1
The Composition Of The Catches Of Fishing Barrier Trap Gear (Belat) Day And Night In The Anak Setatah Village Districts West District Excitatory Riau Archipelago Meranti by Ridwan Anhar Siregar1), Arthur Brown2), Isnaniah2)
[email protected] ABSTRACT This study was conducted in may 2015 in anak setatah village in son regency of rangsang barat at kepulauan meranti regency the aim at this study look at difference catches in day and night of barrier trap gear (belat). the catches during the night is greater in respectively 100 kg and 13,6 kg. result of t-tes and chi square test show the difference of the and kind of species between day and night. Keywords: Composition, catches, Barrier Trap Gear, 1.Student of faculty of fisheries and marine science, University of Riau, Pekanbaru 2.Lecture of Faculty of fisheries and marine science, university of riau, pekanbaru budidaya serta di tunjang dengan adanya
PENDAHULUAN
pengolahan hasil perikanan.
Latar belakang
Alat penangkapan ikan (fihing
Perikanan merupakan salah satu kegiatan manusia untuk memanfaatkan sumberdaya hayati perairan (aquatic resources) yang berada di perairan tawar , payau maupun perairan laut. Usaha ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan manusia akan ketersediaan protein untuk pertumbuhan maupun sebagai sumber tenaga. Usaha perikanan terdiri atas beberapa
komponen
yang
saling
bekaitan satu dengan yang lainnya, yaitu perikanan
tangkap
dan
perikanan
gear) adalah segala macam alat yang dipergunakan dalam usaha penangkapan ikan, termasuk alat tangkap, dan kapal bantunya ada dua metode penangkapan ikan yaitu metode penangkapan secara aktif dan metode penangkapan secara pasif. Metode
penangkapan
secara
pasif salah satunya adalah alat tangkap belat , alat tangkap ini mengandalkan arus pasang surut yang membawa ikan masuk kedalam daerah penangkapan dan
2
akan terperangkap ketika air surut
laku dan pola distribusi yang berbeda
banyak
baik siang maupun malam.
alat
tangkap
lain
yang
mengandalkan pasang surut di daerah ini seperti gombang, pengerih dan lainnya.
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk
Desa anak setatah adalah salah
mengetahui komposisi hasil tangkappan
satu daerah yang memiliki potensi
Belat pada siang dan malam hari di desa
perikanan yang berlimpah dan salah satu
Anak Setatah Kecamatan Rangsang
alat tangkap yang banyak digunakan
Barat Kabupaten Kepulauan Meranti
adalah alat tangkap belat, perkembangan
Provinsi Riau
daerah seperti kondisi social ekonomi
Manfaat
dari
penelitian
ini
masyarakat dan kegiatan perikanannya
adalah sebagai informasi bagi pihak-
belum dilakukan penelitian, padahal
pihak yang
kalau dilihat dari potensi sumberdaya
nelayan setempat untuk mengetahui
alamnya baik itu dari laut maupun
komposisi tangkapan Belat di perairan
pertanian
Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi
sangat
berpotensi
untuk
dikembangkan.
memerlukan khususnya
Riau.
Nelayan di kepulauan meranti mengoprasikan alat tangkap belat pada
3.1. Waktu dan Tempat
waktu siang hari dengan acuan pada
Penelitian ini akan dilaksanakan
pasang surut perairan, namun demikian
pada bulan Mei 2015. Penelitian ini
dengan adanya penelitian ini nelayan
dilakukan
akan melakukan pengoprasian pada
Kecamatan Rangsang Barat, Kabupaten
siang hari dan malam hari, penentuan
Kepulauan Meranti Provinsi Riau.
waktu
pengoprasian
di
desa
Anak
Sitatah,
cendrung
berdasarkan pada pengalaman turun
3.2. Bahan dan Alat Penelitian Adapun bahan dan alat yang
temurun, namun belum ada penelitian awal secara spesifik dilakukan untuk komposisi dan jumlah hasil tangkapan pada kedua waktu tersebut pada derah ini. Waktu penangkapan yang berbeda akan menghasilkan jumlah dan jenis hasil tangkapan yang berbeda hal ini diyakini karena ikan mempunyai tingkah
digunakan
yang
digunakan
pada
penelitian ini adalah : 1. alat tangkap belat dan angket 2. Stop watch dan botol hanyut (untuk mengukur kecepatan arus) 3.
Refractometer
untuk
mengukur
salinitas perairan 4. Termometer untuk mengukur suhu
3
5. Kamera untuk dokumentasi selama
sekunder adalah data yang di dapat dari
penelitian
instansi
6.
Sechi
disck
untuk
mengukur
maupun
sedangkan
kecerahan
pengukuran
7. Tali yang diberi pemberat untuk
perairan.
literature-literatur,
data
pendukung
parameter
berupa
lingkungan
mengukur kedalam perairan 8. Alat tulis dan meteran sebagai alat
3.3.2. Prosedur Penelitian Adapun langkah–langkah dalam
ukur.
penelitian ini antara lain: 3.3. Metode dan Prosedur Penelitian 1. Persiapan untuk melaut dari segi
3.3.1. Metode Penelitian
BBM, es balok, ransum dan lain Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode survei yaitu langsung
turun
kelapangan
untuk
sebagainya yang di perlukan untuk persedian selama melaut. 2. Penentuan
daerah
lokasi
mengikuti proses penangkapan ikan
penangkapan belat, ketika telah
muliai dari pemasangan
di
alat tangkap
tentukan
daerah
belat dan menghitung hasil tangkapan
penangkapannya
belat pada saat penaikan alat tangkap.
lakukan pengukuran parameter
Cara menghitung asil tangkapan yaitu dengan cara menghitung jumlah
maka
di
lingkungan. 3. Setelah di lakukan pengukuran
rata- hasil tangkapan per kg nya setiap
parameterlingkungan,dilanjutka
spesiesnya, lalu setelah diketahui jumlah
ndenganpengoprasianalat
hasil tangkapan setiap 1 kg nya, maka
tangkap belat .
setiap hasil tangkapan yang didapat per
4. Setelah belat dioprasikan maka
spesiesnya dikali dengan jumlah rata-
akan ditunggu selama ± 5-6 jam
rata setiap spesiesnya per kg nya maka
belat berada di perairan.
jumlah
ikan
per
sepesiesnya
akan
diketahui, Data
5. Mencatat
waktu
dan
ketiggian pasang dan surut yang
diambil
dalam
penelitian ini adalah data primer, data
dengan
memasang
tiang
mistar pada lokasi penelitian
sekunder dan data pendukung. Data
6. Setelah di lakukan penaikan alat
primer yang diambil adalah dengan cara
tangkap (hauling), maka hasil
mencatat wawancara
hasil kepada
tangkapan
dan
tangkapan
akan
dihitung
nelayan,
data
berdasarkan berat (kg) jenis dan
4
jumlah ikan yang tertangkap
keseluruhan jenis dan jumlah hasil
(ekor).
tangkapan
(ekor)
oseanografi
fisika
7. Penelitian dilakukan pada siang
dan
kondisi
(pasang
surut,
dan malam hari tergantung pada
kecepatan arus, kedalaman perairan,
nelayan yang mengoperasikan
salinitas, dan suhu)
alat tangkap belat tersebut. Pada
Untuk
mengetahui
adanya
siang hari di mulai dari pada
pengaruh perbedaan waktu terhadap
saat pengoprasian alat tangkap
jumlah hasil tangkapan belat per unit
pada saat mulai pasang
secara keseluruhan dalam jumlah hasil
dan
pada malam hari dihitung dari
berat
(Kg),
maka
saat mulai pasang pada saat alat
(Sudjana, 1982)
dilakukan
uji-t
tangkap baru di operasikan.
Kondisi perairan 3.4. Analisis Data Data yang di analisi yaitu jumlah
hasil
tangkapan
secara perairan
bercampur
lumpur
dimana
HASIL DAN PEMBAHASAN
bentuk pantainya landai dan berlumpur,
Hasil Penelitian
di sekitar pantai banyak ditumbuhi
Keadaan Umum Anak Setatah
vegetasi dan pohon mangrove yang
Anak setatah merupakan salah
tersebar luas di sekitar pinggiran pantai.
satu desa yang berada di Kecamatan
Lokasi pemasangan belat di desa anak
Rangsang Barat Kabupaten Kepulauan
sitatah terletak pada titik koordinat
Meranti.Luas desa anak setatah yaitu
101’47,4” LU-102039’2,1” BT.
980 Ha. Batas wilayah anak setatah yaitu sebelah utara berbatasan dengan
Pasang surut, suhu, kecerahan
Selat Malaka, Sebelah Timur berbatasan
dan kecepatan arus antara siang dan
dengan Desa Sialang Pasung, sebelah
malam hari relative sama. Pasang surut
selatan berbatasan dengan Desa Bantar
surut terendah 30 cm dan pasang
dan sebelah barat berbatasan dengan
tertinggi 400 cm Suhu air berkisar 27-
Desa Bantar/Selat Malaka. Ketinggian
28,6oC.Nilai suhu air tersebut cocok
tanah dari permukaan laut 3 meter
untuk kehidupan biota perairan terutama
dengan
bagi
topografi
dataran
rendah,
kehidupan
ikan.
Kecerahan
sedangkan daerah abrasinya 2,5 km.
perairan antara siang dan malam hari
Perairan
berkisar antara 22-50 cm. sedangkan
Anak
Setatah
merupakan
5
kecepatan
arus
perairan
tergolong
lambat yaitu antara 10-15 cm/dt.
pancang, semat dan alat tangkap belat setelah itu menuju daerah penangkapan dan
Kisaran salinitas perairan di Desa
Anak
Setatah
mengoperasikan
belat
dengan
menggunakan perahu/sampan.
Kecamatan
Rangsang Barat Provinsi riau relatif
Konstruksi Belat
sama antara siang dan malam hari
1. jaring belat : terbuat dari bahan
berkisar antara 35-40o/oo.
Polyetheline (PE) ukuran mesh size 0,5 inchi, panjang jaring 250 meter, lebar
Alat Tangkap Belat
2,5 meter.
Belat laut dalam dioperasikan sebelum pasang purnama yaitu pada waktu 11 hari bulan sampai 13 hari bulan dan dioperasikan pada saat air pasang tinggi dalam satu hari terjadi dua kali pasang siang dan malam hari pengoperasian belat dilakukan dua kali dalam satu hari siang dan malam hari , cara pengoperasian belat laut dalam dimulai dari persiapan melaut seperti mempersiapkan
pancang
dan
alat
tangkap belat setelah itu menuju daerah
2. tali ris atas dan tali ris bawah : diameter talinya 0,2 cm. panjang tali ris disesuaikan dengan panjang belat. Pada tali ris atas dilebihkan dalam setiap 8 meter
Belat laut tepi dioperasikan pada saat pasang purnama yaitu pada waktu 14 hari bulan sampai 17 hari bulan belat dioperasikan pada saat air laut surut dalam satu hari terjadi dua kali pasang siang dan malam hari
pengoperasian
dan
malam
hari
,
cara
pengoprasian belat laut tepi dimulai dari persiapan melaut seperti mempersiapkan
meter
untuk
3. pancang : tinggi pancang 5-6 meter, diameter 5 cm, dan terbuat dari pohon abaku (Rhizopora sp). 4. catak dan penyauk : terbuat dari besi yang berkuran 4-5 inchi. Daerah Penangkapan Daerah pengoperasian belat di desa Anak Setatah biasanya di lakukan di bibir pantai. Adapun titik koordinat lokasi pengoperasian alat tangkap belat ini yaitu: daerah penangkapan 1; 10 1’ 47” LU dan 1020 39’ 2” BT. Sedangkan daerah penangkpan 2; 10 1’ 45” LU dan 1020 39’ 1” BT. Parameter lingkungan di daerah
belat dilakukan dua kali dalam satu hari siang
3
mengikatkan tali ris ke pancang.
penangkapan dan mengoperasikan belat dengan menggunakan perahu/sampan.
dilebihkan
penangkapan adalah kecepatan arus berkisar 10-15 cm/s, kecerahan berkisar 34-36,5 cm, suhu berkisar 25,7-32,8o C, dan
salinitas
berkisar
35-40
6
Hasil Tangkapan Waktu pengamatan Pengam atan (hari)
Tanggal
Hari/bulan
1
29/30/05/2015
Siang
2
30/31/05/2015
10/11 sa’ban ’
11/12 sa ban ’
Malam
Kg 1,3
Ekor 18
1
31/01/06/2015
12/13 sa ban
0.8
84
4
01/02/06/2015
13/14 sa’ban
2
505
5
02/03/06/2015
14/15 sa’ban
2.8
588
6
03/04/06/2015
7
04/05/06/2015
15/16 sa ban ’
16/17 sa ban
Jumlah Rata-rata
Ekor
25
6051
20
5501
9
1282
11
2332
15
3056
10.5
2112
215
3
’
Kg
3.4
720
2.3
470
13.6 1.94
2900 414.28
berdasarkan jumlah (ekor) dan
Hasil
9.5 100 14.28
tangkapan
1566 21900 3128.57
yang
berat (kg) hasil tangkapan siang dan
terbanyak tertangkap pada siang hari
malam hari
hasil
maupun malam hari dalam jumlah
tangkapan pada siang yaitu 414.28 ekor
berat adalah udang putih (7kg) dan
dengan
rata-rata
(1.94 kg), sedangkan pada waktu malam hari jumlah rata-rata hasil tangkapan yaitu 3128.57 ekor(14.28 kg) dari tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata jumlah ekor dan kg hasil tangkapan
(66kg),
jumlah hasil tangkapan
malam hari jauh lebih banyak. Jenis ikan yang paling banyak tertangkap pada siang hari adalah ikan kapas
malam hari lebih besar dibandingkan
(1,2
dengan hasil tangkapan siang hari.
sedikit adalah ikan kakap putih dan
Pada
gulama masing masing 0,3 kg.
malam
hari
terlihat
bahwa
kg)sedangkan
yang
paling
kecenderungan hasil tangkapan
lebih
Sedangkan pada malam hari
tinggi
bulan
ikan terbanyak tertangkap adalah ikan
purnama yaitu 11 dan 12 hari bulan lalu
sembilang (9,5 kg) dan yang terendah
selajutnya
adalah ikan kurau dan belanak masing
konstan.
pada
waktu
sebelum
hasil tangkapan relatif
masing 0,8 kg.
jenis
7
Anonim. 2006. Panduan Jenis-Jenis
KESIMPULAN DAN SARAN
Penangkapan Ikan. Ramah
Kesimpulan
Lingkungan. COREMAP II.
Hasil tangkapn selama penelitian adalah
Direktorat Jenderal Kelautan,
sebanyak113,6kg.tangkapan malamhari
Pesisir
(100kg) dengan jumlah (21900ekor)
Kecil Departemen Kelautan
sedangkan tangkapan sianghari (13,6
Dan Perikanan. Jakarta.
Dan
Pulau-Pulau
kg) dengan jumlah (2900 ekor). Awaluddin. 1983. Penangkapan Ikan Dari hasil uji-t terhadap hasil
dengan Belat di Perairan
tangkapan belat (kg) siang hari dan
Kecamatan Tebing Tinggi
malam hari ternyata berbeda sangat
Kabupaten Bengkalis. Kertas
nyata . Hasil uji chi-square yang diambil
Karya, Fakultas Perikanan
berdasarkan jumlah
Universitas
komposisi jenis
Riau.
(tidak
hasil tangkapan (kg) terdapat perbedaan
diterbitkan). Pekanbaru. 45
komposisi jenis hasil tangkapan pada
hal.
waktu siang dan malam hari. Brant. A. 1968. Classification of Fishing
Saran Perlu berkelanjutan
diadakan pada
Gear. Pp 274-296. In H.
penelitiaan
semua
Kristjohnson (ed) Modern
musim
Fishing Gear of The World.
penangkapan sehingga data akan lebih
Fishing News (Books) Ltd,
baik. Sebaiknya ukuran mesh sizenya
London.
disesuaikan dengan ketentuan FAO agar lebih selektif lagi.
. 1984. Fish Catch Methods of the World, Fishing News
DAFTAR PUSTAKA Anonim.
2007.
Klasifikasi
Penangkapan Ikan Indonesia. Balai Besar Pengembangan Penangkapan
Book Ltd England
Alat
Boyd, C. E. 1979. Fishing Methods Diktas Kuliah Ilmu Teknik
Ikan,
Direktorat
Jenderal
Perikanan
Tangkap,
Penangkapan Ikan. Bagian Penangkapan.
Perikanan IPB. Bogor
Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta.
Fakultas
Daniel,
Mohar.
2002.
Pengantar
Ekonomi Pertanian, Cetakan
8
Pertama, PT. Bumi Aksara,
Jaya I. 2000. Instrumentasi dan Survey
Jakarta.
Kelautan
dan
Perikanan
dalam APlikasi Teknologi Elbrizon dan Tim Penyusun. 2003. Ilmu Perikanan
dan
Kelautan untuk Pengelolaan
Ilmu
Sumberdaya
dan
Laut.
dan
Techno and Fisheries 200.
Ilmu
Kelautan
Universitas
Riau.
1996.
Pelayanan
diterbitkan)
dan
Martasuganda S. 2002. Jaring Insang
203 hal.
(Gillnet).
Perikanan
Evaluasi
Pustaka
Fakultas dan
ILmu
Kelautan, IPB. 67 hal
Proyek Edisi Kedua. Jakarta: Gramedia
Jurusan
Sumberdaya
Perikanan,
Maspaitella dan RCG Varly.
PT.
Bogor:
Pemanfaatan
Gray, C, S Payaman, LK Sabur, PFL
Pengantar
Penerapan
IPB, Jakarta 31 hal (Tidak
Lembaga
Kajian (LPIK). Pekanbaru.
2005.
Badan
Teknologi dan HIMITEKA
Istilah
Informasi
Marine
Watch.
Pengkajian
Kumpulan
Perikanan,
Pelatihan
Sea
Pekanbaru.141 hal. Fauzi.
Pesisir
Kelautan. Fakultas Perikanan
Munzir. 2009. Daerah Penangkapan
Utama, 317 hal.
Ikan. Dikunjungi tanggal 12 Februari 2015.http://pondok-
Hela, I. and T. Laevastu. 1970. Fisheries
munzir.blogspot.com/2009/0
Oceanography Fishing News
6daerah-penangkapan-
(book) Ltd. London 238 p.
ikan.html. http://www.google.com/#q=jurnal+tenta ng+kontruksi+alat+tangkap+ belat
diakses
tanggal
2
Februari 2015
Nedelec,
C. and J. Prado.
1990.
Definition and Clasification of Fishing Gears Categories. FAO
FISEHRIES
Ibrahim, Yacob. 2009. Studi Kelayakan
TECHNICAL PAPER 222
Bisnis, Jakarta. 21 hal.
Rev.1,
FAO
Fisheries
Industries Division, Rome. 92p.
9
Nikijuluw, V. H. 2002. Sasi Sebagai Suatu
Pengolahan
Sumberdaya
Berdasarkan
Komunitas (Psbk) di Pulau Saparua
Maluku,
tahun
Behavioristik Ikan. Yayasan Abdurrab,
Pekanbaru.1949
hal.
Journal
Penelitian Perikanan Laut no. 93
Rab. T. 1985. Prinsip Dasar Fiso
1994.
Balai
Romimortarto, K dan S. Juwana. 2005. Biologi
Laut
Ilmu
Penelitian Perikanan Laut,
Pengetahuan tentang Biota
Badan
Laut. Djambatan, Jakarta.
Litbang
Pertanian,
Departemen
Pertanian
Jakarta
Said, R, M. Panjaitan dan Syafriadiman. 1993. Oseanografi I. Baahan
Evaluasi
Kuliah. Fakultas Perikanan
Proyek Liberty, Yogyakarta.
Universitas Riau. Pekanbaru,
200 hal
50 hal
Pudjosumarto,
M.
2001.
PurbayantoA, MRiyanto dan ADP Fitri.
Umar, Husein. 2000. Studi Kelayakan
2010. Fisologi dan Tingkah
Bisnis, Manajemen, Metode
Laku Ikan pada Perikanan
Dan Kasus. PT. Gramedia
Tangkap. Bogor: IPB Press.
Pustaka Utama. Jakarta
Purwanto, 2000. Kondisi Sumberdaya
Wyrtki, K. 1961. Phyical Oceanography
Manusia Indonesia. Peluang
of the South East Asian
dan
Waters. Naga Report Vol. 2
Tantangan
dalam
Aplikasi Teknologi Kelautan
Scripps,
untuk
Oceanography, California.
PengolahanSumberdaya Perikanan
Pesisir
Pelatihan dan
Marine Technoi
Fisheries
Watch
2000.
Indonesia,
Pengkajian Teknologi Institut
Laut.
Sea
Badan
Penerapan dan
Hemeteka
Pertanian
Jakarta 23 hal.
Bogor,
Institute