[103] Hina Dalam Demokrasi, Mulia Dalam Islam Thursday, 16 May 2013 19:38
Semua ini telah didorong oleh sistem kapitalis yang mengeksploitasi wanita sedemikian rupa untuk mengeruk keuntungan.
Barat memandang wanita sebagai komoditas seksual belaka. Pandangan ini menjadikan kaum wanita Barat dan yang terpengaruh oleh Barat berusaha semaksimal mungkin memiliki bentuk fisik yang ideal agar bisa memikat dan tidak dijauhi lawan jenis.
Berbagai cara mereka lakukan untuk mencapai tujuan itu. Sampai-sampai mereka rela mengorbankan dirinya sendiri. Berdasarkan data, di Amerika Serikat dan Inggris masing-masing ada 7 juta dan 1 juta wanita kelaparan. Ini bukan korban kelaparan tetapi korban mode. Mereka adalah wanita yang terkena anoreksia gara-gara ingin tampil ideal, terlihat langsing, agar dihargai oleh laki-laki dan masyarakat. Akibatnya, beberapa di antaranya malah mengalami sakit dan kematian.
Gaya hidup seperti ini terus menyebar ke seluruh dunia. Tak terkecuali negeri-negeri Muslim. Bahkan, menurut Nazreen Nawaz, anggota Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir, hal ini menjadi tren yang signifikan dan berkembang di tengah-tengah wanita di dunia Muslim. Mereka telah dipengaruhi oleh kecantikan ala Barat yang ditransfer lewat hiburan, majalah, pusat perbelanjaan, dan media massa yakni betapa pentingnya memperoleh bentuk "ideal" untuk terlihat berharga.
Baru-baru ini Al-Jazeera melaporkan cerita menarik mengenai Nigeria. Negara ini memiliki
1/5
[103] Hina Dalam Demokrasi, Mulia Dalam Islam Thursday, 16 May 2013 19:38
persentase wanita yang menggunakan krim pencerah tertinggi di dunia. Masyarakat setempat menganggap kulit cerah lebih indah. Hitungan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebanyak 77 persen wanita Nigeria menggunakan krim pencerah. Padahal banyak krim yang bisa menyebabkan gagal ginjal, leukemia, serta kanker hati dan ginjal. Produk pemutih kulit yang sama juga digunakan oleh wanita di negara-negara Muslim lainnya.
Awal tahun ini, International Society of Aesthetic Plastic Surgeons melaporkan bahwa telah terjadi peningkatan signifikan terhadap permintaan bedah kosmetik di Turki dan Arab Saudi. Kedua negara ini masuk dalam peringkat 25 negara di seluruh dunia dengan tingkat tertinggi penggunaan kosmetik.
Menurut Nazreen, semua ini telah didorong oleh sistem kapitalis yang mengeksploitasi wanita sedemikian rupa untuk mengeruk keuntungan. Industri kecantikan/kosmetik, fesyen, dan diet meraup untung milyaran dolar. Wanita terus didorong untuk mencapai tubuh ideal—yang sebenarnya hanya ilusi.
Bayangkan, penduduk Inggris menghabiskan lebih dari 11 milyar Poundsterling setiap tahun untuk membeli produk penurun berat badan. Di AS, berkisar antara 40-100 milyar dolar Amerika. Majalah The Economist melaporkan bahwa produk pemutih kulit diharapkan menjadi industri yang bisa menghasilkan 10 milyar dolar pada tahun 2015.
Walhasil, mesin kapitalisme-demokrasi akan terus mengeksplorasi dan mengeksploitasi wanita agar bisa dijual dan menjadi pasar produk-produk industri kosmetik, fesyen, dan diet. Tak peduli itu akan merugikan wanita atau tidak. Yang penting untung.
Di balik itu wanita dikondisikan sedemikian rupa untuk menampakkan perhiasan mereka dan didorong untuk ‘menyempurnakan’ tubuhnya sesuai dengan karakter yang diciptakan oleh industri—kosmetik, fesyen, dan sejenisnya. Baik itu melalui kontes, festival, tayangan televisi/film, hingga iklan.
Cara Pandang Islam
2/5
[103] Hina Dalam Demokrasi, Mulia Dalam Islam Thursday, 16 May 2013 19:38
Bertolak belakang dengan kapitalisme-demokrasi, Islam memandang wanita adalah manusia terhormat yang wajib mendapat perlindungan. Karenanya, menurut juru bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia Iffah Ainur Rohmah, perlindungan atas kehormatan dan martabatnya adalah sebuah keharusan.
Ia menjelaskan, setiap aktifitas dan pekerjaan yang bisa merendahkan martabat perempuan, apalagi mengeksploitasi kecantikannya tidak akan pernah diizinkan. “Perempuan dilarang menampakkan aurat dan haram tabarruj,” jelasnya. Apalagi secara sengaja dipertontonkan perhiasannya di depan umum untuk dinilai kemolekannya.
Di sisi lain, terangnya, laki-laki juga haram melihat aurat perempuan kecuali mahramnya. Karena pada dasarnya kehidupan laki-laki dan wanita adalah terpisah. Meski begitu, syariah Islam tetap membolehkan adanya interaksi keduanya dalam hal-hal tertentu. Itu pun ada aturan mainnya di antaranya laki-laki harus menjaga pandangannya.
Wanita dalam Islam dihargai atas dasar keshalihan dan ketakwaannya, bukan penampilan fisik tubuhnya. Ini seperti yang digariskan oleh Allah SWT dalam firman-Nya: "Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (TQS. Al Hujuraat : 13)
Walhasil, Islam mencegah segala hal yang dapat membangkitkan nafsu seksual. Apakah itu dalam bentuk cerita, gambar, video, film, hingga kontes dan festival yang menjadikan wanita sebagai obyeknya. Sebab, fakta-fakta yang dapat menimbulkan nafsu seksual tersebut akan mengakibatkan kerusakan.
Nah, perlindungan terhadap wanita ini bukanlah tanggung jawab individu per individu tapi juga melekat kepada negara. Tentu negara yang dimaksud bukan sembarang negara, tapi negara yang melaksanakan syariah Islam secara kaffah. Itulah khilafah.
Khilafah akan menegakkan hukum-hukum Allah dalam urusan interaksi antara laki-laki dan wanita sehingga tercipta kesucian, kehormatan, kemuliaan, dan ketentraman serta menjamin ketenangan dan kelestarian jenis manusia. Apa Anda tidak rindu sistem yang seperti ini? [] emje
3/5
[103] Hina Dalam Demokrasi, Mulia Dalam Islam Thursday, 16 May 2013 19:38
BOKS
Model itu Memilih Islam
Di Rusia dan negara-negara pecahan Rusia, Masha cukup dikenal. Ketenaran model itu kian bertambah ketika Fabrik, grup musiknya berada di deretan teratas jajaran musik Rusia. Tapi siapa sangka, justru saat itulah ia meninggalkan ketenarannya dan beralih ke Islam. Itu terjadi tahun 2006.
Ia mengaku sangat membenci masa lalunya. “Saya tidak suka melihat foto-foto saya dahulu. Namun, tidak masalah orang melihat dan belajar dari itu semua. Mereka dapat belajar bahwa seseorang dapat lahir kembali dan memulai lagi dari awal. Seseorang dapat bertobat dan membersihkan kesalahan masalalu dengan beramal shaleh, Insya Allah,” jelasnya.
Dan justru ketika memeluk Islam, inilah saat kesuksesan yang sesungguhnya. “Saya merasa bersyukur. Sekarang saya mendapat kesempatan untuk membandingkan bagaimana saya dahulu dan sekarang. Sekarang saya menjalani kehidupan yang sebenarnya dan kemudian saya berhasil.”
Setelah masuk Islam, Masha meninggalkan sama sekali dunia glamour. Ia memilih menjadi pengajar di universitas karena ia menguasai lima bahasa di Eropa. Ia juga menulis lagu-lagu Islam.
Perubahan besar juga terjadi pada diri Febian, peragawati asal Prancis. Karena hidayah Allah, ia tinggalkan dunia mode dan masuk Islam lalu pergi ke Afghanistan untuk membantu merawat mujahidin yang terluka. Dalam Islam ia merasakan kebahagiaan.
4/5
[103] Hina Dalam Demokrasi, Mulia Dalam Islam Thursday, 16 May 2013 19:38
Ia mengenang, rumah-rumah model busana yang telah membawanya keliling dunia itu telah menjadikan dirinya seperti patung yang bergerak. Ia dididik menjadi manusia yang dingin, keras, angkuh, dan tidak memiliki hati. “Diriku hanyalah seakan kerangka (badan) yang mengenakan pakaian. Aku menjadi benda mati yang bergerak: tersenyum namun tidak merasa.”
Selain Masha dan Febian, seorang model Amerika Sara Bokker memiliki pengalaman serupa. Model yang pernah ikut Miss USA sekaligus aktivis feminism ini akhirnya merasa bebas setelah masuk Islam pasca tragedi WTC. Padahal saat itu ia menikmati kehidupan glamour dari satu kota ke kota lain di Amerika. Namun ia mengaku, saat itu ia merasa menjadi budak moden. Dirinya menjadi “tawanan” penampilannya sendiri.
Begitu di dalam Islam, Sara baru merasakan adanya kebebasan. Lebih dari itu, ia merasa damai hidup dengan Islam. [] emje
5/5