PENGARUH TAKARAN BOKASHI PUPUK KANDANG SAPI DAN DOSIS GANDASIL D TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CAISIM (Brassica juncea L.) OLEH: WELFI FITRIYANTI NPM. 1310005301034 Fakultas Pertanian Jurusan Agroteknologi Universitas Tamansiswa Padang
ABSTRAK Percobaan pengaruh takaran bokashi pupuk kandang sapi dan dosis Gandasil D terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman caisim (Brasissica juncea L.) telah dilaksanakan di lahan Kantor Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang dari September - November 2014. Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui interaksi bokashi pupuk kandang sapi dan pupuk Gandasil D terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman caisim, untuk mengetahui takaran bokashi pupuk kandang sapi yang tepat terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman caisim.Percobaan ini menggunakan faktorial dengan dua faktor yang disusun berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor pertama adalah takaran bokhasi pupuk kandang sapi yaitu 0 ; 5 ; 10 ; dan 15 ton ha-1 . Faktor kedua adalah dosis Gandasil D yaitu 0 , 3 dan 6 g liter-1 air. yang diulang 3 kali. Data Hasil percobaan memperlihatkan tidak terjadi interaksi pemberian bokashi pupuk kandang dan Gandasil D terhadap pertumbuhan hasil tanaman caisim. Pemberian bokashi pupuk kandang takaran hingga15 ton/h dan Gandasil D dosis 6 g/liter tidak meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman caisim.
Kata kunci: caisim, Gandasil D, pupuk kandang sapi bokhasi. PENDAHULUAN Caisim merupakan
satu
Produksi caisim di Sumatera Barat
komoditas sayuran yang mempunyai arti
belum maksimal, untuk mengatasi hal
penting bagi masyarakat, baik secara
tersebut perlu adanya suatu upaya yang
ekonomis
kandungan
mengarah kepada pengelolaan budidaya
gizinya. Menurut (Haryanto et al.,2008)
sehingga produksi tanaman caisim dapat di
kandungan gizi caisim dalam 100 g bahan
tingkatkan. Salah satu upaya yang dapat
adalah : protein 2,30 g; lemak 0,30 g;
dilakukan yaitu dengan penambahan bahan
karbohidrat 4,00 g; kalsium 220,0 mg; P
organik melalui pemupukan, diantaranya
38,00 mg; zat besi 2,90 mg; vitamin A
dengan menggunakan pupuk kandang sapi
1,940 mg; vitamin B 0,09 mg; vitamin C
yang dikomposkan.
maupun
dari
salah
120,00 mg. Kegunaan lain caisim adalah dapat
menghilangkan
ditenggorokan
pada
rasa
gatal
penderita
batuk,
Pupuk beberapa
kandang kali
mikroorganisme
sapi
mengalami
perombakan tanah
untuk
dengan menjadi
penyembuh sakit kepala, bahan pembersih
humus bahan organik. Menurut Wididana
darah dan dapat membantu memperbaiki
dan Higa (2005) pemberian EM4 pada
fungsi kerja ginjal.
proses
pembuatan
bokashi
dapat 1
meningkatkan keragaman dan populasi mikroorganisme,
sehingga
dapat
Penggunaan Gandasil D dirasa lebih efektif,
hal
ini
dapat
dilihat
dari
mempercepat proses penguraian. Lingga
penyerapan hara pupuk yang diberikan
dan
bokashi
berjalan lebih lebih cepat, tanaman lebih
bahan
cepat tumbuh terutama tanaman sayuran
organiknya dapat digunakan sebagai pakan
daun dan tanah tidak rusak atau jenuh.
oleh mikroorganisme untuk berkembang
Menurut Lingga dan Marsono (2010)
biak
pupuk daun Gandasil D digunakan untuk
Marsono
dimasukkan
(2010) kedalam
dalam
tanah,
bila tanah,
sekaligus
sebagai
tambahan persediaan unsur hara bagi
meransang
tanaman.
Keuntungan menggunakan Gandasil D
Pupuk
kandang
vegetatif.
mempunyai
antara lain respon terhadap tanaman sangat
kandungan hara yang rendah, namun
cepat karena langsung dimanfaatkan oleh
kandungan
tanaman. Pada umumnya dalam budidaya
unsur
sapi
pertumbuhan
haranya
lengkap.
Ditinjau dari efisiensi pemanfaatan unsur
tanaman
hara yang dibutuhkan untuk tanaman
mengandalkan pupuk melalui akar yang
caisim
mayoritas berisi hara makro. Dengan
yang
berumur
pendek
perlu
caisim
pemberian
seperti pupuk daun Gandasil D yaitu
kebutuhan hara mikro tanaman caisim juga
pupuk daun anorganik makro dan mikro
dapat terpenuhi dan
berbentuk kristal, yang pemakaiannya
dengan pemakaian pupuk daun maka akan
dilarutkan
dalam
terhindar dari kelelahan atau kerusakan
dengan
mudah
sehingga
dapat
D
hanya
dikombinasikan dengan pupuk anorganik
air
Gandasil
petani
diharapkan
yang terpenting
diserap
dan
seluruh
bagian
Pemupukan dengan bokashi pupuk
tanaman, sehingga mampu mendukung
kandang sapi mampu memperbaiki sifat
proses pertumbuhan dan perkembangan
fisik, kimia, dan biologi tanah sehingga
tanaman
merangsang
akan meningkatkan produksi tanaman
pertumbuhan daun. Kandungan unsur hara
sayuran. Dari hasil penelitian Elita (2010)
makro dan mikronya lengkap. Lingga dan
pemberian bokashi pupuk kandang sapi 10
Marsono (2010) menjelaskan kandungan
ton/ha dan 4 g/liter air menghasilkan
unsur makro pupuk daun Gandasil D yaitu,
pertumbuhan dan hasil tanaman Caisim
14 % N: 12 % P: 14 % K: 1% Mg. Dan
yang terbaik yaitu 68,89 g per plot.
mengandung unsur mikro seperti Cu, Mn,
Penggunaan bokashi pupuk kandang sapi
Bo, Zn, dan Cu, Co.
yang dikombinasikan dengan Gandasil D
ditranslokasikan
ke
terutama
untuk
tanah.
untuk tanaman caisim belum banyak 2
informasinya, sehingga perlu dilakukan
pengamatan terakhir disidik ragam, jika F
penelitian.
hitung lebih besar dari F tabel
Tujuan
penelitian
mendapatkan
adalah
dilanjutkan dengan uji Duncan’s New
antara pupuk
Multiple Range Test (DMRT) pada taraf
ini
interaksi
5 %
kandang sapi dan pupuk Gandasil D
5%.
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
Pelaksanaan
dilakukakan
caisim.
membersihkan
BAHAN DAN METODA Penelitian dilaksanakan di lahan Dinas
menyemaikan benih tanaman caisim dalam
Pertanian
Tanaman
Sumatera
Barat,
Pangan Kecamatan
Kilangan Kota Padang. digunakan dalam
Provinsi Lubuk
Bahan
yang
penelitian ini adalah
benih caisim varietas tosakan, polibag ukuran 30 x 35 cm, pupuk bokhasi pupuk kandang sapi, Gandasil D, dan Curater 3 G. Peralatan yang digunakan adalah cangkul, parang, timbangan, label, ajir, meteran, sprayer, tugal dan alat-alat tulis. Percobaan dilakukan dalam faktorial dengan
dua
faktor
yang
disusun
berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL).
Faktor pertama adalah
takaran
bokhasi pupuk kandang sapi (Pk) yaitu 0 -1
penelitian,
box plastik dengan media tanah
yang
dicampur pupuk bokhasi pupuk kandang sapi
dengan
perbandingan
1
:
1.
Menyiapkan media tanam, yang digunakan tanah lapisan olah yang terlebih dahulu dibersihkan, dan ditimbang
diayak,
kemudian
masing-masing 3,5 kg dan
dimasukkan
ke
Memberikan pemberian
dalam
perlakuan perlakuan
polibag.
dengan bokhasi
cara pupuk
kandang sapi dicampur dengan tanah dengan perbandingan 1 : 1, kemudian dimasukkan kedalam polibag. Sedangkan perlakuan Gandasil D dilakukan 3 kali, yaitu
1,
3,
penanaman.
dan
5
Perlakuan
minggu
setelah
Gandasil
D
-1
ton ha (Pk1); 5 ton ha (Pk2); 10 ton -1
ha (Pk3); dan 15 ton ha
-1
(Pk4), setara
dengan 0; 8,75; 17,5; 26,25 g polibag-1 bokhasi pupuk kandang.
Faktor kedua
adalah dosis Gandasil D (G) yaitu -1
tempat
dengan
0 g
diberikan dengan cara penyemprotan ke daun secara merata sesuai dengan dosis Gandasil D yang telah ditetapkan. Pengamatan
dilakukan
dengan
mengamati tinggi tanaman, panjang daun
-1
liter air (G1), 3 g liter air (G2) dan 6 g
terpanjang, lebar daun terlebar, jumlah
-1
liter air (G3). Perlakuan diulang 3 kali, sehingga didapat 36 plot.
Tiap
plot
terdapat 4 tanaman dan 2 tanaman secara
daun, panjang akar tunggang, bobot segar tanaman per rumpun dan bobot segar tanaman per plot.
acak dijadikan sebagai sampel. Data hasil 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tinggi tanaman
Sidik ragam tinggi tanaman caisim dengan pemberian bokashi pupuk kandang
interaksi tidak nyata. Tinggi tanaman caisim disajikan pada Tabel 1.
dan dosis Gandasil D memperlihatkan Tabel 1. Tinggi tanaman caisim dengan pemberian beberapa takaran bokashi pupuk kandang dan dosis Gandasil D pada umur 8 MST Bokashi pupuk kandang (ton/ha)
Gandasil D (g/l) 0
3
6
Ratarata
------------------------- (cm) --------------------0 30,33 30,00 31,67 30,67 5 31,33 33,33 31,67 32,11 10 30,33 29,33 30,67 30,11 15 32,67 34,00 30,67 32,44 Rata-rata 31,17 31,67 31,17 KK (%) = 8,41 Angka pada baris dan kolom berbeda tidak nyata pada uji F taraf 5%.
Tabel 1 memperlihatkan bahwa
hasil tanaman caisim. Perlakuan tersebut memberikan tinggi tanaman yang rendah. Tanaman yang diberikan perlakuan pupuk organik tanpa pupuk anorganik , hasilnya tidak lebih baik bila dibandingkan dengan tanaman yang diberi pupuk anorganik atau kombinasi pupuk organik dan anorganik. Hal ini sesuai dengan pendapat Lingga dan Marsono
(2010)
pupuk
organik
pemberian bokashi pupuk kandang dan
mempunyai unsur hara makro dan mikro
dosis Gandasil D pada tanaman caisim
yang rendah dan tidak dapat langsung
tidak berbeda. Tinggi tanaman yang
diserap
tumbuh dijumpai pada pemberian bokashi
tanaman akan unsur hara masih belum
pupuk kandang takaran 15 ton/ha yaitu
terpenuhi akibat pertumbuhan tanaman
32,44 cm, selanjutnya diikuti takaran 5
pun jadi terhambat akan tetapi pada pupuk
ton/ha yaitu 32,11 cm, 0 ton/ha yaitu 30,67
anorganik meskipun unsur hara yang
cm dan 10 ton/ha yaitu 30,11 cm.
terkandung hanya unsur hara makro tetapi
Pemberian beberapa dosis Gandasil D
takaran
pada
kebutuhan tanaman dan langsung dapat
masing-masing
perlakuan
tidak
tanaman
haranya
sehingga
lebih
kebutuhan
pas
dengan
berbeda nyata. Hal ini disebabkan hara
diserap
yang terkandung dalam media sudah
tanaman akan unsur hara dapat terpenuhi
mencukupi untuk pertumbuhan tanaman
menjadi lebih baik.
caisin.
Panjang daun terpanjang Hasil yang diperoleh ini berbeda
dengan hasil
penelitian yang dilakukan
oleh Netti (2007) menunjukan bahwa pemberian pupuk nitrogen dan pupuk organik dalam jumlah besar memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan
tanaman
Sidik
sehingga
ragam
kebutuhan
panjang
daun
terpanjang
tanaman
caisim
dengan
pemeberian
beberapa
takaran
bokashi
pupuk kandang dan dosis Gandasil D memperlihatkan
interaksi
yang
berpengaruh tidak nyata. Rata-rata panjang 4
daun terpanjang tanaman caisim disajikan
dan
pada Tabel 2.
merupakan
Tabel 2. Panjang daun terpanjang tanaman caisim dengan pemberian beberapa takaran bokashi pupuk kandang dan dosis Gandasil D pada umur 8 MST
protoplasma yang berfungsi sebagai pusat
Bokashi Gandasil D (g/l) pupuk Ratakandang 0 3 6 rata (ton/ha) ------------------------- (cm) --------------------0 18,67 19,67 19,17 19,17 5 20,33 18,83 19,00 19,39 10 20,33 18,83 19,33 19,50 15 19,33 19,67 18,00 19,00 Rata-rata 19,67 19,25 18,88 KK (%) = 6,72
pembentukan
selanjutnya akan memacu pembelahan dan pemanjangan sel. Unsur hara nitrogen dan unsur
hara
mikro
aktivitas
fotosintesis
jaringan
pupuk kandang dan dosis Gandasil D pada
berperan
sebagai
penyusun klorofil sehingga meningkatkan
pemberian
bokashi
utama
proses metabolisme dalam tanaman yang
menghasilkan
takaran
Protein
penyusunan
Angka pada baris dan kolom berbeda tidak nyata pada uji F taraf 5%. Tabel 2 memperlihatkan bahwa beberapa
klorofil.
yang
akan
fotosintat
mengakibatkan
yang
perkembangan
meristematis
daun
pada sehingga
jumlah daun bertambah.
tanaman caisim terlihat berbeda tidak nyata. Rata-rata Panjang daun terpanjang
Lebar daun terlebar
tanaman caisim dijumpai pada pemberian
Sidik ragam lebar
daun terlebar
bokashi pupuk kandang takaran 10 ton/ha
tanaman caisim dengan pemberian bokashi
yaitu 19,50 cm, selanjutnya diikuti takaran
pupuk
5 ton/ha yaitu 19,39 cm, 0 ton/ha yaitu
memperlihatkan interaksi tidak nyata.
19,17 cm dan takaran 15 ton/ha yaitu
Lebar daun terlebar
19,00 cm. Pemberian beberapa dosis
disajikan pada Tabel 3.
Gandasil D pada masing-masing perlakuan
Tabel 3.
tidak berbeda nyata Panjang daun berbeda tidak nyata menununjukan
hasil
yang
berbeda
terhadap meningkatnya panjang daun. Menurut Ongaro dan Leyser (2008) jumlah daun
berdampak
pada
luas
total
penampang daun sehingga panjang daun juga semakin meningkat seiring dengan peningkatan Unsur
hara
konsentrasi mikro
pupuk
berperan
daun. sebagai
Takaran bokashi pupuk kandang (ton/ha)
kandang
dan
Gandasil
D
tanaman caisim
Lebar daun terlebar tanaman caisim dengan pemberian beberapa takaran bokashi pupuk kandang dan dosis Gandasil D pada umur 8 MST Dosis Gandasil D (g/l) Rata-rata 0
3
6
------------------------- (cm) --------------------0 11,67 11,83 12,00 5 13,83 11,50 11,50 10 12,33 11,50 11,83 15 12,00 12,33 11,33 Rata-rata 12,46 11,79 11,67 KK (%) = 9,13 Angka pada baris dan kolom berbeda tidak nyata pada taraf 5%.
11,83 12,28 11,89 11,89
uji F
katalisator dalam proses sintesis protein 5
Tabel 3 memperlihatkan bahwa pemberian
beberapa
takaran
bokashi
pupuk kandang dan dosis Gandasil D pada tanaman caisim terlihat berbeda tidak nyata.
Lebar
daun
tanaman
caisim
dijumpai pada pemberian bokashi pupuk
Bokashi Gandasil D (g/l) pupuk Ratakandang 0 3 6 rata (ton/ha) ------------------------- (helai) --------------------0 9,67 9,33 10,00 9,67 5 10,00 10,00 9,67 9,89 10 10,00 9,67 10,00 9,89 15 9,67 10,00 9,67 9,78 Rata-rata 9,83 9,75 9,83 KK (%) = 4,16 Angka pada baris dan kolom berbeda tidak nyata pada uji F taraf 5%.
Tabel 4 memperlihatkan bahwa
kandang takaran 5 ton/ha yaitu 12,28 cm, selanjutnya diikuti takaran 15 dan 10
pemberian
ton/ha yaitu 11,89 cm, sedangkan tanpa
pupuk kandang dan dosis Gandasil D pada
pemberian
kandang
tanaman caisim terlihat berbeda tidak
menghasilkan lebar daun terlebar 11,83
nyata. Jumlah daun tanaman terbanyak
cm. Pemberian beberapa dosis Gandasil D
dijumpai pada pemberian bokashi pupuk
pada
tidak
kandang takaran 10 dan 15 ton/ha yaitu
berbeda nyata. Menurut (Parnata, 2004) ini
9,89 helai, selanjutnya diikuti takaran 15
terlihat pada produksi tanaman caisim
ton/ha
dipengaruhi oleh pertumbuhan vegetatif
pemberian bokashi pupuk kandang yaitun
tanaman terutama daun tanaman. Daun
9,67 helai. Pemberian beberapa dosis
akan
Gandasil D pada masing-masing perlakuan
bokashi
masing-masing
mempengaruhi
pupuk
perlakuan
pertumbuhan
tanaman, semakin lebar permukaan daun
beberapa
yaitu
9,78
takaran
helai
bokashi
dan
tanpa
tidak berbeda nyata. Menurut
maka semakin banyak fotosintat yang akan
Jumin
(2002)
bahwa
dihasilkan , dengan penigkatan fotosintat
jumlah bakal daun yang terdapat pada
maka laju tumbuh tanaman dan hasil yang
embrio
didapatkan juga semakin besar.
karakteristik spesies. Jumlah ukuran daun
Jumlah daun
dipengaruhi oleh genotipe dan lingkungan.
Sidik ragam jumlah daun tanaman caisim dengan pemberian bokashi pupuk kandang dan Gandasil D memperlihatkan interaksi tidak nyata. Jumlah daun tanaman caisim disajikan pada Tabel 4.
biji
yang
masak
merupakan
Daun merupakan organ utama tempat berlangsungnya fotosintesis, oleh karena itu
jumlah
memungkinkan
daun
yang
distribusi
optimum (pembagian)
cahaya antar daun lebih merata. Distribusi cahaya yang lebih merata antar daun
Tabel 4. Jumlah daun tanaman caisim dengan pemberian beberapa takaran bokashi pupuk kandang dan dosis Gandasil D pada umur 8 MST
mengurangi kejadian saling menaungi antar daun sehingga masing-masing daun dapat
bekerja
sebagaimana
mestinya.
Peningkatan intensitas cahaya (hingga 6
tingkat
optimum)
meningkatkan
laju
ini disebabkan karena pemberian Gandasil
asimilasi bersih total tanaman sehingga
D dilakukan dengan cara penyemprotan
fotosintat yang tinggi ini mendorong
pada daun dan batang secara berkala
kecapatan
sehingga perlakuan tidak banyak jatuh
pembentukan
organ-organ
tanaman seperti daun.
keatas
Panjang akar tunggang
kedalam tanah selanjutnya diserap oleh
Sidik ragam panjang akar tunggang tanaman caisim dengan pemberian bokashi pupuk
kandang
dan
Gandasil
D
memperlihatkan interaksi tidak nyata. Panjang akar tunggang tanaman caisim
permukaan
Tabel 5. Panjang akar tunggang tanaman caisim dengan pemberian beberapa takaran bokashi pupuk kandang dan dosis Gandasil D.
dan
masuk
akar tanaman. Jumin (2002) menyatakan bahwa akar merupakan organ vegetatif utama yang memasok air, mineral dan bahan-bahan
yang
penting
untuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Sistem
disajikan pada Tabel 5.
tanah
perakaran
dikendalikan
tanaman
oleh
sifat
lebih
genetik
dari
tanaman yang bersangkutan, kondisi tanah atau media tanam. Ditambahkan oleh Irene (2001) tanaman dapat merespon dalam tiga
Bokashi pupuk kandang (ton/ha)
Gandasil D (g/l) 0
3
Ratarata
6
------------------------- (cm) --------------------0 8,67 7,17 6,33 5 9,33 9,33 7,67 10 9,67 9,67 8,33 15 8,33 8,67 8,67 Rata-rata 9,00 8,71 7,75 KK (%) = 20,34 Angka pada baris dan kolom berbeda tidak nyata pada taraf 5%.
memperoleh 7,39 8,78 9,22 8,56
beberapa
takaran
mengubah dengan
hara,
yaitu
geometri pertumbuhan
dengan
akar,
1)
kaitannya
akar,
2)
meningkatkan kemampuan menyerap ionuji F
Tabel 5 memperlihatkan bahwa pemberian
(3) cara untuk meningkatkan kemampuan
bokashi
pupuk kandang dan dosis Gandasil D pada tanaman caisim terlihat berbeda tidak
ion dalam tanah, dan 3) membentuk asosiasi dengan organisme lain yang dapat membantu mensuplai nutrisi. Bobot segar tanaman per rumpun
nyata. Panjang akar tunggang tanaman
Sidik ragam bobot segar tanaman
caisim dijumpai pada pemberian bokashi
per rumpun dengan pemberian bokashi
pupuk kandang takaran 10 ton/ha yaitu
pupuk
9,22 cm, selanjutnya diikuti takaran 5
memperlihatkan interaksi tidak nyata.
ton/ha yaitu 8,78 cm, 15 ton/ha yaitu 8,56
Rata-rata bobot segar tanaman per rumpun
cm dan 0 ton/ha yaitu 7,39 cm. Pemberian
disajikan pada Tabel 6.
kandang
dan
Gandasil
D
beberapa dosis Gandasil D pada masingmasing perlakuan tidak berbeda nyata. Hal 7
Tabel 6. Bobot segar tanaman per rumpun dengan pemberian beberapa takaran bokashi pupuk kandang dan dosis Gandasil D.
merupakan karakteristik spesies. Jumlah daun
dipengaruhi
oleh
genotip
dan
lingkungan. Daun merupakan organ utama Bokashi pupuk kandang (ton/ha)
Gandasil D (g/l) 0
3
6
Ratarata
------------------------- (g) --------------------0 80,00 63,33 73,33 72,22 5 86,67 70,00 63,33 73,33 10 90,00 76,67 80,00 82,22 15 80,00 96,67 83,33 86,67 Rata-rata 84,17 76,67 75,00 KK (%) = 21,52 Angka-angka pada baris dan kolom bobot segar tanaman per rumpun berbeda tidak nyata pada uji F taraf 5%.
Tabel 6 memperlihatkan bahwa pemberian
beberapa
takaran
tempat berlangsungnya fotosintesis, oleh karena itu jumlah daun yang optimum memungkinkan
distribusi
(pembagian)
cahaya antar daun lebih merata. Distribusi cahaya yang lebih merata antar daun
bokashi
mengurangi kejadian saling menaungi
pupuk kandang dan dosis Gandasil D pada
antar daun sehingga masing-masing daun
tanaman caisim terlihat berbeda tidak
dapat
nyata. Bobot segar tanaman per rumpun
Peningkatan intensitas cahaya (hingga
dijumpai pada pemberian bokashi pupuk
tingkat
kandang takaran 15 ton/ha yaitu 86,67 cm,
asimilasi bersih total tanaman sehingga
selanjutnya diikuti takaran 10 ton/ha yaitu
fotosintat yang tinggi ini mendorong
82,22 g, 5 ton/ha yaitu 73,33 g dan 0
kecapatan
ton/ha yaitu 72,22 g. Pemberian beberapa
tanaman seperti daun.
dosis Gandasil D pada masing-masing
Bobot segar tanaman per plot
perlakuan tidak berbeda nyata. Berdasarkan
hasil
bekerja
sebagaimana
optimum)
mestinya.
meningkatkan
pembentukan
laju
organ-organ
Sidik ragam bobot segar tanaman pembahasan
pada jumlah daun berbeda tidak nyata
per plot dengan pemberian bokashi pupuk kandang dan Gandasil D memperlihatkan interaksi tidak nyata. Bobot segar tanaman
maka akan berpengaruh terhadap bobot segar tanaman perumpun, dijelaskan oleh Jumin (2002) bahwa jumlah bakal daun
per plot disajikan pada Tabel 7. Tabel 7 memperlihatkan bahwa pemberian
beberapa
takaran
bokashi
pupuk kandang dan dosis Gandasil D pada yang terdapat pada embrio biji yang masak
tanaman caisim terlihat berbeda tidak nyata. Bobot segar tanaman per plot 8
terberat dijumpai pada pemberian bokashi
dan
pupuk kandang takaran 15 ton/ha yaitu
Berkesinambungan dengan bobot segar
238,89 g, selanjutnya diikuti takaran 0
tanaman caisim, baik per plot maupun per
ton/ha yaitu 228,89 g, 5 ton/ha yaitu
rumpun berpengaruh pada jumlah tanaman
226,67 g dan 10 ton/ha yaitu 225,56 g.
dengan hasil tertinggi takaran bokashi
Pemberian beberapa dosis Gandasil D
pupuk kandang 15 ton/ha.
pada
masing-masing
hara
dan
air.
tidak
Pemberian bokashi pupuk kandang
statistik,
dengan takaran 15 ton/ha telah mampu
pemberian gandasil D dengan dosis 0
meningkatkan bobot segar tanaman caisim.
g/liter air yaitu 240,83 g menghasilkan
Kenyataan ini disebabkan oleh karena
bobot segar tanaman per plot terberat jika
unsur nitrogen, fospor dan kalium yang
dibandingkan dengan dosis 3 dan 6 g/liter
terkandung dalam bokashi pupuk kandang
air. Pemberian takaran bokashi pupuk
sapi
kandang 15 ton/ha dan dosis gandasil D
pertumbuhan
dengan dosis 0 g/liter air secara jelas
(2004), menyatakan bahwa nitrogen dalam
meningkatkan bobot segar tanaman caisim.
jumlah yang cukup akan memberikan
Tabel 7. Bobot segar tanaman per plot dengan pemberian beberapa takaran bokashi pupuk kandang dan dosis Gandasil D.
pertumbuhan tanaman yang baik dan unsur
berbeda
Bokashi pupuk kandang (ton/ha)
nyata
perlakuan
ketersediaan
menurut
uji
3
dapat
meningkatkan
vegetatif.
Dwijoseputro
sangat
pembentukan
diperlukan
bagian-bagian
untuk vegetatif
seperti batang dan daun.
Gandasil D (g/l) 0
nitrogen
telah
6
Ratarata
------------------------- (g) --------------------0 226,67 226,67 233,33 228,89 5 250,00 216,67 213,33 226,67 10 266,67 200,00 210,00 225,56 15 220,00 283,33 213,33 238,89 Rata-rata 240,83 231,67 217,50 KK (%) = 17,69 Angka-angka pada baris dan kolom bobot segar tanaman per plot berbeda tidak nyata pada uji F taraf 5%.
KESIMPULAN Kesimpulannya adalah tidak terjadi interaksi antara pemberian bokasi pupuk kandang 0 - 15 ton/ha dengan gandasil D 0 – 5 g/l tidak melihatkan pertumbuhan dan hasil caisim.
Chotimah
(2004)
menyatakan
bahwa akar dengan bobot basah yang berat dan panjang mengindikasikan akar dapat menyerap unsur hara dalam tanah dengan baik, sehingga bobot tanaman secara keseluruhan juga bertambah. Panjang akar dipengaruhi oleh tingkat distribusi akar 9
DAFTAR PUSTAKA Agustamar. 1990. Pupuk dan Pemupukan. Politeknik Pertanian Universitas Andalas Tanjung Pati. 52 hal. Alex, S. 2012. Sayuran dalam Pot. Pustaka Baru Press. Yogyakarta. 188 hal. Alex, S. 2012. Sukses Mengolah Sampah Organik Menjadi Pupuk Organik. Pustaka Baru Press.Yogyakarta. 163 hal. Chotimah RA. 2004. Pemanfaatan Limbah Lumpur (sludge) PT. Nestle Indonesia Sebagai Sumber Bahan Organik untuk Campuran Media Tanaman Pakchoi [skripsi]. Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Dwidjoseputro, D. 2004. Pengantar Fisiologi Tumbuhan, Edisi IV. Gramedia Pustaka utama. Jakarta. Haryanto,E.Suhartini, Rahayu dan Sunarjono. 2008. Sawi dan Caisim. Penebar Swadaya. Jakarta.112 hal. Indriani. 2010. Membuat kompas Secara Kilat. Penebar Swadaya. Bogor. 61 hlm Irene, R. 2001. Plant Physiology: Form and Function, Hodder & Stoughton : The Open University. Jumin, H.B. 2002. Agroekologi, Suatu Pendekatan Fisiologi. Rajagrafindo Persada. Jakarta. Kosman. 2010. Bokashi adalah Hasil Fermentasi Bahan Organik dengan Teknologi EM4.
Alam. Pusat Penelitian Tanah. Jakarta. Musnamar. 2003. Pupuk Organik (Cair dan Padat, Pembuatan, Aplikasi). Penebar Swadaya. Jakarta. Musnamar. 2010. Pupuk Organik Cair dan Padat Pembuatan, Aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta. 75 hal. Netti, N. 2007. Respon Pertumbuhan dan Hasil Terhadap Caisim (Brassica chinensis L.) Kombinasi Dosis Pupuk Nitrogen dan Pupuk Organik Granular. Fakultas Pertanian, UNSIKA. Kerawang. Ongaro, V dan O. Leyser. 2008. Hormonal Control of Shoot Branching. J. of Experimental Botany. Pracaya. 2005. Bertanam Sayuran Organik di Kebun, Pot, dan Polibag. Penebar Swadaya. Jakarta. 54 hal. Rini, A. 2011. Cara membuat pupuk organik. Pustaka Mina. Jakarta. 63 hal. Rinsema W.T. 2000. Pupuk dan Pemupukan. Baharata Karya Aksara. Jakarta. 205 hal. Rukmana.R. 2004. Bertanam caisim. kanisius.Yogyakarta. 143 hal. Sujatmika. 2010. Keuntungan Memupuk Lewat Daun. Trubus. Jakarta. 73 hal.
Wididana dan Higa. 2005. Memperpanjang Umur Produktif Cabai. Penebar Swadaya. Jakarta. 40 hal.
Lingga dan Marsono. 2010. Petunjuk penggunaan pupuk. Penerbit swadaya. Jakarta. 108 hal. Lukman Hakim dan S. Moersidi. 2010. Pembandingan dan Pengamatan Residu Beberapa Pupuk Fosfat 10
11