SEMINAR NASIONAL V SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 2009 ISSN 1978-0176
RANCANG BANGUN SURVEYMETER DIGITAL MENGGUNAKAN PANCAKE DETECTOR NUGROHO TRI SANYOTO, MOCH ROMLI, TOTO TRIKASJONO, Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir – Badan Teknologi Nuklir Nasional
Abstrak RANCANGBANGUN SURVEYMETER DIGITAL MENGGUNAKAN PANCAKE DETECTOR. Rancang bangun Surveymeter Digital menggunakan Pancake Detector ini digunakan untuk memonitor tingkat radiasi dari suatu lokasi yang diperkirakan ada benda atau zat radioaktif. Surveymeter pada dasarnya menerapkan prinsip kerja pencacah radiasi dengan melakukan konversi dari cacah ke mR/H dan mSv/H. Alat ini merupakan integrasi dari rangkaian catu daya tegangan tinggi DC, rangkaian pembalik pulsa, rangkaian pembentuk pulsa, sistem pencacah yang terdiri dari mikrokontroler ATMega8535 dan tombol-tombol sebagai pengatur waktu serta dilengkapi LCD M6132 sebagai penampil hasil pengukurannya. Perbedaan dari surveymeter yang telah dibuat adalah tegangan tinggi sebagai catu daya detektor dapat diatur sesuai dengan tegangan kerja detektor yang dipakai. Pada Chi Square Test dengan 10 data percobaan didapatkan nilai 2,137, nilai ini masih berada dalam rentang yang ditentukan yaitu antara 2,088 hingga 21,166. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, didapatkan tingkat kepercayaan sebesar 99 %, sehingga alat dapat dikatakan layak digunakan. Kata Kunci : Surveymeter, mR/H, mSv/H, Pancake Detector, mikrokontroler ATMega8535
Abstract DESIGN AND CONSTRUCT DIGITAL SURVEYMETER USING PANCAKE DETECTOR. Prototype of Digital Surveymeter using Pancake Detector useful to level radiation monitoring from location that estimated there are object or matter that contains radioactive. Basically, surveymeter apply principle of radiation counter by convert count to mR/H and mSv/H. This instrument is integrated by using HV DC, inverter GM, pulse shaping, counting system that consist of ATMega8535 microcontroller, and buttons as timer adjustable, and also LCD M6132 as display the results of measurement.By giving function generator pulse as simulation of GM detector pulse, is got 10 counting datas for stability counter test by Chi Square Test Method. From this statistical analysis got result 2,137, this result is still stay in span which is determined among 2,088 till 21,166. Persuant to the result of calculation, got trustable level equal to 99%, so that can be told this used competent appliance. Keywords : Surveymeter, mR/H, mSv/H, Pancake Detector, ATMega8535 Microcontroller
PENDAHULUAN Sistem proteksi radiasi menjadi sangat penting dalam suatu fasilitas nuklir karena melindungi manusia khususnya pekerja yang berhubungan dengan zat radioaktif. Pemantauan radiasi dimaksudkan untuk mengetahui secara langsung aktivitas radiasi pada suatu daerah kerja, sedang pemantauan radioaktivitas lingkungan dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kontaminasi radioaktif baik di daerah kerja maupun lingkungan di sekitar kawasan Nugroho Tri Sanyoto, dkk
instalasi nuklir. Sistem pemantau radiasi lingkungan ini pada dasarnya menerapkan prinsip alat cacah radiasi yang dipakai untuk mengukur aktivitas zat radioaktif dan memberikan data hasil pengukuran dalam bentuk cacahan per satuan waktu. Mengingat keterbatasan manusia yang tidak memiliki pengindera radiasi penimbul ionisasi, maka sepenuhnya harus tergantung pada instrumentasi untuk mendeteksi serta mengukur radiasi (Wardhana, W.A, 2007). Detektor yang digunakan pada rancang bangun ini adalah
151
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN
SEMINAR NASIONAL IV SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA,5 NOVEMBER 2009 ISSN 1978-0176
detektor isian gas keluarga Geiger Mueller jenis Pancake. Dengan menggunakan pancake detektor dengan luas permukaan rata maka diharapkan hasil cacah yang diperoleh lebih baik. Di samping itu tegangan rekomendasinya yang lebih rendah dibanding 2 jenis detektor Geiger Mueller lainnya (side window dan end window). Detektor GM Pancake hanya membutuhkan catu daya tegangan tinggi sekitar 450-550 VoltDC,
Catu Daya Tegangan Tinggi DC
DASAR TEORI Salah satu instrumen yang dibutuhkan dalam sistem proteksi radiasi adalah surveymeter yang berfungsi untuk memonitor tingkat radiasi dari suatu lokasi yang diperkirakan ada benda atau zat yang mengandung radioaktif. Surveymeter radiasi digunakan untuk mengukur tingkat radiasi dan biasanya memberikan data hasil pengukuran dalam laju dosis (dosis radiasi per satuan waktu), misal dalam mrem/jam atau µSv/jam (Suyati dkk, 2004). Surveymeter terdiri dari detektor dan peralatan penunjang elektronik lainnya,seperti pada Gambar 1. sehingga dapat memberikan informasi laju dosis (mrem/jam atau µSv/jam ) pada suatu tempat.
Gambar 1. Sistem Surveymeter
Pada penelitian yang telah dilakukan rancang bangun sebuah surveymeter dengan tegangan tinggi yang dapat diatur sesuai tegangan kerja Geiger Muller dilengkapi dengan sistem digital dalam penampil serta sistem konversi, dengan memanfaatkan mikrokontroler AVR ATMega8535 sebagai pengendali utamanya. Detektor GM Pancake Detektor merupakan suatu alat yang peka terhadap radiasi, apabila detektor terkena radiasi akan menghasilkan suatu tanggapan (response) tertentu yang akan diolah lebih lanjut oleh rangkaian inverter dan pembentuk pulsa, sehingga response detektor tersebut akan menjadi suatu informasi yang dapat diamati Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN
oleh indera manusia ataupun dapat diolah lebih lanjut untuk mendapatkan hasil pengukuran yang diperlukan (Supriyanto, A.P.2008). Detektor ini dicatu tegangan tinggi sesuai rekomendasi dan terkena zarah radiasi, akan terjadi proses ionisasi. Ion negatif bergerak ke anoda dengan kecepatan yang relatif lebih cepat dibanding ion positif yang bergerak ke katoda, sehingga keluaran detektor GM Pancake ini cenderung negatif. Agar detektor GM Pancake ini dapat bekerja, maka harus dicatu dengan tegangan tinggi DC yang direkomendasikan, yaitu sekitar 200-400 Volt DC. Mengingat sulitnya untuk menaikkan tegangan secara langsung menjadi tegangan yang lebih tinggi maka cara yang paling mudah adalah dengan memanfaatkan tegangan input (dalam rancang bangun ini digunakan baterai 9 volt yang dilewatkan IC LM7805) untuk memberikan daya pada suatu pembangkit gelombang bolak-balik dan suatu rangkaian penguat yang kemudian melipatkan tegangan tersebut dengan sebuah transformator yang sesuai, baru kemudian disearahkan lagi. Pembalik Pulsa (Inverter) Setelah detektor GM Pancake bekerja dan dikenai oleh zarah radiasi, maka akan dihasilkan pulsa keluaran yang berpolaritas negatif. Dalam rangkaian elektronika, hanya pulsa positif yang dapat diproses, untuk itu dibutuhkan rangkaian pembalik pulsa (inverter) pada sistem ini. Di samping berfungsi sebagai pembalik pulsa dan penyesuai impedansi, rangkaian ini jiga berguna untuk membangun warta dari detektor agar tidak terjadi penumpukan warta, yaitu memperpendek waktu lapuk warta dari detektor (Sudiono dkk, 2005). Pembentuk Pulsa Pulsa yang dihasilkan output detektor GM harus dimodifikasi atau dibentuk untuk hasil yang lebih baik dan dapat diterima oleh piranti berikutnya. Rangkaian pembentuk pulsa digunakan IC MC 14001BCP untuk pengkondisian sinyal, untuk selanjutnya dikondisikan menjadi sinyal digital yang dapat diolah oleh mikrokontroler.
152
Nugroho Tri Sanyoto, dkk
SEMINAR NASIONAL V SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 2009 ISSN 1978-0176
Satuan Sebelum sistem SI digunakan, satuan paparan sinar-X disebut roentgen dan diberi simbol R. Roentgen didefinisikan sebagai jumlah radiasi yang dihasilkan ion-ion yang membawa satu statcoulomb muatan dari tanda apapun per cm3 di udara bersuhu 00 C dan bertekanan 760 mmHg.(Cember, 1983). Karena penyinaran 1 R dapat disamakan dengan penyerapan 87.7 erg per gram udara atau dengan dosis udara sebesar 0.877 rad. Jika penyinaran diukur dari roentgen, maka kekuatan medan sinar gamma atau sinar-X diukur dalam satuan roentgen per menit atau miliroentgen per hour. Pada surveymeter standar banyak cacah 500 cpm setara dengan 0,3 mR/H, dari ketetapan inilah yang dijadikan dasar untuk melakukan perhitungan : 500 cpm = 0,3 mR/H 500 cp = 0,05 mR/menit 8,33 cps = 8,33 x 10-5 mR/s 1 cps = 10-5 x 3600 mR/jam Jadi, 1 cps = 0,036 mR/jam Untuk penunjukan cacah pada surveymeter, laju cacah dikonversikan berdasarkan persamaan cacah yang ditampilkan
akumulasi laju cacah ( cps ) pertambaha n waktu sec ara kontinu
.
Dari hasil persamaan ini, dapat dilakukan perhitungan laju dosis untuk penunjukan pada surveymeter. Selanjutnya dari hasil laju dosis ini, bisa dilakukan perhitungan untuk dosis serap dengan persamaan: Dosis serap = Laju dosis (MR/H)×
waktu _ tertentu (det ik ) 3600
mainan yang lebih baik dan canggih (Putra, A.E.2002). Mikrokontroler AVR ATmega8535 memiliki 8 Kbytes Flash PEROM (Programmable and Erasable Read Only Memory), dan seperti pada beberapa produk mikrokontroler dari Atmel Corporation, ATMega8535 menggunakan teknologi memori nonvolatile memory, di mana isi memori tersebut dapat ditulis ulang ataupun dihapus kembali berkalai-kali hingga 10.000 kali write/erase cycles. Liquid Crystal Display (LCD) Liquid Crystal Display (LCD) merupakan suatu modul penampil yang tersususn dari susunan dot matriks kristal cair. Suatu LCD tersusun dari dot matrix LCD Controller, segment driver, serta LCD panel. LCD yang digunakan adalah tipe M6132 yang terdiri dari 16 x 2 karakter. TATA KERJA Pada penelitian rancang bangun Surveymeter Digital, dibagi menjadi 2 jenis perancangan, yaitu perancangan hardware dan software. Perancangan hardware terdiri dari perancangan penyedia catu daya tegangan tinggi DC, inverter GM, pembentuk pulsa, dan minimum system untuk mikrokontroler yang dilengkapi dengan modul LCD seperti pada Gambar 2. Sedangkan perancangan software merupakan program yang ditanamkan di dalam mikrokontroler untuk konversi satuan dan penampil pada LCD M6132 seperti pada Gambar 3. Program ini dituliskan dalam bahasa BASIC di-compile dengan aplikasi BASCOMAVR dan ditanamkan pada mikrokontroler dengan menggunakan rangkaian downloader (uploader).
Mikrokontroler AVR ATmega8535
Perancangan Hardware (Perangkat Keras)
Sebagai teknologi yang relatif baru, yaitu teknologi semikonduktor dengan kandungan transistor yang lebih banyak namun membutuhkan ruang yang kecil, maka mikrokontroler dapat diproduksi dalam jumlah banyak sehingga harganya lebih murah bila dibandingkan dengan mikroprosessor. Sebagai kebutuhan pasar, mikrokontroler hadir untuk memenuhi selera industri dan konsumen akan kebutuhan dan keinginan alat-alat bantu dan
Perancangan perangkat keras meliputi detektor serta rangkaian elektronik lainnya seperti pada Gambar 2. Fungsi dari tiap bagian sistem di atas adalah : 1. Detektor GM Pancake, seperti pada umumnya detektor nuklir, detektor ini berfungsi sebagai transduser yang memanfaatkan interaksi radiasi sehingga
Nugroho Tri Sanyoto, dkk
153
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN
SEMINAR NASIONAL IV SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA,5 NOVEMBER 2009 ISSN 1978-0176
2.
3.
4.
5.
6.
7.
menimbulkan besaran lain yang mudah diukur atau dianalisa. Catu daya tegangan tinggi DC (HV DC), merupakan penyedia tegangan kerja untuk detektor GM Pancake. Pembalik pulsa (invereter) sebagai pembalik pulsa keluaran dari detektor GM yang merupakan pulsa negatif. Pembentuk pulsa (pulse shaping) berfungsi sebagai pembentuk pulsa, dengan tujuan pulsa yang dihasilkan lebih baik dan dapat diproses pada rangkaian berikutnya. Pada rancang bangun ini, pulsa yang dihasilkan pada pembentuk pulsa ini diharapkan memenuhi standar TTL agar dapat diolah oleh mikrokonroler. Rangkaian minimum system mikrokontroler ATMega 8535 merupakan rangkaian pendukung kinerja mikrokontroler. LCD M6132 sebagai penampil cacah dan hasil konversi yang dilakukan di dalam mikrokontroler. Tombol-tombol berfungsi sebagi sumber interupsi mikrokontroler untuk pengaturan
waktu dan perintah-perintah mulai atau berhenti mencacah.
Gambar 2. Blok diagram survey meter
Perancangan Software (Perangkat Lunak) Program yang ditanamkan pada mikrokontroler berfungsi untuk menjalankan tugas utama sesuai dengan aplikasi yang diinginkan seperti Gambar 3. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah BASIC yang ditulis pada software BASCOM-AVR yang juga berfungsi untuk meng-compile program, mengubah file beridentifikasi *.BAS menjadi *.HEX yang kemudian ditanamkan dalam mikrokontroler dengan menggunakan downloader (uploader)
Gambar 3. Diagram alir Program Surveymeter Digital Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN
154
Nugroho Tri Sanyoto, dkk
SEMINAR NASIONAL V SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 2009 ISSN 1978-0176
Pengujian Rangkaian HV DC HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN Seringkali dalam melakukan pencacahan radiasi, ada data hasil pencacahan yang fluktuasinya terlalu jauh sehingga menimbulkan keraguan terhadap hasil cacah itu sendiri. Data yang berfluktuasi memang wajar dalam suatu pencacahan, karena adanya sifat random dari atom yang memancarkan radiasi. Akan tetapi kalau fluktuasinya terlalu jauh menyimpang, ada kemungkinan hal itu disebabkan karena gangguan dari alat cacah, sehingga keandalan alat perlu diteliti ulang. Oleh karena itu, sebelum memakai atau menggunakan alat cacah (detektor dan pirantinya) perlu dilakukan uji keandalan alat (Wardhana,W.A, 2007).
Rangkaian tegangan tinggi seperti Gambar 4 adalah merupakan sub sistem dari Surveymeter. Rangkaian perlu dilakukan pengujian sebelum digabung menjadi sistem. Pada pengujian rangkaian tegangan tinggi DC dilakukan dua pengujian dengan sumber tegangan input yang berbeda, yaitu sumber tegangan rendah berupa regulator yang ada di laboratorium elektronika STTN-BATAN, dan baterai 9 Volt. Hasil pengujian stabilitas tegangan tinggi DC dengan regulator, baik tanpa beban seperti pada Tabel 1 serta dengan beban hasilnya pada Tabel 2, sedangkan Gambar 5 adalah tata cara pengujian tegangan tinggi, diambil data pada tanggal 26 Juni 2006:
Gambar 4. Tegangan tinggi
Gambar 5. Pengujian Teagangan Tinggi
Pada pengujian dengan baterai, yang digunakan adalah baterai 9 Volt sebanyak 2 Nugroho Tri Sanyoto, dkk
155
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN
SEMINAR NASIONAL IV SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA,5 NOVEMBER 2009 ISSN 1978-0176
buah, satu digunakan untuk mencatu kerja rangkaian HV DC dan satu lagi untuk mengatur (adjust) trafo CT. Untuk pengujian stabiltas catu daya tegangan tinggi DC dengan menggunakan baterai 9 volt dilakukan pada tanggal 29 Juni 2009, dan data diambil setiap 5 menit. Pengujian tegangan hasil keluaran rangkaian HV DC dengan menggunakan baterai cenderung mengalami penurunan, ini disebabkan konsumsi arus beban yang besar oleh trafo, sehingga baterai yang digunakan akan cepat habis.
Tidak cukup hanya diubah menjadi pulsa positif, tetapi karakteristik pulsa tersebut juga harus diatur. Dari hasil pengujian pada tabel 3, dapat dikatakan bahwa karakteristik pulsa keluaran rangkaian inverter telah sesuai dengan yang diharapkan. Tabel 3. Hasil pengujian rangkaian GM inverter No. 1.
Tabel 1. Data Pengujian HV DC (Vin Regulator) Tanpa Beban 2.
No
Waktu (WIB)
Tegangan Tinggi (Volt)
Frekuensi (Hz)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
13.05 13.10 13.15 13.20 13.25 13.30 13.35 13.40 13.45 13.50
640 640 640 640 640 640 640 640 640 640
10 KHz 10 KHz 10 KHz 10 KHz 10 KHz 10 KHz 10 KHz 10 KHz 10 KHz 10 KHz
3. 3. 4.
Waktu (WIB)
Tegangan Tinggi (Volt)
Frekuensi (Hz)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
14.00 14.05 14.10 14.15 14.20 14.25 14.30 14.35 14.40 14.45
560 560 560 560 560 560 560 560 560 560
10 KHz 10 KHz 10 KHz 10 KHz 10 KHz 10 KHz 10 KHz 10 KHz 10 KHz 10 KHz
Terukur
1 KHz
1 KHz
Pulsa kotak Positif
2,8 – 5,0 V
Pulsa kotak Positif Dapat diatur 3,6 V
≥ 10 KHz
10 KHz
0,5 – 3mS
Pulsa keluaran GM Inverter belum cukup bagus untuk diproses pada bagian selanjutnya. Untuk itu dibutuhkan rangkaian pembentuk pulsa yang berfungsi sebagai penguat dan pembentuk pulsa kotak (standar TTL/digital) dengan tinggi pulsa 5 Volt, dan lebar pulsa yang dapat diatur (2,8-5 mS). Tabel 4. Hasil pengujian rangkaian pembentuk pulsa No. 1. 2. 3. 4.
Pengujian Rangkaian GM Inverter Pada rangkaian elektronik hanya pulsa positif yang akan diproses, sehingga agar dapat diproses lebih lanjut pulsa negatif keluaran detektor GM diubah menjadi pulsa positif. Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN
Direncanakan
Pengujian Rangkaian Pembentuk Pulsa
Tabel 2. Data Pengujian HV DC (Vin Regulator) dengan Beban
No
Bagian yang diuji Frekuensi pulsa masukan Bentuk pulsa keluaran Lebar pulsa keluaran Tinggi pulsa keluaran Respon frekuensi maksimum
156
5. 6.
Bagian yang diuji Bentuk pulsa masukan
Direncanakan
Terukur
Pulsa kotak Positif
Frekuensi pulsa masukan Bentuk pulsa keluaran Lebar pulsa keluaran Tinggi pulsa keluaran Respon frekuensi maksimum
1 KHz
Pulsa kotak Positif 1 KHz
Digital
Digital
0,5 – 3 mS 2,8 – 5,0 V
Dapat diatur 5V
≥ 10 KHz
10KHz
Nugroho Tri Sanyoto, dkk
SEMINAR NASIONAL V SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 2009 ISSN 1978-0176
satu cabang ke rancang bangun dan satu cabang lagi ke frequency counter.
Pengujian Pencacah dengan Function Generator Sebagai tolok ukur untuk mengetahui unjuk kerja rancang bangun ini telah sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan atau belum, maka salah satu cara adalah dengan membandingkan hasil cacah dari rancang bangun ini dengan frequency counter. Pulsa keluaran dari function generator dicabang dua,
Gambar 6. Skema Pengujian Sistem Pencacah
Tabel 5. Hasil Pengujian Pencacah dengan Function Generator Freq Counter No
Freq Input (Hz)
C1
C2
AVR ATMega8535 C1
Cacah rata-rata
C2
Cacah rata-rata
Cps
mR/H
Cps
mR/H
1.
1
1
1
1
1
0.036
1,2
0.043
1,1
2.
10
10
10
10
10,2
O,3672
10,1
0,3636
10,15
3.
20
20
20
20
20,3
0,7308
20,2
0,7272
20,25
4.
40
40
40
40
41,9
1,5084
41,4
1,4904
41,65
5.
60
60
60
60
61,2
2,203
61,2
2,203
61,2
6.
80
80
80
80
81,7
2,941
82,7
2,977
82,2
7.
100
100
100
100
103,7
3,733
103,8
3,737
103,75
8.
120
120
120
120
126,3
4,547
126,1
4,540
126,2
9.
140
145
145
145
145,8
5,249
145,7
5,245
145,75
10.
160
167
167
167
167,2
6,019
166,2
5,983
166,7
11.
180
186
187
186,5
186.2
6,703
186,5
6,714
186,35
12.
200
206
207
206,5
205,3
7,391
205,7
7,405
205,5
13.
400
407
408
407,5
407,5
14,670
407,6
14,674
407,55
14.
600
608
608
608
608,7
21,913
608,8
21,917
608,75
15.
800
803
803
803
803,8
28,937
803,7
28,933
803,75
16.
1000
1002
1003
1002,5
1003,8
36,137
1003,3
36,119
1003,55
17.
1200
1207
1207
1207
1207,4
43,466
1207,6
43,474
1207,5
Dari pengujian linieritas alat terhadap frekuensi, didapatkan nilai koefisen korelasi r sebesar 0,999, hal ini menunjukkan bahwa alat memiliki liniearitas yang mendekati sempurna terhadap perubahan frekuensi. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa hasil rancang bangun ini telah sesuai dengan yang direncanakan. Pengujian Kestabilan Surveymeter Digital Gambar 7. Linearitas Pencacah dengan Frequency Counter
Nugroho Tri Sanyoto, dkk
Sebelum melakukan pengujian kestabilan surveymeter digital ini, harus dicari terlebih
157
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN
SEMINAR NASIONAL IV SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA,5 NOVEMBER 2009 ISSN 1978-0176
dahulu tegangan kerja Pancake Detector agar surveymeter dapat bekerja dengan baik.
Gambar 8. Tegangan kerja detektor pancake
Dari grafik tersebut, didapat daerah plato tegangan kerja detektor antara 240-300 Volt
DC, dengan persamaan V , maka didapat tegangan kerja detektor sekitar 270 Volt DC.Setelah didapat tegangan kerja detektor, dapat dilakukan pengujian kestabilan surveymeter. Pada pengujian kestabilan surveymeter digital ini digunakan sumber radioaktif Cs-137 dengan aktivitas 9,848 µCi pada 1 Juli 2006. Pengujian dilakukan pada tanggal 13 Juli 2009, dengan melakukan pencacahan 10 kali dengan masing-masing waktu pencacahan 10 detik, tercantum pada Tabel 6.
Tabel 6. Data Pengujian Kestabilan Surveymeter
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 n = 10
Cacah 9268 9234 9256 9276 9199 9297 9253 9234 9135 9276
X
i
(Xi X ) 25,2 8,8 13,2 33,2 43,8 54,2 10,2 8,8 107,8 33,2
X ) 2
KESIMPULAN
( Xi X ) 2 19749,6 = = 2,137 9242,8 X
Hasil ini menunjukkan hasil pengukuran saat alat beroperasi. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan menggunakan metode Chi Square Test. Berdasarkan teori, nilai Chi Square Test (X2) untuk 10 data berada pada rentang 2,088 hingga 21,166 . Dari data hasil pengujian, didapatkan nilai Chi Square Test sebesar 2,137 dan tingkat kepercayaan sebesar 99 %, ini berarti hasil pengukuran diterima karena masih dalam rentang yang telah ditentukan dan alat ini layak digunakan.
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN
i
19749,6
Menghitung harga Chi Square Test (X2):
X
2
635,04 77,44 174,24 1102,24 1918,44 2937,64 104,04 77,44 11620,84 1102,24
(X
= 92428
X =9242,8
2=
(Xi X )
Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan : 1. Telah dibuat dan diuji coba Digital Surveymeter dengan tegangan yang dapat diatur sesuai tegangan kerja GM Pancake dilengkapi penampil dalam dua satuan laju dosis sekaligus (mR/h dan mSv/h) yang dapat berfungsi sebagai alat proteksi radiasi. 2. Nilai yang didapatkan melalui analisis Chi Square Test dari 10 data diperoleh nilai sebesar 2,143 dengan tingkat kepercayaan 99 %. Dari nilai tersebut, Digital Surveymeter ini dapat dikatakan layak digunakan.
158
Nugroho Tri Sanyoto, dkk
SEMINAR NASIONAL V SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 2009 ISSN 1978-0176
DAFTAR PUSTAKA 1.
ARYA WARDHANA, WISNU. 2007 , Teknologi Nuklir “Proteksi Radiasi dan Aplikasinya”, Penerbit Andi, Yogyakarta.
2.
SUPRIYANTO, ANGGARA P. 2008, Simulator Surveymeter Digital Berbasis Mikrokontroler untuk Mengukur Paparan Radiasi Lingkungan”, STTN- BATAN, Yogyakarta.
3.
SUYATI, DKK. 2004, Mengenali Perbedaan Fungsi Berbagai Jenis Pemantau Radiasi Berbasis Pengionan Gas. BATAN, Jakarta.
4.
SUDIONO, DKK. 2006. Petunjuk Praktikum Elektronika Nuklir. STTN-BATAN. Yogyakarta.
5.
CHAMBER, HERMAN, 1983, Pengantar Fisika Kesehatan, Pegamon Press Inc, USA
TANYA JAWAB Pertanyaan 1. Apa istimewanya dari surveymeter yang dibuat ? 2. Apa bedanya detektor pencake dan side window? 3. Berapa tegangan yang mampu dihasilkan dengan model trafo tersebut ? 4. Bagaimana pengaturan GM untuk tegangan yang tak sama ? 5. Bagaimana tingkat kestabilannya ? Jawaban 1.
2.
Istimewanya adalah tegangan tinggi sebagai catu daya dapat diatur sesuai dengan tegangan kerja detector Detektor Pancake adalah detector jenis isian gas dengan bentuk bulat pipih serta detector ini peka terhadap radiasi beta dan gamma pada sisi samping
Nugroho Tri Sanyoto, dkk
159
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN
SEMINAR NASIONAL IV SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA,5 NOVEMBER 2009 ISSN 1978-0176
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN
160
Nugroho Tri Sanyoto, dkk