = 1+tan2 π maka
2
1
ππ = 2 β« (1 + cos 2π )ππ = 2 (π +
1
1
2 tan( arctan π’ )
1
π· = β« (π’2 +1)2 ππ’ = 2 (arctan π’ + 2 (1+tan2 (arctan π’ ))) Karena tan (arctan π’) = π’, maka 1
1
π’
π· = β« (π’2 +1)2 ππ’ = 2 (arctan π’ + (1+π’2 )) Mensubtitusi balik πΆ dan π· ke persamaan π΄ diperoleh 1
π΄= 1
πβπ 2π¦2 β1
1
π’
2
1+π’2
[arctan π’ β (arctan π’ + (
))] =
1
π’
( )] 2 1+π’2 Subtitusi balik π’ =
ππ₯ βπ 2π¦2 β1
diperoleh
ππ₯
π΄=
1
1
arctan ( 2
πβπ 2π¦2 β1
ππ₯
βπ2π¦2 β1
1
βπ 2π¦2 β1
)β2
2 ππ₯
1+(
{ =
1 2πβπ 2π¦2 β1
arctan (
ππ₯
)β
βπ 2π¦2 β1
2πβπ 2π¦2 β1
(π2 π₯ 2 +π 2π¦2 β1 )
2ππ₯ + 1β π 2π¦2
βπ 2π¦2 β1 π
βπ2 π¦2 β1
2π(
π
π΅=β« [π2 (
βπ2 π¦2 β1 π
π’ dan ππ₯ =
βπ 2π¦2 β1 π
π’ ) + 1β π 2π¦2 βπ 2π¦2 β1 2
π’ ) +π 2π¦2 β1]
2
π
ππ’
]}
ππ₯βπ 2π¦2 β1
1
Untuk π΅ = β« (π2 π₯ 2 +π 2π¦2 β1) 2 ππ₯ Misalkan π₯ =
)
βπ2π¦2 β1
[
ππ’
1
[ arctan π’ β
πβπ 2π¦2 β1 2
βπ 2π¦2 β1
=
π
2π’βπ 2π¦2 β1 + 1β π 2π¦2
β« {[(π2π¦2 β1)π’2 ]2 +π 2π¦2 β1} 2 ππ’
1
=
3 π ( π 2π¦2 β1) 2
[2βπ 2 π¦ 2 β 1 β« (
π’ π’2 +1) 2
ππ’ β (π 2 π¦2 β 1) β« (
1 π’2 +1) 2
untuk π’
β« (π’2 +1)2 ππ’ Misalkan π£ = π’2 + 1 dengan ππ£ = 2π’ ππ’ π’
1
β« (π’2 +1)2 ππ’ = β« 2π£2 ππ£ =
π£β2+1 2(β2+1)
1
= β 2π£
Jadi π’
1
β« (π’2 +1)2 ππ’ = β 2 (π’2 +1 ) Untuk 1
β« (π’2 +1)2 ππ’ 1
1
π’
β« (π’2 +1)2 ππ’ = 2 (arctan π’ + (1+π’2 )) jadi π΅=
1 3 π( π 2π¦2 β1) 2
[β
βπ 2π¦2 β1 ( π’2 +1 )
1 β (π2 π¦ 2 β 1) (arctan π’ + ( 2
1
= [β (π’2 +1 )π(π2π¦2 β1) β Subtitusi balik π’ =
1 2πβπ 2π¦2 β1
ππ₯ βπ 2 π¦2 β1
π’
π’ 1+π’2
(arctan π’ + (1+π’2 ))]
))]
ππ’]
π΅=
1
β
β
2
((
ππ₯
1
ππ₯
)+
βπ 2π¦2 β1
) +1 ) π( π 2π¦2 β1)
[
βπ2π¦2 β1
{
arctan (
2π βπ 2π¦2 β1
ππ₯ βπ2 π¦2 β1 2
1+(
(
ππ₯
)
βπ2π¦2 β1
)]}
(2+ππ₯)
= {β 2π (π2 π₯ 2 +π 2π¦2 β1 ) β
1 2πβπ 2π¦2 β1
arctan (
ππ₯
)}
βπ 2π¦2 β1
Subtitusi balik π΄ πππ π΅ ππ πππππ π π = π2π(π¦ 2 β 1)[π΄ + π΅ ] 1
= π2π(π¦ 2 β 1) [
2π βπ 2π¦2 β1
(2+ππ₯ ) 2π ( π2 π₯ 2 +π 2π¦2 β1 )
= π2π(π¦ 2 β 1) [β π=
2ππ (1βπ¦2 )( ππ₯+1) π( π2 π₯ 2 +π 2π¦2 β1)
β
arctan (
1 2π βπ 2 π¦2 β1 1
2πβπ 2π¦2 β1
+πΆ
ππ₯ βπ 2π¦2 β1
arctan (
)β
1 2πβπ 2π¦2 β1
ππ₯ βπ 2π¦2 β1
ππ₯βπ 2π¦2 β1
ππ₯βπ 2π¦2 β1
(π2 π₯ 2 +π 2π¦2 β1 ) β
)] (2+ππ₯)
(π2 π₯ 2 +π 2π¦2 β1) β 2π (π2 π₯ 2 +π 2π¦2 β1 )]
-
Untuk πΈ
Dipilih persamaan (4.4) π₯ πΎ = (1 β π¦ 2 ) β« (π2 π₯ 2 +π 2π¦2 β1)(π₯ 2 β π¦2 ) ππ₯
Misalkan π’ = π₯ 2 dan ππ’ = 2π₯ ππ₯ πΎ=
(1 β π¦2 ) 2
1
β« (π2 π’+π 2π¦2 β1)(π’β π¦2 ) ππ’
Dilakukan manipulasi penyebut seperti berikut 1 ( π2 π’+π 2π¦2 β1)( π’β π¦2 )
=(
=
π΄ π2 π’+π 2π¦2 β1)
+(
π΅ π’β π¦2 )
π΄ (π’β π¦2 )+π΅ (π2 π’+π 2π¦2 β1) ( π2 π’+π 2π¦2 β1)( π’β π¦2 )
sehingga diperoleh hubungan π΄(π’ β π¦ 2 ) + π΅ (π 2 π’ + π 2 π¦ 2 β 1) = 1 Dengan memperhatikan kesetaraan fungsi π’ antara ruas kiri dan ruas kanan diperoleh π΄π’ + π΅π 2 π’ = 0 π΄ = βπ΅π 2 dan π΅π¦ 2 (π 2 + π 2 ) β π΅ = 1 karena π 2 + π 2 = 1 maka
π΅π¦ 2 β π΅ = 1 π΅=
1 π¦2 β1
Dengan mensubtitusi B ke A diperoleh π΄=β
π2 π¦2 β1
Kemudian, subtitusi kembali A dan B ke persamaan berikut 1 ( π2 π’+π 2π¦2 β1)( π’β π¦2 )
π΄
π΅
= (π2 π’+π 2π¦2 β1) + (π’β π¦2 ) π2
β 2 π¦ β1
= (π2 π’+π 2π¦2 β1) +
1 π¦2 β1 ( π’β π¦2 )
π2
sehingga diperoleh πΎ πΎ=
=
(π¦2 β1) 2
(π¦2 β1) 2
π2
1
β« [(π¦2 β1) (π2 π’+π 2π¦2 β1) β (π¦2 β1) (π’β π¦2 )] ππ’ π2
1
[β« (π¦2 β1)(π2 π’+π 2π¦2 β1) ππ’ β β« (π¦2 β1)(π’β π¦2 ) ππ’]
1
1
2
π2 π’+π 2 π¦2 β1)
= [π 2 β« (
ππ’ β β« (
1 π’β π¦2 )
ππ’]
1
Untuk β« (π2 π’+π 2π¦2 β1) ππ’ Misalkan π£ = π 2 π’ + π 2 π¦ 2 β 1 dan ππ£ = π 2 ππ’ 1 π2
1
β« π£ ππ£ =
1 π2
ln(π 2 π’ + π 2 π¦ 2 β 1)
1
= β (π¦2 β1)(π2 π’+π 2π¦2 β1) + (π¦2 β1)(π’β π¦2 )
1
Untuk β« (π’β π¦2 ) ππ’ Misalkan π£ = π’ β π¦ 2 dan ππ£ = ππ’ 1
β« π£ ππ£ = ln π£ = ln(π’ β π¦ 2 ) Jadi πΎ diperoleh 1
1
2
π2 π’+π 2π¦2 β1)
πΎ = [π 2 β« (
ππ’ β β« (
1 π’β π¦2 )
ππ’] + πΆ
1 = 2 [ln(π 2 π’ + π 2 π¦ 2 β 1) β ln(π’ β π¦ 2 )] + πΆ
Subtitusi balik π’ = π₯ 2 1 1 π πΎ = 2 [ln(π 2 π₯ 2 + π 2 π¦ 2 β 1) β ln (π₯ 2 β π¦ 2 )] + πΆ = 2 (ln
π 2πΎβπΆ =
π 2πΎ = πΆβ²
π2 π₯ 2 +π 2π¦2 β1 π₯ 2 βπ¦2
π2 π₯ 2 +π 2π¦2 β1 π₯ 2 βπ¦2
2 2
π₯ +π 2π¦2 β1 π₯ 2 βπ¦2
)+πΆ
LAMPIRAN E Penentuan parameter transformasi metrik Kerr dalam koordinat prolate spheroidal ke bentuk standar dalam koordinat Boyer-Linquist diperoleh berdasarkan hubungan antara potensial kedua metrik tersebut. Merujuk pada persamaan (4.10) diperoleh Metrik Kerr dalam koordinat prolate spheroidal yakni ππ 2 =
π2 π₯ 2 +π 2π¦2 β1 ( ππ₯+1) 2 +π 2π¦2
[ππ‘ β
2ππ (1βπ¦2 )( ππ₯+1) π ( π2 π₯ 2 +π 2 π¦2 β1)
( ππ₯+1) 2 +π 2π¦2 π2 π₯ 2 +π 2π¦2 β1 π₯ 2 βπ¦2 { [( 2 2 2 2 2 2 2 π π₯ +π π¦ β1 π ( π₯ βπ¦ ) π₯ 2 β1
2
ππ] β π₯ 2 βπ¦2
) π 2 ππ₯ 2 + ( 1βπ¦2 ) π 2 ππ¦ 2 ] + π 2 (π₯ 2 β
1)(1 β π¦ 2 )ππ2 } Sedangkan metrik Kerr dalam koordinat Boyer-Linquist adalah[15] ππ 2 = (1 β
2ππ π2
) (ππ‘β² β
2πππ sin2 ΞΈ π 2 β2ππ
2
π2 β
ππβ²) β π2 β2ππ sin2 π ππβ²2 β
π2 β
ππ2 β π2 ππ 2
Metrik (4.10) dapat dibawa kedalam bentuk sederhana serupa metrik papapetrou berdasarkan persamaan (4.1), (4.7) dan (4.9) yakni ππ 2 = π(ππ‘ β πππ)2 β π β1 π 2 [π 2πΎ (π₯ 2 β π¦ 2 ) (
ππ₯ 2 π₯ 2 β1
+
ππ¦2 1βπ¦2
) + (π₯ 2 β 1)(1 β
π¦ 2 )ππ2 ] Sehingga, melaluli hubungan potensial pada suku ππ2 dari metrik di atas dan metrik Kerr dalam koordiant Boyer-Linquist diperoleh π2 β π 2 β2ππ
dengan π = 1 β
2ππ π2
sin2 π = π β1 π 2 (π₯ 2 β 1)(1 β π¦ 2 )
. Selanjutnya, dengan mensubtitusi nilai π diperoleh
(π₯ 2 β 1)(1 β π¦ 2 ) =
π2 β 2ππ + π2 2 sin π π2
Dalam koordinat prolate spheroidal, π₯ merupakan komponen radial dan π¦ merupakan komponen angular. Karena itu, berdasarkan persamaan di atas diperoleh hubungan π2 β 2ππ + π2 π₯ = π2 β π2 2
π βπ
π₯=
1
(π2 β π2 )2 1
dengan konstanta π dipilih π = (π2 β π2 )2 . Selanjutnya untuk komponen π¦ diperoleh π¦ 2 = 1 β sin2 π π¦ = cos π Kemudian, untuk penyederhanaan transformasi pada metrik (4.10) dipilih konstanta 1
π=
(π2 βπ2 ) 2 π
, sehingga diperoleh parameter transformasi ππ₯ =
π β1 π
Selanjutnya, merujuk pada syarat konstanta π dan π pada persamaan (3.55) yakni π 2 + π 2 = 1, diperoleh konstanta π =
π π
ππ¦ =
sehingga diperole parameter transformasi π cos π π
LAMPIRAN F Terlebih dahulu diuraikan komponen (4.16b) beserta turunannya sebagai berikut
πππ
Untuk π¨ = π β ππ +ππ ππ¨π¬ π π½
-
Misalkan π’ = β2ππ
π’β² = β2π π£ =
1 π2 +π2 cos2 π
π£β² = β (
2π π2 +π2 cos2 π ) 2
diperoleh ππ΄ ππ
=
4π π2
2π
β π2 +π2 cos2 π = ( π2 +π2 cos2 π ) 2
2π (π2 βπ2 cos2 π ) ( π2 +π2 cos2 π) 2
Kemudian, misalkan π’ = β2ππ
π’β² = 0 π£ =
1 π2 +π2 cos2 π
2π2 cos π sin π π2 +π2 cos2 π) 2
π£β² = (
diperoleh ππ΄ ππ
=β
-
4ππ π2 cos π sin π ( π2 +π2 cos2 π ) 2
Untuk π© =
ππππ π¬π’π§π π½ ππ +ππ ππ¨π¬ π π½
Misalkan π’ = 2πππ sin2 π
π’β² = 2ππ sin2 π
1
π£ = π2 +π2 cos2 π
diperoleh ππ΅ ππ
=
2ππ sin2 π π2 +π2 cos2 π
β(
4π π2 π sin2 π π2 +π2 cos2 π ) 2
=
2ππ sin2 π(π2 cos2 πβπ2 ) ( π2 +π2 cos2 π ) 2
2π
π£ β² = β (π2 +π2 cos2 π )2
Kemudian, misalkan π’ = 2πππ sin2 π
1
π’β² = 4πππ sin π cos π π£ = π2 +π2 cos2 π
2π2 cos π sin π
π£ β² = (π2 +π2 cos2 π)2
diperoleh ππ΅ ππ
=
ππΆ ππ ππΆ ππ
4ππ π3 sin3 π cos π ( π2 +π2 cos2 π) 2
4πππ sin π cos π π2 +π2
cos2 π
=
4πππ sin π cos π π2 +π2 cos2 π
(
π2 sin2 π π2 +π2 cos2 π
+ 1)
πππππ π¬π’π§π π½
Untuk πͺ = (ππ + ππ + ππ +ππ ππ¨π¬ π π½) π¬π’π§π π½
= [π β ( =
+
2ππ π2 sin2 π π2 +π2 cos2 π) 2
π π2 sin2 π ππ
+
+
π sin2 ππ2 ππ
π π2 sin2 π π2 +π2 cos2 π π
] 2 sin2 π
2ππ π2 sin4 π
2ππ π4 sin4 π ] ( π2 +π2 cos2 π) 2
ππ2 ππ ππ2 ππ
ππ ππ3 ππ
π βπ
= π2 +π2 cos2 π β π2 β2ππ +π2 =β
ππ3
π
Untutk ππ = π [π₯π§(ππ + ππ ππ¨π¬ π π½) β π₯π§(ππ β πππ + ππ )] π
π2 cos π sin π π2 +π2 cos2 π
π
Untuk ππ = π₯π§ (ππ + ππ ππ¨π¬ π π½) π
π
= π2 +π2 cos2 π =β
π2 sin π cos π π2 +π2 cos2 π
4ππ π2 sin2 π
+ ππ ( π2 +π2 cos2 π ) = 2 sin π cos π [π2 + π2 + π2 +π2 cos2 π +
-
Untuk ππ = π¨πͺ + π©π
2ππ 2πππ2 sin2 π 2πππ sin2 π 2 2 2 π = (1 β 2 ) (π + π + 2 ) sin π + ( 2 ) π + π2 cos 2 π π + π2 cos 2 π π + π2 cos 2 π
2
2
Kemudian, masing- masing komponen di atas disubtituskan ke dalam simbol Christoffel (3.9), maka diperoleh simbol Christoffel metrik Kerr sebagai berikut 0 Ξ20 =
π sin2 π
[(π2 + π2 + π2 ( π2 +π2 cos2 π) 2 2ππ π2 sin2 π π2 +π2 cos2 π
0 Ξ30 =
2ππ π2 sin2 π π2 +π2 cos2 π
) (π2 β π2 cos 2 π ) +
(π2 cos 2 π β π2 )]
2ππ π2 sin3 π cos π [2ππ π2 ( π2 +π2 cos2 π) 2
ππ sin4 π
(
π2 sin2 π π2 +π2 cos2 π
+ 1) β (π2 + π2 +
4π π2 π2 sin2 π
2ππ π2 sin2 π
2ππ π2 sin2 π π2 +π2 cos2 π
π2 cos2 πβπ2
)]
0 Ξ12 = π2 (π2 +π2 cos2 π ) [2π2 β (π2 +π2 cos2 π )2 + π2 +π2 cos2 π β π2 +π2 cos2 π (π2 + π2 + 2ππ π2 sin2 π π2 +π2 cos2 π
0 Ξ13 =
1 Ξ02 =
)]
2ππ π3 sin5 π cos π (2ππ π2 ( π2 +π2 cos2 π) 2
ππ sin2 π π2
β π 2 β π2 )
π2 cos2 πβπ2
[(π2 +π2 cos2 π)2 ]
2πππ sin π cos π
1 Ξ03 = π2 (π2 +π2 cos2 π ) (
π2 sin2 πβ2ππ π2 +π2 cos2 π
+ 1)
1 Ξ21 =
sin2 π π2
(
2π2 ππ4 sin2 π cos2 π+4π2 π2 π2 sin2 πβ2π2 π3 π2 sin2 π ( π2 +π2 cos2 π) 3
2π2 π π2 sin2 πβ2ππ π2 sin2 π ( π2 +π2 cos2 π) 2
1 Ξ31 =
sin π cosπ π2
[π2 + π2 +
+
ππ2 sin2 πβ2π π2 π2 +π2 cos2 π
2 Ξ00
π2 +π2 cos2 π
β
+
4π2 π2 π4 sin4 π+4π2 π2 π4 sin2 π ] ( π2 +π2 cos2 π ) 3
π (π2 β π2 cos 2 π)(π2 β 2ππ + π2 ) = (π2 + π2 cos 2 π )3
2 Ξ01 =β
2 Ξ11 =β
2 Ξ22 =
2 Ξ32
+ π)
4ππ π2 sin2 πβ2ππ3 β2ππ π2
2ππ π4 sin4 π+4π2 π2 π2 β8π2 π2 π2 sin2 π ( π2 +π2 cos2 π) 2
β
ππ sin2 π (π2 cos 2 π β π2 )(π2 β 2ππ + π2 ) (π2 + π2 cos 2 π)3 (π2 β 2ππ + π2 ) sin2 π π2 + π2 cos 2 π π
π2 + π2 cos 2 π
β
[π β
2πππ2 sin2 π ππ2 sin2 π + ] (π2 + π2 cos 2 π)2 π2 + π2 cos 2 π
π βπ π2 β 2ππ + π2
π2 cos π sin π =β 2 π + π2 cos 2 π
2 Ξ33 =β
π(π2 β 2ππ + π2 ) π2 + π2 cos 2 π
3 Ξ00 =β
2πππ2 cos π sin π (π2 + π2 cos 2 π )3
3 Ξ01 =β
2πππ sin π cos π π2 sin2 π ( + 1) (π2 + π2 cos 2 π)2 π2 + π2 cos 2 π
3 Ξ11
sin π cos π 4πππ2 sin2 π 2πππ4 sin4 π 2 2 =β 2 [π + π + 2 + ] π + π2 cos 2 π π + π2 cos 2 π (π2 + π2 cos 2 π)2
3 Ξ22 =β
3 Ξ23 =
π2 cos π sin π (π2 + π2 cos 2 π)(π2 β 2ππ + π2 ) π
π2 + π2 cos 2 π
3 Ξ33 =β
π2 sin π cos π π2 + π2 cos 2 π
LAMPIRAN G Penentuan parameter transformasi metrik Kerr dalam koordinat Boyer-Linquis t ke bentuk koordinat Kerr-Schild (serupa kartesian) diperoleh berdasarkan hubunga n antara potensial kedua metrik tersebut. Merujuk pada persamaan (4.12) metrik Kerr dalam koordinat Boyer-Linquist adalah[15] ππ 2 = (1 β
2ππ π2
) (ππ‘β² β
2πππ sin2 ΞΈ π 2 β2ππ
2
ππβ²) β
π2 β π 2 β2ππ
sin2 π ππβ²2 β
π2 β
ππ2 β π2 ππ 2
pada kondisi Minkowskian (π = 0), metrik Kerr di atas tereduksi menjadi ππ 2 = ππ‘ β²2 β (π2 + π2 ) sin2 π ππβ² 2 β Merujuk
pada persamaan
π2 +π2 cos2 π π2 +π2
ππ2 β (π2 + π2 cos 2 π)ππ 2
(2.4b) yakni Minkowskian
dalam koordinat
bola
(π‘ β²β² , πΜ , πβ² , π), diperoleh metrik ππ 2 = ππ‘ β²β² 2 β πΜ 2 π ππ2 π ππβ² 2 β ππΜ 2 β πΜ 2 ππ Kemudian, melalui potensial pada suku ππβ² 2 (azimutal) diperoleh πΜ = βπ2 + π2 . Sehingga, melalui transformasi koordinat kartesian ke bola di peroleh parameter transformasi
antara
koordinat
(π‘ β² , πβ² , π, π) dan Kerr-Schild
Boyer-Lindquist
(π‘ β²β² , π₯β², π¦β², π§β²) sebagai berikut 1
π₯ β² = πΜ sin π cos πβ² = (π2 + π2 )2 sin π cos πβ² 1
π¦ β² = πΜ sin π sin πβ² = (π2 + π2 )2 sin π cos πβ² Untuk π§, karena merupakan sumbu simetri yang tidak terpengaruh parameter momentum sudut maka πΜ = π, sehingga π§ = πΜ cos π = π cos π