PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2015........ TENTANG MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN A.
UMUM Kebakaran diinginkan,
baik
senantiasa menyangkut
menimbulkan kerusakan
hal-hal
harta
yang
benda,
tidak
kerugian,
gangguan terhadap kelestarian lingkungan, terhentinya proses produksi barang dan jasa serta bahaya terhadap keselamatan jiwa manusia. Kebakaran
yang
terjadi
di
pemukiman
padat
penduduk
bisa
menimbulkan akibat-akibat sosial, ekonomi dan psikologi yang luas. Kota Tangerang Selatan sebagai daerah metropolitan, perdagangan dan jasa yang berkembang pesat sangat diminati oleh penduduk dari berbagai daerah di Indonesia. Dengan meningkatnya jumlah penduduk dan padatnya wilayah permukiman, hunian, selain menimbulkan dampak positif juga di sisi lain dapat menimbulkan dampak negatif yaitu rentan terjadinya musibah kebakaran. Penanganan kebakaran merupakan salah satu wujud upaya perlindungan kepada masyarakat. Upaya penanganan kebakaran tidak akan berjalan optimal apabila hanya mengandalkan peranan Pemerintah dan Pemerintah Daerah saja, akan tetapi merupakan tanggung jawab bersama antara Pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakat yang terpadu dan terkoordinasi. Upaya
peningkatan
peran
serta
masyarakat
untuk
ikut
berpartisipasi bersama-sama petugas Kantor Pemadam Kebakaran dalam penanggulangan bahaya kebakaran yang terjadi di wilayahnya mutlak dilakukan,
karena tanpa peran serta masyarakat tersebut sulit bagi
petugas Kantor Pemadam Kebakaran dapat secara optimal melaksanakan tugasnya untuk melakukan pencegahan dan pemadaman kebakaran, mengingat sumber daya manusianya yang terbatas.
2 Diharapkan dengan ditetapkannya Peraturan Daerah tentang Manajemen
Pencegahan
dan
Penanggulangan
Bahaya
Kebakaran
nantinya dapat memperlihatkan peran yang lebih besar bagi petugas pemadam kebakaran dalam melaksanakan tugasnya dalam kegiatan pencegahan, penanggulangan bahaya kebakaran dan bencana lain, serta pengendalian keselamatan jiwa. B.
PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas. Pasal 3 Yang dimaksud dengan pencegahan kebakaran adalah usaha menyadari atau mewaspadai akan faktor-faktor yang menjadi sebab munculnya atau terjadinya kebakaran, dan mengambil langkahlangkah
untuk
mencegah
kemungkinan
tersebut
menjadi
kenyataan. Sedangkan
penanggulangan
kebakaran
adalah
usaha
yang
dilakukan untuk memadamkan api serta mencegah meluasnya kebakaran. Pasal 4 Ayat (1) Huruf a Yang dimaksud dengan tempat isolasi tumpahan adalah alat pengisolasi tumpahan bahan apabila terjadi kecelakaan yang mengakibatkan tumpahnya bahan-bahan berbahaya. Huruf b Cukup jelas. Huruf c Cukup jelas. Huruf d Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas.
3 Pasal 5 Ayat (1) Yang
dimaksud
dengan
kendaraan
umum
seperti
bus,
sedangkan kendaraan khusus adalah kendaraan yang khusus mengangkut bahan berbahaya. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Pasal 6 Ayat (1) Yang dimaksud dengan lingkungan permukiman yang tertata seperti real estate, komplek perumahan. Yang dimaksud dengan lingkungan permukiman yang tidak tertata seperti perumahan padat tanpa penunjang jalan/jalan lingkungan dan perumahan kumuh. Ayat (2) Cukup jelas. Pasal 7 Ayat (1) Huruf a Cukup Jelas. Huruf b Cukup Jelas. Huruf c Yang dimaksud dengan sistem pengendalian asap
adalah
suatu sistem alami atau mekanis yang berfungsi untuk mengeluarkan asap dari bangunan gedung atau bagian bangunan gedung sampai batas aman pada saat kebakaran terjadi. Huruf d Cukup Jelas. Ayat (2) Yang dimaksud dengan potensi bahaya kebakaran adalah suatu keadaan
yang
kebakaran.
memungkinkan
atau
dapat
menimbulkan
4 Ayat (3) Cukup Jelas. Ayat (4) Yang dimaksud dengan Manajemen Keselamatan Kebakaran Gedung
adalah
bagian
dari
manajemen
gedung
untuk
mewujudkan keselamatan penghuni bangunan gedung dari kebakaran dengan mengupayakan kesiapan instalasi proteksi kebakaran agar kinerjanya selalu baik dan siap pakai. Pasal 8 Cukup jelas. Pasal 9 Ayat (1) Yang dimaksud dengan proteksi kebakaran adalah peralatan sistem perlindungan atau pengamanan bangunan gedung dari kebakaran yang dipasang pada bangunan gedung. Ayat (2) Cukup jelas. Pasal 10 Ayat (1) Yang dimaksud dengan pasar adalah serangkaian sistem yang tidak
hanya
terbatas
pada
tempat
yang
bisa
mengatur
kepentingan pihak pembeli terhadap kepentingan penjual. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (4) Cukup jelas. Pasal 11 Cukup jelas. Pasal 12 Cukup jelas. Pasal 13 Cukup jelas. Pasal 14 Cukup jelas.
5 Pasal 15 Cukup jelas. Pasal 16 Cukup jelas. Pasal 17 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Rumah tinggal tunggal disebut juga rumah terpisah yang berdiri sendiri. Rumah tinggal dipakai biasanya hanya untuk satu keluarga dan jarak antar rumahnya berjauhan. Rumah
deret
sederhana
merupakan
jenis
hunian
yang
bangunan/unit rumahnya menempel satu dengan lainnya, yang pada umumnya berderet maksimal 6 (enam) unit, dan tipe kecil dengan luas persil di bawah 200m2 (dua ratus meter persegi). Pasal 18 Huruf a Cukup jelas. Huruf b Cukup jelas. Huruf c Kompartemenisasi adalah usaha untuk mencegah penjalaran api dengan membuat pembatas dinding, lantai, kolom, balok yang tahan terhadap api untuk waktu yang sesuai dengan potensi bahaya kebakaran yang dilindungi. Huruf d Cukup jelas. Pasal 19 Cukup jelas. Pasal 20 Cukup jelas. Pasal 21 Cukup jelas. Pasal 22 Cukup jelas.
6 Pasal 23 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Prasarana dan sarana penanggulangan kebakaran antara lain : hidran halaman, tandon air, pos pemadam kebakaran, mobil pemadam kebakaran, dan sistem deteksi dini. Ayat (4) Cukup jelas. Ayat (5) Cukup jelas. Ayat (6) Cukup jelas. Ayat (7) Cukup jelas. Pasal 24 Cukup jelas. Pasal 25 Cukup jelas. Pasal 26 Cukup jelas. Pasal 27 Cukup jelas. Pasal 28 Cukup jelas. Pasal 29 Cukup jelas. Pasal 30 Cukup jelas. Pasal 31 Huruf a Cukup jelas. Huruf b Cukup jelas.
7 Huruf c Cukup jelas. Huruf d Cukup jelas. Huruf e Yang dimaksud tindakan lain antara lain : a. Melakukan pemotongan fortal jalan yang merintangi mobil pemadam lewat, b. Melakukan pencabutan dan/atau pemotongan pagar/teralis bangunan yang menghambat proses pemadaman, c. Menggunakan peralatan yang diperlukan untuk membantu pemadaman dari pemilik di sekitar area kebakaran. Pasal 32 Cukup jelas. Pasal 33 Cukup jelas. Pasal 34 Cukup jelas. Pasal 35 Cukup jelas. Pasal 36 Cukup jelas. Pasal 37 Cukup jelas. Pasal 38 Cukup jelas. Pasal 39 Cukup jelas. Pasal 40 Cukup jelas. Pasal 41 Cukup jelas. Pasal 42 Cukup jelas. Pasal 43 Cukup jelas. Pasal 44 Cukup jelas.
8 Pasal 45 Ayat (1) Huruf a Yang dimaksud dengan bahan berbahaya antara lain : bahan padat mudah menyala secara spontan, selulosa, bensin, gas LPG, korek api, bahan peledak, asphalt/residu, kembang api, bahan cair mudah terbakar. Huruf b Cukup jelas. Huruf c Cukup jelas. Huruf d Cukup jelas. Huruf e Cukup jelas. Huruf f Cukup jelas. Huruf g Cukup jelas. Huruf h Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Pasal 46 Ayat (1) Akses pemadam kebakaran adalah akses atau jalan atau sarana lain yang terdapat pada bangunan gedung yang khusus disediakan untuk masuk petugas dan unit pemadam ke dalam bangunan gedung sedangkan sarana penyelamatan jiwa adalah sarana yang terdapat pada bangunan gedung yang digunakan untuk menyelamatkan jiwa dari kebakaran dan bencana lain. Ayat (2) Cukup jelas. Pasal 47 Cukup Jelas. Pasal 48 Cukup Jelas. Pasal 49 Cukup Jelas.
9 Pasal 50 Cukup Jelas. Pasal 51 Cukup Jelas. Pasal 52 Cukup Jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 61